KATA PENGANTAR. Puji dan syukur kita ucapkan kehadirat Allah, SWT karena telah selesainya penyusunan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Puji dan syukur kita ucapkan kehadirat Allah, SWT karena telah selesainya penyusunan"

Transkripsi

1 [Type text] Page

2 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita ucapkan kehadirat Allah, SWT karena telah selesainya penyusunan Profil Kesehatan Tahun Dokumen ini memuat informasi mengenai gambaran umum Kota Padang, situasi derajat kesehatan, situasi upaya kesehatan, dan situasi sumber daya kesehatan tahun Profil ini merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk melaporkan pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal di bidang kesehatan di Kota Padang. Profil Kesehatan ini masih jauh dari kata sempurna, hal ini disebabkan karena kurangnya sumber baik sumber daya data maupun sumber daya manusia. Untuk itu kami mengharapkan tanggapan dan saran demi penyempunaannya dimasa mendatang. Akhirnya dengan segala kerendahan hati, kami menghaturkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dokumen ini. Semoga dokumen ini bermanfaat bagi kita semua. Padang, April 2016 Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Drg. Hj. Eka Lusti, MM NIP [Type text] Page i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI...ii DAFTAR LAMPIRAN... iii DAFTAR GRAFIK... viii DAFTAR GAMBAR...ix BAB I PENDAHULUAN...1 BAB II GAMBARAN UMUM...5 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Angka Kematian Angka Kesakitan...13 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN Pelayanan Kesehatan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Prilaku Hidup Masyarakat Kesehatan Lingkungan...43 BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Sarana Kesehatan Tenaga Kesehatan Pembiayaan Kesehatan...56 BAB VI KESIMPULAN Situasi Derajat Kesehatan Situasi Upaya Kesehatan Situasi Sumber Daya Kesehatan Profil Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 ii

4 DAFTAR LAMPIRAN 1. Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan 2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur 3. Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas yang Melek Huruf dan Ijazah Tertinggi yang Diperoleh Menurut Jenis Kelamin 4. Jumlah Kelahiran Menurut jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas 5. Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas 6. Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur, Kecamatan dan Puskesmas 7. Kasus baru TB BTA+, Seluruh Kasus TB, Kasus TB pada Anak, dan Case Notification Rate (CNR) per Penduduk Menurut jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas 8. Jumlah Kasus dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+ Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas 9. Angka Kesembuhan dan Pengobatan Lengkap TB Paru BTA+ serta Keberhasilan Pengobatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas 10. Penemuan Kasus Penumonia Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas 11. Jumlah Kasus HIV, AIDS, dan Syphilis Menurut Jenis Kelamin 12. Persentase Donor Darah di Skrining terhadap HIV Menurut Jenis Kelamin 13. Kasus Diare yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas 14. Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas 15. Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas 16. Jumlah kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut Tipe/ Jenis, Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas 17. Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (Release From Treatment/RFT) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Profil Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 iii

5 18. Jumlah Kasus AFP (Non Folio) Menurut Kecamatan dan Puskesmas 19. Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas 20. Jumlah Kasus Penyakit yang dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas 21. Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas 22. Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas 23. Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas 24. Pengukuran Tekanan Darah Penduduk 18 Tahun Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas 25. Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas 26. Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan Metode IVA dan Kanker Payudara dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) Menurut Kecamatan dan Puskesmas 27. Jumlah Penderita dan Kematian pada KLB Menurut Jenis Kejadian Luar Biasa (KLB) 28. Kejadian Luar Biasa (KLB) di Desa/ Kelurahan yang Ditangani < 24 Jam 29. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan, dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut Kecamatan dan Puskesmas 30. Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil Menurut Kecamatan dan Puskesmas 31. Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Wanita Usia Subur Menurut Kecamatan dan Puskesmas 32. Jumlah Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe1 dan Fe3 Menurut Kecamatan dan Puskesmas 33. Jumlah dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Komplikasi Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas 34. Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan dan Puskesmas Profil Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 iv

6 35. Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan dan Puskesmas 36. Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Kecamatan dan Puskesmas 37. Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas 38. Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas 39. Jumlah Bayi yang Diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas 40. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas 41. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Menurut Kecamatan dan Puskesmas 42. Cakupan Imunisasi Hepatitis B < 7 hari dab BCG pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas 43. Cakupan Imunisasi DPT-HB/DPT-HB-Hib, Polio, Campak dan Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas 44. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas 45. Jumlah Anak 0-23 Bulan Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas 46. Cakupan Pelayanan Anaka Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas 47. Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas 48. Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas 49. Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD & Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas 50. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Kecamatan dan Puskesmas 51. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas 52. Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin, Profil Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 v

7 Kecamatan dan Puskesmas 53. Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk Menurut Jenis Jaminan dan Jenis Kelamin 54. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, dan Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan 55. Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit 56. Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit 57. Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (Ber-PHBS) Menurut Kecamatan dan Puskesmas 58. Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan dan Puskesmas 59. Penduduk dengan Akses Berkelanjutan terhadap Air Minum Berkualitas (Layak) Menurut Kecamatan dan Puskesmas 60. Persentase Kualitas Air Minum di Penyelenggara Air Minum yang Memenuhi Syarat Kesehatan 61. Penduduk dengan Akses terhadap Fasilitas Sanitasi yang Layak (Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban, Kecamatan, dan Puskesmas 62. Desa yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat 63. Persentase Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan Menurut Kecamatan dan Puskesmas 64. Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Menurut Status Higiene Sanitasi 65. Tempat Pengelolaan Makanan Dibina dan Diuji Petik 66. Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin 67. Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan 68. Persentase Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (GADAR) Level Jumlah Posyandu menurut Strata, Kecamatan dan Puskesmas 70. Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut Kecamatan 71. Jumlah Desa Siaga Menurut Kecamatan 72. Jumlah Tenaga Medis di Fasilitas Kesehatan 73. Jumlah Tenaga Keperawatan di Fasilitas Kesehatan Profil Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 vi

8 74. Jumlah Tenaga Kefarmasian di Fasilitas Kesehatan Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan di Fasilitas 75. Kesehatan 76. Jumlah Tenaga Gizi di Fasilitas Kesehatan 77. Jumlah Tenaga Keterapian Fisik di Fasilitas Kesehatan 78. Jumlah Tenaga Keteknisian Medis di fasilitas Kesehatan 79. Jumlah Tenaga Kesehatan Lain di Fasilitas Kesehatan 80. Jumlah Tenaga Penunjang/ Pendukung Kesehatan di Fasilitas Kesehatan 81. Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota Profil Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 vii

9 DAFTAR GRAFIK Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik 5.4. Piramida Penduduk Kota Padang Tahun 214 Trend Kasus Kematian Ibu Tahun Sepuluh Penyakit Terbanyak di Kota Padang Tahun 2015 Trend Kasus dan Kematian HIV/AIDS di Kota Padang Trend Cakupan ASI Eksklusif di Kota Padang Prevalensi Status Gizi Tahun Kapitasi JKN di Kota Padang Tahun Perbandingan Strata Posyandu di Kota Padang Tahun Strata Posyandu di Kota Padang Tahun 2015 Kebutuhan Bidan, Perawat dan Perawat Gigi di Puskesmas se Kota Padang Tahun 2015 Ketenagaan di Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 Profil Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 Halaman viii

10 DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1. Kasus DBD di Kota Padang Tahun 2015 Gambar 3.2. Kasus Malaria Positif di Kota Padang Tahun 2015 Gambar 3.3. Sebaran Sarana Pelayanan Kesehatan di Kota Padang Profil Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 Halaman ix

11 BAB I PENDAHULUAN Indonesia sebagai salah satu negara yang menandatangani Tujuan Pembangunan Millenium Developmen Goals (MDGs) berkomitmen mewujudkan tujuan MDGs tersebut, sebagai perwujudan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kualitas hidup yang lebih baik. Targetnya adalah tercapainya peningkatan ekonomi global atau tercapainya kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada tahun Dari 8 (delapan) agenda pencapaian MDGs, 5 (lima) diantaranya merupakan bidang kesehatan, terdiri dari memberantas kemiskinan dan kelaparan (tujuan 1), menurunkan angka kematian anak (tujuan 4), meningkatkan Kesehatan ibu (tujuan 5), memerangi HIV/AIDS, Malaria dan penyakit lainnya (tujuan 6), melestarikan lingkungan hidup, (tujuan7). Tantangan utama pencapaian MDGs bidang kesehatan adalah bagaimana pemerintah dapat menerjemahkan komitmen dan kebijakan intervensi efektif yang sudah tersedia menjadi program rutin pelayanan kesehatan yang dapat langsung menyentuh masyarakat, terutama mereka yang paling membutuhkan, yaitu masyarakat miskinsecara nasional komitmen tersebut dituangkan dalam berbagai dokumen perencanaan nasional, antara lain dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun dan Inpres No. 3 tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan. Dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan ada upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya. Perubahan pemahaman akan konsep sehat dan sakit serta makin kayanya khasanah ilmu pengetahuan dengan informasi tentang determinan penyebab penyakit yang multifaktorial, telah menggeser paradigma Profil Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 pembangunan kesehatan yang lebih 1

12 mengutamakan pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif dan rehalibitatif. Pentingnya penerapan PARADIGMA SEHAT merupakan upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan bangsa yang bersifat proaktif. RPJMN bidang kesehatan dijabarkan ke dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan tahun dengan Visi Pembangunan Kesehatan Kota Padang disusun untuk mewujudkan visi Kota Padang yaitu, Terwujudnya Masyarakat Kota Padang Peduli Sehat, Mandiri, berkualitas dan Berkeadilan tahun Pembangunan kesehatan Kota Padang secara umum bertujuan untuk terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan upaya kesehatan masyarakat yang dapat menjangkau semua lapisan masyarakat. Disamping itu, pembangunan bidang kesehatan di arahkan untuk peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan melalui delapan fokus prioritas. Profil Kesehatan Kota Padang merupakan salah satu media informasi Pembangunan Kesehatan di Kota Padang yang relatif lengkap, meliputi data tentang derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumberdaya kesehatan, data umum dan data lingkungan yang berhubungan dengan kesehatan di wilayah Kota Padang. Di samping itu Profil ini merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk melaporkan pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal di bidang kesehatan di Kota Padang. Profil kesehatan ini merupakan bagian dari sistem informasi kesehatan yang masih jauh dari kondisi ideal. Berbagai masalah klasik masih dihadapi dalam penyelenggaraan sistem informasi kesehatan seperti data yang belum satu pintu, kegiatan pengelolaan data dan informasi yang belum terintegrasi dan terkoordinasi dalam satu mekanisme kerjasama yang baik. Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

13 Buku Profil Kesehatan Kota Padang Tahun 2016 ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN. Bab ini berisi penjelasan tentang latar belakang pembuatan Profil dan sistimatika penulisan Profil Dinas Kesehatan. BAB II. GAMBARAN UMUM. Bab ini menyajikan gambaran umum tentang uraian tentang letak geografis, administrasi, dan informasi umum lainnya yang berhungan dengan kesehatan, serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap upaya kesehatan seperti kependudukan, prilaku penduduk, perekonomian. BAB III. SITUASI DERAJAT KESEHATAN Bab ini berisi uraian situasi derajat kesehatan yang meliputi berbagai indikator derajat kesehatan, diantaranya angka kematian, angka kematian dan angka status gizi masyarakat BAB IV. SITUASI UPAYA KESEHATAN. Bab ini menggambarkan hasil-hasil capaian upaya kesehatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2015 yang meliputi pelayanan kesehatan dasar, akses dan mutu pelayanan kesehatan, prilaku hidup masyarakat dan kesehatan lingkungan. Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

