PROFIL USAHA/ PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF BERDASARKAN SENSUS EKONOMI 2016 (SE2016)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFIL USAHA/ PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF BERDASARKAN SENSUS EKONOMI 2016 (SE2016)"

Transkripsi

1

2 PROFIL USAHA/ PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF BERDASARKAN SENSUS EKONOMI 2016 (SE2016)

3 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF ISBN: No. Publikasi: No. Katalog: Ukuran Buku: 17,6 x 25 cm Jumlah Halaman: xxxii halaman Naskah: Subdirektorat Statistik Komunikasi dan Teknologi Informasi Penyunting/Editor: Subdirektorat Statistik Komunikasi dan Teknologi Informasi Gambar Kulit: Badan Ekonomi Kreatif Gambar: Subdirektorat Statistik Komunikasi dan Teknologi Informasi Diterbitkan oleh: Badan Pusat Statistik Dicetak oleh: CV. Dharmaputra Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik

4 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF iii KATA PENGANTAR Ekonomi kreatif (ekraf) sebagai konsep ekonomi baru yang mengandalkan ide kreatifitas, budaya, dan teknologi diyakini mampu menjadi sumber pertumbuhan baru bagi perekonomian nasional kedepan. Ekonomi kreatif menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia ditengah perlambatan pertumbuhan ekonomi saat ini. Badan Pusat Statistik (BPS) menyambut baik disusunnya Buku Statistik Ekonomi Kreatif sebagai perwujudan hasil kerjasama antara BPS dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) tahun Buku ini menyajikan data Statistik Ekonomi Kreatif yang merupakan bagian dari Big Data ekonomi kreatif. Gambaran tentang potensi dan pengembangan bidang ekonomi kreatif ini dituangkan dalam 7 (tujuh) jenis output yang meliputi: Profil Usaha/Perusahaan 16 Subsektor Ekraf Berdasarkan Sensus Ekonomi 2016 (SE2016); Ekspor Ekonomi Kreatif ; Klasifikasi Jabatan Ekraf dalam KBJI 2014; Laporan PDB Ekonomi Kreatif Tahun ; Laporan Penyusunan PDRB Ekraf 5 Provinsi Menurut Lapangan Usaha; Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif dan Upah Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif ; serta Tabel Input Output Updating Ekonomi Kreatif Buku ini diharapkan memberikan fakta dan data sebagai basis pengambilan keputusan dan monitoring perkembangan dan kebijakan di bidang ekonomi kreatif. Selain itu buku ini diwacanakan untuk memberikan perspektif terkini bagi para pelaku usaha ekraf maupun masyarakat luas tentang potensi ekraf di Indonesia sehingga dapat dimanfaatkan untuk berbagai penelitian dan pengembangan dunia usaha di bidang ekraf. Akhirnya ucapan syukur kehadirat Allah SWT dan terima kasih serta penghargaan kepada seluruh Tim BPS yang telah bekerjasama dan bekerja keras untuk menyelesaikan seluruh publikasi dari 7 (tujuh) kegiatan utama yang menjadi cakupan dalam kerjasama BPS-Bekraf. Semoga buku ini dapat memberi manfaat tidak hanya kepada Bekraf dan BPS saja, tetapi juga bagi para pelaku usaha ekraf dan pengguna data di Indonesia maupun dunia internasional. Semoga Allah SWT meridhai upaya penerbitan buku ini. Jakarta, Desember 2017 Kepala Badan Pusat Statistik, Dr. Suhariyanto

5 iv PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF

6 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF v KATA PENGANTAR Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman karakteristik geografis, suku, dan budaya. Keberagaman tersebut tentu saja menghasilkan potensi ekonomi kreatif yang berbeda antar wilayah. Masyarakat yang tinggal di daerah geografis berbatasan dengan pantai akan memiliki sumber daya alam dan budaya yang berbeda dengan masyarakat yang tinggal di pegunungan. Hal ini menghasilkan potensi ekonomi kreatif yang berbeda pula. Karena itulah analisis potensi ekonomi kreatif tidak bisa dilakukan secara umum atau secara nasional saja, tetapi perlu dilakukan analisis potensi untuk ukuran wilayah yang lebih kecil, yaitu provinsi atau kabupaten/ kota. Mengumpulkan data tiga puluh empat provinsi tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit, apalagi hingga level kabupaten/kota. Atas dasar alasan tersebutlah, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menggandeng Badan Pusat Statistik (BPS) untuk bekerja sama menyusun analisis potensi ekonomi kreatif secara spasial dengan memanfaatkan data hasil Sensus Ekonomi 2016 (SE2016). Hasil analisis spasial ekonomi kreatif ini diharapkan bisa membantu pengambil kebijakan untuk lebih fokus pada masing-masing wilayah sesuai dengan potensi yang telah diidentifikasi. Buku Analisis Sensus Ekonomi 2016 mengulas potensi ekonomi kreatif di tiga puluh empat provinsi di Indonesia. Buku ini menyajikan sebaran usaha enam belas subsektor ekonomi kreatif dan juga karakteristik demografi dari pelaku usahanya. Selain itu, aspek keuangan, pemasaran, dan pendukung usaha juga disajikan dengan detail. Akhir kata, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada BPS dan pihak-pihak yang terkait atas partisipasi-nya dalam penyusunan buku ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pengembangan kebijakan dan memberikan pemahaman mengenai ekonomi kreatif ke seluruh masyarakat Indonesia. Jakarta, Desember 2017 Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf

7 vi PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF PENYUSUN Naskah Penanggung Jawab Umum Penanggung Jawab Teknis Editor Penulis Naskah Pengolah Data Subdirektorat Statistik Komunikasi dan Teknologi Informasi Dr. Titi Kanti Lestari, SE, M.Com Eni Lestariningsih, S.Si, MA, Mitra Wardhini, S.Si, Eka Sari, SE, Tedjo Sudjono, S.Si, MM. Sarip Utoyo, SST, M.Si, Tri Sutarsih, SE, MM. Nia Anggraini Rozama, SST, Vera Citra Wulandari, S.Si, Zumrotul Ilmiyah, SST Atika Nashirah Hasyyati, SST, Khairul Amri, Susi Susyanti, SST, Gusnisa siswayu, SST, Karmila Maharani, SST Jimmy Maratis, SST, Roy Suerlianto, SST, SAP, M.S.E, Gilang Alip Utama, SST, Kurnia Adhiwibowo, A.Md, Jodi Jhouranda Siregar, SST, Agustika Indah Mayangsari, SST,

8 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF vii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI vii DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR LAMPIRAN TABEL xv DAFTAR LAMPIRAN RSE xxi RINGKASAN EKSEKUTIF xxvii BAB 1 PENDAHULUAN 3 BAB 2 KEGIATAN UTAMA USAHA/PERUSAHAAN 15 BAB 3 JENIS KELAMIN PENGUSAHA 21 BAB 4 TAHUN MULAI BEROPERASI 27 BAB 5 STATUS BADAN USAHA 33 BAB 6 LAPORAN KEUANGAN 39 BAB 7 JARINGAN USAHA 47 BAB 8 KETENAGAKERJAAN 53 BAB 9 PENGGUNAAN INTERNET 65 BAB 10 FENOMENA E-COMMERCE 71 BAB 11 WARALABA 79 BAB 12 PENDAPATAN USAHA 85 LAMPIRAN TABEL 93 LAMPIRAN RSE 273

9

10 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF ix DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6. Gambar 7. Gambar 8. Gambar 9. Gambar 10. Gambar 11. Gambar 12. Gambar 13. Skema Sampling Pendataan Usaha/Perusahaan SE Diagram Alur Prosedur Penyusunan Estimasi Usaha Ekonomi Kreatif dari Data SE Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Pulau, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi, Persentase Sebaran Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Kota, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Jenis Kelamin Pengusaha, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Pulau dan Jenis Kelamin Pengusaha, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Jenis Kelamin Pengusaha, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Jenis Kelamin Pengusaha, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Tahun Mulai Beroperasi, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Tahun Mulai Beroperasi,

11 x PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Gambar 14. Gambar 15. Gambar 16. Gambar 17. Gambar 18. Gambar 19. Gambar 20. Gambar 21. Gambar 22. Gambar 23. Gambar 24. Gambar 25. Gambar 26. Gambar 27. Gambar 28. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Badan Usaha, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Badan Usaha, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif pada Subsektor Periklanan dan Televisi & Radio, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Pulau dan Status Badan Usaha, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Status Badan Usaha, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif yang Berizin Khusus dan Tidak Berbadan Usaha menurut Kepemilikan Laporan Keuangan, Tujuh Provinsi dengan Persentase Kepemilikan Laporan Keuangan Tertinggi, Tujuh Kota dengan Persentase Kepemilikan Laporan Keuangan Tertinggi, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif yang Memiliki Laporan Keuangan menurut Subsektor Ekraf, Persentase Jaringan Usaha Ekonomi Kreatif di Indonesia, Persentase Jaringan Usaha Ekonomi Kreatif berdasarkan Subsektor Ekraf, Persentase Jaringan Usaha Tunggal Ekonomi Kreatif berdasarkan Pulau di Indonesia, Persentase Jaringan Usaha Ekonomi Kreatif Terbesar di 99 Kota Sensus, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Jumlah Tenaga Kerja, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Subsektor Arsitektur menurut Jumlah Tenaga Kerja,

12 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF xi Gambar 29. Gambar 30. Gambar 31. Gambar 32. Gambar 33. Gambar 34. Gambar 35. Gambar 36. Gambar 37. Gambar 38. Gambar 39. Gambar 40. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Subsektor Desain Interior menurut Jumlah Tenaga Kerja, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Subsektor Desain Komunikasi Visual menurut Jumlah Tenaga Kerja, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Subsektor Desain Produk menurut Jumlah Tenaga Kerja, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Subsektor Film, Animasi, Video menurut Jumlah Tenaga Kerja, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Subsektor Fotografi menurut Jumlah Tenaga Kerja, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Subsektor Kriya menurut Jumlah Tenaga Kerja, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Subsektor Kuliner menurut Jumlah Tenaga Kerja, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Subsektor Fashion menurut Jumlah Tenaga Kerja, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Subsektor Musik menurut Jumlah Tenaga Kerja, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Subsektor Aplikasi dan Game Developer menurut Jumlah Tenaga Kerja, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Subsektor Penerbitan menurut Jumlah Tenaga Kerja, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Subsektor Periklanan menurut Jumlah Tenaga Kerja,

13 xii PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Gambar 41. Gambar 42. Gambar 43. Gambar 44. Gambar 45. Gambar 46. Gambar 47. Gambar 48. Gambar 49. Gambar 50. Gambar 51. Gambar 52. Gambar 53. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Subsektor Televisi dan Radio menurut Jumlah Tenaga Kerja, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Subsektor Seni Pertunjukan menurut Jumlah Tenaga Kerja, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Subsektor Seni Rupa menurut Jumlah Tenaga Kerja, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Wilayah dan Jumlah Tenaga Kerja, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Pulau dan Pemanfaatan Media Internet, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Kota dan Pemanfaatan Media Internet Terbesar dan Terendah, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Kota dan Pemanfaatan Media Internet Terbesar dan Terendah, Persentase Penerapan E-commerce Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif, Persentase Penerapan E-commerce Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Pulau, Persentase Penerapan E-commerce Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi, Persentase Penerapan E-commerce Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif pada 20 Kota Terbesar yang Menerapkan, Persentase Penerapan E-commerce Usaha/ Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf, Persentase Sebaran Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif yang Menerapkan Sistem Waralaba Menurut Provinsi,

14 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF xiii Gambar 54. Gambar 55. Gambar 56. Gambar 57. Gambar 58. Gambar 59. Gambar 60. Gambar 61. Gambar 62. Persentase Tujuh Kota dengan Usaha/Perusahaan Paling Dominan dalam Menerapkan Sistem Waralaba, Persentase Penerapan Sistem Waralaba Tertinggi Menurut Subsektor Ekraf, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Indonesia menurut Pendapatan, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Berskala Mikro menurut Subsektor Ekraf, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Kelompok Pendapatan diatas 300 Juta sampai dengan 2,5 Miliar Rupiah menurut Subsektor Ekraf, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Kelompok Pendapatan diatas 2,5 Miliar Rupiah sampai dengan 50 Miliar Rupiah menurut Subsektor Ekraf, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Kelompok Pendapatan diatas 50 Miliar Rupiah menurut Subsektor Ekraf, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Kelompok Pendapatan 300 Juta Rupiah pada Lima Kota dengan Persentase Terbesar, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Kelompok Pendapatan diatas 50 Miliar Rupiah pada Lima Kota dengan Persentase Terbesar,

15

16 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF xv DAFTAR LAMPIRAN TABEL Tabel 1.1.a Tabel 1.1.b Tabel 1.2.a Tabel 1.2.b Tabel 1.3.a Tabel 1.3.b Tabel 2.1.a Tabel 2.1.b Tabel 2.2.a Tabel 2.2.b Tabel 2.3.a Tabel 2.3.b Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf, Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Wilayah dan Subsektor Ekraf, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Wilayah dan Subsektor Ekraf, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Wilayah dan Subsektor Ekraf, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Subsektor Ekraf, Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Jenis Kelamin Pengusaha, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Jenis Kelamin Pengusaha, Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Jenis Kelamin Pengusaha, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Jenis Kelamin Pengusaha, Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Jenis Kelamin Pengusaha, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Jenis Kelamin Pengusaha,

17 xvi PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Tabel 3.1.a Tabel 3.1.b Tabel 3.2.a Tabel 3.2.b Tabel 3.3.a Tabel 3.3.b Tabel 4.1.a Tabel 4.1.b Tabel 4.2.a Tabel 4.2.b Tabel 4.3.a Tabel 4.3.b Tabel 5.1.a Tabel 5.1.b Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Tahun Mulai Beroperasi, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor dan Tahun Mulai Beroperasi, Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Tahun Mulai Beroperasi, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Tahun Mulai Beroperasi, Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Tahun Mulai Beroperasi, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Tahun Mulai Beroperasi, Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Status Badan Usaha, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Status Badan Usaha, Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Status Badan Usaha, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Status Badan Usaha, Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Status Badan Usaha, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Status Badan Usaha, Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif dengan Izin Khusus atau Tidak Berbadan Usaha menurut Subsektor Ekraf dan Kepemilikan Laporan Keuangan, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif dengan Izin Khusus atau Tidak Berbadan Usaha menurut Subsektor Ekraf dan Kepemilikan Laporan Keuangan,

18 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF xvii Tabel 5.2.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif dengan Izin Khusus atau Tidak Berbadan Usaha menurut Provinsi dan Kepemilikan Laporan Keuangan, Tabel 5.2.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif dengan Izin Khusus atau Tidak Berbadan Usaha menurut Provinsi dan Kepemilikan Laporan Keuangan, Tabel 5.3.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif dengan Izin Khusus atau Tidak Berbadan Usaha menurut Kepemilikan Laporan Keuangan di 99 Kota, Tabel 5.3.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif dengan Izin Khusus atau Tidak Berbadan Usaha menurut Kepemilikan Laporan Keuangan di 99 Kota, Tabel 6.1.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Jaringan Usaha, Tabel 6.1.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Jaringan Usaha, Tabel 6.2.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Jaringan Usaha, Tabel 6.2.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Jaringan Usaha, Tabel 6.3.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Jaringan Usaha, Tabel 6.3.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Jaringan Usaha, Tabel 7.1.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Jumlah Tenaga Kerja, Tabel 7.1.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Jumlah Tenaga Kerja, Tabel 7.2.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Wilayah dan Jumlah Tenaga Kerja, Tabel 7.2.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Wilayah dan Jumlah Tenaga Kerja,

19 xviii PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Tabel 7.3.a Tabel 7.3.b Tabel 8.1.a Tabel 8.1.b Tabel 8.2.a Tabel 8.2.b Tabel 8.3.a Tabel 8.3.b Tabel 9.1.a Tabel 9.1.b Tabel 9.2.a Tabel 9.2.b Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Jumlah Tenaga Kerja, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Jumlah Tenaga Kerja, Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Pemanfaatan Media Internet, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Pemanfaatan Media Internet, Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Pemanfaatan Media Internet, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Pemanfaatan Media Internet, Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Pemanfaatan Media Internet Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Pemanfaatan Media Internet, Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif yang Memanfaatkan Media Internet menurut Subsektor Ekraf dan Penerapan E Commerce, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif yang Memanfaatkan Media Internet menurut Subsektor Ekraf dan Penerapan E Commerce, Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif yang Memanfaatkan Media Internet menurut Provinsi dan Penerapan E Commerce, Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif yang Memanfaatkan Media Internet menurut Provinsi dan Penerapan E Commerce,

20 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF xix Tabel 9.3.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif yang Memanfaatkan Media Internet menurut 99 Kota dan Penerapan E Commerce, Tabel 9.3.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif yang Memanfaatkan Media Internet menurut 99 Kota dan Penerapan E Commerce, Tabel 10.1.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Penerapan Sistem Waralaba, Tabel 10.1.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Penerapan Sistem Waralaba, Tabel 10.2.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Penerapan Sistem Waralaba, Tabel 10.2.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Penerapan Sistem Waralaba, Tabel 10.3.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Penerapan Sistem Waralaba, Tabel 10.3.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Penerapan Sistem Waralaba, Tabel 11.1.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Pendapatan Selama Satu Tahun 259 Tabel 11.1.b Persentase Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Pendapatan Selama Satu Tahun 260 Tabel 11.2.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Wilayah dan Pendapatan Selama Satu Tahun 261 Tabel 11.2.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Wilayah dan Pendapatan Selama Satu Tahun 262

21 xx PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Tabel 11.3.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Pendapatan Selama Satu Tahun 263 Tabel 11.3.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Pendapatan Selama Satu Tahun 267

22 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF xxi DAFTAR LAMPIRAN RSE Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Pulau dan Subsektor Ekraf 273 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Subsektor Ekraf 290 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Jenis Kelamin Pengusaha 307 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Jenis Kelamin Pengusaha 310 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Tahun Mulai Beroperasi 313 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Tahun Mulai Beroperasi 317 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Status Badan Usaha 321 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Status Badan Usaha 327

23 xxii PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 19 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Kepemilikan Laporan Keuangan 333 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Kepemilikan Laporan Keuangan 336 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Jaringan usaha 339 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Jaringan Usaha 342 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Jumlah Tenaga Kerja 345 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Wilayah dan Jumlah Tenaga Kerja 350 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Pemanfaatan Media Internet 355 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Pemanfaatan Media Internet 358 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Penerapan E-Commerce 361 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Penerapan E-Commerce 364 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Menerapkan Sistem Waralaba 367

24 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF xxiii Tabel 20 Tabel 21 Tabel 22 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Penerapan Sistem Waralaba 370 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Pendapatan Selama Satu Tahun 373 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Wilayah dan Pendapatan Selama Satu Tahun 378

25

26 BADAN PUSAT STATISTIK RINGKASAN EKSEKUTIF BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) BUKU 2 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF BUKU 2 PROFIL USAHA/PERUSAHAA 16 SUBSEKTOR EKRAF BERDASARKAN SENSUS EKONOMI 2016 (SE2016 BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id

27

28 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF xxvii Ringkasan Eksekutif Jumlah usaha/ perusahaan ekonomi kreatif berdasarkan hasil Listing Sensus Ekonomi 2016 sebanyak usaha, dengan didominasi oleh 3 subsektor yaitu kuliner (67,66%), fashion (15,01%), dan kriya (14,56%). Era perdagangan bebas menjadi sinyal untuk terus mengembangkan potensi besar dari ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif dapat menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi saat ini. Hal ini didorong oleh perwujudan nilai tambah yang diciptakan oleh usaha/perusahaan ekonomi kreatif yang dapat meningkatkan daya saing produk dan daya saing usaha/perusahaan Indonesia. Cakupan ekonomi kreatif meliputi enam belas subsektor yaitu arsitektur; desain interior; desain komunikasi visual; desain produk; film, animasi, dan video; fotografi; kriya; kuliner; musik; fashion, aplikasi dan game developer; penerbitan; periklanan; televisi dan radio; seni pertunjukan; dan seni rupa. Dari hasil listing Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) memperlihatkan bahwa enam belas subsektor menyebar ke 34 provinsi. Jumlah usaha/perusahaan ekonomi kreatif berdasarkan hasil Listing Sensus Ekonomi 2016 sebanyak usaha. Sebaran usaha ekonomi kreatif menurut pulau masih dominan berada di pulau Jawa sebanyak 65,37 persen sedangkan menurut provinsi didominasi oleh provinsi Jawa Barat sebanyak 18,33 persen. Gambaran subsektor usaha/perusahaan ekonomi kreatif berdasarkan hasil Listing Sensus Ekonomi 2016 yang dominan hanya terdapat pada 3 subsektor yaitu: kuliner 67,66 persen, fashion 15,00 persen dan kriya 14,56 persen. Sedangkan subsektor ekonomi kreatif yang lainnya secara keseluruhan hanya 2,77 persen.

29 xxviii PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Pengusaha ekonomi kreatif didominasi oleh pengusaha perempuan yaitu sebesar 54,96 persen, untuk pengusaha laki-laki sebesar 45,04 persen. Fenomena dominasi pengusaha perempuan sebenarnya hanya terlihat pada subsektor kuliner dan fashion, yaitu sebesar 58,68 persen dan 54,25 persen. Sementara subsektor yang lain menunjukkan hal sebaliknya, pengusaha laki-laki mendominasi dibandingkan pengusaha perempuan. Pengusaha ekonomi kreatif laki-laki mayoritas berada di Kota Jakarta Barat (65,08 persen), Kota Tangerang (62,56 persen), dan Kota Bekasi (61,49 persen). Sedangkan untuk pengusaha ekonomi kreatif perempuan, lebih banyak terdapat di Kota Bima (78,69 persen), Kabupaten Kepulauan Seribu (74,21 persen), dan Kota Ambon (72,19 persen). Berdasarkan hasil Listing Sensus Ekonomi 2016 (SE2016), usaha start up di Indonesia ditemukan sebesar 19,79 persen, yaitu usaha yang berdiri setelah tahun Di sisi lain, potret usaha ekonomi kreatif yang diperoleh menggambarkan mayoritas usaha/ perusahaan ekonomi kreatif beroperasi pada rentang tahun , yaitu sebesar 74,81 persen. Sedangkan usaha ekonomi kreatif yang beroperasi sebelum tahun 1990 sebesar 5,40 persen. Bila dilihat berdasarkan 99 kota sensus di Indonesia, persentase usaha start up ekonomi kreatif tertinggi terdapat di kota-kota di luar Pulau Jawa yaitu di Kota Tarakan (34,85 persen), Batam (34,45 persen), Bontang (32,67 persen), Banjar Baru (30,62 persen), dan Subulussalam (30,61 persen). Hal ini menunjukkan bahwa potensi ekonomi kreatif mulai berkembang pesat di kota-kota di luar Pulau Jawa. Sementara itu, usaha start up dengan persentase tertinggi di Pulau Jawa yaitu Kota Depok (27,67 persen). Berdasarkan hasil Listing Sensus Ekonomi 2016, ditemukan gambaran bahwa mayoritas usaha/perusahaan ekonomi kreatif adalah usaha/perusahaan yang tidak berbadan usaha, yaitu sebesar 96,61 persen di mana persentase terbesar di subsektor kuliner (67,66 persen). Sedangkan usaha/perusahaan ekonomi kreatif yang berbentuk PT/PT Persero sebesar 0,60 persen, izin khusus sebesar 2,33 persen, CV sebesar 0,36 persen, dan yang berbentuk badan usaha lainnya sebesar 0,10 persen. Berdasarkan pengelompokan kabupaten/kota, tiga kabupaten/kota dengan persentase tertinggi yang usaha/perusahaannya tidak berbadan usaha berada di Kepulauan Seribu (99,86 persen), Kota Magelang (98,07 persen), dan Kota Tasikmalaya (98,04 persen). Pengusaha ekonomi kreatif didominasi oleh pengusaha perempuan (54,96%). Usaha/perusahaan start up ekraf di indonesia, berdasarkan hasil SE2016, ditemukan sebesar 19,79%. Sebagian besar usaha/perusahaan ekraf di indonesia tidak berbadan usaha, yaitu sebesar 96,61%.

30 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Sedangkan usaha/perusahaan yang berstatus badan usaha PT/ Persero, tiga kota dengan persentase tertinggi berada di Kota Jakarta Selatan (6,19 persen), Kota Jakarta Pusat (3,76 persen), dan Kota Bekasi (3,12 persen). xxix Hanya sekitar 3,86% usaha/ perusahaan ekraf yang memiliki laporan keuangan. Pelaku usaha ekraf cenderung masih belum melakukan ekspansi usaha, belum mempunyai cabang/perwakilan. Sebesar 98,81% usaha/perusahaan bersifat tunggal. Dominasi usaha/ perusahaan ekraf mayoritas memiliki tenaga kerja 1-4 orang (95,59%). Hasil Listing SE2016 menunjukkan bahwa dari usaha/perusahaan ekonomi kreatif yang berizin khusus atau tidak berbadan usaha, hanya 3,86 persennya saja yang telah memiliki laporan keuangan. Dari sebagian kecil usaha/perusahaan yang memiliki laporan keuangan, dua pertiganya adalah usaha-usaha yang beroperasi di Pulau Jawa. Jika diulas menurut subsektor ekonomi kreatif, menunjukkan bahwa subsektor televisi dan radio merupakan subsektor yang paling banyak menyusun laporan keuangan dibandingkan dengan 15 subsektor lainnya. Konsentrasi kepemilikan laporan keuangan di level kota terjadi di Kota Banda Aceh, Kota Administrasi Jakarta Pusat, Kota Bukittinggi, Kota Tanjung Pinang, Kota Jayapura, Kota Batam, dan Kota Yogyakarta yang merupakan tujuh kota yang memiliki persentase kepemilikan laporan keuangan tertinggi. Sebagian besar usaha/perusahaan ekonomi kreatif merupakan usaha tunggal, yaitu sebesar 98,81 persen. Hal ini menunjukkan bahwa usaha/perusahaan ekonomi kreatif yang ada di Indonesia adalah usaha tunggal yang tidak memiliki hubungan vertikal dengan usaha lain dan belum melakukan ekspansi ke daerah lain. Hanya 1,19 persen usaha/perusahaan yang memiliki jejaring usaha, dimana sekitar 0,72 persen usaha/perusahaan merupakan cabang usaha/perusahaan dan sebesar 0,35 persen sebagai unit pembantu/penunjang. Sebagian kecil lainnya merupakan kantor pusat, perwakilan ataupun pabrik. Jika dilihat detail di 99 kabupaten/kota, jumlah usaha ekonomi kreatif dengan jaringan usaha tunggal terbesar berada pada Surabaya (6,41 persen), Jakarta Barat (5,97 persen), Bandung (5,68 persen), Jakarta Timur (4,39 persen), Jakarta Selatan (4,12 persen), Jakarta Utara (4,01 persen), Medan (3,70 persen), Jakarta Pusat (3,23 persen), Bekasi (3,05 persen), dan Semarang (2,78 persen). Berdasarkan hasil SE2016, diperoleh gambaran bahwa usaha/ perusahaan ekonomi kreatif di Indonesia dengan jumlah tenaga kerja 1-4 orang mendominasi seluruh usaha ekonomi kreatif di Indonesia yaitu sebesar 95,59 persen. Sedangkan usaha/ perusahaan ekonomi kreatif dengan jumlah tenaga kerja 100 orang atau lebih hanya 0,07 persen.

31 xxx PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Usaha/perusahaan ekonomi kreatif yang menggunakan internet di Indonesia secara keseluruhan masih relatif rendah, yakni hanya sebesar 3,90 persen dari keseluruhan usaha/perusahaan ekonomi kreatif yang ada di Indonesia. Hal ini dipengaruhi oleh sebagian besar usaha/perusahaan Indonesia masih merupakan usaha mikro dan kecil dimana usaha ini biasanya masih beroperasi dengan menggunakan sistem konvensional. Dilihat dari subsektor ekonomi kreatif, usaha/perusahaan ekonomi kreatif yang tinggi proporsinya dalam menggunakan internet berada pada tiga subsektor yaitu desain komunikasi visual (73,70 persen), periklanan (62,84 persen), dan arsitektur (52,19 persen). Sedangkan menurut 99 kota, pemanfaatan internet oleh usaha/perusahaan ekonomi kreatif paling banyak di Kota Depok (8,03 persen), Bandung (7,83 persen), Medan (6,82 persen), Surabaya (5,98) persen dan Kota Jakarta Selatan 5,15 persen. Penjualan dan pembelian barang/jasa dengan internet biasa disebut e-commerce. Jika dilihat berdasarkan provinsi, persentase terbesar usaha/perusahaan ekonomi kreatif yang menerapkan e-commerce berada pada Provinsi DI Yogyakarta (75,70 persen), Banten (69,64 persen), dan Jawa Tengah (65,97 persen). Jika dilihat dari subsektor, fenomena e-commerce yang paling banyak berada pada subsektor desain komunikasi visual (81,72 persen), aplikasi dan game developer (77,24 persen), serta desain produk (72,21 persen). Sedangkan untuk 99 kabupaten/kota, usaha/perusahaan ekonomi kreatif yang paling banyak menerapkan e-commerce berada pada Kota Bandung (8,84 persen), Kota Surabaya (7,05 persen), dan Kota Jakarta Selatan (6,29 persen). Waralaba (franchise) merupakan bentuk kerjasama bisnis, dimana ada pihak yang menerima/memanfaatkan hak kekayaan intelektual (HAKI) berupa merek dagang, nama, hingga manajemen usaha dari pihak pemberi/pemilik. Tren bisnis waralaba di Indonesia dinilai cukup prospektif. Namun, dari 8,2 juta usaha/perusahaan ekonomi kreatif, hanya 0,26 persen usaha saja yang telah menerapkan konsep bisnis waralaba. Hal ini mengindikasikan bahwa penerapan konsep bisnis waralaba pada usaha-usaha ekonomi kreatif belum cukup diminati. Dari 0,26 persen usaha ekonomi kreatif yang menerapkan konsep bisnis waralaba, jika dilihat menurut subsektor diperoleh gambaran bahwa tiga subsektor yang dominan menerapkan konsep waralaba yaitu kuliner (80,01 persen), fashion (10,52 persen), dan kriya (4,64 persen). Penggunaan internet usaha/perusahaan ekraf di Indonesia sebesar 3,90%. Fenomena e-commerce usaha ekonomi kreatif mencapai 50,87%. Usaha ekraf yang menerapkan waralaba hanya 0,26%.

32 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Sedangkan fenomena di level 99 kabupaten/kota di Indonesia, tercatat bahwa Kota Administrasi Jakarta Selatan yang paling dominan menerapkan sistem waralaba. xxxi Dominasi usaha/ perusahaan ekraf mayoritas cenderung memiliki pendapatan kurang dari 300 juta setahun (92,56%). Berdasarkan hasil SE2016 diperoleh gambaran bahwa usaha/ perusahaan ekonomi kreatif yang memiliki pendapatan kurang dari atau sama dengan 300 juta rupiah merupakan kelompok usaha yang mendominasi yaitu sebesar 92,56 persen dari total usaha ekonomi kreatif di Indonesia. Sedangkan usaha ekonomi kreatif yang memiliki pendapatan di atas atau lebih dari 50 miliar rupiah per tahun ditemukan sebesar 0,04 persen dari total usaha ekonomi kreatif di Indonesia. Fenomena lain yang ditemukan adalah subsektor yang memiliki pendapatan di atas 50 miliar setahun yaitu kriya, kuliner, fashion, aplikasi dan game developer, penerbitan, dan periklanan.

33

34 BADAN PUSAT STATISTIK 1 PENDAHULUAN BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id BUKU 2 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF BUKU 2 PROFIL USAHA/PERUSAHAA 16 SUBSEKTOR EKRAF BERDASARKAN SENSUS EKONOMI 2016 (SE2016 BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id

35 2 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF

36 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 3 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Ekonomi kreatif (ekraf) menjadi harapan Indonesia di tengah gejolak perekonomian global saat ini. Ekonomi kreatif dapat menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi Indonesia Ekonomi kreatif (ekonomi kreatif) menjadi harapan Indonesia di tengah gejolak perekonomian global saat ini. Hal ini didorong oleh perwujudan nilai tambah yang diciptakan oleh usaha/perusahaan ekonomi kreatif yang dapat meningkatkan daya saing produk dan daya saing usaha/perusahaan Indonesia. Munculnya Start Up di dunia usaha ekonomi kreatif menunjukkan bahwa daya saing produk dan daya saing usaha/perusahaan Indonesia juga memiliki prospek yang cukup cerah. Era perdagangan bebas menjadi sinyal untuk terus mengembangkan potensi besar dari ekonomi kreatif. Sinyal ini semakin kuat setelah mulai diberlakukannya era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 1 Januari 2016 lalu. Selain era perdagangan bebas, Indonesia juga menghadapi tantangan yang muncul akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi yang dialami beberapa tahun terakhir. Ekonomi kreatif dapat menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah kondisi perekonomian saat ini. Sejak beberapa tahun lalu, Indonesia telah mengalami perubahan struktur ekonomi yang semula bertumpu pada sektor pertanian berubah ke sektor industri, hingga ke sektor informasi yang masih berlangsung saat ini. Menurunnya kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian Indonesia menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia membutuhkan inovasi dan kreativitas sebagai sumber pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

37 4 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Ekonomi kreatif adalah ekonomi yang berlandaskan pada kreativitas dan inovasi. Kreativitas dan inovasi inilah yang dapat meningkatkan daya saing produk Indonesia baik di pasar domestik maupun internasional. Potensi peningkatan inovasi dan kreativitas berasal dari kearifan lokal masing-masing daerah di Indonesia. Peningkatan daya saing produk dan daya saing sumber daya manusia usaha/perusahaan ekonomi kreatif baik itu usaha/perusahaan yang berskala mikro, kecil, menengah, maupun berskala besar, dapat dilakukan dengan mulamula mengetahui profil dari pengusaha dan karakteristik usaha/ perusahaan ekonomi kreatif di Indonesia. Dengan begitu, diharapkan usaha/perusahaan ekonomi kreatif dapat bersaing dalam pasar domestik dan internasional. Ekonomi kreatif adalah ekonomi yang berlandaskan pada kreativitas dan inovasi, potensi peningkatan inovasi dan kreativitas berasal dari kearifan lokal masing-masing daerah di Indonesia Dalam upaya meningkatkan potensi ekonomi kreatif di Indonesia, dikeluarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreatif. salah satu tugas Badan Ekonomi Kreatif adalah mengelola 16 subsektor ekonomi kreatif yang meliputi arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, film, animasi, dan video, fotografi, kriya, kuliner, musik, fashion, aplikasi dan game developer, penerbitan, periklanan, televisi dan radio, seni pertunjukan, dan seni rupa. Potensi ekonomi kreatif dapat terus dikembangkan dengan fokus pada karakteristik dari masing-masing enam belas subsektor tersebut dan memetakan potensi ekonomi kreatif yang dimiliki oleh setiap provinsi di Indonesia. Oleh karena itu, pada tahun 2016 Badan Pusat Statistik bekerjasama dengan Badan Ekonomi Kreatif menyelenggarakan Survei Khusus Ekonomi Kreatif (SKEK) 2016 yang bertujuan untuk memperoleh profil usaha/perusahaan ekonomi kreatif. Tidak hanya menggambarkan profil usaha/perusahaan, SKEK 2016 juga menggambarkan profil pengusaha ekonomi kreatif. Untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap terkait dengan ekonomi kreatif di Indonesia, diperlukan data yang lengkap, akurat, dan dapat mewakili populasi di Indonesia. Pada tahun 2016 Badan Pusat Statistik telah melaksanakan kegiatan Listing Sensus Ekonomi Dengan memanfaatkan data Sensus Ekonomi 2016, pada tahun 2017 BPS dan Badan Ekonomi Kreatif bekerjasama untuk menyajikan profil usaha/ perusahaan 16 subsektor ekonomi kreatif berdasarkan Sensus Ekonomi 2016 sehingga diperoleh gambaran profil usaha/perusahaan ekonomi kreatif di Indonesia secara lebih lengkap. Karakteristik usaha/perusahaan ekonomi kreatif berdasarkan SE2016 disajikan berdasarkan variabel kegiatan utama, tahun mulai beroperasi, laporan keuangan, badan usaha, jaringan usaha, pemanfaatan internet, e-commerce, waralaba, tenaga kerja, dan pendapatan usaha/perusahaan selama tahun 2016.

38 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Tujuan Tujuan dari penyusunan publikasi ini adalah: 1. Memetakan karakteristik dari 16 subsektor ekonomi kreatif berdasarkan hasil Listing Sensus Ekonomi 2016 (SE2016). Pemetaan profil ekonomi kreatif ini meliputi karakteristik usaha/perusahaan, profil pengusaha, dan potensi pengembangan usaha ekonomi kreatif. 2. Menyajikan tabulasi profil usaha/perusahaan ekonomi kreatif menurut subsektor prioritas, pulau, dan wilayah potensial. Profil usaha/ perusahaan ekonomi kreatif berdasarkan SE2016 dipetakan berdasarkan kegiatan utama, tahun mulai beroperasi, laporan keuangan, badan usaha, jaringan usaha, pemanfaatan internet, e-commerce, waralaba, tenaga kerja, dan pendapatan. 1.3 Metodologi a. Konsep dan Definisi Usaha/Perusahaan adalah unit yang memproduksi barang dan jasa untuk tujuan mendapatkan laba atau keuntungan finansial lainnya bagi pemiliknya (market product). Pada umumnya, unit tersebut mempunyai badan hukum, namun jika tidak berbadan hukum unit tersebut mempunyai catatan keuangan/pembukuan yang telah dipisahkan dari keuangan pemilik usaha/perusahaan (quasi corporation). Dalam kegiatan Listing SE2016, unit yang dimaksud mencakup unit usaha/perusahaan yang terletak: di dalam atau di lokasi bangunan tempat tinggal (dalam bentuk kuasi korporasi), seperti unit usaha percetakan, pemborong bangunan, toko kelontong, warung makan, dan salon kecantikan yang menjadi satu dengan bangunan tempat tinggal. di luar bangunan tempat tinggal dan menggunakan bangunan tetap (dalam bentuk korporasi), seperti kantor/ lokasi pertambangan, kantor/lokasi pembangkit dan pendistribusian listrik, kantor/lokasi penjernihan air, kantor/ pabrik (seluruh jenis industri manufaktur), kantor cabang bank, toko sepatu, restoran, apotik, hotel, kantor usaha transportasi (seluruh moda), sekolah, pesantren, rumah sakit, organisasi bisnis, kantor perwakilan badan/organisasi internasional, dan lain-lain. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) adalah klasifikasi dari unit usaha/perusahaan, yang mengacu pada jenis kegiatan usaha dan barang/jasa yang dihasilkan. Badan Usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomi yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. 1. Perseroan Terbatas (PT), dulu disebut juga Naamloze Vennootschaap (NV) adalah perusahaan yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan undang-undang.

39 6 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 2. Perseroan (PT Persero), adalah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 persen sahamnya dimiliki oleh negara yang tujuan utamanya mengejar keuntungan (contohnya perusahaan BUMN dan BUMD). 3. Perseroan Terbatas Terbuka (PT Tbk) adalah perusahaan yang melakukan penawaran umum saham, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. 4. Perusahaan Umum (Perum) adalah perusahaan yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan. 5. Commanditaire Vennootschap (CV) adalah perusahaan yang terbentuk dengan cara meminjamkan uang, didirikan antara seseorang atau antara beberapa orang persero yang bertanggung jawab secara tanggung-renteng untuk keseluruhannya dan satu orang atau lebih sebagai pemberi pinjaman uang. 6. Firma adalah persekutuan untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama, masing-masing anggota firma bertanggung jawab sepenuhnya atas segala perikatan. Laba yang diperoleh dibagi bersama-sama dan rugi dari perusahaan ditanggung bersama pula. 7. Koperasi/Dana Pensiun Koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan. 8. Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. 9. Yayasan adalah sebuah badan usaha dengan kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan dan bukan untuk mencari keuntungan. 10. Izin khusus dari instansi terkait adalah perizinan yang diberikan oleh instansi pemerintah (sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota) pada usaha/perusahaan untuk melakukan kegiatan usaha. Izin khusus sifatnya lebih spesifik, misal: izin dari instansi pemerintah daerah setempat untuk usaha penggilingan padi. 11. Perwakilan perusahaan/lembaga asing adalah bentuk badan usaha suatu perusahaan yang mengikuti nama bentuk badan usaha perusahaan yang membawahinya di luar wilayah Indonesia.

40 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Tidak berbadan usaha adalah suatu usaha yang tidak memiliki badan usaha/izin khusus. Termasuk dalam kelompok ini usaha-usaha perorangan. Lembaga pendidikan (berbagai jenjang pendidikan) milik pemerintah status badan usahanya adalah tidak berbadan usaha. Laporan/catatan keuangan merupakan pencatatan secara teratur, rutin, dan sistematis terkait perubahan yang terjadi pada penghasilan usaha pada periode waktu tertentu. Dari pembukuan tersebut, dapat menyusun laporan keuangan, dalam bentuk laporan rugi laba dan neraca. Jaringan Usaha terdiri dari: 1. Tunggal adalah usaha/perusahaan yang berdiri sendiri, tidak mempunyai cabang di tempat lain dan pengelolaan seluruh kegiatan usaha dilakukan oleh usaha/perusahaan yang bersangkutan. Usaha/perusahaan tunggal disebut juga usaha/perusahaan tanpa cabang. 2. Kantor pusat adalah perusahaan yang mempunyai cabang/ perwakilan/unit pembantu di tempat lain yang secara administratif melakukan pengkoordinasian kegiatan dan pengawasan terhadap seluruh perusahaan cabang/ perwakilan/unit pembantu/unit penunjang. 3. Cabang adalah kegiatan ekonomi yang d i p e r b o l e h k a n menjalankan semua jenis kegiatan dari kegiatan ekonomi yang secara struktural berada di atasnya dan menyelenggarakan tata usaha/pembukuan sendiri, tetapi dalam mengatur usahanya tetap mengacu pada segala ketentuan yang diberikan oleh kantor pusat. 4. Perwakilan adalah kegiatan ekonomi yang dalam melakukan kegiatannya berdasarkan petunjuk dan aturan yang telah ditetapkan dan kepanjangan tangan dari kegiatan ekonomi (perusahaan) yang secara struktural berada di atasnya/kantor pusat. 5. Pabrik (manufaktur) adalah tempat berlangsungnya kegiatan pengolahan/proses produksi, yaitu mengubah bahan dasar/ baku menjadi barang jadi atau setengah jadi (dari barang yang kurang nilainya menjadi lebih bernilai). 6. Unit pembantu/penunjang adalah kegiatan ekonomi yang dalam memproduksi barang/jasa terutama untuk keperluan kegiatan ekonomi yang secara struktural berada di atasnya, baik kantor pusat, cabang, maupun perwakilan. Unit pembantu pada umumnya tidak mempunyai kewenangan sebagaimana layaknya perusahaan. Pekerja adalah semua orang yang terlibat secara langsung dalam pekerjaan/kegiatan usaha/perusahaan, termasuk pekerja outsourcing yang terlibat dalam proses produksi (yang dibayar langsung oleh perusahaan). Banyaknya pekerja yang dicatat pada usaha/perusahaan adalah pekerja dibayar dan pekerja tidak dibayar. Termasuk juga pekerja honorer atau kontrak (pekerja tidak tetap).

41 8 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Kualifikasi perusahaan adalah penggolongan perusahaan konstruksi menurut tingkat/kedalaman kompetensi kemampuan usaha, yang selanjutnya dibagi menurut kemampuan melaksanakan pekerjaan berdasarkan kriteria risiko, dan/atau kriteria penggunaan teknologi, dan/atau kriteria besaran biaya. Jaringan internet adalah sekumpulan komputer dalam jumlah yang besar yang saling berhubungan dalam suatu jaringan yang terhubung internet protokol, tidak hanya terbatas pada spek perangkat keras tetapi juga mencakup perangkat lunak, sehingga banyak pengguna (user) dapat menggunakan kunci sharing, misalnya saling memperoleh informasi, mengirimkan data berupa teks, pesan, grafis, maupun suara. Dalam dunia bisnis untuk saat ini, internet dijadikan sebagai media komunikasi untuk mencari informasi perkembangan pasar, media untuk menjual produk barang dan jasa, transaksi dan sejenisnya dengan mengakses website/homepage/blog/ /media sosial. E-commerce adalah transaksi penjualan atau pemesanan barang atau jasa yang dilakukan melalui internet. Waralaba (franchise) adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain (Peraturan Menteri Perdagangan RI No. 53/M-DAG/ PER/8/2012 tentang Penyelenggaraan Waralaba). Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW) adalah bukti pendaftaran prospektus atau pendaftaran perjanjian yang diberikan kepada pemberi waralaba dan/atau penerima waralaba setelah memenuhi persyaratan pendaftaran yang ditentukan dalam Peraturan Menteri. Pemberi Waralaba (franchisor) wajib mendaftarkan prospektus penawaran waralaba, sedangkan penerima waralaba wajib mendaftarkan perjanjian waralaba untuk mendapatkan STPW. Masa berlaku selama 5 tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu yang sama. Omzet adalah nilai produksi/penjualan/pendapatan dari seluruh kegiatan usaha/perusahaan.

42 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 9 a. Prosedur Estimasi Listing SE2016 Metode estimasi hanya dilakukan pada wilayah kabupaten perdesaan karena pendataan usaha skala menengah dan besar (UMB) secara sensus dan usaha skala mikro dan kecil (UMK) secara sampel. Sedangkan pada wilayah kota dan kabupaten perkotaan, karena pendataan baik UMB maupun UMK secara sensus lengkap maka tidak diperlukan metode estimasi. Artinya penghitungan hanya berdasarkan data hasil pencacahan lapangan. Untuk keperluan perumusan metode weight dan estimasi hasil pendataan usaha SE 2016 dapat diperhatikan skema sampling berikut Gambar 1. Skema Sampling Pendataan Usaha/Perusahaan SE2016 Wilayah/ Pendataan Unit Populasi Sampel Metode Peluang (p) Fraksi Sampling Kota (daerah perkotaan dan perdesaan) dan Kabupaten (daerah perkotaan) - r Blok Sensus N r N r Take all 1 1 h h Sensus UMK M lengkap r M r Take all 1 1 umk.h umk.h UMB M r M r Take all 1 1 umb.h umb.h Kabupaten (daerah perdesaan) - s Sensus sampel Sensus lengkap Blok Sensus N s hj n s hj Sistematik 1/ N s hj n s / hj Ns hj UMK M s umk.h M s umk.h Take all 1 1 UMB M s umb.h M s umb.h Take all 1 1 Overall sampling fraction setiap UMK pada wilayah sampel: f s nhj n f1 f 2 1 N N s hj s hj s hj Design weight UMK pada wilayah sampel: w hi N 1 f n s hj s hj Estimasi total usaha UMK hasil pendataan adalah: M ˆ umk = UMK di wilayah r + UMK di wilayah s Mˆ umk L r N hi h 1 i 1 M umk. hi kc k 1 L s N hij h 1 i 1 N n s hj s hj M s umk. hi

43 10 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Total Jumlah Usaha UMB Hasil SE2016 M umb = UMB di wilayah r + UMB di wilayah s M umb = UMB di seluruh wilayah Indonesia M umb L r N h h 1 i 1 M r umbhi. L s N h h 1 i 1 M s umbhi. Total Jumlah Usaha Hasil SE2016 M ˆ = Mˆ umk + M umb Keterangan: N 2 hj = jumlah populasi Blok Sensus (BS) pada strata desa ke j pada setiap kecamatan n 2 hj = jumlah sampel BS pada strata desa ke j pada setiap kecamatan MM = estimasi jumlah usaha dalam kabupaten/kota MM uuuuuu = estimasi jumlah usaha UMK dalam kabupaten/kota M UMB = jumlah usaha UMB dalam kabupaten/kota h = indeks strata urban rural (i=1(urban),2 (rural)) i = indeks BS sampel (i=1,... ) j k = indeks strata desa (i=1(konsentrasi),2 (non konsentrasi)) = indeks kecamatan (j = 1,. kc)

44 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 11 b. Prosedur Penyusunan Estimasi Usaha Ekonomi kreatif dari Data SE2016 Untuk mendapatkan estimasi usaha ekonomi kreatif dari data SE2016 maka usaha-usaha pada data hasil pengolahan SE2016-L2 diberi tanda yang KBLI-nya sesuai dengan cakupan KBLI ekonomi kreatif berdasarkan Perpres No. 72/2015 pada Lampiran 1 Tabel 1. Cakupan KBLI 2015, Kategori KBLI 2015 dan share terbesar dalam sektor ekonomi kreatif menurut subsektor ekonomi kreatif 2016 sesuai Perpres 72/2015. Dari data yang sudah dipilih dilakukan proses penentuan subsektor ekonomi kreatif. Ada beberapa KBLI yang bisa masuk ke dalam beberapa subsektor ekonomi kreatif, sehingga dilakukan proses lebih lanjut, dengan melihat keterkaitan antara rincian B1R15a kegiatan utama, B1R15b KBLI dan pada kuesioner L2 SE2016 produk utama yang dihasilkan/dijual untuk menentukan usaha ini masuk ke dalam salah satu subsektor ekonomi kreatif. Gambar 2. Diagram Alur Prosedur Penyusunan Estimasi Usaha Ekonomi Kreatif dari Data SE2016 c. Penyajian Level Estimasi Usaha Ekonomi kreatif dari Data Listing SE2016 Penyajian level estimasi usaha ekonomi kreatif dari data SE2016 Listing bisa berdasarkan wilayah administrasi dan subsektor ekonomi kreatif. Penyajian level estimasi usaha ekonomi kreatif dari Data SE2016 Listing tergantung kepada jumlah observasi dan nilai relative standar error untuk masing masing variabel yang akan dipublikasikan.

