Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Mengenai Kondisi Internal dan Eksternal KUD Puspa Mekar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Mengenai Kondisi Internal dan Eksternal KUD Puspa Mekar"

Transkripsi

1 LAMPIRAN

2 Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Mengenai Kondisi Internal dan Eksternal KUD Puspa Mekar DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar Wawancara ini digunakan sebagai bahan penyusunan skripsi Strategi Pengembangan Usaha Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat IDENTITAS RESPONDEN Nama : Pekerjaan/Jabatan : Kami mengharapkan Bapak/Ibu dapat menjawab secara objektif dan benar, karena wawancara ini bertujuan ilmiah sehingga memerlukan data yang valid. Peneliti: Destia Eka Putri H DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

3 A. Profil dan Gambaran Umum Industri 1. Bagaimana sejarah koperasi susu atau KUD yang bergerak pada bidang peternakan di Kabupaten Bandung Barat? 2. Siapa perintis koperasi susu di Kabupaten Bandung Barat? 3. Bagaimana perkembangan koperasi susu di Kabupaten Bandung Barat? 4. Bagaimana keadaan koperasi susu di Kabupaten Bandung Barat saat ini? 5. Bagaimana potensi koperasi susu di Kabupaten Bandung Barat? 6. Adakah permasalahan dalam pengembangan usahaternak sapi perah di Kabupaten Bandung Barat? Apa saja permasalahan tersebut? 7. Langkah apa yang ditempuh untuk mengatasi permasalahan tersebut? B. KUD Puspa Mekar 1. Bagaimana sejarah lahirnya KUD Puspa Mekar? (latar belakang, tahun berdiri, nilai investasi) 2. Siapa pendiri, pemilik, dan pengelola KUD Puspa Mekar saat ini? 3. Apa saja unit usaha yang dijalankan oleh KUD Puspa Mekar? 4. Apa visi, misi, dan tujuan dari KUD Puspa Mekar? 5. Apa alasan pemilihan lokasi KUD Puspa Mekar di Kabupaten Bandung Barat? 6. Bagaimana struktur organisasi KUD Puspa Mekar? (jobdesk dari masingmasing jabatan berdasarkan struktur organisasi tersebut) 7. Apa kendala utama dalam menjalankan usaha koperasi? 8. Apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan (faktor internal) yang dimiliki oleh KUD Puspa Mekar? serta peluang dan ancaman (faktor eksternal) apa saja yang dihadapi oleh KUD Puspa Mekar yang dapat menentukan keberhasilan atau menghambat keberhasilan pengembangan usaha koperasi di KUD Puspa Mekar? C. Analisis Lingkungan Internal KUD Puspa Mekar Manajemen 1. Berapa luas area bangunan yang dimiliki oleh KUD Puspa Mekar? Apakah tersebar di beberapa wilayah lainnya? Ada berapa jumlahnya? 161

4 2. Berapa jumlah keseluruhan anggota KUD Puspa Mekar? (jumlah anggota yang aktif dan jumlah anggota yang pasif) 3. Adakah kualifikasi yang dilakukan oleh KUD Puspa Mekar dalam merekrut anggota? 4. Bagaimana tingkat keterampilan, produktivitas, partisipasi dan loyalitas anggota yang ada saat ini terhadap KUD Puspa Mekar? 5. Adakah anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi? Berapa jumlah anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi selama setahun terakhir ini? Alasan mereka keluar dari keanggotaan koperasi? 6. Bagaimana sistem pembayaran susu yang diberikan koperasi kepada para peternak? harga susu disama-ratakan atau berdasarkan kualitas susu? 7. Bagaimana sistem keanggotaan yang diterapkan oleh KUD Puspa Mekar? (pemenuhan hak dan kewajiban sebagai anggota koperasi) 8. Apakah koperasi memiliki program penyuluhan yang rutin bagi anggotanya? 9. Bagaimana pelaksanaan Rapat Anggota yang diselenggarakan oleh KUD Puspa Mekar pada tiap tahunnya? 10. Bagaimana koperasi menjaga loyalitas anggotanya? 11. Berapa jumlah pengurus inti? 12. Berapa kali periode pergantian kepengurusan koperasi? 13. Berapa jumlah karyawan yang dipekerjakan oleh KUD Puspa Mekar? Adakah kualifikasi dalam merekrut karyawan? 14. Bagaimana peembagian tugas yang diberikan KUD Puspa Mekar terhadap karyawan-karyawannya? 15. Bagaimana tingkat keterampilan dan produktivitas karyawan yang ada saat ini? 16. Seperti apa insentif yang diberikan kepada karyawan? (berupa gaji, bonus, dan tunjangan) 17. Apakah KUD Puspa Mekar menyelenggarakan pelatihan khusus untuk meningkatkan keterampilan karyawan? Seperti apa pelatihan yang diberikan? 162

5 18. Apakah KUD Puspa Mekar menyelenggarakan pertemuan rutin sebagai kegiatan evaluasi terhadap kinerja anggota, pengurus, dan karyawan selain Rapat Anggota? 19. Apa saja sarana dan prasarana yang dimiliki oleh KUD Puspa Mekar untuk menunjang usahanya? Produksi/Operasi 1. Apa saja input yang dibutuhkan untuk kegiatan produksi KUD Puspa Mekar? (bahan baku, peralatan dan perlengkapan) 2. Bagaimana KUD Puspa Mekar memperoleh input tersebut? 3. Berapa jumlah karyawan yang dibutuhkan dalam proses produksi? Adakah spesialisasi kerja dalam kegiatan produksi? 4. Berapa lama kegiatan produksi yang dibutuhkan karyawan dalam menampung seluruh produksi susu dari peternak? 5. Berapa lama siklus produksi susu yang biasanya dihasilkan sapi perah yang dimiliki oleh masing-masing peternak? 6. Berapa jumlah produksi susu yang biasanya diperoleh KUD Puspa Mekar per sapi perah/per anggota? (per hari/per bulan/per tahun) 7. Bagaimana kegiatan produksi dilaksanakan? (secara tradisonal atau ada penggunaan teknologi? 8. Adakah standar mutu atau kualitas yang ditetapkan oleh KUD Puspa Mekar untuk produksi susunya yang diperoleh dari peternak? Jika ada, bagaimana standar mutu tersebut? 9. Adakah perbedaan produksi susu yang dihasilkan oleh KUD Puspa Mekar dibandingkan KUD atau koperasi-koperasi susu lainnya? Pemasaran 1. Apakah koperasi menjalin kerjasama/kemitraan dengan pihak lain dalam menyalurkan produksi susunya? kemana saja? 2. Berapa harga susu yang ditetapkan oleh KUD Puspa Mekar kepada IPS? 163

6 3. Apa dasar penetapan harga susu? (berdasarkan biaya produksi, keseimbangan permintaan dan penawaran, harga pesaing, atau berdasarkan nilai produk/susu di mata konsumen/ips) 4. Bagaimana kegiatan distribusi dan penjualan susu yang dilakukan oleh KUD Puspa Mekar? Dan berapa jumlah penjualan kepada IPS? Jika IPS tidak mau menerima susu dengan alasan kualitas susu yang rendah, maka alternatif penjualan susu kemana? 5. Bagaimana posisi tawar-menawar KUD Puspa Mekar terhadap IPS? 6. Bagaimana loyalitas IPS terhadap KUD Puspa Mekar? 7. Siapa saja distributor KUD Puspa Mekar? Bagaimana sistem kontrak dan kemitraan yang dibangun? 8. Apakah ada kegiatan promosi yang dilakukan oleh KUD Puspa Mekar kepada distributor/ips/konsumen eceran? Jika ada, berapa anggaran yang ditargetkan untuk kegiatan promosi? 9. Bagaimana strategi pemasaran yang saat ini diterapkan oleh KUD Puspa Mekar? Siapa segmen dan target pasar serta bagaimana positioning produk/susu KUD Puspa Mekar? 10. Apa dasar penentuan kualifikasi susu yang dilakukan oleh KUD Puspa Mekar? 11. Bagaimana proses pengiriman produk/susu ke IPS? Keuangan 1. Darimana saja sumber modal yang digunakan oleh KUD Puspa Mekar untuk kegiatan investasi, produksi/operasi, promosi, dan pengembangan usaha? 2. Bagaimana posisi kemampulabaan KUD Puspa Mekar saat ini? 3. Bagaimana alokasi anggaran KUD Puspa Mekar saat ini? 4. Bagaimana sistem administrasi dan pembukuan KUD Puspa Mekar? Apakah dicatat secara sistematis? (harian/bulanan/tahunan) 5. Bagaimana KUD Puspa Mekar mengelola keuangannya? 6. Berapa penghasilan yang didapat oleh KUD Puspa Mekar dari produksi susu nya? apakah dapat menutupi biaya produksi? apakah untung atau malah merugi? 164

7 7. Berapa keuntungan hasil usaha/shu yang dimiliki KUD Puspa Mekar yang biasanya diperoleh tiap tahunnya? 8. Bagaimana sistem pembagian keuntungan hasil usaha/shu kepada para peternak sebagai anggota dari KUD Puspa Mekar? Penelitian dan Pengembangan 1. Adakah kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh KUD Puspa Mekar? 2. Adakah bagian khusus dari KUD Puspa Mekar yang menangani kegiatan penelitian dan pengembangan? 3. Adakah inovasi yang dihasilkan oleh KUD Puspa Mekar terkait dengan penelitian dan pengembangan terhadap usahaternak sapi perah atau produk dari susu itu sendiri? Apa saja inovasi tersebut? Sistem Informasi dan Manajemen 1. Bagaimana sistem informasi dan manajemen yang diterapkan oleh KUD Puspa Mekar? (dari pengurus kepada karyawan, atau dari pengurus kepada anggota, atau sebaliknya) 2. Bagaimana KUD Puspa Mekar menyampaikan/mendapatkan informasi dari pengurus, karyawan, dan anggota atau bahkan dari pihak luar KUD Puspa Mekar, seperti pemerintah atau dinas setempat, distributor, dan mitra lainnya? 3. Adakah penggunaan teknologi dalam mengakses informasi pasar atau menyimpan data-data yang berhubungan dengan peternak? (komputerisasi, internet) D. Analisis Lingkungan Eksternal KUD Puspa Mekar Politik 1. Bagaimana stabilitas politik dan keamanan yang ada di Indonesia mempengaruhi usaha yang dijalankan oleh KUD Puspa Mekar? 2. Adakah kebijakan yang mempengaruhi kegiatan KUD Puspa Mekar terkait dengan usahaternak sapi perahnya atau dengan produk yang dihasilkan/susu? 165

