BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Belajar IPA Kelas I Pra Siklus BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBELAJARAN Pelaksanaan Tindakan Kondisi Awal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Belajar IPA kelas IV Pada Prasiklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Siklus 1 dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal

Jumlah 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bagian tumbuhan. Dalam pembelajaran IPA siswa belajar dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Frekuensi Persentase 1 Tuntas 7 33% 2 Tidak tuntas 14 67% Jumlah % Minimum 30 Maksimum 82

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru cenderung mengajar sesuai dengan penulisan metode pembelajaran pada RPP IPA kelas 5 yaitu menggunakan metode ceramah, guru kurang dalam menerapkan strategi, model-model, metode dan media pembelajaran yang bervariasi dalam kelas yang dapat menarik perhatian siswa. Melihat kondisi pembelajaran yang masih menggunakan metode ceramah, suasana pembelajaran tampak kaku dan berdampak pada kekurang aktifan siswa kelas 5 dalam menerima materi pada mata pelajaran IPA semester II. Nilai ulangan tengah semester pada pelajaran IPA masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Ketuntasan belajar siswa belum diadakan tindakan ada 7 siswa yang tuntas belajarnya atau 46,6% dan yang tidak tuntas belajranya ada 8 siswa atau 53,4%. Terlihat pula ada ketidak sesuaian yang besar antara nilai tertinggi yaitu 75 dan nilai terendah yaitu 41 dengan nilai rata rata untuk pra siklus yaitu 57,4. Dari hasil analisis data hasil belajar pra siklus ini disajikan sebagai sampel penelitian, penelitian dilaksanakan selama 2 siklus dan setiap siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan dengan menggunakan model pembelajaran contextual teaching and learning dalam pembelajaran IPA. 65

66 Tabel 16 Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Bugel 02 Pra Siklus Ketuntasan Frekuensi Prosentase Tuntas 7 46,6% Tidak tuntas 8 53,4% Jumlah 15 100% Nilai tertinggi 76 Nilai terendah 30 Rata-rata 57,4 Berdasarkan tabel 16 tampak bahwa ketuntasan siswa sebelum diadakan tindakan hanya 7 siswa yang tuntas dan 8 yang tidak tuntas terlihat pula ada ketimpangan yang cukup besar antara nilai tertinggi 76 dengan nilai terendah 30. 4.1.2 Deskripsi Kondisi Awal Motivasi Siswa Pada saat sebelum tindakan peneliti ingin mengetahui kondisi awal kelas 5 tentang motivasi belajar, maka peneliti menyebarkan angket kepada siswa kelas V dan hasilnya terdapat pada tabel 17 sebagai berikut: Tabel 17 Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Pada Kondisi Awal Kategori Rentang Nilai Frekuensi Prosentase ST 69-73 4 26,6% T 63-68 5 33,4% S 57-62 5 33,4% R 51-56 1 6,6% Jumlah 15 100 % Dari tabel 17 kondisi awal motivasi belajar siswa dapat dideskripsikan bahwa siswa yang memiliki motivasi sangat tinggi ada 4 anak (26,6%), siswa yang memiliki

67 motivasi tinggi ada 5 anak (33,4% ), siswa yang memiliki motivasi sedang ada 3 anak (33,4% ), sedangkan siswa yang memiliki motivasi rendah ada 1 anak (6,6%). 4.2 Hasil Belajar Praktek pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan batuan sub pokok bahasan jenis-jenis batuan, ciri dan manfaatnya,proses terbentuknya, jenisjenis pelapukan, proses pembentukan tanah karena pelapukan. Dalam siklus 1 ini dilakukan melalui dua kali pertemuan dengan rinciannya sebagai berikut: 4.2.1 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 1. Perencanaan Hasil evaluasi pra siklus menjadi acuan untuk mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Persiapan yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan pertemuan pertama ini adalah mempersiapkan instrumen, alat dan bahan untuk penelitian agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. 1. Pelaksanaan Tindakan a. Pertemuan pertama Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 16 april 2013 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut : 1. Kegiatan awal Sebelum pelajaran dimulai berdo a terlebih dahulu, kemudian mengabsen siswa. Untuk mengawali pembelajaran guru bertanya kepada siswa : Anak-anak pada pertemuan kemarin ibu telah menugaskan kalian untuk membawa batu, apa ada yang membawa batu? Batu-batu apa saja yang telah kalian bawa? setelah kegiatan itu guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan 2. Kegiatan inti Guru mengadakan tanya jawab untuk menggali pengetahuan awal siswa tentang manfaat batuan dalam kehidupan sehari-hari kemudian guru mendemonstrasi jenis-jenis batuan menggunakan alat peraga nyata. Setelah itu guru meminta siswa dibagi kelompok guru mengarahkan tugas yang akan dilakukan

