JURNAL PENDIDIKAN LUAR BIASA

Transkripsi

1 JURNAL PENDIDIKAN LUAR BIASA EFEKTIVITAS STRATEGI DIRECTED READING THINKING ACTIVITY (DRTA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS VIII DI SLB C SETYA DARMA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Nama : Agustiani Viki Astuti NIM : K agustianiviki1@gmail.com No. HP : Pembimbing : 1. Drs. Subagya, M.Si 2. Dewi Sri Rejeki, S.Pd., M.Pd FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit Mei 2016 to user 1

2 EFEKTIVITAS STRATEGI DIRECTED READING THINKING ACTIVITY (DRTA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS VIII DI SLB C SETYA DARMA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Agustiani Viki Astuti, Subagya, Dewi Sri Rejeki Program Studi Pendidikan Luar Biasa, Universitas Sebelas Maret Surakarta agustianiviki1@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman anak tunagrahita ringan kelas VIII di SLB C Setya Darma Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen subjek tunggal atau Single Subject Research (SSR) dengan desain penelitian A-B-A. Subjek dalam penelitian ini adalah seorang anak tunagrahita ringan kelas VIII di SLB C Setya Darma Surakarta. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, yaitu tipe pilihan ganda dan uraian singkat. Analisis data menggunakan analisis visual grafik yang meliputi analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan membaca pemahaman subjek RPA mengalami peningkatan setelah diberi intervensi. Pada fase baseline 1 (A 1 ) subjek RPA mendapat nilai rata-rata (mean level) 39, fase intervensi (B) mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata (mean level) menjadi 86, dan pada fase baseline 2 (A 2 ) nilai rata-rata (mean level) subjek RPA yaitu 98. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman anak tunagrahita ringan kelas VIII di SLB C Setya Darma Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Kata Kunci: tunagrahita ringan, kemampuan membaca pemahaman, strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) commit to user 2

3 THE EFFECTIVENESS OF DIRECTED READING THINKING ACTIVITY (DRTA) STRATEGY TO IMPROVE READING COMPREHENSION SKILL FOR CHILDREN WITH MILD MENTAL RETARDATION CLASS VIII AT SLB C SETYA DARMA SURAKARTA FOR ACADEMIC YEAR 2015/2016 Agustiani Viki Astuti, Subagya, Dewi Sri Rejeki Program Studi Pendidikan Luar Biasa, Universitas Sebelas Maret Surakarta agustianiviki1@gmail.com ABSTRACT This research purpose was to know the effectiveness of Directed Reading Thinking Activity (DRTA) strategy to improve reading comprehension skill for children with mild mental retardation class VIII at SLB C Setya Darma Surakarta for academic year 2015/2016. This research uses an experimental method a single subject or Single Subject Research (SSR) with a research design A-B-A. The subject in this research is one children with mild mental retardation class VIII at SLB C Setya Darma Surakarta. The technique of collecting data in this research uses tests, namely the type of multiple choice and short essay. Analyzing of data using visual analysis graph that includes analysis in condition and analysis between conditions. The results showed that reading comprehension subject RPA increased after the given intervention. At Baseline phase 1 (A 1 ) subject RPA scored an average (mean level) 39, Intervention phase (B) subject RPA increased with an average (mean level) to 86, and the Baseline phase 2 (A 2 ) the average score (mean level) subject RPA is 98. Based on the result of that research, can be concluded that the Directed Reading Thinking Acivity (DRTA) strategy is effective to improve the reading comprehension skill for children wth mild mental retardation children class VIII at SLB C Setya Darma Surakarta for academic year 2015/2016. Keywords: mild mental retardation, reading comprehension skill, Directed Reading Thinking Acivity (DRTA) strategy commit to user 3