14 BAB V. SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan. BAB VI.KESIMPULAN Bab ini merupakan rangkuman dari buku profil ini yang berisi sajian penting tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dan diperbaiki untuk penyusunan rencana kerja kesehatan Kota Padang tahun Selain keberhasilan bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dan perlu perhatian untuk tahun yang akan datang. LAMPIRAN Pada lampiran ini berisi tabel pencapaian program kesehatan Kota Padang dan 81 tabel data kesehatan. Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

15 BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Geografi Padang adalah ibukota provinsi Sumatera Barat yang terletak di pantai bagian barat pulau Sumatera dan berada antara dan Lintang Selatan serta dan Bujur Timur yang berbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Solok, Kabupaten Pesisir Selatan dan Samudera Indonesia. Luas wilayah Kota Padang adalah 694,96 km2 atau setara dengan 1,65 persen dari luas Provinsi Sumatera Barat, yang terdiri dari 11 Kecamatan dan memiliki 104 kelurahan dengan kecamatan terluas adalah Koto Tangah yang mencapai 232,25 km2. Dari luas Kota Padang sebagian besar berupa hutan lindung (51,01 persen), sisanya untuk lahan budidaya dan bangunan/ pekarangan. Selain daratan, Kota Padang memiliki 19 pulau, yang terbesar adalah Pulau Bintangur (seluas 56,78 ha) diikuti pulau Sikuai (seluas 48,12 ha) dan Pualu Toran (seluas 33,67 ha). Ketinggian wilayah Kota Padang bervariasi menurut kecamatannya, dimana Kecamatan Lubuk Kilangan berada paling tinggi dari permukaan laut dengan luas 85,99 km2. Diikuti oleh Kecamatan Koto Tangah, Kecamatan Pauh dan Kecamatan Bungus Teluk Kabung. Sedangkan kecamatan yang paling rendah wilayahnya adalah Padang Barat, Kecamatan Nanggalo dan Kecamatan Padang Timur serta Padang Utara, dengan luasnya juga yang relatif kecil. Kota Padang mempunyai panjang pantai 68,126 km2 (diluar pulau-pulau kecil) dan rata-rata curah hujan di Kota Padang pada tahun berkisar antara 289,85 sampai dengan 332,17 mili meter per tahun. Sedangkan rata-rata hari hujan per tahun berkisar antara hari. (Statistik Daerah Kota Padang Tahun 2015) Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

16 2.2. Demografi. Berdasarkan Proyeksi penduduk Indonesia oleh BPS, kemudian diolah oleh Pusdatin Kemenkes RI dan DKK Kota Padang, maka jumlah penduduk kota Padang pada tahun 2015 sebanyak jiwa yang terdiri dari jiwa laki-laki dan jiwa perempuan. Angka proyeksi ini menjadi sasaran pembangunan kesehatan Kota Padang. Tahun 2014, BPS merilis ini penduduk tahun 2014 adalah jiwa, penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan penduduk laki laki. Penduduk yang terbanyak terdapat di Kecamatan Koto Tangah dengan jumlah penduduk perempuan sebanyak jiwa dan laki-laki sebanyak jiwa. Penduduk terendah terdapat pada Kecamatan Bungus Teluk Kabung dengan jumlah penduduk laki-laki jiwa dan perempuan jiwa. Piramida penduduk Kota Padang pada tahun 2014 dikategorikan sebagai tipe expansive dimana sebagian besar sebagian besar penduduk berada pada kelompok umur muda/ dewasa (20-24 tahun) seperti grafik berikut : Grafik Piramida Penduduk Kota Padang Tahun 2014 Sumber : (Statistik Daerah Kota Padang Tahun 2015 Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

17 Secara umum laju pertumbuhan penduduk selama 10 tahun terakhir (tahun ) adalah sebesar 1,62 % (PDA 2015). Kecamatan yang tertinggi laju pertumbuhan penduduknya adalah Kecamatan Pauh sebesar 3,90% disusul kecamatan Kuranji yaitu sebesar 3,15% % sedangkan laju pertambahan penduduk yang paling rendah adalah kecamatan Padang Timur sebesar %. Laju pertambahan penduduk sangat berguna untuk memperkirakan jumlah penduduk dimasa yang akan datang, sehingga pemerintah dapat membuat kebijakan pembangunan sesuai keadaan kependudukan. Menurut PDA 2015 Kecamatan Padang Timur adalah daerah yang paling tinggi kepadatan pendudukya yaitu 9.690/km2 dan daerah terendah tingkat kepadatan penduduknya adalah Bungus Teluk Kabung yaitu 240 km Pendidikan. Tingkat pendidikan merupakan salah satu elemen penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam pembangunan. Derajat kesehatan sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan karena pendidikan bisa berpengaruh terhadap prilaku kesehatan seseorang. Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang yang berpendidikan mempengaruhi keputusan untuk berprilaku sehat. Angka buta huruf berkorelasi dengan angka kemiskinan. Sebab, penduduk yang tidak bisa membaca secara tidak langsung mendekatkan mereka pada kebodohan, sedangkan kebodohan itu sendiri mendekatkan mereka pada kemiskinan. Di Kota Padang angka melek huruf setiap tahun selalu meningkat. Tahun 2012 sebanyak 99,51%, tahun 2013 sebanyak 99,52% dan pada tahun 2014 menurun dari dua tahun sebelumnya yaitu 99,39% (Padang Dalam Angka Tahun 2015, BPS Kota Padang) Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

18 2.4. Perekonomian. Salah satu aspek yang dapat digunakan sebagai indikator keberhasilan pembangunan adalah keadaan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi akan Kondisi perekonomian berkaitan dengan tingkat inflasi, semakin tinggi tingkat inflasi maka semakin mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi. Disamping itu angkatan kerja dan kesempatan kerja sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja atau punya pekerjaan tapi sementara tidak bekerja dan mengganggur. Penduduk berumur 15 tahun keatas dapat dikelompokan menjadi 2, yaitu Angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Sementara yang dimaksud dengan bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan. Pengangguran terbuka adalah seseorang yang sedang mencari pekerjaan atau sedang mempersiapkan usaha, tidak mencari pekerjaan karena tak mungkin dapat pekerjaan, termasuk orang yang masih sekolah atau mengurus rumah tangga. Penduduk yang termasuk Angkatan kerja menurut PDA tahun 2015 sebanyak 59.29% dan bukan angkatan kerja 40.71%. Dari angka ini terlihat lebih banyak penduduk angkatan kerja dibanding penduduk bukan angkatan kerja. Proporsi pengangguran terbuka dari angkatan kerja berguna bagi pemerintah untuk membuka lapangan kerja baru dimasa yang akan datang sehingga secara bertahap kondisi perekonomian membaik dan dampaknya adalah meningkatnya kesejateraan masyarakat. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat mendorong kemajuan di semua sektor, baik fisik maupun mental sehingga bisa mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

19 keseluruhan. Kondisi ekonomi salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat. Kemiskinan menjadi isu yang cukup menyita perhatian berbagai kalangan kesehatan. Keterjangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan terkait dengan daya beli ekonomi. Kemiskinan juga menjadi hambatan besar dalam pemenuhan kebutuhan terhadap makanan yang sehat sehingga dapat melemahkan daya tahan tubuh yang dapat berdampak pada kerentanan untuk terserang penyakit penyakit tertentu. Fenomena gizi buruk dan kurang seringkali dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang buruk jika merujuk pada fakta bahwa keterbatasan pemenuhan pangan dapat menyebabkan busung lapar, Kwashiorkor, penyakit kekurangan vitamin seperti Xeropthalmia, Scorbut, dan Beri-beri. Kemiskinan membuat seseorang tidak mempunyai kemampuan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan non makanan yang di ukur dengan pengeluaran. Menurut Bappeda Kota Padang, jumlah penduduk miskin sebanyak jiwa. Jika dibanding tahun lalu ( jiwa), jumlah penduduk miskin tahun 2015 jauh berkurang. Dari segi sosial ekonomi dapat dilihat perkembangan yang sangat bervariasi dari tahun ke tahun. Pembangunan ekonomi yang diupayakan diharapkan mampu mendorong kemajuan, baik fisik, sosial, mental dan spiritual di segenap pelosok negeri terutama wilayah yang tergolong daerah tertinggal. Suatu daerah dikategorikan menjadi daerah tertinggal karena beberapa faktor penyebab, yaitu geografis, sumber daya alam, sumber daya manusia, prasarana dan sarana, daerah rawan bencana dan konflik sosial, dan kebijakan pembangunan. Keterbatasan prasarana terhadap berbagai bidang termasuk di dalamnya kesehatan menyebabkan masyarakat di daerah tertinggal mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas ekonomi dan sosial. Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

20 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Keberhasilan Pembangunan Kesehatan dapat dilihat dari berbagai indikator yang digunakan untuk memantau derajat kesehatan sekaligus sebagai evaluasi keberhasilan pelaksanaan program. Untuk menilai derajat kesehatan tersebut digunakan beberapa indikator, yaitu Mortalitas (kematian), Status Gisi dan Morbiditas (kesakitan). Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga dipengaruhi faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan, dan faktor lainnya. Pada prinsipnya pembangunan kesehatan telah menunjukkan suatu keberhasilan dengan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, walaupun masih dijumpai berbagai masalah dan hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan. Untuk mengidentifikasi masalah dan hambatan tersebut perlu dilakukan analisis situasi dan kecenderungan di masa mendatang Angka Kematian a. Kasus Kematian Bayi Kasus kematian Bayi adalah penduduk yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun. Kematian bayi ini dapat dikelompokkan menjadi bayi lahir mati, kematian 0-7 hari (Perinatal), kematian 8 28 hari (neonatal) dan kematian 1-12 bulan. Kematian Bayi merupakan indikator yang biasanya digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu banyak upaya kesehatan yang dilakukan dalam rangka menurunkan kejadian kematian bayi. Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

21 Kasus bayi lahir mati sama dengan tahun 2014 yaitu 60 orang. Jika dilihat berdasarkan jender, maka lebih banyak lahir mati bayi laki laki (37orang) dibanding bayi perempuan (23 orang). Kematian Neonatal menurun sebanyak 14 kasus dari tahun sebelumnya, dimana terdapat 76 kasus di tahun 2014 dan 62 kasus di tahun Sementara kematian bayi 1-12 bulan sebanyak 34 orang. Jadi total kematian bayi 0-12 bulan adalah 96 orang. Jika dilihat berdasarkan jender maka kematian bayi lebih banyak pada bayi laki-laki (60 orang) dibandingkan bayi perempuan (36 orang). Berbagai faktor dapat menyebabkan penurunan kematian bayi, diantaranya pemerataan pelayanan kesehatan berikut fasilitasnya. Hal ini disebabkan kematian bayi sangat dipengaruhi oleh pelayanan kesehatan. Selain itu, perbaikan kondisi ekonomi yang tercermin dengan pendapatan masyarakat yang meningkat juga dapat berkontribusi melalui perbaikan gizi yang berdampak pada daya tahan terhadap infeksi penyakit. b. Kasus Kematian Balita Kematian Balita adalah penduduk yang mati sebelum berumur 5 (lima) tahun. Target MDG`s untuk indikator AKABA di Indonesia sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup pada tahun Untuk kota Padang tidak bisa dikeluarkan Angka Kematian Balita karena jumlah kelahiran kurang dari 1000 kelahiran, untuk itu kota Padang hanya memaparkan kasus kematian Balita saja. Pada tahun 2015 kasus kematian Balita sebanyak 122 orang, dimana kematian balita laki-laki (75 orang) lebih banyak dari pada balita perempuan (47 orang). Kasus kematian balita ini turun dibanding tahun 2013 (125 orang). Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

