LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN TAHUN 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN TAHUN 2016"

Transkripsi

1 LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN TAHUN 2016 Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan 2017

2 KATA PENGANTAR Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mempunyai tugas mengamankan areal tanaman pangan dari gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI) sehingga produksi tercapai baik secara kualitas, kuantitas, dan kontinuitas. Sesuai dengan tugas tersebut Tahun 2016 telah dilaksanakan berbagai kegiatan dalam rangka pencapaian target dimaksud. Laporan Tahunan ini sebagai bahan evaluasi dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, yang dijabarkan dalam visi, misi, dan tujuan serta sasaran program dan kegiatan. Laporan ini menyajikan capaian pelaksanaan program dan kegiatan, serta permasalahan dalam pencapaian kegiatan dan program tersebut. Laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi dan sebagai bahan pemantapan program pembangunan tanaman pangan, khususnya dalam upaya pengamanan produksi pada periode mendatang. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan laporan ini, kami sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih. Jakarta, Februari 2017 Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Dr. Ir. Dwi Iswari, M.Sc.P NIP Laporan Tahunan 2016 i

3 RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Dalam rangka Rencana Strategis Kementerian Pertanian, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menargetkan pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan padi, jagung, dan kedelai pada Tahun Upaya mendukung pencapaian target tersebut Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mempunyai tugas mengamankan areal tanaman pangan dari gangguan Organisme Penganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI). Sasaran pengamanan areal tanam dari serangan OPT dan terkena DPI untuk padi sebesar 93% dari areal tanaman, jagung 98% dari areal tanaman, kedelai 97% dari areal tanaman, kacang tanah 98% dari areal tanaman, kacang hijau 98% dari areal tanaman, ubi kayu 98% dari areal tanaman, dan ubi jalar 98% dari areal tanaman. 2. Pengamanan areal tanaman pangan dari gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI), dilaksanakan melalui berbagai kegiatan perlindungan tanaman pangan. Sesuai dengan sumberdaya yang tersedia, pada Tahun 2016 telah dilakukan kegiatan yang meliputi : I. Kegiatan Dekonsentrasi: a. Penerapan Pengendalin Hama Terpadu (PPHT) b. Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (PPDPI) c. Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (Gerdal OPT) II. Kegiatan Pusat 3. Luas areal pertanaman padi yang terkena serangan OPT utama, banjir dan kekeringan seluas ha (puso: ha) atau 1,80% dari total luas tanam padi seluas ha. Dengan adanya upaya pengendalian OPT dan DPI selama tahun 2016, areal yang dapat diamankan dari OPT dan DPI seluas ha atau mencapai 98,20% dari total luas tanam. Dibandingkan dengan target tahun 2016 Laporan Tahunan 2016 ii

4 (93%), maka capaian pengamanan areal pertanaman padi melebihi dari target sebesar 105,59%. 4. Luas areal pertanaman jagung yang terkena serangan OPT utama, banjir dan kekeringan seluas ha (puso: ha) atau 1,38% dari total luas tanam jagung seluas ha. Dengan adanya upaya pengendalian OPT dan DPI selama tahun 2016, areal yang dapat diamankan dari OPT dan DPI seluas ha atau mencapai 98,62% dari total luas tanam. Dibandingkan dengan target tahun 2016 (98%), maka capaian pengamanan areal pertanaman jagung melebihi target sebesar 100,63%. 5. Luas areal pertanaman kedelai yang terkena serangan OPT utama, banjir dan kekeringan seluas ha (puso: ha) atau 3,21% dari total luas tanam kedelai seluas ha. Dengan adanya upaya pengendalian OPT dan DPI selama tahun 2016, areal yang dapat diamankan dari OPT dan DPI seluas ha atau mencapai 96,79% dari total luas tanam. Dibandingkan dengan target tahun 2016 (97%), maka capaian pengamanan areal pertanaman kedelai melebihi target sebesar 99,79%. 6. Luas areal pertanaman kacang tanah yang terkena serangan OPT utama, banjir dan kekeringan seluas ha (puso: 171 ha) atau 0,45% dari total luas tanam kacang tanah seluas ha. Dengan adanya upaya pengendalian OPT dan DPI selama tahun 2016, areal yang dapat diamankan dari OPT dan DPI seluas ha atau mencapai 99,55% dari total luas tanam. Dibandingkan dengan target tahun 2016 (97%), maka capaian pengamanan areal pertanaman kacang tanah melebihi target sebesar 101,58%. 7. Luas areal pertanaman kacang hijau yang terkena serangan OPT utama, banjir dan kekeringan seluas 809 ha (puso: 33 ha) atau 0,37% dari total luas tanam kacang hijau seluas ha. Dengan adanya upaya pengendalian OPT dan DPI selama tahun 2016, areal yang dapat diamankan dari OPT dan DPI seluas ha atau mencapai 99,63% dari total luas tanam. Dibandingkan dengan target tahun 2016 (97%), Laporan Tahunan 2016 iii

5 maka capaian pengamanan areal pertanaman kacang hijau melebihi target sebesar 101,67%. 8. Luas areal pertanaman ubi kayu yang terkena serangan OPT utama, banjir dan kekeringan seluas 654 ha (puso: 178 ha) atau 0,08% dari total luas tanam ubi kayu seluas ha. Dengan adanya upaya pengendalian OPT dan DPI selama tahun 2016, areal yang dapat diamankan dari OPT dan DPI seluas ha atau mencapai 99,92% dari total luas tanam. Dibandingkan dengan target tahun 2016 (97%), maka capaian pengamanan areal pertanaman ubi kayu melebihi target sebesar 101,96%. 9. Luas areal pertanaman ubi jalar yang terkena serangan OPT utama, banjir dan kekeringan seluas 201 ha (puso: 30 ha) atau 0,21% dari total luas tanam ubi jalar seluas ha. Dengan adanya upaya pengendalian OPT dan DPI selama tahun 2016, areal yang dapat diamankan dari OPT dan DPI seluas ha atau mencapai 99,79% dari total luas tanam. Dibandingkan dengan target tahun 2016 (97%), maka capaian pengamanan areal pertanaman ubi jalar melebihi target sebesar 101,83%. 10. Realisasi pelaksanaan Penerapan PHT skala luas tanaman padi sebanyak 539 unit ( ha) atau 96,94%, dari rencana 556 unit ( ha), Jagung sebanyak 28 unit (420 ha) atau 90,32% dari rencana 31 unit (465 ha), kedelai sebanyak 19 unit (190 ha). Realisasi pelaksanaan Penerapan Penanganan DPI sebanyak 29 unit (290 ha) mencapai 90,63% dari rencana 32 unit (320 ha). 11. Realisasi gerakan pengendalian (gerdal) OPT padi sebanyak 424 kali ( ha) atau 75,44% dari rencana 562 kali ( ha), realisasi gerdal OPT padi bersama TNI sebanyak 9 kali (360 ha) atau 47,37% dari rencana 19 kali (760 ha), gerdal OPT jagung sebanyak 62 kali (1.860 ha) atau 59,62% dari rencana 104 kali (3.120 ha), gerdal OPT kedelai sebanyak 29 kali (435 ha) atau 58% dari rencana 50 kali (750 ha). Laporan Tahunan 2016 iv

6 12. Selain kegiatan yang telah dilakukan diatas, untuk penanganan banjir, kekeringan dan menekan luas dan intensitas serangan OPT utama, juga dilakukan kegiatan antara lain pengiriman informasi prakiraan iklim dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kepada Gubernur, pengiriman surat kewaspadaan peningkatan serangan OPT, dan langkah operasional penanganannya kepada Gubernur, konsolidasi petugas, pembentukan POSKO Pengendalian OPT (tingkat Kabupaten, Kecamatan, dan desa), menurunkan tim pemantauan dan bimbingan teknis (provinsi, kabupaten, kecamatan), dan penyediaan bantuan pestisida cadangan nasional. 13. Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan perlindungan tanaman pangan yaitu beragamnya kelembagaan perlindungan tanaman di daerah, terbatasnya kuantitas dan kualitas THL Tenaga Bantu POPT-PHP, ketergantungan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, kurang lancarnya arus informasi/pelaporan, belum optimalnya koordinasi penanganan OPT, perubahan iklim dan faktor lingkungan yang kurang mendukung, dan belum optimalnya pemberdayaan kelembagaan PHT di tingkat lapangan (LPHP, BPT, PPAH, dan alumni SLPHT). Laporan Tahunan 2016 v

7 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... RINGKASAN EKSEKUTIF... DAFTAR ISI.... DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tugas, Fungsi dan Kewenangan Visi Misi Strategi Target Kinerja Kegiatan Arah Kebijakan... Halaman II. PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN Capaian Kinerja Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Tahun Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI Tahun Pelaksanaan Kegiatan Tahun Pengelolaan Anggaran dan Sumberdaya Manusia Permasalahan... III. PENUTUP i ii vi vii viii ix x Laporan Tahunan 2016 vi

8 DAFTAR TABEL Tabel Hal 1. Capaian Indikator Kinerja Utama Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun Luas Areal Aman dari OPT dan DPI Tahun Pegawai Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun Laporan Tahunan 2016 vii

9 Grafik DAFTAR GRAFIK Hal 1. Realisasi Fisik dan Anggaran Kegiatan PPHT Tahun Realisasi Fisik dan Anggaran Kegiatan Gerakan Pengendalian Tahun Laporan Tahunan 2016 viii

10 Gambar DAFTAR GAMBAR Hal Penerapan PHT Serealia Menggunakan Tanaman Refugia... Penanganan DPI pada Lahan Pertanaman Padi... Penyegaran Petugas Lapangan Perlindungan Tanaman Pangan Wilayah Barat, Tengah, dan Timur... Temu Teknologi Pengendalian OPT Berwawasan PHT pada Tanaman serealia Penyusunan Success Story SLPHT... Temu Lapang dalam Rangka Panen PPHT... Rapat Koordinasi Teknis Kegiatan Perlindungan Tanaman Pangan Optimalisasi Pengelolaan Brigade Proteksi Tanaman... Focuss Group Discussion Penanggulangan DPI Laporan Tahunan 2016 ix

