Lampiran 1 Kromatogram Penyuntikan Larutan Flukonazol untuk Mencari Komposisi Fase Gerak Asetonitril:Air yang Optimum pada Analisis Perbandingan fase gerak asetonitril:air (50:50) dengan laju alir 1 ml/menit Perbandingan fase gerak asetonitril:air (45:55) dengan laju alir 1 ml/menit
Perbandingan fase gerak asetonitril:air (40:60) dengan laju alir 1 ml/menit. Perbandingan fase gerak asetonitril:air (35:65) dengan laju alir 1 ml/menit
Perbandingan fase gerak asetonitril:air (30:70) dengan laju alir 1 ml/menit
Lampiran 2 Kromatogram Larutan Flukonazol Baku pada Pembuatan Kurva Kalibrasi A Perbandingan fase gerak asetonitril:air (45:55) dengan laju alir 1 ml/menit, konsentrasi 12,0 µg/ml. B Perbandingan fase gerak asetonitril:air (45:55) dengan laju alir 1 ml/menit, konsentrasi 12,0 µg/ml.
. C Perbandingan fase gerak asetonitril:air (45: 55) dengan laju alir 1 ml/menit, konsentrasi 12,0 µg/ml. D Perbandingan fase gerak asetonitril:air (45:55) dengan laju alir 1 ml/menit, konsentrasi 22,0 µg/ml.
E Perbandingan fase gerak asetonitril:air (45:55) dengan laju alir 1 ml/menit, konsentrasi 22,0 µg/ml. F Perbandingan fase gerak asetonitril:air (45:55) dengan laju alir 1 ml/menit, konsentrasi 22,0 µg/ml.
G Perbandingan fase gerak asetonitril:air (45:55) dengan laju alir 1 ml/menit, konsentrasi 32,0 µg/ml. H Perbandingan fase gerak asetonitril:air (45:55) dengan laju alir 1 ml/menit, konsentrasi 32,0 µg/ml.
I Perbandingan fase gerak asetonitril:air (45:55) dengan laju alir 1 ml/menit, konsentrasi 32,0 µg/ml. J Perbandingan fase gerak asetonitril:air (45:55) dengan laju alir 1 ml/menit konsentrasi 42,0 µg/ml.
K Perbandingan fase gerak asetonitril:air (45:55) dengan laju alir 1 ml/menit, konsentrasi 42,0 µg/ml. L Perbandingan fase gerak asetonitril:air (45:55) dengan laju alir 1 ml/menit, konsentrasi 42,0 µg/ml.
M Perbandingan fase gerak asetonitril:air (45:55) dengan laju alir 1 ml/menit, konsentrasi 52,0 µg/ml. N Perbandingan fase gerak asetonitril:air (45:55) dengan laju alir 1 ml/menit, konsentrasi 52,0 µg/ml.
O Perbandingan fase gerak asetonitril:air (45:55) dengan laju alir 1 ml/menit, konsentrasi 52,0 µg/ml. A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N dan O merupakan kromatogram hasil penyuntikan larutan Flukonazol Baku dengan konsentrasi 12,0 µg/ml, 22,0 µg/ml, 32,0 µg/ml, 42,0 µg/ml, dan 52,0 µg/ml. Dengan menggunakan KCKT dengan kolom Shimadzu VP-ODS (250 x 4,6 mm), perbandingan fase gerak asetonitril:air (45:55), volume penyuntikan 20 µl, laju alir 1 ml/menit, detektor UV pada panjang gelombang 260 nm.
