V. GAMBARAN UMUM KUD PUSPA MEKAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V. GAMBARAN UMUM KUD PUSPA MEKAR"

Transkripsi

1 V. GAMBARAN UMUM KUD PUSPA MEKAR 5.1. Sejarah dan Perkembangan KUD Puspa Mekar Strategi pembangunan ekonomi nasional difokuskan pada pembangunan kerakyatan, dimana pengusaha kecil dan menengah maupun koperasi sebagai ujung tombaknya akan saling bahu-membahu dan memperkuat persatuan dan kesatuan di dalam mewujudkan ekonomi yang berbasiskan kerakyatan. KUD Puspa Mekar adalah salah satu contoh koperasi yang lahir untuk mewujudkan strategi pembangunan tersebut. Latar belakang didirikannya Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar adalah atas dasar pemekaran desa di wilayah Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat pada tahun Pada saat itu desa-desa yang terletak di wilayah Kecamatan Cisarua mengalami pemekaran wilayah, sehingga menjadi dua kecamatan, yaitu Kecamatan Cisarua dan Kecamatan Parongpong. Di Kecamatan Cisarua telah lama berdiri sebuah KUD yang wilayah kerjanya juga mencakup wilayah Kecamatan Parongpong. Namun, adanya program pemerintah melalui Inpres nomor 2 tahun 1978 yang mewajibkan pendirian KUD pada setiap kecamatan, maka didirikanlah KUD Puspa Mekar di Kecamatan Parongpong. Pada tahun 1988, KUD Puspa Mekar masih bernama Koperasi Unit Desa Bunga Indonesia Cihideung Indah (KUD BICI), baru kemudian pada tanggal 16 April 1998 diadakan perubahan Anggaran Dasar (AD) Koperasi, sehingga nama KUD BICI berubah menjadi KUD Puspa Mekar yang secara resmi terdaftar pada tanggal 24 Juni 1998 dan memperoleh badan hukum dengan nomor 8804/BH/PAD/KWK-10/VI/1998. Bidang usaha yang dikelola saat itu bergerak di sektor pertanian tanaman bunga, simpan pinjam, waserda, industri/perdagangan umum, dan pelayanan jasa. Seiring perkembangan waktu, KUD Puspa Mekar tidak berperan secara signifikan terhadap komoditi tanaman bunga karena sebagian dari anggotanya membentuk kelompok dan asosiasi sendiri di luar dan tanpa seizin KUD Puspa Mekar. Pada tahun 1999, KUD Puspa Mekar beralih dari sektor pertanian tanaman bunga menjadi sektor peternakan sapi perah dengan unit usaha yang masih bertahan, yaitu unit usaha simpan pinjam dan waserda serta unit usaha baru, yaitu unit usaha makanan ternak. Pergantian komoditi menjadi sapi perah disebabkan Kecamatan Parongpong selain berpotensi pada pengembangan 59

2 usaha tanaman bunga, juga berpotensi pada pengembangan usahaternak sapi perah. Periode tahun merupakan masa kejayaan bagi KUD Puspa Mekar karena mampu mencapai produksi susu sebanyak 12 ton per tahun atau sekitar liter per hari. Namun, seiring berjalannya waktu, jumlah produksi susu semakin menurun sampai pada tahun 2006 yang mencapai titik terendah, yaitu sebesar liter per hari. Selain penurunan produksi susu yang sangat rendah, pada tahun tersebut terjadi banyak masalah dalam manajemen organisasi KUD Puspa Mekar yang hampir menyebabkan kebangkrutan bagi KUD Puspa Mekar. Permasalahan tersebut, antara lain banyaknya kolektor susu yang muncul dalam keanggotaan koperasi dan banyaknya pemegang saham atau investor yang menanamkan modalnya di KUD Puspa Mekar, sehingga menyebabkan timbulnya kepentingan pribadi dalam kepengurusan koperasi. Oleh karena itu, untuk menjaga KUD Puspa Mekar dari kebangkrutan tersebut, maka pada bulan Mei 2006 KUD Puspa Mekar mengajukan surat kepada Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) mengenai permohonan bantuan untuk mengelola manajemen persusuan KUD Puspa Mekar dan permohonan bantuan pinjaman dana untuk membayar utang kepada pihak Bank, investor, serta mengganti bayaran susu yang belum dibayarkan kepada sebagian anggota. GKSI memenuhi seluruh permohonan KUD Puspa Mekar dengan menunjuk KPSBU sebagai koperasi primer yang memiliki manajemen persusuan dan permodalan yang cukup baik. Sehingga, diharapkan dapat membantu keberlangsungan KUD Puspa Mekar dengan melakukan pembinaan dan perbaikan manajemen persusuan di KUD Puspa Mekar dan memberikan pinjaman dana kepada KUD Puspa Mekar. Atas permohonan KUD Puspa Mekar dan surat penunjukkan GKSI Jawa Barat yang sesuai dengan prinsip kerja sama antar koperasi, maka KPSBU menyanggupi permohonan tersebut untuk membantu keberlangsungan KUD Puspa Mekar dengan melakukan pembinaan dan perbaikan manajemen persusuan di KUD Puspa Mekar dan memberikan pinjaman dana kepada KUD Puspa Mekar. Beberapa hal yang menjadi kesepakatan kerja sama antara KUD Puspa Mekar dengan KPSBU secara tertulis tercantum di dalam Memorandum of Understanding (MoU), antara lain: 60

3 a. Terbentuknya Asosiasi KPSBU KUD Puspa Mekar, sehingga dibentuk kepengurusan Asosiasi KPSBU KUD Puspa Mekar yang diketuai oleh ketua KPSBU. b. KPSBU memberikan pinjaman sejumlah dana yang dibutuhkan oleh KUD Puspa Mekar untuk membayar utang kepada pihak Bank dan para investor, serta mengganti bayaran susu yang belum dibayarkan kepada sebagian anggota c. Segala bentuk manajemen KUD Puspa Mekar diperbantukan oleh KPSBU, yaitu dengan melakukan peninjauan ulang sejumlah karyawan yang dipekerjakan di KUD Puspa Mekar dan mempekerjakan satu orang tambahan karyawan dari KPSBU sebagai Manajer Operasional atau Chief Operational Officer (COO) dalam manajemen organisasi KUD Puspa Mekar. Selain itu, dilakukan peninjauan ulang manajemen kualitas susu KUD Puspa Mekar, sehingga dapat mengikuti standar kualitas susu KPSBU. Dengan adanya kesepakatan yang tercantum di dalam MoU tersebut, maka tujuan pembentukan Asosiasi KPSBU KUD Puspa Mekar adalah: a. Untuk mempertahankan dan menjaga keberlanjutan sistem agribisnis usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar sebagai salah satu koperasi persusuan di wilayah Kabupaten Bandung Barat. b. Menghindari peternak dari kolektor-kolektor susu yang semakin lama semakin banyak di wilayah Kabupaten Bandung Barat yang dapat merugikan peternak. c. Meningkatkan pelayanan prima bagi anggota KUD Puspa Mekar. d. Memperbaiki kualitas susu KUD Puspa Mekar dengan tujuan untuk meningkatkan harga susu di tingkat peternak. Berkat adanya kerja sama dengan KPSBU dan komitmen yang kuat dari para pengurus, karyawan, dan anggota untuk selalu menjaga dan mempertahankan keberlangsungan KUD Puspa Mekar, maka KUD Puspa Mekar mampu bangkit dari masa keterperukannya. Sampai saat ini, KUD Puspa Mekar telah melakukan beberapa perbaikan dan perubahan dalam manajemen organisasinya, serta melakukan perubahan sistem dan penyatuan visi untuk seluruh kegiatan usaha 61

