48
|
|
- Inge Sugiarto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden Penelitian Berikut ini peneliti akan menjabarkan gambaran umum responden penelitian berdasarkan data demografis yang terdiri dari jenis kelamin dan usia responden. Responden dalam penelitian berjumlah 77 respoden, namun 8 responden tidak dapat digunakan karena 2 diantaranya tidak sesuai dengan kriteria inklusi penelitian sedangkan 6 responden lainnya tidak menyelesaikan kuesioner yang diminta. Hasilnya terdapat 69 responden yang dapat dilakukan analisa penelitian, 60 responden laki-laki dan 9 responden perempuan. Berdasarkan kategori usia, responden pada kelompok dewasa awal (20-35 tahun) sebanyak 68.1%. Angka tersebut lebih dominan jika dibandingkan dengan responden pada kelompok dewasa madya (36-40 tahun) sebanyak 17.4% dan responden pada kelompok dewasa akhir (41-51 tahun) sebanyak 14.5%. Sedangkan berdasarkan kategori informasi diagnosa gangguan yang dialami, mayoritas responden dalam penelitian ini merupakan orang dengan gangguan skizofrenia dengan persentase sebesar 85.5%, 15,9% diantaranya merupakan tipe residual, 10.1% tipe paranoid, dan 1.45% tipe unspecified. Dan untuk responden dengan diagnosa skizoafektif menunjukan persentase sebesar 14.5%; 4.35% diantaranya merupakan skizoafektif subtipe bipolar. 48
2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Hasil Uji Validitas Validitas merupakan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya. Menurut Sugiyono (2014), suatu skala dikatakan valid jika pernyataannya mampu mengungkap hal yang hendak diukur oleh skala tersebut. a. Kuesioner QCAE Dari hasil perhitungan SPSS, kuesioner QCAE menunjukkan validitas.280 sampai dengan.700. Terdapat 25 item valid dan 6 item gugur. Tabel 4.1 Revisi Blue Print Kuesioner Empati Aspek Indikator Perilaku Nomor Item Favo Unfavo Jumlah Cognitive Emphaty a. Perspective Melibatkan intuisi 15, 16, - 10 taking dengan menempatkan diri pada posisi orang lain untuk melihat halhal dari perspektif orang tersebut 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27 b. Online Menempatkan diri 3, 4, 5, 1* 9 simulation pada posisi orang lain dengan membayangkan apa yang dirasakan oleh orang tersebut 6, 18, 28, 30, 31 Affective Emphaty a. Emotion Merefleksi diri secara 8, 9, 13, - 4 contagion otomatis terhadap perasaan orang lain 14 b. Proximal Memberikan respon 7, 10, - 4
3 50 responsivity afektif ketika melihat 12*, 23 suasana hati orang lain dalam konteks sosial yang dekat (teman) c. Peripheral Memberikan respon 11* 2*, 17*, 4 responsivity afektif ketika melihat 29* suasana hati orang lain dalam konteks terpisah (karakter film) Total *Item gugur b. Skala TAS-20 Dari hasil perhitungan SPSS, skala TAS-20 menunjukkan validitas.352 sampai dengan.601. Terdapat 9 item valid dan 7 item gugur. Sehingga dalam penelitian ini, alat ukur hanya menggunakan satu dimensi yaitu DIDF (Difficulties in Identifying and Describing Feeling). Tabel 4.2 Revisi Blue Print Skala Alexithymia Aspek Indikator Perilaku Nomor Item Favo Unfavo Jumlah Difficulties in Identiying and Describing Feeling (DIDF) a. DIF - Sulit untuk mengidentifikasi emosi dan sensasi fisik yang dialami b. DDF - Sulit membedakan antara respon fisik yang berasal dari emosi atau sensasi tubuh 1, 3, 6, 7, - 7 9, 13, 14 2, 11, 12* 4* 4
4 51 Externally Mengabaikan makna 8*, 15* 5*, 5 Oriented Thinking (EOT) atas suatu peristiwa 10*, 16* Total *Item gugur Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas pada skala QCAE menghasilkan nilai alpha cronbach sebesar.886. Sementara itu, skala TAS-20 menghasilkan nilai alpha cronbach sebesar Analisis Deskriptif Analisis deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui gambaran frekuensi statistik yang telah terkumpul, untuk membuat kesimpulan yang tentunya berlaku untuk generalisasi ataupun umum dari hasil penelitian diperoleh data mengenai data deskriptif dari empati dan alexithymia Analisis Deskriptif Empati Tabel 4.3 Deskripsi Skor Empati (Dimensi Kognitif) Empati Dimensi Kognitif Perolehan Harapan Mean Std. Deviation
