BAB 3 METODE PENELITIAN. Bab ini akan menjelaskan metode penelitian yang mencakup definisi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menjelaskan mengenai definisi operasional, subyek penelitian, desain

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada Sub-bab ini, akan dipaparkan mengenai Variable penelitian yang

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISIS SIKAP LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN TERHADAP PRAKTIK KHITAN PEREMPUAN (SEBUAH STUDI DESKRIPTIF)

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variable

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang

BAB 3 METODE PENELITIAN. ilmiah, karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat. menentukan apakah peneltian tersebut dapat dipertanggungjawabkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Setelah peneliti menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini,

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel adalah konstruk-konstruk atau sifat-sifat yang sedang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional. Variabel penelitian adalah atribut atau sifat yang dimiliki oleh objek,

BAB 3 Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data dan diakhiri dengan menjelaskan waktu dan tempat penelitian.

Lokasi penelitian dilakukan pada Perpustakaan SMP Negeri 15 Bandung yang terletak di Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 89.

C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, dengan dua variabel X dan Y. Kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini, jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan cara atau metode yang benar dalam penelitian tersebut.

4. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab 3 Metode Penelitian. 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesa Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB 3 METODE PENELITIAN. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel kecemasan trait dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional adalah definisi yang menjadikan variabel-variabel yang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Problematic internet use merupakan salah satu variabel (x) yang diteliti dalam

BAB 3 Metode Penelitian

3. MASALAH, HIPOTESIS DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah Descriptive Correlation yaitu

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Nusantara. Jumlah seluruh subyek yang terlibat dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menekankan pada data data numerial (angka), mulai dari

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel) dan Variabel Terikat (Dependent Variabel). Variabel bebas dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian & Definisi Operasional. (2010), variabel adalah konstrak yang diukur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional (potong lintang)

3.1. Partisipan Penelitian Teknik Pengambilan Sampel

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Y, dimana variabel X dalam penelitian ini adalah relationship marketing, sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN. Bab ini menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Noenoeng Tisna Saputra Kahuripan Tawang Kota Tasikmalaya

Selamat membaca, mempelajari dan memahami

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Dan Rancangan Penelitian

Bab 3 Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep

4. METODE PENELITIAN. Universitas Indonesia. Hubungan Antara..., Anindita Kart, F.Psi UI, 2008i

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan yaitu seperangkat teori, prosedur dan asumsi yang diyakini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI Variabel-Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Populasi, Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan hubungan kausal yakni hubungan yang bersifat sebab akibat. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Setelah peneliti menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel


BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

28 BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan metode penelitian yang mencakup definisi operasional variabel penelitian, subyek penelitian, desain penelitian, lokasi penelitian, instrumen penelitian, serta prosedur selama penelitian berlangsung. 3.1 Definisi Operasional Definisi operasional atas variabel penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut. 3.1.1 Sikap Indikator sikap adalah aspek-aspek yang dijadikan sebagai penentu kecenderungan individu dalam melakukan evaluasi terhadap obyek sikap yaitu praktik khitan perempuan. Pada penelitian ini sikap mengarah pada pilihan setuju dan tidak setuju. Dalam Bernstein, dkk, Banaji & Heiphetz (2010) mengelompokkan sikap ke dalam tiga komponen penting yaitu Kognisi (Cognitive) Komponen yang mencakup penerimaan informasi dari lingkungan melalui panca indra, memprosesnya, mengenali yang dipersepsikan, membandingkannya dengan data yang

29 telah dimiliki, mengklasifikasikan, menyimpan dalam ingatan, serta menggunakannya dalam merespons rangsangan. Afeksi (Affective) Indikator yang mewakili perasaan dan emosi individu mengenai fenomena praktik khitan pada perempuan. Perilaku (Behavior) Indikator yang mewakili penilaian yang menjelaskan mengenai kecenderungan tindakan individu terhadap objek sikap yang dipengaruhi oleh masa lalu. 3.1.2 Praktik Khitan Perempuan Praktik khitan perempuan adalah segala prosedur yang dilakukan dengan membuang seluruh maupun sebagian alat kelamin perempuan, atau melukai organ kelamin perempuan baik untuk alasan budaya, agama, maupun alasan non-therapeutic lainnya. 3.1.3 Laki-laki dan Perempuan Relasi seksual adalah hubungan antara kaum laki-laki dan perempuan yang didasarkan pada tuntutan dan kategori biologis. 3.2 Subyek Penelitian Fokus subjek dalam penelitian ini adalah penduduk yang berdomisili di Jakarta. 3.2.1 Populasi Populasi merupakan semua bagian atau anggota dari objek yang akan diamati, dapat berupa orang, benda, objek, atau peristiwa (Eriyanto,

