MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TROUBLE SHOOTING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TROUBLE SHOOTING"

Transkripsi

1 MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TROUBLE SHOOTING NO. KODE : - I BUKU INFORMASI

2 DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Penjelasan Materi Pelatihan Pengakuan Kompetensi Terkini Pengertian-pengertian / Istilah... 4 BAB II STANDAR KOMPETENSI Peta Paket Pelatihan Pengertian Standar Kompetensi Unit Kompetensi yang Dipelajari... 6 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan BAB IV TROUBLE SHOOTING Umum Identifikasi Bagian Yang Mengalami Masalah/Gangguan Analisis Penyebab Gangguan Penyelesaian Masalah Bahan Laporan Trouble shooting BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI Sumber Daya Manusia Sumber-sumber Kepustakaan (Buku Informasi) Peralatan/Mesin dan Bahan Halaman: 1 dari 36

3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Pelatihan berbasis kompetensi. Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja Kompeten ditempat kerja. Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang bersangkutan memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang perlu untuk ditampilkan secara efektif di tempat kerja, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat dijadikan panduan pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi yang lebih menekankan kepada peran aktif peserta pelatihan dalam meningkatkan seluruh aspek kemampuan yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta pelatihan Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / mandiri. 1) Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang instruktur. 2) Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih Isi Materi Pelatihan 1) Buku Informasi Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan. 2) Buku Kerja Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktik, baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi: a. Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi. b. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan. c. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktik kerja. Halaman: 2 dari 36

4 3) Buku Penilaian Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan. b. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan. c. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan. d. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja. e. Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik. f. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan Penerapan Materi Pelatihan 1) Pada pelatihan klasikal, kewajiban instruktur adalah: a. Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan. b. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan. c. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan. d. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja. 2) Pada Pelatihan individual / mandiri, kewajiban peserta pelatihan adalah: a. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. b. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja. c. Memberikan jawaban pada Buku Kerja. d. Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja. e. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih Pengakuan Kompetensi Terkini Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency-RCC) Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini, yang berarti tidak akan dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan Persyaratan Seseorang mungkin sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, karena telah: 1) Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sama atau 2) Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau 3) Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama. Halaman: 3 dari 36

5 1.4. Pengertian-Pengertian / Istilah Profesi Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan Standarisasi Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu Penilaian / Uji Kompetensi Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan Pelatihan Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Halaman: 4 dari 36

6 1.4.9 Sertifikat Kompetensi Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Sertifikasi Kompetensi Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi nasional dan/ atau internasional. Halaman: 5 dari 36

7 BAB II STANDAR KOMPETENSI 2.1. Peta Paket Pelatihan Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja Operator Pompa Beton yaitu sebagai representasi dari Unit Kompetensi Mengatasi Gangguan (Trouble shooting) Pemompaan Beton dengan Melakukan Perbaikan Komponen - Kode Unit, sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan dari materi pelatihan lainnya, yaitu: Komunikasi dan Kerjasama di Tempat Kerja; Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3-L); Pemeliharaan Harian Concrete Pump; Mobilisasi Pompa Beton; Teknik Penempatan Unit Concrete pump; Teknik Pemompaan Beton Segar; Kegiatan Akhir Pengoperasian Concrete Pump Pengertian Standar Kompetensi Unit Kompetensi Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan yang akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit komptensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja tertentu Unit kompetensi yang akan dipelajari Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini adalah Mengatasi Gangguan (Trouble shooting) Pemompaan Beton dengan Melakukan Perbaikan Komponen Durasi / waktu pelatihan Pada sistem pelatihan berbasis kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam melakukan tugas tertentu Kesempatan untuk menjadi kompeten Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih akan mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih yang bersangkutan. Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali. 2.3 Unit Kompetensi Kerja Yang dipelajari Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat : mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. Halaman: 6 dari 36

8 mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan. memeriksa kemajuan peserta pelatihan. menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian Kemampuan Awal Peserta pelatihan harus telah memiliki pengetahuan awal Komunikasi di Kempat kerja dan Penerapan K3-L Judul Unit : Mengatasi Gangguan (Trouble shooting) Pemompaan Beton dengan Melakukan Perbaikan Komponen Kode Unit : Deskripsi Unit Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan dalam mengatasi (trouble shooting) pemompaan Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria ) 1. Mengidentifikasi bagian yang mengalami masalah/ 1.1 Data mutu dan slump diperiksa untuk kemungkinan terjadinya yang menyebabkan penyumbatan pada proses pemompaan. 1.2 Kelainan yang terjadi pada concrete pump dan agitator dideteksi kemungkinan kerusakannya. 1.3 Kelainan yang terjadi pada pipa penyalur dideteksi kemungkinan penyebabnya. 2. Menganalisis penyebab masalah/ 3. Menyelesaikan masalah/ pemompaan 4. Membuat bahan laporan trouble shooting 2.1 Buku manual pemeliharaan dan pengoperasian concrete pump untuk mengatasi (trouble shooting) disiapkan. 2.2 Analisis masalah/ dilakukan berdasarkan buku manual. 2.3 Hasil analisis pada pompa dikoordinasikan dengan pihak terkait untuk menentukan jalan keluarnya. 3.1 Langkah penyelesaian masalah ditentukan berdasarkan hasil analisis. 3.2 Perbaikan pada bagian yang mengalami dilakukan sesuai dengan buku manual. 3.3 Masalah/ yang tidak dapat diatasi sendiri dilaporkan kepada atasan langsung untuk penanganan lebih lanjut. 4.1 Daftar simak trouble shooting disiapkan. 4.2 Bagian yang mengalami dicatat. 4.3 Hasil analisis dan penyelesaian masalah dicatat. Halaman: 7 dari 36

9 2.3.6 Batasan Variabel a. Kontek Variabel 1) Unit kompetensi ini diterapkan dalam kelompok kerja atau individual untuk mengatasi (trouble shooting) pemompaan ; 2) Unit kompetensi ini diterapkan di tempat kerja dengan dukungan ketersediaan unit concrete pump dalam kondisi baik dan lapangan yang telah disiapkan sebelumnya; 3) Unit kompetensi ini berlaku untuk concrete pump type boom / truck mounted dan diterapkan dalam kondisi lingkungan yang mendukung. b. Perlengkapan yang diperlukan 1) Alat: a) Concrete pump, siap operasi pada tempatnya; b) Standard tools untuk trouble shooting; c) Bola busa (sponge ball) sesuai ukuran diameter pipa penyalur; d) Alat Pelindung Diri (APD); e) Alat Pengaman Kerja (APK). 2) Bahan: a) Surat Perintah Kerja; b) Beton segar (siap pakai) yang dapat dipompa (pumpable concrete) yang dipasok dengan truck mixer ; c) Mortar pelumas pipa penyalur ; d) Suku cadang untuk perbaikan; e) Buku pedoman pemeliharaan dan pengoperasian concrete pump. c. Tugas-tugas yang harus dilakukan : 1) Mengidentifikasi bagian yang mengalami masalah/ ; 2) Menganalisis penyebab masalah/; 3) Menyelesaikan masalah/ pemompaan ; 4) Membuat bahan laporan trouble shooting. d. Peraturan-peraturan yang diperlukan 1) Undang-undang tentang Keselamatan Kerja dan peraturan lainnya terkait dengan keselamatan kerja; 2) Undang-undang tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup dan peraturan lainnya terkait dengan pencegahan pencemaran lingkungan; 3) Pedoman Pemeliharaan dan Pengoperasian (Operation and Maintenance Manual) Peralatan Pompa Beton. 4) Prosedur Operasi Standar (SOP) Perusahaan; Panduan Penilaian a. Penjelasan Pengujian 1) Prosedur penilaian Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi Halaman: 8 dari 36

10 pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja dengan menggunakan metode uji yang tepat untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar. 2) Tempat Lokasi kerja atau tempat pelatihan (training ground) yang memenuhi syarat. 3) Penguasaan unit kompetensi sebelumnya : FKK.CP : Melakukan Komunikasi dan Kerjasama di tempat kerja; FKK.CP : Menerapkan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Pengendalian Dampak Lingkungan di Tempat Kerja; FKK.CP : Melakukan Pemeliharaan Harian Sebelum Operasi; FKK.CP : Melakukan Mobilisasi Peralatan ke Lokasi Proyek; FKK.CP : Menempatkan Unit Concrete pump di Tempat Pemompaan Beton; FKK.CP : Mengoperasikan Pemompaan Beton Segar (Siap Pakai); 4) Keterkaitan dengan kompetensi lain: FKK.CP : Melakukan Kegiatan Akhir Pengoperasian Concrete Pump. b. Kondisi Pengujian 1) Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas tercapainya kompetensi tersebut yang terkait dengan mendeteksi bagian yang mengalami masalah, menganalisis penyebab masalah,menyelesaikan masalah pemompaan dan membuat bahan laporan trouble shooting, sebagai bagian dari pekerjaan pengoperasian concrete pump. 2) Penilaian dapat dilakukan dengan cara lisan, tertulis dan demonstrasi/praktik; 3) Penilaian dapat dilaksanakan secara simulasi di tempat pelatihan (training ground) dan atau di tempat kerja c. Pengetahuan yang diperlukan: 1) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3); 2) Struktur dan fungsi komponen utama concrete pump; 3) Pengetahuan spesifikasi concrete pump; 4) Pengetahuan mutu dan spesifikasi ; 5) Teknik trouble shooting pada pemompaan 6) Sistem pelaporan. Halaman: 9 dari 36