5 52 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata skor perolehan empati pada dimensi kognitif sebesar 51.10, lebih besar dari skor harapan sebesar 45. Dengan skor tertinggi sebesar 69 dan skor terendah sebesar 26. Tabel 4.4 Deskripsi Skor Empati (Dimensi Afektif) Empati Dimensi Afektif Perolehan Harapan Mean Std. Deviation Dari tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata skor perolehan empati pada dimensi afektif sebesar 19.51, lebih besar dari skor harapan sebesar Dengan skor tertinggi sebesar 28 dan skor terendah sebesar Analisis Deskriptif Alexithymia Tabel 4.5 Deskripsi Skor Alexithymia Alexithymia Perolehan Harapan Mean Std. Deviation
6 53 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata skor perolehan alexithymia sebesar hampir sama dengan skor harapan sebesar 27. Dengan skor tertinggi 45 dan skor terendah sebesar Hasil Uji Kualitas Data Uji kualitas data dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas data untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang digunakan dalam penelitian. Hasil uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji statistik One-Sample Kolmogorov-Smirnov. Hasil pengujian normalitas data dari hasil perhitungan SPSS adalah nilai K-S untuk variabel QCAE adalah.062 dengan Probabilitas/Sig. sebesar.200 > =.05, artinya data terdistribusi secara normal. Untuk variabel TAS, nilai K-S adalah.086 dengan Probabilitas/Sig. sebesar.200 > =.05, hal ini berarti data terdistribusi secara normal. 4.4 Pengujian Hipotesis Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode korelasi bivariate, pearson s correlation coefficient untuk mengetahui besaran korelasi antar variabel. Hasil perhitungan korelasi antara variabel alexithymia dengan empati kognitif sebesar r = -.045; p =.716; p >.05. Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara alexithymia dengan empati pada dimensi kognitif. Sedangkan hasil perhitungan korelasi antara variabel alexithymia dengan empati afektif sebesar r =.272; p =.024; p <.05. Artinya terdapat hubungan positif yang signifikan antara alexithymia dengan empati pada dimensi afektif. Informasi mengenai kemampuan empati secara utuh tidak dapat ditentukan oleh kecenderungan skor alexithymia.
7 Analisa Tambahan Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji korelasi antara variabel empati dengan usia dan uji beda data demografis, yaitu data usia dan jenis kelamin responden dengan variabel dependen sebagai analisa tambahan. a. Uji Korelasi antara Usia dengan Dimensi Kognitif Hasil perhitungan korelasi antara usia dengan empati kognitif pada penelitian ini sebesar r =.202; p =.096; p>.05. Artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara empati kognitif dengan usia. b. Uji Korelasi antara Usia dengan Dimensi Afektif Hasil perhitungan korelasi antara usia dengan empati kognitif pada penelitian ini sebesar r =.003; p =.979; p>.05. Artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara empati afektif dengan usia. c. Uji Beda Jenis Kelamin terhadap Dimensi Kognitif Laki laki (M = 50.63, SD = ) dan perempuan (M = 54.22, SD = ) tidak ada perbedaan yang signifikan t(69) =.929, p>.05. Kedua rata-rata populasi identik, artinya rata-rata kemampuan empati kognitif yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan adalah sama. d. Uji Beda Jenis Kelamin terhadap Dimensi Afektif Laki laki (M = 19.17, SD = 4.858) dan perempuan (M = 21.78, SD = 3.114) tidak ada perbedaan yang signifikan t(69) =.137, p>.05. Kedua rata-rata populasi identik, artinya rata-rata kemampuan empati afektif yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan adalah sama. e. Uji Beda Usia terhadap Dimensi Kognitif Dewasa Awal (M = 49.55, SD = 8.829), Dewasa Madya (M = 54.50, SD = ), dan Dewasa Akhir (M = 54.30, SD = ).