22 c. Kasus Kematian Ibu Kematian Ibu juga menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Kematian ibu menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitifitas AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan. Kasus kematian Ibu meliputi kematian ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas. Padang tahun 2015, kasus kematian Ibu berjumlah 17 orang, naik jika dibanding tahun 2014 (16 orang). Adapun rincian kematian ibu ini terdiri dari kematian ibu hamil 3 orang, kematian ibu bersalin 4 orang dan kematian ibu nifas 10 orang. Sementara jika dilihat berdasarkan umur, kurang dari 20 tahun tidak ada, 20 s/d 34 tahun sebanyak 8 orang dan diatas 35 tahun 9 orang. Trend kasus kematian ibu setiap tahun bervariasi, secara umum mengalami naik turun, seperti terlihat pada grafik berikut : Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

23 Grafik 3.1. Trend Kasus Kematian Ibu Tahun Angka Kesakitan Morbiditas dapat diartikan sebagai angka kesakitan, baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat. Masih sama dengan tahun 2014, berdasarkan laporan Puskesmas penyakit yang paling banyak di Kota Padang tahun 2015 adalah ISPA ( kasus), diikuti oleh Gastritis ( kasus) dan Penyakit kulit infeksi ( kasus). Sepuluh penyakit terbanyak tersebut dapat dilihat pada grafik berikut : Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

24 Grafik 3.2. Sepuluh Penyakit Terbanyak di Kota Padang Tahun 2015 a. Prevalensi Tuberkulosis Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil TB. Bersama dengan Malaria dan HIV/AIDS, TB menjadi salahsatu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs. Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah Case Detection Rate (CDR), yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA positif yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut. Untuk mengukur keberhasilan pengobatan TB digunakan Angka Keberhasilan pengobatan (SR=Success Rate) yang mengindikasikan persentase pasien baru TB paru BTA positif yang menyelesaikan pengobatan, baik yang sembuh maupun yang menjalani pengobatan lengkap diantara pasien baru TB Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

25 paru BTA positif yang tercatat. Success Rate dapat membantu dalam mengetahui kecenderungan meningkat atau menurunnya penemuan pasien pada wilayah tersebut. Penemuan kasus TB Paru dilakukan melalui penjaringan penderita yang dicurigai / suspek TB Paru yang berobat ke sarana kesehatan. Perkiraan penderita TB Paru BTA (+) 1,6/1000 penduduk. Jumlah kasus baru meningkat dari kasus di tahun 2014 menjadi di tahun 2015 dengan CDR 77,5% dan jumlah seluruh kasus Tb adalah kasus, sementara kasus TB anak 0-14 tahun sebanyak 58 kasus. Untuk suspek tahun 2015 berjumlah 9.868, persentase TB Paru terhadap suspek adalah %. Pada tahun 2015 BTA (+) diobati sebanyak pasien, pasien sembuh 920 orang dan pasien yang melakukan pengobatan lengkap sebanyak 79 orang. Angka keberhasilan pengobatan adalah 91.40%, sementara jumlah kematian selama pengobatan jauh berkurang dari 17 orang di tahun 2014 menjadi 9 orang di tahun Keberhasilan upaya penanggulangan TB diukur dengan kesembuhan penderita. Kesembuhan ini selain dapat mengurangi jumlah penderita, juga mencegah terjadinya penularan. Oleh karena itu, untuk menjamin kesembuhan, obat harus diminum dan penderita diawasi secara ketat oleh keluarga maupun teman sekelilingnya dan jika memungkinkan dipantau oleh petugas kesehatan agar terjamin kepatuhan penderita minum obat (Idris & Siregar, 2000). Dewasa ini upaya penanggulangan TB dirumuskan lewat DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse = pengobatan disertai pengamatan langsung). Pelaksanaan strategi DOTS dilakukan di sarana-sarana Kesehatan Pemerintah dengan Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

26 Puskesmas sebagai ujung tombak pelaksanaan program. Pengobatan ini dilakukan secara gratis kepada golongan yang tidak mampu. b. Persentase Balita dengan Pnemonia ditangani Pneumonia merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia juga dapat terjadi akibat kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun, atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi). Jumlah Balita di Kota Padang tahun 2015 sebanyak orang. Perkiraan penderita adalah 10% dari jumlah balita yaitu sebanyak balita, sementara penderita yang ditemukan dan ditangani sebanyak (30,25 %). Jika dilihat berdasarkan jender, maka balita laki laki lebih banyak menderita Pneumoni ( 33,09%) dibandingkan balita perempuan (27,41%). Kasus Pneumoni yang ditemukan dan ditangani beberapa tahun terakhir adalah tahun 2014 sebanyak orang, tahun 2013 sebanyak orang, tahun 2012 sebanyak 340 orang, tahun 2011 sebanyak 586 kasus dan di tahun 2010 sebanyak 819 orang dan 100 % dapat ditangani. Sementara data dari Rumah sakit tidak didapat. c. Kasus HIV, AIDS dan Syphilis HIV & AIDS disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Penyakit ini ditularkan melalui cairan tubuh Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

27 penderita yang terjadi melalui proses hubungan seksual, transfusi darah, penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi secara bergantian, dan penularan dari ibu ke anak dalam kandungan melalui plasenta dan kegiatan menyusui. Tahun 2015 ditemukan kasus HIV sebanyak 227 kasus (181 orang laki laki dan 46 orang perempuan), AIDS sebanyak 81 kasus ( 63 orang laki laki dan 18 orang perempuan) dan syphilis 259 kasus (127 orang laki laki dan 132 orang perempuan). Tidak terdapat kasus kematian akibat AIDS. Sementara itu tidak ditemukan kasus Syphilis pada kelompok umur 4 tahun dan 5-14 tahun, kasus paling rendah terdapat pada kelompo umur tahun sebanyak 1 orang dan tertinggi pada kelompok umur tahun sebanyak 127 orang. Trend kasus dan kematian akibat HIV/AIDS dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik 3.3. Trend Kasus dan Kematian HIV/AIDS di Kota Padang d. Kasus Diare Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita Diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

28 kali atau lebih, atau buang air besar yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam Penyakit Diare sampai saat ini masih termasuk dalam urutan 10 penyakit terbanyak di Kota Padang. Penyakit diare yang banyak ditemukan adalah gastro enteritis yang disebabkan oleh kuman. Penderita yang berobat ke Puskesmas diobati sesuai dengan prosedur tetap penatalaksanaan kasus diare dengan pengobatan yang rasional. Target penemuan kasus diare pada tahun 2015 adalah dari penduduk Kota Padang. Sementara jumlah kasus diare adalah adalah kasus dan semuanya ditangani. Jumlah kasus ini naik dari tahun sebelumnya (7.827 kasus) dan lebih banyak ditemukan pada perempuan. e. Prevalensi Kusta Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan Kusta menjadi progresif, kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak dan mata. Terjadi penurunan kasus baru dari 10 orang di tahun 2014 menjadi 4 kasus tahun 2015, terdiri dari 2 Pausi Basiler (kusta kering) dan 2 Multi Basiler (kusta basah). Kasus ini sebanding antara laki-laki dan perempuan. Tersebar di beberapa wilayah kerja Puskesmas yaitu Puskesmas Lubuk Buaya, Ikur Koto dan Lubuk Kilangan, 50% diantaranya di wilayah kerja Puskesmas Ikur Koto. f. Cakupan Penemuan dan penanganan Penderita Acut Flaccid Paralysis. Polio merupakan salah satu penyakit menular yang termasuk ke dalam PD3I yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem syaraf hingga penderita Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

29 mengalami kelumpuhan. Penyakit yang pada umumnya menyerang anak berumur 0-3 tahun ini ditandai dengan munculnya demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher dan sakit di tungkai dan lengan. Sedangkan AFP merupakan kondisi abnormal ketika seseorang mengalami penurunan kekuatan otot tanpa penyebab yang jelas kemudian berakibat pada kelumpuhan. Kasus AFP di Kota Padang menunjukan grafik yang turun naik beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2010 ditemukan 1 kasus Polio di Puskesmas Pagambiran dan 5 kasus Acut Flaccid Paralysis (AFP). Kasus AFP ini terdapat pada 5 Puskesmas, yaitu Padang Pasir, Pemancungan, Nanggalo, Belimbing, dan Pauh. Di tahun 2011 ditemukan 11 kasus AFP (Non Polio) yang tersebar di beberapa Puskesmas. Di tahun 2012 terjadi 6 kasus AFP yang tersebar di 4 Puskesmas, yaitu Puskesmas Padang Pasir, Seberang Padang, Puskesmas Anak Air dan Puskesmas Ikur Koto. Pada tahun 2013 terjadi 7 kasus AFP yang tersebar di 5 Puskesmas, yaitu Puskesmas Padang Pasir 1 orang, Air tawar 2 orang, Air Dingin 1 orang, Anak Air 1 orang dan Lubuk Kilangan 1 orang. Pada tahun 2014, kasus AFP turun lagi menjadi 6 kasus yang tersebar di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir (1 kasus), Puskesmas Ikur Koto (3 kasus), Puskesmas Belimbing (1 kasus) dan Puskesmas Pegambiran (1 kasus). Salah satu penyebab peningkatan penemuan kasus AFP ini adalah semakin baiknya deteksi dini yang dilakukan petugas, baik di Puskesmas maupun di Rumah Sakit. Tahun 2015, terdapat kasus AFP sebanyak 7 kasus yang tersebar di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir (3 kasus), Puskesmas Pemancungan (1 kasus), Puskesmas Ikur Koto (2 kasus) dan Puskesmas Lubuk Kilangan (1 kasus). Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

30 g. Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) adalah penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus non neonatorum, Tetanus neonatorum, Campak, Polio dan Hepatitis B. Penyakit Difteri disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae yang menyerang sistem pernafasan bagian atas. Penyakit ini memiliki gejala sakit leher, demam ringan, sakit tekak. Difteri juga kerap ditandai dengan tumbuhnya membran kelabu yang menutupi tonsil serta bagian saluran pernafasan. Pada tahun 2015, terdapat wabah Difteri, jumlah kasus sebanyak 86 orang, 1 orang diantaranya meninggal. Pertusis atau batuk rejan adalah infeksi bakteri pada saluran pernafasan yang sangat menular dan menyebabkan batuk yang biasanya diakhiri dengan suara pernafasan dalam bernada tinggi (melengking). Pertusis bisa terjadi pada siapapun tapi 50% ditemukan pada anak berusia kurang dari 4 tahun. Pada tahun 2015 tidak ditemukan kasus Pertusis Tetanus Neonatorum (TN) disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang salah satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril. Kasus TN banyak ditemukan di negara berkembang khususnya dengan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang rendah. Tahun 2015 tidak terdapat kasus Tetanus Non Neonatorum. Campak merupakan salah satu penyakit PD3I yang disebabkan oleh virus campak. Sebagian besar kasus campak menyerang anak-anak. Penularan dapat terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh sekret orang yang telah Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