4 yang dilakukannya, sehingga tercipta hubungan kerja sama yang baik antara pengurus, anggota, karyawan, serta stakeholders lainnya. Adapun perubahan dan perbaikan yang sudah dilakukan oleh KUD Puspa Mekar sampai saat ini antara lain: a. Dengan melihat potensi wilayah kerja KUD Puspa Mekar, unit usaha yang dikelola saat ini hanya bergerak pada bidang usahaternak sapi perah (produksi susu segar). Simpan pinjam, makanan ternak, dan waserda bukan merupakan unit usaha yang berdiri sendiri, tetapi hanya sebatas pelayanan yang diberikan kepada anggota yang pengelolaanya masih diperbantukan oleh KPSBU. b. Struktur organisasi KUD Puspa Mekar mengalami perubahan dengan adanya pengurangan karyawan dan dipekerjakannya satu orang karyawan dari KPSBU yang saat ini menjabat sebagai Manajer Operasional (COO) KUD Puspa Mekar. c. Dihapuskannya sistem pengumpul (kolektor) susu dalam struktur keanggotaan KUD Puspa Mekar. Pelayanan KUD diberikan secara langsung kepada anggota tanpa melalui perantara (pengumpul/kolektor susu). d. Diberlakukannya sistem quality control untuk produksi susu sesuai dengan standarisasi yang ditetapkan di KPSBU Visi, Misi, dan Tujuan KUD Puspa Mekar KUD Puspa Mekar hingga saat ini belum memiliki visi dan misi yang tertulis secara jelas. Namun, berdasarkan hasil wawancara dengan pihak internal KUD Puspa Mekar, yaitu dengan Ketua KUD Puspa Mekar, visi dan misi KUD Puspa Mekar mengacu pada konsep koperasi peternakan sapi perah (persusuan) pada umumnya. KUD Puspa Mekar mempunyai visi, yaitu Menjadi koperasi susu terdepan di Indonesia dalam mensejahterakan anggota. Untuk mencapai visi tersebut, KUD Puspa Mekar memiliki misi-misi yang mendukung. Adapun misimisi dari KUD Puspa Mekar, antara lain: 62

5 a. Mensejahterakan anggota melalui pelayanan prima dengan manajemen yang berkomitmen. b. Meningkatkan kapasitas kelembagaan koperasi melalui pendidikan, pemberdayaan SDM, dan kemitraan strategis. Dari pernyataan mengenai visi dan misi KUD Puspa Mekar, maka dapat diartikan bahwa KUD Puspa Mekar memiliki tujuan untuk berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada anggotanya melalui unit usaha yang dijalankan, guna meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat disekitarnya Wilayah Kerja KUD Puspa Mekar terletak di Jalan Kolonel Masturi RT 02/15 No. 20 Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Wilayah kerja KUD Puspa Mekar mencakup tiga kecamatan dan delapan desa di wilayah Kabupaten Bandung Barat. Adapun kecamatan tersebut adalah Kecamatan Parongpong, Kecamatan Cisarua, dan Kecamatan Ngamprah. Sedangkan, untuk wilayah desa tersebut, meliputi Desa Cigugur Girang, Desa Cihideung, Desa Karyawangi, Desa Cihanjuang Rahayu, Desa Kertawangi, Desa Tugu Mukti, Desa Jambudipa, dan Desa Paku Haji. Melihat keadaan dan potensi wilayah kerja KUD Puspa Mekar yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai peternak sapi perah, maka hal ini menjadi alasan dasar bagi KUD Puspa Mekar untuk menjadikan unit usahaternak sapi perah sebagai unit usaha yang utama demi memenuhi kebutuhan anggotanya Kegiatan KUD Puspa Mekar Kegiatan KUD Puspa Mekar mencakup kegiatan di bidang organisasi, yaitu kegiatan yang menyangkut manajemen KUD Puspa Mekar dan kegiatan di bidang unit usaha dan pelayanan anggota, seperti unit usahaternak sapi perah, pelayanan kesehatan hewan ternak, makanan ternak, waserda, dan simpan pinjam. 63

6 Bidang Organisasi Struktur Organisasi KUD Puspa Mekar Struktur organisasi adalah suatu rangkaian atau bagan skematis yang menggambarkan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab diantara fungsionaris organisasi tersebut. Struktur organisasi KUD Puspa Mekar pada umumnya sama dengan struktur organisasi koperasi lainnya, yaitu perangkat organisasi yang didasarkan pada Undang-undang Perkoperasian No. 25 Tahun 1992 Pasal 21 yang menyatakan bahwa perangkat organisasi koperasi terdiri dari Rapat Anggota Tahunan (RAT) sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, pengurus yang menjalankan kegiatan usaha koperasi, dan badan pengawas yang bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi. Pada struktur organisasi KUD Puspa Mekar juga terdapat Manajer Operasional atau Chief Operational Officer (COO) yang bertanggung jawab langsung kepada pengurus koperasi, Kepala Urusan (Kaur) yang bertanggung jawab langsung kepada Manajer, dan staf dari masing-masing Kaur yang bertanggung jawab langsung kepada Kaur. Struktur organisasi KUD Puspa Mekar dapat dilihat pada Gambar 8. Adapun penjelasan dari masing-masing bagian pada struktur organisasi KUD Puspa Mekar adalah sebagai berikut. a. Rapat Anggota Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi pada organisasi koperasi. Rapat anggota ini dikenal dengan Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang melibatkan seluruh anggota koperasi dan dilaksanakan setiap satu tahun sekali atau selambat-lambatnya tiga bulan setelah tutup buku pada tahun yang bersangkutan. RAT adalah wujud pertanggungjawaban koperasi sebagai suatu organisasi ekonomi atau badan usaha. RAT KUD Puspa Mekar dilaksanakan satu tahun sekali dan biasanya jatuh pada bulan ketiga setelah tutup buku pada tahun yang bersangkutan. Dalam RAT ditetapkan garis-garis kebijaksanaan KUD Puspa Mekar, meliputi laporan pertanggungjawaban pengurus, Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi (RAPBK), pemilihan pengurus, serta rencana kegiatan atau program 64

7 kerja yang akan dilaksanakan pada tahun berikutnya. Selain itu, pengurus juga membuka forum tanya jawab dan memberikan kesempatan kepada anggota untuk menyampaikan aspirasinya yang berkenaan dengan perkembangan KUD Puspa Mekar. Pengurus menampung saran, kritik, dan ide-ide sebagai rencana pengembangan KUD Puspa Mekar tahun berikutnya. Selain dihadiri oleh pengurus dan anggota, RAT KUD Puspa Mekar juga dihadiri oleh para undangan, antara lain perwakilan dari pihak KPSBU sebagai perwakilan pengurus Asosiasi KPSBU KUD Puspa Mekar, perwakilan dari pihak GKSI sebagai organisasi koperasi persusuan sekunder di Jawa Barat, dan perwakilan dari pihak Kecamatan Parongpong, Dinas Peternakan dan Perikanan serta Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Bandung Barat. Semua anggota KUD Puspa Mekar selalu hadir dalam RAT yang diselenggarakan. Pembagian SHU merupakan motivasi utama anggota untuk hadir dalam RAT KUD Puspa Mekar. b. Pengurus dan Pengawas Pengurus dan pengawas koperasi dipilih oleh Rapat Anggota sesuai dengan Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Koperasi. Proses pemilihan pengurus dan pengawas dilakukan setiap lima tahun sekali dengan sistem demokratis melalui pemilihan langsung oleh anggota. Setiap anggota berhak untuk dipilih dan memilih. Pengurus KUD Puspa Mekar yang terpilih memiliki tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang sama dengan tugas pengurus koperasi lainnya sesuai Undang-undang No. 25 Tahun 1992 dan dalam Anggaran Dasar Koperasi yang telah dipolakan oleh pemerintah. Adapun tugas, wewenang, dan tanggung jawab pengurus adalah sebagai berikut: 1. Menjelaskan kebijakan umum yang telah ditetapkan dalam RAT. 2. Mengajukan rencana kerja serta Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi (RAPBK) dan disahkan dalam RAT. 3. Menetapkan tentang kebijakan personalia/kepegawaian. 4. Mewakili untuk dan atas nama KUD dalam menyelenggarakan hubungan dengan pihak ketiga. 5. Mengawasi dan mengendalikan semua program KUD. 65

