BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Yulia Iskandar
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan PT. CONPAC merupakan salah satu industri penghasil kaleng kemasan untuk minuman softdrink dan beer di Asia Tenggara. Dengan menggunakan bahan an baku aluminium. PT. CONPAC mulai beroperasi pada tahun 2007, tepatnya tnya pada bulan November. Pada tahun 2008, PT. CONPAC menunjukkan komitmennya yang ditandai dengan sertifikat ISO 9001 dan Adapun Kebijakan Perusahaan PT. CONPAC yaitu: PT. CONPAC berusaha untuk menghasilkan produk yang dapat memenuhi persyaratan pelanggan dalam hal mutu, jumlah dan pengiriman. Kepuasaan pelanggan kami peroleh dengan usaha peningkatan baku mutu secara terus-menerus melalui system manajemen mutu dan keamanan pangan. Di PT. CONPAC, kami menerapkan CONtrol (pengendalian), Prevention (pencegahan), dan Action (tindakan). 56
2 57 Gambar 4.1 Kebijakan Perusahaan di PT. Conpac 2. Lokasi Perusahaan Lokasi PT. CONPAC berada di Jalan Raya Narogong KM. 18 Limusnunggal Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor Jawa Barat Indonesia Sedangkan kantor pusat berada di Jalan Abdul Muis nomor 12 Jakarta Pusat. 3. Produk Yang Dihasilkan Produk-produk yang dihasilkan PT. CONPAC (Gambar 4.2) antara lain berupa produk beer, soft drink, minuman kesehatan baik untuk produk lokal maupun ekspor, seperti : 1. Produk PT. Delta Djakarta antara lain San Mig Light Beer, Carlsberg Beer, Anker Beer, Anker Stout, Osaka Beer, Jade Beer. 2. Produk PT. Calpis Indonesia antara lain Calpico Soda Melon, Calpico Soda Strawberry, Calpico Soda White Plain, Calpico Soda Grape.
3 58 3. Produk PT. Amerta Indah Otsuka antara lain Pocari Sweat Lokal. 4. Produk PT. Sinde Budi Sentosa antara lain Larutan Penyegar ESPE dan Lasegar. 5. Produk PT. Kreasi Mas Indah antara lain Root Beer, Mirinda. 6. Produk PT. Inmas Sunshine antara lain D Best Bird Nest, Ex. Goal Cola, Ex. Goal Strawberry, Ex. Goal Orange. 7. Produk PT. Prima antara lain Pepsi Cola, Pepsi Twist, 7 UP Lemon Lime, Pepsi Blue. 8. Produk PT. Sinar Sosro antara lain Fruit Tea Black currant, Fruit Tea Apple, Fruit Tea Fussion, Tebs Tea Cooler. 9. Produk Sundrop Malaysia antara lain Sundrop Orange, Sundrop Milk Coffe, Sundrop Soya Bean, Sundrop Lime, Sundrop Teh Tarik. 10. PBL Mauritius anatara lain Guinness Export/Local,Guinness Stout, Phoenix Beer dan PBL Pearona. Hasil produk PT. CONPAC selain memenuhi permintaan pasar dalam negeri, juga melayani pasar luar negeri, dengan perbandingan 90% untuk pasar dalam negeri dan 10% untuk pasar luar negeri. Negara-negara pengimpor hasil produk PT. CONPAC diantaranya : Malaysia, Singapura, Brunai, Mauritius dan lain-lain. Sedangkan untuk pemasaran di dalam negeri diantaranya : Jakarta, Riau, Sorong dan Biak.
4 59 Gambar 4.2 Produk-Produk Yang Dihasilkan di PT. Conpac 4. Struktur Organisasi Berikut adalah struktur organisasi dari PT. CONPAC, dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar 4.3 Gambar 4.3 Struktur Organisasi di PT. Conpac 5. Two Piece Alumunium Cans Two Piece Alumunium Cans adalah kaleng ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian yang pertama adalah badan kaleng yang bersatu dengan bagian bawah kaleng sedang bagian kedua adalah tutup atas kaleng (Lihat Gambar 4.4). Two Piecee Aluminium Cans dibuat dari logam
5 60 aluminium dengan ketebalan awal material adalah 0,270 mm untuk badan (body) kaleng dan 0,30 mm untuk tutup atasnya. Two Piecee Aluminium Cans dapat dipakai untuk kemasan produkproduk minuman Soft Drink dan Beer, yang merupakan hasil pengembangan dari Two Piece Steel Can yang telah dikenal lebih dahulu. Semua produk yang dikemas dalam kaleng aluminium ini harus bertekanan, karena apabila tanpa tekanan kaleng akan kempot yang disebabkan lemahnya bahan aluminium tersebut. Gambar 4.4 Badan kaleng dan Tutup kaleng Secara umum produk-produk yang dikemas dalam kaleng aluminium tersebut digolongkan atas 2 golongan yaitu : 1. Carbonated Drink, yaitu minuman yang berkarbonasi (CO 2 ) 2. Non Carbonated Drink, yaitu minuman yang tidak berkarbonasi dan untuk mendapatkan tekanan ditambahkan nitrogen cair di dalamnya. Dan secara proses pengisian dapat digolongkan atas : 1. Cold Fill, yaitu pengisian dengan cara dingin lalu dihangatkan agar tidak terjadi pengembunan.
