BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk mencapai juta jiwa (World Bank, 2015).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk mencapai juta jiwa (World Bank, 2015)."

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1 A 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia adalah sebuah negara dengan pangsa pasar yang sangat besar dengan jumlah penduduk mencapai juta jiwa (World Bank, 2015). Dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4.7% pada 2015, di mana angka ini lebih tinggi dari negara besar lain seperti Amerika Serikat (Central Intelligence Agency, 2016) dan proporsi masyarakat berpendapatan menengah yang semakin besar, di mana diprediksi jumlahnya meningkat 2 kali lipat pada 2020 (Nielsen, 2014), potensi pasar Indonesia bagi berbagai jenis produk menjadi sangat lebar. Hal ini juga ditambah dengan dimulainya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang membebaskan semua negara ASEAN untuk dapat berpartisipasi secara ekonomi ke negara ASEAN lainnya, menjadikan pasar Indonesia menarik perhatian dari pelaku bisnis negara-negara ASEAN lain dan semakin meramaikan pasar Indonesia secara keseluruhan (ASEAN, 2015). 1.2 PASAR PAMERAN & EVENT ORGANIZER DI INDONESIA Perkembangan industri MICE (Meeting, Incentive, Conference and Exhibition) telah memberikan warna yang beragam terhadap jenis kegiatan industri jasa (services). MICE merupakan bisnis yang memberikan kontribusi 1

2 2 tinggi secara ekonomi terlebih bagi negara berkembang. Kualitas pelayanan yang diberikan mampu memberikan kepuasan kepada setiap peserta, industri MICE mampu memberikan keuntungan yang besar bagi para pelaku usaha di industri tersebut (Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, 2013). Dengan adanya perkembangan industri MICE ini, peluang yang besar di pasar Indonesia membuat banyak pelaku usaha berkompetisi dalam merebut dan mendapatkan sebanyak-banyaknya konsumen yang potensial bagi produknya. Sedikitnya orang mengikuti acara MICE yang digelar di Indonesia selama Kegiatan itu menghasilkan sekitar Rp 19,9 triliun dan turut berkontribusi terhadap terciptanya pekerjaan. (Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, 2013). Tren peningkatan industri MICE ini diperkirakan akan terus meningkat kedepannya. Berdasarkan laporan dari International Congress and Convention Association (2014), ada 106 meeting berskala internasional yang dilakukan di Indonesia, meningkat dari sebelumnya sebanyak 73 meeting pada Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat terjadi peningkatan wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia, yang pada tahun 2015 sudah mencapai 9.73 juta orang (Badan Pusat Statistik, 2016). Dalam Marketing Mix, salah satu elemen penting dalam pengenalan produk adalah promotion, yang bertujuan untuk menyebarluaskan informasi dari suatu produk. Penyebarluasan informasi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, dan salah satu cara yang ampuh untuk mempromosikan produk adalah

3 3 dengan menggelar atau bergabung dengan suatu event. (Kotler & Keller, 2016) Jumlah Meeting Internasional yang Dilakukan di Indonesia Sumber: International Congress and Convention Association (2014) Gambar 1.1 Jumlah Meeting Internasional yang Dilakukan di Indonesia 6,234,497 Jumlah Wisatawan Mancanegara Indonesia 8,802,129 7,649,731 9,435,411 6,323,730 8,044,462 7,002,944 9,729, Sumber: Badan Pusat Statistik (2016) Gambar 1.2 Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Datang Ke Indonesia Kegiatan bisnis MICE telah membuka lapangan kerja baru, tidak hanya menciptakan tenaga kerja musiman saja, tetapi juga telah menciptakan pekerjaan yang tetap bagi banyak masyarakat. Indonesia dengan wilayah yang strategis serta memiliki daya tarik tersendiri bagi warga negara asing, memberikan peluang bagi tumbuhnya industri MICE. (Kompas, 2014)

4 4 1.3 SALES PROMOTION GIRL (SPG) Salah satu cara yang bisa dilakukan pemilik merek untuk menggaet langsung pembeli adalah menggunakan Personal Selling, yaitu interaksi tatap muka dengan satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan untuk membuat presentasi, menjawab pertanyaan dan pengadaan pesanan (Kotler & Keller, 2016). Ada beberapa sasaran yang bisa dicapai melalui personal selling ini. Pertama, bertujuan untuk konsumen membeli produk. Dengan adanya SPG, konsumen bisa lebih mendapatkan informasi dibandingkan iklan. Kedua, SPG juga bisa dimanfaatkan untuk menggali informasi langsung dari konsumen. Ketiga adalah menciptakan image yang positif terhadap konsumen. SPG harus mencerminkan citra yang baik bagi merek yang di pasarkan. Dari penampilan, tutur kata sampai pelayanan yang di berikan, seharusnya diciptakan untuk bisa membangkitkan image yang positif bagi konsumen. Personal selling ini mempunyai kekurangan yaitu keterbatasan jumlah konsumen yang bisa di jangkau jika SPG hanya segelintir (marketing.co.id, 2011). Oleh karena itu, pelaku usaha perlu melakukan caracara penjualan yang lebih personal kepada konsumen, salah satunya melalui bantuan Sales Promotion Girl (SPG). SPG mempunyai Job Description yaitu: (jobsdb.com, 2016): 1. Membantu tim pemasaran (sales) untuk memasarkan produk sesuai dengan yang diinstruksikan perusahaan. 2. Membantu pengunjung dengan cara menjelaskan produk yang ditawarkan.

