PUTUSAN Nomor XX03/Pdt.G/2012/PTA.AB DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA AMBON

Transkripsi

1 PUTUSAN Nomor XX03/Pdt.G/2012/PTA.AB ب س م هللا الر ح من الر ح يم DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA AMBON mengadili pada tingkat banding, dalam persidangan Majelis telah menjatuhkan putusan atas perkara cerai talak antara: PEMBANDING, umur 42 tahun, agama Islam, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, tempat tinggal di MALUKU TENGAH, dahulu sebagai Termohon Konvensi / Penggugat Rekonvensi, sekarang Pembanding; Melawan TERBANDING, umur 43 tahun, agama Islam, PNS, tempat tinggal di MALUKU TENGAH, dahulu sebagai Pemohon Konvensi / Tergugat Rekonvensi, sekarang Terbanding; Pengadilan Tinggi Agama tersebut; Telah membaca putusan Pengadilan Tingkat Pertama dan berkas perkara yang bersangkutan; Telah membaca dan memeriksa surat-surat yang berkaitan dengan perkara yang dimohonkan banding; TENTANG DUDUK PERKARANYA Mengutip uraian sebagaimana termuat dalam putusan Pengadilan Agama Masohi nomor : 0009/Pdt.G/2012/PA.Msh, tanggal 21 Maret 2012 Masehi bertepatan dengan tanggal 28 Rabiul Akhir 1433 Hijriyah, yang amarnya berbunyi sebagai berikut: Dalam Konvensi : M E N G A D I L I 1. Mengabulkan permohonan Pemohon; Hal 1dari 10 hal. Put. No. 03/Pdt.G/2012/PTA.AB

2 2. Memberi izin kepada Pemohon (TERBANDING) untuk menjatuhkan talak satu raj'i terhadap Termohon (PEMBANDING) di depan sidang Pengadilan Agama Masohi; Dalam Rekonvensi : 1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian; 2. Menghukum Tergugat membayar nafkah iddah kepada Penggugat sebesar Rp (tiga juta rupiah); 3. Menghukum Tergugat membayar mut ah kepada Penggugat sebesar Rp (satu juta lima ratus ribu rupiah); 4. Menolak untuk selain dan selebihnya. Dalam Konvensi dan Rekonvensi : Membebankan kepada Pemohon Konvensi / Tergugat Rekonvensi untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp ,- (satu juta dua ratus sembilan puluh satu ribu rupiah); Membaca Berita Acara Pemeriksaan (lanjutan) Pengadilan Agama Masohi pada hari Selasa tanggal 21 Maret 2012; telah ternyata bahwa putusan tersebut dibacakan dalam sidang terbuka untuk umum dengan dihadiri oleh Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi dan Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi; Membaca Akta Permohonan Banding Pembanding Nomor 0009/Pdt.G/2012/PA.Msh tanggal 2 April 2012 yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Agama Masohi, telah ternyata bahwa pada hari Senin tanggal 2 April 2012 Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi telah mengajukan permohonan banding terhadap putusan Pengadilan Agama tersebut, dan berdasarkan Relaas Pemberitahuan Banding nomor : 0009/Pdt.G/2012 PA.Msh. tanggal 10 April 2012 permohonan banding tersebut telah diberitahukan kepada Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi (Terbanding); Membaca Memori Banding Pembanding tanggal 14 April 2012 serta Kontra Memori Banding Terbanding tanggal 16 Mei 2012, memori banding dan kontra memori tersebut telah diberitahukan kepada pihak lawannya; Hal 2 dari 11 hal. Put. No. 03/Pdt.G/2012/PTA.AB