8 3. Bagaimana sistem regulasi dan perpajakan yang dibebankan pada KUD Puspa Mekar? Ekonomi 1. Bagaimana kondisi pasar susu secara umum? 2. Bagaimana prospek dan potensi susu ditinjau dari segi permintaan? 3. Apa dampak perubahan harga susu di pasaran terhadap harga susu yang diterima oleh KUD Puspa Mekar dari IPS? Dan bagaimana dampak perubahan harga input terhadap biaya produksi pada usahaternak sapi perah di KUD Puspa Mekar? 4. Apakah adanya ketersediaan kredit yang dijamin oleh pemerintah terkait dengan usahaternak sapi perah di Indonesia mempengaruhi pengembangan usahaternak sapi perah di KUD Puspa Mekar? Sosial dan Budaya 1. Bagaimana tanggapan masyarakat sekitar terhadap keberadaan KUD Puspa Mekar di wilayah Kabupaten Bandung Barat? 2. Apa kontribusi yang diberikan oleh KUD Puspa Mekar terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar? 3. Apakah pola hidup sehat yang dijalankan oleh masyarakat Indonesia saat ini (minum susu setiap hari) dapat dijadikan peluang pasar bagi KUD Puspa Mekar seiring dengan semakin meningkatknya jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan pangan yang bergizi? 4. Apakah pola hidup sehat tersebut tercermin pada masyarakat sekitar di wilayah Kabupaten Bandung Barat sehingga dapat mendukung kegiatan KUD Puspa Mekar dalam menjual dan memasarkan produk/susu secara eceran kepada masyarakat sekitar? Teknologi 1. Apakah informasi/teknologi dan perubahan informasi/teknologi yang berkembang saat ini terkait dengan usahaternak sapi perah mempengaruhi kegiatan usaha KUD Puspa Mekar? 166

9 2. Apa saja teknologi yang digunakan oleh KUD Puspa Mekar dalam kegiatan produksi, pasca produksi, dan distribusi? 3. Teknologi apa saja yang sesuai untuk diterapkan pada KUD Puspa Mekar? Industri 1. Bagaimana karakteristik pasar susu di Indonesia? 2. Bagaimana tren pasar saat ini? 3. Siapa saja pesaing KUD Puspa Mekar, baik dalam melakukan kegiatan usahaternak sapi perah secara keseluruhan ataupun dalam menghasilkan produksi susu secara umum (berdasarkan jumlah anggota, pelayanan terhadap anggota, partisipasi dan loyalitas anggota, produktivitas dan kualitas susu yang dihasilkan)? 4. Apa keunggulan dan kelemahan yang dimiliki oleh pesaing? 5. Bagaimana tren permintaan produk lain yang serupa dengan susu sebagai produk substitusinya? 6. Siapa saja konsumen/ips yang membeli produksi susu KUD Puspa Mekar? Berapa jumlah pembelian yang dilakukan oleh konsumen/ips tersebut? 7. Berapa harga yang diterima konsumen tahap 1 dan tahap akhir? 8. Seberapa besar kemungkinan munculnya pendatang baru dalam usahaternak sapi perah? 9. Siapa saja pemasok yang bermitra dengan KUD Puspa Mekar? Bagaimana sistem kerjasama/kemitraan dengan pemasok? 167

10 Lampiran 2. Kuisioner Penentuan Faktor-Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan), Penentuan Peringkat (Rating) dan Pembobotan Faktor-Faktor Internal KUESIONER Penentuan Faktor-Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan) Penentuan Peringkat (Rating) Faktor-Faktor Internal Pembobotan Faktor-Faktor Internal Kuisoner ini digunakan sebagai bahan penyusunan skripsi Strategi Pengembangan Usaha Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat IDENTITAS RESPONDEN Nama :. Pekerjaan/Jabatan :. Kami mengharapkan Bapak/Ibu dapat menjawab secara objektif dan benar, karena kuisioner ini bertujuan ilmiah sehingga memerlukan data yang valid. Peneliti : Destia Eka Putri H Program Sarjana Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

11 PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR INTERNAL (Kekuatan dan Kelemahan) Tujuan : Menentukan faktor-faktor startegis yang akan dimasukan ke dalam kelompok kekuatan dan kelemahan dalam strategi pengembangan usaha KUD Puspa Mekar Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Petunujuk Pengisian : 1. Berikan Tanda (X) pada kolom kekuatan pada tabel berikut ini, apabila faktorfaktor tersebut menjadi kekuatan dalam penelitian ini 2. Berikan Tanda (X) pada kolom kelemahan pada tabel berikut ini, apabila faktor-faktor tersebut menjadi kelemahan dalam penelitian ini Tabel. Faktor-Faktor Strategis Internal No. Faktor-Faktor Strategis Internal Kekuatan Kelemahan 1. Adanya tes Quality Control untuk peneriman susu dari peternak 2. Sistem pembayaran susu yang tepat waktu kepada peternak 3. RAT terlaksana dan berjalan dengan baik setiap tahunnya 4. Komunikasi antara pengurus dan anggota berlangsung terbuka 5. KUD memberikan pelayanan langsung kepada anggota 6. Produk (susu) yang dihasilkan oleh KUD terjamin kualitasnya 7. KUD memiliki sarana dan prasarana produksi yang lengkap 8. KUD mampu menjual produk (susu) berdasarkan harga yang disesuaikan dengan standar kualitas susu yang disyaratkan oleh pembeli 9. Kegiatan simpan pinjam anggota berjalan dengan lancar 10. Pembagian SHU berlangsung terbuka dan adil 11. Pencatatan dan penyimpanan data serta informasi sudah tersusun rapi dengan sistem komputerisasi 12. Belum adanya pendidikan internal perkoperasian untuk anggota 13. Tingkat partisipasi dan loyalitas anggota yang masih rendah terhadap KUD 14. Tingkat pendidikan karyawan yang masih rendah 15. Pengorganisasian kerja pengurus dan karyawan yang belum berjalan dengan baik 16. Produksi susu yang dihasilkan oleh KUD masih rendah 17. Belum adanya kegiatan pengolahan produk turunan susu yang memiliki nilai tambah 18. KUD belum mampu memasarkan produk (susu) secara mandiri kepada IPS 19. KUD memiliki keterbatasan modal untuk pengembangan usahanya 169

12 PENENTUAN PERINGKAT (RATING) FAKTOR-FAKTOR INTERNAL Petujuk Umum : 1. Dalam pengisisan kuesioner ini, responden diharapakan secara langsung (tidak menunda) untuk menghindarai terjadinya inkonsistensi jawaban 2. Penentuan nilai peringkat (rating) terhadap faktor-faktor internal, baik faktor kekuatan dan kelemahan harus konsisten dengan tabel sebelumnya. Tujuan : Penentuan tingkat (rating) dimaksudkan untuk mengukur pengaruh masingmasing variabel terhadap kondisi lingkungannya. Variabel faktor internal ini terdiri dari faktor kekuatan yang dapat digunakan dan faktor kelemahan yang mungkin dapat diatasi dalam upaya strategis pengembangan usaha KUD Puspa Mekar. Petunjuk Pengisisan : 1. Pemberian nilai pada seberapa besar pengaruh faktor kekuatan yang dapat dimanfaatkan dan faktor kelemahan yang dapat diatasi dalam strategi pengembangan usaha KUD Puspa Mekar 2. Tentukan nilai peringkat (rating) terhadap faktor-faktor kekuatan dan kelemahan dalam strategi pengembangan usaha KUD Puspa Mekar, berikut ini dengan menggunakan tanda (X) pada penelitian Bapak/Ibu. 3. Penentuan nilai rating berdasarkan keterangan berikut : Tabel. Identitas Kepentingan dalam penentuan nilai rating Identitas Definisi Nilai Kepentingan 4 Jika faktor tersebut merupakan kekuatan mayor/utama bagi usaha KUD Puspa Mekar 3 Jika faktor tersebut merupakan kekuatan minor/kecil bagi usaha KUD Puspa Mekar 2 Jika faktor tersebut merupakan kelemahan minor/kecil bagi usaha KUD Puspa Mekar 1 Jika faktor tersebut merupakan kelemahan mayor/utama bagi usaha KUD Puspa Mekar Menurut Bapak/Ibu bagaimana kondisi strategi pengembangan usaha KUD Puspa Mekar terhadap faktor-faktor berikut: 170