11 d. Keterampilan yang dibutuhkan : 1) Menerapkan K3 dan LH selama melakukan trouble shooting; 2) Melakukan identifikasi penyebab ganguan; 3) Melakukan analisis penyebab 4) Menentukan langkah perbaikan 5) Melakukan koordinasi dan komunkasi dengan pihak terkait; 6) Membuat laporan pengoperasian. e. Aspek Kritis 1) Kecermatan dalam menginterpretasikan langkah kerja trouble shooting dalam buku petunjuk pengoperasian; 2) Ketekunan dan ketelitian dalam melakukan analisis terjadinya ; 3) Kedisplinan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait dalam menganalisis terjadinya ; 4) Kecermatan dalam menentukan langkah penyelesaian masalah berdasarkan analisis dengan pihak terkait; 5) Ketelitian dalam melaksanakan trouble shooting sesuai prosedur; 6) Kedisiplinan dalam membuat laporan pada form standar Kompetensi Kunci No Kompetensi Kunci Tingkat 1. Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasikan 2 informasi 2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2 3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2 4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2 5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 2 6. Memecahkan masalah 2 7. Menggunakan teknologi 2 Halaman: 10 dari 36

12 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN 3.1. Strategi Pelatihan Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda dengan pelatihan klasikal yang diajarkan di kelas oleh pelatih. Pada sistem ini peserta pelatihan akan bertanggung jawab terhadap proses belajar secara mandiri, artinya bahwa peserta pelatihan perlu merencanakan kegiatan/proses belajar dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat Persiapan / perencanaan a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar yang harus diikuti. b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca. c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki. d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Permulaan dari proses pembelajaran a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap belajar. b. Mereview dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan yang telah dimiliki Pengamatan terhadap tugas praktik a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya. b. Mengajukan pertanyaan kepada pelatih tentang kesulitan yang ditemukan selama pengamatan Implementasi a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman. b. Mengamati indikator kemajuan yang telah dicapai melalui kegiatan praktik. c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh Penilaian Melaksanakan tugas terkait penilaian untuk penyelesaian belajar peserta pelatihan Metode Pelatihan Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan Belajar secara mandiri Belajar secara mandiri membolehkan peserta pelatihan untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses Halaman: 11 dari 36

13 belajar dilaksanakan secara bebas, peserta pelatihan disarankan untuk menemui pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar Belajar Berkelompok Belajar berkelompok memungkinkan peserta pelatihan untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja Belajar terstruktur Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan Rancangan pembelajaran materi pelatihan memberikan penjelasan tentang penyusunan strategi pembelajaran, termasuk di dalamnya metode pelatihan yang disarankan, media yang digunakan, session plan, dan strategi penilaian dari setiap penugasan yang diberikan kepada seorang peserta pelatihan. Rancangan pembelajaran materi pelatihan memberikan informasi yang bersifat indikatif yang selanjutnya dapat dijadikan oleh instruktur sebagai pedoman dalam menyusun rencana pembelajaran (session plan) yang lebih operasional dan yang lebih bersifat strategis untuk membantu para peserta pelatihan mencapai unit kompetensi. Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan: Unit Kompetensi Elemen Kompetensi 1 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja : Mengatasi Gangguan (Trouble shooting) Pemompaan Beton dengan Melakukan Perbaikan Komponen : Mengidentifikasi bagian yang mengalami masalah/ Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif Data mutu dan slump diperiksa untuk kemungkinan terjadinya yang menyebabkan penyumbatan pada proses pemompaan. 1) Dapat menjelaskan persyaratan mutu dan slump yang dapat dipompa (pumpable concrete) 2) Mampu berkoordinasi dengan teknisi laboratorium terkait dengan dokumen/ tiket pengiriman segar yang dipasok dengan Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat memeriksa Data mutu dan slump untuk kemungkinan terjadinya yang menyebabkan penyumbatan pada proses pemompaan. 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 1. Menjelaskan persyaratan mutu dan slump yang dapat dipompa (pumpable concrete) 2. Menjelaskan cara berkoordinasi dengan teknisi laboratorium terkait dengan dokumen/ tiket pengiriman segar yang dipasok dengan truck mixer 3. Menjelaskan dan memberikan langkah cara memeriksa data mutu dan slump segar yang telah dipompa. 4. Diskusi kelompok persyaratan mutu dan slump 1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian pompa 2. Peraturan K3L 3. SOP perusahaan terkait pengecoran 5 15* Halaman: 12 dari 36

14 truck mixer. 3) Harus mampu memeriksa data mutu dan slump segar yang telah dipompa. yang dapat dipompa (pumpable concrete) berkoordinasi dengan teknisi laboratorium terkait dengan dokumen/ tiket pengiriman segar yang dipasok dengan truck mixer memeriksa data mutu dan slump segar yang telah dipompa 5. Peragaan 15** berkoordinasi dengan teknisi laboratorium terkait dengan dokumen/ tiket pengiriman segar yang dipasok dengan truck mixer memeriksa data mutu dan slump segar yang 1.2 Kelainan yang terjadi pada concrete pump dan agitator dideteksi kemungkinan kerusakannya. 1) Dapat menjelaskan kemungkinankemungkinan yang menjadi penyebab pada concrete pump dan agitator 2) Mampu memeriksa kondisi concrete pump dan agitator Dapat 3) Harus mampu menemukan kemungkinan penyebab terjadinya yang terjadi terkait dengan kondisi concrete pump dan agitator Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat mendeteksi Kelainan yang terjadi pada concrete pump dan agitator kemungkinan kerusakannya 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan telah dipompa 1. Menjelaskan kemungkinankemungkinan yang menjadi penyebab pada concrete pump dan agitator 2. Menjelaskan cara memeriksa kondisi concrete pump dan agitator 3. Menjelaskan dan memberikan langkah cara menemukan kemungkinan penyebab terjadinya yang terjadi terkait dengan kondisi concrete pump dan agitator 4. Diskusi kelompok kemungkinankemungkinan yang menjadi penyebab pada concrete pump dan agitator memeriksa kondisi concrete pump dan agitator menemukan kemungkinan penyebab terjadinya yang terjadi terkait dengan kondisi concrete pump dan agitator 5. Peragaan memeriksa kondisi 1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian pompa 2. Peraturan K3L 3. SOP perusahaan terkait pengecoran 5 15* 15** Halaman: 13 dari 36

15 concrete pump dan agitator menemukan kemungkinan penyebab terjadinya yang terjadi terkait dengan kondisi concrete pump dan agitator 1.3 Kelainan yang terjadi pada pipa penyalur dideteksi kemungkinan penyebabnya. 1) Dapat menjelaskan kemungkinankemungkinan yang menjadi penyebab pada pipa penyalur 2) Mampu memeriksa kondisi pipa penyalur dan klem penyambungnya 3) Harus mampu menemukan kemungkinan penyebab terjadinya masalah yang terkait dengan kondisi pipa penyalur Diskusi kelompok: Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat mendeteksi Kelainan yang terjadi pada pipa penyalur kemungkinan penyebabnya 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 1. Menjelaskan kemungkinankemungkinan yang menjadi penyebab pada pipa penyalur 2. Menjelaskan cara memeriksa kondisi pipa penyalur dan klem penyambungnya 3. Menjelaskan dan memberikan langkah cara menemukan kemungkinan penyebab terjadinya masalah yang terkait dengan kondisi pipa penyalur 4. Diskusi kelompok kemungkinankemungkinan yang menjadi penyebab pada pipa penyalur memeriksa kondisi pipa penyalur dan klem penyambungnya menemukan kemungkinan penyebab terjadinya masalah yang terkait dengan kondisi pipa penyalur 5. Peragaan memeriksa kondisi pipa penyalur dan klem penyambungnya menemukan kemungkinan penyebab terjadinya masalah yang terkait dengan kondisi pipa penyalur 1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian pompa 2. Peraturan K3L 3. SOP perusahaan terkait pengecoran - memeriksa Data mutu dan slump untuk kemungkinan terjadinya yang menyebabkan penyumbatan pada proses pemompaan. - mendeteksi Kelainan yang terjadi pada concrete pump dan agitator kemungkinan kerusakannya - mendeteksi Kelainan yang terjadi pada pipa penyalur kemungkinan penyebabnya Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 1.1 s.d KUK 1.3, dibimbing langsung oleh Instruktur dengan pembagian kelompok disesuaikan dengan kondisi peserta. Pelaksanaan praktik: * 15** 45 Halaman: 14 dari 36