45

46 BADAN PUSAT STATISTIK 2 KEGIATAN UTAMA USAHA/ PERUSAHAAN BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id BUKU 2 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF BUKU 2 PROFIL USAHA/PERUSAHAA 16 SUBSEKTOR EKRAF BERDASARKAN SENSUS EKONOMI 2016 (SE2016 BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id

47

48 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 15 Bab 2 Kegiatan Utama Usaha/ Perusahaan Berdasarkan hasil Listing SE2016 terdapat usaha/perusahaan ekonomi kreatif di Indonesia Berdasarkan hasil Listing SE2016 ditemukan sebanyak usaha perusahaan ekonomi kreatif di Indonesia. Potensi usaha/ perusahaan ekonomi kreatif mayoritas berada di Pulau Jawa sebanyak 65,37 persen. Potensi usaha/perusahaan ekonomi kreatif lainnya berada di Pulau Sumatera 17,94 persen; Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) 6,52 persen; Pulau Bali dan Nusa Tenggrara 5,21 persen; serta Pulau Kalimantan 4,95 persen. Jika dilihat sebaran usaha ekonomi kreatif menurut provinsi, maka Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi yang paling banyak usaha ekonomi kreatif yaitu sebesar 18,33 persen, kemudian Jawa Timur 18,23 persen dan Jawa Tengah 17,19 persen. Gambar 3. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Pulau, 2016 Kalimantan 4,95 5 Sulawesi, Maluku, & Papua 6,52 3 Sumatera 17,94 2 Jawa 65,37 1 Bali & Nusra 5, ,66 15,00 14,56

49 16 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Gambar 4. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi, 2016 Gambaran subsektor usaha/perusahaan ekonomi kreatif berdasarkan hasil Listing Sensus Ekonomi 2016 yang dominan hanya terdapat pada 3 subsektor saja yaitu: kuliner 67,66 persen, fashion 15,00 persen dan kriya 14,56 persen. Sedangkan subsektor ekonomi kreatif yang lainnya secara keseluruhan hanya 2,77 persen.

50 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 17 Gambar 5. Persentase Sebaran Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor, 2016 KULINER 67,66% FASHION 15,00% KRIYA 14,56% LAINNYA 2,77% Gambar 6. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Kota, 2016

51 18 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Pemetaan usaha/perusahaan ekonomi kreatif berdasarkan hasil SE2016 untuk 99 kota di Indonesia menunjukkan bahwa terdapat 5 kota potensi usaha/perusahaan ekonomi kreatif yang berada di Kota Surabaya (6,44 persen), Kota Jakarta Barat (5,94 persen), Kota Bandung (5,70 persen), Kota Jakarta Timur (4,36 persen) dan Kota Jakarta Selatan (4,18 persen). Sebaran potensi usaha/perusahaan ekonomi kreatif di 20 kota dari 99 kota di Indonesia dapat dilihat pada grafik di atas.

52 BADAN PUSAT STATISTIK 3 JENIS KELAMIN PENGUSAHA BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id BUKU 2 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF BUKU 2 PROFIL USAHA/PERUSAHAA 16 SUBSEKTOR EKRAF BERDASARKAN SENSUS EKONOMI 2016 (SE2016 BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id

53

54 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 21 Bab 3 Jenis Kelamin Pengusaha 3.1 Pengusaha Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekonomi Kreatif Pengusaha ekonomi kreatif di Indonesia didominasi oleh pengusaha perempuan. Pengusaha ekonomi kreatif didominasi oleh pengusaha perempuan yaitu sebesar 54,96 persen. Sedangkan untuk pengusaha laki-laki sebesar 45,04 persen. Fenomena dominasi pengusaha perempuan sebenarnya hanya terlihat pada subsektor fashion dan kuliner. Sementara subsektor yang lain menunjukkan hal sebaliknya, pengusaha laki-laki lebih mendominasi dibandingkan pengusaha perempuan. Gambaran lain yang ditemukan adalah pengusaha ekonomi kreatif laki-laki banyak mendominasi pada subsektor arsitektur, desain komunikasi visual dan fotografi, yaitu di atas 90 persen. Gambar 7. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Jenis Kelamin Pengusaha, 2016

55 22 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Gambar 8. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf, Pengusaha Ekonomi Kreatif menurut Pulau Jika dilihat menurut sebaran pulau, sebagian besar pengusaha ekonomi kreatif laki-laki berada di Pulau Jawa, yaitu sebesar 47,60 persen. Persentase terbesar berikutnya yaitu di Pulau Sumatera sebesar 43,70 persen. Sedangkan untuk pengusaha ekonomi kreatif perempuan, banyak terdapat di Pulau Sulawesi, yaitu sebesar 67,61 persen. Persentase terbesar pengusaha ekonomi kreatif selanjutnya adalah Pulau Bali dan Nusa Tenggara sebesar 52,40 persen.

56 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 23 Gambar 9. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Pulau dan Jenis Kelamin Pengusaha, ,70 56,30 42,34 57,66 32,39 67,61 Pulau Sumatera Pulau Kalimantan Pulau Sulawesi 52,40 47,60 Pulau Jawa 35,09 64,91 36,62 63,38 Maluku dan Papua Bali dan Nusra 3.3 Pengusaha Ekonomi Kreatif menurut Provinsi Apabila dilihat per provinsi, mayoritas keberadaan pengusaha ekonomi kreatif laki-laki adalah di Provinsi DKI Jakarta (60,76 persen), Provinsi Jawa Barat (54,44 persen) dan Provinsi Banten (53,44 persen). Sedangkan pengusaha ekonomi kreatif perempuan, lebih banyak di Provinsi Gorontalo (76,18 persen), Maluku (73,96 persen) dan Nusa Tenggara Timur (73,78 persen). Gambar 10. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Jenis Kelamin Pengusaha, 2016

57 24 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 3.4 Pengusaha Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota Pengusaha ekonomi kreatif laki-laki mayoritas berada di Kota Jakarta Barat (65,08 persen), Kota Tangerang (62,56 persen), dan Kota Bekasi (61,49 persen). Sedangkan untuk pengusaha ekonomi kreatif perempuan, lebih banyak terdapat di Kota Bima (78,69 persen), Kabupaten Kepulauan Seribu (74,21 persen), dan Kota Ambon (72,19 persen). Gambar 11. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Jenis Kelamin Pengusaha, 2016

58 BADAN PUSAT STATISTIK 4 TAHUN MULAI BEROPERASI BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id BUKU 2 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF BUKU 2 PROFIL USAHA/PERUSAHAA 16 SUBSEKTOR EKRAF BERDASARKAN SENSUS EKONOMI 2016 (SE2016 BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id

59

60 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 27 Bab 4 Tahun Mulai Beropersasi Usaha start up ekonomi kreatif (beroperasi setelah 2014) sebesar 19,79 persen dengan dominasi terbesar pada subsektor aplikasi dan game developer (30,81 persen) dan desain komunikasi visual (25,32 persen). Berdasarkan hasil Listing Sensus Ekonomi 2016 (SE2016), usaha start up di Indonesia ditemukan sebesar 19,79 persen, yaitu usaha/ perusahaan yang berdiri setelah tahun Disisi lain, potret usaha/ perusahaan ekonomi kreatif yang diperoleh menggambarkan mayoritas usaha/perusahaan ekonomi kreatif beroperasi pada rentang tahun , yaitu sebesar 74,81 persen. Sedangkan usaha/perusahaan ekonomi kreatif yang beroperasi sebelum tahun 1990 sebesar 5,40 persen. Gambar 12. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Tahun Mulai Beroperasi, 2016

61 28 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Gambaran lain yang diperoleh dari hasil Listing Sensus Ekonomi 2016, start up usaha/perusahaan ekonomi kreatif didominasi pada subsektor aplikasi dan game developer ( 30,81 persen) serta subsektor desain komunikasi visual (25,32 persen) Gambar 13. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Tahun Mulai Beroperasi, 2016 Secara umum, usaha/perusahaan start up ekonomi kreatif ditemukan pada seluruh 16 subsektor ekonomi kreatif yaitu lebih dari 10 persen pada masing-masing subsektor. Fenomena menarik lainnya adalah subsektor musik mendominasi usaha/perusahaan ekonomi kreatif yang beroperasi pada periode , yaitu sebesar 83,60 persen.

62 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 29 Potret lain dari hasil SE2016 terkait tahun mulai beroperasi untuk usaha/ perusahaan ekonomi kreatif juga disajikan berdasarkan 99 kota sensus di Indonesia. Usaha/perusahaan ekonomi kreatif yang paling lama berdiri (berdiri sebelum tahun 1990) paling banyak terdapat di Kota Administratif Jakarta Pusat yaitu sebanyak 228 usaha/perusahaan. Adapun persentase Start Up tertinggi terdapat di kota-kota di luar Pulau Jawa yaitu di Kota Tarakan (34,85 persen), Batam (34,45 persen), Bontang (32,67 persen), Banjar Baru (30,62 persen), dan Subulussalam (30,61 persen). Hal ini menunjukkan bahwa potensi ekonomi kreatif mulai berkembang pesat di kota-kota di luar Pulau Jawa. Sementara itu, start up dengan persentase tertinggi di Pulau Jawa yaitu Kota Depok (27,67 persen).

63

64 BADAN PUSAT STATISTIK 5 STATUS BADAN USAHA BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id BUKU 2 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF BUKU 2 PROFIL USAHA/PERUSAHAA 16 SUBSEKTOR EKRAF BERDASARKAN SENSUS EKONOMI 2016 (SE2016 BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id

65

66 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 33 Bab 5 Status Badan Usaha Berdasarkan hasil Listing Sensus Ekonomi 2016, ditemukan gambaran bahwa mayoritas usaha/perusahaan ekonomi kreatif adalah usaha/ perusahaan yang tidak berbadan usaha yaitu sebesar 96,61 persen. Sedangkan usaha/perusahaan ekonomi kreatif yang berbentuk PT/PT Persero sebesar 0,60 persen, izin khusus 2,33 persen, CV 0,36 persen, dan yang berbentuk badan usaha lainnya sebesar 0,10 persen. Gambar ini mengindikasikan bahwa usaha/perusahaan ekonomi kreatif masih berbentuk usaha konvensional yang tidak berbadan hukum. Gambar 14. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Badan Usaha, 2016

67 34 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 5.1 Status Badan Usaha Pada Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Berdasarkan Subsektor Ekraf Dilihat dari subsektor dan status badan usaha, menunjukkan bahwa usaha/perusahaan ekonomi kreatif hasil Listing Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) hampir di semua subsektor didominasi usaha/perusahaan yang tidak berbadan usaha. Kecuali, subsektor periklanan dan subsektor televisi dan radio mempunyai kecenderungan yang berbeda. Untuk usaha/perusahaan pada subsektor periklanan mayoritas berbentuk PT/PT Persero yakni sebesar 47,95 persen. Sementara itu, usaha/perusahaan periklanan yang tidak berbadan usaha sebesar 31,52 persen, dan yang berbentuk CV sebesar 13,58 persen. Gambar 15. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Badan Usaha, 2016 Hampir semua subsektor ekonomi kreatif tidak berbadan usaha kecuali subsektor periklanan dan subsektor televisi dan radio yang berbadan usaha PT/ PT Persero.

68 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 35 Sedangkan untuk usaha/perusahaan ekonomi kreatif subsektor televisi dan radio mayoritas berbentuk PT/PT Persero yaitu sebesar 36,56 persen. Untuk subsektor televisi dan radio yang tidak berbadan usaha sebesar 35,22 persen, hanya mempunyai izin khusus dalam melaksanakan usahanya sebesar 24,67 persen. Gambar 16. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif pada Subsektor Periklanan dan Televisi & Radio, Status Badan Usaha Pada Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Pulau Jika dilihat usaha/perusahaan ekonomi kreatif menurut pulau dan badan usaha, menunjukkan bahwa usaha/perusahaan ekonomi kreatif hasil Listing SE2016 didominasi oleh usaha/perusahaan yang tidak berbadan usaha, diikuti usaha/perusahaan yang mempunyai Izin Khusus dalam menjalankan usahanya. Usaha/perusahaan yang status badan usahanya berizin khusus, persentase terbesar berada di Pulau Maluku dan Papua yakni sebesar 15,28 persen diikuti Pulau Kalimantan sebesar 4,98 persen.

69 36 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Gambar 17. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Pulau dan Status Badan Usaha, ,39% 0,43% 4,98% 94,04% 0,15% KALIMANTAN 0,39% 0,40% 4,12% 95,01% 0,08% SULAWESI 0,38% 0,48% 15,28% 83,76% 0,10% MALUKU & PAPUA SUMATERA 0,30% 0,25% 3,62% 95,74% 0,09% JAWA 0,72% 0,38% 1,28% 97,52% 0,11% JAWA BALI & NUSA 0,58% 0,43% 3,96% 94,95% 0,08% 0,60% PT 0,36% CV 96,61% TIDAK BERBADAN USAHA 2,33% IZIN KHUSUS 2,33% LAINNYA 5.3 Status Badan Usaha Pada Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota Berdasarkan pengelompokkan menurut 99 Kota di Indonesia, status badan usaha di bidang ekonomi kreatif didominasi oleh usaha/ perusahaan yang tidak berbadan usaha yaitu sebesar 94,64 persen. Tiga kota dengan persentase tertinggi yang usaha/perusahaannya tidak berbadan usaha berada di Kepulauan Seribu (99,86 persen), Kota Magelang (98,07 persen), dan Kota Tasikmalaya (98,04 persen). Ketiga kota tersebut berada ke Pulau Jawa, tepatnya di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Sedangkan usaha/perusahaan yang berstatus badan usaha PT/Persero, tiga kota dengan persentase tertinggi berada di Kota Jakarta Selatan (6,19 persen), Kota Jakarta Pusat (3,76 persen), dan Kota Bekasi (3,12 persen). Ketiga kota tersebut berada di Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat.

70 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 37 Gambar 18. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Status Badan Usaha, 2016 Usaha/perusahaan ekonomi kreatif di Indonesia hampir di semua sektor didominasi usaha/ perusahaan yang tidak berbadan usaha Status badan usaha berbentuk CV, tiga kota dengan persentase tertingginya adalah Kota Kupang (1,98 persen), Kota Semarang (1,38 persen), dan Kota Tanjung Pinang (1,36 persen). Ketiga kota tersebut berturut-turut berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Jawa Tengah, dan Kepulauan Riau. Usaha/perusahaan yang berizin khusus di bidang ekonomi kreatif di 99 kota mempunyai persentase terkecil dibandingkan dengan status usaha lainnya yaitu hanya sebesar 0,15 persen. Tiga kota tertinggi yang usaha/perusahaannya berizin khusus adalah Kota Padang Panjang (0,35 persen), Kota Pontianak (0,34 persen), dan Kota Jakarta Selatan (0,31 persen). Ketiga kota tersebut berada di Provinsi Sumatera Barat, Kalimantan Barat, dan DKI Jakarta. Selain status badan usaha yang telah dibahas sebelumnya, usaha/ perusahaan yang termasuk dalam usaha lainnya adalah Firma, Koperasi/ Dana Pensiun, Yayasan, dan Perwakilan Perusahaan/Lembaga Asing. Tiga kota dengan persentase tertinggi dengan status usahanya badan usaha lainnya ada di Kota Tual (39,81 persen) Provinsi Maluku, Kota Sungai Penuh (21,78 persen) Provinsi Jambi, dan Kota Gunung Sitoli (17,62 persen) Provinsi Sumatera Utara.

71

72 BADAN PUSAT STATISTIK 6 LAPORAN KEUANGAN BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id BUKU 2 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF BUKU 2 PROFIL USAHA/PERUSAHAA 16 SUBSEKTOR EKRAF BERDASARKAN SENSUS EKONOMI 2016 (SE2016 BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id

73

74 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 41 Bab 6 Laporan Keuangan Usaha/perusahaan ekonomi kreatif cenderung masih bersifat informal. diindikasikan dari usaha/perusahaan yang memiliki laporan keuangan (3,86%) Salah satu data yang dihasilkan dari Listing Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) adalah potret kepemilikan laporan keuangan usaha/ perusahaan. Informasi kepemilikan laporan keuangan pada bagian ini khusus disajikan untuk usaha/perusahaan ekonomi kreatif yang berizin khusus atau tidak berbadan usaha. Hasil Listing SE2016 menunjukkan bahwa usaha/perusahaan ekonomi kreatif yang berizin khusus atau tidak berbadan usaha, hanya 3,86 persennya saja yang telah memiliki laporan keuangan. Gambar 19. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif yang Berizin Khusus dan Tidak Berbadan Usaha menurut Kepemilikan Laporan Keuangan, 2016

75 42 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Laporan keuangan yang dimaksud adalah pencatatan yang dilakukan secara teratur, rutin, dan sistematis terkait perkembangan penghasilan usaha dalam periode tertentu. Bagi sebuah usaha/perusahaan, pencatatan tersebut akan bermanfaat sebagai alat ukur untuk melihat kondisi terkini terkait laba rugi usahanya sekaligus prospek di masa mendatang. Dari sebagian kecil usaha/perusahaan yang memiliki laporan keuangan, dua pertiganya adalah usaha-usaha yang beroperasi di Pulau Jawa. Sementara itu, 34,52 persen sisanya merupakan usaha-usaha yang beroperasi di luar Jawa. Gambar 20. Tujuh Provinsi dengan Persentase Kepemilikan Laporan Keuangan Tertinggi, 2016 Jika dilihat lebih detil, gambar di samping menyajikan beberapa provinsi dengan persentase kepemilikan laporan keuangan tertinggi. Terdapat 19 provinsi yang memiliki persentase kepemilikan laporan keuangan di atas persentase nasional (3,86 persen). Provinsi Papua, Kepulauan Riau, DI Yogyakarta, Kalimantan Utara, DKI Jakarta, Papua Barat dan Aceh

76 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 43 merupakan tujuh provinsi dengan persentase kepemilikan laporan keuangan tertinggi. Di urutan pertama, terlihat bahwa 9,96 persen usaha/ perusahaan ekonomi kreatif di Provinsi Papua tercatat telah memiliki laporan keuangan, diikuti oleh Provinsi Kepulauan Riau di tempat kedua (9,46 persen), dan Provinsi DI Yogyakarta di posisi ketiga (7,26 persen). Konsentrasi kepemilikan laporan keuangan di level kota terjadi di titik-titik wilayah yang hampir sama dengan level provinsi. Kota Banda Aceh, Kota Administrasi Jakarta Pusat, Kota Bukittinggi, Kota Tanjung Pinang, Kota Jayapura, Kota Batam, dan Kota Yogyakarta yang merupakan tujuh kota yang memiliki persentase kepemilikan laporan keuangan tertinggi. Hal ini dapat diartikan bahwa sekitar 10 hingga 15 persen usaha/perusahaan ekonomi kreatif dengan izin khusus atau tidak berbadan usaha di tujuh kota sensus tersebut telah memiliki laporan keuangan. Fenomena yang terjadi di kota-kota tersebut tentu turut menyumbangkan persentase kepemilikan laporan keuangan yang terjadi pada lingkup provinsi yang telah dibahas sebelumnya. Gambar 21. Tujuh Kota dengan Persentase Kepemilikan Laporan Keuangan Tertinggi, 2016 Lebih lanjut, jika diulas menurut subsektor ekonomi kreatif, menunjukkan bahwa subsektor televisi dan radio menjadi subsektor yang paling banyak dalam menyusun laporan keuangan dibandingkan dengan 15 subsektor lainnya. Hampir sepertiga usaha di subsektor tersebut telah memiliki laporan keuangan, diikuti oleh subsektor periklanan (21,34 persen) dan subsektor arsitektur (17,25 persen) di urutan kedua dan ketiga.

77 44 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Gambar 22. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif yang Memiliki Laporan Keuangan menurut Subsektor Ekraf, 2016 Sebaliknya, usaha/perusahaan di subsektor kriya dan kuliner tercatat sebagai subsektor dengan persentase kepemilikan laporan keuangan terendah masing-masing sebesar 4,04 persen dan 2,78 persen. Mayoritas usaha/perusahaan ekonomi kreatif di Indonesia adalah usaha-usaha dengan skala mikro kecil. Kesulitan mendasar dari usaha-usaha mikro kecil ini adalah memisahkan antara pengeluaran untuk pribadi dan pengeluaran untuk usaha. Oleh karena itu, pemerintah perlu memberikan stimulus agar usahausaha mikro kecil terdorong untuk memulai menyusun laporan keuangan usahanya. Dengan laporan keuangan yang rutin dan terstruktur, harapannya usaha-usaha segmen menengah kebawah akan lebih matang dalam menentukan rencana bisnis ke depan. Misalnya, menghitung kebutuhan pembiayaan tambahan ketika ingin melakukan ekspansi usaha, mengevaluasi komposisi modal kewajiban usaha, dan sebagainya. Masih sedikit usaha/ perusahaan ekonomi kreatif di Indonesia yang memiliki laporan keuangan

78 BADAN PUSAT STATISTIK 7 JARINGAN USAHA BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id BUKU 2 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF BUKU 2 PROFIL USAHA/PERUSAHAA 16 SUBSEKTOR EKRAF BERDASARKAN SENSUS EKONOMI 2016 (SE2016 BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id

79

80 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 47 Bab 7 Jaringan Usaha Usaha ekonomi kreatif belum melakukan ekspansi, terlihat dari dominasi usaha yang bersifat tunggal (98,81%) dan yang memiliki kantor perwakilan/ cabang hanya sekitar 1,19% Berdasarkan hasil Listing Sensus Ekonomi 2016 menunjukkan bahwa jaringan usaha ekonomi kreatif didominasi oleh jaringan usaha tunggal, yaitu sebesar 98,81 persen. Profil usaha ekonomi kreatif jika dilihat dari hubungan kerja antar usaha/perusahaan tergambar melalui informasi jaringan usaha suatu usaha/ perusahaan yang menjadi target Listing SE2016. Data profil pengusaha ekonomi kreatif yang disajikan meliputi: (1) sebaran jaringan usaha/perusahaan ekonomi kreatif di Indonesia; (2) jaringan usaha ekonomi kreatif menurut subsektor di Indonesia; dan (3) jaringan usaha tunggal ekonomi kreatif menurut wilayah di Indonesia. 7.1 Jaringan Usaha Ekonomi Kreatif di Indonesia Usaha/perusahaan ekonomi kreatif di Indonesia hampir di semua sektor didominasi usaha/ perusahaan dengan jejaring usaha tunggal Mayoritas usaha/perusahaan ekonomi kreatif yang terdata dari hasil Sensus Ekonomi 2016 merupakan usaha tunggal, yaitu sebesar 98,81 persen. Hal ini menunjukkan bahwa usaha/perusahaan ekonomi kreatif yang ada di Indonesia pada tahun 2016 yang lalu adalah usaha tunggal yang tidak memiliki hubungan vertikal dengan usaha lain. Adapun sisanya sebesar 1,19 persen usaha/ perusahaan memiliki jejaring usaha perusahaan lainnya, seperti kantor cabang/perwakilan kantor pusat.

81 48 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Gambar 23. Persentase Jaringan Usaha Ekonomi Kreatif di Indonesia, Jaringan Usaha Ekonomi Kreatif berdasarkan Subsektor Jika dilihat dari subsektor dan jaringan usahanya, terlihat jaringan usaha pada usaha/perusahaan ekonomi kreatif didominasi oleh usaha/ perusahaan dengan jejaring tunggal di semua subsektor. Jejaring usaha/ perusahaan cabang ditemukan di beberapa subsektor ekonomi kreatif. Subsektor berikut memiliki share di atas 5 persen dari keseluruhan usaha di masing-masing subsektor, yaitu subsektor televisi dan radio sebesar 11,33 persen, subsektor film, animasi dan video sebesar 9,06 persen, subsektor periklanan sebesar 7,20 persen, dan subsektor arsitektur sebesar 6,27 persen. Selain itu juga ditemukan beberapa subsektor yang memiliki jejaring usaha unit pembantu/penunjang diantaranya subsektor televisi dan radio yang memiliki jejaring usaha ini sebesar 7,07 persen, disusul subsektor periklanan sebesar 3,60 persen dan subsektor desain produk yang mempunyai 3,30 persen, serta subsektor arsitektur 2,86 persen. 7.3 Jaringan Usaha Tunggal Ekonomi Kreatif menurut Wilayah di Indonesia Dari data hasil pendataan SE2016, dapat dilihat sebaran usaha/ perusahaan ekonomi kreatif dengan jaringan usaha tunggal, berpusat di Pulau Jawa (65,32 persen). Jika diamati lebih detail sebagian besar usaha tersebut terletak di Provinsi Jawa Barat (18,34 persen), Jawa Timur (18,24 persen), dan Jawa Tengah (17,23 persen). Sedangkan DKI Jakarta hanya memiliki share sebesar 5,80 persen.

82 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 49 Gambar 24. Persentase Jaringan Usaha Ekonomi Kreatif berdasarkan Subsektor Ekraf, 2016 Selanjutnya Pulau Maluku dan Papua mempunyai jumlah usaha dengan jaringan usaha tunggal terkecil, yaitu sebanyak 1,10 persen dimana provinsi-provinsi di wilayah ini hanya memiliki persentase jumlah jaringan usaha tunggal di bawah 1 persen. Gambar 25. Persentase Jaringan Usaha Tunggal Ekonomi Kreatif berdasarkan Pulau di Indonesia, 2016 Sumatera 17,99 % Kalimantan 4,95 % Sulawesi 5,44 % Maluku Papua 1,10 % Jawa 65,32 % Bali Nusa 5,21 %

83 50 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Jika dilihat lebih detail di 99 Kabupaten/Kota, bisa didapat 10 kota dengan jumlah usaha ekonomi kreatif dengan jaringan usaha tunggal terbesar berada pada Surabaya (6,41 persen), Jakarta Barat (5,97 persen), Bandung (5,68 persen), Jakarta Timur (4,39 persen), Jakarta Selatan (4,12 persen), Jakarta Utara (4,01 persen), Medan (3,70 persen), Jakarta Pusat (3,23 persen), Bekasi (3,05 persen), dan Semarang (2,78 persen). Hal ini selaras dengan dominasi Jawa sebagai wilayah usaha ekonomi kreatif dengan jaringan usaha tunggal seperti terlihat pada gambar. Gambar 26. Persentase Jaringan Usaha Ekonomi Kreatif Terbesar di 99 Kota Sensus, 2016

84 BADAN PUSAT STATISTIK 8 KETENAGAKERJAAN BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id BUKU 2 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF BUKU 2 PROFIL USAHA/PERUSAHAA 16 SUBSEKTOR EKRAF BERDASARKAN SENSUS EKONOMI 2016 (SE2016 BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id

85

86 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 53 Bab 8 Ketenagakerjaan Sektor ekonomi kreatif memiliki potensi yang besar dalam penyerapan tenaga kerja. Sektor yang berbasis pada daya cipta dan kreasi yang tidak memiliki batas ini menjadi harapan penciptaan lapangan kerja baru bagi masyarakat Indonesia. Pemetaan usaha/perusahaan ekonomi kreatif menurut jumlah tenaga kerja merupakan salah satu indikasi kemampuan usaha bidang ekonomi kreatif dalam menyerap tenaga kerja. Potret ini juga dapat menggambarkan struktur usaha/perusahaan ekonomi kreatif di Indonesia, yang setidaknya dapat dilihat dari dua sisi: Sektor ekonomi kreatif memiliki potensi yang besar dalam penyerapan tenaga kerja 1. Usaha/perusahaan ekonomi kreatif di Indonesia mayoritas sudah memiliki tenaga kerja yang relatif kecil. 2. Usaha/perusahaan dengan jumlah tenaga kerja kecil merupakan usaha yang sangat mengandalkan kreativitas, di mana proses produksi karyanya tidak melibatkan banyak orang, bahkan hanya seorang diri. Misalnya pelukis, pengembang software, penulis buku, dan sebagainya. Dengan kreativitas tinggi, pendapatan yang diperoleh usaha ini dapat mencapai nilai tinggi. 8.1 Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif di Indonesia menurut Jumlah Tenaga Kerja Untuk melihat fenomena tersebut, usaha/perusahaan ekonomi kreatif berdasarkan Sensus Ekonomi 2016 diklasifikasi menurut jumlah tenaga kerja sebagai berikut: Usaha/perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 1-4 orang. Usaha/perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 5-19 orang. Usaha/perusahaan dengan jumlah tenaga kerja orang. Usaha/perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 100 orang atau lebih.

87 54 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Pada tahun 2016, usaha/perusahaan ekonomi kreatif di Indonesia dengan jumlah tenaga kerja 1-4 orang mendominasi usaha ekonomi kreatif di Indonesia, yaitu 95,59 persen dari seluruh usaha/perusahaan ekonomi kreatif. Sedangkan usaha/perusahaan ekonomi kreatif dengan jumlah tenaga kerja 5-19 orang hanya sebesar 3,88 persen; usaha dengan jumlah tenaga kerja orang sebesar 0,46 persen; dan persentase terkecil adalah usaha dengan tenga kerja 100 orang atau lebih, yaitu 0,07 persen. Gambar 27. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Jumlah Tenaga Kerja, 2016 Tenaga Kerja 1-4 orang 95,59% Tenaga Kerja 5-19 orang 3,88% Tenaga Kerja orang 0,46% Tenaga Kerja >= 100 orang 0,07% 8.2 Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif di Indonesia menurut 16 Subsektor Ekonomi Kreatif dan Jumlah Tenaga Kerja Sejalan dengan gambaran umum usaha ekonomi kreatif menurut jumlah tenaga kerja, 16 subsektor ekonomi kreatif juga memiliki pola dimana mayoritas usaha di masing-masing subsektor merupakan usaha/ perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 1-4 orang, dengan persentase rata-rata di atas 40 persen. Usaha dengan tenaga kerja antara 5-19 orang merupakan terbanyak kedua, kemudian diikuti usaha dengan tenaga kerja orang, dan yang paling sedikit merupakan usaha dengan tenaga kerja 100 orang atau lebih.

88 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 55 Arsitektur didominasi oleh usaha/ perusahaan dengan tenaga kerja 1-4 orang, yaitu 61,31 persen disusul oleh usaha dengan tenaga kerja 5-19 orang, yaitu 32,02 persen sedangkan usaha dengan tenaga kerja 100 orang mempunyai persentase yang paling sedikit yaitu 0,70 persen. Gambar 28. Persentase Usaha/ Perusahaan Ekonomi Kreatif Subsektor Arsitektur menurut Jumlah Tenaga Kerja, 2016 Gambar 29. Persentase Usaha/ Perusahaan Ekonomi Kreatif Subsektor Desain Interior menurut Jumlah Tenaga Kerja, 2016 Desain Interior Usaha dengan tenaga kerja 1-4 orang mempunyai persentase terbesar, yaitu 70,30 persen diikuti usaha dengan tenaga kerja 5-19 orang, yaitu 25,69 persen. Pada subsektor desain interior tidak terdapat usaha/perusahaan dengan tenaga kerja 100 orang. Desain Komunikasi Visual mayoritas disusun oleh usaha dengan tenaga kerja kurang dari 5 orang, yaitu 90,91 persen. Sedangkan sisanya terdiri dari usaha dengan tenaga kerja di atas 5 orang sebesar 9,01 persen. Gambar 30. Persentase Usaha/ Perusahaan Ekonomi Kreatif Subsektor Desain Komunikasi Visual menurut Jumlah Tenaga Kerja, 2016

89 56 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Gambar 31. Persentase Usaha/ Perusahaan Ekonomi Kreatif Subsektor Desain Produk menurut Jumlah Tenaga Kerja, 2016 Desain Produk Subsektor desain produk juga didominasi oleh usaha dengan tenaga kerja 1-4 orang yaitu 82,63 persen, diikuti oleh usaha dengan tenaga kerja 5-19 orang sekitar 13,78 persen. Untuk usaha dengan tenaga kerja 100 orang atau lebih mempunyai persentase paling sedikit yaitu 0,50 persen. Film, Animasi, Video terdiri dari 74,07 persen usaha dengan tenaga kerja 1-4 orang. Subsektor ini juga disusun oleh usaha dengan tenaga kerja 5-19 orang yaitu 16,67 persen dan usaha dengan tenaga kerja orang sebesar 8,85 persen. Sedangkan usaha dengan jumlah tenaga kerja 100 orang atau lebih hanya 0,41 persen. Gambar 32. Persentase Usaha/ Perusahaan Ekonomi Kreatif Subsektor Film, Animasi, Video menurut Jumlah Tenaga Kerja, 2016 Gambar 33. Persentase Usaha/ Perusahaan Ekonomi Kreatif Subsektor Fotografi menurut Jumlah Tenaga Kerja, 2016 Fotografi disusun oleh mayoritas usaha dengan tenaga kerja 1-4 orang, yaitu 77,68 persen, diikuti oleh usaha dengan tenaga kerja 5-19 orang sebesar 16,02 persen. Untuk usaha dengan tenaga kerja orang memiliki persentase sebesar 6,23 persen sedangkan usaha dengan tenaga kerja di atas 100 orang hanya 0,07 persen.

90 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 57 Kriya merupakan subsektor dengan mayoritas usaha dengan tenaga kerja 1-4 orang yaitu mencapai 93,81 persen. Sisanya, subsektor ini disusun oleh sebagian kecil usaha dengan tenaga kerja 5 orang atau lebih. Gambar 34. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Subsektor Kriya menurut Jumlah Tenaga Kerja, 2016 Gambar 35. Persentase Usaha/ Perusahaan Ekonomi Kreatif Subsektor Kuliner menurut Jumlah Tenaga Kerja, 2016 Kuliner sangat didominasi oleh usaha dengan tenaga kerja 1-4 orang, yaitu sebesar 97,04 persen. Sedangkan 3 persen sisanya merupakan usaha dengan tenaga kerja 5 orang atau lebih atau lebih. Fashion dominan terdiri dari usaha dengan tenaga kerja 1-4 orang, yaitu 93,35 persen. Sedangkan hanya 6,65 persen usaha dengan tenaga kerja 5 orang dan lebih. Gambar 36. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Subsektor Fashion menurut Jumlah Tenaga Kerja, 2016

91 58 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Gambar 37. Persentase Usaha/ Perusahaan Ekonomi Kreatif Subsektor Musik menurut Jumlah Tenaga Kerja, 2016 Musik merupakan subsektor yang juga didominasi oleh usaha dengan tenaga kerja 1-4 orang, yaitu 89,10 persen. Untuk usaha dengan tenaga kerja 5 orang atau lebih hanya sekitar 10,90 persen. Aplikasi dan Game Developer merupakan subsektor yang juga didominasi oleh usaha dengan tenaga kerja 1-4 orang, yaitu 87,19 persen. Sementara usaha dengan tenaga kerja 5 orang dan lebih hanya sekitar 12,81 persen. Gambar 38. Persentase Usaha/ Perusahaan Ekonomi Kreatif Subsektor Aplikasi dan Game Developer menurut Jumlah Tenaga Kerja, 2016 Gambar 39. Persentase Usaha/ Perusahaan Ekonomi Kreatif Subsektor Penerbitan menurut Jumlah Tenaga Kerja, 2016 Penerbitan tersusun dari sebagian besarnya adalah usaha dengan tenaga kerja 1-4 orang, yaitu 84,10 persen. Berikutnya, subsektor ini terdiri dari 13,23 persen usaha dengan tenaga kerja 5-19 orang; 2,32 persen usaha dengan tenaga kerja orang, dan 0,35 persen usaha dengan tenaga kerja 100 orang atau lebih.

92 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 59 Periklanan merupakan subsektor dengan persentase usaha dengan tenaga kerja 5-19 orang cukup tinggi, yaitu 38,85 persen, meskipun usaha dengan tenaga kerja 1-4 orang masih lebih tinggi yaitu 44,65 persen. Gambar 40. Persentase Usaha/ Perusahaan Ekonomi Kreatif Subsektor Periklanan menurut Jumlah Tenaga Kerja, 2016 Gambar 41. Persentase Usaha/ Perusahaan Ekonomi Kreatif Subsektor Televisi dan Radio menurut Jumlah Tenaga Kerja, 2016 Televisi dan Radio merupakan subsektor yang setengah usahanya merupakan usaha dengan tenaga kerja 1-4 orang (50,35 persen) diikuti oleh usaha dengan tenaga kerja 5-19 orang. Seni Pertunjukan didominasi oleh usaha dengan tenaga kerja 1-4 orang, yaitu 70,92 persen. Hanya 0,17 persen usaha yang memiliki tenaga kerja 100 orang atau lebih. Gambar 42. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Subsektor Seni Pertunjukan menurut Jumlah Tenaga Kerja, 2016

93 60 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Gambar 43. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Subsektor Seni Rupa menurut Jumlah Tenaga Kerja, 2016 Seni Rupa mayoritas terdiri dari usaha dengan tenaga kerja 1-4 orang, yaitu 95,12 persen. Sedangkan 4,88 persen sisanya merupakan usaha dengan tenaga kerja 5 orang atau lebih. Bila dibandingkan di antara enam belas subsektor ekonomi kreatif, subsektor yang memiliki tenaga kerja 1-4 orang didominasi pada subsektor kuliner, yaitu sebesar 97,04 persen dari total usaha kuliner di Indonesia. Sedangkan subsektor dengan persentase terendah yaitu subsektor periklanan, sebesar 44,66 persen. Gambaran komposisi usaha dengan tenaga kerja 5-19 orang untuk 16 subsektor ekonomi kreatif cukup variatif. Persentase paling tinggi berada pada subsektor televisi dan radio yaitu 39,27 persen, sedangkan untuk subsektor kuliner hanya disusun oleh 2,64 persen usaha/perusahaan dengan tenaga kerja 5-19 orang. Subsektor ekonomi kreatif dengan komposisi usaha/perusahaan dengan tenaga kerja orang paling tinggi didominasi oleh subsektor periklanan yaitu 14,30 persen. Usaha ekonomi kreatif dengan tenaga kerja 100 orang atau lebih pada 16 subsektor ekonomi kreatif rata-rata cukup rendah, yaitu di bawah 3 persen. Persentase tertinggi berada di subsektor periklanan yaitu 2,19 persen, sementara untuk desain interior, tidak ada usaha pada subsektor ini yang memiliki jumlah tenaga kerja di atas 100 orang. Subsektor kuliner didominasi oleh usaha/perusahaan ekonomi kreatif yang memiliki tenaga kerja 1-4 orang Subsektor ekonomi kreatif dengan komposisi usaha/ perusahaan dengan tenaga kerja orang paling tinggi adalah subsektor periklanan

94 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif di Indonesia menurut Wilayah dan Jumlah Tenaga Kerja Mayoritas usaha/ perusahaan ekonomi kreatif merupakan usaha dengan tenaga kerja 1-4 orang Secara kewilayahan potensi ekonomi kreatif, Indonesia dibagi menjadi 9 wilayah, yang terdiri dari 4 wilayah pulau dan 5 wilayah provinsi. Potensi usaha/perusahaan ekonomi kreatif menurut jumlah tenaga kerja memiliki pola yang hampir sama di setiap wilayah, yakni mayoritas usaha/perusahaan ekonomi kreatif merupakan usaha dengan tenaga kerja 1-4 orang, dengan persentase rata-rata di atas 90 persen. Kemudian diikuti oleh usaha dengan tenaga kerja 5-19 orang, orang, dan persentase sangat kecil untuk usaha ekonomi. Pulau Sumatera Pada tahun 2016, di Pulau Sumatera terdapat usaha/ perusahaan ekonomi kreatif yang didominasi oleh usaha/perusahaan ekonomi kreatif dengan jumlah tenaga kerja kurang dari 5 orang, yaitu 96,47 persen. Sedangkan hanya sekitar 0,03 persen usaha/perusahaan ekonomi kreatif di Pulau Sumatera yang memiliki tenaga kerja 100 orang atau lebih. DKI Jakarta memiliki persentase tertinggi untuk usaha/ perusahaan ekonomi kreatif dengan tenaga kerja 5-19 orang, yaitu sebesar 7 persen Provinsi DKI Jakarta Pada tahun 2016, di Provinsi DKI Jakarta terdapat usaha/ perusahaan ekonomi kreatif, dengan sebagian besar usaha/ perusahaan ekonomi kreatif dengan tenaga kerja 1-4 orang masih mendominasi, yaitu sebesar 91,57 persen. Dibandingkan dengan wilayah lainnya DKI Jakarta memiliki persentase tertinggi untuk usaha/perusahaan ekonomi kreatif dengan tenaga kerja 5-19 orang, yaitu 7 persen. Begitu pun dengan usaha/perusahaan dengan tenaga kerja orang, persentase tertinggi berada di DKI Jakarta yaitu 1,23 persen. Untuk usaha/perusahaan dengan tenaga kerja 100 orang atau lebih, DKI Jakarta bersama Provinsi Banten memiliki persentase tertinggi diantara wilayah lainnya yaitu 0,21 persen.

95 62 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Gambar 44. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Wilayah dan Jumlah Tenaga Kerja, ,47% 3,24% 0,26% 0,03% Sumatera 91,57% 7,00% 1,23% 0,21% 96,47% 3,24% 0,33% 0,05% Jawa Tengah DKI Jakarta Kalimantan 96,61% 3,11% 0,26% 0,02% Sulawesi 96,32% 3,39% 0,25% 0,03% Banten 94,53% 4,36% 0,90% 0,21% Jawa Barat 95,02% 4,33% 0,57% 0,08% Jawa Timur 96,25% 3,26% 0,42% 0,07% DI Yogyakarta 93,93% 5,39% 0,61% 0,07% Bali & Nusa Tenggara 95,71% 3,77% 0,48% 0,03% Provinsi Jawa Barat Pada tahun 2016, di Provinsi Jawa Barat terdapat usaha/ perusahaan ekonomi kreatif. Seperti halnya provinsi DKI Jakarta, usaha/perusahaan ekonomi kreatif di Provinsi Jawa Barat mayoritas memiliki tenaga kerja 1-4 orang, yaitu 95,02 persen. Sedangkan 4,98 persen lainnya merupakan usaha/perusahaan dengan tenaga kerja 5 orang atau lebih. Mayoritas usaha/ perusahaan ekonomi kreatif di Jawa Barat memiliki tenaga kerja 1-4 orang, yaitu 95,02 persen Provinsi Jawa Tengah Pada tahun 2016, di Provinsi Jawa Tengah terdapat usaha/ perusahaan ekonomi kreatif. Tidak berbeda dengan di provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat. Jawa Tengah mempunyai usaha/perusahaan ekonomi kreatif dengan tenaga kerja 1-4 orang yang paling tinggi yaitu 95,79 persen. Untuk usaha/perusahaan dengan tenaga kerja 5 orang atau lebih, persentasenya relatif kecil yaitu 4,21 persen.

96 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 63 Mayoritas usaha/ perusahaan ekonomi kreatif di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, serta Bali dan Nusa Tenggara, memiliki tenaga kerja 1-4 orang Provinsi Jawa Timur Pada tahun 2016, di Provinsi Jawa Timur terdapat usaha/perusahaan ekonomi kreatif. Mayoritas usaha/perusahaan ekonomi kreatif adalah usaha/perusahaan dengan tenaga kerja 1-4 orang, yaitu 96,25 persen. Sisanya sebesar 3,75 persen adalah usaha/perusahaan ekonomi kreatif dengan tenaga kerja di atas 4 orang. Provinsi Banten Pada tahun 2016, di Provinsi Banten terdapat usaha/perusahaan ekonomi kreatif. Provinsi Banten didominasi oleh usaha/perusahaan ekonomi kreatif dengan tenaga kerja 1-4 orang. Di antara wilayah lainnya, Provinsi Banten menempati urutan kedua tertinggi untuk usaha/ perusahaan dengan tenaga kerja orang setelah Provinsi DKI Jakarta, yaitu 0,9 persen. Pulau Bali dan Nusa Tenggara Pada tahun 2016, di Pulau Bali dan Nusa Tenggara terdapat usaha/perusahaan ekonomi kreatif dengan tenaga kerja 1-4 orang yang relatif tinggi yaitu 95,71 persen. Sedangkan untuk usaha/perusahaan dengan tenaga kerja di atas 4 orang hanya sekitar 4,29 persen. Pulau Kalimantan Pada tahun 2016, di Pulau Kalimantan terdapat usaha/perusahaan ekonomi kreatif. Pulau Kalimantan memiliki persentase tertinggi di antara wilayah lainnya untuk usaha/perusahaan dengan tenaga kerja 1-4 orang, yaitu 96,61 persen. Sedangkan usaha/perusahaan dengan tenaga kerja 100 orang atau lebih di Pulau Kalimantan memiliki persentase yang paling rendah dibanding wilayah lainnya, yaitu 0,02 persen. Pulau Sulawesi, Maluku, Papua Pada tahun 2016, di Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua terdapat usaha/perusahaan ekonomi kreatif. Secara umum, usaha/perusahaan ekonomi kreatifnya didominasi oleh usaha/perusahaan dengan tenaga kerja 1-4 orang, yaitu 96,32 persen. Sisanya sebesar 3,68 persen merupakan usaha/perusahaan dengan tenaga kerja di atas 4 orang.

97 64 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 8.4 Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif di Indonesia menurut 99 Kota Sensus dan Jumlah Tenaga Kerja Pada kegiatan Listing Sensus Ekonomi 2016, terdapat 99 kota di seluruh Indonesia yang disensus secara lengkap. Dari hasil Listing tersebut terdapat usaha/perusahaan ekonomi kreatif. Jumlah terbanyak berada di Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta yakni usaha/ perusahaan. Sedangkan jumlah usaha/perusahaan ekonomi kreatif paling sedikit terdapat di Kota Tual, Provinsi Maluku, yakni usaha/ perusahaan. Jika usaha/perusahaan pada 99 kota tersebut dilihat menurut jumlah tenaga kerja, ternyata memiliki pola yang sama, dimana persentase terbesar berada di usaha/perusahaan dengan tenaga kerja 1-4 orang, diikuti oleh usaha/perusahaan dengan tenaga kerja 5-19 orang, orang dan 100 orang. Untuk usaha/perusahaan ekonomi kreatif dengan tenaga kerja 1-4 orang, persentase tertinggi adalah Kota Tidore Kepulauan, yakni 98,18 persen, sedangkan persentase terendah adalah Kota Jakarta Selatan, yakni 89,44 persen. Persentase usaha/perusahaan dengan tenaga kerja 5-19 orang tertinggi yaitu Kota Jakarta Barat, 8,71 persen dan yang terendah yaitu Kota Tidore Kepulauan, 1,82 persen. Untuk usaha/perusahaan dengan jumlah tenaga kerja orang, persentase tertinggi berada di Kota Jakarta Selatan, yakni 2,22 persen, sedangkan persentase terendah berada di Kota Tual dan Kota Tidore Kepulauan dimana tidak terdapat usaha/perusahaan ekonomi kreatif dengan tenaga kerja orang. Persentase tertinggi untuk usaha/perusahaan dengan tenaga kerja 100 orang berada di Kota Tangerang, yakni 0,42 persen. Di sisi lain, terdapat 22 kota di antara 99 kota yang tidak terdapat usaha/ perusahaan ekonomi kreatif dengan tenaga kerja 100 orang. Kota Tidore Kepulauan memiliki persentase tertinggi tenaga kerja ekonomi kreatif 1-4 orang Persentase tertinggi usaha/perusahaan ekonomi kreatif yang memiliki tenaga kerja lebih dari 100 orang, berada di Kota Tangerang

98 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 61 Tenaga Kerja 1-4 Orang Tenaga Kerja Orang 3 Tertinggi Tidore Kepulauan (98,18%) Sawah Lunto (97,77%) Tual (97,59%) 3 Tertinggi Jakarta Selatan (2,22%) Tangerang (1,41%) Bandung (1,35%) Tenaga Kerja 5-19 Orang Tenaga Kerja 100 Orang 3 Tertinggi Jakarta Barat (8,71%) Yogyakarta (8,02%) Jakarta Selatan (8,00%) 3 Tertinggi Tangerang (0,42%) Batu (0,42%) Jakarta Selatan (0,34%)

99

100 BADAN PUSAT STATISTIK 9 PENGGUNAAN INTERNET BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id BUKU 2 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF BUKU 2 PROFIL USAHA/PERUSAHAA 16 SUBSEKTOR EKRAF BERDASARKAN SENSUS EKONOMI 2016 (SE2016 BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id

101

102 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 65 Bab 9 Penggunaan Internet 9.1 Penggunaan internet pada Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif di indonesia Sebanyak 3,90 persen usaha/ perusahaan ekonomi kreatif di Indonesia menggunakan internet. Persentase tertinggi usaha/ perusahaan ekonomi kreatif yang menggunakan internet di Pulau Jawa, yaitu sebesar 63,75 persen Penggunaan internet pada usaha/perusahaan ekonomi kreatif di Indonesia berdasarkan hasil SE2016 diperoleh gambaran masih relatif kecil, yaitu sebesar 3,90 persen dari seluruh usaha/ perusahaan ekonomi kreatif di Indonesia. Sebanyak 63,75 persen dari usaha yang menggunakan internet tersebut berada di Pulau Jawa. Selain Pulau Jawa, Pulau Sumatera serta Pulau Bali dan Nusa Tenggara memiliki persentase penggunaan internet tertinggi pada usaha/perusahaan ekonomi kreatif di Indonesia yaitu masingmasing sebesar 17,46 persen dan 7,31 persen. Sementara, penggunaan internet terendah usaha/perusahaan ekonomi kreatif berada di Pulau Maluku dan Papua yaitu sebesar 0,54 persen. Adapun persentase penggunaan internet pada usaha/ perusahaan ekonomi kreatif di Pulau Sulawesi dan Kalimantan hampir sama yakni masing-masing sebesar 5,65 persen dan 5,29 persen.