5 5 3. Memajang display produk. 4. Membuat laporan penjualan. Ada beberapa syarat utama untuk menjadi SPG, yaitu (Lestari, 2012) : 1. Berpenampilan menarik. 2. Berwajah cantik. 3. Komunikatif. Hasil survei terhadap para pengguna jasa SPG memperlihatkan bahwa kebanyakan menyatakan bahwa mereka membutuhkan antara 3-4 hingga 5-10 hari kerja untuk mencari SPG. Sumber: Hasil Survei Awal Pengguna Jasa SPG (Lampiran 3) Gambar 1.3 Waktu yang Dibutuhkan Pengguna Jasa SPG Untuk Mencari SPG Kegiatan pencarian jasa SPG tersebut cenderung sulit karena lamanya waktu yang dibutuhkan jasa agensi atau penyedia jasa SPG untuk memenuhi kebutuhan para pengguna jasa SPG dianggap mengganggu kegiatan bisnis para pengguna jasa SPG.

6 6 Sumber: Hasil Survei Awal Pengguna Jasa SPG (Lampiran 3) Gambar 1.4 Dampak Waktu Pencarian SPG Terhadap Aktivitas Perencanaan Bisnis/Event Sumber: Hasil Survei Awal Pengguna Jasa SPG (Lampiran 3) Gambar 1.5 Tingkat Kesulitan Pengguna Jasa SPG dalam Mencari SPG Padahal, dengan adanya MEA dan jumlah UMKM yang semakin meningkat setiap tahunnya menunjukkan bahwa pemain baru dalam berbagai jenis industri semakin besar (Deloitte, 2015). Honor SPG otomotif rata-rata sebesar Rp per shift (Zulfikar, 2015) sedangkan honor SPG lainnya di setiap event rata-rata Rp sampai dengan Rp per shift. Honor SPG ini berbeda-beda tergantung dengan kesepakatan, ada yang

7 7 dihitung per jam, per hari, atau per proyek yang dikerjakan (gajimu.com, 2016). Menurut hasil survei yang telah dilakukan kepada populasi SPG, ditemukan bahwa lebih dari setengah responden SPG telah menjalani profesi sebagai SPG selama lebih dari dua tahun dan beranggapan bahwa pekerjaannya sebagai SPG adalah pekerjaan yang menyenangkan. Akan tetapi, lebih dari setengah responden SPG juga beranggapan bahwa masih sulit untuk mendapatkan job yang sesuai dengan ekspektasi mereka karena kebanyakan SPG mendapatkan informasi tentang pekerjaan hanya dari rekanan agensi mereka ataupun melalui media pesan broadcast. Hasil survei juga menemukan bahwa, lebih dari 90 persen dari responden SPG menggunakan perangkat smartphone sebagai alat pencarian informasi tentang pekerjaan atau event yang membutuhkan SPG. Sumber: Hasil Survei Awal SPG (Lampiran 4) Gambar 1.6 Proporsi Penggunaan Perangkat bagi SPG untuk Mencari Info Job

8 8 1.4 PERUMUSAN MASALAH Seperti dijelaskan sebelumnya, adanya MEA dan jumlah UMKM yang semakin meningkat setiap tahunnya menunjukkan bahwa pemain baru dalam berbagai jenis industri semakin besar (Deloitte, 2015).Menurut hasil survei yang telah dilakukan kepada pengguna jasa SPG, survei yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kebanyakan pemenuhan kebutuhan akan jasa SPG pada saat ini hanya dipenuhi dengan penyaluran jasa melalui agensi. Hal ini menyebabkan lambatnya pemenuhan kebutuhan SPG yang dianggap mengganggu kegiatan bisnis para pengguna jasa SPG karena proses seleksi dan pencocokan SPG terhadap kebutuhan pengguna jasa SPG akan tergantung dari persediaan dan kemampuan dari agensi tersebut, seperti terlihat pada Gambar 1.3. Di sisi lain, penyaluran pekerjaan untuk para SPG pun akan memakan waktu lebih lama, terutama karena adanya jeda yang cukup panjang karena agen perlu waktu untuk menyaring pengguna jasa SPG maupun SPG yang ingin bergabung pada event tersebut. Hasil observasi menunjukkan bahwa pengguna jasa SPG memerlukan setidaknya 102 jam untuk mendapatkan SPG yang diperlukan pada event yang akan digelar. Di sisi lain, SPG membutuhkan setidaknya 128 jam untuk mendapatkan kepastian bahwa mereka dipertimbangkan oleh pengguna jasa SPG untuk membawakan suatu event. Alur proses untuk pengguna jasa SPG maupun SPG masing-masing dapat dilihat pada Lampiran 10 dan 11.

9 9 Dapat terlihat bahwa waktu yang dihabiskan ini sebagian besar ternyata dikarenakan adanya tunggu-menunggu antara respons pengguna jasa SPG dan SPG serta dibutuhkannya waktu bagi agen untuk memproses dan menyaring permintaan pengguna jasa SPG maupun respons dari SPG. Analisis lebih lanjut terhadap alur proses di atas, seperti yang tertera pada Gambar 1.5, memperlihatkan bahwa waktu pengguna jasa SPG paling banyak dihabiskan untuk memilih SPG, dan waktu SPG paling banyak dihabiskan untuk menunggu kabar dari agen apakah SPG yang bersangkutan dipilih oleh pengguna jasa SPG atau tidak. Padahal, dari hasil survei yang dilakukan kepada SPG, broadcast dan penawaran agen kepada SPG, yang merupakan cara yang digunakan agen untuk berkomunikasi mengenai event kepada SPG, adalah sumber informasi yang dominan bagi SPG seperti terlihat pada Gambar 1.6. Penawaran SPG kepada klien 2% 23% Penawaran event kepada SPG 19% 71% 4% 62% 19% Menunggu agen merespon pesanan Menunggu SPG merespon agen Menunggu agen menyeleksi SPG Klien memilih SPG Menunggu broadcast event baru SPG memilih event Menunggu agen mengabari SPG Sumber: Hasil Wawancara Proses Rekrutment SPG (Lampiran 9) Gambar 1.7 Kegiatan SPG dan Pengguna Jasa SPG