11 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Hal 1. Realisasi Pelaksanaan PPHT Pada Tanaman Padi Tahun Realisasi Pelaksanaan PPHT Pada Tanaman Jagung Tahun Realisasi Pelaksanaan PPHT Pada Tanaman Kedelai Tahun Realisasi Pelaksanaan PPDPI Pada Tanaman Padi Tahun Realisasi Pelaksanaan Gerakan Pengendalian Pada Tanaman Padi Tahun Realisasi Pelaksanaan Gerakan Pengendalian Pada Tanaman Jagung Tahun Realisasi Pelaksanaan Gerakan Pengendalian Pada Tanaman Kedelai Tahun Realisasi Pelaksanaan Gerakan Pengendalian Pada Bersama TNI Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi Tahun Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Tahun Daftar Inventaris Kendaraan Roda 2 dan 4 Direktorat Perlindungan 6 Tanaman Pangan Daftar Pegawai Yang Naik Pangkat Pada Tahun Daftar Pegawai Yang Naik Gaji Berkala Pada Tahun Laporan Tahunan 2016 x

12 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pertanian yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 09/Permentan/RC.020/3/2016 tanggal 8 Maret 2016, menetapkan 11 sasaran strategis yang merupakan indikator kinerja Kementerian Pertanian. Sasaran yang ingin dicapai dalam periode adalah:1) meningkatnya produksi padi, jagung, kedelai, daging dan gula; 2) terjaminnya distribusi pangan; 3) meningkatnya akses dan pemanfaatan pangan dan gizi; 4) meningkatnya konsumsi pangan lokal; 5) stabilnya produksi cabai dan bawang merah; 6) berkembangnya produk dan nilai tambah dan berdaya saing; 7) tersedianya bahan baku bioindustri dan bioenergi; 8) meningkatnya kualitas sumberdaya insani petani; 9) meningkatnya pendapatan keluarga petani; 10) meningkatnya kualitas aparatur dan layanan kelembagaan pertanian; serta 11) meningkatnya akuntabilitas kinerja Kementerian Pertanian. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan berperan penting dalam mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan padi, jagung, dan kedelai pada Tahun Untuk mendukung pencapaian target tersebut, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan memiliki peran strategis dalam pengamanan areal pertanaman dari serangan Organisme Penganggu Tumbuhan (OPT) dan terkena Dampak Perubahan Iklim (DPI). Sasaran pengamanan areal pertanaman dari serangan OPT dan terkena DPI untuk padi sebesar 93% dari areal tanaman, jagung 98% dari areal tanaman, kedelai 97% dari areal tanaman, kacang tanah 98% dari areal tanaman, kacang hijau 98% dari areal tanaman, ubi kayu 98% dari areal tanaman, dan ubi jalar 98% dari areal tanaman aman dari gangguan OPT dan DPI. Laporan Tahunan

13 1.2. Tugas, Fungsi, dan Kewenangan Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 43/Permentan/ OT.010/8/2015 tanggal 21 Agustus 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian hama dan penyakit dan perlindungan tanaman. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan menyelenggarakan fungsi, sebagai berikut : 1. Pengelolaan data dan informasi organisme pengganggu tumbuhan; 2. Peningkatan kapasitas kelembagaan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan; 3. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta penanggulangan dampak iklim; 4. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta penanggulangan dampak iklim; 5. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta penanggulangan dampak iklim; 6. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta penanggulangan dampak iklim; 7. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta penanggulangan dampak iklim; dan 8. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan didukung oleh empat subdirektorat, satu subbagian tatausaha dan satu jabatan fungsional : a. Subdirektorat Data dan Kelembagaan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan, b. Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Serealia, Laporan Tahunan

14 c. Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Aneka Kacang dan Umbi, d. Subdirektorat Penanggulangan Dampak Perubahan Iklim, e. Subbagian Tata Usaha, dan f. Kelompok Jabatan Fungsional Subdirektorat Data dan Kelembagaan Pengendalian OPT Subdirektorat Pengelolaan Data dan Kelembagaan OPT mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan data organisme pengganggu tumbuhan dan penyiapan peningkatan kapasitas kelembagaan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan. Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Subdirektorat Data dan Kelembagaan Pengendalian OPT menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. Pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data organisme pengganggu tumbuhan; dan b. Pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data kelembagaan pengendalian organisme penganggu tumbuhan Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Serealia Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Serealia mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia. Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Serealia menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan teknologi pengendalian hama terpadu dan pengelolaan sarana pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan teknologi pengendalian hama terpadu dan pengelolaan sarana pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia; Laporan Tahunan

15 c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peningkatan teknologi pengendalian hama terpadu dan pengelolaan sarana pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia; d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan teknologi pengendalian hama terpadu dan pengelolaan sarana pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia; dan e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan teknologi pengendalian hama terpadu dan pengelolaan sarana pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia; Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Aneka Kacang dan Umbi Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Aneka Kacang dan Umbi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan aneka kacang dan umbi. Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Aneka Kacang dan Umbi menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan teknologi pengendalian hama terpadu dan pengelolaan sarana pengendalian organisme pengganggu tumbuhan aneka kacang dan umbi; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan teknologi pengendalian hama terpadu dan pengelolaan sarana pengendalian organisme pengganggu tumbuhan aneka kacang dan umbi; c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peningkatan teknologi pengendalian hama terpadu dan pengelolaan sarana pengendalian organisme pengganggu tumbuhan aneka kacang dan umbi; Laporan Tahunan

16 d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan teknologi pengendalian hama terpadu dan pengelolaan sarana pengendalian organisme pengganggu tumbuhan aneka kacang dan umbi; dan e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan teknologi pengendalian hama terpadu dan pengelolaan sarana pengendalian organisme pengganggu tumbuhan aneka kacang dan umbi Subdirektorat Dampak Perubahan Iklim Subdirektorat Dampak Perubahan Iklim mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penanggulangan dampak perubahan iklim. Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Subdirektorat Dampak Perubahan Iklim menyelenggarakan fungsi, sebagai berikut: a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang penanggulangan dampak kebanjiran dan kekeringan; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan dampak kebanjiran dan kekeringan; c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penanggulangan dampak kebanjiran dan kekeringan; d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penanggulangan dampak kebanjiran dan kekeringan; dan e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang bidang penanggulangan dampak kebanjiran dan kekeringan Subbag Tata Usaha Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga dan surat menyurat serta kearsipan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. Bentuk kegiatan kegiatan dalam mencapai target kinerja output tata usaha adalah : Laporan Tahunan

17 a. Laporan kegiatan ketatausahaan perlindungan tanaman pangan b. Pengembangan kesekretariatan Perlindungan Tanaman Pangan c. Sewa operasional kendaraan kantor Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jenjang jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bentuk kegiatan dalam mencapai target kinerja output fungsional adalah : a. Penyusunan dan pengelolaan warta perlintan b. Sosialisasi Sistem Kompetensi Kerja Nasiona Indonesia dan Konsultasi Pra Asesmen c. Pengembangan jabatan fungsional Dalam upaya meningkatkan kegiatan peramalan OPT, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan didukung oleh satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) yaitu Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) yang berkedudukan di Jatisari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Untuk pelaksanaan pengujian mutu dan residu pestisida, pupuk, dan produk tanaman, didukung oleh Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT) yang berkedudukan di Jakarta. Pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi perlindungan tanaman pangan di daerah dilaksanakan oleh 33 Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPTD-BPTPH) dan Bidang yang menangani perlindungan tanaman pangan. Dengan perangkat tersebut diharapkan segala permasalahan perlindungan tanaman yang timbul di daerah dapat diatasi secara cepat. Laporan Tahunan

18 Struktur Organisasi Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Berdasarkan Permentan No. 43/Permentan/OT.010/8/ Visi Terwujudnya pengamanan areal tanaman pangan dari serangan OPT dan terkena DPI (banjir dan kekeringan) melalui penerapan sistem pengendalian hama terpadu dan adaptasi perubahan iklim 1.4. Misi Misi Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan yaitu : a. Meningkatkan pengamatan dan sistem peringatan dini OPT dan DPI. b. Meningkatkan gerakan pengendalian OPT dan penanganan DPI. c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia perlindungan tanaman. d. Meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan perlindungan tanaman pangan. e. Meningkatkan penyediaan sarana penanggulangan OPT dan DPI. Laporan Tahunan

19 1.5. Strategi Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dengan memperhatikan sumberdaya organisasi dan kondisi lingkungan strategis yang terjadi, telah ditetapkan strategi pencapaian tujuan dan sasaran yaitu : a. Penguatan Pengamatan Pengendalian Dini; b. Penerapan Teknologi; c. Penguatan Kelembagaan; d. Penguatan SDM; e. Penyediaan Sarana Pengendalian OPT 1.6. Target Kinerja Laporan Tahunan

20 Kondisi pencapaian indikator-indikator tersebut saat ini dan yang diinginkan pada tahun sebagai berikut: Pengamanan Areal Tanaman Pangan dari Serangan OPT dan Terkena DPI Areal tanaman pangan aman dari serangan OPT dan terkena DPI (banjir dan kekeringan) meliputi: PADI JAGUNG KEDELAI K.TANAH K. HIJAU UBI KAYU UBI JALAR 93% 98% 97% 98% 98% 98% 98% Penguatan Sistem Pengamatan dan Pengendalian Dini (SPOT-STOP) Untuk dapat melaksanakan sistem pengamatan dan pengendalian dini (SPOT-STOP), perlu upaya pre-emtif, peningkatan pengamatan/deteksi dini terhadap perkembangan OPT dan pengendalian dini oleh petani/kelompok tani serta Brigade Proteksi Tanaman (BPT) Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Perlindungan Tanaman Pangan Untuk memperkuat SDM perlindungan, perlu diupayakan pengangkatan petugas POPT-PHP sehingga sama dengan jumlah wilayah pengamatan yang ada (kecamatan). Peningkatan kapasitas SDM bagi petugas maupun petani diupayakan melalui pelatihan, pembinaan dan sertifikasi POPT. Pelatihan bagi petugas antara lain berupa penyegaran petugas perlindungan tanaman pangan, temu teknologi, seminar dan lain-lain. Sedangkan peningkatan kapasitas bagi petani diupayakan melalui magang kelompok tani di Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP), pelatihan petani pemandu, dan pelatihan petani pengamat Optimalisasi Kelembagaan Perlindungan Tanaman Pangan Peran dan fungsi kelembagaan perlindungan tanaman pangan baik di tingkat pusat maupun daerah sampai dengan Tahun 2016 belum optimal, oleh karena itu perlu diupayakan revitalisasi kelembagaan perlindungan tanaman melalui penguatan SDM, perbaikan sarana dan prasarana serta pemantapan Standar Operasional Prosedur Laporan Tahunan

