PENGADILAN TINGGI MEDAN

Transkripsi

1 P U T U S A N Nomor 31/Pid.Sus.Anak/2017/PT MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana khusus anak dalam Pengadilan Tingkat Banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Anak : Nama lengkap Tempat lahir : Ahmad Fadly Harahap als. Fadly : Tanjung Pura Umur/tanggal lahir : 17 Tahun / 13 Juni 1998 Jenis kelamin Kebangsaan Tempat tinggal Agama Pekerjaan : Laki-laki : Indonesia : Jl. Udang Kel. Pekan Tanjung Pura Kec. Tanjung Pura Kab. Langkat : Islam : Belum bekerja Tidak dilakukan Penahanan terhadap Anak; Anak didampingi oleh Orangtua, Bapas dan Penasihat Hukum, Syahrial SH, beralamat di Jl. Perjuangan no. 218, Paluh Manis Kec.Gebang, Kab. Langkat berdasarkan Penetapan Penunjukan No. 3/Pid.Sus.A/2017/PN.Stb tanggal 18 April 2017; Pengadilan Tinggi tersebut; Setelah membaca: 1. Penetapan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan Nomor 31/Pid.Sus.Anak /2017/PT MDN tanggal 22 Juni 2017 tentang penunjukan Hakim yang memeriksa perkara ini; 2. Surat Penunjukan Panitera Pengganti Nomor 31/Pid.Sus.Anak /2017/PT MDN tanggal 22 Juni 2017; 3. Putusan berikut berkas perkara Nomor 2/Pid.Sus.Anak/2017/PN Stb. tanggal 9 Mei 2017 dan surat-surat lain yang bersangkutan dengan perkara ini; Halaman 1 dari 8 Putusan Nomor 31/Pid.Sus-Anak/2017/PT MDN

2 Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan ke persidangan oleh Jaksa Penuntut Umum didakwa berdasarkan surat dakwaan sebagai berikut: D A K W A A N: Anak, AHMAD FADLY HARAHAP Als FADLY, pada hari selasa tanggal 25 Agustus 2015 sekira pukul WIB atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam Agustus tahun 2015, bertempat di Benteng Jalan Jurung Kel.Pekan Tanjung Pura Kab.Langkat, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Langkat di Stabat, dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi ada didalam kekuasaannya bukan karena kejahatan perbuatan tersebut dilakukan anak dengan cara sebagai berikut: Bermula pada hari selasa tanggal 25 Agustus 2015 sekira pukul WIB, saksi korban IBNU MUHAMMAD MANSHUR meminjamkan sepeda motor Honda Beat warna hijau putih BK 3485 PAL, kepada anak untuk menjualkan kenalpot milik saksi korban IBNU MUHAMMAD MANSHUR, akan tetapi sekitar pukul WIB anak kembali dan mengatakan kepada saksi korban IBNU MUHAMMAD MANSHUR bahwa kenalpot tersebut belum dapat laku namun dititipkan anak disalah satu bengkel di Jl.Khairil Anwar, kemudian anak mengembalikan sepeda motor tersebut kepada IBNU MUHAMMAD MANSHUR, lalu sekira pukul WIB anak kembali meminjam sepeda motor milik saksi korban IBNU MUHAMMAD MANSHUR dengan tujuan untuk membeli sesuatu, akan tetapi ketika melintas di Jalan Musyawarah anak bertemu dengan ANUL (DPO), selanjutnya ANUL meminjam sepeda motor Honda Beat warna hijau putih BK 3485 PAL milik saksi korban IBNU MUHAMMAD MANSHUR tersebut, dan anak meminjamkan sepeda motor Honda Beat warna hijau putih BK 3485 PAL milik saksi korban IBNU MUHAMMAD MANSHUR tersebut tanpa izin dari saksi korban IBNU MUHAMMAD MANSHUR, akan tetapi hingga malam hari ANUL tidak juga mengembalikan sepeda motor tersebut sehingga anak juga tidak dapat mengembalikan sepeda tersebut kepada saksi korban IBNU MUHAMMAD MANSHUR, hingga pada hari Rabu tanggal 26 Agustus 2015 sekira pukul WIB, anak bertemu dengan ANUL dan ANUL mengatakan bahwa sepeda motor tersebut telah dijual, lalu ANUL memberikan uang Rp ,- (tiga Halaman 2 dari 8 Putusan Nomor 31/Pid.Sus-Anak/2017/PT MDN

