PENGADILAN TINGGI MEDAN

Transkripsi

1 P U T U S A N Nomor : 30/Pid.Sus.Anak/2017/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang mengadili perkara pidana Khusus pada pengadilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Anak : Nama lengkap : ANAK; Tempat lahir : Padangsidimpuan; Umur / tanggal lahir : 17 Tahun/ 09 Mei 2000; Jenis kelamin : Laki-laki; Kebangsaan : Indonesia; Tempat tinggal : Jalan Sudirman Gg. Madrasah, Kelurahan Kayu Ombun, Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan; Agama : Islam; Pekerjaan : Pelajar; Pendidikan : SMA Kelas I; Anak ditahan dalam tahanan Rutan Padang Sidimpuan oleh : 1 Penyidik sejak tanggal 13 Mei 2017 sampai dengan tanggal 19 Mei 2017; 2 Penyidik Perpanjangan Oleh Penuntut Umum sejak tanggal 20 Mei 2017 sampai dengan tanggal 27 Mei 2017; 3 Penuntut Umum sejak tanggal 23 Mei 2017 sampai dengan tanggal 27 Mei 2017; 4 Hakim Pengadilan Negeri sejak tanggal 24 Mei 2017 sampai dengan tanggal 2 Juni 2017; 5 Perpanjangan Oleh Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal 3 Juni 2017 sampai dengan tanggal 17 Juni 2017; 6 Hakim Pengadilan Tinggi Medan sejak tanggal 6 Juni 2017 sampai dengan tanggal 15 Juni 2017 ; 7 Ketua Pengadilan Tinggi Medan sejak tanggal 16 Juni 2017 sampai dengan tanggal 30 Juni 2017 Anak tersebut didampingi oleh Penasihat Hukum yaitu RAFIDAH, SH, Penasihat Hukum, berkantor di Jalan Jl. Perintis Kemerdekaan Kec. Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan,berdasarkan Penetapan Putusan Nomor : 30/Pid.Sus.Anak/2017/PT.MDN Halaman 1 dari 11 halaman

2 Penunjukan Nomor 7/Pid.Sus-Anak/2017/PN Psp; Pengadilan Tinggi Tersebut Membaca, Penetapan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 30/Pid.Sus/2017/PT.MDN tanggal 8 Mei 2017 tentang penunjukan Majelis Hakim dan Panitera Pengganti untuk memeriksa dan mengadili perkara ini pada tingkat banding ; Membaca, berkas perkara putusan Pengadilan Negeri Padangsidimpuan Nomor Nomor 23/Pid.Sus/2017/PN Psp tanggal 12 April 2017 dalam perkara Anak tersebut ; Membaca, Surat Dakwaan Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Padangsidimpuan No. Reg. Perk : PDM 55/Ep.2/PSP/05/2017, tanggal 23 Mei 2017, yang isinya sebagai berikut : Kesatu Primair : Bahwa anak yang berkonflik dengan hukum ANAK pada hari Jumat tanggal 28 April 2017 sekira pukul Wib atau setidak-tidaknya suatu waktu pada Tahun 2017 bertempat di Pondok Simarsayang Kel Batang Ayumi Julu Kec. Psp Utara Kota Padangsidimpuan, atau setidak-tidaknya suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Padangsidimpuan yang berwenang memeriksa dan mengadili perkaranya, dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa anak untuk melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, yang dilakukan oleh anak yang berkonflik dengan hukum dengan cara sebagai berikut : Pada waktu dan tempat seperti tersebut diatas, anak yang berkonflik denganhukum ANAK mengajak korban anakanak PEREMPUAN untuk bertemu. Selanjutnya Anak yang berkonflik dengan hukum menjemput korban anak ke rumah korban anak dan permisi/meminta izin kepada orangtua korban anak untuk pergi jalan-jalan di sekitaran Kota Padangsidimpuan. Kemudian anak yang berkonflik dengan hukum dan korban anak pergi jalan-jalan menuju Tor Simarsayang dan singgah di Pondok Simarsayang tersebut. Lalu Anak yang berkonflik dengan hukum mengajak korban anak untuk melakukan hubungan layaknya suami istri. Anak yang berkonflik dengan hukum pun langsung mencium bibir korban anak dan leher korban anak. Kemudian Anak yang berkonflik dengan hukum memeluk korban anak dan memancing korban anak supaya naik nafsu. Kemudian Anak yang berkonflik dengan hukum menyuruh korban anak untuk membuka celana korban anak. Awalnya korban anak tidak mau, tetapi Anak yang berkonflik dengan hukum tetap Putusan Nomor : 30/Pid.Sus.Anak/2017/PT.MDN Halaman 2 dari 11 halaman