13 Tabel. Penentuan Peringkat (Rating) Faktor Strategis Kekuatan Internal Faktor No. Kekuatan Internal Indikator 1. Adanya tes 4 = (Kekuatan Utama), jika KUD memakai alat-alat Quality Control pengukur untuk menguji kualitas susu, seperti untuk lactodecimeter untuk menguji berat jenis susu dan peneriman susu alat test gun yang telah diisi dengan alkohol 70% dari peternak untuk mengetahui apakah protein pada susu telah terdenaturasi/pecah atau tidak. 3 = (Kekuatan Kecil), jika KUD tidak memakai alatalat pengukur untuk menguji kualitas susu, hanya melakukan uji rasa, bau, dan warna susu dengan 2. Sistem pembayaran susu yang tepat waktu kepada peternak 3. RAT terlaksana dan berjalan dengan baik setiap tahunnya 4. Komunikasi antara pengurus dan anggota berlangsung terbuka 5. KUD memberikan pelayanan langsung kepada anggota menggunakan panca indera sebagai media uji. 4 = (Kekuatan Utama), jika KUD tepat waktu dalam membayarkan kewajibannya kepada anggota per 15 hari sekali masa penyetoran susu tanpa pernah terlambat sehari pun. 3 = (Kekuatan Kecil), jika KUD terlambat dalam membayarkan kewajibannya kepada anggota selama dua hingga tiga hari setelah per 15 hari sekali masa penyetoran susu. Namun, tidak sampai melebihi waktu keterlambatan yang dilakukan pesaingnya yaitu selama lima hingga tujuh hari. 4 = (Kekuatan Utama), jika pelaksanaan RAT KUD dilakukan tepat waktu pada setiap satu tahun sekali atau selambat-lambatnya tiga bulan setelah tutup buku pada tahun yang bersangkutan dengan tingkat kehadiran peserta di atas 90 persen. 3 = (Kekuatan Kecil), jika pelaksanaan RAT KUD dilakukan tepat waktu pada setiap satu tahun sekali atau selambat-lambatnya tiga bulan setelah tutup buku pada tahun yang bersangkutan, namun tingkat kehadiran peserta di bawah 90 persen. 4 = (Kekuatan Utama), jika aspirasi dan keluhan anggota disampaikan kepada pengurus dalam RAT dan rapat evaluasi setiap dua minggu sekali melalui PAD, begitu juga sebaliknya. 3 = (Kekuatan Kecil), jika aspirasi dan keluhan anggota disampaikan kepada pengurus hanya dalam RAT, begitu juga sebaliknya. 4 = (Kekuatan Utama), jika tidak ada sistem pengumpul (kolektor) susu dalam struktur organisasi KUD. 3 = (Kekuatan Kecil), jika tidak ada sistem pengumpul (kolektor) susu dalam struktur organisasi KUD, namun masih terlihat adanya keterlibatan saat di lapang. 6. Produk (susu) yang dihasilkan oleh KUD terjamin kualitasnya 4 = (Kekuatan Utama), jika KUD memenuhi semua indikator pemenuhan standar kualitas susu yang disyaratkan IPS, yaitu meliputi kadar Total Solid (TS) 11,3 persen, TPC (jumlah kuman/bakteri) < per mililiter, dan Titik Beku (TB) -0,520 C sampai -0,550 C. 3 = (Kekuatan Kecil), jika KUD hanya memenuhi sebagian atau salah satu dari indikator pemenuhan standar kualitas susu yang disyaratkan IPS. 7. KUD memiliki 4 = (Kekuatan Utama), jika KUD memiliki sarana dan Peringkat 171

14 sarana dan prasarana produksi yang lengkap 8. KUD mampu menjual produk (susu) berdasarkan harga yang disesuaikan dengan standar kualitas susu yang disyaratkan oleh pembeli 9. Kegiatan simpan pinjam anggota berjalan dengan lancar 10. Pembagian SHU berlangsung terbuka dan adil 11. Pencatatan dan penyimpanan data serta informasi sudah tersusun rapi dengan sistem komputerisasi prasarana mulai dari sarana transportasi untuk distribusi susu dari peternak menggunakan mobil pick up lengkap dengan tangki penampungan susu dan milk can, alat pengukur kualitas susu, hingga proses pendinginan susu menggunakan cooling unit. 3 = (Kekuatan Kecil), jika KUD hanya memiliki sebagian atau salah satu dari sarana dan prasarana yang digunakan dalam kegiatan produksi dan distribusi susu. 4 = (Kekuatan Utama), jika KUD mampu memenuhi semua indikator pemenuhan standar kualitas susu yang disyaratkan IPS sehingga harga jual yang diberlakukan kepada KUD berkisar antara Rp = (Kekuatan Kecil), jika KUD hanya mampu memenuhi sebagian atau salah satu dari indikator pemenuhan standar kualitas susu yang disyaratkan IPS sehingga harga jual yang diberlakukan kepada KUD berkisar antara Rp = (Kekuatan Utama), jika kredit macet dari anggota dibawah 2 persen. 3 = (Kekuatan Kecil), jika kredit macet dari anggota berkisar antara 2 5 persen. 4 = (Kekuatan Utama), jika KUD membagikan SHU kepada anggota saat pelaksanaan RAT dengan persentase sebesar 40 persen dari jumlah SHU KUD secara keseluruhan berdasarkan produksi susu yang dihasilkan oleh masing-masing anggota. 3 = (Kekuatan Kecil), jika KUD membagikan SHU kepada anggota saat pelaksanaan RAT dengan persentase dibawah 40 persen dari jumlah SHU KUD secara keseluruhan berdasarkan produksi susu yang dihasilkan oleh masing-masing anggota. 4 = (Kekuatan Utama), jika semua atau sebagian besar pencatatan dan penyimpanan data serta informasi KUD sudah dilakukan secara komputerisasi dan diolah menjadi data harian, bulanan, dan tahunan. 3 = (Kekuatan Kecil), jika baru sebagian kecil pencatatan dan penyimpanan data serta informasi KUD dilakukan secara komputerisasi dan sebagian lagi masih dilakukan secara manual. 172

15 Tabel. Penentuan Peringkat (Rating) Faktor Strategis Kelemahan Internal Faktor No. Kelemahan Internal 1. Belum adanya pendidikan internal perkoperasian untuk anggota 2. Tingkat partisipasi dan loyalitas anggota yang masih rendah terhadap KUD 3. Tingkat pendidikan karyawan yang masih rendah 4. Pengorganisasi an kerja pengurus dan karyawan yang belum berjalan dengan baik 5. Produksi susu yang dihasilkan oleh KUD masih rendah 6. Belum adanya kegiatan pengolahan produk turunan susu yang memiliki nilai tambah 7. KUD belum mampu memasarkan produk (susu) secara mandiri kepada IPS 8. KUD memiliki keterbatasan modal untuk pengembangan usahanya Indikator 2 = (Kelemahan Kecil), jika KUD mengadakan penyuluhan untuk anggota mengenai pendidikan dasar-dasar perkoperasian dan budidaya ternak sapi perah setiap tiga hingga enam bulan sekali. 1 = (Kelemahan Utama), jika KUD mengadakan penyuluhan untuk anggota mengenai pendidikan dasardasar perkoperasian dan budidaya ternak sapi perah setiap satu tahun sekali atau hanya bersifat kondisional. 2 = (Kelemahan Kecil), jika masih ada anggota KUD yang menyalurkan susunya ke lebih dari satu tempat penampungan susu selain ke KUD. 1 = (Kelemahan Utama), jika masih ada anggota KUD yang keluar dari keanggotaan KUD dan memilih bergabung dengan koperasi lainnya atau bahkan dengan perusahaan penampungan susu milik pribadi/swasta. 2 = (Kelemahan Kecil), jika para karyawan KUD sebagian besar hanya menganyam pendidikan terakhir pada tingkat SLTP hingga SLTA. 1 = (Kelemahan Utama), jika para karyawan KUD sebagian besar hanya menganyam pendidikan terakhir pada tingkat SD. 2 = (Kelemahan Kecil), jika sudah ada spesialisasi pekerjaan dalam struktur organisasi KUD, namun masih terdapat penumpukan tugas dan tanggung jawab serta rangkap jabatan. 1 = (Kelemahan Utama), jika belum ada spesialisasi pekerjaan dalam struktur organisasi KUD. 2 = (Kelemahan Kecil), jika produksi susu KUD berkisar antara liter per hari. 1 = (Kelemahan Utama), jika produksi susu KUD masih dibawah liter per hari. 2 = (Kelemahan Kecil), jika KUD belum melakukan kegiatan pengolahan produk turunan susu, namun sudah ada rencana ke depan untuk melakukan kegiatan pengolahan produk turunan susu. 1 = (Kelemahan Utama), jika KUD belum melakukan kegiatan pengolahan produk turunan susu dan belum ada rencana ke depan untuk melakukan kegiatan pengolahan produk turunan susu. 2 = (Kelemahan Kecil), jika KUD memasarkan susunya ke IPS melalui KPSBU terlebih dahulu dan dikenakan biaya pengangkutan dibawah Rp 200 per liter susu. 1 = (Kelemahan Utama), jika KUD memasarkan susunya ke IPS melalui KPSBU terlebih dahulu dan dikenakan biaya pengangkutan diatas Rp 200 per liter susu. 2 = (Kelemahan Kecil), jika modal yang dimiliki KUD untuk pengembangan usahanya berkisar antara persen dari modal secara keselurahan. 1 = (Kelemahan Utama),jika modal yang dimiliki KUD untuk pengembangan usahanya dibawah 40 persen dari modal secara keselurahan. Peringkat 173

16 PEMBOBOTAN FAKTOR-FAKTOR INTERNAL Tujuan : Mendapatkan penilaian para responden terhadap faktor internal mengenai tingkat kepentingan suatu faktor-faktor strategis dalam strategi pengembangan usaha KUD Puspa Mekar. Tingkat kepentingan yang dimaksud adalah berupa pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor strategi tersebut menentukan strategi pengembangan usaha KUD Puspa Mekar. Petunjuk Pengisian : 1. Pemberian Nilai diberikan berdasarkan pada perbandingan berpasangan antara dua faktor secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap strategi pengembangan usaha KUD Puspa Mekar 2. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2, dan 3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah : Tabel. Identitas Kepentingan dalam pembobotan Identitas Definisi Nilai Kepentingan 1 Indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal, jika indikator horisontal kurang dibutuhkan oleh KUD untuk digunakan atau diatasi dibandingkan indikator vertikal dalam strategi pengembangan usahanya. 2 Indikator horisontal sama penting dengan indikator vertikal, jika indikator horisontal sama-sama dibutuhkan oleh KUD untuk digunakan atau diatasi dalam strategi pengembangan usahanya. 3 Indikator horisontal lebih penting daripada indikator vertikal, jika indikator horisontal lebih dibutuhkan oleh KUD untuk digunakan atau diatasi dibandingkan indikator vertikal dalam strategi pengembangan usahanya. 174