6 61 2. Hot Fill tanpa retort, yaitu pengisian panas, sekitar 95 o C, lalu dilanjutkan dengan proses pendinginan. 3. Hot Fill dengan retort, yaitu pengisian panas dilanjutkan dengan proses retort, yaitu pemanasan 121 o C selama 20 menit. Pengisian dengan cara dingin tekanan selalu dengan karbonasi sedangkan dengan cara panas, tekanan selalu dengan nitrogen cair. 6. Ukuran dan Kapasitas Kaleng Kaleng Two Piece yang diproduksi mempunyai ukuran sebagai berikut : 206/211 x 408,5 dengan kapasitas 330 ml. a. Pengertian 206/211 x 408,5 Ukuran-ukuran yang digunakan untuk produk kaleng adalah berlaku secara international. Maka pengertian dari 206/211 x 408,5 dengan kapasitas 330 ml, adalah sebagai berikut : 206 artinya 2 6/16 (60,325 mm) yaitu ukuran diameter neck. 211 artinya 2 11/16 (68,262 mm) yaitu ukuran diameter body 408,5 artinya 4 8,5/16 (115,094 mm) yaitu ukuran tinggi kaleng. Dan yang akan dibahas ditulisan ini adalah tutup kaleng Ø 206, artinya diameter tutup 2 6/16 (60,325 mm) ukuran diameter tutup yang sesuai dengan diameter neck. B. Proses Produksi dan Fungsi Mesin PT. CONPAC 1. Proses Produksi Dalam proses produksi kaleng minuman PT. Conpac secara garis besar dibagi menjadi 2 bagian yaitu : bagian Front End dan bagian Back End.
7 62 a. Front End, adalah suatu bagian dimana terdapat proses dari alumunium coil menjadi bright can. Mesin yang ada di Front End, meliputi : Coil Handling Unit Lubricator Cupper Body Maker Trimmer Washer b. Back End, adalah suatu bagian dimana terdapat proses dari bright can menjadi finshed can. Mesin yang ada di Back End, meliputi : Base Coater Decorator Laquer Spray Machine (LSM) Inner Back Oven (IBO) Necker Necker Flanger (NNF) Light Tester Applied Vision Palletizer Strapping Wrapping Labeling 2. Fungsi Mesin a. Coil Handling Unit Berfungsi mensuplay lembaran coil ke mesin lubricator. Bagianbagain coil handling unit :
8 63 1) Downender/Uppender Berfungsi untuk merubah coil dari posisi lubang vertical menjadi horizontal yang kemudian siap ditelakkan pada coil car. Gambar 4.5 Downender/Uppender 2) Coil Car Berfungsi untuk membawa dan memasang coil dari Downender/Uppender r menuju uncoiler. Coil car memiliki kapasitas 10 ton. Coil memiliki tiga gerakan yaitu vertical, horizontal, dan berputar. Gambar 4.6 Coil Car
9 64 3) Uncoiler Berfungsi untuk mensuplay feed coil stock ke lubricator. Gambar 4.7 Uncoiler b. Lubricator Mesin ini berfungsi untuk mengaplikasikan lube pada plat aluminium sebelum masuk ke mesin cupper. Gambar 4.8 Lubricator
10 65 c. Cupper Fungsi mesin cupper adalah untuk membentuk lembaran aluminium coil menjadi cup. Gambar 4.9 Cupper d. Body Maker Fungsi mesin body maker adalah untuk membentuk cup menjadi redraw kemudian ironing / penipisan dinding dan doming / pembentukan dome atau dengan kata lain mesin ini mempunyai 3 fungsi dasar yaitu : 1. Redraw cup. 2. Penipisan dinding kaleng dengan mendorong cup melewati urutan ring yang makin mengecil. 3. Membentuk alas (dome) pada akhir stroke, terbentuk melalui pukulan punch dengan kaleng pada extractor dan doming die.