30 dkk, 2007). Menurut Mustafa (2000), populasi adalah unsur atau elemen yang akan diteliti dan memiliki jumlah yang banyak. Populasi pada penelitian ini adalah masyarakat yang berdomisili di Provinsi DKI Jakarta. 3.2.2 Sampel Sampel atau sering disebut contoh, yaitu himpunan bagian dari suatu populasi. Dengan kata lain, sampel memberikan gambaran yang benar dari populasi (W.Gulo, 2000). Menurut Riduwan (2008), terdapat beberapa keuntungan menggunakan sampel, di antaranya memudahkan peneliti karena jumlah sampel lebih sedikit dibandingkan jumlah populasi, penelitian lebih efisien dalam penggunaan uang, waktu, dan tenaga. Selain itu, keuntungan lainnya adalah penulis dapat lebih meneliti dan mencermati dalam melakukan pengumpulan data, yang artinya jika subyek terlalu banyak dikhawatirkan terdapat bias dari orang yang mengumpulkan data karena mengalami kelelahan dan pencatatan tidak menjadi akurat, dan keuntungan yang terakhir adalah penelitian dapat lebih efektif. Sesuai dengan New Research Paradigm, wujud penelitian yang diwarnai oleh perspektif psikologi feminis, para pihak yang menjadi responden dalam penelitian disebut sebagai partisipan. Partisipan dalam penelitian ini mencakup jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang berdomisili di Jakarta. Dalam Atmowiloto (2006), Budiyanta mengemukakan ciri khas kedudukan laki-laki dan perempuan di mata sosial. 1. Laki-laki

31 Laki-laki sering diidentikkan sebagai golongan kelas atas atau superior, sehingga memiliki pilihan mandiri yang diakui dan menjadi prioritas dalam lingkungan sosial. 2. Perempuan Perempuan sering diindentikkan sebagai golongan kelas bawah atau inferior dalam lingkungan sosial, sehingga membawa dampak bagi perempuan yaitu perlakukan kurang adil atau diskriminasi dalam menentukan peran dan posisi dibandingkan kaum laki-laki (Nasaruddin Umar, 2010) Penentuan jumlah partisipan dalam riset ini didasarkan pada pendapat Guilford (dalam Indria dan Nindyati, 2007) yang menjelaskan kriteria penentuan jumlah sampel dalam populasi yang besar, yaitu dengan jumlah yang tidak kurang dari tiga puluh sampel dari populasi. Adapun jumlah laki-laki dan perempuan yang menjadi target penyebaran kuesioner dalam penelitian ini sejumlah seratus partisipan, dengan rincian laki-laki sebanyak lima puluh partisipan dan jumlah perempuan sebanyak lima puluh partisipan. 3.2.3 Teknik Sampling Teknik sampling disebut juga sebagai teknik pengambilan sampling, yaitu suatu cara pengambilan sampel yang representatif dari populasi. Pengambilan sampel dilakukan sedemikian rupa sehingga nantinya diperoleh sampel yang benar-benar mewakili dan menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya (Riduwan, 2008).