8 6. Melakukan pembinaan kepada karyawan dan anggota. 7. Membina suasana kerja yang harmonis. 8. Bertanggung jawab atas semua kegiatan KUD. 9. Menyusun laporan pertanggungjawaban pengurus tiap tahun buku. Dewan Pengawas dan Penasehat (DPP) merupakan suatu dewan yang terbentuk untuk menggantikan Badan Pengawas dengan mengacu pada ketentuan yang dikeluarkan oleh Dinas Koperasi dan UMKM. DPP memiliki fungsi sebagai pengawas, pembina dan pelindung terhadap kegiatan koperasi, seperti memberi nasehat, pandangan, kritik dan saran. Selain itu, DPP juga berperan sebagai penampung aspirasi yang berasal dari atau untuk pengurus, karyawan, anggota, maupun masyarakat. Pengawasan yang dilakukan oleh DPP KUD Puspa Mekar, meliputi pengawasan laporan keuangan, surat berharga, persediaan barang, peralatan dan perlengkapan, pembukuan, serta kebijakan pengurus dalam menyelenggarakan usaha dan organisasi KUD Puspa Mekar. DPP KUD Puspa Mekar melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan manajemen KUD Puspa Mekar setiap dua minggu sekali dan sekurang-kurangnya sebulan sekali. Adapun Susunan Pengurus dan DPP KUD Puspa Mekar untuk Periode Tahun adalah sebagai berikut: Pengurus Ketua Sekretaris Bendahara : Djatnika, S.E : Asep Supriatna : Agus Rahman Mardiana Pengawas Ketua Anggota : Mamat K. Danu Wijaya : 1. Mahmud Hidayat, S.ST 2. Cucu Saefudin 66

9 Rapat Anggota Tahunan (RAT) Pengurus Dewan Pengawas dan Penasehat (DPP) Manajer Operasional (COO) Kaur. Administrasi Kaur. Quality Control Kaur. PAD Kaur. Kesehatan Hewan Staf Anggota Keterangan : : Garis Komando/Pendelegasian : Garis Tanggung Jawab : Koordinasi : Pelayanan Gambar 8. Struktur Organisasi KUD Puspa Mekar Sumber: Laporan Tahunan KUD Puspa Mekar, 2011 c. Manajer dan Karyawan Manajer dan karyawan adalah pengelola dari setiap kegiatan yang dijalankan oleh koperasi. Manajer diangkat dan diberhentikan oleh pengurus melalui Rapat Anggota dan bertanggung jawab langsung kepada pengurus. Manajer sangat dibutuhkan dalam perkembangan usaha koperasi, khususnya yang mempunyai wawasan dalam merencanakan, mengorganisir, mengawasi dan mengendalikan agar usaha efektif dan efisien. Manajer mengkoordinasikan karyawan untuk melaksanakan tugas pada bidang usaha yang dijalankan oleh koperasi. 67

10 KUD Puspa Mekar memiliki seorang manajer sebagai pelaksana harian di bidang usaha atau disebut sebagai Manajer Operasional (Chief Operational Officer/COO) yang ditunjuk langsung oleh KPSBU sebagai perwakilan dari Asosiasi KPSBU KUD Puspa Mekar. Adapun tugas dan tanggung jawab manajer antara lain: 1. Mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja dan anggaran masing-masing unit yang berada dibawah tanggung jawabnya. 2. Mengikuti rapat pembahasan rencana kerja dan anggaran koperasi secara keseluruhan dengan pengurus dan membantu menyelesaikan naskah rencana kerja dan anggaran untuk disajikan dalam rapat anggota. 3. Melaksanakan tugas bidang usaha sesuai rencana dan anggaran kerja yang telah disetujui dalam rapat anggota. 4. Memimpin dan mengkoordinir karyawan dalam melaksanakan tugas unit usaha. 5. Melaksanakan tugas yang telah didelegasikan pengurus. Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, Manajer KUD Puspa Mekar dibantu oleh 14 orang staf karyawan yang dikepalai oleh Kepala Urusan (Kaur) pada bidangnya masing-masing, seperti bidang administrasi, quality control, Petugas Administrasi Daerah (PAD), dan kesehatan hewan. Kaur administrasi bertugas dan bertanggung jawab dalam hal data keanggotaan dan pencatatan jumlah susu yang dihasilkan. Kaur quality control bertugas dan bertanggung jawab atas kualitas susu yang dihasilkan oleh anggota, yaitu dengan cara melakukan penyampelan susu melalui uji berat jenis, uji alkohol, dan uji rasa di setiap Tempat Penampungan Susu (TPS), sehingga dapat menentukan harga berdasarkan kualitas susu yang dihasilkan. Kaur PAD bertugas mengkoordinir jadwal pengambilan susu ke setiap TPS dan mengkoordinir permintaan waserda, serta makanan ternak dari anggota. Kaur kesehatan hewan bertugas melayani anggota dalam bidang kesehatan dan sanitasi, seperti pelayanan Inseminasi Buatan (IB), membantu proses melahirkan, pemberian obat cacing atau suntik antibiotik, potong tanduk dan kuku, serta memberi penyuluhan kepada anggota 68

11 mengenai kebersihan kandang untuk menghasilkan kualitas susu dan harga terbaik. Adapun Susunan Manajer dan Karyawan KUD Puspa Mekar untuk Periode Tahun adalah sebagai berikut: Manajer Operasional (COO) : Sumira Ferdiansyah Kaur Administrasi : Asep Supriatna Staf Administrasi : 1. Imas Rusmiati 2. Entin Solihat Kaur Quality Control : Agus Rahman Mardiana Kaur PAD : Nunang Staf PAD : 1. Kandar 2. Ucup 3. Iwan 4. Tomi Mulyana 5. Ade Daryana Kaur Kesehatan Hewan : Jajang Jajuli Staf Kesehatan Hewan : Asep Roni Pengemudi/Supir : 1. Tata Sutisna 2. Ujang Jumlah karyawan KUD Puspa Mekar setiap tahunnya mengalami peningkatan, hal ini didasarkan pada jumlah anggota dan produksi susu yang juga semakin meningkat. Adapun perkembangan jumlah karyawan KUD Puspa Mekar dari tahun dapat dilihat pada Gambar 9. 69

