TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF"

Transkripsi

1

2 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF

3 LAPORAN PENYELENGGARAAN PENYUSUNAN DATA STATISTIK DALAM RANGKA BIG DATA EKONOMI KREATIF ISBN: No. Publikasi: No. Katalog: Ukuran Buku: 17,6 x 25 cm Jumlah Halaman: xxxii halaman Naskah: Sub Direktorat Statistik Ketenagakerjaan Penyunting/Editor: Sub Direktorat Statistik Ketenagakerjaan Gambar Kulit: Badan Ekonomi Kreatif Gambar: Sub Direktorat Statistik Ketenagakerjaan Diterbitkan oleh: Badan Pusat Statistik Dicetak oleh: Badan Pusat Statistik Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik

4 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF iii KATA PENGANTAR Ekonomi kreatif (ekraf) sebagai konsep ekonomi baru yang mengandalkan ide kreatifitas, budaya, dan teknologi diyakini mampu menjadi sumber pertumbuhan baru bagi perekonomian nasional kedepan. Ekonomi kreatif menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia ditengah perlambatan pertumbuhan ekonomi saat ini. Badan Pusat Statistik (BPS) menyambut baik disusunnya Buku Statistik Ekonomi Kreatif sebagai perwujudan hasil kerjasama antara BPS dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) tahun Buku ini menyajikan data Statistik Ekonomi Kreatif yang merupakan bagian dari Big Data ekonomi kreatif. Gambaran tentang potensi dan pengembangan bidang ekonomi kreatif ini dituangkan dalam 7 (tujuh) jenis output yang meliputi: Profil Usaha/Perusahaan 16 Subsektor Ekraf Berdasarkan Sensus Ekonomi 2016 (SE2016); Ekspor Ekonomi Kreatif ; Klasifikasi Jabatan Ekraf dalam KBJI 2014; Laporan PDB Ekonomi Kreatif Tahun ; Laporan Penyusunan PDRB Ekraf 5 Provinsi Menurut Lapangan Usaha; Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif dan Upah Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif ; serta Tabel Input Output Updating Ekonomi Kreatif Buku ini diharapkan memberikan fakta dan data sebagai basis pengambilan keputusan dan monitoring perkembangan dan kebijakan di bidang ekonomi kreatif. Selain itu buku ini diwacanakan untuk memberikan perspektif terkini bagi para pelaku usaha ekraf maupun masyarakat luas tentang potensi ekraf di Indonesia sehingga dapat dimanfaatkan untuk berbagai penelitian dan pengembangan dunia usaha di bidang ekraf. Akhirnya ucapan syukur kehadirat Allah SWT dan terima kasih serta penghargaan kepada seluruh Tim BPS yang telah bekerjasama dan bekerja keras untuk menyelesaikan seluruh publikasi dari 7 (tujuh) kegiatan utama yang menjadi cakupan dalam kerjasama BPS-Bekraf. Semoga buku ini dapat memberi manfaat tidak hanya kepada Bekraf dan BPS saja, tetapi juga bagi para pelaku usaha ekraf dan pengguna data di Indonesia maupun dunia internasional. Semoga Allah SWT meridhai upaya penerbitan buku ini. Jakarta, Desember 2017 Kepala Badan Pusat Statistik, Dr. Suhariyanto

5 iv TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF

6 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF v KATA PENGANTAR Sektor ekonomi kreatif merupakan sektor ekonomi yang memiliki cakupan klasifikasi tenaga kerja yang luas. Hal ini berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2015 yang menerangkan bahwa ekonomi kreatif mencakup enam belas subsektor. Setiap subsektor memiliki jenis pekerjaan yang berbeda satu sama lain, sehingga memberikan keunikan tersendiri bagi tenaga kerja di masing-masing subsektor ekonomi kreatif. Selain terdiferensiasi secara luas, tenaga kerja ekonomi kreatif menjadi salah satu pihak yang terdampak dari perubahan teknologi masa kini. OECD (2016) menjelaskan bahwa sembilan persen pekerjaan memiliki risiko yang tinggi tergantikan mesin. Sementara itu, beberapa subsektor ekonomi kreatif memiliki kerentanan terhadap pengaruh teknologi seperti subsektor kriya yang bergerak dari kecenderungan low quality high quantity menjadi high quality low quantity. Di sisi yang lain, yaitu sektor penerbitan, film dan musik menjadi sektor yang model bisnisnya mulai terpengaruh dari sisi produksi dan pemasarannya. Berdasarkan luasnya lingkup tenaga kerja dan potensi kerentanan terhadap perubahan teknologi terdapat ancaman munculnya kebijakan yang salah sasaran akibat kompleksnya pertimbangan yang ada. Oleh karena itu, solusi dalam mengatasi masalah ini yaitu penyediaan terhadap data tenaga kerja ekonomi kreatif yang komprehensif. Guna mendukung kebijakan pengembangan ekonomi kreatif, Bekraf bekerjasama dengan BPS menyusun Laporan Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif. Laporan ini berisi data jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif secara keseluruhan dan tenaga kerja setiap subsektor. Selain itu, laporan ini berisi data mengenai profil demografi pekerja meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, jam kerja, dan status pekerjaan. Data tenaga kerja ini akan mendukung perumusan kebijakan yang bersifat evidence-based policy. Di sisi yang lain, masyarakat dapat memahami kondisi ketenagakerjaan di bidang ekonomi kreatif. Akhir kata, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada BPS dan pihak-pihak yang terkait atas partisipasi-nya dalam penyusunan buku ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pengembangan kebijakan dan memberikan pemahaman mengenai ekonomi kreatif ke seluruh masyarakat Indonesia. Jakarta, Desember 2017 Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf

7 vi TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF PENYUSUN Naskah Penanggung Jawab Umum Penanggung Jawab Teknis Editor Penulis Naskah Pengolah Data Subdirektorat Statistik Ketenagakerjaan Nurma Midayanti, S.Si, M.Env.Sc Dr. Indra Murty Surbakti, MA Rachmi Agustiyani, S.ST, M.Si Eko Sriyanto, S.Kom Kurniati Bachrun, S.ST, M.Si Septiarida Nonalisa, S.ST Sri Isnawati, S.ST, M.Si Andam Satika, MM Weni Lidya Sukma, S.ST Putu Wira Wirbuana, S.ST Jondan Indhy Prastyo, S.ST Putri Sakinah, S.ST Saprudin Zuhri, S.Sos.I Supriyadi Satumi Maeda

8 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF vii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI vii DAFTAR TABEL ix DAFTAR GAMBAR xi DAFTAR LAMPIRAN xvii RINGKASAN EKSEKUTIF xxix INFOGRAFIS xxxi BAB 1 PENDAHULUAN 3 BAB 2 PEMAHAMAN TENTANG EKONOMI KREATIF 7 BAB 3 PERKEMBANGAN TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF BAB 4 PENUTUP 69 LAMPIRAN 75

9

10 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF ix DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Contoh Bridging KBLI 2015 ke KBLI Tabel 3.1. Persentase Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor, Tabel 3.2. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kelompok Umur, Tahun Tabel 3.3. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjan Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut 4 Kategori Umur, _ Tabel 3.4. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama _ di Sektor Ekonomi Kreatif dan 4 Kategori Umur, _ Tabel 3.5. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Tingkat Pendidikan, Tabel 3.6. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama _ di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Tingkatan Pendidikan, Tabel 3.7. Share Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama _ di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kategori Lapangan Usaha, Tabel 3.8. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama _ di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Status Pekerjaan, _ Tabel 3.9. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama _ di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kegiatan Formal/ Informal, Tahun Tabel Persentase Tenaga Kerja di Ekonomi Kreatif menurut _ Kegiatan Formal/Informal per subsektor,

11 x TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Tabel Persentase Tenaga Kerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Jenis Pekerjaan, Tabel Persentase Tenaga Kerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut kategori White/Blue Collar, Tabel Persentase Tenaga Kerja di Sektor Ekonomi Kreatif _ Menurut Subsektor dan Kategori White/Blue Collar, Tabel Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Jam Kerja, _ Tahun Tabel Persentase Penduduk Bekerja dangan Pekerjaan Utama _ di Sektor Ekonomi Kreatif dengan Excessive Hours _ Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif, Tahun Tabel Persentase Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif Menurut Kategori Setengah Penganggur, Tabel Distribusi Setengah Penganggur Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif,

12 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF xi DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Jumlah dan Pertumbuhan Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif di Indonesia, (juta orang) 19 Gambar 3.2. Jumlah Tenaga Kerja Sub Sektor Ekonomi Kreatif di Indonesia, (juta orang) 20 Gambar 3.3. Jumlah Tenaga Kerja Sub Sektor Ekonomi Kreatif di Indonesia, (ribu orang) lanjutan 21 Gambar 3.4. Jumlah Tenaga Kerja Subsektor Ekonomi Kreatif di Indonesia, (ribu orang) 22 Gambar 3.5. Share Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif di Indonesia (persen), Gambar 3.6. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan _ Utama _di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, Gambar 3.7. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan _ Utama di Sektor EKonomi Kreatif Menurut Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal, Gambar 3.8. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan _ Utama di Sektor EKonomi Kreatif Menurut 4 Kategori Umur dan Jenis Kelamin, Gambar 3.9. Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama Menurut 4 Kategori Umur dan Jenis Kelamin Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor EKonomi Kreatif, Tahun Gambar Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan _ Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut 4 Kategori Umur dan Daerah Tempat Tinggal, Gambar Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja dengan _ Pekerjaan Utama Menurut 4 Kategori Umur dan _ Daerah Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua _ Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun

13 xii TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Gambar Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan _ Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin, Gambar Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun Gambar Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan _ Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Tingkat _ Pendidikan dan Daerah Tempat Tinggal, Gambar Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama Menurut Tingkat Pendidikan dan Daerah Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua _ Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun Gambar Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan _ Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Status Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin, Gambar Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama Menurut Status Pekerjaan Utama _ dan Jenis Kelamin (Semua Sektor) dan di Sektor _ Ekonomi Kreatif, Tahun Gambar Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan _ Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Status Pekerjaan Utama dan Daerah Tempat Tinggal, _ Gambar Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama Menurut Status Pekerjaan Utama _ dan Daerah Tempat Tinggal (Semua Sektor) dan di _ Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun Gambar Persentase Tenaga Kerja di Ekonomi Kreatif Menurut Kegiatan Formal/Informal dan Jenis Kelamin, Tahun

14 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF xiii Gambar Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama Menurut Kegiatan Formal/Informal dan Jenis Kelamin (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun Gambar Persentase Tenaga Kerja di Ekonomi Kreatif Menurut Kegiatan Formal/Informal dan Daerah Tempat Tinggal, Tahun Gambar Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama Menurut Kegiatan Formal/Informal dan Daerah Tempat Tinggal (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun Gambar Persentase Tenaga Kerja di Sektor Ekonomi Kreatif _ Menurut Kategori White/Blue Collar dan Jenis _ Kelamin, Gambar Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama Menurut Kategori White/Blue Collar dan Jenis Kelamin (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun Gambar Persentase Tenaga Kerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kategori White/Blue Collar dan Daerah Tempat Tinggal, Gambar Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama Menurut Kategori White/Blue Collar dan Daerah Tempat Tinggal (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun Gambar Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan _ Utama _di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Jam Kerja dan Jenis Kelamin, Tahun Gambar Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja _ (Pekerjaan Utama) Menurut Jam Kerja dan Jenis _ Kelamin Secara _Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun

15 xiv TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Gambar Persentase Penduduk Bekerja dangan Pekerjaan _ Utama _di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Jam Kerja dan Tempat Tinggal, Tahun Gambar Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja (Pekerjaan Utama) Menurut Jam Kerja dan Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun Tabel Persentase Penduduk Bekerja dangan Pekerjaan _ Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Excessive Hours, Gambar Persentase Penduduk Bekerja dangan Pekerjaan _ Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Excessive _ Hours dan Jenis Kelamin, Tahun Gambar Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja _ (Pekerjaan Utama) Menurut Kategori Excessive Hours _ dan JenisKelamin Secara Nasional (Semua Sektor) _ dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun Gambar Persentase Penduduk Bekerja dangan Pekerjaan _ Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Excessive _ Hours dan Tempat Tinggal, Tahun Gambar Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja _ (Pekerjaan Utama) Menurut Kategori Excessive Hours _ dan Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun Gambar Persentase Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif yang Masuk Kategori Setengah Penganggur Menurut Jenis Kelamin, Gambar Perbandingan Persentase Tenaga Kerja Ekonomi _ Kreatif yang Masuk Kategori Setengah Penganggur _ Menurut Jenis Kelamin Secara Nasional (Semua _ Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun Gambar Persentase Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif yang Masuk Kategori Setengah Penganggur Menurut Daerah Tempat Tinggal,

16 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF xv Gambar Perbandingan Persentase Tenaga Kerja Ekonomi _ Kreatif yang Masuk Kategori Setengah Penganggur Menurut Daerah Tempat Tinggal Secara Nasional _ (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun Gambar Persentase Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif yang Masuk Kategori Setengah Penganggur Menurut Kelompok Umur, Gambar Perbandingan Persentase Tenaga Kerja Ekonomi _ Kreatif yang Masuk Kategori Setengah Penganggur Menurut Kelompok Umur Secara Nasional (Semua _ Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun Gambar Persentase Tenaga Kerja Ekonomi kreatif yang Masuk Kategori Setengah Penganggur Menurut Tingkat Pendidikan, Gambar Perbandingan Persentase Tenaga Kerja Ekonomi _ Kreatif yang Masuk Kategori Setengah Penganggur Menurut Tingkat Pendidikan Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun

17

18 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF xvii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.1 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif, Lampiran _Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _Kreatif Menurut Provinsi, Lampiran 2.1. Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _Kreatif Menurut Kelompok Umur, Lampiran 2.2. Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _ Kreatif Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin,_ Lampiran 2.2. Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _ Kreatif Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, (Lanjutan) 78 Lampiran 2.2. Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _ Kreatif Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, (Lanjutan) 78 Lampiran 2.3. Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja _ Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Secara _ Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi _ Kreatif, Tahun Lampiran 2.4. Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kelompok Umur dan Daerah _ Tempat Tinggal, Lampiran 2.4. Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kelompok Umur dan Daerah _ Tempat Tinggal, (Lanjutan) 79 Lampiran 2.4 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kelompok Umur dan Daerah _ Tempat Tinggal, (Lanjutan) 80

19 xviii TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 2.5. Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja _ Menurut Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di _ Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun Lampiran 2.6. Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _ Kreatif Menurut 4 Kelompok Umur, Lampiran 2.7. Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _ Kreatif Menurut 4 Kelompok Umur dan Jenis _ Kelamin, Lampiran 2.7. Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _Kreatif Menurut 4 Kelompok Umur dan Jenis _ Kelamin, (Lanjutan) 82 Lampiran 2.7. Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _ Kreatif Menurut 4 Kelompok Umur dan Jenis _ Kelamin, (Lanjutan) 82 Lampiran 2.8 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja _ Menurut 4 Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi _ Kreatif, Tahun Lampiran 2.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _ Kreatif Menurut 4 Kelompok Umur dan Daerah _ Tempat Tinggal, Lampiran 2.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _ Kreatif Menurut 4 Kelompok Umur dan Daerah _ Tempat Tinggal, (Lanjutan) 83 Lampiran 2.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _ Kreatif Menurut 4 Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal, (Lanjutan) 84 Lampiran 2.10 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja _ Menurut 4 Kelompok Umur dan Daerah Tempat _Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun

20 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF xix Lampiran Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _ Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan _ 4 Kelompok Umur, Lampiran Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _ Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan _ 4 Kelompok Umur, (Lanjutan) 86 Lampiran Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _ Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan _ 4 Kelompok Umur, Lampiran Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan _ 4 Kelompok Umur, (Lanjutan) 88 Lampiran Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _ Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan _ 4 Kelompok Umur, (Lanjutan) 89 Lampiran 3.1. Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, Tinggi), Lampiran 3.2. Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif _Menurut Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, _ Tinggi) dan Jenis Kelamin, Lampiran 3.2. Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif _Menurut Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, _ Tinggi) dan Jenis Kelamin, (Lanjutan) 91 Lampiran 3.2. Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif _Menurut Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, _ Tinggi) dan Jenis Kelamin, (Lanjutan) 91 Lampiran 3.3. Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja _ Menurut Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, _ Tinggi) dan Jenis Kelamin Secara Nasional (Semua _ Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun Lampiran 3.4. Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif _Menurut Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, _ Tinggi) dan Daerah Tempat Tinggal,

21 xx TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 3.4. Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif _Menurut Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, _ Tinggi) dan Daerah Tempat Tinggal, _ (Lanjutan) 92 Lampiran 3.4. Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif _Menurut Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, _ Tinggi) dan Daerah Tempat Tinggal, _ (Lanjutan) 93 Lampiran 3.5. Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja _ Menurut Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, _ Tinggi) dan Daerah Tempat Tinggal Secara Nasional _ (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, _ Tahun Lampiran 3.6 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, Tinggi), Lampiran 3.6 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, Tinggi), (Lanjutan) 95 Lampiran 3.6 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, Tinggi), (Lanjutan) 96 Lampiran 3.7 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, Tinggi), Lampiran 3.7 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, Tinggi), (Lanjutan) 97 Lampiran 3.7 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi

22 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF xxi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, Tinggi), (Lanjutan) 98 Lampiran 4.1 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _ Kreatif Menurut Kategori Lapangan Usaha, _ Lampiran 4.2 Jumlah Penduduk Bekerja Menurut Menurut _ Kategori Lapangan Usaha Secara Nasional (Semua _ Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun Lampiran 5.1 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _ Kreatif Menurut Status Pekerjaan, Lampiran 5.1 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _ Kreatif Menurut Status Pekerjaan, Lampiran 5.2 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Status Pekerjaan dan Jenis _ Kelamin, Lampiran 5.2 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _ Kreatif Menurut Status Pekerjaan dan Jenis Kelamin, (Lanjutan) 104 Lampiran 5.2 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Status Pekerjaan dan Jenis Kelamin, (Lanjutan) 104 Lampiran 5.3 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja _ Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Secara _ Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi _ Kreatif, Tahun Lampiran 5.4 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Status Pekerjaan dan Daerah _ Tempat Tinggal, Lampiran 5.4 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Status Pekerjaan dan Daerah Tempat Tinggal, (Lanjutan) 105 Lampiran 5.4 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _ Kreatif Menurut Status Pekerjaan dan Daerah

23 xxii TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Tempat Tinggal, (Lanjutan) 106 Lampiran 5.5 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja _ Menurut Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di _ Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun Lampiran 5.6 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _ Kreatif Menurut Kegiatan Formal/Informal, _ Lampiran 5.7 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kegiatan Formal/Informal dan _ Jenis Kelamin, Lampiran 5.7 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kegiatan Formal/Informal dan _ Jenis Kelamin, (Lanjutan) 108 Lampiran 5.7 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kegiatan Formal/Informal dan _ Jenis Kelamin, (Lanjutan) 108 Lampiran 5.8 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja _ Menurut Kegiatan Formal/Informal dan Jenis _ Kelamin Secara Nasional (Semua Sektor) dan di _ Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun Lampiran 5.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _ Kreatif Menurut Kegiatan Formal/Informal dan _ Daerah Tempat Tinggal, Lampiran 5.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _Kreatif Menurut Kegiatan Formal/Informal dan _ Jenis Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal, _ (Lanjutan) 109 Lampiran 5.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _Kreatif Menurut Kegiatan Formal/Informal dan _ Jenis Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal, _ (Lanjutan) 109 Lampiran 5.10 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja _ Menurut Kegiatan Formal/Informal dan Daerah _

24 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF xxiii Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun Lampiran 5.11 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _ Kreatif Menurut Sub Sektor Ekonomi Kreatif dan _ Kegiatan Formal/Informal, Lampiran 5.11 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _ Kreatif Menurut Sub Sektor Ekonomi Kreatif dan _ Kegiatan Formal/Informal, (Lanjutan) 111 Lampiran 5.12 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Kegiatan Formal/Informal, Lampiran 5.12 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _ Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan _ Kegiatan Formal/Informal, (Lanjutan) 113 Lampiran 5.12 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _ Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan _ Kegiatan Formal/Informal, (Lanjutan) 114 Lampiran 6.1 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Jenis Pekerjaan, Lampiran 6.2 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Jenis Pekerjaan dan Jenis Kelamin, Lampiran 6.3 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Jenis Pekerjaan dan Daerah Tempat Tinggal, Lampiran 6.4 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif _Menurut Jenis Pekerjaan dan Jenis Kelamin, _ Lampiran 6.4 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif _Menurut Jenis Pekerjaan dan Jenis Kelamin, _ (Lanjutan) 118 Lampiran 6.4 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif _Menurut Jenis Pekerjaan dan Jenis Kelamin, _ (Lanjutan) 119

25 xxiv TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 6.5 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja _ Menurut Jenis Pekerjaan dan Jenis Kelamin Secara _ Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi _ Kreatif Tahun Lampiran 6.6 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif _Menurut Jenis Pekerjaan dan Daerah Tempat Tinggal, Lampiran 6.6 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif _Menurut Jenis Pekerjaan dan Daerah Tempat Tinggal, (Lanjutan) 120 Lampiran 6.6 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif _Menurut Jenis Pekerjaan dan Daerah Tempat Tinggal, (Lanjutan) 121 Lampiran 6.7 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja _ Menurut Jenis Pekerjaan dan Daerah Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor _ Ekonomi Kreatif, Tahun Lampiran 6.8 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kategori White/Blue Collar, Lampiran 6.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif _Menurut Kategori White/Blue Collar dan Jenis _ Kelamin, Lampiran 6.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif _Menurut Kategori White/Blue Collar dan Jenis _ Kelamin, (Lanjutan) 123 Lampiran 6.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif _Menurut Kategori White/Blue Collar dan Jenis _ Kelamin, (Lanjutan) 123 Lampiran 6.10 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja _ Menurut Menurut Kategori White/Blue Collar dan _ Jenis Kelamin Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif Tahun Lampiran 6.11 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif

26 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF xxv _Menurut Kategori White/Blue Collar dan Daerah _ Tempat Tinggal, Lampiran 6.11 _Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif _Menurut Kategori White/Blue Collar dan Daerah _ Tempat Tinggal, (Lanjutan) 124 Lampiran 6.11 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif _Menurut Kategori White/Blue Collar dan Daerah _ Tempat Tinggal, (Lanjutan) 124 Lampiran 6.12 _Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja _ Menurut Menurut Kategori White/Blue Collar dan _ Daerah Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun Lampiran 6.13 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Subsektor Ekonomi Kreatif dan Kategori White/Blue Collar, Lampiran 6.13 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif _Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Kategori White/Blue Collar, (Lanjutan) 125 Lampiran 6.14 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif _Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Kategori White/Blue Collar, Lampiran 6.14 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif _Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Kategori White/Blue Collar, (Lanjutan) 126 Lampiran 6.14 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif _Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Kategori White/Blue Collar, (Lanjutan) 127 Lampiran 7.1 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _ Kreatif Menurut Jam Kerja, Lampiran 7.2 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _ Kreatif Menurut Jam Kerja dan Jenis Kelamin, _ Lampiran 7.2 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _ Kreatif Menurut Jam Kerja dan Jenis Kelamin, _

27 xxvi TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF (Lanjutan) 129 Lampiran 7.2 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _ Kreatif Menurut Jam Kerja dan Jenis Kelamin, _ (Lanjutan) 129 Lampiran 7.3 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja Menurut Jam Kerja dan Jenis Kelamin Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi _ Kreatif, Tahun Lampiran 7.4 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _ Kreatif Menurut Jam Kerja dan Daerah Tempat _ Tinggal, Lampiran 7.4 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _ Kreatif Menurut Jam Kerja dan Daerah Tempat _ Tinggal, (Lanjutan) 130 Lampiran 7.4 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _ Kreatif Menurut Jam Kerja dan Daerah Tempat _ Tinggal, (Lanjutan) 130 Lampiran 7.5 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja Menurut Jam Kerja dan Daerah Tempat Tinggal _ Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor _ Ekonomi Kreatif, Tahun Lampiran 7.6 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif_ Menurut Kategori Excessive Hours, Lampiran 7.7 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _ Kreatif Menurut Kategori Excessive Hours dan Jenis _ Kelamin, Lampiran 7.7 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kategori Excessive Hours dan Jenis _ Kelamin, (Lanjutan) 132 Lampiran 7.7 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kategori Excessive Hours dan Jenis _ Kelamin, (Lanjutan) 133 Lampiran 7.8 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja _ Menurut Kategori Excessive Hours dan Jenis Kelamin _

28 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF xxvii Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor _ Ekonomi Kreatif, Tahun Lampiran 7.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kategori Excessive Hours dan _ Daerah Tempat Tinggal, Lampiran 7.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kategori Excessive Hours dan _ Daerah Tempat Tinggal, (Lanjutan) 133 Lampiran 7.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kategori Excessive Hours dan _ Daerah Tempat Tinggal, (Lanjutan) 134 Lampiran 7.10 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja Menurut Kategori Excessive Hours dan Daerah _ Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun Lampiran 7.11 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif_ Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Kategori _ Excessive Hours, Lampiran 7.11 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif_ Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Kategori _ Excessive Hours, (Lanjutan) 134 Lampiran 7.12 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _ Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan _ Kategori Excessive Hours, Lampiran 7.12 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _ Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan _ Kategori Excessive Hours, (Lanjutan) 136 Lampiran 7.12 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi _ Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan _ Kategori Excessive Hours, (Lanjutan) 136 Lampiran 8.1 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif_ Menurut Kategori Setengah Penganggura, _ Lampiran 8.2 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif

29 xxviii TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 8.3 Lampiran 8.4 Lampiran 8.5 Lampiran 8.6 _yang Termasuk ke dalam Kategori Setengah _ Pengangguran Menurut Jenis Kelamin, Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif _yang Termasuk ke dalam Kategori Setengah _ Pengangguran Menurut Daerah Tempat Tinggal, _ Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif _yang Termasuk ke dalam Kategori Setengah _ Pengangguran Menurut Struktur Umur, Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif _yang Termasuk ke dalam Kategori Setengah _ Pengangguran Menurut Tingkat Pendidikan, _ Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif _yang Termasuk ke dalam Kategori Setengah _ Pengangguran Menurut Tingkat Pendidikan, _

30 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF xxix RINGKASAN EKSEKUTIF Selama , jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif cenderung terus mengalami peningkatan, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,69 persen per tahun. Sejalan dengan hal tersebut, share tenaga kerja ekonomi kreatif juga cenderung mengalami peningkatan, hingga pada tahun 2016 mencapai 14,28 persen (sekitar 14 sampai 15 orang dari 100 orang bekerja pada sektor ekonomi kreatif). Dalam periode yang sama, dari empat belas subsektor ekonomi kreatif, subsektor kuliner paling banyak menyerap tenaga kerja, sedangkan subsektor desain paling sedikit menyerap tenaga kerja. Berdasarkan karakteristik umur, pada tahun 2016 sebesar 19,02 persen tenaga kerja sektor ekonomi kreatif berusia tahun; 42,04 persen berusia tahun; 32,35 persen berusia tahun; dan 6,59 persen berusia 60 tahun ke atas. Sementara itu, menurut tingkat pendidikan, tenaga kerja berpendidikan rendah (SMP ke bawah) proporsinya paling besar yaitu sebesar 59,09 persen dan hanya sebagian kecil yang berpendidikan tinggi (Diploma ke atas) yaitu sebesar 6,79 persen. Namun, terjadi hal yang cukup menggembirakan, selama periode persentase tenaga kerja ekonomi kreatif berpendidikan tinggi semakin meningkat. Pada tahun 2016, dilihat dari 17 kategori lapangan usaha, share tenaga kerja ekonomi kreatif terbesar pada kategori I (penyediaan akomodasi dan makan minum) yaitu 82,06 persen. Sementara jika dilihat dari status pekerjaan, tenaga kerja ekonomi kreatif paling banyak berstatus sebagai buruh/karyawan/pegawai yaitu 41,69 persen. Sehingga proporsi penduduk bekerja sektor ekonomi kreatif di kegiatan formal kurang dari 50 persen. Berdasarkan jenis pekerjaan, tenaga kerja ekonomi kreatif paling banyak bekerja sebagai tenaga produksi operator alat angkutan dan pekerja kasar yaitu sebesar 53,93 persen, disusul oleh tenaga usaha penjualan dengan persentase sebesar 30,15 persen. Sehingga sektor ekonomi kreatif lebih didominasi oleh tenaga kerja blue collar (93,09 persen). Sakernas 2016, menunjukkan sebagian besar tenaga kerja ekonomi kreatif bekerja selama jam seminggu. Kemudian, terdapat kecenderungan penurunan jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif dengan jam kerja berlebih (excessive hours) terutama tahun dan terjadi fluktuasi dari tahun Selanjutnya, persentase setengah penganggur tenaga kerja ekonomi kreatif sebesar 4,60 persen (sekitar 5 dari 100 orang tenaga kerja ekonomi kreatif tergolong setengah penganggur).

31

32 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF xxxi

33

34 BADAN PUSAT STATISTIK BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id PENDAHULUAN TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id

35

36 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergeseran ekonomi mengantarkan peradaban manusia ke era yang baru yaitu era Ekonomi Kreatif Orientasi ekonomi telah mengalami berbagai pergeseran, berawal dari era ekonomi pertanian, lalu era industrialisasi, dan sekarang beralih ke era ekonomi informasi yang diikuti dengan banyaknya penemuan baru di bidang teknologi informasi komunikasi dan globalisasi ekonomi. Terjadinya pergeseran ekonomi tersebut mengantarkan peradaban manusia ke era yang baru yaitu era ekonomi kreatif. Istilah Ekonomi Kreatif mulai dikenal secara global sejak munculnya buku The Creative Economy: How People Make Money from Ideas (2001) oleh John Howkins. Howkins menyadari lahirnya gelombang ekonomi baru berbasis kreativitas setelah melihat pada tahun 1997 Amerika Serikat menghasilkan produk-produk Hak Kekayaan Intelektual (HKI) senilai 414 Miliar Dollar yang menjadikan HKI ekspor nomor 1 Amerika Serikat. Howkins mendefinisikan Ekonomi Kreatif sebagai The creation of value as a result of idea. Howkins menjelaskan ekonomi kreatif sebagai kegiatan ekonomi dalam masyarakat yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menghasilkan ide, tidak hanya melakukan hal-hal yang rutin dan berulang. Karena bagi masyarakat ini, menghasilkan ide merupakan hal yang harus dilakukan untuk kemajuan. Kelebihan dari ekonomi kreatif adalah menawarkan pembangunan yang berkelanjutan yaitu iklim perekonomian yang berdaya saing dan memiliki sumber daya yang terbarukan. Ekonomi kreatif merupakan peluang besar baik bagi negara maju maupun negara berkembang untuk terus mengembangkan perekonomiannya, karena sumber daya utama dari ekonomi ini adalah ide, talenta, dan kreatifitas. Tiga hal tersebut merupakan cadangan sumber daya yang selalu terbarukan dan tidak terbatas. Sehingga kajian-kajian mengenai ekonomi kreatif menjadi penting dan selalu menarik untuk dikembangkan. Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak yaitu menempati urutan ke-4 terbanyak di dunia. Sumber daya manusia (SDM) yang berlimpah apalagi masyarakat yang berjiwa kreatif (memiliki ideide, talenta, dan kreatifitas) adalah potensi besar bangsa ini. Apabila potensi ini dapat dimanfaatkan, difasilitasi, dan dikembangkan oleh pemerintah dapat menjadi sumber kekuatan perekonomian Indonesia. Dengan disadarinya potensi kreatifitas bangsa Indonesia yang sangat besar, hal ini menjadikan pemerintah semakin serius mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia. Bagaimana membangun kompetensi dan memanfaatkan potensi ini tentunya memerlukan kebijakan yang tepat dan menyeluruh. Perencanaan program-program, monitoring, serta evaluasi pemerintah dalam mencapai target-target yang telah ditetapkan, tidak dapat dipisahkan dari adanya ketersediaan data dan

37 4 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF informasi yang memotret perkembangan ekonomi kreatif. Untuk itu Badan Pusat Statistik membantu menyediakan data pendukung yang diperlukan guna pembangunan ekonomi kreatif, salah satunya adalah data ketenagakerjaan. Mengingat tenaga kerja adalah sumber daya utama yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan ekonomi kreatif. 1.2 Tujuan Tujuan publikasi Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif ini adalah untuk melihat perkembangan tenaga kerja di sektor ekonomi kreatif pada tahun , dan mengetahui karakteristik tenaga kerja di sektor ekonomi kreatif, baik dari sisi demografi maupun karakteristik pekerjaannya pada tahun Potensi kreatifitas Bangsa Indonesia yang sangat besar mendorong pemerintah untuk mengembangkan Ekonomi Kreatif di Indonesia 1.3 Ruang Lingkup Data yang disajikan pada Publikasi Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif ini menggunakan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) tahun , dengan empat belas subsektor ekonomi kreatif yang dibentuk dari 223 kode Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) Sistematika Penyajian Laporan ini disajikan dalam lima bab, dengan sistematika penyajian sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN, meliputi latar belakang, tujuan, sumber data, dan sistematika penyajian. BAB II PEMAHAMAN TENTANG EKONOMI KREATIF, meliputi sejarah ekonomi kreatif di Indonesia (perkembangan kelembagaan Badan Ekonomi Kreatif), konsep dan definisi ekonomi kreatif, serta metode pengukuran ekonomi kreatif. BAB III PERKEMBANGAN TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF , meliputi: Gambaran umum ekonomi kreatif (jumlah dan pertumbuhan tenaga kerja ekonomi kreatif tahun serta share pekerja ekonomi kreatif tahun ). Profil tenaga kerja ekonomi kreatif.(struktur umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, status pekerjaan, dan jam kerja). BAB IV PENUTUP LAMPIRAN TABEL

38 BADAN PUSAT STATISTIK BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id PEMAHAMAN TENTANG EKONOMI KREATIF TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id

39

40 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF BAB II PEMAHAMAN TENTANG EKONOMI KREATIF 2.1 Sejarah Ekonomi Kreatif di Indonesia Pengembangan Ekonomi kreatif berawal dari pentingnya kreatifitas dan inovasi dalam pembangunan Pengembangan ekonomi kreatif berawal dari gagasan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) tentang pentingnya kreativitas dan inovasi dalam pembangunan, khususnya dalam mengembangkan industri kerajinan dan kreativitas untuk mencapai ekonomi yang berdaya saing. Hal ini disampaikan dalam pidato pembukaan beliau dalam pembukaan International Handicraft (INACRAFT) Berawal dari gagasan tersebut, Kementerian Perdagangan kemudian membentuk Indonesia Design Power dengan tujuan untuk meningkatkan kekuatan desain dan penciptaan merek. Melalui Trade Expo yang diselenggarakan secara rutin per tahun, Kementerian Perdagangan mulai memberikan zona khusus dalam pameran-pameran yang diselenggarakan kepada pelaku dan industri kreatif. Untuk mendorong pengembangan ekonomi kreatif ini, maka pemerintah kemudian menyelenggarakan pameran khusus bagi ekonomi kreatif yang pada tahun 2007 disebut sebagai Pekan Produk Budaya Indonesia (PPBI) dan kemudian diubah menjadi Pekan Produk Kreatif Indonesia (PPKI) pada tahun Melalui ajang PPKI ini, pemerintah kembali memperkuat tujuan dari kegiatan ini dengan menunjukkan daya saing Indonesia yang kuat melalui ekonomi kreatif. Pengembangan ekonomi kreatif yang lebih terstruktur dimulai pada tahun 2007 saat Kementerian Perdagangan di masa kepemimpinan Ibu Mari Elka Pangestu melakukan pemetaan potensi dan membuat rencana pengembangan ekonomi kreatif Indonesia. Pada tahun 2009, Kementerian Perdagangan menyusun rencana pengembangan ekonomi kreatif Indonesia hingga tahun 2025, serta rencana pengembangan ekonomi kreatif dan 14 subsektor ekonomi kreatif untuk periode Pengembangan ekonomi kreatif pun semakin diperkuat melalui peraturan pemerintah, dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif. Dengan keluarnya Instruksi Presiden ini, maka pengembangan ekonomi kreatif menjadi program nasional dan menjadi sektor yang mendapatkan perhatian dalam pembangunan nasional, serta secara kelembagaan, pengembangan ekonomi kreatif bersifat lintas kementerian dan mendapat dukungan penuh dari Presiden. Gagasan mengenai ekonomi kreatif ini terus bergulir dan penguatan kelembagaan pengembangan ekonomi kreatif terus dilakukan oleh pemerintah hingga pada tanggal 21 Desember 2011 berdasarkan

41 8 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011, pemerintah secara resmi membentuk Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang diperkuat dengan dua Direktur Jenderal yang secara langsung bertanggung jawab terhadap pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia, yaitu: Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya dan Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan IPTEK (Ilmu pengetahuan dan teknologi). Terbentuknya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif secara fundamental telah mengubah tatanan pemerintahan dan prioritas pembangunan di masa yang akan datang. Dengan terbentuknya kementerian tersebut, ekonomi kreatif secara khusus diatur oleh satu kementerian tersendiri, sehingga terdapat kebutuhan yang mendesak untuk melakukan perubahan pada Rencana Induk Pengembangan Ekonomi Kreatif yang telah disusun oleh Kementerian Perdagangan pada tahun 2009 lalu dalam konteks kelembagaan. Sebagai langkah awal pengembangan ekonomi kreatif di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif maka disusunlah Rencana Strategis Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nasional yang merupakan dasar pelaksanaan program dan kegiatan pengembangan ekonomi kreatif hingga 2014 dengan fokus utama pada upaya-upaya peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia kreatif, penguatan kelembagaan, dan akses pasar bagi karya kreatif lokal. Dengan masuknya ekonomi kreatif ke dalam agenda pembangunan nasional, maka dibutuhkan dokumen-dokumen yang dapat menjadi rujukan para pemangku kepentingan untuk memahami dan mengembangkan industri kreatif sebagai motor penggerak ekonomi kreatif sehingga dapat tercipta kolaborasi serta sinergi yang positif dalam pemanfaatan sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing pemangku kepentingan untuk mengembangkan ekonomi kreatif. Beberapa dokumen cetak biru pun telah diluncurkan pemerintah yaitu Cetak Biru Pelestarian dan Pengembangan Batik Nasional , sebuah dokumen perencanaan pelestarian dan pengembangan batik secara komprehensif dan holistik, oleh Kementerian Perdagangan pada 2011; dan Cetak Biru Pengembangan Mode Indonesia 2025 yang disusun oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Industri, dan Kementerian Perdagangan bersamasama dengan intelektual, bisnis, komunitas, dan asosiasi pada Cetak biru batik mempunyai visi pengembangan untuk Menjadikan batik sebagai tradisi yang hidup di masyarakat Indonesia dan penggerak ekonomi kerakyatan yang berwawasan lingkungan, sedangkan cetak biru mode menyatakan visi pengembangan Indonesia sebagai salah satu pusat mode dunia dengan mengoptimalkan kekuatan lokal yang fokus kepada konsep Ready to Wear Craft Fashion. Untuk memberikan gambaran terkini mengenai perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia, pada 2012, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik menerbitkan Laporan Penguatan Data dan Informasi Ekonomi Kreatif. Terdapat beberapa pencapaian dalam pengembangan ekonomi kreatif sejak diluncurkannya Inpres No. 6 Tahun 2009, yaitu dalam hal penyerapan tenaga kerja, ekonomi kreatif telah menyerap lebih dari 10 persen angkatan kerja di Indonesia. Dalam hal kontribusi ekonomi, ekonomi kreatif telah Penguatan kelembagaan pengembangan Ekonomi Kreatif dilakukan dengan pembentukan Lembaga/ Kementerian yang menangani Ekonomi Kreatif secara resmi Kerjasama dengan Badan Pusat Statistik dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai perkembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia

42 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF menyumbang 7 persen dari pendapatan domestik bruto Indonesia. Dari segi ekspor, ekonomi kreatif juga telah menyumbang sekitar 6 persen dari total ekspor Indonesia. Namun perlu diakui masih banyak pula tantangan yang harus diselesaikan, disamping masih banyaknya peluang dan potensi yang belum dikembangkan secara optimal. Pada tahun 2012 dilakukan revitalisasi terhadap penyelenggaraan kegiatan akbar PPKI. Sejak saat itu, penyelenggaraan PPKI memiliki visi Unleashing Indonesia s Full Creative Power yang bertujuan untuk menempatkan negara Indonesia sebagai negara yang memiliki soft power yang kuat di dunia. Pada tahun ini pula pemerintah meluncurkan maskot ekonomi kreatif yang bernama OK singkatan dari Orang Kreatif yang merupakan kekuatan utama dari ekonomi kreatif Indonesia. Inisiatif-inisiatif pengembangan subsektor ekonomi kreatif terus terjadi, yang kemudian pada tahun 2014, tepatnya tanggal 17 Januari 2014 telah dibentuk Badan Perfilman Indonesia (BPI) berdasarkan hasil musyawarah besar yang telah dihadiri oleh 40 organisasi perfilman Indonesia. Pendirian BPI mengacu pada Pasal 67 sampai 70 UU Perfilman, yang merupakan wadah bagi organisasi dan asosiasi profesi perfilman Indonesia yang saat ini telah memiliki anggota sebanyak 39 organisasi perfilman yang berkembang di Indonesia. Dengan adanya BPI, diharapkan terjadi koordinasi dan sinergi antar pemangku kepentingan untuk bersamasama mengembangkan industri perfilman Indonesia. Pada tahun 2015, upaya pengembangan ekonomi kreatif semakin terealisasi dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 mengenai pembentukan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2015 mengenai Perubahan atas Peraturan Presiden No. 6 Tahun 2015 mengenai Bekraf. 2.2 Konsep dan Definisi Ekonomi Kreatif Ekonomi Kreatif adalah kegiatan ekonomi berdasarkan kreativitas, keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan daya kreasi dan daya cipta individu yang bernilai ekonomis Kreativitas adalah suatu keinginan untuk menciptakan sesuatu yang baru, unik, dan berbeda. Industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Sedangkan, ekonomi kreatif menurut Diktum Pertama Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2009 tentang pengembangan Ekonomi Kreatif: Kegiatan ekonomi berdasarkan kreativitas, keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan daya kreasi dan daya cipta individu yang bernilai ekonomis dan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat Indonesia. Urgensi ekonomi kreatif, antara lain: Mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan karena ide dan kreativitas adalah sumber daya yang senantiasa dapat diperbaharui; Mengangkat citra dan identitas Bangsa Indonesia melalui karya dan produk, serta orang kreatif yang mendapatkan pengakuan di dunia internasional dan juga menjadi media diplomasi budaya lintas negara; Dan melestarikan sumber daya alam dan sumber daya budaya Indonesia, karena ekonomi kreatif merupakan sektor yang dapat menciptakan produk dan karya dengan nilai tambah yang tinggi dengan sumber daya yang terbatas.

43 10 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Jenis-Jenis Subsektor Ekonomi Kreatif: 1. Kriya Bagian dari seni rupa terapan yang merupakan titik temu antara seni dan desain yang bersumber dari warisan tradisi atau ide kontemporer yang hasilnya dapat berupa karya seni, produk fungsional, benda hias dan dekoratif, serta dapat dikelompokkan berdasarkan material dan eksplorasi alat teknik yang digunakan, dan juga tematik produknya. 2. Kuliner Kegiatan persiapan, pengolahan, penyajian produk makanan dan minuman yang menjadikan unsur kreativitas, estetika, tradisi, dan/ atau kearifan lokal; sebagai elemen terpenting dalam meningkatkan cita rasa dan nilai produk tersebut, untuk menarik daya beli dan memberikan pengalaman bagi konsumen. 3. Fashion Suatu gaya hidup dalam berpenampilan yang mencerminkan identitas diri atau kelompok. 4. Arsitektur Wujud hasil penerapan pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni secara utuh dalam menggubah lingkungan binaan dan ruang, sebagai bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia sehingga dapat menyatu dengan keseluruhan lingkungan ruang. 5. Desain Interior Kegiatan yang memecahkan masalah fungsi dan kualitas interior; menyediakan layanan terkait ruang interior untuk meningkatkan kualitas hidup; dan memenuhi aspek kesehatan, keamanan, dan kenyamanan public. 6. Desain Komunikasi Visual Seni menyampaikan pesan (arts of commmunication) dengan menggunakan bahasa rupa (visual language) yang disampaikan melalui media berupa desain yang bertujuan menginformasikan, memengaruhi hingga mengubah perilaku target audience sesuai dengan tujuan yang ingin diwujudkan. Dalam hal ini, bahasa rupa yang dipakai adalah berbentuk grafis, tanda, simbol, ilustrasi Gambar/foto, tipografi/huruf dan sebagainya. 7. Desain Produk Salah satu unsur memajukan industri agar hasil industri produk tersebut dapat diterima oleh masyarakat, karena produk yang mereka dapatkan mempunyai kualitas baik, harga terjangkau, desain yang menarik, mendapatkan jaminan dan sebagainya. Industrial Design Society of America (IDSA) mendefinisikan desain produk sebagai layanan profesional yang menciptakan dan mengembangkan konsep dan spesifikasi yang mengoptimalkan fungsi, nilai, dan penampilan suatu produk dan sistem untuk keuntungan pengguna maupun pabrik. Terdapat 16 subsektor dalam Ekonomi Kreatif

44 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Film, Animasi, dan Video a. Film Karya seni Gambar bergerak yang memuat berbagai ide atau gagasan dalam bentuk audiovisual, serta dalam proses pembuatannya menggunakan kaidah-kaidah sinematografi. b. Animasi Tampilan frame ke frame dalam urutan waktu untuk menciptakan ilusi gerakan yang berkelanjutan sehingga tampilan terlihat seolah-olah hidup atau mempunyai nyawa. c. Video 9. Fotografi Sebuah aktivitas kreatif, berupa eksplorasi dan inovasi dalam cara merekam (capture) atau membuat Gambar bergerak, yang ditampilkan melalui media presentasi, yang mampu memberikan karya Gambar bergerak alternatif yang berdaya saing, dan memberikan nilai tambah budaya, sosial, dan ekonomi. Sebuah industri yang mendorong penggunaan kreativitas individu dalam memproduksi citra dari suatu objek foto dengan menggunakan perangkat fotografi, termasuk di dalamnya media perekam cahaya, media penyimpan berkas, serta media yang menampilkan informasi untuk menciptakan kesejahteraan dan juga kesempatan kerja. 10. Musik Sebuah industri yang mendorong penggunaan kreativitas individu dalam memproduksi citra dari suatu objek foto dengan menggunakan perangkat fotografi, termasuk di dalamnya media perekam cahaya, media penyimpan berkas, serta media yang menampilkan informasi untuk menciptakan kesejahteraan dan juga kesempatan kerja. 11. Aplikasi dan Game Developer Suatu media atau aktivitas yang memungkinkan tindakan bermain berumpan balik dan memiliki karakteristik setidaknya berupa tujuan (objective) dan aturan (rules). 12. Penerbitan Suatu usaha atau kegiatan mengelola informasi dan daya imajinasi untuk membuat konten kreatif yang memiliki keunikan tertentu, dituangkan dalam bentuk tulisan, Gambar, dan/atau audio ataupun kombinasinya, diproduksi untuk dikonsumsi publik, melalui media cetak, media elektronik, ataupun media daring untuk mendapatkan nilai ekonomi, sosial, ataupun seni dan budaya yang lebih tinggi. 13. Periklanan Bentuk komunikasi melalui media tentang produk dan/atau merek kepada khalayak, sasarannya agar memberikan tanggapan sesuai tujuan pemrakarsa.

45 12 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Televisi dan Radio a. Televisi Kegiatan kreatif yang meliputi proses pengemasan gagasan dan informasi dalam bentuk hiburan yang berkualitas kepada penikmatnya dalam format suara dan Gambar yang disiarkan kepada publik dalam bentuk virtual secara teratur dan berkesinambungan. b. Radio Kegiatan kreatif yang meliputi proses pengemasan gagasan dan informasi dalam bentuk hiburan yang berkualitas kepada penikmatnya dalam format suara yang disiarkan kepada publik dalam bentuk virtual secara teratur dan berkesinambungan 15. Seni Pertunjukan Cabang kesenian yang melibatkan perancang, pekerja teknis, dan penampil (performers), yang mengolah, mewujudkan dan menyampaikan suatu gagasan kepada penonton (audiences); baik dalam bentuk lisan, musik, tata rupa, ekspresi dan gerakan tubuh, atau tarian; yang terjadi secara langsung (live) di dalam ruang dan waktu yang sama, di sini dan kini (hic et nunc). 16. Seni Rupa Penciptaan karya dan saling berbagi pengetahuan yang merupakan manifestasi intelektual dan keahlian kreatif, yang mendorong terjadinya perkembangan budaya dan perkembangan industri dengan nilai ekonomi untuk keberlanjutan ekosistemnya. 2.3 Metode Penghitungan Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif Tahun Perbedaan Sakernas antara Tahun dengan 2016 a. KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia) yang digunakan KBLI yang menjadi dasar pengelompokkan Ekonomi Kreatif adalah KBLI 2015 yang baru digunakan pada Sakernas Sedangkan Sakernas menggunakan KBLI Untuk menghitung banyaknya orang yang bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif selama periode maka KBLI 2009 harus disesuaikan (bridging) dengan KBLI Selama proses bridging terdapat beberapa kode dari KBLI2009 yang tidak terdistrisbusi ke satu kode ataupun sebaliknya sehingga harus dilakukan pemecahan secara manual. Proses ini tentu saja memberikan akibat tidak langsung terhadap besaran angka Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif Khususnya tahun dilakukan bridging dari KBLI 2009 ke KBLI 2015, sementara untuk tahun 2016 sudah menggunakan KBLI 2015 sehingga tidak perlu ada bridging. Pengelompokan Ekonomi Kreatif berdasarkan KBLI 2015

46 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Sakernas merupakan survei yang dirancang khusus untuk menggambarkan keadaan umum ketenagakerjaan b. Metodologi Survei Sakernas merupakan survei yang dirancang khusus untuk mengumpulkan data yang dapat menggambarkan keadaan umum ketenagakerjaan pada periode pencacahan. Sejak tahun 2011 sampai 2014 Sakernas dilaksanakan secara triwulanan, yakni triwulan I bulan Februari, triwulan II bulan Mei, triwulan III bulan Agustus (estimasi kabupaten/kota), dan triwulan IV bulan November. Mulai tahun 2015 sampai 2016, Sakernas kembali dilaksanakan secara semesteran yaitu pada bulan Februari (Semester I) dengan besar sampel sebanyak rumah tangga untuk mendapatkan estimasi hingga tingkat provinsi. Sementara itu, Sakernas Agustus (Semester II) dengan besar sampel sebanyak rumah tangga dirancang untuk mendapatkan estimasi ketenagakerjaan nasional, provinsi, dan kabupaten/ kota. Akan tetapi akibat adanya pemotongan anggaran pada tahun 2016, maka sampel Sakernas Agustus yang semula sebesar rumah tangga berkurang hanya menjadi rumah tangga yang berakibat hasil estimasi yang dilakukan hanya bisa mencakup pada level nasional dan provinsi. Sakernas , dan Sakernas menggunakan metodologi yang berbeda. c. Penimbang Sakernas menggunakan three stage sampling (panel rumah tangga). Kerangka sampel tahap I yang digunakan adalah daftar wilayah pencacahan (wilcah) SP2011. Kerangka sampel tahap II adalah daftar blok sensus pada setiap wilcah terpilih. Kerangka sampel tahap III adalah daftar rumah tangga biasa. Sampel Blok Sensus (BS) yang digunakan dibagi dalam 7 (tujuh) paket sampel. Sakernas 2015 dan 2016 menggunakan two stageone phase stratified sampling (panel Blok Sensus). Kerangka sampel tahap I yang digunakan adalah daftar wilayah pencacahan (wilcah) SP2011. Kerangka sampel tahap II adalah daftar blok sensus pada setiap wilayah pencacahan terpilih. Sakernas 2015 dan 2016 sudah menggunakan strata lapangan usaha dalam pengambilan sampel. Sakernas menggunakan rasio estimate dalam menentukan penimbang awal. Sedangkan Sakernas 2015 dan 2016 menggunakan direct estimate. Tingginya jumlah penduduk yang bekerja pada tahun 2011 diakibatkan oleh tingginya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) dari hasil olah cepat SP Sehingga pada tahun 2014 dilakukan koreksi untuk penimbang semua survei di BPS (termasuk Sakernas) dengan menggunakan penimbang dari hasil proyeksi penduduk tahun Namun backcasting pada data Sakernas dilakukan sampai tahun

47 14 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Tahun 2011 kebawah belum bisa di-backcasting dikarenakan data penimbang jumlah penduduk sampai karakteristik yang lebih detil belum tersedia. Untuk itu disarankan memakai data tahun 2011 sebagai patokan dasar penghitungan perkembangan ketenagakerjaan ekonomi kreatif bagi perancangan ekonomi kreatif ke depan. 2. Tata Cara Penghitungan Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif. Sumber data yang digunakan dalam penghitungan penduduk bekerja pada ekonomi kreatif adalah Sakernas Ekonomi kreatif terdiri dari 16 subsektor yang dibentuk dari 223 kode KBLI KBLI 2015 baru digunakan pada Sakernas 2016, sedangkan Sakernas menggunakan KBLI Dengan demikian dalam penghitungan penduduk bekerja pada subsektor ekonomi kreatif tahun diperlukan tahapan bridging KBLI terlebih dahulu sehingga nantinya pada setiap dataset Sakernas memiliki variabel lapangan usaha pekerjaan utama dengan kode KBLI 2015 sebagai dasar pembentukan variabel ekonomi kreatif. a. Tahap I: Bridging KBLI 2009 ke KBLI 2015 No. Bridging KBLI 2009 ke KBLI 2015 (Raw data Sakernas ) Pada raw data Sakernas , ditemukan sebanyak 10 kode KBLI 2009 yang terkorespondensi ke lebih dari satu kode KBLI 2015 sehingga untuk record yang demikian harus dipisahkan untuk kemudian dilakukan identifikasi secara manual dalam penentuan kode KBLI Setelah semua record telah teridentifikasi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan bridging KBLI 2009 ke KBLI Tabel 2.1 Contoh Bridging KBLI 2015 ke KBLI 2009 KBLI 2009 Estimasi pada Sakernas 2011 sesuai KBLI 2009 KBLI 2015 Estimasi pada Sakernas 2011 (1) (2) (3) (4) (5) Jumlah Penjelasan: Jumlah Jumlah KBLI 2015 (kolom 5) diperoleh dengan membagi habis secara proporsional record dengan kode-kode ganda (kolom 2) menurut subsektor terkait Setelah identifikasi subsektor kode ganda selesai dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan tabulasi penduduk bekerja pada ekonomi kreatif dengan menjalankan syntax yang telah disusun. Sumber data yang digunakan dalam penghitungan penduduk bekerja pada Ekonomi Kreatif adalah Sakernas Bridging KBLI diperlukan untuk menyesuaikan KBLI yang berbeda-beda

48 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF b. Tahap II: Pemecahan KBLI 2015 ke dalam sektor Ekonomi kreatif Pemecahan KBLI 2015 ke dalam sektor ekonomi kreatif dilakukan dalam rangka memperoleh jumlah tenaga kerja yang masuk ke dalam lapangan usaha di sektor ekonomi kreatif. Pada tahap ini terdapat 14 kode 5 digit KBLI 2015 yang pecah ke dalam beberapa subsektor ekonomi kreatif sehingga perlu ditentukan pada subsektor ekonomi kreatif mana perlu dikelompokkan. Adapun tahapan pemecahan melalui beberapa tahapan yaitu dengan mempertimbangkan jenis pekerjaan, pendidikan, status pekerjaan, umur, share PDB, dan indepth study ke pelaku usaha. Berdasarkan kriteria tersebut maka diperoleh pembelahan KBLI 2015 dengan presisi yang lebih baik. c. Tahap III: Evaluasi Relative Standard Error (RSE) Tahapan terakhir penghitungan penduduk yang bekerja di sektor ekonomi kreatif adalah mengevaluasi RSE hasil estimasi. Estimasi yang baik adalah jika RSE lebih kecil dari 25 persen. Berdasarkan hasil tersebut nantinya akan menentukan sampai sejauh mana hasil yang diperoleh dapat diyakini. Berdasarkan evaluasi RSE, tiga subsektor yaitu Subsektor Desain Interior, Desain Komunikasi Visual, dan Desain Produk memiliki RSE yang tinggi. Sehingga untuk memperkecil RSE tiga subsektor tersebut harus digabung menjadi satu. Dengan demikian, pada publikasi ini hanya bisa menampilkan 14 subsektor saja.

49

50 BADAN PUSAT STATISTIK BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id PERKEMBANGAN TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id

51

52 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF BAB III PERKEMBANGAN TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Gambaran Umum Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif Jumlah tenaga kerja Ekonomi Kreatif cenderung meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 4,69 persen per tahun 1. Jumlah dan Pertumbuhan Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif Tahun Berdasarkan hasil Sakernas tahun , jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif cenderung mengalami peningkatan, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,69 persen per tahun. Tenaga kerja ekonomi kreatif pada tahun 2011 tercatat sebanyak 13,45 juta orang perlahan terus naik hingga mencapai 16,91 juta orang pada tahun Gambar 3.1 Jumlah dan Pertumbuhan Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif di Indonesia, (juta orang)

53 20 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Pembahasan selanjutnya adalah jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif berdasarkan kategori subsektor ekonomi kreatif. Gambar 3.2 menampilkan jumlah tenaga kerja di tiga subsektor ekonomi kreatif dengan jumlah tenaga kerja terbanyak, yaitu Subsektor Kuliner, Subsektor Fashion, dan Subsektor Kriya. Dari ketiga subsektor ekonomi kreatif tersebut, Subsektor Kuliner merupakan subsektor dengan tenaga kerja terbanyak. Pada tahun 2016, Subsektor Kuliner mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 7,98 juta orang. Subsektor Fashion, dan Subsektor Kriya mampu menyerap masing-masing sebesar 4,13 juta orang dan 3,72 juta orang. Jumlah tenaga kerja Ekonomi Kreatif terbanyak pada Subsektor Kuliner, Fashion, dan Kriya Gambar 3.2. Jumlah Tenaga Kerja Sub Sektor Ekonomi Kreatif di Indonesia, (juta orang) Apabila tahun 2011 dijadikan titik awal maka dari tiga subsektor ekonomi kreatif dengan jumlah tenaga kerja terbanyak tersebut, hanya Subsektor Kuliner yang tenaga kerjanya cenderung terus tumbuh hingga tahun Berbeda halnya dengan Subsektor Kriya dan Fashion yang selama tahun 2011 hingga tahun 2016 yang walaupun cenderung mengalami kenaikan tetapi berfluktuasi jumlah dalam perkembangannya. Jika kita amati pertumbuhan tenaga kerja di antara subsektor ekonomi kreatif tersebut dalam periode , ketiga subsektor tersebut mengalami pertumbuhan yang positif. Pada periode tersebut, Subsektor Kriya mengalami pertumbuhan sebesar 1,99 persen. Sementara pada Subsektor Kuliner dan Subsektor Fashion, tenaga kerja tumbuh rata-rata sebesar 7,36 persen dan 3,05 persen per tahun.

54 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Gambar 3.3. Jumlah Tenaga Kerja Sub Sektor Ekonomi Kreatif di Indonesia, (ribu orang) lanjutan Jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif terbanyak selanjutnya adalah Subsektor Penerbitan, Seni Pertunjukan, dan Televisi dan Radio Gambar 3.3 menampilkan tiga subsektor ekonomi kreatif dengan jumlah tenaga kerja terbanyak berikutnya yaitu Subsektor Penerbitan, Subsektor Seni Pertunjukan, serta Subsektor Televisi dan Radio. Pada tahun 2016, Subsektor Penerbitan mampu menyerap sebesar 464,58 ribu tenaga kerja. Sementara itu, Subsektor Seni Pertunjukan dan Subsektor Televisi dan Radio mampu menyerap masing-masing sebanyak 170,99 ribu tenaga kerja dan 71,29 ribu tenaga kerja. Pada periode , Subsektor Pertunjukan merupakan subsektor yang berkembang dengan cukup signifikan. Subsektor Seni Pertunjukan mengalami pertumbuhan yang positif sejak tahun 2011 hingga mampu menyerap sebanyak 170,99 ribu tenaga kerja pada tahun Sedangkan Subsektor Penerbitan serta Subsektor Televisi dan Radio mengalami perkembangan yang fluktuatif selama periode tersebut. Jika kita amati pertumbuhan tenaga kerja di antara subsektor ekonomi kreatif pada Gambar 3.3 dalam periode , ketiga subsektor tersebut yaitu Subsektor Penerbitan, Subsektor Seni Pertunjukan, dan Subsektor Televisi dan Radio, mengalami pertumbuhan positif tenaga kerja dengan pertumbuhan rata-rata masing-masing sebesar 1,07 persen, 6,40 persen dan 6,27 persen per tahun.

55 22 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Gambar 3.4. Jumlah Tenaga Kerja Subsektor Ekonomi Kreatif di Indonesia, (ribu orang) Gambar 3.4 menampilkan delapan subsektor ekonomi kreatif lainnya dengan jumlah penyerapan tenaga kerja yang paling sedikit. Kedelapan subsektor tersebut adalah Subsektor Fotografi, Subsektor Musik, Subsektor Seni Rupa, Subsektor Arsitektur, Subsektor Periklanan, Subsektor Film, Animasi, dan Video, Subsektor Aplikasi dan Game Developer, serta Subsektor Desain. Pada periode tersebut, dapat dilihat bahwa dari delapan subsektor ekonomi kreatif tersebut, Subsektor Arsitektur, Subsektor Periklanan, serta Subsektor Desain merupakan tiga subsektor ekonomi kreatif yang mengalami pertumbuhan yang fluktuatif dari tahun ke tahun. Namun, apabila tahun 2011 dijadikan sebagai titik awal dan diperbandingkan pada tahun 2016, maka dapat dilihat bahwa kedelapan Subsektor tersebut mengalami pertumbuhan positif. Jika kita amati pertumbuhan tenaga kerja di antara delapan subsektor ekonomi kreatif pada Gambar 3.4 dalam periode , subsektor yang mengalami pertumbuhan positif tertinggi adalah Subsektor Seni Rupa yaitu sebesar 7,03 persen. Sementara Subsektor Musik, Subsektor Arsitektur, Subsektor Periklanan, Subsektor Film, Animasi, dan Video, Subsektor Aplikasi dan Game Developer, tenaga kerja tumbuh rata-rata sebesar 2,30 persen, 3,16 persen, 2,98 persen, 4,35 persen, dan 4,39 persen per tahun. Kemudian pada Subsektor Fotografi dan Subsektor Desain mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 2,93 persen dan 3,74 persen. Subsektor Ekonomi Kreatif dengan penyerapan tenaga kerja paling sedikit adalah Subsektor Desain, Subsektor Film, Animasi dan Video; dan Subsektor Periklanan

56 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Dari 100 orang penduduk bekerja, sekitar orang pekerjaan utamanya di Ekonomi Kreatif 2. Share Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif Tahun Share tenaga kerja ekonomi kreatif merupakan perbandingan antara tenaga kerja ekonomi kreatif dengan total penduduk bekerja. Indikator ini berguna untuk mengukur tingginya penyerapan tenaga kerja pada ekonomi kreatif. Berdasarkan hasil Sakernas tahun pada Gambar 3.5 terlihat bahwa share tenaga kerja ekonomi kreatif pada tahun 2016 sebesar 14,28 persen, yang berarti dari 100 orang penduduk bekerja sekitar 14 sampai 15 orang pekerjaan utamanya di ekonomi kreatif. Apabila melihat dari trennya, maka share tenaga kerja ekonomi kreatif dari tahun 2011 ke 2016 cenderung terus mengalami peningkatan. Sejak 2011 hingga 2014, share tenaga kerja ekonomi kreatif perlahan mengalami peningkatan. Peningkatan yang cukup tajam terjadi pada periode yaitu dari 13,23 persen pada tahun 2014 menjadi 13,90 persen pada tahun Gambar 3.5. Share Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif di Indonesia (persen), Persentase Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif Tahun Persentase tenaga kerja ekonomi kreatif menurut subsektor dapat dilihat pada Tabel 3.1. Pada tahun 2016, urutan subsektor berdasarkan persentase terbesar adalah Subsektor Kuliner (47,21 persen), Subsektor Fashion (24,42 persen), dan Subsektor Kriya (21,99 persen). Pola yang sama terjadi pada tahun dimana proporsi terbesar terdapat pada Subsektor Kuliner, Fashion, dan Kriya.

57 24 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Tabel 3.1. Persentase Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor, SUB-SEKTOR Arsitektur 0,34 0,36 0,36 0,34 0,33 0,32 Desain 0,15 0,15 0,15 0,14 0,14 0,14 Film, Animasi, dan Video 0,25 0,24 0,24 0,24 0,23 0,23 Fotografi 0,45 0,45 0,45 0,44 0,42 0,41 Kriya 25,05 24,51 22,94 22,33 22,81 21,99 Kuliner 41,61 40,35 42,92 45,23 46,43 47,21 Musik 0,38 0,36 0,36 0,35 0,34 0,34 Fashion 26,42 28,44 27,25 25,75 24,16 24,42 Aplikasi dan Game Developer 0,25 0,24 0,24 0,24 0,25 0,24 Penerbitan 3,28 3,12 3,09 3,00 2,89 2,75 Periklanan 0,25 0,24 0,24 0,23 0,25 0,24 Televisi dan Radio 0,39 0,40 0,42 0,40 0,44 0,42 Seni Pertunjukan 0,93 0,89 1,08 1,06 1,06 1,01 Seni Rupa 0,25 0,25 0,26 0,25 0,25 0,28 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Persentase tenaga kerja Ekonomi Kreatif terbanyak pada Subsektor Kuliner, Fashion dan Kriya 3.2 Profil Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif 1. Struktur Umur Umur berpengaruh terhadap sikap seseorang di dalam pekerjaan. Tenaga kerja dengan umur muda biasanya baru mulai bekerja dan belum banyak memiliki pengalaman. Dengan semakin bertambah umur menjadi dewasa seseorang maka diperkirakan semakin bertambah pengalaman kerjanya sehingga mempunyai produktivitas yang cukup tinggi. Akan tetapi ada titik tertentu dimana semakin bertambah umur seseorang mendekati lansia membuat produktivitas kerja akan menurun. Tabel 3.2. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kelompok Umur, Tahun KELOMPOK UMUR (NASIONAL) (8) Tahun 20,83 20,80 19,59 18,27 17,79 19,02 14, Tahun 29,36 28,63 27,84 28,02 26,99 26,31 24, Tahun 24,82 25,35 25,54 25,45 25,85 24,98 24, Tahun 15,53 15,55 16,62 17,34 17,25 17,43 20, Tahun 6,74 6,82 7,58 8,14 8,83 8,93 11,46 65 Tahun 2,71 2,84 2,83 2,79 3,29 3,32 4,71 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

58 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Tenaga kerja di sektor Ekonomi Kreatif terbanyak berumur tahun Pada tahun 2016 penduduk yang pekerjaan utamanya di sektor ekonomi kreatif paling banyak adalah mereka yang berumur tahun yaitu 26,31 persen, selanjutnya kelompok umur tahun sebesar 24,98 persen, dan kelompok umur tahun sebesar 19,02 persen (Tabel. 3.2). Sedangkan pada kelompok 65 tahun ke atas yaitu hanya sebesar 3,32 persen. Pola ini sedikit berbeda dengan level nasional (seluruh sektor pekerjaan), dimana penduduk bekerja paling banyak pada kelompok umur tahun yang sebesar 24,87 persen. Jika dilihat tren perkembangannya dari tahun 2011 hingga 2016, tenaga kerja ekonomi kreatif didominasi oleh mereka yang berumur tahun, dengan dominasi terbesar oleh mereka yang berumur tahun yaitu sekitar 26 hingga 30 persen. Jika dilihat berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin, tenaga kerja ekonomi kreatif baik laki-laki maupun perempuan paling banyak terdapat pada kelompok umur tahun dan tahun. Tenaga kerja di sektor ekonomi kreatif paling sedikit terdapat pada kelompok umur 65 tahun ke atas, baik laki-laki maupun perempuan. Gambar 3.6. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, Sumber: BPS RI, Sakernas Tenaga kerja Ekonomi Kreatif baik laki-laki maupun perempuan terbanyak pada kelompok umur tahun dan tahun Pada tahun 2015, tenaga kerja laki-laki didominasi oleh kelompok umur tahun dan tahun dengan persentase masing-masing sebesar 29,26 persen dan 26,12 persen. Pada tenaga kerja perempuan didominasi oleh kelompok umur umur tahun dan tahun dengan persentase masing-masing sebesar 25,82 persen dan 25,02 persen. Sementara pada tahun 2016, persentase tenaga kerja laki-laki dan perempuan juga memiliki pola yang sama dengan tahun 2015, yaitu didominasi oleh kelompok umur tahun dan tahun. Pada tahun 2016, persentase tenaga kerja laki-laki pada kelompok umur tahun dan tahun masing-masing sebesar 28,36 dan 24,68 persen sedangkan pada perempuan yaitu -24,69 dan 25,21 persen pada kelompok umur yang sama.

59 26 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Berdasarkan daerah tempat tinggal, tenaga kerja ekonomi kreatif di perkotaan maupun di perdesaan lebih banyak didominasi oleh mereka yang berumur dan tahun. Gambar 3.7 menunjukkan bahwa pada tahun 2015, persentase tenaga kerja kelompok umur tahun di perkotaan yaitu 27,21 persen, sedangkan di perdesaan sebesar 26,41 persen. Sedangkan pada tahun 2016 pada kelompok umur yang sama, tenaga kerja di perkotaan sebesar 27,16 persen dan di perdesaan sebesar 24,31 persen. Gambar 3.7. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama di Sektor EKonomi Kreatif Menurut Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal, Sumber: BPS RI, Sakernas Tabel 3.3 menunjukkan pengelompokan umur yang lebih disederhanakan. Pada tahun 2016, persentase penduduk yang pekerjaan utamanya di sektor ekonomi kreatif didominasi oleh kelompok umur tahun yaitu 42,04 persen, disusul kelompok umur tahun yaitu 32,35 persen, kemudian kelompok umur tahun sebesar 19,02 persen dan terakhir pada kelompok umur 60 tahun ke atas yaitu 6,59 persen. Tenaga kerja di sektor Ekonomi Kreatif baik di perkotaan maupun di perdesaan didominasi oleh kelompok umur tahun dan tahun Tabel 3.3. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjan Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut 4 Kategori Umur, KELOMPOK UMUR (NASIONAL) (8) Tahun 20,83 20,80 19,59 18,27 17,79 19,02 14, Tahun 45,58 44,55 43,29 43,55 43,15 42,04 39, Tahun 28,56 29,30 31,29 32,24 32,33 32,35 36,78 60 Tahun 5,02 5,34 5,84 5,95 6,74 6,59 4,71 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

60 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Tenaga kerja dengan pekerjaan utama di sektor Ekonomi Kreatif berumur tahun cenderung mengalami penurunan Dalam kurun waktu , tenaga kerja di sektor ekonomi kreatif pada kelompok umur tahun cenderung mengalami penurunan dari 45,58 persen pada tahun 2011 menjadi 42,04 persen pada Sedangkan pada kelompok umur tahun setiap tahun terus mengalami peningkatan yaitu dari 28,56 persen pada tahun 2011 naik menjadi 32,35 persen pada tahun Begitu pula pada kelompok umur 60 tahun ke atas mengalami kenaikan dari 5,02 persen pada tahun 2011 menjadi 6,59 persen pada tahun Pada kelompok umur tahun, persentase tenaga kerja ekonomi kreatif sebesar 42,04 persen sedangkan secara nasional pada kelompok umur yang sama sebesar 39,85 persen. Selanjutnya pada kelompok umur tahun, tenaga kerja ekonomi kreatif sebesar 32,35 persen sedangkan angka nasional sebesar 36,78 persen. Gambar 3.8. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama di Sektor EKonomi Kreatif Menurut 4 Kategori Umur dan Jenis Kelamin, Tenaga kerja dengan pekerjaan utama di sektor Ekonomi Kreatif,baik pada laki-laki maupun perempuan didominasi oleh kelompok umur tahun Sumber: BPS RI, Sakernas Pada tahun 2015, tenaga kerja laki-laki didominasi oleh kelompok umur tahun dengan persentase sebesar 45,60 persen. Hal yang sama terjadi pada tenaga kerja perempuan yang juga didominasi oleh kelompok umur tahun dengan persentase sebesar 41,03 persen. Pada tahun 2016, persentase tenaga kerja laki-laki dan perempuan juga memiliki pola yang sama dengan tahun 2015, yaitu didominasi oleh kelompok umur tahun. Pada kelompok umur tahun, tenaga kerja laki-laki sebesar 43,68 persen sedangkan pada perempuan yaitu 40,73 persen.

61 28 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Gambar 3.9. Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama Menurut 4 Kategori Umur dan Jenis Kelamin Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 Sumber: BPS RI, Sakernas 2016 Berdasarkan jenis kelamin, tenaga kerja ekonomi kreatif pada laki-laki didominasi oleh kelompok umur tahun dan tahun. Demikian halnya pada tenaga kerja perempuan yang didominasi oleh kelompok umur tahun dan tahun. Jika dilihat secara nasional, tenaga kerja laki-laki didominasi oleh kelompok umur tahun dan tahun yaitu dengan pesentase masing-masing sebesar 40,53 persen dan 36,14 persen. Pada tenaga kerja perempuan juga didominasi oleh kelompok umur tahun dan tahun yaitu dengan pesentase masing-masing sebesar 38,76 persen dan 37,79 persen. Gambar Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut 4 Kategori Umur dan Daerah Tempat Tinggal, Sumber: BPS RI, Sakernas

62 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Persentase tenaga kerja pada sektor Ekonomi Kreatif dan secara Nasional, baik di perdesaan maupun perkotaan didominasi oleh kelompok umur tahun Jika dilihat berdasarkan daerah tempat tinggal, pada tahun 2015, persentase tenaga kerja ekonomi kreatif, baik di perkotaan maupun pedesaan, didominasi kelompok umur tahun dan tahun. Tenaga kerja ekonomi kreatif pada kelompok umur di perkotaan sebesar 43,48 persen, sedangkan di perdesaan sebesar 42,27 persen. Pada kelompok umur tahun, tenaga kerja ekonomi kreatif di perkotaan sebesar 32,77 persen dan di perdesaan 31,17 persen. Pada tahun 2016, tenaga kerja ekonomi kreatif di perkotaan dan pedesaan didominasi oleh kelompok umur tahun. Tenaga kerja ekonomi kreatif pada kelompok umur tahun di perkotaan sebesar 42,59 persen sedangkan di perdesaan sebesar 40,73 persen. Pada kelompok umur 15-24, 25-40, dan 60 tahun ke atas di perdesaan sebesar 19,22 persen, 32,36 persen, dan 7,69 persen. Gambar Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama Menurut 4 Kategori Umur dan Daerah Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 Sumber: BPS RI, Sakernas 2016 Gambar 3.11 menunjukkan perbandingan persentase penduduk bekerja menurut 4 kategori umur dan daerah tempat tinggal antara penduduk bekerja secara nasional (di semua sektor) dan penduduk yang bekerja di sektor ekonomi kreatif. Jika dilihat berdasarkan daerah tempat tinggal, pada tahun 2016, tenaga kerja ekonomi kreatif di perkotaan dan di pedesaan lebih banyak didominasi oleh pekerja dengan kelompok umur tahun yaitu sebesar 42,59 persen. Secara nasional, baik di perkotaan maupun pedesaan, didominasi oleh pekerja dengan kelompok umur tahun dan tahun.

63 30 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Tabel 3.4. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama di Sektor Ekonomi Kreatif dan 4 Kategori Umur, SUB-SEKTOR Tahun Tahun Tahun 60 Tahun Tahun Tahun Tahun (1) (2) (3) (3) (4) (5) (6) (3) (7) 60 Tahun Arsitektur 0,27 0,43 0,22 0,33 0,08 0,41 0,39 0,11 Desain 0,21 0,13 0,15 0,00 0,14 0,19 0,11 0,00 Film, Animasi, dan Video 0,38 0,32 0,08 0,02 0,32 0,29 0,12 0,18 Fotografi 0,42 0,51 0,36 0,16 0,73 0,53 0,12 0,16 Kriya 22,95 23,06 21,37 27,75 20,18 21,57 22,41 27,77 Kuliner 37,27 41,91 55,34 56,92 41,06 43,03 54,34 56,64 Musik 0,36 0,38 0,31 0,17 0,28 0,40 0,33 0,13 Fashion 33,23 26,88 17,89 12,84 32,42 27,42 18,23 12,58 Aplikasi dan Game Developer 0,22 0,34 0,17 0,10 0,34 0,32 0,14 0,00 Penerbitan 2,97 3,52 2,40 1,01 2,99 3,22 2,24 1,51 Periklanan 0,08 0,36 0,20 0,12 0,00 0,41 0,22 0,00 Televisi dan Radio Seni Pertunjukan 0,45 0,57 0,34 0,01 0,42 0,69 0,14 0,08 1,02 1,35 0,84 0,43 0,88 1,27 0,88 0,40 Seni Rupa 0,17 0,24 0,34 0,14 0,16 0,26 0,33 0,44 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: BPS RI, Sakernas Tabel 3.4 menunjukkan tenaga kerja ekonomi kreatif menurut subsektor ekonomi kreatif dan kategori umur. Baik pada 2015 maupun 2016, tenaga kerja ekonomi kreatif baik kelompok umur tahun, kelompok umur 25-59, maupun kelompok umur 60 tahun ke atas paling banyak bekerja pada Subsektor Kuliner, Fashion, dan Kriya.

64 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Tingkat Pendidikan Kualitas kerja mengacu pada kualitas sumber daya manusia (Matutina, 2001:205), dimana kualitas sumber daya manusia mengacu pada: a. Pengetahuan (Knowledge) yaitu kemampuan yang dimiliki karyawan yang lebih berorientasi pada kecerdasan dan daya pikir serta penguasaan ilmu yang luas yang dimiliki oleh karyawan. b. Keterampilan (Skill) merupakan kemampuan dan penguasaan teknis operasional di bidang tertentu yang dimiliki oleh karyawan. c. Kemampuan (Abilities) yaitu kemampuan yang terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki seorang karyawan yang mencakup loyalitas, kedisiplinan, kerjasama, dan tanggung jawab. Pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan dari tenaga kerja dapat tercipta salah satunya dari sekolah atau pendidikan yang telah ditempuhnya. Dengan kata lain pendidikan dapat dijadikan salah satu acuan sederhana pengukuran kualitas tenaga kerja. Tabel 3.5. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Tingkat Pendidikan, PENDIDIKAN (NASIONAL) (8) SMP ke Bawah 63,56 62,11 62,14 59,97 59,53 59,05 60,23 SMA Sederajat 32,25 32,60 32,38 34,33 33,80 34,16 27,52 Diploma ke Atas 4,19 5,29 5,48 5,70 6,67 6,79 12,25 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: BPS RI, Sakernas Pada tahun 2016, sektor Eekonomi Kreatif lebih banyak menyerap tenaga kerja berpendidikan SMP ke bawah Tingkat pendidikan tenaga kerja ekonomi kreatif dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: SMP ke bawah, SMA sederajat, dan Diploma ke atas (DI-DIV, S1, S2, dan S3). Pada tahun 2016, ekonomi kreatif lebih banyak menyerap tenaga kerja berpendidikan SMP ke bawah dan SMA sederajat, masing-masing sebesar 59,05 persen dan 34,16 persen. Sementara tenaga kerja berpendidikan Diploma ke atas hanya 6,79 persen. Pola yang sama juga terlihat pada tahun Selama tahun , persentase tenaga kerja berpendidikan SMP ke bawah di ekonomi kreatif terus mengalami penurunan yaitu dari sebesar 63,56 persen (2011) menjadi 59,05 persen (2016). Angka nasional menunjukkan bahwa penduduk bekerja yang berpendidikan SMP ke bawah pada tahun 2016 sebesar 60,23 persen (lebih tinggi dibanding tenaga kerja ekonomi kreatif). Di sisi lain, persentase tenaga kerja berpendidikan tinggi cenderung mengalami peningkatan yaitu dari 4,19 persen pada tahun 2011 menjadi 6,79 persen pada tahun Sementara itu, penduduk bekerja berpendidikan Diploma ke atas pada tahun 2016 sebesar 12,25 persen (hampir dua kali lipat lebih tinggi dibanding tenaga kerja ekonomi kreatif).

65 32 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Gambar Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin, Sumber: BPS RI, Sakernas Dari Gambar 3.12 dapat diketahui bahwa pada tahun 2015 dan 2016, tenaga kerja di ekonomi kreatif didominasi oleh tenaga kerja berpendidikan SMP ke bawah, baik laki-laki maupun perempuan. Pada tahun 2015, tenaga kerja laki-laki yang berpendidikan SMA sederajat sebesar 38,21 persen, sedangkan tenaga kerja perempuan berpendidikan SMA sederajat sebesar 30,00 persen. Pada tingkat pendidikan Diploma ke atas sebesar 7,84 persen pada laki-laki dan hanya 5,57 persen pada perempuan. Berbeda dengan tingkat pendidikan SMA sederajat dan Diploma ke atas yang didominasi tenaga kerja laki-laki, pada tingkat pendidikan SMP ke bawah lebih didominasi oleh perempuan yaitu sebesar 64,43 persen sedangkan tenaga kerja laki-laki hanya 53,85 persen. Gambar Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 Sumber: BPS RI, Sakernas 2016

66 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Berdasarkan Gambar 3.13, tenaga kerja laki-laki berpendidikan SMA Sederajat dan diploma ke atas lebih tinggi dibanding proporsi tenaga kerja perempuan pada pendidikan yang sama di sektor ekonomi kreatif. Sementara proporsi tenaga kerja perempuan berpendidikan SMP ke bawah lebih tinggi dibanding proporsi tenaga kerja laki-laki. Sebagai gambaran, pada tahun 2016 tenaga kerja laki-laki sektor ekonomi kreatif yang berpendidikan SMA sederajat sebesar 37,24 persen, sedangkan tenaga kerja perempuan berpendidikan SMA sederajat sebesar 31,72 persen. Tenaga kerja ekonomi kreatif berpendidikan Diploma ke atas sebesar 8,22 persen pada laki-laki dan 5,66 persen pada perempuan. Pada tingkat pendidikan SMP ke bawah, tenaga kerja perempuan sebesar 62,62 persen, sedangkan laki-laki hanya 54,54 persen. Hal ini agak berbeda dengan pola nasional pada tahun 2016, proporsi tenaga kerja perempuan berpendidikan diploma ke atas lebih tinggi daripada proporsi tenaga kerja laki-laki pada jenjang pendidikan yang sama. Sebagai gambaran, penduduk bekerja perempuan yang berpendidikan Diploma ke atas sebesar 15,29 persen, sedangkan laki-laki hanya 10,35 persen. Gambar Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Tingkat Pendidikan dan Daerah Tempat Tinggal, Tenaga kerja Ekonomi Kreatif baik di perkotaan maupun perdesaan didominasi oleh mereka yang berpendidikan SMP ke bawah Sumber: BPS RI, Sakernas Gambar 3.14 menunjukkan bahwa penyerapan tenaga kerja ekonomi kreatif di perkotaan pada tahun 2015 didominasi oleh mereka yang berpendidikan SMP ke bawah yakni 52,82 persen, disusul pendidikan SMA sederajat (38,64 persen) dan pendidikan tinggi sebesar 8,54 persen. Pola yang sama juga terjadi di perdesaan, dimana lebih didominasi oleh tenaga kerja berpendidikan SMP ke bawah sebesar 77,02 persen, selanjutnya pendidikan SMA sederajat yakni 21,20 persen dan yang berpendidikan Diploma ke atas yang hanya 1,78 persen.

67 34 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Berdasarkan Gambar 3.15, pada tahun 2016 di perkotaan menunjukkan pola yang sama dengan tahun 2015, dimana penyerapan tenaga kerja ekonomi kreatif didominasi oleh mereka yang berpendidikan SMP ke bawah (53,27 persen), kemudian pendidikan SMA sederajat (38,03 persen), dan Diploma ke atas sebesar 8,70 persen. Di perdesaan juga didominasi oleh tenaga kerja ekonomi kreatif berpendidikan SMP ke bawah yaitu sebesar 72,71 persen, sedangkan yang berpendidikan Diploma ke atas hanya sebesar 2,28 persen. Pola ini sama dengan level nasional dimana penduduk bekerja yang ada di perkotaan didominasi oleh mereka yang berpendidikan SMP ke bawah yaitu sebesar 47,17 persen, selanjutnya SMA sederajat (35,10 persen), dan yang berpendidikan Diploma ke atas hanya 17,73 persen. Di perdesaan juga didominasi oleh tenaga kerja ekonomi kreatif berpendidikan SMP ke bawah yaitu sebesar 74,35 persen, sedangkan yang berpendidikan Diploma ke atas sebesar 6,33 persen. Gambar Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama Menurut Tingkat Pendidikan dan Daerah Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 Sumber: BPS RI, Sakernas 2016 Seperti yang telah disebutkan di atas, pada tahun 2015 dan 2016 subsektor ekonomi kreatif didominasi oleh tenaga kerja berpendidikan SMP ke bawah. Jika dilihat berdasarkan tingkat pendidikan untuk setiap sub sektor ekonomi kreatif, pada tahun 2016, tenaga kerja yang berpendidikan SMP ke bawah paling banyak berkecimpung di Subsektor Kuliner yaitu 65,70 persen, disusul Subsektor Kriya (63,78 persen), kemudian Subsektor Fashion (54,14 persen). Pekerja berpendidikan SMA sederajat, lebih banyak mendominasi Subsektor Film, Animasi, dan Video (57,88 persen), selanjutnya Subsektor Penerbitan (54,63 persen) dan Fotografi (52,15 persen). Sedangkan pada pekerja berpendidikan Diploma ke atas lebih banyak berkecimpung di bidang Arsitektur (75,80 persen), kemudian Aplikasi dan Game Developer (73,07 persen), dan Periklanan (49,53 persen).

68 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Tenaga kerja berpendidikan SMP ke bawah paling banyak pada Subsektor Kuliner, Kriya dan Fashion Tabel 3.6. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Tingkatan Pendidikan, SUB-SEKTOR SMP Ke Bawah SMA Sederajat Diploma Ke Atas SMP Ke Bawah SMA Sederajat Diploma Ke Atas Arsitektur 0,00 0,23 3,72 0,00 0,26 3,38 Desain 0,04 0,14 1,00 0,05 0,18 0,73 Film, Animasi, dan Video 0,07 0,40 0,89 0,11 0,19 1,58 Fotografi 0,18 0,65 1,40 0,19 0,65 1,15 Kriya 24,44 21,26 16,10 24,30 19,03 16,72 Kuliner 51,25 41,64 27,76 50,14 44,99 32,88 Musik 0,20 0,43 1,12 0,22 0,40 1,02 Fashion 21,97 28,17 23,36 22,98 27,56 21,17 Aplikasi dan Game Developer 0,03 0,14 2,70 0,06 0,25 1,75 Penerbitan 0,99 4,67 10,82 1,16 4,11 9,70 Periklanan 0,05 0,28 1,82 0,01 0,14 2,77 Televisi dan Radio 0,04 0,62 3,06 0,05 0,57 2,93 Seni Pertunjukan 0,65 1,07 4,77 0,58 1,29 3,36 Seni Rupa 0,09 0,30 1,48 0,15 0,38 0,86 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: BPS RI, Sakernas Pada tahun 2015 maupun 2016, tenaga kerja berpendidikan SMP ke bawah paling banyak pada Subsektor Kuliner, Kriya dan Fashion. Untuk tenaga kerja yang berpendidikan SMA sederajat maupun tenga kerja berpendidikan diploma ke atas, Subsektor dengan proporsi terbanyak adalah Subsektor Kuliner, Subsektor Fashion, dan Subsektor Kriya. 3. Lapangan Pekerjaan Ekonomi Kreatif (17 Kategori) Lapangan pekerjaan adalah bidang kegiatan dari pekerjaan/usaha/ perusahaan/kantor tempat seseorang bekerja. Kategori lapangan pekerjaan dalam bahasan ini digunakan 17 kategori lapangan usaha yaitu A. Pertanian, kehutanan dan perikanan; B. Pertambangan dan penggalian; C. Industri pengolahan; D. Pengadaan listrik dan gas; E. Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang; F. Konstruksi; G. Perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil; H. Transportasi dan pergudangan; I. Penyediaan akomodasi dan makan minum; J. Informasi dan komunikasi; K. Jasa keuangan dan asuransi; L. Real estate; M,N. Jasa perusahaan; O. Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial; P. Jasa pendidikan; Q. Jasa kesehatan dan kegiatan sosial; R, S, T, U. Jasa lainnya.

69 36 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Namun untuk kategori A (Pertanian, kehutanan dan perikanan), B(Pertambangan dan penggalian), D (Pengadaan listrik dan gas), E (Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang), F(Konstruksi), H (Transportasi dan pergudangan), K (Jasa keuangan dan asuransi), L (Real estate), O (Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial) dan Q (Jasa kesehatan dan kegiatan sosial) tidak memberikan share apapun atau sebesar 0,00 persen. Pada Tabel 3.7 dapat dilihat bahwa sektor ekonomi kreatif mempunyai share terbesar pada kategori I (Penyediaan akomodasi dan makan minum) sekitar 82 persen sampai dengan 89 persen berfluktuatif sepanjang tahun Pada tahun 2016, share ekonomi kreatif di kategori I sebesar 82,06 persen hal ini berarti dari 100 orang yang bekerja di penyediaan akomodasi dan makan minum sebanyak 82 orang bekerja pada ekonomi kreatif. Pada kategori lapangan C (Industri pengolahan), tenaga kerja ekonomi kreatif tahun 2011 sebesar 46,52 persen. Angka ini bergerak secara fluktuatif dari tahun ke tahun. Pada tahun 2016, persentase tenaga kerja ekonomi kreatif pada ketegori ini sebesar 50,81 persen. Jika dilihat tahun 2011 pada kategori G (Perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil), persentase tenaga kerja ekonomi kreatif sebesar 13,95 persen. Pada periode , angkanya bergerak fluktuatif. Pada tahun 2016 mencapai angka 13,90 persen. Persentase tenaga kerja ekonomi kreatif pada kategori J (Informasi dan komunikasi) pada tahun 2011 sebesar 34,71 persen, kemudian berfluktuasi hingga hanya sebesar 29,74 persen di tahun Jika dilihat pada kategori M dan N (Jasa perusahaan), pada tahun 2011 hingga 2013, turun dari 17,47 persen hingga 16,14 persen pada tahun Pada tahun berikutnya terus naik hingga mencapai 17,84 persen pada tahun Pada kategori P (jasa pendidikan), persentase tenaga kerja ekonomi kreatif sebesar 2,88 persen pada tahun Angka ini terus berfluktuasi hingga mencapai 2,53 persen pada tahun Jika dilihat pada kategori R, S, T, dan U (jasa lainnya) pada tahun 2011 dan 2012, turun dari 2,63 persen menjadi 2,39 persen. Pada tahun 2013 dan 2014, persentase tenaga kerja ekonomi kreatif di kategori ini kembali naik 2,86 persen dan 2,88 persen. Angkanya menurun tajam hingga mencapai 2,12 persen pada tahun Sektor Ekonomi Kreatif mempunyai share terbesar pada kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Share tenaga kerja Ekonomi Kreatif di setiap sektor lapangan usaha berfluktuasi

70 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Tabel 3.7. Share Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kategori Lapangan Usaha, LAPANGAN USAHA A. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan B. Pertambangan dan Penggalian 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 C. Industri Pengolahan 46,52 47,44 47,27 46,00 48,27 50,81 D. Pengadaan Listrik dan Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 F. Konstruksi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil 13,95 13,59 13,78 13,91 14,31 13,90 H. Transportasi dan Pergudangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 87,69 87,78 88,52 88,72 88,84 82,06 J. Informasi dan Komunikasi 34,71 35,10 35,68 33,40 36,36 29,74 K. Jasa Keuangan dan Asuransi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L. Real Estate 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 M,N. Jasa Perusahaan 17,47 16,83 16,14 17,14 17,40 17,84 O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 P. Jasa Pendidikan 2,88 3,67 3,15 3,71 2,92 2,53 Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 R, S, T, U. Jasa Lainnya 2,63 2,39 2,86 2,88 2,82 2,12 Total 12,52 12,88 13,07 13,23 13,90 14, Status Pekerjaan Status pekerjaan adalah kedudukan seseorang sebagai pelaku pekerjaan pada suatu unit usaha. Hal tersebut dapat digunakan untuk menggambarkan perbedaan antara wirausaha/berusaha sendiri, pemberi kerja, dan pekerja yang dibayar. Pengelompokan status pekerjaan di Sakernas merupakan penyesuaian dari International Classification of Status in Employment (ICSE-93), yang merupakan standar internasional dalam statistik terkait hubungan kerja. Pembentukan klasifikasi tersebut mengacu pada karakteristik pekerjaan menurut perjanjian kerja, baik tertulis maupun tak tertulis, antara pekerja dan tempat bekerjanya. Perjanjian kerja tersebut ditentukan oleh penanggungan risiko secara ekonomi dan tingkat kewenangan serta tanggung jawab atas usaha dan atas pekerja lain dalam suatu unit usaha.

71 38 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Data status pekerjaan yang disajikan dalam publikasi ini sesuai dengan pengelompokan status pekerjaan yang digunakan dalam kuesioner Sakernas, yaitu: Berusaha sendiri, Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tak dibayar, Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar; Buruh/karyawan/pegawai; Pekerja bebas di pertanian; Pekerja bebas di nonpertanian; dan Pekerja keluarga/tak dibayar. Berusaha sendiri menggambarkan pekerja yang menjadi pemberi kerja untuk dirinya sendiri, tidak menggunakan pekerja dan bekerja sendiri, serta menanggung resiko ekonomi sendiri. Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar adalah pemberi kerja untuk orang lain/ bekerja dibantu buruh/pekerja tak dibayar atau buruh/pekerja tidak tetap dan mempunyai kewenangan dan kuasa atas pekerjanya, serta bertindak sebagai penanggung risiko ekonomi. Perbedaan status tersebut dengan Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar adalah status ini mempekerjakan minimal satu orang buruh/pekerja tetap yang dibayar. Buruh/karyawan/pegawai merupakan pekerja yang dibayar, yang menerima upah/gaji berupa uang/barang secara berkala menurut periode waktu tertentu. Pekerja bebas juga merupakan merupakan pekerja yang dibayar, namun bekerja pada pemberi kerja yang tidak tetap/berbeda dalam sebulan terakhir. Lapangan pekerjaan dari pekerja bebas menentukan apakah pekerja tersebut termasuk ke Pekerja bebas pertanian maupun Pekerja bebas nonpertanian. Terakhir, Pekerja keluarga/tidak dibayar adalah seseorang yang bekerja pada pemberi kerja, namun tidak mendapatkan upah/gaji, baik berupa uang maupun barang. Berdasarkan Tabel 3.8, sektor ekonomi kreatif pada tahun 2016 didominasi oleh Buruh/Karyawan/ Pegawai, yang mencapai 41,69 persen dari total pekerja ekonomi kreatif, diikuti dengan Berusaha Sendiri yaitu sebesar 24,13 persen. Persentase terkecil adalah pekerja bebas yaitu 2,54 persen. Sektor Ekonomi Kreatif didominasi oleh buruh/ karyawan/pegawai baik pada periode Tabel 3.8. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Status Pekerjaan, STATUS PEKERJAAN (NASIONAL) (8) Berusaha Sendiri 22,45 20,73 22,36 24,79 23,71 24,13 16,90 Berusaha dibantu buruh tidak tetap/ tidak dibayar Berusaha dibantu buruh tetap/dibayar Buruh/Karyawan/ Pegawai 16,56 13,36 13,66 12,56 13,11 14,24 16,43 4,91 5,10 4,87 5,32 5,12 5,71 3,70 41,98 45,83 44,39 43,39 43,44 41,69 38,70 Pekerja Bebas 3,23 3,18 2,74 2,96 3,41 2,54 10,53 Pekerja keluarga/ tidak dibayar 10,88 11,80 11,99 10,98 11,22 11,70 13,74 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

72 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Berdasarkan perkembangan dari , gambaran umum pekerja ekonomi kreatif menunjukkan sebaran status pekerjaan utama yang sama dengan tahun Buruh/karyawan/pegawai merupakan status pekerjaan yang tetap dominan pada sektor ekonomi kreatif dan berada pada persentase tertinggi pada tahun 2012, yaitu mencapai 45,83 persen. Sementara itu pada 2016, sebaran status pekerjaan utama untuk keseluruhan sektor pekerjaan menunjukkan pola yang sama dengan sektor ekonomi kreatif, yaitu buruh/karyawan/pegawai merupakan pekerja dengan sebaran terbesar. Namun begitu, berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar merupakan pekerja dengan persentase terkecil pada status pekerjaan semua sektor, berbeda dengan yang ditunjukkan oleh pekerja ekonomi kreatif. Gambar Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Status Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin, Sumber: BPS RI, Sakernas Tenaga kerja Ekonomi Kreatif, baik laki-laki maupun perempuan paling banyak sebagai buruh/karya-wan/ pegawai Jika dirinci menurut jenis kelamin, pada sektor ekonomi kreatif, baik laki-laki maupun perempuan paling banyak bekerja sebagai buruh/ karyawan/pegawai. Persentase laki-laki yang bekerja sebagai buruh/ karyawan/pegawai adalah 49,62 persen pada tahun 2015 dan mengalami penurunan pada tahun 2016 menjadi 49,08 persen. Sementara itu, persentase perempuan berstatus buruh/karyawan/pegawai sebesar 38,11 persen pada tahun 2015 dan mengalami kenaikan pada tahun 2016 menjadi 41,69 persen. Hal yang menarik di sini adalah meningkatnya partisipasi perempuan dalam sektor ekonomi kreatif yang menunjukkan peningkatan peran perempuan sebagai pekerja penerima upah yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain sebagai buruh/karyawan/pegawai status pekerjaan kedua yang paling banyak ditempati laki-laki adalah berusaha sendiri yaitu sebesar 19,28 persen pada tahun 2015 dan turun menjadi 18,49 persen pada tahun Hal yang sama terjadi pada perempuan, dimana status pekerjaan terbanyak kedua adalah sebagai berusaha sendiri yaitu sebesar 27,53 persen pada tahun 2015 dan meningkat menjadi 28,60 persen pada tahun 2016.

73 40 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Gambar Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama Menurut Status Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 Baik pada laki-laki maupun perempuan, status pekerjaan terbanyak kedua di sektor Ekonomi Kreatif adalah berusaha sendiri Sumber: BPS RI, Sakernas 2016 Pada tahun 2016, selain sebagai buruh/karyawan/ pegawai status pekerjaan kedua yang paling banyak ditempati laki-laki di sektor ekonomi kreatif adalah berusaha sendiri yaitu sebesar 18,49 persen. Berbeda halnya dengan kondisi nasional, dimana status pekerjaan laki-laki terbanyak kedua adalah sebagai berusaha dibantu buruh tidak tetap yaitu sebesar 18,93 persen. Pada tenaga kerja perempuan, status pekerjaan kedua yang paling banyak di sektor ekonomi kreatif adalah berusaha sendiri yaitu sebesar 28,60 persen. Namun pada kondisi nasional, status pekerjaan tenaga kerja perempuan terbanyak kedua adalah sebagai pekerja keluarga dengan persentase sebesar 26,17 persen. Gambar Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Status Pekerjaan Utama dan Daerah Tempat Tinggal, Sumber: BPS RI, Sakernas

74 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Baik di perkotaan maupun di perdesaan, mayoritas penduduk yang bekerja pada sektor Ekonomi Kreatif adalah buruh/kaya-wan/ pegawai Sama halnya dengan pengelompokan menurut jenis kelamin, penduduk yang bekerja pada sektor ekonomi kreatif baik di perkotaan maupun di perdesaan sebagian besar sebagai buruh/karyawan/ pegawai namun persentase perkotaan jauh lebih besar yaitu sebesar 48,07 persen pada tahun 2015 namun mengalami penurunan sebesar 2,60 persen poin di tahun Sementara itu persentase buruh/karyawan/pegawai Ekonomi Kreatif di perdesaan sebesar 31,37 persen dan mengalami peningkatan 1,38 persen poin di tahun Penyumbang terbesar kedua di daerah perdesaan adalah mereka yang berusaha sendiri sebesar 30,89 persen pada tahun 2015 dan 29,99 persen pada tahun Hal lain yang perlu menjadi perhatian adalah adanya perbedaan kontribusi pekerja keluarga/pekerja tidak dibayar dan pekerja bebas di daerah perkotaan dan perdesaan dimana di daerah perdesaan pekerja keluarga lebih tinggi dibandingkan dengan perkotaan. Jika dilihat berdasarkan daerah tempat tinggal, penduduk yang bekerja di sektor ekonomi kreatif maupun secara nasional (semua sektor), baik di perkotaan dan di perdesaan sebagian besar sebagai buruh/karyawan/ pegawai. Di perkotaan, status pekerja terbanyak kedua adalah sebagai berusaha sendiri yaitu sebesar 21,64 persen, lebih tinggi dibandingkan kondisi nasional yang sebesar 17,11 persen. Pada daerah perdesaan, status pekerja sebagai berusaha sendiri juga merupakan yang terbanyak kedua di sektor ekonomi kreatif. Berbeda halnya pada kondisi nasional, dimana status pekerja terbanyak kedua adalah sebagai berusaha dibantu buruh tidak tetap. Gambar Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama Menurut Status Pekerjaan Utama dan Daerah Tempat Tinggal (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 Sumber: BPS RI, Sakernas 2016

75 42 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Kegiatan Formal/Informal Status pekerjaan juga merupakan tolok ukur yang relevan untuk menggambarkan sektor informal. Sektor informal sendiri identik dengan ketidakpastian tentang stabilnya pendapatan, serta kurangnya perlindungan dan jaminan sosial. Pendefinisian pekerjaan informal berkaitan erat dengan status usaha, dan juga kesepakatan hak dan kewajiban kerja antara pemberi kerja dan pekerjanya. Penentuan kegiatan formal/informal secara sederhana bisa didekati dengan pengelompokan menurut status pekerjaan. Tenaga kerja berstatus Berusaha dibantu Buruh tetap/buruh dibayar dan Buruh/ Karyawan/Pegawai masuk kategori formal, sedangkan kategori informal meliputi status pekerjaan lainnya (Berusaha Sendiri, Berusaha dibantu Buruh tidak Tetap/Buruh tidak dibayar, Pekerja Bebas, dan Pekerja Keluarga/Tak dibayar). Tabel 3.9. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kegiatan Formal/Informal, Tahun KATEGORI KEGIATAN (NASIONAL) (8) Formal 46,88 50,93 49,26 48,71 48,56 47,40 42,40 Informal 53,12 49,07 50,74 51,29 51,44 52,60 57,60 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Hasil Sakernas tahun 2016 menunjukkan bahwa dari 16,91 juta orang yang bekerja pada ekonomi kreatif, sebesar 52,60 persen bekerja pada kegiatan informal dan 47,40 persen pada kegiatan formal. Berdasarkan perkembangan dari tahun , persentase tenaga informal ekonomi kreatif hampir selalu lebih besar dari tenaga kerja formalnya, dengan sebaran 53,12 persen pada pada tahun Besaran tersebut menurun pada tahun 2012 menjadi 49,07 persen, namun kemudian secara perlahan meningkat hingga mencapai 52,60 persen pada tahun Pada level nasional (sektor lapangan usaha keseluruhan), polanya mirip dengan ekonomi kreatif dimana tenaga kerja informal lebih tinggi dari tenaga kerja formal. Pada tahun 2016, persentase tenaga kerja pada kegiatan informal sebesar 57,60 persen sementara yang bergerak pada kegiatan formal sebesar 42,40 persen. Gambar 3.20 menunjukkan bahwa pada tahun 2015 dan 2016 pada ekonomi kreatif, perempuan lebih banyak bekerja di kegiatan informal, sedangkan laki-laki lebih banyak bekerja di kegiatan formal. Hal tersebut tidak secara langsung menunjukkan dominasi gender pada kegiatan formal maupun informal, tetapi lebih menunjukkan sebaran status pekerjaan pada masing-masing jenis kelamin. Pada tahun 2016, sekitar 53 dari 100 orang tenaga kerja Ekonomi Kreatif bergerak pada Kegiatan Informal

76 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Gambar Persentase Tenaga Kerja di Ekonomi Kreatif Menurut Kegiatan Formal/Informal dan Jenis Kelamin, Tahun Sumber: BPS RI, Sakernas Laki-laki yang bekerja di sektor Ekonomi Kreatif mayoritas pekerja formal, sedangkan perempuan mayoritas pekerja informal Pada ekonomi kreatif tahun 2015, tenaga kerja laki-laki pada kegiatan formal sebesar 57,04 persen dari total tenaga kerja laki-laki. Pada tahun yang sama, 58,75 persen perempuan bekerja di kegiatan informal dari total tenaga kerja perempuan. Hal yang tidak jauh berbeda terjadi pada tahun 2016, dengan 57,75 persen laki laki berstatus tenaga kerja formal, dan 60,82 persen tenaga kerja perempuan lebih banyak bekerja di kegiatan informal dibanding formal. Gambar Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama Menurut Kegiatan Formal/Informal dan Jenis Kelamin (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 Sumber: BPS RI, Sakernas 2016 Gambar 3.21 menunjukkan perbandingan formal/informal antara tenaga kerja di seluruh sektor (nasional) dan tenaga kerja ekonomi kreatif pada tahun Pada sektor ekonomi kreatif, tenaga kerja laki-laki lebih

77 44 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF banyak bergelut pada kegiatan formal yaitu mencapai 57,75 persen. Sementara pada kondisi nasional tenaga kerja laki-laki pada kegiatan formal hanya sebesar 45,05 persen. Perbedaan bahwa lebih banyak laki-laki yang bekerja di kegiatan formal tersebut tidak terlihat pada sebaran tenaga kerja di lapangan usaha secara keseluruhan (nasional). Tenaga kerja semua sektor (nasional) secara umum lebih banyak bekerja di kegiatan informal, baik laki-laki maupun perempuan. Perbedaan pola dengan tenaga kerja ekonomi kreatif tersebut bukan merupakan hal baru, karena secara umum tenaga kerja di Indonesia memang lebih banyak bekerja di kegiatan informal, baik laki-laki maupun perempuan. Tenaga kerja di semua sektor lebih banyak bekerja di kegiatan informal baik laki-laki maupun perempuan Gambar Persentase Tenaga Kerja di Ekonomi Kreatif Menurut Kegiatan Formal/Informal dan Daerah Tempat Tinggal, Tahun Sumber: BPS RI, Sakernas Jika dirinci berdasarkan daerah tempat tinggal, penduduk yang bekerja pada sektor ekonomi kreatif di perkotaan sebagian besar bekerja pada kegiatan formal yaitu sebesar 53,86 persen pada tahun 2015 dan turun menjadi 52,06 persen pada tahun Hal berbeda terjadi di wilayah pedesaan, dimana sebagian besar tenaga kerja berstatus sebagai tenaga kerja informal yaitu sebesar 65,25 persen pada tahun 2015 dan turun menjadi 63,62 persen pada tahun Perbedaan kondisi antara perkotaan dan pedesaan tersebut disebabkan oleh ketersediaan lapangan kerja formal yang lebih luas di wilayah perkotaan dibanding wilayah pedesaan. Hal menarik lainnya yang dapat diperoleh dari Gambar 3.22 adalah selama terjadi peningkatan sebesar 1,80 poin pada kegiatan informal di wilayah perkotaan dan penurunan sebesar 1,63 poin pada pekerja informal di wilayah pedesaan. Pada Ekonomi Kreatif, perkotaan mayoritas di Kegiatan Formal, sedangkan perdesaan mayoritas di Kegiatan Informal

78 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Gambar Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama Menurut Kegiatan Formal/Informal dan Daerah Tempat Tinggal (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 Sumber: BPS RI, Sakernas 2016 Di perdesaan, tenaga kerja di sektor Ekonomi Kreatif maupun secara nasional didominasi oleh pekerja informal. Di perkotaan didominasi oleh pekerja formal Berdasarkan Gambar 3.23 diperoleh informasi bahwa jika dirinci berdasarkan daerah tempat tinggal baik secara nasional (semua sektor) maupun di sektor ekonomi kreatif, kondisi di daerah perkotaan berbeda dengan kondisi di daerah perdesaan. Pada tahun 2016, tenaga kerja di sektor ekonomi kreatif pada daerah perdesaan didominasi oleh kegiatan informal, yaitu sebesar 63,62 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan kondisi nasional yang mencapai 72,62 persen. Berbeda halnya dengan kondisi tenaga kerja di daerah perkotaan. Tenaga kerja di sektor ekonomi kreatif didominasi oleh kegiatan formal yaitu sebesar 52,06 persen. Demikian pula kondisi tenaga kerja pada semua sektor (nasional) didominasi oleh kegiatan formal, dengan persentase yang lebih tinggi 4,25 poin dibandingkan sektor ekonomi kreatif. Perbedaan kondisi antara perkotaan dan pedesaan tersebut disebabkan oleh ketersediaan lapangan kerja formal yang lebih luas di wilayah perkotaan dibanding wilayah pedesaan. Sejak tahun 2011, ekonomi kreatif secara umum merupakan sektor yang lebih banyak dilakukan oleh tenaga kerja berstatus informal. Namun jika ditelaah lebih lanjut untuk setidaknya dalam jangka waktu 2 tahun terakhir, hanya subsektor kuliner saja yang secara konstan didominasi oleh tenaga kerja dengan status informal, sedangkan subsektor lain lebih banyak dilakukan oleh tenaga kerja dengan status formal. Pada tahun 2015, tenaga kerja informal di subsektor Kuliner mencapai 69,83 persen dari total tenaga kerja subsektor yang sama. Sementara subsektor lainnya didominasi oleh tenaga kerja formal, utamanya di subsektor Televisi dan Radio dengan persentase mencapai persen. Sebaran yang sama juga terlihat pada tahun 2016, dengan subsektor selain Kuliner masih didominasi oleh tenaga kerja formal dan Kuliner masih juga didominasi oleh tenaga kerja informal.

79 46 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Tabel Persentase Tenaga Kerja di Ekonomi Kreatif menurut Kegiatan Formal/Informal per subsektor, SUBSEKTOR Formal Informal Total Formal Informal Total Arsitektur 82,27 17,73 100,00 82,31 17,69 100,00 Desain 78,47 21,53 100,00 93,78 6,22 100,00 Film, Animasi, dan Video 90,44 9,56 100,00 85,73 14,27 100,00 Fotografi 58,74 41,26 100,00 56,94 43,06 100,00 Kriya 56,48 43,52 100,00 53,52 46,48 100,00 Kuliner 30,17 69,83 100,00 31,23 68,77 100,00 Musik 56,34 43,66 100,00 53,77 46,23 100,00 Fashion 68,85 31,15 100,00 65,25 34,75 100,00 Hanya Subsektor Kuliner yang konstan didominasi oleh pekerja informal selama dua tahun terakhir Aplikasi dan Game Developer 77,99 22,01 100,00 68,84 31,16 100,00 Penerbitan 81,61 18,39 100,00 79,46 20,54 100,00 Periklanan 86,14 13,86 100,00 87,40 12,60 100,00 Televisi dan Radio 96,20 3,80 100,00 97,14 2,86 100,00 Seni Pertunjukan 62,63 37,37 100,00 74,66 25,34 100,00 Seni Rupa 63,78 36,22 100,00 79,32 20,68 100,00 Total 48,56 51,44 100,00 47,40 52,60 100,00 Sumber: BPS RI, Sakernas Berdasar perkembangan dari tahun , Fotografi, Kriya, Seni Pertunjukan, dan Seni Rupa yang pada 2011 banyak dilakukan oleh tenaga kerja informal, sejak tahun 2015 lebih banyak dilakukan oleh pekerja formal. Sementara itu, di subsektor Desain menunjukkan perkembangan pekerja formal cepat, yaitu dari sebanyak 66,98 persen menjadi 93,78 persen dari total seluruh pekerja di subsektor tersebut (Lampiran 5.10 dan Lampiran 5.11). 6. Jenis Pekerjaan Jenis pekerjaan/jabatan adalah macam pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang atau ditugaskan kepada seseorang yang sedang bekerja atau yang sementara tidak bekerja. Jenis pekerjaan pada publikasi ini didasarkan atas Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan Indonesia (KBJI) 2002 yang mengacu kepada International Standard Classification of Occupations (ISCO) Tahun Pada tahun 2016, penduduk yang pekerjaan utamanya di sektor ekonomi kreatif dominan bekerja pada jenis pekerjaan tenaga produksi operator alat angkutan dan pekerja kasar yaitu sebesar 53,93 persen. Terbesar kedua adalah jenis pekerjaan tenaga usaha penjualan dengan persentase Penduduk yang bekerja di sektor ekonomi kreatif mayoritas bekerja sebagai tenaga produksi operator alat angkutan dan pekerja kasar

80 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF sebesar 30,15 persen. Sedangkan jenis pekerjaan dengan persentase terkecil adalah jenis pekerjaan lainnya yaitu sebesar 0,50 persen. Pola yang sama juga terlihat pada periode Gambaran tenaga kerja di sektor ekonomi kreatif menurut jenis pekerjaan adalah sebagai berikut: Tabel Persentase Tenaga Kerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Jenis Pekerjaan, Jenis Pekerjaan (NASIONAL) (8) Tenaga Profesional, Teknisi dan Tenaga Lain Ybdi 3,10 2,90 3,17 3,21 3,13 2,38 7,02 Tenaga Kepemimpinan dan Ketatalaksanaan 1,33 0,91 1,18 0,89 1,10 0,74 1,18 Pejabat Pelaksana, Tenaga Tata Usaha dan Tenaga Ybdi 3,24 3,48 3,29 3,31 3,59 3,79 6,78 Tenaga Usaha Penjualan 33,21 31,94 33,55 35,73 35,53 30,15 17,91 Tenaga Usaha Jasa 6,10 6,15 6,45 6,85 7,28 8,51 5,05 Tenaga Produksi Op Alat Angkutan dan Pekerja Kasar 53,02 54,62 52,37 50,00 49,37 53,93 31,28 Lainnya*) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,50 29,04 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Secara nasional, penduduk bekerja paling banyak sebagai tenaga usha pertanian serta lainnya, sedangkan di sektor Ekonomi Kreatif paling banyak sebagai tenaga produksi Jika dilihat trennya, persentase tenaga produksi operator alat angkutan dan pekerja kasar dari tahun 2011 hingga 2016 memiliki pola yang berfluktuatif walaupun pada tahun 2016 lebih besar dibandingkan tahun 2011 yaitu 53,02 persen menjadi 53,93 persen. Hal ini juga terjadi pada penduduk yang pekerjaan utamanya di sektor ekonomi kreatif dengan jenis pekerjaan tenaga usaha penjualan walaupun pada tahun 2016 dibandingkan dengan tahun 2011 mengalami penurunan yaitu 33,21 persen menjadi 30,15 persen. Berdasarkan Tabel 3.11, apabila dibandingkan, maka terdapat perbedaan distribusi antara keadaan tenaga kerja di sektor ekonomi kreatif dengan keadaan tenaga kerja secara Nasional menurut jenis pekerjaan. Secara Nasional mayoritas tenaga kerja berada pada jenis pekerjaan Lainnya yaitu Kategori Tenaga Usaha Pertanian, Perkebunan, Peternakan,

81 48 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Perikanan, Perhutanan dan Perburuan serta Lainnya. Kondisi ini sejalan dengan kondisi Indonesia dimana sebagian besar tenaga kerja di Indonesia bekerja di sektor pertanian. Jika diurutkan berdasarkan jenis pekerjaan maka persentase tenaga kerja pada tingkat Nasional dari yang terbesar adalah pada jenis pekerjaan tenaga produksi operasional alat angkutan dan pekerja kasar yaitu sebesar 31,28 persen, jenis pekerjaan Lainnya sebesar 29,04 persen, dan tenaga usaha penjualan sebesar 17,91 persen. Sementara itu di sektor ekonomi kreatif mayoritas tenaga kerja adalah pada jenis pekerjaan tenaga produksi operasional alat angkutan dan pekerja kasar, tenaga usaha penjualan, dan tenaga usaha jasa. 7. Kategori White/Blue Collar Penentuan seorang penduduk yang bekerja sebagai white/blue collar dilihat berdasarkan kategori-kategori pada jenis pekerjaan. Kategori white collar terdiri dari jenis pekerjaan: 1). Tenaga profesional, teknisi, dan tenaga lain yang berhubungan dengan itu; 2). Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan; dan 3). Pejabat pelaksana, tenaga tata usaha, dan tenaga yang berhubungan dengan itu. Selain dari ketiga jenis pekerjaan tersebut, maka termasuk pada kategori blue collar. Berdasarkan Tabel 3.12 maka dapat diketahui bahwa di tahun 2016, sebagian besar penduduk yang pekerjaan utamanya di sektor ekonomi kreatif berada pada kategori blue collar dengan persentase sebesar 93,09 persen. Sementara yang bekerja pada jenis pekerjaan white collar hanya sebesar 6,91 persen. Pola tersebut juga terjadi selama tahun , dengan persentase tenaga kerja di jenis pekerjaan blue collar berada pada kisaran 92 hingga 93 persen, sedangkan white collar berada pada kisaran 6 sampai 8 persen. Sementara itu angka nasional (seluruh sektor) menunjukkan bahwa penduduk bekerja yang masuk ketegori blue collar jauh lebih tinggi dibanding white collar. Akan tetapi proporsi pekerja white collar pada level nasional dua kali lipat lebih tinggi dibanding pada ekonomi kreatif yaitu mencapai 14,98 persen. Pada tahun , penduduk bekerja di sektor Ekonomi kkeatif didominasi oleh kategori Blue Collar Tabel Persentase Tenaga Kerja di Sektor Ekonomi Kreatif menurut kategori White/Blue Collar, Kategori White/ Blue Collar (NASIONAL) (8) White Collar 7,67 7,29 7,64 7,41 7,81 6,91 14,98 Blue Collar 92,33 92,71 92,36 92,59 92,19 93,09 85,02 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

82 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Gambar Persentase Tenaga Kerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kategori White/Blue Collar dan Jenis Kelamin, Sumber: BPS RI, Sakernas Berdasarkan Gambar 3.24, dapat diketahui bahwa penduduk bekerja yang pekerjaan utamanya di sektor ekonomi kreatif pada tahun 2015 dan 2016 didominasi oleh tenaga kerja yang bekerja sebagai blue collar baik laki-laki maupun perempuan. Pada tahun 2015, tenaga kerja laki-laki dengan jenis perkerjaan blue collar sebesar 89,84 persen dan white collar sebesar 10,16 persen. Tenaga kerja perempuan dengan jenis pekerjaan blue collar yaitu sebesar 94,22 persen dan white collar sebesar 5,78 persen. Pada tahun 2016, tenaga kerja laki-laki dengan jenis pekerjaan blue collar sebesar 91,22 persen dan white collar sebesar 8,78 persen. Tenaga kerja perempuan dengan jenis pekerjaan blue collar yaitu sebesar 94,58 persen dan white collar sebesar 5,42 persen. Penduduk laki-laki maupun perempuan yang bekerja pada sektor Ekonomi Kreatif ataupun secara nasional, didominasi oleh Blue Collar Gambar Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama Menurut Kategori White/Blue Collar dan Jenis Kelamin (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 Sumber: BPS RI, Sakernas 2016

83 50 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Berdasarkan Gambar 3.25, dapat diketahui bahwa baik secara nasional (semua sektor) maupun sektor ekonomi kreatif, penduduk bekerja didominasi oleh pekerja yang pekerjaan utamanya bekerja sebagai blue collar. Kondisi ini terjadi pada tenaga kerja laki-laki dan perempuan. Pada tahun 2016, tenaga kerja laki-laki di sektor ekonomi kreatif dengan jenis perkerjaan blue collar sebesar 91,22 persen, lebih tinggi dibandingkan kondisi nasional (semua sektor) yang sebesar 87,25 persen. Sedangkan tenaga kerja perempuan di sektor ekonomi kreatif dengan jenis pekerjaan white collar sebesar 5,42 persen. Angka ini jauh lebih rendah dibanding angka nasional (semua sektor), dimana tenaga kerja dengan jenis pekerjaan white collar mencapai 18,57 persen. Gambar Persentase Tenaga Kerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kategori White/Blue Collar dan Daerah Tempat Tinggal, Pada tahun , penduduk yang bekerja di sektor Ekonomi Kreatif baik laki-laki maupun perempuan, di perkotaan maupun perdesaan, didominasi oleh kategori Blue Collar Sumber: BPS RI, Sakernas Berdasarkan Gambar 3.26, dapat diketahui bahwa baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan, penduduk bekerja yang pekerjaan utamanya di sektor ekonomi kreatif pada tahun 2015 dan 2016 didominasi oleh tenaga kerja yang bekerja sebagai blue collar. Pada tahun 2015, pekerja di wilayah perkotaan dengan jenis perkerjaan blue collar sebesar 90,52 persen dan white collar sebesar 9,48 persen. Pada tahun berikutnya, pekerja dengan jenis pekerjaan blue collar yaitu sebesar 92,10 persen dan white collar sebesar 7,90 persen.

84 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Gambar Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama Menurut Kategori White/Blue Collar dan Daerah Tempat Tinggal (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 Sumber: BPS RI, Sakernas 2016 Berdasarkan Gambar 3.27, dapat diketahui bahwa baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan, penduduk bekerja yang pekerjaan utamanya di sektor ekonomi kreatif maupun di semua sektor (nasional) didominasi oleh tenaga kerja yang bekerja sebagai blue collar. Pada tahun 2016, pekerja pada sektor ekonomi kreatif di wilayah perkotaan dengan jenis perkerjaan white collar sebesar 7,90 persen, jauh lebih rendah dibandingkan kondisi nasional yang memiliki pekerja dengan jenis pekerjaan white collar sebesar 20,79 persen. Tenaga kerja di wilayah perdesaan dengan jenis pekerjaan blue collar yaitu sebesar 95,45 persen pada sektor ekonomi kreatif. Sementara pada semua sektor (nasional), sebesar 91,28 persen. Pada tahun 2016, penduduk bekerja yang pekerjaan utamanya di sektor ekonomi kreatif yang termasuk kategori blue collar terbesar ada pada subsektor kuliner (49,36 persen), fashion (24,89 persen), dan kriya (22,27 persen) begitu pula pada tahun 2015 yaitu kuliner (48,84 persen), fashion (23,99 persen), dan kriya (23,43 persen). Sementara itu, yang terkecil ada pada subsektor periklanan (0,03 persen); desain interior, desain komunikasi visual, dan desain produk (0,06 persen); dan arsitektur (0,06) pada tahun Kondisi ini berbeda dengan tahun 2015 dari yang terkecil berturut-turut yaitu subsektor arsitektur (0.01 persen), aplikasi dan game developer (0,03 persen), dan periklanan (0,07 persen). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.13.

85 52 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Tabel Persentase Tenaga Kerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor dan Kategori White/Blue Collar, Subsektor Blue White Blue White collar collar collar collar (1) (2) (3) (4) (5) Arsitektur 4,02 0,01 3,74 0,06 Desain Interior, Desain Komunikasi Visual, dan Desain Produk 0,74 0,09 1,18 0,06 Film, Animasi, dan Video 0,97 0,17 2,24 0,08 Fotografi 1,79 0,31 2,01 0,29 Kriya 15,45 23,43 18,13 22,27 Kuliner 18,04 48,84 18,27 49,36 Musik 2,18 0,18 1,99 0,21 Fashion 26,18 23,99 18,08 24,89 Aplikasi dan Game Developer 2,84 0,03 2,62 0,07 Penerbitan 10,80 2,22 12,51 2,02 Periklanan 2,29 0,07 3,14 0,03 Televisi dan Radio 4,13 0,12 2,94 0,23 Seni Pertunjukan 9,14 0,38 11,13 0,26 Seni Rupa 1,43 0,15 2,01 0,15 Total 46,32 53,68 44,26 55,74 Sumber: BPS RI, Sakernas Penduduk bekerja di sektor Ekonomi Kreatif kategori Blue Collar terbesar pada Subsektor Kuliner, Fashion dan Kriya Sementara itu pada kategori white collar, tahun 2016 penduduk bekerja yang pekerjaan utamanya di sektor ekonomi kreatif yang termasuk kategori white collar terbesar pada subsektor kuliner (18,27 persen), kriya (18,13 persen), dan fashion (18,08 persen). Kondisi ini berbeda dengan tahun 2015 yang mana terbesar berturut-turut adalah subsektor fashion (26,18 persen), kuliner (18,04 persen), dan kriya (15,45 persen). Apabila dilihat dari persentase terkecil, maka tahun 2016 kategori white collar yang terkecil ada pada subsektor desain interior, desain komunikasi visual, dan desain produk (1,18 persen); musik (1,99 persen); fotografi (2,01 persen); dan seni rupa (2,01 persen). Kondisi ini berbeda dengan tahun 2015 yang mana terkecil berturut-turut adalah subsektor desain interior, desain komunikasi visual, dan desain produk (0,74 persen); film, animasi, dan video (0,97 persen); dan seni rupa (1,43 persen). 8. Jam Kerja Konsep jam kerja yang digunakan dalam publikasi ini mengacu pada konsep yang digunakan pada Sakernas, yaitu jumlah jam kerja utama dalam seminggu. Jumlah jam kerja utama dalam seminggu adalah waktu yang dinyatakan dalam jam yang dipergunakan untuk bekerja pada pekerjaan utama selama seminggu yang lalu. Jam kerja menjadi bagian penting dari pekerjaan karena mempengaruhi keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan. Jam kerja dapat menunjukkan layak atau tidaknya pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang.

86 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Jam kerja yang layak tidak boleh lebih atau kurang. Jam kerja yang berlebihan seringkali menjadi tanda upah per jam yang tidak memadai, serta berdampak kurang baik terhadap kesehatan fisik dan mental pekerja. Selain itu, jam kerja yang berlebihan akan mengurangi produktivitas pekerja, serta mengganggu kehidupan pribadi dan hubungan dengan keluarga. Sementara jam kerja yang kurang menunjukkan underemployment, atau kemampuan pekerja yang belum dimanfaatkan secara optimal dalam pekerjaan dan tidak maksimalnya pendapatan yang diterima oleh pekerja, terutama jika upah dibayarkan berdasarkan jam kerja. Pekerja tidak penuh di sektor Ekonomi Kreatif dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi Tabel Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Jam Kerja, Tahun Jam Kerja (NASIONAL) (8) 0 Jam *) 3,14 3,60 8,75 3,09 1,57 2,22 1, Jam 3,62 3,76 5,15 3,98 3,90 4,68 6, jam 15,34 15,82 17,9 16,82 16,83 16,02 25,04 Pekerja Tidak Penuh (1-34 Jam) 18,96 19,58 23,05 20,80 20,73 20,70 31, Jam 44,92 45,79 41,15 44,09 45,72 43,41 41,26 Lebih dari 48 Jam 32,98 31,03 27,05 32,02 31,98 33,67 25,29 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Ket: *) Termasuk sementara tidak bekerja Berdasarkan Tabel 3.14 terlihat bahwa pada tahun pada ekonomi kreatif, persentase terbesar adalah pada kelompok yang bekerja selama jam seminggu, dengan persentase antara 41 sampai 46 persen. Posisi kedua ditempati oleh mereka yang bekerja dengan jam kerja lebih dari 48 jam yaitu antara 27 persen hingga 34 persen. Bila dilihat dari indikator pekerja tidak penuh (pekerja dengan jam kerja 1-34 jam seminggu), pada tahun 2016 di ekonomi kreatif, pekerja tidak penuh mencapai 20,70 persen. Hal ini berarti bahwa pada tahun 2016 diantara 100 penduduk bekerja dengan pekerjaan utama di sektor ekonomi kreatif, terdapat sekitar 21 orang pekerja tidak penuh. Sementara untuk level nasional, di tahun yang sama dari 100 orang penduduk bekerja (di semua sektor) ada sekitar 32 orang yang masuk kategori pekerja tidak penuh. Jika dilihat trennya, persentase pekerja tidak penuh di sektor ekonomi kreatif mengalami fluktuasi. Pada tahun 2011 hingga 2013, persentase pekerja tidak penuh di sektor ekonomi kreatif cenderung meningkat dari sebesar 18,96 persen pada 2011 menjadi 23,05 persen pada tahun Akan tetapi persentase pekerja tidak penuh terus menurun sejak tahun 2014 hingga 2016.

87 54 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Gambar Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Jam Kerja dan Jenis Kelamin, Tahun Sumber: BPS RI, Sakernas Dapat dicermati pada Gambar 3.28, secara umum baik pekerja perempuan maupun laki-laki dengan pekerjaan utama di sektor ekonomi kreatif mayoritas bekerja 35 jam atau lebih. Jika dilihat dari indikator pekerja tidak penuh berdasarkan jenis kelamin, pekerja tidak penuh perempuan lebih banyak dibanding pekerja tidak penuh laki-laki. Hal menarik lainnya yaitu proporsi pekerja laki-laki dengan jumlah jam kerja di atas 35 jam dalam seminggu lebih besar dibanding pekerja perempuan baik tahun 2015 maupun Pekerja tidak penuh di sektor Ekonomi Kreatif lebih rendah dibandingkan kondisi nasional Gambar Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja (Pekerjaan Utama) Menurut Jam Kerja dan Jenis Kelamin Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 Sumber: BPS RI, Sakernas 2016

88 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Gambar 3.29 menunjukkan perbandingan persentase penduduk bekerja menurut jam kerja dan jenis kelamin antara penduduk bekerja secara nasional (di semua sektor) dan penduduk yang bekerja di sektor ekonomi kreatif. Pada tahun 2016 secara nasional, persentase terbesar pada penduduk laki-laki bekerja adalah penduduk bekerja dengan jam kerja jam. Sedangkan pada penduduk perempuan nekerja, persentase terbesar adalah pada penduduk permepua bekerja dengan jam kerja lebih dari 48 jam. Sementara persentase penduduk bekerja dengan jam kerja 35 jam atau lebih di sektor ekonomi kreatif lebih tinggi dibandingkan kondisi nasional, baik pada laki-laki maupun perempuan. Gambar Persentase Penduduk Bekerja dangan Pekerjaan Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Jam Kerja dan Tempat Tinggal, Tahun Sumber: BPS RI, Sakernas Baik di perkotaan maupun perdesaan, penduduk yang bekerja di sektor Ekonomi Kreatif paling banyak bekerja selama jam seminggu Jika dilihat berdasarkan daerah tempat tinggal, pekerja pada sektor ekonomi kreatif baik di daerah perkotaan maupun perdesaan mayoritas bekerja jam dalam seminggu. Akan tetapi proporsi tenaga kerja dengan jumlah jam kerja di atas jam dalam seminggu di perkotaan lebih besar dibanding perdesaan. Hal ini terjadi baik tahun 2015 maupun Akan tetapi, pada tahun 2016, pekerja pada sektor ekonomi kreatif di wilayah pedesaan dengan jumlah jam kerja di atas 35 jam ke atas lebih tinggi dibanding pekerja pada sektor ekonomi kreatif di wilayah perdesaan, yaitu 80,34 persen dibanding 79,92 persen. Jika dilihat berdasarkan daerah tempat tinggal, pada tahun 2016, persentase pekerja tidak penuh di sektor ekonomi kreatif baik di perkotaan maupun perdesaan lebih rendah dibandingkan kondisi nasional. Secara nasional, persentase pekerja tidak penuh di perkotaan sebesar 21,46 persen dan di perdesaan sebesar 42,50 persen. Sementara di sektor ekonomi kreatif, pekerja tidak penuh di perkotaan sebesar 18,21 persen dan di perdesaan 26,61 persen. Selain itu, persentase penduduk bekerja dengan jam kerja 35 jam atau lebih di sektor ekonomi kreatif baik di perkotaan maupun perdesaan juga lebih tinggi dibandingkan kondisi nasional.

89 56 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Gambar Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja (Pekerjaan Utama) Menurut Jam Kerja dan Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 Sumber: BPS RI, Sakernas Jam Kerja Berlebih (Excessive Hour) Batas jam kerja normal yang ditetapkan oleh ILO adalah 48 jam dalam seminggu, sehingga seseorang yang bekerja di atas 48 jam dalam seminggu dikategorikan sebagai seseorang dengan jam kerja berlebih (excessive hours). ILO menetapkan bahwa pekerjaan dengan jam kerja berlebih termasuk pekerjaan yang tidak layak. Hal tersebut dikarenakan jam kerja yang berlebihan bisa meningkatkan risiko terhadap cedera dan penyakit, serta menurunkan moral dan produktivitas pekerja yang berujung pada menurunnya tingkat kesejahteraan. Pada tahun 2016, 1 dari 3 penduduk bekerja di sektor Ekonomi Kreatif bekerja dengan jam kerja berlebih Tabel Persentase Penduduk Bekerja dangan Pekerjaan Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Excessive Hours, Excessive Hours (NASIONAL) (1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Ya 32,97 31,02 27,03 32,02 31,98 33,67 30,07 Tidak 67,03 68,98 72,97 67,98 68,02 66,33 69,93 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Berdasarkan Tabel 3.15, terlihat bahwa pada tahun 2016, penduduk bekerja dengan pekerjaan utama di sektor ekonomi kreatif dengan jam kerja berlebih (excessive hours) sebesar 33,67 persen. Artinya sekitar

90 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Laki-laki lebih banyak bekerja dengan jam kerja berlebih daripada perempuan satu dari tiga tenaga kerja di sektor ekonomi kreatif bekerja dengan jam kerja berlebih. Sementara untuk level nasional lebih rendah yaitu 30,07 persen. Hal tersebut mengkhawatirkan karena cukup banyak tenaga kerja di sektor ekonomi kreatif terlibat dalam pekerjaan yang tidak layak. Jika dibandingkan dengan tahun 2011, kondisi tahun 2016 ini tidak lebih baik. Pada tahun 2011 sekitar 32,97 persen tenaga kerja di sektor ekonomi kreatif bekerja dengan jam kerja berlebih, berfluktuatif tetapi cenderung naik hingga sebesar 33,67 persen pada Gambar Persentase Penduduk Bekerja dangan Pekerjaan Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Excessive Hours dan Jenis Kelamin, Tahun Sumber: BPS RI, Sakernas Apabila dicermati menurut jenis kelamin, pada sektor ekonomi kreatif, persentase penduduk bekerja laki-laki yang terlibat dalam pekerjaan dengan excessive hours lebih besar dibanding perempuan. Hal tersebut terjadi baik tahun 2015 maupun tahun Sebagai gambaran, pada 2016, proporsi pekerja laki-laki yang bekerja dengan excessive hours sebesar 38,40 persen, sementara perempuan hanya 29,91 persen. Gambar 3.33 menunjukkan perbandingan persentase penduduk bekerja menurut kategori excessive hours dan jenis kelamin antara penduduk bekerja secara nasional (di semua sektor) dan penduduk yang bekerja di sektor ekonomi kreatif. Pada tahun 2016, persentase pekerja dengan excessive hours di sektor ekonomi kreatif sebesar 33,67 persen. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan kondisi nasional yang sebesar 30,07 persen. Kondisi ini terlihat baik pada laki-laki maupun perempuan.

91 58 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Gambar Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja (Pekerjaan Utama) Menurut Kategori Excessive Hours dan Jenis Kelamin Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 Sumber: BPS RI, Sakernas 2016 Lebih lanjut apabila dibedakan menurut daerah tempat tinggal (Gambar 3.34), penduduk bekerja di sektor ekonomi kreatif dengan excessive hours di perkotaan lebih banyak dibanding di perdesaan. Pada tahun 2016, di daerah perkotaan persentase pekerja dengan jam kerja berlebih sebesar 33,16 persen, sementara di daerah perdesaan sebesar 32,50 persen. Gambar Persentase Penduduk Bekerja dangan Pekerjaan Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Excessive Hours dan Tempat Tinggal, Tahun Sumber: BPS RI, Sakernas

92 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Jika dilihat berdasarkan daerah tempat tinggal (Gambar 3.35), pada tahun 2016, persentase penduduk bekerja dengan excessive hours di sektor ekonomi kreatif baik di perkotaan maupun perdesaan lebih tinggi dibandingkan kondisi nasional. Secara nasional, persentase penduduk bekerja dengan excessive hours di perkotaan sebesar 33,54 persen dan di perdesaan sebesar 26,33 persen. Sementara di sektor ekonomi kreatif, penduduk bekerja dengan excessive hours di perkotaan mencapai 34,16 persen dan di perdesaan mencapai 32,50 persen. Baik laki-laki, perempuan, di perkotaan, maupun di perdesaan, penduduk bekerja dengan jam kerja berlebih di sektor Ekonomi Kreatif lebih tinggi dari kondisi nasional Gambar Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja (Pekerjaan Utama) Menurut Kategori Excessive Hours dan Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 Sumber: BPS RI, Sakernas 2016 Tabel 3.16 menunjukkan persentase penduduk bekerja dengan jam kerja berlebih pada setiap subsektor ekonomi kreatif. Pada tahun 2016, persentase pekerja dengan jam kerja berlebih tertinggi pada subsektor film, animasi dan video; seni pertunjukan; serta arsitektur. Sementara subsektor dengan persentase pekerja dengan jam kerja berlebih terendah adalah kuliner; televisi dan radio; serta musik. Jika dilihat trennya, persentase penduduk dengan jam kerja berlebih di setiap suksektor mengalami fluktuasi yang beragam dari tahun 2011 hingga 2016.

93 60 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Tabel Persentase Penduduk Bekerja dangan Pekerjaan Utama di Sektor Ekonomi Kreatif dengan Excessive Hours Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif, Tahun SUBSEKTOR Arsitektur 86,71 76,49 81,26 76,73 86,98 82,12 Desain 75,42 79,18 76,01 89,04 71,11 75,04 Film, Animasi, dan Video 71,94 72,39 69,63 72,39 78,41 87,85 Fotografi 79,01 70,65 74,30 76,21 73,93 69,66 Kriya 73,41 75,07 79,64 76,67 77,62 76,84 Kuliner 60,30 62,61 64,59 58,27 59,40 58,54 Musik 70,31 67,21 70,46 72,32 63,95 69,24 Fashion 69,32 71,39 79,79 74,80 72,85 69,35 Aplikasi dan Game Developer 81,19 83,68 84,78 77,87 86,40 75,03 Penerbitan 72,86 74,37 76,99 78,48 79,22 73,46 Periklanan 74,62 68,76 81,25 93,12 70,04 80,72 Televisi dan Radio 69,13 77,80 77,03 74,72 82,86 67,13 Seni Pertunjukan 86,57 80,53 71,17 80,08 78,74 87,51 Seni Rupa 68,41 67,32 77,88 78,37 63,59 76,14 Total 67,03 68,98 72,97 67,98 68,02 66, Setengah Penganggur Penduduk yang dikategorikan sebagai setengah penganggur adalah penduduk yang bekerja dengan jam kerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam dalam seminggu), dan masih mencari atau menerima pekerjaan atau mempersiapkan usaha baru. Menurut hasil Sakernas 2016, setengah penganggur tenaga kerja ekonomi kreatif adalah sebesar 4,60 persen dari total tenaga kerja ekonomi kreatif. Dengan kata lain, dari 100 orang tenaga kerja ekonomi kreatif, sekitar 5 orang diantaranya adalah setengah penganggur. Sedangkan untuk tenaga kerja di semua sektor (level nasonal) dari 100 orang sekitar 8 diantaranya masuk kategori setengah penganggur. 5 dari 100 orang tenaga kerja Ekonomi Kreatif adalah setengah penganggur

94 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Tabel Persentase Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif Menurut Kategori Setengah Penganggur, KATEGORI (NASIONAL) (8) Setengah Penganggur 7,26 6,84 5,71 4,40 4,84 4,60 7,58 Bukan Setengah Penganggur 92,74 93,16 94,29 95,60 95,16 95,40 92,42 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Berdasarkan data tahun , persentase setengah penganggur tenaga kerja Ekonomi Kreatif berfluktuasi dengan kecenderungan menurun. Pada tahun 2011, setengah penganggur mencapai 7,26 persen dari total tenaga kerja Ekonomi Kreatif dan menurun hingga mencapai 4,40 persen pada Selanjutnya naik kembali menjadi 4,84 persen di tahun 2015, dan kemudian turun menjadi 4,60 persen di tahun Komposisi proporsi setengah penganggur perempuan lebih besar dibanding laki-laki tidak berubah sejak tahun Bahkan, pada tahun 2012 setengah penganggur perempuan berada di proporsi tertinggi, sebesar 67,40 persen dibanding laki-laki yang hanya 32,60 persen. Gambar Persentase Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif yang Masuk Kategori Setengah Penganggur Menurut Jenis Kelamin, Proporsi setengah penganggur perempuan di sektor ekonomi kreatif lebih besar daripada laki-laki Gambar 3.36 menunjukkan komposisi setengah penganggur tenaga kerja Ekonomi Kreatif menurut jenis kelamin. Gambar tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar setengah penganggur ekonomi kreatif berjenis kelamin perempuan. Pada tahun 2016, setengah penganggur perempuan mencapai 62,67 persen dan untuk laki-laki hanya 37,33 persen.

95 62 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Gambar Perbandingan Persentase Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif yang Masuk Kategori Setengah Penganggur Menurut Jenis Kelamin Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 Sumber: BPS RI, Sakernas 2016 Berdasarkan Gambar 3.37 pada semua sektor (nasional), tenaga kerja pada kategori setengah penganggur didominasi oleh tenaga kerja lakilaki yaitu sebesar 61,99 persen. Sementara di sektor ekonomi kreatif, tenaga kerja perempuan mendominasi tenaga kerja yang masuk kategori setengah penganggur, yaitu sebesar 62,67 persen. Komposisi setengah penganggur tenaga kerja Ekonomi Kreatif menurut daerah tempat tinggal dapat dicermati pada Gambar Pada tahun 2016, sebanyak 61,52 persen setengah penganggur sektor Ekonomi Kreatif tinggal di daerah perkotaan, sisanya (38,48 persen) tinggal di perdesaan. Komposisi proporsi setengah penganggur di perkotaan lebih besar dibanding perdesaan tidak berubah sejak tahun Dimana pada tahun 2011 setengah penganggur perkotaan berada di proporsi tertinggi, sebesar 65,17 persen dibanding perdesaan sebesar 34,83 persen. Prporsi setengah penganggur di sektor Ekonomi Kreatif yang tinggal di daerah perkotaan lebih besar daripada di daerah perdesaan Gambar Persentase Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif yang Masuk Kategori Setengah Penganggur Menurut Daerah Tempat Tinggal,

96 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Gambar Perbandingan Persentase Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif yang Masuk Kategori Setengah Penganggur Menurut Daerah Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 Proporsi setengah penganggur di sektor Ekonomi Kreatif lebih banyak tinggal di daerah perkotaan, sedangkan setengah penganggursecara nasional lebih banyak tinggal di daerah perdesaan Sumber: BPS RI, Sakernas 2016 Gambar 3.39 menunjukkan perbedaaan antara keadaan tenaga kerja setengah penganggur di sektor ekonomi kreatif dan secara nasional (semua sektor). Pada semua sektor, tenaga kerja setengah penganggur sebesar 65,20 persen tinggal di daerah perdesaan. Sedangkan pada sektor ekonomi kreatif, tenaga kerja setengah penganggur yang tinggal di daerah perdesaaan hanya sebesar 38,48 persen. Gambar Persentase Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif yang Masuk Kategori Setengah Penganggur Menurut Kelompok Umur, Proporsi setengah penganggur terbanyak, baik di sektor Ekonomi Kreatif maupun secara nasional adalah kelompok umur tahun Faktor umur menentukan status ketenagakerjaan seseorang. Publikasi ini mengelompokkan umur menjadi kategori umur tahun (umur muda), umur tahun dan umur 60 tahun ke atas (lanjut usia). Mencermati distribusi umur dari setengah penganggur Ekonomi Kreatif (Gambar 3.40), setengah penganggur pada tahun 2016 didominasi oleh umur tahun sebesar 41,84 persen, dan selanjutnya adalah kelompok umur muda sebesar 33,30 persen. Pada kategori lansia, masih terdapat orang yang bekerja di bawah jam kerja normal, dan masih

97 64 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF mencari pekerjaan atau sedang mempersiapkan usaha baru, dengan persentase sebesar 2,27 persen. Sebaran proporsi setengah penganggur menurut kelompok umur ini tidak mengalami perubahan dari tahun Gambar Perbandingan Persentase Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif yang Masuk Kategori Setengah Penganggur Menurut Kelompok Umur Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 Sumber: BPS RI, Sakernas 2016 Jika dibandingkan dengan angka nasional, baik secara nasional (semua sektor) maupun sektor ekonomi kreatif, tenaga kerja yang masuk kategori setengah penganggur terbanyak adalah tenaga kerja pada kelompok umur tahun dengan persentase di nasional dan ekonomi kreatif masing-masing sebesar 40,83 persen dan 41,84 persen. Pada angka nasional, kelompok umur dewasa (41-59 tahun) merupakan tenaga kerja terbanyak kedua yang masuk kategori setengah penganggur yaitu sebesar 28,36 persen. Berbeda halnya jika dilihat dari sektor ekonomi kreatif saja, persentase tenaga kerja setengah penganggur terbanyak kedua adalah tenaga kerja pada kelompok umur muda (15-24 tahun). Sementara persentase terkecil adalah pada kelompok umur (60 tahun ke atas), baik secara nasional maupun sektor ekonomi kreatif yang masing-masing sebesar 4,39 persen da 2,27 persen. Hasil Sakernas 2016 pada Gambar 3.42 menunjukkan bahwa setengah penganggur paling tinggi terdapat pada tingkat pendidikan rendah (SMP ke bawah) yaitu sebesar 53,60 persen. Hal ini dapat diartikan bahwa dari 100 orang setengah penganggur tenaga kerja ekonomi kreatif, sekitar 55 orang diantaranya berpendidikan SMP ke bawah. Sementara itu, setengah penganggur berpendidikan menengah (SMA) dan tinggi (Diploma ke atas) masing-masing sebesar 36,04 persen dan 10,36 persen. Pada periode , setengah penganggur ekonomi kreatif berpendidikan rendah terus menurun dari 69,38 persen menjadi 53,60 persen. Pada pendidikan menengah, setengah penganggur terus naik dari 26,90 persen menjadi 36,04 persen. Sementara itu, setengah penganggur berpendidikan tinggi berfluktuasi, dengan tren kenaikan dari 3,72 persen pada tahun 2011 menjadi 5,01 persen pada 2012, turun pada 2013 menjadi sebesar 4,89 persen, dan selanjutnya naik hingga mencapai 10,36 persen pada tahun 2016.

98 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Proporsi setengah penganggur di sektor ekonomi kreatif paling banyak berada pada tingkat pendididkan SMP ke bawah Gambar Persentase Tenaga Kerja Ekonomi kreatif yang Masuk Kategori Setengah Penganggur Menurut Tingkat Pendidikan, Gambar 3.43 menunjukkan bahwa keadaan tenaga kerja setengah penganggur, jika ditinjau dari tingkat pendidikan, baik secara nasional (semua sektor) maupun pada sektor ekonomi kreatif tidaklah berbeda. Pada sektor ekonomi kreatif tenaga kerja yang masuk kategori setengah penganggur dengan tingkat pendidikan SMP ke bawah sebesar 53,60 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan kondisi tenaga kerja secara nasional, yaitu sebesar 65,94 persen. Persentase tenaga kerja yang masuk kategori setengah penganggur terendah adalah tenaga kerja dengan tingkat pendidikan diploma ke atas, dengan persentase pada sektor ekonomi kreatif dan secara nasional (semua sektor) masing-masing sebesar 10,36 persen dan 8,92 persen. Proporsi setengah penganggur baik di sektor Ekonomi Kreatif maupun secara nasional didominasi oleh tenaga kerja SMP ke bawah Gambar Perbandingan Persentase Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif yang Masuk Kategori Setengah Penganggur Menurut Tingkat Pendidikan Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 Sumber: BPS RI, Sakernas 2016

99 66 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Tabel Distribusi Setengah Penganggur Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif, SUBSEKTOR Arsitektur 0,33 0,18 0,24 0,14 0,10 0,11 Desain 0,11 0,05 0,18 0,18 0,42 0,88 Film, Animasi, dan Video 0,19 0,04 0,15 0,24 0,01 1,04 Fotografi 0,63 0,48 0,89 1,32 1,70 2,24 Kriya 25,44 26,23 28,69 22,37 21,54 18,62 Kuliner 47,66 47,05 41,90 48,52 50,28 55,56 Musik 0,49 0,49 0,72 0,63 0,59 0,00 Fashion 19,22 21,92 20,32 19,27 17,82 16,05 Aplikasi dan Game Developer 0,24 0,20 0,34 0,40 0,25 0,10 Penerbitan 2,85 1,61 2,45 1,42 1,94 1,70 Periklanan 0,19 0,09 0,53 0,01 0,38 0,00 Televisi dan Radio 0,13 0,25 0,28 0,27 0,62 0,25 Seni Pertunjukan 2,25 1,35 3,07 4,84 4,00 3,08 Seni Rupa 0,27 0,06 0,24 0,39 0,35 0,37 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Persentase setengah penganggur tenaga kerja Ekonomi Kreatif dari tahun 2011 sampai tahun 2016 menurut Subsektor dapat dilihat pada Tabel Pada tahun 2016, urutan subsektor berdasarkan proporsi setengah penganggur terbesar adalah Subsektor Kuliner (55,56 persen), Subsektor Kriya (18,62 persen) dan Subsektor Fashion (16,05 persen). Pola yang sama terjadi pada tahun dimana proporsi setengah penganggur terbesar pada Subsektor Kuliner, Subsektor Kriya, dan Subsektor Fashion

100 BADAN PUSAT STATISTIK BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id PENUTUP TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id

101

102 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF BAB IV PENUTUP Berdasarkan hasil Sakernas tahun , jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif cenderung mengalami peningkatan, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,69 persen per tahun. Share tenaga kerja ekonomi kreatif pada tahun 2016 sebesar 14,28 persen, yang berarti dari 100 orang penduduk bekerja sekitar 14 sampai 15 orang bekerja pada ekonomi kreatif. Apabila melihat dari trennya, maka share tenaga kerja ekonomi kreatif dari tahun 2011 ke 2016 cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2016, urutan subsektor berdasarkan persentase terbesar adalah Subsektor Kuliner (47,21 persen), Subsektor Fashion (24,42 persen), dan Subsektor Kriya (21,99 persen). Pola yang sama terjadi pada tahun dimana proporsi terbesar terdapat pada Subsektor Kuliner, Fashion, dan Kriya. Karakteristik tenaga kerja ekonomi kreatif diidentifikasi dari umur, tingkat pendidikan, lapangan usaha, status pekerjaan, jenis pekerjaan, jam kerja, dan dilihat dari setengah penganggur. Tenaga kerja ekonomi kreatif pada tahun 2016 didominasi oleh kelompok umur tahun. Apabila dilihat dari jenis kelaminnya, pada tahun 2016, persentase perempuan yang bekerja di ekonomi kreatif lebih besar daripada laki-laki. Penyerapan tenaga kerja pada pekerjaan utama di sektor ekonomi kreatif tahun 2016 di daerah perkotaan lebih besar dibanding di perdesaan. Pada tahun 2016, sektor ekonomi kreatif paling banyak menyerap tenaga kerja berpendidikan SMP ke Bawah. Namun, selama tahun , persentase tenaga kerja ekonomi kreatif berpendidikan SMP ke bawah terus mengalami penurunan sedangkan persentase tenaga kerja ekonomi kreatif berpendidikan Diploma ke atas cenderung mengalami peningkatan. Perkembangan ekonomi kreatif beranjak ke arah kemajuan selama periode Hal tersebut didukung dengan peningkatan tenaga kerja ekonomi kreatif di sebagian besar kategori lapangan usaha, terutama pada Kategori I (Penyediaan Akomodasi Dan Makan Minum), Kategori C (Industri Pengolahan), dan Kategori G (Perdagangan). Apabila dilihat dari status pekerjaan utama, penduduk yang bekerja di sektor ekonomi kreatif paling banyak sebagai buruh/karyawan/pegawai dan berusaha sendiri. Hasil Sakernas tahun 2016 menunjukkan bahwa dari 16,91 juta orang yang bekerja pada ekonomi kreatif, sebesar 52,60 persen bekerja dengan status pekerjaan informal dan 47,40 persen bekerja sebagai pekerja sektor formal. Pada tahun 2016, penduduk yang pekerjaan utamanya

103 70 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF di sektor ekonomi kreatif dominan bekerja pada jenis pekerjaan tenaga produksi operator alat angkutan dan pekerja kasar, selanjutnya adalah jenis pekerjaan tenaga usaha penjualan. Pola yang sama juga terlihat pada periode Pada tahun 2016, sebagian besar penduduk bekerja yang pekerjaan utamanya di sektor ekonomi kreatif berada pada kategori blue collar dengan persentase sebesar 93,09 persen. Sementara yang bekerja pada jenis pekerjaan white collar hanya sebesar 6,91 persen. Pola tersebut juga terjadi selama tahun , dengan persentase tenaga kerja di jenis pekerjaan blue collar berada pada kisaran 92 hingga 93 persen, sedangkan white collar berada pada kisaran 6 sampai 8 persen. Penduduk bekerja yang pekerjaan utamanya di sektor ekonomi kreatif pada tahun 2015 dan 2016 didominasi oleh tenaga kerja yang bekerja sebagai blue collar baik laki-laki maupun perempuan. Pada tahun 2016, penduduk bekerja yang pekerjaan utamanya di sektor ekonomi kreatif yang termasuk kategori blue collar terbesar ada pada subsektor kuliner, fashion, dan kriya. Dilihat dari jumlah jam kerja pada tahun , persentase terbesar adalah pada kelompok yang bekerja selama jam seminggu. Pada tahun 2016, penduduk bekerja dengan pekerjaan utama di sektor ekonomi kreatif dengan jam kerja berlebih (excessive hours) sebesar 33,67 persen. Artinya sekitar 1 dari 3 pekerja di sektor ekonomi kreatif bekerja dengan jam kerja berlebih. Pada tahun 2015 dan 2016, di sektor ekonomi kreatif, persentase penduduk bekerja laki-laki yang terlibat dalam pekerjaan dengan excessive hours lebih besar dibanding perempuan. Penduduk yang dikategorikan sebagai setengah penganggur (underemployment) adalah mereka yang jam kerjanya di bawah ambang batas jam kerja normal (kurang dari 35 jam dalam seminggu), dan mereka masih mencari atau menerima pekerjaan tambahan. Menurut data Sakernas 2016, dari 100 orang tenaga kerja ekonomi kreatif, terdapat sekitar 5 orang yang tergolong setengah penganggur. Jika dilihat trennya pada tahun , persentase setengah penganggur tenaga kerja maritim berfluktuasi dengan kecenderungan menurun. Kelebihan dari ekonomi kreatif adalah menawarkan pembangunan yang berkelanjutan yaitu iklim perekonomian yang berdaya saing dan memiliki sumber daya yang terbarukan. Ekonomi kreatif merupakan peluang besar baik bagi negara maju maupun negara berkembang untuk terus mengembangkan perekonomiannya, karena sumber daya utama dari ekonomi ini adalah ide, talenta, dan kreatifitas. Tiga hal tersebut merupakan cadangan sumber daya yang selalu terbarukan dan tidak terbatas. Sehingga kajian-kajian mengenai ekonomi kreatif menjadi penting dan selalu menarik untuk dikembangkan. Dalam penghitungan indikator tenaga kerja ekonomi kreatif , ditemui beberapa kendala antara lain: 1. Untuk menghitung banyaknya orang yang bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif selama periode maka KBLI 2009 harus disesuaikan (bridging) dengan KBLI Selama proses bridging terdapat beberapa kode dari KBLI 2009 yang tidak terdistrisbusi ke satu kode ataupun sebaliknya sehingga harus dilakukan pemecahan

104 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF secara manual. Proses ini tentu saja memberikan akibat tidak langsung terhadap besaran angka Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif Ekonomi kreatif terdiri dari 16 subsektor yang dibentuk dari 223 kode KBLI Dalam 223 kode KBLI ini sebenarnya ada beberapa golongan pokok yang masih tercampur antara ekonomi kreatif dan non ekonomi kreatif. Untuk mendapatkan data ekonomi kreatif yang lebih akurat, ke depannya perlu dilakukan pemilahan golongan pokok ekonomi kreatif tersebut. 3. Data yang digunakan dalam penghitungan tenaga kerja adalah Sakernas, dengan keterbatasan antara lain: a. Sakernas tidak dirancang khusus untuk mengukur tenaga kerja ekonomi kreatif. b. Sampel size tidak mencukupi (level estimasi nasional) untuk estimasi tingkat provinsi ataupun kabupaten/kota pada tenaga kerja ekonomi kreatif. c. Keterbatasan sampel mengakibatkan hanya dapat menyajikan 14 subsektor ekonomi kreatif dan tidak dapat menyajikan indikator ketenagakerjaan secara lebih komprehensif dan mendalam (hanya indikator utama dan bersifat nasional). Rekomendasi dalam penghitungan indikator tenaga kerja ekonomi kreatif: Resize sampel Sakernas, hal ini penting untuk meningkatkan akurasi data. Memperbanyak studi literatur, kajian, dan diskusi-diskusi mendalam kepada stakeholder yang kompeten di bidang ekonomi kreatif (baik di pusat maupun daerah). Survei khusus tenaga kerja ekonomi kreatif untuk memperoleh tenaga kerja ekonomi kreatif yang lebih akurat, selain itu juga bisa digunakan sebagai salah satu faktor koreksi terhadap indikator tenaga kerja yang telah dihasilkan.

105

106 BADAN PUSAT STATISTIK BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta LAMPIRAN BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021)

107

108 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 1.1 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif, SubSektor r(%) (8) Arsitektur ,16 Desain ,74 Film, Animasi, dan Video ,98 Fotografi ,93 Kriya ,99 Kuliner ,36 Musik ,30 Fashion ,05 Aplikasi dan Game Developer ,39 Penerbitan ,07 Periklanan ,35 Televisi dan Radio Seni Pertunjukan , ,40 Seni Rupa ,03 Total ,69 Total Bekerja

109 76 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Provinsi, Provinsi Share tenaga kerja ekraf tahun 2016 (1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Aceh ,25 Sumatera ,21 Utara Sumatera ,86 Barat Riau ,36 Jambi ,72 Sumatera Selatan ,03 Bengkulu ,47 Lampung ,93 Bangka ,38 Belitung Kepulauan ,66 Riau DKI Jakarta ,94 Jawa Barat ,52 Jawa Tengah ,61 D I Y ,31 Jawa Timur ,28 Banten ,66 Bali ,29 Nusa Tenggara ,24 Barat Nusa Tenggara ,85 Timur Kalimantan ,09 Barat Kalimantan ,51 Tengah Kalimantan ,57 Selatan Kalimantan ,99 Timur Kalimantan ,16 Utara Sulawesi ,56 Utara Sulawesi ,55 Tengah Sulawesi ,07 Selatan Sulawesi ,59 Tenggara Gorontalo ,30 Sulawesi Barat ,14 Maluku ,30 Maluku Utara ,21 Papua Barat ,13 Papua ,25 Total ,78 Total Bekerja

110 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 2.1 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kelompok Umur, KELOMPOK UMUR (tahun) Total Laki-laki Perempuan Perkotaan Perdesaan

111 78 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 2.2 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, KELOMPOK UMUR (tahun) Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total ,20 55,80 100,00 42,57 57,43 100, ,80 48,20 100,00 49,63 50,37 100, ,87 52,13 100,00 46,60 53,40 100, ,49 54,51 100,00 45,05 54,95 100, ,40 52,60 100,00 43,66 56,34 100, ,06 58,94 100,00 43,52 56,48 100,00 Total 47,67 52,33 100,00 46,10 53,90 100,00 Lampiran 2.2 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, (Lanjutan) KELOMPOK UMUR (tahun) Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total ,63 56,37 100,00 45,75 54,25 100, ,27 48,73 100,00 49,40 50,60 100, ,65 53,35 100,00 45,64 54,36 100, ,82 55,18 100,00 43,29 56,71 100, ,27 56,73 100,00 43,56 56,44 100, ,44 57,56 100,00 41,57 58,43 100,00 Total 46,66 53,34 100,00 46,02 53,98 100,00 Lampiran 2.2 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, (Lanjutan) KELOMPOK UMUR (tahun) Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total ,09 55,91 100,00 42,08 57,92 100, ,23 49,77 100,00 47,69 52,31 100, ,80 53,20 100,00 43,74 56,26 100, ,55 55,45 100,00 44,45 55,55 100, ,06 57,94 100,00 39,91 60,09 100, ,33 56,67 100,00 44,09 55,91 100,00 Total 46,32 53,68 100,00 44,26 55,74 100,00

112 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 2.3 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 KELOMPOK UMUR (tahun) Semua Sektor Sektor Ekonomi Kreatif Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total ,49 39,51 100,00 42,08 57,92 100, ,52 36,48 100,00 47,69 52,31 100, ,17 38,83 100,00 43,74 56,26 100, ,46 39,54 100,00 44,45 55,55 100, ,81 39,19 100,00 39,91 60,09 100, ,93 36,07 100,00 44,09 55,91 100,00 Total 61,60 38,40 100,00 44,26 55,74 100,00 Lampiran 2.4 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal, KELOMPOK UMUR (tahun) Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total ,78 27,22 100,00 69,00 31,00 100, ,34 25,66 100,00 72,40 27,60 100, ,40 27,60 100,00 70,55 29,45 100, ,21 28,79 100,00 70,05 29,95 100, ,91 30,09 100,00 68,17 31,83 100, ,10 39,90 100,00 61,41 38,59 100,00 Total 72,36 27,64 100,00 70,26 29,74 100,00 Lampiran 2.4 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal, (Lanjutan) KELOMPOK UMUR (tahun) Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total ,10 28,90 100,00 70,30 29,70 100, ,21 27,79 100,00 72,13 27,87 100, ,99 31,01 100,00 70,17 29,83 100, ,88 30,12 100,00 71,00 29,00 100, ,61 29,39 100,00 69,53 30,47 100, ,38 33,62 100,00 62,93 37,07 100,00 Total 70,49 29,51 100,00 70,63 29,37 100,00

113 80 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 2.4 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal, (Lanjutan) KELOMPOK UMUR (tahun) Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total ,83 29,17 100,00 69,97 30,03 100, ,85 27,15 100,00 72,54 27,46 100, ,22 26,78 100,00 68,70 31,30 100, ,98 27,02 100,00 70,40 29,60 100, ,43 28,57 100,00 70,84 29,16 100, ,14 33,86 100,00 63,74 36,26 100,00 Total 72,26 27,74 100,00 70,28 29,72 100,00 Lampiran 2.5 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja Menurut Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 KELOMPOK UMUR (tahun) Semua Sektor Sektor Ekonomi Kreatif Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total ,64 47,36 100,00 69,97 30,03 100, ,56 44,44 100,00 72,54 27,46 100, ,97 47,03 100,00 68,70 31,30 100, ,11 48,89 100,00 70,40 29,60 100, ,08 52,92 100,00 70,84 29,16 100, ,35 59,65 100,00 63,74 36,26 100,00 Total 51,92 48,08 100,00 70,28 29,72 100,00

114 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 2.6 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut 4 Kelompok Umur, KELOMPOK UMUR (tahun) Total Laki-laki Perempuan Perkotaan Perdesaan

115 82 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 2.7 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut 4 Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, KELOMPOK UMUR Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total ,20 55,80 100,00 42,57 57,43 100, ,72 49,28 100,00 48,46 51,54 100, ,18 53,82 100,00 45,27 54,73 100, ,94 57,06 100,00 44,70 55,30 100,00 Total 47,67 52,33 100,00 46,10 53,90 100,00 Lampiran 2.7 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut 4 Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, (Lanjutan) KELOMPOK UMUR Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total ,63 56,37 100,00 45,75 54,25 100, ,74 50,26 100,00 47,78 52,22 100, ,96 55,04 100,00 44,61 55,39 100, ,13 56,87 100,00 41,65 58,35 100,00 Total 46,66 53,34 100,00 46,02 53,98 100,00 Lampiran 2.7 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut 4 Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, (Lanjutan) KELOMPOK UMUR Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total ,09 55,91 100,00 42,08 57,92 100, ,96 51,04 100,00 45,99 54,01 100, ,78 55,22 100,00 43,72 56,28 100, ,75 57,25 100,00 42,13 57,87 100,00 Total 46,32 53,68 100,00 44,26 55,74 100,00

116 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 2.8 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja Menurut 4 Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 KELOMPOK UMUR Semua Sektor Sektor Ekonomi Kreatif Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total ,49 39,51 100,00 42,08 57,92 100, ,65 37,35 100,00 45,99 54,01 100, ,54 39,46 100,00 43,72 56,28 100, ,01 36,99 100,00 42,13 57,87 100,00 Total 61,60 38,40 100,00 44,26 55,74 100,00 Lampiran 2.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut 4 Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal, KELOMPOK UMUR Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total ,78 27,22 100,00 69,00 31,00 100, ,75 26,25 100,00 71,66 28,34 100, ,44 28,56 100,00 70,28 29,72 100, ,26 36,74 100,00 63,29 36,71 100,00 Total 72,36 27,64 100,00 70,26 29,74 100,00 Lampiran 2.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut 4 Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal, (Lanjutan) KELOMPOK UMUR Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total ,10 28,90 100,00 70,30 29,70 100, ,81 29,19 100,00 71,45 28,55 100, ,11 29,89 100,00 70,84 29,16 100, ,23 31,77 100,00 64,60 35,40 100,00 Total 70,49 29,51 100,00 70,63 29,37 100,00

117 84 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 2.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut 4 Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal, (Lanjutan) KELOMPOK UMUR Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total ,83 29,17 100,00 69,97 30,03 100, ,83 27,17 100,00 71,20 28,80 100, ,25 26,75 100,00 70,27 29,73 100, ,69 32,31 100,00 65,27 34,73 100,00 Total 72,26 27,74 100,00 70,28 29,72 100,00 Lampiran 2.10 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja Menurut 4 Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 KELOMPOK UMUR Semua Sektor Sektor Ekonomi Kreatif Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total ,64 47,36 100,00 69,97 30,03 100, ,68 45,32 100,00 71,20 28,80 100, ,07 48,93 100,00 70,27 29,73 100, ,17 57,83 100,00 65,27 34,73 100,00 Total 51,92 48,08 100,00 70,28 29,72 100,00

118 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 2.11 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan 4 Kelompok Umur, SUBSEKTOR Arsitektur Desain Film, Animasi, dan Video Fotografi Kriya Kuliner Musik Fashion Aplikasi dan Game Developer Penerbitan Periklanan Televisi dan Radio Seni Pertunjukan Seni Rupa Arsitektur Desain Film, Animasi, dan Video Fotografi Kriya Kuliner Musik Fashion Aplikasi dan Game Developer Penerbitan Periklanan Televisi dan Radio Seni Pertunjukan Seni Rupa

119 86 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 2.11 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan 4 Kelompok Umur, (Lanjutan) SUBSEKTOR Arsitektur Desain Film, Animasi, dan Video Fotografi Kriya Kuliner Musik Fashion Aplikasi dan Game Developer Penerbitan Periklanan Televisi dan Radio Seni Pertunjukan Seni Rupa Arsitektur Desain Film, Animasi, dan Video Fotografi Kriya Kuliner Musik Fashion Aplikasi dan Game Developer Penerbitan Periklanan Televisi dan Radio Seni Pertunjukan Seni Rupa

120 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 2.12 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan 4 Kelompok Umur, SUBSEKTOR Total Total (8) (9) (10) (11) Arsitektur 18,30 47,45 32,03 2,22 100,00 5,72 44,47 45,25 4,56 100,00 Desain 7,92 71,68 20,06 0,34 100,00 10,76 50,28 32,94 6,02 100,00 Film, Animasi, dan Video 19,24 57,95 21,04 1,77 100,00 11,93 49,97 38,10 0,00 100,00 Fotografi 19,16 57,08 20,32 3,44 100,00 19,18 58,02 18,06 4,74 100,00 Kriya 21,52 45,58 26,04 6,86 100,00 20,75 45,10 27,21 6,95 100,00 Kuliner 16,60 41,02 35,97 6,41 100,00 16,17 39,87 36,96 7,00 100,00 Musik 16,90 61,69 14,90 6,51 100,00 24,62 52,33 22,18 0,87 100,00 Fashion 27,36 50,03 20,73 1,88 100,00 27,79 48,59 21,36 2,27 100,00 Aplikasi dan Game Developer 18,25 71,06 9,26 1,43 100,00 14,20 64,50 18,67 2,63 100,00 Penerbitan 19,01 53,78 25,93 1,28 100,00 20,72 53,73 24,00 1,55 100,00 Periklanan 6,93 66,51 22,65 3,91 100,00 14,36 67,62 18,03 0,00 100,00 Televisi dan Radio Seni Pertunjukan 22,48 56,82 20,59 0,10 100,00 15,50 69,68 12,85 1,97 100,00 24,76 53,92 18,07 3,24 100,00 22,33 48,48 25,70 3,50 100,00 Seni Rupa 11,69 58,60 28,62 1,09 100,00 30,04 34,41 26,47 9,08 100,00 Total 20,83 45,58 28,56 5,02 100,00 20,80 44,55 29,30 5,34 100,00

121 88 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 2.12 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan 4 Kelompok Umur, (Lanjutan) SUBSEKTOR Total Total (8) (9) (10) (11) Arsitektur 8,31 57,92 33,77 0,00 100,00 16,80 48,41 29,77 5,02 100,00 Desain 17,64 43,75 23,65 14,96 100,00 29,94 40,21 24,31 5,53 100,00 Film, Animasi, dan Video 12,21 71,19 14,11 2,49 100,00 22,38 62,89 14,21 0,52 100,00 Fotografi 22,88 41,71 31,81 3,60 100,00 16,63 56,62 24,04 2,70 100,00 Kriya 19,21 44,52 28,98 7,30 100,00 18,08 43,58 30,61 7,73 100,00 Kuliner 14,77 39,19 38,32 7,72 100,00 14,17 39,10 39,13 7,60 100,00 Musik 19,79 62,70 16,39 1,12 100,00 23,85 49,48 25,33 1,34 100,00 Fashion 27,40 46,81 23,42 2,37 100,00 24,76 49,81 22,96 2,47 100,00 Aplikasi dan Game Developer 15,08 66,38 18,30 0,24 100,00 28,12 55,50 16,38 0,00 100,00 Penerbitan 21,51 49,69 25,73 3,06 100,00 20,85 49,00 27,98 2,16 100,00 Periklanan 17,38 48,26 33,48 0,88 100,00 16,13 52,09 31,78 0,00 100,00 Televisi dan Radio Seni Pertunjukan 17,81 56,18 26,01 0,00 100,00 15,00 62,31 21,86 0,83 100,00 21,71 46,10 27,81 4,38 100,00 29,26 42,56 26,15 2,03 100,00 Seni Rupa 24,01 37,04 34,11 4,84 100,00 15,22 34,31 44,27 6,20 100,00 Total 19,59 43,29 31,29 5,84 100,00 18,27 43,55 32,24 5,95 100,00

122 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 2.12 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan 4 Kelompok Umur, (Lanjutan) SUBSEKTOR Total Total (8) (9) (10) (11) Arsitektur 14,55 56,52 22,09 6,83 100,00 4,81 53,76 39,24 2,19 100,00 Desain 26,56 39,43 34,00 0,00 100,00 18,65 56,75 24,60 0,00 100,00 Film, Animasi, dan Video 28,93 59,36 11,18 0,53 100,00 25,97 52,62 16,41 5,00 100,00 Fotografi 17,94 51,95 27,62 2,49 100,00 33,75 54,05 9,56 2,64 100,00 Kriya 17,90 43,62 30,28 8,20 100,00 17,46 41,24 32,98 8,32 100,00 Kuliner 14,28 38,94 38,52 8,26 100,00 16,54 38,31 37,24 7,90 100,00 Musik 18,69 48,74 29,20 3,37 100,00 15,97 49,52 32,02 2,49 100,00 Fashion 24,47 48,01 23,94 3,58 100,00 25,25 47,21 24,15 3,39 100,00 Aplikasi dan Game Developer 15,96 59,40 22,00 2,65 100,00 26,47 54,66 18,87 0,00 100,00 Penerbitan 18,30 52,48 26,86 2,35 100,00 20,73 49,29 26,36 3,61 100,00 Periklanan 6,22 63,98 26,40 3,41 100,00 0,00 70,25 29,75 0,00 100,00 Televisi dan Radio Seni Pertunjukan 18,23 56,54 25,02 0,21 100,00 19,15 68,50 11,09 1,26 100,00 16,98 54,87 25,44 2,71 100,00 16,55 52,63 28,21 2,62 100,00 Seni Rupa 11,77 41,43 43,16 3,64 100,00 10,98 40,01 38,49 10,52 100,00 Total 17,79 43,15 32,33 6,74 100,00 19,02 42,04 32,35 6,59 100,00

123 90 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 3.1 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, Tinggi), KELOMPOK UMUR Total Rendah Menengah Tinggi Laki-laki Rendah Menengah Tinggi Perempuan Rendah Menengah Tinggi Perkotaan Rendah Menengah Tinggi Perdesaan Rendah Menengah Tinggi

124 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 3.2 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, Tinggi) dan Jenis Kelamin, TINGKAT PENDIDIKAN Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total Rendah 43,72 56,28 100,00 41,76 58,24 100,00 Menengah 53,63 46,37 100,00 52,19 47,81 100,00 Tinggi 61,81 38,19 100,00 59,53 40,47 100,00 Total 47,67 52,33 100,00 46,10 53,90 100,00 Lampiran 3.2 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, Tinggi) dan Jenis Kelamin, (Lanjutan) TINGKAT PENDIDIKAN Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total Rendah 42,24 57,76 100,00 41,71 58,29 100,00 Menengah 52,58 47,42 100,00 52,23 47,77 100,00 Tinggi 61,85 38,15 100,00 54,03 45,97 100,00 Total 46,66 53,34 100,00 46,02 53,98 100,00 Lampiran 3.2 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, Tinggi) dan Jenis Kelamin, (Lanjutan) TINGKAT PENDIDIKAN Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total Rendah 41,90 58,10 100,00 40,88 59,12 100,00 Menengah 52,36 47,64 100,00 48,24 51,76 100,00 Tinggi 55,18 44,82 100,00 53,58 46,42 100,00 Total 46,32 53,68 100,00 44,26 55,74 100,00

125 92 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 3.3 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, Tinggi) dan Jenis Kelamin Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 TINGKAT PENDIDIKAN Semua Sektor Sektor Ekonomi Kreatif Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total Rendah 60,93 39,07 100,00 40,88 59,12 100,00 Menengah 67,32 32,68 100,00 48,24 51,76 100,00 Tinggi 52,07 47,93 100,00 53,58 46,42 100,00 Total 61,60 38,40 100,00 44,26 55,74 100,00 Lampiran 3.4 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, Tinggi) dan Daerah Tempat Tinggal, TINGKAT PENDIDIKAN Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total Rendah 64,81 35,19 100,00 61,58 38,42 100,00 Menengah 84,69 15,31 100,00 83,23 16,77 100,00 Tinggi 92,16 7,84 100,00 92,26 7,74 100,00 Total 72,36 27,64 100,00 70,26 29,74 100,00 Lampiran 3.4 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, Tinggi) dan Daerah Tempat Tinggal, (Lanjutan) TINGKAT PENDIDIKAN Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total Rendah 62,02 37,98 100,00 61,87 38,13 100,00 Menengah 83,23 16,77 100,00 82,57 17,43 100,00 Tinggi 91,33 8,67 100,00 90,97 9,03 100,00 Total 70,49 29,51 100,00 70,63 29,37 100,00

126 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 3.4 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, Tinggi) dan Daerah Tempat Tinggal, (Lanjutan) TINGKAT PENDIDIKAN Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total Rendah 64,11 35,89 100,00 63,40 36,60 100,00 Menengah 82,61 17,39 100,00 78,24 21,76 100,00 Tinggi 92,59 7,41 100,00 90,03 9,97 100,00 Total 72,26 27,74 100,00 70,28 29,72 100,00 Lampiran 3.5 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, Tinggi) dan Daerah Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 TINGKAT PENDIDIKAN Semua Sektor Sektor Ekonomi Kreatif Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total Rendah 40,66 59,34 100,00 63,40 36,60 100,00 Menengah 66,23 33,77 100,00 78,24 21,76 100,00 Tinggi 75,17 24,83 100,00 90,03 9,97 100,00 Total 51,92 48,08 100,00 70,28 29,72 100,00

127 94 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 3.6 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, Tinggi), SUBSEKTOR Rendah Arsitektur Desain Film, Animasi, dan Video Fotografi Kriya Kuliner Musik Fashion Aplikasi dan Game Developer Penerbitan Periklanan Televisi dan Radio Seni Pertunjukan Seni Rupa

128 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 3.6 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, Tinggi), (Lanjutan) SUBSEKTOR Menengah Arsitektur Desain Film, Animasi, dan Video Fotografi Kriya Kuliner Musik Fashion Aplikasi dan Game Developer Penerbitan Periklanan Televisi dan Radio Seni Pertunjukan Seni Rupa

129 96 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 3.6 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, Tinggi), (Lanjutan) SUBSEKTOR Tinggi Arsitektur Desain Film, Animasi, dan Video Fotografi Kriya Kuliner Musik Fashion Aplikasi dan Game Developer Penerbitan Periklanan Televisi dan Radio Seni Pertunjukan Seni Rupa

130 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 3.7 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, Tinggi), SUBSEKTOR Rendah Menengah Tinggi Total Rendah Menengah Tinggi Total (8) (9) Arsitektur 22,12 30,22 47,65 100,00 8,43 36,38 55,19 100,00 Desain Produk 32,59 36,07 31,35 100,00 46,06 41,69 12,25 100,00 Film, Animasi, dan Video 23,05 59,32 17,62 100,00 22,44 33,88 43,68 100,00 Fotografi 38,07 48,86 13,07 100,00 26,97 56,64 16,39 100,00 Kriya 68,47 27,99 3,54 100,00 67,89 29,02 3,09 100,00 Kuliner 73,61 24,04 2,36 100,00 69,97 27,77 2,26 100,00 Musik 35,67 53,88 10,45 100,00 31,66 47,98 20,36 100,00 Fashion 59,33 36,46 4,21 100,00 58,41 37,90 3,69 100,00 Aplikasi dan Game Developer 25,25 25,06 49,68 100,00 13,94 33,02 53,04 100,00 Penerbitan 27,04 54,91 18,05 100,00 30,12 55,59 14,30 100,00 Periklanan 7,97 54,03 38,00 100,00 28,86 31,45 39,69 100,00 Televisi dan Radio 11,56 40,49 47,95 100,00 15,17 52,31 32,52 100,00 Seni Pertunjukan 41,65 39,03 19,32 100,00 40,66 43,27 16,07 100,00 Seni Rupa 29,57 50,78 19,65 100,00 37,47 48,80 13,73 100,00 Total 65,60 29,83 4,57 100,00 63,56 32,25 4,19 100,00

131 98 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 3.7 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, Tinggi), (Lanjutan) SUBSEKTOR Rendah Menengah Tinggi Total Rendah Menengah Tinggi Total (8) (9) Arsitektur 2,38 36,68 60,95 100,00 2,78 29,47 67,76 100,00 Desain 38,78 25,72 35,51 100,00 42,60 33,48 23,92 100,00 Film, Animasi, dan Video 7,44 51,42 41,14 100,00 2,73 40,41 56,86 100,00 Fotografi 25,66 59,37 14,97 100,00 34,79 53,06 12,16 100,00 Kriya 66,93 28,89 4,18 100,00 66,77 29,31 3,92 100,00 Kuliner 68,66 28,06 3,28 100,00 68,04 28,60 3,36 100,00 Musik 39,23 45,93 14,84 100,00 40,20 43,11 16,69 100,00 Fashion 57,37 38,21 4,42 100,00 57,85 37,36 4,80 100,00 Aplikasi dan Game Developer 10,41 23,89 65,70 100,00 4,30 18,01 77,69 100,00 Penerbitan 26,85 55,51 17,64 100,00 28,58 52,90 18,52 100,00 Periklanan 5,44 49,46 45,10 100,00 21,50 49,29 29,22 100,00 Televisi dan Radio Seni Pertunjukan 10,02 43,80 46,18 100,00 8,22 50,65 41,14 100,00 38,25 41,06 20,69 100,00 42,34 41,14 16,52 100,00 Seni Rupa 31,58 50,05 18,38 100,00 16,31 44,63 39,05 100,00 Total 62,11 32,59 5,29 100,00 62,14 32,38 5,48 100,00

132 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 3.7 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, Tinggi), (Lanjutan) SUBSEKTOR Rendah Menengah Tinggi Total Rendah Menengah Tinggi Total (8) (9) Arsitektur 3,61 25,91 70,48 100,00 0,75 23,45 75,80 100,00 Desain 18,92 33,93 47,15 100,00 21,15 43,91 34,94 100,00 Film, Animasi, dan Video 11,20 54,72 34,07 100,00 16,93 57,88 25,19 100,00 Fotografi 34,60 44,68 20,72 100,00 25,71 52,15 22,15 100,00 Kriya 63,89 32,37 3,74 100,00 63,78 31,51 4,71 100,00 Kuliner 65,97 30,62 3,41 100,00 65,70 30,32 3,98 100,00 Musik 45,68 35,18 19,14 100,00 35,77 42,28 21,95 100,00 Fashion 54,50 39,80 5,70 100,00 54,14 39,41 6,45 100,00 Aplikasi dan Game Developer 5,17 23,88 70,95 100,00 8,24 18,69 73,07 100,00 Penerbitan 24,84 52,32 22,83 100,00 20,42 54,63 24,95 100,00 Periklanan 9,24 41,88 48,88 100,00 11,68 38,78 49,53 100,00 Televisi dan Radio Seni Pertunjukan 6,39 45,30 48,31 100,00 5,13 48,17 46,70 100,00 48,92 39,70 11,38 100,00 36,19 33,94 29,87 100,00 Seni Rupa 38,64 37,61 23,75 100,00 20,37 40,52 39,11 100,00 Total 59,96 34,33 5,70 100,00 59,53 33,80 6,67 100,00

133 100 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 4.1 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kategori Lapangan Usaha, LAPANGAN USAHA A. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan B. Pertambangan dan Penggalian C. Industri Pengolahan D. Pengadaan Listrik dan Gas E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang F. Konstruksi G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil H. Transportasi dan Pergudangan I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum J. Informasi dan Komunikasi K. Jasa Keuangan dan Asuransi L. Real Estate M,N. Jasa Perusahaan O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial P. Jasa Pendidikan Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial R, S, T, U. Jasa Lainnya Total

134 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 4.2 Jumlah Penduduk Bekerja Menurut Menurut Kategori Lapangan Usaha Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 LAPANGAN USAHA Semua sektor Sektor ekonomi kreatif (1) (2) (3) A. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan B. Pertambangan dan Penggalian C. Industri Pengolahan D. Pengadaan Listrik dan Gas E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang F. Konstruksi G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil H. Transportasi dan Pergudangan I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum J. Informasi dan Komunikasi K. Jasa Keuangan dan Asuransi L. Real Estate M,N. Jasa Perusahaan O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial P. Jasa Pendidikan Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial R, S, T, U. Jasa Lainnya Total

135 102 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 5.1 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Status Pekerjaan, STATUS PEKERJAAN Total Berusaha sendiri Berusaha dibantu buruh tidak tetap Berusaha dibantu buruh tetap Buruh/karyawan/ pegawai Pekerja bebas Pekerja keluarga Laki-laki Berusaha sendiri Berusaha dibantu buruh tidak tetap Berusaha dibantu buruh tetap Buruh/karyawan/ pegawai Pekerja bebas Pekerja keluarga Perempuan Berusaha sendiri Berusaha dibantu buruh tidak tetap Berusaha dibantu buruh tetap Buruh/karyawan/ pegawai Pekerja bebas Pekerja keluarga Perkotaan Berusaha sendiri Berusaha dibantu buruh tidak tetap Berusaha dibantu buruh tetap Buruh/karyawan/ pegawai Pekerja bebas Pekerja keluarga Perdesaan Berusaha sendiri Berusaha dibantu buruh tidak tetap Berusaha dibantu buruh tetap Buruh/karyawan/ pegawai Pekerja bebas Pekerja keluarga

136 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 5.1 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Status Pekerjaan, STATUS PEKERJAAN Total Berusaha sendiri Berusaha dibantu buruh tidak tetap Berusaha dibantu buruh tetap Buruh/karyawan/ pegawai Pekerja bebas Pekerja keluarga Laki-laki Berusaha sendiri Berusaha dibantu buruh tidak tetap Berusaha dibantu buruh tetap Buruh/karyawan/ pegawai Pekerja bebas Pekerja keluarga Perempuan Berusaha sendiri Berusaha dibantu buruh tidak tetap Berusaha dibantu buruh tetap Buruh/karyawan/ pegawai Pekerja bebas Pekerja keluarga Perkotaan Berusaha sendiri Berusaha dibantu buruh tidak tetap Berusaha dibantu buruh tetap Buruh/karyawan/ pegawai Pekerja bebas Pekerja keluarga Perdesaan Berusaha sendiri Berusaha dibantu buruh tidak tetap Berusaha dibantu buruh tetap Buruh/karyawan/ pegawai Pekerja bebas Pekerja keluarga

137 104 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 5.2 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Status Pekerjaan dan Jenis Kelamin, STATUS PEKERJAAN Berusaha sendiri Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total Berusaha dibantu buruh tidak tetap 41,06 58,94 100,00 37,27 62,73 100,00 51,67 48,33 100,00 51,24 48,76 100,00 Berusaha dibantu buruh tetap 68,33 31,67 100,00 68,48 31,52 100,00 Buruh/ karyawan/ 54,27 45,73 100,00 52,57 47,43 100,00 pegawai Pekerja bebas 41,17 58,83 100,00 39,67 60,33 100,00 Pekerja keluarga 22,40 77,60 100,00 22,74 77,26 100,00 Total 47,67 52,33 100,00 46,10 53,90 100,00 Lampiran 5.2 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Status Pekerjaan dan Jenis Kelamin, (Lanjutan) STATUS PEKERJAAN Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total Berusaha sendiri 36,30 63,70 100,00 36,20 63,80 100,00 Berusaha dibantu buruh tidak tetap Berusaha dibantu buruh tetap 52,25 47,75 100,00 53,85 46,15 100,00 69,37 30,63 100,00 64,64 35,36 100,00 Buruh/karyawan/pegawai 53,76 46,24 100,00 53,09 46,91 100,00 Pekerja bebas 46,78 53,22 100,00 43,55 56,45 100,00 Pekerja keluarga 24,12 75,88 100,00 22,96 77,04 100,00 Total 46,66 53,34 100,00 46,02 53,98 100,00 Lampiran 5.2 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Status Pekerjaan dan Jenis Kelamin, (Lanjutan) STATUS PEKERJAAN Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total Berusaha sendiri 37,68 62,32 100,00 33,93 66,07 100,00 Berusaha dibantu buruh tidak tetap Berusaha dibantu buruh tetap Buruh/karyawan/ pegawai 52,61 47,39 100,00 46,23 53,77 100,00 67,08 32,92 100,00 67,13 32,87 100,00 52,91 47,09 100,00 52,11 47,89 100,00 Pekerja bebas 47,45 52,55 100,00 42,86 57,14 100,00 Pekerja keluarga 21,90 78,10 100,00 24,30 75,70 100,00 Total 46,32 53,68 100,00 44,26 55,74 100,00

138 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 5.3 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja Menurut Status Pekerjaan dan Jenis Kelamin Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 STATUS PEKERJAAN Semua Sektor Sektor Ekonomi Kreatif Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total Berusaha sendiri 61,05 38,95 100,00 33,93 66,07 100,00 Berusaha dibantu buruh tidak tetap Berusaha dibantu buruh tetap Buruh/karyawan/ pegawai 70,98 29,02 100,00 46,23 53,77 100,00 80,32 19,68 100,00 67,13 32,87 100,00 64,03 35,97 100,00 52,11 47,89 100,00 Pekerja bebas 77,70 22,30 100,00 42,86 57,14 100,00 Pekerja keluarga 26,87 73,13 100,00 24,30 75,70 100,00 Total 61,60 38,40 100,00 44,26 55,74 100,00 Lampiran 5.4 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Status Pekerjaan dan Daerah Tempat Tinggal, STATUS PEKERJAAN Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total Berusaha sendiri 64,29 35,71 100,00 60,92 39,08 100,00 Berusaha dibantu buruh tidak tetap Berusaha dibantu buruh tetap Buruh/karyawan/ pegawai 68,89 31,11 100,00 59,23 40,77 100,00 78,87 21,13 100,00 80,29 19,71 100,00 80,07 19,93 100,00 79,60 20,40 100,00 Pekerja bebas 57,46 42,54 100,00 57,22 42,78 100,00 Pekerja keluarga 66,06 33,94 100,00 62,07 37,93 100,00 Total 72,36 27,64 100,00 70,26 29,74 100,00 Lampiran 5.4 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Status Pekerjaan dan Daerah Tempat Tinggal, (Lanjutan) STATUS PEKERJAAN Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total Berusaha sendiri 60,56 39,44 100,00 60,75 39,25 100,00 Berusaha dibantu buruh tidak tetap Berusaha dibantu buruh tetap Buruh/karyawan/ pegawai 64,16 35,84 100,00 65,25 34,75 100,00 78,69 21,31 100,00 79,90 20,10 100,00 79,83 20,17 100,00 78,85 21,15 100,00 Pekerja bebas 59,77 40,23 100,00 49,21 50,79 100,00 Pekerja keluarga 60,81 39,19 100,00 67,92 32,08 100,00 Total 70,49 29,51 100,00 70,63 29,37 100,00

139 106 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 5.4 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Status Pekerjaan dan Daerah Tempat Tinggal, (Lanjutan) STATUS PEKERJAAN Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total Berusaha sendiri 63,86 36,14 100,00 63,05 36,95 100,00 Berusaha dibantu buruh tidak tetap Berusaha dibantu buruh tetap Buruh/karyawan/ pegawai 65,37 34,63 100,00 62,11 37,89 100,00 81,70 18,30 100,00 81,09 18,91 100,00 79,97 20,03 100,00 76,65 23,35 100,00 Pekerja bebas 55,74 44,26 100,00 61,91 38,09 100,00 Pekerja keluarga 68,94 31,06 100,00 68,95 31,05 100,00 Total 72,26 27,74 100,00 70,28 29,72 100,00 Lampiran 5.5 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja Menurut Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 STATUS PEKERJAAN Semua Sektor Sektor Ekonomi Kreatif Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total Berusaha sendiri 52,55 47,45 100,00 63,05 36,95 100,00 Berusaha dibantu buruh tidak tetap Berusaha dibantu buruh tetap Buruh/karyawan/ pegawai 31,67 68,33 100,00 62,11 37,89 100,00 63,09 36,91 100,00 81,09 18,91 100,00 69,51 30,49 100,00 76,65 23,35 100,00 Pekerja bebas 41,27 58,73 100,00 61,91 38,09 100,00 Pekerja keluarga 30,98 69,02 100,00 68,95 31,05 100,00 Total 51,92 48,08 100,00 70,28 29,72 100,00

140 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 5.6 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kegiatan Formal/Informal, KEGIATAN Total Formal Informal Laki-laki Formal Informal Perempuan Formal Informal Perkotaan Formal Informal Perdesaan Formal Informal

141 108 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 5.7 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kegiatan Formal/Informal dan Jenis Kelamin, KEGIATAN Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total Formal 55,74 44,26 100,00 54,16 45,84 100,00 Informal 40,55 59,45 100,00 37,73 62,27 100,00 Total 47,67 52,33 100,00 46,10 53,90 100,00 Lampiran 5.7 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kegiatan Formal/Informal dan Jenis Kelamin, (Lanjutan) KEGIATAN Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total Formal 55,30 44,70 100,00 54,35 45,65 100,00 Informal 38,28 61,72 100,00 38,11 61,89 100,00 Total 46,66 53,34 100,00 46,02 53,98 100,00 Lampiran 5.7 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kegiatan Formal/Informal dan Jenis Kelamin, (Lanjutan) KEGIATAN Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total Formal 54,41 45,59 100,00 53,92 46,08 100,00 Informal 38,69 61,31 100,00 35,55 64,45 100,00 Total 46,32 53,68 100,00 44,26 55,74 100,00

142 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 5.8 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja Menurut Kegiatan Formal/Informal dan Jenis Kelamin Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 KEGIATAN Semua Sektor Sektor Ekonomi Kreatif Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total Formal 65,45 34,55 100,00 53,92 46,08 100,00 Informal 58,77 41,23 100,00 35,55 64,45 100,00 Total 61,60 38,40 100,00 44,26 55,74 100,00 Lampiran 5.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kegiatan Formal/Informal dan Daerah Tempat Tinggal, KEGIATAN Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total Formal 79,95 20,05 100,00 79,67 20,33 100,00 Informal 65,67 34,33 100,00 60,50 39,50 100,00 Total 72,36 27,64 100,00 70,26 29,74 100,00 Lampiran 5.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kegiatan Formal/Informal dan Jenis Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal, (Lanjutan) KEGIATAN Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total Formal 79,71 20,29 100,00 78,97 21,03 100,00 Informal 61,55 38,45 100,00 62,72 37,28 100,00 Total 70,49 29,51 100,00 70,63 29,37 100,00 Lampiran 5.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kegiatan Formal/Informal dan Jenis Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal, (Lanjutan) KEGIATAN Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total Formal 80,15 19,85 100,00 77,18 22,82 100,00 Informal 64,82 35,18 100,00 64,05 35,95 100,00 Total 72,26 27,74 100,00 70,28 29,72 100,00

143 110 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 5.10 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja Menurut Kegiatan Formal/Informal dan Daerah Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 KEGIATAN Semua Sektor Sektor Ekonomi Kreatif Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total Formal 68,95 31,05 100,00 77,18 22,82 100,00 Informal 39,39 60,61 100,00 64,05 35,95 100,00 Total 51,92 48,08 100,00 70,28 29,72 100,00 Lampiran 5.11 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Sub Sektor Ekonomi Kreatif dan Kegiatan Formal/ Informal, SUBSEKTOR Formal Arsitektur Desain Film, Animasi, dan Video Fotografi Kriya Kuliner Musik Fashion Aplikasi dan Game Developer Penerbitan Periklanan Televisi dan Radio Seni Pertunjukan Seni Rupa

144 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 5.11 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Sub Sektor Ekonomi Kreatif dan Kegiatan Formal/Informal, (Lanjutan) SUBSEKTOR Informal Arsitektur Desain Film, Animasi, dan Video Fotografi Kriya Kuliner Musik Fashion Aplikasi dan Game Developer Penerbitan Periklanan Televisi dan Radio Seni Pertunjukan Seni Rupa

145 112 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 5.12 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Kegiatan Formal/ Informal, SUBSEKTOR Formal Informal Total Formal Informal Total Arsitektur 83,99 16,01 100,00 90,94 9,06 100,00 Desain 83,83 16,17 100,00 70,37 29,63 100,00 Film, Animasi, dan Video 91,27 8,73 100,00 94,56 5,44 100,00 Fotografi 49,31 50,69 100,00 53,00 47,00 100,00 Kriya 53,98 46,02 100,00 58,19 41,81 100,00 Kuliner 29,02 70,98 100,00 31,18 68,82 100,00 Musik 55,59 44,41 100,00 53,11 46,89 100,00 Fashion 61,47 38,53 100,00 66,35 33,65 100,00 Aplikasi dan Game Developer 85,68 14,32 100,00 76,27 23,73 100,00 Penerbitan 75,50 24,50 100,00 84,26 15,74 100,00 Periklanan 91,15 8,85 100,00 90,65 9,35 100,00 Televisi dan Radio 90,99 9,01 100,00 99,78 0,22 100,00 Seni Pertunjukan 59,76 40,24 100,00 58,54 41,46 100,00 Seni Rupa 59,16 40,84 100,00 69,31 30,69 100,00 Total 46,88 53,12 100,00 50,93 49,07 100,00

146 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 5.12 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Kegiatan Formal/ Informal, (Lanjutan) SUBSEKTOR Formal Informal Total Formal Informal Total Arsitektur 80,23 19,77 100,00 77,80 22,20 100,00 Desain 46,44 53,56 100,00 68,20 31,80 100,00 Film, Animasi, dan Video 92,51 7,49 100,00 85,67 14,33 100,00 Fotografi 46,16 53,84 100,00 49,86 50,14 100,00 Kriya 58,99 41,01 100,00 58,45 41,55 100,00 Kuliner 29,85 70,15 100,00 28,73 71,27 100,00 Musik 48,67 51,33 100,00 49,69 50,31 100,00 Fashion 65,52 34,48 100,00 68,78 31,22 100,00 Aplikasi dan Game Developer 81,37 18,63 100,00 86,96 13,04 100,00 Penerbitan 81,42 18,58 100,00 83,46 16,54 100,00 Periklanan 84,48 15,52 100,00 86,55 13,45 100,00 Televisi dan Radio Seni Pertunjukan 98,00 2,00 100,00 98,81 1,19 100,00 57,68 42,32 100,00 53,50 46,50 100,00 Seni Rupa 56,62 43,38 100,00 43,48 56,52 100,00 Total 49,26 50,74 100,00 48,71 51,29 100,00

147 114 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 5.12 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Kegiatan Formal/ Informal, (Lanjutan) SUBSEKTOR Formal Informal Total Formal Informal Total Arsitektur 82,27 17,73 100,00 82,31 17,69 100,00 Desain 78,47 21,53 100,00 93,78 6,22 100,00 Film, Animasi, dan Video 90,44 9,56 100,00 85,73 14,27 100,00 Fotografi 58,74 41,26 100,00 56,94 43,06 100,00 Kriya 56,48 43,52 100,00 53,52 46,48 100,00 Kuliner 30,17 69,83 100,00 31,23 68,77 100,00 Musik 56,34 43,66 100,00 53,77 46,23 100,00 Fashion 68,85 31,15 100,00 65,25 34,75 100,00 Aplikasi dan Game Developer 77,99 22,01 100,00 68,84 31,16 100,00 Penerbitan 81,61 18,39 100,00 79,46 20,54 100,00 Periklanan 86,14 13,86 100,00 87,40 12,60 100,00 Televisi dan Radio Seni Pertunjukan 96,20 3,80 100,00 97,14 2,86 100,00 62,63 37,37 100,00 74,66 25,34 100,00 Seni Rupa 63,78 36,22 100,00 79,32 20,68 100,00 Total 48,56 51,44 100,00 47,40 52,60 100,00

148 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 6.1 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Jenis Pekerjaan, JENIS PEKERJAAN Tenaga Profesional, Teknisi Dan Tenaga Lain Ybdi Tenaga Kepemimpinan Dan Ketatalaksanaan Pejabat Pelaksana, Tenaga Tata Usaha Dan Tenaga Ybdi 4. Tenaga Usaha Penjualan Tenaga Usaha Jasa T U Tani, Kebun, Ternak2, Ikan, Hutan Dan Perburuan /8/9. Tenaga Produksi Op Alat Angkutan Dan Pekerja Kasar X/00. Lainnya TOTAL

149 116 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 6.2 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Jenis Pekerjaan dan Jenis Kelamin, JENIS PEKERJAAN Laki-Laki Tenaga Profesional, Teknisi Dan Tenaga Lain Ybdi 2. Tenaga Kepemimpinan Dan Ketatalaksanaan 3. Pejabat Pelaksana, Tenaga Tata Usaha Dan Tenaga Ybdi 4. Tenaga Usaha Penjualan 5. Tenaga Usaha Jasa 6. T U Tani, Kebun, Ternak2, Ikan, Hutan Dan Perburuan 7/8/9. Tenaga Produksi Op Alat Angkutan Dan Pekerja Kasar X/00. Lainnya Perempuan Tenaga Profesional, Teknisi Dan Tenaga Lain Ybdi 2. Tenaga Kepemimpinan Dan Ketatalaksanaan 3. Pejabat Pelaksana, Tenaga Tata Usaha Dan Tenaga Ybdi 4. Tenaga Usaha Penjualan 5. Tenaga Usaha Jasa 6. T U Tani, Kebun, Ternak2, Ikan, Hutan Dan Perburuan 7/8/9. Tenaga Produksi Op Alat Angkutan Dan Pekerja Kasar X/00. Lainnya

150 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 6.3 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Jenis Pekerjaan dan Daerah Tempat Tinggal, JENIS PEKERJAAN Perkotaan Tenaga Profesional, Teknisi Dan Tenaga Lain Ybdi 2. Tenaga Kepemimpinan Dan Ketatalaksanaan 3. Pejabat Pelaksana, Tenaga Tata Usaha Dan Tenaga Ybdi 4. Tenaga Usaha Penjualan 5. Tenaga Usaha Jasa 6. T U Tani, Kebun, Ternak2, Ikan, Hutan Dan Perburuan 7/8/9. Tenaga Produksi Op Alat Angkutan Dan Pekerja Kasar X/00. Lainnya Perdesaan Tenaga Profesional, Teknisi Dan Tenaga Lain Ybdi 2. Tenaga Kepemimpinan Dan Ketatalaksanaan 3. Pejabat Pelaksana, Tenaga Tata Usaha Dan Tenaga Ybdi 4. Tenaga Usaha Penjualan 5. Tenaga Usaha Jasa 6. T U Tani, Kebun, Ternak2, Ikan, Hutan Dan Perburuan 7/8/9. Tenaga Produksi Op Alat Angkutan Dan Pekerja Kasar X/00. Lainnya

151 118 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 6.4 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Jenis Pekerjaan dan Jenis Kelamin, JENIS PEKERJAAN Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total 1. Tenaga Profesional, Teknisi Dan Tenaga Lain Ybdi 2. Tenaga Kepemimpinan Dan Ketatalaksanaan 3. Pejabat Pelaksana, Tenaga Tata Usaha Dan Tenaga Ybdi 71,86 28,14 100,00 64,18 35,82 100,00 72,20 27,80 100,00 81,72 18,28 100,00 46,61 53,39 100,00 48,99 51,01 100,00 4. Tenaga Usaha Penjualan 44,41 55,59 100,00 43,31 56,69 100,00 5. Tenaga Usaha Jasa 53,06 46,94 100,00 51,89 48,11 100,00 6. T U Tani, Kebun, Ternak2, Ikan, Hutan Dan Perburuan 7/8/9. Tenaga Produksi Op Alat Angkutan Dan Pekerja Kasar ,13 52,87 100,00 45,34 54,66 100,00 X/00. Lainnya Total 47,67 52,33 100,00 46,10 53,90 100,00 Lampiran 6.4 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Jenis Pekerjaan dan Jenis Kelamin, (Lanjutan) JENIS PEKERJAAN Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total 1. Tenaga Profesional, Teknisi Dan Tenaga Lain Ybdi 2. Tenaga Kepemimpinan Dan Ketatalaksanaan 3. Pejabat Pelaksana, Tenaga Tata Usaha Dan Tenaga Ybdi 4. Tenaga Usaha Penjualan 5. Tenaga Usaha Jasa 6. T U Tani, Kebun, Ternak2, Ikan, Hutan Dan Perburuan 7/8/9. Tenaga Produksi Op Alat Angkutan Dan Pekerja Kasar 74,81 25,19 100,00 70,82 29,18 100,00 76,15 23,85 100,00 74,74 25,26 100,00 46,64 53,36 100,00 43,55 56,45 100,00 42,52 57,48 100,00 41,52 58,48 100,00 51,56 48,44 100,00 52,65 47,35 100, ,35 53,65 100,00 46,39 53,61 100,00 X/00. Lainnya Total 46,66 53,34 100,00 46,02 53,98 100,00

152 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 6.4 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Jenis Pekerjaan dan Jenis Kelamin, (Lanjutan) JENIS PEKERJAAN Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total 1. Tenaga Profesional, Teknisi Dan Tenaga Lain Ybdi 2. Tenaga Kepemimpinan Dan Ketatalaksanaan 3. Pejabat Pelaksana, Tenaga Tata Usaha Dan Tenaga Ybdi 4. Tenaga Usaha Penjualan 5. Tenaga Usaha Jasa 6. T U Tani, Kebun, Ternak2, Ikan, Hutan Dan Perburuan 7/8/9. Tenaga Produksi Op Alat Angkutan Dan Pekerja Kasar 71,53 28,47 100,00 68,02 31,98 100,00 74,33 25,67 100,00 74,87 25,13 100,00 46,11 53,89 100,00 45,24 54,76 100,00 42,71 57,29 100,00 42,96 57,04 100,00 52,11 47,89 100,00 43,51 56,49 100, ,75 7,25 100,00 45,86 54,14 100,00 43,11 56,89 100,00 X/00. Lainnya Total 46,32 53,68 100,00 44,26 55,74 100,00 Lampiran 6.5 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja Menurut Jenis Pekerjaan dan Jenis Kelamin Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif Tahun 2016 JENIS PEKERJAAN Semua Sektor Sektor Ekonomi Kreatif Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total 1. Tenaga Profesional, Teknisi Dan Tenaga Lain Ybdi 43,87 56,13 100,00 68,02 31,98 100,00 2. Tenaga Kepemimpinan Dan Ketatalaksanaan 3. Pejabat Pelaksana, Tenaga Tata Usaha Dan Tenaga Ybdi 4. Tenaga Usaha Penjualan 83,00 17,00 100,00 74,87 25,13 100,00 55,92 44,08 100,00 45,24 54,76 100,00 47,66 52,34 100,00 42,96 57,04 100,00 5. Tenaga Usaha Jasa 38,58 61,42 100,00 43,51 56,49 100,00 6. T U Tani, Kebun, Ternak2, Ikan, Hutan Dan Perburuan 7/8/9. Tenaga Produksi Op Alat Angkutan Dan Pekerja Kasar 63,29 36,71 100, ,04 24,96 100,00 43,11 56,89 100,00 X/00. Lainnya 96,61 3,39 100,00 92,75 7,25 100,00 Total 61,60 38,40 100,00 44,26 55,74 100,00

153 120 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 6.6 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Jenis Pekerjaan dan Daerah Tempat Tinggal, JENIS PEKERJAAN Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total 1. Tenaga Profesional, Teknisi Dan Tenaga Lain Ybdi 2. Tenaga Kepemimpinan Dan Ketatalaksanaan 3. Pejabat Pelaksana, Tenaga Tata Usaha Dan Tenaga Ybdi 4. Tenaga Usaha Penjualan 83,85 16,15 100,00 74,19 25,81 100,00 91,97 8,03 100,00 89,81 10,19 100,00 94,72 5,28 100,00 94,21 5,79 100,00 73,23 26,77 100,00 71,96 28,04 100,00 5. Tenaga Usaha Jasa 79,92 20,08 100,00 78,10 21,90 100,00 6. T U Tani, Kebun, Ternak2, Ikan, Hutan Dan Perburuan 7/8/9. Tenaga Produksi Op Alat Angkutan Dan Pekerja Kasar ,42 31,58 100,00 66,32 33,68 100,00 X/00. Lainnya Total 72,36 27,64 100,00 70,26 29,74 100,00 Lampiran 6.6 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Jenis Pekerjaan dan Daerah Tempat Tinggal, (Lanjutan) JENIS PEKERJAAN Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total 1. Tenaga Profesional, Teknisi Dan Tenaga Lain Ybdi 2. Tenaga Kepemimpinan Dan Ketatalaksanaan 81,51 18,49 100,00 76,29 23,71 100,00 84,58 15,42 100,00 91,14 8,86 100,00 3. Pejabat Pelaksana, Tenaga Tata Usaha Dan Tenaga Ybdi 4. Tenaga Usaha Penjualan 94,23 5,77 100,00 95,15 4,85 100,00 71,55 28,45 100,00 72,18 27,82 100,00 5. Tenaga Usaha Jasa 77,53 22,47 100,00 78,71 21,29 100,00 6. T U Tani, Kebun, Ternak2, Ikan, Hutan Dan Perburuan 7/8/9. Tenaga Produksi Op Alat Angkutan Dan Pekerja Kasar ,48 33,52 100,00 66,07 33,93 100,00 X/00. Lainnya Total 70,49 29,51 100,00 70,63 29,37 100,00

154 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 6.6 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Jenis Pekerjaan dan Daerah Tempat Tinggal, (Lanjutan) JENIS PEKERJAAN Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total 1. Tenaga Profesional, Teknisi Dan Tenaga Lain Ybdi 2. Tenaga Kepemimpinan Dan Ketatalaksanaan 3. Pejabat Pelaksana, Tenaga Tata Usaha Dan Tenaga Ybdi 4. Tenaga Usaha Penjualan 79,65 20,35 100,00 74,21 25,79 100,00 89,15 10,85 100,00 93,56 6,44 100,00 94,35 5,65 100,00 81,76 18,24 100,00 73,96 26,04 100,00 72,04 27,96 100,00 5. Tenaga Usaha Jasa 79,48 20,52 100,00 74,10 25,90 100,00 6. T U Tani, Kebun, Ternak2, Ikan, Hutann Dan Perburuan 7/8/9. Tenaga Produksi Op Alat Angkutan Dan Pekerja Kasar ,97 18,03 100,00 67,53 32,47 100,00 67,28 32,72 100,00 X/00. Lainnya ,97 18,03 100,00 Total 72,26 27,74 100,00 70,28 29,72 100,00 Lampiran 6.7 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja Menurut Jenis Pekerjaan dan Daerah Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 JENIS PEKERJAAN Semua Sektor Sektor Ekonomi Kreatif Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total 1. Tenaga Profesional, Teknisi Dan Tenaga Lain Ybdi 2. Tenaga Kepemimpinan Dan Ketatalaksanaan 3. Pejabat Pelaksana, Tenaga Tata Usaha Dan Tenaga Ybdi 4. Tenaga Usaha Penjualan 66,55 33,45 100,00 74,21 25,79 100,00 73,14 26,86 100,00 93,56 6,44 100,00 77,52 22,48 100,00 81,76 18,24 100,00 67,23 32,77 100,00 72,04 27,96 100,00 5. Tenaga Usaha Jasa 75,02 24,98 100,00 74,10 25,90 100,00 6. T U Tani, Kebun, Ternak2, Ikan, Hutann Dan Perburuan 7/8/9. Tenaga Produksi Op Alat Angkutan Dan Pekerja Kasar 19,95 80,05 100, ,10 38,90 100,00 67,28 32,72 100,00 X/00. Lainnya 75,84 24,16 100,00 81,97 18,03 100,00 Total 51,92 48,08 100,00 70,28 29,72 100,00

155 122 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 6.8 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kategori White/Blue Collar, WHITE/BLUE COLLAR Total White Collar Blue Collar Laki-laki White Collar Blue Collar Perempuan White Collar Blue Collar Perkotaan White Collar Blue Collar Perdesaan White Collar Blue Collar

156 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 6.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kategori White/Blue Collar dan Jenis Kelamin, WHITE/BLUE COLLAR Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total White Collar 61,26 38,74 100,00 59,12 40,88 100,00 Blue Collar 46,54 53,46 100,00 45,08 54,92 100,00 Total 47,67 52,33 100,00 46,10 53,90 100,00 Lampiran 6.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kategori White/Blue Collar dan Jenis Kelamin, (Lanjutan) WHITE/BLUE COLLAR Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total White Collar 62,87 37,13 100,00 59,12 40,88 100,00 Blue Collar 45,32 54,68 100,00 44,97 55,03 100,00 Total 46,66 53,34 100,00 46,02 53,98 100,00 Lampiran 6.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kategori White/Blue Collar dan Jenis Kelamin, (Lanjutan) WHITE/BLUE COLLAR Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total White Collar 60,26 39,74 100,00 56,27 43,73 100,00 Blue Collar 45,14 54,86 100,00 43,37 56,63 100,00 Total 46,32 53,68 100,00 44,26 55,74 100,00 Lampiran 6.10 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja Menurut Menurut Kategori White/Blue Collar dan Jenis Kelamin Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif Tahun 2016 WHITE/BLUE COLLAR Semua Sektor Sektor Ekonomi Kreatif Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total White Collar 52,41 47,59 100,00 56,27 43,73 100,00 Blue Collar 63,22 36,78 100,00 43,37 56,63 100,00 Total 61,60 38,40 100,00 44,26 55,74 100,00

157 124 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 6.11 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kategori White/Blue Collar dan Daerah Tempat Tinggal, WHITE/BLUE COLLAR Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total White Collar 89,85 10,15 100,00 85,70 14,30 100,00 Blue Collar 70,91 29,09 100,00 69,04 30,96 100,00 Total 72,36 27,64 100,00 70,26 29,74 100,00 Lampiran 6.11 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kategori White/Blue Collar dan Daerah Tempat Tinggal, (Lanjutan) WHITE/BLUE COLLAR Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total White Collar 87,47 12,53 100,00 86,49 13,51 100,00 Blue Collar 69,09 30,91 100,00 69,36 30,64 100,00 Total 70,49 29,51 100,00 70,63 29,37 100,00 Lampiran 6.11 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kategori White/Blue Collar dan Daerah Tempat Tinggal, (Lanjutan) WHITE/BLUE COLLAR Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total White Collar 87,73 12,27 100,00 80,43 19,57 100,00 Blue Collar 70,95 29,05 100,00 69,52 30,48 100,00 Total 72,26 27,74 100,00 70,28 29,72 100,00 Lampiran 6.12 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja Menurut Menurut Kategori White/Blue Collar dan Daerah Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 WHITE/BLUE COLLAR Semua Sektor Sektor Ekonomi Kreatif Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total White Collar 72,04 27,96 100,00 80,43 19,57 100,00 Blue Collar 48,38 51,62 100,00 69,52 30,48 100,00 Total 51,92 48,08 100,00 70,28 29,72 100,00

158 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 6.13 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Kategori White/Blue Collar, SUBSEKTOR White Collar Arsitektur Desain Film, Animasi, dan Video Fotografi Kriya Kuliner Musik Fashion Aplikasi dan Game Developer Penerbitan Periklanan Televisi dan Radio Seni Pertunjukan Seni Rupa Lampiran 6.13 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Kategori White/Blue Collar, (Lanjutan) SUBSEKTOR Blue Collar Arsitektur Desain Film, Animasi, dan Video Fotografi Kriya Kuliner Musik Fashion Aplikasi dan Game Developer Penerbitan Periklanan Televisi dan Radio Seni Pertunjukan Seni Rupa

159 126 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 6.14 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Kategori White/ Blue Collar, SUBSEKTOR White Collar Blue Collar Total White Collar Blue Collar Total Arsitektur 87,42 12,58 100,00 85,66 14,34 100,00 Desain 53,08 46,92 100,00 21,23 78,77 100,00 Film, Animasi, dan Video 59,74 40,26 100,00 55,92 44,08 100,00 Fotografi 28,40 71,60 100,00 27,26 72,74 100,00 Kriya 4,79 95,21 100,00 5,34 94,66 100,00 Kuliner 3,10 96,90 100,00 2,90 97,10 100,00 Musik 60,58 39,42 100,00 28,51 71,49 100,00 Fashion 7,86 92,14 100,00 7,29 92,71 100,00 Aplikasi dan Game Developer 82,44 17,56 100,00 86,91 13,09 100,00 Penerbitan 23,31 76,69 100,00 25,51 74,49 100,00 Arsitektur 76,57 23,43 100,00 63,23 36,77 100,00 Desain Interior 73,85 26,15 100,00 63,52 36,48 100,00 Desain Komunikasi Visual 73,67 26,33 100,00 61,40 38,60 100,00 Desain Produk 34,98 65,02 100,00 33,36 66,64 100,00 Film, Animasi, dan Video 7,67 92,33 100,00 7,29 92,71 100,00 Fotografi 87,42 12,58 100,00 85,66 14,34 100,00 Total 7,67 92,33 100,00 7,29 02,71 100,00 Lampiran 6.14 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Kategori White/ Blue Collar, (Lanjutan) SUBSEKTOR White Collar Blue Collar Total White Collar Blue Collar Total Arsitektur 83,89 16,11 100,00 87,56 12,44 100,00 Desain 29,56 70,44 100,00 36,24 63,76 100,00 Film, Animasi, dan Video 57,79 42,21 100,00 43,50 56,50 100,00 Fotografi 21,59 78,41 100,00 20,79 79,21 100,00 Kriya 5,63 94,37 100,00 4,94 95,06 100,00 Kuliner 3,30 96,70 100,00 2,68 97,32 100,00 Musik 60,98 39,02 100,00 26,30 73,70 100,00 Fashion 7,50 92,50 100,00 8,30 91,70 100,00 Aplikasi dan Game Developer 83,49 16,51 100,00 85,09 14,91 100,00 Penerbitan 26,55 73,45 100,00 28,32 71,68 100,00 Arsitektur 48,79 51,21 100,00 69,83 30,17 100,00 Desain Interior 61,25 38,75 100,00 70,77 29,23 100,00 Desain Komunikasi Visual 56,07 43,93 100,00 64,70 35,30 100,00 Desain Produk 33,69 66,31 100,00 53,60 46,40 100,00 Film, Animasi, dan Video 7,64 92,36 100,00 7,41 92,59 100,00 Fotografi 83,89 16,11 100,00 87,56 12,44 100,00 Total 7,64 92,36 100,00 7,41 92,59 100,00

160 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 6.14 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Kategori White/ Blue Collar, (Lanjutan) SUBSEKTOR White Blue White Blue Total Total Collar Collar Collar Collar Arsitektur 95,97 4,03 100,00 81,14 18,86 100,00 Desain 41,09 58,91 100,00 57,58 42,42 100,00 Film, Animasi, dan Video 32,26 67,74 100,00 66,17 33,83 100,00 Fotografi 33,22 66,78 100,00 33,70 66,30 100,00 Kriya 5,29 94,71 100,00 5,69 94,31 100,00 Kuliner 3,03 96,97 100,00 2,67 97,33 100,00 Musik 50,19 49,81 100,00 40,91 59,09 100,00 Fashion 8,46 91,54 100,00 5,11 94,89 100,00 Aplikasi dan Game Developer 90,17 9,83 100,00 74,57 25,43 100,00 Penerbitan 29,19 70,81 100,00 31,44 68,56 100,00 Arsitektur 73,05 26,95 100,00 89,45 10,55 100,00 Desain Interior 73,91 26,09 100,00 48,13 51,87 100,00 Desain Komunikasi Visual 67,07 32,93 100,00 75,98 24,02 100,00 Desain Produk 44,11 55,89 100,00 50,36 49,64 100,00 Film, Animasi, dan Video 7,81 92,19 100,00 6,91 93,09 100,00 Fotografi 95,97 4,03 100,00 81,14 18,86 100,00 Total 7,81 92,19 100,00 6,91 93,09 100,00

161 128 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 7.1 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Jam Kerja, JAM KERJA Total Jam *) Jam Jam Jam Lebih dari 48 Jam Laki-laki Jam *) Jam Jam Jam Lebih dari 48 Jam Perempuan Jam *) Jam Jam Jam Lebih dari 48 Jam Perkotaan Jam *) Jam Jam Jam Lebih dari 48 Jam Perdesaan Jam *) Jam Jam Jam Lebih dari 48 Jam Ket: *) Termasuk sementara tidak bekerja

162 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 7.2 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Jam Kerja dan Jenis Kelamin, JAM KERJA Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total 0 *) 40,10 59,90 100,00 37,12 62,88 100, ,99 71,01 100,00 25,05 74,95 100, ,42 68,58 100,00 30,23 69,77 100, ,02 49,98 100,00 48,88 51,12 100, ,82 45,18 100,00 53,69 46,31 100,00 Total 47,67 52,33 100,00 46,10 53,90 100,00 Ket: *) Termasuk sementara tidak bekerja Lampiran 7.2 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Jam Kerja dan Jenis Kelamin, (Lanjutan) JAM KERJA Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total 0 *) 47,14 52,86 100,00 45,73 54,27 100, ,20 70,80 100,00 24,81 75,19 100, ,57 63,43 100,00 30,94 69,06 100, ,14 50,86 100,00 49,61 50,39 100, ,76 47,24 100,00 51,67 48,33 100,00 Total 46,66 53,34 100,00 46,02 53,98 100,00 Ket: *) Termasuk sementara tidak bekerja Lampiran 7.2 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Jam Kerja dan Jenis Kelamin, (Lanjutan) JAM KERJA Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total 0 *) 43,71 56,29 100,00 39,05 60,95 100, ,04 74,96 100,00 27,81 72,19 100, ,58 71,42 100,00 27,15 72,85 100, ,85 50,15 100,00 47,79 52,21 100, ,34 46,66 100,00 50,47 49,53 100,00 Total 46,32 53,68 100,00 44,26 55,74 100,00 Ket: *) Termasuk sementara tidak bekerja

163 130 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 7.3 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja Menurut Jam Kerja dan Jenis Kelamin Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 JAM KERJA Semua Sektor Sektor Ekonomi Kreatif Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total 0 *) 63,28 36,72 100,00 39,05 60,95 100, ,63 58,37 100,00 27,81 72,19 100, ,76 47,24 100,00 27,15 72,85 100, ,62 33,38 100,00 47,79 52,21 100, ,20 32,80 100,00 50,47 49,53 100,00 Total 61,60 38,40 100,00 44,26 55,74 100,00 Ket: *) Termasuk sementara tidak bekerja Lampiran 7.4 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Jam Kerja dan Daerah Tempat Tinggal, JAM KERJA Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total 0 *) 52,25 47,75 100,00 50,53 49,47 100, ,35 66,65 100,00 33,88 66,12 100, ,43 69,57 100,00 34,31 65,69 100, ,16 45,84 100,00 53,10 46,90 100, ,70 43,30 100,00 58,76 41,24 100,00 Total 48,63 51,37 100,00 49,85 50,15 100,00 Ket: *) Termasuk sementara tidak bekerja Lampiran 7.4 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Jam Kerja dan Daerah Tempat Tinggal, (Lanjutan) JAM KERJA Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total 0 *) 48,51 51,49 100,00 54,61 45,39 100, ,18 60,82 100,00 39,03 60,97 100, ,33 65,67 100,00 32,09 67,91 100, ,62 41,38 100,00 56,62 43,38 100, ,88 40,12 100,00 56,71 43,29 100,00 Total 52,03 47,97 100,00 50,63 49,37 100,00 Ket: *) Termasuk sementara tidak bekerja

164 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 7.4 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Jam Kerja dan Daerah Tempat Tinggal, (Lanjutan) JAM KERJA Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total 0 *) 56,26 43,74 100,00 63,13 36,87 100, ,45 53,55 100,00 50,07 49,93 100, ,61 60,39 100,00 51,45 48,55 100, ,53 37,47 100,00 62,81 37,19 100, ,49 38,51 100,00 63,87 36,13 100,00 Total 56,65 43,35 100,00 60,92 39,08 100,00 Ket: *) Termasuk sementara tidak bekerja Lampiran 7.5 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja Menurut Jam Kerja dan Daerah Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 JAM KERJA Semua Sektor Sektor Ekonomi Kreatif Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total 0 *) 48,20 51,80 100,00 59,26 40,74 100, ,51 63,49 100,00 63,63 36,37 100, ,97 65,03 100,00 61,25 38,75 100, ,74 41,26 100,00 74,09 25,91 100, ,84 38,16 100,00 71,31 28,69 100,00 Total 51,92 48,08 100,00 70,28 29,72 100,00 Ket: *) Termasuk sementara tidak bekerja

165 132 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 7.6 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kategori Excessive Hours, EXCESSIVE HOURS Total Ya Tidak Laki-laki Ya Tidak Perempuan Ya Tidak Perkotaan Ya Tidak Perdesaan Ya Tidak Lampiran 7.7 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kategori Excessive Hours dan Jenis Kelamin, EXCESSIVE HOURS Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total Ya 54,82 45,18 100,00 53,69 46,31 100,00 Tidak 44,16 55,84 100,00 42,69 57,31 100,00 Total 47,67 52,33 100,00 46,10 53,90 100,00 Lampiran 7.7 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kategori Excessive Hours dan Jenis Kelamin, (Lanjutan) EXCESSIVE HOURS Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total Ya 52,76 47,24 100,00 51,67 48,33 100,00 Tidak 44,41 55,59 100,00 43,36 56,64 100,00 Total 46,66 53,34 100,00 46,02 53,98 100,00

166 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 7.7 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kategori Excessive Hours dan Jenis Kelamin, (Lanjutan) EXCESSIVE HOURS Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total Ya 53,34 46,66 100,00 50,47 49,53 100,00 Tidak 43,02 56,98 100,00 41,10 58,90 100,00 Total 46,32 53,68 100,00 44,26 55,74 100,00 Lampiran 7.8 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja Menurut Kategori Excessive Hours dan Jenis Kelamin Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 EXCESSIVE HOURS Semua Sektor Sektor Ekonomi Kreatif Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total Ya 68,62 31,38 100,00 50,47 49,53 100,00 Tidak 58,58 41,42 100,00 41,10 58,90 100,00 Total 61,60 38,40 100,00 44,26 55,74 100,00 Lampiran 7.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kategori Excessive Hours dan Daerah Tempat Tinggal, EXCESSIVE HOURS Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total Ya 75,85 24,15 100,00 74,71 25,29 100,00 Tidak 70,65 29,35 100,00 68,26 31,74 100,00 Total 72,36 27,64 100,00 70,26 29,74 100,00 Lampiran 7.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kategori Excessive Hours dan Daerah Tempat Tinggal, (Lanjutan) EXCESSIVE HOURS Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total Ya 75,88 24,12 100,00 72,98 27,02 100,00 Tidak 68,50 31,50 100,00 69,53 30,47 100,00 Total 70,49 29,51 100,00 70,63 29,37 100,00

167 134 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 7.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kategori Excessive Hours dan Daerah Tempat Tinggal, (Lanjutan) EXCESSIVE HOURS Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total Ya 73,33 26,67 100,00 71,31 28,69 100,00 Tidak 71,76 28,24 100,00 69,75 30,25 100,00 Total 72,26 27,74 100,00 70,28 29,72 100,00 Lampiran 7.10 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja Menurut Kategori Excessive Hours dan Daerah Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 EXCESSIVE HOURS Semua Sektor Sektor Ekonomi Kreatif Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total Ya 57,91 42,09 100,00 71,31 28,69 100,00 Tidak 49,35 50,65 100,00 69,75 30,25 100,00 Total 51,92 48,08 100,00 70,28 29,72 100,00 Lampiran 7.11 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Kategori Excessive Hours, SUBSEKTOR Excessive Hours Arsitektur Desain Film, Animasi, dan Video Fotografi Kriya Kuliner Musik Fashion Aplikasi dan Game Developer Penerbitan Periklanan Televisi dan Radio Seni Pertunjukan Seni Rupa

168 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 7.11 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Kategori Excessive Hours, (Lanjutan) SUBSEKTOR Non Excessive Hours Arsitektur Desain Film, Animasi, dan Video Fotografi Kriya Kuliner Musik Fashion Aplikasi dan Game Developer Penerbitan Periklanan Televisi dan Radio Seni Pertunjukan Seni Rupa Lampiran 7.12 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Kategori Excessive Hours, SUBSEKTOR Excessive Hours Non Excessive Hours Total Excessive Hours Non Excessive Hours Total Arsitektur 13,29 86,71 100,00 23,51 76,49 100,00 Desain 24,58 75,42 100,00 20,82 79,18 100,00 Film, Animasi, dan Video 28,06 71,94 100,00 27,61 72,39 100,00 Fotografi 20,99 79,01 100,00 29,35 70,65 100,00 Kriya 26,59 73,41 100,00 24,93 75,07 100,00 Kuliner 39,70 60,30 100,00 37,39 62,61 100,00 Musik 29,69 70,31 100,00 32,79 67,21 100,00 Fashion 30,68 69,32 100,00 28,61 71,39 100,00 Aplikasi dan Game Developer 18,81 81,19 100,00 16,32 83,68 100,00 Penerbitan 27,14 72,86 100,00 25,63 74,37 100,00 Periklanan 25,38 74,62 100,00 31,24 68,76 100,00 Televisi dan Radio 30,87 69,13 100,00 22,20 77,80 100,00 Seni Pertunjukan 13,43 86,57 100,00 19,47 80,53 100,00 Seni Rupa 31,59 68,41 100,00 32,68 67,32 100,00 Total 13,29 86,71 100,00 23,51 76,49 100,00

169 136 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 7.12 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Kategori Excessive Hours, (Lanjutan) SUBSEKTOR Excessive Hours Non Excessive Hours Total Excessive Hours Non Excessive Hours Total Arsitektur 18,74 81,26 100,00 23,27 76,73 100,00 Desain 23,99 76,01 100,00 10,96 89,04 100,00 Film, Animasi, dan Video 30,37 69,63 100,00 27,61 72,39 100,00 Fotografi 25,70 74,30 100,00 23,79 76,21 100,00 Kriya 20,36 79,64 100,00 23,33 76,67 100,00 Kuliner 35,41 64,59 100,00 41,73 58,27 100,00 Musik 29,54 70,46 100,00 27,68 72,32 100,00 Fashion 20,21 79,79 100,00 25,20 74,80 100,00 Aplikasi dan Game Developer 15,22 84,78 100,00 22,13 77,87 100,00 Penerbitan 23,01 76,99 100,00 21,52 78,48 100,00 Periklanan 18,75 81,25 100,00 6,88 93,12 100,00 Televisi dan Radio 22,97 77,03 100,00 25,28 74,72 100,00 Seni Pertunjukan 28,83 71,17 100,00 19,92 80,08 100,00 Seni Rupa 22,12 77,88 100,00 21,63 78,37 100,00 Total 18,74 81,26 100,00 23,27 76,73 100,00 Lampiran 7.12 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Kegiatan Kategori Excessive Hours, (Lanjutan) SUBSEKTOR Excessive Hours Non Excessive Hours Total Excessive Hours Non Excessive Hours Total Arsitektur 13,02 86,98 100,00 17,88 82,12 100,00 Desain 28,89 71,11 100,00 24,96 75,04 100,00 Film, Animasi, dan Video 21,59 78,41 100,00 12,15 87,85 100,00 Fotografi 26,07 73,93 100,00 30,34 69,66 100,00 Kriya 22,38 77,62 100,00 23,16 76,84 100,00 Kuliner 40,60 59,40 100,00 41,46 58,54 100,00 Musik 36,05 63,95 100,00 30,76 69,24 100,00 Fashion 27,15 72,85 100,00 30,65 69,35 100,00 Aplikasi dan Game Developer 13,60 86,40 100,00 24,97 75,03 100,00 Penerbitan 20,78 79,22 100,00 26,54 73,46 100,00 Periklanan 29,96 70,04 100,00 19,28 80,72 100,00 Televisi dan Radio 17,14 82,86 100,00 32,87 67,13 100,00 Seni Pertunjukan 21,26 78,74 100,00 12,49 87,51 100,00 Seni Rupa 36,41 63,59 100,00 23,86 76,14 100,00 Total 13,02 86,98 100,00 17,88 82,12 100,00

170 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 8.1 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kategori Setengah Penganggura, KATEGORI SETENGAH PENGANGGURAN Setengah Pengangguran Bukan Setengah Pengangguran Total Lampiran 8.2 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif yang Termasuk ke dalam Kategori Setengah Pengangguran Menurut Jenis Kelamin, JENIS KELAMIN Laki-Laki Perempuan Total Lampiran 8.3 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif yang Termasuk ke dalam Kategori Setengah Pengangguran Menurut Daerah Tempat Tinggal, DAERAH TEMPAT TINGGAL Perkotaan Perdesaan Total

171 138 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 8.4 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif yang Termasuk ke dalam Kategori Setengah Pengangguran Menurut Kelompok Umur, JENIS PEKERJAAN Muda (15-24) Dewasa (25-59) Lansia (60+) Total Lampiran 8.5 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif yang Termasuk ke dalam Kategori Setengah Pengangguran Menurut Tingkat Pendidikan, JENIS PEKERJAAN Rendah SMP Ke Bawah) Menengah (SMA Sederajat) Tinggi (Diploma Ke Atas) Total

172 TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF Lampiran 8.6 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif yang Termasuk ke dalam Kategori Setengah Pengangguran Menurut Subsektor, SUBSEKTOR Arsitektur Desain Film, Animasi, dan Video Fotografi Kriya Kuliner Musik Fashion Aplikasi dan Game Developer Penerbitan Periklanan Televisi dan Radio Seni Pertunjukan Seni Rupa Total

173

174

UPAH TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF

UPAH TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF UPAH TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF 2011-2016 UPAH TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF 2011-2016 ISBN: 978-602-438-194-3 No. Publikasi: 04130.1801 No. Katalog: 2305014 Ukuran Buku: 17,6 x 25 cm Jumlah Halaman:

Lebih terperinci

PDRB EKRAF 5 PROVINSI

PDRB EKRAF 5 PROVINSI LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKRAF 5 PROVINSI 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKRAF 5 PROVINSI ISBN: 978-602-438-191-2 No. Publikasi: 07140.1801 No. Katalog: 9302028 Ukuran Buku: 17,6

Lebih terperinci

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016 LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016 ISBN: 978-602-438-190-5 No. Publikasi: 07120.1801 No. Katalog: 9301007 Ukuran Buku: 17,6 x 25 cm Jumlah Halaman:

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017 No. 103/11/Th. XX, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017 A. KEADAAN KETENAGAKERJAAN Agustus 2017: Tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2007) ekonomi gelombang ke-4 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2007) ekonomi gelombang ke-4 adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekonomi kreatif merupakan pengembangan konsep berdasarkan modal kreatifitas yang dapat berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Menurut Presiden Susilo Bambang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai industri gelombang ke-4 setelah pertanian, industri dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai industri gelombang ke-4 setelah pertanian, industri dan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kreatif sering dikemukakan oleh berbagai pakar ekonomi sebagai industri gelombang ke-4 setelah pertanian, industri dan teknologi informasi. Walaupun masih

Lebih terperinci

PROFIL USAHA/ PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF BERDASARKAN SENSUS EKONOMI 2016 (SE2016)

PROFIL USAHA/ PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF BERDASARKAN SENSUS EKONOMI 2016 (SE2016) PROFIL USAHA/ PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF BERDASARKAN SENSUS EKONOMI 2016 (SE2016) PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF ISBN: 978-602-438-196-7 No. Publikasi: 06320.1802 No. Katalog: 9102060 Ukuran

Lebih terperinci

TABEL INPUT OUTPUT UPDATING EKONOMI KREATIF 2014

TABEL INPUT OUTPUT UPDATING EKONOMI KREATIF 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 bpshq@bps.go.id www.bps.go.id BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK No. 53/11/14/Th. XX, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Badan Pusat Statistik Provinsi Riau Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Riau Agustus 2017 Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas sehingga tidak

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas sehingga tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan banyaknya kebutuhan yang diinginkan oleh masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas sehingga tidak terjadinya suatu kelangkaan

Lebih terperinci

Data Statistik dan Hasil Survei EKONOMI KREATIF. Kerjasama Badan Ekonomi Kreatif dan Badan Pusat Statistik

Data Statistik dan Hasil Survei EKONOMI KREATIF. Kerjasama Badan Ekonomi Kreatif dan Badan Pusat Statistik Data Statistik dan Hasil Survei EKONOMI KREATIF Kerjasama Badan Ekonomi Kreatif dan Badan Pusat Statistik KATA PENGANTAR Kami panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala karunia-nya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun masehi, berkembang melalui penemuan mesin-mesin

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun masehi, berkembang melalui penemuan mesin-mesin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah ekonomi di dunia tergambar sejak revolusi industri di Inggris antara tahun 1750-1850 masehi, berkembang melalui penemuan mesin-mesin industri yang mampu menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan perekonomian Indonesia pada dekade 70-an hingga 80-an mengalami

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan perekonomian Indonesia pada dekade 70-an hingga 80-an mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor industri dalam perekonomian suatu negara sudah lama dikenal sebagai salah satu motor penggerak pembangunan ekonomi, hal ini sudah sejak lama menjadi perhatian

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB 1 LATAR BELAKANG BAB 1 LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Pemilihan Usaha Definisi Ekonomi Kreatif menurut Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia adalah penciptaan nilai tambah yang berbasis ide yang

Lebih terperinci

LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKRAF PROVINSI BALI MENURUT LAPANGAN USAHA

LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKRAF PROVINSI BALI MENURUT LAPANGAN USAHA LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKRAF PROVINSI BALI 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA Ukuran Buku: 17,6 x 25 cm Jumlah Halaman: xiv + 146 halaman Naskah: Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Penyunting/Editor:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertama adalah gelombang ekonomi pertanian. Kedua, gelombang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. pertama adalah gelombang ekonomi pertanian. Kedua, gelombang ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peradaban ekonomi dunia terbagi dalam tiga gelombang. Gelombang pertama adalah gelombang ekonomi pertanian. Kedua, gelombang ekonomi industri. Ketiga adalah

Lebih terperinci

Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi Menurut Lapangan Usaha KATA PENGANTAR

Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi Menurut Lapangan Usaha KATA PENGANTAR i ii Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha KATA PENGANTAR Ekonomi kreatif (ekraf) sebagai konsep ekonomi baru yang mengandalkan ide kreatifitas, budaya, dan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK No. 74/11/35/Th.XV, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR Keadaan Ketenagakerjaan Jawa Timur Agustus 2017 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jawa Timur sebesar

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK. Keadaan Ketenagakerjaan NTB Agustus Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3,32 persen

BERITA RESMI STATISTIK. Keadaan Ketenagakerjaan NTB Agustus Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3,32 persen Keadaan Ketenagakerjaan NTB Agustus 2017 No. 74/11/Th. XI, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Keadaan Ketenagakerjaan NTB Agustus 2017 Agustus 2017:

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Ekonomi Kreatif (Berita Negara R

2017, No Peraturan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Ekonomi Kreatif (Berita Negara R No.1015, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BEKRAF. Pemasaran Produk Ekonomi Kreatif Nasional. PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEMASARAN PRODUK EKONOMI KREATIF NASIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berpenduduk terbanyak didunia. Dan juga

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berpenduduk terbanyak didunia. Dan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berpenduduk terbanyak didunia. Dan juga sebagai penghasil sumber daya alam yang melimpah, terutama di sektor pertanian dan perkebunan,

Lebih terperinci

PENTINGNYA PEMETAAN DAN HARMONISASI REGULASI EKONOMI KREATIF

PENTINGNYA PEMETAAN DAN HARMONISASI REGULASI EKONOMI KREATIF PENTINGNYA PEMETAAN DAN HARMONISASI REGULASI EKONOMI KREATIF Dr. Sabartua Tampubolon (sabartua.tampubolon@bekraf.go.id, sabartuatb@gmail.com) Direktur Harmonisasi Regulasi dan Standardisasi Badan Ekonomi

Lebih terperinci

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jambi Agustus 2017

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jambi Agustus 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAMBI Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jambi Agustus 2017 Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka Sebesar 3,87 Persen Jumlah angkatan kerja di Provinsi Jambi pada Agustus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi (e-commerce), dan akhirnya ke ekonomi kreatif (creative economy).

BAB I PENDAHULUAN. informasi (e-commerce), dan akhirnya ke ekonomi kreatif (creative economy). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia telah mengalami krisis ekonomi yang menyebabkan jatuhnya perekonomian nasional. Banyak usaha-usaha skala besar pada berbagai sektor termasuk industri, perdagangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas.industri kreatif tidak hanya menciptakan transaksi ekonomi, tetapi juga transaksi sosial budaya antar negara.

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas.industri kreatif tidak hanya menciptakan transaksi ekonomi, tetapi juga transaksi sosial budaya antar negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini tengah memasuki evolusi baru dalam perekonomiannya, yaitu evolusi ekonomi kreatif, pertumbuhan ekonomi kreatif ini membuka wacana baru bagi

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 No. 64/11/32/Th. XIX, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Agustus 2017 : Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Sulawesi Tenggara Agustus 2017 No. 63/11/Th. XI, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Provinsi Sulawesi Tenggara Keadaan Ketenagakerjaan Sulawesi Tenggara Agustus 2017 Agustus

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017 Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Provinsi DKI Jakarta No. 55/11/31/Th. XIX, 6 November 2017 PROVINSI DKI JAKARTA KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017 Tingkat P Terbuka (TPT) sebesar 7,14

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang diarahkan untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya. Keberhasilan sebuah pemerintah

Lebih terperinci

PERENCANAAN TENAGA KERJA PROVINSI GORONTALO TAHUN

PERENCANAAN TENAGA KERJA PROVINSI GORONTALO TAHUN PERENCANAAN TENAGA KERJA PROVINSI GORONTALO TAHUN 2013-2017 ISBN : 978-602-7536-15-9 PERENCANAAN TENAGA KERJA PROVINSI GORONTALO TAHUN 2013-2017 Kerjasama : Pusat Perencanaan Tenaga Kerja Kementerian Tenaga

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Sumatera Barat Agustus 2017 No. 62/11/13/Th. XX, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Sumatera Barat Agustus 2017 Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam rencana pengembangan industri kreatif Indonesia tahun 2025 yang dirumuskan oleh Departemen Perdagangan RI dijelaskan adanya evaluasi ekonomi kreatif. Berdasarkan

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PEMBUKAAN INTERNATIONAL FURNITURE & CRAFT FAIR INDONESIA (IFFINA

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PEMBUKAAN INTERNATIONAL FURNITURE & CRAFT FAIR INDONESIA (IFFINA SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PEMBUKAAN INTERNATIONAL FURNITURE & CRAFT FAIR INDONESIA (IFFINA 2016) Jakarta, 10 Maret 2016 Yang terhormat Sdr. Menteri Perdagangan; Sdr. Menteri Lingkungan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2016 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 74/11/35/Th. XIV, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA JAWA TIMUR SEBESAR 4,21 PERSEN Jumlah angkatan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Yogyakarta Agustus 2017 No. 65/11/34/Thn.XIX, 6 Nopember 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI D.I YOGYAKARTA Keadaan Ketenagakerjaan Yogyakarta Agustus 2017

Lebih terperinci

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI MALUKU UTARA Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017 Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Maluku Utara sebesar 5,33 persen. Angkatan kerja pada Agustus

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA

PEREKONOMIAN INDONESIA PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi kerakyatan, sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 33 UUD 1945, adalah sebuah sistem perekonomian yang ditujukan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam bidang ekonomi. Sistem

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA HARI BATIK NASIONAL PEKALONGAN, 3 OKTOBER 2011

SAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA HARI BATIK NASIONAL PEKALONGAN, 3 OKTOBER 2011 SAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA HARI BATIK NASIONAL PEKALONGAN, 3 OKTOBER 2011 Yang terhormat Ibu Ani Yudhoyono; Yang terhormat Ibu Herawati Budiono; Yang terhormat Ibu-Ibu dari Solidaritas Istri

Lebih terperinci

Fasilitas Industri Kreatif Media Cetak di Surabaya

Fasilitas Industri Kreatif Media Cetak di Surabaya Fasilitas Industri Kreatif Media Cetak di Surabaya Aditya Denny Pratama, dan Ir. St.Kuncoro Santoso Prodi Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: denny_fact@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1. A 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin baik pula perekonomian negara

Lebih terperinci

Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Selatan Agustus 2017

Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Selatan Agustus 2017 Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Selatan 2017 No. 064/11/63/Th. XIX, 06 November 2017 Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Selatan 2017 Kalimantan Selatan mengalami TPT sebesar 4,77 persen. Jumlah angkatan

Lebih terperinci

LANDASAN AKTIVITAS PEMIMPIN BISNIS

LANDASAN AKTIVITAS PEMIMPIN BISNIS LANDASAN AKTIVITAS PEMIMPIN BISNIS KEBUTUHAN AKAN INOVASI DAN KREATIVITAS Pengenalan barang dan jasa baru Metode produksi baru Sumber bahan mentah baru Pasar-pasar baru Organisasi industri baru Kreativitas,

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK No. 59/11/Th. XI, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT Keadaan Ketenagakerjaan Papua Barat Agustus 2017 Agutus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN PELAKSANAANNYA

UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN PELAKSANAANNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN PELAKSANAANNYA Disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Dalam acara Rapat Kerja Kementerian Perindustrian tahun

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN. Kreativitas ditemukan di semua tingkatan masyarakat. Kreativitas adalah ciri

BAB PENDAHULUAN. Kreativitas ditemukan di semua tingkatan masyarakat. Kreativitas adalah ciri BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kreativitas ditemukan di semua tingkatan masyarakat. Kreativitas adalah ciri internal manusia yang berkaitan dengan aspek orisinalitas, imajinasi, aspirasi, kecerdasan,

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 No.29 /05/17/XI, 5 Mei 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,81 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bengkulu pada Februari 2017 sebanyak

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta ke-43, 10 Juni 2010 Kamis, 10 Juni 2010

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta ke-43, 10 Juni 2010 Kamis, 10 Juni 2010 Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta ke-43, 10 Juni 2010 Kamis, 10 Juni 2010 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN PEKAN RAYA JAKARTA KE-43 DI ARENA PRJ-KEMAYORAN, JAKARTA

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Ekonomi Kreatif (Berita Negara Rep

2017, No Peraturan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Ekonomi Kreatif (Berita Negara Rep No. 44, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BEKRAF. Bantuan Pemerintah. Pedoman Umum. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYALURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renja Perubahan Tahun 2016 Dinas Koperasi dan UMKM Kab. Banyuwangi

BAB I PENDAHULUAN. Renja Perubahan Tahun 2016 Dinas Koperasi dan UMKM Kab. Banyuwangi BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penyusunan Rencana Kerja (RENJA) Perubahan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah Kabupaten Banyuwangi ini merupakan dokumen komprehensif berwawasan 1 (satu)

Lebih terperinci

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Tengah Agustus 2017

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Tengah Agustus 2017 No. 08/11/62/Th.XI, 6 November 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Agustus 2017 Agustus 2017, Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

Katalog : 3201023 Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Katalog : 3201023 Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2014 POLA PENGELUARAN DAN KONSUMSI PENDUDUK

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015 No. 36/05/51/Th. IX, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali pada Februari 2015 mencapai 2.458.784 orang, bertambah sebanyak 142.026 orang

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2015 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 78//35/Th. XIII, 5 November 05 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 05 AGUSTUS 05: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA JAWA TIMUR SEBESAR 4,47 PERSEN Jumlah angkatan kerja di

Lebih terperinci

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Tengah Agustus 2017

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Tengah Agustus 2017 Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Tengah Agustus 2017 No. 79/11/33/Th. XI, 06 November 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Tengah Agustus 2017 Agustus

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA BARAT AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA BARAT AGUSTUS 2014 No. 66/11/13/Th XVII, 5 November KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA BARAT Jumlah angkatan kerja di Sumatera Barat pada Agustus mencapai 2,33 juta orang, naik 110 ribu orang dibandingkan dengan jumlah angkatan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 50/04/Th. XX, 27 April 2017 BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Hasil pendaftaran

Lebih terperinci

Sambutan Gubernur Bank Indonesia Karya Kreatif Indonesia Pameran Kerajinan UMKM Binaan Bank Indonesia Jakarta, 26 Agustus 2016

Sambutan Gubernur Bank Indonesia Karya Kreatif Indonesia Pameran Kerajinan UMKM Binaan Bank Indonesia Jakarta, 26 Agustus 2016 Sambutan Gubernur Bank Indonesia Karya Kreatif Indonesia Pameran Kerajinan UMKM Binaan Bank Indonesia Jakarta, 26 Agustus 2016 Yang Terhormat, Ibu Mufidah Jusuf Kalla Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2017 BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 30/05/12/Th. XX, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 6,41 PERSEN angkatan kerja di Sumatera

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011 No. 60/11/51/Th. V, 7 Nopember 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011 Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2011, tercatat sebanyak 2.952,55 ribu penduduk usia kerja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebagai Kota yang telah berusia 379 tahun, Tanjungbalai memiliki struktur

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebagai Kota yang telah berusia 379 tahun, Tanjungbalai memiliki struktur BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai Kota yang telah berusia 379 tahun, Tanjungbalai memiliki struktur dan karakter ekonomi yang didominasi oleh pelaku usaha tergolong kategori usaha kecil dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Ekonomi kreatif yang digerakkan oleh industri kreatif, didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016 No. 06/11/53/Th. XIX, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,25 % Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Agustus 2016 mencapai

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wirausaha memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, salah satu contohnya adalah negara adidaya Amerika. Penyumbang terbesar perekonomian Amerika

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Pasal 28 Anggaran Dasar Badan Perfilman Indonesia, merupakan rincian atas hal-hal yang telah

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 50/04/Th. XX, 27 April 2017 BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Hasilpendaftaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan teknologi yang semakin pesat di era globalisasi akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan teknologi yang semakin pesat di era globalisasi akan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan teknologi yang semakin pesat di era globalisasi akan menjadikan segala sektor di Indonesia mengalami persaingan yang lebih ketat terutama sektor industri.

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 31/05/32/Th. XVII, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,40 PERSEN Berdasarkan hasil Sakernas bulan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI D.I. YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2017 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,84 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI D.I. YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2017 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,84 PERSEN q BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No.29/05/34/Th.XIX, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI D.I. YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2017 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,84 PERSEN Pada Februari 2017, Penduduk

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 66/11/16/Th. XVIII, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN Jumlah angkatan kerja di

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK No. 30/05/94/Th. II, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI PAPUA Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Hasil pendaftaran Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) tercatat sebanyak

Lebih terperinci

No. 03/05/81/Th.XVIII, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU 2017 Jumlah Angkatan Kerja di Provinsi Maluku pada Februari 2017 mencapai 769.108 orang, bertambah sebanyak 35.771 orang dibanding angkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses pembangunan salah satu indikator keberhasilan pembangunan Negara berkembang ditunjukkan oleh terjadinya pertumbuhan ekonomi yang disertai terjadinya perubahan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2016 No. 34/05/51/Th. X, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2016 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali pada Februari 2016 mencapai 2.382.466 orang, bertambah sebanyak 10.451 orang dibanding

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2012 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No.51/11/31/Th. XIV, 5 November KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS Jumlah angkatan kerja di Provinsi DKI Jakarta pada mencapai 5,37 juta orang, bertambah 224,74 ribu

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL EKONOMI KREATIF BERBASIS SENI DAN BUDAYA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL EKONOMI KREATIF BERBASIS SENI DAN BUDAYA 2014 LAMPIRAN

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif,

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PENGUSAHA INDUSTRI KECIL MEBEL DI KOTA SURAKARTA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PENGUSAHA INDUSTRI KECIL MEBEL DI KOTA SURAKARTA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PENGUSAHA INDUSTRI KECIL MEBEL DI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Strata 1 Pada Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

PAPARANPERENCANAAN DAN PROGRAM KETENAGAKERJAAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN

PAPARANPERENCANAAN DAN PROGRAM KETENAGAKERJAAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN PAPARANPERENCANAAN DAN PROGRAM KETENAGAKERJAAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2017-2022 DINAS TENAGA KERJA DAN KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN KEBUMEN DASAR HUKUM PERENCANAAN TENAGA KERJA Landasan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2017 No. 34/05/51/Th. XI, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2017 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali pada Februari 2017 mencapai 2.469.104 orang, bertambah 86.638 orang dibanding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era keterbukaan ekonomi saat ini, setiap Negara berupaya seoptimal mungkin menggali potensi perekonomian yang memiliki keunggulan daya saing, sehingga mampu membawa

Lebih terperinci

Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat Keadaan Ketenagakerjaan No. 69/11/76/Th. XI, 6 November BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT Keadaan Ketenagakerjaan Di Provinsi Sulawesi Barat : Tingkat Pengangguran Terbuka di Sulawesi Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam suatu bisnis terdapat 2 fungsi mendasar yang menjadi inti dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam suatu bisnis terdapat 2 fungsi mendasar yang menjadi inti dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu bisnis terdapat 2 fungsi mendasar yang menjadi inti dari bisnis itu sendiri. Menurut Peter Drucker (1954) 2 fungsi dalam bisnis itu adalah marketing dan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA AGUSTUS 2016 BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 65/11/12/Th. XIX, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,84 PERSEN angkatan kerja di Sumatera

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara ataupun daerah, termasuk di Indonesia. Suatu usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara ataupun daerah, termasuk di Indonesia. Suatu usaha 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah, termasuk di Indonesia. Suatu usaha dikatakan sebagai

Lebih terperinci

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM 48 6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 6.1. Kebijakan di dalam pengembangan UKM Hasil analisis SWOT dan AHP di dalam penelitian ini menunjukan bahwa Pemerintah Daerah mempunyai peranan yang paling utama

Lebih terperinci

Keadaan Ketenagakerjaan Bali Agustus 2017

Keadaan Ketenagakerjaan Bali Agustus 2017 Berita Resmi Statistik Bulan November Provinsi Bali No. 75/11/51/Th. XI, 6 November BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI Keadaan Ketenagakerjaan Bali Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Bali mencapai

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Papua Agustus 2017 No. 64/11/94/Th. VIII, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Papua Agustus 2017

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi beserta penemuan-penemuan baru menyebabkan perubahan dari

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi beserta penemuan-penemuan baru menyebabkan perubahan dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergeseran Era Pertanian ke Era Industrialisasi dan semakin majunya Era komunikasi beserta penemuan-penemuan baru menyebabkan perubahan dari seluruh pola pikir dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri kreatif saat ini sangat berkembang pesat dan dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Industri kreatif saat ini sangat berkembang pesat dan dapat memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kreatif saat ini sangat berkembang pesat dan dapat memberikan kontribusi penting bagi perekonomian negara. Industri kreatif global diperkirakan tumbuh 5% per

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 40/05/21/Th. XI, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 9,03 PERSEN

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015 No. 06/11/53/Th. XV, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,83 % Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Agustus 2015 mencapai

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2016 BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 29/05/12/Th. XIX, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 6,49 PERSEN angkatan kerja di Sumatera

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 77/11/21/Th. VIII, 6 November 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2013 AGUSTUS 2013: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 6,25

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih dikenal dengan istilah otonomi daerah sebagai salah satu wujud perubahan fundamental terhadap

Lebih terperinci

INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM

INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Rahma Iryanti Deputi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Deputi Kepala Bappenas Jakarta, 15 Juni

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015 No. 31/5/13/Th XVIII, 05 Mei 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,99 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Sumatera Barat pada Februari 2015 mencapai

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Timur Agustus 2017 No.92/11/64/Th.XX, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Timur

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016 BPS PROVINSI JAWA TIMUR KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016 No. 33/05/35/Th.XIV, 4 Mei 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,14 PERSEN Penduduk usia 15 tahun ke atas di Jawa Timur

Lebih terperinci