BAB III MODEL PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Desain Nonequivalent Control Group Design

BAB III METODE PENELTIAN

Nonequivalent Control Group Design

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuasi. Quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1 : Desain penelitian oleh Newman dalam Endang mulyatiningsih (2011:89) Keterangan: R = Random Assigment X 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh akan diolah dengan menggunakan teknik kuantitatif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.

BAB III METODE PENELITIAN. independen (treatment/perlakuan) terhadap variabel dependen (hasil) dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan judul penelitian yaitu Perbedaan Metode Inquiry dan

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD negeri 2 Ngaren,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI MAN 1 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah eksperimen semu. Penelitian ini bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data, (6) uji instrumen, (7) teknik analisis data dan pengujian hipotesis. yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III MODEL PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Eksperimen 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Pemilihan jenis penelitian dikarenakan penelitian eksperimen semu lebih kuat daripada penelitian praeksperimen, tetapi lebih lemah daripada eksperimen sungguhan. Dantes (2012:97). 3.1.2 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain eksperimen Nonequivalent Control Group Design, yakni desain penelitian yang terdapat Pre-Test sebelum mendapat perlakuan, agar hasil perlakuan lebih akurat karena dapat membandingan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan, dengan kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dan kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2011:89). O 1 X 1 O 2 Gambar 1 Bentuk Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design Keterangan: O 1 dan O 3 = Hasil belajar siswa sebelum ada perlakuan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik melalui pembelajaran Discovery Learning dan model pembelajaran Problem Based Learning. X 1 X 2 O 2 = Perlakuan menggunakan pendekatan saintifik model Discovery Learning. = Perlakuan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. = Hasil belajar siswa setelah ada perlakuan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik melalui model Discovery Learning. O 3 X 2 O 4 32

33 O 4 = Hasil belajar siswa setelah ada perlakuan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik melalui model Problem Based Learning. Keadaan awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah setara, penelitian dilakukan untuk mengetahui perbedaan pengaruh penggunaan pendekatan saintifik melalui model Discovery Learning dengan model pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar matematika. 3.2 Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas 3 SD Negeri Gedong 01 dan 03. Kelas 3 SD Negeri Gedong 03 sebagai kelas eksperimen dan kelas 3 SD Negeri Gedong 01 sebagai kelas kontrol. Kelas 3 SD Negeri Gedong 03 sebagai kelas eksperimen diberi perlakuan berupa pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Discovery Learning untuk mata pelajaran matematika. Kelas 3 SD Negeri Gedong 01 sebagai kelas kontrol diberi perlakuan berupa pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Problem Based Learning untuk mata pelajaran matematika. Kuantitas kedua kelompok tidak sama yaitu: SD Negeri Gedong 01 21 siswa dan SD Negeri Gedong 03 23 siswa. Secara lebih rinci dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 2 Data siswa kelas 3 SD Negeri Gedong 01 dan 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015 Sekolah Kelompok Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Siswa SDN Gedong 01 Kontrol 12 9 21 SDN Gedong 03 Eksperimen 11 12 23 Jumlah 44 Tabel 2 menyajikan data siswa pada kedua kelompok. Jumlah siswa lakilaki dan perempuan pada kedua kelompok beda. Siswa laki-laki pada kelompok kontrol 12 siswa dan kelas eksperimen 11 siswa. Siswa perempuan pada kelompok kontrol 9 siswa dan kelas eksperimen 12 siswa. Jadi jumlah