Lampiran 3 Perhitungan Persamaan Regresi dari Kurva Kalibrasi Flukonazol Baku yang Diperoleh secara KCKT pada Panjang Gelombang 260 nm Data Hasil Penyuntikan Larutan Flukonazol Baku Berdasarkan Luas Area No Kosentrasi (µg/ml) Luas Area 1 12 34674,6 2 22 61097,6 3 32 84602,0 4 42 113425,7 5 52 137920,3 Konsenterasi (X) VS Luas Area (Y) untuk Flukonazol Konsentrasi Luas Area No. (µg/ml) XY X 2 Y 2 X Y 1 12 34674,6 416095,2 144 1202327885 2 22 61097,6 1344147,2 484 3732916726 3 32 84602,0 2707264,0 1024 7157498404 4 42 113425,7 4763879,4 1764 12865389420 5 52 137920,3 7171855,6 2704 19022009150 160 431720,2 16043241,4 6120 43980141590 Rata2 32 86344,04 Y = ax + b ( XY) ( X)( Y)/n a = ( X 2 ) ( X) 2 /n = (16403241,4) (160)(431720)/5 (120) (160) 2 /5 = 2588,195 b = Y ax = (86344,04) (2588,195) (32) = 3521,8 Sehingga diperoleh persamaan regresi Y = 2588,195X +3521,8 Untuk mencari hubungan kadar (X) dengan luas area (Y) digunakan pengujian koefisien korelasi (r)
( XY) ( X)( Y)/n r = [( X 2 ( X) 2 /n][( Y 2 ) ( Y) 2 /n] (16403241,4) (160)(431720,2)/5 = [(6120) (160) 2 /5][(43980141590) (431720,2) 2 /5] 29344216,4 = 1120 x 77498518420 = 29344216,4 29356149,69 = 0,9996
Lampiran 4 Perhitungan Recovery dengan Metode Adisi Standar Berat 1 kapsul Flukonazol mengandung 150 mg Flukonazol Berat 20 kapsul : 7097,1 mg Rentang spesifik : 80%, 100% 120% dan setiap rentang mengandung 70% analit dan 30% baku pembanding. Rentang 80% : Flukonazol = 80 x 25 mg = 20 mg 100 Analit 70% : = 70 x 20 mg = 14 mg 100 Serbuk sampel yang ditimbang : = 14 mg 20 x 150 mg Berat baku 30% : x 7097,1 mg = 33,1 mg = 0,0331 g = 30 x 20 mg = 6 mg 100 Cara Pembuatan Larutan Sampel Ditimbang serbuk sampel 33,1 mg setara dengan 14 mg flukonazol lalu dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml, dilarutkan dengan 30 ml akuabides, disonikasi ± 10 menit dan dicukupkan dengan akubides hingga garis tanda, kemudian disaring dengan kertas saring, ± 5 ml filtrat pertama dibuang. Dipipet 0,8 ml filtrat, dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml, dan dicukupkan dengan pelarut hingga garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 22,4 µg/ml. Dikocok ± 5 menit lalu disaring dengan membran filter PTFE 0,2 µm. Diinjeksikan sebanyak 20 µl ke sistem KCKT dan dideteksi pada panjang gelombang 260 nm dengan perbandingan fase gerak asetonitril:air (45:55), laju alir 1 ml/menit. Dilakukan sebanyak 3 kali perlakuan. Cara Pembuatan Larutan Sampel ditambahkan dengan baku Ditimbang 6,0 mg bahan baku dan 33,1 mg sampel kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, dilarutkan dengan 30 ml akuabides, disonikasi ± 10
menit dan dicukupkan dengan akubides hingga garis tanda, disaring dengan kertas saring, ± 5 ml filtrat pertama dibuang. Dipipet 0,8 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml dan dicukupkan dengan pelarut hingga garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 32,0 µg/ml. Dikocok ± 5 menit lalu disaring dengan membran filter PTFE 0,2 µm. Diinjeksikan sebanyak 20 µl ke sistem KCKT dan dideteksi pada panjang gelombang 260 nm dengan perbandingan fase gerak asetonitril:air (45:55), laju alir 1 ml/menit. Dilakukan sebanyak 3 kali perlakuan. Konsentrasi Bahan Baku = Dipipet 0,8 ml = 6,0 mg 50 ml 0,8 ml x 120 µg/ml 10 ml x 1000 µg/ml = 120 µg/ml = 9,60 µg/ml Konsentrasi sampel + bahan baku = 22 µg/ml + 9,60 µg/ml = 32 µg/ml Rentang 100% : Flukonazol = 100 x 25 mg = 25 mg 100 Analit 70% : = 70 x 25 mg = 17,5 mg 100 Serbuk sampel yang ditimbang : = 17,5 mg 20 x 150 mg Berat baku 30% : = 30 x 25 mg = 7,5 mg 100 Cara Pembuatan Larutan Sampel x 7097,1 mg = 41, mg = 0,0413 g Ditimbang serbuk sampel 41,3 mg setara dengan 17,5 mg flukonazol lalu dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml, dilarutkan dengan 30 ml akuabides, disonikasi ± 10 menit dan dicukupkan dengan akubides hingga garis tanda, kemudian disaring dengan kertas saring, ± 5 ml filtrat pertama dibuang. Dipipet 0,8 ml filtrat, dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml, dan dicukupkan dengan pelarut hingga garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 28,0
