MODEL SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI
|
|
- Deddy Susanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MODEL SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA, 2017
2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN A. Rasional B. Kompetensi yang Diharapakan Setelah Siswa Mempelajari Pendidikan Agama dan Budi Pekerti di Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah C. Kompetensi yang Diharapakan Setelah Siswa Mempelajari Pendidikan Agama dan Budi Pekerti di Sekolah Menengah Pertama D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Sekolah Menengah Pertama E. Pembelajaran dan Penilaian 1. Pembelajaran 2. Penilaian F. Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai Kondisi Lingkungan dan Siswa i II. III. KOMPETENSI DASAR, MATERI POKOK, DAN PEMBELAJARAN A. Kelas VII B. Kelas VIII C. Kelas IX MODEL SILABUS SATUAN PENDIDIKAN A. Kelas VII B. Kelas VIII C. Kelas IX IV. MODEL RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 28 - i -
3 I. PENDAHULUAN A. Rasional Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam rangka mewujudkan insan Indonesia tersebut, proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam Agama, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir berkaitan dengan pola pembelajaran, yaitu: 1) berpusat pada siswa; 2) pembelajaran interaktif (interaktif guru-siswa-masyarakat-lingkungan alam sumber/media lainnya); 3) pembelajaran dirancang secara jejaring (siswa dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi, serta dapat diperoleh melalui internet); 4) pembelajaran bersifat aktif (siswa didorong untuk aktif mencari informasi melalui pendekatan saintifik); 5) belajar kelompok (berbasis tim); 6) pembelajaran berbasis multimedia; 7) pembelajaran berbasis pengguna (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap siswa; 8) pola pembelajaran menggunakan ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan 9) pembelajaran yang mengembangkan berpikir kritis. Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut: 1) mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik; 2) sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana, di mana siswa menerapkan apa yang dipelajari ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar; 3) mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat; 4) memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan; 5) kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran; 6) kompetensi inti menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, di mana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi inti; 7) kompetensi dasar dikembangkan berdasarkan prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal). Kompetensi, materi, dan pembelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dikembangkan melalui pertimbangan kepentingan hidup bersama secara damai dan harmonis (to live together in peace and harmony). Pembelajaran dilaksanakan berbasis aktivitas pada kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Penumbuhan dan pengembangan sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran, pembiasaan, keteladanan, dan pembudayaan untuk mengembangkan karakter siswa lebih lanjut. Sekolah sebagai taman yang menyenangkan untuk tumbuh berkembangnya pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa yang menempatkan pengetahuan sebagai perilaku (behavior), tidak hanya berupa hafalan (verbal). Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, disebutkan bahwa: Pendidikan Agama berfungsi membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antarumat beragama (Pasal 2 ayat (1). Selanjutnya, disebutkan - 1 -
4 bahwa Pendidikan Agama bertujuan untuk berkembangnya kemampuan siswa dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai Agama yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (Pasal 2 ayat (2). Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang sangat cepat menumbuhkan budaya-budaya baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Perkembangan yang pesat tersebut menimbulkan perilaku-perilaku yang tidak baik yang mempengaruhi dalam berbagai aspek kehidupan. Pendidikan agama merupakan pendidikan yang berfungsi untuk membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa. Pendidikan Agama memiliki berbagai konsep yang dapat memberikan kendali atau kontrol pada umatnya untuk mengendalikan diri dari pengaruh negatif perkembangan zaman. Sebagai warga negara, umat memiliki konsep Dharma Negara dan Dharma Agama, yang telah tertuang dalam pesamuhan agung Parisada Dharma Indonesia Tahun 1963, tersurat dan tersirat secara langsung maupun tidak langsung, mendukung keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), di antaranya: 1. agama selalu mengajarkan konsep Tri Hita Karana (hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam lingkungan); 2. agama selalu menekankan ajaran Tat Twam Asi (toleransi antar sesama) bahwa dalam diri manusia memiliki sumber hidup yang sama; 3. agama selalu menekankan persaudaraan pada semua makhluk (Vasudaiva Kutumbhakam); 4. agama selalu menjauhkan diri dari fanatisme sempit, perilaku radikalisme dan anarkisme yang menyimpang dari nilai-nilai Dharma; dan 5. agama selalu menekankan ajaran Suśīla, Dharma dan Satya. Silabus ini disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru. Penyederhanaan format dimaksudkan agar penyajiannya lebih efisien, tidak terlalu banyak halaman namun lingkup dan substansinya tidak berkurang, serta tetap mempertimbangkan tata urutan (sequence) materi dan kompetensinya. Penyusunan silabus ini dilakukan dengan prinsip keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan kurikulum; mudah diajarkan oleh guru (teachable); mudah dipelajari oleh siswa (learnable); terukur pencapainnya (measurable), dan bermakna untuk dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk kehidupan dan kelanjutan pendidikan siswa Silabus ini merupakan acuan bagi guru dalam melakukan pembelajaran agar siswa mampu memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sesuai ajaran agama. Silabus ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran, serta mengakomodasi keungulan-keunggulan lokal. Atas dasar prinsip tersebut, komponen silabus mencakup kompetensi dasar, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran. Uraian pembelajaran yang terdapat dalam silabus merupakan alternatif kegiatan yang dirancang berbasis aktivitas. Pembelajaran tersebut merupakan alternatif dan inspiratif sehingga guru dapat mengembangkan berbagai model yang sesuai dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran. Dalam melaksanakan silabus ini guru diharapkan kreatif dalam pengembangan materi, pengelolaan proses pembelajaran, penggunaan metode dan model pembelajaran, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta tingkat perkembangan kemampuan siswa. B. Kompetensi yang Diharapakan Setelah Siswa Mempelajari Pendidikan Agama dan Budi Pekerti pada Pendidikan Dasar dan Menengah - 2 -
5 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. SD Jenjang Sikap Pengetahuan Ketrampilan Memiliki perilaku Memiliki pengetahuan Memiliki kemampuan yang mencerminkan faktual, dan konseptual pikir dan tindak yang sikap orang beriman tentang ajaran agama produktif dan kreatif (Sraddha),, berdasarkan rasa berdasarkan ajaran berakhlak mulia ingin tahunya tentang agama dalam (Susila), berilmu, ilmu pengetahuan, ranah abstrak dan percaya diri, dan teknologi, seni dan konkret sesuai dengan bertanggung jawab budaya dalam wawasan yang ditugaskan dalam berinteraksi kema-nusiaan, kepadanya. secara efektif kebangsaan, kenegaraan, dengan lingkungan dan peradaban terkait sosial dan alam di fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, lingkungan rumah, sekolah, dan tempat sekolah, dan tempat bermain. bermain. SMP SMA/ SMK Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman (Sraddha), berakhlak mulia (Susila), berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman (Sraddha), berakhlak mulia (Susila), berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural tentang ajaran agama dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata. Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif tentang ajaran agama dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif berdasarkan ajaran agama dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain sejenis. Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif berdasarkan ajaran agama dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri. C. Kompetensi yang Diharapakan Setelah Siswa Mempelajari Pendidikan Agama dan Budi Pekerti pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Kompetensi Pendidikan Agama dan Budi Pekerti pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah Sekolah Menengah Pertama (SMP), yaitu siswa mampu: - 3 -