8 55 Pada tabel Homogenity of Variances, Levene Test hitung adalah dengan nilai Probabilitas/Sig. t(69) =.055, p >.05, maka ketiga varians adalah identik. Pada tabel Anova, Probabiliti/Sig. sebesar t(69) =.192, p >.05, tidak terdapat perbedaan kemampuan empati kognitif di antara ketiga kategori usia. Hasil Post Hoc Test, Usia Dewasa Muda dengan Dewasa Madya mempunyai nilai sig.299, p >.05, artinya tidak terdapat perbedaan kemampuan empati kognitif antara kedua kategori usia tersebut. Usia Dewasa Muda dengan Dewasa Akhir mempunyai nilai Sig..381, p >.05, artinya tidak terdapat perbedaan kemampuan empati kognitif antara kedua kategori usia tersebut. Usia Dewasa Madya dengan Dewasa Akhir mempunyai nilai sig.999, p >.05, artinya tidak terdapat perbedaan kemampuan empati yang nyata antara kedua kategori usia tersebut. Hasil perhitungan Homogeneous Subset menunjukan bahwa semua kategori usia dewasa pada penelitian ini, baik Dewasa Muda, Dewasa Akhir, maupun Dewasa Madya tidak mempunyai perbedaan yang nyata satu dengan yang lainnya (nilai Sig.394>.05). f. Uji Beda Usia terhadap Dimensi Afektif Dewasa Awal (M = 19.34, SD = 4.469), Dewasa Madya (M = 20.75, SD = 5.225), dan Dewasa Akhir (M = 18.80, SD = 5.574). Pada tabel Homogenity of Variances, Levene Test hitung adalah.730 dengan nilai Probabilitas/Sig. t(69) =.486, p >.05, maka ketiga varians adalah identik. Pada tabel Anova, Probabiliti/Sig. sebesar t(69) =.192, p >.05, tidak terdapat perbedaan kemampuan empati afektif di antara ketiga kategori usia. Hasil Post Hoc Test, Usia Dewasa Muda dengan Dewasa Madya mempunyai nilai sig.633, p >.05, artinya tidak terdapat perbedaan kemampuan empati afektif antara kedua kategori usia tersebut. Usia Dewasa Muda dengan Dewasa Akhir mempunyai nilai Sig..943, p >
9 56.05, artinya tidak terdapat perbedaan kemampuan empati afektif antara kedua kategori usia tersebut. Usia Dewasa Madya dengan Dewasa Akhir mempunyai nilai sig.607, p >.05, artinya tidak terdapat perbedaan kemampuan empati afektif yang nyata antara kedua kategori usia tersebut. Hasil perhitungan Homogeneus Subset, menunjukan bahwa semua kategori usia dewasa pada penelitian ini, baik Dewasa Muda, Dewasa Akhir, dan Dewasa Madya tidak mempunyai perbedaan yang nyata satu dengan yang lainnya (nilai Sig.513>.05). 4.7 Pembahasan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat hubungan antara alexithymia dengan empati pada schizophrenia spectrum disorder. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa, penelitian ini menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara alexithymia dengan empati kognitif pada schizophrenia spectrum disorder. Konsisten dengan penelitian ini, peneltian Divilbiss (2011) juga menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara alexithymia dengan kemampuan empati pada dimensi kognitif yang diukur untuk melihat aspek perspective taking. Namun kontras dengan penelitian eksperimen sebelumnya yang dilakukan oleh Koelkebeck dkk. (2010) yang menemukan adanya hubungan yang signifikan antara alexithymia dan ciri autistik, serta empati pada skizofrenia dan kelompok kontrol melalui kuesioner self-report yang diberikan. Meskipun berdasarkan pengukuran empati melalui performa ToM, penelitian Koelkebeck dkk. (2010) tidak dapat menemukan hubungan ToM dengan alexithymia, dan ciri autistik, serta kemampuan empati pada pasien skizofrenia. Sedangkan pada empati afektif, penelitian ini menemukan adanya hubungan signifikan antara alexithymia dengan empati pada schizophrenia spectrum disorder pada arah positif. Sama halnya dengan hasil penelitian di dimensi kognitif, hasil ini mendukung penelitian Divilbiss (2011) yang
10 57 menunjukan bahwa terdapat hubungan pada level trend antara alexithymia dengan dimensi afektif empati pada skizofrenia meskipun pada arah yang berbeda dari perkiraan peneliti. Singkatnya, informasi mengenai kemampuan empati secara utuh tidak dapat ditentukan oleh kecenderungan skor alexithymia. Hasil penelitian ini menunjukan adanya kontradiksi dengan teori yang dikemukakan pada Thompson (2009) yang menyebutkan bahwa salah satu karakteristik perilaku seseorang dengan alexithymia adalah adanya defisit empati dalam melakukan hubungan interpersonal. Kemudian peneliti mempertimbangkan karakteristik gejala yang ada pada skizofrenia, hasil uji korelasi yang menunjukan adanya hubungan yang signifikan dengan arah positif antara alexithymia dan empati afektif, mungkin dapat menjadi salah satu variabel lain yang mempengaruhi, yaitu simtom disorganisasi skizofrenia. Orang dengan gangguan skizofrenia ditemukan memiliki fitur utama yang terdapat pada alexithymia, yaitu ketidakmampuan dalam mengenal emosi. Kring, Johnson, Davison, & Neale (2012) menjelaskan bahwa gangguan skizofrenia memiliki simtom disorganisasi yang ditandai dengan adanya afek datar, dimana hampir tidak ada stimulus yang dapat memunculkan respons emosional dan beberapa diantaranya memiliki afek yang tidak sesuai. Sehingga bagi responden yang cenderung memiliki simtom disorganisasi yang tinggi, mungkin dapat memberikan respon jawaban skala TAS yang tidak sesuai. Pada penelitian ini, hasil uji korelasi alexithymia dengan kedua dimensi empati, baik kognitif dan afektif, menunjukan hasil yang konsisten dengan penelitian Divilbiss (2011). Divilbiss menemukan bahwa alexithymia secara signifikan tidak memiliki hubungan dengan empati, walaupun ada tren yang positif antara alexithymia dan empati afektif berdasarkan perhitungan korelasi antarvariabel dari alat ukur TAS dan PONS (The Profile of Nonverbal Sensitivity Test; DePaulo, Rosenthal, Finkelstein, & Eisenstat, 1979) yaitu sebuah video berdurasi 45-menit untuk mengukur persepsi sosial nonverbal dan emotion recognition.