µg/ml. Dikocok ± 5 menit lalu disaring dengan membran filter PTFE 0,2 µm. Diinjeksikan sebanyak 20 µl ke sistem KCKT dan dideteksi pada panjang gelombang 260 nm dengan perbandingan fase gerak asetonitril:air (45:55), laju alir 1 ml/menit. Dilakukan sebanyak 3 kali perlakuan. Cara Pembuatan Larutan Sampel ditambahkan dengan baku Ditimbang 7,5 mg bahan baku dan 41,3 mg sampel kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, dilarutkan dengan 30 ml akuabides, disonikasi ± 10 menit dan dicukupkan dengan akubides hingga garis tanda, disaring dengan kertas saring, ± 5 ml filtrat pertama dibuang. Dipipet 0,8 ml, dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml dan dicukupkan dengan pelarut hingga garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 40,0 µg/ml. Dikocok ± 5 menit lalu disaring dengan membran filter PTFE 0,2 µm. Diinjeksikan sebanyak 20 µl ke sistem KCKT dan dideteksi pada panjang gelombang 260 nm dengan perbandingan fase gerak asetonitril:air (45:55), laju alir 1 ml/menit. Dilakukan sebanyak 3 kali perlakuan. 7,5 mg 50 ml 0,8 ml x 150 µg/ml 10 ml Konsentrasi Bahan Baku = Dipipet 0,8 ml = x 1000 µg/ml = 150 µg/ml = 12,0 µg/ml Konsentrasi sampel + bahan baku = 28 µg/ml + 12 µg/ml = 40 µg/ml Rentang 120% : Flukonazol = 120 x 25 mg = 30 mg 100 Analit 70% : = 70 x 30 mg = 21 mg 100 Serbuk sampel yang ditimbang : = 21mg 20 x 150 mg Berat baku 30% : = 30 x 30 mg = 9 mg 100 x 7097,1 mg = 49,6 mg = 0,0496 g
Cara Pembuatan Larutan Sampel Ditimbang serbuk sampel 49,6 mg setara dengan 21 mg Flukonazol lalu dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml, dilarutkan dengan 30 ml akuabides, disonikasi ± 10 menit dan dicukupkan dengan akubides hingga garis tanda, kemudian disaring dengan kertas saring, ± 5 ml filtrat pertama dibuang. Dipipet 0,8 ml filtrat, dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml, dan dicukupkan dengan pelarut hingga garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 33,6 µg/ml. Dikocok ± 5 menit lalu disaring dengan membran filter PTFE 0,2 µm. Diinjeksikan sebanyak 20 µl ke sistem KCKT dan dideteksi pada panjang gelombang 260 nm dengan perbandingan fase gerak asetonitril:air (45:55), laju alir 1 ml/menit. Dilakukan sebanyak 3 kali perlakuan. Cara Pembuatan Larutan Sampel ditambahkan dengan baku Ditimbang 9,0 mg bahan baku dan 49,6 mg sampel kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, dilarutkan dengan 30 ml akuabides, disonikasi ± 10 menit dan dicukupkan dengan akubides hingga garis tanda, disaring dengan kertas saring, ± 5 ml filtrat pertama dibuang. Dipipet 0,8 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml dan dicukupkan dengan pelarut hingga garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 48,0 µg/ml. Dikocok ± 5 menit lalu disaring dengan membran filter PTFE 0,2 µm. Diinjeksikan sebanyak 20 µl ke sistem KCKT dan dideteksi pada panjang gelombang 260 nm dengan perbandingan fase gerak asetonitril:air (45:55), laju alir 1 ml/menit. Dilakukan sebanyak 3 kali perlakuan. Konsentrasi Bahan Baku = Dipipet 0,8 ml = 9,0 mg 50 ml 0,8 ml x 180 µg/ml 10 ml x 1000 µg/ml = 180 µg/ml = 14,4 µg/ml Konsentrasi sampel + bahan baku = 33,6 µg/ml + 14,4 µg/ml = 48 µg/ml
Lampiran 5 Kromatogram Hasil Recovery dari Sampel Flukonazol (PT Kimia Farma) A B
C A, B dan C merupakan kromatogram hasil Recovery tanpa penambahan bahan baku pada rentang 80%, dari larutan sampel Flukonazol (PT Kimia Farma) yang dianalisa secara KCKT dengan menggunakan kolom Shimadzu VP-ODS (250 x 4,6 mm), perbandingan fase gerak asetonitril:air (45:55), volume penyuntikan 20 µl, laju alir 1 ml/menit, detektor UV pada panjang gelombang 260 nm.