3 memaksa. Dan dia pun membuka celana korban anak. Kemudian Anak yang berkonflik dengan hukum pun membuka resleting celana nya dan mengeluarkan alat kelaminnya. Dan menyuruh korban anak untuk memegang alat kelaminnya. Korban anak pun memegang alat kelaminnya. Lalu Anak yang berkonflik dengan hukum menyuruh korban anak untuk menghisap alat kelaminnya. Awalnya korban anak tidak mau tetapi korban anak tetap dipaksa oleh anak yang berkonflik dengan hukum untuk menghisapnya. Akhirnya korban anak pun menghisapnya. Sampai keluar mani / sperma nya. Lalu Anak yang berkonflik dengan hukum memasukkan jari-jarinya ke kemaluan korban anak beberapa saat. Lalu setelah itu Anak yang berkonflik dengan hukum memasukkan alat kelaminnya ke dalam alat kelamin korban anak dengan menggoyangkannya untuk beberapa kali hingga mengeluarkan sperma diluar alat kelamin korban anak. Bahwa anak yang berkonflik dengan hukum ANAK masih berumur sekira 17 tahun yaitu lahir pada tanggal 09 Mei 2000 dan anak yang berkonflik dengan hukum telah melakukan persetubuhan dengan korban anak ANAK PEREMPUAN yang masih berumur sekira 15 (lima belas) tahun yaitu lahir pada tanggal 05 Desember 2001 sesuai dengan Kutipan Akta Kelahiran No. AL tanggal 21 Juli 2008; Bahwa akibat perbuatan anak yang berkonflik dengan hukum tersebut korban anak ANAK PEREMPUANmengalami luka-luka sesuai dengan Visum Et Repertum Projustita Rumah Sakit Umum Daerah Padangsidimpuan an. ANAK PEREMPUANNo. 440/129/VP/V/2017 tanggal 15 Mei 2017 yang ditanda tangani oleh dr. H. Musbar, Sp.OG dengan hasil pemeriksaan : Pemeriksaan : Umum : - Kepala : Tidak ada kelainan - Leher : Tidak ada kelainan - Dada : Tidak ada kelainan - Perut : Tidak ada kelainan - Anggota gerak atas dan bawah : Tidak ada kelainan Khusus : - Alat kelamin luar : Tidak ada kelainan - Alat kelamin dalam : Vagina dapat dilalui satu jari - Selaput dara : Terdapat luka pada arah jam 3,5 dan 7. Kesimpulan : Selaput dara orang tersebut diatas tidak utuh lagi oleh karena sudah pernah dilewati benda tumpul; Putusan Nomor : 30/Pid.Sus.Anak/2017/PT.MDN Halaman 3 dari 11 halaman

4 Perbuatan anak yang berkonflik dengan hukum sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 81Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 35 tahun 2014 tentang Perubahan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak ; Subsidiair : Bahwa anak yang berkonflik dengan hukum ANAK pada hari Jumat tanggal 28 April 2017 sekira pukul Wib atau setidak-tidaknya suatu waktu pada Tahun 2017 bertempat di Pondok Simarsayang Kel Batang Ayumi Julu Kec. Psp Utara Kota Padangsidimpuan, atau setidak-tidaknya suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Padangsidimpuan yang berwenang memeriksa dan mengadili perkaranya, dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, yang dilakukan oleh anak yang berkonflik dengan hukum dengan cara sebagai berikut : Pada waktu dan tempat seperti tersebut diatas, anak yang berkonflik denganhukum ANAK mengajak korban anakanak PEREMPUAN untuk bertemu. Selanjutnya Anak yang berkonflik dengan hukum menjemput korban anak ke rumah korban anak dan permisi/meminta izin kepada orangtua korban anak untuk pergi jalan-jalan di sekitaran Kota Padangsidimpuan. Kemudian anak yang berkonflik dengan hukum dan korban anak pergi jalan-jalan menuju Tor Simarsayang dan singgah di Pondok Simarsayang tersebut. Lalu Anak yang berkonflik dengan hukum mengajak korban anak untuk melakukan hubungan layaknya suami istri. Anak yang berkonflik dengan hukum pun langsung mencium bibir korban anak dan leher korban anak. Kemudian Anak yang berkonflik dengan hukum memeluk korban anak dan memancing korban anak supaya naik nafsu. Kemudian Anak yang berkonflik dengan hukum menyuruh korban anak untuk membuka celana korban anak. Awalnya korban anak tidak mau, tetapi Anak yang berkonflik dengan hukum tetap memaksa. Dan dia pun membuka celana korban anak. Kemudian Anak yang berkonflik dengan hukum pun membuka resleting celana nya dan mengeluarkan alat kelaminnya. Dan menyuruh korban anak untuk memegang alat kelaminnya. Korban anak pun memegang alat kelaminnya. Lalu Anak yang berkonflik dengan hukum menyuruh korban anak untuk menghisap alat kelaminnya. Awalnya korban anak tidak mau tetapi korban anak tetap dipaksa oleh anak yang berkonflik dengan hukum untuk menghisapnya. Akhirnya korban anak pun menghisapnya. Sampai keluar mani / sperma nya. Lalu Anak yang berkonflik dengan hukum memasukkan jari-jarinya ke kemaluan korban anak beberapa saat. Lalu setelah itu Anak yang berkonflik dengan hukum memasukkan alat kelaminnya ke dalam alat kelamin korban anak dengan Putusan Nomor : 30/Pid.Sus.Anak/2017/PT.MDN Halaman 4 dari 11 halaman

5 menggoyangkannya untuk beberapa kali hingga mengeluarkan sperma diluar alat kelamin korban anak. Bahwa anak yang berkonflik dengan hukum ANAK masih berumur sekira 17 tahun yaitu lahir pada tanggal 09 Mei 2000 dan anak yang berkonflik dengan hukum telah melakukan persetubuhan dengan korban anak ANAK PEREMPUAN yang masih berumur sekira 15 (lima belas) tahun yaitu lahir pada tanggal 05 Desember 2001 sesuai dengan Kutipan Akta Kelahiran No. AL tanggal 21 Juli 2008; Bahwa akibat perbuatan anak yang berkonflik dengan hukum tersebut korban anak ANAK PEREMPUANmengalami luka-luka sesuai dengan Visum Et Repertum Projustita Rumah Sakit Umum Daerah Padangsidimpuan an. ANAK PEREMPUANNo. 440/129/VP/V/2017 tanggal 15 Mei 2017 yang ditanda tangani oleh dr. H. Musbar, Sp.OG dengan hasil pemeriksaan : Pemeriksaan : Umum : - Kepala : Tidak ada kelainan - Leher : Tidak ada kelainan - Dada : Tidak ada kelainan - Perut : Tidak ada kelainan - Anggota gerak atas dan bawah : Tidak ada kelainan Khusus : - Alat kelamin luar : Tidak ada kelainan - Alat kelamin dalam : Vagina dapat dilalui satu jari - Selaput dara : Terdapat luka pada arah jam 3,5 dan 7. Kesimpulan : Selaput dara orang tersebut diatas tidak utuh lagi oleh karena sudah pernah dilewati benda tumpul; Perbuatan anak yang berkonflik dengan hukum sebagaimana diatur dan diancam pidana dalampasal 81 Ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 35 tahun 2014 tentang Perubahan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Kedua : Atau Bahwa anak yang berkonflik dengan hukum ANAK pada hari Jumat tanggal 28 April 2017 sekira pukul Wib atau setidak-tidaknya suatu waktu pada Tahun 2017 bertempat di Pondok Simarsayang Kel Batang Ayumi Julu Kec. Psp Utara Kota Padangsidimpuan, atau setidak-tidaknya suatu tempat yang masih termasuk Putusan Nomor : 30/Pid.Sus.Anak/2017/PT.MDN Halaman 5 dari 11 halaman

6 dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Padangsidimpuan yang berwenang memeriksa dan mengadili perkaranya, dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, yang dilakukan oleh anak yang berkonflik dengan hukum dengan cara sebagai berikut : -- Pada waktu dan tempat seperti tersebut diatas, anak yang berkonflik denganhukum ANAK mengajak korban anakanak PEREMPUAN untuk bertemu. Selanjutnya Anak yang berkonflik dengan hukum menjemput korban anak ke rumah korban anak dan permisi/meminta izin kepada orangtua korban anak untuk pergi jalan-jalan di sekitaran Kota Padangsidimpuan. Kemudian anak yang berkonflik dengan hukum dan korban anak pergi jalan-jalan menuju Tor Simarsayang dan singgah di Pondok Simarsayang tersebut. Lalu Anak yang berkonflik dengan hukum mengajak korban anak untuk melakukan hubungan layaknya suami istri. Anak yang berkonflik dengan hukum pun langsung mencium bibir korban anak dan leher korban anak. Kemudian Anak yang berkonflik dengan hukum memeluk korban anak dan memancing korban anak supaya naik nafsu. Kemudian Anak yang berkonflik dengan hukum menyuruh korban anak untuk membuka celana korban anak. Awalnya korban anak tidak mau, tetapi Anak yang berkonflik dengan hukum tetap memaksa. Dan dia pun membuka celana korban anak. Kemudian Anak yang berkonflik dengan hukum pun membuka resleting celana nya dan mengeluarkan alat kelaminnya. Dan menyuruh korban anak untuk memegang alat kelaminnya. Korban anak pun memegang alat kelaminnya. Lalu Anak yang berkonflik dengan hukum menyuruh korban anak untuk menghisap alat kelaminnya. Awalnya korban anak tidak mau tetapi korban anak tetap dipaksa oleh anak yang berkonflik dengan hukum untuk menghisapnya. Akhirnya korban anak pun menghisapnya. Sampai keluar mani / sperma nya. Lalu Anak yang berkonflik dengan hukum memasukkan jari-jarinya ke kemaluan korban anak beberapa saat. Lalu setelah itu Anak yang berkonflik dengan hukum memasukkan alat kelaminnya ke dalam alat kelamin korban anak dengan menggoyangkannya untuk beberapa kali hingga mengeluarkan sperma diluar alat kelamin korban anak. Bahwa anak yang berkonflik dengan hukum ANAK masih berumur sekira 17 tahun yaitu lahir pada tanggal 09 Mei 2000 dan anak yang berkonflik dengan hukum telah melakukan persetubuhan dengan korban anak ANAK PEREMPUAN yang masih berumur sekira 15 (lima belas) tahun yaitu lahir pada tanggal 05 Desember 2001 sesuai dengan Kutipan Akta Kelahiran No. AL tanggal 21 Juli 2008; Putusan Nomor : 30/Pid.Sus.Anak/2017/PT.MDN Halaman 6 dari 11 halaman

7 Bahwa akibat perbuatan anak yang berkonflik dengan hukum tersebut korban anak ANAK PEREMPUANmengalami luka-luka sesuai dengan Visum Et Repertum Projustita Rumah Sakit Umum Daerah Padangsidimpuan an. ANAK PEREMPUANNo. 440/129/VP/V/2017 tanggal 15 Mei 2017 yang ditanda tangani oleh dr. H. Musbar, Sp.OG dengan hasil pemeriksaan : Pemeriksaan : Umum : - Kepala : Tidak ada kelainan - Leher : Tidak ada kelainan - Dada : Tidak ada kelainan - Perut : Tidak ada kelainan - Anggota gerak atas dan bawah : Tidak ada kelainan Khusus : - Alat kelamin luar : Tidak ada kelainan - Alat kelamin dalam : Vagina dapat dilalui satu jari - Selaput dara : Terdapat luka pada arah jam 3,5 dan 7. Kesimpulan : Selaput dara orang tersebut diatas tidak utuh lagi oleh karena sudah pernah dilewati benda tumpul; Perbuatan anak yang berkonflik dengan hukum sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 82 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 35 tahun 2014 tentang Perubahan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak; Membaca, Surat Tuntutan Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Padangsidimpuan No. Reg. Perkara : 55/Ep.2/PSP/05/2017 tertanggal 5 Juni 2017 yang isinya sebagai berikut : 1. Menyatakan anak yang berkonflik dengan hukum ANAK terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Membujuk anak untuk melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 81Ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 35 tahun 2014 tentang Perubahan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak sesuai dengan Surat Dakwaan Kesatu Subsidiair Jaksa Penuntut Umum. 2. Menjatuhkan pidana terhadap anak yang berkonflik dengan hukum ANAK dengan pidana penjara selama 05 (LIMA) Tahun dikurangi selama berada dalam Putusan Nomor : 30/Pid.Sus.Anak/2017/PT.MDN Halaman 7 dari 11 halaman

8 tahanan sementara, denda sebesar Rp ,- Subsidiair 2 (dua) bulan Pelatihan kerja; 3. Menyatakan barang bukti berupa : - 1 (satu) buah baju kaos lengan panjang warna hitam. - 1 (satu) buah kaos singlet warna putih. - 1 (satu) buah celana dalam warna putih. - 1 (satu) buah celana panjang warna hitam Dikembalikan kepada korban anak ANAK PEREMPUAN 4. Menetapkan pula agar anak yang berkonflik dengan hukum ANAK dibebani untuk membayar biaya perkara sebesar Rp ,- (seribu rupiah),- Membaca, Putusan Pengadilan Negeri Padangsidimpuan Nomor: 7/Pid.Sus- Anak/2017/PN.Psp tanggal 06 Juni 2017 yang amarnya sebagai berikut : 1. Menyatakan Anak Mulyadi Siagian Als Gian Mulyadi Siagian tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dalam dakwaan Kesatu Primer; 2. Membebaskan Anak tersebut diatas oleh karena itu dari dakwaan Kesatu Primer Penuntut Umum; 3. Menyatakan Anak Mulyadi Siagian Als Gian Mulyadi Siagian, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Membujuk anak untuk melakukan persetubuhan dengannya sebagaimana dakwaan Kedua Subsider; 4. Menjatuhkan pidana terhadap Anak tersebut, oleh karena itu dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun dan 5 (lima) bulan denda Rp ,- (enam puluh juta rupiah) dengan ketentuan apabila tidak dibayar maka diganti dengan pelatihan kerja selama 1 (satu) bulan; 5. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalankan oleh Anak tersebut, dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan; 6. Menetapkan Anak ditahan di lembaga pembinaan Khusus Anak; 7. Menetapkan barang bukti berupa : - 1 (satu) buah baju kaos lengan pendek warna hitam; - 1 (sau) buah kaos singlet warna putih; - 1 (satu) buah celana dalam warna putih; - 1 (satu) buah celana panjang warna hitam; Masing-masing dikembalikan kepada Anak Korban ANAK PEREMPUAN; Putusan Nomor : 30/Pid.Sus.Anak/2017/PT.MDN Halaman 8 dari 11 halaman

9 8. Membebankan kepada Anak membayar biaya perkara sebesar Rp ,- (dua ribu Rupiah) ; Membaca surat- surat : 1. Akta Permintaan Banding Nomor 1/Akte.Pid.Sus.Anak/2017/PN.Psp tanggal 8 Juni 2017, yang dibuat oleh Ballaman Siregar, SH. Sebagai Panitera Pengadilan Negeri Padangsidimpuan, yang menerangkan bahwa, Jaksa Penuntut Umum telah mengajukan Permintaan Banding atas Putusan Pengadilan Negeri Padangsidimpuan Nomor 7/Pid.Sus.Anak/2017/PN.Psp tanggal 6 Juni 2017 tersebut yang telah diberitahukan kepada Anak pada tanggal 12 Juni 2017 ; 2. Relas Pemberitahuan untuk mempelajari berkas perkara yang dibuat oleh Ballaman Siregar, SH. Panitera Pengadilan Negeri Padangsidimpuan, Nomor: W2.U5/ /HN/01.10/VI/2017. tanggal 8 Juni 2017 yang ditujukan kepada Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Padangsidimpuan dan Anak untuk mempelajari berkas perkara tersebut selama 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal pemberitahuan ini diterima sebelum berkas perkara dikirim ke Pengadilan Tinggi Medan ; Menimbang, bahwa permintaan akan pemeriksaan dalam tingkat banding oleh Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Padangsidimpuan telah diajukan dalam tenggang waktu dan dengan tata cara serta memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh Undang-Undang, maka Permintaan Banding tersebut secara formal dapat diterima ; Menimbang, bahwa setelah mempelajari dengan seksama berkas perkara yang terdiri dari Berita Acara Persidangan, berikut turunan resmi Putusan Pengadilan Negeri Padangsidimpuan Nomor: 7/Pid.Sus-Anak/2017/PN.Psp tanggal 06 Juni 2017 serta bukti-bukti surat lain yang bersangkutan, Pengadilan Tinggi berpendapat bahwa pertimbangan hukum Hakim Tingkat Pertama yang mendasari Putusannya mengenai telah terbuktinya secara sah dan meyakinkan Anak melakukan tindak pidana dengan sengaja membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya melanggar Pasal 81 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor :35 tahun 2014 sebagaimana dakwaan primair, dan hukuman yang dijatuhkan telah tepat dan benar, oleh karenanya Pengadilan Tinggi Medan dapat menyetujui dan mengambil alih sebagai pertimbangan hukumnya sendiri dalam memeriksa dan memutus perkara ini pada Tingkat Banding ; Putusan Nomor : 30/Pid.Sus.Anak/2017/PT.MDN Halaman 9 dari 11 halaman

10 Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka Putusan Pengadilan Negeri Padangsidimpuan Nomor: 7/Pid.Sus-Anak/2017/PN.Psp tanggal 06 Juni 2017 yang dimintakan banding tersebut harus dikuatkan; Menimbang, bahwa oleh karena penangkapan dan penahanan yang dijalani Anak adalah sah, maka masa penangkapan dan penahanan ini harus dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan kepada Anak ; Menimbang, bahwa oleh karena dikhawatirkan Anak akan melarikan diri atau menghindari pelaksanaan putusan ini, maka Anak tetap ditahan di Rumah Tahanan Negara Padangsidimpuan ; Menimbang, bahwa oleh karena Anak dinyatakan bersalah, maka Anak dibebani untuk membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan, yang dalam tingkat banding sebagaimana akan disebutkan dalam amar putusan dibawah ini ; Memperhatikan, Pasal 81 ayat (2) Undang - Undang Republik Indonesia Nomor. 35 tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1981 Tentang Hukum Acara pidana serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan; MENGADILI Menerima permohonan banding Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Padang Sidimpuan tersebut ; Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Padang Sidimpuan Nomor 7/Pid.Sus.Anak/2017/PN.Psp tanggal 6 Juni 2017 yang dimohonkan banding tersebut ; Memerintahkan agar anak tetap ditahan ; Memerintahkan agar masa penahanan yang telah dijalani anak dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ; Membebani anak membayar biaya perkara pada kedua tingkat pengadilan, yang di tingkat banding ditetapkan sebesar Rp ,00 (dua ribu lima ratus rupiah) ; Putusan Nomor : 30/Pid.Sus.Anak/2017/PT.MDN Halaman 10 dari 11 halaman

11 Demikian diputuskan Hakim Pengadilan Tinggi Medan pada hari Kamis tanggal 22 Juni 2017 oleh H. ERWAN MUNAWAR, SH, MH, sebagai hakim pada Pengadilan Tinggi Medan berdasarkan Penetapan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 22 Juni 2017 Nomor : 30/Pid.Sus Anak/2017/PT.MDN, dalam sidang yang terbuka untuk umum, dibantu oleh MARTHIN A.P. SINAGA, SH. sebagai Panitera Pengganti, tanpa dihadiri oleh Penuntut Umum dan anak Penasihat hukum anak; PANITERA PENGGANTI HAKIM Ttd MARTHIN A.P. SINAGA, SH. Ttd. H. ERWAN MUNAWAR, SH, MH, maupun Untuk Salinan Sesuai Dengan Aslinya WAKIL. PANITERA HAMONANGAN RAMBE,SH.MH. NIP : Putusan Nomor : 30/Pid.Sus.Anak/2017/PT.MDN Halaman 11 dari 11 halaman