17 Tabel. Matriks Perbandingan Berpasangan Faktor Internal Faktor Strategis Internal Total Total Xi Bobot 175

18 Keterangan : 1 = Adanya tes Quality Control untuk peneriman susu dari peternak 2 = Sistem pembayaran susu yang tepat waktu kepada peternak 3 = RAT terlaksana dan berjalan dengan baik setiap tahunnya 4 = Komunikasi antara pengurus dan anggota berlangsung terbuka 5 = KUD memberikan pelayanan langsung kepada anggota 6 = Produk (susu) yang dihasilkan oleh KUD terjamin kualitasnya 7 = KUD memiliki sarana dan prasarana produksi yang lengkap 8 = KUD mampu menjual produk (susu) berdasarkan harga yang disesuaikan dengan standar kualitas susu yang disyaratkan oleh pembeli 9 = Kegiatan simpan pinjam anggota berjalan dengan lancar 10 = Pembagian SHU berlangsung terbuka dan adil 11 = Pencatatan dan penyimpanan data serta informasi sudah tersusun rapi dengan sistem komputerisasi 12 = Belum adanya pendidikan internal perkoperasian untuk anggota 13 = Tingkat partisipasi dan loyalitas anggota yang masih rendah terhadap KUD 14 = Tingkat pendidikan karyawan yang masih rendah 15 = Pengorganisasian kerja pengurus dan karyawan yang belum berjalan dengan baik 16 = Produksi susu yang dihasilkan oleh KUD masih rendah 17 = Belum adanya kegiatan pengolahan produk turunan susu yang memiliki nilai tambah 18 = KUD belum mampu memasarkan produk (susu) secara mandiri kepada IPS 19 = KUD memiliki keterbatasan modal untuk pengembangan usahanya 176

19 Lampiran 3. Kuisioner Penentuan Faktor-Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman), Penentuan Peringkat (Rating) dan Pembobotan Faktor-Faktor Eksternal KUESIONER Penentuan Faktor-Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman) Penentuan Peringkat (Rating) Faktor-Faktor Eksternal Pembobotan Faktor-Faktor Eksternal Kuisoner ini digunakan sebagai bahan penyusunan skripsi Strategi Pengembangan Usaha Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat IDENTITAS RESPONDEN Nama :.. Pekerjaan/Jabatan :.. Kami mengharapkan Bapak/Ibu dapat menjawab secara objektif dan benar, karena kuisioner ini bertujuan ilmiah sehingga memerlukan data yang valid. Peneliti : Destia Eka Putri H Program Sarjana Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

20 PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL (Peluang dan Ancaman) Tujuan : Menentukan faktor-faktor startegis yang akan dimasukan ke dalam kelompok peluang dan ancaman dalam strategi pengembangan usaha KUD Puspa Mekar Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Petunujuk Pengisian : 1. Berikan Tanda (X) pada kolom peluang pada tabel berikut ini, apabila faktorfaktor tersebut menjadi peluang dalam penelitian ini 2. Berikan Tanda (X) pada kolom ancaman pada tabel berikut ini, apabila faktorfaktor tersebut menjadi ancaman dalam penelitian ini Tabel. Faktor-Faktor Strategis Eksternal No. Faktor-Faktor Strategis Eksternal Peluang Ancaman 1. Adanya bantuan pinjaman kredit dari pemerintah dan dana investasi dari para investor 2. Adanya Litbang yang diadakan oleh Dinas Peternakan setempat 3. Pertumbuhan ekonomi masyarakat yang menunjukkan angka positif 4. Peningkatan laju pertumbuhan penduduk menyebabkan meningkatnya laju konsumsi susu 5. Adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi dari susu 6. Adanya Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS) 7. Perkembangan teknologi yang cepat 8. Permintaan susu dalam negeri belum terpenuhi 9. Susu sapi merupakan produk susu yang kaya akan protein hewani yang lebih diminati masyarakat pada umumnya dibandingkan dengan susu dari ternak yang lainnya 10. Berkembangnya industri hilir untuk pengolahan produk berbahan baku susu 11. Adanya kebijakan pemerintah tentang impor susu 12. Adanya rencana kenaikan BBM 13. Ketersediaan lahan hijauan yang semakin terbatas 14. Kekuatan tawar-menawar IPS yang cenderung kuat 15. Banyaknya pesaing perusahaan swasta 178

21 PENENTUAN PERINGKAT (RATING) FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL Petujuk Umum : 1. Dalam pengisisan kuesioner ini, responden diharapakan secara langsung (tidak menunda) untuk menghindarai terjadinya inkonsistensi jawaban 2. Penentuan nilai peringkat (rating) terhadap faktor-faktor eksternal, baik faktor peluang dan ancaman harus konsisten dengan tabel sebelumnya. Tujuan : Penentuan tingkat (rating) dimaksudkan untuk mengukur pengaruh masing-masing variabel terhadap kondisi lingkungannya. Variabel faktor eksternal ini terdiri dari faktor peluang yang dapat dimanfaatkan dan faktor ancaman yang mungkin dapat dihindari dalam upaya strategis pengembangan usaha KUD Puspa Mekar. Petunjuk Pengisisan : 1. Pemberian nilai pada seberapa besar pengaruh faktor peluang yang dapat dimanfaatkan dan faktor ancaman yang dapat dihindari dalam strategi pengembangan usaha KUD Puspa Mekar 2. Tentukan nilai peringkat (rating) terhadap faktor-faktor peluang dan ancaman dalam strategi pengembangan usaha KUD Puspa Mekar, berikut ini dengan menggunakan tanda (X) pada penelitian Bapak/Ibu. 3. Penentuan nilai rating berdasarkan keterangan berikut : Tabel. Identitas Kepentingan dalam Penentuan Nilai Rating untuk Faktor Strategis Eksternal Identitas Kepentingan Definisi Nilai 4 Jika faktor tersebut berpengaruh sangat besar bagi pengembangan usaha KUD Puspa Mekar atau KUD Puspa Mekar memberikan respon luar biasa terhadap faktor tersebut 3 Jika faktor tersebut berpengaruh besar bagi pengembangan usaha KUD Puspa Mekar atau KUD Puspa Mekar memberikan respon di atas rata-rata terhadap faktor tersebut 2 Jika faktor tersebut kurang berpengaruh bagi pengembangan usaha KUD Puspa Mekar atau KUD Puspa Mekar memberikan respon rata-rata terhadap faktor tersebut 1 Jika faktor tersebut tidak berpengaruh bagi pengembangan usaha KUD Puspa Mekar atau KUD Puspa Mekar memberikan respon buruk terhadap faktor tersebut Menurut Bapak/Ibu bagaimanan kondisi strategi pengembangan usaha KUD Puspa Mekar terhadap faktor-faktor berikut: 179

22 Tabel. Penentuan Peringkat (Rating) Faktor Peluang Eksternal Faktor No. Peluang Eksternal Indikator 1. Adanya bantuan 4 = (Berpengaruh Sangat Besar), jika pemerintah pinjaman kredit memberikan subsidi untuk bunga kredit pinjaman dibawah dari pemerintah 5 persen. dan dana 3 = (Berpengaruh Besar), jika pemerintah memberikan investasi dari subsidi untuk bunga kredit pinjaman berkisar antara 5 7 para investor persen. 2 = (Kurang Berpengaruh), jika pemerintah memberikan subsidi untuk bunga kredit pinjaman berkisar antara 7,1 10 persen. 1 = (Tidak Berpengaruh), jika pemerintah memberikan 2. Adanya Litbang yang diadakan oleh Dinas Peternakan setempat 3. Pertumbuhan ekonomi masyarakat yang menunjukkan angka positif 4. Peningkatan laju pertumbuhan penduduk menyebabkan meningkatnya laju konsumsi susu subsidi untuk bunga kredit pinjaman di atas 10 persen. 4 = (Berpengaruh Sangat Besar), jika penelitian dan pengembangan yang diadakan oleh Dinas meliputi penyuluhan, pembinaan, dan pelatihan yang dilakukan secara rutin minimal sebulan sekali, serta pemberian bantuan materi maupun material bagi kegiatan penelitian dan pengembangan KUD. 3 = (Berpengaruh Besar), jika penelitian dan pengembangan yang diadakan oleh Dinas meliputi penyuluhan, pembinaan, dan pelatihan yang dilakukan secara rutin minimal tiga bulan sekali. 2 = (Kurang Berpengaruh), jika penelitian dan pengembangan yang diadakan oleh Dinas meliputi penyuluhan, pembinaan, dan pelatihan yang dilakukan setiap enam bulan sekali. 1 = (Tidak Berpengaruh), jika penelitian dan pengembangan yang diadakan oleh Dinas meliputi penyuluhan, pembinaan, dan pelatihan yang dilakukan setiap setahun sekali atau hanya bersifat kondisional. 4 = (Berpengaruh Sangat Besar), jika pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai di atas 10 persen per tahun. 3 = (Berpengaruh Besar), jika pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai kisaran antara 5,1 10 persen per tahun. 2 = (Kurang Berpengaruh), jika pertumbuhan ekonomi Indonesia berkisar antara 3 5 persen per tahun. 1 = (Tidak Berpengaruh), jika pertumbuhan ekonomi Indonesia dibawah 3 persen per tahun 4 = (Berpengaruh Sangat Besar), jika peningkatan laju pertumbuhan penduduk Indonesia menyebabkan meningkatnya laju konsumsi susu nasional diatas 10 persen per tahun. 3 = (Berpengaruh Besar), jika peningkatan laju pertumbuhan penduduk Indonesia menyebabkan meningkatnya laju konsumsi susu nasional yang berkisar antara 6,1 10 persen per tahun. 2 = (Kurang Berpengaruh), jika peningkatan laju pertumbuhan penduduk Indonesia menyebabkan meningkatnya laju konsumsi susu nasional yang berkisar Peringkat 180