21 (SOP) sehingga eksekusi pengendalian OPT dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan akurat Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan DPI Sampai saat ini penerapan teknologi pengendalian OPT dan penanganan DPI spesifik lokasi belum berjalan optimal. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya peningkatan kaji terap teknologi spesifik lokasi pengendalian OPT dan penanganan DPI, meliputi: a. Studi dinamika populasi OPT, untuk mengetahui perkembangan populasi/serangan OPT dalam mendukung penerapan (SPOT- STOP) pengendalian OPT b. Uji biotipe WBC, untuk mengetahui jenis biotipe WBC yang berkembang di lapangan pada musim tanam berjalan. c. Rice Garden, untuk mengetahui reaksi varietas terhadap perkembangan OPT. d. Taksasi kehilangan hasil, untuk mengetahui potensi kehilangan hasil akibat serangan OPT e. Uji adaptasi pola tanam terhadap dampak perubahan iklim, untuk memperoleh rekomendasi pola dan waktu tanam dalam rangka meminimalkan dampak perubahan iklim. f. Uji toleransi tanaman terhadap dampak perubahan ilkim, untuk memperoleh rekomendasi teknologi budidaya tanaman yang adaptif terhadap dampak perubahan iklim Peningkatan Gerakan Pengendalian OPT dan Penanganan DPI Gerakan pengendalian OPT dan penanganan DPI belum optimal dengan adanya otonomi daerah Penyediaan Sarana Pengendalian OPT dan Penanganan DPI Perubahan iklim ekstrim yang sulit diprediksi sangat berpengaruh terhadap perkembangan OPT dan meluasnya kejadian banjir/kekeringan serta merupakan kendala utama dalam upaya peningkatan produksi. Oleh karena itu, perlu diupayakan penyediaan sarana dan prasarana pengendalian OPT (agens pengendali hayati, pestisida nabati, pestisida kimiawi dan alat aplikasinya, gudang penyimpanan sarana pengendalian, kendaraan operasional BPT dan LPHP) dan penanganan DPI dengan menggunakan teknologi iklim terapan (Kalender Tanam, varietas tahan genangan dan kekeringan). Terkait kegiatan pengumpulan data unsur-unsur iklim untuk Laporan Tahunan

22 mendapatkan prakiraan awal musim tanam diupayakan kerjasama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Penguatan Database dan Sistem Informasi Manajemen (SIM) / Si-Lintan Pengumpulan serta pelaporan data OPT dan DPI selalu mengalami keterlambatan, karena alur pelaporan yang terlalu panjang (memerlukan waktu ± 10 (sepuluh) hari sampai di pusat/ditlin TP). Untuk mempercepat alur informasi, diupayakan pengembangan alur pelaporan secara online. Pusat pengumpulan data berada di LPHP, sedangkan Direktorat Perlindungan Tamanan Pangan dan UPTD BPTPH diharapkan dapat mengakses data OPT dan DPI secara langsung dari LPHP, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk alur pelaporan sampai di pusat dapat dipercepat menjadi 6 (enam) hari Kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI dijabarkan ke dalam beberapa output kegiatan, sub output kegiatan, hingga komponen kegiatan. I. Kegiatan Dekonsentrasi/Provinsi: a. Penerapan Pengendalin Hama Terpadu (PPHT) b. Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (PPDPI) c. Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (Gerdal OPT) II. Kegiatan Pusat/Ditlin TP 1.8. Arah Kebijakan Arah kebijakan pengamanan produksi tanaman pangan dilakukan dengan sistem PHT dan pelaksanaannya menjadi tanggung jawab masyarakat dan pemerintah, melalui tindakan pre-emtif dan responsif. Tindakan pre-emtif dengan melakukan upaya-upaya pengendalian OPT berdasarkan pengalaman musim yang lalu agar SPOT serangan OPT pada musim tanam berikutnya tidak terjadi. Sedangkan tindakan responsif dengan melakukan pengamatan OPT pada musim yang sedang berjalan. Apabila sudah terjadi gejala serangan (SPOT) berdasarkan pengamatan periodik, maka segera dikendalikan (STOP). Laporan Tahunan

23 SPOT STOP Ekosistem Alami Preemptif STOP OPT Ambang Pengendalian Responsif = Pengamatan Dini Apabila pada saat pengamatan ditemukan populasi OPT di bawah ambang pengendalian maka pengendalian dilakukan dengan menggunakan agens pengendali hayati (APH). Apabila populasi melebihi ambang pengendalian maka pengendalian dapat menggunakan pestisida kimiawi secara bijaksana, terdaftar dan diijinkan oleh Menteri Pertanian dengan memperhatikan kaidah 6 tepat (tepat sasaran OPT, jenis bahan pengendali, dosis/konsentrasi, cara aplikasi, waktu dan mutu). Laporan Tahunan

24 II. PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN Capaian Kinerja Indikator kinerja utama Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2016 adalah pengamanan areal tanaman pangan dari serangan OPT dan terkena DPI (banjir dan kekeringan) dengan rincian : padi 93%, jagung 98%, kedelai 97%, kacang tanah 98%, kacang hijau 98%, ubi kayu 98%, dan ubi jalar 98% dari luas areal pertanaman. Capaian indikator kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Capaian Indikator Kinerja Utama Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (%) Realisasi (%) Capaian (%) Luas areal tanaman pangan aman dari gangguan OPT dan DPI, meliputi komoditas : Mengamankan areal pertanaman pangan dari serangan OPT dan terkena DPI Secara keseluruhan, capaian kinerja pengamanan areal tanaman pangan dari potensi kehilangan hasil akibat serangan OPT dan terkena DPI berhasil dilaksanakan dengan capaian 99,79% 105,59% dengan kategori berhasil 2.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Tahun 2016 Komoditas tanaman pangan terdiri dari padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Pencapaian produksi tanaman pangan masih difokuskan pada komoditas utama yaitu padi, jagung, dan kedelai. Sementara pencapaian komoditas lainnya merupakan bagian dari upaya diversifikasi pangan di Indonesia. - Padi 93,00 % 98,20 % 105,59 % - Jagung 98,00 % 98,62 % 100,63 % - Kedelai 97,00 % 96,79 % 99,79 % - Kacang Tanah 98,00 % 99,55 % 101,58 % - Kacang Hijau 98,00 % 99,63 % 101,66 % - Ubi Kayu 98,00 % 99,92 % 101,96 % - Ubi Jalar 98,00 % 99,79 % 101,83 % Target Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan pada Tahun 2016 yaitu mengamankan areal tanaman pangan dari serangan OPT dan terkena DPI (banjir dan kekeringan) dengan rincian : padi 93%, jagung 98%, kedelai 97%, Laporan Tahunan

25 kacang tanah 98%, kacang hijau 98%, ubi kayu 98% dan ubi jalar 98% dari luas pertanaman. Secara rinci, data luas serangan OPT utama, banjir dan kekeringan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Luas Areal Tanaman Aman dari OPT dan DPI No Uraian Padi Jagung Kedelai Kacang tanah Kacang hijau Ubi kayu Ubi jalar Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso 1 Total Luas Tanam (Ha) Luas OPT Utama (Ha) awal Luas Pengendalian (Ha) Luas Sembuh (Ha) Luas OPT Utama (Ha) akhir Luas Terkena DPI (Ha) awal Banjir (Ha) Kekeringan (Ha) Luas surut (Ha) Luas pulih (Ha) Luas Terkena DPI (Ha) akhir Banjir (Ha) Kekeringan (Ha) Total Luas OPT Utama + Terkena DPI (Ha) a Total Luas OPT Utama + Terkena DPI (Ha) a Thd Total Luas Tanam (%) 1,80 0,51 1,38 0,77 3,21 2,03 0,45 0,04 0,37 0,02 0,08 0,02 0,21 0,03 Luas Areal yang Aman dari OPT dan DPI (Ha) Thd Total Luas Tanam (%) 98,20 98,62 96,79 99,55 99,63 99,92 99,79 Capaian Kinerja 105,59 100,63 99,79 101,58 101,67 101,96 101, Capaian Pengamanan Areal Tanaman Padi dari Serangan OPT Utama dan Terkena DPI Luas areal pertanaman padi yang terkena serangan OPT utama, banjir dan kekeringan seluas ha (puso: ha) atau 1,80% dari total luas tanam padi seluas ha. Dengan adanya upaya pengendalian OPT dan DPI selama tahun 2016, areal yang dapat diamankan dari OPT dan DPI seluas ha atau mencapai 98,20% dari total luas tanam. Apabila dibandingkan dengan target tahun 2016 (93%), maka capaian pengamanan areal pertanaman padi melebihi target sebesar 105,59%. Laporan Tahunan

26 Capaian Pengamanan Areal Tanaman Jagung dari Serangan OPT Utama dan Terkena DPI Luas areal pertanaman jagung yang terkena serangan OPT utama, banjir dan kekeringan seluas ha (puso: ha) atau 1,38% dari total luas tanam jagung seluas ha. Dengan adanya upaya pengendalian OPT dan DPI selama tahun 2016, areal yang dapat diamankan dari OPT dan DPI seluas ha atau mencapai 98,62% dari total luas tanam. Apabila dibandingkan dengan target tahun 2016 (98%), maka capaian pengamanan areal pertanaman jagung melebihi target sebesar 100,63% Capaian Pengamanan Areal Tanaman Kedelai dari Serangan OPT Utama dan Terkena DPI Luas areal pertanaman kedelai yang terkena serangan OPT utama, banjir dan kekeringan seluas ha (puso: ha) atau 3,21% dari total luas tanam kedelai seluas ha. Dengan adanya upaya pengendalian OPT dan DPI selama tahun 2016, areal yang dapat diamankan dari OPT dan DPI seluas ha atau mencapai 96,79% dari total luas tanam. Apabila dibandingkan dengan target tahun 2016 (97%), maka capaian pengamanan areal pertanaman kedelai melebihi target sebesar 99,79% Capaian Pengamanan Areal Tanaman Kacang Tanah dari Serangan OPT Utama dan Terkena DPI Luas areal pertanaman kacang tanah yang terkena serangan OPT utama, banjir dan kekeringan seluas ha (puso: 171 ha) atau 0,45% dari total luas tanam kacang tanah seluas ha. Dengan adanya upaya pengendalian OPT dan DPI selama tahun 2016, areal yang dapat diamankan dari OPT dan DPI seluas ha atau mencapai 99,55% dari total luas tanam. Apabila dibandingkan dengan target tahun 2016 (97%), maka capaian pengamanan areal pertanaman kacang tanah melebihi target sebesar 101,58%. Laporan Tahunan

