VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VI. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Analisis Aspek Non Finansial Aspek Pasar Pengkajian aspek pasar merupakan suatu hal yang penting dalam sebuah studi kelayakan, karena pasar berperan penting untuk menentukan kelanjutan suatu usaha. Pada penelitian ini aspek pasar yang dianalisis meliputi permintaan, penawaran dan strategi pemasaran. A. Permintaan dan Penawaran Konsumen utama dari Penggilingan Padi Sinar Ginanjar adalah masyarakat yang ada disekitar lokasi pengusahaan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. Biasanya permintaan beras dari masyarakat sekitar lebih banyak dan menguntungkan bila dibandingkan dengan penyaluran kepada pedagang besar. Permintaan beras tersebut setiap harinya bisa mencapai 200 kilogram per hari bahkan lebih, permintaan beras tersebut mulai dari pedagang beras eceran baik untuk warung sembako maupun pedagang beras keliling, konsumsi rumah tangga, pedagang nasi uduk dan beberapa pasokan untuk catering. Untuk memenuhi keseluruhan permintaan tersebut, Penggilingan Padi Sinar Ginanjar memasok Gabah Kering Giling yang siap dijadikan beras dari berbagai daerah. Penggilingan Padi Sinar Ginanjar juga mempunyai pangsa pasar tujuan yang lain selain masyarakat sekitar, yaitu para pedagang besar yang ada di Pasar Cikampek dan Pasar Johar Karawang. Penggilingan Padi Sinar Ginanjar memasok beras-berasnya kepada pedagang besar yang sudah menjadi langganan pasokan beras, seperti Toko Agung Cikampek, Toko Haji Ali, dan Pedagang Besar di Pasar Johar Karawang. Penawaran dari Penggilingan Padi Sinar Ginanjar bisa mencapai 2 ton untuk sekali transaksi, namun dalam sebulan rata-rata penjualan ke pedagang besar hanya empat kali. Penawaran untuk pedagang-pedagang besar dilakukan setelah kebutuhan untuk masyarakat di sekitar Penggilingan Padi Sinar Ginanjar sudah terpenuhi. Apabila Penggilingan Padi Sinar Ginanjar memiliki kelebihan persediaan beras, maka beras tersebut akan dikirim ke pedagang besar yang ada dipasar. Saat ini penggilingan padi Sinar Ginanjar hanya mampu memiliki pangsa pasar di Kabupaten Karawang sebesar 0,014 persen. Hal tersebut

2 dikarenakan penggilingan padi Sinar Ginanjar merupakan penggilingan padi kecil yang ruang lingkup pemasarannya hanya disekitar lokasi penggilingan padi saja. Saat ini di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru memiliki empat penggilingan padi khususnya penggilingan padi berskala kecil. Penggilingan padi Sinar Ginanjar mampu menyerap pangsa pasar di Desa Jomin Timur sendiri sebesar 25 persen. Untuk produk sampingan seperti dedak, menir, dan sekam padi permintaan utamanya berasal dari rumah tangga, peternak, pedagang pakan ternak dan perusahaan pembuat abu gosok. Hal tersebut dikarenakan persediaan produk sampingan beras Penggilingan Padi Sinar Ginanjar tidak selalu tersedia secara berkala. Biasanya dedak dan menir merupakan hak bagi yang melakukan penggilingan khususnya bagi konsumen rumah tangga, sehingga jika mereka melakukan penggilingan secara langsung mereka juga membawa dedak dan menirnya. Proses pemasaran dilakukan di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar yaitu konsumen khususnya konsumen yang membeli secara eceran seperti rumah tangga dan peternak datang langsung ke penggilingan untuk membeli kebutuhan mereka. Namun untuk permintaan yang lebih besar seperti untuk pedagang pakan ternak dan pengusaha abu gosok akan diantarkan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar atau dijemput oleh pihak pembeli, hal tersebut juga biasanya dilakukan sesuai kesepakatan bersama antar kedua belah pihak. Harga untuk masing-masing produk hasil sampingan beras adalah dedak Rp.800 per kilogram, sekam Rp.600 per karung ukuran 50 kilogram, menir mulai dari harga Rp sampai dengan Rp.3000 per kilogram. B. Pemasaran Output Output yang dihasilkan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar terdiri dari dua bagian utama, yaitu output utama dan output sampingan Beras, Dedak, Menir dan Sekam. Menir yang dihasilkan dibagi kedalam tiga bagian yaitu menir gitai, menir tonggok dan menir bebek. Pada pemasaran output utama dan output sampingan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar, pemilik Penggilingan Padi Sinar Ginanjar menyalurkannya melalui dua saluran, yaitu Pedagang Besar dan pemasaran langsung kepada konsumen. Gambar 3 merupakan saluran pemasaran 59

3 Beras dan hasil sampingan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar ke pedagang besar dan konsumen secara langsung. Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Pedagang Besar Konsumen Konsumen Gambar 5. Saluran Pemasaran Beras Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Pada saluran pertama, beras dan hasil sampingan lainnya yang dihasilkan dipasarkan kepada pedagang besar yang ada di Pasar Cikampek ataupun kepada pedagang besar yang ada di luar daerah Penggilingan Padi Sinar Ginanjar seperti Karawang dan Jakarta. Beras yang dipasarkan ke pedagang besar biasanya dikirim setelah ada pemesanan terlebih dahulu. Dalam tempo berapa waktu beras tersebut dipesan dan siap diantar oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar ke tempat tujuan ataupun dijemput oleh pedagang besar tersebut. Pedagang besar biasanya akan meminta kriteria beras yang harus di terimanya, yakni kualitas beras tidak banyak yang pecah dan tidak banyak kerikilnya. Penggilingan Padi Sinar Ginanjar harga yang ditentukan untuk pedagang besar biasanya dilakukan setelah melihat mutu dan kualitas beras yang dihasilkan seperti rendemen, varietas, derajat putih dan harga gabah. Harga beras yang ditawarkan ke pedagang besar biasanya tidak melebihi harga yang sudah ditetapkan oleh BULOG. Hal tersebut dikarenakan jika melebihi harga yang ditetapkan oleh BULOG, para pedagang besar cenderung enggan membeli dan menimbulkan ketidakstabilan harga di tingkat konsumen akhir. Setiap bulannya beras yang dijual Penggilingan Padi Sinar Ginanjar bisa mencapai 2000 kilogram, bahkan jika musim-musim panen biasanya permintaan akan tinngi, namun karena keterbatasan produksi baik dari dukungan bahan baku maupun keterbatasan mesin giling, Penggilingan Padi Sinar Ginanjar akan membatasi jumlah permintaan. Untuk hasil sampingan beras seperti dedak dan menir, Penggilingan Padi Sinar Ginanjar menyalurkannya kepara penjual pakan ternak ataupun para peternak sendiri,yang sudah dipesan terlebih dahulu. Penggilingan Padi Sinar 60

4 Ginanjar bisa menjual sampai 3228 kilogram per bulannya untuk dedak dan menir mencapai 4598 kilogram per bulan. Harga dedak dijual dengan harga Rp.800 per kilogram dan harga menir dihitung berdasarkan jenis menirnya. Jenis menir ditentukan oleh Untuk sekam, Penggilingan Padi Sinar Ginanjar mejualnya kepada pemilik pengusahaan abu gosok, yang biasa setiap bulannya mencapai 5720 kilogram dengan harga jual Rp. 600 per kilogram. Untuk saluran kedua, beras dan hasil sampingannya biasanya dijual langsung kepada konsumen yaitu masyarakat sekitar. Umumnya konsumen datang langsung ke Penggilingan Padi Sinar Ginanjar untuk membeli kebutuhan mereka sehari-hari seperti untuk keperluan makanan pokok, makanan ternak peliharaan dan kebutuhan lainnya yang digunakan untuk sendiri. Dalam satu bulan biasanya jumlah beras dan hasil sampingannya yang terjual memang relatif lebih kecil dibandingkan pada saluran satu. Untuk beras, pada saluran ini setiap bulannya mencapai 1500 kilogram, sedangkan untuk hasil sampingan beras jumlahnya selalu tidak menentu, karena hasil sampingan beras ini tergantung dari jumlah gabah yang digiling. Berdasarkan uraian hasil analisis aspek pasar, pada aspek ini Penggilingan Padi Sinar Ginanjar layak untuk dijalankan. Hal ini disebabkan masih terbukanya peluang untuk memasarkan output penggilingan ke berbagai pasar selain kepada masyarakat sekitar. Peluang tersebut ada karena hasil kerjasama yang dilakukan oleh pihak Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dengan penanam modal. Hambatan dalam aspek pasar ini hanyalah ketersediaan bahan baku gabah yang tidak secara kontinu ada Aspek Teknis Aspek teknis yang akan dikaji berkaitan dengan sumberdaya produksi yang digunakan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar untuk menghasilkan beras dan hasil sampingannya. Pada penelitian ini, aspek teknis yang akan dianalisis meliputi lokasi usaha perusahaan, sumberdaya produksi, luas produksi, tata letak (Layout). A. Lokasi Usaha 61