12 Jumlah (Orang) Perkembangan Jumlah Karyawan KUD Puspa Mekar Tahun Tahun Banyak Karyawan Gambar 9. Perkembangan Jumlah Karyawan KUD Puspa Mekar Tahun (data diolah) Sumber: Laporan Tahunan KUD Puspa Mekar Tahun Buku Keanggotaan KUD Puspa Mekar Berbeda dengan perusahaan, koperasi merupakan kumpulan orang bukan kumpulan modal. Semakin banyak jumlah anggota, maka semakin kokoh kedudukan koperasi sebagai suatu badan usaha, baik ditinjau dari segi organisasi maupun dari segi ekonomis. Sebab, badan usaha koperasi dibiayai dan dikelola oleh para anggota. Anggota koperasi sebagai pemilik sekaligus pemakai jasa atau pelanggan menginginkan koperasi dapat memberikan pelayanan terbaik kepada anggota. Untuk dapat mencapai hal itu, partisipasi dan peran serta anggota juga diperlukan untuk melakukan pengelolaan dan pengawasan terhadap usaha koperasi yang juga dilakukan oleh anggota. Keanggotaan seseorang dalam koperasi dimulai atau diakhiri setelah memenuhi syarat yang diminta dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Koperasi yang bersangkutan beserta peraturan-peraturannya. Jika seseorang telah memenuhi syarat keanggotaan koperasi dan telah dicatat dalam daftar keanggotaan koperasi, maka keanggotannya telah dianggap sah. Keanggotaan KUD Puspa Mekar dilakukan secara terbuka, sukarela atau tidak ada paksaan, dan didasarkan pada kesamaan kepentingan peternak yang ingin menjadi anggota. Pada umumnya, kepentingan peternak untuk menjadi anggota KUD 70

13 Puspa Mekar adalah ingin memasarkan susu yang dihasilkannya serta kemudahan dalam memperoleh pelayanan simpan pinjam dan kesehatan hewan ternaknya. Persyaratan administrasi yang ditetapkan KUD Puspa Mekar kepada calon anggota sangat mudah karena untuk menjadi anggota, calon anggota hanya disyaratkan berumur minimal 17 tahun dan memiliki minimal 1 ekor sapi, menyerahkan fotokopi KTP, membayar simpanan pokok, dan langsung menyetorkan susunya kepada KUD Puspa Mekar. Dengan demikian, calon anggota tersebut langsung menjadi anggota dan tercatat dalam daftar keanggotaan KUD Puspa Mekar. Apabila anggota merasa sudah tidak memiliki kepentingan terhadap KUD Puspa Mekar, maka KUD Puspa Mekar berhak memberikan kebebasan kepada anggota tersebut untuk menentukan pilihan apakah ingin keluar atau tetap menjadi anggota KUD Puspa Mekar. Namun, apabila anggota KUD Puspa Mekar tersebut ingin keluar, maka yang bersangkutan diminta untuk mengajukan izin dan menjelaskan alasan keluar dari keanggotaan KUD Puspa Mekar, serta harus menyelesaikan syarat yang menyangkut hak dan kewajiban sebagai anggota KUD Puspa Mekar sesuai dengan (AD/ART) KUD Puspa Mekar. Adapun kewajiban dari masing-masing anggota yang tergabung dalam KUD Puspa Mekar antara lain: 1. Mematuhi AD/ART serta keputusan yang telah disepakati dalam RAT 2. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh koperasi 3. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan atas asas kekeluargaan Sedangkan, hak dari masing-masing anggota yang tergabung dalam KUD Puspa Mekar adalah sebagai berikut: 1. Menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam rapat anggota 2. Memilih dan atau dipilih menjadi anggota pengurus dan pengawas 3. Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan dalam AD Koperasi 4. Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus di luar rapat anggota baik diminta maupun tidak diminta 71

14 5. Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antar sesama anggota 6. Mendapat keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut ketentuan dalam AD Koperasi Keanggotaan dalam KUD Puspa Mekar terdapat dua jenis, yaitu anggota aktif dan anggota non aktif atau pasif. Anggota aktif merupakan anggota yang sampai saat ini masih terus melakukan transaksi dengan KUD Puspa Mekar baik menyetorkan susu maupun membayarkan simpanan pokok dan wajib ke KUD Puspa Mekar. Sedangkan, anggota pasif adalah anggota yang tidak menyetorkan susunya ke KUD Puspa Mekar dikarenakan sapi perah yang dimilikinya belum mampu memproduksi susu dan atau sedang berada dalam masa kering kandang atau tidak dapat memproduksi susu. Adapun perkembangan jumlah anggota aktif KUD Puspa Mekar tahun dapat dilihat pada Gambar 10. Pada Gambar 10 dapat dijelaskan bahwa anggota aktif KUD Puspa Mekar pada tahun 2007 dan 2008 mengalami penurunan sebesar 36,7 persen disebabkan adanya perubahan sistem keanggotaan dengan pelayanan melalui perantara (pengumpul/kolektor susu) menjadi pelayanan langsung. Baru mulai tahun 2009 hingga 2011 anggota aktif KUD Puspa Mekar mengalami peningkatan sebesar 41,7 % dengan jumlah anggota aktif pada tahun 2009 sebanyak 207 orang dan pada tahun 2011 sebanyak 355 orang. Namun, peningkatan jumlah anggota ini tidak terlalu berdampak signifikan terhadap peningkatan produksi susu yang dihasilkan KUD Puspa Mekar. 72

15 Jumlah (Orang) Perkembangan Jumlah Anggota KUD Puspa Mekar Tahun Tahun Anggota Aktif Gambar 10. Perkembangan Jumlah Anggota Aktif KUD Puspa Mekar Tahun (data diolah) Sumber: Laporan Tahunan KUD Puspa Mekar Tahun Buku Bidang Unit Usahaternak Sapi Perah (Produksi Susu Segar) Unit usahaternak sapi perah atau produksi susu segar merupakan pilar utama bagi kemajuan KUD Puspa Mekar dan merupakan kegiatan usaha yang memiliki kontribusi besar dalam memberikan kesejahteraan bagi anggota KUD Puspa Mekar yang seluruhnya adalah peternak sapi perah. Dalam kegiatannya, unit usahaternak sapi perah ini berperan sebagai penyalur susu yang menampung dan mengumpulkan susu dari peternak untuk selanjutnya disalurkan ke Industri Pegolahan Susu (IPS). Populasi sapi perah menunjukkan seberapa besar aset yang dimiliki oleh para anggota KUD Puspa Mekar pada usahaternak sapi perahnya. Rata-rata kepemilikan sapi anggota KUD Puspa Mekar adalah sebanyak 2 3 ekor. Adapun populasi ternak sapi perah KUD Puspa Mekar secara keseluruhan berdasarkan jumlah sapi induk laktasi, dara, pedet, dan jantan dewasa yang dikelola oleh anggota KUD Puspa Mekar saat ini adalah sebagai berikut: 1. Sapi induk laktasi kosong : 309 ekor 2. Sapi induk laktasi 2 6 bulan : 118 ekor 3. Sapi induk laktasi 7 9 bulan : 41 ekor 4. Sapi dara kosong : 71 ekor 73