27 Capaian Pengamanan Areal Tanaman Kacang Hijau dari Serangan OPT Utama dan Terkena DPI Luas areal pertanaman kacang hijau yang terkena serangan OPT utama, banjir dan kekeringan seluas 809 ha (puso: 33 ha) atau 0,37% dari total luas tanam kacang hijau seluas ha. Dengan adanya upaya pengendalian OPT dan DPI selama tahun 2016, areal yang dapat diamankan dari OPT dan DPI seluas ha atau mencapai 99,63% dari total luas tanam. Apabila dibandingkan dengan target tahun 2016 (97%), maka capaian pengamanan areal pertanaman kacang hijau melebihi target sebesar 101,67% Capaian Pengamanan Areal Tanaman Ubi Kayu dari Serangan OPT Utama dan Terkena DPI Luas areal pertanaman ubi kayu yang terkena serangan OPT utama, banjir dan kekeringan seluas 654 ha (puso: 178 ha) atau 0,08% dari total luas tanam ubi kayu seluas ha. Dengan adanya upaya pengendalian OPT dan DPI selama tahun 2016, areal yang dapat diamankan dari OPT dan DPI seluas ha atau mencapai 99,92% dari total luas tanam. Apabila dibandingkan dengan target tahun 2016 (97%), maka capaian pengamanan areal pertanaman ubi kayu melebihi target sebesar 101,96% Capaian Pengamanan Areal Tanaman Ubi Jalar dari Serangan OPT Utama dan Terkena DPI Luas areal pertanaman ubi jalar yang terkena serangan OPT utama, banjir dan kekeringan seluas 201 ha (puso: 30 ha) atau 0,21% dari total luas tanam ubi jalar seluas ha. Dengan adanya upaya pengendalian OPT dan DPI selama tahun 2016, areal yang dapat diamankan dari OPT dan DPI seluas ha atau mencapai 99,79% dari total luas tanam. Apabila dibandingkan dengan target tahun 2016 (97%), maka capaian pengamanan areal pertanaman ubi jalar melebihi target sebesar 101,83%. Laporan Tahunan

28 2.3. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI Dalam rangka mendukung upaya peningkatan produksi, perlindungan tanaman pangan sesuai dengan tugas dan fungsinya menetapkan indikator kinerja perlindungan tanaman pangan yaitu penerapan pengendalian hama terpadu (PPHT), penerapan penangan DPI (PPDPI), dan gerakan pengendalian. Sasaran pengamanan produksi adalah 93% luas areal tanam padi, 98% areal tanam jagung, 97% areal tanam kedelai, 98% areal tanam kacang tanah, 98% areal tanam kacang hijau, 98% areal tanam ubi kayu, dan 98% areal tanam ubi jalar aman dari gangguan OPT dan DPI dapat tercapai dengan menerapkan budidaya tanaman sehat. Pelaksanaan kegiatan perlindungan tanaman pangan dalam rangka mendukung upaya peningkatan produksi dilakukan dengan dukungan anggaran pusat APBN maupun anggaran Dekonsentrasi. Beberapa kegiatan utama yang dilaksanakan dalam rangka mencapai sasaran kinerja pada tanaman pangan, sebagai berikut: 1. Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT) Sistem PHT mengedepankan pengelolaan agroekosistem dan pengendalian OPT yang berbasis sumber daya alam yang ramah lingkungan antara lain penggunaan agens pengendali hayati (APH), pestisida nabati, penanaman tanaman refugia sebagai mikro habitat musuh alami, dan pengendalian spesifik lokasi lainnya. Hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PPHT Skala Luas (PPHT-SL) diantaranya menurunkan intensitas serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), menurunkan frekuensi aplikasi pestisida kimia/sintetis, meningkatkan produktivitas, meningkatkan pemanfaatan teknologi ramah lingkungan, meningkatkan populasi musuh alami, dan meningkatkan keuntungan petani (B/C Ratio). Diharapkan kegiatan PPHT dapat membudaya di masyarakat, pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan, ekosistem terjaga dan produk pangan aman bagi kesehatan. a. Penerapan PHT Serealia (padi dan Jagung) Kegiatan PPHT SL pada tanaman padi dialokasikan sebanyak 556 unit, total hamparan seluas Ha, tersebar di 31 provinsi dengan pagu anggaran sebesar Rp ,-. Pada tanaman jagung dialokasikan sebanyak 31 unit, total hamparan seluas 465 ha, tersebar di 31 provinsi dengan pagu anggaran sebesar Rp ,-. Laporan Tahunan

29 Dengan adanya penghematan anggaran pada saat kegiatan sedang berjalan menyebabkan keluaran/output kegiatan PPHT padi bervariasi sebagai berikut: 1) kegiatan dilaksanakan sampai selesai; 2) kegiatan dilaksanakan tidak sampai selesai; 3) kegiatan tidak dilaksanakan. Realisasi fisik PPHT SL Padi sebanyak 539 unit seluas ha atau 96,94% dari rencana 556 unit seluas ha, realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 99,20% dari pagu anggaran setelah penghematan sebesar Rp ,-. Realisasi fisik PPHT SL Jagung sebanyak 28 unit seluas 420 ha atau 90,32% dari rencana 31 unit seluas 465 ha, realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 94,12% dari pagu anggaran setelah penghematan sebesar Rp ,-. Gambar 1. Penerapan PHT Serealia Menggunakan Tanaman Refugia b. Penerapan PHT Kedelai Kegiatan Penerapan PHT pada tanaman kedelai dialokasikan sebanyak 21 unit, total hamparan seluas 210 ha tersebar di 8 Provinsi (Provinsi Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I.Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara). Realisasi fisik PPHT Kedelai sebanyak 19 unit seluas 190 ha atau 90,48% dari rencana 21 unit seluas 210 ha, realisasi anggaran sebesar Rp ,-atau 99% dari pagu anggaran setelah penghematan sebesar Rp ,-. Laporan Tahunan

30 Perbandingan realisasi fisik dan anggaran pada kegiatan PPHT padi, jagung, dan kedelai dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Grafik 1. Realisasi fisik dan anggaran kegiatan PPHT Tahun Penerapan Penanganan DPI (PPDPI) Penerapan penanganan dampak perubahan iklim (PPDPI) dapat dilakukan melalui strategi antisipasi, adaptasi dan mitigasi. Kegiatan adaptasi dalam penanganan dampak perubahan iklim (banjir/kekeringan) antara lain Kalender Tanam (pola tanam berdasarkan pola curah hujan dan ketersediaan air irigasi), Varietas Unggul Baru yang adaptif (toleran kegaraman, tahan kering, umur genjah dan tahan genangan), startegi pengelolaan sumber daya air (teknologi identifikasi potensi ketersediaan air, teknologi panen hujan dan aliran permukaan, teknologi prediksi curah hujan dan teknologi irigasi) serta strategi pengelolaan sumber daya lahan/tanah seperti pemupukan. Upaya adaptasi tersebut diatas dapat pada diterapkan atau menjadi pilihan untuk penanganan DPI yang disesuaikan dengan kondisi iklim setempat (spesifik lokasi). Realisasi fisik PPDPI sebanyak 29 unit seluas 290 ha atau 90,63% dari rencana 32 unit seluas 320 ha, realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 97,55% dari pagu anggaran setelah penghematan sebesar Rp ,-. Laporan Tahunan

31 Gambar 2. Penanganan DPI pada Lahan Pertanaman Padi 3. Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (Gerdal OPT) Gerakan pengendalian OPT adalah salah satu upaya cepat mengendalikan SPOT serangan OPT untuk mengantisipasi meningkatnya intensitas serangan OPT serta menstimulasi pemerintah daerah dan petani agar dapat melakukan gerdal secara massal dan dalam areal hamparan yang luas. Gerakan pengendalian OPT dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan melibatkan petugas dari Dinas Pertanian Propinsi, UPTD-BPTPH, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, aparat kecamatan, kelurahan, petani, dan instansi/aparat terkait, serta stakeholders. a. Gerakan Pengendalian OPT Serealia (Padi dan Jagung) Gerakan pengendalian OPT Padi direncanakan sebanyak 562 kali dengan luas hamparan ha, tersebar di 31 provinsi dengan pagu anggaran sebesar Rp ,-. Gerakan pengendalian bersama TNI direncanakan sebanyak 19 kali seluas 760 ha. Gerakan pengendalian OPT jagung direncanakan 104 kali dengan luas hamparan ha, tersebar di 22 provinsi dengan pagu anggaran sebesar Rp ,-. Realisasi fisik gerdal padi sebanyak 424 kali seluas ha atau 75,44% dari rencana 562 kali seluas ha, realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 99,77% dari pagu anggaran setelah penghematan sebesar Rp ,-. Realisasi gerdal OPT padi Laporan Tahunan

32 bersama TNI sebanyak 9 kali seluas 360 ha atau 47,37% dari rencana 19 kali seluas 760 ha, realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau sebesar 99,54% dari pagu anggaran setelah penghematan sebesar Rp ,-. Realisasi fisik gerdal OPT jagung sebanyak sebanyak 62 kali seluas ha atau 59,62% dari rencana 104 kali seluas ha, realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 99,64% dari pagu anggaran setelah penghematan sebesar Rp ,- b. Gerakan Pengendalian OPT Kedelai Gerakan pengendalian OPT kedelai direncanakan sebanyak 50 kali dengan luas hamparan 750 ha, tersebar di 18 provinsi. Realisasi fisik gerdal OPT kedelai sebanyak 29 kali seluas 435 ha atau 58% dari rencana 50 kali seluas 750 ha, realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 99,47% dari pagu anggaran setelah penghematan sebesar Rp ,-. Perbandingan realisasi fisik dan anggaran pada kegiatan Gerakan Pengendalian dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Grafik 2. Realisasi fisik dan anggaran kegiatan Gerdal Tahun Penyegaran Petugas Lapangan Perlindungan Tanaman Pangan Terlaksananya tugas dan fungsi POPT sebagai ujung tombak perlindungan tanaman pangan, sangat menentukan berhasil tidaknya visi dan misi yang diemban oleh Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan khususnya dan program kerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan umumnya. Berbagai permasalahan yang dihadapi antara lain semakin berkurangnya tenaga POPT akibat terjadinya pemekaran wilayah di berbagai daerah, sebagian Laporan Tahunan