11 66 Gambar 4.10 Body Maker e. Trimmer Berfungsi untuk memotongan dengan tujuan untuk mendapatkan ketinggian yang sama. Gambar 4.11 Trimmer f. Washer Seperti yang dijelaskan di depan bahwa proses pembentukan body kaleng menggunakan coolant untuk membantu proses penipisan dinding kalengnya. Coolant yang tersisa ini harus dibersihkan pada
12 67 mesin washer ini. Selain membersihkan dari coolant, proses pencucian juga memberikan lapisan pelindung pada kaleng. ` Gambar 4.12 Washer g. Base Coater Berfungsi memberikan lapisan dasar pada kaleng yang biasanya berwarna putih. Gambar 4.13 Basecoater
13 68 Oven Base Coater Setelah proses pelapisan terjadi, kaleng dikeringkan di dalam pin chain oven yang memiliki suhu 200 ± 5 C. Gambar 4.14 Oven Basecoater h. Decorator/Printing Berfungsi untuk mengaplikasikan warna desain ke permukaan kaleng. Gambar 4.15 Mesin Decorator
14 69 Oven Decorator Setelah proses pelapisan warna desain, kaleng dikeringkan di dalam pin chain oven yang memiliki suhu 200 ± 5 C. Gambar 4.16 Oven Decorator i. Laquer Spray Machine (LSM) Fungsi mesin ini untuk memberikan lapisan pada area dalam kaleng. Gambar 4.17 Laquer Spray Machine
15 70 j. Internal Bake Oven (IBO) Lacquer yang telah disemprotkan pada area dalam kaleng, kemudian dikeringkan di dalam sebuah unit oven dengan suhu 120 ± 5 C untuk zone 1, zone 2 suhu 225 ± 5 C dan zone 3 suhu 215 ± 5 C. Gambar 4.18 Internal Bake Oven k. Necker-Necker Flanger (NNF) Berfungsi mengurangi ukuran diameter kaleng bagian atas dari 211 ke 209 terus dari 209 ke 207,5 dengan melalui dua proses, sekaligus untuk persiapan pembentukan neck dan flange. Gambar 4.19 Necker-Necker Flanger
16 71 l. Light Tester Mesin ini berfungsi untuk mengecek apakah kaleng benar-benar dalam keadaan tidak bocor atau ada lubang. Gambar 4.20 Light Tester m. Applied Vision Mesin Interogator digunakan untuk pengecekkan produk yang cacat secara visual tanpa mengganggu proses produksi yang sedang berjalan. Kecepatan mesin ini tinggi bisa mencapai 2500 Cpm. Cara Kerja Applied Vision : Kaleng melewati inspection modul yang terdiri dari camera, lampu, detector, dan alat penentu kaleng itu direject atau tidak. Image kaleng yang diperiksa melalui inspection modul diteruskan ke komputer processor melalui kabel umbilical. Image yang terbaca pada monitor dimana komputer membacanya pixel demi pixel serta tingkat kebersihan bagian dalam kaleng ( grey level ). Jika ada
17 72 defect maka signal reject dikirim ke modul dan modul akan memerintahkan selenoid untuk menendang kaleng keluar dari conveyor. Blow-Off Valve Processor Cabinet Inspection Modul Umbilical Cable Video Monitor Data Terminal Keyboard Door INTEROGATOR Part Flow Gear Clock Or Encoder Gambar 4.21 Applied plied Vision n. Palletizer Kaleng yang sudah lulus light tester dan applied vision kemudian dikemas dan disusun dalam pallet. Gambar 4.22 Palletizer
18 73 o. Strapping Fungsi mesin ini adalah untuk mengikat susunan kaleng dalam pallet agar lebih kuat dalam packagingnya. Gambar 4.23 Strapping p. Wrapping Fungsinya adalah membungkus pallet dengan plastic film, untuk menghindari debu dan kotoran masuk ke dalam kaleng. Gambar 4.24 Wrapping
19 74 q. Labeling Berfungsi untuk memberikan label sebagai identifikasi pada kaleng yang sudah disusun diatas pallet. Gambar 4.25 Labeling
20 75 C. Pembahasan Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka dilakukan analisis untuk mengetahui tingkat kapabilitas proses produksi kemasan kaleng minuman di PT. Conpac. Dengan mengikuti closed loop DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) sebagai berikut : 1. Definisi Masalah (DEFINE) Pada tahap define adalah mencari produk mana yang paling banyak mengalami cacat (defect). Tahapan definisi ini dimulai dengan membuat diagram pareto untuk mengetahui jenis cacat yang paling dominan, dan membuat produk yang telah ditentukan. Problem FFCH Out Standard merupakan problem yang paling dominan. Tabel 4.1 Problem Kaleng Minuman di PT. Conpac pada bulan Nopember 2015 No Problem Quantity Presentase Presentase (pcs) Cacat (%) Komulatif (%) 1 FFCH Out Standard 564, Flange Width Out Standard 265, Plug Diameter Out Standard 135, Jumlah Sumber: PT. Conpac
21 76 Gambar 4.26 Pareto Analisis Cacat di PT. Conpac pada bulan Nopember Tahap Pengukuran (MEASURE) Tahap Pengukuran dilakukan untuk mengetahui kemampuan suatu proses produksi atau Indeks Kapabilitas Proses (Cpk) dengan menggunakan rumus SPC (Statistical tistical Process Control) dan grafik control chart. Di dalam control chart yang akan digunakan adalah X R control chart. Adapun langkah-langkah untuk membuat X-R control chart adalah sebagai berikut: a. Pengumpulan Data Pengumpulan data biasanya dilakukan dengan melakukan sampling per periode / per sub group. Dan yang dikumpulkan lebih dari 100 data, kemudian bagi menjadi 20 sampai 25 sub group dan masing-masing sub group terdiri dari 3 data.
22 77 Tabel 4.2 Data Dimensional FFCH pada bulan Nopember 2015 Sumber: PT. Conpac
23 78 b. Menghitung Rata rata (X Bar) Hitung rata-rata total dengan cara membagi jumlah total rata-rata subgroup tersebut dengan jumlah dari subgroup. X X = n X = = Dimana n = 25 (merupakan nilai data dari sub group) c. Menghitung range (R) Nilai range dihitung dengan cara mengurangkan antara nilai maksimal dengan nilai minimal pada data sub group tersebut. R = ( Max Min ) d. Menghitung rata-rata range (R Bar) Menghitung nilai rata-rata range dengan membagi total R dengan membagi jumlah sub group. R R = n R = = Dimana n = 25 (merupakan nilai data dari sub group) e. Menghitung control line X Chart Central Line Central Line merupakan nilai rata-rata total.