32 Teknik sampling terdiri dari pengambilan sampel secara acak dan tidak acak. Teknik sampel secara acak disebut juga sebagai random sampling atau probability sampling. Sedangkan pada pengambilan sampel secara tidak acak disebut juga sebagai nonrandom sampling atau non-probability sampling (Mustafa, 2000). Probability sampling adalah metode pengambilan sampel dengan memberikan kesempatan yang sama untuk diambil dari elemen populasi yang ada, yang tergolong teknik probability sampling adalah simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random sampling, dan area sampling (Riduwan, 2008). Sedangkan non-probability sampling memiliki arti bahwa tidak semua elemen populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel (Mustafa, 2000). Riduwan (2008), membagi penelitian non probability sampling menjadi empat kategori teknik pengambilan sampel, yaitu. 1. Judgmental sampling Merupakan teknik penelitian dengan menggunakan pertimbangan tertentu terhadap elemen populasi yang dipilih peneliti sebagai sampel. Tidak ada peluang bagi anggota populasi untuk menjadi sampel bila di luar pertimbangan peneliti. 2. Coincidence/Incidental sampling Merupakan teknik penelitian yang menarik anggota populasi berdasarkan kemudahan ditemui atau ketersediaan anggota populasi tertentu saja. 3. Quota sampling Merupakan teknik penelitian yang menetapkan kuota atau jumlah tertentu untuk sampel yang memiliki karakteristik yang diinginkan dengan mengetahui komposisi populasi yang ada.

33 4. Snowball sampling Merupakan teknik penelitian yang memilih beberapa responden yang cocok untuk riset. Setelah para responden pertama berpartisipasi dalam riset, para responden akan diminta untuk memberikan daftar anggota atau referensi sebagai partisipan berikutnya. Dengan teknik snowball sampling, peluang untuk menjadi sampel hanya dimiliki oleh anggota-anggota populasi yang menjadi referensi kelompok sampel awal, sehingga menutup anggota lain. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengambilan secara tidak acak atau non-probability sampling dengan jenis pengambilan sampling yaitu Coincidence/Incidental sampling. Coincidence/Incidental sampling merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan faktor kemudahan, dengan kata lain siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristik sampel penelitian, maka orang tersebut dapat dijadikan sebagai sampel atau responden (Riduwan, 2008). 3.2.4 Karakteristik Partisipan Karakteristik partisipan dalam penelitian ini yaitu laki-laki dan perempuan berusia 20 hingga 40 tahun. Dalam Lahey (2007), Erikson mengelompokkan individu berdasarkan tahap perkembangan masingmasing usia. Erikson menjelaskan individu berusia 20 hingga 40 tahun telah memasuki fase dewasa muda (young adulthood) yaitu ketika individu telah dapat berfikir secara kritis (cognitive development), memiliki

34 kepekaan terhadap perasaan dengan sesama (emotional development), serta dapat membuat keputusan mandiri yang mengarah pada kecenderungan perilaku (social development). Oleh karena itu, peneliti memasukkan kriteria usia 20 hingga 40 tahun (young adulthood) dengan asumsi bahwa fase usia tersebut merupakan fase terbaik dalam menentukan sikap secara mandiri, baik dari sudut pandang kognisi, emosi, maupun perilaku sosial. 3.3 Desain Penelitian Kumar dalam Seniati, Yulianto dan Setiadi (2009), mengelompokkan jenis-jenis penelitian berdasarkan tiga perspektif, yaitu. 3.3.1 Perspektif Tipe Informasi Berdasarkan perspektif tipe informasi yang akan diperoleh penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Dalam Sarwono, Sugiyono (2003) menjelaskan penelitian kuantitatif sebagai penelitian yang meneliti status kelompok manusia, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun kelas peristiwa pada waktu tertentu. Melalui metode ini akan diperoleh suatu fenomena, fakta, sifat, serta hubungan fenomena tertentu secara komprehensif dan integral. Kerlinger & Lee (dalam Arnold, 2008) menambahkan, penggunaan sampel yang besar dalam pendekatan kuantitatif akan menghasilkan perhitungan statistik yang lebih akurat. Distribusi frekuensi akan semakin mendekati bentuk normal, ketika jumlah sampel tidak sedikit. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data kuantitatif berupa desain survei melalui kuesioner sikap. Kuesioner sikap pada penelitian ini bertujuan untuk

35 mendeskripsikan sikap subyek penelitian terhadap praktik khitan perempuan yang mengandung unsur kekerasan. 3.3.2 Perspektif Tujuan Waluya (2007), menyusun tiga kategori dalam mementukan tujuan penelitian, yaitu sebagai berikut: 1. Penelitian Eskploratif Penelitian bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan terlebih dahulu atau mengembangkan hipotesis untuk penelitian lanjutan. 2. Penelitian Deskriptif Penelitian yang bertujuan untuk mengungkap masalah atau keadaan yang sebenarnya atau berdasarkan fakta-fakta yang ada. Penelitian deskriptif memerlukan interpretasi atau analisis. 3. Penelitian Uji Hipotesis Penelitian bertujuan untuk menguji satu atau beberapa hipotesis yang telah dirumuskan terlebih dahulu. Sampel yang akan diambil harus benar-benar mewakili populasi, guna mengetahui hubungan sebab akibat. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif untuk mengungkap fenomena serta menganalisa permasalahan pemberlakuan praktik khitan pada perempuan yang mengandung unsur kekerasan yang masih sangat jarang untuk diangkat dan dibahas di lingkungan masyarakat.