31 terinfeksi. Tahun 2015 terdapat 170 kasus Campak, lebih banyak terjadi pada perempuan (90 orang) dibanding laki-laki (80 orang) Polio adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV),masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat memasukialiran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dankadang kelumpuhan. Pada tahun 2015 tidak ditemukan kasus Polio. Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV) yang menginfeksi hati hominoidae, termasuk manusia, dan menyebabkan peradangan yang disebut hepatitis. Awalnya dikenal sebagai "serum hepatitis", penyakit tersebut telah menyebabkan epidemi di Asia dan Afrika, dan itu adalah endemik di Cina. Pada tahun 2015 tidak ditemukan kasus Hepatitis B. h. Demam Berdarah Dengue (DBD) Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty. Penyakit ini sebagian besar menyerang anak berumur < 15 tahun, namun dapat juga menyerang orang dewasa. Kasus DBD pada tahun 2015 meningkat dari 666 kasus di tahun 2014 menjadi kasus di tahun Kasus ini lebih banyak terjadi pada perempuan (567 kasus) dibanding laki-laki (559 kasus), meninggal sebanyak 8 orang dengan CFR 0,7%. Kasus DBD terbanyak pada tahun 2015 terdapat di wilayah kerja Puskesmas Belimbing (105 kasus) diikuti oleh Puskesmas Andalas (100 kasus). Untuk mengantisipasi terjadinya penyebaran kasus, maka dilakukan fogging focus yang bertujuan untuk memutus mata rantai penularan. Disamping Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

32 itu tetap disarankan pada masyarakat untuk tetap melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) dan Abatisasi di rumah maupun kelurahan masing masing. Kasus DBD menurut Puskesmas tahun 2015 menurut Puskesmas dapat dilihat pada peta berikut : Gambar 3.1. Kasus DBD di Kota Padang Tahun 2015 Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

33 i. Malaria. Kasus penyakit malaria di Kota Padang sampai saat ini masih ada. Dari hasil diagnosa di Puskesmas lebih banyak ditemui sebagai kasus malaria klinis artinya pada saat pasien berobat ke Puskesmas kondisi demam pasien sudah berkurang sehingga tidak dilakukan pemeriksaan darah tebal. Yang dimaksud dengan pasien malaria adalah pasien dengan pemeriksaan sediaan darah atau positif dengan pemeriksaan laboratorium. Tahun 2015 suspek malaria sebanyak 123 kasus di Puskesmas dan 2 kasus di Rumah Sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan sediaan darah ternyata semuanya positif malaria. Tidak ada penderita yang meninggal karena penyakit ini. Kasus Malaria Positif di Puskesmas dapat dilihat pada peta berikut : Gambar 3.2. Kasus Malaria Positif di Kota Padang Tahun 2015 Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

34 Tahun 2014 ada 3 kecamatan yang bebas dari kasus malaria yakni Kecamatan Pauh, Lubuk Kilangan dan Bungus Teluk Kabung. Namun pada tahun 2015, tidak satu pun kecamatan yang bebas dari kasus malaria. j. Filariasis Survei darah jari untuk filariasis dilakukan sejak tahun 2006 dengan hasil sebagai berikut : tahun 2006, ditemukan 21 kasus positif filaria, tahun 2007 nol kasus, tahun 2008 sebanyak 5 kasus dan tahun 2009 ditemukan 6 kasus. Total kasus sampai tahun 2009 sebanyak 32 kasus. Tahun 2010 tidak dilakukan survey karena adanya pengurangan anggaran, tapi ditemukan 5 orang penderita klinis. Pada tahun 2011 dilakukan lagi survey darah jari pada 6 kelurahan yang terletak di 4 Puskesmas, dengan sample 500 per lokasi. Dari sample yang diperiksa ini, seluruh hasil pemeriksaan labor Negatif. Pada tahun 2012 ini ditemukan 1 kasus baru di Puskesmas Pagambiran, sehingga total kasus Filariasis berjumlah 34 orang yang terdiri dari 12 orang laki laki dan 22 orang perempuan. Temuan kasus baru penderita Filarasis tahun 2013 sebanyak 1 orang, sementara kasus lama sebanyak 34, meninggal 1 orang dan pindah 1 orang sehingga total penderita Filariasis sebanyak 33 orang. Jika dilihat berdasarkan jender, maka pasien perempuan lebih banyak (22 orang) dibanding pasien laki laki (13 orang). Sementara itu pada tahun 2014 dan tahun 2015 tidak ditemukan kasus baru, sehingga jumlah kasus fialriasis masih tetap 33 orang. k. Persentase Hipertensi Hipertensi merupakan konsidi dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang ditunjukkan oleh angka sistolik dan angka Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

35 diastolik. Tekanan darah normal manusia adalah mmhg untuk tekanan sistolik dan mmhg untuk tekanan diastolik. Tekanan sistolik menunjukkan fase darah saat dipompa oleh jantung, sedangkan tekanan diastolik menunjukkan fase darah yang kembali ke jantung pada saat relaksasi arteri. Peningkatan tekanan darah tidak terjadi secara tiba-tiba. Dikatakan normal apabila tekanan darah meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Namun, apabila tekanan darah naik secara tidak normal, maka akan menyerang pada organ lain seperti otak, jantung, dan hipertrofi ventrikel kanan sehingga hipertensi merupakan faktor resiko yang utama penyakit jantung dan stroke. Biasanya penyakit tekanan darah tinggi sering dihubungkan dengan penyakit orang dewasa, namun sekarang penyakit tekanan darah tinggi sudah mulai ditemukan pada usia muda (>18 tahun). Dari penduduk usia >18 tahun yang dilakukan pengukuran tekanan darah, terdapat orang yang terdiagnosa hipertensi atau sebesar 67,4%. Artinya lebih dari separohnya adalah penderita Hipertensi. l. Persentase Obesitas Obesitas merupakan kelebihan berat badan akibat terjadinya penumpukan sel-sel lemak. Awalnya, Anda hanya akan merasa bahwa berat badan naik. Namun, saat sel-sel lemak yang tertimbun semakin banyak, maka akan terjadi perubahan anatomis. Pada pria, penumpukan sel lemak biasanya terdapat di bagian perut. Faktor penyebab Obesitas adalah gaya hidup, genetik dan penyebab lain. Faktor gaya hidup salah satunya adalah karena asupan makanan yang melebihi kebutuhan tanpda diimbangu aktivitas yang cukup (gaya hidup tanpa banyak Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

36 gerak). Mereka yang anggota keluarganya memiliki riwayat Obesitas, beresiko lebih tinggi menderita Obesitas. Dari pengunjung Puskesmas berusia 15 tahun yang dilakukan pemeriksaan Obesitas, terdapat orang yang terdiagnosa Obesitas atau sebesar 39,5%. m. Cakupan Desa/ Kelurahan terkena KLB ditangani <24 jam Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk penyakit endemis adalah suatu peningkatan jumlah kasus yang melebihi keadaan biasa, pada waktu dan daerah tertentu. Sementara untuk penyakit non endemis pengertiannya adalah suatu episode penyakit dan timbulnya penyakit pada dua atau lebih penderita yang berhubungan satu sama lain. Hubungan ini mungkin pada faktor saat timbulnya gejala (onset of illness), faktor tempat (tempat tinggal, tempat makan bersama, sumber makanan), faktor orang (umur, jenis kelamin, pekerjaan dan lainnya). Pada tahun 2015, terjadi 3 jenis KLB pada 53 kelurahan. Kasus yang terjadi adalah Difteri pada 48 kelurahan dengan jumlah penderita 86 orang dan attack rate 0,04%. Kasus KLB Campak pada 2 kelurahan dengan 17 kasus dan kasus keracuan pada 3 kelurahan 3 kali kejadian 51 kasus. Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

37 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN Dalam Permenkes No.75 Tahun 2014 tentang Puskesmas, disebutkan bahwa Upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok dan masyarakat. Sedangkan upaya kesehatan perseorangan adalah suatu kegiatan dan/ atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan dan penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan meulihkan kesehatan perseorangan. Situasi upaya kesehatan masyarakat di Kota Padang pada tahun 2015 dapat diuraikan sebagai berikut : 4.1. Pelayanan Kesehatan a. Cakupan Kunjungan K1 dan K4 PWS KIA bertujuan untuk memantau secara berkesinambungan pelayanan kesehatan ibu hamil, dari mulai ANC sampai persalinannya serta kesehatan anaknya. Pemantauan yang dilakukan adalah pemantauan K1, K4, Deteksi Resti oleh tenaga kesehatan/masyarakat, Kunjungan Neonatus, Persalinan oleh tenaga kesehatan, dan persalinan yang ditolong dukun. Target pencapaian program untuk K1 = 98 % dan K4 = 95 %. Tahun 2015 ibu hamil yang ada di Kota Padang sebanyak orang dengan capaian K1 sebanyak orang (100.28%) dan K4 sebanyak orang (95.61%). Jika dibanding tahun 2014 capaian ini lebih besar, yakni K1 = 98,6 % dan K4 = 93,2 %. Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

38 Semakin baiknya capaian K4 ini menggambarkan adanya jalinan kerja sama yang baik dalam melaksanakan pemantauan wilayah setempat antara Puskesmas dengan Bidan Praktek Swasta (BPS) yang berpraktek di wilayah kerja Puskesmas, sehingga kunjungan K4 terpantau dan terlaporkan dengan lebih baik. Diharapkan kedepan Puskesmas lebih meningkatkan kualitas forum komunikasi BPS di Puskesmas, sehingga kualitas dan kuantitas pemantauan dan pelaporan dari BPS ke Puskesmas akan semakin lebih baik dan lebih maksimal. b. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Ibu hamil Resti adalah ibu hamil yang mengalami resiko atau bahaya yang lebih besar pada waktu hamil maupun bersalin, jika dibanding ibu hamil normal. Sasaran ibu hamil resti adalah 20 % dari jumlah ibu hamil. Sasaran ibu hamil resti tahun 2015 adalah orang, Sementara temuan Ibu hamil Restinya sebanyak orang. Wilayah kerja Puskesmas yang terbanyak temuan bumil restinya adalah Puskesmas Lubuk Buaya 294 orang, diikuti Puskesmas Pauh sebanyak 156 orang. Jika dibandingkan dengan tahun 2014 ada peningkatan jumlah temuan kasus ibu hamil Resti ini, dimana tahun 2014 ditemukan dan ditangani kasus Bumil Resti sebanyak orang. Kedepan diharapkan, pembina wilayah lebih meningkatkan kerjasama dengan kader supaya dapat sedini mungkin terdeteksi ibu hamil dengan resiko tinggi di masyarakat, sehingga dapat dilakukan pelayanan yang cepat, tepat dan aman. Ibu hamil yang melakukan persalinan dengan tenaga kesehatan adalah orang dari orang ibu bersalin (96,68%). Angka ini sudah mencapai target (95%). Cakupan Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menunjukan trend peningkatan setiap tahunnya, ini menunjukan adanya peningkatan kerjasama antara Puskesmas dan BPS dalam pelaksanaan PWS KIA. Meskipun demikian masih harus Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