33 besar POPT akan memasuki masa pensiun, terjadinya mutasi dan alih tugas ke instansi lain. Menyikapi hal tersebut, tugas dan fungsi POPT sebagai SDM di lapangan sangat memerlukan penyegaran dan peningkatan kualitas dalam banyak hal. Untuk mendukung peningkatan kualitas dan kinerja POPT-PHP telah dilaksanakan kegiatan Penyegaran Petugas Lapangan Perlindungan Tanaman Pangan yang bertujuan membekali POPT-PHP dalam melaksanakan tupoksinya serta mengoptimalkan kinerja POPT-PHP. Kegiatan tersebut dilaksanakan di tiga wilayah yaitu Wilayah Barat (Padang), Tengah (Mataram), dan Timur (Makassar) masing-masing dalam dua tahap. a. Penyegaran Petugas Lapangan Perlindungan Tanaman Pangan Wilayah Barat Kegiatan dilaksanakan di Hotel Mercure Padang, Sumatera Barat yang dihadiri oleh POPT-PHP berasal dari Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Barat. Narasumber yang hadir pada kegiatan tersebut berasal dari lingkup Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) Jatisari, Universitas Brawijaya, serta Pemandu Lapangan I dari Provinsi Sumatera Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Tahap I dilaksanakan tanggal 28 Maret 2 April 2016, dengan peserta sejumlah 100 orang POPT-PHP. Realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 98,26% dari pagu anggaran sebesar Rp ,-. Tahap II dilaksanakan tanggal April 2016, dengan peserta sejumlah 105 orang POPT-PHP. Realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 97,93% dari pagu anggaran sebesar Rp ,-. b. Penyegaran Petugas Lapangan Perlindungan Tanaman Pangan Wilayah Tengah Kegiatan dilaksanakan di Hotel Lombok Raya, Mataram yang dihadiri oleh POPT-PHP berasal dari Provinsi Banten, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat dan Bali. Laporan Tahunan

34 Narasumber yang hadir pada kegiatan tersebut berasal dari lingkup Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) Jatisari, Universitas Brawijaya, serta Pemandu Lapangan I dari Provinsi Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Yogyakarta dan Nusa Tenggara Barat. Tahap I dilaksanakan tanggal Maret 2016, dihadiri oleh 74 orang POPT-PHP. Realisasi anggaran Rp ,- atau 99,51% dari pagu anggaran sebesar Rp ,-. Tahap II dilaksanakan tanggal April 2016 dihadiri oleh 73 orang POPT-PHP. Realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 99,52% dari pagu anggaran sebesar Rp ,-. c. Penyegaran Petugas Lapangan Perlindungan Tanaman Pangan Wilayah Timur Kegiatan dilaksanakan di Hotel Clarion, Makassar yang dihadiri oleh POPT-PHP berasal dari Provinsi Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat. Narasumber yang hadir pada kegiatan tersebut berasal dari lingkup Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) Jatisari, Universitas Brawijaya, serta Pemandu Lapangan I dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Jawa Timur. Tahap I dilaksanakan tanggal 7 12 Maret 2016, dihadiri oleh 77 orang POPT PHP. Realisasi anggaran Rp ,- atau 99,81% dari pagu anggaran sebesar Rp ,-. Tahap II dilaksanakan tanggal 4 9 April 2016, dihadiri oleh 80 orang POPT-PHP. Realisasi anggaran Rp ,- atau 99,76% dari pagu anggaran sebesar Rp ,-. Laporan Tahunan

35 Gambar 3. Penyegaran Petugas Lapangan Perlindungan Tanam Pangan Wilayah Barat, Tengah dan Timur 2.4. Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2016 Dalam rangka pencapaian sasaran pengamanan areal tanam dari gangguan OPT dan DPI tahun 2016, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mengalokasikan dana untuk kegiatan Refocusing dan APBNP-TP yaitu Program Penguatan Perlindungan Tanaman dari Gangguan OPT dan DPI meliputi : 1. Subdirektorat Data dan Kelembagaan Pengendalian OPT a. Penguatan Data Kelembagaan PHT Sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT) merupakan pendekatan atau konsep tentang pengendalian OPT yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan ekonomi melalui pengelolaan agroekosistem yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Keberhasilan penerapan dan pemasyarakatan PHT dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain berjalannya peran dan fungsi kelembagaan PHT di tingkat petani, jaringan petani PHT, instansi pemerintah, maupun stakeholders terkait. Untuk mendukung penguatan kelembagaan PHT di tingkat lapangan perlu dilakukan bimbingan teknis oleh petugas pusat dan daerah, serta pembinaan dalam rangka penerapan kebijakan perlindungan tanaman pangan agar kegiatan perlindungan tanaman pangan dapat berjalan Laporan Tahunan

36 dengan optimal. Berkaitan dengan hal tersebut, telah dilakukan perjalanan: 1) Revitalisasi dan identifikasi sarana peralatan LPHP ke Provinsi Sumatera Barat, D.I Yogyakarta, Jawa Barat (Cianjur, Indramayu, Tasikmalaya, Jatisari, Subang), Jawa Tengah (Solo), dan Sulawesi Utara. 2) Pembinaan penerapan kebijakan perlindungan tanaman pangan ke Provinsi Sumatera Barat, Banten, Jawa Barat (Bandung, Bogor), Jawa Timur, dan Jawa Tengah Realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 99,98% dari pagu anggaran setelah penghematan sebesar ,-. b. Penerapan Aplikasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) OPT/Si-lintan Program Sistem Informasi Manajemen (SIM) OPT pernah diterapkan di tingkat UPTD BPTPH namun program tersebut berhenti karena cukup rumit dalam penerapannya ke program MS Excel. Untuk mengaktifkan kembali program tersebut perlu penyempurnaan dengan metode yang lebih sederhana serta lebih mudah dipahami dan diterapkan oleh tenaga operator yang ada di daerah maupun di pusat. Untuk mendukung hal tersebut telah dilakukan penyempurnaan program SIM OPT dan telah dilakukan perjalanan sosialisasi penerapan aplikasi SIM OPT ke Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jambi, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Papua Barat Realiasi anggaran sebesar Rp ,- atau 99,98% dari pagu anggaran setelah penghematan sebesar Rp ,-. c. Data dan Informasi Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2016 Buku data dan informasi berisi data serangan OPT/DPI yang akurat, lengkap, berkesinambungan, tepat waktu serta informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan serangan OPT, serta informasi kegiatan perlindungan terkait lainnya sangat diperlukan dalam perumusan langkah operasional dan strategis pengelolaan OPT/DPI. Laporan Tahunan

37 Data dan informasi tersebut menjadi dasar rujukan perencanaan dalam mempersiapkan upaya antisipasi serangan, dan kesiapan teknik, serta operasional pengendalian OPT di lapangan. Sehubungan dengan itu, maka dipandang perlu untuk melakukan inventarisasi data dan informasi perlindungan tanaman pangan untuk selanjutnya didokumentasikan dalam bentuk Buku Data dan Informasi Perlindungan Tanaman Pangan sebanyak 50 buku. Dalam rangka penyusunan buku telah dilakukan kunjungan ke Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Riau, Jambi, Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tengah, dan Maluku. Realiasi anggaran Rp ,- atau 99,76% dari pagu anggaran sebesar Rp ,- d. Penilaian POPT, POPT-PHP, LPHP, Kelompok Tani Pengembang Agens Hayati dan Petani Pengembang PHT Teladan Penghargaan kepada POPT-PHP, POPT, LPHP dan Petani/Kelompok Tani Pengembang Agens Hayati bertujuan meningkatkan motivasi, kinerja, dan profesionalisme POPT-PHP, POPT, LPHP, dan meningkatkan peran Petani/Kelompok Tani Pengembang Agens Hayati, serta memberikan apresiasi kinerja/prestasi POPT, POPT-PHP, LPHP, Kelompok Tani Pengembang Agens Pengendali Hayati dan Petani Pengembang PHT yang diusulkan dari provinsi/upt Pusat/Pusat atas prestasi kerjanya. Untuk mendukung kegiatan tersebut telah dilaksanakan : 1) Penyusunan dan pencetakan buku Petunjuk Teknis Penilaian POPT dan POPT-PHT Teladan, Penilaian LPHP Teladan, dan Penilaian Petani PHT dan Kelompok Tani Pengembangan APH Teladan masing-masing sejumlah 75 buah. 2) Perjalanan verifikasi dalam rangka penilaian ke Provinsi Aceh, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Maluku Laporan Tahunan

38 3) Terpilihnya POPT, POPT-PHP, LPHP, Kelompok Tani Pengembang Agens Hayati dan Petani Pengembang PHT Teladan. Kegiatan pemberian penghargaan tidak dapat dilaksanakan karena anggarannya dialokasikan untuk penghematan, namun penghargaan kepada Kelompok Tani Pengembang Agens Pengendali Hayati Teladan disampaikan pada Hari Pangan Sedunia di Solo, Jawa Tengah. Realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 100% dari pagu anggaran setelah penghematan sebesar ,-. e. Laporan Perkembangan Luas Serangan OPT Data dan informasi perlindungan tanaman pangan meliputi perkembangan pelaksanaan kegiatan perlindungan tanaman pangan, perkembangan serangan OPT yang diperoleh dari hasil pengamatan tetap maupun pengamatan keliling, serta berdasarkan hasil tangkapan lampu perangkap (light trap), serta data dan informasi lainnya. Selama tahun 2016 telah diperbanyak laporan mingguan 53 kali, laporan bulanan 12 kali. Dalam rangka pemantauan perkembangan serangan OPT telah dilakukan perjalanan : 1) Monitoring serangan OPT ke Provinsi Jawa Barat (Jatisari, Bandung, Bogor, Bekasi), DI Yogyakarta, Sulawesi Selatan 2) Pemantauan kegiatan UPSUS padi, jagung, kedelai ke Provinsi Lampung, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Bengkulu 3) Verifikasi dan validasi data ke Provinsi Sumatera Barat, Banten, Kalimantan Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah 4) Monitoring kegiatan UPSUS padi, jagung, kedelai ke Provinsi Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Barat Realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 99,61% dari pagu anggaran setelah penghematan sebesar ,-. 2. Subdirektorat Pengendalian Organisme Pangganggu Tumbuhan Serealia a. Penyusunan Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Sistem PHT mengedepankan pengelolaan agroekosistem dan pengendalian OPT yang berbasis sumber daya alam yang ramah lingkungan antara lain penggunaan agens pengendali hayati, pestisida nabati, penanaman tanaman refugia sebagai mikro habitat musuh alami, dan pengendalian spesifik lokasi lainnya. Di dalam konsep PPHT Laporan Tahunan