5 Penggilingan padi Sinar Ginanjar berada di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru Kabupaten Karawang. Penggilingan Padi Sinar Ginanjar memiliki berbagai alasan untuk mendirikan usaha di lokasi tersebut, diantaranya: 1. Lokasi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. Lokasi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar turut mempengaruhi jumlah output yang dihasilkan. Apabila lingkungan sekitar baik fisik maupun iklim suatu daerah sesuai, maka produksi beras dan hasil sampingannya tersebut akan maksimal dihasilkan. Saat ini di Kecamatan Kota Baru terdapat areal sawah yaitu sebesar 1.276,558 ha. Sehingga dengan adanya areal sawah yang cukup besar tersebut, membuka peluang membuka usaha di bidang pertanian khususnya pengolahan padi. Penggilingan Padi Sinar Ginanjar berada tidak jauh dari areal pesawahan atau tanam padi yaitu kurang lebih 7 Km dari lokasi perusahaan. Hal tersebut juga didukung oleh iklim didaerah Kabupaten Karawang, khususnya Kecamatan Kota Baru yaitu merupakan dataran rendah dengan curah hujan yang cukup bagi hidup tanaman padi. Keberadaan areal sawah di sekitar Kecamatan Kota Baru juga didukung oleh aliran irigasi Waduk Jatiluhur Purwakarta yang jaraknya relatif dekat. Sehingga dengan berbagai kemudahan input tersebut lokasi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dapat berkembang dengan cukup baik. 2. Akses menuju lokasi. Penggilingan Padi Sinar Ginanjar berada dekat dengan Jalan Raya By Pass Jomin, Kecamatan Kota Baru Kabupaten Karawang yang merupakan akses utama menuju Ibu Kota Jakarta dan Jalur Pantai Utara. Jarak Ibu kota Kabupaten Karawang dengan Kecamatan Kota Baru sendiri lebih kurang 25 Km. Salah satu faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar adalah kemudahan lokasi penggilingan untuk dapat dijangkau oleh sarana transportasi. Selain itu, jarak tempuh dari lahan tanam padi dengan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar tidak terlalu jauh sehingga biaya untuk pengangkutan gabah petani tidak terlalu besar. 62

6 Gambar 6. Akses Menuju Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Lokasi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar yang dekat dengan jalan raya dimaksudkan untuk mempermudah pengangkutan hasil giling ke pasar. Karena biaya pengangkutan dari lokasi penggilingan menuju pasar juga menjadi pertimbangan bagi pemilik penggilingan. 3. Letak Pasar yang dituju Pasar dari hasil giling Penggilingan Padi Sinar Ginanjar adalah Pasar Cikampek yang letaknya kurang lebih 4 kilometer dari lokasi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. Beras yang dihasilkan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dibawa ke Pasar Cikampek khususnya ke Pedagang Besar atau Toko Beras. Biasanya beras yang dikirim ke Pasar Cikampek diangkut dengan menggunakan mobil bak terbuka milik pemilik Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. Letak pasar Cikampek dapat dijangkau dengan mudah oleh kendaraan apapun baik kendaraan roda dua maupun roda empat bahkan bisa dilalui oleh kendaraan roda delapan. Mengingat Pasar Cikampek ini berada di persimpangan antarkota baik yang menuju Ibu Kota Jakarta maupun Ibu Kota Kabupaten Karawang dan khususnya jalur pantai utara, proses pemasaran beras milik Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dapat berjalan dengan lancar, hanya tinggal menunggu kesepakatan kedua belah pihak tentang harga yang disepakati. Biasanya pada hari menjelang libur Hari Raya khususnya Hari Raya Lebaran, jalur utama untuk menuju Pasar Cikampek akan tersendat dan tentunya pengiriman beras akan sedikit terhambat, mengingat jalur Pasar Cikampek merupakan jalur utama menuju kota-kota di Pantai Utara. Namun 63

7 demikian, hal tersebut tidak terlalu mengganggu aktifitas pemasaran dari Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. Selain Pasar Cikampek, Penggilingan Padi Sinar Ginanjar juga memasok berasnya ke Pasar Johar Karawang melalui pedagang-pedagang besar yang sudah menjadi langganan pembelian beras. 4. Letak sumber bahan baku. Sumber bahan baku utama Penggilingan Padi Sinar Ginanjar tentunya adalah Padi yang kemudian diolah menjadi gabah kemudian beras dan menghasilkan hasil sampingan lainnya. Bahan baku tersebut relatif mudah dididapatkan, mengingat di sekitar Kecamatan Kota Baru khususnya dan Kabupaten Karawang pada umumnya memilik areal sawah yang cukup banyak, sehingga untuk pasokan bahan baku akan mudah didapatkan. Untuk bahan baku pendukung lainya seperti karung, benang, dan beberapa perlengkapan dalam penggilingan lainnya pun mudah untuk didapatkan, karena di Kabupaten Karawang sendiri toko-toko yang menjual aneka saprodi dan kebutuhan penggilingan padi sudah banyak ditemukan. Jarak antara Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dengan bahan baku bervariasi, mengingat Penggilingan Padi Sinar Ginanjar mencari dan membeli bahan baku khususnya gabah tidak hanya di daerah Kecamatan Kota Baru saja tetapi ke berbagai daerah lainnya di Kabupaten Karawang. 5. Sarana dan Prasarana Tersedianya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar, dimiliki dan digunakan untuk mendukung kelancaran usaha penggilingan padi yang dijalankan. Adapun sarana dan prasarana tersebut antara lain a) Tenaga Listrik dan Air Tenaga listrik yang dibutuhkan untuk usaha kegiatan penggilingan, antara lain penerangan bangunan penggilingan padi untuk malam hari, pompa air, dan mesin jahit karung. Sedangkan untuk kebutuhan air, Penggilingan Padi Sinar Ginanjar menggunakan sumber air tanah dengan bantuan pompa air. Sehingga untuk kebutuhan air untuk proses penggilingan dapat terpenuhi dengan baik dan dapat mengurangi penggunaan biaya operasional. 64

8 b) Mesin Penggilingan Mesin penggilingan yang ada terdiri dari dua mesin huller tapi saat ini yang aktif hanya satu mesin dan satu mesin penyosoh beras serta 2 motor penggerak. Motor penggerak untuk menggerakan mesin penggilingan padi menggunakan bahan bakar solar. Harga solar adalah Rp. 4500/liter. Jenis pelumas yang digunakan pada kedua motor penggerak adalah sama, hanya kapasitas pelumasnya saja yang berbeda. Jika pelumas untuk mesin pemecah kulit membutuhkan pelumas sebanyak 3 liter dalam sekali perawatan, mesin penyosoh beras membutuhkan lebih banyak pelumas yaitu 5 liter setiap kali perawatan. Untuk perawatan mesin baik untuk mesin pemecah kulit, penyosoh beras ataupun motor penggerak perawatan dilakukan setiap tiga bulan sekali. Dalam setiap perawatan, biaya yang dikeluarkan akan berbedabeda hal tersebut tergantung permasalahan mesin-mesin tersebut. c) Transportasi Transportasi yang dibutuhkan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar adalah untuk memasarkan hasil giling gabah yaitu beras beserta hasil sampingannya ataupun untuk pengadaan bahan baku penggilingan seperti gabah, solar, karung, benang dan sebagainya. Alat trasnportasi yang digunakan adalah mobil bak terbuka dan sepeda motor. Alat transportasi yang dipakai adalah secara sewa kecuali sepeda motor. Biasanya untuk pengangkutan jarak jauh, pemilik penggilingan padi membayar ongkos sebesar Rp ,- per ton. Mobil bak terbuka biasanya mampu membawa beras Penggilingan Padi Sinar Ginajar sebanyak 2 ton. d) Tenaga Kerja Tenaga kerja Penggilingan Padi Sinar Ginanjar berasal dari masyarakat sekitar, yakni dari Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru. Tenaga kerja di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar berjumlah 4 orang, terdiri dari 3 orang laki-laki dan 1 orang perempuan. Kemudahan memperoleh suplai tenaga kerja tersebut, memberikan keuntungan tersendiri bagi pemilik. Karena hal tersebut mengurangi biaya tambahan 65

9 untuk melakukan pencarian tenaga kerja. Sedangkan upah tenaga kerja per orang adalah Rp.50,000 per hari. e) Tata Letak (Layout) Bangunan Bangunan tempat penggilingan padi milik Sinar Ginanjar terletak tidak jauh dari rumah pemilik yaitu kurang lebih 500 m. Pemilihan lokasi penggilingan tersebut dikarenakan lahan yang dimiliki oleh perusahaan adalah lahan yang terletak dengan jalan desa yang banyak dilalui oleh banyak orang. Gambar 7. (a) Lantai Jemur (b) Bangunan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Layout bangunan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar memiliki luas lahan sebesar 2000 m 2 dengan luas lahan jemur 750 m 2 dan luas bangunan 1250 m 2. Bangunan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar terdiri dari tempat penggilingan padi dan gudang penyimpanan dijadikan dalam satu ruangan. Lantai jemur berukuran 16x16 m 2, lantai jemur milik Penggilingan Padi Sinar Ginanjar mampu menampung 2-3 ton Gabah Kering Panen (GKP) untuk dijemur. B. Alur Kegiatan Penggilingan Padi Tahapan proses penggilingan padi yang ada di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar adalah persiapan bahan baku, proses pemecahan kulit, proses penyosohan beras, proses pengemasan, dan proses penyimpanan. Berikut penjelasan pelaksanaan tahapan-tahapan tersebut. 66

10 1. Persiapan Bahan baku Untuk menghasilkan beras yang berkualitas harus menggunakan bahan baku gabah yang berkualitas pula. Sebelum dilakukan proses pemecahan kulit, gabah dijemur pada tempat jemuran, kemudian gabah yang sudah dijemur atau dikeringkan, disimpan dekat lubang pemasukan (corong sekam) gabah. Hal tersebut untuk memudahkan proses penggilingan sehingga tidak memakan waktu yang cukup banyak. Pengangkutan gabah-gabah tersebut biasanya dilakukan tidak hanya oleh tenaga kerja Penggilingan Padi Sinar Ginanjar saja, tapi terkadang oleh konsumen yang akan menggiling gabahnya. Hambatan dalam proses penyiapan bahan baku adalah pada saat penjemuran yaitu pada musim hujan, sehingga gabah-gabah yang ada tidak selalu kering pada waktunya. Gabah Kering Panen (GKP) akan dijemur sampai kering yaitu 2-3 hari tergantung dari teriknya sinar matahari. Penggilingan Padi Sinar Ginanjar memiliki kapasitas penjemuran gabah yaitu 2-3 ton. Proses penjemuran tidak hanya terbatas pada gabah milik Penggilingan Padi Sinar Ginanjar saja, terkadang gabah-gabah milik petani lainnya ikut melakukan penjemuran gabah. 2. Proses Penggilingan Proses penggilingan gabah di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dilakukan dalam dua tahap, yaitu proses pemecahan kulit dan proses penyosohan beras. Adapun untuk penjelasannya adalah sebagai berikut : a) Proses Pemecahan Kulit Pada proses ini, mula-mula tumpukan gabah (GKG) disiapkan di dekat lubang pemasukan (corong sekam) gabah. Mesin penggerak dan mesin pemecah kulit dihidupkan, kemudian corong sekam dibuka-tutup dengan alat klep penutup. Proses pemecah kulit dilakukan dua kali (ulangan) dan diayak 1 kali dengan alat ayakan beras pecah kulit (separator) agar dihasilkan Beras Pecah Kulit (BPK). Ayakan BPK untuk varietas butir bulat (ukuran lubang ayakan 0,8 inci) dan butir panjang (ukuran lubang ayakan 1 inci) berbeda. Proses pemecah kulit berjalan baik bila butir gabah pada beras pecah kulit tidak ada. Namun bila masih 67