68 kemudian siswa berdiskusi dengan teman kelompok. Perwakilan kelompok membacakan hasil diskusi kelompoknya. 3. Kegiatan akhir Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Siswa mencatat hasil kesimpulan. Kemudian guru mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan. b. Refleksi dan tindak lanjut Berdasarkan observasi dan analisis hasil tes pada siklus 1 pertemuan pertama terdapat 5 siswa yang tuntas dan 10 siswa belum tuntas belajar, sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan pembelajaran, diketahui bahwa selama guru mengajar pada pembelajaran siklus 1 siswa sudah aktif akan tetapi beberapa siswa tingkat keaktifannya masih kurang dan perhatian siswa dalam materi pembelajaran kurang serta masih ada 66,6% siswa belum tuntas belajar. Hal tersebut dikarenakan interaksi guru dengan siswa belum optimal dalam proses pembelajaran di kelas, masih terdapat beberapa anak saat mengikuti pelajaran tidak mendengarkan penjelasan dan arahan dari guru serta motivasi belajarnya masih kurang. Berdasarkan hasil yang terjadi pada siklus 1 pertemuan pertama, rata-rata nilai belum mencapai KKM (65) maka akan diperbaiki dalam pelaksanaan pembelajaran siklus 1 pertemuan kedua agar hasil belajar siswa yang dicapai secara optimal. Halhal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki atau menindak lanjuti pembelajaran pada siklus berikutnya antara lain dengan cara : memotivasi siswa dengan memberi pujian ketika siswa menjawab pertanyaan dengan benar. a. Pertemuan kedua Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 20 April 2013 melaluibeberapa kegiatan sebagai berikut: 1. Kegiatan awal Sebelum masuk pada materi guru bertanya kepada siswa tentang kegiatan/materi pelajaran sebelumnya. Sebagai apersepsi guru bertanya anak-anak

69 apakah kalian pernah melihat kayu yang sudah busuk? Bagaimana keadaan kayu tersebut?. Setelah itu guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan serta tujuannya. 2. Kegiatan inti Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 orang siswa. Guru mengarahkan tugas yang akan dilakukan dalam diskusi kelompok. Kemudianguru membagi amplop yang berisi soal diskusi kelompok. Hasil diskusi dibacakan oleh perwakilan kelompok. 3. Kegiatan akhir Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Kemudianguru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan.kemudianguru mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan. b. Hasil Observasi Siklus 1 pertemuan I dan II Pertemuan I dan II pada siklus 1 dilakukan pengamatan atas kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL). Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Pengamatan lebih difokuskan pada kegiatan guru dalam menerapkan model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) pada mata pelajaran IPA, pertemuan pertama berdasarkan hasil skor penilaian yang berjumlah 73 atau persentasenya adalah 84,21% dengan kriteria cukup. Pertemuan kedua berdasarkan hasil skor penilaian yang berjumlah 76 atau persentasenya adalah 88,93% yaitu dengan kriteria baik.

70 Tabel 18 Penilaian Hasil Kinerja Guru dalam Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran contextual teaching and learning(ctl) Siklus 1 Materi Pertemuan Total skor persentase Kriteria Jenis-jenis Batuan 1 73 84,21% Cukup 2 76 88,93% Baik c. Refleksi dan tindak lanjut Berdasarkan observasi dan analisis hasil tes pada siklus 1 pertemuan kedua terdapat 10 siswa yang tuntas dan 5 siswa belum tuntas belajar, sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan pembelajaran, diketahui bahwa selama guru mengajar pada pembelajaran siklus 1 pertemuan kedua siswa sudah aktif akan tetapi beberapa siswa tingkat keaktifannya masih kurang dan perhatian siswa dalam materi pembelajaran kurang serta masih ada 33,4% siswa belum tuntas belajar. Hal tersebut dikarenakan interaksi guru dengan siswa belum optimal dalam proses pembelajaran di kelas, Keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat pada kelompok masih belum berani. Untuk menindak lanjuti dilakukan cara Memberi motivasi pada siswa agar berani dalam berpendapat dalam diskusi kelompok. 3. Hasil Tindakan /penelitian 1. Data Temuan Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 Dari temuan hasil penelitian diperoleh hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pembelajaran siklus 1.Hasil analisis pengamatan tes pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 yang telah dilakukan diperoleh hasil yang tersaji pada tabel 4.3 di bawah ini :