39 SL terdapat pemberdayaan petani dan menghilangkan sekat individu, karena lahan pengamatan seluas minimal 25 Ha adalah hamparan untuk dikelola bersama-sama. Hasil yang ingin dicapai PPHT Skala Luas antara lain menurunkan intensitas serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), menurunkan frekuensi aplikasi pestisida kimia, meningkatkan produktivitas, meningkatkan populasi musuh alami, menurunkan aplikasi pestisida sintetis, dan meningkatkan keuntungan petani (B/C Ratio). Kegiatan PPHT SL pada tanaman serealia sebanyak 556 unit padi dan 31 unit jagung yang tersebar di 31 provinsi. Sebagai acuan pelaksanaan kegiatan PPHT skala luas pada tanaman serealia telah disusun dan dicetak Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia sebanyak 60 eksemplar dan telah disebar ke 31 provinsi. Petunjuk Teknis ini diharapkan menjadi panduan terlaksananya kegiatan PPHT SL dengan baik dan lancar. Realisasi anggaran adalah sebesar Rp ,- atau 94,79% dari pagu anggaran sebesar Rp ,-. b. Penyusunan Petunjuk Teknis Gerakan Pengendalian Kegiatan gerakan pengendalian dilaksanakan dalam rangka menurunkan SPOT serangan dan intensitas serangan OPT serta menstimulasi pemerintah daerah dan petani agar melakukan gerakan pengendalian secara massal dan dalam hamparan yang luas. Gerakan pengendalian dilakukan dengan memperhatikan ketepatan sasaran OPT, mutu dan jenis bahan pengendali, waktu pelaksanaan, dosis dan konsentrasi serta cara aplikasi bahan pengendali. Untuk memberikan acuan pelaksanaan gerakan pengendalian agar berjalan optimal, telah disusun dan dicetak Buku Petunjuk Teknis Gerakan Pengendalian OPT Serealia sebanyak 60 eksemplar. Realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 98,85% dari pagu anggaran sebesar Rp ,-. c. Bahan Informasi Pendukung Kegiatan Pengendalian Serealia Prinsip PHT dalam Perlundingan Tanaman berperan penting dalam mengelola perkembangan populasi, luas serangan dan intensitas serangan OPT agar tetap berada di bawah ambang pengendalian, tidak mengakibatkan kehilangan hasil yang signifikan, dan kehilangan produksi dapat diminimalkan. Untuk mendukung hal tersebut perlu Laporan Tahunan

40 diupayakan peningkatan pengetahuan dan wawasan bagi petugas pusat dan daerah serta petani. Terkait hal tersebut telah dilaksanakan penyusunan bahan informasi berupa leaflet Pengenalan dan Pemanfaatan Tanaman Refugia sebanyak 500 lembar dan Flyer Penyakit Blas pada Padi sebanyak 1000 lembar. Realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 97,50 % dari pagu anggaran sebesar Rp ,-. d. Pertemuan Komisi Perlindungan Tanaman Komisi Perlindungan Tanaman (KPT) ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor:280/Kpts/OT.050/4/2016 Tanggal 27 April bertugas mengevaluasi pelaksanaan kebijakan dan memberikan saran/pertimbangan kepada Menteri Pertanian dalam menetapkan kebijakan di bidang perlindungan tanaman. Untuk melaksanakan tugas tersebut di atas, kegiatan yang dilakukan oleh anggota KPT adalah pertemuan rutin dan apabila diperlukan melakukan kunjungan lapangan. Kunjungan lapangan dilakukan agar anggota KPT secara langsung mengetahui permasalahan terhadap implementasi kebijakan perlindungan tanaman di lapangan pada seluruh subsektor (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan) dan perkarantinaan tumbuhan. Berbagai informasi dan permasalahan yang diperoleh digunakan sebagai salah satu bahan pembahasan Pertemuan KPT. Hasil pertemuan KPT berupa rumusan bahan masukan/saran kepada Menteri Pertanian dalam penetapan kebijakan perlindungan tanaman. Pertemuan KPT telah dilaksanakan pada tanggal 1 3 Juni 2016, di Denpasar, Bali. Realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 99,83% dari pagu anggaran sebesar Rp ,-. e. Temu Teknologi Pengendalian OPT Berwawasan PHT pada Tanaman Serealia Sistem PHT merupakan pilihan strategis, tetapi perlu pendampingan dan penggunaan teknologi yang tepat serta spesifik lokasi. Untuk mendukung hal tersebut, dilakukan fasilitasi peningkatan wawasan petugas LPHP serta menyamakan persepsi tentang teknologi pengendalian OPT berwawasan PHT pada tanaman serealia melalui kegiatan Temu Teknologi Pengendalian OPT Berwawasan PHT pada Tanaman Serealia. Laporan Tahunan

41 Pertemuan dilaksanakan pada tanggal April 2016, di Bogor, Jawa Barat. Peserta pertemuan sejumlah 80 orang yang terdiri dari petugas LPHP/LAH. Masing-masing peserta memaparkan hasil kaji terap teknologi / kegiatan pengendalian OPT, tema kajian dapat digolongkan ke dalam beberapa kategori diantaranya penggunaan agens hayati, penggunaan pestisida nabati, Plant Growth Promoting Rhizobacterium (PGPR), dan pengendalian OPT ramah lingkungan lainnya. Realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 98,97% dari pagu anggaran sebesar Rp ,-. Gambar 4. Temu Teknologi Pengendalian OPT Berwawasan PHT pada Tanaman Serealia f. Evaluasi Pelaksanaan Penerapan PHT Skala Luas Kegiatan PPHT SL merupakan implementasi SLPHT yang menjadi rencana strategis perlindungan tanaman pangan dalam pengamanan produksi. Tahun 2015 telah dirancang kegiatan PPHT SL sebanyak 505 unit yang tersebar di 31 provinsi. Dalam rangka mengetahui efektivitas, dampak dan permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan Program PPHT SL Tahun 2015 serta agar dapat merencanakan pelaksanaan PPHT SL TA 2016 lebih optimal, pada tahun 2016 telah dilaksanakan kegiatan Pertemuan Evaluasi PPHT SL TA Pertemuan dilaksanakan di Hotel 101 Bandung, Jawa Barat, tanggal Februari 2016 dengan peserta sejumlah 88 orang yang terdiri dari penanggungjawab kegiatan PPHT SL provinsi. Narasumber yang hadir pada pertemuan tersebut adalah pakar sosiologi dari Universitas Indonesia, pakar PHT dari Universitas Brawijaya, Pemandu Lapangan I SLPHT dari provinsi Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Laporan Tahunan

42 Hasil pertemuan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Untuk mengoptimalkan pelaksanaan PPHT Skala Luas perlu ditindaklanjuti kegiatan saat pratanam melalui pertemuan koordinasi dan pertemuan perencanaan; 2) Pemandu Lapangan (PL) berperan penting dalam melakukan fungsinya sebagai fasilitator dan motivator petani dalam kegiatan PPHT SL. Kondisi saat ini kompetensi dan jumlah petugas PL relatif terbatas. Untuk mendukung hal tersebut, perlu adanya peningkatan dari segi kuantitas maupun kualitas PL. 3) Analisis agroekosistem memiliki arti penting dalam pengambilan keputusan pengendalian OPT. Dengan melakukan analisis agroekosistem secara tepat akan memberikan keputusan pengendalian OPT yang tepat. 4) Dalam perkembangan terakhir ini model budidaya tanaman mengarah pada pertanian berkelanjutan. Selaras dengan hal tersebut teknik pengendalian OPT juga mengalami perkembangan melalui Ecological Engineering (rekayasa ekologi). Metode ini merupakan salah satu teknologi PHT yang diterapkan dalam kegiatan PPHT SL dengan prinsip keragaman hayati pada pertanaman. Keragaman hayati dapat menciptakan kondisi lingkungan pertanaman yang lebih stabil terhadap gangguan OPT. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keragaman hayati adalah dengan menanam tanaman refugia. 5) Sistem PPHT Skala Luas diharapkan bisa menjadi pilihan bagi sistem pertanian di Indonesia menuju produksi pangan sehat dan ramah lingkungan sehingga cita-cita untuk menjadi bangsa yang sehat dan cerdas bisa dicapai. 6) Kegiatan PPHT Skala Luas mampu memberikan insentif bagi petani berupa penggunaan input yang lebih rendah, produksi yang lebih tinggi, biaya input yang lebih rendah, dan pendapatan yang lebih tinggi g. Focus Group Discussion Penyusunan Success Story Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu Pemasyarakatan dan pengembangan PHT di Indonesia telah melewati beberapa periode yaitu periode , , dan periode 2015 saat ini. Berdasarkan hasil evaluasi, PHT Laporan Tahunan

43 berdampak positif terhadap pemberdayaan petani, penurunan penggunaan pestisida kimia sintetis, dan peningkatan produktivitas. Untuk mendokumentasikan fakta keberhasilan Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) sejak Tahun 1989 s/d 2014 dan penerapan PHT skala luas yang telah dilaksanakan sejak 2015 telah dilakukan Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Success Story SLPHT. Pertemuan tersebut dilaksanakan di Garut, Jawa Barat pada tanggal Agustus 2016, dihadiri Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura/Penanggung Jawab Kegiatan SLPHT/PPHT Skala dari 29 provinsi kecuali Papua, Sulawesi tenggara, DKI Jakarta, dan Kepulauan Riau. Narasumber terdiri dari pakar PHT, pemerhati PHT, Pemandu Lapangan SLPHT/PPHT dan petani PPHT. Hasil pertemuan diharapkan dapat tersusun Konsep buku Success Story/ keberhasilan penerapan PHT. Realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 100% dari pagu anggaran sebesar setelah penghematan Rp ,- Gambar 5. Penyusunan Success Story SLPHT h. Pencanangan Gerakan Pengendalian OPT Tanaman Serealia Kegiatan pencanangan gerakan pengendalian dilaksanakan dalam rangka menurunkan SPOT serangan dan intensitas serangan OPT serta menstimulasi pemerintah daerah dan petani agar menindaklanjuti kegiatan gerakan pengendalian OPT serealia dalam skala hamparan yang melibatkan stakeholders terkait. Untuk mendukung kegiatan tersebut, telah dilakukan perjalanan: 1) Pencanangan gerdal yang dilaksanakan di Provinsi Bangka Belitung dan di Banten 2) Koordinasi, konsultasi, dan persiapan temu lapangan dalam rangka panen di lokasi PPHT SL dilakukan di Provinsi Sumatera Selatan, Banda Aceh, Kalimantan Selatan, sulawesi Selatan, Bojonegoro- Jatim, Jawa Tengah, NTB, dan Banten Laporan Tahunan