A B
C A, B dan C merupakan kromatogram hasil Recovery dengan penambahan bahan baku pada rentang 80%, dari larutan sampel Flukonazol (PT Kimia Farma), yang dianalisa secara KCKT dengan menggunakan kolom Shimadzu VP-ODS (250 x 4,6 mm), perbandingan fase gerak asetonitril:air (45:55), volume penyuntikan 20 µl, laju alir 1 ml/menit, detektor UV pada panjang gelombang 260 nm.
A B
C A,B dan C merupakan kromatogram hasil Recovery tanpa penambahan bahan baku pada rentang 100%, dari larutan sampel Flukonazol (PT Kimia Farma), yang dianalisa secara KCKT dengan menggunakan kolom Shimadzu VP-ODS (250 x 4,6 mm), perbandingan fase gerak asetonitril:air (45:55), volume penyuntikan 20 µl, laju alir 1 ml/menit, detektor UV pada panjang gelombang 260 nm.
A B
C A,B dan C merupakan kromatogram hasil Recovery dengan penambahan bahan baku pada rentang 100%, dari larutan sampel Flukonazol (PT Kimia Farma), yang dianalisa secara KCKT dengan menggunakan kolom Shimadzu VP-ODS (250 x 4,6 mm), perbandingan fase gerak asetonitril:air (45:55), volume penyuntikan 20 µl, laju alir 1 ml/menit, detektor UV pada panjang gelombang 260 nm.
A B
C A,B dan C merupakan kromatogram hasil Recovery tanpa penambahan bahan baku pada rentang 120%, dari larutan sampel Flukonazol (PT Kimia Farma), yang dianalisa secara KCKT dengan menggunakan kolom Shimadzu VP-ODS (250 x 4,6 mm), perbandingan fase gerak asetonitril:air (45:55), volume penyuntikan 20 µl, laju alir 1 ml/menit, detektor UV pada panjang gelombang 260 nm.
A B
C A,B dan C merupakan kromatogram hasil Recovery dengan penambahan bahan baku pada rentang 120%, dari larutan sampel Flukonazol (PT Kimia Farma), yang dianalisa secara KCKT dengan menggunakan kolom Shimadzu VP-ODS (250 x 4,6 mm), perbandingan fase gerak asetonitril:air (45:55), volume penyuntikan 20 µl, laju alir 1 ml/menit, detektor UV pada panjang gelombang 260 nm.