6 Jenjang Kelas VII Kelas VIII Kelas IX SMP memahami dan menjabarkan kitab suci Weda, Avatara, Deva, dan Bhatara, Karmaphala, Sad Atatayi, Kepemimpinan dan Pañca Yajñā memahami, menguraikan dan mengetahui sifat-sifat Atman, Sapta Timira, Tri Guna, Panca Mahabhuta, dan Sejarah Perkembangan Agama memahami dan menguraikan Parwa dalam Bhagawadgita, budaya hidup sehat, Asta Aiswarya, Panca Yama dan Nyama Bratha dan Dasa Mala. D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Sekolah Menengah Pertama Pendidikan Agama dan Budi Pekerti diberikan sejak SD sampai SMA/SMK sebagai mata pelajaran, dan nilai-nilainya terintegrasi dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai-nilai tersebut diperkuat melalui pengkodisian aktivitas siswa di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Pada sekolah menengah pertama Pendidikan Agama dan Budi Pekerti mengembangkan dasar-dasar agama dan budi pekerti secara rasional. Kerangka Pengembangan Kurikulum Agama Dan Budi Pekerti Kelas VII sampai dengan Kelas IX mengikuti elemen pengorganisasi Kompetensi Dasar, yaitu Kompetensi Inti. Kompetensi Inti KI 1 KI 2 KI 3 KI 4 KOMPETENSI INTI Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan - 4 -
7 membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/ teori membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/ teori membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/ teori Pengembangan Kompetensi Dasar (KD) tidak dibatasi oleh rumusan Kompetensi Inti (KI), tetapi disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran, kompetensi, lingkup materi dan psiko-pedagogi. Kompetensi sikap spiritual dan sosial dicapai melalui pembelajaran langsung maupun tidak langsung. Pembelajaran langsung (direct teaching) artinya melalui proses atau kegiatan pembelajaran, sedangkan tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan dan budaya sekolah. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter siswa lebih lanjut. Ruang Lingkup Agama dan Budi Pekerti Pendidikan Dasar dan Menengah mengajarkan konsep-konsep yang dapat menumbuhkan keyakinan agama siswa Konsep-konsep tersebut yakni; Kitab Suci, Tattwa, Suśīla, Acara, dan Sejarah Agama. Kelima lingkup materi Pendidikan Agama dan Budi Pekerti pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebagaimana tertuang dalam Kurikulum 2013 meliputi. 1. Pemahaman Kitab Suci Veda sebagai tuntunan hidup, serta memahami parwaparwa dalam Kitab Mahābhārata, sehingga dalam menjalankan kehidupan menjadi lebih baik. 2. Tattwa merupakan pemahaman tentang Sraddha, yakni pemahaman tentang widhi tattwa melalui pembelajaran Avatara, Deva, dan Bhatara, dan Asta Aiswarya, memahami Atman yang tertuang dalam kitab Bhagavadgita, Karmaphala sebagai hukum sebab akibat, sehingga keyakinan kita menjadi lebih percaya dan yakin akan agamanya. 3. Suśīla yang penekanannya pada ajaran pengendalian diri dari perilaku Sad Atatayi, Sapta Timira, Dasa Mala, serta melakukan upaya pengendalian diri dengan meningkatkan perilaku Panca Yama, dan Nyama Bratha untuk membentuk karakter, sehingga Tri Gunadalam diri menjadi seimbang. 4. Acara yang penekanannya pada pelaksanaan Pañca Yajñā dalam kehidupan, mampu memimpin, mengetahui Panca Mahabhuta, sehingga menciptkan budaya hidup sehat dalam kitab suci. 5. Sejarah Agama menekankan pada pengetahuan sejarah perkembangan Agama di Asia. Peta Materi Pendidikan Agama dan Budi Pekerti tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Kitab Suci Veda Veda sebagai ajaran utama umat Nilai-nilai yang terkandung dalam kitab suci Veda Atman dalam kitab Bhagavadgita Atman sebagai sumber hidup seluruh makhluk Sloka-sloka terkait Atman Parwa-parwa dalam kitab Mahābhārata Kedudukan Mahābhārata dalam Veda Parva dalam kitab Mahābhārata - 5 -
8 Metode mengajarkan kitab suci veda pada masyarakat Maharsi penyusun kitab Suci Veda Avatara, Deva, dan Bhatara Avatara, Deva, dan Bhatara sebagai bagian dari Sraddha Hubungan Avatara, Deva dan Bhatara dengan Sang Hyang Widhi Perbedaan Avatara, Deva dan Bhatara Ceritera turunya dasa Avatara ke dunia Karmaphala Karmaphala sebagai bagian dari Sraddha Jenis-jenis Karmaphala Ceritera-ceritera perilaku Karmaphala dalam kehidupan Akibat perilakuperilaku Karmaphala Sad Atatayi Sad atatayi yang harus dikendalikan Ceritera-ceritera yang terkait Sad Atatayi Upaya menghindarkan diri dari akibat Sad Atatayi Sloka-sloka kemahakusaan Sang Hyang Widhi Kepemimpinan Kepemimpinan dalam ajaran Agama Tipologi kepemimpinan Contoh-contoh kepemimpinan Tokoh-tokoh yang dapat dijadikan teladan Pañca Yajñā Landasan dasar beryajňa dalam agama Bentuk-bentuk Yajňa Sifat-Sifat Atman Upaya-upaya mengenal atman sebagai sumber hidup Sapta Timira Sapta Timira dalam diri Contoh perilaku Sapta Timira Dampak perilaku Sapta Timira Ceritera-ceritera terkait Sapta Timira dalam kehidupan Upaya-upaya menghindari Sapta Timira. Tri Guna Tri Gunadalam diri Ciri-ciri Tri Guna dalam diri Pengaruh Tri Gunapada manusia Ceritera-ceritera terkait Tri Gunadalam kehidupan Upaya-upaya menyeimbangkan Tri Guna Panca Mahabhuta Pañca Mahābhūta sebagai pembentuk alam semesta Contoh-contoh Pañca Mahābhūta pada alam semesta. Ceritera-ceritera terkait unsur-unsur pembentuk alam semesta Upaya-upaya menyelaraskan diri dan alam Sejarah perkembangan agama di Asia Ceritera singkat sejarah agama di Asia Perkembangan Agama di Asia Peninggalan-Peninggalan Agama di Asia Upaya melestarikan peninggalan agama Ceritera perjalanan pandawa ke surga Mahābhārata dalam kehidupan sehari-hari Budaya hidup sehat Hidup sehat menurut kitab suci Veda Budaya hidup sehat nenurut kitab suci Veda Manfaat hidup Sehat dalam kehidupan Penerapan hidup sehat dalam kehidupan Asta Aiswarya Kemahakuasaan Sang Hyang Widhi sebagai Asta Aiswarya Sloka dan mantram terkait Asta Aiswarya Ceritera kemahakuasaan Sang Hyang Widhi Upaya menghayati kemahakuasaan Sang Hyang Widhi sebagai Asta Aiswarya Panca Yama, dan Nyama Brata Pancā Yamā dan Nyamā Bratā sebagai pembentuk karakter Penerapan Pancā Yamā dan Nyamā Bratā dalam kehidupan untuk membentuk karakter Contoh Pancā Yamā dan Nyamā Bratā dalam masyarakat Ceritera-ceritera perilaku Pancā Yamā dan Nyamā Bratā Dasa Mala Perilaku Dasa Mala yang harus dihidari Sloka-sloka terkait Dasa Mala dalam Kitab Suci Contoh perilaku Dasa Mala yang harus dihindari dalam kehidupan Upaya menghindarkan diri dari pengaruh Dasa Mala
9 Syarat-syarat Yajňa yang Satwika dalam kitab suci Contoh-contoh pelaksanaan Yajňa dalam masyarakat E. Pembelajaran dan Penilaian 1. Pembelajaran Kerangka Pembelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti mengacu pada berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti yang tertuang dalam Kompetensi Inti 3 (KI-3) harus diimplementasikan dalam kompetensi Inti 4 (KI- 4) disesuaikan dengan materi pembelajaran yang diajarkan di setiap jenjang sesuai dengan silabus Kurikulum Agar dapat mengaplikasikan nilai-nilai sikap yang tertuang dalam Kompetensi Inti 1 (KI-1) dan Kompetensi Inti 2 (KI-2) yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang diajarkan sesuai dengan tingkat satuan pendidikan dan jenjang masing-masing kelas, pendidik dapat menerapkan berbagai pendekatan dan model dalam proses pembelajaran, yang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Pendekatan Saintifik Menanya Mengeksplor Mengasosiasi Mengomunikasi kan Aktivitas guru guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan pengamatan dilingkungan sekitar sesuai materi pokok pembelajaran. guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami terkait materi pembelajaran yang sedang dibahas, maupun hal-hal yang berkaitan dengan materi yang dibahas. guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan data-data yang diperlukan sesuai dengan materi pembelajaran. guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menganalisis materi pembelajaran yang sedang dibahas. siswa dapat menyampaikan hasil proses pembelajaran dari materi pembelajaran dalam tertulis maupun lisan. b. Model Pembelajaran Kooperatif Langkahlangkah Mengamati Langkahlangkah Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Menyajikan informasi Mengorganisasi kan siswa ke Aktivitas guru Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai, menekankan pentingnya topik, dan memotivasi siswa belajar. Guru menyajikan informasi atau materi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau melalui bahan bacaan Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok dan membimbing setiap kelompok - 7 -