4 PENDAHULUAN Kauffman (Rochyadi, 2008:6.5) Pendidikan merupakan proses mengemukakan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan ketunagrahitaan mengacu pada fungsi secara sadar untuk meningkatkan intelektual yang berada di bawah ratarata harkat dan martabat manusia. dan kekurangan dalam perilaku Pendidikan berlangsung seumur adaptif yang terjadi pada masa hidup (long life education) dan perkembangan. Selanjutnya Amin berlaku untuk semua individu tidak (1995:23) mendefinisikan anak terkecuali anak berkebutuhan khusus. tunagrahita ringan adalah mereka Efendi (2006:26) mengemukakan yang meskipun kecerdasannya dan bahwa anak dengan disabilitas atau adaptasi sosialnya terhambat, namun anak berkelainan atau anak luar biasa mereka mempunyai kemampuan adalah anak yang memiliki kelainan untuk berkembang dalam bidang atau penyimpangan dari rata-rata anak pelajaran akademik, penyesuaian normal dalam aspek fisik, mental, dan sosial, dan kemampuan bekerja. IQ social, sehingga untuk perkembangan anak tunagrahita ringan berkisar 50- potensinya perlu layanan pendidikan 70. Rendahnya tingkat kecerdasan khusus sesuai dengan yang dimiliki anak tunagrahita ringan karakteristiknya. Hal ini sesuai menyebabkan berbagai hambatan dengan apa yang tercantum dalam yaitu perhatian (attention), daya ingat Undang-Undang Nomor 20 Tahun (memory), bahasa (language), dan 2003 tentang Sistem Pendidikan akademik (academic). Nasional pasal 5 ayat 2 yang Terdapat berbagai masalah menyebutkan bahwa, Warga negara yang dapat ditimbulkan dari yang memiliki kelainan fisik, hambatan yang dimiliki anak emosional, mental, intelektual, tunagrahita. Salah satu masalah yang dan/atau sosial berhak memperoleh dapat berdampak buruk bagi anak pendidikan khusus. tunagrahita yaitu gangguan bicara dan Pendidikan dapat dinikmati bahasa. Masalah tersebut muncul setiap individu, tidak terkecuali anak karena adanya hambatan pada ingatan tunagrahita ringan. Hallahan commit & to user 4

5 dan pemahaman yang berakibat pada lemah, terutama membaca keterampilan berbahasa yang rendah. pemahaman. Menurut Tarigan (2008:1), Menurut Andayani (2009:22), keterampilan berbahasa dalam membaca pemahaman adalah kurikulum di sekolah mencangkup kemampuan seseorang dalam empat segi, yaitu keterampilan merenkonstruksi pesan yang terdapat menyimak/mendengarkan (listening dalam teks yang dibaca dengan skills), keterampilan berbicara menghubungkan pengetahuanpengetahuan (speaking skills), keterampilan yang dimiliki untuk membaca (reading skills), dan mengerti ide pokok, detail penting, keterampilan menulis (writing skills). dan seluruh pengertian serta Kenyataannya, keterampilan mengingat bahan yang dibacanya. membaca merupakan keterampilan Dalman (2013:87) mengemukakan yang sulit dikuasai anak tunagrahita bahwa membaca pemahaman adalah ringan sehingga menyebabkan hasil membaca secara kognitif (membaca belajar rendah. Rendahnya untuk memahami) dimana pembaca keterampilan membaca dipengaruhi dituntut mampu memahami isi oleh hambatan intelektual yang bacaan. Berdasarkan pendapat dialami oleh anak tunagrahita ringan. tersebut, dapat disimpulkan bahwa Hal ini menunjukkan bahwa anak membaca pemahaman adalah tunagrahita ringan meskipun dapat kemampuan untuk memahami isi dikembangkan kemampuan bacaan dengan menghubungkan akademiknya, tetapi anak tunagrahita pengetahuan yang dimiliki. ringan memiliki ruang lingkup yang Selanjutnya, Somadayo sempit untuk menerima materi (2011:10) bahwa ada tiga hal pokok pelajaran. Hal ini didukung oleh dalam membaca pemahaman, yaitu pernyataan Katims dalam Gargiulo (1) pengetahuan dan pengalaman (2012:166) bahwa anak tunagrahita yang telah dimiliki tentang topik; (2) mengalami kesulitan pada semua mengubungkan pengetahuan dan mata pelajaran, tetapi membaca pengalaman dengan teks yang akan tampaknya menjadi aspek yang paling commit to dibaca; user (3) proses memperoleh makna 5