Lampiran 6 Hasil Pengujian Validasi, dengan parameter Akurasi, dan Presisi Flukonazol pada Kapsul Flukonazol (PT Kimia Farma) dengan Menggunakan Metode Adisi Standar No Rentan g Spesifi k (%) Baku yang ditambahk an ( µg/ml ) Sebelum Penamba - han Luas Area Konsentrasi ( µg/ml ) Sesudah penamba - han Sebelum penambahan Setelah Penambahan Recovery ( % ) 1 80 9,504 61456 86300 22,384 31,983 100,99 2 80 9,504 60392 84580 21,973 31,461 99,83 3 80 9,504 60711 85495 22,096 31,672 100,75 4 100 11,880 75613 106208 27.854 39,675 99,50 5 100 11,880 75815 107083 27,932 40,013 101,69 6 100 11,880 75740 106563 27,903 39,812 100,24 7 120 14,252 89023 125907 33,035 47,286 99,.99 8 120 14,252 90444 127100 33,584 47,747 99,38 9 120 14,252 90164 127325 33,476 47,834 100,75 Kadar rata rata (%) Recovery = 100,34 Standar Deviasi = 0,7575 Relatif Standar Deviasi (%) = 0,754
Lampiran 7 Contoh Perhitungan % Recovery dengan Metode Adisi Standar % Recovery = CF C C * A A x 100 % Keterangan : C F = konsentrasi sampel dengan penambaham baku yang diperoleh dari pengukuran (µg/ml) C A = konsentrasi sampel (µg/ml) C* A = konsentrasi analit yang ditambahkan (µg/ml) % Recovery = 31,983-22,384 9,504 = 100,99% x 100%
Lampiran 8 Perhitungan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ) Persamaan Regresi : Y = ax + b Y = 2588,195x + 3521,8 No Konsentrasi (X) Luas Area (Y) Yi Y Yi ( Y Yi ) 2 1 12 34674,6 34580,14 94,46 8922,6916 2 22 61097,6 60462,09 635,51 403872,9601 3 32 84602,0 86344,04-1742,04 3034703,362 4 42 113435,7 112225,99 1199,71 1439304,084 5 52 137920,3 138107,94-187,64 35208,7695 4922011,867 ( Y Yi) Standar Deviasi ( Sy / x) = n 2 2 Sy / x = ( 4922011,867) 5 2 Sy/x = 1280,886 3 x Sy / x Batas Deteksi ( LOD) = Slope 3 x1280,886 LOD = 2588,195 LOD = 1,4846 µg/ ml 10 x Sy / x Batas Kuantitasi ( LOQ) = Slope 10 x1280,886 LOQ = 2588,195 LOQ = 4,9489 µg/ ml
Lampiran 9 Kromatogram dari Larutan Kapsul Flukonazol (PT Kimia Farma) A B
C D
E F
A, B, C, D,E dan F merupakan kromatogram penyuntikan 6 kali dari larutan kapsul Flukonazol (PT. Kimia Farma) pada konsentrasi 40 µg/ml yang dianalisa secara KCKT dengan menggunakan kolom Shimadzu VP-ODS (250 x 4,6 mm), perbandingan fase gerak asetonitril:air (45:55), volume penyuntikan 20 µl, laju alir 1 ml/menit, detektor UV pada panjang gelombang 260 nm.
Lampiran 10 Analisis Data Statistik untuk Mencari Kadar Sebenarnya dari Penyuntikkan Larutan Kapsul Flukonazol (PT Kimia Farma) No Kadar (%) X ( X - X ) ( X - X ) 2 1 100,42-0,28 0,0784 2 101,74 1,04 1,0816 3 101,36 0,66 0,4356 4 100,29-0,41 0,1681 5 99,87-0,83 0,6889 6 100,56-0,14 0,0196 X =100,70 (X - X ) 2 = 2,4722 ( X X ) SD = n 1 2 2,4722 = = 0,7031 5 Pada tingkat kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n 1 = 6 1 = 5 Diperoleh t tabel = 4,0321 Dasar penolakan data apabila t hitung t tabel X X t hitung = SD / n t hitung data 1 = 0,28 = 0,9756 0,7031/ 6 t hitung data 2 = t hitung data 3 = 1,04 0,7031/ 0,66 0,7031/ = 3,6236 6 = 2,2990 6 t hitung data 4 = t hitung data 5 = 0,41 = 1,4280 0,7031/ 6 0,83 = 2,8919 0,7031/ 6 t hitung data 6 = 0,14 0,7031/ = 0,4878 6 Semua data diterima Jadi kadar sebenarnya terletak antara :
SD µ = X ± t (1-1/2α)dk x n 0,7031 = 100,70 ± 4,0321 x 6 = (100,70 ± 1,1572)%
Lampiran 11 Kromatogram dari Larutan Kapsul Cancid (PT Sunthi Sepuri) A B
C D
E F
A, B, C, D,E dan F merupakan kromatogram penyuntikan 6 kali dari larutan kapsul Cancid (PT Sunthi Sepuri) pada konsentrasi 40 µg/ml yang dianalisa secara KCKT dengan menggunakan kolom Shimadzu VP-ODS (250 x 4,6 mm), perbandingan fase gerak asetonitril:air (45:55), volume penyuntikan 20 µl, laju alir 1 ml/menit, detektor UV pada panjang gelombang 260 nm.
