Untai Elektrik I. Untai Orde Tinggi & Frekuensi Kompleks. Dr. Iwan Setyawan. Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana. Untai 1. I.



dokumen-dokumen yang mirip
Untai 1. I. Setyawan. Materi. Referensi. Evaluasi Untai Elektrik I. Pendahuluan. Dr. Iwan Setyawan. Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana

Induktansi. Kuliah Fisika Dasar II Jurusan TIP, FTP, UGM 2009

Untai Elektrik I. Waveforms & Signals. Dr. Iwan Setyawan. Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana. Untai 1. I. Setyawan.

dv dt = 1 L o C = L = mth 2011

MATERI 2 MATEMATIKA TEKNIK 1 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM )

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

OSILASI ELEKTROMAGNETIK & ARUS BOLAK-BALIK

Rangkaian Listrik Arus dan Tegangan AC Sinusoidal dan Phasor

BAB 2 DASAR TEORI. Gambar 2.1 Rangkaian seri RLC

Analisis Kelakuan Sistem Orde Dua

RANGKAIAN RLC. I. TUJUAN 1. Untuk mengetahui sifat rangkaian RLC.

Respons Sistem dalam Domain Waktu. Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 4

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Persamaan Diferensial Orde II

Tujuan Mempelajari pengertian impedansi Mempelajari hubungan antara impedansi, resistansi, dan reaktansi pada rangkaian seri RC dan RL Mempelajari hub

MODUL 1 PENDAHULUAN, FENOMENA TRANSIEN & FUNGSI PEMAKSA TANGGA SATUAN

MATERI 2 MATEMATIKA TEKNIK 1 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA

GETARAN DAN GELOMBANG

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde II

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan

ANALISIS DOMAIN WAKTU SISTEM KENDALI

Sudaryatno Sudirham. Integral dan Persamaan Diferensial

SISTEM KENDALI OTOMATIS Analisa Respon Sistem

KAPASITOR DAN INDUKTOR

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

12/26/2006 PERTEMUAN XIII. 1. Pengantar

GAYA GERAK LISTRIK KELOMPOK 5

Mata Kuliah GELOMBANG OPTIK TOPIK I OSILASI. andhysetiawan

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2

Analisis Ajeg dari Sinusoidal

KONVERTER AC-DC (PENYEARAH)

Catatan Kuliah FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #8: Osilasi

ANALISIS RANGKAIAN. Oleh: Pujiono. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013

C.1 OSILASI GANDENG PEGAS

HAND OUT FISIKA DASAR I/GELOMBANG/GERAK HARMONIK SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

Arus Bolak Balik. Arus Bolak Balik. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung

EKSPERIMEN VIII PEMBANGKIT GELOMBANG (OSILATOR)

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

PENENTUAN FREKUENSI OSILASI LC DARI KURVA TEGANGAN INDUKTOR DAN KAPASITOR TERHADAP FREKUENSI. Islamiani Safitri* dan Neny Kurniasih

Rangkaian Arus Bolak Balik. Rudi Susanto

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam)

Gambar 1, Efek transien pada rangkaian RC

Fisika Dasar I (FI-321)

Bab 7 Persamaan Differensial Non-homogen

Hendra Gunawan. 25 April 2014

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA. Jl. Ganesha No 10 Bandung Indonesia SOLUSI

PENYELESAIAN MODEL RANGKAIAN LISTRIK ORDE-2 Oleh: Ir. Sigit Kusmaryanto, M.Eng

Antiremed Kelas 12 Fisika

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

KARAKTERISTIK KAPASITOR. Program Pendidikan Fisika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya, Tangerang 2014

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

Penerapan Bilangan Kompleks pada Rangkaian RLC

The Forced Oscillator

E 8 Pengisian dan Pengosongan Kapasitor

R +1 R= UR V+1 R= ( ) R +1 R= ( )

FASOR DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASAR RANGKAIAN LISTRIK

PENERAPAN TRANSFORMASI LAPLACE DALAM MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFERENSIAL LINEAR PADA RANGKAIAN SERI RLC SKRIPSI SITI FATIMAH AISYAH

GERAK HARMONIK. Pembahasan Persamaan Gerak. untuk Osilator Harmonik Sederhana

ANALISIS RANGKAIAN RLC ARUS BOLAK-BALIK

METODE NUMERIK PADA RANGKAIAN RLC SERI MENGGUNAKAN VBA EXCEL Latifah Nurul Qomariyatuzzamzami 1, Neny Kurniasih 2

By. Risa Farrid Christianti, S.T.,M.T.