16 berkoordinasi dengan teknisi laboratorium terkait dengan dokumen/ tiket pengiriman segar yang dipasok dengan truck mixer - memeriksa data mutu dan slump segar yang telah dipompa - memeriksa kondisi concrete pump dan agitator - menemukan kemungkinan penyebab terjadinya yang terjadi terkait dengan kondisi concrete pump dan agitator - memeriksa kondisi pipa penyalur dan klem penyambungnya - menemukan kemungkinan penyebab terjadinya masalah yang terkait dengan kondisi pipa penyalur Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 1.1 s.d KUK 1.5 dengan didahuli penjelasan langkah pelaksanaan dari masing-masing kegiatan praktik dan contoh praktik dari instruktur yang dilanjutkan dengan pelaksanaan praktik untuk setiap peserta dengan bimbingan instruktur Elemen Kompetensi 2 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja : Menganalisis penyebab masalah / Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif Buku manual pemeliharaan dan pengoperasian concrete pump untuk mengatasi (trouble shooting) disiapkan 1) Mampu menyiapkan buku manual / referensi pemeliharaan dan pengoperasian concrete pump yang dioperasikan 2) Dapat mengidentifikasi bab yang membahas trouble shooting dalam buku manual pemeliharaan dan pengoperasian concrete pump 3) Dapat menjelaskan prosedur pelaksanaan trouble shooting dengan benar Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat menyiapkan Buku manual pemeliharaan dan pengoperasian concrete pump untuk mengatasi (trouble shooting) 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 4. Praktik pemeriksaan komponen cold bin dan komponen cold conveyor 1. Menjelaskan cara menyiapkan buku manual / referensi pemeliharaan dan pengoperasian concrete pump yang dioperasikan 2. Menjelaskan cara mengidentifikasi bab yang membahas trouble shooting dalam buku manual pemeliharaan dan pengoperasian concrete pump 3. Menjelaskan prosedur pelaksanaan trouble shooting dengan benar 4. Diskusi kelompok menyiapkan buku manual / referensi pemeliharaan dan pengoperasian concrete pump yang dioperasikan mengidentifikasi bab yang membahas trouble shooting dalam buku manual pemeliharaan dan pengoperasian concrete pump prosedur pelaksanaan trouble shooting 5. Peragaan mengidentifikasi bab yang membahas trouble shooting dalam buku manual pemeliharaan dan pengoperasian concrete pump prosedur pelaksanaan 1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian pompa 2. Peraturan K3L 3. SOP perusahaan terkait pengecoran 5 15* 15** 2.2 Analisis masalah/ dilakukan Pada akhir pembelajaran 1. Ceramah 2. Diskusi/ trouble shooting 1. Menjelaskan cara menganalisis mutu 1. Buku Petunjuk 5 Halaman: 15 dari 36

17 berdasarkan buku manual 1) Dapat menganalisis mutu dan slump segar berdasarkan dokumen / tiket pengiriman 2) Mampu menganalisis kelainan yang sesi ini, peserta dapat melakukan Analisis masalah/ berdasarkan buku manual diskusi kelompok 3. Peragaan 4. Praktik pemeriksaan komponen komponen dryer termasuk burner dan slump segar berdasarkan dokumen / tiket pengiriman 2. Menjelaskan cara menganalisis kelainan yang terjadi pada concrete pump dan agitator 3. Menjelaskan dan memberikan langkah Pemeliharaan dan Pengoperasian pompa 2. Peraturan K3L 3. SOP perusahaan terkait pengecoran terjadi pada concrete pump dan agitator 3) Harus mampu menganalisis kelainan yang terjadi pada pipa penyalur dan klem penyambungnya cara menganalisis kelainan yang terjadi pada pipa penyalur dan klem penyambung-nya 4. Diskusi kelompok menganalisis mutu dan slump segar berdasarkan dokumen / tiket pengiriman menganalisis kelainan yang terjadi pada concrete pump dan agitator menganalisis kelainan yang terjadi pada pipa penyalur dan klem penyambungnya 5. Peragaan Menjelaskan cara menganalisis kelainan yang terjadi pada concrete pump dan agitator menganalisis kelainan yang terjadi pada pipa penyalur dan klem penyambungnya 15* 15** 2.3 Hasil analisis pada pompa dikoordinasikan dengan pihak terkait untuk menentukan jalan keluarnya. 1) Dapat menyimpulkan hasil analisis penyebab adanya pemompaan 2) Mampu menjelaskan pada pihak terkait mengenai penyebab 3) Harus mampu mengkoordinasika n hasil analisis pada pompa kepada pihak Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat mengoordinasi kan Hasil analisis pada pompa dengan pihak terkait untuk menentukan jalan keluarnya 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 1. Menjelaskan cara menyimpulkan hasil analisis penyebab adanya pemompaan 2. Menjelaskan pada pihak terkait mengenai penyebab 3. Menjelaskan dan memberikan langkah cara mengkoordinasikan hasil analisis pada pompa kepada pihak terkait 4. Diskusi kelompok menyimpulkan hasil analisis penyebab adanya pemompaan Menjelaskan pada pihak terkait 1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian pompa 2. Peraturan K3L 3. SOP perusahaan terkait pengecoran 5 15* Halaman: 16 dari 36

18 terkait mengenai penyebab mengkoordinasika n hasil analisis pada pompa kepada pihak terkait 5. Peragaan 15** Menjelaskan pada pihak terkait mengenai penyebab mengkoordinasika n hasil analisis pada pompa kepada pihak terkait Diskusi kelompok: - menyiapkan Buku manual pemeliharaan dan pengoperasian concrete pump untuk mengatasi (trouble shooting) - melakukan Analisis masalah/ berdasarkan buku manual - mengoordinasikan Hasil analisis pada pompa dengan pihak terkait untuk menentukan jalan keluarnya Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 1.1 s.d KUK 1.5, dibimbing langsung oleh Instruktur dengan pembagian kelompok disesuaikan dengan kondisi peserta. Pelaksanaan praktik: - mengidentifikasi bab yang membahas trouble shooting dalam buku manual pemeliharaan dan pengoperasian concrete pump - prosedur pelaksanaan trouble shooting - menjelaskan cara menganalisis kelainan yang terjadi pada concrete pump dan agitator - menganalisis kelainan yang terjadi pada pipa penyalur dan klem penyambungnya - menjelaskan pada pihak terkait mengenai penyebab - mengkoordinasikan hasil analisis pada pompa kepada pihak terkait Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 1.1 s.d KUK 1.5 dengan didahuli penjelasan langkah pelaksanaan dari masing-masing kegiatan praktik dan contoh praktik dari instruktur yang dilanjutkan dengan pelaksanaan praktik untuk setiap peserta dengan bimbingan instruktur Elemen Kompetensi 3 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja : Menyelesaikan masalah/ pemompaan Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif Langkah penyelesaian masalah ditentukan berdasarkan hasil analisis 1) Dapat menentukan langkah penyelesaian yang harus dilakukan 2) Mampu membaca buku suku cadang (part catalog) concrete pump yang ditangani masalahnya 3) Mampu melaporkan suku cadang yang diperlukan untuk penyelesaian masalah / Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat menentukan Langkah penyelesaian masalah berdasarkan hasil analisis 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 4. Praktik pemeriksa an kondisi komponen oil heater dan kecukupa n media oil heater 1. Menjelaskan cara menentukan langkah penyelesaian yang harus dilakukan 2. Menjelaskan cara membaca buku suku cadang (part catalog) concrete pump yang ditangani masalahnya 3. Menjelaskan dan memberikan langkah cara melaporkan suku cadang yang diperlukan untuk penyelesaian masalah / perbaikan 4. Diskusi kelompok menentukan langkah penyelesaian yang 1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian pompa 2. Peraturan K3L 3. SOP perusahaan terkait pengecoran 5 15* Halaman: 17 dari 36

19 perbaikan harus dilakukan membaca buku suku cadang (part catalog) concrete pump yang ditangani masalahnya melaporkan suku cadang yang diperlukan untuk penyelesaian masalah / perbaikan 5. Peragaan 15** membaca buku suku cadang (part catalog) concrete pump yang ditangani masalahnya melaporkan suku cadang yang diperlukan untuk penyelesaian masalah / perbaikan 3.2 Perbaikan pada bagian yang mengalami dilakukan sesuai dengan buku manual. 1) Dapat menyiapkan tools untuk perbaikan alat 2) Mampu menyiapkan suku cadang yang akan dipakai untuk perbaikan 3) Harus mampu melakukan perbaikan pada bagian yang mengalami Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat melakukan Perbaikan pada bagian yang mengalami sesuai dengan buku manual 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 1. Menjelaskan cara menyiapkan tools untuk perbaikan alat 2. Menjelaskan cara menyiapkan suku cadang yang akan dipakai untuk perbaikan 3. Menjelaskan dan memberikan langkah cara melakukan perbaikan pada bagian yang mengalami 4. Diskusi kelompok menyiapkan tools untuk perbaikan alat menyiapkan suku cadang yang akan dipakai untuk perbaikan melakukan perbaikan pada bagian yang mengalami 5. Peragaan menyiapkan suku cadang yang akan dipakai untuk perbaikan melakukan perbaikan pada bagian yang mengalami 1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian pompa 2. Peraturan K3L 3. SOP perusahaan terkait pengecoran 5 15* 15** 3.3 Masalah/ yang tidak dapat diatasi sendiri dilaporkan kepada atasan langsung untuk penanganan lebih lanjut 1) Dapat menjelaskan Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat melaporkan Masalah/gang guan yang tidak dapat 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 1. Menjelaskan mengenai / masalah yang terjadi 2. Menjelaskan cara menyatakan bahwa masalah/ tidak dapat diatasi 1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian pompa 2. Peraturan K3L 3. SOP perusa- 5 Halaman: 18 dari 36