24 79 Upper Control Limit (UCL X) Dapat dihitung dengan menggnakan rumus sebagai berikut: UCL X = X + A 2 R UCL X = (1.023 x ) = Dimana nilai A 2 = (lihat tabel of control chart constant) Lower Control Limit (LCL X) Dapat dihitung dengan menggnakan rumus sebagai berikut: LCL X = X A 2 A R LCL X = (1.023 x ) = Dimana nilai A 2 = (lihat tabel of control chart constant) Jika mengunakan X - Bar Control Chart dengan sub group n, maka standard devasi dapat dihitung dengan dengan rumus dibawah ini: σ X ( X X ) = n 1 2 Gambar 4.27 Grafik X-Bar Chart
25 80 R Chart Central Line Central Line merupakan nilai rata-rata total. Upper Control Limit (UCL R) Dapat dihitung dengan menggnakan rumus sebagai berikut: UCL R = R D 4 UCL R = x = Dimana nilai D 4 = (lihat tabel of control chart constant) Lower Control Limit (LCL R) Dapat dihitung dengan menggnakan rumus sebagai berikut: LCL R = D 3 R D 3 LCL R = 0 x = 0 Dimana nilai D 3 = 0 (lihat tabel of control chart constant) Jika mengunakan X - R Control Chart dengan sub group n, maka standar devasi dapat dihitung dengan persamaan : σ = X R d 2 Dimana : R = nilai range dari nilai terbesar nilai terkecil D 2 = nilai konstan yang tergantung dari jumlah sub group n (lihat tabel of control chart constant)
26 81 f. Menghitung Indeks Kapabilitas Proses (Cpk) Indeks Kapabilitas Proses (Cpk) merupakan indeks yang menunjukkan kemampuan suatu proses (dalam jangka pendek) yang memenuhi spesifikasi limit dimana dalam perhitungannya memperhatikan sebaran data dan centering proses. Dan Spesifikasinya adalah sebagai berikut: USL = LSL = Cpk dapat dihitung dengan rumus: Cpk = Z (min) / 3 Dimana : Z (U) = (U( USL X ) σ = ( ) / = Z (L) = ( X L S L ) σ = ( ) / = Cpk = / 3 = Data atau proses diatas menghasilkan nilai cpk = artinya proses tidak mampu / not capable. Cara Membaca Nilai Cpk: Jika Cpk > 1.33 proses dianggap mampu / capable Jika 1.0 Cpk 1.33 proses dianggap mampu namun perlu pengendalian ketat apabila Cp mendekati 1.0 Jika Cpk < 1.33 proses dianggap tidak mampu / not capable
27 82 3. Tahap Analisa (ANALYSE) Fase analisis (analyze) merupakan fase mencari dan menentukan akar atau penyebab dari suatu masalah. Masalah-masalah yang timbul terkadang sangat kompleks sehingga membingungkan antara mana yang akan dan tidak kita selesaikan. Tool yang digunakan dalam tahapan analyze adalah Fishbone Diagram (Diagram tulang ikan). Fishbone Diagram adalah suatu diagram yang dapat menunjukkan penyebab-penyebab dominan yang sering terjadi. Penyebab- penyebab tersebut, biasanya ditinjau dari beberapa faktor, yaitu man, material, method, and machine. Berikut gambar Fishbone Diagram FFCH Out Standard: Material Method Frekuensi Pengecekan kurang Frekuensi Kalibrasi alat kurang FFCH Out Standard Salah Setting Pengetahuan operator kurang Setting machine Kerusakan tooling Man Machine Gambar 4.28 Fishbone Diagram
28 83 Berdasarkan hasil analisa dengan Fishbone Diagram, penyebab Dimensional FFCH sebagai berikut: a. Faktor Man Pengetahuan operator masih kurang karena banyaknya operator baru dengan jam terbang yang masih kurang sehingga di dalam menentukan apa yang seharusnya dilakukan bila terjadi masalah tidak segera mengambil tindakan dengan tepat. Operator salah setting saat menjalankan mesin. b. Faktor Method Frekuensi pengecekan dimensional FFCH kurang Frekuensi kalibrasi alat untuk mengukur dimensional FFCH kurang c. Faktor Machine Setting Machine Setingan mesin yang tidak tepat juga dapat menyebabkan perubahan dimensional FFCH. Kerusakan atau Keausan Tooling Kerusakan atau Keausan tooling juga dapat menyebabkan perubahan dimensional FFCH. 4. Tahap Perbaikan (IMPROVE) Melalui FMEA diketahui penyebab potensial kegagalan yang pada akhirnya muncul rekomendasi action untuk perbaikan. Rekomendasi
29 84 action yang diperoleh itulah yang akan diimplementasikan sebagai upaya improvement. a. Faktor Man On the job training bagi operator baru dengan pendampingan operator senior. Dan pemberian pengetahuan tentang basic setting mesin serta pengoperasian Mengadakan training rutin setiap 6 bulan sekali kepada operator b. Faktor Method Pembuatan SOP kalibrasi untuk alat pengecekan dimensional FFCH Pembuatan SOP tentang cara settingan mesin NNF agar diperoleh dimensional FFCH yang sesuai standar. Melakukan pemeriksaan terhadap setingan mesin NNF 1 kali dalam 24 jam Memperbanyak frekuensi pengecekan Dimensional FFCH biasanya 1 shift 2 kali menjadi 1 shift 4 kali c. Faktor Machine Melakukan Setting mesin dan mengikuti standar peyetingan mesin atau mengikuti panduan buku mesin Mengganti Tooling yang telah aus atau rusak.