3 ratus ribu rupiah) kepada anak, sehingga anak tidak mengembalikan sepeda motor tersebut kepada saksi korban IBNU MUHAMMAD MANSHUR; Bahwa akibat perbuatan anak meminjamkan sepeda motor milik saksi korban IBNU MUHAMMAD MANSHUR kepada ANUL, kemudian ANUL menjual sepeda motor tersebut, sehingga saksi korban IBNU MUHAMMAD MANSHUR mengalami kerugian yang ditaksir sebesar Rp ,- (sebelas juta rupiah). Perbuatan anak sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 372 KUHP; Menimbang, bahwa Surat Tuntutan Pidana dari Jaksa Penuntut Umum tertanggal 13 April 2017.Reg.Perkara : PDM-04-I/STBAT/10/2016, menuntut supaya Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan: 1. Menyatakan Anak Ahmad Fadly Harahap als. Fadly telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana Penggelapan, sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 372 KUHP; 2. Menjatuhkan pidana terhadap Anak Ahmad Fadly Harahap dengan pidana penjara selama 8 (delapan) bulan; 3. Menetapkan agar Anak membayar biaya perkara sebesar Rp ,- (se ribu rupiah). Menimbang, bahwa Putusan Pengadilan Negeri Stabat Nomor 2/Pid.Sus.Anak/2017/PN Stb, tanggal 9 Mei 2017, yang dimohonkan banding tersebut amarnya berbunyi sebagai berikut: 1. Menyatakan Anak Ahmad Fadli Harahap terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Penggelapan ; 2. Menjatuhkan pidana kepada Anak dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun; 3. Menetapkan agar pidana tersebut tidak perlu dijalani, kecuali dikemudian hari dengan putusan Hakim ada perintah lain atas alasan, anak sebelum masa percobaan selama 2 (dua) tahun berakhir, terbukti melakukan tindak pidana, disertai syarat umum : tidak boleh melakukan suatu tindak pidana selama masa percobaan, dan syarat khusus : dilarang mengendarai kendaraan bermotor selama 6 (enam) bulan; Halaman 3 dari 8 Putusan Nomor 31/Pid.Sus-Anak/2017/PT MDN

4 4. Membebankan kepada Anak membayar biaya perkara sejumlah Rp ,- (dua ribu rupiah). Menimbang, bahwa terhadap Putusan Pengadilan Negeri Stabat Nomor 2/Pid.Sus.Anak/2017/PN Stb, tanggal 9 Mei 2017 tersebut Jaksa Penuntut Umum telah mengajukan permintaan banding sebagaimana ternyata dari Akta Permohonan Banding yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Stabat Nomor 1/Akta Pid.A/2017/PN Stb, tanggal 15 Mei 2017; Menimbang, bahwa Permohonan banding Jaksa Penuntut Umum tersebut telah diberitahukan oleh Jurusita Pengganti Pengadilan Negeri Stabat kepada Anak berdasarkan Relaas Pemberitahuan Permintaan Banding pada tanggal 26 Mei 2017; Menimbang, bahwa Jaksa Penuntut Umum dan Anak telah diberi kesempatan untuk membaca dan mempelajari berkas perkara di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Stabat sebelum berkas dikirim ke Pengadilan Tinggi Medan, yaitu selama 7 (tujuh) hari, sebagaimana surat Jurusita Panitera Pengadilan Negeri Stabat Nomor 1/Akta Pid.A/Bdg/2017/PN Stb tanggal 26 Mei 2017 dan tanggal 12 Juni 2017; Menimbang, bahwa permintaan akan pemeriksaan dalam tingkat banding oleh Jaksa Penuntut Umum telah diajukan dalam tenggang waktu dan dengan tata cara serta memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh Undang-Undang, maka permintaan banding tersebut secara formal dapat diterima; Menimbang, bahwa dalam perkara ini Jaksa Penuntut Umum meskipun mengajukan banding, akan tetapi tidak mengajukan memori banding, sehingga tidak jelas secara spesifik alasan keberatannya terhadap putusan Pengadilan tingkat pertama; Menimbang, bahwa setelah Hakim Tingkat Banding mempelajari dengan seksama berkas perkara yang dimohonkan banding oleh Jaksa Penuntut Umum, yang terdiri dari Berita Acara Pemeriksaan dari Penyidik, Berita Acara Pemeriksaan Persidangan Pengadilan Negeri Stabat, turunan resmi Putusan Pengadilan Negeri Stabat Nomor 2/Pid.Sus.Anak/2017/PN Stb, tanggal 9 Mei 2017, berpendapat bahwa pertimbangan hukum Hakim Tingkat Pertama yang mendasari putusannya mengenai telah terbuktinya secara sah dan meyakinkan kesalahan Anak sebagaimana yang didakwakan kepadanya belum dipertimbangkan secara sempurna, khususnya pembuktian terhadap dakwaan pasal 372 KUHP tidak sempurna dipertimbangkan, tidak seluruhnya unsur Halaman 4 dari 8 Putusan Nomor 31/Pid.Sus-Anak/2017/PT MDN