71 Tabel 19 Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Bugel 02 siklus 1 t Ketuntasan Frekuensi Prosentase Tuntas 10 66,6% Tidak tuntas 5 33,4% Jumlah 15 100% Nilai tertinggi 80 Nilai terendah 42 Nilai rata-rata 67,8 Dengan demikian nilai rata-rata siswa dalam kelas pada siklus 1 adalah 67,8 meningkat dibandingkan nilai rata-rata pra siklus yaitu 57,4. Jumlah siswa yang tuntas belajarnya pada siklus 1 meningkat menjadi 10 siswa, sementara pada pra siklus 7 siswa. Nilai tertinggi diperoleh siswa pada siklus 1 sudah ada yang mencapai nilai tertinggi yaitu 80, nilai terendah 42. Perolehan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Bugel 02 dengan menerapkan metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) jumlah siswa yang nilainya 65 atau yang memenuhi KKM. Siswa yang tuntas pada siklus 1 mencapai 66,6% atau 10 siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas hasil belajarnya 33,4% atau 5 siswa meningkat dibandingkan hasil belajar pra siklus. Karena menurut Marsiti (2008) metode Contextual Teaching and Learning (CTL) mampu meningkatkan hasil belajar siswa namun demikian di peroleh pada siklus 1 belum mencapai standar yang telah di tetapkan pada indikator kinerja pada penelitian ini. Indikator keberhasilan penelitian ini dianggap berhasil apabila 12 nilainya tuntas dalam kelas atau ketuntasan klasikal 80%. Dari data dapat diperoleh informasi bahwa siswa yang telah tuntas pada siklus 1 mencapai 66,6% (10 siswa), oleh karena itu penelitian dilanjutkan dengan mempersiapkan siklus II.

72 4). Hasil Refleksi Pembelajaran IPA kelas V siklus 1 ini belum berhasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Nilai yang diperoleh pada siklus 1 terendah 42, nilai tertinggi 80 dan nilai rata-rata 57,4 yang sudah memenuhi KKM sebanyak 10 anak sedangkan yang belum memenuhi KKM sebanyak 5 anak. Hal tersebut berarti belum mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Hasil diskusi guru dengan observer dapat mengungkapakan faktor penyebab kekurang keberhasilan dalam pembelajaran yaitu: Pertemuan pertama,pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Contextual Teaching and Learningmasih cukup baik. Karena guru tidak memanfaatkan waktu dengan baik, sehingga siswa dalam mengikuti proses pembelajaran tidak efektif. Masih banyak kegiatan yang direncanakan belum dilakukan. Sehingga pada pertemuan kedua dan ketiga guru harus berusaha melakukan kegiatan pembelajaran dengan maksimal. Pada pertemuan kedua hampir semua kegiatan yang direncanakan dilakukan akan tetapi belum maksimal. Sehingga pada siklus ke 2 guru harus seoptimal mungkin melakukan kegiatan pembelajaran. Ketuntasan belajar siswa pada siklus 1 yaitu 66,6% siswa tuntas meningkat dibandingkan dengan ketuntasan belajar siswa sebelum diadakan tindakan yaitu 53,4%. Rata-rata siklus 1 mencapai 67,8, sedangkan rata-rata siswa pra siklus 57,4. Hasil belajar siswa siklus 1 belum sesuai dengan indikator keberhasilan dalam penelitian yaitu siswa tuntas mencapai 12 atau 80%. Sehingga perlu ada perbaikan dalam pembelajaran metode Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siklus 2. 4.2.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II Praktek pembelajaran dilaksanakan dengan pokokbahasan jenis-jenis tanah dan proses pembentukanya. Siklus II ini dilakukan melalui dua pertemuan dengan rincian sebagai berikut : 1. Perencanaan