30 85 Memeriksa kerusakan dan keausan tooling sesering mungkin agar tidak terjadi FFCH out standard yang disebabkan oleh kerusakan dan keausan tooling. 5. Tahap Pengontrolan (CONTROL) Tahap pengontrolan adalah salah satu alat penting karena control merupakan alat untuk menjaga improvement yang telah dilakukan, dengan menjalankan SOP yang telah dibuat dengan benar dan melaksanakan prosedur tersebut sesuai ketentuan sehingga akan didapatkan kualitas kaleng yang sesuai standar dan dapat memenuhi keinginan pelangggan. Tahap pengontrolan ini dilakukan oleh departemen produksi dan QA, agar kualitas kaleng tetap terjaga sesuai dengan standar, dan akhirnya juga akan berimbas pada tercapainya tujuan utama dari perusahaan yaitu memenuhi keinginan pelangan baik dalam hal Mutu, Kualitas dan Jumlah.
MENGUKUR KEMAMPUAN PROSES FACTORY FINISH CAN HEIGHT PADA MESIN NECKER NECKER FLANGER DENGAN METODE SPC DI PT. CONPAC
MENGUKUR KEMAMPUAN PROSES FACTORY FINISH CAN HEIGHT PADA MESIN NECKER NECKER FLANGER DENGAN METODE SPC DI PT. CONPAC SKRIPSI Diajukan Untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. United Can Co. Ltd adalah sebuah perusahaan yag bergerak dalam bidang industri kemasan
Lebih terperinciAplikasi Statistik Pada Industri Manufaktur. SPC,I/Rev.03 Copyright Sentral Sistem Mei 08
Aplikasi Statistik Pada Industri Manufaktur 1 Why Statistik Kecepatan Produksi sangat cepat, pengecekan 100% sulit dilakukan karena tidak efisien Cycle time produksi motor di AHM : 1,7 menit Cycle time
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. bisnis dituntut untuk mampu menghasilkan output baik barang maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Untuk dapat unggul dalam persaingan bisnis global, setiap organisasi bisnis dituntut untuk mampu menghasilkan output baik barang maupun jasa yang berkualitas
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Menganalisis CTQ ( Critical to Quality) Mengidentifikasi Sumber-sumber dan Akar Penyebab Kecacatan
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Dari perhitungan yang telah dilakukan didapatkan nilai sigma untuk data atribut produk wajan super ukuran 20 sebesar 3,53. 5.1.1 Menganalisis CTQ (Critical to Quality)
Lebih terperinciMetode Training SPC TIDAK FOKUS PADA CARA MELAKUKAN PERHITUNGAN STATISTIK TAPI
Metode Training SPC TIDAK FOKUS PADA CAA MELAKUKAN PEHITUNGAN STATISTIK TAPI MENGAJAKAN KONSEP STATISTIK SECAA MENDALAM, APLIKASI STATISTIK, TEMASUK TEKNIK SAMPLING DISETAI VIDEO SIMULASI, STUDI KASUS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang
Lebih terperinciPenerapan Metode DMAIC di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa Timur. Oleh Zubdatu Zahrati Dosen Pembimbing : Dra.
Penerapan Metode DMAIC di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa Timur Oleh Zubdatu Zahrati 32 05 004 Dosen Pembimbing : Dra. Lucia Aridinanti Pendahuluan Latar Belakang Permasalahan Tujuan Manfaat Batasan
Lebih terperinciSPC Copyright Sentral Sistem March09 - For Trisakti University. Aplikasi Statistik pada Industri Manufaktur
Aplikasi Statistik pada Industri Manufaktur Why Statistic? Kecepatan Produksi sangat cepat, pengecekan 00% sulit dilakukan karena tidak efisien Cycle time produksi motor di AHM : 9 detik Cycle time produksi
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 TAHAP ANALISIS (ANALYSE) Setelah di lakukan pengukuran maka dilakukan analisis permasalahan. Aktivitas utama tahap analisis adalah menentukan faktor penyebab cacat dengan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec,
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define Aktivitas proses produksi di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Semarang Plant Central java ini dianalisis menggunakan diagram SIPOC (Supplier-Input-Proccess-Output- Customer).