44 Realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 100% dari pagu anggaran setelah penghematan sebesar Rp ,-. i. Temu Lapang dalam Rangka Pelaksanaan Panen di Lokasi PPHT Skala Luas Serealia Temu lapang/field day dilaksanakan pada akhir kegiatan PPHT Skala Luas. Pada kegiatan tersebut dilakukan Rencana Tindak Lanjut (RTL) dan panen. Rencana tindak lanjut merupakan kesepakatan bersama seluruh petani hamparan tentang pelaksanaan budidaya dan strategi PHT dalam pengendalian OPT pada musim tanam berikutnya. Untuk memotivasi petani agar terus melakukan penerapan PHT secara konsisten di lahan usaha taninya serta memfasilitasi pendampingan RTL telah dilaksanakan : 1) Perjalanan temu lapangan dalam rangka panen di lokasi penerapan PHT skala luas serealia ke Provinsi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta 2) Koordinasi, konsultasi, dan persiapan temu lapangan dalam rangka panen di lokasi PPHT SL dilakukan di Provinsi Aceh Sumatera Selatan, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Banten, Sulawesi Selatan Realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 100% dari pagu anggaran setelah penghematan sebesar Rp ,- Gambar 6. Temu Lapang dalam Rangka Panen PPHT Laporan Tahunan

45 3. Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Aneka Kacang dan Umbi a. Bahan informasi Pengendalian OPT Aneka Kacang dan Umbi Untuk mendukung keberhasilan pengamanan produksi di lapangan, telah dicetak tiga buku tentang teknologi pengendalian OPT aneka kacang dan umbi dari empat buku yang direncanakan yaitu: Pedoman Gerakan Pengendalian OPT Kedelai sebanyak 75 buku, realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 100% dari pagu anggaran sebesar Rp ,- Pedoman Penerapan PHT Kedelai sebanyak 50 buku, realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 100% dari pagu anggaran sebesar Rp ,- Pedoman Rintisan Penerapan PHT Ubi Kayu sebanyak 50 buku, realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 94% dari pagu anggaran sebesar Rp ,- Buku Profil Brigade Proteksi tidak dicetak karena penghematan anggaran. b. Pedoman Rekomendasi Pengendalian OPT Aneka Kacang dan Umbi Penyusunan buku Pedoman Rekomendasi Pengendalian OPT Pada Tanaman Aneka Kacang dan Umbi bertujuan menyediakan standar operasional pengendalian OPT pada tanaman aneka kacang dan umbi, sehingga petugas di lapangan mempunyai pedoman dalam merumuskan dan memberikan rekomendasi langkah-langkah operasional pengendalian OPT tanaman aneka kacang dan umbi kepada masyarakat petani. Penyusunan buku Pedoman Rekomendasi Pengendalian OPT Pada Tanaman Aneka Kacang dan Umbi dilaksanakan melalui Focus Group Discussion (FGD) di Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi), Malang dengan narasumber yang berasal dari Balitkabi dan Universitas Brawijaya. Selanjutnya telah dicetak buku Pedoman Rekomendasi Pengendalian OPT Pada Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. Realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 92,97% dari pagu anggaran sebesar Rp ,- Laporan Tahunan

46 c. Rapat Koordinasi Teknis Kegiatan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2016 Rapat Koordinasi Teknis Perlindungan Tanaman Pangan antara pusat dan daerah dilakukan untuk membahas kebijakan, strategi, program dan kegiatan serta langkah-langkah operasional dalam rangka pengamanan produksi tanaman pangan Tahun Dengan pertemuan tersebut diharapkan adanya koordinasi dan sinkronisasi antara kegiatan pusat dan daerah dalam mendukung pengamanan produksi serta meningkatkan ketahanan pangan. Rapat tersebut dilaksanakan pada tanggal Februari 2016 di Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya, Jawa Timur. Peserta rapat sebanyak 89 orang terdiri dari Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, BBPOPT Jatisari, Kepala UPTD-BPTPH dan Kepala Bidang/ Pejabat Dinas Pertanian Provinsi yang menangani Perlindungan Tanaman Pangan dari 32 provinsi. Narasumber yang hadir pada rapat tersebut adalah Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Auditor Utama, Inspektorat II, Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Kasubdit Pengawasan Pupuk dan Pestisida, dan Eselon III lingkup Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. Realisasi anggaran sebesar ,- atau 91,20% dari pagu anggaran sebesar Rp ,-. Gambar 7. Rapat Koordinasi Teknis Kegiatan Perlindungan Tanaman Pangan d. Optimalisasi Pengelolaan Brigade Proteksi Tanaman Pangan Brigade Proteksi Tanaman (BPT) merupakan suatu unit pelaksana pengendalian yang mempunyai tugas utama membantu petani dalam mengendalikan OPT di daerah sumber serangan dan daerah eksplosi serangan OPT. Petugas BPT diharapkan memiliki kemampuan dan Laporan Tahunan

47 wawasan yang mencukupi untuk mengambil keputusan yang cepat dan tepat, sehingga gerakan pengendalian yang direkomendasikan dan dilaksanakan lebih efektif serta memberikan hasil sesuai yang diharapkan. Dalam rangka mendukung peningkatan kemampuan petugas BPT di lapangan, telah dilaksanakan kegiatan Pertemuan Optimalisasi Pengelolaan Brigade Proteksi Tanaman Pangan pada tanggal Juli 2016 di Hotel Grage, Jl. Sosrowijayan No. 242, Yogyakarta. Pertemuan ini dihadiri oleh 75 orang terdiri dari petugas Brigade Proteksi Tanaman, Staf UPTD-BPTPH Dinas Pertanian dari 32 provinsi dan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.. Narasumber yang hadir pada pertemuan ini adalah Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Kasubdit Pengendalian OPT Akabi, Kasi Pestisida Hayati, Prof. Dr. Ir. Andi Trisyono, M.Sc (UGM), Prof. Dr. Dadang (IPB), Prof. Dr. Ir. Achmadi Priyatmojo, M.Sc (UGM), Ir. Paryoto, MP (Kepala LPHP DIY), Ir. Suparjono (Kepala UPTD-BPTPH DIY); Ir. Baskoro Sugeng Wibowo (BBPOPT); Mulyadi Benteng (Asosiasi Crop Care Indonesia), Vicki Arneldi, SP (Crop Life Indonesia); dan Rahmat (Bengkel Alat Semprot) Realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 98,67% dari pagu anggaran sebesar Rp ,-. Gambar 8. Optimalisasi Pengelolaan Brigade Proteksi Tanaman Laporan Tahunan

93% 98% 97% 98% 98% 98% 98% Laporan Tahunan 2015 ii

93% 98% 97% 98% 98% 98% 98% Laporan Tahunan 2015 ii RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Dalam rangka Rencana Strategis Kementerian Pertanian, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menargetkan pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan padi, jagung, dan kedelai

Lebih terperinci

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Laporan Kinerja Tahun 2014 i RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Pengamanan produksi tanaman pangan mencakup seluruh areal pertanaman. Operasional kegiatan diarahkan dalam rangka penguatan perlindungan tanaman pangan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

KATA PENGANTAR. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mempunyai tugas mengamankan produksi dari gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI) sehingga produksi tercapai

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PETANI PENGAMAT TAHUN 2018

PETUNJUK TEKNIS PETANI PENGAMAT TAHUN 2018 PETUNJUK TEKNIS PETANI PENGAMAT TAHUN 2018 DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2018 KATA PENGANTAR Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

Lebih terperinci

DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Pengamanan produksi tanaman pangan mencakup seluruh areal pertanaman. Operasional kegiatan diarahkan dalam rangka penguatan perlindungan tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI.

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

NOTA DINAS banjir Jawa Tengah, Jawa Timur dan Lampung kekeringan OPT banjir kekeringan OPT banjir

NOTA DINAS banjir Jawa Tengah, Jawa Timur dan Lampung kekeringan OPT banjir kekeringan OPT banjir NOMOR: NOTA DINAS Yth. : Direktur Jenderal Tanaman Pangan Dari : Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Hal : Laporan Perkembangan Serangan OPT, Banjir dan Kekeringan Tanggal : April 2017 Bersama ini kami

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

4. Upaya yang telah dilakukan dalam mengendalikan serangan OPT dan menangani banjir serta kekeringan adalah sebagai berikut:

4. Upaya yang telah dilakukan dalam mengendalikan serangan OPT dan menangani banjir serta kekeringan adalah sebagai berikut: NOMOR: NOTA DINAS Yth. : Direktur Jenderal Tanaman Pangan Dari : Plh. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Hal : Laporan Perkembangan Serangan OPT, Banjir dan Kekeringan Tanggal : Maret 2017 Bersama ini

Lebih terperinci

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun KATA PENGANTAR

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dalam rangka mewujudkan luas areal tanaman pangan yang aman dari gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI), perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan peran

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN BALAI BESAR

Lebih terperinci

NOTA DINAS banjir OPT banjir kekeringan OPT banjir kekeringan OPT

NOTA DINAS banjir OPT banjir kekeringan OPT banjir kekeringan OPT NOMOR: NOTA DINAS Yth. : Direktur Jenderal Tanaman Pangan Dari : Plt. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Hal : Laporan Perkembangan Serangan OPT, Banjir dan Kekeringan Tanggal : Mei 2017 Bersama ini

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN OKTOBER 2017 2017 Laporan Kinerja Triwulan III DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BALAI PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA ACEH

BALAI PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA ACEH PERAN UPTD PROTEKSI DALAM MENDUKUNG KEGIATAN UPSUS TP DAN PENINGKATAN KUALITAS DATA SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN TAHUN 2015 *) BALAI PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA ACEH *) Disampaikan pada : Pertemuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi aneka kacang (kacang tanah dan kacang hijau) memiliki peran yang cukup besar terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pakan. Peluang pengembangan aneka kacang