10 Memberikan penghargaan Sumber: (Rusman: 2014:211) agar melakukan transisi secara efektif dan efisien. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas. Guru mengevaluasi hasil kerja siswa tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya Guru mecari cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar individu maupun kelompok c. Model Pembelajaran Berbasis Penemuan (Inquiry) dalam kelompokkelompok belajar Membimbing kelompok bekerja dan belajar Evaluasi Langkahlangkah Tahap 1 Orientasi Tahap 2 Merumuskan masalah Tahap 3 Merumuskan hipotesis Tahap 4 Mengumpulka n data Tahap 5 Menguji hipotesis Tahap 6 Merumuskan kesimpulan Aktivitas guru Guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran, menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai oleh siswa, menjelaskan pokok- pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan, menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar, hal ini dapat dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa. Guru membimbing dan memfasilitasi siswa untuk merumuskan dan memahami masalah nyata yang telah disajikan. Guru membimbing siswa untuk mengembangkan kemampuan berhipotesis dengan cara menyampaikan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. Guru membimbing siswa dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan. Guru membimbing siswa dalam proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Guru membimbing siswa dalam proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebiknya guru mempu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan. Sumber: Modul Pelatihan Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Direktorat PSMP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2016;51) d. Model Pembelajaran Berbasis Masalah - 8 -
11 Tahap 3 Penyelidikan individual maupun kelompok Tahap 4 Pengembanga n dan penyajian hasil penyelesaian masalah Tahap 5 Analisis dan evaluasi proses penyelesaian masalah Aktivitas guru Guru menyajikan masalah nyata kepada siswa. Guru memfasilitasi siswa untuk memahami masalah nyata yang telah disajikan, yaitu mengidentifikasi apa yang mereka ketahui, apa yang perlu mereka ketahui, dan apa yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Siswa berbagi peran/tugas untuk menyelesaikan masalah tersebut. Guru membimbing siswa melakukan pengumpulan data/informasi (pengetahuan, konsep, teori) melalui berbagai macam cara untuk menemukan berbagai alternatif penyelesaian masalah. Guru membimbing siswa untuk menentukan penyelesaian masalah yang paling tepat dari berbagai alternatif pemecahan masalah yang siswa temukan. Siswa menyusun laporan hasil penyelesaian masalah, misalnya dalam bentuk gagasan, model, bagan, atau Power Point slides. Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses penyelesaian masalah yang dilakukan. Sumber: Modul Pelatihan K13 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Direktorat PSMP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2016;49) e. Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) Langkahlangkah Tahap 1 Orientasi terhadap masalah Tahap 2 Organisasi belajar Langkahlangkah Tahap 1 Persiapan Tahap 2 Stimulasi/pe mberian rangsangan Tahap 3 Identifikasi masalah Tahap 4 Mengumpul kan data Tahap 5 Pengolahan data Tahap 6 Pembuktian Aktivitas guru Guru Menentukan tujuan pembelajaran, identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya) Guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan Guru Mengidentifikasi sumber belajardan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah) Guru Membantu siswa mengumpulan dan mengeksplorasi data. Guru membimbing siswa dalam kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya Guru membimbing siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan dengan temuan alternatif, dihubungkan - 9 -
12 dengan hasil Sumber: Modul Pelatihan Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Direktorat PSMP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2016;52) f. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Langkahlangkah Aktivitas guru Tahap 1 Guru bersama dengan siswa menentukan tema/topik Penentuan projek projek Tahap 2 Guru memfasilitasi Siswa untuk merancang langkahlangkah kegiatan penyelesaian projek beserta Perancangan langkahlangkah pengelolaannya penyelesaian projek Tahap 3 Guru memberikan pendampingan kepada siswa Penyusunan melakukan penjadwalan semua kegiatan yang telah jadwal dirancangnya pelaksanaan projek Tahap 4 Guru memfasilitasi dan memonitor siswa dalam Penyelesaian melaksanakan rancangan projek yang telah dibuat projek dengan fasilitasi dan monitoring guru Tahap 5 Guru memfasilitasi Siswa untuk mempresentasikan Penyusunan dan mempublikasikan hasil karya laporan dan presentasi/ publikasi hasil projek Tahap 6 Guru dan siswa pada akhir proses pembelajaran Evaluasi proses melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil tugas dan hasil projek projek Sumber: Modul Pelatihan Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Direktorat PSMP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2016;50) Abad 21 membawa kita pada perubahan yang signifikan maka diperlukan juga keterampilan yang memadai pada abad 21 (21st Century Skills) adalah (1) keterampilan hidup dan berkarir (life and career skills), (2) Keterampilan belajar dan inovasi (learning and innovation skills), dan (3) Keterampilan literasi informasi, media dan teknologi (Information media and technology skills). Keterampilan hidup dan berkarir (life and career skills) meliputi (a) fleksibilitas dan adaptabilitas (flexibility and adaptability), (b) inisiatif dan mengatur diri sendiri (initiative and self-direction), (c) interaksi sosial dan budaya (social and crosscultural interaction), (d) produktivitas dan akuntabilitas (productivity and accountability). Keterampilan belajar dan inovasi (learning and innovation skills) meliputi (a) berpikir kritis dan mengatasi masalah (critical thinking and problem solving), (b) komunikasi dan kolaborasi (communication and collaboration), (c) kreativitas dan inovasi (creativity and innovation). Keterampilan literasi informasi, media dan teknologi (information media and technology skills) meliputi (a) literasi informasi (information literacy), (b) literasi medi (media literacy) dan (c) literasi ICT (information and communication technology literacy
13 Keterampilan Abad 21 No Keterampilan Abad 21 Deskripsi 1 Keterampilan hidup dan berkarir 1. Fleksibilitas dan adaptabilitas: Siswa mampu mengadaptasi perubahan dan fleksibel dalam belajar dan berkegiatan dalam kelompok 2. Memiliki inisiatif dan dapat mengatur diri sendiri: Siswa mampu mengelola tujuan dan waktu, bekerja secara independen dan menjadi siswa yang dapat mengatur diri sendiri. 3. Interaksi sosial dan antar-budaya: Siswa mampu berinteraksi dan bekerja secara efektif dengan kelompok yang beragam. 4. Produktivitas dan akuntabilitas: Siswa mampu menglola projek dan menghasilkan produk. 5. Kepemimpinan dan tanggungjawab: Siswa mampu memimpin teman-temannya dan 2 Keterampilan Belajar dan Berinovasi 3 Keterampilan teknologi dan media informasi bertanggungjawab kepada masyarakat luas 1. Berpikir kritis dan mengatasi masalah: siswa mampu mengunakan berbagai alasan (reason) seperti induktif atau deduktif untuk berbagai situasi; menggunaan cara berpikir sistem; membuat keputusan dan mengatasi masalah. 2. Komunikasi dan kolaborasi: siswa mampu berkomunikasi dengan jelas dan melakukan kolaborasi dengan anggota kelompok lainnya. 3. Kreativitas dan inovasi: siswa mampu berpikir kreatif, bekerja secara kreatif dan menciptakan inovasi baru. 1. Literasi informasi: siswa mampu mengakses informasi secara efektif (sumber nformasi) dan efisien (waktunya);mengevaluasi informasi yang akan digunakan secara kritis dan kompeten; mengunakan dan mengelola informasi secara akurat dan efektf untuk mengatasi masalah. 2. Literasi media: siswa mampu memilih dan mengembangkan media yang digunakan untuk berkomunikasi. 3. Literasi ICT: siswa mampu menganalisis media informasi; dan menciptakan media yang sesuai untuk melakukan komunikasi Selain pendekatan di atas, dalam menyampaikan materi Pendidikan Agama dan Budi Pekerti di SMP menggunakan metode 6 D. Adapun keenam metode tersebut antara lain. a. Metode Dharma Wacana atau Metode Ceramah adalah metode mengajar dengan ceramah secara oral, lisan, dan tulisan diperkuat dengan menggunakan media visual. Pendidik berperan sebagai sumber pengetahuan utama atau dominan. Belajar dengan strategi Dharma Wacana dapat memperoleh ilmu agama. Metode Dharma Wacana termasuk dalam ranah pengetahuan dalam dimensi Kompetensi Inti 3. b. Metode Dharma Gītā adalah metode mengajar dengan pola menyanyi atau melantunkan sloka, palawakya, dan tembang. Pendidik dalam proses pembelajaran melibatkan rasa seni yang dimiliki setiap siswa, terutama seni suara atau menyanyi, sehingga dapat menghaluskan budi pekerti dan dapat memahami ajaran Agama