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengambilan data yang dilakukan penulis menggunakan data primer dan sekunder yang didapatkan pada Lini 2 bagian produksi Consumer Pack, yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pemilihan Produk Pada penulisan Tugas Akhir ini penulis memilih meneliti Botol Citra Lasting White 250 ml. Botol Citra 250 ml merupakan botol yang berisikan cairan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar belakang
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISIS
BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Hasil Penelitian Hasil dari pengolahan data pada metode DMAIC dalam tahap penentuan (Define) dan tahap pengukuran (Measure) adalah terungkapnya faktor-faktor yang menjadi sumber
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama Temuan utama dari Penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB V PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian dengan judul Analisis Pengendalian Dan Perbaikan Kualitas Proses Produksi Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) di PT. Surya Toto Indonesia, Tbk. adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT SEI Bogor pada Bulan September 2016 sampai dengan Bulan Desember 2016. PT SEI Bogor merupakan perusahaan yang bergerak
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Mulai. Studi Literatur. Pembuatan Fishbone Diagram. Analisa Penyebab Problem. Penarikan Kesimpulan.
33 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Mulai Studi Literatur Proses Pengambilan Data Pembuatan Fishbone Diagram Analisa Penyebab Problem Penarikan Kesimpulan Selesai Gambar 4.1 Alur Proses
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa peta kendali dan kapabilitas proses. Dari gambar 4.7 peta kendali X-bar dan R-bar bulan Januari 2013, dapat
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa peta kendali dan kapabilitas proses Dari gambar 4.7 peta kendali X-bar dan R-bar bulan Januari 2013, dapat dijelaskan sebagai berikut: Garis berwarna hijau adalah Mean (rata-rata
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Untuk mencari akar penyebab masalah maka data harus dianalisa untuk menghasilkan perbaikan yang tepat. Hasil pengolahan data pada bab IV dijadikan
Lebih terperincimemuaskan pelanggan dan memenangkan persaingan PT. ITS selalu berasaha mengurangi adanya aktivitas tambahan atau pemborosan yang disebabkan karena
BABV PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define (Pendefinisian) PT. Indonesia Toray Synthetics (PT. ITS) merupakan perusahaan manufaktur dengan sistem produksi make to order, dimana proses produksi dilakukan berdasarkan
Lebih terperinciPERBAIKAN KUALITAS PRODUK SPRITE CAN 250ML MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL
Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 4 2016 ISSN : 2339028X PERBAIKAN KUALITAS PRODUK SPRITE CAN 250ML MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL Much. Djunaidi *), Dilla Rahma Yunita 2) 1,2) Teknik
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Evaluasi Kinerja Setelah seluruh data yang diperlukan terkumpul, data tersebut akan diolah melalui 5 fase dalam Six Sigma yang disebut Six Sigma Improvement Framework atau
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selama proses analisa perbaikan, antara lain adalah : penyelesaian masalah terhadap semua kasus klaim yang masuk.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Data Untuk mempermudah identifikasi masalah, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan dan digunakan sebagai latar
Lebih terperinciBAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan di awal yang kemudian diolah dan diproses menjadi informasi yang berguna. Sebelum dilakukan pengumpulan data langkah pertama yang
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. atribut dilakukan dengan menggunakan diagram pareto untuk mengetahui CTW. Circumference RTD
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Pareto Chart Setelah dilakukan pengumpulan data pengolahan data pada bab sebelumnya, maka selanjutnya dilakukan analisa dan pembahasan. Analisa data atribut dilakukan
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi masalah Pada bagian produksi di Stamping Plant PT. Astra Daihatsu Motor, banyak masalah yang muncul berkaitan dengan kualitas yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
94 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi pemecahan masalah (flow diagram) merupakan diagram yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMBAHASAN
BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Tahap Analyze Pada tahap analyze ini dilakukan analisa faktor faktor penyebab kecacatan dengan menggunakan fishbone diagram, diagram pareto dan yang terakhir teknik 5 why analysis.
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1. Profil Perusahaan PT. United Can Company. Ltd adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan kaleng. Awal didirikan pada tahun 1952
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode
Lebih terperinciANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009
ANALISIS DATA 4.1 FASE ANALISA Fase ini merupakan fase mencari dan menentukan akar sebab dari suatu masalah. Kemudian, dilakukan brainstroming dengan pihak perusahaan untuk mengidentifikasi akar permasalahan
Lebih terperinciAnalisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java
Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java Arkan Addien 1), Pringgo Widyo Laksono 2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciBAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 6.1. AnalisisTahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. sebelumnya telah dibahas pada bab sebelumnya (Bab IV). Dimana cacat yang terjadi
BAB V ANALISA HASIL Dalam bab ini akan membahas tentang analisa hasil pengendalian proses yang sebelumnya telah dibahas pada bab sebelumnya (Bab IV). Dimana cacat yang terjadi pada proses powder coating
Lebih terperinciDiajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarajana Strata Satu (S1)
USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK PENYANGGA AKI MOTOR HONDA VARIO TECHNO PART STAY D ECCU MENGGUNAKAN METODE DMAIC PADA PT. ADHI WIJAYACITRA Nama : Muhammad Robiesa Npm : 30409301 Jurusan : Teknik Industri
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan perkalengan ini telah lama berdiri sejak tahun 60-an. Bermula dari yang merupakan gabungan dari perusahaan perkalengan di Indonesia
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISA
BAB V HASIL DAN ANALISA 1.1 Tahap Analyze 1.1.1 Diagram Pareto Pada tahapan Analyse diagram pareto berguna untuk membantu mengurutkan prioritas penyelesaian masalah yang harus dilakukan. Yaitu melakukan
Lebih terperinciPengendalian Kualitas Kadar Air Produk Kerupuk Udang Berbasis SNI Menggunakan Statistical Quality Control Method
Pengendalian Kualitas Kadar Air Produk Kerupuk Udang Berbasis SNI Menggunakan Statistical Quality Control Method Debrina Puspita Andriani *1), Destantri Anggun Rizky 2), Unggul Setiaji 3) 1,2,3) Jurusan
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Umum Pada penelitian ini dilakukan pengamatan langsung terhadap aliran proses produk dan pengumpulan data-data yang dibutuhkan di PT XYZ. Data-data tersebut kemudian
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya
Lebih terperinci3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan di PT United Can Company Ltd. yang berlokasi di Jalan Daan Mogot Km. 17, Kalideres Jakarta Barat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah quality improvement muncul dikarenakan persaingan telah menuntut semua organisasi dan perusahaan untuk semakin inovatif dalam memenuhi keinginan pelanggan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang
Lebih terperinciDAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI...
