TENTANG DUDUK PERKARANYA

Transkripsi

1 P U T U S A N Nomor : 01/Pdt.G/2010/PTA.Pdg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA PADANG yang memeriksa dan mengadili perkara perdata tertentu pada tingkat banding dalam persidangan majelis telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara cerai talak antara : PEMBANDING, umur 36 tahun, agama Islam, pekerjaan Pegawai Negeri Sipil, bertempat tinggal di KOTA PADANG, dalam hal ini diwakili oleh Kuasanya SAMARATUL FUAD, SH, SAHNAN SUHURI SIREGAR, SH, dan KHAIRUL FAHMI, SH, advokat dan Advokat magang pada Kantor SAMARATUL FUAD & PARTNERS INTEGRATED LAW OFFICE, yang beralamat di Jln. Agam No.347 Siteba Padang, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 16 November 2009, yang telah terdaftar dalam register surat kuasa Pengadilan Agama Padang Nomor : 107/SK/2009/PA.Pdg tanggal 25 November 2009 sebagai TERMOHON/PEMBANDING L A W A N TERBANDING, umur 32 tahun, agama Islam, pekerjaan Pegawai Negeri Sipil, bertempat tinggal di KOTA PADANG, dalam hal ini diwakili oleh Kuasanya HANIFA, SH, advokat/pengacara, beralamat di Jln. Kompleks Perumahan Pondok Citra No.1, Kelurahan Parak Laweh, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang, berdasarkan Surat Kuasa Khusus yang dibuat di hadapan Panitera Pengadilan Agama Padang tanggal 14 April 2009, yang telah terdaftar dalam register surat kuasa Pengadilan Agama Padang Nomor : 42/SK/2009/PA.Pdg tanggal 14 April 2009, sebagai PEMOHON/TERBANDING ; PENGADILAN TINGGI AGAMA PADANG tersebut; Telah mempelajari berkas perkara dan semua surat yang berhubungan dengan perkara ini; TENTANG DUDUK PERKARANYA Mengutip segala uraian tentang hal sebagaimana termuat dalam putusan sela Pengadilan Tinggi Agama Padang Nomor : 01/Pdt.G/2010/PTA.Pdg tanggal 25 Maret

2 2010 M bertepatan dengan tanggal 09 Rabiul Akhir 1431 H yang amarnya berbunyi sebagai berikut : Menyatakan bahwa permohonan banding Pembanding dapat diterima : Sebelum menjatuhkan putusan akhir : 1. Memerintahkan kepada Hakim tingkat pertama dalam hal ini Pengadilan Agama Padang supaya melakukan pemeriksaan tambahan dalam perkara ini mengenai halhal sebagaimana tersebut dalam pertimbangan hukum putusan sela ini ; 2. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Tinggi Agama Padang supaya untuk keperluan itu, berkas perkara serta turunan putusan sela ini disampaikan kepada Ketua Pengadilan Agama Padang ; 3. Memerintahkan kepada Ketua Pengadilan Agama Padang agar berkas perkara tersebut setelah pemeriksaan tambahan selesai disertai dengan Berita Acara pemeriksaan dikirimkan kembali ke Pengadilan Tinggi Agama Padang. 4. Menyatakan bahwa biaya yang timbul dari perkara ini akan dipertimbangkan bersama dengan putusan akhir; TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa tentang formalnya perkara ini menunjuk apa yang telah dipertimbangkan di dalam Putusan Sela Pengadilan Tinggi Agama Padang Nomor : 01/Pdt.G/2010/PTA.Pdg tanggal 25 Maret 2010 M bertepatan dengan tanggal 09 Rabiul Akhir 1431 H yang menyatakan dapat diterima; Menimbang, bahwa berdasarkan instrumen Pengadilan Tinggi Agama Padang di dalam Putusan Sela tersebut tentang perintah untuk melakukan pemeriksaan tambahan/ulang karena secara nyata telah melanggar ketentuan pasal 130 HIR jis pasal 154 R.Bg tentang upaya damai dan Perma Nomor 1 Tahun 2008 tentang mediasi; Menimbang, bahwa berdasarkan pelanggaran asas pokok hukum Acara Perdata tersebut, maka pemeriksaan pertama perkara ini tidak dapat dipertahankan karena prinsip pokok hukum acara tersebut tidak dapat disimpangkan begitu saja, justru itu harus dibatalkan dan dengan mengadili sendiri tentang hasil pemeriksaan tambahan/ ulang yang telah dilakukan oleh Pengadilan Agama Padang berdasarkan instrumen Putusan Sela tersebut; Menimbang, bahwa pada pemeriksaan tambahan/ulang yang telah dilakukan oleh Pengadilan Agama Padang yang telah melakukan usaha damai dan mediasi secara benar sebagaimana dimaksud di dalam Perma Nomor 1 Tahun 2008 dan telah pula memeriksa kembali pokok perkara secara benar, maka majelis tingkat banding sebagai hakim peradilan ulang akan mengadili sendiri terhadap apa apa yang telah diperiksa tersebut;

3 DALAM EKSEPSI Menimbang, bahwa kepada Pemohon/Terbanding telah diberikan kesempatan dan waktu sesuai ketentuan yang berlaku untuk mengurus surat keputusan izin perceraian dari pejabat selaku Pegawai Negeri Sipil namun tidak berhasil dan pada sidang tanggal 4 Agustus Pemohon/Terbanding mohon kepada majelis tingkat pertama untuk melanjutkan persidangan tanpa surat izin pejabat berwenang malah bersedia menanggung segala resiko atas tidak diperolehnya surat izin bercerai tersebut; Menimbang, bahwa sidang selanjutnya ditunda sampai tanggal 11 Agustus 2009 untuk memberikan waktu kepada Termohon/Pembanding untuk mengurus surat keterangan/rekomendasi dari atasannya selaku Pegawai Negeri Sipil yang akan diceraikan namun Termohon/Pembanding sampai dengan sidang tersebut belum lagi mendapatkannya bahkan Termohon/Pembanding tidak akan mengurus lagi dengan surat keterangan tersebut karena tidak menginginkan perceraian terjadi; Menimbang, bahwa upaya hakim untuk memberi waktu kepada kedua belah pihak untuk mengurus surat izin perceraian dan surat keterangan/rekomendasi bagi Termohon/Pembanding telah terlaksana, namun tidak berhasil sehingga eksepsi Termohon/Pembanding patut untuk ditolak; Menimbang, bahwa Surat Keputusan Pemberian Izin Perceraian dari Pejabat yang berwenang tidaklah merupakan syarat kelengkapan untuk menerima perkara cerai talak atau cerai gugat oleh pengadilan yang diharuskan oleh peraturan perundangan undangan yang berlaku, tetapi merupakan syarat administrative bagi pegawai negeri sipil yang bersangkutan ; Menimbang, bahwa hakim dalam mengabulkan atau menolak permohonan perkara cerai talak atau gugatan perceraian tidaklah terikat dengan ada atau tidaknya Surat Keputusan Izin Perceraian dari Pejabat, tetapi didasarkan kepada terbukti atau tidak alasan-alasan perceraian yang didalilkan Penggugat atau Pemohon dalam gugatan atau permohonannya ; Menimbang, bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 Jis Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 adalah merupakan disiplin Pegawai Negeri Sipil, bukan merupakan hukum acara atau hukum materil pengadilan ; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas maka eksepsi Termohon/Pembanding harus ditolak ; DALAM POKOK PERKARA;

4 Menimbang, bahwa pada sidang tambahan/ulang majelis telah berusaha mendamaikan pihak-pihak dan telah melakukan mediasi dengan benar, dengan hakim mediatornya Drs. Djasrizal, MS, namun tidak berhasil dan telah melaporkan hasilnya bahwa mediasi telah gagal; Menimbang, bahwa alasan pokok yang diajukan oleh Pemohon/Terbanding dalam perkara ini adalah perselisihan dan pertengkaran secara terus menerus yang puncaknya terjadi pada tanggal 21 November 2008 disebabkan cemburunya Termohon/Pembanding dan menuding Pemohon/Terbanding telah menikah lagi dengan perempuan lain, namun Termohon/Pembanding tidak dapat membuktikannya; Menimbang, bahwa Pemohon/Terbanding telah dapat membuktikan dalildalilnya berupa dua orang saksi masing-masing bernama SAKSI I dan SAKSI II, kedua saksi tahu persis dengan perselisihan mereka serta ikut menangani langsung dalam penyelesaian perselisihan antara Pemohon/Terbanding dengan Termohon/Pembanding; Menimbang, bahwa sebagai indikasi yang sangat kuat tentang telah terjadi perselisihan yang memuncak di antara keduanya dapat ditandai dengan telah terjadinya pisah rumah sejak bulan Nopember 2008 yang sampai dengan masuknya perkara ini ke Pengadilan Agama Padang mereka tidak pernah bersatu lagi yang telah memakan waktu 9 (sembilan) bulan lamanya; Menimbang, bahwa berdasarkan peristiwa tersebut di atas, maka telah ditemukan fakta di dalam persidangan bahwa rumah tangga antara Pemohon/Terbanding dengan Termohon/Pembanding betul-betul telah pecah sedemikin rupa tanpa mempersoalkan siapa penyebabnya, maka permohonan dalam pokok perkara ini patut dapat dikabulkan; Menimbang, bahwa dengan kedaan rumah tangga Pemohon/Terbanding dengan Termohon/Pembanding seperti tersebut di atas tidak dapat dipertahankan, dan kalau dipertahankan juga niscaya tidak akan tercapai tujuan perkawinan sebagaimana dimaksud Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 dan maksud surat ar-rum ayat 21, maka perceraian dipandang lebih besar manfaatnya daripada mafshadatnya dan telah memenuhi rasa keadilan bagi kedua belah pihak; Menimbang, bahwa sebagai akibat dari suatu perceraian majelis hakim tingkat banding memandang perlu mempertimbangkan secara ex officio tentang hak-hak Termohon/Pembanding sebagai isteri yang akan diceraikan berdasarkan Pasal 41 huruf (c) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974; Menimbang, bahwa hak-hak Termohon/Pembanding sebagai isteri yang akan diceraikan tersebut di antaranya adalah uang iddah selama menjalani masa iddah sesuai kemampuan Pemohon/Terbanding dan kebutuhan Termohon/Pembanding paling tidak

5 kebutuhan primer yang tidak berlebihan yang besarnya akan dituangkan dalam diktum amar putusan ini; Menimbang, bahwa di samping nafkah iddah juga perlu dipertimbangkan nafkah mut ah sebagai hiburan bagi isteri yang akan diceraikan yang besarnya juga sebagaimana tertuang dalam diktum amar putusan ini; Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 terakhir dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009, maka biaya perkara di tingkat pertama dibebankan kepada Pemohon/Terbanding dan pada tingkat banding dibebankan kepada Termohon/ Pembanding; Mengingat, semua ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan hukum syara yang berkaitan dengan perkara ini; MENGADILI - Membatalkan Putusan Pengadilan Agama Padang Nomor : 245/Pdt.G/2009/PA.Pdg tanggal 29 September 2009 M bertepatan dengan tanggal 10 Syawal 1430 H. Dengan mengadili sendiri : Dalam eksepsi - Menolak eksepsi Termohon/Pembanding (PEMBANDING); Dalam Pokok Perkara; 1. Mengabulkan permohonan Pemohon/Terbanding (TERBANDING). 2. Memberi izin kepada Pemohon/Terbanding untuk menjatuhkan talak satu raj i terhadap Termohon/Pembanding (PEMBANDING) di depan sidang Pengadilan Agama Padang. 3. Menghukum Pemohon/Terbanding untuk membayar kepada Termohon/Pembanding berupa : 3.1. Nafkah iddah sebesar Rp ,- (empat juta lima ratus ribu rupiah) Nafkah muth ah sebesar Rp ,- (sepuluh juta rupiah). 4. Membebankan kepada Pemohon/Terbanding untuk membayar biaya perkara di tingkat pertama sebesar Rp ,- (empat ratus empat puluh satu ribu rupiah) dan membebankan kepada Pembanding untuk membayar biaya perkara di tingkat banding sebesar Rp ,- (seratus lima puluh ribu rupiah). Demikianlah diputuskan dalam sidang permusyawaratan majelis Pengadilan Tinggi Agama Padang pada hari Kamis tanggal 24 Juni 2010 M bertepatan dengan tanggal 11 Rajab 1431 H oleh kami Drs. H. M. NOER MUDDIN, S.H. sebagai Hakim Ketua, Drs. H. ZULKIFLI ARIEF, SH., M. Ag dan Drs. PELMIZAR, M.HI masing-

6 masing sebagai Hakim Anggota yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Tinggi Agama Padang, dan putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari kamis tanggal 22 Juli 2010 M, bertepatan dengan tanggal 10 Sya ban 1431 H, oleh Hakim Ketua tersebut dengan dihadiri oleh Hakim-hakim Anggota tersebut di atas serta DURMALIS, SH sebagai Panitera Pengganti tanpa dihadiri pihak-pihak yang berperkara. HAKIM KETUA, Drs. H. M. NOER MUDDIN, S.H. HAKIM ANGGOTA Drs. H. ZULKIFLI ARIEF, SH., M.Ag HAKIM ANGGOTA Drs. PELMIZAR, M.HI PANITERA PENGGANTI DURMALIS, S.H. Perincian biaya perkara: - Biaya materai : Rp 6.000,- - Biaya redaksi : Rp 5.000,- - Biaya pemberkasan : Rp ,- Jumlah : Rp ,- (seratus lima puluh ribu rupiah) Salinan sesuai dengan aslinya O l e h : PANITERA/SEKRETARIS Drs.YUSTAN ZIDIN,SH.MH