14 c. Metode Dharma Tula atau metode diskusi adalah metode mengajar dengan melibatkan dua atau lebih siswa, untuk berinteraksi, seperti saling bertukar pendapat dan saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan di antara mereka. Metode Dharma Tula digunakan untuk memberikan kesempatan kepada siswa yang memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Dengan menggunakan strategi Dharma Tula, siswa dapat memberikan kontribusi dalam pembelajaran. d. Metode Dharma Yatra atau karya wisata adalah metode pembelajaran dengan mengajak siswa mengunjungi suatu tempat guna menambah wawasan peserta didik, kemudian membuat laporan dan membukukan hasil kunjungan tersebut dalam bentuk tugas. Mengunjungi tempat-tempat suci atau pergi ke tempat-tempat yang dianggap terkait perkembangan Agama. Strategi Dharma Yatra baik digunakan pada saat menjelaskan materi tempat suci, hari suci, budaya, dan sejarah perkembangan Agama. e. Metode Dharma Shanti adalah metode pembelajaran untuk menanamkan sikap saling asah, saling asih, dan saling asuh yang penuh dengan rasa toleransi. Metode Dharma Shanti dalam pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa, untuk saling mengenali temannya, sehingga menumbuhkan rasa saling menyayangi. f. Metode Dharma Sadhana adalah metode pembelajaran untuk menumbuhkan kepekaan sosial siswamelalui pemberian atau pertolongan yang tulus ikhlas dan mengembangkan sikap berbagi kepada sesamanya 2. Penilaian Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, bahwa ruang lingkup penilaian mencangkup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian Pendidikan Agama dan Budi Pekerti mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Adapun penilaian-penilaian tersebut antara lain. a. Penilaian sikap dimaksudkan sebagai penilaian terhadap perilaku siswa dalam proses pembelajaran kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler, yang meliputi sikap spiritual dan sosial. 1) Sikap spiritual Penilaian sikap spiritual (KI-1) antara lain: (1) ketaatan melakukan sembahyang (puja Tri sandhya); (2) berperilaku sopan dan santun; (3) berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan (makan, tidur, bepergian); dan (4) toleransi dalam beribadah; (5) konsentrasi/sadar penuh (duduk hening sebelum dan sesudah pembelajaran, serta konsentrasi saat proses pembelajaran). 2) Sikap Sosial Penilaian sikap sosial (KI-2) meliputi: (1) jujur, yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan; (2) disiplin, yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan; (3) tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku siswa untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara dan Tuhan Yang Maha Esa; (4) santun, yaitu perilaku hormat pada orang lain dengan bahasa yang baik; (5) peduli, yaitu sikap dan
15 tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain atau masyarakat yang membutuhkan; (6) menghargai, maksudnya menghargai pendapat orang lain dan berbagai perbedaan yang ada; (7) percaya diri, yaitu suatu keyakinan atas kemampuannya sendiri untuk melakukan kegiatan atau tindakan; (8) tekun, yaitu sikap dan perilaku siswa yang selalu berusaha melakukan tugas dengan sungguh-sungguh; (9) mandiri, yaitu perilaku yang dapat mengatur dirinya sendiri tanpa harus selalu diingatkan; dan (10) kerjasama, yaitu perilaku siswa yang memperlihatkan semangat kebersamaan. Penilaian sikap menggunakan teknik observasi, penilaian diri dan penilaian antarteman. Penilaian Pendidikan Agama dan Budi Pekerti pada ranah sikap meliputi sikap bersembahyang, perilaku toleran, jujur dalam berpikir, berkata, dan berbuat, menunjukkan ketaatan dalam menjalankan Yajňa, selalu mengucapkan syukur kehadapan Sang Hyang Widhi. b. Penilaian Pengetahuan Penilaian pengetahuan (KI-3) dilakukan dengan cara mengukur penguasaan siswa yang mencakup pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam berbagai tingkatan proses berpikir. Penilaian dalam proses pembelajaran berfungsi sebagai alat untuk mendeteksi kesulitan belajar (assesment as learning), penilaian sebagai proses pembelajaran (assessment for learning), dan penilaian sebagai alat untuk mengukur pencapaian dalam proses pembelajaran (assessment of learning). Melalui penilaian tersebut diharapkan siswa dapat menguasai kompetensi yang diharapkan. Untuk itu, digunakan teknik penilaian yang bervariasi sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai, yaitu tes tulis, lisan, dan penugasan. Prosedur penilaian pengetahuan dimulai dari penyusunan perencanaan, pengembangan instrumen penilaian, pelaksanaan penilaian, pengolahan, dan pelaporan, serta pemanfaatan hasil penilaian. Untuk mengetahui ketuntasan belajar (mastery learning), penilaian ditujukan untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan (diagnostic) proses pembelajaran. Hasil tes diagnostic, ditindaklanjuti dengan pemberian umpan balik (feedback) kepada siswa, sehingga hasil penilaian dapat segera digunakan untuk perbaikan mutu pembelajaran. Penilaian pengetahuan menggunakan angka dengan rentang capaian/nilai 0 sampai dengan 100 dan deskripsi. Deskripsi dibuat dengan menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi dengan pilihan kata/frasa yang bernada positif. Deskripsi berisi beberapa pengetahuan yang sangat baik dan/atau baik dikuasai oleh siswa dan yang penguasaannya belum optimal. Teknik penilaian pengetahuan menggunakan tes tulis, lisan, dan penugasan. Penilaian Pendidikan Agama dan Budi Pekerti pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) ranah kognitif meliputi aspek Kitab Suci, Tattva, Suśīla, Acara dan Sejarah, yang tertuang dalam pembelajaran Mahābhārata, Awatara, Dewa dan Bhatara, Asta Aiswarya, Atman, Karmaphala, Sad Atatayi, Sapta Timira, Tri Guna, Panca Yama, dan Nyama Bratha, Dasa Mala, Panca Yajňa, Panca Mahabhuta, dan Budaya Hidup Sehat dan Sejarah perkembangan di Asia. c. Penilaian Keterampilan Penilaian keterampilan dilakukan dengan mengidentifikasi karateristik kompetensi dasar aspek keterampilan untuk menentukan teknik penilaian yang sesuai. Tidak semua kompetensi dasar dapat diukur dengan penilaian
16 kinerja, penilaian proyek, atau portofolio. Penentuan teknik penilaian didasarkan pada karakteristik kompetensi keterampilan yang hendak diukur. Penilaian keterampilan dimaksudkan untuk mengetahui penguasaan pengetahuan siswadapat digunakan untuk mengenal dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sesungguhnya (dunia nyata). Penilaian keterampilan menggunakan angka dengan rentang skor 0 sampai dengan 100 dan deskripsi. Teknik penilaian yang digunakan sebagai berikut. 1) Penilaian Kinerja Penilaian kinerja merupakan penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya dengan mengaplikasikan atau mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Pada penilaian kinerja, penekanan penilaiannya dapat dilakukan pada proses atau produk. Penilaian kinerja yang menekankan pada produk disebut penilaian produk, sedangkan penilaian kinerja yang menekankan pada proses disebut penilaian praktik (praktik). Penilaian praktik, misalnya; memainkan alat musik, melakukan pengamatan suatu objek dengan menggunakan mikroskop, mekidung/menyanyi, bermain peran, menari, dan sebagainya. Penilaian produk, misalnya: poster, kerajinan, puisi, dan sebagainya. 2) Penilaian Proyek Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode / waktu tertentu. Tugas tersebut berupa rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, penyajian data, dan pelaporan. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan pengumpulan data, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan inovasi dan kreativitas serta kemampuan menginformasikan siswa pada muatan tertentu secara jelas. 3) Penilaian Portofolio Portofolio dapat berupa kumpulan dokumen dan teknik penilaian. Portofolio sebagai dokumen merupakan kumpulan dokumen yang berisi hasil penilaian prestasi belajar, penghargaan, karya siswa dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif dalam kurun waktu tertentu. Pada akhir periode, portofolio tersebut diserahkan kepada guru pada kelas berikutnya dan orang tua sebagai bukti otentik perkembangan siswa. Portofolio sebagai teknik penilaian dilakukan untuk menilai karyakarya siswa dan mengetahui perkembangan pengetahuan dan keterampilan siswa. Diakhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru bersama-sama dengan siswa. Berkaitan dengan tujuan penilaian portofolio, tiap item dalam portofolio harus memiliki suatu nilai atau kegunaan bagi siswadan bagi orang yang mengamatinya. Guru dan siswa harus sama-sama memahami maksud, mengapa suatu item (dokumen) dimasukkan ke koleksi portofolio. Selain itu, sangat diperlukan komentar dan refleksi dari guru atas karya yang dikoleksi. Berdasarkan informasi perkembangan kemampuan siswa yang dibuat oleh guru bersama siswa yang bersangkutan, dapat dilakukan perbaikan secara terus menerus. Dengan demikian portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar siswa melalui karyanya
17 Penilaian keterampilan mencakup dua aspek yaitu keterampilan abstrak dan keterampilan konkret. Keterampilan abstrak adalah bentuk keterampilan belajar berupa kemampuan dalam hal mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/data, menalar/mengasosiasi, dan mengomuniksikan. Keterampilan konkret adalah kemampuan persepsi, dan gerak yang dapat diamati seperti: (1) memberi penghormatan (salam panganjali), (2) melakukan Puja Tri Sandhya (3) Dainika Upasana (menghafalkan mantra sehari-hari); Dharmagita (mekidung, bhajan, kirtan), (4) membuat puisi, (5) keterampilan bercerita, (6) menata sarana dan prasarana sembahyang, (7) melantunkan sloka-sloka, (8) berdarma wacana, dan (9) bermeditasi dan berjapa. F. Kontekstualisasi Pembelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Sesuai Kondisi Lingkungan dan Siswa Indonesia sebagai negara kesatuan yang terdiri atas berbagai suku bangsa, agama, budaya, ras, dan kelas sosial merupakan kekayaan yang patut disyukuri dan dipelihara agar tetap menjadi sumber kekuatan. Jika tidak disikapi dengan bijak, keberagaman itu dapat menjadi sumber konflik. Oleh karena itu, berbagai kearifan lokal yang telah mengakar di masyarakat harus dipelihara dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dengan tetap memperhatikan nilai-nilai agama, toleran, demokratis, multikultural, dan berwawasan kebangsaan. Pembelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti sesuai ruang lingkup aspek materi yang diajarkan harus mampu menumbuhkan sikap nasionalisme, mampu berkomitmen, berkontribusi, dan mampu merancang cita-citanya sehingga berhasil dalam hidup berdasarkan Dharma Agama (aturan agama) dan Dharma Negara (aturan negara). Kontekstualisasi pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti sebagai berikut: 1. pembelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dilakukan dengan menyusun perencanaan dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat media pembelajaran pendukung yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pembelajaran, sehingga materi pelajaran dapat terserap dengan baik sesuai kompetensi dasar; 2. pembelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti diharapkan dapat membangun sikap bangga terhadap agamanya, sehingga tumbuh sikap toleran, sehingga terhindar dari sikap fanatisme sempit dan radikalisme. Guna menumbuhkan sikap toleran (tat tvam Asi) melalui ruang lingkup materi Kitab Suci Veda, Tattva (filsafat), Suśīla (etika), Acara dan Sejarah. Pembelajaran yang dikembangkan dalam Pendidikan Agama dan Budi Pekerti pada akhirnya dapat menumbuhkan rasa nasionalisme; 3. pembelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti selalu berkomitmen untuk menumbuhkan perilaku yang anti radikalisme yang meyimpang dari dharma, dengan memberikan porsi materi Suśīla atau etika sebesar 35% dari materi-materi yang lain. Dengan memberikan pembelajaran etika yang lebih banyak, dapat menumbuhkan sikap toleran dan bersikap sesuai norma-norma yang berlaku di masyarakat. Siswa yang memiliki etika yang bagus dapat menciptakan keharmonisan di masyarakat; dan 4. kontribusi Pendidikan Agama dan Budi Pekerti mampu memberikan sumbangsih yang positif terhadap agama, bangsa dan negara. Sejalan dengan karakteristik pendidikan abad 21 yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, pembelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
18 dalam Kurikulum 2103 juga memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media dan sumber belajar. Pemanfaatan Teknologi, Imformasi dan komunikas (TIK) mendorong siswa dalam mengembangkan kreativitas dan berinovasi serta meningkatkan pemahaman dan pengetahuan Pendidikan Agama dan Budi Pekerti. Pembelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti memanfaatkan berbagai sumber belajar seperti buku teks yang tersedia dalam bentuk buku guru dan buku siswa. Sesuai dengan Karakteristik Kurikulum 2013, buku teks bukan satu-satunya sumber belajar. Guru dapat menggunakan buku pengayaan atau referensi lainnya dan mengembangkan bahan ajar sendiri seperti LKS (Lembar Kerja Siswa). Dalam pembelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, LKS bukan hanya kumpulan soal melainkan visualisasi pemahaman materi sesuai dengan Kompetensi Dasar. Hal ini diharapkan secara khusus siswa meningkatkan keyakinan, mengenali peninggalan-peninggalan buddhis sehingga dapat melestarikannya. Secara umum siswa dapat lebih akrab dengan lingkungan alam (maritin, agraris, Niaga/jasa), sosial, dan budaya daerah tempat mereka berada, memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku di daerah, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya daerah dalam rangka sebagai habitat, sebagai sumber penghidupan dan kehidupan, sumber kesejahteraan dan kejayaan bangsa, serta menunjang pembangunan nasional
19 II. KOMPETENSI DASAR, MATERI POKOK, DAN PEMBELAJARAN A. Kelas VII Alokasi waktu: 3 jam pelajaran/minggu Kompetensi Sikap Spiritual dam Kompetensi Sikap Sosial dicapai melalui pembebelajaran langsung (direct teaching) dan tidak langsung (indirect teaching) pada Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik, kebutuhan dan kondisi siswa. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter siswa lebih lanjut. Pembelajaran untuk Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan sebagai berikut ini. Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran 1.1 menghayati ajaran Kitab Suci Veda Kitab Suci Veda sebagai sebagai tuntunan hidup sebagai tuntunan hidup 2.1 memperilaku disiplin tuntunan hidup dalam mengamalkan. ajaran Kitab Suci Veda sebagai tuntunan hidup 3.1 memahami Kitab Suci Suci Veda Veda sebagai tuntunan hidup 4.1 mengkodifikasi Kitab Suci Veda sebagai tuntunan hidup 1.2 menghayati konsep Avatara, Deva, dan Bhatara dalam agama 2.2 menunjukkan ajaran Avatara, Deva, dan Bhatara dalam kehidupan sehari-hari 3.2 menjabarkan konsep Avatara, Deva, dan Bhatara dalam agama 4.2 menyajikan ceriteraceritera Avatara, Deva, Bhatara dalam agama Konsep Avatara, Deva, dan Bhatara dalam agama 1.3 meyakini konsep Konsep Membaca buku/artikel dari berbagai sumber tentang Kitab Suci Veda Mencermati artikel-artikel tentang Veda sebagai ajaran utama umat Mengamati dengan seksama nilainilai yang terkandung dalam kitab Mencari tahu/informasi dengan mewawancarai beberapa narasumber di lingkungan sekolah berkaitan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam kitab suci Veda Menyampaikan hasil telaah nilai-nilai yang terkandung dalam kitab suci Veda Menceritakan kembali Kitab Suci Veda sebagai tuntunan hidup Membaca buku teks atau sumber lain yang relevan tentang Konsep Avatara, Deva, dan Bhatara dalam agama Mendengarkan penjelasan guru tentang Konsep Avatara, Deva, dan Bhatara dalam agama Mencari informasi dengan mewawancarai beberapa narasumber di lingkungan sekolah terkait perbedaan Avatara, Deva dan Bhatara, dalam pandangan agama. Menyimpulkan hasil diskusi terkait hubungan Avatara, Deva dan Bhatara dengan Sang Hyang Widhi Membuat laporan tertulis hasil telaah hubungan Avatara, Deva dan Bhatara dengan Sang Hyang Widhi Membaca buku teks atau sumber lain yang relevan tentang Konsep