11 banyak butir gabah harus diatur kembali struktur rubber roll dan kecepatan putarannya. b) Proses Penyosohan Beras Proses ini menggunakan alat penyosoh tipe friksi yaitu gesekan antar butiran, sehingga dihasilkan beras yang penampakannya bening. Pada proses ini beras pecah kulit disosoh dua kali,biasanya proses ini dilakukan dengan dua mesin yang berbeda, dikarenakan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar hanya mempunyai satu mesin penyosoh maka prosesnya hanya dilakukan satu kali dan ditambah dengan menggunakan ayakan beras. Proses ini bertujuan untuk membersihkan beras pecah kulit agar menjadi beras putih dan bertujuan untuk memisahkan beras pecah kulit dari menir dan dedak. Beras yang dihasilkan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar biasanya mempunyai rendemen beras yang cukup baik yaitu sama atau lebih dari 65 persen. Gambar 8. Rangkaian Mesin Penggilingan Padi Sinar Ginanjar 3. Proses Pengemasan Beras hasil giling biasanya tidak langsung disimpan dalam karung. Beras yang sudah jadi akan disimpan di lantai untuk menghilangkan panas akibat penggilingan. Pengemasan beras giling untuk jasa giling dari masyarakat biasanya dimasukan kembali ke dalam karung milik pengguna jasa tersebut. Sedangkan untuk beras giling untuk dipasarkan, dimasukan kedalam karung yang sudah disiapkan oleh penggilingan. Kemasan karung yang digunakan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar lebih sering yaitu 50 kilogram, adapun 25 kilogram dan 10 68

12 kilogram biasanya sesuai dengan pesanan. Karung plastik yang digunakan umumnya hanya berupa karung biasa yang kedap udara atau pori-porinya tidak terlalu besar, hal tersebut bertujuan agar penyerapan uap air dari luar tidak mengganggu peningkatan kadar air beras dalam kemasan. Karung-karung yang sudah berisi beras akan dijahit dengan menggunakan mesin jahit karung. Namun karung-karung beras tersebut tidak diberi label atau merek beras hanya sekedar varietas beras saja. 4. Proses Penyimpanan dan Pengangkutan Beras yang sudah dikemas dan siap dijual oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar biasanya tidak langsung di jual ke pasar, beras akan disimpan terlebih dahulu. Penggilingan Padi Sinar Ginanjar tidak mempunyai gudang penyimpanan sendiri, sehingga beras yang sudah dikemas disimpan pada tempat yang sama, yaitu dekat dengan alat penggilingan padi. Gambar 9. Tempat Penyimpanan Beras Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Karung beras diletakkan langsung diatas teras, tetapi hal tersebut hanya untuk karung-karung beras yang masa penyimpanannya tidak lebih dari satu minggu. Untuk beras yang penyimpanannya lebih dari satu minggu, Penggilingan Padi Sinar Ginanjar akan meletakan karung-karung beras tersebut diatas bantalan kayu yang disusun berjejer. Bantalan kayu tersebut akan berfungsi untuk menghindari kelembaban dan sebagai teknik penumpukan beras sehingga kualitas beras terjaga. Beras umumnya lebih banyak dikemas dalam karung yang berukuran 50 kilogram. 69

13 Untuk pengangkutan, beras dari jasa penggilingan umunya akan dibawa oleh pemiliknya sendiri, namun apabila jasa giling tersebut dipesan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar akan mengantarkannya ke tempat tujuan. Pengangkutan dilakukan dengan menggunakan mobil bak terbuka sewaan. Berikut merupakan garis besar alur kegiatan dari Penggilingan Padi Sinar Ginanjar (Gambar 10). Perontokan Pengeringan/penjemuran Penggilingan Pengemasan Penyimpanan Pengangkutan Gambar 10. Alur Kegiatan Operasional Penggilingan Padi Sinar Ginanjar C. Waktu Produksi Penggilingan Padi Waktu produksi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar tidak mengikuti masa tanam padi. Penggilingan Padi Sinar Ginanjar berproduksi setiap bulannya selama satu tahun. Namun jika di rata-tarakan bulan produksi penggilingan padi Sinar Ginanjar berkisar 8,8 bulan. Pada bulan-bulan yang dekat dengan masa panen, gabah yang diperoleh memang akan melimpah pasokannya, sedangkan pada musim tanam atau pada saat jeda pasokan gabah akan sedikit. Akan tetapi, Penggilingan Padi Sinar Ginanjar tetap melakukan kegiatan baik pada musim tanam padi maupun jeda tanam padi. Hal tersebut dilakukan untuk tetap memberikan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan jasa giling padi dan pembelian beras secara eceran, walaupun terkadang pasokan beras yang diperoleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar berasal dari penggilingan padi 70

14 lainnya atau berasal dari pedagang-pedagang besar lainnya. Kegiatan produksi penggilingan padi Sinar Ginanjar berjalan selama lima hari dalam satu minggu, yaitu setiap hari selasa, rabu, kamis, sabtu dan minggu. Sedangkan pada hari senin dan jumat penggilingan padi sinar Ginajar tidak melakukan kegiatan produksi. Rata-rata jam kerja buruh Penggilingan Padi Sinar Ginajar mencapai 8 jam per hari. Waktu kerja dimulai pada pukul delapan pagi sampai pukul empat sore. akan tetapi apabila dalam satu bulan tersebut pesanan beras banyak biasanya pada hari libur tersebut pun akan tetap melakukan aktivitas kerja. Berdasarkan hasil analisis teknis, dapat dikatakan bahwa secara teknis usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar layak untuk dilaksanakan. Karena Penggilingan Padi Sinar Ginanjar sudah memenuhi syarat untuk menjadikan penggilingan padinya sesuai dengan pengelolaan yang benar. Walaupun masih menggunakan mesin penggilingan yang sudah tua dan terkadang tidak mengikuti syarat-syarat yang baik dan benar untuk menjaga kualitas beras, seperti menyimpan beras langsung diteras dan tidak adanya gudang penyimpanan secara terpisah. Tidak terdapat kendala yang dapat menghambat kegiatan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Aspek Manajemen dan Hukum Aspek manajemen dan hukum merupakan aspek yang cukp penting dianalisis dalam kelayakan suatu usaha. Karena hal ini berkaitan dengan keberlangsungan suatu usaha baik saat ini ataupun dimasa mendatang. Aspek manajemen dan hukum terkait dengan sistem organisasi dan manajerial Penggilingan Padi Sinar Ginanjar, terkait dengan badan hukum dan perizinan yang dimiliki oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. 1. Aspek Manajemen Manajemen yang dilakukan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dilakukan masih sangat sederhana. Hal tersebut dilakukan mengingat aktivitasaktivitas kerja yang dilakukan di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar masih sedikit dan terbatas, seperti hanya ada beberapa pembagian kerja. Penggilingan Padi Sinar Ginanjar tidak memiliki stuktur organisasi yang baku, struktur organisasi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar terdiri dari pemilik yang juga berperan sebagai 71

15 tenaga kerja, serta pekerja-pekerja lainnya yang semuanya berasal dari tenaga keluarga non keluarga atau yang berasal dari masyarakat sekitar (Gambar 11 ). Pimpinan Operasional (Pemilik) Pengelolaan Produksi (Pemilik ) Pengelolaan Keuangan (Pemilik dan TK 1) Pemasaran (Pemilik) Koordinasi, Evaluasi dan Pengawasan (Pemilik) Penjemuran (TK 1,2,3,4) Penggilingan (TK1,2,3) Pengangkutan dan Pengemasan (TK 1,2,3) Pemisahan Hasil Sampingan dan Kebersihan (TK 4) Gambar 11. Struktur Organisasi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Proses perekrutan atau tenaga kerja yang berasal dari tenaga kerja non keluarga dilakukan secara sederhana, yaitu dengan membuka lowongan atau mencari masyarakat yang membutuhkan tenaga kerja. Tenaga kerja yang dipilih tidak harus mempunyai pengalaman kerja, karena pekerjaan yang di berikan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar tidak membutuhkan keahlian khusus. Biasanya fisik tenaga kerja harus cukup kuat apabila ingin bekerja di penggilingan, hal tersebut untuk melakukan pekerjaan berat seperti angkut gabah, beras dan beberapa pekerjaan lain yang membutuhkan tenaga yang cukup besar. Karena untuk selebihnya akan diberikan pengarahan di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar mengenai pembagian kerja yang harus dilakukan. Jenis-jenis pembagian kerja 72

