Kebiasaan Makan Makanan Tinggi Purin Pada Penderita Gout Arthritis Rawat Jalan Di Puskesmas Tuminting

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

salah satunya disebabkan oleh pengetahuan yang kurang tepat tentang pola makan yang menyebabkan terjadinya penumpukan asam urat.

DIET RENDAH PURIN untuk penderita asam urat. Rizqie Auliana, M.Kes

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) OSTEOARTHRITIS

CREATED BY: WINDA DARPIANUR, SKep

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Zat yang secara normal dihasilkan tubuh yang merupakan sisa pembakaran protein atau penghancuran sel-sel tubuh yang sudah tua.

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si

1/1/2002. Masalah Lansia (terkait fungsi pencernaan) Lansia & Obat. Gizi seimbang POLA HIDUP SEHAT

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan

DISLIPIDEM IA. Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid)

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Situasi

Pengetahuan Gizi Tentang Asam Urat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. Pembuangan Asam Urat Berkurang

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

KUESIONER GAYA HIDUP DAN POLA KONSUMSI PENDERITA HIPERTENSI KARYAWAN PABRIK HOT STRIP MILL (HSM) PT. KRAKATAU STEEL CILEGON

DIET PASIEN HEMODIALISA (CUCI DARAH)

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

BAB I PENDAHULUAN. nyeri yang teramat sangat bagi penderitanya. Hal ini disebabkan oleh. dan gaya hidup ( Price & Wilson, 1992).

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT

PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah. Untuk lakilaki,

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gout (penyakit akibat pengendapan kristal Mono Sodium Urat/MSU)

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

BAB III METODE STUDI KASUS. Metode penelitian deskripti adalah suatu metode penelitian yang dilakukan

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. terjadi penyakit degeneratif yang meliputi atritis gout, Hipertensi, gangguan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Kesehatan Nasional Indonesia (2011) merupakan suatu

Program Studi S1 Ilmu Gizi Reguler Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul (UEU) Jl. Arjuna Utara No.9 Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Biologi

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

DBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya

BAB I PENDAHULUAN. dari orang ke orang. PTM mempunyai durasi yang panjang, umumnya

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram

KUESIONER PENELITIAN

POLA MAKAN DAN MANIFESTASI ASAM URAT PADA LANSIA DIET PATTERN AND GOUT MANIFESTATION TO ELDERLY

Penelitian akan dilaksanakan di R.S.U Dr. Pirngadi Medan pada bulan Januari 2014 Juli 2015.

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

POLA MAKAN DAN KADAR ASAM URATPADA WANITA MENOPAUSE YANG MENDERITA GOUT ARTHRITIS DIPUSKESMAS TIKALA BARUMANADO

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat

KUESIONER PENELITIAN

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7

HASIL DAN PEMBAHASAN

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :...

MANIFESTASI ASAM URAT PADA LANSIA DI PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN KOTA KEDIRI

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI ASUPAN MAKANAN YANG MENGANDUNG PURIN DENGAN KADAR ASAM URAT PADA LANSIA DI DESA TULUNGREJO KECAMATAN NGANTANG ABSTRAK

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asam urat merupakan sebutan orang awan untuk rematik pirai (gout

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami. penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA

Tanaman yang lazim digunakan sebagai obat tradisional dalam pengobatan asam urat adalah sambiloto, kumis kucing, sembung, dan brotowali.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah, lebih dari

Lampiran 1 FOOD FREQUENCY QUESTIONER (FFQ) Tidak pernah. Bahan makanan >1x/hr 1x/hr 4-6x/mg 1-3x/mg 1-3x/bln

KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL DAN KADAR ASAM URAT PADA PRIA DEWASA DI KELURAHAN KOYA KECAMATAN TONDANO SELATAN KABUPATEN MINAHASA

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).

Petunjuk : isilah dan beri lingkaran pada poin jawaban yang disediakan! I. Identitas Responden 1. ID Responden: [ ] [ ] 2.

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL KUISIONER PENELITIAN

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

LAMPIRAN 1 UNIVERSITAS INDONESIA

Manfaat Diet Pada Penanggulangan Hiperkolesterolemi

LEMBAR KESEDIAAN DALAM PENELITIAN

Jawaban mohon diisi dengan jelas dan lengkap, untuk pertanyaan pilihan, selahkan pada pilihan saudara (hanya 1 pilihan).

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014). Penyakit degeneratif. dan tulang salah satunya adalah asam urat (Tapan, 2005).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

Ikan, merupakan jenis makanan sehat yang rendah lemak jenuh, tinggi. protein, dan merupakan sumber penting asam lemak omega 3.