103 66 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Gambar 45. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Pulau dan Pemanfaatan Media Internet, 2016 Sumatera 17,46 Kalimantan 5,29 Maluku & Papua 0,54 Jawa 63,75 INDONESIA 3,89 Bali & Nusra 7,31 Sulawesi 5,65 Menurut 99 kota sensus di Indonesia, penggunaan internet oleh usaha/ perusahaan ekonomi kreatif yang paling banyak berada di Kota Depok, yaitu sebesar 8,03 persen. Selain Kota Depok, usaha/perusahaan ekonomi kreatif di Kota Bandung juga diindikasikan menggunakan internet yang relatif cukup besar, yaitu sebesar 7,83 persen. Adapun di bawah Kota Depok dan Kota Bandung, terdapat Kota Medan sebagai satu-satunya kota di Pulau Sumatera dengan persentase usaha/perusahaan ekonomi kreatif yang paling banyak menggunakan internet yaitu sebesar 6,82 persen. Sementara itu, Kota Surabaya dan Kota Jakarta Selatan menempati posisi selanjutnya dengan persentase usaha/perusahaan ekonomi kreatif yang menggunakan internet sebesar 5,98 persen dan 5,15 persen. Tingginya penggunaan internet oleh usaha/perusahaan ekonomi kreatif di Provinsi DKI Jakarta tidak berarti bahwa penggunaan internet tersebut tinggi di seluruh wilayah di DKI Jakarta. Hal ini ditunjukkan oleh rendahnya penggunaan internet oleh usaha/perusahaan ekonomi kreatif di Kabupaten Kepulauan Seribu. Hanya sebesar 0,01 persen usaha/perusahaan ekonomi kreatif di Kabupaten Kepulauan Seribu yang menggunakan internet, bahkan persentase ini merupakan yang terendah di Indonesia. Selain Kabupaten Kepulauan Seribu, persentase penggunaan internet terendah ada pada Kota Tidore Kepulauan dan Kota Tual dengan persentase sebesar 0,01 persen.

104 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 67 Gambar 46. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Kota dan Pemanfaatan Media Internet Terbesar dan Terendah, 2016 Medan 6,82 Kep. Seribu 0,01 Tidore Kep. 0,01 Jakarta Selatan 5,15 Depok 8,03 Bandung 7,83 Surabaya 5,98 Tual 0, Penggunaan internet pada Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif pada 16 Subsektor Ekonomi Kreatif Pada subbab sebelumnya telah dibahas mengenai penggunaan internet pada usaha/perusahaan ekonomi kreatif dilihat berdasarkan wilayah keberadaanusaha/perusahaan ekonomi kreatif tersebut di Indonesia. Pada subbab ini akan dikupas lebih mendalam mengenai penggunaan internet usaha/perusahaan ekonomi kreatif pada masing-masing 16 subsektor ekonomi kreatif. Subsektor desain komunikasi visual merupakan subsektor dengan proporsi tertinggi dalam menggunakan internet dibanding subsektorsubsektor lainnya. Usaha/perusahaan yang paling tinggi proporsinya dalam menggunakan internet adalah usaha/perusahaan pada subsektor desain komunikasi visual yakni sebesar 73,70 persen. Hal ini tentunya tidak terlepas dari nature usaha/perusahaan pada desain komunikasi visual itu sendiri, dimana komputer merupakan modal utama dalam menghasilkan produk-produk bernilai ekonomis tinggi. Tentunya pada masa sekarang ini hampir semua komputer/ PC/desktop maupun laptop sudah terhubung dengan jaringan internet. Dua subsektor lainnya yang juga memiliki usaha/ perusahaan dengan proporsi yang besar dalam menggunakan internet adalah subsektor periklanan (62,84 persen) dan subsektor arsitektur (52,19 persen). Sementara itu, penggunaan internet yang paling rendah ada pada subsektor kuliner yaitu sebesar 2,37 persen, diikuti oleh subsektor kriya (3,94 persen) dan subsektor fashion (7,28 persen).

105 68 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Dari informasi ini dapat kita simpulkan bahwa betapa besar potensi ekonomi kreatif yang masih dapat dikembangkan di Indonesia. Tiga subsektor yang mendominasi ekonomi kreatif dengan jumlah usaha terbanyak dibanding subsektor lainnya, penggunaan internet pada usaha/perusahaan di ketiga subsektor tersebut ternyata masih sangat rendah. Penggunaan internet tidak hanya dapat digunakan untuk mengembangkan usaha di bidang pengembangan produk, tetapi juga di bidang pemasaran. Pemanfaatan internet di bidang promosi, penjualan, dan lainnya yang berhubungan dengan konsumen tidak hanya dapat mengembangkan usaha pada level lokal maupun nasional, tetapi juga bahkan dapat menjangkau hingga level internasional atau ekspor produk ke luar negeri. Gambar 47. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Kota dan Pemanfaatan Media Internet Terbesar dan Terendah, 2016

106 BADAN PUSAT STATISTIK 10 FENOMENA E-COMMERCE BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) BUKU 2 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF BUKU 2 PROFIL USAHA/PERUSAHAA 16 SUBSEKTOR EKRAF BERDASARKAN SENSUS EKONOMI 2016 (SE2016 BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id

107

108 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 71 Bab 10 Fenomena E-commerce 10.1 E-commerce di Indonesia Fenomena e-commerce pada usaha/perusahaan ekonomi kreatif di Indonesia, berdasarkan hasil SE2016 diindikasikan sebesar 50,87 persen usaha/ perusahaan ekonomi kreatif yang menggunakan internet Teknologi informasi sedang berkembang pesat dan telah dimanfaatkan oleh berbagai bidang. Termasuk internet yang telah dengan mudah digunakan oleh seluruh kalangan masyarakat di Indonesia. Penggunaan internet ini dimanfaatkan oleh para pengusaha dalam proses pemasaran, serta untuk pembelian bahan baku maupun penjualan barang/jasa yang mereka hasilkan. Pemanfaatan internet untuk penjualan dan pembelian barang/jasa ini disebut e-commerce. Gambar 48. Persentase Penerapan E-commerce Usaha/ Perusahaan Ekonomi Kreatif, 2016

109 72 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Menurut hasil Listing Sensus Ekonomi 2016, ditemukan sebanyak 3,9 persen usaha/perusahaan ekonomi kreatif di Indonesia. Dari sejumlah usaha/perusahaan ekraf yang menggunakan internet tersebut, sebanyak 50,87 persen memanfaatkannya untuk pembelian dan atau penjualan barang/jasa via internet, atau yang disebut dengan penerapan e-commerce. Hal ini berarti bahwa sudah lebih dari separuh usaha ekonomi kreatif yang telah menggunakan media internet, telah menerapkan e-commerce. untuk melakukan transaksi penjualan dan atau pembelian barang/jasa. Gambar 49. Persentase Penerapan E-commerce Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Pulau, 2016 Fenomena e-commerce yang terjadi pada usaha/perusahaan yang berada di Pulau Jawa, yakni sebesar 71,05 persen. Sedangkan yang paling sedikit menerapkan e-commerce merupakan usaha/perusahaan ekonomi kreatif yang berada di Pulau Maluku dan Papua, yakni hanya 0,56 persen usaha/ perusahaan.

110 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 73 Gambar 50. Persentase Penerapan E-commerce Usaha/ Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi, 2016

111 74 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Jika dilihat berdasarkan provinsinya, D.I. Yogyakarta merupakan provinsi yang memiliki persentase terbesar usaha/perusahaan ekonomi kreatif yang menerapkan e-commerce dari usaha/perusahaan ekonomi kreatif yang memanfaatkan media internet, yaitu sebesar 75,70 persen. Provinsi berikutnya yang usaha/perusahaannya telah banyak menerapkan e-commerce adalah Provinsi Banten (69,64 persen), Provinsi Jawa Tengah (65,97 persen) dan selanjutnya Provinsi Lampung (65,48 persen). Usaha/ perusahaan ekonomi kreatif di provinsi lainnya juga telah cukup banyak menerapkan e-commerce, persentasenya ada pada rentang 25 sampai 65 persen. Hanya dua provinsi yang persentase usaha/perusahaan ekonomi kreatif yang menerapkan e-commerce kurang dari 25 persen, yakni Provinsi Nusa Tenggara Timur sebanyak 24,39 persen dan Provinsi Sumatera Utara sebanyak 16,45 persen. Gambar 51. Persentase Penerapan E-commerce Usaha/ Perusahaan Ekonomi Kreatif pada 20 Kota Terbesar yang Menerapkan, 2016 Di antara 99 kabupaten/kota seluruh Indonesia, kabupaten/ kota yang usaha/perusahaan ekonomi kreatifnya paling banyak menerapkan e-commerce adalah Kota Bandung di Jawa Barat yaitu sebanyak 8,84 persen dari seluruh usaha/perusahaan ekonomi kreatif pengguna e-commerce di 99 kabupaten/kota tersebut. Kota kedua yang paling banyak menggunakan e-commerce adalah Kota Surabaya di Jawa Timur yakni sebanyak 7,05 persen, disusul kemudian adalah Kota Jakarta Selatan di DKI Jakarta yakni sebanyak 6,29 persen. Urutan berikutnya adalah Kota Depok di Jawa Barat dengan usaha/perusahaan ekonomi kreatifnya yang menggunakan e-commerce sebanyak 4,87 persen, disusul berikutnya adalah Kota Jakarta Pusat di DKI Jakarta yakni sebanyak 4,08 persen. Sebanyak 94,12 persen usaha ekonomi kreatif di kabupaten kepulauan seribu yang memanfaatkan media internet, telah menggunakan e-commerce

112 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF E-commerce dan subsektor Penerapan e-commerce paling tinggi diindikasikan berada pada subsektor desain komunikasi visual Berdasarkan hasil Listing SE2016, bila dilihat dari subsektornya, fenomena e-commerce terbesar terlihat pada subsektor desain komunikasi visual, yaitu sebanyak 81,72 persen disusul usaha/ perusahaan pada subsektor aplikasi dan game developer, sebesar 77,24 persen. Subsektor berikutnya yang juga banyak menerapkan e-commerce adalah subsektor desain produk yakni sebesar 72,21 persen. Sedangkan fenomena e-commerce terendah berada pada subsektor kuliner, yakni 38,86 persen. Untuk subsektor yang lain, persentase usaha/perusahaan ekonomi kreatif yang telah menerapkan e-commerce telah lebih dari 50 persen. Gambar 52. Persentase Penerapan E-commerce Usaha/ Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf, 2016

113

114 BADAN PUSAT STATISTIK 11 WARALABA BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) BUKU 2 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF BUKU 2 PROFIL USAHA/PERUSAHAA 16 SUBSEKTOR EKRAF BERDASARKAN SENSUS EKONOMI 2016 (SE2016 BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id

115

116 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 79 Bab 11 Waralaba Penerapan sistem waralaba merupakan peluang bisnis baru yang terbuka lebar untuk dikembangkan Waralaba (franchise) merupakan bentuk kerjasama bisnis, dimana ada pihak yang menerima/memanfaatkan hak kekayaan intelektual (HAKI) berupa merek dagang, nama, hingga manajemen usaha dari pihak pemberi/pemilik. Sebagai imbalannya, pihak pemberi akan memperoleh balas jasa sesuai persyaratan yang telah disepakati. Dengan persentase sebesar 0,26 persen usaha yang menerapkan konsep bisnis waralaba. Hal ini mengindikasikan bahwa penerapan konsep bisnis waralaba pada usaha-usaha ekonomi kreatif belum cukup diminati. Sisi lain yang dapat dimaknai dari angka tersebut yaitu penerapan sistem waralaba merupakan peluang bisnis baru yang terbuka lebar untuk dikembangkan. Gambar 53. Persentase Sebaran Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif yang Menerapkan Sistem Waralaba Menurut Provinsi, 2016

117 80 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Gambar 54. Persentase Tujuh Kota dengan Usaha/Perusahaan Paling Dominan dalam Menerapkan Sistem Waralaba, 2016 Dari 0,26 persen usaha/perusahaan ekonomi kreatif yang telah menjalankan sistem waralaba, 70,80 persennya terpusat di Pulau Jawa. Sedangkan 29,20 persen sisanya tersebar di 28 provinsi lain. Jawa Barat tercatat sebagai provinsi dengan persentase tertinggi yaitu 22,48 persen. Provinsi dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi kedua ini juga memiliki jumlah pelaku usaha ekonomi kreatif terbanyak di Indonesia (sekitar 1,5 juta usaha). Hasil SE2016 juga menyajikan informasi terkait gambaran penerapan sistem waralaba di level kabupaten/kota sensus, yaitu di 99 kabupaten/kota. Daerah konsentrasi penerapan sistem waralaba pada usaha/perusahaan ekonomi kreatif terjadi di wilayah ibukota dan sekitarnya. Konsentrasi penerapan sistem waralaba pada usaha/ perusahaan ekonomi kreatif terjadi di wilayah ibukota dan kotakota besar Hal ini terbilang wajar karena iklim industri ekonomi kreatif pada tujuh kota besar tersebut saat ini terbilang cukup kondusif. Kota Administrasi Jakarta Selatan tercatat sebagai kota sensus yang paling dominan dengan persentase penerapan sistem waralaba sebesar 8,88 persen. Dengan kata lain, Kota Administrasi Jakarta Selatan memiliki kontribusi hampir 9 persen terhadap total usaha/perusahaan yang telah menerapkan sistem waralaba secara nasional. Jika dilihat menurut subsektor ekonomi kreatif, diperoleh informasi bahwa subsektor kuliner berada di posisi terdepan dalam menerapkan konsep bisnis waralaba (80,01 persen). Diikuti subsektor fashion dan kriya di posisi kedua dan ketiga dengan persentase masing-masing 10,52 persen dan 4,64 persen. Tiga subsektor tersebut memiliki kontribusi sekitar 95 persen terhadap keseluruhan usaha/perusahaan ekonomi kreatif yang menerapkan sistem waralaba di Indonesia.

118 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 81 Subsektor kuliner berada di posisi terdepan dalam menerapkan konsep bisnis waralaba Tingginya geliat bisnis waralaba pada tiga subsektor tersebut tidak terlepas dari peran perkembangan dunia teknologi yang begitu pesat. Pemilik usaha kuliner, fashion, dan kriya tentu akan sangat terbantu oleh berbagai kemudahan dan fitur yang ditawarkan aplikasi-aplikasi digital. Misalnya untuk melakukan promosi melalui media sosial, pemasaran, dan juga riset untuk diversifikasi produk. Ditambah fasilitas pengiriman barang akan menjadi lebih mudah dengan semakin banyaknya usaha logistik/jasa pengiriman barang. Kombinasi dari dua hal tersebut tentu akan menjadi amunisi penting bagi pengusaha ekonomi kreatif dalam mendulang setinggi-tingginya omzet usaha. Gambar 55. Persentase Penerapan Sistem Waralaba Tertinggi Menurut Subsektor Ekraf, 2016

119

120 BADAN PUSAT STATISTIK 12 PENDAPATAN USAHA BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) BUKU 2 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF BUKU 2 PROFIL USAHA/PERUSAHAA 16 SUBSEKTOR EKRAF BERDASARKAN SENSUS EKONOMI 2016 (SE2016 BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id

121

122 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 85 Bab 12 Pendapatan Usaha Usaha berskala mikro masih mendominasi usaha/ perusahan ekonomi kreatif di Indonesia sedangkan usaha berskala besar masih sangat sedikit Berdasarkan hasil SE2016, usaha/perusahaan yang bergerak dalam kegiatan ekonomi kreatif yang memiliki pendapatan kurang dari atau sama dengan 300 juta rupiah merupakan kelompok usaha yang memiliki persentase terbesar dibandingkan dengan kelompok usaha lainnya, yaitu sebesar 92,56 persen dari total usaha ekonomi kreatif atau sekitar 7,59 juta usaha. Berdasarkan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008, usaha yang memiliki pendapatan kurang dari atau sama dengan 300 juta rupiah disebut sebagai usaha berskala mikro. Gambar 56. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Indonesia menurut Pendapatan, 2016

123 86 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Gambar 57. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Berskala Mikro menurut Subsektor Ekraf, 2016 Sedangkan usaha berskala besar (kelompok usaha yang memiliki pendapatan lebih dari 50 miliar rupiah) merupakan kelompok usaha yang memiliki persentase terkecil dibandingkan dengan kelompok usaha lainnya, yaitu sebesar 0,04 persen dari total usaha ekonomi kreatif atau sekitar 3,6 ribu usaha/perusahaan. Menurut subsektor dan pengelompokan omset usaha, subsektor musik memiliki persentase terbesar pada kelompok omset hingga 300 juta, yaitu sebesar 94,56 persen, disusul oleh subsektor fotografi sebesar 94,29 persen, dan subsektor kuliner sebesar 93,98 persen. Sedangkan subsektor periklanan adalah subsektor yang memiliki persentase terkecil yaitu sekitar 43,01 persen. Pada kelompok pendapatan di atas 300 juta sampai dengan 2,5 miliar rupiah, kelompok di atas 2,5 miliar sampai dengan 50 miliar rupiah dan kelompok pendapatan lebih dari 50 miliar rupiah, persentase terbesar berada pada subsektor periklanan yaitu masing-masing 34,34 persen, 19,84 persen dan 2,82 persen. Subsektor musik adalah subsektor yang memiliki persentase jumlah usaha terkecil untuk kelompok pendapatan di atas 300 juta sampai dengan 2,5 miliar rupiah yaitu 4,72 persen. Sementara itu, subsektor fotografi adalah subsektor yang memiliki persentase jumlah usaha terkecil untuk kelompok diatas 2,5 miliar sampai dengan 50 miliar rupiah dan kelompok pendapatan lebih dari 50 miliar rupiah yaitu masing-masing 0,23 persen dan 0,01 persen.

124 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 87 Gambar 58. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Kelompok Pendapatan diatas 300 Juta sampai dengan 2,5 Miliar Rupiah menurut Subsektor Ekraf, 2016 Gambar 59. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Kelompok Pendapatan diatas 2,5 Miliar Rupiah sampai dengan 50 Miliar Rupiah menurut Subsektor Ekraf, 2016

125 88 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Gambar 60. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Kelompok Pendapatan diatas 50 Miliar Rupiah menurut Subsektor Ekraf, 2016 Sebaran usaha/perusahaan ekonomi kreatif menurut pulau menunjukkan bahwa usaha/perusahaan ekonomi kreatif terkonsentrasi di Pulau Jawa yang memiliki kontribusi sebesar 65,37 persen. Dari jumlah tersebut; 28,05 persennya berada di Provinsi Jawa Barat; 27,88 persen di Jawa Timur; 26,29 persen di Jawa Tengah dan lainnya tersebar di Provinsi DKI Jakarta, D.I. Yogyakarta dan Banten. Pulau Kalimantan adalah wilayah dengan jumlah usaha/perusahaan ekonomi kreatif yang paling sedikit di antara pulau lainnya, yaitu hanya sekitar 4,95 persen dari total usaha/ perusahaan ekonomi kreatif di Indonesia. Berdasarkan wilayah kota/kabupaten yang terdiri dari 99 kota, persentase jumlah usaha pada kelompok pendapatan hingga 300 juta rupiah (mikro) mencapai 87,59 persen. Kota Surabaya merupakan kota dengan jumlah usaha ekonomi kreatif terbanyak dari semua kota sensus. Kota tersebut memiliki proporsi sebesar 6,44 persen. Selanjutnya diikuti oleh Kota Administratif Jakarta Barat (5,94 persen) dan Kota Bandung (5,70 persen). Secara umum, pada ketiga kota tersebut paling banyak adalah usaha dengan kelompok pendapatan mikro, berbanding lurus dengan data secara keseluruhan kabupaten/kota sensus. Sedangkan berdasarkan kelompok pendapatan lebih dari 50 miliar rupiah, Kota Administrasi Jakarta Selatan merupakan kota dengan persentase terbesar yaitu sekitar 15,00 persen. Diikuti oleh Kota Administrasi Jakarta Barat (10,32 persen). Kota Administrasi Jakarta Pusat (9,88 persen), Kota Administrasi Jakarta Utara (8,35 persen), dan Kota Tangerang (7,13 persen).

126 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 89 Gambar 61. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Kelompok Pendapatan 300 Juta Rupiah pada Lima Kota dengan Persentase Terbesar, 2016 Gambar 62. Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Kelompok Pendapatan diatas 50 Miliar Rupiah pada Lima Kota dengan Persentase Terbesar, 2016

127

128 BADAN PUSAT STATISTIK LAMPIRAN TABEL BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) BUKU 2 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF BUKU 2 PROFIL USAHA/PERUSAHAA 16 SUBSEKTOR EKRAF BERDASARKAN SENSUS EKONOMI 2016 (SE2016 BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id

129

130 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 93 Tabel 1.1.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf, 2016 Subsektor Jumlah (1) (2) Arsitektur Desain interior 798 Desain komunikasi visual 616 Desain Produk Film, animasi dan video Fotografi Kriya Kuliner Musik Fashion Aplikasi dan Game developer Penerbitan Periklanan Televisi dan Radio Seni pertunjukan Seni Rupa Ekonomi Kreatif

131 94 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Tabel 1.1.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf, 2016 Subsektor Persentase (1) (2) Arsitektur 0,07 Desain interior 0,01 Desain komunikasi visual 0,01 Desain Produk 0,04 Film, animasi dan video 0,03 Fotografi 0,49 Kriya 14,56 Kuliner 67,66 Musik 0,42 Fashion 15,00 Aplikasi dan Game developer 0,15 Penerbitan 1,02 Periklanan 0,04 Televisi dan Radio 0,05 Seni pertunjukan 0,24 Seni Rupa 0,21 Ekonomi Kreatif 100,00

132 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 95 Tabel 1.2.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Wilayah dan Subsektor Ekraf, 2016 Wilayah Arsitektur Desain Interior Subsektor Desain Komunikasi Visual Desain Produk (1) (2) (3) (4) (5) Pulau Sumatera Provinsi DKI Jakarta Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Tengah Provinsi DI Yogyakarta Provinsi Jawa Timur Provinsi Banten Pulau Bali dan Nusa Tenggara Pulau Kalimantan Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua Indonesia

133 96 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 1.2.a Wilayah Film, Animasi, dan Video Subsektor Fotografi Kriya Kuliner (1) (6) (7) (8) (9) Pulau Sumatera Provinsi DKI Jakarta Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Tengah Provinsi DI Yogyakarta Provinsi Jawa Timur Provinsi Banten Pulau Bali dan Nusa Tenggara Pulau Kalimantan Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua Indonesia

134 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 97 Lanjutan Tabel 1.2.a Wilayah Musik Fashion Subsektor Aplikasi dan Game Developer Penerbitan (1) (10) (11) (12) (13) Pulau Sumatera Provinsi DKI Jakarta Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Tengah Provinsi DI Yogyakarta Provinsi Jawa Timur Provinsi Banten Pulau Bali dan Nusa Tenggara Pulau Kalimantan Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua Indonesia

135 98 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 1.2.a Subsektor Wilayah Periklanan Televisi dan Radio Seni Pertunjukan Seni Rupa Total (1) (14) (15) (16) (17) (18) Pulau Sumatera Provinsi DKI Jakarta Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Tengah Provinsi DI Yogyakarta Provinsi Jawa Timur Provinsi Banten Pulau Bali dan Nusa Tenggara Pulau Kalimantan Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua Indonesia

136 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 99 Tabel 1.2.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Wilayah dan Subsektor Ekraf, 2016 Wilayah Arsitektur Desain Interior Subsektor Desain Komunikasi Visual Desain Produk (1) (2) (3) (4) (5) Pulau Sumatera 0,06 0,01 0,02 Provinsi DKI Jakarta 0,13 0,03 0,01 0,14 Provinsi Jawa Barat 0,05 0,01 0,01 0,05 Provinsi Jawa Tengah 0,04 0,01 0,01 0,05 Provinsi DI Yogyakarta 0,19 0,05 0,10 0,13 Provinsi Jawa Timur 0,04 0,01 0,03 Provinsi Banten 0,05 0,01 0,02 Pulau Bali dan Nusa Tenggara 0,13 0,01 0,01 0,02 Pulau Kalimantan 0,12 0,01 0,03 Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua 0,14 0,01 0,01 Indonesia 0,07 0,01 0,01 0,04

137 100 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 1.2.b Wilayah Film, Animasi, dan Video Subsektor Fotografi Kriya Kuliner (1) (6) (7) (8) (9) Pulau Sumatera 0,03 0,64 9,31 72,39 Provinsi DKI Jakarta 0,07 0,27 4,62 71,03 Provinsi Jawa Barat 0,03 0,40 9,98 72,24 Provinsi Jawa Tengah 0,03 0,47 20,99 61,16 Provinsi DI Yogyakarta 0,06 0,67 20,80 61,29 Provinsi Jawa Timur 0,02 0,45 17,10 66,74 Provinsi Banten 0,02 0,27 7,34 76,91 Pulau Bali dan Nusa Tenggara 0,02 0,41 38,01 47,76 Pulau Kalimantan 0,03 0,54 10,50 72,84 Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua 0,02 0,85 13,18 67,31 Indonesia 0,03 0,49 14,56 67,66

138 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 101 Lanjutan Tabel 1.2.b Wilayah Musik Fashion Subsektor Aplikasi dan Game Developer Penerbitan (1) (10) (11) (12) (13) Pulau Sumatera 0,53 15,77 0,13 0,74 Provinsi DKI Jakarta 0,40 19,96 0,25 2,34 Provinsi Jawa Barat 0,40 15,21 0,20 0,91 Provinsi Jawa Tengah 0,36 15,43 0,08 0,95 Provinsi DI Yogyakarta 0,47 13,06 0,32 1,80 Provinsi Jawa Timur 0,37 13,36 0,17 1,12 Provinsi Banten 0,33 13,43 0,30 0,92 Pulau Bali dan Nusa Tenggara 0,23 11,52 0,09 0,66 Pulau Kalimantan 0,52 14,02 0,10 0,83 Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua 0,56 16,36 0,08 1,02 Indonesia 0,42 15,01 0,15 1,02

139 102 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 1.2.b Subsektor Wilayah Periklanan Televisi dan Radio Seni Pertunjukan Seni Rupa Total (1) (14) (15) (16) (17) (18) Pulau Sumatera 0,02 0,05 0,18 0,12 100,00 Provinsi DKI Jakarta 0,27 0,02 0,24 0,23 100,00 Provinsi Jawa Barat 0,02 0,04 0,30 0,16 100,00 Provinsi Jawa Tengah 0,02 0,02 0,22 0,17 100,00 Provinsi DI Yogyakarta 0,11 0,04 0,39 0,52 100,00 Provinsi Jawa Timur 0,03 0,07 0,29 0,20 100,00 Provinsi Banten 0,03 0,03 0,20 0,14 100,00 Pulau Bali dan Nusa Tenggara 0,02 0,04 0,22 0,85 100,00 Pulau Kalimantan 0,02 0,11 0,19 0,15 100,00 Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua 0,02 0,08 0,19 0,15 100,00 Indonesia 0,04 0,05 0,24 0,21 100,00

140 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 103 Tabel 1.3.a Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Wilayah dan Subsektor Ekraf, 2016 Kota Arsitektur Desain Interior Subsektor Desain Komunikasi Visual Desain Produk (1) (2) (3) (4) (5) Banda Aceh Sabang 5 Langsa 3 Lhokseumawe Subulussalam 1 Sibolga 1 Tanjung Balai 1 Pematang Siantar 3 Tebing Tinggi 1 1 Medan Binjai 2 Padangsidimpuan 4 Gunungsitoli 4 1 Padang Solok 4 Sawah Lunto 1 1 Padang Panjang Bukittinggi 8 12 Payakumbuh Pariaman 7 Pekanbaru Dumai 10 3 Jambi Sungai Penuh 2 Palembang Prabumulih 99 Kota

141 104 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 1.3.a Kota Arsitektur Desain Interior Subsektor Desain Komunikasi Visual Desain Produk (1) (2) (3) (4) (5) Pagar Alam 2 1 Lubuklinggau 1 Bengkulu Bandar Lampung Metro Pangkal Pinang Batam Tanjung Pinang Kepulauan Seribu Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Utara Bogor Sukabumi Bandung Cirebon Bekasi Depok Cimahi Tasikmalaya Banjar 3 Magelang Surakarta Salatiga Semarang Kota

142 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 105 Lanjutan Tabel 1.3.a Kota Arsitektur Desain Interior Subsektor Desain Komunikasi Visual Desain Produk (1) (2) (3) (4) (5) Pekalongan Tegal Yogyakarta Kediri Blitar Malang Probolinggo Pasuruan Mojokerto Madiun Surabaya Batu Tangerang Cilegon Serang 18 2 Tangerang Selatan Denpasar Mataram Bima 8 1 Kupang Pontianak Singkawang Palangka Raya Banjarmasin Banjar Baru Balikpapan Samarinda Kota

143 106 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 1.3.a Kota Arsitektur Desain Interior Subsektor Desain Komunikasi Visual Desain Produk (1) (2) (3) (4) (5) Bontang Tarakan Manado 14 2 Bitung 1 1 Tomohon 1 Kotamobagu 5 Palu Makassar Parepare 5 2 Palopo 17 Kendari 59 1 Baubau 23 1 Gorontalo 22 Ambon 20 6 Tual 1 Ternate 16 Tidore Kepulauan 2 2 Sorong 13 3 Jayapura Kota

144 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 107 Lanjutan Tabel 1.3.a Kota Film, Animasi, dan Video Subsektor Fotografi Kriya Kuliner (1) (6) (7) (8) (9) Banda Aceh Sabang Langsa Lhokseumawe Subulussalam Sibolga Tanjung Balai Pematang Siantar Tebing Tinggi Medan Binjai Padangsidimpuan Gunungsitoli Padang Solok Sawah Lunto Padang Panjang Bukittinggi Payakumbuh Pariaman Pekanbaru Dumai Jambi Sungai Penuh Palembang Kota

145 108 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 1.3.a Kota Film, Animasi, dan Video Subsektor Fotografi Kriya Kuliner (1) (6) (7) (8) (9) Prabumulih Pagar Alam Lubuklinggau Bengkulu Bandar Lampung Metro Pangkal Pinang Batam Tanjung Pinang Kepulauan Seribu Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Utara Bogor Sukabumi Bandung Cirebon Bekasi Depok Cimahi Tasikmalaya Banjar Magelang Surakarta Salatiga Kota

146 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 109 Lanjutan Tabel 1.3.a Kota Film, Animasi, dan Video Subsektor Fotografi Kriya Kuliner (1) (6) (7) (8) (9) Semarang Pekalongan Tegal Yogyakarta Kediri Blitar Malang Probolinggo Pasuruan Mojokerto Madiun Surabaya Batu Tangerang Cilegon Serang Tangerang Selatan Denpasar Mataram Bima Kupang Pontianak Singkawang Palangka Raya Banjarmasin Banjar Baru Balikpapan Kota

147 110 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 1.3.a Kota Film, Animasi, dan Video Subsektor Fotografi Kriya Kuliner (1) (6) (7) (8) (9) Samarinda Bontang Tarakan Manado Bitung Tomohon Kotamobagu Palu Makassar Parepare Palopo Kendari Baubau Gorontalo Ambon Tual Ternate Tidore Kepulauan Sorong Jayapura Kota

148 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 111 Lanjutan Tabel 1.3.a Kota Musik Fashion Subsektor Aplikasi dan Game developer Penerbitan (1) (10) (11) (12) (13) Banda Aceh Sabang Langsa Lhokseumawe Subulussalam Sibolga Tanjung Balai Pematang Siantar Tebing Tinggi Medan Binjai Padangsidimpuan Gunungsitoli Padang Solok Sawah Lunto Padang Panjang Bukittinggi Payakumbuh Pariaman Pekanbaru Dumai Jambi Sungai Penuh Palembang Kota

149 112 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 1.3.a Kota Musik Fashion Subsektor Aplikasi dan Game developer Penerbitan (1) (10) (11) (12) (13) Prabumulih Pagar Alam Lubuklinggau Bengkulu Bandar Lampung Metro Pangkal Pinang Batam Tanjung Pinang Kepulauan Seribu Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Utara Bogor Sukabumi Bandung Cirebon 62 ` Bekasi Depok Cimahi Tasikmalaya Banjar Magelang Surakarta Salatiga Kota

150 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 113 Lanjutan Tabel 1.3.a Kota Musik Fashion Subsektor Aplikasi dan Game developer Penerbitan (1) (10) (11) (12) (13) Semarang Pekalongan Tegal Yogyakarta Kediri Blitar Malang Probolinggo Pasuruan Mojokerto Madiun Surabaya Batu Tangerang Cilegon Serang Tangerang Selatan Denpasar Mataram Bima Kupang Pontianak Singkawang Palangka Raya Banjarmasin Banjar Baru Balikpapan Kota

151 114 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 1.3.a Kota Musik Fashion Subsektor Aplikasi dan Game developer Penerbitan (1) (10) (11) (12) (13) Samarinda Bontang Tarakan Manado Bitung Tomohon Kotamobagu Palu Makassar Parepare Palopo Kendari Baubau Gorontalo Ambon Tual Ternate Tidore Kepulauan Sorong Jayapura Kota

152 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 115 Lanjutan Tabel 1.3.a Subsektor Kota Periklanan Televisi dan Radio Seni pertunjukan Seni Rupa Total (1) (14) (15) (16) (17) (18) Banda Aceh Sabang Langsa Lhokseumawe Subulussalam Sibolga Tanjung Balai Pematang Siantar Tebing Tinggi Medan Binjai Padangsidimpuan Gunungsitoli Padang Solok Sawah Lunto Padang Panjang Bukittinggi Payakumbuh Pariaman Pekanbaru Dumai Jambi Sungai Penuh Palembang Kota ,

153 116 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 1.3.a Subsektor Kota Periklanan Televisi dan Radio Seni pertunjukan Seni Rupa Total (1) (14) (15) (16) (17) (18) Prabumulih Pagar Alam Lubuklinggau Bengkulu Bandar Lampung Metro Pangkal Pinang Batam Tanjung Pinang Kepulauan Seribu Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Utara Bogor Sukabumi Bandung Cirebon Bekasi Depok Cimahi Tasikmalaya Banjar Magelang Surakarta Salatiga Kota ,

154 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 117 Lanjutan Tabel 1.3.a Subsektor Kota Periklanan Televisi dan Radio Seni pertunjukan Seni Rupa Total (1) (14) (15) (16) (17) (18) Semarang Pekalongan Tegal Yogyakarta Kediri Blitar Malang Probolinggo Pasuruan Mojokerto Madiun Surabaya Batu Tangerang Cilegon Serang Tangerang Selatan Denpasar Mataram Bima Kupang Pontianak Singkawang Palangka Raya Banjarmasin Banjar Baru Balikpapan Kota ,

155 118 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 1.3.a Subsektor Kota Periklanan Televisi dan Radio Seni pertunjukan Seni Rupa Total (1) (14) (15) (16) (17) (18) Samarinda Bontang Tarakan Manado Bitung Tomohon Kotamobagu Palu Makassar Parepare Palopo Kendari Baubau Gorontalo Ambon Tual Ternate Tidore Kepulauan Sorong Jayapura Kota ,

156 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 119 Tabel 1.3.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Subsektor Ekraf, 2016 Kota Arsitektur Desain Interior Subsektor Desain Komunikasi Visual Desain Produk (1) (2) (3) (4) (5) Banda Aceh 0,75 0,02 0,01 0,03 Sabang 0,30 Langsa 0,05 Lhokseumawe 0,17 0,01 0,03 Subulussalam 0,06 Sibolga 0,02 Tanjung Balai 0,02 Pematang Siantar 0,03 Tebing Tinggi 0,02 0,02 Medan 0,09 0,01 0,00 0,02 Binjai 0,02 Padangsidimpuan 0,05 Gunungsitoli 0,16 0,04 Padang 0,13 0,01 0,01 0,03 Solok 0,11 Sawah Lunto 0,04 0,04 Padang Panjang 0,09 0,03 0,06 Bukittinggi 0,08 0,12 Payakumbuh 0,12 0,01 0,03 Pariaman 0,11 Pekanbaru 0,21 0,02 0,01 0,03 Dumai 0,12 0,03 Jambi 0,26 0,00 0,02 Sungai Penuh 0,05 Palembang 0,05 0,01 0,02 99 Kota 0,16 0,02 0,01 0,08

157 120 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 1.3.b Kota Arsitektur Desain Interior Subsektor Desain Komunikasi Visual Desain Produk (1) (2) (3) (4) (5) Prabumulih Pagar Alam 0,06 0,03 Lubuklinggau 0,02 Bengkulu 0,30 0,01 0,02 Bandar Lampung 0,30 0,02 0,01 0,43 Metro 0,14 0,02 0,03 0,05 Pangkal Pinang 0,19 0,01 0,04 Batam 0,13 0,04 0,01 0,06 Tanjung Pinang 0,24 0,01 0,01 Kepulauan Seribu Jakarta Selatan 0,33 0,05 0,02 0,06 Jakarta Timur 0,1 0,02 0,01 0,04 Jakarta Pusat 0,11 0,03 0,01 0,03 Jakarta Barat 0,07 0,02 0,02 0,35 Jakarta Utara 0,04 0,02 0,01 0,09 Bogor 0,09 0,01 0,01 0,03 Sukabumi 0,09 0,01 0,02 Bandung 0,29 0,03 0,03 0,06 Cirebon 0,07 0,01 0,01 0,14 Bekasi 0,06 0,02 0,00 0,02 Depok 0,09 0,02 0,02 0,02 Cimahi 0,08 0,02 0,01 0,70 Tasikmalaya 0,03 0,01 0,01 0,06 Banjar 0,04 Magelang 0,04 0,02 0,06 0,13 Surakarta 0,09 0,04 0,03 0,19 Salatiga 0,09 0,01 0,01 0,11 99 Kota 0,16 0,02 0,01 0,08

158 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 121 Lanjutan Tabel 1.3.b Kota Arsitektur Desain Interior Subsektor Desain Komunikasi Visual Desain Produk (1) (2) (3) (4) (5) Semarang 0,26 0,01 0,02 0,06 Pekalongan 0,04 0,00 0,02 0,31 Tegal 0,05 0,01 0,01 0,01 Yogyakarta 0,25 0,07 0,10 0,15 Kediri 0,05 0,01 0,02 0,03 Blitar 0,19 0,01 0,03 Malang 0,23 0,02 0,04 0,06 Probolinggo 0,11 0,01 0,01 Pasuruan 0,05 0,02 0,01 Mojokerto 0,06 0,01 0,04 Madiun 0,14 0,03 0,01 0,04 Surabaya 0,13 0,03 0,01 0,05 Batu 0,17 0,01 0,03 0,23 Tangerang 0,05 0,02 0,01 0,04 Cilegon 0,05 0,01 0,02 Serang 0,09 0,01 Tangerang Selatan 0,15 0,03 0,01 0,04 Denpasar 0,34 0,03 0,04 0,07 Mataram 0,24 0,03 0,01 Bima 0,11 0,01 Kupang 1,04 0,11 0,02 Pontianak 0,40 0,02 0,00 0,04 Singkawang 0,02 0,02 0,02 Palangka Raya 0,27 0,01 0,01 0,01 Banjarmasin 0,09 0,01 0,00 0,04 Banjar Baru 0,21 0,01 0,06 Balikpapan 0,25 0,04 0,01 0,06 99 Kota 0,16 0,02 0,01 0,08

159 122 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 1.3.b Kota Arsitektur Desain Interior Subsektor Desain Komunikasi Visual Desain Produk (1) (2) (3) (4) (5) Samarinda 0,22 0,01 0,01 0,02 Bontang 0,22 0,06 0,02 Tarakan 0,33 0,02 0,05 Manado 0,09 0,01 Bitung 0,02 0,02 Tomohon 0,04 Kotamobagu 0,13 Palu 0,50 0,03 0,01 0,04 Makassar 0,25 0,02 0,00 0,02 Parepare 0,11 0,04 Palopo 0,42 Kendari 0,62 0,01 Baubau 0,53 0,02 Gorontalo 0,32 Ambon 0,23 0,07 Tual 0,09 Ternate 0,32 Tidore Kepulauan 0,11 0,11 Sorong 0,27 0,06 Jayapura 0,36 0,06 0,06 99 Kota 0,16 0,02 0,01 0,08

160 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 123 Lanjutan Tabel 1.3.b Kota Film, Animasi, dan Video Subsektor Fotografi Kriya Kuliner (1) (6) (7) (8) (9) Banda Aceh 0,03 0,46 10,32 65,31 Sabang 5,46 80,41 Langsa 0,80 8,58 71,65 Lhokseumawe 0,04 0,42 6,78 71,30 Subulussalam 0,39 9,79 66,78 Sibolga 0,05 0,32 5,00 78,63 Tanjung Balai 0,03 0,34 6,29 76,42 Pematang Siantar 0,14 0,30 5,91 74,00 Tebing Tinggi 0,66 6,62 75,88 Medan 0,03 0,28 6,75 74,53 Binjai 0,05 0,25 10,02 74,30 Padangsidimpuan 0,05 0,29 6,34 75,74 Gunungsitoli 0,12 0,32 8,71 55,17 Padang 0,04 0,82 7,93 73,36 Solok 0,03 0,74 9,88 66,16 Sawah Lunto 0,04 0,71 8,25 75,52 Padang Panjang 0,06 0,93 10,01 66,76 Bukittinggi 0,01 0,59 13,44 42,93 Payakumbuh 0,01 0,52 9,97 69,47 Pariaman 1,00 19,63 61,95 Pekanbaru 0,03 0,62 8,14 69,44 Dumai 0,61 5,32 76,99 Jambi 0,02 1,25 7,60 72,26 Sungai Penuh 0,03 1,38 13,95 59,02 Palembang 0,03 0,70 8,33 72,13 99 Kota 0,04 0,46 7,20 71,61

161 124 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 1.3.b Kota Film, Animasi, dan Video Subsektor Fotografi Kriya Kuliner (1) (6) (7) (8) (9) Prabumulih 0,12 1,03 6,42 76,82 Pagar Alam 0,06 1,79 8,25 70,02 Lubuklinggau 0,06 2,00 7,96 71,97 Bengkulu 0,03 1,27 8,90 69,38 Bandar Lampung 0,01 0,75 7,81 72,32 Metro 0,02 0,68 10,08 65,25 Pangkal Pinang 0,03 0,81 8,36 68,45 Batam 0,05 0,27 6,07 75,19 Tanjung Pinang 0,04 0,62 6,79 74,16 Kepulauan Seribu 0,35 1,68 89,45 Jakarta Selatan 0,19 0,39 3,80 74,80 Jakarta Timur 0,05 0,31 5,79 77,71 Jakarta Pusat 0,07 0,15 6,56 61,49 Jakarta Barat 0,03 0,24 4,05 62,58 Jakarta Utara 0,03 0,21 3,54 79,83 Bogor 0,02 0,31 4,62 77,47 Sukabumi 0,02 0,64 6,17 77,32 Bandung 0,04 0,42 6,33 70,15 Cirebon 0,04 0,38 4,09 82,17 Bekasi 0,04 0,26 5,77 76,93 Depok 0,07 0,43 4,45 77,59 Cimahi 0,05 0,35 4,83 73,28 Tasikmalaya 0,01 0,20 15,67 48,37 Banjar 0,01 0,39 6,15 80,02 Magelang 0,63 6,58 75,13 Surakarta 0,04 0,47 9,61 63,58 Salatiga 0,66 8,99 69,94 99 Kota 0,04 0,46 7,20 71,61

162 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 125 Lanjutan Tabel 1.3.b Kota Film, Animasi, dan Video Subsektor Fotografi Kriya Kuliner (1) (6) (7) (8) (9) Semarang 0,04 0,61 7,25 75,09 Pekalongan 0,01 0,52 14,70 52,43 Tegal 0,01 0,60 5,90 80,56 Yogyakarta 0,12 0,69 8,74 69,28 Kediri 0,07 0,50 7,14 78,33 Blitar 0,06 0,61 13,98 69,10 Malang 0,07 0,57 7,35 69,81 Probolinggo 0,05 0,47 7,72 75,56 Pasuruan 0,32 21,08 65,29 Mojokerto 0,28 4,03 71,22 Madiun 0,03 0,58 6,15 76,03 Surabaya 0,02 0,40 5,69 76,06 Batu 0,03 0,97 9,23 69,86 Tangerang 0,01 0,25 6,49 75,72 Cilegon 0,02 0,29 4,05 78,39 Serang 0,01 0,37 5,17 81,83 Tangerang Selatan 0,05 0,37 5,93 76,00 Denpasar 0,03 0,48 19,32 55,32 Mataram 0,02 0,43 11,37 74,07 Bima 0,72 40,35 45,29 Kupang 0,06 0,94 12,73 64,62 Pontianak 0,02 0,57 6,82 75,30 Singkawang 0,02 0,38 7,23 79,11 Palangka Raya 0,02 0,58 7,84 71,93 Banjarmasin 0,04 0,60 7,89 70,55 Banjar Baru 0,03 0,63 7,10 76,30 Balikpapan 0,02 0,52 7,05 73,63 99 Kota 0,04 0,46 7,20 71,61

163 126 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 1.3.b Kota Film, Animasi, dan Video Subsektor Fotografi Kriya Kuliner (1) (6) (7) (8) (9) Samarinda 0,03 0,59 7,24 75,42 Bontang 0,02 0,52 5,87 75,38 Tarakan 0,72 4,89 79,84 Manado 0,05 0,60 7,20 74,34 Bitung 0,06 0,58 5,54 79,06 Tomohon 0,04 0,70 7,04 74,67 Kotamobagu 0,76 6,04 78,08 Palu 0,01 0,86 8,92 71,43 Makassar 0,02 0,77 8,53 65,53 Parepare 0,13 0,92 10,58 65,23 Palopo 1,05 7,66 62,86 Kendari 0,03 0,55 10,70 62,06 Baubau 0,07 0,44 13,11 61,05 Gorontalo 0,03 0,79 9,33 71,26 Ambon 0,02 0,52 7,29 76,42 Tual 0,28 11,20 52,59 Ternate 0,32 8,73 73,05 Tidore Kepulauan 0,11 0,80 12,85 68,15 Sorong 0,39 7,77 76,00 Jayapura 0,06 0,68 8,08 76,41 99 Kota 0,04 0,46 7,20 71,61

164 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 127 Lanjutan Tabel 1.3.b Kota Musik Fashion Subsektor Aplikasi dan Game developer Penerbitan (1) (10) (11) (12) (13) Banda Aceh 0,49 20,36 0,05 1,62 Sabang 0,36 12,43 0,30 Langsa 0,25 17,90 0,61 Lhokseumawe 0,24 20,13 0,01 0,58 Subulussalam 0,33 21,15 0,06 1,00 Sibolga 0,75 14,57 0,51 Tanjung Balai 0,92 15,05 0,05 0,33 Pematang Siantar 0,61 17,36 0,16 1,16 Tebing Tinggi 0,42 15,02 0,06 0,78 Medan 0,74 15,32 0,22 1,64 Binjai 0,46 13,38 0,25 0,85 Padangsidimpuan 0,84 15,74 0,04 0,77 Gunungsitoli 0,76 32,52 0,08 1,76 Padang 0,52 14,77 0,18 1,80 Solok 0,91 20,08 0,03 1,53 Sawah Lunto 0,15 13,74 0,11 0,82 Padang Panjang 0,79 19,53 0,03 1,16 Bukittinggi 0,70 40,08 0,06 1,29 Payakumbuh 0,53 17,53 0,18 1,27 Pariaman 0,20 16,25 0,02 0,59 Pekanbaru 0,52 18,25 0,52 1,73 Dumai 0,35 15,13 0,30 0,87 Jambi 0,52 16,02 0,06 1,50 Sungai Penuh 0,63 23,94 0,73 Palembang 0,59 15,40 0,49 1,61 99 Kota 0,48 17,12 0,28 1,85

165 128 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 1.3.b Kota Musik Fashion Subsektor Aplikasi dan Game developer Penerbitan (1) (10) (11) (12) (13) Prabumulih 0,66 13,89 0,04 0,74 Pagar Alam 0,28 17,77 0,25 0,83 Lubuklinggau 0,39 15,74 0,14 1,29 Bengkulu 0,54 16,73 0,08 1,93 Bandar Lampung 0,78 14,87 0,15 1,92 Metro 0,70 20,16 0,12 2,04 Pangkal Pinang 0,79 18,59 0,01 1,65 Batam 0,53 15,43 0,38 1,19 Tanjung Pinang 0,42 15,53 0,08 1,42 Kepulauan Seribu 0,21 7,62 0,07 0,14 Jakarta Selatan 0,47 15,90 0,47 1,94 Jakarta Timur 0,48 12,93 0,12 1,82 Jakarta Pusat 0,30 26,91 0,36 3,27 Jakarta Barat 0,36 28,39 0,12 3,33 Jakarta Utara 0,40 13,88 0,24 1,11 Bogor 0,45 14,76 0,28 1,42 Sukabumi 1,08 12,52 0,13 1,53 Bandung 0,45 18,66 0,50 2,14 Cirebon 0,38 9,53 0,22 2,02 Bekasi 0,50 13,99 0,30 1,65 Depok 0,48 13,99 0,75 1,34 Cimahi 0,43 17,93 0,28 1,42 Tasikmalaya 0,34 33,84 0,21 0,98 Banjar 0,26 11,41 0,27 0,72 Magelang 0,74 14,21 0,06 1,66 Surakarta 0,32 21,71 0,20 2,57 Salatiga 0,77 16,88 0,19 1,39 99 Kota 0,48 17,12 0,28 1,85