20 mengenai / masalah yang terjadi 2) Dapat menyatakan bahwa masalah/ tidak dapat diatasi sendiri diatasi sendiri kepada atasan langsung untuk penanganan lebih lanjut sendiri 3. Menjelaskan dan memberikan langkah cara melaporkan kepada pelaksana pengecoran dan atasan langsung untuk penanganan lebih lanjut haan terkait pengecoran 3) Harus mampu melaporkan kepada pelaksana pengecoran dan atasan langsung untuk penanganan lebih lanjut 4. Diskusi kelompok menjelaskan mengenai / masalah yang terjadi menyatakan bahwa masalah/ganggua n tidak dapat diatasi sendiri melaporkan kepada pelaksana pengecoran dan atasan langsung untuk penanganan lebih lanjut 5. Peragaan 15* Diskusi kelompok: - menentukan Langkah penyelesaian masalah berdasarkan hasil analisis - melakukan Perbaikan pada bagian yang mengalami sesuai dengan buku manual - melaporkan masalah/ yang tidak dapat diatasi sendiri kepada atasan langsung untuk penanganan lebih lanjut Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 1.1 s.d KUK 1.5, dibimbing langsung oleh Instruktur dengan pembagian kelompok disesuaikan dengan kondisi peserta. Pelaksanaan praktik: - membaca buku suku cadang (part catalog) concrete pump yang ditangani masalahnya - melaporkan suku cadang yang diperlukan untuk penyelesaian masalah / perbaikan - menyiapkan suku cadang yang akan dipakai untuk perbaikan - melakukan perbaikan pada bagian yang mengalami Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 1.1 s.d KUK 1.5 dengan didahuli penjelasan langkah pelaksanaan dari masing-masing kegiatan praktik dan contoh praktik dari instruktur yang dilanjutkan dengan pelaksanaan praktik untuk setiap peserta dengan bimbingan instruktur Elemen Kompetensi 4 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja : Membuat bahan laporan trouble shooting Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif Daftar simak trouble shooting disiapkan. 1) Dapat menjelaskan tata cara pelaporan sesuai prosedur 2) Mampu menjelaskan prosedur pembuatan laporan trouble shooting 3) Mampu menyiapkan daftar simak trouble shooting yang sesuai Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat menyiapkan daftar simak trouble shooting 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 1. Menjelaskan tata cara pelaporan sesuai prosedur 2. Menjelaskan cara prosedur pembuatan laporan trouble shooting 3. Menjelaskan dan memberikan langkah cara menyiapkan daftar simak trouble shooting yang sesuai 4. Diskusi kelompok tata cara pelaporan sesuai prosedur prosedur 1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian pompa 2. Peraturan K3L 3. SOP perusahaan terkait pengecoran 5 15* Halaman: 19 dari 36

21 pembuatan laporan trouble shooting menyiapkan daftar simak trouble shooting 5. Peragaan prosedur pembuatan laporan trouble shooting menyiapkan daftar simak trouble shooting 15** 4.2 Bagian yang mengalami dicatat. 1) Dapat menjelaskan bagian / komponen yang mengalami 2) Dapat menjelaskan jenis yang ditemukan 3) Harus dapat mencatat bagian yang mengalami Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat mencatat. Bagian yang mengalami 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 1. Menjelaskan Bagian yang mengalami 2. Menjelaskan jenis yang ditemukan 3. Menjelaskan dan memberikan langkah cara mencatat bagian yang mengalami 4. Diskusi kelompok Bagian yang mengalami jenis yang ditemukan cara mencatat bagian yang mengalami 5. Peragaan jenis yang ditemukan mencatat bagian yang mengalami 1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian pompa 2. Peraturan K3L 3. SOP perusahaan terkait pengecoran 5 15* 15** 4.3 Hasil analisis dan penyelesaian masalah dicatat. 1) Dapat menjelaskan hasil analisis masalah yang dilakukan 2) Mampu menjelaskan penyelesaian masalah yang dilakukan 3) Harus mampu mencatat hasil analisis dan penyelesaian masalah yang dilakukan Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat mencatat Hasil analisis dan penyelesaian masalah 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 4. Praktik pemeriksa an panel distribusi listrik untuk men deteksi ketersediaan sumber daya listrik 1. Menjelaskan hasil analisis masalah yang dilakukan 2. Menjelaskan cara penyelesaian masalah yang dilakukan 3. Menjelaskan dan memberikan langkah cara mencatat hasil analisis dan penyelesaian masalah yang dilakukan 4. Diskusi kelompok hasil analisis masalah yang dilakukan penyelesaian masalah yang dilakukan mencatat hasil analisis dan penyelesaian masalah yang dilakukan 5. Peragaan mencatat 1. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian pompa 2. Peraturan K3L 3. SOP perusahaan terkait pengecoran 5 15* 15** Halaman: 20 dari 36

22 penyelesaian masalah yang dilakukan mencatat hasil analisis dan penyelesaian masalah yang dilakukan Diskusi kelompok: - menyiapkan daftar simak trouble shooting - mencatat bagian yang mengalami - mencatat hasil analisis dan penyelesaian masalah Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 4.1 s.d KUK 4.3, dibimbing langsung oleh Instruktur dengan pembagian kelompok disesuaikan dengan kondisi peserta. 45 Pelaksanaan praktik: - prosedur pembuatan laporan trouble shooting - menyiapkan daftar simak trouble shooting - jenis yang ditemukan - mencatat bagian yang mengalami - mencatat penyelesaian masalah yang dilakukan - mencatat hasil analisis dan penyelesaian masalah yang dilakukan Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 4.1 s.d KUK 4.3 dengan didahuli penjelasan langkah pelaksanaan dari masing-masing kegiatan praktik dan contoh praktik dari instruktur yang dilanjutkan dengan pelaksanaan praktik untuk setiap peserta dengan bimbingan instruktur 45 Instruktur yang diusulkan untuk Materi Pelatihan Pemeliharaan sebelum operasi Instruktur Teori:.. Instruktur Praktek:. Catatan : 1. Jam pelajaran indikatif dalam menit 2. *) Pelaksanaan diskusi kelompok dilaksanakan pada akhir penyajian setiap elemen kompetensi. **) Pelaksanaan peragaan langsung pada penyajian setiap KUK. ***) Pelaksanaan praktik dilakukan pada akhir penyajian setiap elemen kompetensi, atau pada akhir penyajian seluruh elemen kompetensi, tergantung pada metoda yang diterapkan Halaman: 21 dari 36

23 BAB IV TROUBLE SHOOTING 4.1 Umum Pada pemompaan segar, operator dihadapkan dengan material yang mempunyai sifat cepat mengeras. Dengan kondisi seperti itu maka operator pompa dituntut mempunyai kemampuan mengatasi masalah dengan cepat (trouble shooting) tanpa harus menunggu kedatangan mekanik karena segar akan segera mengeras. Masalah yang sering terjadi dalam pengoperasian pemompaan adalah terjadinya kebuntuan pada saat pemompaan segar. 4.2 Identifikasi Bagian yang Mengalami Masalah/Gangguan Identifikasi mutu. Ada beberapa penyebab terjadinya masalah/ pemompaan antara lain mutu, ukuran maksimum batu pecah, adanya plug/ gumpalan yang dapat membuntu pipa penyalur dan sebab-sebab lain. a. Beton yang dapat dipompa (pumpable concrete). Tidak semua jenis segar dapat dipompa dengan pompa, ada beberapa hal yang mempengaruhi sehingga segar dapat dipompa (pumpable concrete) antara lain : 1) Kandungan semen. Jumlah semen yang terkandung didalam campuran segar akan berpengaruh pada pumpability segar. Makin tinggi prosentase kandungan semen makin mudah campuran segar dapat dipompa. Jumlah kandungan semen dalam campuran juga menunjukkan mutu dari tersebut. Makin tinggi prosentase kandungan semen makin tinggi pula mutu tersebut. 2) Ukuran batu pecah. Diameter dalam pipa penyalur yang biasa dipakai dalam pemompaan segar adalah 4 (100 mm) atau 5 (125 mm). Agar campuran segar dapat dengan mudah melewati pipa penyalur maka ukuran batu pecah yang terkandung dalam campuran segar harus lebih kecil dari diameter dalam pipa penyalur. Ukuran batu pecah yang terbesar harus lebih kecil dari ⅓ diameter terkecil pipa yang dilewati. 3) Slump. Slump adalah salah satu variabel segar yang menunjukkan consistency atau fluidity, yaitu tingkat keenceran. Campuran yang encer lebih mudah dipompa dari pada campuran yang kental. Campuran dengan slump 10-14cm dapat dipompa dengan pompa. Halaman: 22 dari 36