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Kepada: Tempat

Informed Consent PENJELASAN PENELITIAN UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN

PENCEGAHAN DENGAN KADAR ASAM URAT PADA MASYARAKAT DUSUN DEMANGAN WEDOMARTANI, NGEMPLAK, SLEMAN, YOGYAKARTA

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

BAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Gizi Seimbang Pada Lansia. : Wisma Dahlia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI SISWA KELAS X JASA BOGA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

NASKAH PENJELASAN PENELITIAN

SUSTAINABLE DIET FOR FUTURE

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

ASUPAN KARBOHIDRAT DAN LEMAK PADA DIABETESI TIPE II YANG RAWAT JALANDI PUSKESMAS TOMBATU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan zaman mengakibatkan adanya pergeseran jenis

UNIVERSITAS INDONESIA KUESIONER PENELITIAN FREKUENSI KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER KALSIUM PADA REMAJA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. dan biokimia pada jaringan atau organ yang dapat mempengaruhi keadaan

LAMPIRAN 1 KUESIONER

MANFAAT DIET PADA PENANGGULANGAN HIPERKOLESTEROLEMI. Dr.T.BAHRI ANWAR BAGIAN ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Obat Herbal Diabetes dan Diet Makanan, Pasangan Serasi Untuk Diabetesi

EFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KANDUNGAN KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG DIINDUKSI URIC ACID

Transkripsi:

528 Kebiasaan Makan Makanan Tinggi Purin Pada Penderita Gout Arthritis Rawat Jalan Di Puskesmas Tuminting Stevyna Barangmanise 1 Yani Karundeng 2 Yulandari Latif 3 1 RSJ. Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Manado, 2 Jurusan Keperawatan Poltekkes Manado, 3 Jurusan Gizi Poltekkes Manado ABSTRACT Gout is a disease of purine metabolic abnormalities in which there is excessive production of uric acid (hyperuricemia) or excessive buildup of uric acid in the body. This study aims to determine the eating habits of high purine diet in patients with outpatient gout arthritis in the Tuminting public health center. The type of this research is descriptive observational research using food consumption survey method. This research was conducted in June 2016. Place of research at Tumunting Health Center Manado. The population in this study were all outpatient gout arthritis patients at Tuminting Health Center who were determined using consecutive sampling with criteria that is: men and women aged 20-60 years, willing to be respondents, the sample size in this study was determined by proportion in the limited population amounted to 30 samples. The results of examination of uric acid levels of respondents in this study men have a mean of uric acid levels 7.8 mg / dl lowest 7.3 mg / dl and highest 10.2 mg / dl and for women have a mean of uric acid level 6.7 mg / dl lowest 6.3 mg / dl and highest 7.9 mg / dl. The frequency of eating most of the respondents often ate foods high in purines and foods with moderate levels of purine content. The most commonly eaten source of the most frequently consumed purine ingredients is beef liver and sardines. While the food sources that contain the most frequently consumed purin are kale, tofu, tempeh, tuna and beans. Suggestions to the respondents in this study were to select and consume food that is low purine and avoid alcohol consumption. Keywords: High Eating Habits Purin, Gout Arthritis PENDAHULUAN Penyakit asam urat disebut pula dengan istilah gout arthritis atau pirai dan termasuk bagian-bagian dari reumatik. Penyakit ini akan muncul saat terjadi penumpukan kristal asam urat (monosodium urat) pada sendi akibat kadar asam urat yang terlalu berlebihan di dalam darah. Jika kadar asam urat didalam darah terlalu berlebihan maka ginjal tidak mampu lagi mengatur kestabilannya (Noormindhawati, 2014). Berdasarkan survei WHO tahun 2004, Indonesia merupakan negara terbesar ke 4 di dunia yang penduduknya menderita asam urat dan berdasarkan sumber dari Buletin Natural, di Indonesia penyakit asam urat 35% terjadi pada pria di bawah usia 34 tahun. Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5-7 mg/dl dan pada perempuan 2,6-6 mg/dl. Kadar asam urat yang lebih dari 7mg/dl untuk laki-laki dan 6 mg/dl untuk perempuan disebut hiperurisemia. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan untuk prevalensi penyakit sendi secara nasional berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan (D) yaitu 11,9% dan berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan atau gejala (D/G) yaitu 24,7%. Untuk prevalensi

529 penyakit sendi pada umur 15 tahun berdasarkan provinsi, prevalensi untuk Kota Manado berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan (D) sebesar 7,2% dan berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan atau gejala (D/G) sebesar 14,2% (Riskesdas, 2013). Prevalensi penyakit sendi berdasar diagnosis di provinsi Sulawesi Utara 10,3% dan berdasar diagnosis dan gejala 19,1%. Prevalensi berdasarkan diagnosis nakes tertinggi di Bolaang Mongondow(18,0%), diikuti Bolaang Mongondow Selatan (12,7%), Bolaang Mongondow Utara dan Kepulauan Talaud masing-masing 12,6%, dan Minahasa sebesar 11,8%. Prevalensi penyakit sendi berdasarkan diagnosis dan gejala tertinggi di Bolaang Mongondow Selatan (31,8%), diikuti Kepulauan Talaud (29,4%), Bolaang Mongondow (27,5%), dan kota Tomohon sebesar 23,8% (Riskesdas, 2013). Penderita asam urat yang datang berobat rutin di wilayah kerja Puskesmas Tuminting dari bulan Januari sampai bulan April 2016 berjumlah 107 orang (Laporan Puskesmas Tuminting, 2016). Rumusan masalah dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut tentang Bagaimana kebiasaan makan makanan tinggi purin pada penderita Gout Arthritis rawat jalan di Puskesmas Tuminting. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kebiasaan makan makanan tinggi purin pada penderita gout arthritis rawat jalan di Puskesmas Tuminting. Manfaat Penelitian ini adalah Untuk memberikan informasi dan meningkatkan pengetahuan bagi masyarakat agar mampu untuk mencegah secara mandiri penyakit gout dan menjadi acuan bagi Puskesmas dalam peningkatan pelayanan bagi kesehatan masyarakat. Uric acid atau asam urat merupakan produk akhir dari proses katabolisme purin. Purin termasuk salah satu komponen asam nukleat dan terdapat pada inti sel semua makhluk hidup. Purin menjadi salah satu struktur kimia pembentuk DNA dan termasuk kelompok nonesensial dalam tubuh. Oleh karena itu, purin bisa ditemukan pada setiap sel-sel tubuh, termasuk pada setiap bahan makanan yang berasal dari tumbuhan maupun hewan. Selain itu, purin juga bisa terbentuk akibat perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara alami maupun akibat suatu penyakit (Noormindhawati, 2014). Gout adalah penyakit kelainan metabolisme purin dimana terjadi produksi asam urat berlebihan (hiperurisemia) atau penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebihan. Peningkatan produksi asam urat menyebabkan peradangan sendi dan pembengkakan sendi. Penyakit gout di masyarakat lebih dikenal dengan istilah penyakit asam urat (Suiraoka, 2012). Faktor yang berperan terhadap terjadinya gout yaitu faktor keturunan dengan adanya riwayat gout dalam keluarga, pola makan dengan tinggi protein dan kaya senyawa purin lainnya, konsumsi alkohol yang berlebihan, hambatan pembuangan asam urat karena