166 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 129 Lanjutan Tabel 1.3.b Kota Musik Fashion Subsektor Aplikasi dan Game developer Penerbitan (1) (10) (11) (12) (13) Semarang 0,48 12,11 0,44 2,83 Pekalongan 0,28 30,04 0,04 1,30 Tegal 0,28 10,61 0,06 1,42 Yogyakarta 0,52 14,65 0,38 3,49 Kediri 0,32 10,80 0,17 1,78 Blitar 0,40 13,09 0,15 1,60 Malang 0,40 17,93 0,31 2,36 Probolinggo 0,58 13,19 0,09 1,65 Pasuruan 0,32 10,89 0,29 1,17 Mojokerto 0,35 21,62 0,14 1,85 Madiun 1,25 12,42 0,26 2,03 Surabaya 0,38 13,97 0,33 2,27 Batu 0,72 15,93 0,09 1,53 Tangerang 0,31 14,67 0,53 1,45 Cilegon 0,44 15,11 0,20 0,83 Serang 0,31 10,52 0,18 1,04 Tangerang Selatan 0,42 14,05 0,63 1,59 Denpasar 0,41 20,16 0,30 1,97 Mataram 0,30 10,94 0,28 1,68 Bima 0,35 11,91 1,14 Kupang 0,45 16,82 0,07 2,34 Pontianak 0,71 14,09 0,07 1,36 Singkawang 0,69 11,49 0,14 0,67 Palangka Raya 0,78 16,33 0,14 1,28 Banjarmasin 0,63 18,00 0,16 1,50 Banjar Baru 0,54 13,26 0,18 1,26 Balikpapan 0,45 14,95 0,52 1,68 99 Kota 0,48 17,12 0,28 1,85

167 130 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 1.3.b Kota Musik Fashion Subsektor Aplikasi dan Game developer Penerbitan (1) (10) (11) (12) (13) Samarinda 0,52 13,50 0,22 1,40 Bontang 0,31 14,84 0,13 1,74 Tarakan 0,32 12,43 0,05 0,95 Manado 0,82 14,37 0,08 1,81 Bitung 1,99 11,31 0,02 0,93 Tomohon 1,01 14,65 0,04 1,09 Kotamobagu 1,30 12,26 0,03 1,12 Palu 0,82 14,86 0,07 1,80 Makassar 0,43 21,28 0,31 2,27 Parepare 0,55 19,94 0,35 1,62 Palopo 0,37 25,11 0,02 1,95 Kendari 0,77 22,77 0,13 2,02 Baubau 0,80 22,55 0,02 0,99 Gorontalo 0,65 15,79 0,06 1,37 Ambon 0,59 13,48 0,08 0,83 Tual 0,65 33,89 0,74 Ternate 0,28 15,88 1,12 Tidore Kepulauan 0,16 17,18 0,05 0,27 Sorong 0,31 13,46 1,08 Jayapura 0,26 11,40 0,19 1,47 99 Kota 0,48 17,12 0,28 1,85

168 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 131 Lanjutan Tabel 1.3.b Subsektor Kota Periklanan Televisi dan Radio Seni pertunjukan Seni Rupa Total (1) (14) (15) (16) (17) (18) Banda Aceh 0,06 0,18 0,10 0,22 100,00 Sabang 0,12 0,12 0,49 100,00 Langsa 0,02 0,05 0,08 100,00 Lhokseumawe 0,04 0,14 0,04 0,06 100,00 Subulussalam 0,11 0,22 0,11 100,00 Sibolga 0,05 0,02 0,07 100,00 Tanjung Balai 0,07 0,33 0,16 100,00 Pematang Siantar 0,02 0,11 0,12 0,06 100,00 Tebing Tinggi 0,02 0,38 0,13 100,00 Medan 0,05 0,03 0,16 0,12 100,00 Binjai 0,06 0,03 0,24 0,09 100,00 Padangsidimpuan 0,04 0,06 0,06 100,00 Gunungsitoli 0,04 0,16 0,04 0,12 100,00 Padang 0,05 0,07 0,13 0,15 100,00 Solok 0,14 0,14 0,25 100,00 Sawah Lunto 0,04 0,26 0,30 100,00 Padang Panjang 0,06 0,03 0,47 100,00 Bukittinggi 0,03 0,06 0,15 0,47 100,00 Payakumbuh 0,01 0,08 0,16 0,12 100,00 Pariaman 0,06 0,02 0,17 100,00 Pekanbaru 0,08 0,07 0,19 0,15 100,00 Dumai 0,01 0,09 0,08 0,09 100,00 Jambi 0,08 0,07 0,12 0,21 100,00 Sungai Penuh 0,03 0,08 0,16 100,00 Palembang 0,06 0,04 0,27 0,26 100,00 99 Kota 0,11 0,06 0,24 0,26 100,00

169 132 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 1.3.b Subsektor Kota Periklanan Televisi dan Radio Seni pertunjukan Seni Rupa Total (1) (14) (15) (16) (17) (18) Prabumulih 0,06 0,12 0,12 100,00 Pagar Alam 0,09 0,37 0,19 100,00 Lubuklinggau 0,05 0,16 0,23 100,00 Bengkulu 0,05 0,23 0,29 0,24 100,00 Bandar Lampung 0,05 0,06 0,29 0,24 100,00 Metro 0,09 0,36 0,28 100,00 Pangkal Pinang 0,05 0,16 0,69 0,16 100,00 Batam 0,13 0,16 0,20 0,16 100,00 Tanjung Pinang 0,11 0,20 0,13 0,23 100,00 Kepulauan Seribu 0,49 100,00 Jakarta Selatan 0,79 0,04 0,46 0,28 100,00 Jakarta Timur 0,11 0,01 0,23 0,26 100,00 Jakarta Pusat 0,32 0,03 0,16 0,22 100,00 Jakarta Barat 0,13 0,02 0,18 0,12 100,00 Jakarta Utara 0,06 0,02 0,18 0,34 100,00 Bogor 0,07 0,03 0,26 0,19 100,00 Sukabumi 0,02 0,09 0,25 0,09 100,00 Bandung 0,11 0,05 0,41 0,31 100,00 Cirebon 0,07 0,09 0,25 0,54 100,00 Bekasi 0,05 0,01 0,22 0,17 100,00 Depok 0,08 0,04 0,37 0,26 100,00 Cimahi 0,02 0,01 0,39 0,20 100,00 Tasikmalaya 0,01 0,03 0,13 0,11 100,00 Banjar 0,08 0,51 0,13 100,00 Magelang 0,01 0,10 0,14 0,49 100,00 Surakarta 0,15 0,06 0,21 0,72 100,00 Salatiga 0,06 0,03 0,41 0,46 100,00 99 Kota 0,11 0,06 0,24 0,26 100,00

170 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 133 Lanjutan Tabel 1.3.b Subsektor Kota Periklanan Televisi dan Radio Seni pertunjukan Seni Rupa Total (1) (14) (15) (16) (17) (18) Semarang 0,15 0,06 0,20 0,37 100,00 Pekalongan 0,01 0,05 0,06 0,19 100,00 Tegal 0,02 0,09 0,19 0,18 100,00 Yogyakarta 0,19 0,08 0,40 0,90 100,00 Kediri 0,05 0,13 0,22 0,38 100,00 Blitar 0,01 0,09 0,22 0,45 100,00 Malang 0,07 0,04 0,24 0,50 100,00 Probolinggo 0,03 0,06 0,25 0,23 100,00 Pasuruan 0,02 0,05 0,31 0,19 100,00 Mojokerto 0,04 0,08 0,15 0,12 100,00 Madiun 0,06 0,10 0,60 0,28 100,00 Surabaya 0,14 0,04 0,24 0,24 100,00 Batu 0,03 0,15 0,38 0,64 100,00 Tangerang 0,04 0,02 0,27 0,14 100,00 Cilegon 0,02 0,08 0,33 0,18 100,00 Serang 0,02 0,08 0,20 0,17 100,00 Tangerang Selatan 0,12 0,04 0,31 0,27 100,00 Denpasar 0,12 0,05 0,37 0,98 100,00 Mataram 0,01 0,14 0,25 0,23 100,00 Bima 0,06 0,01 0,04 100,00 Kupang 0,07 0,23 0,20 0,29 100,00 Pontianak 0,06 0,11 0,13 0,30 100,00 Singkawang 0,02 0,11 0,04 0,05 100,00 Palangka Raya 0,05 0,22 0,22 0,31 100,00 Banjarmasin 0,02 0,07 0,22 0,18 100,00 Banjar Baru 0,03 0,06 0,12 0,21 100,00 Balikpapan 0,08 0,20 0,28 0,25 100,00 99 Kota 0,11 0,06 0,24 0,26 100,00

171 134 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 1.3.b Subsektor Kota Periklanan Televisi dan Radio Seni pertunjukan Seni Rupa Total (1) (14) (15) (16) (17) (18) Samarinda 0,02 0,13 0,38 0,31 100,00 Bontang 0,24 0,56 0,09 100,00 Tarakan 0,05 0,09 0,05 0,21 100,00 Manado 0,09 0,10 0,18 0,24 100,00 Bitung 0,04 0,19 0,22 100,00 Tomohon 0,04 0,31 0,22 0,13 100,00 Kotamobagu 0,10 0,13 0,05 100,00 Palu 0,06 0,10 0,30 0,18 100,00 Makassar 0,08 0,09 0,26 0,14 100,00 Parepare 0,07 0,37 0,09 100,00 Palopo 0,27 0,20 0,07 100,00 Kendari 0,01 0,17 0,06 0,12 100,00 Baubau 0,16 0,09 0,16 100,00 Gorontalo 0,03 0,23 0,09 0,07 100,00 Ambon 0,02 0,20 0,07 0,16 100,00 Tual 0,19 0,37 100,00 Ternate 0,02 0,18 0,10 100,00 Tidore Kepulauan 0,05 0,16 100,00 Sorong 0,04 0,04 0,04 0,52 100,00 Jayapura 0,06 0,29 0,12 0,50 100,00 99 Kota 0,11 0,06 0,24 0,26 100,00

172 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 135 Tabel 2.1.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Jenis Kelamin Pengusaha, 2016 Subsektor Jenis Kelamin Pengusaha Laki laki Perempuan Total (1) (2) (3) (4) Arsitektur Desain interior Desain komunikasi visual Desain Produk Film, animasi dan video Fotografi Kriya Kuliner Musik Fashion Aplikasi dan Game developer Penerbitan Periklanan Televisi dan Radio Seni pertunjukan Seni Rupa Ekonomi Kreatif

173 136 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Tabel 2.1.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekraf dan Jenis Kelamin Pengusaha, 2016 Subsektor Jenis Kelamin Pengusaha Laki laki Perempuan Total (1) (2) (3) (4) Arsitektur 92,39 7,61 100,00 Desain interior 77,69 22,31 100,00 Desain komunikasi visual 92,05 7,95 100,00 Desain Produk 53,96 46,04 100,00 Film, animasi dan video 90,78 9,22 100,00 Fotografi 91,77 8,23 100,00 Kriya 54,03 45,97 100,00 Kuliner 41,32 58,68 100,00 Musik 82,85 17,15 100,00 Fashion 45,75 54,25 100,00 Aplikasi dan Game developer 74,65 25,35 100,00 Penerbitan 88,47 11,53 100,00 Periklanan 82,03 17,97 100,00 Televisi dan Radio 84,99 15,01 100,00 Seni pertunjukan 76,24 23,76 100,00 Seni Rupa 76,05 23,95 100,00 Ekonomi Kreatif 45,04 54,96 100,00

174 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 137 Tabel 2.2.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Menurut Provinsi dan Jenis Kelamin Pengusaha, 2016 Provinsi Jenis Kelamin Pengusaha Laki laki Perempuan Total (1) (2) (3) (4) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep, Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Ekonomi Kreatif

175 138 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 2.2.a Provinsi Jenis Kelamin Pengusaha Laki laki Perempuan Total (1) (2) (3) (4) Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Ekonomi Kreatif

176 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 139 Tabel 2.2.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Menurut Provinsi dan Jenis Kelamin Pengusaha, 2016 Provinsi Jenis Kelamin Pengusaha Laki laki Perempuan Total (1) (2) (3) (4) Aceh 41,52 58,48 100,00 Sumatera Utara 45,63 54,37 100,00 Sumatera Barat 34,63 65,37 100,00 Riau 48,72 51,28 100,00 Jambi 46,43 53,57 100,00 Sumatera Selatan 45,59 54,41 100,00 Bengkulu 43,44 56,56 100,00 Lampung 46,01 53,99 100,00 Kep, Bangka Belitung 38,11 61,89 100,00 Kepulauan Riau 42,22 57,78 100,00 DKI Jakarta 60,76 39,24 100,00 Jawa Barat 54,32 45,68 100,00 Jawa Tengah 40,24 59,76 100,00 DI Yogyakarta 44,11 55,89 100,00 Jawa Timur 42,76 57,24 100,00 Banten 53,44 46,56 100,00 Bali 43,65 56,35 100,00 Nusa Tenggara Barat 28,71 71,29 100,00 Nusa Tenggara Timur 26,22 73,78 100,00 Kalimantan Barat 44,74 55,26 100,00 Kalimantan Tengah 45,07 54,93 100,00 Kalimantan Selatan 38,47 61,53 100,00 Kalimantan Timur 44,74 55,26 100,00 Kalimantan Utara 40,72 59,28 100,00 Sulawesi Utara 29,71 70,29 100,00 Sulawesi Tengah 29,86 70,14 100,00 Sulawesi Selatan 36,12 63,88 100,00 Ekonomi Kreatif 45,04 54,96 100,00

177 140 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 2.2.b Provinsi Jenis Kelamin Pengusaha Laki laki Perempuan Total (1) (2) (3) (4) Sulawesi Tenggara 32,06 67,94 100,00 Gorontalo 23,82 76,18 100,00 Sulawesi Barat 31,40 68,60 100,00 Maluku 26,04 73,96 100,00 Maluku Utara 33,23 66,77 100,00 Papua Barat 40,31 59,69 100,00 Papua 50,34 49,66 100,00 Ekonomi Kreatif 45,04 54,96 100,00

178 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 141 Tabel 2.3.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Jenis Kelamin Pengusaha, 2016 Jenis Kelamin Pengusaha Kota Laki laki Perempuan Total (1) (2) (3) (4) Banda Aceh Sabang Langsa Lhokseumawe Subulussalam Sibolga Tanjung Balai Pematang Siantar Tebing Tinggi Medan Binjai Padangsidimpuan Gunungsitoli Padang Solok Sawah Lunto Padang Panjang Bukittinggi Payakumbuh Pariaman Pekanbaru Dumai Jambi Sungai Penuh Palembang Kota

179 142 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 2.3.a Jenis Kelamin Pengusaha Kota Laki laki Perempuan Total (1) (2) (3) (4) Prabumulih Pagar Alam Lubuklinggau Bengkulu Bandar Lampung Metro Pangkal Pinang Batam Tanjung Pinang Kepulauan Seribu Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Utara Bogor Sukabumi Bandung Cirebon Bekasi Depok Cimahi Tasikmalaya Banjar Magelang Surakarta Salatiga Kota

180 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 143 Lanjutan Tabel 2.3.a Jenis Kelamin Pengusaha Kota Laki laki Perempuan Total (1) (2) (3) (4) Semarang Pekalongan Tegal Yogyakarta Kediri Blitar Malang Probolinggo Pasuruan Mojokerto Madiun Surabaya Batu Tangerang Cilegon Serang Tangerang Selatan Denpasar Mataram Bima Kupang Pontianak Singkawang Palangka Raya Banjarmasin Banjar Baru Balikpapan Kota

181 144 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 2.3.a Jenis Kelamin Pengusaha Kota Laki laki Perempuan Total (1) (2) (3) (4) Samarinda Bontang Tarakan Manado Bitung Tomohon Kotamobagu Palu Makassar Parepare Palopo Kendari Baubau Gorontalo Ambon Tual Ternate Tidore Kepulauan Sorong Jayapura Kota

182 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 145 Tabel 2.3.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Jenis Kelamin Pengusaha, 2016 Jenis Kelamin Pengusaha Kota Laki laki Perempuan Total (1) (2) (3) (4) Banda Aceh 50,48 49,52 100,00 Sabang 33,84 66,16 100,00 Langsa 40,49 59,51 100,00 Lhokseumawe 38,53 61,47 100,00 Subulussalam 51,09 48,91 100,00 Sibolga 32,23 67,77 100,00 Tanjung Balai 34,20 65,80 100,00 Pematang Siantar 45,51 54,49 100,00 Tebing Tinggi 42,75 57,25 100,00 Medan 46,52 53,48 100,00 Binjai 45,43 54,57 100,00 Padangsidimpuan 43,54 56,46 100,00 Gunungsitoli 42,43 57,57 100,00 Padang 37,41 62,59 100,00 Solok 42,42 57,58 100,00 Sawah Lunto 32,91 67,09 100,00 Padang Panjang 34,87 65,13 100,00 Bukittinggi 47,35 52,65 100,00 Payakumbuh 39,96 60,04 100,00 Pariaman 28,24 71,76 100,00 Pekanbaru 49,17 50,83 100,00 Dumai 41,23 58,77 100,00 Jambi 47,34 52,66 100,00 Sungai Penuh 40,43 59,57 100,00 Palembang 45,62 54,38 100,00 99 Kota 51,40 48,60 100,00

183 146 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 2.3.b Jenis Kelamin Pengusaha Kota Laki laki Perempuan Total (1) (2) (3) (4) Prabumulih 42,75 57,25 100,00 Pagar Alam 44,36 55,64 100,00 Lubuklinggau 46,19 53,81 100,00 Bengkulu 47,12 52,88 100,00 Bandar Lampung 46,86 53,14 100,00 Metro 50,10 49,90 100,00 Pangkal Pinang 50,56 49,44 100,00 Batam 51,35 48,65 100,00 Tanjung Pinang 43,31 56,69 100,00 Kepulauan Seribu 25,79 74,21 100,00 Jakarta Selatan 61,16 38,84 100,00 Jakarta Timur 57,70 42,30 100,00 Jakarta Pusat 60,57 39,43 100,00 Jakarta Barat 65,08 34,92 100,00 Jakarta Utara 57,95 42,05 100,00 Bogor 58,40 41,60 100,00 Sukabumi 54,70 45,30 100,00 Bandung 61,46 38,54 100,00 Cirebon 43,90 56,10 100,00 Bekasi 61,49 38,51 100,00 Depok 54,37 45,63 100,00 Cimahi 59,27 40,73 100,00 Tasikmalaya 55,22 44,78 100,00 Banjar 47,02 52,98 100,00 Magelang 40,16 59,84 100,00 Surakarta 49,21 50,79 100,00 Salatiga 39,73 60,27 100,00 99 Kota 51,40 48,60 100,00

184 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 147 Lanjutan Tabel 2.3.b Jenis Kelamin Pengusaha Kota Laki laki Perempuan Total (1) (2) (3) (4) Semarang 46,81 53,19 100,00 Pekalongan 45,12 54,88 100,00 Tegal 35,30 64,70 100,00 Yogyakarta 46,35 53,65 100,00 Kediri 44,90 55,10 100,00 Blitar 40,48 59,52 100,00 Malang 49,99 50,01 100,00 Probolinggo 37,45 62,55 100,00 Pasuruan 45,09 54,91 100,00 Mojokerto 49,27 50,73 100,00 Madiun 40,42 59,58 100,00 Surabaya 50,43 49,57 100,00 Batu 47,03 52,97 100,00 Tangerang 62,56 37,44 100,00 Cilegon 44,01 55,99 100,00 Serang 54,39 45,61 100,00 Tangerang Selatan 60,66 39,34 100,00 Denpasar 51,50 48,50 100,00 Mataram 35,08 64,92 100,00 Bima 21,31 78,69 100,00 Kupang 43,18 56,82 100,00 Pontianak 41,12 58,88 100,00 Singkawang 46,14 53,86 100,00 Palangka Raya 50,41 49,59 100,00 Banjarmasin 41,21 58,79 100,00 Banjar Baru 43,19 56,81 100,00 Balikpapan 43,02 56,98 100,00 99 Kota 51,40 48,60 100,00

185 148 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 2.3.b Jenis Kelamin Pengusaha Kota Laki laki Perempuan Total (1) (2) (3) (4) Samarinda 46,07 53,93 100,00 Bontang 40,29 59,71 100,00 Tarakan 39,81 60,19 100,00 Manado 37,40 62,60 100,00 Bitung 29,44 70,56 100,00 Tomohon 32,11 67,89 100,00 Kotamobagu 29,89 70,11 100,00 Palu 40,90 59,10 100,00 Makassar 45,27 54,73 100,00 Parepare 35,67 64,33 100,00 Palopo 37,02 62,98 100,00 Kendari 41,66 58,34 100,00 Baubau 35,76 64,24 100,00 Gorontalo 31,32 68,68 100,00 Ambon 27,81 72,19 100,00 Tual 42,04 57,96 100,00 Ternate 35,30 64,70 100,00 Tidore Kepulauan 32,82 67,18 100,00 Sorong 38,17 61,83 100,00 Jayapura 42,08 57,92 100,00 99 Kota 51,40 48,60 100,00

186 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 149 Tabel 3.1.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Tahun Mulai Beroperasi, 2016 Subsektor Tahun Mulai Beroperasi < > 2014 Total (1) (2) (3) (4) (5) Arsitektur Desain interior Desain komunikasi visual Desain Produk Film, animasi dan video Fotografi Kriya Kuliner Musik Fashion Aplikasi dan Game developer Penerbitan Periklanan Televisi dan Radio Seni pertunjukan Seni Rupa Ekonomi Kreatif

187 150 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Tabel 3.1.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Tahun Mulai Beroperasi, 2016 Subsektor Tahun Mulai Beroperasi < > 2014 Total (1) (2) (3) (4) (5) Arsitektur 3,45 80,23 16,32 100,00 Desain interior 2,26 79,57 18,17 100,00 Desain komunikasi visual 0,49 74,19 25,32 100,00 Desain Produk 1,66 74,52 23,82 100,00 Film, animasi dan video 1,82 83,37 14,81 100,00 Fotografi 5,61 81,96 12,43 100,00 Kriya 10,87 77,93 11,20 100,00 Kuliner 4,18 73,32 22,50 100,00 Musik 2,41 83,60 13,99 100,00 Fashion 5,80 77,56 16,64 100,00 Aplikasi dan Game developer 0,36 68,83 30,81 100,00 Penerbitan 4,01 79,74 16,25 100,00 Periklanan 3,27 79,18 17,55 100,00 Televisi dan Radio 8,29 77,99 13,72 100,00 Seni pertunjukan 5,80 81,18 13,02 100,00 Seni Rupa 7,19 77,53 15,28 100,00 Ekonomi Kreatif 5,40 74,81 19,79 100,00

188 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 151 Tabel 3.2.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Tahun Mulai Beroperasi, 2016 Provinsi Tahun Mulai Beroperasi < > 2014 Total (1) (2) (3) (4) (5) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep, Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Ekonomi Kreatif

189 152 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 3.2.a Provinsi Tahun Mulai Beroperasi < > 2014 Total (1) (2) (3) (4) (5) Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Ekonomi Kreatif

190 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 153 Tabel 3.2.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Tahun Mulai Beroperasi, 2016 Provinsi Tahun Mulai Beroperasi < > 2014 Total (1) (2) (3) (4) (5) Aceh 3,90 75,49 20,61 100,00 Sumatera Utara 3,48 72,60 23,92 100,00 Sumatera Barat 5,82 71,95 22,23 100,00 Riau 1,98 71,39 26,63 100,00 Jambi 2,74 72,08 25,18 100,00 Sumatera Selatan 3,49 72,93 23,58 100,00 Bengkulu 3,28 71,83 24,89 100,00 Lampung 4,00 75,03 20,97 100,00 Kep, Bangka Belitung 3,75 70,47 25,78 100,00 Kepulauan Riau 2,09 67,63 30,28 100,00 DKI Jakarta 3,85 74,05 22,10 100,00 Jawa Barat 4,33 75,48 20,19 100,00 Jawa Tengah 7,42 76,14 16,44 100,00 DI Yogyakarta 10,00 71,85 18,15 100,00 Jawa Timur 7,38 77,42 15,20 100,00 Banten 3,05 74,61 22,34 100,00 Bali 5,71 76,81 17,48 100,00 Nusa Tenggara Barat 5,09 78,09 16,82 100,00 Nusa Tenggara Timur 12,73 72,28 14,99 100,00 Kalimantan Barat 2,93 69,86 27,21 100,00 Kalimantan Tengah 1,55 71,14 27,31 100,00 Kalimantan Selatan 4,95 73,45 21,60 100,00 Kalimantan Timur 2,17 67,83 30,00 100,00 Kalimantan Utara 1,62 62,82 35,56 100,00 Sulawesi Utara 5,33 67,74 26,93 100,00 Sulawesi Tengah 3,15 70,01 26,84 100,00 Sulawesi Selatan 4,85 73,69 21,46 100,00 Ekonomi Kreatif 5,40 74,81 19,79 100,00

191 154 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 3.2.b Provinsi Tahun Mulai Beroperasi < > 2014 Total (1) (2) (3) (4) (5) Sulawesi Tenggara 2,27 71,76 25,97 100,00 Gorontalo 4,90 73,12 21,98 100,00 Sulawesi Barat 3,04 69,78 27,18 100,00 Maluku 3,81 72,94 23,25 100,00 Maluku Utara 1,63 69,25 29,12 100,00 Papua Barat 2,31 67,47 30,22 100,00 Papua 1,54 72,32 26,14 100,00 Ekonomi Kreatif 5,40 74,81 19,79 100,00

192 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 155 Tabel 3.3.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Tahun Mulai Beroperasi, 2016 Tahun Mulai Beroperasi Kota < > 2014 Total (1) (2) (3) (4) (5) Banda Aceh Sabang Langsa Lhokseumawe Subulussalam Sibolga Tanjung Balai Pematang Siantar Tebing Tinggi Medan Binjai Padangsidimpuan Gunungsitoli Padang Solok Sawah Lunto Padang Panjang Bukittinggi Payakumbuh Pariaman Pekanbaru Dumai Jambi Sungai Penuh Palembang Kota

193 156 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 3.3.a Kota Tahun Mulai Beroperasi < > 2014 Total (1) (2) (3) (4) (5) Prabumulih Pagar Alam Lubuklinggau Bengkulu Bandar Lampung Metro Pangkal Pinang Batam Tanjung Pinang Kepulauan Seribu Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Utara Bogor Sukabumi Bandung Cirebon Bekasi Depok Cimahi Tasikmalaya Banjar Magelang Surakarta Salatiga Kota

194 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 157 Lanjutan Tabel 3.3.a Kota Tahun Mulai Beroperasi < > 2014 Total (1) (2) (3) (4) (5) Semarang Pekalongan Tegal Yogyakarta Kediri Blitar Malang Probolinggo Pasuruan Mojokerto Madiun Surabaya Batu Tangerang Cilegon Serang Tangerang Selatan Denpasar Mataram Bima Kupang Pontianak Singkawang Palangka Raya Banjarmasin Banjar Baru Balikpapan Kota

195 158 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 3.3.a Kota Tahun Mulai Beroperasi < > 2014 Total (1) (2) (3) (4) (5) Samarinda Bontang Tarakan Manado Bitung Tomohon Kotamobagu Palu Makassar Parepare Palopo Kendari Baubau Gorontalo Ambon Tual Ternate Tidore Kepulauan Sorong Jayapura Kota

196 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 159 Tabel 3.3.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Tahun Mulai Beroperasi, 2016 Tahun Mulai Beroperasi Kota < > 2014 Total (1) (2) (3) (4) (5) Banda Aceh 0,01 75,71 24,28 100,00 Sabang 79,14 20,86 100,00 Langsa 73,72 26,28 100,00 Lhokseumawe 0,06 80,57 19,37 100,00 Subulussalam 69,39 30,61 100,00 Sibolga 77,73 22,27 100,00 Tanjung Balai 76,23 23,77 100,00 Pematang Siantar 0,01 80,57 19,42 100,00 Tebing Tinggi 0,04 77,41 22,55 100,00 Medan 0,01 75,01 24,98 100,00 Binjai 76,81 23,19 100,00 Padangsidimpuan 77,97 22,03 100,00 Gunungsitoli 73,91 26,09 100,00 Padang 0,01 76,54 23,45 100,00 Solok 77,26 22,74 100,00 Sawah Lunto 0,04 79,49 20,47 100,00 Padang Panjang 0,03 78,49 21,48 100,00 Bukittinggi 79,43 20,57 100,00 Payakumbuh 0,01 76,15 23,84 100,00 Pariaman 79,17 20,83 100,00 Pekanbaru 70,70 29,30 100,00 Dumai 69,55 30,45 100,00 Jambi 0,03 74,21 25,76 100,00 Sungai Penuh 81,69 18,31 100,00 Palembang 0,02 76,77 23,21 100,00 99 Kota 0,04 77,54 22,42 100,00

197 160 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 3.3.b Kota Tahun Mulai Beroperasi < > 2014 Total (1) (2) (3) (4) (5) Prabumulih 73,06 26,94 100,00 Pagar Alam 0,06 78,02 21,92 100,00 Lubuklinggau 75,35 24,65 100,00 Bengkulu 0,03 72,84 27,13 100,00 Bandar Lampung 76,94 23,06 100,00 Metro 76,44 23,56 100,00 Pangkal Pinang 74,48 25,52 100,00 Batam 65,55 34,45 100,00 Tanjung Pinang 71,18 28,82 100,00 Kepulauan Seribu 0,14 75,05 24,81 100,00 Jakarta Selatan 0,08 77,17 22,75 100,00 Jakarta Timur 0,08 77,76 22,16 100,00 Jakarta Pusat 0,32 78,32 21,36 100,00 Jakarta Barat 0,08 79,17 20,75 100,00 Jakarta Utara 0,22 75,90 23,88 100,00 Bogor 0,05 77,47 22,48 100,00 Sukabumi 0,06 76,78 23,16 100,00 Bandung 0,04 80,00 19,96 100,00 Cirebon 0,07 79,32 20,61 100,00 Bekasi 0,05 76,74 23,21 100,00 Depok 0,03 72,30 27,67 100,00 Cimahi 0,03 76,70 23,27 100,00 Tasikmalaya 0,06 82,60 17,34 100,00 Banjar 0,04 76,27 23,69 100,00 Magelang 83,75 16,25 100,00 Surakarta 83,17 16,83 100,00 Salatiga 80,17 19,83 100,00 99 Kota 0,04 77,54 22,42 100,00

198 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 161 Lanjutan Tabel 3.3.b Kota Tahun Mulai Beroperasi < > 2014 Total (1) (2) (3) (4) (5) Semarang 80,96 19,04 100,00 Pekalongan 84,30 15,70 100,00 Tegal 77,19 22,81 100,00 Yogyakarta 0,01 83,22 16,77 100,00 Kediri 0,01 80,77 19,22 100,00 Blitar 0,06 81,66 18,28 100,00 Malang 0,01 79,34 20,65 100,00 Probolinggo 0,01 82,18 17,81 100,00 Pasuruan 0,01 82,76 17,23 100,00 Mojokerto 82,25 17,75 100,00 Madiun 0,03 81,84 18,13 100,00 Surabaya 0,02 83,45 16,53 100,00 Batu 79,37 20,63 100,00 Tangerang 0,01 76,52 23,47 100,00 Cilegon 0,02 77,31 22,67 100,00 Serang 0,02 77,96 22,02 100,00 Tangerang Selatan 0,01 74,55 25,44 100,00 Denpasar 77,65 22,35 100,00 Mataram 79,36 20,64 100,00 Bima 0,02 85,49 14,49 100,00 Kupang 75,46 24,54 100,00 Pontianak 0,02 73,04 26,94 100,00 Singkawang 0,02 73,82 26,16 100,00 Palangka Raya 71,63 28,37 100,00 Banjarmasin 0,01 79,62 20,37 100,00 Banjar Baru 0,01 69,37 30,62 100,00 Balikpapan 0,01 72,36 27,63 100,00 99 Kota 0,04 77,54 22,42 100,00

199 162 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 3.3.b Kota Tahun Mulai Beroperasi < > 2014 Total (1) (2) (3) (4) (5) Samarinda 0,01 69,51 30,48 100,00 Bontang 67,33 32,67 100,00 Tarakan 0,02 65,13 34,85 100,00 Manado 0,01 73,77 26,22 100,00 Bitung 69,44 30,56 100,00 Tomohon 73,18 26,82 100,00 Kotamobagu 74,57 25,43 100,00 Palu 71,98 28,02 100,00 Makassar 0,02 76,63 23,35 100,00 Parepare 76,25 23,75 100,00 Palopo 75,09 24,91 100,00 Kendari 71,28 28,72 100,00 Baubau 74,71 25,29 100,00 Gorontalo 79,61 20,39 100,00 Ambon 74,71 25,29 100,00 Tual 73,15 26,85 100,00 Ternate 77,27 22,73 100,00 Tidore Kepulauan 72,38 27,62 100,00 Sorong 0,06 70,71 29,23 100,00 Jayapura 72,89 27,11 100,00 99 Kota 0,04 77,54 22,42 100,00

200 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 163 Tabel 4.1.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Status Badan Usaha, 2016 Subsektor PT/PT Persero CV Badan Usaha Izin Khusus Badan Usaha Lainnya Tidak berbadan usaha (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Arsitektur Desain interior Desain komunikasi visual Desain Produk Film, animasi dan video Fotografi Kriya Kuliner Musik Fashion Aplikasi dan Game developer Penerbitan Periklanan Televisi dan Radio Seni pertunjukan Seni Rupa Total Ekonomi Kreatif

201 164 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Tabel 4.1.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Status Badan Usaha, 2016 Subsektor PT/PT Persero CV Badan Usaha Izin Khusus Badan Usaha Lainnya Tidak berbadan usaha Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Arsitektur 24,39 30,35 4,98 0,84 39,44 100,00 Desain interior 9,15 7,27 4,13 0,38 79,07 100,00 Desain komunikasi visual 5,68 3,08 1,95 0,49 88,80 100,00 Desain Produk 5,88 4,10 3,48 0,50 86,04 100,00 Film, animasi dan video 18,07 3,06 6,91 0,58 71,38 100,00 Fotografi 0,43 0,79 8,10 0,16 90,52 100,00 Kriya 0,80 0,71 3,22 0,08 95,19 100,00 Kuliner 0,27 0,13 1,61 0,10 97,89 100,00 Musik 1,35 0,76 4,16 0,36 93,37 100,00 Fashion 1,09 0,39 4,01 0,10 94,41 100,00 Aplikasi dan Game developer 9,81 3,44 3,02 0,42 83,31 100,00 Penerbitan 4,07 6,11 5,93 0,53 83,36 100,00 Periklanan 47,95 13,59 4,22 2,72 31,52 100,00 Televisi dan Radio 36,56 1,90 24,67 1,65 35,22 100,00 Seni pertunjukan 3,18 2,31 6,58 0,51 87,42 100,00 Seni Rupa 0,67 0,57 4,21 0,39 94,16 100,00 Ekonomi Kreatif 0,60 0,36 2,33 0,10 96,61 100,00

202 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 165 Tabel 4.2.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Status Badan Usaha, 2016 Provinsi PT/ Persero CV Badan Usaha Izin Khusus Badan Usaha Lainnya Tidak berbadan Usaha Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep, Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Ekonomi Kreatif

203 166 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 4.2.a Provinsi PT/ Persero CV Badan Usaha Izin Khusus Badan Usaha Lainnya Tidak berbadan Usaha Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Ekonomi Kreatif

204 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 167 Tabel 4.2.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Status Badan Usaha, 2016 Provinsi PT/ Persero CV Badan Usaha Izin Khusus Badan Usaha Lainnya Tidak berbadan Usaha Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aceh 0,13 0,20 4,84 0,07 94,76 100,00 Sumatera Utara 0,27 0,17 2,61 0,09 96,86 100,00 Sumatera Barat 0,21 0,24 2,09 0,07 97,39 100,00 Riau 0,43 0,30 3,27 0,15 95,85 100,00 Jambi 0,23 0,28 6,83 0,07 92,59 100,00 Sumatera Selatan 0,24 0,24 3,90 0,13 95,49 100,00 Bengkulu 0,42 0,25 5,13 0,06 94,14 100,00 Lampung 0,18 0,20 3,30 0,04 96,28 100,00 Kep, Bangka Belitung 0,30 0,44 6,52 0,15 92,59 100,00 Kepulauan Riau 1,64 0,87 6,97 0,11 90,41 100,00 DKI Jakarta 3,38 0,63 0,69 0,17 95,13 100,00 Jawa Barat 0,57 0,40 1,30 0,09 97,64 100,00 Jawa Tengah 0,21 0,25 1,18 0,10 98,26 100,00 DI Yogyakarta 0,60 0,76 1,65 0,12 96,87 100,00 Jawa Timur 0,37 0,31 1,47 0,11 97,74 100,00 Banten 1,34 0,55 1,43 0,11 96,57 100,00 Bali 1,05 0,59 2,60 0,09 95,67 100,00 Nusa Tenggara Barat 0,16 0,22 4,50 0,05 95,07 100,00 Nusa Tenggara Timur 0,19 0,44 6,15 0,11 93,11 100,00 Kalimantan Barat 0,32 0,34 8,62 0,29 90,43 100,00 Kalimantan Tengah 0,31 0,29 7,77 0,06 91,57 100,00 Kalimantan Selatan 0,27 0,26 1,64 0,10 97,73 100,00 Kalimantan Timur 0,71 0,80 4,25 0,15 94,09 100,00 Kalimantan Utara 0,43 1,07 10,24 0,17 88,09 100,00 Sulawesi Utara 0,54 0,38 4,63 0,10 94,35 100,00 Sulawesi Tengah 0,21 0,37 4,83 0,07 94,52 100,00 Ekonomi Kreatif 0,60 0,36 2,33 0,10 96,61 100,00

205 168 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 4.2.b Provinsi PT/ Persero CV Badan Usaha Izin Khusus Badan Usaha Lainnya Tidak berbadan Usaha Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Sulawesi Selatan 0,52 0,49 2,87 0,10 96,02 100,00 Sulawesi Tenggara 0,26 0,33 5,30 0,05 94,06 100,00 Gorontalo 0,22 0,21 4,82 0,04 94,71 100,00 Sulawesi Barat 0,18 0,31 6,33 0,01 93,17 100,00 Maluku 0,29 0,34 11,80 0,09 87,48 100,00 Maluku Utara 0,24 0,19 8,44 0,02 91,11 100,00 Papua Barat 0,25 0,73 16,91 0,13 81,98 100,00 Papua 0,66 0,71 23,71 0,17 74,75 100,00 Ekonomi Kreatif 0,60 0,36 2,33 0,10 96,61 100,00

206 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 169 Tabel 4.3.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Status Badan Usaha, 2016 Kota PT/ Persero CV Badan Usaha Izin Khusus Badan Usaha Lainnya Tidak berbadan Usaha Total (1) (2) (3) (4) (5) Banda Aceh Sabang Langsa Lhokseumawe Subulussalam Sibolga Tanjung Balai Pematang Siantar Tebing Tinggi Medan Binjai Padangsidimpuan Gunungsitoli Padang Solok Sawah Lunto Padang Panjang Bukittinggi Payakumbuh Pariaman Pekanbaru Dumai Jambi Sungai Penuh Palembang Kota

207 170 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 4.3.a Kota PT/ Persero CV Badan Usaha Izin Khusus Badan Usaha Lainnya Tidak berbadan Usaha Total (1) (2) (3) (4) (5) Prabumulih Pagar Alam Lubuklinggau Bengkulu Bandar Lampung Metro Pangkal Pinang Batam Tanjung Pinang Kepulauan Seribu Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Utara Bogor Sukabumi Bandung Cirebon Bekasi Depok Cimahi Tasikmalaya Banjar Magelang Surakarta Salatiga Kota

208 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 171 Lanjutan Tabel 4.3.a Kota PT/ Persero CV Badan Usaha Izin Khusus Badan Usaha Lainnya Tidak berbadan Usaha Total (1) (2) (3) (4) (5) Semarang Pekalongan Tegal Yogyakarta Kediri Blitar Malang Probolinggo Pasuruan Mojokerto Madiun Surabaya Batu Tangerang Cilegon Serang Tangerang Selatan Denpasar Mataram Bima Kupang Pontianak Singkawang Palangka Raya Banjarmasin Banjar Baru Balikpapan Kota

209 172 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 4.3.a Kota PT/ Persero CV Badan Usaha Izin Khusus Badan Usaha Lainnya Tidak berbadan Usaha Total (1) (2) (3) (4) (5) Samarinda Bontang Tarakan Manado Bitung Tomohon Kotamobagu Palu Makassar Parepare Palopo Kendari Baubau Gorontalo Ambon Tual Ternate Tidore Kepulauan Sorong Jayapura Kota

210 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 173 Tabel 4.3.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Status Badan Usaha, 2016 Kota PT/ Persero CV Badan Usaha Izin Khusus Badan Usaha Lainnya Tidak berbadan Usaha Total (1) (2) (3) (4) (5) Banda Aceh 0,79 1,08 0,17 5,49 92,47 100,00 Sabang 0,06 0,97 0,24 6,13 92,60 100,00 Langsa 0,14 0,10 0,03 8,21 91,52 100,00 Lhokseumawe 0,18 0,28 0,06 7,50 91,98 100,00 Subulussalam 0,11 0,17 0,17 10,63 88,92 100,00 Sibolga 0,10 0,14 0,10 4,57 95,09 100,00 Tanjung Balai 0,03 0,08 0,02 3,91 95,96 100,00 Pematang Siantar 0,28 0,31 0,11 5,54 93,76 100,00 Tebing Tinggi 0,17 0,19 0,09 6,70 92,85 100,00 Medan 0,85 0,44 0,14 2,92 95,65 100,00 Binjai 0,27 0,04 0,06 1,75 97,88 100,00 Padangsidimpuan 0,28 0,12 0,01 6,20 93,39 100,00 Gunungsitoli 0,12 0,32 0,24 17,62 81,70 100,00 Padang 0,86 0,82 0,09 2,70 95,53 100,00 Solok 0,28 0,31 0,14 5,33 93,94 100,00 Sawah Lunto 0,19 0,48 0,07 8,06 91,20 100,00 Padang Panjang 0,26 0,32 0,35 5,68 93,39 100,00 Bukittinggi 0,36 0,31 0,18 2,68 96,47 100,00 Payakumbuh 0,31 0,30 0,09 5,02 94,28 100,00 Pariaman 0,09 0,34 0,02 2,85 96,70 100,00 Pekanbaru 1,38 0,96 0,16 3,81 93,69 100,00 Dumai 0,39 0,21 0,21 3,05 96,14 100,00 Jambi 0,60 0,78 0,11 5,31 93,20 100,00 Sungai Penuh 0,05 0,13 0,05 21,78 77,99 100,00 Palembang 0,50 0,55 0,20 4,72 94,03 100,00 99 Kota 1,67 0,77 0,15 2,77 94,64 100,00

211 174 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 4.3.b Kota PT/ Persero CV Badan Usaha Izin Khusus Badan Usaha Lainnya Tidak berbadan Usaha Total (1) (2) (3) (4) (5) Prabumulih 0,18 0,20 0,10 2,88 96,64 100,00 Pagar Alam 0,12 0,16 0,09 16,41 83,22 100,00 Lubuklinggau 0,52 0,28 0,06 6,05 93,09 100,00 Bengkulu 1,06 0,63 0,10 4,53 93,68 100,00 Bandar Lampung 0,55 0,62 0,07 3,41 95,35 100,00 Metro 0,34 0,29 0,05 8,92 90,40 100,00 Pangkal Pinang 0,65 0,84 0,11 7,53 90,87 100,00 Batam 2,82 1,17 0,14 2,82 93,05 100,00 Tanjung Pinang 1,08 1,36 0,05 11,04 86,47 100,00 Kepulauan Seribu 0,07 0,07 99,86 100,00 Jakarta Selatan 6,19 0,68 0,31 0,99 91,83 100,00 Jakarta Timur 1,78 0,64 0,15 0,51 96,92 100,00 Jakarta Pusat 3,76 0,81 0,20 0,66 94,57 100,00 Jakarta Barat 2,84 0,50 0,12 0,61 95,93 100,00 Jakarta Utara 2,72 0,61 0,09 0,74 95,84 100,00 Bogor 1,25 0,79 0,13 3,34 94,49 100,00 Sukabumi 0,57 0,84 0,26 2,41 95,92 100,00 Bandung 1,56 1,30 0,14 1,30 95,70 100,00 Cirebon 1,03 0,70 0,17 1,23 96,87 100,00 Bekasi 3,12 0,85 0,12 2,13 93,78 100,00 Depok 1,31 0,56 0,11 1,18 96,84 100,00 Cimahi 0,66 0,74 0,24 1,51 96,85 100,00 Tasikmalaya 0,23 0,38 0,08 1,27 98,04 100,00 Banjar 0,28 0,26 0,17 2,60 96,69 100,00 Magelang 1,36 0,51 0,04 0,02 98,07 100,00 Surakarta 0,86 0,80 0,23 1,63 96,48 100,00 Salatiga 0,26 0,38 0,27 2,79 96,30 100,00 99 Kota 1,67 0,77 0,15 2,77 94,64 100,00

212 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 175 Lanjutan Tabel 4.3.b Kota PT/ Persero CV Badan Usaha Izin Khusus Badan Usaha Lainnya Tidak berbadan Usaha Total (1) (2) (3) (4) (5) Semarang 1,51 1,38 0,19 1,43 95,49 100,00 Pekalongan 0,24 0,25 0,09 1,77 97,65 100,00 Tegal 0,62 0,38 0,15 1,64 97,21 100,00 Yogyakarta 1,22 1,28 0,20 2,78 94,52 100,00 Kediri 0,50 0,50 0,16 2,79 96,05 100,00 Blitar 0,23 0,35 0,10 4,25 95,07 100,00 Malang 2,32 0,85 0,22 1,59 95,02 100,00 Probolinggo 0,31 0,56 0,17 4,40 94,56 100,00 Pasuruan 0,14 0,51 0,19 1,52 97,64 100,00 Mojokerto 0,43 0,39 0,03 1,75 97,40 100,00 Madiun 1,04 0,70 0,20 3,15 94,91 100,00 Surabaya 1,73 1,18 0,15 1,32 95,62 100,00 Batu 0,45 0,66 0,18 3,09 95,62 100,00 Tangerang 2,26 0,82 0,12 1,38 95,42 100,00 Cilegon 0,59 0,50 0,15 3,16 95,60 100,00 Serang 0,61 0,54 0,15 1,90 96,80 100,00 Tangerang Selatan 2,54 0,99 0,13 1,17 95,17 100,00 Denpasar 1,40 1,18 0,17 2,92 94,33 100,00 Mataram 0,78 0,77 0,08 7,05 91,32 100,00 Bima 0,17 0,38 0,07 9,37 90,01 100,00 Kupang 1,13 1,98 0,31 15,75 80,83 100,00 Pontianak 0,89 0,83 0,34 6,84 91,10 100,00 Singkawang 0,61 0,31 0,09 6,52 92,47 100,00 Palangka Raya 0,78 0,67 0,07 8,56 89,92 100,00 Banjarmasin 0,62 0,43 0,11 2,84 96,00 100,00 Banjar Baru 1,17 1,07 0,14 3,60 94,02 100,00 Balikpapan 1,59 1,34 0,15 4,46 92,46 100,00 99 Kota 1,67 0,77 0,15 2,77 94,64 100,00

213 176 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 4.3.b Kota PT/ Persero CV Badan Usaha Izin Khusus Badan Usaha Lainnya Tidak berbadan Usaha Total (1) (2) (3) (4) (5) Samarinda 0,95 0,95 0,12 5,33 92,65 100,00 Bontang 0,50 1,32 0,24 4,11 93,83 100,00 Tarakan 0,56 1,04 0,14 6,59 91,67 100,00 Manado 1,64 0,75 0,21 5,43 91,97 100,00 Bitung 0,28 0,15 0,13 5,78 93,66 100,00 Tomohon 0,52 0,52 0,22 8,01 90,73 100,00 Kotamobagu 0,51 0,18 0,10 6,83 92,38 100,00 Palu 0,83 1,02 0,09 5,22 92,84 100,00 Makassar 1,84 1,35 0,16 3,20 93,45 100,00 Parepare 0,59 0,37 0,13 3,68 95,23 100,00 Palopo 0,97 0,32 0,05 2,50 96,16 100,00 Kendari 1,01 1,04 0,11 14,18 83,66 100,00 Baubau 0,53 0,73 0,05 6,82 91,87 100,00 Gorontalo 0,78 0,50 0,04 14,28 84,40 100,00 Ambon 1,00 0,96 0,18 14,35 83,51 100,00 Tual 0,09 0,19 0,09 39,82 59,81 100,00 Ternate 0,78 0,50 7,89 90,83 100,00 Tidore Kepulauan 0,05 12,74 87,21 100,00 Sorong 0,35 0,54 0,19 14,25 84,67 100,00 Jayapura 0,92 1,10 0,19 12,96 84,83 100,00 99 Kota 1,67 0,77 0,15 2,77 94,64 100,00