39 tetap dilakukan pembinaan kepada pengelola program KIA Puskesmas, pembina Wilayah dan BPS yang ada di Kota Padang. c. Cakupan Pelayanan Nifas dan Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas Ibu yang mendapatkan pelayanan kesehatan nifas sebanyak 91,15%, masih di bawah target tahun 2015 (95%), namun meningkat bila dibanding cakupan tahun Sasaran ibu bersalin pada tahun 2014 adalah orang dengan cakupan ibu mendapat pelayanan nifas orang atau 86.3%. Untuk capaian pemberian vitamin A pada ibu nifas jauh meningkat dari 93.1% ( orang) di tahun 2014 menjadi 95.19% di tahun 2015 ( orang) d. Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil dan WUS Untuk pencegahan terjadinya Tetanus Toksoid pada ibu hamil dilakukan imunisasi TT. Cakupan Imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil pada tahun 2015 adalah TT-1 = 28,00%, TT-2 = 22,09 %, TT-3 = 19,24%, TT-4 = 20,07 %, TT-5 = 12,67 % dan TT2+ = 74,07 %. Pada tahun 2014, cakupan TT-1 = 23,5%, TT-2 = 18,4 %, TT-3 = 17%, TT-4 = 17,9 %, TT-5 = 12,8 % dan TT2+ = 66,1%. Secara keseluruhan, cakupan di tahun 2015 lebih besar dibanding tahun Imunisasi TT juga diberikan pada Wanita Usis Subur (WUS) dan lebih banyak dilakukan untuk imunisasi TT-1. e. Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe Untuk mencegah terjadinya Anemia pada ibu hamil, dilakukan pendistribusian tablet Fe pada ibu hamil selama tiga bulan. Pada tahun 2015, dari orang ibu hamil, yang mendapat Fe1 sebanyak orang atau 100,28 % dan Fe3 sebanyak atau 95,61 %. Capaian ini meningkat dari tahun 2014 yaitu Fe1 sebanyak 98,4% dan untuk Fe3 sebanyak 93,7 %. Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

40 f. Cakupan Komplikasi Kebidanan dan Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani Pada tahun 2015, penanganan komplikasi kebidanan sebanyak orang dari perkiraan bumil dengan komplikasi yang ditangani atau sebesar 41,70%. Cakupan ini jauh meningkat dari tahun 2014, besarnya cakupan 34,8%. Sementara itu Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani sebesar orang dari orang perkiraan neonatal komplikasi (54,66%), cakupan ini jauh meningkat dari tahun 2014, besarnya cakupan 36,02%. g. Persentase KB Aktif dan KB Baru Pasangan usia subur adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur tahun. Pada tahun 2015, PasanganUsia Subur (PUS) Kota Padang berjumlah Peserta KB baru adalah PUS yang baru pertama kali menggunakan salah satu alat/cara kontrasepsi, sementara KB aktif adalah akseptor yang sedang memakai kontrasepsi. Pada tahun 2015, jumlah peserta KB baru orang (10,39%) dan perserta KB aktif sebanyak orang (56,76%). Jenis kontrasepsi ini bisa dikatagorikan atas 2, yaitu Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) terdiri dari IUD, MOP/MOW, Implan dan non MKJP terdiri dari suntik,pil, kondom dan obat vagina. Peserta KB baru yang menggunakan MKJP sebanyak orang dan non MKJP sebanyak orang. Untuk pesera KB aktif yang menggunakan MKJP sebanyak orang dan non MKJP orang. Capaian penggunaan alat kontrasepsi KB baru lebih kecil dibanding tahun 2014, sementara KB aktif hampir sama. Kondisi tahun 2014 adalah Pasangan Usia Subur (PUS) berjumlah orang. PUS yang merupakan peserta KB aktif mengunakan MKJP adalah orang dan Non MKJP orang. Alat kontrasepsi yang digunakan oleh peserta KB baru dengan MKJP sebanyak orang dan non MKJP sebanyak orang. Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

41 h. Persentase Berat Badan Bayi Lahir Rendah Berat bayi lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gr. Tahun 2014 bayi lahir hidup sebanyak orang terdiri dari bayi laki-laki dan 8.553, dilakukan penimbangan terhadap semua bayi lahir hidup. Dari semua bayi yang ditimbang pada tahun 2015, ditemukan 2,17% bayi BBLR atau sebesar 371 orang terdiri dari 200 bayi laki-laki dan 171 bayi perempuan. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya, dimana tahun 2014 BBLR sebesar 1,7%. i. Cakupan Kunjungan Neonatus Jumlah bayi tahun 2015 adalah sebanyak orang. Bayi yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak orang atau 92,89 %, sedikit meningkat bila dibandingkan dengan cakupan tahun 2014 (90,6%). Untuk kunjungan Neonatus 1 kali (KN1) adalah kunjungan neonatal pertama pada 6-48 jam setelah lahir sesuai dengan standar dan Kunjungan neonatal 3 (KN3) adalah pelayanan kunjungan neonatal lengkap, minimal 1 x usia 6-48 jam, 1 x pada 37 hari dan 1 x pada 8-28 hari sesuai dengan standar. KN1 sedikit naik dari 96,6% di tahun 2014 menjadi 97,44% di tahun 2015, demikian pula dengan KN3 meningkat dari 91% di tahun 2014 menjadi 93,47% di tahun Jumlah KN1 dan KN3 tertinggi berada pada wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya. j. Persentase Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif Bayi yang mendapat ASI Ekslusif adalah bayi yang mendapat ASI saja sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan mineral. Bayi yang berumur 0-6 bulan yang tercatat dalam register pencatatan pemberian ASI tahun 2015 adalah sebanyak orang Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

42 dan mendapat ASI Ekslusif sebanyak (70,74%). Puskesmas Ulak Karang dan Seberang Padang sudah lebih 90%, Sedangkan cakupan paling rendah berada pada wilayah kerja Puskesmas Air Dingin (53,75%). Secara Umum setiap tahun selalu mengalami peningkatan, dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik 4.1. Trend Cakupan ASI Eksklusif di Kota Padang k. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29 hari 3 bulan, 1 kali pada umur 3 6 bulan, 1 kali pada umur 6 9 bulan, dan 1 kali pada umur 9 11 bulan. Pelayanan kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB 1-3, Polio 1 4, Campak), stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Dari bayi yang ada, terdapat bayi yang mendapat pelayanan kesehatan atau sebesar 92,89%, sementara target tahun 2015 adalah 95%. Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

43 l. Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Kelurahan UCI (Universal Child Immunization) adalah desa atau kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi yang ada didesa /kelurahan tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap pada kurun waktu tertentu. Tahun 2015, dari 104 kelurahan terdapat 102 desa UCI (98,08 %), cakupan ini jauh meningkat dibanding tahun 2014 (79 dari 104 kelurahan atau 76%). Target UCI untuk tahun 2015 sebesar 100%, tahun 2015 hanya 2 Puskesmas yang sudah mencapai target UCI yaitu Puskesmas Ulak Karang dan Pauh. m. Persentase Cakupan Imunisasi Bayi Imunisasi rutin yang diberikan pada bayi adalah Hb<7 hari, BCG, DPTHB3/DPT-HB-Hib3, Polio4, Campak dan Imunisasi Lengkap. Semua cakupan imunisasi meningkat di tahun 2015 : Hb<7 hari = orang (93,89%), BCG = orang (96,37%), DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 = orang (94,42%), Polio4 = orang (94,05%), Campak orang (92,86%) dan imunisasi dasar lengkap orang (89,61%). n. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Anak Balita Pendistribusian Vitamin A dilakukan pada bulan Februari dan Agustus. Vitamin A diberikan pada bayi usia 6-11 bulan dan anak Balita bulan. Cakupan pemberian Vitamin A pada bayi 6-11 bulan meningkat dari 50,74% di tahun 2014 menjadi 82,73% di tahun Berbeda dengan pemberian Vitamin A pada anak balita, cakupan ini lebih rendah dari 85,65% di tahun 2014 menjadi 85,36% di tahun Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

44 o. Cakupan Baduta ditimbang Baduta adalah Bayi di bawah usia 2 tahun (0-23 bulan). Dari orang sasaran, 76,99% ( orang) diantaranya dilakukan penimbangan berat badan. Dari hasil penimbangan tersebut, hanya 85 orang (0,33%) dalam kategori Bawah Garis Merah (BGM) p. Cakupan Pelayanan Anak Balita Setiap anak umur bulan memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan setiap bulan, minimal 8 x dalam setahun yang tercata di Kohort Anak Balita dan Pra Sekolah, Buku KIA/KMS, atau buku pencatatan dan pelaporan lainnya. Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam melindungi anak balita sehingga kesehatannya terjamin melalui penyediaan pelayanan kesehatan. Dari anak balita yang menjadi sasaran, terdapat orang atau 89,08% yang mendapat pelayanan kesehatan (minimal 8 kali). Pelayanan yang diperoleh adalah pemantauan pertumbuhan dan pemantauan perkembangan. q. Balita ditimbang Salah satu cara pemantauan status gizi Balita dan tingkat partisipasi masyarakat terhadap Posyandu adalah dengan menggunakan indikator SKDN. SKDN adalah data untuk memantau pertumbuhan balita. SKDN sendiri mempunyai singkatan S = juklah Balita yang ada di wilayah Posyandu, K = Jumlah Balita yang terdaftar dan mempunyai KMS, D = Jumlah Balita yang datang ditimbang bulan ini dan N = Jumlah Balita yang naik berat badannya. Dari Balita yang di laporkan, Balita yang melakukan penimbangan sebanyak balita atau tingkat partisipasi masyarakat membawa Balitanya ke Posyandu hanya 65,94% %. Dari penimbangan tersebut Balita yang BGM ditemukan Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

45 sebanyak 235 orang (0,44 %). Tingkat partisipasi masyarakat (D/S) tahun 2014 lebih besar jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang hanya 62,7% dengan BGM 0,6%. r. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Balita gizi buruk adalah kekurangan energi dan protein tingkat berat akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan menderita sakit yang begitu lama. Keadaan ini dengan status gizi sangat kuru (BB/TB)dan atau hasil pemeriksaan klinis menunjukan gejala marasmus, kwasiorkor atau marasmik kwashiorkor. Penanggulangan kasus balita gizi buruk pada tahun 2014 dilakukan dengan pemberian PMT yang pendanaanya melalui dana APBD Kota Padang dan APBD Propinsi Sumatra Barat. PMT yang diberikan berupa pemberian Susu Frisian Flag, Biskuit MP-ASI dan Bubur Susu. Dari jumlah kasus yang dibantu hampir semuanya mengalami kenaikan Berat Badan yang cukup menggembirakan. Penanggulangan Balita gizi buruk di Kota Padang yang memerlukan perawatan dilakukan di Puskesmas Nanggalo sebagai Puskesmas rawatan gizi buruk. Jika memerlukan penanganan khusus karena penyakit penyerta dirujuk ke Rumah Sakit. Kasus gizi buruk yang ditemukan pada balita jauh menurun dari 120 orang di tahun 2014 menjadi 104 orang di tahun 2015, dimana anak laki laki (61 orang) lebih banyak mengalami gizi buruk dibanding balita perempuan (43 orang). Semua kasus yang ditemukan di wilayah kerja Puskesmas mendapat perawatan. Selama rawat inap Balita gizi buruk diberikan perlakuan sesuai tatalaksana gizi buruk selama beberapa hari sampai kondisi balita tersebut menjadi gizi kurang atau gizi baik dan selanjutnya dipulangkan untuk dilakukan rawat jalan. Setelah pasien pulang ke rumah tetap dilakukan konsultasi gizi dan pemantauan oleh tenaga gizi dan dokter Puskesmas masing-masing. Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