530 penyakit tertentu, penggunaan obat-obatan yang meningkatkan kadar asam urat, penggunaan antibiotika secara berlebihan yang menyebabkan berkembangnya jamur, bakteri, dan virus menjadi lebih ganas, penyakit tertentu pada darah yang menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme tubuh, obesitas, serta faktor lainnya seperti stress, cedera sendi, hipertensi, dan olahraga berlebihan (Suiraoka, 2012). Makanan yang perlu di hindari untuk mencegah penaikan kadar asam urat dalam darah yaitu makanan yang banyak mengandung purin tinggi, penggolongan makanan berdasarkan kandungan purin : 1. Tinggi Purin 150 1000 mg/100 g bahan pangan adalah otak, jeroan, daging angsa, daging dara, burung dara, telur ikan, kaldu, sarden, alcohol, ragi dan makanan yang diawetkan. 2.Sedang purin 50 100 mg/100 g bahan pangan adalah ikan tongkol, tenggiri, bawal,ikan teri, bandeng, daging sapi, daging ayam, kerang, asparagus, kacang-kacangan, jamur, bayam, kembang kol, buncis, kapri, tahu, tempe. Bahan pangan ini sebaiknya dibatasi 50 g/hari. 3. Rendah purin 0 100 mg/100 g bahan pangan adalah kelompok serealia, sayuran dan buah segar kecuali yang berada di golongan tinggi dan sedang. Asam urat di dalam tubuh bisa berasal dari luar yaitu dari diet tinggi purin dan dari dalam yang merupakan hasil akhir metabolisme purin. Umumnya karena pola makan yang tidak seimbang (jumlah asupan protein sangat tinggi) (Utami,2009). Asam urat juga terbentuk sebagai hasil metabolism protein, maka beberapa ahli juga menyarankan agar si penderita juga melakukan diet rendah protein yang kaya akan asam amino yang mengandung belerang. Oleh karena itu, diet yang diberikan kepada penderita batu ginjal asam urat harus diet yang tinggi sisa basanya dan yang kandungan asam aminonya mengandung belerang rendah. Umumnya sayuran dan buah-buahan dapat diberikan dalam jumlah banyak. Namun ada beberapa sayuran yang sebaiknya dibatasi seperti asparagus, bayam, kacang polong, kacang buncis, kembang kol dan jamur (Almatsier, 2008 : Mutia, 2010). Asam urat terbentuk karena hiperurisemia, dehidrasi, atau kadar Ph urin yang rendah (bersifat asam). Makanan yang mengandung purin tinggi umumnya menghasilkan urin yang bersifat asam dan meningkatkan ekskresi asam urat melalui urin. Oleh sebab itu, disamping meningkatkan asupan cairan dan menghindari makanan yang mengandung purin tinggi, perlu di usahakan untuk meningkatkan Ph urin (Rina Yenna : Diah Krisnatuti, 2008). Pengolahan pangan, terutama perebusan, dapat menurunkan kandungan purin karena purin lepas kedalam air rebusan. Pada perebusan daging, ikan, maupun udang, nukleotida