23 5. Adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi dari susu 6. Adanya Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS) 7. Perkembangan teknologi yang cepat 8. Permintaan susu dalam antara 4 6 persen per tahun. 1 = (Tidak Berpengaruh), jika peningkatan laju pertumbuhan penduduk Indonesia menyebabkan meningkatnya laju konsumsi susu nasional dibawah 4 persen per tahun. 4 = (Berpengaruh Sangat Besar), jika adanya kesadaran masyarakat tersebut dapat meningkatkan konsumsi susu di atas 20 persen per kapita per tahun. 3 = (Berpengaruh Besar), jika adanya kesadaran masyarakat tersebut dapat meningkatkan konsumsi susu yang berkisar antara persen per kapita per tahun. 2 = (Kurang Berpengaruh), jika adanya kesadaran masyarakat tersebut dapat meningkatkan konsumsi susu yang berkisar antara persen per kapita per tahun. 1 = (Tidak Berpengaruh), jika adanya kesadaran masyarakat tersebut hanya dapat meningkatkan konsumsi susu dibawah 10 persen per kapita per tahun. 4 = (Berpengaruh Sangat Besar), jika pemerintah mengalokasikan dana dari APBNP untuk program ini di atas Rp per siswa. 3 = (Berpengaruh Besar), jika pemerintah mengalokasikan dana dari APBNP untuk program ini berkisar antara Rp per siswa. 2 = (Kurang Berpengaruh), jika pemerintah mengalokasikan dana dari APBNP untuk program ini berkisar antara Rp per siswa. 1 = (Tidak Berpengaruh), jika pemerintah mengalokasikan dana dari APBNP untuk program ini dibawah Rp per siswa. 4 = (Berpengaruh Sangat Besar), jika perkembangan teknologi yang cepat diimbangi dengan kemampuan sumberdaya manusia yang dimiliki dalam menggunakan dan mengelola teknologi tersebut, serta berindikasi dapat meningkatkan kegiatan produksi dan pengolahan susu KUD di atas 50 persen. 3 = (Berpengaruh Besar), jika perkembangan teknologi yang cepat diimbangi dengan kemampuan sumberdaya manusia yang dimiliki dalam menggunakan dan mengelola teknologi tersebut, serta berindikasi dapat meningkatkan kegiatan produksi dan pengolahan susu KUD yang berkisar antara persen. 2 = (Kurang Berpengaruh), jika perkembangan teknologi yang cepat diimbangi dengan kemampuan sumberdaya manusia yang dimiliki dalam menggunakan dan mengelola teknologi tersebut, serta berindikasi dapat meningkatkan kegiatan produksi dan pengolahan susu KUD yang berkisar antara persen. 1 = (Tidak Berpengaruh), jika perkembangan teknologi yang cepat belum diimbangi dengan kemampuan sumberdaya manusia yang dimiliki dalam menggunakan dan mengelola teknologi tersebut, sehingga tidak berindikasi terhadap peningkatan kegiatan produksi dan pengolahan susu KUD 4 = (Berpengaruh Sangat Besar), jika permintaan susu dalam negeri belum terpenuhi di atas 50 persen 181

24 negeri belum terpenuhi 9. Susu sapi merupakan produk susu yang kaya akan protein hewani yang lebih diminati masyarakat pada umumnya dibandingkan dengan susu dari ternak yang lainnya 10. Berkembangnya industri hilir untuk pengolahan produk berbahan baku susu 3 = (Berpengaruh Besar), jika permintaan susu dalam negeri belum terpenuhi sebesar persen 2 = (Kurang Berpengaruh), jika permintaan susu dalam negeri belum terpenuhi sebesar persen 1 = (Tidak Berpengaruh), jika permintaan susu dalam negeri belum terpenuhi dibawah 10 persen 4 = (Berpengaruh Sangat Besar), jika produk susu berbahan baku susu sapi memiliki kandungan protein dan vitamin yang lebih banyak dibandingkan dengan susu dari ternak lainnya dan penjualannya dapat menjangkau semua segmen masyarakat. 3 = (Berpengaruh Besar), jika produk susu berbahan baku susu sapi memiliki kandungan protein dan vitamin yang lebih banyak dibandingkan dengan susu dari ternak lainnya dan penjualannya dapat menjangkau sebagian besar segmen masyarakat. 2 = (Kurang Berpengaruh), jika produk susu berbahan baku susu sapi memiliki kandungan protein dan vitamin yang sama dengan susu dari ternak lainnya dan penjualannya hanya dapat menjangkau sebagian segmen masyarakat. 1 = (Tidak Berpengaruh), jika produk susu berbahan baku susu sapi memiliki kandungan protein dan vitamin sama dengan susu dari ternak lainnya dan penjualannya hanya dapat menjangkau sebagian kecil segmen masyarakat. 4 = (Berpengaruh Sangat Besar), jika industri pengolahan berbahan baku susu sapi bisa tumbuh di atas 10 persen per tahun. 3 = (Berpengaruh Besar), jika industri pengolahan berbahan baku susu sapi bisa tumbuh antara 5,1 9 persen per tahun. 2 = (Kurang Berpengaruh), jika industri pengolahan berbahan baku susu sapi hanya bisa tumbuh antara 3 5 persen per tahun. 1 = (Tidak Berpengaruh), jika industri pengolahan berbahan baku susu sapi hanya bisa tumbuh dibawah 3 persen per tahun. 182

25 Tabel. Penentuan Peringkat (Rating) Faktor Ancaman Eksternal Faktor No. Ancaman Eksternal Indikator 1. Adanya 4 = (Berpengaruh Sangat Besar), jika kebijakan ini kebijakan berdampak pada jumlah susu yang diimpor di atas 50 pemerintah persen dari jumlah kebutuhan susu nasional. tentang impor 3 = (Berpengaruh Besar), jika kebijakan ini berdampak pada susu jumlah susu yang diimpor sebesar persen dari jumlah kebutuhan susu nasional. 2 = (Kurang Berpengaruh), jika kebijakan ini berdampak pada jumlah susu yang diimpor sebesar persen dari jumlah kebutuhan susu nasional. 1 = (Tidak Berpengaruh), jika kebijakan ini berdampak pada jumlah susu yang diimpor dibawah 10 persen dari jumlah 2. Adanya rencana kenaikan harga BBM 3. Ketersediaan lahan hijauan yang semakin terbatas 4. Kekuatan tawar-menawar IPS yang cenderung kuat kebutuhan susu nasional. 4 = (Berpengaruh Sangat Besar), jika rencana kenaikan harga BBM direalisasikan dan berdampak pada peningkatan biaya produksi KUD di atas 20 persen. 3 = (Berpengaruh Besar), jika rencana kenaikan harga BBM direalisasikan dan berdampak pada peningkatan biaya produksi KUD sebesar persen. 2 = (Kurang Berpengaruh), jika rencana kenaikan harga BBM direalisasikan dan berdampak pada peningkatan biaya produksi KUD dibawah 10 persen. 1 = (Tidak Berpengaruh), jika rencana kenaikan harga BBM tidak jadi direalisasikan. 4 = (Berpengaruh Sangat Besar), jika ketersediaan lahan hijauan yang semakin langka tersebut hanya mampu memenuhi pasokan pakan hijauan dibawah 10 persen dari kebutuhan pakan ideal. 3 = (Berpengaruh Besar), jika ketersediaan lahan hijauan yang semakin langka tersebut hanya mampu memenuhi pasokan pakan hijauan sebesar persen dari kebutuhan pakan ideal. 2 = (Kurang Berpengaruh), jika ketersediaan lahan hijauan yang semakin langka tersebut masih mampu memenuhi pasokan pakan hijauan sebesar persen dari kebutuhan pakan ideal. 1 = (Tidak Berpengaruh), jika ketersediaan lahan hijauan yang semakin langka tersebut masih mampu memenuhi pasokan pakan hijauan diatas 40 persen dari kebutuhan pakan ideal. 4 = (Berpengaruh Sangat Besar), jika KUD tidak dapat memenuhi standar kualitas susu yang ditetapkan IPS dan dikenakan denda atau penalty di atas Rp 200 / kg susu. 3 = (Berpengaruh Besar), jika KUD tidak dapat memenuhi standar kualitas susu yang ditetapkan IPS dan dikenakan denda atau penalty sebesar Rp / kg susu. 2 = (Kurang Berpengaruh), jika KUD tidak dapat memenuhi standar kualitas susu yang ditetapkan IPS dan dikenakan denda atau penalty sebesar Rp / kg susu. 1 = (Tidak Berpengaruh), jika KUD tidak dapat memenuhi Peringkat 183

26 5. Banyaknya pesaing perusahaan swasta standar kualitas susu yang ditetapkan IPS dan hanya dikenakan denda atau penalty dibawah Rp 50 / kg susu. 4 = (Berpengaruh Sangat Besar), jika keberadaan para pendatang baru atau pesaing tumbuh di atas 30 persen per tahun. 3 = (Berpengaruh Besar), jika keberadaan para pendatang baru atau pesaing tersebut tumbuh sebesar persen per tahun. 2 = (Kurang Berpengaruh), jika keberadaan para pendatang baru atau pesaing tersebut tumbuh sebesar 3 9 persen per tahun. 1 = (Tidak Berpengaruh), jika keberadaan para pendatang baru atau pesaing tersebut tumbuh dibawah 3 persen per tahun. PEMBOBOTAN FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL Tujuan : Mendapatkan penilaian para responden terhadap faktor eksternal mengenai tingkat kepentingan suatu faktor-faktor strategis dalam strategi pengembangan usaha KUD Puspa Mekar. Tingkat kepentingan yang dimaksud adalah berupa pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor strategi tersebut menentukan strategi pengembangan usaha KUD Puspa Mekar. Petunjuk Pengisian : 1. Pemberian Nilai diberikan berdasarkan pada perbandingan berpasangan antara dua faktor secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap strategi pengembangan usaha KUD Puspa Mekar 2. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2, dan 3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah : Tabel. Identitas Kepentingan dalam pembobotan Identitas Kepentingan Definisi Nilai 1 Indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal, jika indikator horisontal kurang dibutuhkan oleh KUD untuk dimanfaatkan atau dihindari dibandingkan indikator vertikal dalam strategi pengembangan usahanya. 2 Indikator horisontal sama penting dengan indikator vertikal, jika indikator horisontal sama-sama dibutuhkan oleh KUD untuk dimanfaatkan atau dihindari dalam strategi pengembangan usahanya. 3 Indikator horisontal lebih penting daripada indikator vertikal, jika indikator horisontal lebih dibutuhkan oleh KUD untuk dimanfaatkan atau dihindari dibandingkan indikator vertikal dalam strategi pengembangan usahanya. 184