Lampiran 12 Analisis Data Statistik untuk Mencari Kadar Sebenarnya dari Penyuntikkan Larutan Kapsul Cancid (PT Sunthi Sepuri) No Kadar (%) X ( X - X ) ( X - X ) 2 1 102,02-0,71 0,5041 2 103,57 0,84 0,7056 3 102,66-0,07 0,0049 4 103,19 0,46 0,2116 5 102,08-0,65 0,4225 6 102,88 0,15 0,0225 X = 102,733 (X - X ) 2 = 1,8712 ( X X ) SD = n 1 2 1,8712 = = 0,6117 5 Pada tingkat kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n 1 = 6 1 = 5 Diperoleh t tabel = 4,0321 Dasar penolakan data apabila t hitung t tabel t hitung = X X SD / n t hitung data 1 = 0,71 0,6117 / 6 = 2,8434 t hitung data 2 = 0,84 0,6117 / 6 = 3,3640 t hitung data 3 = 0,07 0,6117 / 6 = 0,2803 t hitung data 4 = 0,46 0,6117 / 6 = 1,8422 t hitung data 5 = 0,65 0,6117 / 6 = 2,6031 0,15 t hitung data 6 = = 0,6007 0,6117 / 6 Semua data diterima Jadi kadar sebenarnya terletak antara :
SD µ = X ± t (1-1/2α)dk x n 0,6117 = 102,72 ± 4,0321 x 6 = (102,72 ± 1,0045)%
Lampiran 13 Kromatogram dari Larutan Kapsul Govazol Pharmatama) (PT Guardian A B
C D
E F
A, B, C, D,E dan F merupakan kromatogram penyuntikan 6 kali dari larutan kapsul Govazol (PT Guardian Pharmatama) pada konsentrasi 40 µg/ml yang dianalisa secara KCKT dengan menggunakan kolom Shimadzu VP-ODS (250 x 4,6 mm), perbandingan fase gerak asetonitril:air (45:55), volume penyuntikan 20 µl, laju alir 1 ml/menit, detektor UV pada panjang gelombang 260 nm.
Lampiran 14 Analisis Data Statistik untuk Mencari Kadar Sebenarnya dari Penyuntikkan Larutan Kapsul Govazol (PT Guardian Pharmatama) No Kadar (%) X ( X - X ) ( X - X ) 2 1 102,87-0,53 0,2809 2 105,27 1,87 3,4969 3 104,86 1,46 2,1316 4 100,47-2,93 8,5849 5 104,08 0,68 0,4624 6 102,86-0,54 0,2916 X = 103,40 (X - X ) 2 = 15,2483 ( X X ) SD = n 1 2 15,2483 = = 1,7463 5 Pada tingkat kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n 1 = 6 1 = 5 Diperoleh t tabel = 4,0321 Dasar penolakan data apabila t hitung t tabel t hitung = X X SD / n t hitung data 1 = t hitung data 2 = t hitung data 3 = t hitung data 4 = t hitung data 5 = 0,53 1,7463/ 1,87 1,7463/ 1,46 1,7463/ 2,93 1,7463/ 0,68 1,7463/ = 0,7434 6 = 2,6230 6 = 2,0479 6 = 4,1099 6 = 0,3538 6 0,54 t hitung data 6 = = 0,7574 1,7463/ 6 t hitung data ke-4 > dari t tabel maka data ditolak
Lampiran 15 (Lanjutan) Analisis Data Statistik Larutan Kapsul Govazol (PT Guardian Pharmatama) Untuk itu dihitung kembali dengan cara yang sama tanpa mengikutsertakan data ke-4 No Kadar (%) X ( X - X ) ( X - X ) 2 1 102,87-1,11 1,2321 2 105,27 1,29 1,6641 3 104,86 0,88 0,7744 4 104,08 0,06 0.0036 5 102,86-1,12 1,2544 X = 103,98 (X - X ) 2 = 4,9286 ( X X ) SD = n 1 2 4,9286 = = 1,2321 4 Pada tingkat kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n 1 = 5 1 = 4 Diperoleh t tabel = 4,6040 Dasar penolakan data apabila t hitung t tabel t hitung = X X SD / n t hitung data 1 = t hitung data 2 = t hitung data 3 = t hitung data 4 = t hitung data 5 = 1,11 1,2321/ 1,29 1,2321/ 0,88 1,2321/ 0,06 1,2321/ 1,12 1,2321/ = 2,0145 5 = 2,3411 5 = 1,5970 5 = 0,1088 5 = 2,0326 5 Semua data diterima. Jadi kadar sebenarnya terletak antara :
SD µ = X ± t (1-1/2α)dk x n 1,2321 = 103,98 ± 4,6040 x 5 = (103,98 ± 2,5368)%
Lampiran 16 Kromatogram dari Larutan Kapsul Zemyc (PT Pharos) A B
C D
E F
A, B, C, D,E dan F merupakan kromatogram penyuntikan 6 kali dari larutan kapsul Zemyc (PT Pharos) pada konsentrasi 40 µg/ml yang dianalisa secara KCKT dengan menggunakan kolom Shimadzu VP-ODS (250 x 4,6 mm), perbandingan fase gerak asetonitril:air (45:55), volume penyuntikan 20 µl, laju alir 1 ml/menit, detektor UV pada panjang gelombang 260 nm.