5 pasal dakwaan dipertimbangkan secara baik dan benar, pada hal untuk menyatakan dakwaan dapat dinyatakan telah terbukti secah dan meyakinkan harus terlebih dahulu mempertimbangkan semua unsur pasal dakwakan sedangkan setiap unsur-unsur dakwaan tersebut juga harus terbukti secara sah, dengan terbuktinya semua unsur maka dakwaan dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan; Menimbang, bahwa dengan memperhatikan salinan putusan Pengadilan Tingkat pertama, bahwa unsur dakwaan yang dipertimbangkan baru sebagian yaitu unsur barang siapa dan unsur dengan sengaja dan melawan hukum memiliki sesuatu barang sedangkan unsur selebihnya tidak atau belum dipertimbangkan, tidak ada kesimpulan tentang terbuktinya dakwaan dan juga tidak dipertimbangkan tentang ada tidaknya kesalahan Anak sehingga dinyatakan bersalah dan dapat dipidana, oleh karena itu Hakim Tingkat Banding akan menyempurnakan pertimbangan unsur-unsur pasal yang didakwakan kepada Anak sebagai berikut; Menimbang, bahwa pasal 372 KUHP terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut: 1. Barang siapa; 2. dengan sengaja dan melawan hukum memiliki sesuatu barang; 3. yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain; 4. barang itu ada dalam tangannya bukan karena kejahatan; ad. 1 dan 2: Menimbang, bahwa unsur pertama dan kedua telah dipertimbangkan Hakim Tingkat Pertama dan dinyatakan telah terpenuhi, pertimbangan mana telah tepat dan benar oleh kaenanya diambil alih sebagai pertimbangan ditingkat banding; Ad 3, unsur yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain ; Menimbang, bahwa sesuai dengan fakta dipersiangan bahwa Anak meminjam sepeda motor Honda Beat warna hijau BK 3485 PAL dari pemiliknya saksi korban Ibnu Muhammad Masyur, dengan demikian disimpulkan bahwa sepeda motor tersebut adalaj milik orang lain yaitu saksi korban, maka unsur ini telah terpenuhi; Halaman 5 dari 8 Putusan Nomor 31/Pid.Sus-Anak/2017/PT MDN

6 Ad. 4 unsur barang itu ada dalam tangannya bukan karena kejahatan ; Menimbang, bahwa sebagaimana dipertimbangkan diatas sebagaimana fakta dipersiangan, bahwa barang berupa sepeda motor Honda Beat warna hijau BK 3485 PAL ada ditangannya adalah karena dipinjam dari pemiliknya saksi korban Ibnu Muhammad Masyur, dengan demikian Anak dalam posisi meminjam dan bukan karena kejahatan, dengan demikian unsur ini telah terbukti; Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur-unsur dakwaan dinyatakan telah terbukti, maka dakwaan dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan, Anak terukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana penggelapan; Menimbang, bahwa selama dalam persidangan tidak ditemukan hal-hal yang dapat meniadakan kesalahan atau alasan pembenar perbuatan anak, oleh karena itu Anak harus dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana penggelapan; Menimbang, bahwa karena Anak dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana, maka Anak dapat dipidana; Menimbang, bahwa Hakim Pengadilan tingkat banding tidak sependapat dengan pertimbangan Hakim pengadilan tingkat pertama tentang penjatuhan pidana bersyarat bagi Anak yang secara tersirat dipertimbangkan dengan menyetir pasal 81 ayat (1) Undang-undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pemidanaan Anak, dipertimbangkan meskipun Anak telah merugikan orang lain tetapi tidak serta merta menimbulkan ancaman bagi masyarakat, pertimbangan tersebut kurang tepat dengan pertimbangan sebagai berikut; Menimbang, bahwa dalam pasal 81 ayat (1) SPPA, Anak dijatuhi pidana penjara apabila keadaan dan perbuatan anak akan membahayakan masyarakat. Dalam undang-undang ini tidak dijelaskan apa yang dimaksud perbuatan Anak akan membahayakan masyarakat, oleh karenanya belum ada kriteria yang sangat jelas perbuatan yang bagaimana yang diartikan membahayakan masyarakat, namun demikian sesuai dengan Hasil penelitian kemasyarakatan (Litmas) oleh Depkumham tertanggal 7 Oktober 2015, dalam kesimpulannya bahwa Anak yang tinggal bersama neneknya kurang pengawasan, Anak belum pernah bermasalah dengan hukum, sedangkan Halaman 6 dari 8 Putusan Nomor 31/Pid.Sus-Anak/2017/PT MDN