16 tersebut yang umumnya dikerjakan di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar adalah pimpinan operasional, bagian penjemuran, bagian penggilingan dan bagian pengemasan. Pimpinan operasional ini langsung dipegang oleh pemilik Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. Untuk pimpinan operasional, bertanggung jawab dalam pelaksanaan operasional setiap kegiatan di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. Pemimpin operasional sekaligus pemilik juga bertanggung jawab atas pengelolaan produksi seperti perolehan bahan baku serta melakukan kegiatan pengelolaan keuangan. Pimpinan operasional juga melakukan koordinasi, evaluasi serta pengawasan terhadap kegiatan yang berlangsung di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. Pembagian kerja untuk penjemuran, penggilingan dan pengemasan tidak diberikan secara rinci kepada masing-masing pegawai, karena umumnya semua pekerja dapat melakukan pekerjaan tersebut. Pekerjaan-pekerjaan yang berat biasanya dilakukan oleh tenaga kerja pria yaitu untuk angkut gabah, beras dan melakukan penggilingan dan penjemuran, sedangkan untuk pekerjaan yang ringan seperti menampi hasil sampingan beras seperti dedak dan menir, bersih-bersih serta membantu membersihkan rumput saat penjemuran dilakukan oleh tenaga kerja wanita. Penggilingan Padi Sinar Ginanjar memiliki fasilitas berupa sertifikat kesehatan, kebersihan badan dan pakaian, kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK), fasilitas cuci tangan, kamar mandi dan pemadam kebakaran. Rata-rata jam kerja tenaga kerja Penggilingan Padi Sinar Ginanjar adalah tujuh sampai delapan jam perhari yang dimulai pada pukul WIB sampai dengan pukul WIB atau dalam hitungan bulan adalah 20 hari sampai 22 hari dalam satu bulan. Para pekerja mendapatkan hari libur setiap hari senin dan jumat, akan tetapi apabila dalam satu bulan tersebut pesanan beras banyak biasanya pada hari libur tersebut pun akan tetap melakukan aktivitas kerja. Jumlah upah dari tenaga kerja dihitung tidak berdasarkan jam kerja setiap harinya tapi setiap satu hari para pekerja bekerja, biasanya apabila ada pesanan beras dan permintaan penggilingan padi dari luar upah akan disesuaikan diluar dari upah harian yaitu bagi hasil antara pemilik Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dan para tenaga kerja, sedangkan untuk upah harian para tenaga kerja adalah Rp.50,000 per tenaga kerja. Setiap tenaga 73

17 kerja juga mendapatkan fasilitas berupa makan siang, tambahan makan ringan di sore hari dan santunan apabila terjadi kecelakaan atau tenaga kerja sedang sakit. 2. Aspek Hukum Penggilingan Padi Sinar Ginanjar berstatus badan hukum sebagai Perusahaan Perseorangan. Hal tersebut diperkuat dengan Tanda Daftar Perusahaan Perorangan Nomor yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Karawang dengan kegiatan usaha pokok Penggilingan Padi Sinar Ginanjar sebagai Perdagangan Eceran Khusus Beras dengan jenis usaha Penggilingan Padi Unit Kecil (Huller), tanda daftar peusahaan tersebut akan diperbaharui setiap 5 (lima) tahun sekali. Dalam permasalah izin usaha, Penggilingan Padi Sinar Ginanjar memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Kecil Nomor : 503/0835/PK/V/DAGRI yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Karawang. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Kecil tersebut akan diperbaharui setiap 3 (tiga) tahun sekali. Penggilingan Padi Sinar Ginanjar juga memiliki Izin Undang-Undang Gangguan (HO) yang diterbikan oleh Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Karawang. Seperti halnya suart izin milik Penggilingan Padi Sinar Ginanjar, Izin Undang-Undang Gangguan (HO) ini juga selalu diperbaharui yaitu setiap 4 (empat) tahun sekali. Untuk status hukum tanah milik Penggilingan Padi Sinar Ginanjar, status tanahnya masih merupakan tanah Hak Milik yaitu milik pengelola Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. Hal tersebut didukung oleh adanya sertifikat tanah milik pengelola Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. Aspek manajemen dan hukum Penggilingan Padi Sinar Ginanjar layak untuk dijalankan. Karena Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dalam melakukan manajemen perusahaannya cukup baik, walaupun tidak memiliki struktur organisasi yang baku layaknya sebuah perusahaan besar dan tidak mengelola tenaga kerja berdasarkan pekerjaannnya. Dari sisi hukum, Penggilingan Padi Sinar Ginanjar sudah memenuhi persyaratan sebagai sebuah perusahaan kecil yang diperkuat dengan Tanda Daftar Perusahaan, SIUP Kecil dan Izin Undang- Undang Gangguan (HO). Kedua aspek tersebut memperkuat Penggilingan Padi 74

18 Sinar Ginanjar sebagai sebuah perusaahan yang siap dilakukan tambahan oleh para investor Aspek Sosial dan Lingkungan Keberadaan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar menimbulkan berbagai dampak, baik itu dampak sosial maupun dampak pada lingkungan. Adanya usaha penggilingan padi khususnya Penggilingan Padi Sinar Ginanjar, kegiatan perekonomian masyarakat yang berada di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang menjadi berkembang. Memlalui kedekatan sosial antara pemilik Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dan masyarakat sekitar, Penggilingan Padi Sinar Ginanjar berperan dalam penyerapan tenaga kerja. Dengan kedekatan sosial tersebut maka pemilik usaha telah mempekerjakan masyarakat sekita sebagai tenaga kerja atau buruh di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. Usaha penggilingan padi memberikan dampak positif dan negatif bagi lingkungan sekitarnya. Dampak positifnya adalah membantu petani dan masyarakat sekitarnya untuk memudahkan akses yaitu untuk pengelolaan hasil panen petani dan memudahkan akses untuk masyarakat akan kebutuhan pokok mereka yaitu beras. Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan adalah suara bising yang ditimbulkan dari suara mesin-mesin penggilingan dan limbah padi yaitu sekam yang tidak termanfaatkan. Penggilingan Padi Sinar Ginanjar juga mempunyai limbah penggilingan padi yaitu sekam. Untuk mengatasi permasalahan tersebut Penggilingan Padi Sinar Ginanjar mengolah sendiri sekam padi untuk dijadikan abu gosok, pembakaran sekam tersebut biasa dilakukan dekat dengan kandang ternak yang ada disekitar Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. Hal tersebut rupanya dimanfaatkan oleh pemilik Penggilingan Padi Sinar Ginanjar untuk megusir nyamuk dan menghangatkan ternak-ternak yang ada khususnya pada malam hari. Selain dimanfaatkan sendiri, limbah padi tersebut biasanya dijual kepada pengusaha abu gosok atau pengusaha pabrik batu bata dengan harga Rp. 600 per karung ukuran 50 kilogram. Terkadang limbah padi tersebut juga dimanfaatkan oleh warga untuk keperluan rumah tangga seperti membuat abu gosok sendiri, 75

19 untuk bahan campuran media tanam, dan keperluan lainnya. Sehingga dengan demikian limbah penggilingan padi yaitu sekam dapat dikelola dengan baik dan tidak mencemari lingkungan sekitar, sehingga dapat dikatakan industri Penggilingan Padi Sinar Ginanjar ramah lingkungan. Gambar 12. Limbah Sekam Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Dampak negatif lain dari penggilingan adalah suara bising yang ditimbulkan pada saat proses penggilingan berlangsung. Tak jarang Penggilingan Padi Sinar Ginanjar melakukan penggilingan padi pada malam hari, hal tersebut biasanya dilakukan apabila pesanan beras dipenggilingan sedang banyak. Namun suara bising tersebut bagi masyarakat sekitar tidaklah terlalu mengganggu,karena dengan adanya suara-suara dari penggilingan tersebut mereka merasa tidak sepi. Selain itu, lokasi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar yang tidak berdampingan dengan rumah warga sekitar juga menjadi alasan suara bising tersebut tidak terlalu dipermasalahkan. Namun demikian, Penggilingan Padi Sinar Ginanjar tetap memperhitungkan dampak suara bising tersebut agar tidak menjadi permasalahan yang serius dimasa mendatang, hal tersebut dilakukan dengan memberikan insentif kepada warga disekitar Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dan tentunya meminta izin kepada aparat setempat atas gangguan yang terjadi. Penggilingan Padi Sinar Ginanjar sebenarnya sudah mempunyai Izin Undang-Undang Gangguan pada Pemerintah Kabupaten Karawang untuk perlindungan pada saat melakukan penggilingan dan terjadi gangguan baik dari dalam Penggilingan Padi 76

20 Sinar Ginanjar maupun dari luar, ada hal yang dapat memperkuat posisi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. Berdasarkan hasil analisis aspek sosial dan lingkungan, Penggilingan Padi Sinar Ginanjar layak untuk dijalankan. Hal tersebut dikarenakan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar mampu mengelola dengan baik limbah sekam. Selain itu, kelayakan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar untuk dijalankan dapat dilihat dari manfaat positif yang diberikan yaitu penyerapan tenaga kerja masyarakat sekitar dan mempermudah akses perolehan makanan pokok seperti beras Analisis Aspek Finansial Analisis aspek finansial pada usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dilakukan untuk mengetahui kelayakan usaha ini, sehingga hasilnya dapat direkomendasikan untuk dilakukan suatu investasi pengembangan skala usaha. Kelayakan terdapat dua kondisi yaitu kondisi I tanpa memperhitungkan risiko dan kondisi II dengan memperhitungkan risiko. Kondisi II memiliki tiga skenario yaitu skenario I, skenario II dan skenario III kondisi terburuk. Skenario I yaitu analisis kelayakan dengan kondisi terbaik. Skenario II yaitu analisis kelayakan dengan kondisi normal (dasar) dan skenario III yaitu analisis dengan kondisi terburuk. Komponen yang dianalisis pada aspek finansial ini adalah : 1. Arus Biaya (Outflow) Komponen biaya yang dikeluarkan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar mencakup biaya investasi dan biaya reinvestasi serta biaya operasional yaitu biaya variabel dan biaya tetap. Biaya investasi dan biaya operasional Penggilingan Padi Sinar Ginanjar diasumsikan sama untuk kondisi tanpa risiko dan kondisi dengan risiko Adapun penjelasan masing-masing biaya tersebut sebagai berikut: 1.1. Biaya Investasi dan Biaya Reinvestasi Biaya investasi dikeluarkan pada saat suatu usaha akan menjalankan usahanya, dengan tujuan memperoleh keuntungan dalam periode mendatang 77