6 secara aktif sesuai dengan pandangan belajar, sedangkan faktor eksternal yang dimiliki. yaitu faktor penghambat yang berasal Membaca merupakan suatu dari lingkungan sekitar individu keterampilan yang melibatkan banyak tersebut misalnya keluarga yang tidak hal, tidak hanya sekedar melafalkan memperhatikan anaknya, strategi dan tulisan, tetapi juga melibatkan media yang digunakan guru belum aktivitas visual, berpikir, optimal. Banyak kendala yang psikolinguistik, dan metakognitif dihadapi guru ketika berhadapan (Rahim, 2008:2). Selain itu membaca dengan siswa sehingga perlu membutuhkan keterikatan antara fisik dicarikan jalan keluar. dan mental. Secara fisik membaca Hal terpenting dalam mengajar memerlukan indera penglihatan dan membaca pemahaman adalah secara mental membaca memerlukan bagaimana cara agar siswa mampu pemahaman dan daya ingat. memahami isi bacaan. Berdasarkan Kenyataan yang ada menunjukkan pemaparan tersebut peneliti bahwa untuk menyampaikan materi menerapkan strategi Directed kepada anak tunagrahita ringan Reading Thinking Activity (DRTA) tidaklah mudah, meskipun bidang untuk meningkatkan kemampuan akademik tidak menjadi prioritas. Hal membaca pemahaman anak ini merujuk pada tujuan pendidikan tunagrahita ringan kelas VIII di SLB bagi anak berkebutuhan khusus untuk C Setya Darma Surakarta, sehingga mengoptimalkan segala potensi yang dapat dirumuskan masalah yaitu dimiliki. Apakah strategi Directed Reading Selain hambatan mental Thinking Activity (DRTA) efektif intelektual, kemampuan membaca untuk meningkatkan kemampuan pemahaman anak tunagrahita ringan membaca pemahaman anak juga dipengaruhi oleh faktor internal tunagrahita ringan kelas VIII di SLB dan faktor eksternal. Faktor internal C Setya Darma Surakarta tahun yaitu faktor penghambat yang berasal ajaran 2015/2016? Sedangkan tujuan dari dalam diri individu tersebut penelitian ini adalah untuk seperti minat dan motivasi dalam commit to mengetahui user efektivitas strategi 6

7 Directed Reading Thinking Activity membaca. Menurut Almasi (2003) (DRTA) dalam meningkatkan dalam Al Odwan (2012:141) tujuan kemampuan membaca pemahaman strategi Directed Reading Thinking anak tunagrahita ringan kelas VIII di Activity (DRTA) adalah untuk SLB C Setya Darma Surakarta tahun mendorong kamandirian siswa ketika ajaran 2015/2016. Hipotesis yang membaca serta melibatkan siswa diajukan dalam penenlitian ini adalah dalam proses aktif dimana mereka strategi Directed Reading Thinking harus menggunakan kemampuan Activity (DRTA) efektif untuk penalaran dan ide-ide mereka sendiri meningkatkan kemampuan membaca dengan menghubungkannya dengan pemahaman anak tunagrahita ringan pengetahuan atau pengalaman yang kelas VIII di SLB C Setya Darma dimilikinya. Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Langkah-langkah membaca Pengajuan hipotesis tersebut pemahaman dengan strategi DRTA didasarkan pada teori mengenai menurut Rahim (2008:48-51) adalah strategi Directed Reading Thinking sebagai berikut: Activity (DRTA). Menurut Stauffer 1) Membuat prediksi berdasarkan dalam Rahim (2008:47), strategi petunjuk judul Directed Reading Thinking Activity Guru menuliskan judul cerita di (DRTA) merupakan strategi papan tulis, kemudian guru pembelajaran dimana guru menyuruh siswa membacanya. memberikan motivasi terhadap usaha Berikan waktu untuk membuat dan konsentrasi siswa dengan cara prediksi. melibatkan siswa secara intelektual 2) Membuat prediksi dari petunjuk serta mendorong siswa merumuskan gambar pertanyaan dan hipotesis, memproses Guru menyuruh siswa informasi dan mengevaluasi solusi memperhatikan gambar yang sementara. Strategi ini memfokuskan telah disediakan kemudian keterlibatan siswa dengan teks, menanyakan kepada siswa terkait karena siswa memprediksi dan gambar tersebut. membuktikannya ketika mereka commit to user 3) Membaca bahan bacaan 7