11 58 Menurut Divilbiss (2011) terdapat beberapa alasan yang menyebabkan ditemukannya hubungan positif yang tidak terduga dalam penelitiannya tersebut. Pertama, untuk mengukur alexithymia, TAS merupakan sebuah pengukuran self-report yang mengindikasikan derajat insight responden terhadap respon sewajarnya, individu harus merefleksikan dirinya untuk dapat mengidentifikasi dan membedakan emosi mereka, seperti mengetahui perasaan sedih atau takut, kemudian menentukan dan mendeksripsikan perasaan mereka pada orang lain. Responden dengan insight yang baik akan dengan mudah memberikan respon jawaban yang sesuai, namun bagi responden dengan insight yang terbatas mungkin akan memiliki kesulitan dalam memberikan informasi yang akurat dan berguna sebagai respon jawaban pada proses pengukuran self-report ini, karena mereka tidak memiliki self-knowledge yang diperlukan. Kedua, individu yang menunjukkan skor alexithymia yang lebih tinggi pada TAS sebenarnya mungkin lebih menyadari kesulitan emosi yang mereka alami; dengan menyadari kesulitan tersebut, membuat mereka berusaha lebih baik untuk melakukan tugas performance-based. Selain itu, dalam arti paradoks, seseorang dengan emotion awareness diri yang lebih baik mungkin lebih cenderung memperlihatkan hal itu sebagai sebuah pemberitahuan mengenai keterbatasan dalam kesadaran yang dimaksud, yaitu pengetahuan tentang keterbatasan seseorang mungkin mencerminkan kognisi sosial yang lebih baik daripada ketidaktahuan mereka. Namun, ketiadaan kesadaran emosi merupakan definisi alexithymia; oleh karena itu, hipotesis ini merupakan hal yang lebih konseptual daripada sebuah hasil eksplorasi penelitian. Ketiga, kemampuan empatik mungkin tidak berkaitan dengan pengetahuan tentang emosi diri. Menurut Teori Simulasi empati oleh Heal (1996), pencerminan fungsi neuron untuk menciptakan perasaan empati dengan memungkinkan subyek untuk mensimulasikan pengalaman orang lain, yang mungkin tidak selalu didasarkan pada pemahaman tentang emosi (Divilbiss, 2011). Individu dengan alexithymia seperti pada populasi
12 59 skizofrenia mungkin memiliki kesulitan dalam mengungkapkan emosi yang mereka rasakan secara verbal, namun mereka tetap mampu untuk merasakan kondisi emosi, baik yang berasal dari diri sendiri, atau simulasi lainnya, emosi dalam hal ini adalah pengalaman sederhana mengenai keadaan psikologis diri terhadap penggunaan kosakata dan kalimat yang digunakan dan dampak yang mereka dapatkan atas situasi tersebut. Penelitian Simner (1971) menunjukkan bahwa bayi menangis sebagi respon dari tangisan bayi lain, seperti menular. Menurut Sagi & Hoffman (1976) tidak jelas apakah bayi kedua, menangis dalam menanggapi bayi pertama, menyadari keadaan emosional dirinya, atau bahkan bayi tersebut mengalami keadaan emosional yang sama secara keseluruhan. Hoffman (2000) berpendapat bahwa menangis yang menular adalah langkah pertama dalam berempati dengan orang lain. Jika demikian, Teori Simulasi mungkin tidak memerlukan self-knowledge untuk memiliki pengetahuan terhadap yang lain. Dengan kata lain, mungkin kerja cermin neuron berpengaruh terhadap kondisi sadar dan pemahaman verbal tentang emosi diri. Tidak hanya itu, pengukuran empati dengan QCAE pada penelitian ini juga menjadi salah satu pertimbangan terhadap hasil yang diperoleh. Menurut Reniers dkk. (2011), meskipun ciri-ciri kepribadian empati dapat diukur dengan kuesioner seperti QCAE, namun hal itu tidak dapat diketahui apakah skor empati yang diperoleh dapat memprediksi perilaku empati yang sesungguhnya dalam kehidupan. Skala kognitif dan afektif memiliki hubungan moderat satu sama lain tetapi memiliki hubungan yang kuat dengan masing-masing subskala. Hal itu menunjukkan adanya hubungan antara kedua komponen empati, kognitif dan afektif, tetapi pada saat yang sama juga dapat menekankan perbedaan antara keduanya. Jolliffe dan Farrington (2006) mengatakan bahwa tingkat emotion recognition yang tinggi memfasilitasi kedua komponen empati, tetapi kondisi emosional yang tidak stabil hanya dapat mempengaruhi komponen afektif seseorang. Hal ini sesuai dengan kondisi emosi psikopat, sedangkan masalah pada empati kognitif berhubungan