34 keseluruhan siswa sebanyak 44 siswa. Jadi jumlah keseluruhan subjek penelitian sebanyak 44 siswa. 3.3 Variabel dan Definisi Operasional 3.3.1 Variabel Penelitian Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Discovery Learning dan model pembelajaran Problem Based Learning. Variabel terikat adalah hasil belajar matematika kelas 3 SD Negeri Gedong 01 dan 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015. 3.3.2 Definisi Operasional Definisi operasional untuk menjabarkan variabel bebas dan variabel terikat yang akan digunakan dalam penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Discovery Learning yang didefinisikan secara operasional sebagai proses pembelajaran matematika pada siswa kelas 3 SD Negeri Gedong 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015, dimana siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan melibatkan aktifitas seluruh tubuh dengan kegiatan bergerak, mendengar, melihat, dan berpikir. Dengan proses pembelajaran yang melibatkan aktifitas seluruh, maka siswa menjadi aktif dalam pembelajaran. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning didefinisikan secara operasional sebagai proses pembelajaran matematika pada siswa kelas 3 SD Negeri Gedong 01 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015, dimana siswa mendengarkan penjelasan guru kemudian bekerja dalam kelompok untuk mendiskusikan permasalahan yang diberikan guru dan diharapkan siswa bisa saling membantu sesama anggota kelompok untuk memahami bahan pelajaran. Variabel terikat dalam penelitian adalah hasil belajar siswa kelas 3 yang didefinisikan secara operasional sebagai ketercapaian hasil belajar ranah kognitif dengan perlakuan menggunakan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Discovery Learning pada kelompok eksperimen dan hasil belajar ranah kognitif dengan perlakuan menggunakan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran

35 Problem Based Learning pada kelompok kontrol. Hasil belajar ranah kognitif datanya diperoleh dengan menggunakan tes tertulis menggunakan 15 soal pilihan ganda. 3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data tentang hasil belajar siswa. Peneliti menentukan model pengumpulan data yang sesuai dengan variabel yang diteliti untuk memperoleh data dan keterangan-keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data berupa tes dan nontes. Teknik pengumpulan data nontes menggunakan teknik observasi yang digunakan untuk menilai keterlaksanaan sintak pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar matematika pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jenis tes yang digunakan untuk memperoleh data adalah tes dengan pilihan ganda. Soal yang digunakan dalam tes dibuat berdasarkan indikator, standar kompetensi, dan kompetensi dasar mata pelajaran matematika kelas 3 SD dengan materi pokok luas persegi dan persegi panjang. 3.4.2 Alat Pengumpulan Data 3.4.2.1 Lembar Observasi Observasi digunakan untuk mengetahui apakah pembelajaran dilakukan sesuai dengan rencana pelaksanaan dan sintak pembelajaran. Observasi dilakukan pada saat pembelajaran dilakukan pada kedua kelompok. Kelompok eksperimen diobservasi berdasarkan langkah-langkah menggunakan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Discovery Learning dan kelompok kontrol diobservasi berdasarkan langkah-langkah menggunakan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Problem Based Learning. Sebelum membuat instrumen observasi, dibuat dulu kisi-kisi untuk lembar observasinya. Secara lebih jelas kisi-kisi observasi dalam pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Discovery Learning yang diimplementasikan ke SD eksperimen disajikan pada tabel sebagai berikut:

36 Tabel 3 Kisi-kisi Observasi Tindakan Model Pembelajaran Discovery Learning No. Indikator Aspek yang Diamati 1. Kegiatan Awal 1. Memberikan salam pembukaan dan mengajak siswa berdo a. 2. Mengecek kehadiran siswa. 3. Meminta siswa menyiapkan buku dan alat-alat belajar serta memastikan siswa dalam kondisi siap belajar. 4. Melakukan apersepsi. 5. Memberikan tujuan pembelajaran yang jelas dan bermakna. 6. Mengajak siswa terlibat penuh sejak awal dengan membimbing berkomunikasi langsung dengan siswa selama pembelajaran. 2. 3. Kegiatan Inti Eksplorasi Mengamati Elaborasi Menanya 7. Meminta siswa untuk mengamati benda-benda yang berbentuk persegi dan persegi panjang di lingkungan kelas. 8. Menampilkan sesuatu menggunakan papan yang berbentuk persegi dan persegi panjang untuk membuat siswa kebingungan. 9. Bertanya jawab permasalahan tersebut. 10. Membimbing siswa dalam kelompok mengidentifikasi masalah yang ditulis di papan tulis dengan mengajukan beberapa pertanyaan. 4. Menalar 11. Meminta siswa menyebutkan aplikasi dari bangun persegi dan persegi panjang dalam kehidupan sehari-hari. 12. Meminta siswa mengumpulkan berbagai informasi sebanyak mungkin yang berhubungan dengan permasalahan. 13. Meminta siswa berdiskusi dalam kelompok untuk mengolah data yang diperoleh. 5. Mencoba 14. Meminta siswa melakukan eksperimen menggunakan media bangun datar persegi dan persegi panjang. 6. Jejaring 15. Meminta perwakilan dari setiap kelompok maju menyampaikan hasil eksperimen. 7. Konfirmasi Menanya 16. Bertanya jawab dengan siswa mengenai pelajaran hari ini. 17. Menyimpulkan apa yang sudah dipelajarai hari ini. 18. Meminta siswa mengerjakan soal post test. 8. Kegiatan Penutup 19. Memberikan penguatan pengetahuan 20. Mengajak siswa bernyanyi rumus luas persegi dan persegi panjang.

37 Berikut adalah kisi-kisi observasi dalam pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Leraning yang diimplementasikan ke SD kontrol disajikan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4 Kisi-kisi Observasi Tindakan Model Pembelajaran Problem Based Learning No. Indikator Aspek yang Diamati 1. Kegiatan Awal 1. Memberikan salam pembukaan dan mengajak siswa berdo a. 2. Mengecek kehadiran siswa. 3. Meminta siswa menyiapkan buku dan alat-alat belajar serta memastikan siswa dalam kondisi siap belajar. 4. Melakukan apersepsi. 5. Memberikan tujuan pembelajaran yang jelas dan bermakna. 6. Mengajak siswa terlibat penuh sejak awal dengan membimbing berkomunikasi langsung dengan siswa selama pembelajaran. 2. Kegiatan Inti Eksplorasi Mengamati 3. Elaborasi Menanya 7. Meminta siswa untuk mengamati benda-benda yang berbentuk persegi dan persegi panjang di lingkungan kelas. 8. Menyajikan sebuah permasalahan yang berhubungan dengan luas persegi dan persegi panjang. 9. Membimbing siswa dalam kelompok mengidentifikasi masalah yang ditulis di papan tulis dengan mengajukan beberapa pertanyaan. 10. Bertanya pada siswa bagaimana mencari luas persegi dan persegi panjang serta mencari panjang atau lebar jika luasnya sudah diketahui. 4. Menalar 11. Meminta siswa menyebutkan aplikasi dari bangun persegi dan persegi panjang dalam kehidupan sehari-hari. 12. Memberi bimbingan kepada siswa untuk melakukan eksperimen dan mengumpulkan informasi terhadap materi ysng diangkat dalam permasalahan. 5. Mencoba 13. Meminta siswa melakukan eksperimen berdasarkan rancangan yang sudah dibuat dengan bimbingan guru. 6. Jejaring 14. Meminta siswa satu per satu kelompok menyampaikan hasil eksperimen dan diskusi. 15. Bersama siswa menganalisis dan mengevaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang dipresentasikan setiap kelompok. 7. Konfirmasi Menanya 16. Bertanya jawab dengan siswa mengenai pelajaran hari ini.