214 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 177 Tabel 5.1.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif dengan Izin Khusus atau Tidak Berbadan Usaha menurut Subsektor Ekraf dan Kepemilikan Laporan Keuangan, 2016 Subsektor Memilki Laporan keuangan Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Arsitektur Desain interior Desain komunikasi visual Desain Produk Film, animasi dan video Fotografi Kriya Kuliner Musik Fashion Aplikasi dan Game developer Penerbitan Periklanan Televisi dan Radio Seni pertunjukan Seni Rupa Ekonomi Kreatif

215 178 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Tabel 5.1.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif dengan Izin Khusus atau Tidak Berbadan Usaha menurut Subsektor Ekraf dan Kepemilikan Laporan Keuangan, 2016 Subsektor Memilki Laporan keuangan Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Arsitektur 17,25 82,75 100,00 Desain interior 12,95 87,05 100,00 Desain komunikasi visual 8,94 91,06 100,00 Desain Produk 8,53 91,47 100,00 Film, animasi dan video 9,56 90,44 100,00 Fotografi 8,18 91,82 100,00 Kriya 4,04 95,96 100,00 Kuliner 2,78 97,22 100,00 Musik 5,65 94,35 100,00 Fashion 7,69 92,31 100,00 Aplikasi dan Game developer 9,06 90,94 100,00 Penerbitan 11,25 88,75 100,00 Periklanan 21,34 78,66 100,00 Televisi dan Radio 31,46 68,54 100,00 Seni pertunjukan 7,46 92,54 100,00 Seni Rupa ,28 100,00 Ekonomi Kreatif 3,86 96,14 100,00

216 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 179 Tabel 5.2.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif dengan Izin Khusus atau Tidak Berbadan Usaha menurut Provinsi dan Kepemilikan Laporan Keuangan, 2016 Provinsi Memiliki Laporan Keuangan Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep, Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Ekonomi Kreatif

217 180 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 5.2.a Provinsi Memiliki Laporan Keuangan Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Ekonomi Kreatif

218 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 181 Tabel 5.2.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif dengan Izin Khusus atau Tidak Berbadan Usaha menurut Provinsi dan Kepemilikan Laporan Keuangan, 2016 Provinsi Memiliki Laporan Keuangan Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Aceh 6,06 93,94 100,00 Sumatera Utara 2,42 97,58 100,00 Sumatera Barat 3,27 96,73 100,00 Riau 5,59 94,41 100,00 Jambi 3,55 96,45 100,00 Sumatera Selatan 3,55 96,45 100,00 Bengkulu 5,24 94,76 100,00 Lampung 3,96 96,04 100,00 Kep, Bangka Belitung 4,58 95,42 100,00 Kepulauan Riau 9,46 90,54 100,00 DKI Jakarta 7,08 92,92 100,00 Jawa Barat 4,24 95,76 100,00 Jawa Tengah 2,68 97,32 100,00 DI Yogyakarta 7,26 92,74 100,00 Jawa Timur 3,22 96,78 100,00 Banten 4,04 95,96 100,00 Bali 3,88 96,12 100,00 Nusa Tenggara Barat 2,47 97,53 100,00 Nusa Tenggara Timur 3,36 96,64 100,00 Kalimantan Barat 4,49 95,51 100,00 Kalimantan Tengah 4,68 95,32 100,00 Kalimantan Selatan 2,05 97,95 100,00 Kalimantan Timur 5,87 94,13 100,00 Kalimantan Utara 7,17 92,83 100,00 Sulawesi Utara 4,26 95,74 100,00 Sulawesi Tengah 2,77 97,23 100,00 Ekonomi Kreatif 3,86 96,14 100,00

219 182 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 5.2.b Provinsi Memiliki Laporan Keuangan Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Sulawesi Selatan 3,70 96,30 100,00 Sulawesi Tenggara 2,05 97,95 100,00 Gorontalo 3,42 96,58 100,00 Sulawesi Barat 1,50 98,50 100,00 Maluku 3,90 96,10 100,00 Maluku Utara 2,64 97,36 100,00 Papua Barat 6,19 93,81 100,00 Papua 9,96 90,04 100,00 Ekonomi Kreatif 3,86 96,14 100,00

220 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 183 Tabel 5.3.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif dengan Izin Khusus atau Tidak Berbadan Usaha menurut Kepemilikan Laporan Keuangan di 99 Kota, 2016 Kota Memiliki Laporan Keuangan Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Banda Aceh 1,808 9,895 11,703 Sabang 124 1,504 1,628 Langsa 505 5,362 5,867 Lhokseumawe 339 6,728 7,067 Subulussalam 102 1,687 1,789 Sibolga 59 4,044 4,103 Tanjung Balai 244 5,868 6,112 Pematang Siantar ,050 10,363 Tebing Tinggi 96 5,166 5,262 Medan 3,497 76,507 80,004 Binjai 374 9,252 9,626 Padangsidimpuan 68 8,263 8,331 Gunungsitoli 67 2,419 2,486 Padang 1,852 29,899 31,751 Solok 159 3,346 3,505 Sawah Lunto 153 2,519 2,672 Padang Panjang 271 3,133 3,404 Bukittinggi 1,333 8,583 9,916 Payakumbuh 376 7,283 7,659 Pariaman 193 6,177 6,370 Pekanbaru 2,695 31,318 34,013 Dumai 318 8,262 8,580 Jambi 1,301 19,925 21,226 Sungai Penuh 186 3,639 3,825 Palembang 2,190 44,483 46, Kota

221 184 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 5.3.a Kota Memiliki Laporan Keuangan Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Prabumulih 144 4,866 5,010 Pagar Alam 299 2,924 3,223 Lubuklinggau 274 6,081 6,355 Bengkulu ,190 12,128 Bandar Lampung 2,244 33,419 35,663 Metro 641 5,784 6,425 Pangkal Pinang 422 6,842 7,264 Batam 2,848 23,174 26,022 Tanjung Pinang 849 6,385 7,234 Kepulauan Seribu 21 1,409 1,430 Jakarta Selatan 8,682 77,185 85,867 Jakarta Timur 5,257 88,659 93,916 Jakarta Pusat 9,301 59,155 68,456 Jakarta Barat 5, , ,882 Jakarta Utara 4,035 81,382 85,417 Bogor 2,032 29,369 31,401 Sukabumi ,566 12,530 Bandung 11, , ,399 Cirebon ,025 15,847 Bekasi 4,649 61,209 65,858 Depok 3,345 51,260 54,605 Cimahi 1,481 19,473 20,954 Tasikmalaya 1,901 38,248 40,149 Banjar 271 7,316 7,587 Magelang 689 7,525 8,214 Surakarta 3,143 30,896 34, Kota

222 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 185 Lanjutan Tabel 5.3.a Kota Memiliki Laporan Keuangan Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Salatiga 691 8,888 9,579 Semarang 3,571 56,199 59,770 Pekalongan ,963 21,779 Tegal ,706 13,349 Yogyakarta 2,781 23,401 26,182 Kediri ,985 14,766 Blitar 556 8,122 8,678 Malang 3,916 35,385 39,301 Probolinggo ,351 10,778 Pasuruan ,068 12,525 Mojokerto 437 6,740 7,177 Madiun ,867 11,570 Surabaya 10, , ,092 Batu 809 8,293 9,102 Tangerang 2,764 53,287 56,051 Cilegon ,072 12,946 Serang ,854 19,525 Tangerang Selatan 2,699 33,932 36,631 Denpasar 2,231 34,587 36,818 Mataram Bima Kupang Pontianak Singkawang Palangka Raya Banjarmasin Banjar Baru Balikpapan Kota

223 186 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 5.3.a Kota Memiliki Laporan Keuangan Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Samarinda Bontang Tarakan Manado Bitung Tomohon Kotamobagu Palu Makassar Parepare Palopo Kendari Baubau Gorontalo Ambon Tual Ternate Tidore Kepulauan Sorong Jayapura Kota

224 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 187 Tabel 5.3.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif dengan Izin Khusus atau Tidak Berbadan Usaha menurut Kepemilikan Laporan Keuangan di 99 Kota, 2016 Kota Memiliki Laporan Keuangan Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Banda Aceh 15,45 84,55 100,00 Sabang 7,62 92,38 100,00 Langsa 8,61 91,39 100,00 Lhokseumawe 4,80 95,20 100,00 Subulussalam 5,70 94,30 100,00 Sibolga 1,44 98,56 100,00 Tanjung Balai 3,99 96,01 100,00 Pematang Siantar 3,02 96,98 100,00 Tebing Tinggi 1,82 98,18 100,00 Medan 4,37 95,63 100,00 Binjai 3,89 96,11 100,00 Padangsidimpuan 0,82 99,18 100,00 Gunungsitoli 2,70 97,30 100,00 Padang 5,83 94,17 100,00 Solok 4,54 95,46 100,00 Sawah Lunto 5,73 94,27 100,00 Padang Panjang 7,96 92,04 100,00 Bukittinggi 13,44 86,56 100,00 Payakumbuh 4,91 95,09 100,00 Pariaman 3,03 96,97 100,00 Pekanbaru 7,92 92,08 100,00 Dumai 3,71 96,29 100,00 Jambi 6,13 93,87 100,00 Sungai Penuh 4,86 95,14 100,00 Palembang 4,69 95,31 100,00 99 Kota 6,70 93,30 100,00

225 188 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 5.3.b Kota Memiliki Laporan Keuangan Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Prabumulih 2,87 97,13 100,00 Pagar Alam 9,28 90,72 100,00 Lubuklinggau 4,31 95,69 100,00 Bengkulu 7,73 92,27 100,00 Bandar Lampung 6,29 93,71 100,00 Metro 9,98 90,02 100,00 Pangkal Pinang 5,81 94,19 100,00 Batam 10,94 89,06 100,00 Tanjung Pinang 11,74 88,26 100,00 Kepulauan Seribu 1,47 98,53 100,00 Jakarta Selatan 10,11 89,89 100,00 Jakarta Timur 5,60 94,40 100,00 Jakarta Pusat 13,59 86,41 100,00 Jakarta Barat 4,26 95,74 100,00 Jakarta Utara 4,72 95,28 100,00 Bogor 6,47 93,53 100,00 Sukabumi 7,69 92,31 100,00 Bandung 9,14 90,86 100,00 Cirebon 5,19 94,81 100,00 Bekasi 7,06 92,94 100,00 Depok 6,13 93,87 100,00 Cimahi 7,07 92,93 100,00 Tasikmalaya 4,73 95,27 100,00 Banjar 3,57 96,43 100,00 Magelang 8,39 91,61 100,00 Surakarta 9,23 90,77 100,00 99 Kota 6,70 93,30 100,00

226 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 189 Lanjutan Tabel 5.3.b Kota Memiliki Laporan Keuangan Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Salatiga 7,21 92,79 100,00 Semarang 5,97 94,03 100,00 Pekalongan 3,75 96,25 100,00 Tegal 4,82 95,18 100,00 Yogyakarta 10,62 89,38 100,00 Kediri 5,29 94,71 100,00 Blitar 6,41 93,59 100,00 Malang 9,96 90,04 100,00 Probolinggo 3,96 96,04 100,00 Pasuruan 3,65 96,35 100,00 Mojokerto 6,09 93,91 100,00 Madiun 6,08 93,92 100,00 Surabaya 7,29 92,71 100,00 Batu 8,89 91,11 100,00 Tangerang 4,93 95,07 100,00 Cilegon 6,75 93,25 100,00 Serang 3,44 96,56 100,00 Tangerang Selatan 7,37 92,63 100,00 Denpasar 6,06 93,94 100,00 Mataram 5,42 94,58 100,00 Bima 4,70 95,30 100,00 Kupang 6,31 93,69 100,00 Pontianak 7,72 92,28 100,00 Singkawang 3,07 96,93 100,00 Palangka Raya 8,04 91,96 100,00 Banjarmasin 2,31 97,69 100,00 Banjar Baru 7,08 92,92 100,00 Balikpapan 7,18 92,82 100,00 99 Kota 6,70 93,30 100,00

227 190 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 5.3.b Kota Memiliki Laporan Keuangan Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Samarinda 6,88 93,12 100,00 Bontang 7,30 92,70 100,00 Tarakan 7,17 92,83 100,00 Manado 8,20 91,80 100,00 Bitung 4,00 96,00 100,00 Tomohon 6,78 93,22 100,00 Kotamobagu 4,44 95,56 100,00 Palu 6,76 93,24 100,00 Makassar 7,41 92,59 100,00 Parepare 3,63 96,37 100,00 Palopo 6,38 93,62 100,00 Kendari 5,43 94,57 100,00 Baubau 1,89 98,11 100,00 Gorontalo 8,10 91,90 100,00 Ambon 6,81 93,19 100,00 Tual 3,25 96,75 100,00 Ternate 3,52 96,48 100,00 Tidore Kepulauan 1,93 98,07 100,00 Sorong 4,87 95,13 100,00 Jayapura 11,33 88,67 100,00 99 Kota 6,70 93,30 100,00

228 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 191 Tabel 6.1.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Jaringan Usaha, 2016 Subsektor Tunggal Jaringan usaha Bukan Tunggal Total (1) (2) (3) (4) Arsitektur Desain interior Desain komunikasi visual Desain Produk Film, animasi dan video Fotografi Kriya Kuliner Musik Fashion Aplikasi dan Game developer Penerbitan Periklanan Televisi dan Radio Seni pertunjukan Seni Rupa Ekonomi Kreatif

229 192 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Tabel 6.1.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Jaringan Usaha, 2016 Subsektor Tunggal Jaringan usaha Bukan Tunggal Total (1) (2) (3) (4) Arsitektur 88,40 11,60 100,00 Desain interior 95,99 4,01 100,00 Desain komunikasi visual 98,70 1,30 100,00 Desain Produk 94,15 5,85 100,00 Film, animasi dan video 88,79 11,21 100,00 Fotografi 98,54 1,46 100,00 Kriya 98,42 1,58 100,00 Kuliner 99,21 0,79 100,00 Musik 98,24 1,76 100,00 Fashion 97,90 2,10 100,00 Aplikasi dan Game developer 95,84 4,16 100,00 Penerbitan 95,65 4,35 100,00 Periklanan 85,76 14,24 100,00 Televisi dan Radio 80,10 19,90 100,00 Seni pertunjukan 98,22 1,78 100,00 Seni Rupa 97,74 2,26 100,00 Ekonomi Kreatif 98,81 1,19 100,00

230 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 193 Tabel 6.2.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Jaringan Usaha, 2016 Provinsi Jaringan usaha/perusahaan Tunggal Bukan Tunggal Total (1) (2) (3) (4) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep, Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara Ekonomi Kreatif

231 194 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 6.2.a Provinsi Jaringan usaha/perusahaan Tunggal Bukan Tunggal Total (1) (2) (3) (4) Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Ekonomi Kreatif

232 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 195 Tabel 6.2.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Jaringan Usaha, 2016 Provinsi Jaringan usaha/perusahaan Tunggal Bukan Tunggal Total (1) (2) (3) (4) Aceh 99,44 0,56 100,00 Sumatera Utara 99,39 0,61 100,00 Sumatera Barat 98,73 1,27 100,00 Riau 98,89 1,11 100,00 Jambi 98,86 1,14 100,00 Sumatera Selatan 99,02 0,98 100,00 Bengkulu 98,94 1,06 100,00 Lampung 99,14 0,86 100,00 Kep, Bangka Belitung 98,77 1,23 100,00 Kepulauan Riau 97,74 2,26 100,00 DKI Jakarta 97,52 2,48 100,00 Jawa Barat 98,82 1,18 100,00 Jawa Tengah 99,06 0,94 100,00 DI Yogyakarta 97,59 2,41 100,00 Jawa Timur 98,90 1,10 100,00 Banten 98,60 1,40 100,00 Bali 98,26 1,74 100,00 Nusa Tenggara Barat 99,44 0,56 100,00 Nusa Tenggara Timur 99,46 0,54 100,00 Kalimantan Barat 99,19 0,81 100,00 Kalimantan Tengah 99,02 0,98 100,00 Kalimantan Selatan 98,63 1,37 100,00 Kalimantan Timur 98,24 1,76 100,00 Kalimantan Utara 98,50 1,50 100,00 Sulawesi Utara 98,71 1,29 100,00 Ekonomi Kreatif 98,81 1,19 100,00

233 196 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 6.2.b Provinsi Jaringan usaha/perusahaan Tunggal Bukan Tunggal Total (1) (2) (3) (4) Sulawesi Tengah 99,37 0,63 100,00 Sulawesi Selatan 98,84 1,16 100,00 Sulawesi Tenggara 98,32 1,68 100,00 Gorontalo 99,40 0,60 100,00 Sulawesi Barat 98,83 1,17 100,00 Maluku 99,29 0,71 100,00 Maluku Utara 99,30 0,70 100,00 Papua Barat 99,20 0,80 100,00 Papua 98,76 1,24 100,00 Ekonomi Kreatif 98,81 1,19 100,00

234 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 197 Tabel 6.3.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Jaringan Usaha, 2016 Kota Jaringan Usaha/Perusahaan Tunggal Bukan Tunggal Total (1) (2) (3) (4) Banda Aceh Sabang Langsa Lhokseumawe Subulussalam Sibolga Tanjung Balai Pematang Siantar Tebing Tinggi Medan Binjai Padangsidimpuan Gunungsitoli Padang Solok Sawah Lunto Padang Panjang Bukittinggi Payakumbuh Pariaman Pekanbaru Dumai Jambi Sungai Penuh Palembang Kota

235 198 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 6.3.a Kota Jaringan Usaha/Perusahaan Tunggal Bukan Tunggal Total (1) (2) (3) (4) Prabumulih Pagar Alam Lubuklinggau Bengkulu Bandar Lampung Metro Pangkal Pinang Batam Tanjung Pinang Kepulauan Seribu Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Utara Bogor Sukabumi Bandung Cirebon Bekasi Depok Cimahi Tasikmalaya Banjar Magelang Surakarta Kota

236 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 199 Lanjutan Tabel 6.3.a Kota Jaringan Usaha/Perusahaan Tunggal Bukan Tunggal Total (1) (2) (3) (4) Salatiga Semarang Pekalongan Tegal Yogyakarta Kediri Blitar Malang Probolinggo Pasuruan Mojokerto Madiun Surabaya Batu Tangerang Cilegon Serang Tangerang Selatan Denpasar Mataram Bima Kupang Pontianak Singkawang Palangka Raya Banjarmasin Banjar Baru Balikpapan Kota

237 200 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 6.3.a Kota Jaringan Usaha/Perusahaan Tunggal Bukan Tunggal Total (1) (2) (3) (4) Samarinda Bontang Tarakan Manado Bitung Tomohon Kotamobagu Palu Makassar Parepare Palopo Kendari Baubau Gorontalo Ambon Tual Ternate Tidore Kepulauan Sorong Jayapura Kota

238 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 201 Tabel 6.3.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Jaringan Usaha, 2016 Kota Jaringan usaha/perusahaan Tunggal Bukan Tunggal Total (1) (2) (3) (4) Banda Aceh 97,82 2,18 100,00 Sabang 99,33 0,67 100,00 Langsa 99,37 0,63 100,00 Lhokseumawe 99,13 0,87 100,00 Subulussalam 99,50 0,50 100,00 Sibolga 99,20 0,80 100,00 Tanjung Balai 99,30 0,70 100,00 Pematang Siantar 99,33 0,67 100,00 Tebing Tinggi 98,86 1,14 100,00 Medan 98,40 1,60 100,00 Binjai 99,15 0,85 100,00 Padangsidimpuan 99,56 0,44 100,00 Gunungsitoli 98,88 1,12 100,00 Padang 96,66 3,34 100,00 Solok 98,73 1,27 100,00 Sawah Lunto 98,59 1,41 100,00 Padang Panjang 97,35 2,65 100,00 Bukittinggi 94,82 5,18 100,00 Payakumbuh 97,17 2,83 100,00 Pariaman 98,64 1,36 100,00 Pekanbaru 96,89 3,11 100,00 Dumai 99,31 0,69 100,00 Jambi 97,43 2,57 100,00 Sungai Penuh 98,33 1,67 100,00 Palembang 98,24 1,76 100,00 99 Kota 97,55 2,45 100,00

239 202 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 6.3.b Kota Jaringan usaha/perusahaan Tunggal Bukan Tunggal Total (1) (2) (3) (4) Prabumulih 98,87 1,13 100,00 Pagar Alam 99,13 0,87 100,00 Lubuklinggau 98,38 1,62 100,00 Bengkulu 97,65 2,35 100,00 Bandar Lampung 97,91 2,09 100,00 Metro 97,26 2,74 100,00 Pangkal Pinang 97,16 2,84 100,00 Batam 96,66 3,34 100,00 Tanjung Pinang 97,51 2,49 100,00 Kepulauan Seribu 99,93 0,07 100,00 Jakarta Selatan 96,01 3,99 100,00 Jakarta Timur 98,33 1,67 100,00 Jakarta Pusat 96,88 3,12 100,00 Jakarta Barat 98,10 1,90 100,00 Jakarta Utara 97,86 2,14 100,00 Bogor 97,50 2,50 100,00 Sukabumi 98,05 1,95 100,00 Bandung 97,13 2,87 100,00 Cirebon 97,23 2,77 100,00 Bekasi 95,99 4,01 100,00 Depok 97,56 2,44 100,00 Cimahi 98,88 1,12 100,00 Tasikmalaya 98,78 1,22 100,00 Banjar 98,56 1,44 100,00 Magelang 96,72 3,28 100,00 Surakarta 96,99 3,01 100,00 99 Kota 97,55 2,45 100,00

240 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 203 Lanjutan Tabel 6.3.b Kota Jaringan usaha/perusahaan Tunggal Bukan Tunggal Total (1) (2) (3) (4) Salatiga 98,22 1,78 100,00 Semarang 97,44 2,56 100,00 Pekalongan 99,00 1,00 100,00 Tegal 97,42 2,58 100,00 Yogyakarta 96,44 3,56 100,00 Kediri 97,62 2,38 100,00 Blitar 97,99 2,01 100,00 Malang 95,26 4,74 100,00 Probolinggo 98,81 1,19 100,00 Pasuruan 96,60 3,40 100,00 Mojokerto 98,23 1,77 100,00 Madiun 97,31 2,69 100,00 Surabaya 97,17 2,83 100,00 Batu 97,77 2,23 100,00 Tangerang 97,88 2,12 100,00 Cilegon 98,64 1,36 100,00 Serang 98,99 1,01 100,00 Tangerang Selatan 97,08 2,92 100,00 Denpasar 97,78 2,22 100,00 Mataram 98,09 1,91 100,00 Bima 99,45 0,55 100,00 Kupang 98,02 1,98 100,00 Pontianak 97,89 2,11 100,00 Singkawang 98,75 1,25 100,00 Palangka Raya 98,00 2,00 100,00 Banjarmasin 97,42 2,58 100,00 Banjar Baru 96,44 3,56 100,00 Balikpapan 97,31 2,69 100,00 99 Kota 97,55 2,45 100,00

241 204 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 6.3.b Kota Jaringan usaha/perusahaan Tunggal Bukan Tunggal Total (1) (2) (3) (4) Samarinda 97,21 2,79 100,00 Bontang 98,26 1,74 100,00 Tarakan 98,60 1,40 100,00 Manado 97,00 3,00 100,00 Bitung 99,37 0,63 100,00 Tomohon 98,78 1,22 100,00 Kotamobagu 98,88 1,12 100,00 Palu 97,67 2,33 100,00 Makassar 96,59 3,41 100,00 Parepare 98,86 1,14 100,00 Palopo 97,98 2,02 100,00 Kendari 97,20 2,80 100,00 Baubau 96,76 3,24 100,00 Gorontalo 98,40 1,60 100,00 Ambon 98,35 1,65 100,00 Tual 98,89 1,11 100,00 Ternate 98,34 1,66 100,00 Tidore Kepulauan 99,52 0,48 100,00 Sorong 99,21 0,79 100,00 Jayapura 98,03 1,97 100,00 99 Kota 97,55 2,45 100,00

242 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 205 Tabel 7.1.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Jumlah Tenaga Kerja, 2016 Subsektor 1 4 orang Kelompok Jumlah Tenaga kerja 5 19 orang orang > 100 orang Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) Arsitektur Desain interior Desain komunikasi visual Desain Produk Film, animasi dan video Fotografi Kriya Kuliner Musik Fashion Aplikasi dan Game developer Penerbitan Periklanan Televisi dan Radio Seni pertunjukan Seni Rupa Ekonomi Kreatif

243 206 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Tabel 7.1.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Jumlah Tenaga Kerja, 2016 Subsektor 1 4 orang Kelompok Jumlah Tenaga kerja 5 19 orang orang > 100 orang Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) Arsitektur 61,30 32,02 5,98 0,70 100,00 Desain interior 70,30 25,69 4,01 100,00 Desain komunikasi visual 90,92 7,79 0,97 0,32 100,00 Desain Produk 82,63 13,78 3,09 0,50 100,00 Film, animasi dan video 74,07 16,67 8,85 0,41 100,00 Fotografi 77,68 16,02 6,23 0,07 100,00 Kriya 93,81 5,41 0,64 0,14 100,00 Kuliner 97,04 2,64 0,29 0,03 100,00 Musik 89,10 9,98 0,86 0,06 100,00 Fashion 93,34 6,03 0,50 0,13 100,00 Aplikasi dan Game developer 87,19 9,03 3,17 0,61 100,00 Penerbitan 84,10 13,23 2,32 0,35 100,00 Periklanan 44,66 38,85 14,30 2,19 100,00 Televisi dan Radio 50,36 39,27 8,95 1,42 100,00 Seni pertunjukan 70,93 22,66 6,24 0,17 100,00 Seni Rupa 95,12 4,33 0,50 0,05 100,00 Ekonomi Kreatif 95,59 3,88 0,46 0,07 100,00

244 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 207 Tabel 7.2.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Wilayah dan Jumlah Tenaga Kerja, 2016 Wilayah Kelompok Jumlah Tenaga kerja 1 4 orang 5 19 orang orang > 100 orang Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) Pulau Sumatera Provinsi DKI Jakarta Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Tengah Provinsi DI Yogyakarta Provinsi Jawa Timur Provinsi Banten Pulau Bali dan Nusa Tenggara Pulau Kalimantan Pulau Sulawesi. Maluku. dan Papua Ekonomi Kreatif

245 208 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Tabel 7.2.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Wilayah dan Jumlah Tenaga Kerja, 2016 Provinsi 1 4 orang Kelompok Jumlah Tenaga Kerja 5 19 orang orang > 100 orang Total (1) (2) (3) (5) (6) (7) Pulau Sumatera 0,13 0,20 0,07 94,76 100,00 Provinsi DKI Jakarta 0,27 0,17 0,09 96,86 100,00 Provinsi Jawa Barat 0,21 0,24 0,07 97,39 100,00 Provinsi Jawa Tengah 0,43 0,30 0,15 95,85 100,00 Provinsi DI Yogyakarta 0,23 0,28 0,07 92,59 100,00 Provinsi Jawa Timur 0,24 0,24 0,13 95,49 100,00 Provinsi Banten 0,42 0,25 0,06 94,14 100,00 Pulau Bali dan Nusa Tenggara 0,18 0,20 0,04 96,28 100,00 Pulau Kalimantan 0,30 0,44 0,15 92,59 100,00 Pulau Sulawesi. Maluku. dan Papua 0,57 0,40 0,09 97,64 100,00 Ekonomi Kreatif 0,60 0,36 0,10 96,61 100,00

246 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 209 Tabel 7.3.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Jumlah Tenaga Kerja, 2016 Kelompok Jumlah Tenaga Kerja Kota 1 4 orang 5 19 orang orang > 100 orang Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) Banda Aceh Sabang Langsa Lhokseumawe Subulussalam Sibolga Tanjung Balai Pematang Siantar Tebing Tinggi Medan Binjai Padangsidimpuan Gunungsitoli Padang Solok Sawah Lunto Padang Panjang Bukittinggi Payakumbuh Pariaman Pekanbaru Dumai Jambi Sungai Penuh Palembang Kota

247 210 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 7.3.a Kelompok Jumlah Tenaga Kerja Kota 1 4 orang 5 19 orang orang > 100 orang Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) Prabumulih Pagar Alam Lubuklinggau Bengkulu Bandar Lampung Metro Pangkal Pinang Batam Tanjung Pinang Kepulauan Seribu Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Utara Bogor Sukabumi Bandung Cirebon Bekasi Depok Cimahi Tasikmalaya Banjar Magelang Surakarta Salatiga Kota

248 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 211 Lanjutan Tabel 7.3.a Kelompok Jumlah Tenaga Kerja Kota 1 4 orang 5 19 orang orang > 100 orang Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) Semarang Pekalongan Tegal Yogyakarta Kediri Blitar Malang Probolinggo Pasuruan Mojokerto Madiun Surabaya Batu Tangerang Cilegon Serang Tangerang Selatan Denpasar Mataram Bima Kupang Pontianak Singkawang Palangka Raya Banjarmasin Banjar Baru Balikpapan Kota

249 212 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 7.3.a Kelompok Jumlah Tenaga Kerja Kota 1 4 orang 5 19 orang orang > 100 orang Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) Samarinda Bontang Tarakan Manado Bitung Tomohon Kotamobagu Palu Makassar Parepare Palopo Kendari Baubau Gorontalo Ambon Tual Ternate Tidore Kepulauan Sorong Jayapura Kota

250 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 213 Tabel 7.3.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Jumlah Tenaga Kerja, 2016 Kelompok Jumlah Tenaga Kerja Kota 1 4 orang 5 19 orang orang > 100 orang Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) Banda Aceh 92,26 7,24 0,49 0,01 100,00 Sabang 96,30 3,64 0,06 100,00 Langsa 95,56 4,22 0,22 100,00 Lhokseumawe 95,90 3,87 0,23 100,00 Subulussalam 97,16 2,78 0,06 100,00 Sibolga 97,33 2,55 0,12 100,00 Tanjung Balai 97,50 2,42 0,05 0,03 100,00 Pematang Siantar 95,78 3,56 0,58 0,08 100,00 Tebing Tinggi 94,55 5,01 0,42 0,02 100,00 Medan 93,87 5,39 0,69 0,05 100,00 Binjai 95,48 4,22 0,29 0,01 100,00 Padangsidimpuan 96,58 3,23 0,19 100,00 Gunungsitoli 95,84 3,80 0,36 100,00 Padang 94,36 5,12 0,50 0,02 100,00 Solok 94,96 4,93 0,11 100,00 Sawah Lunto 97,78 2,15 0,07 100,00 Padang Panjang 95,69 4,16 0,15 100,00 Bukittinggi 93,34 6,36 0,30 100,00 Payakumbuh 93,42 6,26 0,32 100,00 Pariaman 96,01 3,86 0,11 0,02 100,00 Pekanbaru 91,84 7,47 0,64 0,05 100,00 Dumai 96,60 3,24 0,15 0,01 100,00 Jambi 94,69 4,74 0,53 0,04 100,00 Sungai Penuh 96,87 3,10 0,03 100,00 Palembang 93,63 5,54 0,65 0,18 100,00 99 Kota 93,01 6,01 0,86 0,12 100,00

251 214 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 7.3.b Kelompok Jumlah Tenaga Kerja Kota 1 4 orang 5 19 orang orang > 100 orang Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) Prabumulih 95,49 4,25 0,26 100,00 Pagar Alam 96,02 3,74 0,15 0,09 100,00 Lubuklinggau 93,48 5,85 0,64 0,03 100,00 Bengkulu 94,35 5,18 0,45 0,02 100,00 Bandar Lampung 94,56 4,80 0,59 0,05 100,00 Metro 94,36 5,19 0,45 100,00 Pangkal Pinang 93,93 5,58 0,45 0,04 100,00 Batam 92,19 6,69 0,94 0,18 100,00 Tanjung Pinang 93,84 5,70 0,42 0,04 100,00 Kepulauan Seribu 97,48 2,38 0,07 0,07 100,00 Jakarta Selatan 89,44 8,00 2,22 0,34 100,00 Jakarta Timur 93,99 5,06 0,78 0,17 100,00 Jakarta Pusat 91,34 7,13 1,35 0,18 100,00 Jakarta Barat 90,19 8,71 0,96 0,14 100,00 Jakarta Utara 93,28 5,48 1,01 0,23 100,00 Bogor 92,22 6,66 1,05 0,07 100,00 Sukabumi 94,26 5,15 0,57 0,02 100,00 Bandung 91,37 7,24 1,25 0,14 100,00 Cirebon 93,93 5,23 0,79 0,05 100,00 Bekasi 93,46 5,48 0,96 0,10 100,00 Depok 94,81 4,55 0,58 0,06 100,00 Cimahi 93,44 5,49 0,91 0,16 100,00 Tasikmalaya 91,17 7,92 0,88 0,03 100,00 Banjar 96,09 3,55 0,35 0,01 100,00 Magelang 94,33 5,18 0,47 0,02 100,00 Surakarta 91,98 7,19 0,72 0,11 100,00 99 Kota 93,01 6,01 0,86 0,12 100,00

252 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 215 Lanjutan Tabel 7.3.b Kelompok Jumlah Tenaga Kerja Kota 1 4 orang 5 19 orang orang > 100 orang Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) Salatiga 94,44 5,17 0,35 0,04 100,00 Semarang 92,91 5,91 0,95 0,23 100,00 Pekalongan 91,42 7,81 0,72 0,05 100,00 Tegal 95,87 3,62 0,47 0,04 100,00 Yogyakarta 90,80 8,02 1,13 0,05 100,00 Kediri 94,89 4,52 0,56 0,03 100,00 Blitar 93,83 5,55 0,61 0,01 100,00 Malang 93,32 5,79 0,82 0,07 100,00 Probolinggo 95,74 3,72 0,39 0,15 100,00 Pasuruan 92,96 6,42 0,58 0,04 100,00 Mojokerto 91,09 7,88 0,93 0,10 100,00 Madiun 94,47 4,83 0,65 0,05 100,00 Surabaya 93,69 5,32 0,86 0,13 100,00 Batu 94,07 4,62 0,89 0,42 100,00 Tangerang 91,88 6,29 1,41 0,42 100,00 Cilegon 94,69 4,60 0,66 0,05 100,00 Serang 95,30 4,13 0,54 0,03 100,00 Tangerang Selatan 91,93 6,75 1,21 0,11 100,00 Denpasar 91,22 7,57 1,10 0,11 100,00 Mataram 93,08 6,28 0,60 0,04 100,00 Bima 96,93 2,86 0,21 100,00 Kupang 92,95 6,42 0,51 0,12 100,00 Pontianak 93,25 6,13 0,60 0,02 100,00 Singkawang 95,62 4,01 0,33 0,04 100,00 Palangka Raya 94,39 5,13 0,45 0,03 100,00 Banjarmasin 95,84 3,65 0,45 0,06 100,00 Banjar Baru 94,42 5,04 0,46 0,08 100,00 99 Kota 93,01 6,01 0,86 0,12 100,00

253 216 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 7.3.b Kelompok Jumlah Tenaga Kerja Kota 1 4 orang 5 19 orang orang > 100 orang Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) Balikpapan 93,48 5,67 0,77 0,08 100,00 Samarinda 93,89 5,41 0,65 0,05 100,00 Bontang 94,24 5,33 0,41 0,02 100,00 Tarakan 94,62 4,96 0,37 0,05 100,00 Manado 92,71 6,40 0,79 0,10 100,00 Bitung 96,97 2,94 0,09 100,00 Tomohon 93,40 5,99 0,61 100,00 Kotamobagu 95,39 4,15 0,46 100,00 Palu 93,64 5,71 0,60 0,05 100,00 Makassar 91,81 7,14 0,94 0,11 100,00 Parepare 94,70 4,95 0,35 100,00 Palopo 93,48 6,07 0,40 0,05 100,00 Kendari 93,07 6,32 0,59 0,02 100,00 Baubau 95,54 4,07 0,37 0,02 100,00 Gorontalo 93,78 5,68 0,53 0,01 100,00 Ambon 95,40 4,13 0,43 0,04 100,00 Tual 97,59 2,41 100,00 Ternate 95,40 4,16 0,42 0,02 100,00 Tidore Kepulauan 98,18 1,82 100,00 Sorong 94,62 4,72 0,64 0,02 100,00 Jayapura 92,69 6,10 0,93 0,28 100,00 99 Kota 93,01 6,01 0,86 0,12 100,00

254 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 217 Tabel 8.1.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Pemanfaatan Media Internet, 2016 Subsektor Pemanfaatan Media Internet Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Arsitektur Desain interior Desain komunikasi visual Desain Produk Film, animasi dan video Fotografi Kriya Kuliner Musik Fashion Aplikasi dan Game developer Penerbitan Periklanan Televisi dan Radio Seni pertunjukan Seni Rupa Ekonomi Kreatif

255 218 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Tabel 8.1.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Pemanfaatan Media Internet, 2016 Subsektor Pemanfaatan media internet Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Arsitektur 52,20 47,80 100,00 Desain interior 36,47 63,53 100,00 Desain komunikasi visual 73,70 26,30 100,00 Desain Produk 20,20 79,80 100,00 Film, animasi dan video 36,02 63,98 100,00 Fotografi 17,74 82,26 100,00 Kriya 3,94 96,06 100,00 Kuliner 2,37 97,63 100,00 Musik 10,37 89,63 100,00 Fashion 7,29 92,71 100,00 Aplikasi dan Game developer 47,89 52,11 100,00 Penerbitan 23,24 76,76 100,00 Periklanan 62,85 37,15 100,00 Televisi dan Radio 47,08 52,92 100,00 Seni pertunjukan 15,71 84,29 100,00 Seni Rupa 15,88 84,12 100,00 Ekonomi Kreatif 3,90 96,10 100,00

256 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 219 Tabel 8.2.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Pemanfaatan Media Internet, 2016 Provinsi Pemanfaatan Media Internet Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep, Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Indonesia

257 220 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 8.2.a Provinsi Pemanfaatan Media Internet Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Indonesia

258 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 221 Tabel 8.2.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Pemanfaatan Media Internet, 2016 Provinsi Pemanfaatan Media Internet Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Aceh 4,29 95,71 100,00 Sumatera Utara 5,86 94,14 100,00 Sumatera Barat 2,44 97,56 100,00 Riau 2,57 97,43 100,00 Jambi 3,41 96,59 100,00 Sumatera Selatan 2,35 97,65 100,00 Bengkulu 4,62 95,38 100,00 Lampung 2,02 97,98 100,00 Kep, Bangka Belitung 3,82 96,18 100,00 Kepulauan Riau 5,85 94,15 100,00 DKI Jakarta 5,19 94,81 100,00 Jawa Barat 3,94 96,06 100,00 Jawa Tengah 2,60 97,40 100,00 DI Yogyakarta 8,58 91,42 100,00 Jawa Timur 3,98 96,02 100,00 Banten 2,80 97,20 100,00 Bali 7,98 92,02 100,00 Nusa Tenggara Barat 3,47 96,53 100,00 Nusa Tenggara Timur 3,06 96,94 100,00 Kalimantan Barat 3,34 96,66 100,00 Kalimantan Tengah 3,50 96,50 100,00 Kalimantan Selatan 2,84 97,16 100,00 Kalimantan Timur 6,24 93,76 100,00 Kalimantan Utara 12,86 87,14 100,00 Sulawesi Utara 4,00 96,00 100,00 Sulawesi Tengah 2,31 97,69 100,00 Sulawesi Selatan 4,53 95,47 100,00 Indonesia 3,90 96,10 100,00

259 222 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 8.2.b Provinsi Pemanfaatan Media Internet Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Sulawesi Tenggara 5,28 94,72 100,00 Gorontalo 3,55 96,45 100,00 Sulawesi Barat 3,52 96,48 100,00 Maluku 0,86 99,14 100,00 Maluku Utara 2,30 97,70 100,00 Papua Barat 2,87 97,13 100,00 Papua 2,52 97,48 100,00 Indonesia 3,90 96,10 100,00

260 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 223 Tabel 8.3.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Pemanfaatan Media Internet, 2016 Pemanfaatan Media Internet Kota Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Banda Aceh Sabang Langsa Lhokseumawe Subulussalam Sibolga Tanjung Balai Pematang Siantar Tebing Tinggi Medan Binjai Padangsidimpuan Gunungsitoli Padang Solok Sawah Lunto Padang Panjang Bukittinggi Payakumbuh Pariaman Pekanbaru Dumai Jambi Sungai Penuh Palembang Kota

261 224 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 8.3.a Pemanfaatan Media Internet Kota Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Prabumulih Pagar Alam Lubuklinggau Bengkulu Bandar Lampung Metro Pangkal Pinang Batam Tanjung Pinang Kepulauan Seribu Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Utara Bogor Sukabumi Bandung Cirebon Bekasi Depok Cimahi Tasikmalaya Banjar Magelang Surakarta Kota

262 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 225 Lanjutan Tabel 8.3.a Pemanfaatan Media Internet Kota Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Salatiga Semarang Pekalongan Tegal Yogyakarta Kediri Blitar Malang Probolinggo Pasuruan Mojokerto Madiun Surabaya Batu Tangerang Cilegon Serang Tangerang Selatan Denpasar Mataram Bima Kupang Pontianak Singkawang Palangka Raya Banjarmasin Banjar Baru Kota

263 226 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 8.3.a Pemanfaatan Media Internet Kota Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Balikpapan Samarinda Bontang Tarakan Manado Bitung Tomohon Kotamobagu Palu Makassar Parepare Palopo Kendari Baubau Gorontalo Ambon Tual Ternate Tidore Kepulauan Sorong Jayapura Kota

264 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 227 Tabel 8.3.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Pemanfaatan Media Internet, 2016 Pemanfaatan Media Internet Kota Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Banda Aceh 6,58 93,42 100,00 Sabang 14,07 85,93 100,00 Langsa 17,34 82,66 100,00 Lhokseumawe 8,33 91,67 100,00 Subulussalam 24,21 75,79 100,00 Sibolga 1,07 98,93 100,00 Tanjung Balai 0,64 99,36 100,00 Pematang Siantar 2,01 97,99 100,00 Tebing Tinggi 2,55 97,45 100,00 Medan 12,25 87,75 100,00 Binjai 6,32 93,68 100,00 Padangsidimpuan 3,07 96,93 100,00 Gunungsitoli 1,56 98,44 100,00 Padang 4,91 95,09 100,00 Solok 3,17 96,83 100,00 Sawah Lunto 1,93 98,07 100,00 Padang Panjang 5,88 94,12 100,00 Bukittinggi 4,27 95,73 100,00 Payakumbuh 4,49 95,51 100,00 Pariaman 1,91 98,09 100,00 Pekanbaru 5,58 94,42 100,00 Dumai 3,47 96,53 100,00 Jambi 4,51 95,49 100,00 Sungai Penuh 2,53 97,47 100,00 Palembang 3,02 96,98 100,00 99 Kota 6,59 93,41 100,00

265 228 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 8.3.b Pemanfaatan Media Internet Kota Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Prabumulih 2,38 97,62 100,00 Pagar Alam 2,97 97,03 100,00 Lubuklinggau 4,60 95,40 100,00 Bengkulu 6,28 93,72 100,00 Bandar Lampung 3,48 96,52 100,00 Metro 5,33 94,67 100,00 Pangkal Pinang 7,76 92,24 100,00 Batam 6,26 93,74 100,00 Tanjung Pinang 5,51 94,49 100,00 Kepulauan Seribu 1,19 98,81 100,00 Jakarta Selatan 8,12 91,88 100,00 Jakarta Timur 4,30 95,70 100,00 Jakarta Pusat 7,53 92,47 100,00 Jakarta Barat 3,69 96,31 100,00 Jakarta Utara 3,48 96,52 100,00 Bogor 4,43 95,57 100,00 Sukabumi 3,60 96,40 100,00 Bandung 9,05 90,95 100,00 Cirebon 3,96 96,04 100,00 Bekasi 6,17 93,83 100,00 Depok 21,02 78,98 100,00 Cimahi 5,94 94,06 100,00 Tasikmalaya 2,77 97,23 100,00 Banjar 2,16 97,84 100,00 Magelang 5,19 94,81 100,00 Surakarta 7,96 92,04 100,00 99 Kota 6,59 93,41 100,00

266 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 229 Lanjutan Tabel 8.3.b Pemanfaatan Media Internet Kota Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Salatiga 6,08 93,92 100,00 Semarang 6,65 93,35 100,00 Pekalongan 5,14 94,86 100,00 Tegal 3,35 96,65 100,00 Yogyakarta 13,61 86,39 100,00 Kediri 3,94 96,06 100,00 Blitar 5,68 94,32 100,00 Malang 10,29 89,71 100,00 Probolinggo 4,26 95,74 100,00 Pasuruan 4,54 95,46 100,00 Mojokerto 9,35 90,65 100,00 Madiun 4,59 95,41 100,00 Surabaya 6,12 93,88 100,00 Batu 6,82 93,18 100,00 Tangerang 4,25 95,75 100,00 Cilegon 2,91 97,09 100,00 Serang 2,45 97,55 100,00 Tangerang Selatan 5,32 94,68 100,00 Denpasar 12,52 87,48 100,00 Mataram 10,22 89,78 100,00 Bima 9,20 90,80 100,00 Kupang 10,76 89,24 100,00 Pontianak 6,64 93,36 100,00 Singkawang 4,52 95,48 100,00 Palangka Raya 4,44 95,56 100,00 Banjarmasin 3,70 96,30 100,00 Banjar Baru 4,94 95,06 100,00 99 Kota 6,59 93,41 100,00

267 230 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 8.3.b Pemanfaatan Media Internet Kota Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Balikpapan 7,76 92,24 100,00 Samarinda 8,26 91,74 100,00 Bontang 13,10 86,90 100,00 Tarakan 12,13 87,87 100,00 Manado 4,92 95,08 100,00 Bitung 2,73 97,27 100,00 Tomohon 3,54 96,46 100,00 Kotamobagu 3,08 96,92 100,00 Palu 6,02 93,98 100,00 Makassar 6,22 93,78 100,00 Parepare 39,83 60,17 100,00 Palopo 4,27 95,73 100,00 Kendari 12,27 87,73 100,00 Baubau 2,71 97,29 100,00 Gorontalo 4,40 95,60 100,00 Ambon 2,40 97,60 100,00 Tual 0,74 99,26 100,00 Ternate 4,97 95,03 100,00 Tidore Kepulauan 1,07 98,93 100,00 Sorong 4,80 95,20 100,00 Jayapura 4,73 95,27 100,00 99 Kota 6,59 93,41 100,00

268 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 231 Tabel 9.1.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif yang Memanfaatkan Media Internet menurut Subsektor Ekraf dan Penerapan E Commerce, 2016 Subsektor Penerapan E Commerce Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Arsitektur Desain interior Desain komunikasi visual Desain Produk Film, animasi dan video Fotografi Kriya Kuliner Musik Fashion Aplikasi dan Game developer Penerbitan Periklanan Televisi dan Radio Seni pertunjukan Seni Rupa Ekonomi Kreatif

269 232 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Tabel 9.1.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif yang Memanfaatkan Media Internet menurut Subsektor Ekraf dan Penerapan E Commerce, 2016 Subsektor Penerapan E Commerce Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Arsitektur 64,35 35,65 100,00 Desain interior 71,13 28,87 100,00 Desain komunikasi visual 81,72 18,28 100,00 Desain Produk 72,21 27,79 100,00 Film, animasi dan video 67,62 32,38 100,00 Fotografi 58,78 41,22 100,00 Kriya 57,48 42,52 100,00 Kuliner 38,86 61,14 100,00 Musik 53,35 46,65 100,00 Fashion 57,10 42,90 100,00 Aplikasi dan Game developer 77,24 22,76 100,00 Penerbitan 64,04 35,96 100,00 Periklanan 70,16 29,84 100,00 Televisi dan Radio 58,54 41,46 100,00 Seni pertunjukan 62,97 37,03 100,00 Seni Rupa 71,74 28,26 100,00 Ekonomi Kreatif 50,87 49,13 100,00

270 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 233 Tabel 9.2.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif yang Memanfaatkan Media Internet menurut Provinsi dan Penerapan E Commerce, 2016 Provinsi Penerapan E Commerce Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep, Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Indonesia

271 234 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 9.2.a Provinsi Penerapan E Commerce Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Indonesia

272 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 235 Tabel 9.2.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif yang Memanfaatkan Media Internet menurut Provinsi dan Penerapan E Commerce, 2016 Provinsi Penerapan E Commerce Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Aceh 28,35 71,65 100,00 Sumatera Utara 16,45 83,55 100,00 Sumatera Barat 51,39 48,61 100,00 Riau 63,51 36,49 100,00 Jambi 46,15 53,85 100,00 Sumatera Selatan 59,60 40,40 100,00 Bengkulu 57,44 42,56 100,00 Lampung 65,48 34,52 100,00 Kep, Bangka Belitung 53,37 46,63 100,00 Kepulauan Riau 55,24 44,76 100,00 DKI Jakarta 62,09 37,91 100,00 Jawa Barat 49,84 50,16 100,00 Jawa Tengah 65,97 34,03 100,00 DI Yogyakarta 75,70 24,30 100,00 Jawa Timur 48,99 51,01 100,00 Banten 69,64 30,36 100,00 Bali 44,31 55,69 100,00 Nusa Tenggara Barat 36,41 63,59 100,00 Nusa Tenggara Timur 24,39 75,61 100,00 Kalimantan Barat 57,59 42,41 100,00 Kalimantan Tengah 48,51 51,49 100,00 Kalimantan Selatan 55,27 44,73 100,00 Kalimantan Timur 63,66 36,34 100,00 Kalimantan Utara 25,55 74,45 100,00 Sulawesi Utara 40,39 59,61 100,00 Sulawesi Tengah 59,25 40,75 100,00 Sulawesi Selatan 40,43 59,57 100,00 Indonesia 50,87 49,13 100,00