10 10 Sumber: Hasil Survei Awal SPG (Lampiran 4) Gambar 1.8 Hasil Survei SPG Terhadap Sumber Informasi Job Event Observasi lebih lanjut terhadap industri agen SPG memperlihatkan bahwa respons pengguna SPG dan SPG tidak dapat dilakukan bersamaan (real time) karena agen perlu memastikan terlebih dahulu jika data pengguna SPG maupun SPG sudah valid dan benar. Hasil survei yang dijelaskan sebelumnya menunjukkan bahwa lambatnya pemenuhan kebutuhan baik dari sisi pengguna SPG dan juga SPG yang membutuhkan saluran pekerjaan yang memadai. Hal ini dapat mengakibatkan adanya bottleneck effect di mana kapasitas penyediaan menjadi lebih sedikit dibandingkan dengan kebutuhan akan hal tersebut (Chopra & Meindl, 2015). 1.5 PELUANG BISNIS Jumlah event yang diadakan di Jabodetabek saat ini sebetulnya sudah cukup banyak. Pada tahun 2015, total event yang digelar diperkirakan ada sebanyak

11 Jumlah event Rata-rata durasi (hari) jenis dengan rata-rata durasi sekitar 1.31 hari (acara.co.id, 2016), seperti terlihat pada gambar berikut Jumlah event Durasi Sumber: acara.co.id (2016) Gambar 1.9 Pergerakan Event di Jabodetabek Penyaluran SPG melalui jasa agen penyedia juga banyak menemukan keterbatasan, sesuai dengan hasil survei bahwa lambatnya pemenuhan kebutuhan akan SPG yang ada pada tiap-tiap agen untuk disalurkan dinilai menyulitkan para pengguna SPG karena dapat mengganggu aktivitas bisnis maupun perencanaan event mereka. Di sisi lain, hasil survei kepada para SPG juga menyatakan akan tingginya kebutuhan para SPG terhadap pekerjaan yang sesuai dengan ekspektasi mereka dan juga banyaknya SPG yang telah lama menjalani dan menyenangi pekerjaan mereka sebagai SPG Ditambah lagi dengan adanya MEA, akan sangat dimungkinkan para pelaku pelaku bisnis dari menengah sampai besar dari negara anggota ASEAN untuk memasarkan produk mereka ke negara ASEAN lainnya, misalnya

12 12 perusahaan seperti Garuda Indonesia yang mulai melakukan ekspansi ke Asia Tenggara (ASEAN, 2015), dan pada akhirnya, diharapkan semakin meningkatkan jumlah event yang dilakukan di Indonesia, khususnya Jabodetabek. 1.6 IDE BISNIS get SPG adalah sebuah usaha yang bergerak dalam penyediaan tenaga SPG, yang saat ini masih dalam proses pengembangan sehingga ke depannya akan diluncurkan dalam bentuk startup dengan skala kecil (small business). Dengan adanya get SPG, diharapkan kebutuhan akan SPG akan terpenuhi. Perusahaan akan menjembatani para pelaku usaha (pengguna SPG) yang membutuhkan SPG dengan SPG itu sendiri dengan membuat sebuah software platform yang di mana get SPG berkewajiban mengontrol kualitas dari SPG yang ditawarkan dibantu dengan adanya semacam standar operasional tertentu yang dikembangkan oleh perusahaan. Yang dimaksud dengan platform di sini adalah kombinasi antara sebuah arsitektur perangkat keras dengan sebuah kerangka kerja perangkat lunak (termasuk kerangka kerja aplikasi) yang berfungsi untuk menjalankan sebuah proses bisnis atau sistem tertentu (Rouse, 2006). Selain itu, para pengguna SPG tidak lagi perlu repot dalam mencari tenaga SPG secara terpisah maupun mengurusnya karena dengan platform yang ditawarkan oleh get SPG, pengguna SPG dapat meng-outsource tenaga SPG dengan mencari sendiri banyaknya SPG sesuai dengan jumlah SPG yang diperlukan. Permintaan SPG untuk event ini sendiri cukup banyak; pada survei yang dilakukan, 38.1% dari pengguna jasa SPG

13 13 membutuhkan 3-5 orang SPG dalam 1 event, disusul oleh pengguna jasa SPG yang memerlukan 6-10 orang SPG (28.6%). Sumber: Hasil Survei Awal Pengguna Jasa SPG (Lampiran 3) Gambar 1.10 Kebutuhan SPG Dalam 1 Event Penggunaan teknologi informasi dalam menghubungkan SPG dengan pengguna jasa SPG secara langsung merupakan langkah yang sangat layak. Di satu sisi, penggunaan ponsel pintar di Indonesia sudah cukup marak, yang mana pada tahun 2015 sudah mencapai 55.4 juta orang dengan penetrasi sebesar 37.1%. Pada 2019, penggunaan ponsel pintar ini dipredisi akan meningkat hingga 92 juta pemakai dengan penetrasi pengguna sebesar 47.6% (emarketer, 2015). Data dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta dan Biro Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada 2014 terdapat juta penduduk Jakarta yang terdiri dari 5.07 juta penduduk laki-laki dan 5.01 juta penduduk perempuan. Sebanyak 57.02% penduduk laki-laki dan 42.98% penduduk perempuan dilaporkan pernah mengakses Internet dalam jangka waktu 3 bulan terakhir (Bappeda DKI Jakarta, 2015).