Untai Elektrik I. Metode Analisis. Dr. Iwan Setyawan. Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana. Untai 1. I. Setyawan. Metode Arus Cabang

Percobaan III Gejala Transien

JAWABAN ANALITIK SEBAGAI VALIDASI JAWABAN NUMERIK PADA MATA KULIAH FISIKA KOMPUTASI ABSTRAK

KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA

Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana

LATIHAN UJIAN NASIONAL

Analisis Sinusoida. Dibuat Oleh : Danny Kurnianto Diedit oleh : Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

Moh. Khairudin, PhD. Lab. Kendali T. Elektro UNY. Bab 8 1

Rangkaian RL dan RC Dengan Sumber

Kapasitor dan Induktor

DERET FOURIER. n = bilangan asli (1,2,3,4,5,.) L = pertemuan titik. Bilangan-bilangan untuk,,,, disebut koefisien fourier dari f(x) dalam (-L,L)

SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK

Nama : Taufik Ramuli NIM :

UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

MODUL MATEMATIKA TEKNIK

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

E-Tutorial: Pemodelan Dan Simulasi Respon Transien Arus Dan Tegangan Pada Rangkaian RLC Menggunakan ATPDraw

SASARAN PEMBELAJARAN

Teknik Mesin - FTI - ITS

KAPASITOR : ANTARA MODEL DAN REALITA oleh : Sugata Pikatan

Copyright all right reserved

PEMBENTUKAN MODEL : AYUNAN (OSILASI) BEBAS. Husna Arifah,M.Sc

EL2005 Elektronika PR#02

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 12 (OSILATOR COLPITTS)

PEMBANGKITAN TEGANGAN TINGGI IMPULS

DAN RANGKAIAN AC A B A. Gambar 4.1 Berbagai bentuk isyarat penting pada sistem elektronika

INDUKSI EM DAN HUKUM FARADAY; RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi

Xpedia Fisika DP SNMPTN 08. Pertanyaan 1-3 berhubungan dengan tumbukan dua balok di atas meja tanpa gesekan. Sebelum tumbukan, balok bermassa m diam.

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN

Rangkaian Listrik II

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik

Arus & Tegangan bolak balik(ac)

Transkripsi:

Untai Elektrik I Untai Orde Tinggi & Frekuensi Kompleks Dr. Iwan Setyawan Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana

Pada bagian sebelumnya, dibahas untai RC dan RL dengan hanya satu elemen penyimpan energi. Untai seperti ini diselesaikan dengan persamaan diferensial orde 1. Jika terdapat 2 elemen penyimpan energi, persamaan diferensial yang dihasilkan adalah persamaan orde 2. Dalam bab ini, akan dibahas beberapa contoh untai orde 2.

Untai (1) Suatu persamaan diferensial orde 2 memiliki solusi yang dapat memiliki 3 bentuk, masing-masing bergantung pada elemen-elemen untai. Perilaku ini dapat dianalogikan dengan perilaku sistem mekanik berikut:

Untai (2) Sistem diatas terdiri atas sebuah pegas dengan konstanta k, sebuah damper dengan konstanta D dan sebuah massa M. Jika massa dipindahkan dari posisi diamnya pada t = 0, terdapat 3 kemungkinan gerakan yang terjadi: overdamped, critically damped atau underdamped (oscillatory). Perilaku diatas bergantung pada M, k dan D.

Untai (3) Bentuk gerakan yang mungkin terjadi ditunjukkan pada gambar berikut:

Untai (4) Untai RLC pada gambar berikut tidak memiliki sumber tegangan. KVL untuk untai ini setelah switch ditutup adalah: v R + v L + v C = 0 Ri + L di dt + 1 idt = 0 C

Untai (5) Dengan menurunkan persamaan terakhir, dan membagi dengan L, kita peroleh d 2 i dt 2 + R di L dt + 1 LC i = 0 Solusi persamaan ini memiliki bentuk i = A 1 e s 1t + A 2 e s 2t. Dengan memasukkan bentuk ini ke persamaan diferensial, kita peroleh: ( A 1 e s 1t s1 2 + R L s 1 + 1 ) ( +A 2 e s 2t s2 2 + R LC L s 2 + 1 ) = 0 LC

Untai (6) Dengan kata lain, jika s 1 dan s 2 merupakan akar-akar persamaan s 2 + (R/L)s + (1/LC) = 0, maka ( s 1 = R ) R 2 2L + 1 2L LC α + β ( s 2 = R ) R 2 2L 1 2L LC α β Pada persamaan diatas, α R/2L, β ω 0 1/ LC. α 2 ω 2 0 dan

Untai (7) Jika α > ω 0, sistem disebut overdamped. Dalam kasus ini, α dan β keduanya merupakan bilangan real positif. Dengan kata lain diperoleh i = A 1 e ( α+β)t + A 2 e ( α β)t = e αt (A 1 e βt + A 2 e βt )

Untai (8) Contoh soal 1: Sebuah untai dengan R = 200 Ω, L = 0.10 H dan C = 13.33 µf, memiliki muatan kapasitor awal sebesar Q 0 = 2.67 10 3 C. Sebuah switch ditutup pada t = 0 sehingga kapasitor dapat mengosongkan diri. Carilah arus transien.