24 4) Additive. Additive atau sering juga disebut admixture adalah material yang ditambahkan pada campuran segar yang dapat merubah sifat semula. Jenis Additive yang dapat memperbaiki sifat untuk mudah dipompa adalah jenis water reducer dan retarder yang dapat memperlambat waktu pengerasan b. Koordinasi dengan teknisi laboratorium. Petugas yang menangani mutu (quality control) di proyek adalah teknisi laboratorium dimana mutu, ukuran batu pecah, slump dan additive dapat diketahui dengan baik oleh petugas tersebut. Oleh karena itu operator pompa harus selalu berkoordinasi dengan petugas laboratorium. c. Pemeriksaan data mutu dan slump segar yang telah dipompa. Seperti telah disebutkan diatas, salah satu penyebab masalah kebuntuan pipa pada pemompaan segar adalah adanya campuran yang tidak sesuai dengan spesifikasi pumpable concrete yang masuk kedalam jalur pemompaan. Untuk mengetahui bahwa ada campuran segar yang telah dipompa dan tidak sesuai dengan spesifikasi, operator pompa tidak dapat bekerja sendiri tetapi harus bekerja sama dengan teknisi laboratorium yang bertugas juga sebagai pengendalian mutu (quality control). Teknisi laboratorium akan mengidentifikasi data pengiriman segar untuk setiap truck mixer yang telah menuangkan segar dan menuangkannya pada agitator hopper pompa. Apabila teknisi laboratorium menemukan data mutu yang tidak sesuai dengan spesifikasi maka segera menginformasikan kepada operator pompa agar dapat menentukan langkah solusi lebih lanjut. Hal tersebut juga harus segera dilaporkan kepada pelaksana pengecoran untuk dapat berkoordinasi dengan pihak batching plant untuk lebih memperhatikan mutu campuran segar yang dibuat agar tidak menyulitkan pemompaannya Gangguan pada agitator, pompa dan distributor boom. a. Kemungkinan-kemungkinan yang menjadi penyebab pada agitator. 1) Mutu campuran segar yang tidak sesuai spesifikasi. Campuran yang tidak sesuai dengan spesifikasi pumpable concrete, campuran segar yang terlalu kental (slump rendah) memperberat putaran agitator blade. Segera berkoordinasi dengan pelaksana pengecoran, teknisi laboratorium dan operator truck mixer untuk segera mendapatkan pasokan segar yang benar. 2) Pengaturan tekanan hidrolik kurang sesuai. Apabila mutu campuran sudah benar tetapi fungsi agitator belum normal, kemungkinan pengaturan tekanan minyak hidrolik tidak sesuai. Atur tekanan hidrolik untuk agitator hopper sesuai dengan ketentuan pabrik yang disebutkan dalam buku OMM. Halaman: 23 dari 36

25 3) Kerusakan pada agitator blade dan as/ shaft. Agitator blade yang rusak menghasilkan adukan segar yang tidak sempurna yang mengakibatkan segregasi. Terjadinya segregasi dapat menyebabkan kebuntuan pada jalur pipa penyalur. 4) Kerusakan lain yang terkait dengan agitator hopper. b. Kemungkinan-kemungkinan yang menjadi penyebab pada pompa. 1) Piston drive cylinder tidak bergerak. Sambungan kabel ke start pompa putus atau lepas, harus dipasang/ disambung sesuai prosedur. Pengaturan tekanan hidrolik tidak sesuai, harus diatur sesuai dengan jarak dan ketinggian pipa penyalur. Volume minyak hidrolik tidak mencukupi. Tambahkan sesuai dengan petunjuk buku OMM. Elemen filter buntu, harus dibersihkan atau diganti dengan filter baru. 2) Piston drive cylinder tidak berbalik arah. Gap antara proximity switch dengan induction shield terlalu renggang, harus diatur sesuai dengan ketentuan. Bagian bawah proximity switch tertutup grease atau kotoran lain, harus dibersihkan. Kerusakan proximity switch, harus diganti yang baru. 3) Piston drive cylinder bergerak lambat. Check valve drive cylinder tidak berfungsi, periksa dan ganti yang baru bila rusak. Pengaturan tekanan hidrolik yang tidak sesuai, atur tekanan main pump sesuai dengan petunjuk buku OMM. Pengaturan putaran (rpm) engine yang tidak sesuai, atur rpm sesuai dengan petunjuk buku OMM. Kerusakan pada katup pengarah (directional control valve), periksa dan perbaiki. 4) Hasil pemompaan segar kurang/ tidak teratur. Keausan pada concrete piston, periksa dan ganti dengan piston end yang baru. Adanya celah/ gap antara wear plate dan wear ring, periksa dan atur celah sesuai ketentuan. Mutu campuran segar yang tidak sesuai spesifikasi, laporkan kepada pelaksana pengecoran, teknisi laboratorium dan operator truck mixer. 5) S-valve berputar lemah atau tidak berputar. S-valve terhalang oleh material, periksa dan bersihkan material penghalang. Halaman: 24 dari 36

26 Terjadi kegagalan pilot relief valve yang menyebabkan kurangnya tekanan hidrolik balik, periksa dan ganti yang baru bila rusak. Temperatur air dalam water box terlalu tinggi sehingga mempengaruhi kerja proximity switch yang mengatur gerakan S-valve. Periksa dan tambahkan air pendingin. Waktu tunggu yang terlalu lama karena terjadi kebuntuan pipa atau kelambatan pasokan segar. Tekanan gas accumulator kurang, periksa dan tambah tekanannya sesuai dengan ketentuan. 6) Terjadi kebocoran segar pada S-valve. Sleeve dari S-valve mengalami perubahan bentuk/ bengkok atau sudah aus sehingga terjadi celah yang lebar dan mengakibatkan kebocoran. Periksa sleeve, ganti dengan sleeve yang baru bila keausan telah melebihi batas. 7) Temperatur minyak hidrolik panas/ overheating. Bila temperatur minyak hidrolik mencapai 80 o C pemompaan segar harus dihentikan dan dilakukan usaha untuk menurunkan temperatur. Memeriksa penyebab terjadinya overheating. Menambah atau mengganti air pendingin. 8) Kerusakan lain terkait dengan pompa. c. Kemungkinan-kemungkinan yang menjadi penyebab pada distributor boom. 1) Boom tidak dapat beroperasi dengan baik. Tekanan hidrolik pada boom hydraulic system tidak mencukupi. Katup pengendali tidak berfungsi. Atur tekanan hidrolik sesuai dengan ketentuan dan periksa fungsi katup pengendali. 2) Boom bergetar. Kurang pelumasan, check sistim pelumasan otomatik. Pin boom dan komponen putar lainnya aus, periksa dan lakukan pengaturan. Baut pengikat thrust bearing putar kendor, periksa dan kencangkan baut pengikatnya. 3) Gerakan swing boom lamban dan berat. Posisi alat melewati kemiringan lebih dari 3 o. Periksa posisi kemiringan alat dan atur ulang posisi outriggers. Toleransi backlash swing gear dan pinion telah melampaui batas yang ditentukan. Laporkan kepada pihak terkait untuk dilakukan penyetelan kembali. 4) Kerusakan lain yang terkait dengan distributor boom. Halaman: 25 dari 36