531 protein akan keluar. Zat tersebut dikenal sebagai kaldu. Demikian juga pengolahan kedelai mentah menjadi tempe atau tahu, akan menurunkan kandungan purin bahan pangan (Apriyanti, 2014). Sumber makanan yang termasuk berkadar purin/pirimidin tinggi bisa dilihat pada table berikut: Tabel 1. Kandungan purin bahan makanan Sumber makanan Kadar Purin (mg/100 gram) Teobromin (kefein coklat) 2,3 Limpa kambing 773 Hati sapi 554 Ikan sarden 480 Jamur kuping 448 Limpa sapi 444 Daun melinjo 366 Paru sapi 339 Bayam, kangkung 290 Ginjal sapi 269 Jantung sapi 256 Hati ayam 243 Jantung kambing/domba 241 Ikan teri 239 Udang 234 Biji melinjo 222 Daging kuda 200 Kedelai dan kacang-kacangan 190 Dada ayam dengan kulitnya 175 Daging ayam 169 Daging angsa 165 Lidah sapi 160 Ikan kakap 160 Tempe 141 Daging bebek 138 Kerang 136 Udang lobster 118 Tahu 108 (sumber: penuntun DIET, Instansi Gizi RSCM dan Asosiasi Dietensien Indonesia) Apabila kadar asam urat berlebihan dan ginjal tidak mampu mengatur keseimbangannya, maka akan menumpuk pada jaringan dan sendi. Pada saat kadar asam urat tinggi dan tidak segera diobati dapat menyebabkan penyakit batu ginjal. Tanda dan gejala asam urat adalah terjadinya peningkatan asam urat serum, nyeri hebat yang datang tiba-tiba, pergerakan kaku, mudah merasa letih dan lesu, kemerahan di kulit, sakit tenggorokan, nafsu makan berkurang, lidah berwarna merah (gusi berdarah). Penyakit gout yang berkaitan dengan peningkatan asam urat tidak begitu dikenal masyarakat, sebagian besar masyarakat menyebutnya penyakit asam urat.

532 Jenis Bahan Tabel 2. Kandungan Purin Dalam 100 Gram Bahan Makanan Golongan A (100-1000 mg) Golongan B (10-100 mg) Karbohidrat - - Protein Hewani Protein Nabati Hati, ginjal, otak, jantung, jeroan, ekstrak daging/kaldu, remis, kerang, bebek, sarden, dan makarel - Ikan (selain Gol. A), daging sapi, ayam, udang, dan kerang Kacang kering dan olahannya, tahu serta tempe Golongan C (0-9 mg) (Dapat Diabaikan) Nasi, ubi, singkong, jagung, roti, mie, bihun, dan tepung beras keju, susu, dan telur Lemak - - Lemak dan minyak Sayuran - Buahbuahan Lain-lain Asparagus, bayam, daun singkong, kangkung, serta daun dan biji melinjo - Selain golongan B - - Semua Alkohol,ragi, dan makanan yang diawetkan (Sumber : Almatsier, 2004) Menurut Persagi, syarat diet bagi penderita gout yaitu sebagai berikut: 1. Pembatasan purin - Cake, kue kering, dan puding Apabila terjadi pembengkakan sendi atau kadar asam urat serum lebih dari 10 mg/dl, penderita harus diberikan diet bebas purin. Namun, kenyataannya tidak mungkin merencanakan diet tanpa purin karena hampir semua bahan makanan sumber protein mengandung nukleoprotein. Diet yang normal biasanya mengandung 600-1000 mg purin/hari. Oleh karena itu diet bagi penderita gout harus dikurangi kandungan purinnya hingga kira-kira hanya mengkonsumsi sekitar 100-150 mg purin/hari. 2. Kalori sesuai dengan kebutuhan Jumlah konsumsi kalori harus betul-betul diperhatikan hingga sesuai dengan kebutuhan tubuh yang didasarkan pada tinggi dan berat badan individu. Bagi penderita gout yang kelebihan berat badan harus menurunkan berat badannya dengan memperhatikan jumlah konsumsi kalori. Jumlah kalori di sesuai kebutuhan dan dijaga agar berat badan tidak dibawah normal atau kurang gizi. Kekurangan kalori akan meningkatkan asam urat serum dengan adanya keton bodies yang dapat mengurangi pengeluaran asam urat melalui urin. Demikian juga halnya yang akan terjadi jika penderita menjalani puasa atau diet yang ketat.

533 Pada penderita yang gemuk, konsumsi kalori perlu dikurangi 10-15% dari total konsumsi kalori yang normal setiap harinya. Dengan demikian, kelebihan berat badan dapat diturunkan secara bertahap. Untuk mengatasi rasa lapar akibat pembatasan kalori, penderita dapat mengkonsumsi banyak sayuran dan buah-buahan segar, dengan mengkonsumsi buah dan sayur, dapat memberikan rasa kenyang. Kadar airnya yang tinggi sangat baik dalam membantu melarutkan kelebihan asam urat dalam serum. 3. Tinggi karbohidrat Karbohidrat diberikan sesuai dengan kebutuhan kalori. Ada dua jenis karbohidrat yang biasa dikonsumsi, yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat kompleks, seperti nasi, singkong, ubi, sangat baik dikonsumsi oleh penderita gout karena dapat meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin. Oleh karena itu konsumsi karbohidrat kompleks disarankan tidak kurang dari 100 g/hari. Namun, penderita gout harus mengurangi konsumsi karbohidrat sederhana jenis fruktosa seperti gula, permen, arum manis, gulali, dan sirup. Konsumsi fruktosa tersebut dapat meningkatkan kadar asan urat serum. 4. Rendah protein Penderita gout diberikan diet rendah protein karena protein dapat meningkatkan produksi asam urat, terutama protein yang berasal dari bahan makanan hewani. Sumber makanan yang mengandung protein tinggi misalnya hati, ginjal, otak paru dan limpa. Sumber protein yang dianjurkan adalah protein nabati yang berasal dari tumbuhan dan protein yang berasal dari susu, keju dan telur. 5. Rendah lemak Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Oleh karena itu penderita gout sebaiknya diberi diet rendah lemak. Penderita harus membatasi makanan yang digoreng dan bersantan serta menghindari penggunaan margarin (berasal dari produk nabati) atau mentega (berasal dari produk hewani). Demikian pula dengan buah yang kandungan lemaknya tinggi seperti avokad dan durian, konsumsinya dibatasi. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasional dengan menggunakan metode survey. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016. Tempat penelitian di Puskesmas Tumunting Manado. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita gout Rawat Jalan di Puskesmas Tuminting yang ditentukan menggunakan consecutif sampling dengan kriteria yaitu : laki-laki dan perempuan berusia 20-60 tahun, bersedia untuk menjadi