Untai (9) Jawab: Pada untai ini diperoleh α = R 2L = 103 s 1 ω 2 0 = 1 LC = 7.5 105 s 2 β = α 2 ω 2 = 500 s 1 Jadi i = e 1000t ( A 1 e 500t + A 2 e 500t)

Untai (10) Jawab (cont.): Nilai A 1 dan A 2 ditentukan kondisi awal untai. Elemen induktor mengharuskan i(0 ) = i(0 + ). Muatan dan tegangan kapasitor pada t = 0 + harus sama dengan pada t = 0 dan v C (0 ) = Q 0 /C = 200 V. Dari sini diperoleh 0 = A 1 + A 2 ± 2000 = 500A 1 1500A 2 sehingga A 1 = ±2 dan A 2 = 2. Jika diambil A 1 positif, diperoleh i = 2e 500t 2e 1500t

Untai (11) Jawab (cont.): Plot arus transien ditunjukkan gambar berikut: Tanda A 1 dan A 2 ditentukan oleh asumsi polaritas muatan kapasitor dan arah arus.

Untai (12) Jika α = ω 0, sistem disebut critically damped. Dalam kasus ini, bentuk persamaan diferensial berubah, dan solusi yang sudah diturunkan diatas tidak berlaku. Persamaan diferensial menjadi berbentuk d 2 i dt + 2α di dt + α2 i = 0 Solusi persamaan ini berbentuk i = e αt (A 1 + A 2 t).

Untai (13) Contoh soal 2: Ulangi Contoh soal 1 dengan C = 10 µf, yang akan menghasilkan α = ω 0.

Untai (14) Jawab: Sama seperti sebelumnya, kita gunakan kondisi awal untuk mencari A 1 dan A 2. Karena i(0 ) = i(0 + ) maka 0 = A 1 + (A 2 0) dan A 1 = 0. Jadi di dt = d ( A2 te αt) ( = A 2 αte αt + e αt) dt dari sini dapat diperoleh A 2 = (di/dt) t=0 + = ±2000 sehingga i = ±2000te 103t.

Untai (15) Jawab (cont.): Sama seperti sebelumnya, polaritas ditentukan asumsi arah arus yang disebabkan polaritas tegangan awal kapasitor. Plot arus transien ditunjukkan pada gambar berikut.

Untai (16) Jika α < ω 0, sistem disebut oscillatory atau underdamped. Dalam kasus ini, s 1 dan s 2 adalah pasangan kompleks konjugat, atau s 1 = α + jβ dan s 2 = α jβ. Dalam kasus ini, β ω0 2 α2 Solusi persamaan ini dapat ditulis dalam bentuk i = e αt ( A 1 e jβt + A 2 e jβt) atau i = e αt (A 3 cos βt + A 4 sin βt)

Untai (17) Contoh soal 3: Ulangi Contoh soal 1 dengan C = 1 µf, yang akan menghasilkan α < ω 0.

Untai (18) Jawab: Pada untai ini diperoleh α = R 2L = 103 s 1 ω 2 0 = 1 LC = 107 s 2 β = 10 7 10 6 = 3000 rad/s 1 Jadi i = e 1000t (A 3 cos 3000t + A 4 sin 3000t)

Untai (19) Jawab (cont.): Nilai A 3 dan A 4 diperoleh dengan memperhatikan syarat awal i(0 + ) = 0 dan v C (0 + ) = 0. Dari sini diperoleh A 3 = 0 dan A 4 = ±0.667. Sama seperti sebelumnya, polaritas ditentukan asumsi arah arus yang disebabkan polaritas tegangan awal kapasitor.

Untai (20) Jawab (cont.): Plot arus transien ditunjukkan pada gambar berikut.

Untai (1) Misalkan sebuah untai sebagai berikut: Respon untai ini akan mirip dengan respon untai, yaitu berupa persamaan diferensial orde 2.