8 Siswa membaca bagian bacaan mengalami hambatan dalam daya dari gambar yang telah diprediksi ingat. Penelitian ini menggunakan ceritanya. petunjuk berupa gambar dan video 4) Menilai ketepatan prediksi dan untuk memudahkan anak tunagrahita menyesuaikan prediksi ringan dalam memprediksi dan Ketika siswa membaca guru mengingat sehingga anak tunagrahita mengarahkan siswa untuk ringan dapat memahami bacaan membuktikan ketepatan dengan baik. prediksinya dengan membaca nyaring pada bagian dari bacaan METODE PENELITIAN yang mendukung prediksi Penelitian ini menggunakan mereka. metode eksperimen subjek tunggal 5) Guru mengulang kembali atau Single Subject Research (SSR) prosedur 1 sampai 4 hingga dengan desain penelitian A-B-A. semua bagian pelajaran di atas Sukmadinata (2012:210) telah tercakup. mengemukakan bahwa desain Renn (1999:16) mengemukakan penelitian subjek tunggal meneliti bahwa strategi DRTA menawarkan individu dalam kondisi tanpa beberapa keuntungan penting yaitu perlakuan dan kemudian dengan meningkatkan pemahaman melalui perlakuan dan akibatnya terhadap penekanan kuat pada siswa yang variabel terikat diukur dalam kedua dihasilkan melalui prediksi, spekulasi, kondisi tersebut. Menurut Sunanto, dan kesimpulan, yang didasarkan dkk (2005:59) prosedur desain A-B-A pada pengetahuan dan pengalaman mula-mula perilaku sasaran (target sebelumnya. behavior) diukur secara kontinu pada Berdasarkan hal tersebut, strategi kondisi baseline 1 (A1) dengan DRTA membantu anak tunagrahita periode waktu tertentu kemudian pada ringan dalam memahami bacaan kondisi intervensi (B) setelah itu dengan menghubungkan pengetahuan pengukuran pada kondisi baseline dan pengalaman yang dimiliki, di kedua (A2) diberikan. Penambahan mana anak tunagrahita ringan commit to kondisi user baseline yang kedua (A2) 8

9 dimaksudkan sebagai kontrol untuk kondisi intervensi sehingga keyakinan untuk menarik kesimpulan adanya hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat lebih kuat. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca pemahaman anak tunagrahita ringan, sedangkan variabel bebasnya adalah strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA). Subjek penelitian ini adalah seorang anak tunagrahita ringan kelas VIII di SLB C Setya Darma Surakarta. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, yaitu tipe pilihan ganda dan uraian singkat. Penggunaan tes dalam memahami isi bacaan dimaknai secara sederhana dengan seberapa banyak subyek dapat menjawab pertanyaan tentang bacaan yang telah dibacanya. Data yang diperoleh kemudian dianalisis. Teknik analisi data yang digunakan adalah analisis visual grafik. Analisis visual grafik meliputi analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi. HASIL PENELITIAN Penelitian dilakukan secara individual sesuai dengan karakteristik subjek melalui penyusunan Program Pembelajaran Individual (PPI). Penelitian dilakukan selama 14 hari, yang mencakup pengukuran baseline 1 (A 1 ) sebanyak 4 sesi, pemberian intervensi (B) sebanyak 6 sesi, dan pengukuran baseline 2 (A 2 ) sebanyak 4 sesi. Penelitian dilakukan berulangulang dengan periode waktu per hari. Hasil penelitian mengenai kemampuan membaca pemahaman subjek RPA secara keseluruhan dapat disajikan ke dalam bentuk grafik yang meliputi fase baseline 1 (A 1 ), fase intervensi (B), dan fase baseline 2 (A 2 ) sebagai berikut: Grafik 1. Skor Kemampuan Membaca Pemahaman Subjek RPA Berdasarkan grafik tersebut, terdapat peningkatan kemampuan membaca pemahaman saat diberikan commit to user 9