73 Hasil refleksi pada siklus I dengan observer menjadi salah satu pertimbangan untuk melaksanakn pembelajaran yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan pertemuan pada siklus II ini adalah dengan mempersiapkan instrumen, alat dan bahan untuk penelitian agar efektifitas pembelajaran dapat meningkat dibanding pada siklus I. 2. Pelaksanaan Tindakan a. Pertemuan Pertama Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 23April 2013 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut: 1. Kegiatan awal Sebelum pelajaran dimulai berdoa terlebih dahulu, kemudian mengabsen siswa. Untuk mengawali pembelajaran guru bertanya pada siswa tentang kegiatan/materi sebelumnya setelah itu guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan. 2. Kegiatan inti Guru membagi siswa dalam 3 kelompok masing-masing kelompok 5 orang (seperti pada siklus I). Setelah itu guru mengarahkan tugas yang harus dilakukan dalam diskusi kelompok. Kemudian guru membagikan amplop yang berisi soal yang harus didiskusikan oleh masing-masing kelompok. Hasil diskusi dibacakan oleh perwakilan kelompok dan kelompok lain menanggapi.guru membimbing siswa yang kesulitan. 3. Kegiatan akhir Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian guru melakukan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan. b. Refleksi dan tindak lanjut

74 Berdasarkan observasi dan analisis hasil tes pada siklus II pertemuan pertama terdapat 12 siswa yang tuntas dan 3siswa belum tuntas belajar, sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan pembelajaran, diketahui bahwa selama guru mengajar pada pembelajaran siklus 2 pertemuan pertama siswa sudah aktif dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Tindak lanjutnya dalam siklus ke II pertemuan kedua nilai siswa harus meningkat lagi. a. Pertemuan kedua Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 27 April 2013 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut: 1. Kegiatan awal Untuk mengawali pembelajaran guru bertanya kepada siswa tentang kegiatan/materi sebelumnya. Setelah itu guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan. 2. Kegiatan inti Guru membagi siswa dalam 3 kelompok masing-masing kelompok 5 orang (seperti pada siklus I). Setelah itu guru mengarahkan tugas yang harus dilakukan dalam diskusi kelompok. Kemudian guru membagikan amplop yang berisi soal yang harus didiskusikan oleh masing-masing kelompok. Hasil diskusi dibacakan oleh perwakilan kelompok dan kelompok lain menanggapi.guru membimbing siswa yang kesulitan.setelah itu mengulas sedikit tentang materi-materi yang sudah dipelajari. 3. Kegiatan akhir Dalam pertemuankedua ini diadakan tes untuk mengetahuiseberapa jauh pemahaman materi yang sudah diajarkan. b. Hasil Observasi Sikuls 2 Pertemuan I dan II

75 Seperti pada pertemuan siklus 1, pada siklus 2 ini juga perlu dilakukan pengamatan atas kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran model pembelajaran contextual teaching and learning. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Pengamatan lebih difokuskan pada kegiatan guru dalam menerapkan model pembelajaran contextual teaching and learning pada mata pelajaran IPA, pertemuan pertama berdasarkan hasil skor penilaian yang berjumlah 82 atau persentasenya adalah 95,37% dengan kriteria cukup. Pertemuan kedua berdasarkan hasil skor penilaian yang berjumlah 83 atau persentasenya adalah 96,28% yaitu dengan kriteria baik. Tabel 20 Penilaian Hasil Kinerja Guru dalam Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran contextual teaching and learning Siklus 2 Materi Pertemuan Total persentase Kriteria skor Jenis-jenis tanah 1 82 95,37% Baik dan proses 2 83 96,28% Baik pembentukannya c. Refleksi dan Tindak Lanjut Berdasarkan observasi dari pelaksanaan siklus 2 dalam kegiatan pembelajaran siswa sudah cukup antusias dan aktif dibandingkan saat pembelajaran siklus I, hal ini terjadi karena siswa sudah mengerti dan pembelajaran pun menyenangkan. Selain itu juga siswa yang pada saat siklus I tidak mau mendengarkan arahan dari guru pada siklus II ini sudah dapat memperhatikan dengan baik. Hasil dari tindakan Siklus II diperoleh hasil belajar IPA siswa kelas V meningkat. Sehingga dapat dinyatakan penerapan metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa

76 Kelas V pada mata pelajaran IPA. Hasil belajar tersebut menunjukkan adanya kebenaran pernyataan dari Marsiti (2008) bahwa dengan menggunakan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar karena menerapkan pembelajaran yang berkaitan dengan kehidupan dunia nyata siswa sehingga mudah dipahami siswa. 1. Hasil Tindakan / Penelitian (1) Data Temuan Pelaksanaan Tindakan Siklus II Hasil Analisis Angket Motivasi Belajar Pada Siklus II Dapat Dilihat Pada Tabel 21 Dibawah ini: Tabel 21 Kategori Rentan nilai Frekuensi Prosentase Sangat Tinggi 71-81 7 46,6% Tinggi 59-70 4 26,6% Sedang 47-58 3 20% Rendah 35-46 1 6,6% Jumlah 15 100 % Dari tabel 21 siklus II motivasi belajar siswa dapat dideskripsikan bahwa siswa yang memiliki motivasi sangat tinggi ada 7 anak (46,6%), siswa yang memiliki motivasi tinggi ada 4 anak (26,6% ), siswa yang memiliki motivasi sedang ada 3 anak (20% ), sedangkan siswa yang memiliki motivasi rendah ada 1 anak (6,6). Pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua siklus II diakhir pembelajaran diadakan tes/evaluasi untuk mengukur ketuntasan belajar siswa. Hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 22 dibawah ini :

77 Tabel 22 Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Bugel 02 Siklus II Frekuensi Prosentase Ketuntasan Tuntas 14 93,4% Tidak tuntas 1 6,6% Jumlah 15 100% Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 50 Nilai rata-rata 67,8 Dengan demikian nilai rata-rata siswa dalam kelas pada siklus II adalah 63,5 meningkat dibandingkan nilai rata-rata pra siklus 57,4 dan siklus 1 67,8, jumlah siswa yang tuntas belajarnya pada siklus 2 meningkat menjadi 14 siswa, sementara pada pra siklus hanya 7 siswa dan siklus 1 yaitu 10 siswa. Tabel 4.6 menunjukkan bahwa perolehan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Bugel 02 dengan penerapan Contextual Teaching and Learning pada siklus 2 dengan jumlah siswa yang nilainya 65 atau yang memenuhi KKM sudah terlihat sangat meningkat. Tabel 22 menunjukan bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus 2 sudah mencapai standar yang telah ditetapkan pada indikator kenerja pada penelitian ini. Indikator keberhasilan penelitian ini dianggap berhasil apabila 14 siswa dari 15 siswa kelas I tuntas hasil belajarnya. Dari data tersebut dapat diperoleh informasi bahwa yang telah tuntas pada siklus II sudah mencapai 93,4% (dari 15 siswa). Dari hasil data siklus II tersebut sudah menunjukan keberhasilan ketuntasan belajar siswa yang sudah sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian dan mengalami peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA meningkat dari pra siklus (46,6%), siklus I (66,6%) dan siklus II (93,4%).

78 (2) Data Temuan Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kelas 5 SDN Bugel 02 pra siklus, siklus I dan siklus II Tabel 23 Perbandingan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SDN Bugel 02 Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II Ketuntasan Pra siklus Siklus I Siklus II Frekuensi Prosen tase Frekuensi Prosent ase Frekuens i Prosen tase Tuntas 7 46,6% 10 66,6% 14 93,4% Tidak tuntas 8 53,4% 5 33,4% 1 6,6% Jumlah 15 100% 15 100% 15 100% Nilai Tertinggi 70 80 100 Nilai terendah 30 42 50 Nilai rata-rata 57,4 67,8 91,4 Dari tabel 23 dapat dilihat bahwa ada kenaikan hasil belajar dari pra siklus sampai siklus II. Nilai yang diatas KKM dari pra siklus 7 siswa meningkat pada siklus I menjadi 10 siswa, meningkat lagi pada siklus II menjadi 14 siswa dari 15 siswa adanya peningkatan hasil belajar IPA tiap siklus setelah dilakukan metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Berdasarkan tabel 23 diatas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan kelas dilaksanakan mengalami peningkatan dari nilai rata-rata 57,4 dengan ketuntasan klasikal 46,6% siswa tuntas dan setelah dilaksanakan tindakan dengan menggunakan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran rata-rata siklus I menjadi 67,8 dengan ketuntasan belajar 66,6% siswa tuntas. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat

79 menjadi 91,4 dengan ketuntasan klasikal mencapai 93,4% siswa tuntas hasil belajarnya. (1) Hasil Refleksi Pada akhir kegiatan siklus II diadakan refleksi proses pembelajaran yang telah dilakukan. Kegiatan refleksi bertujuan untuk mendapatkan kritik dan saran dari observer. Hasil refleksi tersebut adalah pembelajaran dalam menerapkan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siklus II pertemuan pertama sudah sangat baik, untuk pertemuan berikutnya guru harus mengoptimalkan seluruh kegiatan yang direncanakan agar hasilnya lebih baik lagi. Pada pertemuan pertama siklus II siswa sudah terbiasa terhadap pembelajaran dengan menerapkan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) sehingga pembelajaran dilakukan dengan siswa aktif bertanya dan siswa aktif dalam kelompok diskusinya. Pada pertemuan kedua yang dilakukan guru sudah bisa dikatakan berhasil, yang dapat ditunjukan dari meningktanya hasil ketuntasan belajar siswa yaitu 14 siswa atau 93,4% siswa tuntas.dapat disimpulkan pembelajaran yang dilakukan dalam penerapan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siklus II berhasil karena memperoleh penilaian pada pertemuan pertama adalah 80% meningkat menjadi 93,4%. 4.5 Pembahasan Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui melalui penggunaan pembelajaran contextual teaching and learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan motivasi belajar pada mata pelajaran IPAmateri tentang batuan dan tahah di kelas 5 SD Negeri Bugel 02 kecamatan Sidorejo KotaSalatiga semester II tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini ditunjukan terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran siklus I, yaitu: siswa yang tuntas ada 10 siswa (66,6%), dan yang belum tuntas ada 5 siswa (33,4%) dari nilai rata-rata ulangan harian 57,3% naik menjadi 67,8% pada postes siklus I, sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas ada 14 siswa

80 (93,4%), sedangkan yang belum tuntas ada I siswa (6,6%) dengan nilai rata-rata pada siklus 1 72,6% naik menjadi 91,4 % pada siklus II. Sedangkan peningkatan motivasi belajar siswa pada pembelajaran motivasi siswa pada kondisi awal yaitu sangat tinggi 4 siswa (26,6), tinggi ada 5 siswa (33,4%), sedang 5 siswa (33,4%) dan yang rendah 1 siswa (6,6%). Pada siklus II siswa yang mendapat nilai sangat tinggi ada 7 siswa (46,6%), tinggi ada 4 siswa (26,6%), sedang ada 3 siswa (20%) dan yang rendah 1 siswa (6,6%). Jadi peningkatan motivasi belajar siswa dari yang sangat tinggi dan dari kondisi awal 26,6% menjadi 46,6% pada siklus II. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran terdapat perubahan positif pada siswa terutama motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran batuan dan tanah yang dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa. Johnson, 2003 CTL adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan untuk membantu siswa memahami makna yang ada pada bahan ajar yang mereka pelajari dengan menghubungkan pelajaran dalam kontek kehidupan sehari-harinya dengan kontek kehidupan pribadi, sosial dan kultural. Pendapat yang dikemukakan oleh Johnson di atas juga selaras dengan yang diterapkan oleh Maria Agustina, dengan judul penelitian: Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Tentang Lingkungan Alam dan Buatan dalam Pembelajaran IPS. Penelitian tindakan kelas ini dilatar belakangi rendahnya motivasi belajar siswa, sehingga menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa sebagai akibat kurang menerapkan keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didiknya secara nyata. Hasil penelitian dari peneliti yang telah menerapkan contextual teaching and learning(ctl) membuktikan bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar dikarenakan motivasi belajar siswa tinggi.peningkatan hasil belajar IPA didapatkan dari hasil perolehan nilai siswa di siklus I dan siklus II. 4.5.1 Siklus I Siklus I dengan penggunaan pembelajaran contextualteaching and learning (CTL) siswa yang mencapai KKM 65 sebanyak 10 siswa yang tuntas (66,6%), dan

81 yang belum tuntas ada 5 siswa (33,4%) dari nilai rata-rata ulangan harian 57,4% naik menjadi 67,8%. 4.5.2 Siklus II Siklus II dengan penggunaan pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) siswa yang mencapai KKM 65 ada 14 siswa yang tuntas (93,4%), sedangkan yang belum tuntas ada I siswa (6,6%) dengan nilai rata-rata pada siklus 1ada 67,8% naik menjadi 91,4 % pada siklus II. Sedangkan peningkatan motivasi belajar siswa pada pembelajaran motivasi siswa yaitu sangat tinggi 5 siswa (33,3), tinggi ada 6 siswa (40%), sedang 3 siswa (20%) dan yang rendah 1 siswa (6,6%). Jadi peningkatan motivasi belajar siswa dari yang sangat tinggi dan tinggi, sedang dan rendah. Berdasarkan pengamatan terhadap hasil belajar dan motivasi belajar dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan penggunaan pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang materi Tanah dan batuan di kelas V SD Negeri Bugel 02 Kecamatan Sidorejo KotaSalatiga semester II tahun pelajaran 2012/2013.