46 Balita gizi buruk yang rawat jalan adalah Balita dengan kondisi kurus atau kurus sekali yang tidak mau dirawat inap. Dalam penanggulanan kasus Balita gizi buruk ini, banyak kendala yang ditemui seperti Ibu Balita yang tidak mau merujuk anaknya ke Puskesmas Nanggalo dengan alasan ekonomi dan lainnya. Oleh sebab itu untuk masa yang akan datang diharapkan partisipasi semua pihak untuk melakukan rujukan pasien gizi buruk. Hasil Pemantauan Status Gizi dari tahun 2009 hingga tahun 2014 dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik 4.2. Prevalensi Status Gizi Tahun TB/U dapat digunakan sebagai indeks status gizi populasi karena merupakan estimasi keadaan yang telah lalu atau status gizi kronik. Seorang yang tergolong pendek pendek tak sesuai umurnya (PTSU) kemungkinan keadaan gizi masa lalu tidak baik. Dalam keadaan normal tinggi badan tumbuh bersamaan dengan bertambahnya umur. Pertambahan tinggi atau panjang badan relatif kurang sensitif terhadap kurang gizi dalam waktu singkat. Pengaruh kurang gizi terhadap pertumbuhan tinggi badan baru terlihat dalam waktu yang cukup lama. Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

47 Sementara itu Pemantauan Status Gizi (PSG) Tahun 2015 dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Hasil PSG dan kecamatan rawan gizi belum bisa dipublikasikan karena masih dalam proses pengolahan data. s. Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Pelayanan kesehatan (penjaringan) siswa SD dan setingkat adalah pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama tenaga kesehatan terlatih (guru dan dokter kecil) di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Jumlah SD di Kota Padang tahun 2015 sebanyak 425 buah, semua SD mendapat pelayanan kesehatan (penjaringan). Sementara jumlah murid kelas 1 SD atau setingkat tahun 2015 berjumlah orang dan yang mendapat pelayanan kesehatan sebanyak orang atau 93,19 %. Capaian Program penjaringan kesehatan siswa kelas 1 tahun 2015 sedikit meningkat dari tahun Untuk Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah kegiatannya lebih banyak bersifat Promotif dan Preventif. Pelayanan kesehatan gigi dilakukan di seluruh SD/MI di kota Padang. Pada tahun 2015 dari 425 SD/MI di Kota Padang hanya 334 SD yang melakukan Sikat gigi massal tetapi seluruh SD/MI mendapat pelayanan kesehatan gigi. Pemeriksaan gigi dilakukan terhadap murid (16,30%) dari murid SD/MI yang ada di kota Padang. Hasil pemeriksaan gigi tersebut menemukan murid yang memerlukan perawatan gigi dan yang mendapat perawatan gigi sebanyak murid (45,21%). Secara keseluruhan cakupan pelayanan kesehatan gigi sekolah ini meningkat dibanding tahun Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

48 t. Rasio Tumpatan/ Pencabutan Gigi Tetap Program Pelayanan kesehatan gigi dilaksanakan berupa pelayanan klinik di Puskesmas, Upaya kesehatan gigi di Masyarakat dan Usaha Kesehatan gigi Sekolah melalui kegiatan UKS. Untuk pelayanan Kesehatan gigi di klinik Puskesmas sudah melebihi target kota Padang 5%. Pada tahun 2015, kunjungan pelayanan gigi sebesar 6,5%. Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas sekota Padang adalah : berupa tumpatan gigi tetap sebanyak orang dan pencabutan gigi tetap sebanyak orang, dengan rasio tumpatan/pencabutan : 0,36. Capaian Program pelayanan gigi dan mulut tahun 2015 ini meningkat dari tahun Capain pelayanan gigi di Puskesmas pada tahun 2014 adalah berupa tumpatan sebanyak orang dan pencabutan sebanyak orang dengan rasio tumpatan/pencabutan 0,3. u. Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut (Usila) Pada hakikatya menjadi tua merupakan proses alamiah yang akan dialami oleh seseorang. Memasuki masa tua berarti mengalami kemunduran baik dari segi psikis maupun fisik, oleh sebab itu perlu upaya kesehatan agar para usia lanjut (Usila) ini dapat hidup sehat dan mandiri. Progaram upaya kesehatan yang dilakukan antara lain penyuluhan secara berkesimbungan, pemeriksaan kesehatan secara berkala dan melakukan penjaringan Usila resiko tinggi. Usia lanjut adalah orang yang berumur 60 tahun ke atas dan di kota Padang tahun 2015 berjumlah orang dan mendapat pelayanan kesehatan sebanyak orang atau 22,26%. Jika dilihat berdasarkan jender, lansia perempuan dua kali lipat mendapat pelayanan kesehatan di banding laki-laki. Jika dilihat dari persentasenya, cakupan tahun 2015 jauh menurun disbanding tahun Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

49 Usila di Kota Padang tahun 2014, dari orang lansia, yang mendapat pelayanan kesehatan sebanyak orang atau 41,9% dan lebih besar pada lansia perempuan. Kelompok lansia ini bisa memanfaatkan Posyandu Lansia untuk pemeriksaan kesehatan, senam lansia secara berkala dan mendapat penyuluhan kesehatan. Untuk meningkatkan cakupan pelayanan lansia ini perlu kerjasama puskesmas, tokoh masyarakat, kader Posyandu yang baik antara dan lintas terkait. Disamping itu beberapa puskesmas sudah melaksanakan program santun lansia. v. Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang Harus Diberikan Pelayanan Kesehatan (RS) di Kota Padang Rumah Sakit di Kota Padang tahun 2015 berjumlah 27 buah semuanya mempunyai kemampuan gawat darurat, terdiri dari 11 Rumah Sakit Umum dan 16 Rumah Sakit Khusus Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan a. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Sejak 1 Januari 2014 Pemerintah memberlakukan sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. JKN adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaar pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran/ iurannya dibayar oleh Pemerintah. Jaminan kesehatan merupakan bagian dari prioritas reformasi pembangunan kesehatan. Adanya regulasi yang mengatur tentang penatalaksanaan JKN adalah UU No.40/2004 tentang SJSN, UU No.36/2009 tentang Kesehatan, UU No.24/2011 Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

50 tentang BPJS, PP No.101/2012 tentang PBI dan Perpres No.12/2013 tentang Jaminan Kesehatan. Tahun 2015, jumlah peserta JKN di Kota Padang sebanyak jiwa, yang terdiri dari jiwa penerima bantuan iuran (Jamkesmas), jiwa penerima bantuan iuran APBD (Jamkesda). Sejak tahun 2014, Jamkesda di Kota Padang sudah berintegrasi dengan JKN. Pekerja penerima upah sebanyak jiwa dan pekerja bukan penerima upah/ mandiri dan bukan pekerja sebesar jiwa. Yang termasuk dalam kelompok pekerja penerima upah adalah PNS, Polri, ASABRI, perusahaan dan swasta. Kepesertaan Jamkesda setiap tahun selalu meningkat, sedangkan Jamkesda turun dari tahun 2014, seperti grafik berikut : Grafik 4.3. Kapitasi JKN di Kota Padang tahun Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

51 b. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Kesehatan jiwa adalah program pelayanan kesehatan jiwa yang dilaksanakan oleh tenaga Puskesmas dengan didukung oleh peran serta masyarakat, dalam rangka mencapai derajat kesehatan jiwa masyarakat yang optimal melalui kegiatan pengenalan/deteksi dini gangguan jiwa, pertolongan pertama gangguan jiwa dan konseling jiwa. Sehat jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain di Puskesmas. Konseling kesehatan jiwa merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas. Gangguan kesehatan jiwa bukan seperti penyakit lain yang bisa datang secara tiba-tiba tetapi lebih kearah permasalahan yang terakumulasi dan belum dapat diadaptasi atau terpecahkan. Dengan demikian akibat pasti atau sebab yang melatar belakangi timbulnya suatu gangguan. Kunjungan rawat jalan Puskesmas tahun 2015 adalah sebanyak orang, terdiri dari laki laki sebanyak orang dan perempuan orang. Untuk kunjungan rawat inap di Puskesmas sebanyak 605 orang. Dari kunjungan tersebut pasien yang melakukan kunjungan gangguan jiwa sebanyak orang, terdiri dari laki laki orang dan perempuan orang. Kunjungan umum maupun kunjungan jiwa Puskesmas lebih rendah dari tahun sebelumnya. Sementara itu kunjungan rawat jalan Rumah Sakit sebanyak orang, kunjungan rawat inap orang dengan kunjungan jiwa Kunjungan tersebut tidak dapat dibedakan menurut gender karena tak satupun Rumah Sakit yang melaporkan data kunjungan menurut gender. Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

52 c. Angka kematian pasien di Rumah Sakit Angka kematian pasien Rumah Sakit dapat dinilai dengan GDR dan NDR. GDR adalah angka kematian umum untuk tiap-tiap pasien keluar dan NDR adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap pasien keluar. GDR pada tahun 2015 sebanyak 36,06 dan NDR 20,75. Namuan tidak dapat diketahui GDR dan NDR menurut gender karena tidak semua Rumah Sakit memberikan data terpilah. d. Indikator kinerja pelayanan di Rumah Sakit Kinerja pelayanan di Rumah Sakit dapat dinilai dengan 4 indikator, yaitu BOR, BTO. TOI dan ALOS. BOR adalah persentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu (biasanya dalam periode 1 tahun), indikator ini memberikan tingkat efisiensi pada pemakaian tempat tidur. TOI adalah rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi berikutnya. ALOS adalah rata-rata lama rawat (dalam satuan hari) seorang pasien. BOR Rumah Sakit di Kota Padang tahun 2015 adalah 56,20%, sementara nilai parameter BOR yang ideal adalah 60-85%. Indikator BTO 41,89 kali, idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai kali. Indikator TOI 3,82 hari, idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. Indikator ALOS 4,84 hari, secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari. Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

53 4.3. Prilaku Hidup Masyarakat Rumah tangga Ber-PHBS Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalan komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerman) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan masing-masing, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat ( Jumlah rumah tangga pada tahun 2015 adalah rumah tangga. Cakupan rumah tangga ber-phbs adalah sebanyak rumah tangga dari rumah tangga yang dipantau atau sebesar 66,10%. Cakupan ini turun dibanding tahun Pada tahun 2014 terdapat rumah tangga (67,5%) ber-phbs dari rumah tangga yang di pantau Kesehatan Lingkungan a. Rumah Sehat Untuk hidup sehat, kita harus memulai dengan lingkungan yang sehat. Rumah sebagai tempat kita menghabiskan waktu setiap hari memegang peranan penting dalam menciptakan suasana yang sehat dan mempertahankan badan kita tetap fit dan jreng. Rumah yang sehat adalah yang memenuhi standar kesehatan, seperti Sirkulasi Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

54 Udara Yang Lancar, Kualitas air yang memadai, Penerangan yang cukup dan Sanitasi yang benar Rumah yang ada di kota Padang tahun 2015 sebanyak buah. Berdasarkan data tahun 2014 rumah yang memenuhi syarat rumah sehat berjumlah buah dan yang belum memenuhi syarat rumah sehat buah. Rumah yang belum sehat di tahun 2014 dibina di tahun Rumah yang dibina ditahun 2015 seharusnya adalah rumah yang belum memenuhi syarat di tahun 2014 dan di peroleh rumah dibina memenuhi syarat dan rumah sehat. Dengan kata lain, kegiatan pemeriksaan rumah merupakan kegiatan berkelanjutan. Rumah yang dibina di tahun 2015 sebanyak , dari pembinaan yang dilakukan terdapat rumah yang memenuhi syarat. Dengan demikian jumlah rumah yang memenuhi syarat (rumah sehat) adalah rumah atau sebesar 88,09%. b. Penduduk yang Memiliki Akses Air Minum yang Layak Air adalah salah satu kebutuhan hidup yang paling penting. Tanpa air berbagai proses kehidupan mustahil dapat berlangsung. Meskipun air termasuk sumberdaya alam yang dapat diperbaiki (renewable resource), namun kenyataan menunjukkan bahwa ketersediaan air tanah tidak pernah bisa bertambah, bahkan cenderung terus menurun baik dan segi kuantitas maupun kua1itasnya. Pada tahun 2015, jumlah penduduk pengguna sumur gali yang memenuhi syarat sebanyak dari pengguna, jumlah penduduk pengguna sumur gali dengan pompa yang memenuhi syarat sebanyak dari pengguna, jumlah penduduk pengguna sumur bor yang memenuhi syarat sebanyak dari pengguna. Jumlah penduduk pengguna terminal air yang memenuhi syarat sebanyak dari pengguna, jumlah pengguna mata air terlindung yang memenuhi syarat sebesar dari pengguna. Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