20 Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Karmaphala sebagai hukum sebab akibat Karmaphala sebagai Karmaphala sebagai hukum sebab akibat dalam ajaran agama dalam ajaran agama 2.3 menunjukkan konsep hukum sebab akibat dalam ajaran agama Meyakini karmaphala sebagai hukum sebab akibat untuk mencapai surga, neraka, dan atau Moksa Karmaphala sebagai hukum sebab akibat dalam ajaran agama 3.3 menjabarkan konsep Mengamati berbagai tindakan teman dilingkungan sekolah, rumah, dan mengamati tindakan keluarga yang dapat mengakibatkan Karmapala baik dan Karmapala buruk. Karmaphala sebagai Mempresentasikan hasil diskusi di hukum sebab akibat depan kelas penuh dengan percaya dalam ajaran agama diri Menceritakan kembali konsep 4.3 menyajikan konsep Karmaphala sebagai hukum sebab Karmaphala sebagai akibat dalam ajaran agama hukum sebab akibat dalam ajaran agama 1.4 menghargai orang yang dapat menghindari ajaran Sad Atatayi dalam kehidupan sehari-hari 2.4 menghargai hak orang lain sebagai wujud pengendalian diri untuk menghindari perilaku Sad Atatayi 3.4 memahami Sad Atatayi sebagai perbuatan yang harus dihindari dalam kehidupan 4.4 menyajikan ceritera singkat perilaku terkait ajaran Sad Atatayi yang harus dihindari 1.5 menghayati kepemimpinan dalam konsep agama 2.5 menghargai perilaku pemimpin yang bertanggung jawab sesuai konsep agama 3.5 menjelaskan konsep kepemimpinan dalam agama 4.5 menyajikan tipologi kepemimpinan dalam konsep 1.6 menghayati ajaran Pañca Yajñā yang berkualitas dalam kehidupan sehari-hari 2.6 disiplin mengamalkan Pañca Yajñā yang berkualitas dalam Sad Atatayi sebagai perbuatan yang harus dihindari Konsep kepemimpina n dalam agama Kualitas Pañca Yajñā dalam kehidupan Membaca buku teks atau sumber lain yang relevan tentang Sad Atatayi sebagai perbuatan yang harus dihindari Mengamati dan mengidentifikasi bagian-bagian Sad Atatayi Mencermati beberapa artikel yang berkaitan dengan cerita-cerita Sad Atatayi Menyaksikan tayangan video yang berkaitan dengan perilaku Sad Atatayi Mendiskusikan materi yang berkaitan dengan cara mengendalikan Sad Atatayi sebagai perilaku yang harus dikendalikan Melaporkan secara tertulis upayaupaya mengendalikan diri dari perilaku Sad Atatayi Menghargai perilaku pemimpin yang bertanggung jawab sesuai konsep agama Membaca buku teks atau sumber lain yang relevan tentang Konsep kepemimpinan dalam agama Menyaksikan tayangan video yang berkaitan dengan kepemimpinan Menyampaikan laporan secara tertulis tentang contoh-contoh kepemimpinan dalam Membaca buku teks atau sumber lain yang relevan tentang Kualitas Pañca Yajñā dalam kehidupan Mengamalkan Yajñā yang berkualitas dalam kehidupan sehari-hari Menyaksikan tayangan video salah satu contoh kegiatan pelaksanaan
SILABUS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI
SILABUS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI Satuan Pendidikan : SMP MAHATMA GANDHI Mata Pelajaran : dan Budi Pekerti Kelas : VII Kompetensi Inti : KI 1 : menghargai
Lebih terperinci34. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMP
34. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMP KELAS: VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan
Lebih terperinciD. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
D. Pendidikan dan Budi Pekerti Satuan Pendidikan : SMP Kelas : VII (Tujuh) Kompetensi Inti : KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur,
Lebih terperinciPANDUAN PENGEMBANGAN RPP
PANDUAN PENGEMBANGAN RPP 1. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA, 2016DAFTAR ISI
SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH (SMA/MA) MATA PELAJARAN EKONOMI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA, 2016DAFTAR ISI DAFTAR ISI i I. PENDAHULUAN 1 A. Rational 1 B.
Lebih terperinci16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)
16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMP Negeri 3 Pajangan : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP Negeri 3 Pajangan : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) : VII/I : Berkomitmen terhadap
Lebih terperinciILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
KURIKULUM 2013 KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTS) KELAS VII - IX MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) Nama Guru NIP/NIK Sekolah : : : 1
Lebih terperinciPenyusunan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar. Menunjukkan contoh-contoh ciptaan Sang Hyang Widhi (Tuhan)
Penyusunan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar Kelas 1 Kompetensi Inti KD Lama KD Baru 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya Menunjukkan contoh-contoh ciptaan
Lebih terperinci27. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD
27. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN Mata pelajaran : Gambar Teknik Kelas/Semester : XI / 2 Materi Pokok/Topik : Pengenalan Tanda Dan Letak Hasil Gambar
Lebih terperinciKegiatan Pembelajaran
C. Sosiologi Satuan Pendidikan : SMA/MA Kelas : X (sepuluh) Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas
Lebih terperinciBAB III STANDAR KOMPETENSI LULUSAN STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
BAB III STANDAR KOMPETENSI LULUSAN STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN ( SKL) 1. Pengertian Standar kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan mencakup
Lebih terperinci16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)
16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP N 3 Magelang Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/Semester : VII/1 Materi Pokok : Manusia, Tempat, Lingkungan Materi pembelajaran : Potensi
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP PGRI TANJUNGPANDAN Kelas / Semester : VII A & B / Gazal Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Tema : Keadaan Alam dan Aktivitas penduduk
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP N 3 Magelang Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/Semester : VII/1 Materi Pokok : Manusia, Tempat, Lingkungan Materi pembelajaran : Pengertian
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP... Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : VII / 1 Materi Pokok : Perbandingan dan Skala Alokasi Waktu : 1 JP x 30 Menit ( 1 kali pertemuan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP N 3 Magelang Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/Semester : VII/1 Materi Pokok : Manusia, Tempat, Lingkungan Materi pembelajaran : Dinamika
Lebih terperinciB. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR Pengetahuan. ditujukan oleh para pendiri negara. dasar negara. Ketrampilan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMP Muhammadiyah Kasihan Bantul Mata Pelajaran : PPKn Kelas/ Semester : VII / 1 Materi Pokok : Nilai Semangat dan komitmen para pendiri bangsa Alokasi Waktu :
Lebih terperinciKebijakan Implementasi Kurikulum 2013 (Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014) PPT - 1.1
Kebijakan Implementasi Kurikulum 2013 (Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014) PPT - 1.1 Dasar Hukum Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19) adalah seperangkat rencana
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Berdasarkan : Permendikbud no. 22/2016 Tentang Standar Proses endidikan Dasar &
Lebih terperinci: SMP Muhammadiyah Kasihan Bantul Mata Pelajaran : PPKn Kelas/ Semester : VII / 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMP Muhammadiyah Kasihan Bantul Mata Pelajaran : PPKn Kelas/ Semester : VII / 1 Materi Pokok : Perumusan Dasar Negara Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan ( 3 x 40 menit)
Lebih terperinciSILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian. Mengamati. Menanya. Mengumpulkan data/eksplorasi.