Untai (2) Menggunakan metode tegangan node diperoleh: v R + 1 t vdt + C dv L 0 dt = 0 (1) Dengan menurunkan persamaan diatas dan membagi dengan C, akan diperoleh d 2 v dt 2 + 1 dv RC dt + v LC = 0 Solusi persamaan ini akan memiliki bentuk: v = A 1 e s 1t + A 2 e s 2t (2)

Untai (3) Pada Persamaan (2), ( s 1 = 1 1 2RC + 2RC ) 2 1 α LC = α + 2 ω0 2 s 2 = 1 2RC ( 1 2RC ) 2 1 LC = α α 2 ω 2 0 dengan α = 1/2RC dan ω 0 = 1/ LC. Perhatikan bahwa α disini berbeda dari α pada rangkaian.

Untai (4) Jika α 2 > ω0 2 maka untai memiliki respon overdamped. Dalam kasus ini, solusi seperti pada Persamaan (2) berlaku.

Untai (5) Contoh soal 4: Misalkan sebuah untai dengan R = 1000 Ω, C = 0.167 µf dan L = 1.0 H, memiliki tegangan awal pada kapasitor sebesar V 0 = 50 V. Carilah v(t) jika switch ditutup pada waktu t = 0.

Untai (6) Jawab: Dalam kasus ini kita peroleh α = 1 2RC = 2994 α2 = 8.96 10 6 ω 2 0 = 1 LC Untai ini overdamped. Dari Persamaan (2) kita peroleh s 1 = α + α 2 ω0 2 = 1271 s 2 = α α 2 ω0 2 = 4717 = 5.99 106

Untai (7) Jawab (cont.): Pada waktu t = 0, V 0 = A 1 + A 2 dan dv dt = s 1 A 1 + s 2 A 2 t=0 Dari Persamaan (1), pada saat t = 0 dan tidak ada arus awal pada induktor, kita peroleh: V 0 R + C dv dt = 0 atau dv dt = V 0 t=0 RC

Untai (8) Jawab (cont.): Dari sini dapat diperoleh A 1 = V 0(s 2 + 1/RC) s 2 s 1 = 155.3 dan A 2 = V 0 A 1 = 50 155.3 = 105.3 Dengan memasukkan hasil ini ke Persamaan (2) kita peroleh v = 155.3e 1271t 105.3e 4717t V

Untai (9) Jawab (cont.): Plot tegangan ditunjukkan pada gambar berikut:

Untai (10) Jika ω 2 0 > α2, untai disebut underdamped atau oscillatory. Keadaan ini menghasilkan persamaan yang sama dengan kondisi underdamped pada untai, atau v = e αt (A 1 cos ω d t + A 2 sin ω d t) (3) dengan α = 1/2RC dan ω d = ω0 2 α2. Frekuensi ω d sering disebut dengan damped (radian) frequency.

Untai (11) Contoh soal 5: Sebuah untai memiliki R = 200 Ω, L = 0.28 H dan C = 3.57 µf. Kapasitor memiliki tegangan awal V 0 = 50 V. Carilah fungsi tegangan jika switch ditutup pada t = 0.

Untai (12) Jawab: Untuk untai ini, diperoleh: α = 1 RC = 1 = 700 2 200 3.57 10 6 α 2 = 4.9 10 5 ω0 2 = 1 LC = 1 = 106 0.28 3.57 10 6 Karena ω0 2 > α2, untai akan menunjukkan respon underdamped. Kita peroleh juga ω d = ω0 2 α2 = 10 6 (4.9 10 5 ) = 714

Untai (13) Jawab (cont.): Pada t = 0, V 0 = 50. Oleh karena itu, pada Persamaan (3) diperoleh A 1 = V 0 = 50. Dari persamaan tegangan node diperoleh: V 0 R + 1 t L 0 vdt + C dv dt = 0 dv dt = V 0 t=0 RC

Untai (14) Jawab (cont.): Dengan menurunkan Persamaan (3) dan membuat t = 0 kita peroleh: dv dt = ω d A 2 αa 1 = V 0 t=0 RC Karena A 1 = 50, maka A 2 = (V 0/RC) + V 0 α ω d = 49 sehingga v = e 700t (50 cos 714t 49 sin 714t) V

Untai (15) Kasus critically damped tidak akan dibahas disini, karena tidak banyak berguna dalam desain untai. Hal ini disebabkan karena respon untai dalam kasus ini, meskipun teredam, mendekati respon yang berosilasi.

Contoh soal tambahan (1) Contoh soal 6: Sebuah untai dengan R = 3 kω, L = 10 Hdan C = 200 µf. Sebuah sumber tegangan konstan sebesar 50 V dipasang pada saat t = 0. a. Carilah arus transien, jika kapasitor tidak memiliki muatan awal. b. Cari nilai maksimum arus dan waktu t saat nilai ini dicapai.