55 Jumlah penduduk pengguna penampungan air hujan yang memenuhi syarat adalah 59 dari 67 pengguna, jumlah penduduk pengguna perpipaan yang memenuhi syarat sebanyak dari pengguna. Dengan demikian, penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak sebanyak jiwa atau sebesar 28,87%. c. Persentase Penyelenggara Air Minum Memenuhi Syarat Kesehatan Air merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan vital manusia salah satunya sebagai air minum. Air yang digunakan harus bebas dari kuman penyakit dan tidak mengandung bahan beracun. Sumber air minum yang memenuhi syarat sebagai air baku air minum jumlahnya semakin lama semakin berkurang. Upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan air minum tersebut melalui berbagai cara salah satunya adalah berlangganan PDAM yang merupakan program SPAM dengan bekerjasama dengan pemerintah untuk memenuhi air bersih masyarakat. Sampai saat ini upaya pemerintah dalam menyediakan air bersih untuk masyarakat Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pembangunan PDAM sudah mulai melebar, seiring dengan bergulirnya waktu perkembangan pembangunan PDAM di berbagai daerah mulai mendapat dukungan dari masyarakat. Dari 223 sampel air minum yang diperiksa, hanya 1 sampel yang tidak memenuhi syarat, artinya sampel air yang memenuhi syarat fisik, bakteriologis dan kimia adalah sebesar 99,55%. d. Persentase penduduk yang Memiliki Akses Sanitasi yang Layak Sanitasi dasar adalah syarat kesehatan lingkungan minimal yang harus dipunyai oleh setiap keluarga untuk memenuhi keperluan sehari-hari. Ruang lingkup Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

56 sanitasi dasar yakni sarana penyediaan air bersih, sarana jamban keluarga, sarana pembuangan sampah, dan sarana pembuangan air limbah. Pada tahun 2015, jumlah penduduk pengguna komunal yang memenuhi syarat sebesar 186 dari pengguna, jumlah penduduk pengguna leher angsa yang memenuhi syarat sebesar dari pengguna, jumlah penduduk pengguna plengsengan yang memenuhi syarat sebesar 18 dari pengguna, jumlah penduduk pengguna cemplung memenuhi syarat sebesar dari pengguna. Dengan demikian, penduduk dengan akses sanitasi layak (jamban sehat adalah pengguna atau sebesar 19,96%. e. Desa Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Desa melaksanakan STBM adalah desa yang sudah melakukan pemicuan minimal 1 dusun, mempunyai tim kerja masyarakat/ natural leader, dan telah mempunyai rencana tindak lanjut untuk menuju Sanitasi Total, sedangkan Desa STBM adalah desa yang telah mencapai 100% penduduk melaksanakan 5 pilar STBM. Desa Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) adalah desa yang penduduknya 100% mengakses jamban sehat. Pada tahun 2015, semua kelurahan melaksanakan STBM. tidak satu pun yang dinyatakan desa STBM karena baru melaksanakan 2 pilar STBM. Sedangkan jumlah Kelurahan Stop BABS lebih rendah dari tahun sebelumnya dimana tahun 2014 terdapat 13,5% (14 kelurahan), sementara di tahun 2015 berkurang menjadi 11,54% (12 kelurahan) f. Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengolahan Makanan (TPM) Sehat Tempat - tempat umum (TTU) adalah tempat atau sarana yang diselenggarakan pemerintah/swasta atau peorangan yang digunaan untuk kegiatan Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

57 bagi masyarakat yang meliputi sarana kesehatan, saran pendidikan dan hotel. TTU sehat adalah TTU yang memenuhi standar berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. TTU di kota Padang tahun 2015 berjumlah 818 sarana dan yang memenuhi syarat kesehatan 574 sarana atau 70,17 %. Angka ini menurun dari tahun 2014, dimana capaian TTU memenuhi syarat kesehatan sebesar 79% Tempat pengelolaan Makanan (TPM) adalah usaha pengelolaan makanan yang meliputi jasa boga atau katering, rumah makan dan restoran, depot air minum, kantin dan makanan jajanan. TPM memenuhi syarat higiene sanitasi adalah TPM yang memenuhi persyaratan higiene sanitasi dengan bukti dikeluarkannya laik higiene sanitasi. Dari jumlah TPM, hanya sarana yang memenuhi syarat atau sebesar 62,14% dan dari jumlah tersebut, TPM yang diuji petik hanya 620 sarana (35,51%). Uji petik ini dilakukan pada saat bulan Ramadhan dan hanya meliputi makanan jajanan. Pembinaan dilakukan terhadap TPM yang tidak memenuhi syarat. g. Ketersediaan Obat menurut Jenis Obat Obat yang tersedia di Puskesmas dan jaringannnya adalah obat obatan untuk pelayanan kesehatan dasar. Kebutuhan obat adalah jumlah kebutuhan item obat yang didapat dengan menghitung jumlah pemakaian rata rata perbulan jenis obat tertentu pada tahun sebelumnya dikali 18. Total penggunaan obat adalah total penggunaan obat dan vaksin yang di dapat demgan jumlah penggunaan kumulatif setiap periode pelaporan total stok obat dan vaksin yang dihitung pada akhir periode pelaporan. Secara umum pada tahun 2015 ini, rata-rata ketersediaan obat dan vaksin sebesar 100%. Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

58 BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas, yang diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Sarana Kesehatan a. Rumah Sakit Kota Padang sebagai ibu kota Propinsi memiliki jenis sarana kesehatan yang cukup beragam dan kepemilikannya juga beragam. Jumlah Rumah Sakit di Kota Padang tahun 2014sebanyak 28 buah, sementara pada tahun 2015 menjadi 27 buah. Hal ini karena ada satu rumah sakit umum yang tutup yaitu RSU Asri. Rumah Sakit dikatagorikan atas rumah sakit umum berjumlah 11 buah dengan kepemilikan terdiri dari 1 buah Pemerintah Pusat, 1 buah Pemerintah Kota, 2 buah TNI/POLRI, 1 buah BUMN dan 6 buah swasta dan Rumah sakit khusus sebanyak 16 buah. b. Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang biasa disebut Puskesmas merupakan salah satu unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kota. Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dan terdepan dalam sistem pelayanan kesehatan, harus melakukan upaya kesehatan wajib (basic six) dan beberapa upaya kesehatan pilihan yang disesuikan dengan kondisi, kebutuhan, tuntutan, kemampuan dan inovasi serta kebijakan pemerintah daerah setempat. Puskesmas memiliki fungsi sebagai : 1) pusat pembangunan berwawasan kesehatan; 2) pusat pemberdayaan masyarakat; 3) Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

59 pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer; dan 4) pusat pelayanan kesehatan perorangan primer. Jumlah Puskesmas di Kota Padang sampai tahun 2015 sebanyak 22 buah. Puskesmas terbagi atas dua, yaitu Puskesmas Non rawatan 15 buah dan Puskesmas rawatan 7 buah. Untuk mengukur keterjangkauan Puskesmas dengan masyarakat adalah dengan melihat rasio antara Puskesmas per penduduk. Untuk lebih meningkatkan jangkauan pelayanan Puskesmas terhadap masyarakat di wilayah kerjanya, Puskesmas didukung oleh sarana pelayanan kesehatan berupa Puskesmas Pembantu (Pustu) yang berjumlah 62 buah. Sebaran Rumah Sakit dan Puskesmas di Kota Padang dapat dilihat pada peta di bawah ini : Gambar 5.1 Sebaran Sarana Pelayanan Kesehatan di Kota Padang Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

60 Dari peta 5.1 terlihat bahwa sebaran Rumah Sakit dan Puskesmas yang belum merata di Kota Padang. Idealnya, perbandingan Puskesmas dengan jumlah penduduk adalah 1: Artinya, 1 Puskesmas diperuntukkan bagi penduduk. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Kota Padang sebesar jiwa di tahun 2015, maka selayaknya ada 30 Puskesmas yang tersebar merata. c. Sarana kesehatan menurut kepemilikan. Selain Rumah Sakit dan Puskesmas, yang termasuk sarana pelayanan kesehatan adalah Rumah Bersalin, Balai Pengobatan/Klinik, Praktik Dokter Bersama, Praktik Dokter Perorangan, Praktik Pengobatan Tradisonal, Unit Transfusi Darah dan sarana produksi dan distribusi kefarmasian. Semua sarana selain Rumah Sakit dan Puskesmas dikelola oleh swasta. d. Rumah Sakit dengan Kemampuan Gawat Darurat Level 1 Rumah Sakit di Kota Padang tahun 2015 berjumlah 27 buah, semuanya mempunyai kemampuan gawat darurat, terdiri dari 11 Rumah Sakit Umum dan 16 Rumah Sakit Khusus. e. Posyandu Posyandu merupakan kependekan dari Pos Pelayanan Terpadu atau Posyandu. Kegiatan di Posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partispasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat yang dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapat pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Posyandu ini terbagi atas 4 strata,yaitu Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri. Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

61 Pada tahun 2015, Kota Padang mempunyai Posyandu sebanyak 895 buah. Berdasarkan stratanya, Posyandu Pratama berjumlah 0.67%, Posyandu Madya 17,65 %, Posyandu Purnama 62,57 % dan Posyandu Mandiri 19,11 %. Dilihat dari angka diatas posisi Posyandu terbanyak berada pada tingkat Purnama,seperti grafik berikut : Grafik 5.1. Perbandingan Strata Posyandu di Kota Padang Tahun Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

62 Strata Posyandu di Kota Padang sangat bervariasi per Puskesmas, terlihat pada grafik berikut : Grafik 5.2. Strata Posyandu di Kota Padang Tahun 2015 f. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM). Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dilakukan dengan menerapkan berbagai pendekatan, termasuk di dalamnya dengan melibatkan potensi masyarakat. Hal ini sejalan dengan konsep pemberdayaan pengembangan masyarakat. Poskeskel merupakan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang dibentuk di kelurahan dalam rangka mendekatkan penyediaan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat kelurahan, dengan kata lain salah satu wujud upaya untuk mempermudah akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Kegiatan utama poskeskel yaitu pengamatan dan kewaspadaan dini (surveilans perilaku berisiko, lingkungan dan masalah kesehatan lainnya), penanganan kegawatdaruratan kesehatan dan kesiapsiagaan terhadap bencanaserta pelayanan kesehatan. Pelayanan yang Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