38 17. Bersama siswa menyimpulkan apa yang sudah dipelajari hari ini. 18. Meminta siswa mengerjakan soal post test. 8. Kegiatan Penutup 19. Memberikan penguatan terkait penguasaan pengetahuan. 20. Mengajak siswa bernyanyi rumus luas persegi dan persegi panjang. 3.4.2.2 Lembar Soal Tes Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar matematika pada kelompok eksperimen dan kontrol. Tes dilakukan dua kali, yaitu Pre-Test dan Post-Test. Pre-Test digunakan untuk mengetahui kondisi awal hasil belajar siswa. Post-Test digunakan untuk mengukur kondisi akhir hasil belajar matematika siswa. Prosedur yang ditempuh dalam penyusunan tes adalah (1) Menentukan kompetensi dasar dan indikator yang akan diukur sesuai dengan materi. (2) Menyusun kisi-kisi soal berdasarkan kompetensi dasar dan indikator yang telah dipilih. (3) Menyusun soal-soal tes berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. (4) Melakukan penilaian terhadap butir tes. (5) Melakukan analisis butir tes. Tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa berupa tes pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban yang dilaksanakan setiap akhir pembelajaran. Sebelum membuat soal, langkah awal dalam pembuatan soal adalah membuat kisi-kisi. Pre-Test digunakan untuk mengetahui keadaan awal siswa sebelum masuk dalam materi. Kisi-kisi soal yang digunakan terdiri dari 30 soal pilihan ganda yang belum melewati uji validitas dan reliabilitas. Kisi-kisi soal Pre-Test adalah sebagai berikut: Tabel 5 Kisi-kisi Instrumen Soal Pre-Test Standar Kompetensi : Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam Kompetensi Dasar No. pemecahan masalah : Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana. Indikator Jumlah Soal Nomor Soal Membaca lambang pecahan 1. 7 3, 7, 9, 12, 17, 22, 27 sederhana. 2. Menuliskan lambang pecahan 7 1, 4, 11, 15, 20, 24, 25.

39 sederhana. 3. Menggambar pecahan sederhana. 6 5, 8, 13, 14, 18, 21 4. Menemukan pecahan sederhana 2, 6, 10, 16, 19, 23, 26, 10 dalam soal cerita. 28, 29, 30. Sebelum membuat soal, langkah awal dalam pembuatan soal adalah membuat kisi-kisi. Post-Test digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dalam kelas. Kisi-kisi soal yang digunakan terdiri dari 30 soal pilihan ganda yang belum melewati uji validitas dan reabilitas. Kisikisi soal Post-Test adalah sebagai berikut: Tabel 6 Kisi-kisi Instrumen Soal Post-Test Standar Kompetensi : Menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang, serta penggunaannya dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar : Menghitung luas persegi dan persegi panjang. No 1. 2. 3. Indikator Jumlah Soal Nomor Soal Menyebutkan penerapan persegi dan persegi panjang dalam kegiatan seharihari. 4 1, 5, 11, 15, Mengenal dan menentukan rumus luas persegi. 7 6, 8, 10, 14, 16, 17, 21 Mengenal dan menentukan rumus dan persegi panjang. 6 3, 9, 22, 27, 29, 30 4. 5. Menyelesaikan soal yang berhubungan dengan luas persegi. 6 4, 12, 13, 18, 19, 20 Menyelesaikan soal yang berhubungan dengan persegi panjang. 7 2, 7, 23, 24, 25, 26, 28 3.4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.4.3.1 Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk menguji instrumen tiap item soal yang nanti digunakan dalam tes individual sebelum dan setelah pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Discovery Learning dan model pembelajaran Problem Based Learning.