36 3.3.3 Perspektif Aplikasi Maryati (2001) membedakan aplikasi penelitian ke dalam dua kategori. Pertama, penelitian murni (basic research) merupakan penelitian yang mengumpulkan informasi untuk menyusun konsep dan hubungan, serta teoritis untuk menemukan prinsip-prinsip umum mengenai suatu topik atau permasalahan tertentu yang nyata dalam kehidupan. Kedua, penelitian terapan (applied research) merupakan pengumpulan informasi untuk membantu usaha memecahkan suatu persoalan di dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini merupakan penelitian murni (basic research) guna memahami sikap partisipan penelitian terhadap praktik khitan perempuan, serta perbedaan pembentukan dan implikasi sikap terhadap kognisi, afeksi, dan perilaku pada jender. 3.4 Lokasi Lokasi dalam penelitian ini meliputi lokasi dan waktu penelitian, yang dijelaskan sebagai berikut. 3.4.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Provinsi Jakarta dengan partisipan yang berdomisili di wilayah Jakarta. Dalam pengumpulan data, peneliti berpindah dari suatu wilayah ke wilayah Jakarta lainnya (coincidence/incidental sampling).

37 3.4.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai dengan studi pustaka, mempersiapkan proposal penelitian, uji coba pengambilan data (try out), pengambilan data lapangan, hingga penyusunan laporan akhir. Pengerjaan penelitian ini dilakukan selama 5 bulan yaitu sejak September 2011 hingga Januari 2012. Pengambilan data dilakukan selama 1 bulan, yaitu pengambilan data untuk try out dilakukan pada awal bulan Desember 2011 dan pengambilan data untuk penelitian dilakukan pada pertengahan bulan Desember 2011. 3.5 Prosedur Penelitian dan Pengukuran Prosedur dalam penelitian ini dilakukan secara bertahap yaitu persiapan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, dan tahap penyajian hasil penelitian yang dijelaskan sebagai berikut. 3.5.1 Persiapan Penelitian Tahap persiapan penelitian dimulai dengan menentukan topik, menentukan desain penelitian, menentukan subjek penelitian, kemudian tahap penentuan instrumen penelitian dan diakhiri dengan uji coba alat ukur (pilot study) guna menguji validitas-reabilitas alat ukur. 3.5.1.1 Penentuan Topik, Desain Penelitian, Subjek Penelitian Penentuan topik, desain penelitian, dan subjek penelitian dilakukan dengan mencari literatur-literatur yang mendukung diadakannya penelitian ini. Penentuan topik dilakukan dengan mencari tahu fenomena atau permasalahan yang terjadi di sekitar ruang lingkup masyarakat sosial. Setelah mengetahui rumusan masalah, kemudian

38 dilakukan desain penelitian yang digunakan sebagai acuan pengerjaan dan pengolahan penelitian. Pada tahap persiapan penelitian ini, peneliti menentukan laki-laki dan perempuan berusia 20 hingga 40 tahun yang berdomisili di Jakarta sebagai partisipan penelitian. Penentuan partisipan penelitian dimaksudkan agar dapat menjadi patokan langkah berikutnya dalam menentukan instrumen penelitian. 3.5.1.2 Penentuan Instrumen Penelitian dan Uji Coba Alat Ukur Penentuan instrumen penelitian dilakukan dengan cara membuat dan menguji coba alat ukur sikap yaitu Afrigthea Ragieltrinanda s Scale of Acceptance on Clitoridectomy (ARt-SAC). Art-SAC diadaptasi dari tiga komponen yang dibuat oleh Banaji & Heiphetz (2010) yang ditujukan untuk melihat gambaran pola sikap individu dengan memperhatikan tiga komponen indikator penting didalamnya yaitu, indikator kognisi (cognitive), indikator Afeksi (affective), dan indikator perilaku (behavior). Indikator sikap pada ARt-SAC menggunakan bentuk dikotomi yang menyatakan pilihan setuju dan tidak setuju mengenai kondisi yang paling menggambarkan diri partisipan saat ini. ARt-SAC terdiri dari tiga indikator (kognisi, afeksi, perilaku) dengan total pernyataan berjumlah tiga puluh item. Terdiri dari sepuluh item penyataan untuk indikator kognisi (cognition), sepuluh item pernyataan untuk indikator afeksi (affection), serta sepuluh item pernyataan untuk indikator perilaku (behavior). Rincian mengenai item-item yang yang digunakan dalam uji coba (try out) alat ukur sikap ARt-SAC, dapat dilihat pada tabel berikut:

39 Tabel. 3.5.1.2. Item untuk uji coba (try out) ARt-SAC Indikator Item Favorable Item Unfavorable Jumlah Item Cognitive 1,4,7,10,13,16, 28 19,22,25 10 Try Out Affective 2,8,11,23,26,17 5,14,21,29 10 Behavior 9,12,15,18,24, 30 3,6,20,27 10 Sumber: Hasil Pengolahan Data. Total 19 11 30 3.5.1.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Untuk menguji validitas dan reliabilitas alat ukur sikap, peneliti meminta bantuan dosen pembimbing Reza Indragiri Amriel sebagai expert judgement untuk memeriksa item-item yang dianggap tidak sesuai dengan konstruk alat ukur. Setelah mendapatkan hasil dari expert judgement, lalu peneliti melakukan uji coba (try out) kepada tiga puluh partisipan, yaitu laki-laki sejumlah lima belas partisipan dan perempuan sejumlah lima belas partisipan. Uji coba alat ukur dilakukan pada tanggal 12 Desember 2011 kepada tiga puluh partisipan yang berdomisili di Jakarta. Setelah data terkumpul, data tersebut diolah dengan menggunakan SPSS 19.0. Data dari variabel sikap berupa data ordinal, yaitu adanya tingkatan ketika satu nilai data yang satu lebih tinggi dibandingkan dengan data yang lain, tetapi tidak diketahui jarak antar nilai data dan tidak menyiaratkan jarak atau nilai yang sama antar tingkatan tersebut. Oleh karena itu, pengujian validitas menggunakan uji korelasi Spearman.

40 Uji korelasi Spearman merupakan alat ukur untuk menguji variabel data yang berskala ordinal. Nilai korelasi Spearman disimbolkan ρ dengan nilai korelasi berada diantara -1 ρ 1. Bila nilai = 0, maka tidak terdapat korelasi atau tidak ada hubungan antara variabel independen dan dependen (Martono, 2010). Uji validitas item dilakukan dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total item (Priyatno, 2011). Semakin tinggi nilai koefisien korelasinya, maka semakin valid item tersebut. Kekuatan hubungan atau nilai korelasi yang terjadi antara skor item dan skor total, dapat dilihat dari tabel nilai dan makna korelasi Spearman (dalam Martono, 2010), yaitu. 0,00 0,19 : Sangat Rendah / Sangat Lemah 0,20 0,39 : Rendah / Lemah 0,40 0,59 : Sedang 0,60 0,79 : Tinggi / Kuat 0,80 1,00 : Sangat Tinggi / Sangat Kuat Berikut hasil uji validitas alat ukur sikap ARt-SAC dengan menggunakan uji validitas Spearman Tabel 3.5.1.3 Hasil Uji Korelasi Uji Coba Per Indikator ARt-SAC Indikator Koefisien Korelasi Nilai Spearman s Rho Cognitive 0,868 Sangat Tinggi Affective 0,912 Sangat Tinggi Behavior 0,828 Sangat Tinggi Sumber: Hasil Pengolahan Data.