14 14 Sumber: emarketer (2015) Gambar 1.11 Statistik Penggunaan Ponsel Pintar di Asia Pasifik Perlu kiranya analisis atas permintaan dan kebutuhan akan SPG di industri pemasaran produk di Jakarta. Dalam pembuatan bisnis model ini, analisis akan kebutuhan pasar terhadap SPG dan juga minat akan SPG sebagai suatu pekerjaan ini akan dilakukan untuk kemudian dikembangkan menjadi sebuah platform untuk mempermudah pemuasan kebutuhan pasar akan SPG untuk pemasaran produk pada event yang marak dilakukan di Jakarta. 1.7 TUJUAN MODEL BISNIS Tujuan dari pembuatan model bisnis ini adalah: 1. Mempermudah pemenuhan kebutuhan pasar akan SPG dalam industri pemasaran produk di Jakarta. 2. Mempermudah mereka yang berminat menjadi SPG dalam mendapatkan pekerjaan atau event yang membutuhkan jasa SPG. 3. Melakukan penghitungan biaya investasi dan Return of Investment (RoI) yang akan didapatkan untuk investasi platform ini.

15 15 4. Mengetahui dan memprediksi desirability, viability dan feasibility dari bisnis platform SPG. 1.8 MANFAAT MODEL BISNIS Manfaat dari model bisnis ini adalah: 1. Dengan adanya platform ini, pelaku bisnis akan lebih mudah untuk mencari tenaga pemasaran, dalam hal ini SPG, untuk memasarkan produk mereka sesuai dengan kebutuhan. 2. Membuka dan menyalurkan lapangan kerja bagi mereka yang tertarik menjadi SPG. 3. Sebagai petunjuk bagi pelaksanaan dan pengembangan bisnis get SPG ke depannya. 4. Membuat bisnis yang berkelanjutan dan memberikan keuntungan bagi para stakeholder di masa depan. 1.9 RUANG LINGKUP BISNIS Ruang lingkup yang akan dibahas dalam penulisan model bisnis ini adalah: 1. Pembahasan model bisnis hanya akan mencakup proses bisnis dari get SPG. Dari sisi software dan aplikasi, hanya akan diberikan interface saja tanpa mengimplementasikan secara penuh pembuatan aplikasi tersebut. Oleh karena itu, model bisnis ini tidak akan membahas platform dari sisi teknis. 2. Produk yang dikembangkan dari get SPG adalah sebuah platform yang ditujukan untuk membantu penyediaan SPG kepada user. Dalam hal ini,

16 16 get SPG juga bertindak sebagai agen yang menyalurkan pekerjaan dan menyeleksi SPG tersebut SISTEMATIKA PENULISAN Bab 1 Pendahuluan Bagian ini menguraikan latar belakang, identifikasi masalah, identifikasi peluang bisnis, ide, tujuan, manfaat, ruang lingkup, serta sistematika penulisan dari model bisnis yang akan dibuat. Bab 2 Value Proposition Bagian ini menguraikan teori-teori yang berhubungan dengan penulisan tesis serta penjelasan tentang analisa pasar dan analisa industri. Bab 3 Business Model Canvas Bagian ini memberikan gambaran tentang bisnis model yang dipilih untuk menjadi topik tesis, serta implementasi Business Model Canvas pada get SPG yang terdiri dari: Customer Segment, Value Proposition, Channels, Customer Relationship, Revenue Stream, Key Resource, Key Activities, Key Partnership, dan Cost Structure. Bab 4 Business Plan Bagian ini berisikan analisis dan pembahasan mengenai hal-hal yang di perlukan dalam membuat bisnis model tersebut baik dari hal - hal yang bersifat finansial dan non-finansial yang kemudian diikuti dengan simulasi penghitungan proyeksi bisnis tersebut dalam 5 tahun ke depan.

17 17 Bab 5 Kesimpulan Bagian ini berisikan kesimpulan dan uraian-uraian pada bab-bab sebelumnya, serta menjelaskan desirability, viability dan feasibility dari model bisnis dengan batasannya dan area-area yang tidak dicakup dalam model bisnis ini dan dapat dijadikan bahan pengembangan selanjutnya

18

BAB I PENDAHULUAN PERTUMBUHAN INDUSTRI PENERBANGAN DI INDONESIA. Soekarno-Hatta yakni 17,49 juta orang. Berdasarkan data dari Kementerian

BAB I PENDAHULUAN PERTUMBUHAN INDUSTRI PENERBANGAN DI INDONESIA. Soekarno-Hatta yakni 17,49 juta orang. Berdasarkan data dari Kementerian BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 PERTUMBUHAN INDUSTRI PENERBANGAN DI INDONESIA Berdasarkan data dari BPS, jumlah penumpang domestik di Indonesia pada periode Januari-November 2015 mencapai 61,98

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri properti di Indonesia walaupun mengalami guncangan pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Industri properti di Indonesia walaupun mengalami guncangan pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri properti di Indonesia walaupun mengalami guncangan pada tahun 2015, tahun 2016 ini diproyeksikan bisa bertumbuh sekitar 6-7%. Menurut Eddy (2016), perwakilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan terus meningkatnya pertumbuhan dalam dunia bisnis, tentu wajar saja semakin banyak perusahaan yang juga meningkatkan persyaratan kerjanya demi menjamin kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Telekomunikasi merupakan bagian yang penting di dalam kehidupan manusia dan tak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari. Handphone menjadi salah satu sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia usaha mengalami kemajuan yang. tersebut. Banyak produk elektronik yang beragam jenis dan variasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia usaha mengalami kemajuan yang. tersebut. Banyak produk elektronik yang beragam jenis dan variasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia usaha mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan produk yang benar-benar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada daya tariknya. Endorser yang kredibel adalah orang yang. bisa dipercaya dan mempunyai keahlian tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada daya tariknya. Endorser yang kredibel adalah orang yang. bisa dipercaya dan mempunyai keahlian tertentu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan endorser dalam komunikasi merek sangat penting. Karena menunjukan hasil positif, kebutuhan endorser pun semakin berkembang dalam bentuknya saat ini.