21 yakni selama umur usaha atau selama usaha dijalankan. Rincian biaya yang dikeluarkan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dapat dilihat pada Tabel 7. Besarnya biaya investasi yang dikeluarkan sebesar Rp ,- yang terdiri dari biaya pembangunan gedung, lantai jemur, pembelian mesin penggilingan, peralatan dan perlengkapan untuk penggilingan seperti alat tampung beras, timbangan, mesin jahit, sampai dengan alat pemadam kebakaran. Seluruh biaya investasi ini dilkeluarkan secara tunai. Biaya investasi dikeluarkan awal pendirian usaha, namun biaya tersebut setiap tahunnya mengalami penyusutan dengan proporsi yang berbeda. Penyusutan barang investasi dipengaruhi oleh umur teknis masing-masing barang yang diinvestasikan. Umur teknis setiap barang yang dinvestasikan ditentukan berdasarkan tingkat kemampuan barang, yakni masih layak untuk digunakan dan masih memiliki fungsi yang baik dalam penggunaannya sehingga dapat mendukung jalannya usaha. Umur teknis dari mesin penggilingan, gedung dan lantai jemur ditentukan selama 15 tahun, hal ini dilihat dan diperhitungkan berdasarkan kelayakannya. Karena setelah 15 tahun fungsi dari mesin dan gedung sudah tidak optimal lagi untuk dipergunakan. Hal tersebut dikarenakan pada baik pada gedung ataupun mesin penggilingan banyak mengalami kerusakan, seperti atap yang berlubang, mesin penggilingan lebih sering tidak optimal dalam beroperasi dan harus sering dilakukan perawatan. Umur teknis dari gedung, lantai jemur dan mesin penggilingan ditentukan sebagai umur usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar, hal tersebut dikarenakan selain gedung dan mesin penggilingan merupakan salah satu asset yang memiliki umur teknis paling panjang, gedung, lantai jemur dan mesin penggilingan juga merupakan salah satu komponen yang terpenting dalam pelaksanaan usaha dan memiliki nilai. 78

22 Tabel 7. Biaya Investasi Usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Jumlah Harga Jumlah Investasi Satuan Per Satuan Biaya Per satuan Rp Rp Mesin Penggilingan a. Pemecah beras unit b. Penyosoh beras unit c. Separator unit Bangunan gedung Lantai jemuran (16 m x 14 m) Timbangan a. Timbangan duduk unit b. Timbangan gantung unit Meja tulis dan kursi unit Bak air unit Alat pemadam kebakaran unit (2.5 kilogram) Mesin Jahit unit Perlengkapan lainnya a. Alat Tampung unit beras/bak plastik kecil b. Drum air unit c. Tampi/Nyiru unit d. Sapu lidi unit e. serok unit Total Sementara itu,untuk timbangan,bak air, meja tulis dan kursi, mesin jahit serta alat pemadam kebakaran, masing-masing memiliki umur teknis 1 tahun sampai 15 tahun. Setelah melewati batas umur teknis, barang investasi tersebut sudah tidak layak untuk digunakan dan dapat menghambat jalannya usaha. Timbangan memiliki umur teknis selama 3 tahun, akan tetapi karena sering dilakukan pembaharuan atau kir ukuran timbangan, setelah melewati umur teknis barang investasi tersebut masih layak untuk dijalankan. Hal serupa juga terjadi 79

23 untuk barang investasi yang lain yaitu alat pemadam kebakaran, alat pemadam kebakaran memiliki umur teknis 15 tahun dikarenakan selama jalannya usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar, alat pemadam kebakaran tidak pernah digunakan hanya sebatas isi ulang saja setiap satu tahun sekali. Hal tersebut mengakibatkan alat pemadam kebakaran memiliki umur teknis yang cukup lama. Tabel 8. Umur Teknis dari Investasi yang Ditanamkan dalam Usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Mesin Penggilingan Investasi Umur Ekonomis (tahun) a. Pemecah beras 15 b. Penyosoh beras 15 c. Separator 5 Bangunan gedung 15 Lantai jemuran (16 m x 14 m) 15 Timbangan a. Timbangan duduk 3 b. Timbangan gantung 3 Meja tulis dan kursi 15 Bak air 10 Alat pemadam kebakaran (2.5 kilogram) 15 Mesin Jahit 5 Perlengkapan lainnya a. Alat Tampung beras/bak plastik kecil 0,5 b. Drum air 3 c. Tampi/Nyiru 0,5 d. Sapu lidi 0,5 e. serok 3 Perlengkapan lainnya seperti bak air, memiliki umur teknis selama 10 tahun,setelah melewati umur teknisnya bak air tersebut sudah tidak bisa dipergunakan lagi. Hal tersebut dikarenakan banyak terjadi kerusakan seperti bak 80

24 bocor, berlubang dan dinding disekitarnya runtuh. Untuk itu pihak Penggilingan Padi Sinar Ginanjar menggantinya dengan drum air. Umur teknis drum air adalah 3 tahun, akan tetapi alat ini jauh lebih murah dan menggunakan bahan dari plastik sehingga mudah untuk dibersihkan. Sampai saat ini penggilingan padi masih memakai drum air dan tidak melakukan perbaikan bak air yang dibuat dari semen dan pasir. Barang investasi lainnya yaitu alat tampung beras atau bak plastik kecil, tampi atau nyiru, sapu lidi dan serok, memiliki umur teknis yang relatif pendek yaitu satu tahun. Hal tersebut dikarenakan barang-barang investasi tersebut sering dipergunakan pada saat proses penggilingan berlangsung. Sehingga perlu dilakukan suatu reinvestasi terhadap barang-barang tersebut. Untuk melakukan pergantian terhadap barang-barang investasi yang sudah habis umur teknisnya, Penggilingan Padi Sinar Ginanjar mengeluarkan biaya yaitu biaya reinvestasi (Tabel 9). Biaya reinvestasi dikeluarkan tepat setelah secara teknis barang investasi tersebut tidak layak atau tidak optimal untuk digunakan. Untuk bak plastik kecil, tampi atau nyiru dan sapu lidi biaya- biaya reinvestasi ini dikeluarkan pada tahun ke-0 sampai tahun ke-15, hal tersebut dikarenakan barangbarang investasi seperti bak plastik kecil, tampi atau nyiru dan sapu lidi memiliki umur teknis 6 bulan sehingga setiap tahunnya harus dilakukan reinvestasi. Untuk barang investasi seperti serok dan drum air dikeluarkan pada tahun ke-4, tahun ke- 8 dan tahun ke-12. Barang investasi separator, biaya reinvestasinya dikeluarkan pada tahun ke-6 dan tahun ke-11, untuk barang investasi bak air hanya pada tahun ke-11, sedangkan untuk reinvestasi gedung dilakukan pada tahun ke-15. Tabel 9 menunjukan bahwa pengeluaran untuk biaya reinvestasi paling besar yaitu di tahun ke-11 yaitu sebesar Rp hal ini disebabkan oleh adanya reinvestasi yang bersamaan yaitu separator, bak air, alat tampung beras,tampi dan sapu lidi. Sedangkan biaya reinvestasi paling rendah dikeluarkan pada tahun ke-15 yaitu sebesar Rp , hal ini disebabkan pada tahun ke-15 reinvestasi yang dilakukan hanya pada barang-barang investasi yang setiap tahunnya memang ada dan reinvestasi yang dilakukan setiap 3 tahun sekali, barang investasi tersebut yaitu alat tampung beras, tampi, sapu lidi dan serok. 81

25 Tabel 9. Biaya Reinvestasi yang dikeluarkan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Pada Tahun Ke- Barang investasi Mesin Penggilingan c. Separator Bak air Perlengkapan lainnya a. Alat Tampung beras/bak plastik kecil b. Drum air c. Tampi/Nyiru d. Sapu lidi e. serok Total Biaya Reinvestasi Barang-barang investasi tersebut mengalami penyusutan setiap tahunnya. Nilai penyusutan ditentukan dengan metode garis lurus, yaitu harga beli asset dikurangi dengan nilai sisa dan dibagi dengan umur teknis, nilai sisa ditentukan sebesar 5 persen. Penyusutan dari setiap barang investasi memiliki nilai yang berbeda (Tabel 10). Hal tersebut dipengaruhi oleh nilai beli awal barang investasi,umur teknis dan nilai sisa barang tersebut. Nilai penyusutan dimasukan kedalam hitungan rugi laba,sedangkan nilai sisa dari barang-barang investasi tersebut dimasukan sebagai tambahan di akhir tahun umur usaha. 82

26 Tabel 10. Penyusutan dari Barang Investasi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Per Tahun Mesin Penggilingan Investasi Nilai penyusutan per tahun Rp a. Husker b. Polisher c. Separator Bangunan gedung Lantai jemuran (16 m x 14 m) Timbangan a. Timbangan duduk b. Timbangan gantung Meja tulis dan kursi Bak air Alat pemadam kebakaran (2.5 kilogram) Mesin Jahit Perlengkapan lainnya a. Alat Tampung beras/bak plastik kecil b. Drum air c. Tampi/Nyiru d. Sapu lidi e. serok Total Total nilai penyusutan barang-barang investasi tersebut mencapai Rp per tahun. Mesin penggilingan seperti pemecah beras dan penyosoh beras serta gedung memiliki nilai penyusutan yang besar, yaitu Rp , Rp dan Rp Hal tersebut dipengaruhi oleh nilai awal dan umur teknis dari masing-masing barang investasi tersebut yang tinggi. Sedangkan untuk barang-barang investasi lain seperti separator memiliki nilai penyusutan sebesar Rp per tahun, timbangan duduk mempunyai nilai penyusutan sebesar Rp dan timbangan gantung mempunyai nilai penyusutan sebesar 83