534 responden, besar sampel untuk data proporsi pada populasi terbatas berjumlah 30 sampel. Definisi Operasional variabel dalam penelitian ini antara lain : 1. Penderita gout adalah penderita yang di diagnosa dokter dengan kadar asam urat diatas normal, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan rentang umur 20-60 tahun. 2. Kebiasaan makan adalah perilaku manusia untuk memenuhi kebutuhan individu yang meliputi jumlah, jenis dan frekuensi makanan tinggi purin diperoleh dengan menggunakan Formulir semi Food Frequency questionnaire (FFQ). 3. Frekuensi makan makanan tinggi purin adalah berapa kali dalam seminggu asupan purin yang dimakan oleh penderita. 4. Jumlah makanan tinggi purin adalah berapa banyak bahan makan tinggi purin yang dimakan oleh penderita gout dalam sekali makan yang diukur dalam satuan gram. 5. Jenis makanan tinggi purin adalah bahan makanan yang mengandung zat purin tinggi yang sering dimakan oleh penderita yaitu kerang, daging bebek, daging angsa, burung dara, ikan sarden, alkohol, ginjal sapi, otak sapi, hati sapi, jantung sapi, paru sapi dan telur ikan. 6. Kadar asam urat adalah angka yang diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium yang di klasifikasikan normal untuk laki-laki 7 mg/dl, tinggi jika > 7 mg/dl dan untuk perempuan 6 mg/dl, tinggi jika > 6 mg/dl. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Formulir pengambilan data identitas responden 2. Formulir Semi Food Frequncy questionnaire (FFQ) 3. Alat pengukur kadar asam urat (nesco multi check) HASIL Letak wilayah kerja Puskesmas Tuminting bervariasi selain didaerah dataran ada yang tinggal di daerah dekat pesisir pantai sebagian kelurahan sindulang satu, sindulang dua, karangria, maasing, tumumpa satu dan tumumpa dua ada yang di bantaran sungai sebagian kelurahan mahawu dan daerah rawan longsor yaitu terdapat sebagian di kelurahan mahawu, tuminting dan sindulang satu. Untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada seluruh masyarakat di wilayah kerjanya, untuk Puskesmas Tuminting yaitu : 1. Upaya promosi kesehatan 2. Upaya kesehatan lingkungan 3. Upaya kesehatan gigi 4. Upaya kesehatan ibu dan anak (KIA) dan keluarga berencana (KB)

535 5. Upaya perbaikan gizi masyarakat 6. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (P2M) 7. Upaya pengobatan dan laboratorium Adapun 10 penyakit menonjol yang berada di Puskesmas Tuminting tahun 2015, yaitu : 1. ISPA 2. Hipertensi 3. Peradangan Rongga dan Mulut 4. Arthritis 5. Penyakit Kulit Alergi 6. Penyakit pada saluran pernafasan atas 7. Diare 8. Myalgia 9. Kecelakaan 10. Konjuntivitis B. Karakteristik Responden a. Umur Umur responden lebih jelasnya dapat dilihat dari table berikut ini : Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Umur Umur Responden (tahun) Jumlah n % 31-40 2 6.67 41-50 10 33.33 51-60 18 60 Jumlah 30 100 Tabel 3 menunjukkan sebagian responden da;am penelitian ini berada pada kisaran 51-60 tahun. b. Tingkat Pendidikan Berikut ini adalah Tingkat pendidikan responden selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah n % Tamat SD 8 26.67 Tamat SLTP 15 50 Tamat SLTA 7 23.33 Jumlah 30 100 Tabel 4 menunjukkan tingkat pendidikan terbanyak responden adalah tamat SLTP 15 orang (50%).