40 Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Validitas tidak berlaku universal sebab bergantung pada situasi dan tujuan penilaian Sudjana (2011:12). Validitas suatu soal dapat diukur dengan menggunakan program SPSS 16. Tentang kriteria tinggi rendahnya validitas setiap butir instrumen menurut Azwar (2012:149) dapat digunakan pedoman skor koefisien kerelasi sebagai berikut: Tabel 7 Rentang Indeks Validitas No Indeks Interpretasi 1. 0,00 0,10 tidak berguna 2. 0,11 0,20 tergantung keadaan 3. 0,21 0,35 dapat berguna 4. 0,36 1,00 sangat berguna Pengujian validitas soal Pre-Test dan Post-Test menggunakan SPSS 16. Pengujian validitas soal Pre-Test menggunakan metode korelasi point biserial dihitung menggunakan corrected item-total correlation. Hasil pengujian validitas soal Pre-Test dari 30 soal yang telah disediakan, diperoleh 15 soal valid dan 15 soal tidak valid. Hasil pengujian validitas soal Post-Test dari 30 soal yang telah disediakan, diperoleh 19 soal valid dan 11 soal tidak valid. Analisis uji validitas soal Pre-Test dan Post-Test dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 8 Kisi-kisi Instrumen Soal Pre-Test (sesudah uji validitas) Standar Kompetensi : Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar : Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana. No. Indikator Jumlah Nomor Uji Validitas Soal Soal Valid Tidak Valid 1. Membaca lambang 3, 7, 9, 12, 7 pecahan sederhana. 17, 22, 27 7, 9, 12, 17, 3, 22, 23 2. 1, 4, 11, Menuliskan lambang 1, 11, 15, 7 15, 20, 24, pecahan sederhana. 24, 25. 4, 20, 25 3. Menggambar pecahan 6 5, 8, 13, 5, 8, 14, 18, 13, 21

41 4. sederhana. 14, 18, 21 2, 6, 10, Menemukan pecahan 16, 19, 23, sederhana dalam soal 10 26, 28, 29, cerita. 30. 10, 19, 23, 2, 6, 16, 26, 28, 29, 30 Tabel 9 Kisi-kisi Instrumen Soal Post-Test (sesudah uji validitas) Standar Kompetensi : Menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang, serta penggunaannya dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar : Menghitung luas persegi dan persegi panjang. Jumlah Nomor Uji Validitas No. Indikator Soal Soal Valid Tidak Valid 1. 2. 3. 4. 5. Menyebutkan penerapan persegi dan persegi panjang dalam kegiatan sehari-hari. Mengenal dan menentukan rumus luas persegi. Mengenal dan menentukan rumus dan persegi panjang. Menyelesaikan soal yang berhubungan dengan luas persegi. Menyelesaikan soal yang berhubungan dengan persegi panjang. 4 7 6 6 7 1, 5, 11, 15, 6, 8, 10, 14, 16, 17, 21 3, 9, 22, 27, 29, 30 4, 12, 13, 18, 19, 20 2, 7, 23, 24, 25, 26, 28 5 1, 11, 15 6, 10, 17, 21 3, 22, 27, 29, 30 4, 12, 13, 19, 20 2, 23, 25, 28 8, 14, 16, 9 18 7, 24, 26, 3.4.3.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi alat ukur jika pengukuran diulang. Reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya, artinya kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama (Sudjana, 2011:16). Reliabilitas suatu soal dapat diukur dengan menggunakan program SPSS 16. Uji reliabilitas penelitian adalah menggunakan teknik alpha menggunakan pedoman koefesien reliabilitas menurut Wardani, dkk (2012:344). Pedoman koefesien korelasi reliabilitas berdasarkan nilai alpha dapat dilihat sebagai berikut:

42 Tabel 10 Rentang Indeks Reliabilitas No Indeks Interpretasi 1. < 0,20 kurang reliabel 2. < 0,40 0,20 agak reliabel 3. < 0,60 0,40 cukup reliabel 4. < 0,80 0,60 Reliabel 5. 0,80 1,00 sangat reliabel Pengujian reliabilitas soal Pre-Test dan Post-Test menggunakan SPSS 16. Hasil reliabilitas soal Pre-Test diperoleh nilai Cronbach s alpha 0,869, yang berarti reliabilitas bagus. Tabel 11 Reliabilitas Soal Pre-Test Cronbach s Alpha N of Items.869 30 Hasil reliabilitas soal Post-Test diperoleh nilai Cronbach s alpha 0,778, yang berarti reliabilitas dapat diterima. Tabel 12 Reliabilitas Soal Post-Test Cronbach s Alpha N of Items.778 30 3.4.3.3 Tingkat Kesukaran Soal Tingkat kesukaran soal digunakan untuk mendapatkan soal yang seimbang dari tingkat kesukarannya. Menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal mana yang termasuk mudah, sedang, dan sukar (Sudjana, 2011:135). Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal menggunakan rumus sebagai berikut: = Keterangan: : Indeks kesulitan untuk setiap butir soal