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, yakni dengan adanya kompetitor yang memiliki produk dan desain outlet yang sama, seperti Kebab Kings, Kebab Abror

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. tinggi pola hidup sehat serta konsumsi makanan yang bergizi. Menurut badan

BAB 1. Pendahuluan. tinggi pola hidup sehat serta konsumsi makanan yang bergizi. Menurut badan BAB 1 Pendahuluan 1.1. Pola Hidup Sehat Dewasa ini, masyarakat mulai memperhatikan kesehatan dan menjunjung tinggi pola hidup sehat serta konsumsi makanan yang bergizi. Menurut badan organisasi kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis harus menghadapi tuntutan bisnis yang terus menerus mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis harus menghadapi tuntutan bisnis yang terus menerus mengalami BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia bisnis, suatu persaingan antara perusahaan sudah menjadi tradisi yang tidak dapat dihindari. Tetapi perusahaan yang ingin bertahan dalam dunia bisnis

Lebih terperinci

MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP

MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP PEPEN AANDRIAN SYAH pepenaan@gmail.com Abstrak Business Model Canvas atau yang biasa disingkat dengan BMC mulai mendapatkan ketenaran di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Alasan penelitian pertama, berdasarkan penelitian sebelumnya (Anwar, 2009) bahwa viral marketing terhadap image Perbankan Syariah di Indonesia berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 2014,

BAB I PENDAHULUAN. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 2014, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 2014, Indonesia menjadi daya tarik yang luar biasa bagi pebisnis ritel, baik lokal maupun asing.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Retail (Eceran) Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha menjual barang atau jasa

Lebih terperinci

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION Pada pertemuan ini, pembahasan focus kepada materi-materi komunikasi untuk pemasaran terpadu, yang antara lain meliputi : 1. Advertising ( Periklanan ) 2. Sales promotion

Lebih terperinci

MODUL. Strategi Image/Soft Sell (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani

MODUL. Strategi Image/Soft Sell (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA Pertemuan 9&10 MODUL Strategi Image/Soft Sell (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani POKOK BAHASAN Periklanan DESKRIPSI Dalam pokok bahasan ini akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pameran merupakan salah satu sektor industri jasa yang penting, baik dari segi nilai bisnisnya, maupun dari segi manfaatnya bagi sektor-sektor perekonomian lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Keberhasilan suatu usaha dalam mencapai tujuan ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan suatu usaha dalam memasarkan produknya. Suatu usaha dapat menjual

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi telah berkembang sangat pesat di Indonesia sejak tahun 2000. Hal ini membuat penduduk indonesia terbiasa dari penggunaan teknologi sehari-hari untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dalam perekonomian di Indonesia. UKM memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya jumlah pengguna internet, telah menarik berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya jumlah pengguna internet, telah menarik berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah pengguna internet, telah menarik berbagai usaha bisnis untuk memasarkan produknya melalui internet. Facebook sangat memungkinkan penggunanya dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi sangatlah pesat dan cepat. Beragam inovasi muncul seiring dengan majunya teknologi masa kini. Teknologi informasi memungkinkan kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika

BAB I PENDAHULUAN. tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dijelaskan secara garis besar tentang latar belakang pembuatan tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika penulisan tesis ini dilakukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada akhir tahun 2015 ini, negara-negara yang tergabung dalam ASEAN, akan memasuki era baru penerapan perdagangan bebas kawasan Asia Tenggara, yaitu ASEAN Free Trade

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah

I. PENDAHULUAN. negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia telah memasuki perdagangan bebas lebih awal dibandingkan negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah menandatangani Letter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui media cetak maupun media elektronik namun juga di media

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui media cetak maupun media elektronik namun juga di media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Perkembangan usaha di Indonesia saat ini dapat dikatakan telah memasuki memasuki tingkatan dimana pengenalan merek maupun promosi tidak hanya dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjual dan pembeli harus saling bertemu atau bertatap muka pada suatu tempat

BAB I PENDAHULUAN. penjual dan pembeli harus saling bertemu atau bertatap muka pada suatu tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi menyebabkan perubahan sistem perdagangan, baik secara tradisional maupun modern. Sistem perdagangan tradisional yakni transaksi antara penjual

Lebih terperinci

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF BAB 1 RINGKASAN EKSEKUTIF BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 1.1 Deskripsi Konsep Bisnis Teknologi telah menjadi unsur yang terdapat dalam kehidupan manusia, bahkan hampir di semua aspek kehidupan. Hampir semua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan bagian penting dalam kehidupan perekonomian suatu negara, sehingga merupakan harapan bangsa dan memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Citra dan reputasi perusahaan, erat kaitannya dengan aktivitas-aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Citra dan reputasi perusahaan, erat kaitannya dengan aktivitas-aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Citra dan reputasi perusahaan, erat kaitannya dengan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan. Dimana sebuah perusahaan atau organisasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Banyak strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mempromosikan produk atau jasa nya melalui berbagai program promosi yang ada. Dengan menggunakan program

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. menjadi sub sektor andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Saat ini

BAB I PENGANTAR. menjadi sub sektor andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Saat ini BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Perkembangan sektor industri pariwisata di dunia saat ini sangat pesat dan memberi kontribusi yang besar terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan inovasi untuk pengembangan produknya dan. mempertahankan konsumennya. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan inovasi untuk pengembangan produknya dan. mempertahankan konsumennya. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Kebutuhan dan selera pasar terus berkembang seiring waktu dan perkembangan jaman. Hal inilah yang mendasari perusahaan untuk bersaing dengan melakukan inovasi untuk pengembangan

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6 Pemasaran Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Definisi Pemasaran Kotler dan Lane (2007): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Perumusan Masalah Antrian adalah barisan orang maupun barang yang menunggu untuk diproses. Antrian biasanya diproses secara sekuensial, dengan sistem itu orang maupun barang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, perdagangan, pendidikan, dan industri di bagian timur pulau Jawa.