27 4.2.3 Gangguan pada pipa penyalur a. Kemungkinan-kemungkinan yang menjadi penyebab pada pipa penyalur. 1) Pelumasan awal (priming) pipa penyalur kurang memenuhi kebutuhan (lapisan mortar pada dinding pipa terlalu tipis). 2) Jalur pipa penyalur terlalu panjang sehingga kerja pompa berat. 3) Terlalu banyak menggunakan sambungan pipa bengkok sehingga hambatan pemompaan lebih berat. Sebagai gambaran pipa bengkok 90 o dengan radius 25 cm nilai tahanannya sama dengan pipa lurus 3,5 feet (1.06 meter). 4) Terlalu banyak menggunakan sambungan pipa fleksibel. Sambungan pipa fleksibel digunakan seminimal mungkin karena mempunyai koefisien gesek lebih tinggi dengan material segar. Pipa baja diusahakan sebanyak mungkin dipakai karena koefisien geseknya lebih rendah dengan material segar sehingga pemompaan lebih ringan. Sebagai gambaran memompa lewat 10 feet pipa fleksibel (karet) diperlukan tenaga yang sama untuk memompa 30 feet pipa lurus. 5) Ukuran bahan baku (batu pecah) segar melebihi ketentuan untuk diameter pipa yang dipakai untuk pemompaam sehingga membuntu aliran. b. Pemeriksaan kondisi pipa penyalur dan klem penyambungnya. Bila terjadi kebuntuan dalam pemompaan segar, tindakan pertama yang dicoba adalah melakukan reverse (penghisapan) beberapa langkah untuk selanjutnya berbalik ke pemompaan lagi. Apabila usaha dengan cara ini tidak dapat teratasi maka harus diperiksa kebuntuan yang terjadi pada saluran pipa penyalur. Pemeriksaan kebuntuan pemompaan segar pada pipa penyalur dilakukan dengan melokalisir tempat terjadinya gumpalan yang menyumbat pemompaan. Pada umumnya gumpalan terjadi di reducer (perubahan diameter pipa yang besar ke pipa yang kecil) dan kadang-kadang di sambungan selang fleksibel. Prosedur pemeriksaan kondisi pipa penyalur terhadap kebuntuan adalah sebagai berikut. 1) Pemeriksaan tidak boleh langsung dilaksanakan karena posisi pipa penyalur masih ada sisa tekanan pemompaan. Pemeriksaan langsung akan membahayakan personil yang memeriksa karena ada kemungkinan meledaknya pipa / kopling penyambung. 2) Sisa tekanan dalam pipa penyalur dibebaskan dengan melakukan langkah reverse beberapa stroke dan pastikan volume segar dalam agitator hopper selalu bertambah pada setiap langkah hisap. Bila volume tidak bertambah maka kebuntuan ada di taper pipe. 3) Memastikan sudah tidak ada lagi tekanan sisa didalam pipa dengan memeriksa baut sambungan dikendorkan (tidak dibuka) secara perlahan dan bertahap sambil digoncang dan diamati adanya sisa tekanan. Halaman: 26 dari 36

28 4) Pemeriksaan tempat terjadinya penggumpalan dideteksi dengan memukulmukul pipa penyalur, tempat terjadinya gumpalan akan memberikan reaksi suara yang lain (tidak nyaring). 5) Setelah gumpalan yang menyebabkan kebuntuan terdeteksi, klem/ kopling penyambung pipa yang berdekatan dilepas untuk memutuskan hubungan antar pipa agar gumpalan bisa dikeluarkan. c. Kemungkinan penyebab terjadinya masalah yang terkait dengan kebuntuan pipa penyalur. Banyak faktor yang menyebabkan kebuntuan pipa penyalur pada pengoperasian pompa, faktor penyebab tersebut dapat diichtisarkan sebagai berikut : Bagian Mutu segar Pipa transpor Metode operasi Pompa Penyebab kebuntuan Kondisi slump tidak stabil Cement ratio terlalu kecil Bentuk batu pecah tidak memadai Ukuran batu pecah terlalu besar Hygroscopic property yang berlebihan Terlalu lama menunggu Radius pipa bengkok terlalu kecil, lebih kecil dari yang biasa digunakan Diameter pipa terlalu kecil terhadap ukuran batu pecah yang digunakan Kebocoran air dari pipa dan sambungan Terlalu lama menunggu dan berhenti Posisi yang kurang memadai dari boom saat menunggu operasi Keausan dari S-valve dan komponen lainnya Keausan dari piston dan silinder Pengaturan sistim yang tidak memadai 4.3 Analisis Penyebab Gangguan Buku manual trouble shooting. a. Penyiapan buku manual/referensi pemeliharaan dan pengoperasian concrete pump yang dioperasikan. Pada kegiatan trouble shooting pompa, operator harus berpedoman pada buku OMM untuk pelaksanaannya. Untuk penyiapan buku OMM operator dapat memeriksa tempat penyimpanan buku manual di alat yang akan dioperasikan. Apabila buku tersebut tidak ada dalam alat yang bersangkutan maka operator berkewajiban untuk menanyakan kepada atasan langsung tentang keberadaan buku tersebut. b. Identifikasi bab yang membahas Trouble shooting dalam buku OMM. Dibawah ini ditunjukkan contoh mengidentifikasi bab yang membahas trouble shooting pada pengoperasian pompa dalam buku OMM Halaman: 27 dari 36

29 c. Penjelasan prosedur pelaksanaan trouble shooting. Kegiatan trouble shooting pada pengoperasian alat berat bidang konstruksi umumnya dilakukan oleh mekanik pemeliharaan atau mekanik perbaikan. Untuk pengoperasian pompa agak sedikit berbeda, trouble shooting untuk jenis tertentu dilaksanakan oleh operator pompa sendiri. Hal ini disebabkan karena sifat material segar yang chas/ cepat mengeras tidak dapat menunggu terlalu lama untuk perbaikannya. Adapun jenis yang harus ditangani oleh operator pompa adalah : 1) Kebuntuan pemompaan yang masih dapat diatasi operator. 2) Penggantian piston pompa yang masih dapat diatasi operator. 3) Gangguan lain yang masih dapat diatasi operator. Kerusakan-kerusakan lain yang tidak dapat ditangani sendiri oleh operator harus segera dilaporkan kepada atasan langsung untuk dapat diperbaiki oleh mekanik perbaikan alat. Prosedur pelaksanaan trouble shooting pada umumnya adalah : 1) Mengidentifikasi yang terjadi (dalam kolom fault) 2) Mencari alternatif penyebab yang mungkin menjadi pemicu terjadinya (dalam kolom cause) 3) Mencoba menyelesaikan masalah sesuai dengan langkah kerja penyelesaian yang termudah, bila tidak berhasil dilanjutkan dengan yang lebih sulit sampai dapat diatasi (ditunjukkan pada kolom remedy) Analisis. Gambar 4.1 Contoh daftar isi buku OMM (Trouble Shooting) a. Analisis mutu dan slump. 1) Bila terjadi kebuntuan pada pengoperasian pompa, operator bekerjasama dengan teknisi laboratorium dengan mengidentifikasi tiket pengiriman segar yang dipasok oleh truck mixer dari batching plant. 2) Apabila pada identifikasi data tiket pengiriman segar ditemukan adanya pengiriman segar diluar mutu yang ditetapkan sehingga menyulitkan pemompaan, operator harus segera melaporkan kepada pelaksana pengecoran. Halaman: 28 dari 36

30 b. Analisis kelainan yang terjadi pada concrete pump dan agitator. 1) Bila disinyalir terjadinya kebuntuan pemompaan ada di pompa dan agitator, maka operator harus menganalisis kebuntuan pemompaan berdasarkan petunjuk trouble shooting pada buku OMM. 2) Dalam menganalisis berdasarkan petunjuk trouble shooting pada buku OMM, operator mencoba dengan alternatif solusi yang termudah dilaksanakan. Bila belum berhasil meningkat pada solusi yang lebih lanjut. 3) Apabila semua alternatif solusi sudah dicoba namun belum berhasil, operator harus segera melaporkan kepada atasan langsung dan pelaksana pengecoran untuk penanganan lebih lanjut. c. Analisis kelainan yang terjadi pada pipa penyalur dan klem penyambungnya. 1) Bila disinyalir terjadinya kebuntuan pemompaan ada di pipa penyalur, maka operator harus menganalisis kebuntuan pemompaan berdasarkan petunjuk trouble shooting pada buku OMM. 2) Dalam menganalisis berdasarkan petunjuk trouble shooting pada buku OMM, operator mencoba dengan alternatif solusi yang termudah dilaksanakan. Bila belum berhasil meningkat pada solusi yang lebih lanjut. 3) Apabila semua alternatif solusi sudah dicoba namun belum berhasil, operator harus segera melaporkan kepada atasan langsung dan pelaksana pengecoran untuk penanganan lebih lanjut Hasil analisis pada pompa. Gangguan- yang dapat diatasi sendiri oleh operator dengan petunjuk buku OMM akan dapat meneruskan pengoperasian pemompaan. Tetapi dengan yang tidak dapat langsung diatasi dan memerlukan penanganan lebih lanjut, maka operator harus dapat melaporkan kepada atasan langsung dan pelaksana pengecoran untuk memungkinkan tindakan perbaikan lebih lanjut. a. Penyimpulan pemompaan. Operator melaporkan jenis dan usaha-usaha perbaikan yang sudah dilakukan sesuai petunjuk buku OMM serta hasil perbaikannya. b. Penjelasan pada pihak terkait mengenai penyebab. Setelah mempelajari kronologi dan kerusakannya, operator melaporkan penyebab serta rencana perbaikan yang akan dilaksanakan. c. Koordinasi hasil analisis pada pompa kepada pihak terkait. Agar operator dapat melanjutkan langkah perbaikan, maka operator harus berkoordinasi dengan pihak terkait yaitu : Atasan langsung untuk mendapatkan persetujuan perbaikan. Petugas logistik untuk pengadaan suku cadang/ spare part, alat dan bahan yang dibutuhkan dalam perbaikan pompa. Pelaksana pengecoran untuk menyelaraskan jadwal perbaikan terkait dengan pelaksanaan pengecoran. Halaman: 29 dari 36