27 Tabel. Matriks Perbandingan Berpasangan Faktor Eksternal Faktor Strategis Eksternal Total Total Xi Bobot 185

28 Keterangan : 1 = Adanya bantuan pinjaman kredit dari pemerintah dan dana investasi dari para investor 2 = Adanya Litbang yang diadakan oleh Dinas Peternakan setempat 3 = Pertumbuhan ekonomi masyarakat yang menunjukkan angka positif 4 = Peningkatan laju pertumbuhan penduduk menyebabkan meningkatnya laju konsumsi susu 5 = Adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi dari susu 6 = Adanya Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS) 7 = Perkembangan teknologi yang cepat 8 = Permintaan susu dalam negeri belum terpenuhi 9 = Susu sapi merupakan produk susu yang kaya akan protein hewani yang lebih diminati masyarakat pada umumnya dibandingkan dengan susu dari ternak yang lainnya 10 = Berkembangnya industri hilir untuk pengolahan produk berbahan baku susu 11 = Adanya kebijakan pemerintah tentang impor susu 12 = Adanya rencana kenaikan harga BBM 13 = Ketersediaan lahan hijauan yang semakin terbatas 14 = Kekuatan tawar-menawar IPS yang cenderung kuat 15 = Banyaknya pesaing perusahaan swasta 186

29 Lampiran 4. Perhitungan Faktor Strategis Internal KUD Puspa Mekar Faktor Manajer Dinas Koperasi Dinas Peternakan Ketua KUD Anggota KUD Rata-rata Rata-rata Skor Strategis Operasional KUD Bobot Rating Total Internal Bobot Rating Bobot Rating Bobot Rating Bobot Rating Bobot Rating Kekuatan 1 0, , , , , ,0613 4,0 0, , , , , , ,0598 4,0 0, , , , , , ,0545 3,4 0, , , , , , ,0523 3,3 0, , , , , , ,0553 4,0 0, , , , , , ,0601 4,0 0, , , , , , ,0599 3,8 0, , , , , , ,0534 3,4 0, , , , , , ,0473 3,4 0, , , , , , ,0509 4,0 0, , , , , , ,0586 4,0 0,2332 Total Kekuatan 2,3029 Kelemahan 12 0, , , , , ,0478 1,8 0, , , , , , ,0503 1,9 0, , , , , , ,0562 1,2 0, , , , , , ,0564 1,2 0, , , , , , ,0465 1,9 0, , , , , , ,0360 1,7 0, , , , , , ,0444 1,8 0, , , , , , ,0487 1,2 0,0604 Total Kelemahan 0,6139 Jumlah Total 2,

30 Keterangan : 1 = Adanya tes Quality Control untuk peneriman susu dari peternak 2 = Sistem pembayaran susu yang tepat waktu kepada peternak 3 = RAT terlaksana dan berjalan dengan baik setiap tahunnya 4 = Komunikasi antara pengurus dan anggota berlangsung terbuka 5 = KUD memberikan pelayanan langsung kepada anggota 6 = Produk (susu) yang dihasilkan oleh KUD terjamin kualitasnya 7 = KUD memiliki sarana dan prasarana produksi yang lengkap 8 = KUD mampu menjual produk (susu) berdasarkan harga yang disesuaikan dengan standar kualitas susu yang disyaratkan oleh pembeli 9 = Kegiatan simpan pinjam anggota berjalan dengan lancar 10 = Pembagian SHU berlangsung terbuka dan adil 11 = Pencatatan dan penyimpanan data serta informasi sudah tersusun rapi dengan sistem komputerisasi 12 = Belum adanya pendidikan internal perkoperasian untuk anggota 13 = Tingkat partisipasi dan loyalitas anggota yang masih rendah terhadap KUD 14 = Tingkat pendidikan karyawan yang masih rendah 15 = Pengorganisasian kerja pengurus dan karyawan yang belum berjalan dengan baik 16 = Produksi susu yang dihasilkan oleh KUD masih rendah 17 = Belum adanya kegiatan pengolahan produk turunan susu yang memiliki nilai tambah 18 = KUD belum mampu memasarkan produk (susu) secara mandiri kepada IPS 19 = KUD memiliki keterbatasan modal untuk pengembangan usahanya 188

31 Lampiran 5. Perhitungan Faktor Strategis Eksternal KUD Puspa Mekar Faktor Manajer Dinas Koperasi Dinas Peternakan Ketua KUD Anggota KUD Rata-rata Rata-rata Skor Strategis Operasional KUD Bobot Rating Total Eksternal Bobot Rating Bobot Rating Bobot Rating Bobot Rating Bobot Rating Peluang 1 0, , , , , ,0514 2,9 0, , , , , , ,0568 3,3 0, , , , , , ,0673 2,8 0, , , , , , ,0639 3,3 0, , , , , , ,0707 3,8 0, , , , , , ,0580 3,1 0, , , , , , ,0661 3,8 0, , , ,05 3 0, , ,0679 3,5 0, , ,05 2 0,05 3 0, , ,0605 3,4 0, , , , , , ,0639 3,1 0,1980 Total Peluang 2,0739 Ancaman 11 0, , , , , ,0569 4,0 0, , , , , , ,0668 3,8 0, , , , , , ,0562 3,7 0, , , , , , ,0670 3,8 0, , , , , , ,0629 3,5 0,2226 Total Ancaman 1,1623 Jumlah Total 3,

32 Keterangan : 1 = Adanya bantuan pinjaman kredit dari pemerintah dan dana investasi dari para investor 2 = Adanya Litbang yang diadakan oleh Dinas Peternakan setempat 3 = Pertumbuhan ekonomi masyarakat yang menunjukkan angka positif 4 = Peningkatan laju pertumbuhan penduduk menyebabkan meningkatnya laju konsumsi susu 5 = Adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi dari susu 6 = Adanya Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS) 7 = Perkembangan teknologi yang cepat 8 = Permintaan susu dalam negeri belum terpenuhi 9 = Susu sapi merupakan produk susu yang kaya akan protein hewani yang lebih diminati masyarakat pada umumnya dibandingkan dengan susu dari ternak yang lainnya 10 = Berkembangnya industri hilir untuk pengolahan produk berbahan baku susu 11 = Adanya kebijakan pemerintah tentang impor susu 12 = Adanya rencana kenaikan harga BBM 13 = Ketersediaan lahan hijauan yang semakin terbatas 14 = Kekuatan tawar-menawar IPS yang cenderung kuat 15 = Banyaknya pesaing perusahaan swasta 190

33 Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan Penelitian Strategi Pengembangan Usaha KUD Puspa Mekar Armada Pengangkutan Susu KUD Puspa Mekar Kegiatan Pemerahan Susu oleh Peternak Kegiatan Pengambilan Susu di Peternak 191

34 Kegiatan Pengambilan Sampel Susu di Peternak untuk Uji Kualitas Rapat Evaluasi Dua Mingguan Antara Pengurus dan Karyawan Pelaksanaan RAT KUD Puspa Mekar 192

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia setelah Republik Rakyat Cina (RRC), India, dan Amerika Serikat

Lebih terperinci

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Manajemen Usaha Ternak Saragih (1998) menyatakan susu merupakan produk asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan yang ada didalamnya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi merupakan salah satu pilar pembangunan ekonomi Indonesia yang berperan dalam pengembangan sektor pertanian. Koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional mempunyai

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Dokumentasi Lampiran 2. Daftar pertanyaan untuk mengetahui keadaan lingkungan internal dan lingkungan eksternal usaha peternakan ayam kampung organik No Jenis Data Rincian Internal

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN PENENTUAN FAKTOR PENGENDALI dan RATING FAKTOR PENGENDALI. Judul penelitian

KUISIONER PENELITIAN PENENTUAN FAKTOR PENGENDALI dan RATING FAKTOR PENGENDALI. Judul penelitian KUISIONER PENELITIAN PENENTUAN FAKTOR PENGENDALI dan RATING FAKTOR PENGENDALI Judul penelitian Sebaran dan Ketersediaan Sarana dan Wilayah Pelayanan di Kota Tangerang Selatan IDENTITAS RESPONDEN N a m

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI

BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI 53 BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI 4.1 Sejarah Perkembangan KPSBU Jabar Bangsa Belanda mulai memperkenalkan sapi perah kepada masyarakat Lembang sekitar tahun 1800-an. Seiring dengan berjalannya waktu,

Lebih terperinci

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti: PROPOSAL PENELITIAN TA. 2015 POTENSI, KENDALA DAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN BUKAN SAWAH Tim Peneliti: Bambang Irawan PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN

Lebih terperinci

VII. SISTEM PENGELOLAAN USAHA TERNAK SAPI MANDIRI CISURUPAN. 7.1 Struktur Organisasi dan Pengambilan Keputusan

VII. SISTEM PENGELOLAAN USAHA TERNAK SAPI MANDIRI CISURUPAN. 7.1 Struktur Organisasi dan Pengambilan Keputusan VII. SISTEM PENGELOLAAN USAHA TERNAK SAPI MANDIRI CISURUPAN PERAH KUD 7.1 Struktur Organisasi dan Pengambilan Keputusan 7.1.1 Struktur Organisasi KUD Mandiri Cisurupan Dalam menjalankan usahanya manajemen

Lebih terperinci

Lampiran 1. Standar Mutu Bunga Krisan Berdasarkan SNI

Lampiran 1. Standar Mutu Bunga Krisan Berdasarkan SNI Lampiran 1. Standar Mutu Bunga Krisan Berdasarkan SNI 01-4478-1988 No Jenis Uji Satuan Kelas Mutu AA A B C 1 Panjang tangkai cm minimum Tipe standar 76 70 61 Asalan Tipe spray - Aster 76 70 61 Asalan -

Lebih terperinci

Pesatnya pertumbuhan penduduk dan meningkatnya pendapatan disertai dengan

Pesatnya pertumbuhan penduduk dan meningkatnya pendapatan disertai dengan T. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya pertumbuhan penduduk dan meningkatnya pendapatan disertai dengan semakin baiknya pendidikan masyarakat telah mendorong peningkatan dan perbaikan mutu kehidupan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya.