ABSTRAK PT Wahana Pancha Nugraha, Bandung adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan Parts Manufacturing. Salah satu produk yang dihasilkan dari perusahaan ini adalah Dies mesin tablet untuk pharmaceutical
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 1. Profil Perusahaan PT. Gelora Aksara Pratama (Erlangga Group) merupakan perusahaan percetakan yang berdiri pada tahun 1987. PT. Gelora Aksara Pratama dimulai
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HASIL
BAB V ANALISIS HASIL 5.1. Tahap Pemeriksaan Peta Kontrol Mutu PSF Pemeriksaan peta kontrol mutu PSF hasil proses pengolahan bertujuan untuk mencegah berlanjutnya pengolahan PSF yang tidak memenuhi syarat
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
03 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pengumpulan Data Pada tahap pengumpulan data ini, akan disampaikan informasi-informasi mengenai situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan selama kegiatan proses pengemasan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Produksi Botol Kemasan Sabun Lifebuoy Bahan baku utama untuk pembuatan botol kemasan sabun lifebuoy adalah biji plastik berwarna putih yang sudah memenuhi standar
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sehubungan dengan topik penelitian ini, yaitu untuk mengetahui pengaruh titanium dalam paduan Aluminium AA3104 terhadap mampu bentuk pada proses drawn wall ironing
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISA PRODUKTIVITAS PADA LINI PRODUKSI DI PT ARJUNA TERANG PRIMA
TUGAS AKHIR ANALISA PRODUKTIVITAS PADA LINI PRODUKSI DI PT ARJUNA TERANG PRIMA Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Doni Hartanto
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. PIMS Indonesia, Jl. Ciputat Raya No. 5, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12240, Indonesia.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dunia automotive di Indonesia menunjukkan perkembangan yang signifikan. Menurut harian Bisnis Indonesia pada 29 Maret 2012, peningkatan penjualan kendaraan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rangkaian Penelitian Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh titanium dalam paduan aluminium AA3104 terhadap mampu bentuk
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa hasil data Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data maka akan dianalisa untuk menentukan prioritas perbaikan item dari problem sehingga akan diperoleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan pada proses bahan baku, proses produksi, dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan Sejarah berdirinya PT United Can Co. Ltd. bermula pada tahun 1952, dengan nama China Can Company berdiri pertama kali
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Tahap Analisis (Analyse) Untuk mengetahui penyebab terjadi, Maka digunakan analisa Fish Bone diagram berdasarkan faktor material, machine, man dan method seperti gambar
Lebih terperinciBAB I PENDAHAHULUAN I.1
BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar
Lebih terperinciBAB V ANALISA DATA DAN HASIL
BAB V ANALISA DATA DAN HASIL 5.1 Analisis Bagan Kendali X-bar dan R Dalam analisis bagan kendali x-bar dan R ditampilkan dalam bentuk grafik dari pengukuran kekilauan pengecatan Spool pipe dan Struktur.
Lebih terperinciSTRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL
STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL Mila Faila Sufa * 1, Dina Ariningsih 2 1,2 Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl.A. Yani Tromol Pos 1 Kartasura
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Kualitas merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Kualitas secara langsung
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam mengelolah suatu perusahaan atau organisasi dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Manajemen
Lebih terperinciBAB V ANALISA / PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA / PMAHAN MASALAH Dari hasil pengolahan data yang dilakukan untuk produk Botol itra Lasting White 250 ml diketahui bahwa adanya tingkat pengukuran atau indikator dalam mengatasi berbagai cacat
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPABILITAS PROSES DALAM PENENTUAN LEVEL SIGMA DAN DPMO
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPABILITAS PROSES DALAM PENENTUAN LEVEL SIGMA DAN DPMO Huwae Elias P Progam Studi Teknik Manajemen Industri, STMI Jakatra ABSTRAK Kualitas merupakan salah satu
Lebih terperinciABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Dewasa ini tuntutan pelanggan terhadap kualitas produk semakin meningkat, sehingga perusahaan perlu memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya agar mampu bersaing di pasar dan mempertahankan
Lebih terperinciANALISA CACAT PADA KEMASAN GARAM MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL
ANALISA CACAT PADA KEMASAN GARAM MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL Dwi Hadi Sulistyarini 1) 1) Teknik Industri, Universitas Brawijaya Jl. M.T. Haryono 167 Email : dwihadi@ub.ac.id Abstrak. UD Podo
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Tahapan Penelitian 3.1.1 Identifikasi Dan Perumusan Masalah Langkah ini merupakan langkah awal untuk melakukan penelitian dengan melakukan observasi ke unit
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process
70 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil control chart PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process Control. Sebagai langkah awal penulis mencoba menganalisa data volume produk
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Hasil Pengumpulan Data Sebelum dilakukan pengolahan data, dalam melakukan penelitian ini data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian pada PT. FEDERAL KARYATAMA dalam periode
Lebih terperinciMETODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data
30 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Tunamerupakan komoditas komersial tinggi dalam perdagangan internasional. Salah satu bentuk olahan tuna adalah tuna loin, tuna steak, dan tuna saku. Tuna loin merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Istilah quality improvement muncul dikarenakan persaingan telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah quality improvement muncul dikarenakan persaingan telah menuntut semua organisasi dan perusahaan untuk semakin inovatif dalam memenuhi keinginan pelanggan.