Lebih terperinci

CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014

CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014 CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014 Bahan Rapat Koordinasi Dengan Bupati/Walikota se Provinsi Jawa Timur Terkait Rekomendasi Dewan Pertimbangan Presiden Tentang Ancaman OPT Dan Progrnosa Produksi Padi Tahun

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014 KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2014

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2014 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) SURABAYA Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahun

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dr. Ir. Maman Suherman, MM NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dr. Ir. Maman Suherman, MM NIP 2017 Laporan Kinerja Triwulan II KATA PENGANTAR Dalam rangka memonitor capaian kinerja kegiatan Ditjen Tanaman Pangan pada triwulan II TA 2017 serta sebagai bahan penilaian aspek akuntabilitas kinerja

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... I. PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... I. PENDAHULUAN... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... i ii iii iv v iv I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Kedudukan,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017

KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017 KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017 HASIL SEMBIRING DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN JAKARTA, 31 MEI 2016 PERKEMBANGAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN GERAKAN PENGENDALIAN OPT KEDELAI

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN GERAKAN PENGENDALIAN OPT KEDELAI PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN GERAKAN PENGENDALIAN OPT KEDELAI KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN 2018 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN GERAKAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN GERAKAN PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) SEREALIA

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN GERAKAN PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) SEREALIA PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN GERAKAN PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) SEREALIA DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2018 Petunjuk Teknis Gerakan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja KATA PENGANTAR 2016 Laporan Kinerja KATA PENGANTAR Sebagai bahan bentuk pertanggungjawaban kinerja dan anggaran yang telah dilaksanakan selama tahun 2016, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 91 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 91 TAHUN 2008 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 91 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG :

Lebih terperinci

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 Dok L. 01 28/01/2014 LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Rencana Kinerja Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Rencana Kinerja Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah untuk melaksanakan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BADAN PPSDMP DAN EVALUASI E-PROPOSAL TAHUN 2016

RENCANA KERJA BADAN PPSDMP DAN EVALUASI E-PROPOSAL TAHUN 2016 RENCANA KERJA BADAN PPSDMP DAN EVALUASI E-PROPOSAL TAHUN 2016 OLEH : SEKRETARIS BADAN PPSDMP Disampaikan pada : Pra-Musrenbangtannas Kementerian Pertanian Jakarta, 12 Mei 2015 ARAH KEBIJAKAN 2015-2019

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) TAHUN 2013

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) TAHUN 2013 KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) TAHUN 2013 Kementerian negara/lembaga : Pertanian Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Perkebunan Program :

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DITJEN TANAMAN PANGAN 2015

LAPORAN KINERJA DITJEN TANAMAN PANGAN 2015 2015 Laporan Kinerja KATA PENGANTAR Sejalan dengan prioritas pembangunan Kabinet Kerja 2015-2019, Kementerian Pertanian menetapkan sasaran swasembada pangan dengan prioritas lima komoditas pangan utama,

Lebih terperinci

PENGENDALI ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN BAB I PENDAHULUAN

PENGENDALI ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN BAB I PENDAHULUAN 5 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 80/PERMENTAN/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGENDALI ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGENDALI

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2010

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2010 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 200 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 200 Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian

Lebih terperinci

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA.

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA. PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA. BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TAHUN 2018

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TAHUN 2018 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TAHUN 2018 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN 2018 Direktorat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN

Lebih terperinci

a. Kepala Balai ; b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha; c. Kepala Seksi Proteksi Tanaman Pangan; d. Kepala Seksi Proteksi Hortikultura; e. Kelompok Jabatan

a. Kepala Balai ; b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha; c. Kepala Seksi Proteksi Tanaman Pangan; d. Kepala Seksi Proteksi Hortikultura; e. Kelompok Jabatan BAB XXII BALAI PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PADA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI BANTEN Pasal 98 Susunan Organisasi Balai Balai Proteksi Tanaman Pangan Dan Hortikultura terdiri dari:

Lebih terperinci

Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR

Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan YME, karena atas karunia-nya kami dapat menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Perbenihan Tanaman

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi Tabel., dan Padi Per No. Padi.552.078.387.80 370.966 33.549 4,84 4,86 2 Sumatera Utara 3.48.782 3.374.838 826.09 807.302 4,39 4,80 3 Sumatera Barat.875.88.893.598 422.582 423.402 44,37 44,72 4 Riau 454.86

Lebih terperinci

Budidaya tanaman sehat. Banjir. Kekeringan. Pengamatan. Pelestarian musuh alami. Petani ahli

Budidaya tanaman sehat. Banjir. Kekeringan. Pengamatan. Pelestarian musuh alami. Petani ahli Budidaya tanaman sehat Banjir Pengamatan Kekeringan Pelestarian musuh alami Petani ahli KATA PENGANTAR Pemerintah pada Tahun 2010 telah menetapkan sasaran indikatif produksi padi sebesar 66,680 juta ton

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kerusakan tanaman yang disebabkan gangguan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) baik hama, penyakit maupun gulma menjadi bagian dari budidaya pertanian sejak manusia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 Bahan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional 3 4 Juni 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 08/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 08/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 08/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Subang

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-18.5-/216 DS995-2521-7677-169 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN TAHUN 2012

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN TAHUN 2012 LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN TAHUN 2012 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2012 disusun

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan perkebunan harus mampu meningkatkan pemanfaatan potensi sumberdaya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat secara berkeadilan dan berkelanjutan,

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011 PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Berdasarkan Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, Kementerian Pertanian merupakan

Lebih terperinci

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011 PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembangunan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGUATAN AGROEKOSISTEM SEREALIA

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGUATAN AGROEKOSISTEM SEREALIA i PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGUATAN AGROEKOSISTEM SEREALIA DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2018 ii PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGUATAN AGROEKOSISTEM

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Jawa Timur, sebagai salah satu lumbung pangan nasional, telah mampu memberikan sumbangan yang cukup besar dalam pemenuhan kebutuhan pangan nasional melalui pembangunan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016 PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016 PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN

PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 KATA PENGANTAR Kejadian El Nino Tahun 2015

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, Februari 2013 Laporan AkLrntabilitas

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN Nomor : 392/Kpts/OT.130/6/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PERAMALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN Nomor : 392/Kpts/OT.130/6/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PERAMALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN Nomor : 392/Kpts/OT.130/6/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PERAMALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN MENTERI PERTANIAN, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 10/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 10/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 10/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN AMBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Lebih terperinci

pengembangan PHT dan penggunaan program SIM OPT versi 2.1 yang telah disempurnakan, pemberdayaan THL Tenaga Bantu POPT-PHP, penyediaan dan

pengembangan PHT dan penggunaan program SIM OPT versi 2.1 yang telah disempurnakan, pemberdayaan THL Tenaga Bantu POPT-PHP, penyediaan dan Laporan Tahunan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 RINGKASAN ESEKUTIF 1. Dalam rangka mewujudkan sasaran produksi tanaman pangan, telah ditetapkan strategi peningkatan produksi, yaitu peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditas tanaman pangan berupa Serealia yaitu Padi, Jagung dan Serealia lain (antara lain gandum dan sorgum) mempunyai arti strategis dalam perekonomian nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditas tanaman pangan berupa Serealia yaitu Padi, Jagung dan Serealia lain (antara lain gandum dan sorgum) mempunyai arti strategis dalam perekonomian nasional,

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id -1- GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN PROVINSI BALI

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2014 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN AMBON KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2014

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016 Disampaikan pada acara : Pramusrenbangtannas Tahun 2016 Auditorium Kementerian Pertanian Ragunan - Tanggal, 12 Mei 201 KEBIJAKAN OPERASIONAL DIREKTORATJENDERALHORTIKULTURA

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN 2016

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN 2016 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN 2016 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2017 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Direktorat Perlindungan

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2010 Direktur Jenderal Tanaman Pangan IR. SUTARTO ALIMOESO, MM NIP

Jakarta, Januari 2010 Direktur Jenderal Tanaman Pangan IR. SUTARTO ALIMOESO, MM NIP KATA PENGANTAR Dalam upaya peningkatan produksi pertanian tahun 2010, pemerintah telah menyediakan berbagai fasilitas sarana produksi, antara lain subsidi pupuk untuk sektor pertanian. Tujuan pemberian

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

Press Release Katam Terpadu MT I 2013/2014 untuk Pencapaian Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai Jakarta, 26 September 2013

Press Release Katam Terpadu MT I 2013/2014 untuk Pencapaian Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai Jakarta, 26 September 2013 Press Release Katam Terpadu MT I 2013/2014 untuk Pencapaian Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai Jakarta, 26 September 2013 (1) Berdasarkan prakiraan BMKG dan beberapa lembaga penelitian lain mengindikasikan

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PEMBINAAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 11/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN PONTIANAK

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 11/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN PONTIANAK PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 11/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN PONTIANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2012 i RKT 2012 Direktorat Perlindungan Perkebunan KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Perlindungan Perkebunan disusun

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015 Dok L.11/19/03/2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN AMBON Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, Maret 2014 Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk besar sangat perlu memantapkan kestabilan pangan secara berkelanjutan, oleh karenanya perlu melakukan strategi dan upaya-upaya

Lebih terperinci

Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR

Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-nya kami dapat menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan Tahun 2014. Laporan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan

KATA PENGANTAR. Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan YME, karena atas karunia-nya kami dapat menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan Tahun

Lebih terperinci

STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN

STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN 94 Masterplan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan dan Hortikultura STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA JAWA TIMUR Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010 2014 (Edisi Revisi Tahun 2011), Kementerian Pertanian mencanangkan

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 1 Kedudukan Satuan Kerja Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah, ditetapkan berdasarkan

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018

RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018 RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018 Disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis Perecanaan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 1 SASARAN

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 49/Permentan/OT.140/8/2012 TANGGAL : 15 Agustus 2012 TENTANG : INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2010-2014 INDIKATOR KINERJA

Lebih terperinci

SASARAN PRODUKSI KOMODITI UTAMA TANAMAN PANGAN TAHUN 2016

SASARAN PRODUKSI KOMODITI UTAMA TANAMAN PANGAN TAHUN 2016 EVALUASI E-PROPOSAL DAN RENCANA KERJA TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN-RI 1 SASARAN PRODUKSI KOMODITI UTAMA TANAMAN PANGAN TAHUN 2016 NO. KOMODITI LUAS TANAM LUAS PANEN

Lebih terperinci