Lampiran 17 Analisis Data Statistik untuk Mencari Kadar Sebenarnya dari Penyuntikkan Larutan Kapsul Zemyc (PT Pharos) No Kadar (%) X ( X - X ) ( X - X ) 2 1 103,45 1,675 2,8056 2 104,00 2,225 4,9506 3 100,25-1,525 2,3256 4 102,66 0,885 0,7832 5 98,95-2,825 7,9806 6 101,34-0,435 0,1892 X = 101,778 (X - X ) 2 = 19,0348 ( X X ) SD = n 1 2 19,0348 = = 1,9511 5 Pada tingkat kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n 1 = 6 1 = 5 Diperoleh t tabel = 4,0321 Dasar penolakan data apabila t hitung t tabel t hitung = X X SD / n t hitung data 1 = t hitung data 2 = 1,675 1,9511/ 2,225 1,9511/ = 2,1029 6 = 2,7966 6 t hitung data 3 = 1,525 = 1,9146 1,9511/ 6 t hitung data 4 = 0,885 1,9511/ = 1,1111 6 t hitung data 5 = 2,825 = 3,5460 1,9511/ 6 0,435 t hitung data 6 = = 0,546 1,9511/ 6 Jadi kadar sebenarnya terletak antara :
SD µ = X ± t (1-1/2α)dk x n 1,9511 = 101,77± 4,0321 x 6 = (101,77 ± 3,2115)%
Lampiran 18 Contoh Perhitungan Penimbangan Sampel Berat 20 kapsul Kandungan flukonazol = 5858,0 mg = 150 mg Dibuat larutan uji dengan konsentrasi flukonazol 40 µg/ml Ditimbang serbuk sampel setara dengan flukonazol 25 mg Berat penimbangan sampel = = Berat Setara Jumlah yang ditimbang x jumlah zat 25mg 20 x 150 mg = 48,8 mg x 5858,0 mg x berat 20 kapsul Sampel yang sudah ditimbang ( 48,8 mg) dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml dilarutkan dan dicukupkan dengan akuabides sampai garis tanda. Kadar larutan uji = 25mg x1000 µg/ml 50ml = 500 µg/ml Lalu dipipet 0,80 ml dari larutan uji dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml, dilarutkan dan dicukupkan dengan pelarut sampai garis tanda. Sehingga didapat konsentrasi 40 µg/ml. Konsentrasi = 0,80 ml 10 ml x 500 µg/ml = 40 µg/ml
Lampiran 19 Hasil Analisa Kadar Flukonazol dalam Sampel 1. Hasil analisa kadar kapsul Flukonazol (PT Kimia Farma) Berat Penimbangan ( mg ) Berat Setara ( mg ) Luas Area Konsentra si Teoritis ( µg/ml ) Konsentra si Perolehan Kadar ( % ) ( µg/ ml ) 60,5 25,57 110938 40,91 41,50 100,42 58,7 24,81 109127 39,70 40,80 101,74 59,5 25,15 110172 39,56 41,20 101,36 60,0 25,36 109905 40,57 41,10 100,29 60,2 25,45 109839 40,71 41,07 99,87 60,0 25,36 110203 40,57 41,21 100,56 X = 100,70 2. Hasil analisa kadar kapsul Cancid (PT Sunthi Sepuri) Berat Penimbangan ( mg ) Berat Setara ( mg ) Luas Area Konsentra si Teoritis ( µg/ml ) Konsentra si Perolehan Kadar ( % ) ( µg/ ml ) 52,0 22,92 101373 36,68 37,80 102,02 52,5 23,14 103752 37,03 38,73 103,57 52,5 23,14 102927 37,03 38,40 102,66 