536 c. Jenis Pekerjaan Distribusi responden pekerjaan dapat dilihat pada table berikut ini : Tabel 5. Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Pekerjaan Jumlah n % Swasta 6 20 Pedagang 3 10 Nelayan 2 6.67 IRT 19 63.33 Jumlah 30 100 Tabel 5 menunjukkan bahwa jenis pekerjaan responden yang paling banyak adalah sebagai IRT yaitu 19 orang (63.33). d. Kadar Asam Urat Responden menurut Jenis Kelamin Secara umum semua responden dalam penelitian adalah pasien dengan diagnosa gout arthritis yang berobat di Puskesmas Tuminting dan mempunyai kadar asam urat yang dikategorikan tinggi selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 6. Kadar Asam Urat Responden Variabel Mean Median SD Min Max p Laki-laki 7.8 8 2.4 7.3 10.2 0.07 Perempuan 6.7 6.5 3.1 6.3 7.9 0.09 Tabel 6 menunjukkan hasil pemeriksaan kadar asam urat responden dalam penelitian ini laki-laki mempunyai rerata kadar asam urat 7.8 mg/dl terendah 7.3 mg/dl dan tertinggi 10.2 mg/dl dan untuk perempuan mempunyai rerata kadar asam urat 6.7 mg/dl terendah 6.3 mg/dl dan tertinggi 7.9 mg/dl. 2. Kebiasaan Makan Makanan Tinggi Purin a. Jenis dan frekuensi makan makanan sumber purin Jenis makanan sumber purin di golongkan menjadi 3 yaitu purin tinggi (150-1000 mg/100 g makanan, purin sedang 50-150 mg/100 gr makanan. Penilaian frekuensi makan makanan sumber purin tinggi dan sedang diperoleh dari data semi Food Frequency Questionnaire (FFQ) yang di kategorikan sering, jarang atau tidak pernah di konsumsi selama 1 minggu terakhir, selengkapnya dapat dilihat pada table berikut :

537 Tabel 7. Jenis dan Frekuensi Makan Makanan dengan Kandungan Tinggi Purin Responden Frequensi Makan Golongan A Tinggi Purin (150-1000 mg/100 gram) Jenis Sering Jarang Tidak Pernah Jumlah n % n % n % n % kerang 0 0,00 1 3,33 29 96,67 30 100 daging bebek 4 13,33 19 63,33 7 23,33 30 100 daging angsa 0 0,00 0 0,00 30 100 30 100 burung dara 0 0,00 0 0,00 30 100 30 100 ikan sarden 11 36,67 12 40,00 7 23,33 30 100 alkohol 0 0,00 6 20,00 24 80,00 30 100 ginjal sapi 0 0,00 10 33,33 20 66,67 30 100 otak sapi 0 0,00 10 33,33 20 66,67 30 100 hati sapi 10 33,33 12 40,00 8 26,67 30 100 jantung sapi 0 0,00 10 33,33 20 66,67 30 100 paru sapi 0 0,00 10 33,33 20 66,67 30 100 telur ikan 0 0,00 0 0,00 30 100 30 100 Tabel 7 diatas menunjukan beberapa jenis makanan sumber purin tinggi yang sering di konsumsi oleh responden yaitu hati sapi, daging bebek dan ikan sarden yang di konsumsi dalam satu minggu terakhir. Bahan makanan yang seharusnya di hindari karena sangat berpengaruh dalam peningkatan kadar asam urat dalam darah. Kebiasaan makan makanan yang bersumber dari jenis bahan makanan tinggi purin ataupun sedang purin penderita gout arthritis sangat berpengaruh dengan peningkatan kadar asam urat dalam darah penderita. Perlu adanya perhatian secara khusus dalam pemilihan jenis bahan makan sumber purin juga dalam ukuran jumlah yang akan di makan oleh penderita gout arthritis. Pada umumnya penderita gout arthritis memiliki kebiasaan makan makanan tinggi yang tidak terkontrol baik dalam frekuensi, jenis dan jumlahnya. Berikut ini adalah makanan dengan kategori sedang purin yang dikonsumsi oleh subjek dalam penelitian ini selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel. 8 Jenis dan Frekuensi makanan Responden dengan kategori Purin sedang Frequensi Konsumsi Jenis Bahan Makanan Yang Mengandung Tinggi Purin Jenis >1 hari 1 sehari 4 / minggu 3 / minggu 1-2 / minggu tak pernah Jumlah n % n % n % n % n % n % n % kerang - 0-0 - 0-0 1 3.33 29 96.67 30 100 daging bebek - 0-0 2 6.67 2 6.67 19 63.33 7 23.33 30 100 daging angsa - 0-0 - 0-0 - 0 30 100 30 100 burung dara - 0-0 - 0-0 - 0 30 100 30 100 ikan sarden - 0-0 6 20 5 16.67 12 40 7 23.33 30 100 alkohol - 0-0 - 0-0 6 20 24 80 30 100 ginjal sapi - 0-0 - 0-0 10 33.33 20 66.67 30 100 otak sapi - 0-0 - 0-0 10 33.33 20 66.67 30 100 hati sapi - 0-0 6 20 4 13.33 12 40 8 26.67 30 100 jantung sapi - 0-0 - 0-0 10 33.33 20 26.67 30 100 paru sapi - 0-0 - 0-0 10 33.33 20 26.67 30 100 telur ikan - 0-0 - 0-0 - 0 30 100 30 100