10 intervensi dan setelah diberikan intervensi berupa strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA). Selain itu, analisis data dalam kondisi menunjukkan bahwa kecenderungan arah dari mendatar kemudian menaik pada fase intervensi dan baseline 2. Kecenderungan stabilitas dari tiap fase, yaitu fase baseline 1 (A 1 ), fase intervensi (B), dan fase baseline 2 (A 2 ) stabil (100%). Level perubahan dalam kondisi menunjukkan bahwa pada fase baseline 1 (A 1 ) tidak ada perubahan (0), fase intervensi (B) membaik sebesar +12, dan fase baseline 2 (A 2 ) membaik sebesar +4. Selanjutnya, analisis data antar kondisi menunjukkan bahwa perubahan level dari baseline 1 (A 1 ) ke fase intervensi (B) sebesar +40 dan fase intervensi (B) ke fase baseline 2 (A 2 ) sebesar +4. Data overlap antar kondisi menunjukkan persentase sebesar 0%. Hasil mean level yang diperoleh subjek RPA disajikan dalam grafik sebagai berikut : Grafik 2. Mean Level Kemampuan Membaca Pemahaman PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman anak tunagrahita ringan kelas VIII di SLB C Setya Darma Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Efektivitas tersebut dapat dilihat berdasarkan analisis visual pada grafik hasil penelitian yang menunjukkan arah peningkatan dari kondisi sebelum diberikan intervensi, saat diberikan intervensi, dan setelah diberikan intervensi. Selain itu, hasi penelitian juga menunjukkan kestabilan data tiap fase, yaitu 100%. Menurut Sunanto, dkk (2005:100), Di samping aspek stabilitas, ada tidaknya pengaruh intervensi terhadap variabel terikat juga tergantung pada aspek perubahan commit to level, user dan besar kecilnya overlap 10

11 yang terjadi antara dua kondisi yang baseline 1 (A 1 ) subjek RPA mendapat sedang dianalisis. nilai rata-rata (mean level) 39, fase Berdasarkan analisis data antar intervensi (B) mengalami kondisi, diketahui bahwa terdapat peningkatan dengan nilai rata-rata perubahan berupa peningkatan (mean level) menjadi 86, ini berarti kemampuan membaca pemahaman perolehan skor dari baseline 1 (A 1 ) ke saat diberi perlakuan dan setelah intervensi (B) mengalami diberi perlakuan. Selain itu, peningkatan sebesar 40 poin, persentase data overlap antar kondisi sedangkan pada fase baseline 2 (A 2 ) baseline 1 (A 1 ) dan intervensi (B), nilai rata-rata (mean level) subjek serta antar kondisi fase intervensi (B) RPA yaitu 98. Peningkatan mean dan baseline 2 (A 2 ) juga memberikan level pada fase baseline 2 (A 2 ) pengaruh yang positif. Hal ini dapat menunjukkan bahwa setelah dilihat dari besar persentase overlap pemberian intervensi berupa antar kondisi baseline 1 (A 1 ) dan penerapan strategi Directed Reading intervensi (B) sebesar 0%, sedangkan Thinking Activity (DRTA) dalam antar fase intervensi (B) dan baseline kegiatan membaca pemahaman, 2 (A 2 ) sebesar 0%. Menurut Sunanto subjek RPA mulai mengetahui cara (2005:116), Semakin kecil memahami isi suatu bacaan. persentase overlap makin baik Hasil analisis data dari ketiga pengaruh intervensi terhadap target fase tersebut dapat diketahui bahwa behavior. Berdasarkan persentase strategi Directed Reading Thinking overlap tersebut menunjukkan Activity (DRTA) memberikan pengaruh yang sangat baik, hal ini pengaruh yang positif dan efektif ditunjukkan dengan persentase untuk meningkatkan kemampuan overlap yang kecil. membaca pemahaman anak Selain itu, mean level skor tunagrahita ringan. Hal tersebut kemampuan membaca pemahaman didasarkan pada fase baseline 1 (A 1 ) subjek mengalami peningkatan saat ke intervensi (B) mengalami diberikan intervensi dan setelah peningkatan, selanjutnya dikuatkan intervensi diberikan. Pada commit fase to lagi user melalui baseline 2 (A 2 ) juga 11