63 diberikan poskeskel juga mencakup tempat pertolongan persalinan dan pelayanan KIA. Poskeskel merupakan salah satu indikator sebuah kelurahan disebut Kelurahan Siaga. Pada tahun 2010 Poskeskel berjumlah 19 buah dan bertambah 10 buah sampai tahun 2012, sehingga Poskeskel di Kota Padang berjumlah 29 buah. Tahun 2013 tidak ada penambahan Poskeskel. Sebenarnya jumlah Poskeskel sama dengan jumlah kelurahan siaga yaitu 104 sarana. Selama ini petugas menganggap Poskeskel itu hanya sarana yang mempunyai bangunan tetap. Jumlah Poskeskel di Kota Padang tahun 2015 adalah 104 buah, tetapi Poskeskel yang mempunyai bangunan hanya 29 buah, selebihnya menumpang pada kantor lurah dan pustu. Sementara itu untuk kegiatan pelayanan penyakit tidak menular terdapat 92 sarana Posbindu Tenaga Kesehatan a. Jumlah dan rasio tenaga medis di sarana kesehatan Tenaga medis terdiri dari dokter spesialis, dokter umum dan dokter gigi. Sarana kesehatan terdiri dari Puskesmas dan Rumah Sakit. Puskesmas di kota Padang berjumlah 22 buah. Di Puskesmas tidak ada dokter spesialis, untuk dokter umum berjumlah 35 orang dan dokter gigi 70 orang. Jumlah dokter di masing masing Puskesmas tidak sama, tergantung jumlah penduduk, kunjungan dan jenis Puskesmas (rawatan/non rawatan). Secara umum masing masing Puskesmas mempunyai dokter umum minimal 1 orang dan dokter gigi minimal 3 orang. Rasio dokter umum di Kota Padang sebesar 75 per penduduk dan dokter gigi 12 per penduduk b. Jumlah dan rasio bidan dan Perawat di sarana Kesehatan Puskesmas se Kota Padang mempunyai 274 bidan, 248 orang perawat dan 33 orang perawat gigi. Perawat gigi di Puskesmas hanya berjumlah 1-2 orang. Sementara Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

64 rasio bidan di Kota Padang sebesar 78 orang per penduduk dan Perawat 242 orang per penduduk Berdasarkan analisa kebutuhan, ketersediaan tenaga tersebut masih kurang. Kebutuhan tenaga bidan, perawat dan perawat gigi dapat dilihat pada tabel berikut : Grafik 5.3. Kebutuhan Bidan, Perawat dan Perawat Gigi di Puskesmas Se Kota Padang Tahun 2015 c. Jumlah dan rasio tenaga kefarmasian di sarana kesehatan Tenaga Farmasi terdiri dari Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Di beberapa Puskesmas ada tenaga Apoteker, S1 Farmasi, D-III Farmasi dan Asisten Apoteker. Pada tahun 2015 tenaga teknis kefarmasian di Puskesmas berjumlah 62 orang dan Apoteker berjumlah 10 orang. Rasio Apoteker di Kota Padang adalah 8 orang per penduduk. Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

65 d. Jumlah dan rasio tenaga kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan di sarana kesehatan Tenaga kesehatan masyarakat terdiri dari sarjana kesehatan masyarakat dan D-III kesehatan kesehatan lingkungan. Tenaga kesehatan masyarakat S1 di Kota Padang adalah 97 orang yang terdiri dari 17 orang tersebar di Puskesmas dan 80 orang di Rumah Sakit. Tenaga kesehatan lingkungan/ sanitarian berjumlah 64 orang teridiri dari 42 orang sanitarian Puskesmas dan 22 orang sanitarian Rumah Sakit. Rasio tenaga kesehatan masyarakat di Kota Padang adalah 11 orang per penduduk dan tenaga sanitarian 7 orang per penduduk e. Jumlah dan rasio tenaga gizi di sarana kesehatan Tenaga gizi terdiri dari Nutrisiois dan dietisien. Tenaga Gizi di Puskesmas umumnya adalah nutrisionis yang berjumlah 102 orang (44 orang Puskesmas dan 58 orang Rumah Sakit, sedangkan dietisien hanya ada di Rumah Sakit sejumlah 23 orang. Rasio tenaga gizi di Kota Padang adalah 14 per penduduk. f. Jumlah dan rasio tenaga tekhnis medis dan fisioterapis disarana kesehatan Tenaga teknisi medis yang ada di Puskesmas se kota Padang adalah Analisis kesehatan sebanyak 46 orang, Refraksionis Optisien sebanyak 2 orang dan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan sebanyak 16 orang. Rasio tenaga teknis dan fisioterapis di Kota Padang adalah 5 orang per penduduk. g. Jumlah Tenaga Penunjang/ Pendukung Kesehatan Tenaga penunjang/ pendukung kesehatan terdiri dari pejabat struktural, staf penunjang administrasi, staf penunjang teknologi, staf penunjang perencanaan, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, juru dan tenaga penunjang kesehatan lainnya. Terdapat orang tenaga penunjang/ pendukung kesehatan yang tersebar di Puskesmas, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan dan Badan Layanan Umum Daerah Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

66 Puskesmas masing-masing secara berurut 91 orang, orang, 49 orang dan 8 orang. Secara keseluruhan, ketenagaan di lingkungan Dinas Kesehatan Tahun 2015 dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik 5.4 Ketenagaan di Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 Dari gambar 5.4, dapat dilihat bahwa tenaga bidan menempati urutan terbanyak, menyusul perawat, dokter gigi dan nutrisionis Pembiayaan Kesehatan a. Persentase Anggaran Kesehatan dalam APBD Kota. Pembiayaan Kesehatan Kota Padang bersumber dari APBD Kota Padang, APBN dan Hibah luar negeri. APBD Kota Padang tahun 2015 adalah Adapun anggaran kesehatan tahun 2015 adalah dengan rincian APBD Kota Padang sebesar Rp , APBN sebesar Rp dan Pinjaman/ Hibah Luar Negeri sebesar Rp Dengan demikian persentase APBD kesehatan terhadap APBD Kota Padang sebesar 5,73%. Angka ini masih rendah bila mengacu pada amanat UU No.36 Tahun 2009 tentang Profil Kesehatan Kota Padang Tahun

KATA PENGANTAR. Puji dan syukur kita ucapkan kehadirat Allah, SWT karena telah selesainya penyusunan

KATA PENGANTAR. Puji dan syukur kita ucapkan kehadirat Allah, SWT karena telah selesainya penyusunan Profil Kesehatan Kota Padang Tahun 2016 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita ucapkan kehadirat Allah, SWT karena telah selesainya penyusunan Profil Kesehatan Tahun 2016. Dokumen ini memuat informasi mengenai

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 695 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 104 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 421.900 424.831

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Millenium (MDGs) berkomitmen mewujudkan tujuan MDGs tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Millenium (MDGs) berkomitmen mewujudkan tujuan MDGs tersebut, BAB I PENDAHULUAN Indonesia sebagai salah satu negara yang menandatangani Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs) berkomitmen mewujudkan tujuan MDGs tersebut, sebagai perwujudan peningkatan kualitas sumber

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG - ii - DAFTAR ISI Judul Halaman Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... v BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. L P L + P Satuan Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 315 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 59 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 86,900 88,800

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 8,972 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1557 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 5,932,601

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 9 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 7 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 113.883 115.084

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG i KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Profil

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENYUSUN : ROSMERI PALEBA, S.Si., Apt SAID KUDO, SKM., MPH YONGKI ANU, SST DEBBY JUALITA LEAUA JAMES MAKANONENG PENGUMPUL DATA : JOHANA AIPIPIDELI, SKM Hj.

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0 RESUME PROFIL KESEHATAN 0 TAHUN 0 NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 148,640 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1034 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang. B. Sistematika

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) , FAX. (0321)

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) , FAX. (0321) DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) 321957, FAX. (0321) 390113 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Kata Pengantar Puji syukur

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 -1- BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN Jalan Poros Andoolo Kel.

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan yang tinggi merupakan salah satu perwujudan dari kesejahteraan umum masyarakat Indonesia. Oleh karena itu salah satu agenda pemerintah dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Rahmat dan Hidayah-Nya penyusunan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran : 2015 PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015

Lebih terperinci

Jln. RA Basuni No. 04, Sooko, Mojokerto Telp. (0321) Fax.

Jln. RA Basuni No. 04, Sooko, Mojokerto Telp. (0321) Fax. http://dinkes.mojokertokab.go.id/ Email : dinkeskabmojokerto@gmail.com Jln. RA Basuni No. 04, Sooko, Mojokerto Telp. (0321) 321957 - Fax. (0321) 390113 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 3.538 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 135 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 128.162

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan Kota Padang secara umum bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan Kota Padang secara umum bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang. Pembangunan kesehatan Kota Padang secara umum bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakatnya dengan indikator meningkatnya sumber daya manusia, meningkatnya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 kk KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku

Lebih terperinci

cita-cita UUD Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan

cita-cita UUD Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan cita-cita UUD 1945. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara penyakit degeneratif juga muncul sebagai

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Malang Tahun 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Malang merupakan salah satu

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118.41 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Pengarah Dr. Media Yulizar, MPH Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh

TIM PENYUSUN. Pengarah Dr. Media Yulizar, MPH Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh TIM PENYUSUN Pengarah Dr. Media Yulizar, MPH Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh Ketua Dr. Safriati, M.Kes Kepala Bidang Penelitian Pengembangan & Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN TAHUN 2014 DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO 2015 Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 DAFTAR ISI Halaman Sampul... Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kab. Ponorogo. i ii Daftar

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... DAFTAR ISI Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... i ii iii iv v vi Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42 Desa/Kel

Lebih terperinci

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945,

Lebih terperinci

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG BERKUALITAS Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol. KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan nayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung system manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT A.UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK Salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah pelayanan kesehatan dasar. UU no.3 tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945, pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat,

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi NTB

Profil Kesehatan Provinsi NTB Profil Kesehatan Provinsi NTB January 1 2013 [Profil kesehatan merupakan salah satu produk dari Sistem Informasi Kesehatan yang penyusunan dan penyajiannya dibuat sesederhana mungkin tetapi informatif

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 181 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 68 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 80.041 90.463

Lebih terperinci

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Masyarakat No PROGRAM SI AWAL PENGGU NG WAB 1 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Jln. R A Basoeni No. 04 Sooko MOJOKERTO Profil Kesehatan Tahun 2015 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto KATA PENGANTAR Puji syukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

Juknis Operasional SPM

Juknis Operasional SPM DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Pengarah Dr. Media Yulizar, MPH Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh

TIM PENYUSUN. Pengarah Dr. Media Yulizar, MPH Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh TIM PENYUSUN Pengarah Dr. Media Yulizar, MPH Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh Ketua Dr. Safriati, M.Kes Kepala Bidang Penelitian Pengembangan & Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN TIM PENYUSUN Pengarah dr. Endid Romo Pratiknyo Pj. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan Penanggung Jawab Zulfan, S.Pi, M.Si Kabid Pengembangan Sumber Daya Dan

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN DHARMASRAYA KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, atas anugerah, rahmat dan karunia-nya akhirnya profil Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN Nama SKPD : DINAS KESEHATAN Jenis Data :Pemerintahan Tahun : 2015 KESEHATAN Nama Nilai Satuan Ketersediaan Sumber Data 1 2 3 4 5 A. Sarana Kesehatan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT TAHUN 2015 NO INDIKATOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional, karena masalah kesehatan menyentuh hampir semua aspek kehidupan manusia. Oleh

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Pengarah. dr. Endid Romo Pratiknyo Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan. Penanggung Jawab. Ketua

TIM PENYUSUN. Pengarah. dr. Endid Romo Pratiknyo Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan. Penanggung Jawab. Ketua TIM PENYUSUN Pengarah dr. Endid Romo Pratiknyo Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan Penanggung Jawab Zulfan, S.Pi, M.Si Kabid Pengembangan Sumber Daya Dan Informasi Kesehatan Ketua Melli Oktiana,

Lebih terperinci

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN 2011 NO KECAMATAN LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci