MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2011 hingga Agustus 2011di Desa Tawali Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Propinsi Nusa Tenggara Barat. Materi Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari peternak sapi bali yang berada di Kecamatan Wera, Kabupaten Bima. Peternak yang diwawancarai berjumlah 58 peternak yang terdiri dari 42 peternak yang menerapkan sistem pemeliharaan ekstensif dan 16 peternak yang menerapkan sistem pemeliharaan semi intensif. Data sekunder diperoleh dari Dinas Peternakan Kabupaten Bima, Badan Pusat Statistik Kabupaten Bima dan Dinas Pemerintah Desa Tawali. Alat yang digunakan adalah borang kueisioner, alat tulis dan alat dokumentasi. Metode Responden dalam penelitian dipilih berdasarkan metode purposive sampling dimana ditetapkan beberapa kriteria yakni: (1) merupakan penduduk Desa Tawali; (2) memiliki sapi bali; (3) memelihara sapi bali dengan sistem pemeliharaan ekstensif atau semi intensif; (4) bersedia diwawancarai. Teknik pengumpulan data berdasarkan observasi dan wawancara dengan menggunakan kuisioner. Rancangan dan Analisis Data Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan keadaan umum Desa Tawali berupa keadaan topografi, keadaan demografi, manajemen pemeliharaan, serta profil Desa Tawali. Analisis SWOT (Rangkuti, 1997) Analisis ini digunakan untuk mengetahui aspek internal berupa kelemahan dan kekuatan. Aspek eksternal berupa peluang dan ancaman ketika akan merencanakan pengembangan sapi bali di Desa Tawali. Penyusunan perencanaan
strategi terdapat beberapa tahapan yaitu tahap pengumpulan data, tahap analisis dan tahap pengambilan keputusan. Data diidentifikasi dan diklasifikasikan sebagai faktor internal atau faktor eksternal pada usaha peternakan sapi bali yang dipelihara dengan sistem pemeliharaan ekstensif dan semi intensif. Data yang telah diidentifikasi dan diklasifikasikan kemudian disusun ke dalam tabel IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summary) dan tabel EFAS (Eksternal Strategic Factor Analysis Summary) untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal dan strategis eksternal dari usaha peternakan sapi bali. Tahapan dari pembuatan tabel IFAS dan EFAS ini adalah sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan sebagai faktor-faktor dalam pembuatan tabel IFAS dan peluang dan ancaman sebagai faktor-faktor dalam pembuatan tabel EFAS dari usaha peternakan sapi bali ditempatkan pada kolom pertama. 2. Faktor-faktor tersebut kemudian diberikan bobot masing-masing dengan skala 1 (paling penting) hingga 0 (tidak penting), penentuan bobot ini didasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap. Pembobotan faktorfaktor ini ditempatkan pada kolom kedua. 3. Pada kolom ketiga ditempatkan nilai rating dari faktor-faktor yang diperoleh dengan memberikan skala mulai dari angka 4 (paling berpengaruh) hingga 1(tidak berpengaruh) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap di Desa Tawali. 4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh nilai pembobotan pada kolom 4. Matriks IFAS dan EFAS dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. 11
Tabel 1. Matriks Evaluasi Internal (IFAS) No. Faktor Internal Bobot (B) Rating (R) Nilai (BxR) Kekuatan (Strenght) : Kelemahan (Weakness) : Total Tabel 2. Matriks Evaluasi Eksternal (EFAS) No. Faktor Eksternal Bobot (B) Rating (R) Nilai (BxR) Peluang (Opportunities) : Ancaman (Threats) : Total Faktor-faktor yang berpengaruh pada usaha kemudian disususun kedalam matrik SWOT untuk menggambarkan peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi peternak sehingga dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki peternak dalam menjalankan ini. Matrik ini dapat menghasilkan empat alternatif strategis seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3. Posisi usaha dari sapi bali yang dipelihara dengan sistem pemeliharaan ekstensif dan semi intensif di Desa Tawali dapat dilihat pada matrik Grand Strategy. Matrik Grand Strategy diperoleh dari total nilai matriks IFAS dan EFAS. Matrik Grand Strategy dapat dilihat pada Gambar 3. 12
Tabel 3. Matriks SWOT (Rangkuti, 1997) Faktor Eksternal Faktor Internal Opportunities (O) Faktor-faktor peluang usaha sapi bali Threats (T) Faktor-faktor ancaman Strengths (S) Faktor-faktor kekuatan Strategi SO Strategi yang memanfaatkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi ST Strategi yang menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman Weakness (W) Faktor-faktor kelemahan Strategi WO Strategi yang memanfaatkan peluang dengan meminimalkan kelemahan Strategi WT Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman Peluang IV Turnaround I Agresif Kelemahan Kekuatan III Defensif II Diversifikasi Ancaman Gambar 3. Matrik Grand Strategy Sumber : Rangkuti (1997) Keterangan : Kuadran I : Strategi agresif yakni pengembangan dengan memanfaatkan kekuatan secara optimal untuk meraih peluang yang ada. Kuadran II : Strategi diversifikasi yakni pengembangan dengan memanfaatkan kekuatan secara optimal untuk menghindari ancaman yang ada. Kuadran III : Strategi defensif yakni pengembangan dengan melakukan usaha-usaha defensif serta menghindari ancaman. Kuadran IV : Strategi turnaround yakni strategi pengembangan dengan memanfaatkan peluang yang ada dengan cara mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki. 13
Analisis Sifat Reproduksi Sifat reproduksi dianalisis berdasarkan data hasil wawancara. Sifat reproduksi sapi bali yang dianalisis adalah umur pubertas yaitu umur organ-organ reproduksi mulai berfungsi dan perkembangbiakan terjadi, umur kawin pertama yakni umur pertama kali sapi bali dikawinkan, persentase kematian anak, umur induk melahirkan pertama, persentase tingkat kelahiran anak yang dihitung dari jumlah anak dibagi jumlah total sapi betina dewasa dalam satu tahun dan rasio jantan dan betina. Uji-t Uji t digunakan untuk membandingkan sifat-sifat reproduksi sapi bali yang dipelihara dengan sistem pemeliharaan ekstensif dan semi intensif. Walpole (1997) merumuskanya sebagai berikut: Keterangan : X 1 : merupakan nilai rata-rata perlakuan 1 X 2 : merupakan nilai rata-rata perlakuan 2 n 1 : jumlah sampel 1 n 2 : jumlah sampel 2 S : simpangan baku Do : selisih dua rataan yang berbeda 14