52,2 23,01 102867 36,82 38,38 103,19 51,5 22,70 100448 36,32 37,45 102,08 52,4 23,10 102936 36,96 38,41 102,88 X = 102,73 3. Hasil analisa kadar kapsul Govazol (PT Guardian Pharmatama) Berat Penimbangan ( mg ) Berat Setara ( mg ) Luas Area Konsentra si Teoritis ( µg/ml ) Konsentra si Perolehan Kadar ( % ) ( µg/ ml ) 45,8 25,84 114572 41,35 42,97 102,87 45,0 25,39 115364 40,63 43,21 105,27 44,5 25,11 113685 40,18 42,56 104,86 45,5 25,67 111433 41,08 41,69 100,47 45,9 25,90 116304 41,44 43,57 104,08 44,3 25,0 111097 40,00 41,56 102,86 X = 103,40
4. Hasil analisa kadar kapsul Zemyc (PT Pharos) Berat Penimbangan ( mg ) Berat Setara ( mg ) Luas Area Konsentra si Teoritis ( µg/ml ) Konsentra si Perolehan ( µg/ ml ) Kadar ( % ) 49,5 25,35 124114 40,55 41,95 103,45 47,3 24,22 108896 38,75 40,71 104,00 47,0 24,07 107098 39,51 40,01 100,25 48,5 24,83 110192 39,74 41,21 102,66 50,6 25,91 110784 41,46 41,44 98.95 51,0 26,12 114245 41,78 42,78 101,34 X = 101,78
Lampiran 20 Contoh Perhitungan untuk Mencari Kadar Kapsul Flukonazol (PT Kimia Farma) Perhitungan kadar sampel Y = 2588,195X + 3521,8 Luas Puncak = 110938 X = 110938 3521,8 2588,195 = 41,50 µg/ml Kadar = 41,50µg/ml 40µg/ml x 99,0% = 102,71%
Lampiran 21 Daftar Spesifikasi Sampel 1. Kapsul Flukonazol (PT Kimia Farma) Komposisi : Tiap kapsul mengandung : Flukonazol 150 mg No Batch Produsen : CA 0839 J : PT Kimia Farma No. Pendaftaran : GKL0612423301B1 Tgl. Kadaluwarsa : Maret 2015 2. Kapsul Cancid (PT Sunthi Sepuri) Komposisi : Tiap kapsul mengandung : Flukonazol 150 mg No. Batch Produsen : 09M005 : PT Sunthi Sepuri No. Pendaftaran : DKL9831805301B1 Tgl. Kadaluwarsa : Desember 2013 3. Kapsul Govazol (PT Guardian Pharmatama) Komposisi : Tiap kapsul mengandung : Flukonazol 150 mg No. Batch : 1203057 Produsen : PT Guardian Pharmatama No. Pendaftaran : GKL9922229301B1 Tgl. Kadaluwarsa : Oktober 2014 4. Kapsul Zemyc (PT Pharos) Komposisi : Tiap kapsul mengandung : Flukonazol 150 mg
No. Batch Produsen : C2E688L : PT Pharos No. Pendaftaran : DKL9521618101B1 Tgl. Kadaluwarsa : Mei 2017
Lampiran 22 Tabel Nilai Distribusi t
Lampiran 23 Sertifikat Flukonazol Baku
Lampiran 24 Gambar Alat KCKT (Shimadzu) Gambar 8 Alat KCKT (Shimadzu)
Lampiran 25 Gambar Sonifikator (Branson 1510) dan Penyaring Gambar 9 Sonifikator (Branson 1510) Gambar Penyaring Gambar 10 Pompa Vakum (Gast DO A-PG04-BN) dan alat penyaring fase gerak
Gambar 11 Sonifikator Kudos Gambar 12 Neraca Analitik
Gambar 13 Syringe KCKT Gambar 14 Membran Filter PTFE 0,2 µm