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Berikut ini adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data: Mula i Observasilapangan / studi awal Studipusta ka Identifikasi dan perumusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan masalah Bagaimana cara pengendalian kualitas proses statistik pada data variabel.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengendalian Kualitas Statistik (Statistical Quality Control) secara garis besar digolongkan menjadi dua, yakni pengendalian proses statistik (statistical process control)
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
35 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode dasar analisis deskriptif analitis. Metode ini berkaitan dengan pengumpulan data yang berguna untuk memberikan gambaran
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari pengolahan data pada bab sebelumnya di peroleh hasil bahwa data yang telah di kumpulkan layak untuk di olah dalam proses pengolahan data, dan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Berdasarkan sifatnya, maka penelitian ini digolongkan sebagai penelitian deskriptif (descriptif research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan terhadap
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep SPC dan Pengendalian Kualitas Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dalam dunia industri manufaktur adalah kualitas dari produk maupun
Lebih terperinciMINIMASI NG BINTIK PADA PROSES PENGECATAN PART FRONT FENDER 1PA RED MET 7 DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PT. ABC
MINIMASI NG BINTIK PADA PROSES PENGECATAN PART FRONT FENDER 1PA RED MET 7 DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PT. ABC Cyrilla Indri Parwati 1) 1) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) Rika Gracia *), Arfan Bakhtiar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciMETODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data
21 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ikan Tuna (Thunnus sp.) merupakan salah satu komoditas perikanan Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan mampu menembus pasar internasional. Salah satu
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Pembuatan Diagram Sebab Akibat. Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa 5.1.1 Pembuatan Diagram Sebab Akibat Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan yang dihadapi dengan kemungkinan penyebabnya serta faktor-faktor yang
Lebih terperinciANANALISIS EFISIENSI SISTEM PEMBAKARAN PADA BOILER DI PLTU UNIT III PT.PJB UP GRESIK DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC)
ANANALISIS EFISIENSI SISTEM PEMBAKARAN PADA BOILER DI PLTU UNIT III PT.PJB UP GRESIK DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) Oleh: INTAN ALIFIYAH ILMI NRP. 2406 00 063 Pembimbing: Ir. Ya umar,
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian dilakukan pada PT Tirta Agung Wijaya yang merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan di area Jawa Tengah. Pengamatan
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL Analisa Masalah Pada Varian Produk Liner. mencegah terjadinya isu produk miscount (isi kurang), maka
BAB V ANALISA HASIL 5.1. Analyze 5.1.1. Analisa Masalah Pada Varian Produk Liner Untuk mengetahui tindakan apa yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya isu produk miscount (isi kurang), maka terlebih
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, diperlukan adanya desain atau skema langkah penelitian sebagai acuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semua perusahaan yang berkeinginan untuk mempertahankan bisnisnya di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Asal Masalah Semua perusahaan yang berkeinginan untuk mempertahankan bisnisnya di tengah persaingan, globalisasi dan pasar bebas dewasa ini tidak bisa hanya berdiam diri dan mengandalkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Pengaruh titanium..., Caing, FMIPA UI., 2009.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi kemasan kaleng, khususnya kaleng dua bagian yang terbuat dari aluminium (two-piece aluminum can) bergerak sangat pesat, baik dari segi teknologi mesin,
Lebih terperinciPengendalian Kualitas Produksi di PT. IGLAS (Persero) Gresik dengan Menggunakan Peta Kendali c
Pengendalian Kualitas Produksi di PT. IGLAS (Persero) Gresik dengan Menggunakan Peta Kendali c Oleh : Kristel Herdyana 309 030 00 Dosen Pembimbing : Wibawati, S. Si, M. Si 97423 99802 2 00 Jurusan Statistika
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
54 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam melakukan penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya masalah, data untuk mengukur kinerja saat ini (saat pengamatan
Lebih terperinciCOATING DI PT INDOKONVERTA INDAH
MEMPELAJARI PROSES PRODUKSI PADA BAGIAN COATING COATING DI PT INDOKONVERTA INDAH Fachmi Ginasty/ 35409301 PENDAHULUAN Latar Belakang Proses produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan
Lebih terperinci