538 Tabel 8 menunjukkan frekuensi konsumsi 4 /minggu paling tinggi yaitu terdapat 6 responden yang sering mengkonsumsi ikan sarden dan hati sapi yang memiliki presentse 20%, frekuensi konsumsi 3 /minggu yang paling tinggi terdapat 5 responden yang mengkonsumsi ikan sarden dengan presentase 16.67, frekuensi konsumsi 1-2 /minggu yang paling tinggi yaitu terdapat 19 responden yang mengkonsumsi daging bebek dengan presentase 63.33, dan yang tidak pernah mengkonsumsi jenis makanan daging angsa, burung dara, telur ikan terdapat 30 responden dengan presentase 100%. Kebiasaan makan makanan tinggi purin jika dilihat dari frekuensi dan jenis bahan makanannya, untuk bahan makanan tinggi purin dari 30 responden sebagian besar responden 50% sering makan makanan tinggi purin. Untuk frekuensi dan jenis makanan sedang purin yang sering dimakan oleh responden adalah sayur kangkung, seluruh responden menyatakan sering makan sayur kangkung karena sayur tersebut mudah di dapat dan merupakan salah satu jenis bahan makanan yang paling sering ada pada makanan khas yaitu bubur manado (tinutuan). Kemudian tahu dan tempe yang biasanya sebagai tambahan saat makan tinutuan atau sebagai cemilan. Jenis bahan makanan tersebut merupakan bahan makanan sedang purin yang sering dimakan oleh responden hampir semuanya dalam jumlah >100 gr/hari sedangkan anjuran untuk makanan sedang purin untuk penderita gout yaitu maksimal 50 gr/hari. Tabel 8. Jenis dan Frekuensi Makan Makanan dengan Kandungan Purin Sedang Frequensi Makan Golongan B Sedang Purin (50-150 mg/100 gram) Jenis Sering Jarang Tidak Pernah Jumlah n % n % n % n % ikan tuna 14 46,67 10 33,33 6 20,00 30 100 ikan putih 6 20,00 14 46,67 10 33,33 30 100 daging sapi 4 13,33 20 66,67 6 20,00 30 100 daging ayam 8 26,67 16 53,33 6 20,00 30 100 daging babi 1 3,33 3 10,00 26 86,67 30 100 tahu 20 66,67 6 20,00 4 13,33 30 100 tempe 17 56,67 7 23,33 6 20,00 30 100 kacangan 12 40,00 11 36,67 7 23,33 30 100 buncis 15 50,00 13 43,33 2 6,67 30 100 bayam 2 6,67 18 60,00 10 33,33 30 100 kangkung 18 60,00 12 40,00 0 0,00 30 100 daun pepaya 0 0,00 15 50,00 15 50,00 30 100 daun singkong 2 6,67 24 80,00 4 13,33 30 100 kembang kol 0 0,00 14 46,67 16 53,33 30 jamur 0 0,00 5 16,67 25 83,33 30 100 daun/biji melinjo 0 0,00 0 0,00 30 100 30 100 asparagus 0 0,00 1 3,33 29 96,67 30 100 udang 1 3,33 8 26.67 21 70 30 100 Tabel diatas menunjukan bahwa konsumsi makanan yang mengandung purin sedang yang sering di konsumsi dalam satu minggu terakhir yaitu ikan tuna, tahu, tempe,

539 kacang-kacangan,buncis dan kangkung. Tahu, tempe dan kangkung merupakan bahan makanan yang sering dimakan oleh responden karna bahan tersebut mudah di dapat dan mudah di olah. Sedangkan bahan makanan yang banyak dimakan tapi dalam kategori jarang yaitu daging sapi, daging ayam, bayam, dan daun singkong. Bahan makanan ini merupakan bahan makanan yang perlu di batasi bagi penderita asam urat karena dapat berpengaruh dalam peningkatan kadar asam urat dalam darah apabila dimakan dalam jumlah yang berlebihan. Asam urat adalah zat yang merupakan hasil akhir metabolisme purin dalam tubuh yang berbentuk kristal-kristal. Asam urat merupakan salah satu senyawa basa organik yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino, unsur pembentuk protein Pada diet normal, asupan purin biasanya mencapai 600-1000 mg/hari. Namun pada penderita asam urat harus membatasi menjadi 120-150 mg/hari. Purin merupakan salah satu bagian dari protein. Membatasi asupan purin berarti juga mengurangi konsumsi makanan yang berprotein tinggi. Asupan protein yang dianjurkan bagi penderita asam urat adalah sekitan 50-70 gram bahan mentah per hari atau 0,8 1 gr/kg berat badan per hari (Syahrazad, 2010). Tabel. 9 Jenis dan Frekuensi Asupan Responden terhadap Bahan Makanan dengan Kandungan Purin sedang Frequensi Konsumsi Jenis Bahan Makanan Yang Mengandung Sedang Purin Jenis >1 hari 1 sehari 4 / minggu 3 / minggu 1-2 / minggu tak pernah Jumlah n % n % n % n % n % n % n % ikan tuna - 0-0 6 20 8 26.67 10 33.33 6 20 30 100 ikan putih - 0-0 2 6.67 4 13.33 14 46.67 10 33.33 30 100 daging sapi - 0-0 2 6.67 2 6.67 19 63.33 7 23.33 30 100 daging ayam - 0-0 3 10 5 16.67 16 53.33 6 20 30 100 daging babi - 0-0 - 0 1 3.33 3 10 26 86.67 30 100 tahu - 0-0 12 40 8 26.67 6 20 4 13.33 30 100 tempe - 0-0 10 33.33 7 23.33 7 23.33 6 20 30 100 kacangan - 0-0 4 13.33 8 26.67 11 36.67 7 23.33 30 100 buncis - 0-0 6 20 9 30 13 43.33 2 6.67 30 100 bayam - 0-0 - 0 2 6.67 18 60 10 33.33 30 100 kangkung - 0-0 8 26.67 10 33.33 12 40-0 30 100 daun pepaya - 0-0 - 0-0 15 50 15 50 30 100 daun singkong - 0-0 - 0 2 6.67 24 80 4 13.33 30 100 kembang kol - 0-0 - 0-0 14 46.67 16 53.33 30 100 jamur - 0-0 - 0-0 5 16.67 25 83.33 30 100 daun/biji melinjo - 0-0 - 0-0 - 0 30 100 30 100 asparagus - 0-0 - 0-0 1 3.33 29 96.67 30 100 udang - 0-0 - 0 1 3.33 8 26.67 21 70 30 100 Tabel 9 menunjukkan frekuensi konsumsi 4 /minggu responden yang mengkonsumsi purin sedang cenderung pada bahan makanan antara lain tahu, tempe, buncis, ikan tuna, kacang tanah dan daging. frekuensi konsumsi 3 /minggu yang paling tinggi terdapat 10 responden yang mengkonsumsi kangkung dengan presentase 33.33%, frekuensi