41 Secara keseluruhan setiap indikator sikap memiliki nilai koefisien korelasi yang tinggi dengan total skor dari semua indikator, ini menunjukkan bahwa alat ukur sikap (ARt-SAC) valid dan dapat digunakan. Meskipun demikian, terdapat juga beberapa item yang harus dihapus karena nilai item dari indikator sangat rendah atau sangat lemah. Dari 30 item yang ada, terhapus 8 item saat pengujian validitas dengan menggunakan uji Spearman. Sehingga, jumlah item untuk alat ukur sikap adalah 22 item. Tabel 3.5.1.3 Item untuk Pengambilan Data ARt-SAC Indikator Item Favorable Item Unfavorable Jumlah Item Cognitive 1,4,7,10,13, 15 17,21 8 Pengambilan Data Affective 2,8,9,18,20 5,11 7 Behavior 12,14,19,22, 3,6,16 7 Total 15 8 22 Sumber: Hasil Pengolahan Data. Nilai reliabilitas alat ukur ARt-SAC sebelum dan setelah item dihapus, dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.5.1.3 Hasil Uji Reliabilitas ARt-SAC N of Items Nilai Reliabilitas Sebelum Item Dihapus Setelah Item Dihapus 30 0,923 22 0,875 Sumber: Hasil Pengolahan Data.

42 Dari hasil uji reliabilitas alat ukur, didapatkan nilai reliabilitas > 0.80, yang artinya reliabilitas alat ukur tergolong tinggi. Klasifikasi nilai reliabilitas yang diperoleh, didapatkan berdasar pada nilai klasifikasi milik Guilford (dalam Indria dan Nindyati, 2007), yaitu nilai reliabilitas 0.70-0.89 termasuk dalam nilai reliabilitas tinggi. Hasil uji reliabilitas sebesar 0,875 pada alat ukur sikap, dapat dikatakan alat ukur ini valid dan reliabel. Nilai 0,875 menandakan sebanyak 87,5% kebervariasian true score lebih besar dibanding dengan kebervariasian error yaitu sebanyak 12,5%. 3.5.2 Pengumpulan data Setelah melakukan tahap uji validitas dan reliabilitas alat ukur, peneliti melakukan tahap selanjutnya yaitu pengumpulan data. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan sumber data primer berupa kuesioner yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Pengumpulan data dilakukan setelah kuesioner disebarkan kepada sebanyak 100 partisipan yaitu, 50 partisipan laki-laki dan 50 partisipan perempuan yang berdomisili di Jakarta. Proses penyebaran dan pengambilan kuesioner dilakukan selama lima hari. 3.5.3 Pengolahan data Menurut Supardi (2007), pengolahan data terdiri dari tahap editing dan tahap tabulating. Tahap editting pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan dilanjutkan dengan tahap tabulating dengan menggunakan program aplikasi statistik, SPSS 19.0. Pengolahan data dimulai dengan proses editing, yaitu melakukan pemeriksaan terhadap seratus kuesioner yang telah terkumpul, kemudian

43 melakukan pemeriksaan satu persatu item jawaban yang terdapat pada kuesioner penelitian. Dari hasil editting, seluruh kuesioner memiliki jawaban yang lengkap dan tidak ditemukan adanya kuesioner yang tidak lengkap. Setelah mengetahui hasil editting, peneliti melakukan tabulating. Pada tahap tabulating, keseluruhan kuesioner diskor sesuai dengan skala yang telah ditentukan yaitu skala ordinal. Untuk pilihan yang menunjukkan persetujuan atau setuju terhadap khitan perempuan memiliki nilai skor 0. Untuk pilihan yang menunjukkan tidak setuju atau menolak khitan perempuan memiliki nilai skor 1. Begitu pula sebaliknya pada pilihan item unfavorable. Setelah memberikan skor untuk tiap-tiap item, data yang telah dikelompokkan dalam tabel indikatornya masing-masing dengan menggunakan program SPSS 19.0 untuk dianalisa secara statistik deskriptif. 3.5.4 Penyajian hasil penelitian Setelah melakukan pengolahan data, tahap selanjutnya adalah penyelesaian penelitian. Tahap penyelesaian penelitian ini merupakan tahap dimana peneliti melakukan penulisan laporan penelitian, yaitu merangkum dan menyimpulkan hasil data yang telah didapatkan dari hasil analisis. Hasil kesimpulan yang didapatkan akan menjawab pertanyaan penelitian yang telah diajukan sebelum penelitian dilakukan dan hasil penelitian dikaitkan ke bab dua serta diperkaya dengan telaah dari beberapa disiplin non psikologi.