Lebih terperinci

Total Kewajiban 463,873, ,647,876

Total Kewajiban 463,873, ,647,876 LAMPIRAN 108 Lampiran 1. Neraca Koperasi Warga Sepakat Tahun 2007 2008 No Nama Perkiraan Jumlah Jumlah AKTIVA 1.1 Kas 1.139.313 1.412.199 1.2 Tabungan 0 0 1.3 Pinjaman Yang Diberikan 970.489.400 1.180.259.370

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Agribisnis peternakan memberikan banyak kontribusi bagi bangsa Indonesia yaitu sebagai penyedia lapangan pekerjaaan dan berperan dalam pembangunan. Berdasarkan data statistik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk menopang perekonomian nasional dan daerah, terutama setelah terjadinya krisis ekonomi yang dialami

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN 118

LAMPIRAN-LAMPIRAN 118 LAMPIRAN-LAMPIRAN 118 Lampiran 1. Kuesioner SKB A. Gambaran Umun Perusahaan No Uraian Keterangan 1 Sejarah Perusahaan 2 Lokasi Perusahaan 3 Tujuan Perusahaan Visi : Misi : 4 Kegiatan Bisnis PT ASG B. Aspek

Lebih terperinci

ANALISIS KEMITRAAN USAHA SUSU KOPERASI UNIT DESA (KUD) MUSUK DENGAN PT. SO GOOD FOOD (SGF) DI KABUPATEN BOYOLALI PENDAHULUAN

ANALISIS KEMITRAAN USAHA SUSU KOPERASI UNIT DESA (KUD) MUSUK DENGAN PT. SO GOOD FOOD (SGF) DI KABUPATEN BOYOLALI PENDAHULUAN P R O S I D I N G 535 ANALISIS KEMITRAAN USAHA SUSU KOPERASI UNIT DESA (KUD) MUSUK DENGAN PT. SO GOOD FOOD (SGF) DI KABUPATEN BOYOLALI Nugraheni Retnaningsih 1), Joko Setyo Basuki 2), Catur Budi Handayani

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009)

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan peternakan saat ini, menunjukan prospek yang sangat cerah dan mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi pertanian Indonesia. Usaha peternakan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Jaya Printing Garment, Jakarta

Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Jaya Printing Garment, Jakarta LAMPIRAN 51 53 Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Jaya Printing Garment, Jakarta KUESIONER : BAGI MANAJEMEN PERUSAHAAN KAJIAN KINERJA DAN

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Restoran Pecel Lele Lela, Bogor.

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Restoran Pecel Lele Lela, Bogor. LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Restoran Pecel Lele Lela, Bogor. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PECEL

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN KREDIT PADA MIKRO BISNIS UNIT PT. BANK XYZ DI KAWASAN INDUSTRI PULOGADUNG JAKARTA TIMUR MULYADI

STRATEGI PEMASARAN KREDIT PADA MIKRO BISNIS UNIT PT. BANK XYZ DI KAWASAN INDUSTRI PULOGADUNG JAKARTA TIMUR MULYADI LAMPIRAN 69 70 Lampiran 1. Kuesioner kajian. STRATEGI PEMASARAN KREDIT PADA MIKRO BISNIS UNIT PT. BANK XYZ DI KAWASAN INDUSTRI PULOGADUNG JAKARTA TIMUR MULYADI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SILO JAGUNG di GAPOKTAN RIDO MANAH KECAMATAN NAGREK KABUPATEN BANDUNG

KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SILO JAGUNG di GAPOKTAN RIDO MANAH KECAMATAN NAGREK KABUPATEN BANDUNG LAMPIRAN 83 Lampiran 1. Kuesioner kelayakan usaha KUESIONER PENELITIAN KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SILO JAGUNG di GAPOKTAN RIDO MANAH KECAMATAN NAGREK KABUPATEN BANDUNG SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN SAPI PERAH KUD GIRI TANI

BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN SAPI PERAH KUD GIRI TANI BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN SAPI PERAH KUD GIRI TANI 5.1. Segmenting, Targeting, dan Positioning Susu sapi Perah KUD Giri Tani Penetapan segmenting, targeting, dan positioning yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Sejarah Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat Hal yang melatarbelakangi pembentukan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) adalah adanya permasalahan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Unit Desa (KUD)

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Unit Desa (KUD) II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Unit Desa (KUD) KUD dibentuk atas dasar kesamaan persepsi dan kebutuhan petani mengenai kemudahan untuk memperoleh sarana dan prasarana produksi pertanian dengan melandaskan

Lebih terperinci

4.1.2 Struktur Organisasi Milkfood Barokah

4.1.2 Struktur Organisasi Milkfood Barokah 30 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Milkfood Barokah Milkfood Barokah merupakan usaha mikro yang memiliki kegiatan usaha memproduksi minuman susu olahan. Milkfood Barokah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Peternakan adalah kegiatan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi. Peternakan merupakan

Lebih terperinci

Lampiran I. Kuesioner Penelitian Analisis Strategi Bisnis Pada PT Rekadaya Elektrika

Lampiran I. Kuesioner Penelitian Analisis Strategi Bisnis Pada PT Rekadaya Elektrika 128 Lampiran I Kuesioner Penelitian Analisis Strategi Bisnis Pada PT Rekadaya Elektrika Jakarta, 17 April 2009 Kepada Yth : PT Rekadaya Elektrika Jakarta Dengan Hormat, Sehubungan dengan adanya analisis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KINERJA, PARTISIPASI, DAN MANFAAT BAGI ANGGOTA KOPERASI

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KINERJA, PARTISIPASI, DAN MANFAAT BAGI ANGGOTA KOPERASI VI ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KINERJA, PARTISIPASI, DAN MANFAAT BAGI ANGGOTA KOPERASI 6.1. Indikator Model Hubungan Antara Kinerja Koperasi, Partisipasi, dan Manfaat bagi Anggota KUD Puspa Mekar merupakan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. [Januari, 2010] Jumlah Penduduk Indonesia 2009.

BAB I. PENDAHULUAN.  [Januari, 2010] Jumlah Penduduk Indonesia 2009. BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian di Indonesia. Subsektor peternakan sebagai bagian dari pertanian dalam arti luas merupakan

Lebih terperinci

BAB VI KONDISI LINGKUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN KUD GIRI TANI

BAB VI KONDISI LINGKUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN KUD GIRI TANI BAB VI KONDISI LINGKUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN KUD GIRI TANI 6.1. Analisis Lingkungan Internal 6.1.1. Produksi dan Operasi Kegiatan produksi yang dilakukan KUD Giri Tani sudah cukup baik. KUD Giri Tani

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM KUD PUSPA MEKAR

V. GAMBARAN UMUM KUD PUSPA MEKAR V. GAMBARAN UMUM KUD PUSPA MEKAR 5.1. Sejarah dan Perkembangan KUD Puspa Mekar Strategi pembangunan ekonomi nasional difokuskan pada pembangunan kerakyatan, dimana pengusaha kecil dan menengah maupun koperasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan menciptakan data akurat yang akan dianalisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman dahulu manusia telah menggunakan susu sebagai bahan pangan. Manusia mengambil susu dari hewan yang memiliki kelenjar susu seperti sapi, kuda dan domba. Masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. wilayah di Kecamatan Ungaran Barat dalam usaha pengembangan agribisnis sapi

BAB III METODE PENELITIAN. wilayah di Kecamatan Ungaran Barat dalam usaha pengembangan agribisnis sapi 15 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini merupakan rangkaian studi untuk menganalisis potensi wilayah di Kecamatan Ungaran Barat dalam usaha pengembangan agribisnis sapi perah,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Perusahaan Jamur NAD terdiri dari dua unit bisnis yaitu usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan 144 BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1 Analisis Matriks EFE dan IFE Tahapan penyusunan strategi dimulai dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta kekuatan dan

Lebih terperinci

VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan.

VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan. VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan. Terutama dalam hal luas lahan dan jumlah penanaman masih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. KPSBU (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jawa Barat, yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. KPSBU (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jawa Barat, yang 71 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil Perusahaan a. Sejarah KPSBU Jawa Barat KPSBU (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jawa Barat, yang berdiri sejak 8 Agustus

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sub sektor peternakan merupakan salah satu kegiatan pembangunan yang menjadi skala prioritas karena dapat memenuhi kebutuhan protein hewani yang dibutuhkan oleh

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sub sektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang sangat potensial untuk dikembangkan. Pengembangan sub sektor peternakan perlu untuk dilakukan karena sub

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi primer adalah koperasi yang anggotanya menghasilkan satu atau lebih komoditi. Salah satu contoh koperasi primer yang memproduksi komoditi pertanian adalah koperasi

Lebih terperinci

kurang penting sama penting lebih penting

kurang penting sama penting lebih penting 54 LAMPIRAN 55 Lampiran 1. Kuesioner kajian strategi pemasaran dan pengembangan usaha perdagangan boneka untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal oleh manajemen perusahaan

Lebih terperinci

A. Kuesioner penentuan bobot faktor analisis persaingan industri

A. Kuesioner penentuan bobot faktor analisis persaingan industri Lampiran 1. Kuesioner Kajian 89 A. Kuesioner penentuan bobot faktor analisis persaingan industri Petunjuk pengisian Nilai diberikan pada pertimbangan berpasangan antara 2 faktor vertikalhorizontal) berdasarkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner Penentuan Faktor Internal dan Eksternal Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor

Lampiran 1. Kuesioner Penentuan Faktor Internal dan Eksternal Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor LAMPIRAN 87 Lampiran 1. Kuesioner Penentuan Faktor Internal dan Eksternal Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor ANALISIS STRATEGI PEMASARAN RESTORAN BAKSO SEHAT BAKSO ATOM BOGOR IDENTITAS RESPONDEN Nama

Lebih terperinci

Pengembangan Usaha Pengolahan Plastik Bekas di PT. Mitra Bangun Cemerlang, Tangerang. Muhammad Evan Zulkarnain F

Pengembangan Usaha Pengolahan Plastik Bekas di PT. Mitra Bangun Cemerlang, Tangerang. Muhammad Evan Zulkarnain F L A M P I R A N 59 60 61 Lampiran 1. Kuesioner tentang perusahaan Pengembangan Usaha Pengolahan Plastik Bekas di PT. Mitra Bangun Cemerlang, Tangerang Muhammad Evan Zulkarnain F352060215 SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada

I. PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada tahun 2006 Badan Pusat

Lebih terperinci

LAMPIRAN FOTO-FOTO RISET

LAMPIRAN FOTO-FOTO RISET LAMPIRAN FOTO-FOTO RISET DENAH LOKASI PEMBUATAN TEMPE Jalan Besar Belok kiri Jalan Lurus Lokasi Pembuatan Tempe Bagian Sebelah Kiri Lokasi LIMBAH CAIR PEMBUATAN TEMPE Tempat Limbah Mengalir PROSES SINGKAT

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ekonomi nasional. Hasil analisis lingkungan industri menunjukkan bahwa industri

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ekonomi nasional. Hasil analisis lingkungan industri menunjukkan bahwa industri BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pertumbuhan industri baja saat ini sedang tumbuh dengan cepat (fast growing), seiring meningkatnya konsumsi baja nasional dan pertumbuhan ekonomi nasional. Hasil

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor dan di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang) 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara nasional cenderung

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan persentase kenaikan jumlah penduduk yang tinggi setiap tahunnya. Saat ini, Indonesia menempati posisi ke-4 dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian secara keseluruhan, dimana sub sektor ini memiliki nilai strategis dalam pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

KAJIAN PERMASALAHAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (Kasus: CV. Putri Segar Lembang, Jawa Barat) Oleh : MOCHAMMAD MARWAN A

KAJIAN PERMASALAHAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (Kasus: CV. Putri Segar Lembang, Jawa Barat) Oleh : MOCHAMMAD MARWAN A KAJIAN PERMASALAHAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (Kasus: CV. Putri Segar Lembang, Jawa Barat) Oleh : MOCHAMMAD MARWAN A14103687 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMENAGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perkembangan ekspor impor minyak akar wangi. Ekspor Impor Minyak Akar Wangi Tahun

Lampiran 1. Perkembangan ekspor impor minyak akar wangi. Ekspor Impor Minyak Akar Wangi Tahun 67 Lampiran. Perkembangan ekspor impor minyak akar wangi Ekspor Impor Minyak Akar Wangi Tahun 999-006 Year Flow Trade (USD) Weight (Kg) Quantity 006 Import,97,97,97 006 Export,085,58 75,99 75,99 005 Import,690

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat mendukung berkembangnya sektor pertanian dan peternakan.

BAB I PENDAHULUAN. sangat mendukung berkembangnya sektor pertanian dan peternakan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Dimana sebagai negara agraris, memiliki letak geografis serta iklim yang sangat mendukung berkembangnya

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 41 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jabar 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan KPSBU Jabar Sekitar tahun 1800an sapi perah diperkenalkan oleh bangsa Belanda

Lebih terperinci

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p Online at :

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p Online at : Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 201, p -0 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAPI PERAH DI KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG

Lebih terperinci

DAFTAR WAWANCARA Analisis Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal Pada Pengembangan Usaha Jamur

DAFTAR WAWANCARA Analisis Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal Pada Pengembangan Usaha Jamur Lampiran 2. DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 DAFTAR WAWANCARA Analisis Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal Pada Pengembangan Usaha Jamur Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diraih apabila suatu perusahaan bisa mengambil keputusan secara

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diraih apabila suatu perusahaan bisa mengambil keputusan secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendistribusian adalah salah satu kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen sehingga penggunaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan konsumsi daging sapi penduduk Indonesia cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya

Lebih terperinci

DIREKTUR DIREKTUR PRODUKSI WAKIL MANAJEMEN DRYER

DIREKTUR DIREKTUR PRODUKSI WAKIL MANAJEMEN DRYER L A M P I R A N Lampiran 1. Struktur Organisasi PT ADEI Crumb Rubber Industry DIREKTUR DIREKTUR PRODUKSI WAKIL MANAJEMEN AKUNTANSI MANAJER PENJUALAN MANAJER PABRIK KEUANGAN ADMINISTRASI UMUM BENGKEL PEMBELIAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan CV Mokolay Mitra Utama sendiri merupakan salah satu unit usaha yang bergerak di bidang perkebunan manggis dan durian di Desa Samongari Kabupaten,

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan industri ini kurang

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KOPERASI UNIT DESA (KUD) PUSPA MEKAR KABUPATEN BANDUNG BARAT, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KOPERASI UNIT DESA (KUD) PUSPA MEKAR KABUPATEN BANDUNG BARAT, JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KOPERASI UNIT DESA (KUD) PUSPA MEKAR KABUPATEN BANDUNG BARAT, JAWA BARAT SKRIPSI DESTIA EKA PUTRI H34080027 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 2

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 2 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 2 dikatakan bahwa koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari sektor agribisnis. Agribisnis merupakan suatu sistem yang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Lokasi Kecamatan Palabuhan Ratu

Lampiran 1. Peta Lokasi Kecamatan Palabuhan Ratu LAMPIRAN Lampiran 1. Peta Lokasi Kecamatan Palabuhan Ratu Lampiran 2. Kegiatan Wawancara dan Lokasi Penelitian Wawancara dengan Pemilik Usaha Lokasi Usaha Gebyar Cakalang Lampiran 3. Kegiatan pemindangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging ayam merupakan salah satu daging yang memegang peranan cukup penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, karena banyak mengandung protein dan zat-zat

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 31 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Organisasi 4.1.1. Sejarah, Visi dan Misi KPSBU KPSBU berdiri sejak tahun 1971 dan terus berupaya mencapai tujuan menjadi koperasi susu terdepan di Indonesia

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Ketahanan Pangan dan Gizi adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Ketahanan Pangan dan Gizi adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan No.60, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEJAHTERAAN. Pangan. Gizi. Ketahanan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5680) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi sosial negara sedang berkembang dengan membantu membangun struktur ekonomi dan sosial yang kuat (Partomo,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS 5.1. Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan strategi, dan kebijakan perusahaan.

Lebih terperinci

VII. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

VII. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR ISI Halaman ABSTRACT... RINGKASAN EKSEKUTIF... RIWAYAT HIDUP PENULIS... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFRTAR LAMPIRAN... i ii v vii ix xii xiii xiv I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

ANALISIS KENDALA INVESTASI BAGI PENANAM MODAL UNTUK INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN ORIENTASI EKSPOR FEBRINA AULIA PRASASTI

ANALISIS KENDALA INVESTASI BAGI PENANAM MODAL UNTUK INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN ORIENTASI EKSPOR FEBRINA AULIA PRASASTI ANALISIS KENDALA INVESTASI BAGI PENANAM MODAL UNTUK INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN ORIENTASI EKSPOR FEBRINA AULIA PRASASTI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris, dengan jumlah penduduk sebagian besar bermata pencaharian di bidang pertanian, sedangkan kegiatan pertanian itu sendiri meliputi pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segar sampai produk-produk olahan yang berbahan baku susu sapi.

BAB I PENDAHULUAN. segar sampai produk-produk olahan yang berbahan baku susu sapi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Susu sapi merupakan salah satu sumber pangan yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan manusia akan susu sapi tidak lepas dari tingginya nilai

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein hewani adalah sapi perah dengan produk

I. PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein hewani adalah sapi perah dengan produk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor peternakan merupakan salah satu kegiatan pembangunan yang menjadi skala prioritas karena dapat memenuhi kebutuhan protein hewani yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Lengkap Ekonomi Collins (1997) dalam Manaf (2000),

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Lengkap Ekonomi Collins (1997) dalam Manaf (2000), II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teori 2.1.1. Subsidi Menurut Kamus Lengkap Ekonomi Collins (1997) dalam Manaf (2000), subsidi adalah cadangan keuangan dan sumber-sumber daya lainnya untuk mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agroindustri adalah usaha untuk mengolah bahan baku hasil pertanian menjadi berbagai produk yang dibutuhkan konsumen (Austin 1981). Bidang agroindustri pertanian dalam

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Republik Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber daya hewan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA BAKSO IKAN TUNA, SURIMI DAN CAMPURAN (Studi Kasus di CV. Bening Jati Anugerah, Bogor) Bagian 1. Identitas Responden

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA BAKSO IKAN TUNA, SURIMI DAN CAMPURAN (Studi Kasus di CV. Bening Jati Anugerah, Bogor) Bagian 1. Identitas Responden LAMPIRAN 116 117 Lampiran 1. Kuesioner penelitian PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA BAKSO IKAN TUNA, SURIMI DAN CAMPURAN (Studi Kasus di CV. Bening Jati Anugerah, Bogor) Bagian 1. Identitas Responden Nama Alamat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2 Identifikasi Masalah...

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian berbasis peternakan merupakan bagian pembangunan nasional yang sangat penting, karena salah satu tujuan pembangunan peternakan adalah meningkatkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Kemitraan Definisi kemitraan diungkapkan oleh Hafsah (1999) yang menyatakan bahwa kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

ANALISA STRATEGI PEMASARAN TENUN SERAT PT. RETOTA SAKTI

ANALISA STRATEGI PEMASARAN TENUN SERAT PT. RETOTA SAKTI 46 Lampiran 1. Kuesioner kajian ANALISA STRATEGI PEMASARAN TENUN SERAT PT. RETOTA SAKTI Hari Subagyo Lanjutan Lampiran 1. SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 PENGANTAR 47 Dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas maupun kualitasnya. Keberhasilan pembangunan sub sektor

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas maupun kualitasnya. Keberhasilan pembangunan sub sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sub sektor peternakan merupakan bagian integral bidang pertanian, bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat petani pada umumnya dengan melalui

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontribusi sektor peternakan terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional antara tahun 2004-2008 rata-rata mencapai 2 persen. Data tersebut menunjukkan peternakan memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga permintaan susu semakin meningkat pula. Untuk memenuhi

I. PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga permintaan susu semakin meningkat pula. Untuk memenuhi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan usaha sapi perah dilakukan untuk memenuhi gizi masyarakat dan mengurangi tingkat ketergantungan nasional terhadap impor susu. Usaha susu di Indonesia sudah

Lebih terperinci