27 Rp pertahun. Barang-barang investasi yang memiliki umur teknis diatas 3 tahun, akan mempunyai nilai penyusutan yang cukup besar dan memiliki nilai sisa diakhir umur ekonomis cukup besar. Sedangkan barang investasi yang memiliki umur teknis dibawah 1 tahun mempunyai nilai penyusutan dan nilai sisa yang relatif kecil bahkan tidak mempunyai nilai sisa lagi Biaya Operasional Biaya operasional merupakan biaya keseluruhan yang berhubungan dengan kegiatan operasional Penggilingan Padi Sinar Ginanjar, biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya ini berkaitan dengan jalannya proses produksi, yaitu jumlah input yang digunakan serta output yang dihasilkan. A. Biaya Variabel Biaya variabel yang dikeluarkan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar antara lain biaya bahan baku gabah, biaya peralatan pendukung seperti karung dan benang, biaya bahan bakar mesin, biaya pelumas, biaya kuli angkut dan biaya sewa kendaraan. Besarnya biaya variabel yang dikeluarkan selama umur usaha tidak selalu sama setiap tahunnya, hal tersebut dikarenakan selama umur usaha bahan-bahan produksi Penggilingan Padi Sinar Ginanjar baik bahan baku maupun pelengkap akan mengalami kenaikan mengikuti harga yang berkembang dipasaran. Biaya variabel Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dikeluarkan mulai dari tahun pertama yaitu pada tahun persiapan atau tahun ke-0, karena Penggilingan Padi Sinar Ginanjar mulai beroperasi pada triwulan terakhir. Pada tahun pertama kapasitas produksi belum optimal sehingga biaya variabel yang dikeluarkan lebih sedikit jika dibandingkan dengan tahun-tahun berikutnya yaitu sebesar Rp Pada tahun kedua sampai dengan tahun ke-15, biaya variabel mengalami kenaikan yaitu sebesar 1 persen. Kenaikan biaya variabel tersebut disebabkan oleh adanya fluktuasi harga bahan baku gabah dan beberapa bahan pendukung lainnya seperti pelumas, bahan bakar dan lainnya. Kenaikan tersebut juga disebabkan adanya inflasi setiap tahunnya yang mempengaruhi harga-harga 84

28 dipasaran. Namun kenaikan biaya variabel di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar diasumsikan terus meningkat setiap tahunnya sebesar 1 persen. Tabel 11. Biaya Variabel yang dikeluarkan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar Biaya Variabel Biaya bahan Baku Gabah Biaya peralatan pendukung a. Karung b. Benang Biaya bahan bakar mesin Biaya pelumas Biaya kuli angkut Biaya Sewa Kendaraan Total Biaya Variabel Jumlah biaya variabel yang dikeluarkan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar tidak sama untuk setiap tahunnya. Dimulai dengan tahun ke-2 sampai dengan tahun ke-15 biaya variabel diasumsikan naik sebesar 1 persen (Lampiran 9). Setiap tahunnya Penggilingan Padi Sinar Ginanjar mengeluarkan biaya variabel untuk pengeluaran yang sama yaitu biaya bahan baku gabah, biaya peralatan pendukung seperti karung, benang, biaya bahan bakar mesin, biaya pelumas, biaya kuli angkut, dan biaya sewa kendaraan. Untuk biaya bahan baku gabah, Penggilingan Padi Sinar Ginanjar biasanya membeli gabah kering simpan (GKS) dari petani. Harga yang diberikan sesuai dengan harga yang berlaku dipasaran dan atau sesuai dengan kualitas gabah yang dimiliki oleh petani. Gabah yang diperoleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar tidak hanya dari daerah sekitarnya, terkadang berasal dari berbagai daerah di 85

29 Kabupaten Karawang dan Kabupaten Subang. Biasanya hal tersebut dilakukan jika pasokan gabah di daerah sekitar penggilingan sedikit. Gabah dihargai Rp per kilogram, sehingga untuk memenuhi kebutuhan Penggilingan Padi Sinar Ginanjar akan gabah, dengan asumsi kapasitas menggiling normal maksimal yaitu 2 ton dengan frekuensi menggiling 10 kali dalam satu bulan serta bulan operasinya Penggilingan Padi Sinar Ginanjar hanya 8,8 bulan, maka biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli gabah mencapai Rp dalam satu tahun. Biaya peralatan pendukung seperti karung dan benang, Karung yang digunakan di Penggilingan Padi Sinar Ginanjar adalah karung plastik dengan harga Rp.2,000 per karung ukuran 50 kilogram. Kebutuhan karung untuk satu kali produksi dengan kapasitas produksi beras yang dihasilkan 1 ton adalah 40 karung ukuran 50 kilogram. Jika diasumsikan produksi beras 1 ton frekuensinya dalam satu bulan adalah 10 kali dan bulan operasinya Penggilingan Padi Sinar Ginanjar hanya 8,8 bulan,maka biaaya yang harus dikeluarkan oleh Penggilingan Padi Sinar Ginanjar adalah sebesar Rp dalam satu tahun. Sedangkan untuk kebutuhan benang, jika dalam satu kali produksi adalah sama dengan jumlah kebutuhan karung yang dipakai untuk mengemas beras, maka benang yang digunakan dalam satu kali produksi adalah 3 gulung. Harga benang untuk satu gulung adalah Rp.7.000, sehingga untuk kebutuhan satu tahun Penggilingan Padi Sinar Ginanjar mengeluarkan biaya sebesar Rp Biaya bahan bakar mesin Penggilingan Padi Sinar Ginanjar dikeluarkan setiap tahunnya sebesar Rp , dengan kebutuhan bahan bakar mesin penggilingan Sinar Ginanjar adalah 40 liter per satu kali produksi dengan asumsi frekuensi penggilingan dalam satu bulan 10 kali. Bahan bakar mesin tersebut dipakai untuk dua motor penggerak mesin penggilingan yaitu pemecah beras dan penyosoh beras. Sedangkan biaya pelumas Penggilingan Padi Sinar Ginanjar mencapai Rp per tahun dengan harga beli pelumas adalah Rp.20,000 per liter. Pelumas ini digunakan untuk merawat motor-motor penggerak, yang dilakukan setiap tiga bulan sekali. Penggunaan pelumas untuk masing-masing motor penggerak berbeda kebutuhannya. Untuk motor penggerak mesin 86

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Kilang Padi Bersama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan padi menjadi beras atau penggilingan padi (Rice Milling

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakan 1. Investor 2. Analisis 3. Masyarakat 4. Pemerintah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakan 1. Investor 2. Analisis 3. Masyarakat 4. Pemerintah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakan Studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak suatu gagasan usaha yang direncanakan. Pengertian layak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha pada Tahun * (Miliar Rupiah)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha pada Tahun * (Miliar Rupiah) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan di Indonesia merupakan salah satu sektor yang telah berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinjauan Umum Lokasi Penggilingan Padi Kelurahan Situ Gede adalah suatu kelurahan yang berada di Kecamatan Bogor Barat. Berdasarkan data monografi Kelurahan Situ Gede pada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Terminologi Pasca Panen Padi. A. Kualitas Fisik Gabah

II. TINJAUAN PUSTAKA Terminologi Pasca Panen Padi. A. Kualitas Fisik Gabah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terminologi Pasca Panen Padi Kegiatan pascapanen padi perontokan, pengangkutan, pengeringan, penggilingan, penyimpanan dan pengemasan (Patiwiri, 2006). Padi biasanya dipanen pada

Lebih terperinci

An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice.

An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice. Tempat Pengilingan Ibu Ita Tempat Pengilingan Bapak Hamzah Lokasi Kantor Kelurahan Pedoman Wawancara I. Topik : Upah Pekerja Pengilingan Padi II. Tujuan : Mengetahui Sistem Pengupahan Pekerja Pengilingan

Lebih terperinci

METODOLOGI. Waktu dan Tempat. Alat dan Bahan. Metode Penelitian

METODOLOGI. Waktu dan Tempat. Alat dan Bahan. Metode Penelitian 15 METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama ±3 bulan dimulai dari Februari sampai April 2013 yang berlokasikan di Kecamatan Majauleng Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

ANALISIS TATANIAGA BERAS

ANALISIS TATANIAGA BERAS VI ANALISIS TATANIAGA BERAS Tataniaga beras yang ada di Indonesia melibatkan beberapa lembaga tataniaga yang saling berhubungan. Berdasarkan hasil pengamatan, lembagalembaga tataniaga yang ditemui di lokasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Pengolahan Padi 1.2. Penggilingan Padi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Pengolahan Padi 1.2. Penggilingan Padi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Pengolahan Padi Umumnya alat pengolahan padi terdiri dari berbagai macam mesin, yaitu mesin perontok padi, mesin penggiling padi, mesin pembersih gabah, mesin penyosoh beras,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Cihideung Ilir merupakan salah satu desa dari 13 (tiga belas) desa yang terdapat di kecamatan Ciampea, dan wilayahnya masuk dalam Kabupaten

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Sistem dan Pola Saluran Pemasaran Bawang Merah Pola saluran pemasaran bawang merah di Kelurahan Brebes terbentuk dari beberapa komponen lembaga pemasaran, yaitu pedagang pengumpul,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di penggilingan padi Sinar Ginanjar milik Bapak Candran di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar

VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar Biaya dalam industri tahu meliputi biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana Peternakan Maju Bersama dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Untuk menilai layak atau tidak usaha tersebut

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. barang dan jasa akan terdistribusi dengan jumlah, waktu, serta lokasi yang

TINJAUAN PUSTAKA. barang dan jasa akan terdistribusi dengan jumlah, waktu, serta lokasi yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Rantai Pasok Rantai pasok adalah sekumpulan aktivitas dan keputusan yang saling terkait untuk mengintegrasi pemasok, manufaktur, gudang, jasa transportasi, pengecer,

Lebih terperinci

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R USAHA TELUR ASIN NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M (0610963043) R. YISKA DEVIARANI S (0610963045) SHANTY MESURINGTYAS (0610963059) WIDIA NUR D (0610963067) YOLANDA KUMALASARI (0610963071) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA

VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA 6.1. Lembaga Tataniaga Nenas yang berasal dari Desa Paya Besar dipasarkan ke pasar lokal (Kota Palembang) dan ke pasar luar kota (Pasar Induk Kramat Jati). Tataniaga nenas

Lebih terperinci

VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK

VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK Terdapat dua konsep nilai tambah yang digunakan dalam menganalisis beberapa kasus, yaitu nilai tambah produk akibat pengolahan dan nilai tambah perolehan pelaku

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM Mata Kuliah Pasca Panen Tanaman PENGGILINGAN PADI. Disusun oleh: Kelompok 3

LAPORAN PRAKTIKUM Mata Kuliah Pasca Panen Tanaman PENGGILINGAN PADI. Disusun oleh: Kelompok 3 LAPORAN PRAKTIKUM Mata Kuliah Pasca Panen Tanaman PENGGILINGAN PADI Disusun oleh: Kelompok 3 Arya Widura Ritonga Najmi Ridho Syabani Dwi Ari Novianti Siti Fatimah Deddy Effendi (A24051682) (A24051758)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengangkutan Pengangkutan adalah kegiatan memindahkan padi setelah panen dari sawah atau rumah ke Pabrik Penggilingan Padi (PPP). Tingkat kehilangan hasil dalam tahapan pengangkutan

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI 7.1. Produktivitas Usahatani Produktivitas merupakan salah satu cara untuk mengetahui efisiensi dari penggunaan sumberdaya yang ada (lahan) untuk menghasilkan keluaran

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Tiga Bawang merupakan sebuah industri kecil menengah yang bergerak dibidang pembuatan keripik dengan bahan baku ubi kayu. UD. Tiga Bawang adalah

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran dan Lembaga Tataniaga Dalam menjalankan kegiatan tataniaga, diperlukannya saluran tataniaga yang saling tergantung dimana terdiri dari sub-sub sistem atau fungsi-fungsi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN ACARA V PENGENALAN RICE MILL UNIT Disusun Oleh: Nama : Arif Ardiawan NIM : A1L008062 Rombongan : B Kelompok : 4 KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden Usaha Pengolahan Ikan Asin

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden Usaha Pengolahan Ikan Asin V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Usaha Pengolahan Ikan Asin Karakteristik responden usaha pengolahan ikan asin memberikan gambaran mengenai responden atau pemilih usaha ikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Penanganan pascapanen adalah tindakan yang dilakukan atau disiapkan agar hasil pertanian siap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Beras adalah buah padi, berasal dari tumbuh-tumbuhan golongan rumputrumputan

I. PENDAHULUAN. Beras adalah buah padi, berasal dari tumbuh-tumbuhan golongan rumputrumputan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beras adalah buah padi, berasal dari tumbuh-tumbuhan golongan rumputrumputan (gramineae) yang sudah banyak dibudidayakan di Indonesia sejak lama. Beras merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Analisis Kelayakan Unit Pengelolaan Sampah. Usaha pengelolaan sampah ini membutuhkan sarana-sarana seperti tempat

HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Analisis Kelayakan Unit Pengelolaan Sampah. Usaha pengelolaan sampah ini membutuhkan sarana-sarana seperti tempat VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Analisis Kelayakan Unit Pengelolaan Sampah 6.1.1 Identifikasi Biaya Usaha pengelolaan sampah ini membutuhkan sarana-sarana seperti tempat pengelolaan sampah, kantor, kendaraan

Lebih terperinci

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI Oleh : Ir. Nur Asni, MS Peneliti Madya Kelompok Peneliti dan Pengkaji Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA PENELITIAN Tinjauan Pustaka Menurut Tharir (2008), penggilingan padi merupakan industri padi tertua dan tergolong paling besar di Indonesia,

Lebih terperinci

ALAT DAN MESIN PANEN PADI

ALAT DAN MESIN PANEN PADI ALAT DAN MESIN PANEN PADI Sejalan dengan perkembangan teknologi dan pemikiran-pemikiran manusia dari jaman ke jaman, cara pemungutan hasil (panen) pertanian pun tahap demi tahap berkembang sesuai dengan

Lebih terperinci

V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. pemilik usaha industri tahu yang ada di Desa Karanganyar Kecamatan Weru

V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. pemilik usaha industri tahu yang ada di Desa Karanganyar Kecamatan Weru V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU A. Identitas Pengrajin Identitas pengrajin merupakan gambaran umum tentang keadaan dan latar belakang pengrajin yang berkaitan dan berpengaruh terhadap kegiatan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan zaman,

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan zaman, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan zaman, teknologi yang berkembang pun semakin pesat. Salah satu teknologi tersebut adalah kendaraan roda

Lebih terperinci

VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK

VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK Analisis pengendalian persediaan dilakukan hanya pada ani Sejahtera Farm karena ani Sejahtera Farm menjadi inti atau fokus analisis dalam rantai pasok beras organik.

Lebih terperinci

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao PENDAHULUAN Pengolahan hasil kakao rakyat, sebagai salah satu sub-sistem agribisnis, perlu diarahkan secara kolektif. Keuntungan penerapan pengolahan secara kolektif adalah kuantum biji kakao mutu tinggi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Penggilingan padi merupakan industri padi tertua dan tergolong paling besar di Indonesia, yang mampu menyerap lebih dari sepuluh juta tenaga kerja, menangani

Lebih terperinci

VI. ANALISIS ASPEK ASPEK NON FINANSIAL

VI. ANALISIS ASPEK ASPEK NON FINANSIAL VI. ANALISIS ASPEK ASPEK NON FINANSIAL 6.1 Analsis Aspek Pasar Dalam aspek pasar akan dikaji mengenai potensi pasar ikan hias air tawar dan bauran pemasaran yang dilakukan perusahaan menyangkut bauran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan penting pada perekonomian nasional. Untuk mengimbangi semakin pesatnya laju pertumbuhan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI 6.1. Proses Budidaya Ganyong Ganyong ini merupakan tanaman berimpang yang biasa ditanam oleh petani dalam skala terbatas. Umbinya merupakan

Lebih terperinci

PENGERINGAN PADI Oleh : M Mundir BP3K Nglegok

PENGERINGAN PADI Oleh : M Mundir BP3K Nglegok PENGERINGAN PADI Oleh : M Mundir BP3K Nglegok I. LATAR BELAKANG Kegiatan pengeringan merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam usaha mempertahankan mutu gabah. Kadar air gabah yang baru dipanen

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran Pemasaran Cabai Rawit Merah Saluran pemasaran cabai rawit merah di Desa Cigedug terbagi dua yaitu cabai rawit merah yang dijual ke pasar (petani non mitra) dan cabai

Lebih terperinci

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL 6.1 Aspek Pasar Dalam menjalankan usaha sebaiknya terlebih dahulu mengetahui aspek pasar yang akan dimasuki oleh produk yang akan dihasilkan oleh usaha yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara agraris maka sebagian besar penduduknya. konsumsi untuk seluruh penduduk di Indonesia (Adiratma, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara agraris maka sebagian besar penduduknya. konsumsi untuk seluruh penduduk di Indonesia (Adiratma, 2004). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai Negara agraris maka sebagian besar penduduknya hidup dari pertanian. Bahan makanan seperti padi atau beras dan jagung hanya diproduksi oleh pertanian

Lebih terperinci

ASPEK FINANSIAL Skenario I

ASPEK FINANSIAL Skenario I VII ASPEK FINANSIAL Setelah menganalisis kelayakan usaha dari beberapa aspek nonfinansial, analisis dilanjutkan dengan melakukan analisis kelayakan pada aspek finansial yaitu dari aspek keuangan usaha

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanankan selama 3 bulan, yaitu mulai bulan Juli - September 2010. Objek yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah usaha

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : 44 IV. GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Raman Utara Kecamatan Raman Utara merupakan bagian wilayah Kabupaten Lampung Timur dan berpenduduk 35.420 jiwa dengan luas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Salix Bintama Prima adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan limbah kayu menjadi bahan bakar pelet kayu (wood pellet). Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Kreasi Lutvi merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi makanan ringan keripik singkong. UD. Kreasi Lutvi berdiri pada tahun 1999. Sejarah

Lebih terperinci

VI ALOKASI PRODUK. Tabel 23. Sebaran Petani Berdasarkan Cara Panen di Kabupaten Karawang Tahun Petani Padi Ladang Cara Panen

VI ALOKASI PRODUK. Tabel 23. Sebaran Petani Berdasarkan Cara Panen di Kabupaten Karawang Tahun Petani Padi Ladang Cara Panen 6.1 Alokasi Produk (Hasil Panen) VI ALOKASI PRODUK Dari hasil pengamatan di lapangan, alokasi produk atau hasil panen baik petani padi sawah maupun petani padi ladang antara lain di antaranya: natura panen,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 LAMPIRAN Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 Lampiran 2. Rincian Luas Lahan dan Komponen Nilai Input Petani

Lebih terperinci

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL 6.1 Sarana Usahatani Kembang Kol Sarana produksi merupakan faktor pengantar produksi usahatani. Saran produksi pada usahatani kembang kol terdiri dari bibit,

Lebih terperinci

Laporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani

Laporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani 84 Laporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani Pascapanen Upaya pemerintah untuk mencapai swasembada beras ditempuh melalui berbagai cara, salah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sari Tani Jaya Sumatera merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan ubi kayu untuk menghasilkan produk tepung tapioka yang

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum, Geografis, dan Iklim Lokasi Penelitian Desa Ciaruten Ilir merupakan desa yang masih berada dalam bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kelayakan usaha peternakan ayam ras petelur dari segi keuangan. Analisis finansial digunakan

Lebih terperinci

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA MODUL POWER THRESHER Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN 2015 Sesi Perontok

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan yang antara lain terdiri atas padi, jagung, kedelai, kacang tanah,

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan yang antara lain terdiri atas padi, jagung, kedelai, kacang tanah, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Tanaman pangan yang antara lain terdiri atas padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar merupakan komoditas pertanian yang paling

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sabas Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di pengolahan pakan ternak unggas dan perikanan. Perusahaan ini didirikan pada bulan April