31 4.4 Penyelesaian Masalah Dimaksud dengan penyelesaian masalah adalah perbaikan pompa dengan penggantian suku cadang atau perbaikan komponen alat Penentuan langkah penyelesaian. a. Langkah penyelesaian yang harus dilakukan. Langkah penyelesaian ditetapkan oleh supervisor setelah menerima laporan dari pelaksana pengecoran dan operator pompa dengan perbaikan alat atau mengganti dengan alat alternatif lain (untuk langkah alternatif yang kedua operator sudah tidak terlibat lagi). Untuk langkah alternatif yang pertama operator harus mengajukan permintaan suku cadang, bahan dan alat. b. Pembacaan buku suku cadang (part catalog) concrete pump yang ditangani masalahnya. Karena dalam proses pengadaan suku cadang yang akan dilaksanakan oleh petugas logistik nanti harus mendapatkan suku cadang yang berkwalitas dan bukan barang tiruan, maka dalam laporan kerusakan alat yang dilengkapi dengan kebutuhan suku cadang harus mengacu pada buku suku cadang (part catalog). Suku cadang yang dibutuhkan harus disebut dengan nama seperti dalam part catalog dilengkapi dengan nomor suku cadang/ part number atau code serta jumlah suku cadang yang diperlukan. Dibawah ini adalah contoh salah satu halaman part catalog pompa yang dilengkapi dengan gambar suku cadangnya. Gambar 4.2 Contoh buku part catalog Halaman: 30 dari 36

32 c. Permintaan suku cadang yang diperlukan untuk penyelesaian masalah/perbaikan. 1) Permintaan suku cadang yang tertulis dalam laporan kerusakan alat ditindak lanjuti oleh petugas logistik dengan memeriksa persediaan suku cadang di gudang proyek. 2) Apabila suku cadang yang diperlukan tersedia di gudang proyek petugas logistik segera memroses administrasinya untuk segera diserahkan kepada operator. 3) Apabila suku cadang yang diperlukan tidak tersedia di gudang proyek, petugas logistik akan menghubungi dealer/ agen pompa untuk membelinya dan selanjutnya diserahkan kepada operator Langkah perbaikan. Sebagai contoh, dibawah ini dijelaskan salah satu langkah perbaikan untuk mengganti piston pompa yang bisa dilakukan sendiri oleh operator pompa. a. Penyiapan tools untuk perbaikan alat. Yang harus disiapkan untuk perbaikan ini adalah : 1) Standard tools. 2) Buku OMM/ referensi. 3) Alat pelindung diri (APD). 4) Gemuk/ grease, solar, majun. b. Penyiapan suku cadang yang akan dipakai untuk perbaikan. Operator menyiapkan suku cadang (dalam hal ini adalah piston yang diterima dari petugas logistik. Dalam penerimaan tersebut operator harus memeriksa apakah suku cadang sudah benar sesuai permintaan, apabila suku cadang tidak sesuai dengan yang diperlukan maka operator mengembalikan kepada petugas logistik untuk diganti yang benar. c. Perbaikan pada bagian yang mengalami. Dalam melakukan perbaikan pada bagian yang mengalami operator harus selalu berpedoman pada buku OMM dalam setiap langkah yang dilakukan. Contoh langkah kerja pemasangan piston pompa adalah sebagai berikut: 1) Keringkan tangki air dan lepaskan grill pelindung. 2) Pastikan sistim hidrolik sudah aktif 3) Gerakkan piston sampai di ujung pergerakannya dengan menggunakan tuas kendali. 4) Lepaskan klip (2) dan snap coupling (4), Gambar 4.3 mengganti conveying piston 1 sesuai gambar 4.3. Halaman: 31 dari 36

33 5) Tekan piston lama (1) sekitar 5 mm kearah silinder pompa dengan mendorong dengan pry bar dan lepaskan spacer (3) sesuai gambar 4.4 Gambar 4.4 mengganti conveying piston 2 6) Gerakkan perlahan drive cylinder keluar sampai menyentuh flange. Pasang snap coupling (4). sesuai gambar 4.5 Gambar 4.5 mengganti conveying piston 3 7) Gerakkan drive cylinder balik kedalam dan lepaskan snap coupling (4) dan piston pompa (1) sesuai gambar 4.6 Gambar 4.6 mengganti conveying piston 4 8) Lumasi piston pompa yang baru (1), ikatkan shell coupling (4a) dan kencangkan sesuai gambar 4.7 4a Gambar 4.7 mengganti conveying piston 5 Gambar 4.8 mengganti conveying piston 6 9) Gunakan drive cylinder untuk menggerakkan piston secukupnya sehingga tersedia ruangan untuk memasang spacer (3) 10) Pasang spacer (3) pada drive cylinder dengan snap coupling (4) 11) Tekan piston (1) ke spacer (3) dengan tuas pengungkit dan pasang snap coupling (4) 12) Pasang clip (2) sesuai gambar 4.8 Halaman: 32 dari 36

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMELIHARAAN HARIAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1 BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN... 2 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini... 3

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PEMBINAAN KOMPETENSI KELOMPOK KERJA NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI NO. KODE : FKK.MP.02.006.01-I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PENGATURAN PELAKSANAAN PRODUKSI NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PENYIAPAN PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

MEMERIKSA SISTEM KEMUDI OTO.KR

MEMERIKSA SISTEM KEMUDI OTO.KR MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR OTOMOTIF SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN MEMERIKSA SISTEM KEMUDI BUKU INFORMASI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i BAB I PENGANTAR 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1 1.2.1. Desain Materi Pelatihan 1 1.2.2. Isi Modul 2 1.2.3. Pelaksanaan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KOMUNIKASI DAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SETELAH OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI F45.500.2.2.19.II.02.005.01

Lebih terperinci

Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota

Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman,

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 381 TAHUN 2013 TENTANG

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 381 TAHUN 2013 TENTANG LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 381 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI KONSTRUKSI GOLONGAN POKOK KONSTRUKSI

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SEBELUM OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI:.01

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan Kerja : MEKANIK KAPAL KERUK (DREDGER MECHANIC)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan Kerja : MEKANIK KAPAL KERUK (DREDGER MECHANIC) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan Kerja : MEKANIK KAPAL KERUK (DREDGER MECHANIC) Klasifikasi : Pelaksanaan Sub Bidang Pekerjaan Sumber Daya Air Kualifikasi : Sertifikat II

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU INFORMASI KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

PERUMUSAN DOKUMEN TEKNIS PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

PERUMUSAN DOKUMEN TEKNIS PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI PERUMUSAN DOKUMEN TEKNIS PERATURAN ZONASI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi. 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi. 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar.... Daftar Isi. 1 BAB I PENGANTAR 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK). 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan..... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini 3 1.4 Pengertian-pengertian

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MEMBUAT LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN PENGUJIAN BETON ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I PENGANTAR... 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini... 3

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERAPIAN DAN PEMELIHARAAN NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

Penyamaan Persepsi Tim Perencana

Penyamaan Persepsi Tim Perencana MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Penyamaan Persepsi Tim Perencana BUKU INFORMASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Kode Unit Kompetensi : SPL.KS21.222.00 Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1

Lebih terperinci

Identifikasi Permasalahan Wilayah Perencanaan

Identifikasi Permasalahan Wilayah Perencanaan MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Identifikasi Permasalahan Wilayah Perencanaan BUKU

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi.. 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi.. 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar. Daftar Isi.. 1 i BAB I PENGANTAR. 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan...... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini.. 3 1.4

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Start Alat berat masuk ke Workshop Pengecekan sistem hidrolik secara keseluruhan komponen Maintenance Service kerusakan Ganti oli Ganti filter oli Ganti hose hidrolik

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR

Lebih terperinci

ANALISIS INFORMASI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

ANALISIS INFORMASI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI ANALISIS INFORMASI DALAM PENYUSUNAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI KOORDINASI KEGIATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN NO. KODE : BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 16

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 16 DAFTAR ISI HALAMAN BAB I PENGANTAR... 2 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi... 2 1.2. Penjelasan Modul... 2 1.2.1. Desain Modul... 3 1.2.2. Isi Modul... 3 1.2.3. Pelaksanaan Modul... 4 1.3.