SILABUS Satuan pendidikan : Kompetensi keahlian : Mata pelajaran : Kelas / semester : Alokasi waktu : Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV STANDAR KOMPETENSI MATA PELAJARAN PJOK DR. IMRAN AKHMAD, M.PD KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01) : 20 x Pertemuan (40 JP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Tema Sub Tema Alokasi Waktu : SMP Negeri 2 Banjar : Ilmu Pengetahuan Sosial : VII/I : I. Manusia, Tempat, dan Lingkungan
Lebih terperinciTabel 1: Kompetensi Inti Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
Tabel 1: Kompetensi Inti Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah KOMPETENSI INTI KELAS VII 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
Lebih terperinciPLPG CEPI SAFRUDDIN ABD. JABAR
PLPG CEPI SAFRUDDIN ABD. JABAR ELEMEN PERUBAHAN SKL terstruktur dalam: SKL Kompetensi Inti (KI) Kompetensi Dasar SKL Menyeimbangkan kognitif, afektif, dan psikomotor Kompetensi inti mengikat kompetensi-kompetensi
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) interferensi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA... Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : XI / Genap Materi Pokok : Gelombang Bunyi dan Cahaya Alokasi Waktu : 5 Minggu x 4 Jam Pelajaran @45 Menit
Lebih terperinciH. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMALB TUNANETRA
- 309 - H. KOMPETENSI INTI DAN BAHASA INDONESIA SMALB TUNANETRA KELAS: X Tujuan Kurikulum mencakup empat Kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan.
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
HO-3.1-2 RENN PELKSNN PEMELJRN (RPP) Satuan Pendidikan Mata pelajaran Kelas Semester lokasi Waktu spek : Sekolah Menengah Pertama (SMP) : Prakarya : VII : 1 (satu) : 1 x pertemuan (2 jam pelajaran) : udidaya
Lebih terperinciD. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNANETRA
- 281 - D. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNANETRA KELAS : X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan
Lebih terperinciSERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP)
SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP) UU No. 14/2005 (UUGD) Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
Lebih terperinciD. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNAGRAHITA
- 987 - D. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNAGRAHITA KELAS : VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PRAKARYA K E R A J I N A N
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PRAKARYA K E R A J I N A N RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan :. Mata Pelajaran : Kerajinan Kelas/Semester : VIII/Satu
Lebih terperinci43. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK
43. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan
Lebih terperinciD. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA
- 172 - D. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA KELAS : VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan
Lebih terperinci1.1 Menghargai perilaku beriman dan 1. Menunjukkan perilaku beriman dan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMP Muhammadiyah Kasihan Bantul Mata Pelajaran : PPKn Kelas/ Semester : VII / 1 Materi Pokok : Pembentukan BPUPKI Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan ( 3 x 40 menit)
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/semester Alokasi Waktu Pertemuan ke : SMK NEGERI 1 SEYEGAN : Gambar Teknik : XI/1 : 1 x pertemuan (2 JP) : 4 (empat) A. Kompetensi Inti
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP Negeri 1 Sakra Timur Mata Pelajaran : IPS Kelas/Semester : VII ( tujuh )/Ganjil Materi Pokok : Interaksi Sosial dan Lembaga Sosial Sub Materi Pokok
Lebih terperinciD. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMPLB AUTIS
- 1829 - D. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMPLB AUTIS KELAS : VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : XI / Genap Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA SMK NEGERI 1 SIKUR Jln. Raya Mataram Sikur Km. 41, Montong Borok Kec. Sikur, Kab. Lombok Timur, NTB. KP: 83662 RENCANA PELAKSANAAN
Lebih terperinciN. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SMALB TUNANETRA
- 351 - N. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SMALB TUNANETRA KELAS: X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan,
Lebih terperinci13. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SOSIOLOGI SMA/MA
13. KOMPETENSI INTI DAN SOSIOLOGI SMA/MA KELAS: X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut
Lebih terperinciI. IDENTIFIKASI II. KOMPETENSI INTI III. KOMPETENSI DASAR
I. IDENTIFIKASI Nama Sekolah : SMA Kristen Eben Haezar Manado Kelas / Semester : X / Ganjil Mata Pelajaran : Fisika Topik : Hakikat Fisika dan Prosedur Ilmiah Alokasi Waktu : 6 45 menit Hari / Tanggal
Lebih terperinciINSPIRASI PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
INSPIRASI PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA, 2016 DAFTAR ISI DAFTAR ISI i BAB
Lebih terperinciClick to edit Master title style KELOMPOK IV : 1. MUJAENI 2. ELLA NURLELAWATI 3. MAIMUNAH 4. HERMANTO
Click to edit Master title style KELOMPOK IV : 1. MUJAENI 2. ELLA NURLELAWATI 3. MAIMUNAH 4. HERMANTO Click to edit Master title style PP 32 Tahun 2013 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Permendikbud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. E. Kajian Teori. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah. Sebagian besar ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah
BAB II KAJIAN TEORI E. Kajian Teori 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Sebagian besar ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah merupakan pertanyaan yang harus dijawab atau direspon. Mereka juga
Lebih terperinciDRAFT AS OF 15/03/2016
Ide Kurikulum TERIMA KASIH Learning to KNOW Learning to DO Learning to BE Learning to LIVE TOGETHER Learning to LEARN Learning to INNOVATE (UNESCO) Kemampuan Belajar dan Berinovasi Literasi Digital Karakter
Lebih terperinciPEDOMAN PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2014 TENTANG PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH PEDOMAN
Lebih terperinciM. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMALB TUNADAKSA
- 1555 - M. KOMPETENSI INTI DAN SENI BUDAYA SMALB TUNADAKSA KELAS: X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi
Lebih terperinciSILABUS MATA PELAJARAN: ANTROPOLOGI (PEMINATAN BAHASA)
SILABUS MATA PELAJARAN: ANTROPOLOGI (PEMINATAN BAHASA) Satuan Pendidikan : SMA Kelas /Semester : X/1 2 Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/semester Alokasi Waktu Pertemuan ke : SMK NEGERI 1 SEYEGAN : Gambar Teknik Fabrikasi Logam : XI/1 : 1 x pertemuan (2 JP) : 5 (lima) A.
Lebih terperinciMONITORING DAN EVALUASI PELATIHAN GURU/KEPALA SEKOLAH/PENGAWAS SEKOLAH KURIKULUM 2013
Kode Kuesioner Tanggal Lokasi Kota : : - -2014 : MONITORING DAN EVALUASI PELATIHAN GURU/KEPALA SEKOLAH/PENGAWAS SEKOLAH KURIKULUM 2013 Satuan Pendidikan SD SMP SMA SMK (tandai salah satu) A. DATA RESPONDEN
Lebih terperinciSILABUS MATA PELAJARAN: PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 21 JAKARTA
SILABUS MATA PELAJARAN: PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 21 JAKARTA Kelas : XI Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 :
Lebih terperinciKOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) KELAS: VII KOMPETENSI INTI 1. Menghargai dan menghayati ajaran
Lebih terperinciSILABUS MATA PELAJARAN: SOSIOLOGI (PEMINATAN ILMU-ILMU SOSIAL)
SILABUS MATA PELAJARAN: SOSIOLOGI (PEMINATAN ILMU-ILMU SOSIAL) Satuan pendidikan Kelas : SMA/MA : XI Kompetensi Inti : KI 1 KI 2 KI 3 KI 4 : Menghayati mengamalkan ajaran agama yang dianutnya : Menghayati
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : Klasifikasi Benda : Ciri-ciri makhluk hidup
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Sub Materi Alokasi Waktu : SMP N 1 Prambanan Klaten : IPA : Kelas VII / I : Klasifikasi Benda : Ciri-ciri makhluk
Lebih terperinciM. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMALB TUNANETRA
- 345 - M. KOMPETENSI INTI DAN SENI BUDAYA SMALB TUNANETRA KELAS: X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi
Lebih terperinciSTRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK
A. SD/MI KELAS: I STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK Kompetensi Dasar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 1. Menerima
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : XI / Genap Materi Pokok : Gejala Pemanasan Global Sub Materi Pokok : Penyebab, Dampak dan Upaya untuk
Lebih terperinciIKLAN. File bisa dikirim Via ataupun Paket CD yang dikirim langsung ke alamat anda.
IKLAN Kami menyediakan Paket Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013 lengkap untuk semua mata pelajaran tingkat SMA/Ma/SMK, SMP/MTs, dan SD/Mi lengkap Semester 1 dan 2. File bisa dikirim Via email ataupun
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) Kelas/Semester : XI/2 Materi Pembelajaran : Keseimbangan dan Dinamika Benda Tegar Alokasi Waktu : 16 45 menit Pertemuan Ke : 2 Kompetensi Inti (KI) : 1. Menghayati
Lebih terperinciKOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAN KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/SMK/MA/MAK)
KOMPETENSI INTI DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAN KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/SMK/MA/MAK) MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA,
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 6 (enam) Mata Pelajaran : Matematika Program : Peminatan MIPA Pokok Bahasan : Geometri
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/semester Alokasi Waktu Pertemuan ke : SMK NEGERI 1 SEYEGAN : Gambar Teknik : XI/1 : 1 x pertemuan (2 JP) : 1 (satu) A. Kompetensi Inti
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 6 (enam) Mata Pelajaran : Matematika Program : Peminatan MIPA Pokok Bahasan : Geometri
Lebih terperinciJ. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN ALAM SMALB AUTIS
- 1971 - J. KOMPETENSI INTI DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SMALB AUTIS KELAS X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan.
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XII / 5 (lima) : Matematika : Umum :
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMK Negeri 1 Sedayu. : Menggambar Interior dan Eksterior
PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN NON FORMAL SMK 1 SEDAYU Alamat : Kemusuk, Argomulyo, Sedayu, Bantul, Yogyakarta Telp./ Fax. (0274) 798084 Kode Pos :55753 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pembelajaran Alokasi Waktu :SMP Negeri 1 Bondowoso : IPA : VIII / DUA :SISTEM TRANSPORT PADA TUMBUHAN : 3 JP A. Kompetensi
Lebih terperinciAlokasi Waktu. Sumber Belajar
Satuan Pendidikan : SMK/MAK Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Kelas : XII (dua belas) Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2
Lebih terperinciRPP AKUNTANSI KEUANGAN MATERI : PROSES DAN METODE REKONSILIASI BANK
RPP AKUNTANSI KEUANGAN MATERI : PROSES DAN METODE REKONSILIASI BANK RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMK Negeri Mata Pelajaran : Akuntansi Keuangan Kelas / Semester : XI / 1 Materi Pokok
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses pembelajaran banyak guru menggunakan media interaktif ketika menjelaskan materi pelajaran
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 01
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 01 KOMPETENSI INTI: KI.1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI.2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : XI / Genap Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran
Lebih terperinciAlokasi Waktu. Sumber Belajar
Satuan Pendidikan : SMK/MAK Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Kelas : XI (sebelas) Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 :
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR CALON PESERTA PROGRAM PLPG MATA PELAJARAN PEDAGOGI
SUMBER BELAJAR CALON PESERTA PROGRAM PLPG MATA PELAJARAN PEDAGOGI Kurikulum 13 Penulis: Prof. Dr. Sunardi, M.Sc Dr. Imam Sujadi, M.Si Penelaah: Prof. Dr. rer. nat. Sadjidan, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciK. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SMALB TUNANETRA
- 330 - K. KOMPETENSI INTI DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SMALB TUNANETRA KELAS: X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi yaitu, (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan.
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI MATA PELAJARAN PJOK
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV STANDAR KOMPETENSI MATA PELAJARAN PJOK DR. IMRAN AKHMAD, M.PD KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciII. PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
II. PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Satuan Pendidikan : SMA/MA Kelas : X (sepuluh) Kompetensi Inti : KI. 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI. 2 Menghayati dan mengamalkan
Lebih terperinciMATERI PELATIHAN GURU IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 TAHUN 2016
Prakarya SMP Kelas VII 2016 MATERI PELATIHAN GURU IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 TAHUN 2016 SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MATA PELAJARAN PRAKARYA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2016 0 Prakarya SMP Kelas
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : X / 2 (dua) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Geometri Ruang 1
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XII / 5 (lima) : Matematika : Wajib :
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/semester Alokasi Waktu Pertemuan ke : SMK NEGERI 1 SEYEGAN : Gambar Teknik Fabrikasi Logam : XI/1 : 1 x pertemuan (2 JP) : 6 (enam) A.
Lebih terperinciURGENSI SATUAN ACARAPERKULIAHAN (SAP)DALAM PEMBELAJARAN
URGENSI SATUAN ACARAPERKULIAHAN (SAP)DALAM PEMBELAJARAN Dr. Marzuki marzukiwafi@yahoo.co.id UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 13 May 2015 1 Pendahuluan Pendidikan harus dikelola dengan baik dan benar agar
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : XI / Genap Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 5 (Lima) Mata Pelajaran : Matematika Program : Peminatan MIPA Pokok Bahasan : Transformasi
Lebih terperinciK. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SMALB TUNADAKSA
- 1540 - K. KOMPETENSI INTI DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SMALB TUNADAKSA KELAS: X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi yaitu, (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan.
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMP Negeri 3 Pajangan : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP Negeri 3 Pajangan : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) : VII/I : Berkomitmen Terhadap
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMA/SMK) MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 1 JAKARTA, 2016 2 DAFTAR ISI
Lebih terperinciSPEKTRUM KEAHLIAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN
Lampiran 1. Struktur Spektrum Keahlian PMK SPEKTRUM KEAHLIAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN No. 1 BIDANG KEAHLIAN PROGRAM KEAHLIAN PAKET KEAHLIAN DURASI (3/4 TAHUN) Lampiran 2. Struktur Kurikulum SMK (Generik)
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/semester Alokasi Waktu Pertemuan ke : SMK NEGERI 1 SEYEGAN : Gambar Teknik : XI/1 : 1 x pertemuan (2 JP) : 3 (tiga) A. Kompetensi Inti
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Peminatan Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA : Fisika : X / Dua : MIA : Optik : 2 x 45 Menit (pertemuan III) A. Kompetensi
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA/MA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X/1 Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit Pertemuan : Pertama A. Kompetensi Inti (KI) KI 1 : Menghayati
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA/MA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X/1 Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit Pertemuan : Kedua A. Kompetensi Inti (KI) KI 1 : Menghayati dan
Lebih terperinciRPP 03. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Fisika
RPP 03 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Fisika Peminatan Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : MIA : XII/1 : Listrik Statis : 16 JP (4x4 JP) A. Kompetensi Inti (KI) KI 1 :
Lebih terperinci