273 236 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 9.2.b Provinsi Penerapan E Commerce Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Sulawesi Tenggara 26,26 73,74 100,00 Gorontalo 34,32 65,68 100,00 Sulawesi Barat 39,35 60,65 100,00 Maluku 54,51 45,49 100,00 Maluku Utara 59,62 40,38 100,00 Papua Barat 46,37 53,63 100,00 Papua 51,00 49,00 100,00 Indonesia 50,87 49,13 100,00

274 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 237 Tabel 9.3.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif yang Memanfaatkan Media Internet menurut 99 Kota dan Penerapan E Commerce, 2016 Kota Penerapan E Commerce Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Banda Aceh Sabang Langsa Lhokseumawe Subulussalam Sibolga Tanjung Balai Pematang Siantar Tebing Tinggi Medan Binjai Padangsidimpuan Gunungsitoli Padang Solok Sawah Lunto Padang Panjang Bukittinggi Payakumbuh Pariaman Pekanbaru Dumai Jambi Sungai Penuh Palembang Prabumulih Kota

275 238 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 9.3.a Kota Penerapan E Commerce Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Pagar Alam Lubuklinggau Bengkulu Bandar Lampung Metro Pangkal Pinang Batam Tanjung Pinang Kepulauan Seribu Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Utara Bogor Sukabumi Bandung Cirebon Bekasi Depok Cimahi Tasikmalaya Banjar Magelang Surakarta Salatiga Kota

276 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 239 Lanjutan Tabel 9.3.a Kota Penerapan E Commerce Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Semarang Pekalongan Tegal Yogyakarta Kediri Blitar Malang Probolinggo Pasuruan Mojokerto Madiun Surabaya Batu Tangerang Cilegon Serang Tangerang Selatan Denpasar Mataram Bima Kupang Pontianak Singkawang Palangka Raya Banjarmasin Banjar Baru Balikpapan Samarinda Kota

277 240 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 9.3.a Kota Penerapan E Commerce Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Bontang Tarakan Manado Bitung Tomohon Kotamobagu Palu Makassar Parepare Palopo Kendari Baubau Gorontalo Ambon Tual Ternate Tidore Kepulauan Sorong Jayapura Kota

278 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 241 Tabel 9.3.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif yang Memanfaatkan Media Internet menurut 99 Kota dan Penerapan E Commerce, 2016 Kota Penerapan E Commerce Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Banda Aceh 63,10 36,90 100,00 Sabang 20,26 79,74 100,00 Langsa 10,78 89,22 100,00 Lhokseumawe 21,45 78,55 100,00 Subulussalam 6,67 93,33 100,00 Sibolga 54,55 45,45 100,00 Tanjung Balai 51,28 48,72 100,00 Pematang Siantar 47,62 52,38 100,00 Tebing Tinggi 26,67 73,33 100,00 Medan 18,87 81,13 100,00 Binjai 25,37 74,63 100,00 Padangsidimpuan 22,57 77,43 100,00 Gunungsitoli 71,79 28,21 100,00 Padang 60,30 39,70 100,00 Solok 62,50 37,50 100,00 Sawah Lunto 69,23 30,77 100,00 Padang Panjang 52,48 47,52 100,00 Bukittinggi 68,62 31,38 100,00 Payakumbuh 54,91 45,09 100,00 Pariaman 66,39 33,61 100,00 Pekanbaru 72,21 27,79 100,00 Dumai 56,00 44,00 100,00 Jambi 70,96 29,04 100,00 Sungai Penuh 48,45 51,55 100,00 Palembang 70,01 29,99 100,00 99 Kota 55,50 44,50 100,00

279 242 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 9.3.b Kota Penerapan E Commerce Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Prabumulih 68,33 31,67 100,00 Pagar Alam 80,21 19,79 100,00 Lubuklinggau 50,85 49,15 100,00 Bengkulu 69,97 30,03 100,00 Bandar Lampung 70,96 29,04 100,00 Metro 69,57 30,43 100,00 Pangkal Pinang 48,87 51,13 100,00 Batam 71,34 28,66 100,00 Tanjung Pinang 69,93 30,07 100,00 Kepulauan Seribu 94,12 5,88 100,00 Jakarta Selatan 67,82 32,18 100,00 Jakarta Timur 58,74 41,26 100,00 Jakarta Pusat 61,06 38,94 100,00 Jakarta Barat 58,13 41,87 100,00 Jakarta Utara 60,48 39,52 100,00 Bogor 68,12 31,88 100,00 Sukabumi 69,93 30,07 100,00 Bandung 62,69 37,31 100,00 Cirebon 70,62 29,38 100,00 Bekasi 61,03 38,97 100,00 Depok 33,66 66,34 100,00 Cimahi 58,14 41,86 100,00 Tasikmalaya 68,34 31,66 100,00 Banjar 62,42 37,58 100,00 Magelang 63,22 36,78 100,00 Surakarta 65,62 34,38 100,00 Salatiga 74,83 25,17 100,00 99 Kota 55,50 44,50 100,00

280 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 243 Lanjutan Tabel 9.3.b Kota Penerapan E Commerce Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Semarang 74,07 25,93 100,00 Pekalongan 59,47 40,53 100,00 Tegal 71,68 28,32 100,00 Yogyakarta 72,18 27,82 100,00 Kediri 75,00 25,00 100,00 Blitar 68,15 31,85 100,00 Malang 63,73 36,27 100,00 Probolinggo 76,94 23,06 100,00 Pasuruan 65,16 34,84 100,00 Mojokerto 34,12 65,88 100,00 Madiun 74,91 25,09 100,00 Surabaya 65,43 34,57 100,00 Batu 67,57 32,43 100,00 Tangerang 67,47 32,53 100,00 Cilegon 82,15 17,85 100,00 Serang 66,19 33,81 100,00 Tangerang Selatan 77,35 22,65 100,00 Denpasar 46,22 53,78 100,00 Mataram 35,40 64,60 100,00 Bima 17,48 82,52 100,00 Kupang 24,17 75,83 100,00 Pontianak 64,07 35,93 100,00 Singkawang 66,00 34,00 100,00 Palangka Raya 68,75 31,25 100,00 Banjarmasin 70,97 29,03 100,00 Banjar Baru 77,34 22,66 100,00 Balikpapan 68,36 31,64 100,00 99 Kota 55,50 44,50 100,00

281 244 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 9.3.b Kota Penerapan E Commerce Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Samarinda 59,13 40,87 100,00 Bontang 69,17 30,83 100,00 Tarakan 34,10 65,90 100,00 Manado 47,00 53,00 100,00 Bitung 61,90 38,10 100,00 Tomohon 62,96 37,04 100,00 Kotamobagu 63,64 36,36 100,00 Palu 61,88 38,12 100,00 Makassar 59,54 40,46 100,00 Parepare 8,53 91,47 100,00 Palopo 57,89 42,11 100,00 Kendari 30,88 69,12 100,00 Baubau 66,10 33,90 100,00 Gorontalo 64,71 35,29 100,00 Ambon 57,56 42,44 100,00 Tual 62,50 37,50 100,00 Ternate 65,86 34,14 100,00 Tidore Kepulauan 45,00 55,00 100,00 Sorong 38,96 61,04 100,00 Jayapura 40,00 60,00 100,00 99 Kota 55,50 44,50 100,00

282 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 245 Tabel 10.1.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Penerapan Sistem Waralaba, 2016 Subsektor Penerapan Sistem Waralaba Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Arsitektur Desain interior Desain komunikasi visual Desain Produk Film, animasi dan video Fotografi Kriya Kuliner Musik Fashion Aplikasi dan Game developer Penerbitan Periklanan Televisi dan Radio Seni pertunjukan Seni Rupa Ekonomi Kreatif

283 246 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Tabel 10.1.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Penerapan Sistem Waralaba, 2016 Subsektor Penerapan Sistem Waralaba Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Arsitektur 1,27 98,73 100,00 Desain interior 1,00 99,00 100,00 Desain komunikasi visual 0,32 99,68 100,00 Desain Produk 0,71 99,29 100,00 Film, animasi dan video 0,66 99,34 100,00 Fotografi 0,31 99,69 100,00 Kriya 0,08 99,92 100,00 Kuliner 0,31 99,69 100,00 Musik 0,44 99,56 100,00 Fashion 0,19 99,81 100,00 Aplikasi dan Game developer 1,31 98,69 100,00 Penerbitan 0,26 99,74 100,00 Periklanan 1,64 98,36 100,00 Televisi dan Radio 1,70 98,30 100,00 Seni pertunjukan 0,43 99,57 100,00 Seni Rupa 0,39 99,61 100,00 Ekonomi Kreatif 0,26 99,74 100,00

284 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 247 Tabel 10.2.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Penerapan Sistem Waralaba, 2016 Provinsi Penerapan Sistem Waralaba Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep, Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Indonesia

285 248 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 10.2.a Provinsi Penerapan Sistem Waralaba Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Indonesia

286 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 249 Tabel 10.2.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Penerapan Sistem Waralaba, 2016 Provinsi Penerapan Sistem Waralaba Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Aceh 0,10 99,90 100,00 Sumatera Utara 0,24 99,76 100,00 Sumatera Barat 0,05 99,95 100,00 Riau 0,23 99,77 100,00 Jambi 0,19 99,81 100,00 Sumatera Selatan 0,27 99,73 100,00 Bengkulu 0,11 99,89 100,00 Lampung 0,24 99,76 100,00 Kep, Bangka Belitung 0,05 99,95 100,00 Kepulauan Riau 0,50 99,50 100,00 DKI Jakarta 0,62 99,38 100,00 Jawa Barat 0,32 99,68 100,00 Jawa Tengah 0,13 99,87 100,00 DI Yogyakarta 0,31 99,69 100,00 Jawa Timur 0,24 99,76 100,00 Banten 0,49 99,51 100,00 Bali 0,32 99,68 100,00 Nusa Tenggara Barat 0,09 99,91 100,00 Nusa Tenggara Timur 0,04 99,96 100,00 Kalimantan Barat 0,29 99,71 100,00 Kalimantan Tengah 0,12 99,88 100,00 Kalimantan Selatan 0,20 99,80 100,00 Kalimantan Timur 0,86 99,14 100,00 Kalimantan Utara 0,62 99,38 100,00 Sulawesi Utara 0,29 99,71 100,00 Sulawesi Tengah 0,12 99,88 100,00 Indonesia 0,26 99,74 100,00

287 250 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 10.2.b Provinsi Penerapan Sistem Waralaba Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Sulawesi Selatan 0,30 99,70 100,00 Sulawesi Tenggara 0,06 99,94 100,00 Gorontalo 0,09 99,91 100,00 Sulawesi Barat 0,14 99,86 100,00 Maluku 0,02 99,98 100,00 Maluku Utara 0,09 99,91 100,00 Papua Barat 0,19 99,81 100,00 Papua 0,50 99,50 100,00 Indonesia 0,26 99,74 100,00

288 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 251 Tabel 10.3.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Penerapan Sistem Waralaba, 2016 Kota Penerapan Sistem Waralaba Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Banda Aceh Sabang Langsa Lhokseumawe Subulussalam Sibolga Tanjung Balai Pematang Siantar Tebing Tinggi Medan Binjai Padangsidimpuan Gunungsitoli Padang Solok Sawah Lunto Padang Panjang Bukittinggi Payakumbuh Pariaman Pekanbaru Dumai Jambi Sungai Penuh Palembang Kota

289 252 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 10.3.a Kota Penerapan Sistem Waralaba Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Prabumulih Pagar Alam Lubuklinggau Bengkulu Bandar Lampung Metro Pangkal Pinang Batam Tanjung Pinang Kepulauan Seribu Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Utara Bogor Sukabumi Bandung Cirebon Bekasi Depok Cimahi Tasikmalaya Banjar Magelang Surakarta Kota

290 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 253 Lanjutan Tabel 10.3.a Kota Penerapan Sistem Waralaba Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Salatiga Semarang Pekalongan Tegal Yogyakarta Kediri Blitar Malang Probolinggo Pasuruan Mojokerto Madiun Surabaya Batu Tangerang Cilegon Serang Tangerang Selatan Denpasar Mataram Bima Kupang Pontianak Singkawang Palangka Raya Banjarmasin Banjar Baru Balikpapan Samarinda Kota

291 254 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 10.3.a Kota Penerapan Sistem Waralaba Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Bontang Tarakan Manado Bitung Tomohon Kotamobagu Palu Makassar Parepare Palopo Kendari Baubau Gorontalo Ambon Tual Ternate Tidore Kepulauan Sorong Jayapura Kota

292 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 255 Tabel 10.3.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Penerapan Sistem Waralaba, 2016 Kota Penerapan Sistem Waralaba Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Banda Aceh 0,26 99,74 100,00 Sabang 0,24 99,76 100,00 Langsa 0,19 99,81 100,00 Lhokseumawe 0,24 99,76 100,00 Subulussalam 0,45 99,55 100,00 Sibolga 0,17 99,83 100,00 Tanjung Balai 0,08 99,92 100,00 Pematang Siantar 0,10 99,90 100,00 Tebing Tinggi 0,15 99,85 100,00 Medan 0,49 99,51 100,00 Binjai 0,27 99,73 100,00 Padangsidimpuan 0,05 99,95 100,00 Gunungsitoli 0,12 99,88 100,00 Padang 0,19 99,81 100,00 Solok 0,08 99,92 100,00 Sawah Lunto 100,00 100,00 Padang Panjang 0,06 99,94 100,00 Bukittinggi 0,10 99, Payakumbuh 0,09 99,91 100,00 Pariaman 0,02 99,98 100,00 Pekanbaru 0,54 99,46 100,00 Dumai 0,10 99,90 100,00 Jambi 0,37 99,63 100,00 Sungai Penuh 0,16 99,84 100,00 Palembang 0,50 99,50 100,00 99 Kota 0,54 99,46 100,00

293 256 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 10.3.b Kota Penerapan Sistem Waralaba Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Prabumulih 0,18 99,82 100,00 Pagar Alam 0,34 99,66 100,00 Lubuklinggau 0,36 99,64 100,00 Bengkulu 0,22 99,78 100,00 Bandar Lampung 0,56 99,44 100,00 Metro 0,71 99,29 100,00 Pangkal Pinang 0,12 99,88 100,00 Batam 0,70 99,30 100,00 Tanjung Pinang 0,31 99,69 100,00 Kepulauan Seribu 0,21 99,79 100,00 Jakarta Selatan 0,95 99,05 100,00 Jakarta Timur 0,59 99,41 100,00 Jakarta Pusat 0,90 99,10 100,00 Jakarta Barat 0,39 99,61 100,00 Jakarta Utara 0,45 99,55 100,00 Bogor 0,60 99,40 100,00 Sukabumi 0,42 99,58 100,00 Bandung 0,64 99,36 100,00 Cirebon 0,59 99,41 100,00 Bekasi 0,75 99,25 100,00 Depok 0,85 99,15 100,00 Cimahi 0,51 99,49 100,00 Tasikmalaya 0,11 99,89 100,00 Banjar 0,34 99,66 100,00 Magelang 0,48 99,52 100,00 Surakarta 0,54 99,46 100,00 99 Kota 0,54 99,46 100,00

294 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 257 Lanjutan Tabel 10.3.b Kota Penerapan Sistem Waralaba Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Salatiga 0,43 99,57 100,00 Semarang 0,35 99,65 100,00 Pekalongan 0,25 99,75 100,00 Tegal 0,44 99,56 100,00 Yogyakarta 0,49 99,51 100,00 Kediri 0,76 99,24 100,00 Blitar 0,46 99,54 100,00 Malang 0,77 99,23 100,00 Probolinggo 0,32 99,68 100,00 Pasuruan 0,42 99,58 100,00 Mojokerto 0,57 99,43 100,00 Madiun 0,40 99,60 100,00 Surabaya 0,56 99,44 100,00 Batu 0,65 99,35 100,00 Tangerang 0,67 99,33 100,00 Cilegon 0,35 99,65 100,00 Serang 0,49 99,51 100,00 Tangerang Selatan 1,10 98,90 100,00 Denpasar 0,60 99,40 100,00 Mataram 0,27 99,73 100,00 Bima 0,01 99,99 100,00 Kupang 0,17 99,83 100,00 Pontianak 0,69 99,31 100,00 Singkawang 0,29 99,71 100,00 Palangka Raya 0,23 99,77 100,00 Banjarmasin 0,33 99,67 100,00 Banjar Baru 0,60 99,40 100,00 Balikpapan 0,70 99,30 100,00 99 Kota 0,54 99,46 100,00

295 258 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 10.3.b Kota Penerapan Sistem Waralaba Ya Tidak Total (1) (2) (3) (4) Samarinda 1,75 98,25 100,00 Bontang 0,89 99,11 100,00 Tarakan 1,09 98,91 100,00 Manado 0,53 99,47 100,00 Bitung 0,13 99,87 100,00 Tomohon 0,09 99,91 100,00 Kotamobagu 0,31 99,69 100,00 Palu 0,36 99,64 100,00 Makassar 0,64 99,36 100,00 Parepare 0,42 99,58 100,00 Palopo 0,45 99,55 100,00 Kendari 0,33 99,67 100,00 Baubau 0,07 99,93 100,00 Gorontalo 0,23 99,77 100,00 Ambon 0,07 99,93 100,00 Tual 100,00 100,00 Ternate 0,22 99,78 100,00 Tidore Kepulauan 100,00 100,00 Sorong 0,23 99,77 100,00 Jayapura 0,51 99,49 100,00 99 Kota 0,54 99,46 100,00

296 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 259 Tabel 11.1.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Pendapatan Selama Satu Tahun Subsektor 300juta 300 juta < pendapatan 2.5 milyar Pendapatan 2.5 milyar < pendapatan 50 milyar > 50 milyar Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) Arsitektur Desain interior Desain komunikasi visual Desain Produk Film, animasi dan video Fotografi Kriya Kuliner Musik Fashion Aplikasi dan Game developer Penerbitan Periklanan Televisi dan Radio Seni pertunjukan Seni Rupa Ekonomi Kreatif

297 260 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Tabel 11.1.b Persentase Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Pendapatan Selama Satu Tahun Subsektor 300juta 300 juta < pendapatan 2.5 milyar Pendapatan 2.5 milyar < pendapatan 50 milyar > 50 milyar Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) Arsitektur 61,67 29,74 7,74 0,85 100,00 Desain interior 76,19 20,43 3,01 0,37 100,00 Desain komunikasi visual 90,42 7,31 1,62 0,65 100,00 Desain Produk 86,25 11,31 2,05 0,39 100,00 Film, animasi dan video 78,66 10,96 9,80 0,58 100,00 Fotografi 94,29 5,47 0,23 0,01 100,00 Kriya 91,16 7,88 0,85 0,11 100,00 Kuliner 93,97 5,75 0,26 0,02 100,00 Musik 94,56 4,72 0,62 0,10 100,00 Fashion 88,45 10,78 0,70 0,07 100,00 Aplikasi dan Game developer 87,54 8,30 3,50 0,66 100,00 Penerbitan 84,70 13,08 1,96 0,26 100,00 Periklanan 43,01 34,34 19,84 2,81 100,00 Televisi dan Radio 73,73 21,07 4,44 0,76 100,00 Seni pertunjukan 90,02 8,53 1,34 0,11 100,00 Seni Rupa 92,45 7,21 0,32 0,02 100,00 Ekonomi Kreatif 92,56 6,94 0,46 0,04 100,00

298 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 261 Tabel 11.2.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Wilayah dan Pendapatan Selama Satu Tahun Provinsi 300juta 300 juta < pendapatan 2.5 milyar Pendapatan 2.5 milyar < pendapatan 50 milyar > 50 milyar Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) Pulau Sumatera Provinsi DKI Jakarta Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Tengah Provinsi DI Yogyakarta Provinsi Jawa Timur Provinsi Banten Pulau Bali dan Nusa Tenggara Pulau Kalimantan Pulau Sulawesi. Maluku. Dan Papua Indonesia

299 262 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Tabel 11.2.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Wilayah dan Pendapatan Selama Satu Tahun Provinsi 300juta 300 juta < pendapatan 2.5 milyar Pendapatan 2.5 milyar < pendapatan 50 milyar > 50 milyar Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) Pulau Sumatera 93,15 6,51 0,32 0,02 100,00 Provinsi DKI Jakarta 83,82 14,07 1,89 0,22 100,00 Provinsi Jawa Barat 91,38 8,13 0,44 0,05 100,00 Provinsi Jawa Tengah 94,49 5,21 0,27 0,03 100,00 Provinsi DI Yogyakarta 92,68 6,80 0,50 0,02 100,00 Provinsi Jawa Timur 94,26 5,37 0,34 0,03 100,00 Provinsi Banten 89,42 9,55 0,89 0,14 100,00 Pulau Bali dan Nusa Tenggara 93,28 6,32 0,38 0,02 100,00 Pulau Kalimantan 92,48 7,19 0,31 0,02 100,00 Pulau Sulawesi. Maluku. Dan Papua 93,56 6,11 0,31 0,02 100,00 Indonesia 92,56 6,94 0,46 0,04 100,00

300 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 263 Tabel 11.3.a Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Pendapatan Selama Satu Tahun Kota 300juta 300 juta < pendapatan 2.5 milyar Pendapatan 2.5 milyar < pendapatan 50 milyar > 50 milyar Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) Banda Aceh Sabang Langsa Lhokseumawe Subulussalam Sibolga Tanjung Balai Pematang Siantar Tebing Tinggi Medan Binjai Padangsidimpuan Gunungsitoli Padang Solok Sawah Lunto Padang Panjang Bukittinggi Payakumbuh Pariaman Pekanbaru Dumai Jambi Sungai Penuh Palembang Kota

301 264 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 11.3.a Kota 300juta 300 juta < pendapatan 2.5 milyar Pendapatan 2.5 milyar < pendapatan 50 milyar > 50 milyar Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) Prabumulih Pagar Alam Lubuklinggau Bengkulu Bandar Lampung Metro Batam Tanjung Pinang Kepulauan Seribu Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Utara Bogor Sukabumi Bandung Cirebon Bekasi Depok Cimahi Tasikmalaya Banjar Magelang Surakarta Salatiga Kota

302 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 265 Lanjutan Tabel 11.3.a Kota 300juta 300 juta < pendapatan 2.5 milyar Pendapatan 2.5 milyar < pendapatan 50 milyar > 50 milyar Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) Semarang Pekalongan Tegal Yogyakarta Kediri Blitar Malang Probolinggo Pasuruan Mojokerto Madiun Surabaya Batu Tangerang Cilegon Serang Tangerang Selatan Denpasar Mataram Bima Kupang Pontianak Singkawang Palangka Raya Banjarmasin Banjar Baru Balikpapan Kota

303 266 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 11.3.a Kota 300juta 300 juta < pendapatan 2.5 milyar Pendapatan 2.5 milyar < pendapatan 50 milyar > 50 milyar Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) Samarinda Bontang Tarakan Manado Bitung Tomohon Kotamobagu Palu Makassar Parepare Palopo Kendari Baubau Gorontalo Ambon Tual Ternate Tidore Kepulauan Sorong Jayapura Kota

304 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 267 Tabel 11.3.b Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut 99 Kota dan Pendapatan Selama Satu Tahun Kota 300juta 300 juta < pendapatan 2.5 milyar Pendapatan 2.5 milyar < pendapatan 50 milyar > 50 milyar Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) Banda Aceh 84,93 14,18 0,86 0,03 100,00 Sabang 93,03 6,79 0,18 100,00 Langsa 91,81 7,94 0,25 100,00 Lhokseumawe 90,92 8,73 0,35 100,00 Subulussalam 94,49 5,29 0,22 100,00 Sibolga 91,81 7,51 0,68 100,00 Tanjung Balai 92,88 6,96 0,16 100,00 Pematang Siantar 93,01 6,77 0,21 0,01 100,00 Tebing Tinggi 92,19 7,62 0,15 0,04 100,00 Medan 89,38 9,88 0,70 0,04 100,00 Binjai 92,48 7,22 0,28 0,02 100,00 Padangsidimpuan 94,35 5,39 0,25 0,01 100,00 Gunungsitoli 93,57 6,27 0,16 100,00 Padang 88,10 11,07 0,80 0,03 100,00 Solok 87,82 11,61 0,54 0,03 100,00 Sawah Lunto 96,47 3,49 0,04 100,00 Padang Panjang 91,47 7,95 0,58 100,00 Bukittinggi 77,68 20,46 1,85 0,01 100,00 Payakumbuh 87,92 11,34 0,73 0,01 100,00 Pariaman 93,42 6,25 0,31 0,02 100,00 Pekanbaru 86,88 11,99 1,05 0,08 100,00 Dumai 93,63 6,13 0,24 100,00 Jambi 90,90 8,51 0,56 0,03 100,00 Sungai Penuh 90,98 8,79 0,23 100,00 Palembang 90,05 9,32 0,60 0,03 100,00 99 Kota 87,59 11,27 1,03 0,11 100,00

305 268 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 11.3.b Kota 300juta 300 juta < pendapatan 2.5 milyar Pendapatan 2.5 milyar < pendapatan 50 milyar > 50 milyar Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) Prabumulih 93,09 6,73 0,18 100,00 Pagar Alam 93,35 6,43 0,19 0,03 100,00 Lubuklinggau 90,72 8,67 0,56 0,05 100,00 Bengkulu 89,47 9,86 0,64 0,03 100,00 Bandar Lampung 89,64 9,71 0,60 0,05 100,00 Metro 87,76 11,56 0,63 0,05 100,00 Pangkal Pinang 84,96 14,47 0,56 0,01 100,00 Batam 84,40 14,08 1,37 0,15 100,00 Tanjung Pinang 90,23 9,16 0,61 100,00 Kepulauan Seribu 97,27 2,73 100,00 Jakarta Selatan 79,79 16,80 3,04 0,37 100,00 Jakarta Timur 86,51 12,46 0,94 0,09 100,00 Jakarta Pusat 74,56 22,05 3,07 0,32 100,00 Jakarta Barat 87,31 11,13 1,38 0,18 100,00 Jakarta Utara 87,20 11,03 1,56 0,21 100,00 Bogor 85,52 13,47 0,96 0,05 100,00 Sukabumi 88,36 10,79 0,82 0,03 100,00 Bandung 86,16 13,02 0,73 0,09 100,00 Cirebon 90,72 8,65 0,55 0,08 100,00 Bekasi 84,99 13,48 1,45 0,08 100,00 Depok 88,35 10,96 0,65 0,04 100,00 Cimahi 90,17 9,20 0,57 0,06 100,00 Tasikmalaya 90,87 8,61 0,49 0,03 100,00 Banjar 94,66 5,16 0,16 0,02 100,00 Magelang 91,02 8,43 0,53 0,02 100,00 Surakarta 88,71 10,51 0,70 0,08 100,00 99 Kota 87,59 11,27 1,03 0,11 100,00

306 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 269 Lanjutan Tabel 11.3.b Kota 300juta 300 juta < pendapatan 2.5 milyar Pendapatan 2.5 milyar < pendapatan 50 milyar > 50 milyar Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) Salatiga 90,75 8,57 0,65 0,03 100,00 Semarang 89,76 9,18 0,88 0,18 100,00 Pekalongan 91,09 8,51 0,37 0,03 100,00 Tegal 94,19 5,35 0,36 0,10 100,00 Yogyakarta 88,28 10,68 1,03 0,01 100,00 Kediri 93,73 5,84 0,39 0,04 100,00 Blitar 93,09 6,39 0,48 0,04 100,00 Malang 90,39 8,91 0,64 0,06 100,00 Probolinggo 93,74 5,78 0,42 0,06 100,00 Pasuruan 91,98 7,59 0,40 0,03 100,00 Mojokerto 88,68 10,50 0,76 0,06 100,00 Madiun 93,53 5,97 0,41 0,09 100,00 Surabaya 89,16 9,62 1,12 0,10 100,00 Batu 92,56 7,09 0,34 0,01 100,00 Tangerang 84,82 13,42 1,48 0,28 100,00 Cilegon 89,58 9,89 0,46 0,07 100,00 Serang 88,12 11,08 0,76 0,04 100,00 Tangerang Selatan 84,96 13,58 1,34 0,12 100,00 Denpasar 86,29 12,69 0,93 0,09 100,00 Mataram 87,50 11,50 0,92 0,08 100,00 Bima 93,33 6,18 0,45 0,04 100,00 Kupang 87,95 11,41 0,59 0,05 100,00 Pontianak 90,18 9,15 0,64 0,03 100,00 Singkawang 92,27 7,30 0,40 0,03 100,00 Palangka Raya 86,80 12,24 0,94 0,02 100,00 Banjarmasin 89,09 10,42 0,45 0,04 100,00 Banjar Baru 88,62 10,81 0,51 0,06 100,00 99 Kota 87,59 11,27 1,03 0,11 100,00

307 270 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 11.3.b Kota 300juta 300 juta < pendapatan 2.5 milyar Pendapatan 2.5 milyar < pendapatan 50 milyar > 50 milyar Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) Balikpapan 87,97 11,12 0,84 0,07 100,00 Samarinda 88,84 10,40 0,72 0,04 100,00 Bontang 90,51 9,19 0,28 0,02 100,00 Tarakan 89,52 10,06 0,35 0,07 100,00 Manado 87,60 11,45 0,92 0,03 100,00 Bitung 93,27 6,49 0,24 100,00 Tomohon 93,13 6,43 0,44 100,00 Kotamobagu 93,65 6,12 0,23 100,00 Palu 90,74 8,51 0,71 0,04 100,00 Makassar 84,59 13,99 1,32 0,10 100,00 Parepare 90,67 8,59 0,70 0,04 100,00 Palopo 90,49 8,76 0,67 0,08 100,00 Kendari 86,36 12,92 0,63 0,09 100,00 Baubau 91,32 8,22 0,44 0,02 100,00 Gorontalo 91,45 7,92 0,60 0,03 100,00 Ambon 87,33 11,82 0,79 0,06 100,00 Tual 95,56 4,44 100,00 Ternate 88,03 11,33 0,60 0,04 100,00 Tidore Kepulauan 94,43 5,46 0,11 100,00 Sorong 88,87 10,47 0,62 0,04 100,00 Jayapura 86,15 13,03 0,72 0,10 100,00 99 Kota 87,59 11,27 1,03 0,11 100,00

308 BADAN PUSAT STATISTIK LAMPIRAN RSE BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) BUKU 2 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF BUKU 2 PROFIL USAHA/PERUSAHAA 16 SUBSEKTOR EKRAF BERDASARKAN SENSUS EKONOMI 2016 (SE2016 BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta info@bekraf.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta (021) , , , Fax (021) bpshq@bps.go.id

309

310 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 273 Tabel 1 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Pulau dan Subsektor Ekraf Wilayah Estimasi SE RSE Subsektor Arsitektur Selang Kepercayaan 95% Jumlah Batas Kasus Batas Atas Bawah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pulau Sumatera ,69 4, Provinsi DKI Jakarta ,59 5, Provinsi Jawa Barat ,38 4, Provinsi Jawa Tengah ,13 4, Provinsi DI Yogyakarta ,42 6, Provinsi Jawa Timur ,31 4, Provinsi Banten ,90 10, Pulau Bali dan Nusa Tenggara ,13 5, Pulau Kalimantan ,10 5, Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua ,41 4, Indonesia ,04 1,

311 274 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 1 Wilayah Estimasi SE RSE Subsektor Desain Interior Selang Kepercayaan 95% Jumlah Batas Kasus Batas Atas Bawah (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Pulau Sumatera 75 9,74 12, Provinsi DKI Jakarta ,38 9, Provinsi Jawa Barat ,74 9, Provinsi Jawa Tengah 93 11,61 12, Provinsi DI Yogyakarta 83 9,61 11, Provinsi Jawa Timur ,92 11, Provinsi Banten 29 5,74 19, Pulau Bali dan Nusa Tenggara 44 6,92 15, Pulau Kalimantan 38 6,16 16, Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua 60 11,74 19, Indonesia ,63 4,

312 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 275 Lanjutan Tabel 1 Wilayah Estimasi SE RSE Subsektor Desain Komunikasi Visual Selang Kepercayaan 95% Jumlah Batas Kasus Batas Atas Bawah (1) (14) (15) (16) (17) (18) (19) Pulau Sumatera 25 5,20 20, Provinsi DKI Jakarta 69 8,30 12, Provinsi Jawa Barat 88 9,69 11, Provinsi Jawa Tengah ,06 11, Provinsi DI Yogyakarta ,77 18, Provinsi Jawa Timur 71 9,00 12, Provinsi Banten 14 4,00 28, Pulau Bali dan Nusa Tenggara 24 4,90 20, Pulau Kalimantan 14 3,74 26, Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua 11 4,12 37, Indonesia ,17 6,

313 276 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 1 Wilayah Estimasi SE RSE Subsektor Desain Produk Selang Kepercayaan 95% Jumlah Batas Kasus Batas Atas Bawah (1) (20) (21) (22) (23) (24) (25) Pulau Sumatera ,59 23, Provinsi DKI Jakarta ,75 10, Provinsi Jawa Barat ,40 10, Provinsi Jawa Tengah ,59 8, Provinsi DI Yogyakarta ,42 9, Provinsi Jawa Timur ,95 9, Provinsi Banten 65 8,53 13, Pulau Bali dan Nusa Tenggara 77 10,04 13, Pulau Kalimantan ,40 20, Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua 64 14,76 23, Indonesia ,20 4,

314 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 277 Lanjutan Tabel 1 Wilayah Estimasi SE RSE Subsektor Film, Animasi, Video Selang Kepercayaan 95% Jumlah Batas Kasus Batas Atas Bawah (1) (26) (27) (28) (29) (30) (31) Pulau Sumatera ,24 6, Provinsi DKI Jakarta ,05 6, Provinsi Jawa Barat ,03 6, Provinsi Jawa Tengah ,13 6, Provinsi DI Yogyakarta ,44 10, Provinsi Jawa Timur ,73 6, Provinsi Banten 47 8,18 17, Pulau Bali dan Nusa Tenggara 92 11,99 13, Pulau Kalimantan ,12 12, Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua ,27 12, Indonesia ,94 2,

315 278 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 1 Wilayah Estimasi SE RSE Subsektor Fotografi Selang Kepercayaan 95% Jumlah Batas Kasus Batas Atas Bawah (1) (32) (33) (34) (35) (36) (37) Pulau Sumatera ,77 1, Provinsi DKI Jakarta ,42 3, Provinsi Jawa Barat ,30 1, Provinsi Jawa Tengah ,54 1, Provinsi DI Yogyakarta ,49 4, Provinsi Jawa Timur ,56 1, Provinsi Banten ,14 4, Pulau Bali dan Nusa Tenggara ,36 3, Pulau Kalimantan ,08 2, Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua ,70 2, Indonesia ,15 0,

316 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 279 Lanjutan Tabel 1 Wilayah Estimasi SE RSE Subsektor Kriya Selang Kepercayaan 95% Jumlah Batas Kasus Batas Atas Bawah (1) (38) (39) (40) (41) (42) (43) Pulau Sumatera ,23 1, Provinsi DKI Jakarta ,78 2, Provinsi Jawa Barat ,17 1, Provinsi Jawa Tengah ,08 1, Provinsi DI Yogyakarta ,32 2, Provinsi Jawa Timur ,07 1, Provinsi Banten ,13 3, Pulau Bali dan Nusa Tenggara ,38 1, Pulau Kalimantan ,53 2, Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua ,29 1, Indonesia ,36 0,

317 280 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 1 Wilayah Estimasi SE RSE Subsektor Kuliner Selang Kepercayaan 95% Jumlah Batas Kasus Batas Atas Bawah (1) (44) (45) (46) (47) (48) (49) Pulau Sumatera ,70 0, Provinsi DKI Jakarta ,98 0, Provinsi Jawa Barat ,74 0, Provinsi Jawa Tengah ,02 0, Provinsi DI Yogyakarta ,37 1, Provinsi Jawa Timur ,42 0, Provinsi Banten ,05 0, Pulau Bali dan Nusa Tenggara ,38 0, Pulau Kalimantan ,53 0, Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua ,29 0, Indonesia ,28 0,

318 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 281 Lanjutan Tabel 1 Wilayah Estimasi SE RSE Subsektor Musik Selang Kepercayaan 95% Jumlah Batas Kasus Batas Atas Bawah (1) (50) (51) (52) (53) (54) (55) Pulau Sumatera ,69 1, Provinsi DKI Jakarta ,38 3, Provinsi Jawa Barat ,86 1, Provinsi Jawa Tengah ,56 2, Provinsi DI Yogyakarta ,48 4, Provinsi Jawa Timur ,50 2, Provinsi Banten ,78 4, Pulau Bali dan Nusa Tenggara ,68 4, Pulau Kalimantan ,32 3, Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua ,73 2, Indonesia ,65 0,

319 282 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 1 Wilayah Estimasi SE RSE Subsektor Fashion Selang Kepercayaan 95% Jumlah Batas Kasus Batas Atas Bawah (1) (56) (57) (58) (59) (60) (61) Pulau Sumatera ,02 0, Provinsi DKI Jakarta ,27 2, Provinsi Jawa Barat ,51 0, Provinsi Jawa Tengah ,20 0, Provinsi DI Yogyakarta ,65 1, Provinsi Jawa Timur ,68 0, Provinsi Banten ,46 1, Pulau Bali dan Nusa Tenggara ,11 1, Pulau Kalimantan ,77 1, Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua ,55 1, Indonesia ,36 0,

320 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 283 Lanjutan Tabel 1 Wilayah Estimasi SE RSE Subsektor Aplikasi Dan Game developer Selang Kepercayaan 95% Jumlah Batas Kasus Batas Atas Bawah (1) (62) (63) (64) (65) (66) (67) Pulau Sumatera ,86 3, Provinsi DKI Jakarta ,83 4, Provinsi Jawa Barat ,90 2, Provinsi Jawa Tengah ,52 3, Provinsi DI Yogyakarta ,06 4, Provinsi Jawa Timur ,47 2, Provinsi Banten ,91 4, Pulau Bali dan Nusa Tenggara ,76 7, Pulau Kalimantan ,39 5, Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua ,90 5, Indonesia ,58 1,

321 284 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 1 Wilayah Estimasi SE RSE Subsektor Penerbitan Selang Kepercayaan 95% Jumlah Batas Kasus Batas Atas Bawah (1) (68) (69) (70) (71) (72) (73) Pulau Sumatera ,30 1, Provinsi DKI Jakarta ,46 3, Provinsi Jawa Barat ,57 1, Provinsi Jawa Tengah ,28 1, Provinsi DI Yogyakarta ,76 3, Provinsi Jawa Timur ,56 1, Provinsi Banten ,01 3, Pulau Bali dan Nusa Tenggara ,31 2, Pulau Kalimantan ,61 2, Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua ,07 1, Indonesia ,55 0,

322 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 285 Lanjutan Tabel 1 Wilayah Estimasi SE RSE Subsektor Periklanan Selang Kepercayaan 95% Jumlah Batas Kasus Batas Atas Bawah (1) (74) (75) (76) (77) (78) (79) Pulau Sumatera ,80 6, Provinsi DKI Jakarta ,44 4, Provinsi Jawa Barat ,05 5, Provinsi Jawa Tengah ,75 6, Provinsi DI Yogyakarta ,75 8, Provinsi Jawa Timur ,87 5, Provinsi Banten 81 9,42 11, Pulau Bali dan Nusa Tenggara 91 9,83 10, Pulau Kalimantan 71 9,21 12, Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua 84 9,58 11, Indonesia ,75 2,

323 286 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 1 Wilayah Estimasi SE RSE Subsektor Televisi Dan Radio Selang Kepercayaan 95% Jumlah Batas Kasus Batas Atas Bawah (1) (80) (81) (82) (83) (84) (85) Pulau Sumatera ,35 4, Provinsi DKI Jakarta ,18 11, Provinsi Jawa Barat ,61 4, Provinsi Jawa Tengah ,79 6, Provinsi DI Yogyakarta 70 8,69 12, Provinsi Jawa Timur ,89 3, Provinsi Banten ,84 10, Pulau Bali dan Nusa Tenggara ,96 8, Pulau Kalimantan ,05 5, Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua ,43 5, Indonesia ,97 1,

324 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 287 Lanjutan Tabel 1 Wilayah Estimasi SE RSE Subsektor Seni Pertunjukan Selang Kepercayaan 95% Jumlah Batas Kasus Batas Atas Bawah (1) (86) (87) (88) (89) (90) (91) Pulau Sumatera ,02 2, Provinsi DKI Jakarta ,60 3, Provinsi Jawa Barat ,25 2, Provinsi Jawa Tengah ,51 2, Provinsi DI Yogyakarta ,22 5, Provinsi Jawa Timur ,94 2, Provinsi Banten ,25 5, Pulau Bali dan Nusa Tenggara ,77 4, Pulau Kalimantan ,65 5, Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua ,69 4, Indonesia ,35 1,

325 288 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 1 Wilayah Estimasi SE RSE Subsektor Seni Rupa Selang Kepercayaan 95% Jumlah Batas Kasus Batas Atas Bawah (1) (92) (93) (94) (95) (96) (97) Pulau Sumatera ,89 6, Provinsi DKI Jakarta ,32 12, Provinsi Jawa Barat ,34 4, Provinsi Jawa Tengah ,19 4, Provinsi DI Yogyakarta ,53 4, Provinsi Jawa Timur ,83 3, Provinsi Banten ,06 6, Pulau Bali dan Nusa Tenggara ,48 4, Pulau Kalimantan ,91 7, Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua ,81 14, Indonesia ,25 1,

326 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 289 Lanjutan Tabel 1 Wilayah Estimasi SE RSE TOTAL Selang Kepercayaan 95% Jumlah Batas Kasus Batas Atas Bawah (1) (98) (99) (100) (101) (102) (103) Pulau Sumatera ,54 0, Provinsi DKI Jakarta ,91 0, Provinsi Jawa Barat ,75 0, Provinsi Jawa Tengah ,20 0, Provinsi DI Yogyakarta ,33 1, Provinsi Jawa Timur ,24 0, Provinsi Banten ,19 0, Pulau Bali dan Nusa Tenggara ,11 0, Pulau Kalimantan ,98 0, Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua ,94 0, Indonesia ,92 0,

327 290 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Tabel 2 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Subsektor Ekraf Wilayah Subsektor Arsitektur Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aceh ,41 9, Sumatera Utara ,94 10, Sumatera Barat 98 11,00 11, Riau ,14 9, Jambi 81 10,38 12, Sumatera Selatan 28 5,83 20, Bengkulu 43 6,95 16, Lampung ,50 21, Kepulauan Bangka Belitung 23 5,37 23, Kepulauan Riau 71 10,77 15, DKI Jakarta ,59 5, Jawa Barat ,38 4, Jawa Tengah ,13 4, DI Yogyakarta ,42 6, Jawa Timur ,31 4, Banten ,90 10, Bali ,33 7, Nusa Tenggara Barat ,27 10, Nusa Tenggara Timur ,46 10, Kalimantan Barat ,07 11, Kalimantan Tengah 80 10,22 12, Kalimantan Selatan ,20 12, Kalimantan Timur ,11 9, Kalimantan Utara 63 10,48 16, Sulawesi Utara 33 6,39 19, Sulawesi Tengah ,67 12, Sulawesi Selatan ,38 8, Sulawesi Tenggara ,74 10, Gorontalo 46 8,77 19, Sulawesi Barat 37 7,35 19, Maluku 32 6,90 21, Maluku Utara 20 4,88 24, Papua Barat 43 7,47 17, Papua 82 12,71 15, Indonesia ,04 1,

328 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 291 Lanjutan Tabel 2 Wilayah Subsektor Desain Interior Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Aceh 3 1,73 57, Sumatera Utara 11 3,31 30, Sumatera Barat ,38 9, Riau ,74 9, Jambi 93 11,61 12, Sumatera Selatan 83 9,61 11, Bengkulu ,92 11, Lampung 29 5,74 19, Kepulauan Bangka Belitung 24 5,09 21, Kepulauan Riau 10 3,16 31, DKI Jakarta 10 3,46 34, Jawa Barat 6 2,45 40, Jawa Tengah 5 2,24 44, DI Yogyakarta 9 3,00 33, Jawa Timur 16 4,00 24, Banten 2 1,41 70, Bali Nusa Tenggara Barat 10 4,69 46, Nusa Tenggara Timur 28 9,48 33, Kalimantan Barat 5 3,00 59, Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur 7 2,64 37, Kalimantan Utara Sulawesi Utara 5 2,23 44, Sulawesi Tengah 5 2,23 44, Sulawesi Selatan ,63 4, Sulawesi Tenggara 3 1,73 57, Gorontalo 11 3,31 30, Sulawesi Barat ,38 9, Maluku ,74 9, Maluku Utara 93 11,61 12, Papua Barat 83 9,61 11, Papua ,92 11, Indonesia 29 5,74 19,

329 292 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 2 Wilayah Subsektor Desain Komunikasi Visual Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (14) (15) (16) (17) (18) (19) Aceh 1 1,00 100, Sumatera Utara 3 1,73 57, Sumatera Barat 69 8,30 12, Riau 88 9,69 11, Jambi ,06 11, Sumatera Selatan ,77 18, Bengkulu 71 9,00 12, Lampung 14 4,00 28, Kepulauan Bangka Belitung 23 4,79 20, Kepulauan Riau 1 1,00 100, DKI Jakarta Jawa Barat 6 2,45 40, Jawa Tengah 1 1,00 100, DI Yogyakarta 2 1,41 70, Jawa Timur 4 2,00 49, Banten 1 1,00 100, Bali Nusa Tenggara Barat 6 3,46 57, Nusa Tenggara Timur 3 1,73 57, Kalimantan Barat 1 1,00 100, Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah 1 1,00 100, Sulawesi Selatan ,17 6, Sulawesi Tenggara 1 1,00 100, Gorontalo 3 1,73 57, Sulawesi Barat 69 8,30 12, Maluku 88 9,69 11, Maluku Utara ,06 11, Papua Barat ,77 18, Papua 71 9,00 12, Indonesia 14 4,00 28,

330 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 293 Lanjutan Tabel 2 Wilayah Subsektor Desain Produk Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (20) (21) (22) (23) (24) (25) Aceh 15 4,12 27, Sumatera Utara 36 6,00 16, Sumatera Barat 36 9,48 26, Riau 21 5,56 26, Jambi 5 2,24 44, Sumatera Selatan 19 5,00 26, Bengkulu 3 1,73 57, Lampung ,09 42, Kepulauan Bangka Belitung 7 3,00 42, Kepulauan Riau 18 4,46 24, DKI Jakarta ,75 10, Jawa Barat ,40 10, Jawa Tengah ,59 8, DI Yogyakarta ,42 9, Jawa Timur ,95 9, Banten 65 8,53 13, Bali 65 8,98 13, Nusa Tenggara Barat 4 2,45 61, Nusa Tenggara Timur 8 3,74 46, Kalimantan Barat 14 4,69 33, Kalimantan Tengah 2 1,41 70, Kalimantan Selatan 74 21,15 28, Kalimantan Timur 19 5,19 27, Kalimantan Utara 3 1,73 57, Sulawesi Utara 3 1,73 57, Sulawesi Tengah 12 4,90 40, Sulawesi Selatan 30 12,49 41, Sulawesi Tenggara 3 3,00 100,00 (3) 9 3 Gorontalo Sulawesi Barat 1 1,00 100, Maluku Maluku Utara 2 1,41 70, Papua Barat 1 1,00 100, Papua 12 4,69 39, Indonesia ,20 4,

331 294 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 2 Wilayah Subsektor Film, Animasi, Dan Video Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (26) (27) (28) (29) (30) (31) Aceh 11 3,60 32, Sumatera Utara ,95 8, Sumatera Barat 26 5,47 21, Riau 16 4,69 29, Jambi 19 4,99 26, Sumatera Selatan 56 9,89 17, Bengkulu 16 5,09 31, Lampung 18 5,10 28, Kepulauan Bangka Belitung 5 3,00 59, Kepulauan Riau 21 4,57 21, DKI Jakarta ,05 6, Jawa Barat ,03 6, Jawa Tengah ,13 6, DI Yogyakarta ,44 10, Jawa Timur ,73 6, Banten 47 8,18 17, Bali 35 6,07 17, Nusa Tenggara Barat 35 8,05 23, Nusa Tenggara Timur 22 6,47 29, Kalimantan Barat 14 3,74 26, Kalimantan Tengah 4 2,00 49, Kalimantan Selatan 66 11,55 17, Kalimantan Timur 35 8,77 25, Kalimantan Utara Sulawesi Utara 30 7,61 25, Sulawesi Tengah 7 3,32 47, Sulawesi Selatan 50 10,48 20, Sulawesi Tenggara 7 2,64 37, Gorontalo 2 1,41 70, Sulawesi Barat 1 1,00 100, Maluku 3 1,73 57, Maluku Utara 2 1,41 70, Papua Barat Papua 8 3,16 39, Indonesia ,94 2,

332 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 295 Lanjutan Tabel 2 Wilayah Subsektor Fotografi Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (32) (33) (34) (35) (36) (37) Aceh ,54 5, Sumatera Utara ,77 4, Sumatera Barat ,31 3, Riau ,98 4, Jambi ,35 4, Sumatera Selatan ,58 3, Bengkulu ,10 5, Lampung ,87 3, Kepulauan Bangka Belitung ,14 7, Kepulauan Riau ,33 7, DKI Jakarta ,42 3, Jawa Barat ,30 1, Jawa Tengah ,54 1, DI Yogyakarta ,49 4, Jawa Timur ,56 1, Banten ,14 4, Bali ,61 6, Nusa Tenggara Barat ,40 5, Nusa Tenggara Timur ,35 7, Kalimantan Barat ,76 6, Kalimantan Tengah ,38 7, Kalimantan Selatan ,18 4, Kalimantan Timur ,11 5, Kalimantan Utara 98 11,58 11, Sulawesi Utara ,60 13, Sulawesi Tengah ,35 6, Sulawesi Selatan ,83 3, Sulawesi Tenggara ,46 7, Gorontalo ,95 9, Sulawesi Barat ,30 9, Maluku ,87 12, Maluku Utara 66 11,55 17, Papua Barat 74 11,50 15, Papua ,86 11, Indonesia ,15 0,

333 296 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 2 Wilayah Subsektor Kriya Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (38) (39) (40) (41) (42) (43) Aceh ,97 3, Sumatera Utara ,87 2, Sumatera Barat ,50 2, Riau ,42 3, Jambi ,30 3, Sumatera Selatan ,75 3, Bengkulu ,48 4, Lampung ,18 3, Kepulauan Bangka Belitung ,76 5, Kepulauan Riau ,00 5, DKI Jakarta ,78 2, Jawa Barat ,17 1, Jawa Tengah ,08 1, DI Yogyakarta ,32 2, Jawa Timur ,07 1, Banten ,13 3, Bali ,12 2, Nusa Tenggara Barat ,67 3, Nusa Tenggara Timur ,69 4, Kalimantan Barat ,87 6, Kalimantan Tengah ,50 5, Kalimantan Selatan ,11 4, Kalimantan Timur ,26 3, Kalimantan Utara ,97 8, Sulawesi Utara ,81 4, Sulawesi Tengah ,52 3, Sulawesi Selatan ,15 3, Sulawesi Tenggara ,94 4, Gorontalo ,95 8, Sulawesi Barat ,96 5, Maluku ,66 9, Maluku Utara ,66 7, Papua Barat ,60 6, Papua ,75 6, Indonesia ,36 0,

334 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 297 Lanjutan Tabel 2 Wilayah Subsektor Kuliner Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (44) (45) (46) (47) (48) (49) Aceh ,07 0, Sumatera Utara ,51 0, Sumatera Barat ,33 0, Riau ,56 1, Jambi ,84 1, Sumatera Selatan ,76 0, Bengkulu ,34 2, Lampung ,50 1, Kepulauan Bangka Belitung ,16 1, Kepulauan Riau ,10 1, DKI Jakarta ,98 0, Jawa Barat ,74 0, Jawa Tengah ,02 0, DI Yogyakarta ,37 1, Jawa Timur ,42 0, Banten ,05 0, Bali ,37 1, Nusa Tenggara Barat ,38 1, Nusa Tenggara Timur ,90 2, Kalimantan Barat ,53 1, Kalimantan Tengah ,84 1, Kalimantan Selatan ,14 1, Kalimantan Timur ,23 1, Kalimantan Utara ,85 2, Sulawesi Utara ,17 1, Sulawesi Tengah ,95 1, Sulawesi Selatan ,24 1, Sulawesi Tenggara ,88 1, Gorontalo ,98 2, Sulawesi Barat ,01 2, Maluku ,55 2, Maluku Utara ,45 2, Papua Barat ,37 2, Papua ,69 2, Indonesia ,28 0,

335 298 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 2 Wilayah Subsektor Musik Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (50) (51) (52) (53) (54) (55) Aceh ,17 6, Sumatera Utara ,47 2, Sumatera Barat ,98 4, Riau ,44 4, Jambi ,98 7, Sumatera Selatan ,28 5, Bengkulu ,80 9, Lampung ,49 4, Kepulauan Bangka Belitung ,62 8, Kepulauan Riau ,90 7, DKI Jakarta ,38 3, Jawa Barat ,86 1, Jawa Tengah ,56 2, DI Yogyakarta ,48 4, Jawa Timur ,50 2, Banten ,78 4, Bali ,91 5, Nusa Tenggara Barat ,14 7, Nusa Tenggara Timur ,22 10, Kalimantan Barat ,52 6, Kalimantan Tengah ,11 6, Kalimantan Selatan ,73 5, Kalimantan Timur ,44 6, Kalimantan Utara 56 9,77 17, Sulawesi Utara ,45 5, Sulawesi Tengah ,61 6, Sulawesi Selatan ,64 5, Sulawesi Tenggara ,74 8, Gorontalo ,18 10, Sulawesi Barat 79 12,36 15, Maluku ,00 12, Maluku Utara 41 8,37 20, Papua Barat 68 11,44 16, Papua ,90 14, Indonesia ,65 0,

336 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 299 Lanjutan Tabel 2 Wilayah Subsektor Fashion Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (56) (57) (58) (59) (60) (61) Aceh ,47 2, Sumatera Utara ,31 1, Sumatera Barat ,02 2, Riau ,22 2, Jambi ,26 3, Sumatera Selatan ,25 3, Bengkulu ,41 4, Lampung ,25 2, Kepulauan Bangka Belitung ,20 5, Kepulauan Riau ,12 4, DKI Jakarta ,27 2, Jawa Barat ,51 0, Jawa Tengah ,20 0, DI Yogyakarta ,65 1, Jawa Timur ,68 0, Banten ,46 1, Bali ,74 2, Nusa Tenggara Barat ,46 2, Nusa Tenggara Timur ,97 4, Kalimantan Barat ,45 3, Kalimantan Tengah ,39 4, Kalimantan Selatan ,57 2, Kalimantan Timur ,09 2, Kalimantan Utara ,47 6, Sulawesi Utara ,56 3, Sulawesi Tengah ,87 4, Sulawesi Selatan ,46 2, Sulawesi Tenggara ,19 4, Gorontalo ,72 3, Sulawesi Barat ,32 5, Maluku ,45 7, Maluku Utara ,87 7, Papua Barat ,87 11, Papua ,74 9, Indonesia ,36 0,

337 300 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 2 Wilayah Subsektor Aplikasi Dan Game developer Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (62) (63) (64) (65) (66) (67) Aceh 20 5,10 25, Sumatera Utara ,29 5, Sumatera Barat ,59 9, Riau ,04 7, Jambi 71 14,00 19, Sumatera Selatan ,45 7, Bengkulu 28 7,33 26, Lampung ,82 10, Kepulauan Bangka Belitung 9 3,31 36, Kepulauan Riau ,15 11, DKI Jakarta ,83 4, Jawa Barat ,90 2, Jawa Tengah ,52 3, DI Yogyakarta ,06 4, Jawa Timur ,47 2, Banten ,91 4, Bali ,04 7, Nusa Tenggara Barat ,10 17, Nusa Tenggara Timur 11 3,60 32, Kalimantan Barat 46 8,10 17, Kalimantan Tengah 27 5,73 21, Kalimantan Selatan ,78 10, Kalimantan Timur ,66 8, Kalimantan Utara 6 3,46 57, Sulawesi Utara 55 11,07 20, Sulawesi Tengah 28 6,77 24, Sulawesi Selatan ,55 7, Sulawesi Tenggara 13 3,60 27, Gorontalo 11 4,12 37, Sulawesi Barat 5 2,64 52, Maluku 9 2,99 33, Maluku Utara 3 2,24 74, Papua Barat 1 1,00 100, Papua 30 5,97 19, Indonesia ,58 1,

338 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 301 Lanjutan Tabel 2 Wilayah Subsektor Penerbitan Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (68) (69) (70) (71) (72) (73) Aceh ,95 5, Sumatera Utara ,40 4, Sumatera Barat ,36 5, Riau ,00 4, Jambi ,41 5, Sumatera Selatan ,53 6, Bengkulu ,87 6, Lampung ,68 3, Kepulauan Bangka Belitung ,29 7, Kepulauan Riau ,25 5, DKI Jakarta ,46 3, Jawa Barat ,57 1, Jawa Tengah ,28 1, DI Yogyakarta ,76 3, Jawa Timur ,56 1, Banten ,01 3, Bali ,67 3, Nusa Tenggara Barat ,31 4, Nusa Tenggara Timur ,08 6, Kalimantan Barat ,10 5, Kalimantan Tengah ,37 6, Kalimantan Selatan ,23 6, Kalimantan Timur ,82 3, Kalimantan Utara ,96 10, Sulawesi Utara ,26 5, Sulawesi Tengah ,54 5, Sulawesi Selatan ,43 2, Sulawesi Tenggara ,71 5, Gorontalo ,04 8, Sulawesi Barat ,05 8, Maluku ,81 10, Maluku Utara 77 12,55 16, Papua Barat ,70 12, Papua ,28 11, Indonesia ,55 0,

339 302 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 2 Wilayah Subsektor Periklanan Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (74) (75) (76) (77) (78) (79) Aceh 23 5,19 22, Sumatera Utara 63 9,64 15, Sumatera Barat 30 6,47 21, Riau 36 6,62 18, Jambi 27 5,90 21, Sumatera Selatan 32 6,16 19, Bengkulu 11 4,79 43, Lampung 28 5,65 20, Kepulauan Bangka Belitung 6 2,45 40, Kepulauan Riau 47 7,25 15, DKI Jakarta ,44 4, Jawa Barat ,05 5, Jawa Tengah ,75 6, DI Yogyakarta ,75 8, Jawa Timur ,87 5, Banten 81 9,42 11, Bali 75 8,97 11, Nusa Tenggara Barat 6 2,45 40, Nusa Tenggara Timur 10 3,16 31, Kalimantan Barat 17 4,35 25, Kalimantan Tengah 6 2,45 40, Kalimantan Selatan 19 5,19 27, Kalimantan Timur 24 5,28 22, Kalimantan Utara 5 2,23 44, Sulawesi Utara 17 4,12 24, Sulawesi Tengah 8 2,83 35, Sulawesi Selatan 33 6,08 18, Sulawesi Tenggara 2 1,41 70, Gorontalo 2 1,41 70, Sulawesi Barat 1 1,00 100, Maluku 5 2,64 52, Maluku Utara 1 1,00 100, Papua Barat 4 2,00 49, Papua 11 3,60 32, Indonesia ,75 2,

340 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 303 Lanjutan Tabel 2 Wilayah Subsektor Televisi Dan Radio Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (80) (81) (82) (83) (84) (85) Aceh 95 11,84 12, Sumatera Utara ,18 9, Sumatera Barat 94 11,00 11, Riau ,94 9, Jambi 50 7,31 14, Sumatera Selatan 56 8,11 14, Bengkulu 43 8,97 20, Lampung 66 9,36 14, Kepulauan Bangka Belitung 29 5,89 20, Kepulauan Riau 87 10,36 11, DKI Jakarta ,18 11, Jawa Barat ,61 4, Jawa Tengah ,79 6, DI Yogyakarta 70 8,69 12, Jawa Timur ,89 3, Banten ,84 10, Bali 61 8,64 14, Nusa Tenggara Barat 66 9,67 14, Nusa Tenggara Timur 42 7,46 17, Kalimantan Barat 75 9,28 12, Kalimantan Tengah ,75 9, Kalimantan Selatan 80 10,45 13, Kalimantan Timur ,36 9, Kalimantan Utara 21 4,76 22, Sulawesi Utara 42 8,58 20, Sulawesi Tengah 38 6,76 17, Sulawesi Selatan ,30 10, Sulawesi Tenggara 33 6,06 18, Gorontalo 24 5,45 22, Sulawesi Barat 14 3,72 26, Maluku 26 5,26 20, Maluku Utara 16 3,98 24, Papua Barat 7 2,64 37, Papua 80 8,92 11, Indonesia ,97 1,

341 304 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 2 Wilayah Subsektor Seni Pertunjukan Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (86) (87) (88) (89) (90) (91) Aceh 45 7,13 15, Sumatera Utara ,49 4, Sumatera Barat ,29 7, Riau ,70 10, Jambi 70 10,44 14, Sumatera Selatan ,57 7, Bengkulu ,23 14, Lampung ,49 6, Kepulauan Bangka Belitung ,86 11, Kepulauan Riau ,09 17, DKI Jakarta ,60 3, Jawa Barat ,25 2, Jawa Tengah ,51 2, DI Yogyakarta ,22 5, Jawa Timur ,94 2, Banten ,25 5, Bali ,12 5, Nusa Tenggara Barat ,07 7, Nusa Tenggara Timur 68 14,25 20, Kalimantan Barat ,94 13, Kalimantan Tengah 76 10,23 13, Kalimantan Selatan ,36 10, Kalimantan Timur ,30 6, Kalimantan Utara 19 5,36 28, Sulawesi Utara 80 10,99 13, Sulawesi Tengah ,22 10, Sulawesi Selatan ,25 6, Sulawesi Tenggara 17 4,35 25, Gorontalo 29 7,65 26, Sulawesi Barat ,85 13, Maluku 13 4,35 33, Maluku Utara 3 2,24 74, Papua Barat 6 2,82 47, Papua 18 4,23 23, Indonesia ,35 1,

342 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 305 Lanjutan Tabel 2 Wilayah Subsektor Seni Rupa Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (92) (93) (94) (95) (96) (97) Aceh ,16 12, Sumatera Utara ,52 20, Sumatera Barat ,03 8, Riau ,39 10, Jambi 88 11,33 12, Sumatera Selatan ,29 8, Bengkulu 49 7,22 14, Lampung ,60 9, Kepulauan Bangka Belitung 45 7,36 16, Kepulauan Riau 79 11,03 13, DKI Jakarta ,32 12, Jawa Barat ,34 4, Jawa Tengah ,19 4, DI Yogyakarta ,53 4, Jawa Timur ,83 3, Banten ,06 6, Bali ,55 4, Nusa Tenggara Barat ,86 11, Nusa Tenggara Timur ,40 17, Kalimantan Barat 96 28,92 30, Kalimantan Tengah 82 14,02 17, Kalimantan Selatan ,97 10, Kalimantan Timur ,25 12, Kalimantan Utara 30 7,16 23, Sulawesi Utara 84 11,35 13, Sulawesi Tengah 64 11,00 17, Sulawesi Selatan ,45 27, Sulawesi Tenggara 35 6,98 19, Gorontalo 29 11,69 40, Sulawesi Barat 26 10,84 41, Maluku 25 5,72 22, Maluku Utara 11 3,86 35, Papua Barat 46 8,64 18, Papua ,90 22, Indonesia ,25 1,

343 306 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 2 Wilayah Estimasi SE RSE TOTAL Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (99) (100) (101) (102) (103) (104) Aceh ,26 1, Sumatera Utara ,40 0, Sumatera Barat ,50 0, Riau ,74 1, Jambi ,70 1, Sumatera Selatan ,69 1, Bengkulu ,58 2, Lampung ,08 1, Kepulauan Bangka Belitung ,91 1, Kepulauan Riau ,99 1, DKI Jakarta ,91 0, Jawa Barat ,75 0, Jawa Tengah ,20 0, DI Yogyakarta ,33 1, Jawa Timur ,24 0, Banten ,19 0, Bali ,17 1, Nusa Tenggara Barat ,00 1, Nusa Tenggara Timur ,35 2, Kalimantan Barat ,23 1, Kalimantan Tengah ,66 1, Kalimantan Selatan ,45 1, Kalimantan Timur ,61 1, Kalimantan Utara ,19 2, Sulawesi Utara ,90 1, Sulawesi Tengah ,76 1, Sulawesi Selatan ,64 1, Sulawesi Tenggara ,33 1, Gorontalo ,51 2, Sulawesi Barat ,89 2, Maluku ,96 2, Maluku Utara ,99 2, Papua Barat ,69 3, Papua ,84 2, Indonesia ,92 0,

344 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 307 Tabel 3 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Jenis Kelamin Pengusaha Subsektor Estimasi SE RSE Laki-laki Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Arsitektur ,68 1, Desain interior ,31 4, Desain komunikasi visual ,50 6, Desain Produk ,72 4, Film, animasi dan video ,87 2, Fotografi ,82 0, Kriya ,34 0, Kuliner ,84 0, Musik ,45 0, Fashion ,09 0, Aplikasi dan Game developer ,77 1, Penerbitan ,34 0, Periklanan ,10 2, Televisi dan Radio ,50 2, Seni pertunjukan ,50 1, Seni rupa ,58 1, Indonesia ,83 0,

345 308 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 3 Perempuan Subsektor Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Arsitektur ,06 5, Desain interior ,68 8, Desain komunikasi visual 49 7,14 14, Desain Produk ,56 6, Film, animasi dan video ,58 7, Fotografi ,93 2, Kriya ,61 0, Kuliner ,81 0, Musik ,50 1, Fashion ,30 0, Aplikasi dan Game developer ,69 2, Penerbitan ,41 1, Periklanan ,84 4, Televisi dan Radio ,67 4, Seni pertunjukan ,35 1, Seni rupa ,79 3, Indonesia ,70 0,

346 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 309 Lanjutan Tabel 3 Total Subsektor Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (14) (15) (16) (17) (18) (19) Arsitektur ,04 1, Desain interior ,63 4, Desain komunikasi visual ,17 6, Desain Produk ,20 4, Film, animasi dan video ,94 2, Fotografi ,15 0, Kriya ,36 0, Kuliner ,28 0, Musik ,65 0, Fashion ,36 0, Aplikasi dan Game developer ,58 1, Penerbitan ,55 0, Periklanan ,75 2, Televisi dan Radio ,97 1, Seni pertunjukan ,35 1, Seni rupa ,25 1, Indonesia ,92 0,

347 310 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Tabel 4 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Jenis Kelamin Pengusaha Wilayah Laki-Laki Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aceh ,43 1, Sumatera Utara ,41 0, Sumatera Barat ,93 1, Riau ,48 1, Jambi ,89 2, Sumatera Selatan ,96 1, Bengkulu ,78 2, Lampung ,51 1, Kepulauan Bangka Belitung ,06 2, Kepulauan Riau ,27 2, DKI Jakarta ,26 0, Jawa Barat ,86 0, Jawa Tengah ,82 0, DI Yogyakarta ,16 1, Jawa Timur ,04 0, Banten ,51 0, Bali ,40 1, Nusa Tenggara Barat ,76 1, Nusa Tenggara Timur ,84 2, Kalimantan Barat ,31 1, Kalimantan Tengah ,83 1, Kalimantan Selatan ,49 1, Kalimantan Timur ,46 1, Kalimantan Utara ,45 4, Sulawesi Utara ,06 2, Sulawesi Tengah ,13 2, Sulawesi Selatan ,13 1, Sulawesi Tenggara ,55 2, Gorontalo ,76 3, Sulawesi Barat ,25 3, Maluku ,75 4, Maluku Utara ,09 4, Papua Barat ,97 4, Papua ,95 3, Indonesia ,83 0,

348 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 311 Lanjutan Tabel 4 Wilayah Perempuan Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Aceh ,64 1, Sumatera Utara ,47 0, Sumatera Barat ,01 1, Riau ,07 1, Jambi ,80 1, Sumatera Selatan ,07 1, Bengkulu ,45 2, Lampung ,35 1, Kepulauan Bangka Belitung ,07 1, Kepulauan Riau ,87 1, DKI Jakarta ,82 0, Jawa Barat ,46 0, Jawa Tengah ,38 0, DI Yogyakarta ,33 1, Jawa Timur ,25 0, Banten ,71 1, Bali ,42 1, Nusa Tenggara Barat ,27 1, Nusa Tenggara Timur ,21 2, Kalimantan Barat ,86 1, Kalimantan Tengah ,18 1, Kalimantan Selatan ,18 1, Kalimantan Timur ,55 1, Kalimantan Utara ,80 2, Sulawesi Utara ,20 1, Sulawesi Tengah ,50 1, Sulawesi Selatan ,28 1, Sulawesi Tenggara ,83 2, Gorontalo ,03 2, Sulawesi Barat ,19 2, Maluku ,24 2, Maluku Utara ,57 2, Papua Barat ,56 3, Papua ,68 2, Indonesia ,70 0,

349 312 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 4 Wilayah Estimasi SE RSE Total Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (14) (15) (16) (17) (18) (19) Aceh ,26 1, Sumatera Utara ,40 0, Sumatera Barat ,50 0, Riau ,74 1, Jambi ,70 1, Sumatera Selatan ,69 1, Bengkulu ,58 2, Lampung ,08 1, Kepulauan Bangka Belitung ,91 1, Kepulauan Riau ,99 1, DKI Jakarta ,91 0, Jawa Barat ,75 0, Jawa Tengah ,20 0, DI Yogyakarta ,33 1, Jawa Timur ,24 0, Banten ,19 0, Bali ,17 1, Nusa Tenggara Barat ,00 1, Nusa Tenggara Timur ,35 2, Kalimantan Barat ,23 1, Kalimantan Tengah ,66 1, Kalimantan Selatan ,45 1, Kalimantan Timur ,61 1, Kalimantan Utara ,19 2, Sulawesi Utara ,90 1, Sulawesi Tengah ,76 1, Sulawesi Selatan ,64 1, Sulawesi Tenggara ,33 1, Gorontalo ,51 2, Sulawesi Barat ,89 2, Maluku ,96 2, Maluku Utara ,99 2, Papua Barat ,69 3, Papua ,84 2, Indonesia ,92 0,

350 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 313 Tabel 5 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Tahun Mulai Beroperasi Tahun Mulai Beroperasi Subsektor Estimasi SE RSE <1990 Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Arsitektur ,23 7, Desain interior 18 4,47 24, Desain komunikasi visual 3 1,73 57, Desain Produk 56 9,27 16, Film, animasi dan video 44 6,93 15, Fotografi ,43 2, Kriya ,68 1, Kuliner ,19 0, Musik ,70 4, Fashion ,07 0, Aplikasi dan Game developer 45 7,14 15, Penerbitan ,18 2, Periklanan ,68 10, Televisi dan Radio ,62 5, Seni pertunjukan ,71 3, Seni rupa ,58 5, Indonesia ,47 0,

351 314 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 5 Subsektor Tahun Mulai Beroperasi Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Arsitektur ,38 1, Desain interior ,50 4, Desain komunikasi visual ,71 5, Desain Produk ,48 4, Film, animasi dan video ,48 2, Fotografi ,51 0, Kriya ,06 0, Kuliner ,38 0, Musik ,88 0, Fashion ,68 0, Aplikasi dan Game developer ,52 1, Penerbitan ,48 0, Periklanan ,64 2, Televisi dan Radio ,09 2, Seni pertunjukan ,18 1, Seni rupa ,51 2, Indonesia ,90 0,

352 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 315 Lanjutan Tabel 5 Tahun Mulai Beroperasi Subsektor Estimasi SE RSE > 2014 Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (14) (15) (16) (17) (18) (19) Arsitektur ,51 3, Desain interior ,61 8, Desain komunikasi visual ,98 17, Desain Produk ,25 6, Film, animasi dan video ,18 6, Fotografi ,58 1, Kriya ,33 0, Kuliner ,59 0, Musik ,87 1, Fashion ,39 0, Aplikasi dan Game developer ,67 2, Penerbitan ,28 1, Periklanan ,52 4, Televisi dan Radio ,78 4, Seni pertunjukan ,61 2, Seni rupa ,85 2, Indonesia ,96 0,

353 316 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 5 Tahun Mulai Beroperasi Subsektor Estimasi SE RSE Total Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (20) (21) (22) (23) (24) (25) Arsitektur ,04 1, Desain interior ,63 4, Desain komunikasi visual ,17 6, Desain Produk ,20 4, Film, animasi dan video ,94 2, Fotografi ,15 0, Kriya ,36 0, Kuliner ,28 0, Musik ,65 0, Fashion ,36 0, Aplikasi dan Game developer ,58 1, Penerbitan ,55 0, Periklanan ,75 2, Televisi dan Radio ,97 1, Seni pertunjukan ,35 1, Seni rupa ,25 1, Indonesia ,92 0,

354 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 317 Tabel 6 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Tahun Mulai Beroperasi Wilayah Tahun Mulai Beroperasi <1990 Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aceh ,15 3, Sumatera Utara ,22 1, Sumatera Barat ,29 2, Riau ,34 3, Jambi ,40 4, Sumatera Selatan ,91 3, Bengkulu ,54 5, Lampung ,88 2, Kepulauan Bangka Belitung ,76 5, Kepulauan Riau ,06 6, DKI Jakarta ,97 1, Jawa Barat ,43 1, Jawa Tengah ,17 1, DI Yogyakarta ,94 2, Jawa Timur ,51 1, Banten ,94 3, Bali ,19 3, Nusa Tenggara Barat ,77 3, Nusa Tenggara Timur ,48 6, Kalimantan Barat ,48 6, Kalimantan Tengah ,97 5, Kalimantan Selatan ,87 5, Kalimantan Timur ,76 4, Kalimantan Utara ,50 10, Sulawesi Utara ,19 3, Sulawesi Tengah ,64 5, Sulawesi Selatan ,29 3, Sulawesi Tenggara ,14 7, Gorontalo ,81 4, Sulawesi Barat ,35 8, Maluku ,97 8, Maluku Utara ,30 12, Papua Barat ,04 15, Papua ,02 7, Indonesia ,47 0,

355 318 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 6 Wilayah Tahun Mulai Beroperasi Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Aceh ,84 1, Sumatera Utara ,35 0, Sumatera Barat ,30 0, Riau ,88 1, Jambi ,86 1, Sumatera Selatan ,36 1, Bengkulu ,55 2, Lampung ,37 1, Kepulauan Bangka Belitung ,82 1, Kepulauan Riau ,45 1, DKI Jakarta ,76 0, Jawa Barat ,61 0, Jawa Tengah ,61 0, DI Yogyakarta ,59 1, Jawa Timur ,71 0, Banten ,95 0, Bali ,73 1, Nusa Tenggara Barat ,08 1, Nusa Tenggara Timur ,09 2, Kalimantan Barat ,76 1, Kalimantan Tengah ,79 1, Kalimantan Selatan ,56 1, Kalimantan Timur ,89 1, Kalimantan Utara ,27 3, Sulawesi Utara ,86 1, Sulawesi Tengah ,52 1, Sulawesi Selatan ,81 1, Sulawesi Tenggara ,77 2, Gorontalo ,65 2, Sulawesi Barat ,14 2, Maluku ,13 2, Maluku Utara ,19 2, Papua Barat ,01 3, Papua ,24 3, Indonesia ,90 0,

356 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 319 Lanjutan Tabel 6 Wilayah Tahun Mulai Beroperasi >2014 Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (14) (15) (16) (17) (18) (19) Aceh ,68 1, Sumatera Utara ,06 0, Sumatera Barat ,93 1, Riau ,48 1, Jambi ,88 1, Sumatera Selatan ,38 1, Bengkulu ,84 2, Lampung ,24 1, Kepulauan Bangka Belitung ,71 2, Kepulauan Riau ,80 2, DKI Jakarta ,53 0, Jawa Barat ,98 0, Jawa Tengah ,35 0, DI Yogyakarta ,66 1, Jawa Timur ,78 0, Banten ,71 0, Bali ,93 1, Nusa Tenggara Barat ,68 1, Nusa Tenggara Timur ,96 2, Kalimantan Barat ,92 1, Kalimantan Tengah ,79 1, Kalimantan Selatan ,27 1, Kalimantan Timur ,22 1, Kalimantan Utara ,03 3, Sulawesi Utara ,84 1, Sulawesi Tengah ,97 1, Sulawesi Selatan ,71 1, Sulawesi Tenggara ,50 2, Gorontalo ,73 2, Sulawesi Barat ,55 2, Maluku ,76 3, Maluku Utara ,33 3, Papua Barat ,74 3, Papua ,37 2, Indonesia ,96 0,

357 320 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 6 Wilayah Estimasi SE RSE Total Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (20) (21) (22) (23) (24) (25) Aceh ,26 1, Sumatera Utara ,40 0, Sumatera Barat ,50 0, Riau ,74 1, Jambi ,70 1, Sumatera Selatan ,69 1, Bengkulu ,58 2, Lampung ,08 1, Kepulauan Bangka Belitung ,91 1, Kepulauan Riau ,99 1, DKI Jakarta ,91 0, Jawa Barat ,75 0, Jawa Tengah ,20 0, DI Yogyakarta ,33 1, Jawa Timur ,24 0, Banten ,19 0, Bali ,17 1, Nusa Tenggara Barat ,00 1, Nusa Tenggara Timur ,35 2, Kalimantan Barat ,23 1, Kalimantan Tengah ,66 1, Kalimantan Selatan ,45 1, Kalimantan Timur ,61 1, Kalimantan Utara ,19 2, Sulawesi Utara ,90 1, Sulawesi Tengah ,76 1, Sulawesi Selatan ,64 1, Sulawesi Tenggara ,33 1, Gorontalo ,51 2, Sulawesi Barat ,89 2, Maluku ,96 2, Maluku Utara ,99 2, Papua Barat ,69 3, Papua ,84 2, Indonesia ,92 0,

358 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 321 Tabel 7 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Status Badan Usaha PT/PT Persero Subsektor Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Arsitektur ,04 3, Desain interior 73 8,77 12, Desain komunikasi visual 35 5,92 16, Desain Produk ,10 7, Film, animasi dan video ,64 5, Fotografi ,56 7, Kriya ,09 1, Kuliner ,94 2, Musik ,95 5, Fashion ,38 6, Aplikasi dan Game developer ,87 3, Penerbitan ,72 2, Periklanan ,29 4, Televisi dan Radio ,86 3, Seni pertunjukan ,93 4, Seni rupa ,70 10, Indonesia ,04 2,

359 322 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 7 CV Subsektor Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Arsitektur ,83 2, Desain interior 58 7,87 13, Desain komunikasi visual 19 4,36 22, Desain Produk ,80 9, Film, animasi dan video 74 10,00 13, Fotografi ,70 5, Kriya ,99 1, Kuliner 7, ,36 2, Musik ,83 6, Fashion ,71 2, Aplikasi dan Game developer ,49 5, Penerbitan ,83 1, Periklanan ,51 5, Televisi dan Radio 75 9,11 12, Seni pertunjukan ,31 4, Seni rupa 98 10,77 10, Indonesia ,35 0,

360 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 323 Lanjutan Tabel 7 Badan Usaha Lainnya Subsektor Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (14) (15) (16) (17) (18) (19) Arsitektur 48 7,35 15, Desain interior 3 1,73 57, Desain komunikasi visual 3 1,73 57, Desain Produk 17 5,20 30, Film, animasi dan video 14 4,47 31, Fotografi 65 10,72 16, Kriya , Kuliner ,15 2, Musik ,54 18, Fashion ,47 3, Aplikasi dan Game developer 52 8,12 15, Penerbitan ,55 5, Periklanan 83 11,09 13, Televisi dan Radio 65 8,54 13, Seni pertunjukan ,00 10, Seni rupa 66 9,90 15, Indonesia ,05 2,

361 324 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 7 Izin Khusus Subsektor Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (20) (21) (22) (23) (24) (25) Arsitektur ,28 6, Desain interior 33 6,71 20, Desain komunikasi visual 12 3,46 28, Desain Produk ,38 11, Film, animasi dan video ,33 9, Fotografi ,00 2, Kriya ,59 1, Kuliner ,23 1, Musik ,84 3, Fashion ,67 1, Aplikasi dan Game developer ,04 5, Penerbitan ,76 2, Periklanan ,70 9, Televisi dan Radio ,14 3, Seni pertunjukan ,95 3, Seni rupa ,75 6, Indonesia ,18 0,

362 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 325 Lanjutan Tabel 7 Tidak Berbadan Usaha Subsektor Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (26) (27) (28) (29) (30) (31) Arsitektur ,88 2, Desain interior ,47 4, Desain komunikasi visual ,23 6, Desain Produk ,04 5, Film, animasi dan video ,98 3, Fotografi ,01 0, Kriya ,42 0, Kuliner ,58 0, Musik ,21 0, Fashion ,85 0, Aplikasi dan Game developer ,89 1, Penerbitan ,18 0, Periklanan ,69 3, Televisi dan Radio ,72 3, Seni pertunjukan ,10 1, Seni rupa ,86 2, Indonesia ,12 0,

363 326 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 7 Total Subsektor Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (32) (33) (34) (35) (36) (37) Arsitektur ,04 1, Desain interior ,63 4, Desain komunikasi visual ,17 6, Desain Produk ,20 4, Film, animasi dan video ,94 2, Fotografi ,15 0, Kriya ,36 0, Kuliner ,28 0, Musik ,65 0, Fashion ,36 0, Aplikasi dan Game developer ,58 1, Penerbitan ,55 0, Periklanan ,75 2, Televisi dan Radio ,97 1, Seni pertunjukan ,35 1, Seni rupa ,25 1, Indonesia ,92 0,

364 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 327 Tabel 8 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Status Badan Usaha Wilayah Badan Usaha PT/PT Persero Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aceh ,77 9, Sumatera Utara ,88 7, Sumatera Barat ,43 15, Riau ,19 10, Jambi ,76 11, Sumatera Selatan ,16 8, Bengkulu ,55 12, Lampung ,77 9, Kepulauan Bangka Belitung ,57 11, Kepulauan Riau ,48 10, DKI Jakarta ,88 5, Jawa Barat ,44 6, Jawa Tengah ,31 5, DI Yogyakarta ,36 11, Jawa Timur ,85 7, Banten ,02 5, Bali ,49 7, Nusa Tenggara Barat ,12 22, Nusa Tenggara Timur ,21 14, Kalimantan Barat ,10 20, Kalimantan Tengah ,18 10, Kalimantan Selatan ,85 19, Kalimantan Timur ,74 11, Kalimantan Utara 59 8,13 13, Sulawesi Utara ,58 20, Sulawesi Tengah ,48 20, Sulawesi Selatan ,43 13, Sulawesi Tenggara ,95 13, Gorontalo 78 19,41 24, Sulawesi Barat 43 7,73 17, Maluku 93 30,23 32, Maluku Utara 44 17,86 40, Papua Barat 34 6,10 17, Papua ,83 24, Indonesia ,04 2,

365 328 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 8 Wilayah Badan Usaha CV Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Aceh ,60 7, Sumatera Utara ,42 4, Sumatera Barat ,29 5, Riau ,01 6, Jambi ,87 7, Sumatera Selatan ,82 7, Bengkulu ,38 12, Lampung ,66 6, Kepulauan Bangka Belitung ,50 9, Kepulauan Riau ,21 6, DKI Jakarta ,32 4, Jawa Barat ,15 1, Jawa Tengah ,83 2, DI Yogyakarta ,71 3, Jawa Timur ,11 2, Banten ,60 4, Bali ,01 4, Nusa Tenggara Barat ,45 7, Nusa Tenggara Timur ,67 7, Kalimantan Barat ,14 7, Kalimantan Tengah ,80 9, Kalimantan Selatan ,09 6, Kalimantan Timur ,37 4, Kalimantan Utara ,77 10, Sulawesi Utara ,06 10, Sulawesi Tengah ,19 13, Sulawesi Selatan ,38 11, Sulawesi Tenggara ,66 9, Gorontalo 73 10,68 14, Sulawesi Barat 77 11,79 15, Maluku ,47 19, Maluku Utara 36 8,32 23, Papua Barat 98 13,17 13, Papua ,47 10, Indonesia ,35 0,

366 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 329 Lanjutan Tabel 8 Wilayah Badan Usaha Badan Usaha Lainnya Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (14) (15) (16) (17) (18) (19) Aceh ,72 11, Sumatera Utara ,77 8, Sumatera Barat ,45 10, Riau ,28 10, Jambi 59 10,41 17, Sumatera Selatan ,05 10, Bengkulu 27 6,54 24, Lampung 77 11,60 15, Kepulauan Bangka Belitung 51 10,86 21, Kepulauan Riau 57 9,92 17, DKI Jakarta ,53 6, Jawa Barat ,92 3, Jawa Tengah ,01 6, DI Yogyakarta ,41 7, Jawa Timur ,81 3, Banten ,95 8, Bali ,83 10, Nusa Tenggara Barat 70 11,73 16, Nusa Tenggara Timur 96 13,93 14, Kalimantan Barat ,25 31, Kalimantan Tengah 34 6,91 20, Kalimantan Selatan ,48 13, Kalimantan Timur ,67 10, Kalimantan Utara 24 5,44 22, Sulawesi Utara 66 11,28 17, Sulawesi Tengah 49 11,42 23, Sulawesi Selatan ,85 10, Sulawesi Tenggara 30 7,33 24, Gorontalo 13 4,79 36, Sulawesi Barat 2 1,41 70, Maluku 29 5,54 19, Maluku Utara 3 2,24 74, Papua Barat 18 4,88 27, Papua 43 7,64 17, Indonesia ,05 2,

367 330 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 8 Wilayah Badan Usaha Izin Khusus Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (20) (21) (22) (23) (24) (25) Aceh ,35 5, Sumatera Utara ,86 4, Sumatera Barat ,50 5, Riau ,55 5, Jambi ,72 8, Sumatera Selatan ,19 5, Bengkulu ,12 6, Lampung ,18 4, Kepulauan Bangka Belitung ,43 6, Kepulauan Riau ,67 5, DKI Jakarta ,56 7, Jawa Barat ,72 2, Jawa Tengah ,15 2, DI Yogyakarta ,77 4, Jawa Timur ,72 2, Banten ,37 5, Bali ,24 3, Nusa Tenggara Barat ,10 5, Nusa Tenggara Timur ,31 4, Kalimantan Barat ,81 4, Kalimantan Tengah ,22 5, Kalimantan Selatan ,22 8, Kalimantan Timur ,00 6, Kalimantan Utara ,43 8, Sulawesi Utara ,36 7, Sulawesi Tengah ,39 9, Sulawesi Selatan ,58 4, Sulawesi Tenggara ,03 6, Gorontalo ,07 7, Sulawesi Barat ,98 7, Maluku ,00 8, Maluku Utara ,73 9, Papua Barat ,23 10, Papua ,47 5, Indonesia ,18 0,

368 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 331 Lanjutan Tabel 8 Wilayah Badan Usaha Tidak Berbadan Usaha Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (26) (27) (28) (29) (30) (31) Aceh ,31 1, Sumatera Utara ,13 0, Sumatera Barat ,04 0, Riau ,30 1, Jambi ,87 1, Sumatera Selatan ,71 1, Bengkulu ,66 2, Lampung ,73 1, Kepulauan Bangka Belitung ,31 1, Kepulauan Riau ,72 1, DKI Jakarta ,77 0, Jawa Barat ,08 0, Jawa Tengah ,27 0, DI Yogyakarta ,23 1, Jawa Timur ,13 0, Banten ,29 0, Bali ,53 1, Nusa Tenggara Barat ,27 1, Nusa Tenggara Timur ,18 2, Kalimantan Barat ,51 1, Kalimantan Tengah ,58 1, Kalimantan Selatan ,23 1, Kalimantan Timur ,90 1, Kalimantan Utara ,64 2, Sulawesi Utara ,58 1, Sulawesi Tengah ,23 1, Sulawesi Selatan ,55 1, Sulawesi Tenggara ,78 1, Gorontalo ,23 2, Sulawesi Barat ,29 2, Maluku ,20 2, Maluku Utara ,89 2, Papua Barat ,73 2, Papua ,15 3, Indonesia ,12 0,

369 332 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 8 Wilayah Estimasi SE RSE TOTAL Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (32) (33) (34) (35) (36) (37) Aceh ,26 1, Sumatera Utara ,40 0, Sumatera Barat ,50 0, Riau ,74 1, Jambi ,70 1, Sumatera Selatan ,69 1, Bengkulu ,58 2, Lampung ,08 1, Kepulauan Bangka Belitung ,91 1, Kepulauan Riau ,99 1, DKI Jakarta ,91 0, Jawa Barat ,75 0, Jawa Tengah ,20 0, DI Yogyakarta ,33 1, Jawa Timur ,24 0, Banten ,19 0, Bali ,17 1, Nusa Tenggara Barat ,00 1, Nusa Tenggara Timur ,35 2, Kalimantan Barat ,23 1, Kalimantan Tengah ,66 1, Kalimantan Selatan ,45 1, Kalimantan Timur ,61 1, Kalimantan Utara ,19 2, Sulawesi Utara ,90 1, Sulawesi Tengah ,76 1, Sulawesi Selatan ,64 1, Sulawesi Tenggara ,33 1, Gorontalo ,51 2, Sulawesi Barat ,89 2, Maluku ,96 2, Maluku Utara ,99 2, Papua Barat ,69 3, Papua ,84 2, Indonesia ,92 0,

370 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 333 Tabel 9 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Kepemilikan Laporan Keuangan Ya Subsektor Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Arsitektur ,84 5, Desain interior 86 9,69 11, Desain komunikasi visual 50 7,07 14, Desain Produk ,70 8, Film, animasi dan video ,00 8, Fotografi ,94 2, Kriya ,56 1, Kuliner ,59 0, Musik ,96 2, Fashion ,63 1, Aplikasi dan Game developer ,19 3, Penerbitan ,83 1, Periklanan ,15 6, Televisi dan Radio ,56 3, Seni pertunjukan ,96 3, Seni rupa ,13 4, Indonesia ,42 0,

371 334 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 9 Tidak Subsektor Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Arsitektur ,84 2, Desain interior ,52 4, Desain komunikasi visual ,72 7, Desain Produk ,19 5, Film, animasi dan video ,08 3, Fotografi ,06 0, Kriya ,07 0, Kuliner ,54 0, Musik ,87 0, Fashion ,89 0, Aplikasi dan Game developer ,29 1, Penerbitan ,05 0, Periklanan ,90 3, Televisi dan Radio ,45 2, Seni pertunjukan ,47 1, Seni rupa ,63 2, Indonesia ,48 0,

372 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 335 Lanjutan Tabel 9 Total Subsektor Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (14) (15) (16) (17) (18) (19) Arsitektur ,37 2, Desain interior ,22 4, Desain komunikasi visual ,39 6, Desain Produk ,54 4, Film, animasi dan video ,28 2, Fotografi ,57 0, Kriya ,57 0, Kuliner ,60 0, Musik ,45 0, Fashion ,75 0, Aplikasi dan Game developer ,36 1, Penerbitan ,11 0, Periklanan ,88 3, Televisi dan Radio ,17 2, Seni pertunjukan ,19 1, Seni rupa ,87 1, Indonesia ,79 0,

373 336 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Tabel 10 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Kepemilikan Laporan Keuangan Wilayah Kepemilikan Laporan Keuangan Ya Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aceh ,00 3, Sumatera Utara ,73 3, Sumatera Barat ,53 5, Riau ,93 3, Jambi ,94 5, Sumatera Selatan ,22 4, Bengkulu ,95 6, Lampung ,49 3, Kepulauan Bangka Belitung ,24 5, Kepulauan Riau ,23 6, DKI Jakarta ,42 2, Jawa Barat ,40 1, Jawa Tengah ,16 1, DI Yogyakarta ,96 2, Jawa Timur ,08 1, Banten ,21 3, Bali ,64 2, Nusa Tenggara Barat ,99 5, Nusa Tenggara Timur ,79 6, Kalimantan Barat ,47 4, Kalimantan Tengah ,47 6, Kalimantan Selatan ,35 5, Kalimantan Timur ,42 4, Kalimantan Utara ,13 6, Sulawesi Utara ,89 6, Sulawesi Tengah ,54 5, Sulawesi Selatan ,44 3, Sulawesi Tenggara ,92 6, Gorontalo ,96 7, Sulawesi Barat ,71 8, Maluku ,55 8, Maluku Utara ,21 11, Papua Barat ,33 6, Papua ,06 6, Indonesia ,42 0,

374 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 337 Lanjutan Tabel 10 Wilayah Kepemilikan Laporan Keuangan Tidak Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Aceh ,13 1, Sumatera Utara ,29 0, Sumatera Barat ,02 0, Riau ,02 1, Jambi ,38 1, Sumatera Selatan ,33 1, Bengkulu ,33 2, Lampung ,21 1, Kepulauan Bangka Belitung ,54 1, Kepulauan Riau ,05 1, DKI Jakarta ,68 0, Jawa Barat ,64 0, Jawa Tengah ,88 0, DI Yogyakarta ,03 1, Jawa Timur ,81 0, Banten ,95 0, Bali ,85 1, Nusa Tenggara Barat ,61 1, Nusa Tenggara Timur ,08 2, Kalimantan Barat ,07 1, Kalimantan Tengah ,98 1, Kalimantan Selatan ,94 1, Kalimantan Timur ,27 1, Kalimantan Utara ,56 2, Sulawesi Utara ,49 1, Sulawesi Tengah ,63 1, Sulawesi Selatan ,43 1, Sulawesi Tenggara ,20 1, Gorontalo ,87 2, Sulawesi Barat ,26 2, Maluku ,93 2, Maluku Utara ,24 2, Papua Barat ,21 3, Papua ,81 3, Indonesia ,48 0,

375 338 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 10 Wilayah Estimasi SE RSE Total Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (14) (15) (16) (17) (18) (19) Aceh ,87 1, Sumatera Utara ,43 0, Sumatera Barat ,87 0, Riau ,87 1, Jambi ,07 1, Sumatera Selatan ,31 1, Bengkulu ,41 2, Lampung ,32 1, Kepulauan Bangka Belitung ,05 1, Kepulauan Riau ,04 1, DKI Jakarta ,23 0, Jawa Barat ,00 0, Jawa Tengah ,11 0, DI Yogyakarta ,98 1, Jawa Timur ,48 0, Banten ,66 0, Bali ,17 1, Nusa Tenggara Barat ,12 1, Nusa Tenggara Timur ,17 2, Kalimantan Barat ,39 1, Kalimantan Tengah ,05 1, Kalimantan Selatan ,16 1, Kalimantan Timur ,06 1, Kalimantan Utara ,01 2, Sulawesi Utara ,51 1, Sulawesi Tengah ,17 1, Sulawesi Selatan ,06 1, Sulawesi Tenggara ,43 1, Gorontalo ,64 2, Sulawesi Barat ,75 2, Maluku ,77 2, Maluku Utara ,66 2, Papua Barat ,86 3, Papua ,95 2, Indonesia ,79 0,

376 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 339 Tabel 11 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Jaringan Usaha Tunggal Subsektor Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Arsitektur ,91 1, Desain interior ,11 4, Desain komunikasi visual ,07 6, Desain Produk ,16 4, Film, animasi dan video ,14 2, Fotografi ,61 0, Kriya ,15 0, Kuliner ,05 0, Musik ,45 0, Fashion ,99 0, Aplikasi dan Game developer ,61 1, Penerbitan ,46 0, Periklanan ,53 2, Televisi dan Radio ,59 2, Seni pertunjukan ,85 1, Seni rupa ,86 1, Indonesia ,14 0,

377 340 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 11 Bukan Tunggal Subsektor Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Arsitektur ,14 4, Desain interior 32 5,66 17, Desain komunikasi visual 8 2,83 35, Desain Produk ,70 8, Film, animasi dan video ,86 6, Fotografi ,58 4, Kriya ,47 1, Kuliner ,67 1, Musik ,19 5, Fashion ,01 3, Aplikasi dan Game developer ,62 4, Penerbitan ,08 2, Periklanan ,26 5, Televisi dan Radio ,06 4, Seni pertunjukan ,85 5, Seni rupa ,40 13, Indonesia ,58 1,

378 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 341 Lanjutan Tabel 11 Total Subsektor Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (14) (15) (16) (17) (18) (19) Arsitektur ,04 1, Desain interior ,63 4, Desain komunikasi visual ,17 6, Desain Produk ,20 4, Film, animasi dan video ,94 2, Fotografi ,15 0, Kriya ,36 0, Kuliner ,28 0, Musik ,65 0, Fashion ,36 0, Aplikasi dan Game developer ,58 1, Penerbitan ,55 0, Periklanan ,75 2, Televisi dan Radio ,97 1, Seni pertunjukan ,35 1, Seni rupa ,25 1, Indonesia ,92 0,

379 342 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Tabel 12 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Jaringan Usaha Wilayah Jaringan Usaha Tunggal Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aceh ,62 1, Sumatera Utara ,86 0, Sumatera Barat ,91 0, Riau ,56 1, Jambi ,12 1, Sumatera Selatan ,65 1, Bengkulu ,51 2, Lampung ,51 1, Kepulauan Bangka Belitung ,22 1, Kepulauan Riau ,36 1, DKI Jakarta ,97 0, Jawa Barat ,30 0, Jawa Tengah ,27 0, DI Yogyakarta ,78 1, Jawa Timur ,63 0, Banten ,77 0, Bali ,10 1, Nusa Tenggara Barat ,05 1, Nusa Tenggara Timur ,59 2, Kalimantan Barat ,79 1, Kalimantan Tengah ,18 1, Kalimantan Selatan ,79 1, Kalimantan Timur ,55 1, Kalimantan Utara ,36 2, Sulawesi Utara ,22 1, Sulawesi Tengah ,13 1, Sulawesi Selatan ,82 1, Sulawesi Tenggara ,23 1, Gorontalo ,98 2, Sulawesi Barat ,35 2, Maluku ,90 2, Maluku Utara ,68 2, Papua Barat ,43 3, Papua ,30 2, Indonesia ,14 0,

380 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 343 Lanjutan Tabel 12 Wilayah Jaringan Usaha Bukan Tunggal Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Aceh ,59 6, Sumatera Utara ,36 5, Sumatera Barat ,02 5, Riau ,29 6, Jambi ,67 8, Sumatera Selatan ,11 6, Bengkulu ,53 8, Lampung ,78 5, Kepulauan Bangka Belitung ,57 8, Kepulauan Riau ,95 10, DKI Jakarta ,79 6, Jawa Barat ,92 3, Jawa Tengah ,97 2, DI Yogyakarta ,69 4, Jawa Timur ,19 3, Banten ,02 6, Bali ,74 4, Nusa Tenggara Barat ,70 10, Nusa Tenggara Timur ,87 11, Kalimantan Barat ,36 11, Kalimantan Tengah ,88 8, Kalimantan Selatan ,59 6, Kalimantan Timur ,47 6, Kalimantan Utara ,85 9, Sulawesi Utara ,09 17, Sulawesi Tengah ,56 10, Sulawesi Selatan ,22 8, Sulawesi Tenggara ,19 10, Gorontalo ,39 17, Sulawesi Barat ,16 15, Maluku ,58 19, Maluku Utara ,03 20, Papua Barat ,65 11, Papua ,04 14, Indonesia ,58 1,

381 344 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 12 Wilayah Jaringan Usaha Total Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (14) (15) (16) (17) (18) (19) Aceh ,26 1, Sumatera Utara ,40 0, Sumatera Barat ,50 0, Riau ,74 1, Jambi ,70 1, Sumatera Selatan ,69 1, Bengkulu ,58 2, Lampung ,08 1, Kepulauan Bangka Belitung ,91 1, Kepulauan Riau ,99 1, DKI Jakarta ,91 0, Jawa Barat ,75 0, Jawa Tengah ,20 0, DI Yogyakarta ,33 1, Jawa Timur ,24 0, Banten ,19 0, Bali ,17 1, Nusa Tenggara Barat ,00 1, Nusa Tenggara Timur ,35 2, Kalimantan Barat ,23 1, Kalimantan Tengah ,66 1, Kalimantan Selatan ,45 1, Kalimantan Timur ,61 1, Kalimantan Utara ,19 2, Sulawesi Utara ,90 1, Sulawesi Tengah ,76 1, Sulawesi Selatan ,64 1, Sulawesi Tenggara ,33 1, Gorontalo ,51 2, Sulawesi Barat ,89 2, Maluku ,96 2, Maluku Utara ,99 2, Papua Barat ,69 3, Papua ,84 2, Indonesia ,92 0,

382 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 345 Tabel 13 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Jumlah Tenaga Kerja 1-4 Orang Subsektor Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Arsitektur ,62 2, Desain interior ,91 4, Desain komunikasi visual ,41 6, Desain Produk ,45 5, Film, animasi dan video ,76 3, Fotografi ,48 0, Kriya ,64 0, Kuliner ,05 0, Musik ,15 0, Fashion ,78 0, Aplikasi dan Game developer ,23 1, Penerbitan ,25 0, Periklanan ,70 2, Televisi dan Radio ,67 2, Seni pertunjukan ,94 1, Seni rupa ,44 2, Indonesia ,96 0,

383 346 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel Orang Subsektor Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Arsitektur ,87 2, Desain interior ,94 8, Desain komunikasi visual 48 6,93 14, Desain Produk ,20 5, Film, animasi dan video ,55 5, Fotografi ,81 1, Kriya ,72 0, Kuliner ,55 0, Musik ,68 2, Fashion ,34 0, Aplikasi dan Game developer ,53 3, Penerbitan ,12 1, Periklanan ,12 3, Televisi dan Radio ,57 2, Seni pertunjukan ,35 1, Seni rupa ,21 4, Indonesia ,83 0,

384 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 347 Lanjutan Tabel Orang Subsektor Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (14) (15) (16) (17) (18) (19) Arsitektur ,87 5, Desain interior 32 5,66 17, Desain komunikasi visual 6 2,45 40, Desain Produk ,95 10, Film, animasi dan video ,16 7, Fotografi ,33 2, Kriya ,08 1, Kuliner ,67 1, Musik ,61 7, Fashion ,62 1, Aplikasi dan Game developer ,86 5, Penerbitan ,08 2, Periklanan ,10 6, Televisi dan Radio ,41 5, Seni pertunjukan ,02 3, Seni rupa 85 9,95 11, Indonesia ,37 0,

385 348 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 13 >100 Subsektor Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (20) (21) (22) (23) (24) (25) Arsitektur 40 6,63 16, Desain interior Desain komunikasi visual 2 1,41 70, Desain Produk 17 4,36 25, Film, animasi dan video 10 3,16 31, Fotografi 30 7,21 24, Kriya ,56 3, Kuliner ,50 4, Musik 22 5,48 24, Fashion ,10 3, Aplikasi dan Game developer 76 9,80 12, Penerbitan ,78 6, Periklanan 67 9,11 13, Televisi dan Radio 56 8,00 14, Seni pertunjukan 34 6,00 17, Seni rupa 8 3,16 39, Indonesia ,74 2,

386 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 349 Lanjutan Tabel 13 Total Subsektor Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (26) (27) (28) (29) (30) (31) Arsitektur ,04 1, Desain interior ,63 4, Desain komunikasi visual ,17 6, Desain Produk ,20 4, Film, animasi dan video ,94 2, Fotografi ,15 0, Kriya ,36 0, Kuliner ,28 0, Musik ,65 0, Fashion ,36 0, Aplikasi dan Game developer ,58 1, Penerbitan ,55 0, Periklanan ,75 2, Televisi dan Radio ,97 1, Seni pertunjukan ,35 1, Seni rupa ,25 1, Indonesia ,92 0,

387 350 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Tabel 14 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Wilayah dan Jumlah Tenaga Kerja Jumlah Tenaga Kerja Wilayah 1-4 Orang Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pulau Sumatera ,77 0, Provinsi DKI Jakarta ,84 0, Provinsi Jawa Barat ,62 0, Provinsi Jawa Tengah ,37 0, Provinsi DI Yogyakarta ,57 1, Provinsi Jawa Timur ,18 0, Provinsi Banten ,22 0, Pulau Bali dan Nusa Tenggara ,78 0, Pulau Kalimantan ,30 0, Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua ,59 0, Indonesia ,96 0,

388 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 351 Lanjutan Tabel 14 Wilayah Jumlah Tenaga Kerja 5-19 orang Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Pulau Sumatera ,78 0, Provinsi DKI Jakarta ,35 1, Provinsi Jawa Barat ,17 0, Provinsi Jawa Tengah ,85 0, Provinsi DI Yogyakarta ,09 2, Provinsi Jawa Timur ,93 0, Provinsi Banten ,04 1, Pulau Bali dan Nusa Tenggara ,67 1, Pulau Kalimantan ,00 1, Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua ,71 1, Indonesia ,83 0,

389 352 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 14 Wilayah Jumlah Tenaga Kerja Orang Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (14) (15) (16) (17) (18) (19) Pulau Sumatera ,14 2, Provinsi DKI Jakarta ,71 2, Provinsi Jawa Barat ,17 1, Provinsi Jawa Tengah ,48 2, Provinsi DI Yogyakarta ,94 4, Provinsi Jawa Timur ,41 1, Provinsi Banten ,77 3, Pulau Bali dan Nusa Tenggara ,09 3, Pulau Kalimantan ,06 4, Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua ,39 3, Indonesia ,37 0,

390 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 353 Lanjutan Tabel 14 Wilayah Jumlah Tenaga Kerja >100 orang Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (20) (21) (22) (23) (24) (25) Pulau Sumatera ,26 8, Provinsi DKI Jakarta ,52 4, Provinsi Jawa Barat ,17 3, Provinsi Jawa Tengah ,91 5, Provinsi DI Yogyakarta ,03 9, Provinsi Jawa Timur ,59 6, Provinsi Banten ,57 5, Pulau Bali dan Nusa Tenggara ,08 9, Pulau Kalimantan 92 11,82 12, Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua ,58 9, Indonesia ,74 2,

391 354 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 14 Total Wilayah Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (26) (27) (28) (29) (30) (31) Pulau Sumatera ,54 0, Provinsi DKI Jakarta ,91 0, Provinsi Jawa Barat ,75 0, Provinsi Jawa Tengah ,20 0, Provinsi DI Yogyakarta ,33 1, Provinsi Jawa Timur ,24 0, Provinsi Banten ,19 0, Pulau Bali dan Nusa Tenggara ,11 0, Pulau Kalimantan ,98 0, Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua ,94 0, Indonesia ,92 0,

392 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 355 Tabel 15 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Pemanfaatan Media Internet Ya Subsektor Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Arsitektur ,04 2, Desain interior ,80 6, Desain komunikasi visual ,58 7, Desain Produk ,89 4, Film, animasi dan video ,04 4, Fotografi ,97 1, Kriya ,03 0, Kuliner ,14 0, Musik ,14 2, Fashion ,98 1, Aplikasi dan Game developer ,84 1, Penerbitan ,11 1, Periklanan ,01 3, Televisi dan Radio ,54 2, Seni pertunjukan ,06 2, Seni rupa ,00 2, Indonesia ,18 0,

393 356 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 15 Tidak Subsektor Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Arsitektur ,15 2, Desain interior ,99 5, Desain komunikasi visual ,71 8, Desain Produk ,18 5, Film, animasi dan video ,58 3, Fotografi ,69 0, Kriya ,38 0, Kuliner ,41 0, Musik ,27 0, Fashion ,31 0, Aplikasi dan Game developer ,48 1, Penerbitan ,68 0, Periklanan ,29 3, Televisi dan Radio ,23 2, Seni pertunjukan ,59 1, Seni rupa ,43 2, Indonesia ,12 0,

394 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 357 Lanjutan Tabel 15 Total Subsektor Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (14) (15) (16) (17) (18) (19) Arsitektur ,04 1, Desain interior ,63 4, Desain komunikasi visual ,17 6, Desain Produk ,20 4, Film, animasi dan video ,94 2, Fotografi ,15 0, Kriya ,36 0, Kuliner ,28 0, Musik ,65 0, Fashion ,36 0, Aplikasi dan Game developer ,58 1, Penerbitan ,55 0, Periklanan ,75 2, Televisi dan Radio ,97 1, Seni pertunjukan ,35 1, Seni rupa ,25 1, Indonesia ,92 0,

395 358 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Tabel 16 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Pemanfaatan Media Internet Wilayah Pemanfaatan Media Internet Ya Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aceh ,35 3, Sumatera Utara ,37 2, Sumatera Barat ,23 3, Riau ,28 3, Jambi ,67 7, Sumatera Selatan ,85 3, Bengkulu ,94 4, Lampung ,30 3, Kepulauan Bangka Belitung ,74 5, Kepulauan Riau ,68 5, DKI Jakarta ,37 2, Jawa Barat ,83 1, Jawa Tengah ,99 1, DI Yogyakarta ,22 1, Jawa Timur ,24 1, Banten ,98 2, Bali ,24 2, Nusa Tenggara Barat ,81 4, Nusa Tenggara Timur ,19 5, Kalimantan Barat ,30 4, Kalimantan Tengah ,81 5, Kalimantan Selatan ,83 4, Kalimantan Timur ,87 2, Kalimantan Utara ,92 7, Sulawesi Utara ,29 5, Sulawesi Tengah ,62 5, Sulawesi Selatan ,42 3, Sulawesi Tenggara ,25 5, Gorontalo ,93 7, Sulawesi Barat ,86 8, Maluku ,48 14, Maluku Utara ,08 11, Papua Barat ,13 14, Papua ,59 13, Indonesia ,18 0,

396 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 359 Lanjutan Tabel 16 Wilayah Pemanfaatan Media Internet Tidak Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Aceh ,68 1, Sumatera Utara ,91 0, Sumatera Barat ,90 0, Riau ,40 1, Jambi ,39 1, Sumatera Selatan ,03 1, Bengkulu ,01 2, Lampung ,02 1, Kepulauan Bangka Belitung ,74 1, Kepulauan Riau ,69 1, DKI Jakarta ,60 0, Jawa Barat ,39 0, Jawa Tengah ,65 0, DI Yogyakarta ,52 1, Jawa Timur ,52 0, Banten ,04 0, Bali ,71 1, Nusa Tenggara Barat ,25 1, Nusa Tenggara Timur ,97 2, Kalimantan Barat ,11 1, Kalimantan Tengah ,82 1, Kalimantan Selatan ,49 1, Kalimantan Timur ,82 1, Kalimantan Utara ,67 2, Sulawesi Utara ,69 1, Sulawesi Tengah ,72 1, Sulawesi Selatan ,57 1, Sulawesi Tenggara ,77 1, Gorontalo ,25 2, Sulawesi Barat ,89 2, Maluku ,84 2, Maluku Utara ,23 2, Papua Barat ,51 3, Papua ,82 2, Indonesia ,12 0,

397 360 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 16 Wilayah Pemanfaatan Media Internet Total Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (14) (15) (16) (17) (18) (19) Aceh ,26 1, Sumatera Utara ,40 0, Sumatera Barat ,50 0, Riau ,74 1, Jambi ,70 1, Sumatera Selatan ,69 1, Bengkulu ,58 2, Lampung ,08 1, Kepulauan Bangka Belitung ,91 1, Kepulauan Riau ,99 1, DKI Jakarta ,91 0, Jawa Barat ,75 0, Jawa Tengah ,20 0, DI Yogyakarta ,33 1, Jawa Timur ,24 0, Banten ,19 0, Bali ,17 1, Nusa Tenggara Barat ,00 1, Nusa Tenggara Timur ,35 2, Kalimantan Barat ,23 1, Kalimantan Tengah ,66 1, Kalimantan Selatan ,45 1, Kalimantan Timur ,61 1, Kalimantan Utara ,19 2, Sulawesi Utara ,90 1, Sulawesi Tengah ,76 1, Sulawesi Selatan ,64 1, Sulawesi Tenggara ,33 1, Gorontalo ,51 2, Sulawesi Barat ,89 2, Maluku ,96 2, Maluku Utara ,99 2, Papua Barat ,69 3, Papua ,84 2, Indonesia ,92 0,

398 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 361 Tabel 17 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Penerapan E-Commerce Ya Subsektor Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Arsitektur ,15 2, Desain interior ,00 7, Desain komunikasi visual ,83 9, Desain Produk ,51 5, Film, animasi dan video ,15 4, Fotografi ,00 1, Kriya ,50 1, Kuliner ,41 0, Musik ,15 2, Fashion ,59 1, Aplikasi dan Game developer ,95 1, Penerbitan ,89 1, Periklanan ,23 3, Televisi dan Radio ,81 3, Seni pertunjukan ,87 2, Seni rupa ,85 2, Indonesia ,87 0,

399 362 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 17 Tidak Subsektor Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Arsitektur ,21 2, Desain interior ,68 4, Desain komunikasi visual ,58 7, Desain Produk ,50 5, Film, animasi dan video ,76 2, Fotografi ,25 0, Kriya ,19 0, Kuliner ,31 0, Musik ,67 0, Fashion ,85 0, Aplikasi dan Game developer ,31 1, Penerbitan ,62 0, Periklanan ,54 3, Televisi dan Radio ,37 2, Seni pertunjukan ,62 1, Seni rupa ,49 2, Indonesia ,48 0,

400 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 363 Lanjutan Tabel 17 Total Subsektor Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (14) (15) (16) (17) (18) (19) Arsitektur ,04 1, Desain interior ,63 4, Desain komunikasi visual ,17 6, Desain Produk ,20 4, Film, animasi dan video ,94 2, Fotografi ,15 0, Kriya ,36 0, Kuliner ,28 0, Musik ,65 0, Fashion ,36 0, Aplikasi dan Game developer ,58 1, Penerbitan ,55 0, Periklanan ,75 2, Televisi dan Radio ,97 1, Seni pertunjukan ,35 1, Seni rupa ,25 1, Indonesia ,92 0,

401 364 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Tabel 18 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Penerapan E-Commerce Wilayah Penerapan E-Commerce Ya Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aceh ,09 4, , , Sumatera Utara ,09 3, , , Sumatera Barat ,36 4, , , Riau ,85 3, , , Jambi ,80 4, , , Sumatera Selatan ,04 3, , , Bengkulu ,98 5, , , Lampung ,54 3, , , Kepulauan Bangka Belitung ,21 5,41 615,03 760, Kepulauan Riau ,88 5, , , DKI Jakarta ,43 2, , , Jawa Barat ,46 1, , , Jawa Tengah ,30 1, , , DI Yogyakarta ,69 1, , , Jawa Timur ,53 1, , , Banten ,34 3, , , Bali ,47 2, , , Nusa Tenggara Barat ,91 4, , , Nusa Tenggara Timur ,96 5,85 574,57 723, Kalimantan Barat ,02 4, , , Kalimantan Tengah ,04 4,97 908, , Kalimantan Selatan ,57 4, , , Kalimantan Timur ,49 2, , , Kalimantan Utara ,77 6,54 396,59 513, Sulawesi Utara ,20 6,04 893, , Sulawesi Tengah ,62 5,93 903, , Sulawesi Selatan ,40 3, , , Sulawesi Tenggara ,48 6,17 733,07 934, Gorontalo ,73 8,82 353,99 502, Sulawesi Barat ,65 9,66 273,94 402, Maluku ,04 21,88 86,21 215, Maluku Utara ,08 13,81 185,20 322, Papua Barat ,46 9,75 144,75 213, Papua ,03 8,80 273,08 386, Indonesia ,87 0, , ,

402 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 365 Lanjutan Tabel 18 Wilayah Penerapan E-Commerce Tidak Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Aceh ,4 1, Sumatera Utara ,0 0, Sumatera Barat ,7 0, Riau ,7 1, Jambi ,4 1, Sumatera Selatan ,7 1, Bengkulu ,6 2, Lampung ,0 1, Kepulauan Bangka Belitung ,3 1, Kepulauan Riau ,6 1, DKI Jakarta ,9 0, Jawa Barat ,4 0, Jawa Tengah ,8 0, DI Yogyakarta ,3 1, Jawa Timur ,0 0, Banten ,6 0, Bali ,3 1, Nusa Tenggara Barat ,5 1, Nusa Tenggara Timur ,8 2, Kalimantan Barat ,5 1, Kalimantan Tengah ,7 1, Kalimantan Selatan ,4 1, Kalimantan Timur ,6 1, Kalimantan Utara ,1 2, Sulawesi Utara ,2 1, Sulawesi Tengah ,5 1, Sulawesi Selatan ,8 1, Sulawesi Tenggara ,7 1, Gorontalo ,0 2, Sulawesi Barat ,4 2, Maluku ,2 2, Maluku Utara ,9 2, Papua Barat ,4 3, Papua ,5 2, Indonesia ,5 0,

403 366 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 18 Wilayah Penerapan E-Commerce Total Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (14) (15) (16) (17) (18) (19) Aceh ,3 1, Sumatera Utara ,4 0, Sumatera Barat ,5 0, Riau ,7 1, Jambi ,7 1, Sumatera Selatan ,7 1, Bengkulu ,6 2, Lampung ,1 1, Kepulauan Bangka Belitung ,9 1, Kepulauan Riau ,0 1, DKI Jakarta ,9 0, Jawa Barat ,7 0, Jawa Tengah ,2 0, DI Yogyakarta ,3 1, Jawa Timur ,2 0, Banten ,2 0, Bali ,2 1, Nusa Tenggara Barat ,0 1, Nusa Tenggara Timur ,4 2, Kalimantan Barat ,2 1, Kalimantan Tengah ,7 1, Kalimantan Selatan ,5 1, Kalimantan Timur ,6 1, Kalimantan Utara ,2 2, Sulawesi Utara ,9 1, Sulawesi Tengah ,8 1, Sulawesi Selatan ,6 1, Sulawesi Tenggara ,3 1, Gorontalo ,5 2, Sulawesi Barat ,9 2, Maluku ,0 2, Maluku Utara ,0 2, Papua Barat ,7 3, Papua ,8 2, Indonesia ,9 0,

404 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 367 Tabel 19 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Menerapkan Sistem Waralaba Subsektor Estimasi SE RSE Ya Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Arsitektur 44 6,93 15, Desain interior 4 2,45 61, Desain komunikasi visual 1 1,00 100, Desain Produk 12 3,46 28, Film, animasi dan video 8 2,83 35, Fotografi 51 7,81 15, Kriya ,61 6, Kuliner ,01 2, Musik 51 7,81 15, Fashion ,38 5, Aplikasi dan Game developer 74 9,05 12, Penerbitan 84 11,49 13, Periklanan 25 5,20 20, Televisi dan Radio 32 6,78 21, Seni pertunjukan 45 7,42 16, Seni rupa 17 4,12 24, Indonesia ,24 2,

405 368 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 19 Tidak Subsektor Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Arsitektur ,68 1, Desain interior ,51 4, Desain komunikasi visual ,16 6, Desain Produk ,03 4, Film, animasi dan video ,87 2, Fotografi ,01 0, Kriya ,09 0, Kuliner ,36 0, Musik ,50 0, Fashion ,47 0, Aplikasi dan Game developer ,05 1, Penerbitan ,22 0, Periklanan ,39 2, Televisi dan Radio ,59 1, Seni pertunjukan ,18 1, Seni rupa ,08 1, Indonesia ,31 0,

406 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 369 Lanjutan Tabel 19 Total Subsektor Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (14) (15) (16) (17) (18) (19) Arsitektur ,04 1, Desain interior ,63 4, Desain komunikasi visual ,17 6, Desain Produk ,20 4, Film, animasi dan video ,94 2, Fotografi ,15 0, Kriya ,36 0, Kuliner ,28 0, Musik ,65 0, Fashion ,36 0, Aplikasi dan Game developer ,58 1, Penerbitan ,55 0, Periklanan ,75 2, Televisi dan Radio ,97 1, Seni pertunjukan ,35 1, Seni rupa ,25 1, Indonesia ,92 0,

407 370 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Tabel 20 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Provinsi dan Penerapan Sistem Waralaba Wilayah Menerapkan Sistem Waralaba Ya Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aceh 55 9,73 17, Sumatera Utara ,52 11, Sumatera Barat 22 4,89 22, Riau ,84 20, Jambi 35 6,84 19, Sumatera Selatan ,15 11, Bengkulu 9 5,74 63,81 (2) 20 4 Lampung ,39 12, Kepulauan Bangka Belitung 7 2,64 37, Kepulauan Riau 63 9,91 15, DKI Jakarta ,57 5, Jawa Barat ,32 4, Jawa Tengah ,99 6, DI Yogyakarta ,83 10, Jawa Timur ,70 5, Banten ,12 8, Bali ,21 14, Nusa Tenggara Barat 29 6,70 23, Nusa Tenggara Timur 7 2,64 37, Kalimantan Barat ,00 22, Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan 73 11,76 16, Kalimantan Timur ,63 9, Kalimantan Utara 23 11,78 51, Sulawesi Utara 40 9,37 23, Sulawesi Tengah 18 6,32 35, Sulawesi Selatan ,23 19, Sulawesi Tenggara 12 3,74 31, Gorontalo 9 5,19 57, Sulawesi Barat 5 2,23 44, Maluku 1 1,00 100, Maluku Utara 3 2,24 74, Papua Barat 10 3,46 34, Papua 50 14,60 29, Indonesia ,24 2,

408 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 371 Lanjutan Tabel 20 Wilayah Menerapkan Sistem Waralaba Tidak Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Aceh ,04 1, Sumatera Utara ,31 0, Sumatera Barat ,42 0, Riau ,34 1, Jambi ,53 1, Sumatera Selatan ,10 1, Bengkulu ,20 2, Lampung ,02 1, Kepulauan Bangka Belitung ,82 1, Kepulauan Riau ,59 1, DKI Jakarta ,41 0, Jawa Barat ,87 0, Jawa Tengah ,46 0, DI Yogyakarta ,40 1, Jawa Timur ,00 0, Banten ,08 0, Bali ,60 1, Nusa Tenggara Barat ,93 1, Nusa Tenggara Timur ,36 2, Kalimantan Barat ,98 1, Kalimantan Tengah ,66 1, Kalimantan Selatan ,05 1, Kalimantan Timur ,47 1, Kalimantan Utara ,17 2, Sulawesi Utara ,13 1, Sulawesi Tengah ,63 1, Sulawesi Selatan ,41 1, Sulawesi Tenggara ,23 1, Gorontalo ,20 2, Sulawesi Barat ,88 2, Maluku ,96 2, Maluku Utara ,91 2, Papua Barat ,33 3, Papua ,60 2, Indonesia ,31 0,

409 372 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 20 Wilayah Menerapkan Sistem Waralaba Total Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (14) (15) (16) (17) (18) (19) Aceh ,26 1, Sumatera Utara ,40 0, Sumatera Barat ,50 0, Riau ,74 1, Jambi ,70 1, Sumatera Selatan ,69 1, Bengkulu ,58 2, Lampung ,08 1, Kepulauan Bangka Belitung ,91 1, Kepulauan Riau ,99 1, DKI Jakarta ,91 0, Jawa Barat ,75 0, Jawa Tengah ,20 0, DI Yogyakarta ,33 1, Jawa Timur ,24 0, Banten ,19 0, Bali ,17 1, Nusa Tenggara Barat ,00 1, Nusa Tenggara Timur ,35 2, Kalimantan Barat ,23 1, Kalimantan Tengah ,66 1, Kalimantan Selatan ,45 1, Kalimantan Timur ,61 1, Kalimantan Utara ,19 2, Sulawesi Utara ,90 1, Sulawesi Tengah ,76 1, Sulawesi Selatan ,64 1, Sulawesi Tenggara ,33 1, Gorontalo ,51 2, Sulawesi Barat ,89 2, Maluku ,96 2, Maluku Utara ,99 2, Papua Barat ,69 3, Papua ,84 2, Indonesia ,92 0,

410 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 373 Tabel 21 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Subsektor Ekraf dan Pendapatan Selama Satu Tahun 300juta Subsektor Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Arsitektur ,57 2, Desain interior ,52 4, Desain komunikasi visual ,37 6, Desain Produk ,19 5, Film, animasi dan video ,27 2, Fotografi ,57 0, Kriya ,03 0, Kuliner ,83 0, Musik ,86 0, Fashion ,47 0, Aplikasi dan Game developer ,32 1, Penerbitan ,37 0, Periklanan ,45 3, Televisi dan Radio ,11 2, Seni pertunjukan ,64 1, Seni rupa ,44 2, Indonesia ,39 0,

411 374 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel juta < pendapatan 2.5 miliar Subsektor Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Arsitektur ,42 2, Desain interior ,82 8, Desain komunikasi visual 45 6,86 15, Desain Produk ,42 6, Film, animasi dan video ,40 6, Fotografi ,45 2, Kriya ,73 0, Kuliner ,27 0, Musik ,72 3, Fashion ,55 1, Aplikasi dan Game developer ,94 3, Penerbitan ,79 1, Periklanan ,95 3, Televisi dan Radio ,14 3, Seni pertunjukan ,99 2, Seni rupa ,09 3, Indonesia ,87 0,

412 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 375 Lanjutan Tabel miliar < pendapatan 50 miliar Subsektor Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (14) (15) (16) (17) (18) (19) Arsitektur ,44 5, Desain interior 24 4,90 20, Desain komunikasi visual 10 3,16 31, Desain Produk 69 8,43 12, Film, animasi dan video ,15 6, Fotografi 93 9,85 10, Kriya ,14 1, Kuliner ,74 1, Musik ,47 10, Fashion ,24 4, Aplikasi dan Game developer ,93 5, Penerbitan ,30 2, Periklanan ,62 6, Televisi dan Radio ,39 8, Seni pertunjukan ,05 6, Seni rupa 55 7,94 14, Indonesia ,98 1,

413 376 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 21 > 50 miliar Subsektor Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (20) (21) (22) (23) (24) (25) Arsitektur 49 7,28 14, Desain interior 3 1,73 57, Desain komunikasi visual 4 2,00 50, Desain Produk 13 3,61 27, Film, animasi dan video 14 4,00 28, Fotografi 6 2,45 40, Kriya ,79 3, Kuliner ,50 3, Musik 36 6,32 17, Fashion ,72 4, Aplikasi dan Game developer 82 11,40 13, Penerbitan ,87 7, Periklanan 86 10,58 12, Televisi dan Radio 30 7,62 25, Seni pertunjukan 21 4,80 22, Seni rupa 4 2,00 50, Indonesia ,18 2,

414 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 377 Lanjutan Tabel 21 Total Subsektor Estimasi SE RSE Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (26) (27) (28) (29) (30) (31) Arsitektur ,04 1, Desain interior ,63 4, Desain komunikasi visual ,17 6, Desain Produk ,20 4, Film, animasi dan video ,94 2, Fotografi ,15 0, Kriya ,36 0, Kuliner ,28 0, Musik ,65 0, Fashion ,36 0, Aplikasi dan Game developer ,58 1, Penerbitan ,55 0, Periklanan ,75 2, Televisi dan Radio ,97 1, Seni pertunjukan ,35 1, Seni rupa ,25 1, Indonesia ,92 0,

415 378 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Tabel 22 Estimasi Sampling Error (Relative Standard Error) Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif menurut Wilayah dan Pendapatan Selama Satu Tahun Pendapatan Wilayah 300 juta Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pulau Sumatera ,32 0, Provinsi DKI Jakarta ,23 0, Provinsi Jawa Barat ,68 0, Provinsi Jawa Tengah ,11 0, Provinsi DI Yogyakarta ,11 1, Provinsi Jawa Timur ,81 0, Provinsi Banten ,52 0, Pulau Bali dan Nusa Tenggara ,10 0, Pulau Kalimantan ,87 0, Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua ,30 0, Indonesia ,39 0,

416 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 379 Lanjutan Tabel 22 Wilayah Pendapatan 300 juta < pendapatan 2,5 miliar Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Pulau Sumatera ,08 0, Provinsi DKI Jakarta ,54 1, Provinsi Jawa Barat ,69 1, Provinsi Jawa Tengah ,50 0, Provinsi DI Yogyakarta ,82 2, Provinsi Jawa Timur ,93 0, Provinsi Banten ,34 1, Pulau Bali dan Nusa Tenggara ,33 1, Pulau Kalimantan ,31 1, Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua ,32 1, Indonesia ,87 0,

417 380 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 22 Wilayah Pendapatan 2,5 miliar < pendapatan 50 miliar Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (14) (15) (16) (17) (18) (19) Pulau Sumatera ,06 2, Provinsi DKI Jakarta ,35 3, Provinsi Jawa Barat ,61 4, Provinsi Jawa Tengah ,52 2, Provinsi DI Yogyakarta ,99 5, Provinsi Jawa Timur ,58 3, Provinsi Banten ,19 3, Pulau Bali dan Nusa Tenggara ,52 4, Pulau Kalimantan ,96 5, Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua ,76 4, Indonesia ,98 1,

418 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF 381 Lanjutan Tabel 22 Wilayah Pendapatan > 50 miliar Selang Kepercayaan 95% Estimasi SE RSE Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (20) (21) (22) (23) (24) (25) Pulau Sumatera ,01 7, Provinsi DKI Jakarta ,00 5, Provinsi Jawa Barat ,40 4, Provinsi Jawa Tengah ,66 6, Provinsi DI Yogyakarta 41 6,54 15, Provinsi Jawa Timur ,20 5, Provinsi Banten ,45 6, Pulau Bali dan Nusa Tenggara 95 10,42 10, Pulau Kalimantan 73 9,21 12, Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua ,07 10, Indonesia ,18 2,

419 382 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN 16 SUBSEKTOR EKRAF Lanjutan Tabel 22 Pendapatan Wilayah Estimasi SE RSE Total Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Jumlah Kasus (1) (26) (27) (28) (29) (30) (31) Pulau Sumatera ,54 0, Provinsi DKI Jakarta ,91 0, Provinsi Jawa Barat ,75 0, Provinsi Jawa Tengah ,20 0, Provinsi DI Yogyakarta ,33 1, Provinsi Jawa Timur ,24 0, Provinsi Banten ,19 0, Pulau Bali dan Nusa Tenggara ,11 0, Pulau Kalimantan ,98 0, Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua ,94 0, Indonesia ,92 0,

420

TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF

TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF 2011-2016 LAPORAN PENYELENGGARAAN PENYUSUNAN DATA STATISTIK DALAM RANGKA BIG DATA EKONOMI KREATIF ISBN: 978-602-438-197-4 No. Publikasi: 04120.1801 No. Katalog: 2301034 Ukuran

Lebih terperinci

PDRB EKRAF 5 PROVINSI

PDRB EKRAF 5 PROVINSI LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKRAF 5 PROVINSI 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKRAF 5 PROVINSI ISBN: 978-602-438-191-2 No. Publikasi: 07140.1801 No. Katalog: 9302028 Ukuran Buku: 17,6

Lebih terperinci

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016 LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016 ISBN: 978-602-438-190-5 No. Publikasi: 07120.1801 No. Katalog: 9301007 Ukuran Buku: 17,6 x 25 cm Jumlah Halaman:

Lebih terperinci

Data Statistik dan Hasil Survei EKONOMI KREATIF. Kerjasama Badan Ekonomi Kreatif dan Badan Pusat Statistik

Data Statistik dan Hasil Survei EKONOMI KREATIF. Kerjasama Badan Ekonomi Kreatif dan Badan Pusat Statistik Data Statistik dan Hasil Survei EKONOMI KREATIF Kerjasama Badan Ekonomi Kreatif dan Badan Pusat Statistik KATA PENGANTAR Kami panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala karunia-nya

Lebih terperinci

TABEL INPUT OUTPUT UPDATING EKONOMI KREATIF 2014

TABEL INPUT OUTPUT UPDATING EKONOMI KREATIF 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 bpshq@bps.go.id www.bps.go.id BADAN EKONOMI KREATIF Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18

Lebih terperinci

LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKRAF PROVINSI BALI MENURUT LAPANGAN USAHA

LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKRAF PROVINSI BALI MENURUT LAPANGAN USAHA LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKRAF PROVINSI BALI 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA Ukuran Buku: 17,6 x 25 cm Jumlah Halaman: xiv + 146 halaman Naskah: Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Penyunting/Editor:

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Ekonomi Kreatif (Berita Negara R

2017, No Peraturan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Ekonomi Kreatif (Berita Negara R No.1015, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BEKRAF. Pemasaran Produk Ekonomi Kreatif Nasional. PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEMASARAN PRODUK EKONOMI KREATIF NASIONAL

Lebih terperinci

Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi Menurut Lapangan Usaha KATA PENGANTAR

Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi Menurut Lapangan Usaha KATA PENGANTAR i ii Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha KATA PENGANTAR Ekonomi kreatif (ekraf) sebagai konsep ekonomi baru yang mengandalkan ide kreatifitas, budaya, dan

Lebih terperinci

PENTINGNYA PEMETAAN DAN HARMONISASI REGULASI EKONOMI KREATIF

PENTINGNYA PEMETAAN DAN HARMONISASI REGULASI EKONOMI KREATIF PENTINGNYA PEMETAAN DAN HARMONISASI REGULASI EKONOMI KREATIF Dr. Sabartua Tampubolon (sabartua.tampubolon@bekraf.go.id, sabartuatb@gmail.com) Direktur Harmonisasi Regulasi dan Standardisasi Badan Ekonomi

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Ekonomi Kreatif (Berita Negara Rep

2017, No Peraturan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Ekonomi Kreatif (Berita Negara Rep No. 44, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BEKRAF. Bantuan Pemerintah. Pedoman Umum. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYALURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas sehingga tidak

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas sehingga tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan banyaknya kebutuhan yang diinginkan oleh masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas sehingga tidak terjadinya suatu kelangkaan

Lebih terperinci

-2-3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga (Beri

-2-3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga (Beri No.2103, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BEKRAF. Bantuan Pemerintah. Pedoman Umum. PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYALURAN BANTUAN

Lebih terperinci

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF DAERAH PROVINSI RIAU

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF DAERAH PROVINSI RIAU GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara ataupun daerah, termasuk di Indonesia. Suatu usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara ataupun daerah, termasuk di Indonesia. Suatu usaha 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah, termasuk di Indonesia. Suatu usaha dikatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas.industri kreatif tidak hanya menciptakan transaksi ekonomi, tetapi juga transaksi sosial budaya antar negara.

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas.industri kreatif tidak hanya menciptakan transaksi ekonomi, tetapi juga transaksi sosial budaya antar negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini tengah memasuki evolusi baru dalam perekonomiannya, yaitu evolusi ekonomi kreatif, pertumbuhan ekonomi kreatif ini membuka wacana baru bagi

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang - 2 - Pertambangan Mineral dan Batubara sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2017 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam suatu bisnis terdapat 2 fungsi mendasar yang menjadi inti dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam suatu bisnis terdapat 2 fungsi mendasar yang menjadi inti dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu bisnis terdapat 2 fungsi mendasar yang menjadi inti dari bisnis itu sendiri. Menurut Peter Drucker (1954) 2 fungsi dalam bisnis itu adalah marketing dan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS :

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS : BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS : Katalog BPS : 9302008.53 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 KINERJA PEREKONOMIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potensi ekonomi inovatif mulai bermunculan seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat di Indonesia. Potensi ini memberikan dampak pada perkembangan ekonomi di Indonesia.

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BADAN EKONOMI KREATIF

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BADAN EKONOMI KREATIF PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BADAN EKONOMI KREATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN. Kreativitas ditemukan di semua tingkatan masyarakat. Kreativitas adalah ciri

BAB PENDAHULUAN. Kreativitas ditemukan di semua tingkatan masyarakat. Kreativitas adalah ciri BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kreativitas ditemukan di semua tingkatan masyarakat. Kreativitas adalah ciri internal manusia yang berkaitan dengan aspek orisinalitas, imajinasi, aspirasi, kecerdasan,

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Katalog BPS :

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Katalog BPS : 9302008.53 KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 Anggota Tim Penyusun : Pengarah :

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017 No. 103/11/Th. XX, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017 A. KEADAAN KETENAGAKERJAAN Agustus 2017: Tingkat

Lebih terperinci

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (U MKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan

Lebih terperinci

UPAH TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF

UPAH TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF UPAH TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF 2011-2016 UPAH TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF 2011-2016 ISBN: 978-602-438-194-3 No. Publikasi: 04130.1801 No. Katalog: 2305014 Ukuran Buku: 17,6 x 25 cm Jumlah Halaman:

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BADAN EKONOMI KREATIF

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BADAN EKONOMI KREATIF PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BADAN EKONOMI KREATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PENANAMAN MODAL

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PENANAMAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMALANG, Menimbang : a. bahwa penanaman

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 28/05/31/th-XIX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI DKI Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai industri gelombang ke-4 setelah pertanian, industri dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai industri gelombang ke-4 setelah pertanian, industri dan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kreatif sering dikemukakan oleh berbagai pakar ekonomi sebagai industri gelombang ke-4 setelah pertanian, industri dan teknologi informasi. Walaupun masih

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN WARALABA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN WARALABA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN WARALABA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

ekonomi K-13 PELAKU EKONOMI DALAM SISTEM PEREKONOMIAN K e l a s A. BADAN USAHA a. Pengertian Badan Usaha Tujuan Pembelajaran

ekonomi K-13 PELAKU EKONOMI DALAM SISTEM PEREKONOMIAN K e l a s A. BADAN USAHA a. Pengertian Badan Usaha Tujuan Pembelajaran K-13 ekonomi K e l a s XI PELAKU EKONOMI DALAM SISTEM PEREKONOMIAN Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan menjelaskan bentuk badan usaha beserta kelebihan

Lebih terperinci

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2017 PEMBANGUNAN. Konstruksi. Jasa. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6018) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

RANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa penanaman modal

Lebih terperinci

Katalog BPS : Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan. INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BADAN PUSAT STATISTIK

Katalog BPS : Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan.  INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 2014-2016 http://www.bps.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 15 TAHUN TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 15 TAHUN TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 15 TAHUN 2009... TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMALANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Wakil Ketua DPRD Kota Yogyakarta, M. Ali Fahmi, SE, MM yang dikutip dalam artikel koran Kedaulatan Rakyat 24 Agustus 2015, selain Yogyakarta mendapat predikat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan teknologi yang semakin pesat di era globalisasi akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan teknologi yang semakin pesat di era globalisasi akan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan teknologi yang semakin pesat di era globalisasi akan menjadikan segala sektor di Indonesia mengalami persaingan yang lebih ketat terutama sektor industri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam rencana pengembangan industri kreatif Indonesia tahun 2025 yang dirumuskan oleh Departemen Perdagangan RI dijelaskan adanya evaluasi ekonomi kreatif. Berdasarkan

Lebih terperinci

96% responden telah beroperasi antara 4 tahun hingga lebih dari 10 tahun, hanya 4% yang baru beroperasi selama 1-3 tahun.

96% responden telah beroperasi antara 4 tahun hingga lebih dari 10 tahun, hanya 4% yang baru beroperasi selama 1-3 tahun. BOKS 1 HASIL QUICK SURVEY DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KINERJA UMKM DI PROVINSI BENGKULU Krisis keuangan global yang dipicu oleh krisis subprime mortgage di Amerika Serikat memberikan dampak negatif

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG Presentation by : Drs. BUDIHARTO HN. DASAR HUKUM KEPARIWISATAAN Berbagai macam kegiatan yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2018 TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENALI PEMILIK MANFAAT DARI KORPORASI DALAM RANGKA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DAN TINDAK

Lebih terperinci

Menyediakan Informasi untuk Pengembangan Usaha dan Daya Saing Bangsa SE2016 1

Menyediakan Informasi untuk Pengembangan Usaha dan Daya Saing Bangsa SE2016 1 SE2016 1 SE2016 2 LATAR BELAKANG Sensus Ekonomi (SE) dilaksanakan 10 tahun sekali, pada tahun berakhiran angka 6 SE2016 adalah SE yang ke 4 (1986, 1996, dan 2006) Sensus dilaksanakan di seluruh wilayah

Lebih terperinci

[DOCUMENT TITLE] [Document subtitle] [DATE] [COMPANY NAME] [Company address]

[DOCUMENT TITLE] [Document subtitle] [DATE] [COMPANY NAME] [Company address] [DOCUMENT TITLE] [Document subtitle] [DATE] [COMPANY NAME] [Company address] 1 PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) BERBASIS EKONOMI KREATIF DI KOTA SEMARANG Darwanto Dani Danuar Tri U. I.

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG SINGLE DATA SYSTEM UNTUK PEMBANGUNAN DAERAH DI JAWA TENGAH

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG SINGLE DATA SYSTEM UNTUK PEMBANGUNAN DAERAH DI JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG SINGLE DATA SYSTEM UNTUK PEMBANGUNAN DAERAH DI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi beserta penemuan-penemuan baru menyebabkan perubahan dari

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi beserta penemuan-penemuan baru menyebabkan perubahan dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergeseran Era Pertanian ke Era Industrialisasi dan semakin majunya Era komunikasi beserta penemuan-penemuan baru menyebabkan perubahan dari seluruh pola pikir dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/M-DAG/PER/8/2012 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN WARALABA

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/M-DAG/PER/8/2012 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN WARALABA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/M-DAG/PER/8/2012 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN WARALABA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN, Menimbang: a. bahwa untuk mengoptimalkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Ekonomi kreatif yang digerakkan oleh industri kreatif, didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab 1 berisikan pendahuluan yang menjelaskan latar belakang diangkatnya penelitian ini, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah serta sistematika dalam penulisan laporan

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA

PEREKONOMIAN INDONESIA PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi kerakyatan, sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 33 UUD 1945, adalah sebuah sistem perekonomian yang ditujukan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam bidang ekonomi. Sistem

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Sumatera Barat Agustus 2017 No. 62/11/13/Th. XX, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Sumatera Barat Agustus 2017 Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 29/05/Th. XX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI SUMATERA BARAT Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi (e-commerce), dan akhirnya ke ekonomi kreatif (creative economy).

BAB I PENDAHULUAN. informasi (e-commerce), dan akhirnya ke ekonomi kreatif (creative economy). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia telah mengalami krisis ekonomi yang menyebabkan jatuhnya perekonomian nasional. Banyak usaha-usaha skala besar pada berbagai sektor termasuk industri, perdagangan,

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun masehi, berkembang melalui penemuan mesin-mesin

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun masehi, berkembang melalui penemuan mesin-mesin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah ekonomi di dunia tergambar sejak revolusi industri di Inggris antara tahun 1750-1850 masehi, berkembang melalui penemuan mesin-mesin industri yang mampu menciptakan

Lebih terperinci

Statistik KATA PENGANTAR

Statistik KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

Statistik KATA PENGANTAR

Statistik KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberdayaan Usaha Mikro (UM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENEMPATAN TENAGA KERJA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Survei Statistik Lembaga Keuangan, 2014

Survei Statistik Lembaga Keuangan, 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Statistik Lembaga Keuangan, 2014 ABSTRAKSI Jasa Perantara Keuangan mempunyai peran penting dalam pembangunan nasional, baik sebagai penggerak ekonomi masyarakat maupun melalui

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 21 TAHUN : 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PERLINDUNGAN, PEMBERIAN INSENTIF DAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

B U P A T I B A L A N G A N

B U P A T I B A L A N G A N -1- B U P A T I B A L A N G A N PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BALANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.4, 2014 EKONOMI. Pembangunan. Perindustrian. Perencanaan. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724); 2. Undang-Undang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Provinsi Kepulauan Riau No. 40/05/21 Th. XII, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan

Lebih terperinci

RILIS HASIL LISTING SENSUS EKONOMI 2016 PROVINSI JAWA TIMUR TEGUH PRAMONO

RILIS HASIL LISTING SENSUS EKONOMI 2016 PROVINSI JAWA TIMUR TEGUH PRAMONO RILIS HASIL LISTING SENSUS EKONOMI 2016 PROVINSI JAWA TIMUR TEGUH PRAMONO 2 Penjelasan Umum Sensus Ekonomi 2016 Sensus Ekonomi merupakan kegiatan pendataan lengkap atas seluruh unit usaha/perusahaan (kecuali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan (negara maupun swasta) untuk bersaing sangat ketat baik terhadap perusahaan lain yang sejenis

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Pada awalnya seperti diketahui, kegiatan perekonomian hanya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Pada awalnya seperti diketahui, kegiatan perekonomian hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian semakin cepat seiring dengan munculnya potensi ekonomi baru yang mampu menopang kehidupan perekonomian masyarakat dunia. Pada awalnya

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.891, 2012 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. Proyek Infrastruktur. Rencana. Penyusunan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertama adalah gelombang ekonomi pertanian. Kedua, gelombang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. pertama adalah gelombang ekonomi pertanian. Kedua, gelombang ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peradaban ekonomi dunia terbagi dalam tiga gelombang. Gelombang pertama adalah gelombang ekonomi pertanian. Kedua, gelombang ekonomi industri. Ketiga adalah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang masih memegang peranan dalam peningkatan perekonomian nasional. Selain itu, sebagian besar penduduk Indonesia masih menggantungkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.279, 2013 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Kemitraan. Waralaba. Makanan. Minuman. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/M-DAG/PER/2/2013 TENTANG PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

Bentuk Permohonan Izin Prinsip/Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal PERMOHONAN IZIN PRINSIP/IZIN PRINSIP PERLUASAN PENANAMAN MODAL

Bentuk Permohonan Izin Prinsip/Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal PERMOHONAN IZIN PRINSIP/IZIN PRINSIP PERLUASAN PENANAMAN MODAL LAMPIRAN I-A PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PERIZINAN DAN NONPERIZINAN PENANAMAN MODAL Bentuk Permohonan Izin Prinsip/Izin

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

Katalog : 3201023 Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Katalog : 3201023 Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2014 POLA PENGELUARAN DAN KONSUMSI PENDUDUK

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK. Keadaan Ketenagakerjaan NTB Agustus Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3,32 persen

BERITA RESMI STATISTIK. Keadaan Ketenagakerjaan NTB Agustus Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3,32 persen Keadaan Ketenagakerjaan NTB Agustus 2017 No. 74/11/Th. XI, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Keadaan Ketenagakerjaan NTB Agustus 2017 Agustus 2017:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era modern sekarang ini, industri memiliki peran yang besar dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Khususnya di Indonesia yang sering di bahas oleh

Lebih terperinci

TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

DANA PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

DANA PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DANA PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA bitheula.blogspot.com I. PENDAHULUAN Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai salah satu alat negara untuk mendukung perekonomian nasional

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.20, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Bank. Produk Keuangan Luar Negeri. Keagenan. Prinsip. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5844) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, Menimbang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan proses transformasi yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Pembangunan ekonomi dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

LAMPIRAN I-A PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PERIZINAN DAN NONPERIZINAN PENANAMAN MODAL Bentuk Permohonan Izin Prinsip/Izin

Lebih terperinci

Published by SWACIPTA CONSULTING

Published by SWACIPTA CONSULTING LAMPIRAN I-A PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PERIZINAN DAN NONPERIZINAN PENANAMAN MODAL Bentuk Permohonan Izin Prinsip/Izin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. tersebut pada saat ini dikatakan sebagai era ekonomi kreatif yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. tersebut pada saat ini dikatakan sebagai era ekonomi kreatif yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang pertumbuhan perekonomian mengalir dalam era ilmu pengetahuan dan ide yang menjadi motor dalam perkembangan ekonomi. Era tersebut pada saat ini dikatakan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 30/05/Th. XIX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri kreatif saat ini sangat berkembang pesat dan dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Industri kreatif saat ini sangat berkembang pesat dan dapat memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kreatif saat ini sangat berkembang pesat dan dapat memberikan kontribusi penting bagi perekonomian negara. Industri kreatif global diperkirakan tumbuh 5% per

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.9, 2016 EKONOMI. Penjaminan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5835) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK No. 53/11/14/Th. XX, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Badan Pusat Statistik Provinsi Riau Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Riau Agustus 2017 Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar

Lebih terperinci

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING Menimbang Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Peringkat daya saing negara-negara ASEAN tahun

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Peringkat daya saing negara-negara ASEAN tahun 1 1 PENDAHULUAN Daya saing merupakan suatu hal yang mutlak dimiliki dalam persaingan pasar bebas. Perkembangan daya saing nasional di tingkat internasional juga tidak terlepas dari perkembangan daya saing

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/39/PBI/2005 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN TEKNIS DALAM RANGKA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/39/PBI/2005 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN TEKNIS DALAM RANGKA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/39/PBI/2005 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN TEKNIS DALAM RANGKA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa usaha mikro, kecil

Lebih terperinci