3 Membaca Surat Keterangan Panitera Pengadilan Agama Masohi nomor W24-A2/337/HK.05/V/2012 tanggal 1 Mei 2012, yang menerangkan bahwa Pembanding tidak datang untuk memeriksa berkas perkara (inzage); TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa oleh karena permohonan Pembanding untuk pemeriksaan ulang atas perkara ini pada tingkat banding diajukan masih dalam tenggang waktu banding dan menurut cara-cara yang diatur dalam undangundang, maka permohonan banding tersebut harus dinyatakan dapat diterima; Menimbang, bahwa oleh sebab itu, Majelis Hakim tingkat banding akan memeriksa dan mempertimbangkan ulang apa yang telah diperiksa, dipertimbangkan dan diputus oleh Hakim tingkat pertama untuk selanjutnya diputus ulang pada tingkat banding; Dalam Konvensi. Menimbang, bahwa dari surat permohonan Pemohon, jawaban Termohon, replik dan duplik, kesaksian para saksi dibawah sumpahnya di depan persidangan, baik saksi-saksi dari Pemohon yang terdiri dari SAKSI I PEMOHON dan SAKSI II PEMOHON, juga saksi dari Termohon SAKSI I TERMOHON dan SAKSI II TERMOHON, serta surat-surat bukti, maka diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut: 1. Bahwa berdasarkan bukti P-1, akta nikah nomor 03/03/I/2009 tanggal 2 Januari 2009, yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Tehoru, telah terbukti Pemohon dan Termohon telah melangsungkan perkawinan pada tanggal 21 Juli 1992, menurut tatacara hukum Islam yang berlangsung dihadapan dan dicatat oleh Penghulu yang berwenang; 2. Bahwa berdasarkan kesaksian dari SAKSI I PEMOHON dan SAKSI II PEMOHON, telah terbukti Pemohon dan Termohon hidup berumah tangga di MALUKU TENGAH; 3. Bahwa berdasarkan kesaksian dari SAKSI I PEMOHON dan SAKSI II PEMOHON, telah terbukti Pemohon dan Termohon mempunyai 3 (tiga) orang anak, masing-masing: 3.1. ANAK I (anak Perempuan) umur 15 tahun; 3.2. ANAK II (anak laki-laki) umur 11 tahun; 3.3. ANAK III (anak laki-laki) umur 6 tahun; 4. Bahwa berdasarkan kesaksian SAKSI I PEMOHON dan SAKSI II PEMOHON, telah terbukti kondisi rumah tangga Pemohon dan Hal 3 dari 11 hal. Put. No. 03/Pdt.G/2012/PTA.AB

4 Termohon sejak tahun 2007 mulai goyah, dimana keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon dipenuhi perselisihan dan pertengkaran, bahkan terjadi kekerasan fisik antara keduanya, sehingga pada puncaknya terjadi perpisahan tempat tinggal, di mana Termohon meninggalkan rumah tinggal bersama; 5. Bahwa berdasarkan kesaksian dari SAKSI I TERMOHON dan SAKSI II TERMOHON, telah terbukti bahwa Pemohon telah menjalin hubungan dengan perempuan lain bernama Asma Hatapayo, pacaran dengan perempuan bernama Marni, bahkan Pemohon menikah dengan perempuan bernama Fatma; 6. Bahwa berdasarkan pengakuan Termohon dan kesaksian SAKSI I TERMOHON dan SAKSI II TERMOHON, telah terbukti bahwa sejak terjadinya pertengkaran antara Pemohon dengan Termohon pisah rumah sampai sekarang; Menimbang, bahwa Pemohon dalam permohonannya memohon agar diberi izin untuk menjatuhkan talak terhadap Termohon, maka terhadap permohonan tersebut Majelis Hakim tingkat pertama telah memeriksa dan memberi pertimbangan yang pada pokoknya sebagai berikut: 1. Bahwa keadaan dalam rumah tangga Pemohon dan Termohon terbukti dipenuhi dengan perselisihan dan pertengkaran, bahkan terjadi kekerasan fisik antara keduanya, sehingga pada puncaknya terjadi perpisahan tempat tinggal antara keduanya di mana Termohon meninggalkan rumah tinggal bersama; 2. Bahwa sejak terjadinya pisah rumah tersebut sampai sekarang, Pemohon dan Termohon tetap tidak berkumpul kembali dalam satu rumah bersama dan hal ini memberi petunjuk bahwa perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dan Termohon tersebut telah berlangsung secara terus menerus; 3. Bahwa Majelis Hakim tingkat pertama telah berusaha mendamaikan dua belah pihak baik secara langsung maupun melalui proses mediasi dengan bantuan mediator Drs. Mursidin, MH, namun ternyata berdasarkan laporan mediator dengan suratnya tertanggal 22 Pebruari 2012 upaya damai tersebut tidak berhasil; 4. Bahwa mengenai status Pemohon sebagai Pegawai Negeri Sipil/Guru SD Negeri, dimana Pemohon telah mendapatkan surat izin cerai dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Maluku Tengah, Hal 4 dari 11 hal. Put. No. 03/Pdt.G/2012/PTA.AB

5 nomor : 420/1537/2012 tanggal 1 Maret 2012, sesuai maksud pasal (3) Peraturan Pemerintah nomor 10 tahun 1983 tentang izin perkawinan dan perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil; Maka berdasarkan pertimbangan tersebut, lalu oleh Majelis Hakim tingkat pertama disimpulkan bahwa permohonan Pemohon telah mempunyai cukup alasan untuk melakukan perceraian karena telah memenuhi maksud Pasal 39 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam; permohonan Pemohon patut dikabulkan, dengan memberi izin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak satu raj i terhadap Termohon di depan sidang Pengadilan Agama Masohi; Menimbang, bahwa terhadap putusan tersebut, Termohon menyatakan keberatan sehingga mengajukan banding pada tanggal 2 April 2012 serta telah mengajukan memori banding tanggal 14 April 2012 yang pada pokoknya sebagai berikut: Dalam Konvensi: 1. Bahwa dalam pertimbangan hukum Pengadilan Agama Masohi menyatakan bahwa Pemohon sebagai Pegawai Negeri Sipil telah mendapat izin atasan dengan surat, nomor : 420/1537/2012 tanggal 1 Maret 2012 yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Maluku Tengah, padahal surat tersebut tidak pernah dajukan oleh Pemohon didepan sidang Pengadilan Agama Masohi sebagai alat bukti surat, namun secara tegas dipertimbangkan oleh Majelis Hakim; 2. Bahwa dalam pertimbangan hukum Pengadilan Agama Masohi terkesan diskriminasi karena lebih condong kepada keterangan saksi-saksi Pemohon dan mengabaikan keterangan saksi-saksi Termohon; Menimbang, bahwa meski Majelis Hakim tingkat banding sependapat dengan hasil pemeriksaan, pertimbangan dan putusan Hakim tingkat pertama sepanjang mengenai alasan perceraian, akan tetapi Majelis Hakim tingkat banding terlebih dahulu akan mempertimbangkan keberatan Pembanding dalam memori banding angka 1 sebagaimana diuraikan diatas dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut: 1. Bahwa setelah Majelis Hakim tingkat banding membaca permohonan Pemohon tanggal 30 Januari 2012, yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Masohi perkara nomor : 0009/Pdt.G/2012 PA.Msh. Hal 5 dari 11 hal. Put. No. 03/Pdt.G/2012/PTA.AB

6 tanggal 6 Pebruari 2012; ternyata identitas Pemohon adalah sebagai Pegawai Negeri Sipil (GURU), akan tetapi dalam posita permohonan tidak dijelaskan tentang izin perceraian dari atasan Pemohon (pejabat yang berwenang), apakah sudah mendapat izin atau sedang dalam proses di instansi tempat Pemohon bekerja; 2. Bahwa dari Berita Acara Pemeriksaan Pengadilan Agama Masohi, tanggal 22 Pebruari 2012 (sidang pertama) tidak diperoleh gambaran mengenai pemeriksaan Majelis Hakim tingkat pertama tentang status Pemohon sebagai Pegawai Negeri Sipil dan izin perceraian dari pejabat yang berwenang, maka menurut Majelis Hakim tingkat banding, oleh karena Pemohon dalam permohonannya tidak melampirkan surat izin perceraian dari atasannya (pejabat yang berwenang), maka pada sidang pertama dalam pemeriksaan perkara a quo, Majelis Hakim tingkat pertama seharusnya melakukan pemeriksaan terhadap identitas Pemohon dalam statusnya sebagai Pegawai Negeri Sipil, serta memerintahkan Pemohon untuk mengajukan surat izin tersebut; apabila Pemohon belum siap dengan surat izin atasan, maka Majelis Hakim memberikan kesempatan yang cukup kepada Pemohon untuk mengurus surat izin dimaksud (paling sedikit diberi tempo tiga bulan); 3. Bahwa tatacara pemeriksaan perkara a quo, sebagaimana ternyata didalam Berita Acara Pemeriksaan tanggal 29 Pebruari 2012 (sidang lanjutan), Berita Acara Pemeriksaan tanggal 07 Maret 2012 (sidang lanjutan) dan Berita Acara Pemeriksaan tanggal 21 Maret 2012 (sidang terakhir), tidak terdapat keterangan sedikitpun bahwa Majelis Hakim tingkat pertama melakukan pemeriksaan status Pemohon sebagai Pegawai Negeri Sipil; 4. Bahwa dari seluruh Berita Acara Pemeriksaan Pengadilan Agama Masohi, tidak ditemukan keterangan sedikitpun mengenai pemeriksaan terhadap surat nomor : 420/1537/2012 tanggal 1 Maret 2012 yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Maluku Tengah, sehingga tidak ada gambaran bagaimana dan kapan Pemohon mengajukan surat izin tersebut kepada Majelis Hakim tingkat pertama, bahkan didalam berkas perkara banding, surat tersebut hanya dilampirkan pada lembaran terakhir bersama dengan surat-surat lain yang tidak dijadikan sebagai alat bukti dalam perkara ini; 5. Bahwa dari Berita Acara Pemeriksaan (sidang lanjutan) tanggal 7 Maret 2012, ternyata bukti surat dalam perkara a quo hanya 1 (satu) yaitu Hal 6 dari 11 hal. Put. No. 03/Pdt.G/2012/PTA.AB

7 potocopi Akte Nikah nomor : 03/03/I/2009 tanggal 02 Januari 2009 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Tehoru Kabupaten Maluku Tengah (bukti P1); 6. Bahwa setelah Majelis Hakim tingkat banding membaca putusan Pengadilan Agama Masohi nomor : 0009/Pdt.G/2012/PA.Msh, tanggal 21 Maret 2012 Masehi bertepatan dengan tanggal 28 Rabiul Akhir 1433 Hijriyah, maka pada Tentang Duduk Perkaranya, juga tidak ditemukan keterangan atau penjelasan mengenai surat nomor 420/1537/2012 tanggal 1 Maret 2012 yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Maluku Tengah tersebut; tetapi pada Tentang Hukumnya halaman 12 alenia ketujuh, Majelis Hakim tingkat pertama telah mempertimbangkannya, yang secara lengkap berbunyi sebagai berikut: Menimbang, bahwa Pemohon dalam statusnya sebagai PNS/Guru di SD Negeri Yaputih Kecamatan Tehoru telah mendapatkan Surat Izin Cerai dari Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Maluku Tengah nomor 420/1537/2012 tanggal 1 Maret 2012, sesuai maksud pasal (3) Peraturan Pemerintah nomor 10 tahun 1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil ; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta diatas, maka Majelis Hakim tingkat banding berpendapat bahwa dalam perkara a quo, Majelis Hakim tingkat pertama telah keliru dalam melakukan pemeriksaan dan mempertimbangkan suatu alat bukti, meskipun alat bukti tersebut menyangkut masalah administrasi kepegawaian, bukan termasuk bidang tehnis yustisial, tetapi dari segi tatacara pemeriksaan suatu perkara, dimana menurut hukum acara bahwa setiap alat bukti yang diajukan oleh para pihak kepada Majelis Hakim harus dimuat dalam Berita Acara Pemeriksaan, karena pada hakikatnya Berita Acara Pemeriksaan adalah merupakan catatan segala peristiwa hukum yang terjadi selama persidangan berlangsung, dan merupakan akte otentik yang berfungsi sebagai sumber informasi dalam membuat putusan; Menimbang, bahwa menurut Drs.H.Taufiq, SH.,MH., Bahwa suatu keputusan yustisial adalah merupakan hasil dari proses pemeriksaan didepan sidang sesuai dengan ketentuan beracara di depan Pengadilan, termasuk pemeriksaan sekecil apapun alat bukti yang diajukan oleh para pihak yang berperkara, sehingga keputusan yustisial akan benar hanya apabila fakta, hukum, dan penalaran hukumnya benar, kalau salah satunya salah, maka keputusan itu pasti salah, maka dari pendapat ini dapat disimpulkan bahwa Hal 7 dari 11 hal. Put. No. 03/Pdt.G/2012/PTA.AB

8 Hakim dalam mempertimbangkan sesuatu harus berdasarkan proses pemeriksaan pada tahap pembuktian dipersidangan yang harus tercatat didalam Berita Acara Pemeriksaan, artinya surat apapun yang tidak diperiksa didepan sidang, bukan merupakan alat bukti yang sah, sehingga tidak boleh dijadikan sebagai bahan pertimbangan hukum dalam suatu putusan; Menimbang, bahwa diluar hal-hal yang dikemukakan Pembanding dalam memori bandingnya, setelah Majelis Hakim tingkat banding membaca putusan nomor : 0009/Pdt.G/2012/PA.Msh, tanggal 21 Maret 2012 Masehi bertepatan dengan tanggal 28 Rabiul Akhir 1433 Hijriyah dan Berita Acara Pemeriksaan perkara a quo, maka telah ditemukan pula beberapa fakta yang berbeda antara yang tertulis didalam Berita Acara Pemeriksaan dengan fakta yang tercantum dalam putusan, antara lain sebagai berikut: 1. Bahwa didalam putusan halaman 6 alenia ketiga berbunyi Bahwa gaji yang Pemohon terima setiap bulan sebanyak Rp sedangkan didalam Berita Acara Pemeriksaan halaman 6 alenia keempat berbunyi: Gaji yang diterima setiap bulan sebanyak Rp ; 2. Bahwa didalam putusan halaman 6 alenia keempat berbunyi: Bahwa Pemohon memiliki tabungan BRI sebanyak Rp , sedangkan didalam Berita Acara Pemeriksaan halaman 7 alenia pertama berbunyi: Ya, ada sebanyak Rp ; 3. Bahwa dalam putusan halaman 12 alenia ketujuh, terdapat pertimbangan mengenai Surat Izin Cerai dari Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Maluku Tengah nomor : 420/1537/2012 tanggal 1 Maret 2012, padahal alat bukti tersebut tidak ada dalam Duduk Perkaranya, karena memang tidak diperiksa didepan persidangan; 4. Bahwa dalam putusan halaman 22 alenia keenam, dinyatakan putusan ini dijatuhkan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Agama Masohi pada hari Rabu tanggal 21 Maret 2012, tetapi dalam Berita Acara Pemeriksaan tanggal 21 Maret 2012 tidak ada keterangan sedikitpun bahwa Majelis Hakim melakukan rapat permusyawaratan Majelis Hakim, sesuai dengan ketentuan pasal 19 ayat (3) Undang- Undang nomor 48 tahun 2009 jo. Pasal 59 ayat (3) Undang-Undang nomor 7 tahun 1989 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang nomor 3 tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang nomor 50 tahun 2009 (buku II halaman 31); Hal 8 dari 11 hal. Put. No. 03/Pdt.G/2012/PTA.AB

9 Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas, Majelis Hakim tingkat banding berpendapat bahwa dalam memeriksa dan mengadili perkara a quo Majelis Hakim tingkat pertama telah ternyata menyalahi prosedur beracara, maka putusan nomor : 0009/Pdt.G/2012/PA.Msh, tanggal 21 Maret 2012 Masehi bertepatan dengan tanggal 28 Rabiul Akhir 1433 Hijriyah harus dibatalkan; Dalam Rekonvensi Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Rekonvensi yang telah diperiksa dan dipertimbangkan serta telah diputus oleh Majelis Hakim tingkat pertama tersebut merupakan assesoir dari perkara cerai talak (Konvensi), sedangkan pokok perkara telah dinyatakan dibatalkan, maka putusan dalam rekonpensi juga harus dibatalkan; Dalam Konvensi Dan Rekonvensi Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 89 ayat (1) Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana diubah pertama dengan Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan diubah kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka biaya perkara pada tingkat pertama dibebankan kepada Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi; Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 89 ayat (1) Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana diubah pertama dengan Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka biaya perkara pada tingkat banding dibebankan kepada Pembanding; Mengingat segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan hukum syar i yang berkaitan dengan perkara ini; M E N G A D I L I Menyatakan permohonan banding Pembanding untuk pemeriksaan ulang pada tingkat banding dapat diterima; Membatalkan putusan Pengadilan Agama Masohi nomor 0009/Pdt.G/2012/PA.Msh, tanggal 21 Maret 2012 Masehi bertepatan dengan tanggal 28 Rabiul Akhir 1433 Hijriyah; Hal 9 dari 11 hal. Put. No. 03/Pdt.G/2012/PTA.AB

10 Menghukum Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi untuk membayar biaya perkara dalam tingkat pertama sejumlah Rp ,- (satu juta dua ratus sembilan puluh satu ribu rupiah); Menghukum Pembanding untuk membayar biaya perkara dalam tingkat banding sejumlah Rp ,00 (seratus lima puluh ribu rupiah); Demikian putusan ini dijatuhkan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama Ambon pada hari Kamis tanggl 12 Juli 2012 M/tanggal 22 Sya ban 1433 H. oleh kami Drs. Kamil Umar Esa, SH, yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Tinggi Agama Ambon sebagai Hakim Ketua Majelis, H. A. Jauharuddin Sohra, S. Ag., MH. dan Drs. Tarmizi, masing-masing sebagai Hakim Anggota; pada hari itu juga putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua Majelis dengan dihadiri oleh Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dengan dibantu oleh Abdul Rochman, SHI selaku Panitera Pengganti, dengan tanpa dihadiri oleh Pembanding dan Terbanding. Hakim Anggota, TTD Ketua Majelis, TTD H. A. Jauharuddin Sohra, S.Ag., MH Drs. Kamil Umar Esa, SH Hakim Anggota, TTD Drs. Tarmizi Panitera Pengganti, TTD Abdul Rochman, SHI. Perincian biaya perkara banding: 1. Proses Administrasi Rp ,- 2. Meterai Rp ,- 3. Redaksi Rp ,- J u m l a h Rp ,- (Seratus lima puluh ribu rupiah) Hal 10 dari 11 hal. Put. No. 03/Pdt.G/2012/PTA.AB

11 Disalin sesuai aslinya, Panitera Pengadilan Tinggi Agama Ambon B A S R I, S.H., M.H Hal 11 dari 11 hal. Put. No. 03/Pdt.G/2012/PTA.AB

12 Hal 12 dari 11 hal. Put. No. 03/Pdt.G/2012/PTA.AB