Contoh soal tambahan (2) Jawab (a.): Untuk untai ini kita peroleh: α = R 2L = 150 s 1 ω0 2 = 1 = 500 s 1 LC β = α 2 ω 2 = 148.3 s 1 Karena α > ω 0, untai ini termasuk jenis over-damped. Jadi, s 1 = α + β = 1.7 s 1 s 2 = α β = 298.3 s 1 dan i = A 1 e 1.7t + A 2 e 298.3t

Contoh soal tambahan (3) Jawab (a., cont.): Untai mengandung induktor, sehingga i(0 ) = i(0 + ) = 0. Juga, karena Q(0 ) = Q(0 + ) = 0, maka pada waktu t = 0 + kita peroleh 0 + 0 + L di dt = V 0 + di dt = V 0 + L = 5 A/s

Contoh soal tambahan (4) Jawab (a., cont.): Dengan memasukkan syarat-syarat ini ke persamaan i, diperoleh: 0 = A 1 (1) + A 2 (1) 5 = 1.7A 1 (1) 298.3A 2 (1) Sehingga diperoleh A 1 = A 2 = 16.9 ma. Jadi persamaan fungsi transien adalah i = 16.9 ( e 1.7t e 298.3t) ma

Contoh soal tambahan (5) Contoh soal 7: Sebuah untai dengan R = 50 Ω, L = 0.1 Hdan C = 50 µf. Suatu tegangan konstan V = 100 V dipasang pada t = 0. Carilah arus transien, jika: a. Diasumsikan kapasitor awalnya kosong. b. Diasumsikan kapasitor memiliki muatan awal Q 0 = 2500 µc.

Contoh soal tambahan (6) Jawab (a.): Pada untai ini kita peroleh α = R 2L = 250 s 1 ω0 2 = 1 LC = 2 105 s 2 β = α 2 ω0 2 = j370.8 rad/s Untai ini underdamped, sehingga diperoleh i = e 250t (A 1 cos 370.8t + A 2 sin 370.8t)

Contoh soal tambahan (7) Jawab (a., cont.): Dengan analisis yang sama seperti soal sebelumnya, kita peroleh kondisi awal i(0 + di ) = 0 dt = 1000 A/s 0 + Dari sini dapat ditentukan nilai A 1 = 0 dan A 2 = 2.7 A. Jadi kita peroleh: i = e 250t (2.7 sin 370.8t) A

Contoh soal tambahan (8) Jawab (b.): Jika kapasitor memiliki muatan awal, syarat awal kedua menjadi 0 + L di dt + Q 0 0 + C = V di 100 (2500/50) = dt 0.1 0 + = 500 A/s Karena nilai ini setengah dari nilai pada soal (a), maka dengan menggunakan prinsip linearitas kita peroleh: i = e 250t (1.35 sin 370.8t) A

Contoh soal tambahan (9) Contoh soal 8: Suatu untai memiliki R = 50 Ω, C = 200 µf dan L = 55.6 mh. Kapasitor memiliki muatan awal Q 0 = 5 mc. Carilah tegangan pada untai tersebut.

Contoh soal tambahan (10) Jawab: Untuk untai ini diperoleh α = 1 2RC = 50 s 1 ω 2 0 = 1 LC = 8.99 104 s 2 Untai ini underdamped, dengan frekuensi osilasi ω d = ω0 2 α2 = 296 rad/s. Fungsi tegangan berbentuk v = e 50t (A 1 cos 296t + A 2 sin 296t)

Contoh soal tambahan (11) Jawab (cont.): Karena Q 0 = 5 10 3 C, diperoleh V 0 = 25 V. Jadi pada saat t = 0, v = 25 V. Dari sini dapat diperoleh A 1 = 25. Kita peroleh juga dv dt = d ( e αt (A 1 cos ω d t + A 2 sin ω d t) ) dt = αe αt (A 1 cos ω d t + A 2 sin ω d t) + e αt ( ω d A 1 sin ω d t + ω d A 2 cos ω d t)

Contoh soal tambahan (12) Jawab (cont.): Pada saat t = 0, dv/dt = V 0 /RC. Jadi untuk t = 0 diperoleh V 0 RC = ω da 2 αa 1 Dengan memasukkan nilai-nilai yang diketahui, dapat diperoleh A 2 = 4.22. Jadi fungsi tegangan adalah v = e 50t (25 cos 296t 4.22 sin 296t) V