13 60 dengan gangguan dalam spektrum autistik (Blair, 2005, 2008; Dziobek dkk., 2008; Hansman-Wijnands & Hummelen, 2006; Rogers, Dziobek, Hassenstab, Wolf, & Convit, 2007), dan menyoroti QCAE sebagai alat pengukuran yang memiliki nilai. Empati kognitif dan afektif terdiri dari komponen dan spesifikasi berbeda seperti yang disebutkan berdasarkan hubungan moderat lima subskala dari QCAE. Komponen ini memberikan kontribusi untuk pengalaman dan perilaku empati yang muncul (Reniers dkk., 2011) Dalam QCAE, empati kognitif menunjukkan hubungan negatif secara signifikan dengan disfungsional impulsif daripada empati afektif. Seperti sikap impulsif yang cepat dan tidak direncanakan, perilaku disfungsional impulsif mungkin menghambat pertimbangan tindakan rasional yang tepat, sebagai dasar dari keterampilan empati kognitif. Empati kognitif menunjukkan hubungan negatif yang signifikan dengan perilaku sekunder psikopat daripada empati afektif. Hal ini mengungkapkan bahwa empati kognitif adalah kerusakan yang relatif utuh pada psikopat (Blair, 2005) seperti misalnya, yang ditunjukkan oleh kinerja utuh pada tugas "Reading the Mind of the Eyes, (Dadds dkk., 2006), tugas yang sering digunakan untuk mengukur empati kognitif (Baron-Cohen, beroda, Hill, Raste, & Plumb, 2001). Ini berarti bahwa individu dengan kepribadian psikopat mungkin mampu menggambarkan apa yang mungkin dirasakan orang lain; namun, mereka mungkin tidak membagikan hal itu atau tidak peduli tentang perasaan tersebut (Dadds dkk., 2009). Gangguan emosional ini memungkinkan individu untuk memposisikan inti gangguan kemampuan individu pada proses pengambilan keputusan (Shirtcliff dkk., 2009) dan afek negatif dapat mempengaruhi kemampuan kognitif seperti memahami perspektif orang lain atau simulasi perasaan untuk membangun usaha yang lebih kompleks terhadap keadaan emosi orang itu. Kesulitan dalam mengidentifikasi diri dengan emosi orang lain mungkin akan hadir. Kesulitan-kesulitan ini dapat meningkat seiring dengan meningkatnya gaya hidup yang impulsif dan buruknya perilaku pengendalian diri dalam individu dengan tingkat
14 61 psikopati sekunder yang tinggi (Blair dkk, 2005; Viding, 2004). Korelasi dengan kepribadian total dan psikopat utama secara signifikan tidak berbeda untuk kedua empati, baik kognitif dan afektif, hal ini mencerminkan hubungan yang sama kuat antara kedua jenis empati dan perasaan dan perilaku tidak emosional yang berhubungan dengan komponen utama psikopati (Divilbiss, 2011). Empati afektif, di sisi lain, menunjukkan hubungan yang lebih kuat secara signifikan dengan emphatic anger dari empati kognitif. Perhatian dan reaksi emosional terhadap perasaan orang lain, serta reaksi kemarahan atas nama korban dari ketidakadilan, mengandalkan sensitivitas dan kemampuan reaksi terhadap perasaan orang lain (Vitaglione & Barnett, 2003). Seolah-olah mengalami perasaan yang dapat dengan mudah berkembang menjadi perasaan emphatic anger. Empati afektif juga berkorelasi secara signifikan dengan agresi ekspresif daripada empati kognitif. Individu dengan tingkat afektif empati tinggi menunjukkan peningkatan kepekaan terhadap perasaan orang lain, dan dalam situasi tertentu, hal itu dapat menyebabkan kewalahan terhadap perasaan tersebut, yang mungkin berubah untuk menolak pertimbangan tindakan rasional yang tepat dan menempatkan orang-orang beresiko kehilangan kendali dan menjadi agresif (Campbell dkk., 1999). Ketika membayangkan pada agresi diri, individu-individu dengan tingkat afektif empati yang tinggi mungkin melihatnya sebagai penyesalan akibat kehilangan pengendalian diri (Divilbiss, 2011). Kemudian sebagai analisa tambahan, hasil uji korelasi antara usia dengan kemampuan empati pada sampel ini, baik pada dimensi kognitif dan afektif tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan. Artinya usia tidak dapat mempengaruhi kemampuan empati pada schizophrenia spectrum disorder. Hasil uji perbedaan empati terhadap jenis kelamin yang dilihat dari masing-masing komponen menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan tidak memiliki perbedaan, hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Derntl dkk. (2009) dan Montag dkk. (2007). Namun
15 62 berbeda dengan hal tersebut, penelitian yang dilakukan oleh Reniers dkk. (2011) menunjukkan bahwa perempuan memiliki skor total empati baik kognitif dan afektif yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan laki-laki pada kedua kelompok; psikiatrik dan kelompok populasi sehat. Kemudian analisa berdasarkan usia, hasil penelitian ini tidak menunjukan adanya perbedaan kemampuan empati pada schizophrenia spectrum disorder, hal ini mungkin disebabkan karena meskipun kategori usia yang dimiliki responden berbeda-beda, namun mereka semua tetap berada dalam ketegori utama yang sama yaitu usia dewasa. Hal ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan Koelkebeck dkk. (2010), yang menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signfikan antara pasien skizofrenia dengan kelompok kontrol berdasarkan usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan terhadap kemampuan empati.
35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan model penelitian korelasional. Pendekatan kuantitatif menekankan analisa pada data angka yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN Pada bab ini akan menguraikan diskusi dan kesimpulan penelitian yang merupakan jawaban dari masalah penelitian berdasarkan analisis data yang telah dilakukan. Peneliti
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. responden disetiap rangkap kuesioner yang terdiri dari :
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Subyek Penelitian Sebelum melakukan pengujian statistik terlebih dahulu penelitit melihat profil remaja sebagai responden. Peneliti menyertakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu
43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang di isi subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL
BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2 yang melakukan rawat jalan di RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo, Kabupaten Pamekasan. Selanjutnya akan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Coba Alat Ukur Penelitian 4.1.1. Persiapan Uji Coba Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua buah skala berupa skala regulasi emosi yaitu kuesioner AERQ (Academic
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN Bab ini membahas mengenai persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan yang terdiri dari uji validitas, uji reliabilitas, serta
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki
23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah:
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah: Variabel independent : motivasi kerja (X 1 ) dan sikap karyawan (X 2 ) Variabel dependent
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa responden yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa pada Universitas
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Karakteristik Responden Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi mengenai sensitivitas moral, pertimbangan moral, dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kondisi responden perlu diperhatikan sebagai informasi tambahan untuk
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden 4.1.1 Deskripsi Umum Responden Pada bagian ini dijelaskan mengenai data-data deskriptif yang diperoleh dari responden. Data deskriptif
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Dari 12 KPP Pratama yang ada di wilayah Jakarta Selatan, hanya 4 KPP yang bersedia untuk mengisi kuesioner. Data kuesioner yang berhasil
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Doplang, yang beralamat di jalan Bangklean
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Hasil Penelitian 4.1.1. Diskripsi subjek Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Doplang, yang beralamat di jalan Bangklean Desa Bangklean no 24 Kecematan Jati.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif yang mendekatkan analisisnya pada numerik (angka) yang akan dianalisis dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden digunakan untuk menggambarkan keadaan atau
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Karakteristik Responden Karakteristik responden digunakan untuk menggambarkan keadaan atau kondisi responden yang dapat memberikan informasi tambahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdahulu mengenai self-esteem dan kecenderungan kesepian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini dimulai dari penemuan masalah yang telah terjadi di lapangan. Dari permasalahan tersebut peneliti mencoba mencari penelitianpenelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjawab masalah penelitian, oleh karena itu hendaknya metode penelitian
22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam suatu penelitian perlu ditentukan guna menjawab masalah penelitian, oleh karena itu hendaknya metode penelitian dipilih dengan mempertimbangkan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. SMA Persada Bandar Lampung pada semester ganjil Tahun Ajaran 2012/2013
14 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Pada penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Persada Bandar Lampung pada semester
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang telah disusun. Pada umumnya penelitian kuantitatif dianggap mempunyai
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai dengan pembuatan Skala Intensitas Penggunaan Gadgets dan Skala Perilaku Prososial yang telah disusun sesuai dengan
Lebih terperinciTotal 202 orang 100 %
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, peneliti akan membahas mengenai laporan pelaksanaan penelitian yang terdiri dari gambaran umum subjek, hasil uji validitas dan reliabilitas, uji normalitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Penelitian ini akan membahas secara ringkas tentang gambaran umum Yayasan Anak Kembar, gambaran umum responden, dan analisis indeks jawaban responden
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Responden dalam penelitian ini diambil dari jumlah populasi mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program dan mengerjakan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner. Data yang digunakan untuk mengukur pengaruh persepsi Wajib Pajak atas
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner Data yang digunakan untuk mengukur pengaruh persepsi Wajib Pajak atas pelaksanaan sistem administrasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, peneliti akan membahas mengenai laporan pelaksanaan penelitian yang terdiri dari gambaran umum subjek, hasil uji validitas dan reliabilitas, uji normalitas
Lebih terperinciPENGARUH PERSEPSI SEKURITI, PERSEPSI PRIVASI, PERSEPSI INTEGRITAS, PERSEPSI KOMPETENSI TERHADAP KEPERCAYAAN PELANGGAN DALAM BELANJA ONLINE
PENGARUH PERSEPSI SEKURITI, PERSEPSI PRIVASI, PERSEPSI INTEGRITAS, PERSEPSI KOMPETENSI TERHADAP KEPERCAYAAN PELANGGAN DALAM BELANJA ONLINE Disusun Oleh: M. AKBAR NAVINDRA. D 14210628 Dosen Pembimbing:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Sampel Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06 Kelurahan Isola yang berjumlah 61 orang. Peneliti menggunakan teknik sampling
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar
22 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 sebanyak 8 kelas dengan jumlah 192 siswa. B.
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. disebarkan ke seluruh sampel. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 45
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Responden Penelitian Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 48 orang dan kuesioner disebarkan ke seluruh sampel. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 45 kuesioner (respon
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun
BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan
BAB 4 ANALISIS PENELITIAN 4.1. Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan sebanyak 150 remaja dengan rentang usia 15-18 tahun dan berjenis kelamin laki-laki dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif a. Analisis Deskriptif Statistik Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah konsumen di rumah makan Mie Ayam Oplosan Kedai Shoimah. Responden yang menjadi objek penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian yang berjudul Keefektifan Layanan Informasi tentang Bahaya Bullying untuk Meningkatkan Empati pada Peserta didik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kemudian menelaah dua variabel pada suatu situasi atau. sekelompok subjek. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu kuantitatif yang menggunakan metode deskriptif analitik dengan jenis penelitian studi korelasi. Jenis penelitian
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Responden Penelitian. Jumlah responden yang berpartisipasi dalam penelitian survei ini
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Responden Penelitian Jumlah responden yang berpartisipasi dalam penelitian survei ini seluruhnya berjumlah 100 orang.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
58 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel.
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.
BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran umum responden Responden dalam penelitian ini adalah anggota dari organisasi nonprofit yang berjumlah 40 orang. Pada bab ini akan dijelaskan tentang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
20 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN 2 Cintaraja Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Terdapat beberapa alasan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil
13 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil SMA.YPPL Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari enam kelas. B.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Arikunto (2010) menjelaskan bahwa penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 29
III. METODE PENELITIAN 3.1 Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 29 Bandar Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri atas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena dalam pengambilan data peneliti menggunakan instrumen penelitian yaitu skala psikologi untuk
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS HASIL. (10%); 31, 34, dan 35 tahun berjumlah 3 orang (7,5%); 27 tahun. tahun masing-masing 1 orang (2,5%).
BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Paparan Demografis Responden 4.1.1 Gambaran Usia Rentang usia responden pada penelitian ini adalah 21-39 tahun dengan mean usai 31,5 tahun. Jumlah responden terbanyak ada pada
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan PT. Inhutani I Kantor Direksi Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Dengan penelitian asosiatif
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab 4 ini peneliti akan membahas tentang sampel penelitian, hasil pengolahan data, dan analisa data hasil penelitian. 4.1. Profil Responden Sampel penelitian berjumlah 100
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (remaja). Instagram sekarang banyak sekali bermunculan akun-akun yang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Instagram. Instagram kini menjadi market place
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Responden Penelitian Sebelum melakukan pembahasan lebih lanjut mengenai hasil penelitian ini, terlebih dahulu akan dibahas mengenai gambaran umum
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL Dalam bab ini akan disajikan gambaran umum penelitian, hasil uji validitas dan reliabilitas, statistik deskriptif tiap variabel, uji asumsi klasik, pengujian hipotesis
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam
38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang meliputi: desain penelitian, variabel penelitian, definisi konseptual dan operasional
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 12 Bandar
33 III. METDE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N Bandar Lampung pada Semester Genap Tahun Pelajaran 0/0 yang terdiri atas 6 kelas berjumlah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya. Siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya kelas XI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif
64 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pada penelitian ini peneliti mengajukan metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif adalah
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. responden dan data penelitian, uji instrumen penelitian, analisis data, pengujian
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan pada bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum responden dan data penelitian, uji instrumen penelitian, analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan atas hasil
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif Subyek Penelitian Gambaran umum subjek penelitian ini diperoleh dari data yang diisi responden, yaitu inisial, usia, jenis kelamin responden,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012 yang terdiri atas 7
4 III. METDE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung pada semester genap Tahun Pelajaran 0/0 yang terdiri atas 7 kelas berjumlah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
9 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Variabel Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi literasi informasi terhadap hasil belajar siswa kelas XI mata
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Akuntansi sejumlah 66 siswa di SMK Yadika 4 berusia tahun. Jumlah
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI jurusan Teknik Komputer Jaringan sejumlah 66 siswa dan siswa-siswi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian 1. Variabel Penelitian Untuk menguji hipotesis penelitian, akan dilakukan pengidentifikasian variabel-variabel yang diambil dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen jenis quasi experimental. Quasi experiment atau eksperimen semu merupakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan yaitu dengan teknik dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1. Gambaran Umum Responden Penelitian Berikut ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum responden penelitian berdasarkan data demografis seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan,
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang terdiri atas dua bagian. Bagian pertama berisi hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian. 4.1
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Tujuan analisis penelitian ini adalah menjawab
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang mencari ada tidaknya hubungan dua variabel penelitian. Pendekatan yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang akan menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini.