540 konsumsi 1-2 /minggu yang paling tinggi yaitu terdapat 19 responden yang mengkonsumsi daging sapi dengan presentase 63.33, dan yang tidak pernah mengkonsumsi jenis makanan daun/biji melinjo terdapat 30 responden dengan presentase 100%. Kadar asam urat dalam darah meningkat apabila asupan makanan tinggi purin dan sedang purin masuk kedalam tubuh melebihi batas. Jenis makanan tinggi purin pada penderita gout sebaiknya dihindari untuk dimakan karena akan meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh, sedangkan untuk jenis makanan sedang purin pada penderita perlu adanya pembatasan makan makanan golongan tersebut karena jika makanan sedang purin dimakan berlebihan dari batas yang di anjurkan maka kandungan purin pun akan bertambah dalam tubuh. b. Asupan Purin Berdasarkan Golongan Tabel 10. Asupan Purin Responden Berdasarkan Kadar Purin Golongan Makanan Tabel 10 menunjukkan Jumlah per hari Jumlah < 50 gr 50-100 gr >100 n % n % n % n % Tinggi Purin 18 60 11 36.67 1 3.33 30 100 Sedang Purin 2 6.67 13 43.33 15 50 30 100 pada umumnya responden mengkonsumsi setiap hari makanan tinggi purin walaupun <50 gram/hari dan antara 50-100 gram/hari. KESIMPULAN Jenis bahan makanan yang dimakan oleh responden merupakan bahan makanan yang masuk dalam golongan tinggi dan sedang kadar purin dalam bahan makanan tersebut. Golongan tinggi purin yang paling banyak di konsumsi adalah hati sapi, ikan sarden dan daging bebek dan golongan sedang purin yang sering dikonsumsi adalah tahu, tempe, ikan tuna kacangkacangan dan kangkung. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S. 2008. Penuntun Diet (Edisi Baru). Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Apriyanti, 2014. Meracik Sendiri Obat & Menu Sehat bagi Penderita Asam Urat. Pustaka Baru Press, Yogyakarta 2014 Kanbara, 2010.Analisis Kebiasaan Makan yang Menyebabkan Peningkatan Kadar Asam Urat. Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia. Vol 10. No.2 September 2014 http://www.google.com/search?hl=jurnal+gout+berkaitan+dengan+kebiasaan+maka n.pdf.accessed : 15 desember 2015, 21.30 Laporan Kinerja Pelaksanaan Pemerintah Kelurahan Tuminting, 2016. Laporan Puskesmas Tuminting, 2016. Data Kunjungan Penderita Gout Arthritis. Noormindhawati, 2014. Tahukah Anda? Makanan Berbahaya Untuk Asam Urat. Dunia Sehat, Jakarta Timur 2014

Noviyanti, 2015. Hidup Sehat Tanpa Asam Urat. Notebook, Yogyakarta 2015 Persagi, Penuntun Diit (Jakarta : Gramedia : 1991) Rina Yenna & Diah Krisnatuti, 2008. Diet Sehat Untuk Penderita Asam Urat. Penebar Swadaya, Jakarta 2008 RISKESDAS, 2013. Riset Kesehatan Dasar Nasional Provinsi Sulawesi Utara Suiraoka, I. 2012. Penyakit Degeneratif. Nuha Medika, Yogyakarta Syahrazad Irawan, 2010. Cara Mudah Menaklukkan Asam Urat. Octopus, Yogyakarta. Utami, 2009. Analisis Kebiasaan Makan yang Menyebabkan Peningkatan Kadar Asam Urat. Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia. Vol 10. No.2 September 2014 http://www.google.com/search?hl=jurnal+gout+berkaitan+dengan+kebiasaan+maka n.pdf. accessed : 15 desember 2015, 21.30 Wachjudi, 2006. Analisis Kebiasaan Makan yang Menyebabkan Peningkatan Kadar Asam Urat. Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia. Vol 10. No.2 September 2014 http://www.google.com/search?hl=jurnal+gout+berkaitan+dengan+kebiasaan+maka n.pdf.accessed : 15 desember 2015, 21.30 541