12 mengalami peningkatan yang positif. dan antusias dalam kegiatan belajarmengajar; Data yang diperoleh di semua fase (2) Siswa lebih juga memiliki kestabilan data yang memperhatikan dan terlibat dalam baik. kegiatan belajar-mengajar; and (3) Keberhasilan strategi Directed Siswa merasa tertarik dengan bacaan Reading Thinking Activity (DRTA) yang digunakan dalam kegiatan dalam meningkatkan kemampuan belajar-mengajar. membaca pemahaman diperkuat Hasil penelitian di atas dengan hasil penelitian lain. merupakan penelitian mengenai Penelitian yang relevan dilakukan penggunaan strategi Directed oleh Samsu Somadayo, dkk (2013) Reading Thinking Activity (DRTA) dengan membandingkan model untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran DRTA, DRA, dan membaca pemahaman siswa di PQRST pada kelompok siswa kelas sekolah umum, di mana VIII. Hasil penelitian menunjukkan penggunaannya selaras dengan bahwa terdapat peningkatan strategi Directed Reading Thinking kemampuan membaca pemahaman Activity (DRTA) yang dilakukan oleh pada kelompok siswa yang peneliti. Adanya penelitian menggunakan model pembelajaran sebelumnya dapat dijadikan acuan DRTA dibandingkan kelompok yang dalam penelitian mengenai menerapkan meodel pembelajaran penggunaan strategi Directed DRA dan PQRST. Penelitian lain Reading Thinking Activity (DRTA) juga dilakukan oleh Nungky untuk meningkatkan kemampuan Wijayanti (2011) dengan memberikan membaca pemahaman anak strategi DRTA pada siswa kelas VIII. tunagrahita ringan. Hasil penelitian menunjukkan Berdasarkan hasil pembahasan peningkatan kemampuan membaca tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemahaman pada post-test pertama strategi Directed Reading Thinking dan post-test kedua. Peningkatan Activity (DRTA) efektif untuk kemampuan membaca pemahaman meningkatkan kemampuan membaca diikuti dengan: (1) Siswa lebih commit aktif to pemahaman user siswa tunagrahita ringan 12

13 kelas VIII SLB C Setya Darma Surakarta tahun ajaran 2015/2016. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil analisis data baik dalam kondisi maupun antar kondisi dan mean level menunjukkan peningkatan. Berdasarkan hasil analisis data penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa tunagrahita ringan kelas VIII di SLB C Setya Darma Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Saran Berdasarkan simpulan yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut: Bagi guru 1) Penggunaan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) hendaknya dijadikan sebagai alternatif bagi guru untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman; 2) Guru diharapkan dapat melakukan modifikasi dalam menerapkan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA), Bagi siswa 1) diharapkan siswa dapat commit to user memaksimalkan penggunaan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman. Apabila siswa mengalami kesulitan dalam menerapkan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA), dapat meminta bimbingan kepada guru. DAFTAR PUSTAKA Abidin, Yunus Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama Al Odwan, Talal Abd Al-Hameed The Effect of the Directed Reading Thinking Activity through Cooperative Learning on English Secondary Stage Students Reading Comprehension in Jordan. International Journal of Humanities and Social Science, 2 (16), Diakses pada 29 Januari 2016 dari als/vol_2_no_16_special_iss ue_august_2012/15.pdf. Amin, Mohammad Ortopedagogik Tuna Grahita. Bandung: Depdikbud Dikti. Andaryani Buku Ajar Pendidikan dan Pelatihan Bahasa Indonesia. Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13. Surakarta: Universitas Sebelas Maret 13

14 Dalman Keterampilan Membaca. Jakarta: Rajawali Efendi, Mohammad Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: Bumi Aksara Gargiulo, R. M Special Education in Contemporary Society 4: Sage Publication Wijayanti, Nungky. (2011). Improving reading comprehension using Directed Reading Thinking Activity (DRTA). Skripsi dipublikasikan. Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Diakses pada 15 Januari 2016 dari Rahim, Farida Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Sinar Grafika Renn, C.E. (1999). The Effects of the Directed Reading Thinking Activity on Second Grade Reading Comprehension. Thesis. Grand Valley State University. Diakses 3 Februari 2016 dari heses/456/. Rochyadi, E Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Universitas Terbuka Somadayo, Samsu Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta: Graha Ilmu Somadayo, Samsu, dkk. (2013). The Effect of Learning Model Drta (Directed Reading Thingking Activity) Toward Students commit to user Reading Comprehension Ability Seeing from Their Reading Interest. Journal of Education and Practice. 4(8) Diakses pada 14 Januari 2016 dari ndex.php/jep/article/viewfile /5193/5311 Sukmadinata, N. S Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung:Remaja Rosdakarya Sunanto, J., Takeuchi, K., & Nakata, H Pengantar Penelitian Dengan Subyek Tunggal. CRICED University of Tsukuba. Diakses pada 10 Januari 2016 dari ata/doc/pdf/2005/10/text.68 5.pdf Tarigan, H.G Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa 14