7 orang tua dan masyarkat bersedia untuk membimbing Anak agar terhindar dari perbuatan melanggar hukum, dan direkomendasikan agar Anak dipidana dengan pidana percobaan, akan tetapi syarat khusus yaitu tidak boleh larangan mengendarai kendaraan bermotor karena tidak relevan dengan perbuatan Anak, maka akan ditiadakan atau dihapus; Menimbang, bahwa dari hal tersebut diatas, Hakim tingkat banding dapat mengakomodir pertimbangan pengadilan tingkat pertama juga kesimpulan dan rekomendasi Litmas, kepada Anak dapat dikenakan pidana bersyarat dan dengan demikian sependapat dengan pertimbangan pengadilan tingkat pertama; Menimbang, bahwa sebelum menjatuhkan pidana bagi Anak terlebih dahulu dipertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan meringankan sebagai berikut: Yang memberatkan: 1. Perbuatan anak telah menimbulkan kerugian berupa kehilangan sepeda motor saksi korban; 2. Tidak ada perdamaian antara Anak atau Orang tua Anak dengan saksi korban Muhammad Ibnu Masyur, diversi saat di penyidikan gagal tidak ada titik temu; 3. Anak telah menikmati atau memperoleh keuntungan dari perbuatannya; Yang meringankan: 1. Anak belum pernah dihukum; 2. Anak bersikap sopan dipersidangan; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka Putusan Pengadilan Negeri Stabat Nomor 2/Pid.Sus.Anak/2017/PN Stb, tanggal 9 Mei 2017, yang dimintakan banding, haruslah diubah sehingga amar selengkapnya sebagaimana dalam amar putusan ini; Menimbang, bahwa oleh karena Anak tetap dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana, maka kepadanya harus dibebani membayar biaya perkara dalam kedua tingkat pengadilan ; Memperhatikan pasal 372 KUHPidana, Undang-Undang Nomor: 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dan Undang-Undang Halaman 7 dari 8 Putusan Nomor 31/Pid.Sus-Anak/2017/PT MDN

8 Nomor: 8 Tahun 1981 Tentang KUHAP, Undang-Undang Nomor: 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor: 49 Tahun 2009 Tentang Peradilan Umum serta Peraturan Perundang-undangan lain bersangkutan; M E N G A D I L I: I. Menerima permintaan banding dari Jaksa Penuntut Umum; II. Mengubah Putusan Pengadilan Negeri Stabat Nomor 2/Pid.Sus.Anak/2017/PN Stb tanggal 9 Mei 2017, yang dimintakan banding tersebut sehingga amar selengkapnya berbunyi sebagai berikut: 1. Menyatakan Anak Ahmad Fadli Harahap terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Penggelapan ; 2. Menjatuhkan pidana kepada Anak dengan pidana penjara selama 4 (empat) bulan; 3. Menetapkan agar pidana tersebut tidak perlu dijalani, kecuali dikemudian hari ada perintah lain dalam keputusan Hakim anak sebelum masa percobaan selama 1 (satu) tahun berakhir, terbukti melakukan tindak pidana yang dapat dihukum; 4. Membebankan kepada Anak membayar biaya perkara dalam kedua tingkat pengadilan sebesar Rp.2.000,- (dua ribu rupiah); Demikian diputuskan pada hari Kamis, tanggal 6 Juli 2017 oleh : BINSAR SIREGAR,SH.M.Hum. selaku Hakim Anak pada Pengadilan Tinggi Medan, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Hakim Anak tersebut, dengan dibantu ZAINAL POHAN, SH.MH. Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Medan, tanpa dihadiri oleh Penuntut Umum dan Anak serta Penasihat Hukumnya. Panitera Pengganti TTD. ZAINAL POHAN,SH.MH. Hakim Anak TTD.ttd ttd BINSAR SIREGAR,SH.M.Hum. Halaman 8 dari 8 Putusan Nomor 31/Pid.Sus-Anak/2017/PT MDN