43 : Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal : Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh makin sulit soal tersebut, sebaliknya makin besar indeks yang diperoleh makin mudah soal tersebut. Kriteria ini dipaparkan oleh Sudjana (2011: 137) sebagai berikut: Tabel 13 Rentang Indeks Tingkat Kesukaran Soal No. Indeks Interpretasi 1. 0 0,30 soal kategori sukar 2. 0,31 0,70 soal kategori sedang 3. 0,71 1,00 soal kategori mudah Pengujian tingkat kesukaran soal dilakukan setelah soal sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Pengujian tingkat kesukaran soal menggunakan bantuan SPSS 16 untuk 15 soal Pre-test dan 19 soal Post-Test. Analisis tingkat kesukaran soal Pre-test setelah diuji validitasnya dengan 15 soal didapatkan 10 soal memiliki kategori sedang dan 5 soal memiliki kategori mudah. Perhitungan tingkat kesukaran soal Pre-test dapat dilihat pada lampiran 13. Analisis tingkat kesukaran soal Post-Test setelah diuji validitasnya dengan 19 soal didapatkan 6 soal memiliki kategori sedang dan 13 soal memuliki kategori mudah. Perhitungan tingkat kesukaran soal Post-test dapat dilihat pada lampiran 13. Tabel analisis tingkat kesukaran soal dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 14 Tabel Analisis Tingkat Kesukaran Soal Kategori Soal Nomer Soal Pre-test Nomer Soal Post-Test Mudah 9, 14, 15, 17, 18, 19, 23, 3, 4, 5, 6*, 10, 12*, 13, 17*, 24 20, 22, 23, 27*, 28, 30 Sedang 1, 5, 7, 8, 10, 11, 12 2, 19, 20, 21, 25, 29 Sulit Keterangan: * yang tidak digunakan 3.5 Analisis Data Data yang terkumpul dilakukan pengujian yaitu dengan analisis uji beda ratarata (uji-t). Uji-t digunakan untuk membandingkan rata-rata pada hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengujian dilakukan terlebih dahulu dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji-t dilakukan untuk menguji hasil

44 belajar matematika kelas eksperimen dan kontrol. Pengujian Uji-t dilakukan dengan bantuan SPSS 16. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian populasi adalah sama atau tidak. Uji beda rata-rata atau uji t adalah suatu pengujian untuk melihat apakah nilai tengah (nilai rata-rata) suatu distribusi nilai (kelompok) berbeda secara nyata (significant) dari nilai tengah distribusi nilai (kelompok) lainnya. Prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut: Hipotesis: (berarti tidak ada perbedaan pengaruh penggunaan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Discovery Learning dengan Problem Based Learning) (berarti ada perbedaan pengaruh penggunaan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Discovery Learning dengan Problem Based Learning) Pengujian dilakukan menggunakan bantuan SPSS 16. Pengambilan keputusan dalam analisis Independent-Samples T Test dilakukan dengan melihat nilai t hitung. Dari t hitung selanjutnya dilihat dari signifikansi atau probabilitas. Jika diperoleh signifikansi > 0,05 ( ) maka H o diterima dan H a ditolak berarti tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikansi antara hasil belajar siswa kelas 3 yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Saintifik melalui Model Pembelajaran Discovery Learning (kelas eksperimen) dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Saintifik melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (kelas kontrol). Tetapi jika signifikansi < 0,05 ( ) maka H a diterima dan H o ditolak. Dengan demikian terdapat perbedaan pengaruh yang signifikansi antara hasil belajar matematika siswa kelas 3 yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Saintifik melalui Model Pembelajaran Discovery Learning (kelas eksperimen)

45 dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Saintifik melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (kelas kontrol).