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab IV dalam penelitian ini berisi hasil pengolahan data dan analisis data yang akan menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. 4.1. Gambaran Umum Partisipan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas : locus of control, terbagi dua yaitu locus of control internal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan pernyataan penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian, responden penelitian, alat ukur penelitian, prosedur penelitian, dan metode analisis data.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
37 BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif. Metode yang digunakan adalah multikorelasional yakni menghubungkan dua variabel konsep diri dan kinerja,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Item
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Reliabilitas Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan terpercaya dan terandalkan. Dalam pengujian ini peneliti
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1
1 BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakterisitik Responden Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar sebanyak 100 orang yang penulis temui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Pendekatan pendekatan kuantitatif menekankan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu
III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu seluruh siswa kelas VIII SMP Wiyatama Bandar Lampung pada semester genap Tahun Pelajaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian
60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan penelitian Penelitian ini dimulai dengan merumuskan variabel penelitian melalui berbagai
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh kelas VII SMP Negeri 1
III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini yaitu seluruh kelas VII SMP Negeri Bandarsribhawono pada semester genap Tahun Pelajaran 0/03 yang terdiri atas enam kelas berjumlah
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN. Data-data yang diolah dalam penelitian ini adalah kuesioner yang
BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Data Responden Data-data yang diolah dalam penelitian ini adalah kuesioner yang desebarkan kepada pengguna website Kreavi.com melalui email admin. Dari kuesioner diperoleh data
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tegineneng pada
24 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tegineneng pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari 5 kelas berjumlah 150
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
48 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Tempat penelitian Metode penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Suharsini Arikunto (1998) menyatakan bahwa penelitian korelasional merupakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kompetensi sumber daya manusia dan penerapan standar akuntansi pemerintahan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Responden Pada sub bab ini penulis akan menguraikan hasil survey yang telah diperoleh. Data yang diperoleh harus diolah terlebih
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini menjelaskan gambaran hasil penelitian beserta hipotesis yang akan dijelaskan pada bagian akhir bab. Hasil penelitian dan pembahasan akan dijelaskan secara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang digunakan Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode yang menekankan analisisnya pada datadata numerical (angka)
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Pemilihan subyek penelitian Penyusunan Instrumen Penelitian (kuesioner)
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Dari 62 kuesioner yang telah diambil dan diolah, maka terdapat data-data
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Data Responden Dari 62 kuesioner yang telah diambil dan diolah, maka terdapat data-data responden dari pengunjung event Glorious Lifestyle Of Women. Data-data ini dirangkum
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang menguraikan tentang variabel penelitian, definisi operasional, metodologi pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: B. Definisi Operasional
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Variabel tergantung Variabel bebas : Empati : Bermain peran (roleplay) B. Definisi Operasional 1.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Data dari metode penelitian kuantitatif ini berupa angka-angka dan. analisisnya mengunakan statistik (Sugiyono,2010:7).
48 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian studi komparasi atau perbandingan yang bermaksud untuk mengadakan perbandingan kondisi yang ada di dua tempat, apakah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini membahas mengenai metode penelitian, dan dalam hal ini akan dibatasi secara sistematis sebagai berikut: Variabel penelitian, subjek penelitian, metode dan instrument
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Penelitian ini terdiri atas tiga variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini terdiri atas tiga variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu variabel tergantung. Variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu:
Lebih terperinciBAB 4 ANALISA HASIL Gambaran Umum Responden Penelitian. Deskripsi data responden berdasarkan usia akan dijeleskan pada tabel dibawah ini:
BAB 4 ANALISA HASIL 4.1 Profil Responden 4.1.1 Gambaran Umum Responden Penelitian Responden penelitian ini adalah mahasiswa yang mempunyai rentang umur 19 sampai 26 tahun, n=79, yang aktif beruniversitas
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Responden Subyek yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah Karyawan yang bekerja di PT.Bank X, peneliti mengumpulkan sampel sebanyak 50 orang subyek Karyawan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dan siswa perempuan kelas IX SMP Negeri 3 Salatiga. Dalam penelitian ini
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparasi kontinum yang bertujuan mengetahui ada tidaknya perbedaan secara signifikan empati antar siswa lakilaki dan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Ex post facto
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Ex post facto dan survey. Penelitian ex post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas 5 SD Negeri 1 Todanan. Alasan memilih SD Negeri 1 Todanan karena letaknya terjangkau di jalur
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan
Lebih terperinci