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. atmosfer. Untuk memaksimalkan limbah sekam padi, sangat perlu untuk dicari

I. PENDAHULUAN. atmosfer. Untuk memaksimalkan limbah sekam padi, sangat perlu untuk dicari 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak, abu gosok, bahan bakar dan sebagai pembuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran sektor pertanian dalam pembangunan di Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Sesuai dengan amanat garis Garis Besar Haluan Negara (GBHN) bahwa prioritas pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan pangan pokok bagi penduduk Indonesia dan merupakan

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan pangan pokok bagi penduduk Indonesia dan merupakan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan bahan pangan pokok bagi penduduk Indonesia dan merupakan komoditas pangan unggulan Provinsi Lampung. Produksi padi yang dihasilkan di Provinsi Lampung secara

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara Agraris dimana sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani. Hal ini di dukung dengan kenyataan bahwa di Indonesia tersedia

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian (2017) TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sulit diperoleh. Di Indonesia kondisi ini masih diperburuk dengan adanya kendala

BAB I PENDAHULUAN. sulit diperoleh. Di Indonesia kondisi ini masih diperburuk dengan adanya kendala 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di sebagian besar Negara Asia, beras mempunyai nilai politik strategis, yang mempunyai implikasi, pemerintahan akan labil jika beras harganya tidak stabil

Lebih terperinci

8. NILAI TAMBAH RANTAI PASOK

8. NILAI TAMBAH RANTAI PASOK 69 adalah biaya yang ditanggung masing-masing saluran perantara yang menghubungkan petani (produsen) dengan konsumen bisnis seperti PPT dan PAP. Sebaran biaya dan keuntungan akan mempengarhui tingkat rasio

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumatera Barat memiliki potensi cukup besar di bidang perkebunan, karena didukung oleh lahan yang cukup luas dan iklim yang sesuai untuk komoditi perkebunan. Beberapa

Lebih terperinci

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI 6.1. Keragaan Usahatani Padi Keragaan usahatani padi menjelaskan tentang kegiatan usahatani padi di Gapoktan Jaya Tani Desa Mangunjaya, Kecamatan Indramayu, Kabupaten

Lebih terperinci

Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan

Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan Anton J. Supit Dewan Jagung Nasional Pendahuluan Kemajuan teknologi dalam budidaya jagung semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beras merupakan bahan pangan pokok yang sangat strategis dalam tatanan kehidupan dan ketahanan pangan nasional. Kekurangan beras dianggap sebagai ancaman terhadap stabilitas

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA (Tanggal 14 April 22 April 2014) No. TEORI KONSEP PERTANYAAN 1 Aspek Pasar (Husnan dan Muhammad 2005:40) 1. Konsep permintaan tersebut dapat diketahui bahwa variabel-variabel

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Aspek finansial merupakan aspek yang dikaji melalui kondisi finansial suatu usaha dimana kelayakan aspek finansial dilihat dari pengeluaran dan pemasukan usaha tersebut selama

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Gambaran Umum Desa Sukadamai Usaha peternakan ayam ras petelur ini terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor. Desa Sukadamai merupakan

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dusun Selo Ngisor, Desa Batur, Kecamatan getasan terletak sekitar 15 km dari Salatiga, dibawah kaki gunung Merbabu (Anonim, 2010). Daerah ini

Lebih terperinci

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : 03/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2007 TANGGAL : 9 JULI 2007 PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP 1. Ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pascapanen adalah serangkaian kegiatan yang meliputi pemanenan, pengolahan, sampai dengan hasil siap konsumsi (Hasbi, 2012:187). Sedangkan penanganan pascapanen adalah

Lebih terperinci

KAJIAN KEBIJAKAN HPP GABAH

KAJIAN KEBIJAKAN HPP GABAH KAJIAN KEBIJAKAN HPP GABAH Oleh: Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian TUJUAN KEBIJAKAN DAN KETENTUAN HPP Harga jual gabah kering panen (GKP) petani pada saat panen raya sekitar bulan Maret-April

Lebih terperinci

Ketentuan gudang komoditi pertanian

Ketentuan gudang komoditi pertanian Standar Nasional Indonesia Ketentuan gudang komoditi pertanian ICS 03.080.99 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar Isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Istilah dan definisi...1 3 Persyaratan

Lebih terperinci

Teknologi Penyimpanan Jagung Oleh : Sri Sudarwati PENDAHULUAN

Teknologi Penyimpanan Jagung Oleh : Sri Sudarwati PENDAHULUAN Teknologi Penyimpanan Jagung Oleh : Sri Sudarwati PENDAHULUAN Sampai saat ini mutu jagung di tingkat petani pada umumnya kurang memenuhi persyaratan kriteria mutu jagung yang baik, karena tingginya kadar

Lebih terperinci

BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Penentuan harga pokok produksi metode job order cost pada perusahaan Tegel Karya Indah Sukoharjo Upik Yuli Asri F 3300041 BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Dan Perkembangan Perusahaan Perusahaan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA AgroinovasI TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA Dalam menghasilkan benih bermutu tinggi, perbaikan mutu fisik, fisiologis maupun mutu genetik juga dilakukan selama penanganan pascapanen. Menjaga mutu fisik

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Geografis Wilayah Kabupaten Blitar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Geografis Wilayah Kabupaten Blitar BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Geografis Wilayah Kabupaten Blitar Wilayah Blitar merupakan wilayah yang strategis dikarenakan wilayah Blitar berbatasan dengan beberapa Kabupaten yaitu

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng. yang menjual ternak besar yang berlokasi di Jalan Kopi, Desa Ciwareng,

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng. yang menjual ternak besar yang berlokasi di Jalan Kopi, Desa Ciwareng, 35 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng merupakan salah satu pasar hewan yang menjual ternak besar yang berlokasi di Jalan Kopi, Desa

Lebih terperinci

4 PEMBANGUNAN MODEL. Gambar 13. Diagram sebab-akibat (causal loop) antar faktor sediaan beras. Bulog Jumlah penduduk. Pedagang pengumpul

4 PEMBANGUNAN MODEL. Gambar 13. Diagram sebab-akibat (causal loop) antar faktor sediaan beras. Bulog Jumlah penduduk. Pedagang pengumpul 4 PEMBANGUNAN MODEL Deskripsi Model Berdasarkan studi literatur dan observasi lapangan dapat dikenali beberapa pelaku utama yang berperan dalam pendistribusian beras dari tingkat petani sampai ke konsumen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara geografis berada di pesisir

Lebih terperinci

JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KREATIF, VOLUME 01, NOMOR 01

JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KREATIF, VOLUME 01, NOMOR 01 46 KELOMPOK PEREMPUAN PENAMBANG PASIR DI DESA SUNJU KEC. MARAWOLA KAB. SIGI BIROMARU Rosmala Nur 1, M. Rusydi 2, Abd.Gani Hadi 3 1 Fakultas KIK Universitas Tadulako 2 Fakultas MIPA Universitas Tadulako

Lebih terperinci

VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL

VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL 6.1 Aspek Pasar Aspek pasar merupakan aspek yang sangat penting dalam keberlangsungan suatu usaha. Aspek pasar antara lain mengkaji potensi pasar baik dari sisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan kota terpadat di Indonesia dengan berbagai aktifitas setiap harinya. Hal ini terbilang wajar sehubungan dengan statusnya sebagai ibukota negara.

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana CV. Usaha Unggas dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Penilaian layak atau tidak usaha tersebut dari

Lebih terperinci

Pertemuan ke-14. A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa

Pertemuan ke-14. A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa Pertemuan ke-14 A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa akan dapat menentukan jenis tenaga dan mesin peralatan yang layak untuk diterapkan di bidang pertanian 2. Khusus

Lebih terperinci

Jl. Ciptayasa KM. 01 Ciruas Serang-Banten 2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan.

Jl. Ciptayasa KM. 01 Ciruas Serang-Banten 2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan. Pengukuran Rendemen Beras dengan Penjemuran Sistem Oven Dryer pada Usaha Penggilingan Padi di Kabupaten Serang (Studi Kasus pada Gapoktan Harapan Makmur Desa Singarajan Kecamatan Pontang Kabupaten Serang

Lebih terperinci

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan agribisnis nasional diarahkan untuk meningkatkan kemandirian perekonomian dan pemantapan struktur industri nasional terutama untuk mendukung berkembangnya

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekayaan sumber daya alam dalam bidang pertanian merupakan keunggulan yang dimiliki Indonesia dan perlu dioptimalkan untuk kesejahteraan rakyat. Pertanian merupakan aset

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. ditanam di lahan kering daerah pengunungan. Umur tanaman melinjo di desa ini

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. ditanam di lahan kering daerah pengunungan. Umur tanaman melinjo di desa ini V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Usahatani Tanaman Melinjo Tanaman melinjo yang berada di Desa Plumbon Kecamatan Karagsambung ditanam di lahan kering daerah pengunungan. Umur tanaman melinjo di desa ini

Lebih terperinci

OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI

OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI Secangkir kopi dihasilkan melalui proses yang sangat panjang. Mulai dari teknik budidaya, pengolahan pasca panen hingga ke penyajian akhir. Hanya

Lebih terperinci

SKRIPSI EKA NOVIANTI H

SKRIPSI EKA NOVIANTI H KELAYAKAN INVESTASI USAHA PENGGILINGAN PADI PADA KONDISI RISIKO (Studi Kasus di Penggilingan Padi Skala Kecil Sinar Ginanjar, Kabupaten Karawang, Jawa Barat) SKRIPSI EKA NOVIANTI H 34077016 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka meningkatkan pendapatan petani dan untuk peningkatan ketahanan pangan serta

Lebih terperinci

STATISTIK HARGA PRODUSEN GABAH

STATISTIK HARGA PRODUSEN GABAH ht tp :// yo gy ak ar ta.b ps.g o.id Katalog BPS : 7103005.34 STATISTIK HARGA PRODUSEN GABAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA .id ps.g o ta.b ar

Lebih terperinci