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, perdagangan, pendidikan, dan industri di bagian timur pulau Jawa. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surabaya merupakan kota terbesar kedua setelah Jakarta di Indonesia yang juga sekaligus ibukota provinsi Jawa Timur, sehingga kota ini menjadi pusat bisnis, perdagangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi berdampak sangat besar pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri kosmetik di Indonesia saat ini sedang mengalami perkembangan.

BAB I PENDAHULUAN. Industri kosmetik di Indonesia saat ini sedang mengalami perkembangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri kosmetik di Indonesia saat ini sedang mengalami perkembangan. Hal tersebut di dukung dengan jumlah penduduk perempuan yang berjumlah sekitar 120 juta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. commerce seiring dengan meningkatnya perkembangan teknologi web yang tumbuh

BAB 1 PENDAHULUAN. commerce seiring dengan meningkatnya perkembangan teknologi web yang tumbuh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahun 1995 merupakaan awal dimulainya transaksi dengan menggunakan e- commerce seiring dengan meningkatnya perkembangan teknologi web yang tumbuh sejak pertengahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bidang pemasaran merupakan salah satu bidang yang tidak kalah

BAB I PENDAHULUAN. Bidang pemasaran merupakan salah satu bidang yang tidak kalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bidang pemasaran merupakan salah satu bidang yang tidak kalah penting dari bidang lain dan perlu mendapat perhatian lebih dari perusahaan, karena pemasaran merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Berdasarkan kajian World Economic Forum (WEF) lewat laporan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Berdasarkan kajian World Economic Forum (WEF) lewat laporan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan kajian World Economic Forum (WEF) lewat laporan Travel and Tourism Competitiveness Report 2015, lonjakan posisi daya saing Indonesia yang berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi yang begitu dinamis dan perkembangan dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi yang begitu dinamis dan perkembangan dunia bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan teknologi yang begitu dinamis dan perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat telah memunculkan banyaknya pesaing-pesaing di dunia perekonomian. Para pesaing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bauran Pemasaran Marketing Mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perjalananan wisatawan dunia mencapai 1 miliar pada tahun 2012. Menurut Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penjualan Pribadi (Personal Selling) Menurut Kotler (2010: 29), pemasaran adalah suatu proses sosial-manajerial yang membuat seorang

Lebih terperinci

BABI. Meningkatnya partisipasi seorang wanita ke dunia karir merupakan topik. yang selalu aktual untuk dibicarakan. Pandangan tradisional cenderung

BABI. Meningkatnya partisipasi seorang wanita ke dunia karir merupakan topik. yang selalu aktual untuk dibicarakan. Pandangan tradisional cenderung BAB I PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Meningkatnya partisipasi seorang wanita ke dunia karir merupakan topik yang selalu aktual untuk dibicarakan. Pandangan tradisional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri transportasi darat dan otomotif adalah salah satu bidang industri yang berkembang pesat di Indonesia dan telah turut memberikan kontribusi yang cukup signifikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tentunya ingin menguasai pasar yang sebesar-besarnya. Keadaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tentunya ingin menguasai pasar yang sebesar-besarnya. Keadaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin banyaknya perusahaan yang berdiri maka semakin kompleks permasalahan yang dihadapi oleh pengusaha, disebabkan masing-masing perusahaan tentunya ingin

Lebih terperinci

Berikut ini pengertian dari bauran pemasaran (Marketing Mix) menuru para

Berikut ini pengertian dari bauran pemasaran (Marketing Mix) menuru para BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu elemen pokok yang wajib dimiliki oleh setiap perusahaan. Pemasaran berkaitan erat dengan bagaimana cara perusahaan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat saat ini, khususnya untuk produk sepeda motor. Semakin banyaknnya

BAB I PENDAHULUAN. ketat saat ini, khususnya untuk produk sepeda motor. Semakin banyaknnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tingkat persaingan dalam dunia otomotif di Indonesia sangatlah ketat saat ini, khususnya untuk produk sepeda motor. Semakin banyaknnya minat masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman globalisasi seperti sekarang, persaingan antar perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman globalisasi seperti sekarang, persaingan antar perusahaan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pada jaman globalisasi seperti sekarang, persaingan antar perusahaan semakin meruncing dan semakin ketat. Perusahaan-perusahaan harus bisa mempertahankan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang sangat kompetitif menuntut perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang sangat kompetitif menuntut perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia usaha yang sangat kompetitif menuntut perusahaan untuk merancang dan mengaplikasikan strategi pemasaran seakurat mungkin dalam

Lebih terperinci

Integrated Marketing Communication

Integrated Marketing Communication Modul ke: 01Fakultas FIKOM Integrated Marketing Communication Pengenalan Periklanan dan Promosi Dra. Tri Diah Cahyowati, Msi. Program Studi Marcomm & Advertising Definisi Pemasaran Proses perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti Biro Perjalanan Wisata, hotel dan badan-badan pariwisata daerah untuk

BAB I PENDAHULUAN. seperti Biro Perjalanan Wisata, hotel dan badan-badan pariwisata daerah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini pemerintah sedang berupaya untuk meningkatkan pariwisata, karena pariwisata diprediksi akan menjadi kebutuhan yang penting disamping kebutuhan pokok

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI DASAR / TEORI UMUM 2.1.1 DEFINISI PUBLIC RELATIONS Hubungan masyarakat ( humas ) atau yang lebih dikenal dengan istilah Public Relation merupakan serangkaian kegiatan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnis melalui media elektronik. Salah satu bentuk e-business yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnis melalui media elektronik. Salah satu bentuk e-business yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat cepat di seluruh dunia membuka peluang bagi para pelaku usaha untuk mengembangkan kegiatan bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang semaksimal mungkin. Volume penjualan adalah jumlah

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang semaksimal mungkin. Volume penjualan adalah jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya tujuan dalam mendirikan perusahaan adalah mendapatkan keuntungan yang semaksimal mungkin. Volume penjualan adalah jumlah penghasilan yang diperoleh

Lebih terperinci

Medan Convention and Exhibition Center 1 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Medan Convention and Exhibition Center 1 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada masa sekarang ini penyebaran dan pertukaran informasi maupun hal-hal baru beserta masalah-masalah yang sifatnya universal terhadap kepentingan manusia selain

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERNYATAAN iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR.. xiii INTISARI xv ABSTRACT xvi BAB I PENDAHULUAN.. 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya tingkat persaingan mendorong perusahaan untuk menyusun

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya tingkat persaingan mendorong perusahaan untuk menyusun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketatnya tingkat persaingan mendorong perusahaan untuk menyusun strategi yang tepat guna meraih pasar serta mempertahankan pasar yang telah ada. Adanya tantangan ini

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Business Plan Kerangka pikir penulis untuk model bisnis ini terdiri dari delapan langkah yaitu diantaranya berupa : 1. Identifikasi business model saat ini : dimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Pengguna Aktif Digital Indonesia Sumber : (Techinasia, 2015, diakses 22 Mei 2015)

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Pengguna Aktif Digital Indonesia Sumber : (Techinasia, 2015, diakses 22 Mei 2015) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di zaman era modern seperti sekarang alat komunikasi menjadi suatu kebutuhan bagi setiap individu. Salah satu alat komunikasi adalah telepon seluler atau handphone.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. SDM yang baik atau SDA yang menguntungkan. Banyak sekali sektor pariwisata

BAB 1 PENDAHULUAN. SDM yang baik atau SDA yang menguntungkan. Banyak sekali sektor pariwisata BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan ekonomi di Indonesia sangat berkembang pesat. Banyak hal yang mempengaruhi perkembangan ekonomi di Indonesia. Salah satu hal yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi

BAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi 95 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pemasaran merupakan sekumpulan rancangan kegiatan yang berkaitan untuk mengetahui kebutuhan konsumen dan pengembangan, mendistribusikan, mempromosikan, serta menetapkan harga

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii. Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v

DAFTAR ISI. Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii. Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v DAFTAR ISI Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... xi Daftar Lampiran... xiii Intisari... xiv Abstract...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk Fast Moving Consumer Good (FMCG). Menurut Kotler dan Keller

BAB I PENDAHULUAN. produk Fast Moving Consumer Good (FMCG). Menurut Kotler dan Keller BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah prinsip ekonomi menjelaskan bahwa setiap konsumen akan mengkonsumsi suatu produk dengan tujuan untuk memuaskan kebutuhannya. Pada dasarnya kebutuhan konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini sedang mengalami pertumbuhan perihal investasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini sedang mengalami pertumbuhan perihal investasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini sedang mengalami pertumbuhan perihal investasi dan perkembangan bisnis. Pertumbuhan ini terjadi dalam berbagai sektor baik otomotif, agrikultur,

Lebih terperinci

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB III PERUMUSAN MASALAH BAB III PERUMUSAN MASALAH 3.1 Latar Belakang Masalah Indonesia dengan jumah penduduk lebih dari 220 juta, ditambah kunjungan wisatawan manca negara sekitar 5 juta per tahun merupakan pasar yang empuk bagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki kehidupan dan kegiatan yang bersifat konsumtif sehingga memudahkan pelaku usaha untuk menawarkan berbagai produk baik barang dan/atau jasa kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang terjadi seiring dengan berkembangnya teknologi. real time dengan pelanggan melalui website untuk menyediakan secara spesifik

BAB 1 PENDAHULUAN. yang terjadi seiring dengan berkembangnya teknologi. real time dengan pelanggan melalui website untuk menyediakan secara spesifik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman modern seperti sekarang ini, keterlibatan teknologi sudah bukan merupakan hal yang asing bagi setiap orang, terlebih lagi dalam dunia bisnis. Kebutuhan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. canggih dan cepat. Hal ini menyebabkan munculnya peluang dan tantangan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. canggih dan cepat. Hal ini menyebabkan munculnya peluang dan tantangan bisnis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini internet adalah sebuah kebutuhan yang mutlak, banyak sekali yang memanfaatkan media internet ini karena dengan internet semuanya serba canggih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan dunia bisnis saat ini semakin ketat. Hal ini membuat para pelaku bisnis harus lebih cermat dalam penentuan strategi bisnis agar bisnisnya tetap bertahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat lepas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat lepas dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat lepas dari pengaruh perkembangan global, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang secara pesat. Era

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi 2.1.1 Pengertian Promosi Menurut Hasan (2009:10), promosi adalah fungsi pemasaran yang fokus untuk mengkomunikasikan program-program pemasaran secara persuasive kepada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Value Chain Value chain menurut Porter adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi cara menciptakan customer value lebih bagi pelanggan. Dijelaskan bahwa setiap

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS EVENT ORGANIZER (EO)

PELUANG BISNIS EVENT ORGANIZER (EO) PELUANG BISNIS EVENT ORGANIZER (EO) Dwiky Darmawan Putra S1 TI 2L / 10.11.4399 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010 2011 ABSTRAK Persaingan bisnis dalam lingkup penyedia jasa seperti Event Organizer (EO) di era

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menggunakan produk atau jasa dari perusahaan. harus mampu menciptakan, memelihara, melindungi dan membangun image

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menggunakan produk atau jasa dari perusahaan. harus mampu menciptakan, memelihara, melindungi dan membangun image 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Promosi merupakan kegiatan yang sangat penting bagi perusahaan, baik bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang penyedia barang maupun jasa. Promosi pada

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB 1 LATAR BELAKANG BAB 1 LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu kebutuhan manusia yang dianggap penting, karena setiap aktifitas manusia membutuhkan sarana transportasi khususnya daerah ibu kota

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Berikut adalah beberapa definisi asuransi menurut beberapa sumber :

II. LANDASAN TEORI. Berikut adalah beberapa definisi asuransi menurut beberapa sumber : II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Asuransi Berikut adalah beberapa definisi asuransi menurut beberapa sumber : 1. Menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern mendorong berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern mendorong berbagai macam BAB I PENDAHULUAN 1.5 Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin modern mendorong berbagai macam perubahan sistem, baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti sistem perdagangan, cara bertransaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat, berkat dukungan dari meningkatnya taraf hidup seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. pesat, berkat dukungan dari meningkatnya taraf hidup seiring dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sektor jasa pada saat ini mengalami perkembangan yang pesat, berkat dukungan dari meningkatnya taraf hidup seiring dengan kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. online. Membahas mengenai tingkat kepuasan online atau dikenal dengan istilah

BAB I PENDAHULUAN. online. Membahas mengenai tingkat kepuasan online atau dikenal dengan istilah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Konsumen menginginkan lebih dari sekedar produk yang berkualitas, mereka menginginkan pelayanan memuaskan sepanjang waktu. Pada umumnya konsumen yang merasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan adalah bumbu impor. Kuliner asing tersebut dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. digunakan adalah bumbu impor. Kuliner asing tersebut dapat menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis kuliner di Indonesia sangat berkembang pesat, bahkan sudah hampir menyamai perkembangan kuliner di negara-negara seperti di USA, Perancis, Australia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sumber daya devisa yang besar bagi suatu negara. Menurut World Tourism Organization (UNWTO) (2013, p10) Kekuatan pariwisata diakui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Buchari Alma, 2005:130

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Buchari Alma, 2005:130 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peningkatan taraf hidup masyarakat dan perkembangan zaman telah mempengaruhi banyak hal, salah satunya gaya hidup dan kebutuhan yang semakin meningkat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jawaban produsen satu satunya dalam hal memenuhi tantangan. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jawaban produsen satu satunya dalam hal memenuhi tantangan. Dalam persaingan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dengan semakin bertumbuhnya perekonomian suatu negara, tingkat persaingan didunia industri juga semakin ketat, termasuk di industri rokok. Agar bisa bertahan di pasar,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan banyak dipercaya oleh masyarakat. Masyarakat dapat melihat dunia tanpa harus keluar rumah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis saat ini semakin dinamis, kompleks, dan tidak pasti

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis saat ini semakin dinamis, kompleks, dan tidak pasti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis saat ini semakin dinamis, kompleks, dan tidak pasti sehingga memacu para pengelola perusahaan untuk dapat berpikir secara kreatif, inovatif

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. pertukaran peroduksi yang bernilai satu sama lain. berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, baik manusia secara individual,

II. LANDASAN TEORI. pertukaran peroduksi yang bernilai satu sama lain. berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, baik manusia secara individual, 13 II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Kotler dan Amstrong (2008 : 7) Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asia-Pasifik. Pertumbuhan penjualan online di Indonesia meningkat dari tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. Asia-Pasifik. Pertumbuhan penjualan online di Indonesia meningkat dari tahun 2011 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, saat ini Indonesia merupakan salah satu negara dengan posisi strategis sekaligus konsumtif. Usaha dagang harus dipahami baik oleh pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis dalam era globalisasi semakin dinamis, komplek dan. harus menghadapi tantangan-tantangan untuk mendapatkan cara

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis dalam era globalisasi semakin dinamis, komplek dan. harus menghadapi tantangan-tantangan untuk mendapatkan cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis dalam era globalisasi semakin dinamis, komplek dan serba tidak pasti menyediakan peluang tetapi juga tantangan. Perusahaanperusahaan harus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia informasi dan teknologi berdampak pada keputusan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia informasi dan teknologi berdampak pada keputusan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia informasi dan teknologi berdampak pada keputusan pembelian, misalnya ketika konsumen mencari informasi tentang produk yang akan dibeli. Dulu, konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penggunaan kartu kredit telah bergeser menjadi alat pembayaran sehari-hari, melebihi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penggunaan kartu kredit telah bergeser menjadi alat pembayaran sehari-hari, melebihi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan kartu kredit telah bergeser menjadi alat pembayaran sehari-hari, melebihi uang biasa. Kini, kita tak perlu lagi membawa segepok uang untuk keperluan sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis kuliner di Indonesia saat berkembang sangat pesat seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat dan bertambahnya jumlah penduduk.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara atau yang lebih dikenal dengan sebutan MEA (MasyarakatE konomi

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara atau yang lebih dikenal dengan sebutan MEA (MasyarakatE konomi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tahun 2016 adalah tahun dimana kebijakan Pasar bebas Asia Tenggara atau yang lebih dikenal dengan sebutan MEA (MasyarakatE konomi ASEAN) sudah mulai diberlakukan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Responden pada penelitian ini merupakan konsumen dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi merupakan sebuah fenomena yang memberikan tantangan besar pagi perusahaan untuk terus bertumbuh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Optimalisasi Pengertian optimaliasai menurut Poerdwadarminta (Ali, 2014) adalah hasil yang dicapai sesuai dengan keinginan, jadi optimalisasi merupakan pencapaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran atau lazim dikenal dengan istilah marketing telah lama

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran atau lazim dikenal dengan istilah marketing telah lama BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sebagaimana diketahui bahwa setiap perusahaan membutuhkan pemasaran sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan penjualan. Kegiatan pemasaran atau lazim dikenal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur atau mengelola. Manajemen termasuk kelompok sosial. Manajemen adalah bidang yang sangat penting

Lebih terperinci