16 5. Sapi dara 2 6 bulan : 22 ekor 6. Sapi dara 7 9 bulan : 6 ekor 7. Sapi pedet jantan : 178 ekor 8. Sapi pedet betina : 66 ekor 9. Sapi jantan dewasa : 17 ekor Jumlah Total : 830 ekor Berdasarkan jumlah anggota sebanyak 355 orang dengan populasi sapi perah saat ini yang masih berjumlah 830 ekor, maka unit usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar hanya mampu memproduksi susu sebanyak kurang lebih liter per hari Bidang Pelayanan Anggota Pelayanan kepada anggota merupakan hal yang mutlak ada dalam koperasi. Partisipasi anggota koperasi dapat ditentukan oleh pelayanan yang diberikan oleh koperasi. Kebutuhan anggota biasanya dapat terpenuhi dengan adanya pelayanan melalui unit-unit usaha yang menunjang kegiatan usahaternak sapi perah, seperti unit usaha IB/kesehatan hewan ternak, makanan ternak, waserda untuk kebutuhan budidaya ternak dan rumah tangga anggota, dan simpan pinjam. Namun, saat ini KUD Puspa Mekar belum memiliki modal untuk mendirikan unit-unit usaha tersebut. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya KUD Puspa Mekar memenuhi kebutuhan anggota melalui bentuk pelayanan anggota yang diperbantukan oleh KPSBU Kesehatan Hewan Ternak Pelayanan ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi hewan ternak anggota. Penanganan penyakit dilakukan apabila terdapat masalah pada sapi perah yang dimiliki oleh anggota. yaitu dengan cara memberikan pengobatan dan himbauan kepada anggota untuk merawat sapinya dengan baik. Selain itu, pelayanan ini juga memberikan pelayanan Inseminasi Buatan (IB) dan straw (semen beku) yang berasal dari Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang. Selama tahun 2011, pelayanan IB/kesehatan hewan KUD Puspa Mekar telah menangani kasus penyakit yang diderita oleh hewan ternak anggota. 74

17 Adapun jenis penyakit hewan ternak beserta jumlah kasus yang ditangani dan jumlah kematiannya pada tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 13 berikut. Tabel 13. Pelayanan Kesehatan Hewan Ternak KUD Puspa Mekar Tahun 2011 No. Penyakit Jumlah Kasus Jumlah Kematian 1. Gangguan Umum Gangguan Pernapasan Gangguan Alat Gerak Gangguan Urine Gangguan Pencernaan Gangguan Reproduksi Gangguan Lainnya Jumlah Sumber: Laporan Tahunan KUD Puspa Mekar, Makanan Ternak Pelayanan makanan ternak KUD Puspa Mekar merupakan kegiatan untuk memenuhi ketersediaan pakan ternak anggota. Pelayanan makanan ternak ini menyediakan makanan ternak berupa konsentrat yang berfungsi sebagai asupan tambahan bagi pakan ternak. KUD Puspa Mekar saat ini bekerja sama dengan KPSBU dalam memasok makanan ternak untuk selanjutnya disalurkan kepada anggota. Hingga saat ini, KUD Puspa Mekar belum dapat memproduksi pakan ternak sendiri karena permodalan, bahan baku, dan peralatan yang dimiliki KUD Puspa Mekar belum cukup memadai. Adapun ketersediaan pakan konsentrat yang telah disalurkan kepada anggota pada tahun 2011 adalah sebanyak kg Warung Serba Ada (Waserda) Pelayanan waserda merupakan kegiatan KUD Puspa Mekar dalam bentuk warung yang menyediakan berbagai produk kebutuhan anggota, seperti peralatan untuk budidaya ternak sapi perah, penyediaan sembilan bahan pokok, makanan kecil dan minuman, pakaian, serta produk-produk lainnya yang menjadi kebutuhan anggota. Harga produk yang diberikan untuk pelayanan waserda KUD Puspa Mekar relatif lebih murah dibandingkan dengan warung-warung pada umumnya. Ketersediaan barang waserda KUD Puspa Mekar juga masih dikerjasamakan dengan KPSBU dengan omset penjualan pada tahun 2011 sebesar Rp

18 Simpan Pinjam Pelayanan simpan pinjam anggota KUD Puspa Mekar mulai diadakan pada tahun Setiap anggota KUD Puspa Mekar memiliki hak untuk melakukan peminjaman uang. Namun, pelayanan simpan pinjam ini masih di khususkan untuk melayani para anggota yang aktif karena sesuai dengan kemampuan permodalan yang ada dan keamanan dalam proses pengembaliannya. Pemberian jumlah pinjaman kepada anggota tidak diperbolehkan melebihi jumlah bayaran susu anggota per 15 hari dan sistem pembayarannya langsung dipotong dari hasil penjualan susu sebanyak lima kali potongan bayaran susu atau selama 2,5 bulan dengan bunga pinjaman sebesar satu persen. Adapun jumlah kredit simpan pinjam KUD Puspa Mekar yang telah digulirkan untuk anggota pada tahun 2011 adalah sebesar Rp

GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perkembangan KUD Puspa Mekar

GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perkembangan KUD Puspa Mekar V GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perkembangan KUD Puspa Mekar Koperasi yang bergerak di bidang sapi perah salah satunya yaitu KUD Puspa Mekar yang terletak di Jalan Kolonel Masturi RT 02/15 No. 20 Desa Cihideung,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI

BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI 53 BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI 4.1 Sejarah Perkembangan KPSBU Jabar Bangsa Belanda mulai memperkenalkan sapi perah kepada masyarakat Lembang sekitar tahun 1800-an. Seiring dengan berjalannya waktu,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi merupakan salah satu pilar pembangunan ekonomi Indonesia yang berperan dalam pengembangan sektor pertanian. Koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional mempunyai

Lebih terperinci

VII. SISTEM PENGELOLAAN USAHA TERNAK SAPI MANDIRI CISURUPAN. 7.1 Struktur Organisasi dan Pengambilan Keputusan

VII. SISTEM PENGELOLAAN USAHA TERNAK SAPI MANDIRI CISURUPAN. 7.1 Struktur Organisasi dan Pengambilan Keputusan VII. SISTEM PENGELOLAAN USAHA TERNAK SAPI MANDIRI CISURUPAN PERAH KUD 7.1 Struktur Organisasi dan Pengambilan Keputusan 7.1.1 Struktur Organisasi KUD Mandiri Cisurupan Dalam menjalankan usahanya manajemen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia setelah Republik Rakyat Cina (RRC), India, dan Amerika Serikat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Periode Awal Berdirinya Badan Usaha Unit Desa (BUUD)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Periode Awal Berdirinya Badan Usaha Unit Desa (BUUD) BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan 2.1.1.Periode Awal Berdirinya Badan Usaha Unit Desa (BUUD) Pada tenggal 14 Maret 1974, berdasakan atas Instruksi Presiden Tahun 1974, ditingkat

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Sejarah Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat Hal yang melatarbelakangi pembentukan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) adalah adanya permasalahan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Geografi Wilayah Tempat Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, yang terdiri dari Kampung Nyalindung, Babakan dan Cibedug, merupakan bagian dari wilayah Desa Cikole.

Lebih terperinci

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Manajemen Usaha Ternak Saragih (1998) menyatakan susu merupakan produk asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan yang ada didalamnya

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Mengenai Kondisi Internal dan Eksternal KUD Puspa Mekar

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Mengenai Kondisi Internal dan Eksternal KUD Puspa Mekar LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Mengenai Kondisi Internal dan Eksternal KUD Puspa Mekar DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Koperasi Unit Desa (KUD)

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN. Koperasi Karya Mandiri Air Molek merupakan koperasi serba usaha (KSU) yang didirikan

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN. Koperasi Karya Mandiri Air Molek merupakan koperasi serba usaha (KSU) yang didirikan BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN A. Sejarah berdirinya Koperasi Karya Mandiri Air Molek Koperasi Karya Mandiri Air Molek merupakan koperasi serba usaha (KSU) yang didirikan untuk membangun dunia usaha melalui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. KPSBU (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jawa Barat, yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. KPSBU (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jawa Barat, yang 71 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil Perusahaan a. Sejarah KPSBU Jawa Barat KPSBU (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jawa Barat, yang berdiri sejak 8 Agustus

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 31 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Organisasi 4.1.1. Sejarah, Visi dan Misi KPSBU KPSBU berdiri sejak tahun 1971 dan terus berupaya mencapai tujuan menjadi koperasi susu terdepan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah seluruh debitur se-kecamatan Getasan yang bernaung dibawah KUD Getasan yang beralamat di Jl. Raya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 2

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 2 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 2 dikatakan bahwa koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan harus memiliki kemampuan untuk membedakan dirinya dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan harus memiliki kemampuan untuk membedakan dirinya dalam 21 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan harus memiliki kemampuan untuk membedakan dirinya dalam persaingan agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi primer adalah koperasi yang anggotanya menghasilkan satu atau lebih komoditi. Salah satu contoh koperasi primer yang memproduksi komoditi pertanian adalah koperasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KOPERASI SERAI SERUMPUN. berdasarkan hasil dari kesepakatan seluruh kepala sekolah SD di Kecamatan Tanjung Pura.

BAB II GAMBARAN UMUM KOPERASI SERAI SERUMPUN. berdasarkan hasil dari kesepakatan seluruh kepala sekolah SD di Kecamatan Tanjung Pura. BAB II GAMBARAN UMUM KOPERASI SERAI SERUMPUN A. Sejarah Singkat Koperasi Serai Serumpun Koperasi Serai Serumpun didirikan pada tanggal 17 September 1989. Koperasi ini berdiri berdasarkan hasil dari kesepakatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan ekonomi yang menonjol di Indonesia saat ini diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan ekonomi yang menonjol di Indonesia saat ini diantaranya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan ekonomi yang menonjol di Indonesia saat ini diantaranya berupa kemiskinan, tidak meratanya pemilikan sumber dana, sumber daya dan sumber informasi.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi sosial negara sedang berkembang dengan membantu membangun struktur ekonomi dan sosial yang kuat (Partomo,

Lebih terperinci

Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang seorang.

Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang seorang. SEKILAS TENTANG KOPERASI 1 Menurut Undang-undang No. 25 Tahun 1992 Koperasi adalah : Badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN KEANGGOTAAN MJS GROUP

SYARAT DAN KETENTUAN KEANGGOTAAN MJS GROUP SYARAT DAN KETENTUAN KEANGGOTAAN MJS GROUP 1. Pendahuluan. Multi Jaya Sejahtera disingkat MJS merupakan badan usaha koperasi yang melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG DEWAN PERWALIAN DAN PENGAWASAN HIMPUNAN MAHASISWA INFORMATIKA ITB 2011-2012 MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya informatika sebagai ilmu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah Menurut Yusdja (2005), usaha sapi perah sudah berkembang sejak tahun 1960 ditandai dengan pembangunan usaha-usaha swasta dalam peternakan sapi perah

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Sejarah Singkat Koperasi Pegawai Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS) adalah Koperasi Pegawai RI UPT-Laboratorium Uji Konstruksi (KOSUPALUK) didirikan di Tangerang

Lebih terperinci

KOPERASI. Tujuan Pembelajaran

KOPERASI. Tujuan Pembelajaran K-13 Kelas X ekonomi KOPERASI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami tentang konsep dasar koperasi. 2. Memahami perhitungan

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 41 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jabar 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan KPSBU Jabar Sekitar tahun 1800an sapi perah diperkenalkan oleh bangsa Belanda

Lebih terperinci

BAB II KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPRI) SERAI SERUMPUN KECAMATAN TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT

BAB II KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPRI) SERAI SERUMPUN KECAMATAN TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT BAB II KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPRI) SERAI SERUMPUN KECAMATAN TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT A. Sejarah Ringkas Koperasi diperkenalkan di Indonesia oleh R. Aria Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah

Lebih terperinci

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Koperasi berasal dari kata ( co = bersama, operation = usaha) yang secara

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Koperasi berasal dari kata ( co = bersama, operation = usaha) yang secara 6 II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Teori dan Tujuan Koperasi di Indonesia Koperasi berasal dari kata ( co = bersama, operation = usaha) yang secara bahasa berarti bekerja bersama dengan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA PRIMER KOPERASI PEGAWAI UPN VETERAN YOGYAKARTA. Badan Hukum : 479 a/bh/xi/12-67 BAB I UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA PRIMER KOPERASI PEGAWAI UPN VETERAN YOGYAKARTA. Badan Hukum : 479 a/bh/xi/12-67 BAB I UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA PRIMER KOPERASI PEGAWAI UPN VETERAN YOGYAKARTA Badan Hukum : 479 a/bh/xi/12-67 BAB I UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga Primer Koperasi Pegawai UPN Veteran Yogyakarta yang selanjutnya

Lebih terperinci

L E M B A R A N D A E R A H PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN TERNAK DAERAH

L E M B A R A N D A E R A H PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN TERNAK DAERAH L E M B A R A N D A E R A H PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN TERNAK DAERAH Menimbang : a. b. c. bahwa dalam rangka menunjang keberhasilan pembangunan peternakan,

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA

ANGGARAN RUMAH TANGGA. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA ANGGARAN RUMAH TANGGA Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA BAB I U S A H A Pasal 1 (1) Dalam bidang ideal Koperasi memberikan tuntunan bimbingan penerangan dan pendidikan kepada anggotanya

Lebih terperinci

KOPERASI.. Nomor : 12. Pada hari ini, Kamis, tanggal (sepuluh September dua ribu lima belas).

KOPERASI.. Nomor : 12. Pada hari ini, Kamis, tanggal (sepuluh September dua ribu lima belas). KOPERASI.. Nomor : 12 Pada hari ini, Kamis, tanggal 10-09-2015 (sepuluh September dua ribu lima belas). Pukul 16.00 (enam belas titik kosong-kosong) Waktu Indonesia Bagian Barat. ------- - Hadir dihadapan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.212, 2012 PEMBANGUNAN. EKONOMI. Warga Negara. Kesejahteraan. Koperasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5355) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM. 2.1 Sejarah Berdirinya KPRI Dwija Jaya Singorojo

BAB II GAMBARAN UMUM. 2.1 Sejarah Berdirinya KPRI Dwija Jaya Singorojo BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Sejarah Berdirinya KPRI Dwija Jaya Singorojo Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Dwija Jaya Singorojo terbentuk dari sebuah rapat kecil perkumpulan beberapa Guru sekolah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Subsektor pertanian terdiri dari sektor tanaman pangan, sektor perkebunan, sektor kehutanan, sektor perikanan dan sektor peternakan. Sektor peternakan sebagai salah satu

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 10 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 10 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 10 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR PADA KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009)

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan peternakan saat ini, menunjukan prospek yang sangat cerah dan mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi pertanian Indonesia. Usaha peternakan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Koperasi merupakan wadah usaha bersama yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah yang terletak di Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir yang dibentuk pada

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Pasal 28 Anggaran Dasar Badan Perfilman Indonesia, merupakan rincian atas hal-hal yang telah

Lebih terperinci

PERANAN KOPERASI UNIT DESA (KUD) TERHADAP P0ENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI PERAH

PERANAN KOPERASI UNIT DESA (KUD) TERHADAP P0ENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI PERAH PERANAN KOPERASI UNIT DESA (KUD) TERHADAP P0ENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI PERAH (Studi Kasus Peternakan Sapi Perah KUD Mandiri Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut) CHICHI RIZKY DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KINERJA, PARTISIPASI, DAN MANFAAT BAGI ANGGOTA KOPERASI

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KINERJA, PARTISIPASI, DAN MANFAAT BAGI ANGGOTA KOPERASI VI ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KINERJA, PARTISIPASI, DAN MANFAAT BAGI ANGGOTA KOPERASI 6.1. Indikator Model Hubungan Antara Kinerja Koperasi, Partisipasi, dan Manfaat bagi Anggota KUD Puspa Mekar merupakan

Lebih terperinci

BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN SAPI PERAH KUD GIRI TANI

BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN SAPI PERAH KUD GIRI TANI BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN SAPI PERAH KUD GIRI TANI 5.1. Segmenting, Targeting, dan Positioning Susu sapi Perah KUD Giri Tani Penetapan segmenting, targeting, dan positioning yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

AKTA PENDIRIAN KOPERASI PEMASARAN... Nomor:.

AKTA PENDIRIAN KOPERASI PEMASARAN... Nomor:. AKTA PENDIRIAN KOPERASI PEMASARAN... Nomor:. Pada hari ini Tanggal ( ) Pukul ( )Waktu Indonesia Bagian. Berhadapan dengan saya,, Sarjana Hukum, Notaris, dengan dihadiri oleh saksi yang saya kenal dan akan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung 1. Identitas Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung Nama Organisasi Mahasiswa yang bergerak di bidang koperasi yaitu

Lebih terperinci

AD/ART KOPERASI SEKOLAH RANCANGAN ANGGARAN DASAR KOPERASI GANESHA SMA NEGERI 1 BUKITKEMUNING

AD/ART KOPERASI SEKOLAH RANCANGAN ANGGARAN DASAR KOPERASI GANESHA SMA NEGERI 1 BUKITKEMUNING AD/ART KOPERASI SEKOLAH RANCANGAN ANGGARAN DASAR KOPERASI GANESHA SMA NEGERI 1 BUKITKEMUNING BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN JANGKA WAKTU Pasal 1 Nama dan Tempat kedudukan 1. Koperasi ini adalah Koperasi

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KELUARGA MAHASISWA MAGISTER ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KELUARGA MAHASISWA MAGISTER ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KELUARGA MAHASISWA MAGISTER ILMU HUKUM PEMBUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Bahwa salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat adalah

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013 KELAYAKAN FINANSIAL KOPERASI PETERNAK SATRIA PESAT SEBAGAI WADAH USAHA PETERNAK SAPI PERAH DI KABUPATEN BANYUMAS Priyono Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang Mengingat : a. bahwa Desa memiliki hak asal usul

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.995, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMTAN. Penyediaan dan Peredaran Susu. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/PERMENTAN/PK.450/7/2017 TENTANG PENYEDIAAN DAN PEREDARAN SUSU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Dengan kondisi geografis

BAB I PENDAHULUAN. Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Dengan kondisi geografis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Dengan kondisi geografis yang sangat mendukung, usaha peternakan di Indonesia dapat berkembang pesat. Usaha

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan Koperasi Pegawai RI RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yang diperkuat dengan SK Direktur No: 1177/D/PERS/1976 tanggal

Lebih terperinci

Anggaran Rumah Tangga Daihatsu Zebra Club (ZEC)

Anggaran Rumah Tangga Daihatsu Zebra Club (ZEC) Anggaran Rumah Tangga Daihatsu Zebra Club (ZEC) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota Anggota ZEC adalah seperti yang dimaksud dalam Pasal 11 Anggaran Dasar Daihatsu Zebra Club. Pasal 2 Ketentuan dan Syarat

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 1. Perusahaan yang dapat menjadi Angota ASOSIASI PABRIK KABEL LISTRIK INDONESIA selanjutnya disingkat APKABEL adalah perusahaan yang melaksanakan usaha industri

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Koperasi Pegawai BPKP Provinsi Sumatera Utara

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Koperasi Pegawai BPKP Provinsi Sumatera Utara BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Koperasi Pegawai BPKP Provinsi Sumatera Utara Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA

ANGGARAN DASAR. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA ANGGARAN DASAR Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN JANGKA WAKTU Pasal 1 (1) Badan Usaha ini adalah koperasi Pekerja dan Pengusaha Media dengan nama Koperasi

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Ternak perah merupakan ternak yang mempunyai fungsi sebagai penghasil

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Ternak perah merupakan ternak yang mempunyai fungsi sebagai penghasil 9 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Peternakan Sapi Perah Ternak perah merupakan ternak yang mempunyai fungsi sebagai penghasil susu. Susu didefinisikan sebagai sekresi fisiologis dari kelenjar ambing. di antara

Lebih terperinci

Menimbang : a. Mengingat : 1.

Menimbang : a. Mengingat : 1. 1958 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TIMOR TENGAH UTARA, Menimbang : a. b. c. Mengingat : 1. 2. 3.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Unit Desa (KUD)

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Unit Desa (KUD) II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Unit Desa (KUD) KUD dibentuk atas dasar kesamaan persepsi dan kebutuhan petani mengenai kemudahan untuk memperoleh sarana dan prasarana produksi pertanian dengan melandaskan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT LD. 24 2011 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR : 6 TAHUN 2011 T E N T A N G POLA PENGEMBANGAN TERNAK PEMERINTAH DI KABUPATEN KAPUAS

BUPATI KAPUAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR : 6 TAHUN 2011 T E N T A N G POLA PENGEMBANGAN TERNAK PEMERINTAH DI KABUPATEN KAPUAS SALINAN BUPATI KAPUAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR : 6 TAHUN 2011 T E N T A N G POLA PENGEMBANGAN TERNAK PEMERINTAH DI KABUPATEN KAPUAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Berdiri KUD Marga Bhakti

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Berdiri KUD Marga Bhakti 13 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Berdiri KUD Marga Bhakti Dalam rangka meningkatkan produksi dan kehidupan rakyat didaerah pedesaan, pemerintah menganjurkan pembentukan Koperasi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Peternakan adalah kegiatan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi. Peternakan merupakan

Lebih terperinci

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM PERATURAN GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 83 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PERKUATAN PERMODALAN BAGI KOPERASI, USAHA MIKRO DAN KECIL GUBERNUR NANGGROE

Lebih terperinci

Lampiran V Keanggotaan sukarela dan terbuka 2.50

Lampiran V Keanggotaan sukarela dan terbuka 2.50 1 Lampiran V Peraturan Deputi Bid Nomor : 02 /Pe Tanggal : 28 Ap Tentang : Pedoman No Indikator Kepatuhan Skor Bobot Total Skor I. PRINSIP KOPERASI 20.00 1. Keanggotaan sukarela dan terbuka Kepatuhan Koperasi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- -----BAB I ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ----

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI KARYAWAN BEHAESTEX GRESIK BAB I NAMA, WAKTU, TEMPAT KEDUDUKAN DAN DAERAH KERJA. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI KARYAWAN BEHAESTEX GRESIK BAB I NAMA, WAKTU, TEMPAT KEDUDUKAN DAN DAERAH KERJA. Pasal 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI KARYAWAN BEHAESTEX GRESIK BAB I NAMA, WAKTU, TEMPAT KEDUDUKAN DAN DAERAH KERJA Pasal 1 Koperasi Karyawan BEHAESTEX ini selanjutnya dalam Anggaran Rumah Tangga ini disebut

Lebih terperinci

koperasi, dilakukan oleh anggota secara demokratis One man one vote, dalam Rapat Anggota Tahunan koperasi

koperasi, dilakukan oleh anggota secara demokratis One man one vote, dalam Rapat Anggota Tahunan koperasi 1 Lampiran III Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Nomor : 02 /Per/Dep.6/IV/2017 Tanggal : 28 April 2017 Tentang : Pedoman Pengawasan Kepatuhan Koperasi No Indikator Kepatuhan Skor Bobot I. PRINSIP KOPERASI

Lebih terperinci

KEPALA DESA WONOSARI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

KEPALA DESA WONOSARI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KEPALA DESA WONOSARI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA MAKARTI MULYA DESA WONOSARI, KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Lebih terperinci

1 MATERI PENYULUHAN KOPERASI DAN UMKM *) Oleh : 1. Dr. Thontowi, MS Suatu koperasi hanya dapat didirikan bila memenuhi persyaratan dalam mendirikan koperasi. Syarat-syarat pembentukan koperasi berdasarkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Kegiatan usaha ini harus diiringi oleh perhatian terhadap keseimbangan

TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Kegiatan usaha ini harus diiringi oleh perhatian terhadap keseimbangan II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah Peternakan didefinisikan sebagai usaha dalam memanfaatkan kekayaan alam berupa ternak, dengan cara produksi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Lebih terperinci

BAB VI KONDISI LINGKUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN KUD GIRI TANI

BAB VI KONDISI LINGKUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN KUD GIRI TANI BAB VI KONDISI LINGKUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN KUD GIRI TANI 6.1. Analisis Lingkungan Internal 6.1.1. Produksi dan Operasi Kegiatan produksi yang dilakukan KUD Giri Tani sudah cukup baik. KUD Giri Tani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan koperasi di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan koperasi di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan koperasi di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Koperasi dapat membantu perekonomian masyarakat Indonesia karena koperasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dilihat dari segi bahasa, secara umum koperasi berasal dari kata-kata latin yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dilihat dari segi bahasa, secara umum koperasi berasal dari kata-kata latin yaitu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Koperasi Dilihat dari segi bahasa, secara umum koperasi berasal dari kata-kata latin yaitu Cum yang berarti dengan, dan Aperari yang berarti bekerja. Dari dua kata

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dalam melaksanakan penelitian yang dilakukan pada Koperasi Warga Sauyunan, penulis memperoleh data dan informasi mengenai gambaran koperasi khususnya

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 1 Tahun : 2017

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 1 Tahun : 2017 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 1 Tahun : 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PERIZINAN USAHA PETERNAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dengan bentuk negara yang berpulau-pulau menjadikan negeri ini memiliki sumber daya alam yang melimpah baik

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. [Januari, 2010] Jumlah Penduduk Indonesia 2009.

BAB I. PENDAHULUAN.  [Januari, 2010] Jumlah Penduduk Indonesia 2009. BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian di Indonesia. Subsektor peternakan sebagai bagian dari pertanian dalam arti luas merupakan

Lebih terperinci

AKTA PENDIRIAN KOPERASI KONSUMEN... Nomor:.

AKTA PENDIRIAN KOPERASI KONSUMEN... Nomor:. AKTA PENDIRIAN KOPERASI KONSUMEN... Nomor:. Pada hari ini Tanggal ( ) Pukul - ( )Waktu Indonesia Bagian ------ Berhadapan dengan saya,, Sarjana Hukum, Notaris,--- dengan dihadiri oleh saksi yang saya kenal

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI. belum mendapatkan izin perkoperasian maka pada tahun 1999 barulah berdirinya

BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI. belum mendapatkan izin perkoperasian maka pada tahun 1999 barulah berdirinya 52 BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI 4.1 Sejarah Singkat Koperasi Koperasi Balam Jaya Desa Balam Merah didirikan pada tahun 1988 yang pada mula berdirinya dinamakan dengan Koperasi Usaha Bersama (KUB) yang

Lebih terperinci

PENGKAJIAN POTENSI PENGEMBANGAN USAHA SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN TRENGGALEK

PENGKAJIAN POTENSI PENGEMBANGAN USAHA SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN TRENGGALEK PENGKAJIAN POTENSI PENGEMBANGAN USAHA SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN TRENGGALEK Kuntoro Boga Andri Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur Jl. Raya Karangploso Km.4, PO Box 188 Malang, 65101,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ====================================================================== ANGGARAN DASAR U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG MUKADDIMAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat mendukung berkembangnya sektor pertanian dan peternakan.

BAB I PENDAHULUAN. sangat mendukung berkembangnya sektor pertanian dan peternakan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Dimana sebagai negara agraris, memiliki letak geografis serta iklim yang sangat mendukung berkembangnya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Koperasi Simpan Pinjam Karya Mulia. hanya mempunyai anggota sebanyak 44 orang.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Koperasi Simpan Pinjam Karya Mulia. hanya mempunyai anggota sebanyak 44 orang. BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Koperasi Simpan Pinjam Karya Mulia Koperasi Simpan Pinjam Karya Mulia ini pada awalnya merupakan unit usaha yang ada pada Simpan Pinjam Karya Mulia

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Koperasi merupakan lembaga bisnis dan suatu wadah yang cocok bagi

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Koperasi merupakan lembaga bisnis dan suatu wadah yang cocok bagi BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas Koperasi Koperasi merupakan lembaga bisnis dan suatu wadah yang cocok bagi masyarakat ekonomi golongan lemah dalam meningkatkan usaha mereka sehingga dapat meningkatkan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA TURKI

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA TURKI ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA TURKI 2016-2017 MPA PPI TURKI 2016-2017 ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA (PPI) TURKI PERIODE 2016-2017 BAB I SIFAT Pasal 1 1.

Lebih terperinci

KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA XVIII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA (PPI UTM) Nomor: 005/MAXVIII/PPI-UTM/X/2014 TENTANG

KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA XVIII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA (PPI UTM) Nomor: 005/MAXVIII/PPI-UTM/X/2014 TENTANG KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA XVIII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA (PPI UTM) Nomor: 005/MAXVIII/PPI-UTM/X/2014 TENTANG AMANDEMEN AD/ART PPI UTM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

5.00 a. Kepatuhan Koperasi dalam pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan dan pengelolaan koperasi,

5.00 a. Kepatuhan Koperasi dalam pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan dan pengelolaan koperasi, 1 Lampiran I Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Nomor : 02 /Per/Dep.6/IV/2017 Tanggal : 28 April 2017 Tentang : Pedoman Pengawasan Kepatuhan Koperasi I. PRINSIP KOPERASI 20.00 1. Keanggotaan sukarela dan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYALURAN DAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYALURAN DAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYALURAN DAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPAHIANG, Menimbang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA K O P E R A S I IKBA (Ikatan Keluarga Besar Alumni) SMP N V Padang Angkatan Tahun 1983 ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI Alumni SMPN V Padang Angkatan

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK UTARA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB V TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI

BAB V TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI BAB V TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI Pendirian koperasi didasarkan oleh keinginan dari beberapa orang yang bersepakat bergabung, mengelola kegiatan dan kepentingan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI MITRA SEJAHTERA JAKARTA. BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN DAERAH KERJA Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI MITRA SEJAHTERA JAKARTA. BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN DAERAH KERJA Pasal 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI MITRA SEJAHTERA JAKARTA BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN DAERAH KERJA Pasal 1 1. Koperasi ini bernama Koperasi Karyawan PT. Bank Central Asia Mitra Sejahtera Jakarta disingkat

Lebih terperinci