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I PENGANTAR... 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini... 3

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SEBELUM OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU

Lebih terperinci

Pelaporan hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan 43

Pelaporan hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan 43 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi. 1 BAB I PENGANTAR.. 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK).. 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan.. 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini 3 1.4 Pengertian-pengertian

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Teknisi Geoteknik Klasifikasi : Bagian Sub Bidang Sumber Daya Air Kualifikasi : Sertifikat III (tiga) / Teknisi Senior Kode Jabatan Kerja

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI F45.500.2.2.19.II.02.006.01 BUKU

Lebih terperinci

Pemeriksaan Hasil Kompilasi dan Pengolahan Data Terpadu

Pemeriksaan Hasil Kompilasi dan Pengolahan Data Terpadu MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Pemeriksaan Hasil Kompilasi Pengolahan Data BUKU INFORMASI

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I STANDAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN BADAN SALURAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN BADAN SALURAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN BADAN SALURAN NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MELAKSANAKAN PEKERJAAN PERSIAPAN KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PLPB 02

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i BAB I PENGANTAR 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1 1.2.1. Desain Materi Pelatihan 1 1.2.2. Isi Modul 2 1.2.3. Pelaksanaan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata. Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif F.45 TPB I 08

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata. Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif F.45 TPB I 08 MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL Tukang Pasang Bata Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I KATA PENGANTAR... 4 1.1 Konsep

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan, BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG 4.1. Tinjauan Bahan dan Material Bahan dan material bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena dari berbagai macam bahan dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I PENGANTAR 2 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 Penjelasan Materi Pelatihan.... 2 Pengakuan Kompetensi Terkini.. 4 Pengertian-pengertian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB I STANDAR KOMPETENSI... 1 1.1. Judul Unii Kompetensi... 1 1.2. Kode Unit... 1 1.3. Deskripsi Unit... 1 1.4. Kemampuan Awal... 1 1.5. Elemen Kompetensi

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT IDENTIFIKASI KOMPONEN SISTEM HIDROLIK ALAT BERAT KODE UNIT KOMPETENSI:.01

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja... 2 1.5 Batasan Variabel... 3 1.6

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 Aulia Firdaus 1, Turmizi 2, Ariefin 2 1 Mahasiswa Prodi D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MEMBUAT LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN PENGUJIAN BETON ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: F45.TLBA.02.008.02

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : OPERATOR BATCHING PLANT (BATCHING PLANT OPERATOR) Kode Jabatan Kerja : Kode Pelatihan : INA-5200.221.08 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL KOMUNIKASI DAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA KODE UNIT KOMPETENSI F45.TLBA.01.002.02

Lebih terperinci

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2 Sistem Hidrolik No HP : 082183802878 Tujuan Training Peserta dapat : Mengerti komponen utama dari sistem hidrolik Menguji system hidrolik Melakukan perawatan pada sistem hidrolik Hidrolik hydro = air &

Lebih terperinci

telah aus 3) Penggantian Komponen {Discard Task) dan Intervalnya Pekerjaan Penggantian

telah aus 3) Penggantian Komponen {Discard Task) dan Intervalnya Pekerjaan Penggantian nspeksi Interval Sistem 2level.3 dilakukan yang J3 pemeliharaan Pekerjaan 635 d CO CO diatur sudah stop screw tepat yang steering Inspeksi gears mengetahui untuk oli ada/tidaknya tie dan link drag Inspeksi

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I PENGANTAR...

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI DETEKSI KEBOCORAN DAN COMMISSIONING JARINGAN PERPIPAAN SPAM Kode Jabatan Kerja :... Kode Pelatihan :... DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 14

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 14 DAFTAR ISI HALAMAN BAB I PENGANTAR... 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi... 1 1.2. Penjelasan Modul... 1 1.2.1. Desain Modul... 2 1.2.2. Isi Modul... 2 1.2.3. Pelaksanaan Modul... 3 1.3.

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MELAKSANAKAN PEKERJAAN AKHIR KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU INFORMASI

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MENGHITUNG VOLUME HASIL PEKERJAAN KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU KERJA

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PERSIAPAN PEKERJAAN WATERPROOFING

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PERSIAPAN PEKERJAAN WATERPROOFING MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PERSIAPAN PEKERJAAN WATERPROOFING KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU INFORMASI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN 4.1 KONDISI PROYEK 4.1.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan merupakan seluruh rangkaian pekerjaan yang pertama kali harus dilakukan guna memudahkan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN LAPISAN BAWAH (SUB BASE COURSE) NO. KODE : -K BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN LAPISAN ATAS (BASE COURSE) NO. KODE : -K BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PRODUKSI Dalam perkitan hydraulic power unit ada beberapa proses dari mulai sampai selesai, dan berikut adalah alur dari proses produksi Gambar 4.1

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB I STANDAR KOMPETENSI... 1 1.1. Judul Unii Kompetensi... 1 1.2. Kode Unit... 1 1.3. Deskripsi Unit... 1 1.4. Kemampuan Awal... 1 1.5. Elemen Kompetensi

Lebih terperinci

SUB BIDANG KONSTRUKSI

SUB BIDANG KONSTRUKSI LAMPIRAN III : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 07 Tahun 2008 TANGGAL : 17 Maret 2008 STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG TRANSMISI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI MENERAPKAN KETENTUAN UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI (UUJK), KESELAMATAN DAN

Lebih terperinci

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN 4.1 ALAT Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan alat bantu untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan. Pada sub bab ini penulis akan membahas

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL FILLER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL FILLER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL FILLER KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kode Modul F45.QAE Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer

DAFTAR ISI. Kode Modul F45.QAE Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja... 2 1.5 Batasan Variabel... 3 1.6

Lebih terperinci

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 1 MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 2 SISTEM KEMUDI Kompetensi : Menjelaskan pengertian prinsip

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT KOMUNIKASI DAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA KODE UNIT KOMPETENSI:.01 BUKU KERJA

Lebih terperinci

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA Suprihadi Agus Program Studi D III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram No. 09 Tegal Telp/Fax (0283) 352000

Lebih terperinci

KERJA PRAKTEK BAB III PEMBAHASAN. 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota

KERJA PRAKTEK BAB III PEMBAHASAN. 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota BAB III PEMBAHASAN 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota 3.1 Dasar Pengertian Governor Governor adalah suatu benda atau alat penggerak mekanik variable propeller pada pesawat untuk

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU PENILAIAN KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BAHAN AJAR NO 2 Motor TANGGAL : KOMPETENSI Komponen Utama

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut.

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam melaksanakan proyek pembangunan maka pastilah digunakan alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING F.45...... 13 BUKU KERJA 2011 K E M E N T E R I AN P E K E R J A AN U M U

Lebih terperinci

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI LEMBAGA SERTIFIASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA (LSP AMI) FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI CLUSTER OPERATOR INSTRUMENTASI SPAM NAMA PEMOHON NAMA ASESOR LEMBAGA SERTIFIASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA (LSP AMI)

Lebih terperinci

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION SESSION 12 POWER PLANT OPERATION OUTLINE 1. Perencanaan Operasi Pembangkit 2. Manajemen Operasi Pembangkit 3. Tanggung Jawab Operator 4. Proses Operasi Pembangkit 1. PERENCANAAN OPERASI PEMBANGKIT Perkiraan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN 5.1 Pekerjaan Bekisting 5.1.1 Umum Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan bekisting harus memenuhi syarat PBI 1971 N 1-2 dan Recomended Practice

Lebih terperinci

JUDUL MODUL II: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BETON DI LABORATORIUM MODUL II.a MENGUJI KELECAKAN BETON SEGAR (SLUMP) A. STANDAR KOMPETENSI: Membuat Adukan Beton Segar untuk Pengujian Laboratorium B. KOMPETENSI

Lebih terperinci

S o l a r W a t e r H e a t e r. Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater.

S o l a r W a t e r H e a t e r. Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater. BUKU PANDUAN SOLAR WATER HEATER Pemanas Air Dengan Tenaga Matahari S o l a r W a t e r H e a t e r Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater. Pengenalan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SEBELUM OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU

Lebih terperinci

MANUAL BOOK COMPRESSOR INSTALLATION, PREVENTIF MAINTENANCE AND TROUBLE-SHOOTING

MANUAL BOOK COMPRESSOR INSTALLATION, PREVENTIF MAINTENANCE AND TROUBLE-SHOOTING MANUAL BOOK COMPRESSOR INSTALLATION, PREVENTIF MAINTENANCE AND TROUBLE-SHOOTING A. INSTALLATION 1. Pemilihan Lokasi a. Lokasi Harus bersih dan kering dengan lantai yang kuat untuk menyangga beban kompresor

Lebih terperinci

BUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 -

BUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 - BUKU PETUNJUK UNTUK TIPE: SP 127, SP 129A, SP 130A, SWP 100, SWP 250A, DWP 255A,DWP DWP 375A DWP 505A, DPC 260A - 1 - Pembukaan Sebelum menyalakan pompa harap membaca buku petunjuk ini terlebih dahulu

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/14 Revisi : 02 Tgl : 6 Februari 2014 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi : Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk... 2 1.5 Batasan Variabel... 3 1.6 Panduan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1 PERAWATAN MESIN DOUBLE FACER 1.1.1 Tahapan-Tahapan Perawatan Pada perawatan mesin double facer kali ini hanya akan dijelaskan perawatan terhadap mesin double facer

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER TEKNIK PENGOPERASIAN BACKHOE PADA UNIT BACKHOE LOADER KODE UNIT KOMPETENSI:

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA (S L K)

STANDAR LATIHAN KERJA (S L K) STANDAR LATIHAN (S L K) Bidang Ketrampilan Nama Jabatan Kode SKKNI : Pengawasan Jalan : Inspektor Lapangan Pekerjaan Jalan (Site Inspector of Roads) : INA.5211.322.05 DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK A. DEFINISI - Pengangkutan Pekerjaan pemindahan pipa dari lokasi penumpukan ke

Lebih terperinci