DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... I. PENDAHULUAN...

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... I. PENDAHULUAN..."

Transkripsi

1

2

3 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... i ii iii iv v iv I. PENDAHULUAN Latar Belakang Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sumber Daya Manusia (SDM) Dukungan Anggaran... 6 II. PERENCANAAN KINERJA... 7 III. AKUNTABILITAS KINERJA Capaian Kinerja Sistem Pembinaan Lembaga Perbenihan Tanaman Pangan yang Efisien di Lokasi Penerapan Budidaya Tanaman Pangan yang Tepat Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan Realisasi Anggaran Permasalahan IV. PENUTUP LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 ii

4 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Tahun Tabel 2. Rencana dan Realisasi Perbanyakan Benih Sumber Padi, Jagung, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu dan Ubi Jalar Tahun Tabel 3. Perbandingan Rencana dan Realisasi Perbanyakan Benih Sumber Padi, Jagung, Kedelai Tahun 2015 dibandingkan Tahun Tabel 4. Realisasi Persentase Luas Perbanyakan Benih Sumber Tahun Tabel 5. Realisasi Luas Penangkaran Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu dan Ubi Jalar Tahun Tabel 6. Perbandingan Realisasi Luas Penangkaran Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu dan Ubi Jalar Tahun 2015 dibandingkan Tahun Tabel 7. Realisasi Produksi Benih Tanaman Pangan Tahun Tabel 8.Monitoring Penyaluran Benih dan Pengawasan Mutu benih Tanaman Pangan Pasar Bebas Non Subsidi... Tabel 9. Rencana dan Realisasi Penguatan Desa Mandiri Benih Tahun 2016 Tabel 10. Rencana dan Realisasi Pengembangan Desa Mandiri Benih Tahun Tabel 11. Realisasi Penyaluran Bantuan Benih Pusat Padi dan Jagung Tahun Tabel 12. Rencana dan Realisasi Penyaluran Benih Bersubsidi Tahun 2016 Tabel 13. Realisasi Penggunaan Benih Varietas Unggul Bersertifikat Padi, Jagung dan Kedelai... Tabel 14. Penggunaan Benih Varietas Unggul Bersertifikat Selama Lima Th Tabel 15. Realisasi Penyerapan Anggaran Sistem Pengelolaan Penyediaan Benih TA LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 iii

5 DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 1. Persentase Luas Perbanyakan Benih Tahun 2015 dibandingkantahun Grafik 2. Persentase Luas Perbanyakan Benih Tahun Grafik 3. Perbandingan Luas Penangkaran Tahun 2015 dibandingkan Tahun Grafik 4. Realisasi Penyaluran Bantuan Benih Pusat Tahun Grafik 5. Persentase Penggunaan Benih Varietas Unggul Bersertifikat Grafik 6. Persentase Penggunaan Benih Varietas Unggul Bersertifikat Tahun LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 iv

6 DAFTAR LAMPIRAN 1. Penetapan Kinerja Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan Tahun 2016 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 v

7 RINGKASAN EKSEKUTIF Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan yang merupakan unit Eselon 2 memiliki struktur organisasi sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata kerja Kementerian Pertanian, untuk melaksanakan tugas dan fungsi mendukung tercapainya sasaran produksi komoditas utama tanaman pangan. Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan memiliki kebijakan perbenihan di bidang peningkatan penyediaan benih padi, jagung, kedelai, dan tanaman pangan lain, serta mendorong pencapaian produksi benih melalui pengembangan dan penyebaran varietas unggul, peningkatan produksi dan distribusi benih, peningkatan pengawasan mutu dan sertifikasi benih serta mengoptimalkan kelembagaan perbenihan. Kebijakan tersebut tertuang dalam kegiatan Direktorat Perbenihan antara lain ketersediaan benih varietas unggul bersertifikat, optimalisasi pengawasan dan sertifikasi benih, peningkatan peran kelembagaan perbenihan, pengawalan/pembinaan, monitoring dan evaluasi. Implementasi kegiatan tersebut difasilitasi melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) TA 2016 yang sifatnya sebagai stimulan pada tercapainya tujuan dan sasaran dibidang perbenihan. Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan perbenihan tanaman pangan beserta permasalahan/kendala yang dihadapi pada tahun 2016, dilakukan Evaluasi Kinerja pada seluruh aspek kegiatan perbenihan dan hasil evaluasi ini akan digunakan sebagai bahan penyusunan program pengembangan pada tahun-tahun berikutnya. Seiring dengan upaya merealisasikan good government, Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan telah melaksanakan berbagai kegiatan, mewujudkan tercapainya tujuan dan sasaran, serta yang telah dituangkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja pada tahun 2016 yaitu terselenggaranya sistem pembinaan lembaga perbenihan tanaman pangan yang efisien di lokasi penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat. Untuk mencapai hal tersebut Direktorat Perbenihan pada Tahun 2016 mengalokasikan anggaran untuk program dan kegiatan Perbenihan yang mendapatkan fasilitas untuk perbanyakan benih sumber, pengawasan dan pengujian benih tanaman pangan, serta luas lahan yang mendapatkan fasilitas untuk memproduksi benih bersertifikat. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 vi

8 Secara umum, semua kegiatan Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan telah dilaksanakan seoptimal mungkin sesuai dengan penyerapan anggaran yang maksimal. Berdasarkan uraian pada Laporan Kinerja (LAKIN) tahun 2016, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Luas Lahan yang Mendapat Fasilitas untuk Perbanyakan Benih Sumber Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu dan Ubi Jalar. Rencana perbanyakan benih benih sumber di Balai Benih di seluruh Indonesia untuk komoditas padi, jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar di Balai Benih di 31 Provinsi seluas 540 ha, namun karena adanya penghematan anggaran (self blocking) dan sesuai usulan dari daerah direvisi menjadi 468 ha terealisasi seluas 368,5 atau 78,74%. Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 capaian realisasi perbanyakan benih sumber tahun 2016 lebih rendah 7,1 % karena terjadi penghematan anggaran. Jika dibandingkan dengan realisasi lima tahun realisasi luas perbanyakan benih sumber komoditas padi naik dari tahun 2012 ke tahun 2013 s.d 2014 kemudian turun dari tahun 2015 dan 2016, komoditas jagung naik dari tahun 2012 ke tahun 2013 kemudian turun pada tahun 2014 dan naik lagi pada tahun 2016, dan komoditas kedelai dari tahun 2012 naik ke tahun 2013 kemudian turun pada tahun 2014 s.d tahun Penurunan persentase luas perbanyakan benih sumber di Balai Benih pada tahun 2016 karena adanya penghematan anggaran, karena perbanyakan benih sumber khususnya kedelai banyak ditanam pada bulan-bulan November. 2. Jumlah Pengawasan dan Pengujian Benih Tanaman Pangan ha. Luas penangkaran yang disertifikasi oleh BPSBTPH s.d Tahun 2016 seluas ,19 ha atau 194,60% dari target ha, untuk benih padi seluas ,37 ha, benih jagung seluas 2.628,34 ha, benih kedelai seluas ,08 ha, benih kc. tanah seluas 330,38 ha, benih kc hijau seluas 39,52 ha dan benih ubi kayu seluas 10,50 ha. Jika dibandingkan dengan Tahun 2015 luas penangkaran yang disertifikasi oleh BPSBTPH mengalami kenaikan 14,09 %, terutama pada komoditas padi dan ubi kayu, sedangkan untuk komoditas yang lain mengalami penurunan. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 vii

9 Dari luas penangkaran di atas produksi benih yang diawasi sebagai berikut: untuk benih padi sebanyak ,96 kg, benih jagung sebanyak ,87 kg, benih kedelai sebanyak ,90 kg, benih kc. tanah 155,35 kg, benih kc. hijau sebanyak 35,35 kg, dan ubi kayu sebanyak stek. Untuk mendukung mutu benih tanaman pangan BPSBTPH disamping melakukan sertifikasi juga melakukan pengawasan mutu benih yang ada di pasaran. Hasil pengawasan peredaran benih yang ada di pasaran untuk benih padi sebanyak ,553 ton, benih jagung sebanyak ,043 ton, benih kedelai sebanyak 4.571,512 ton, kc. tanah sebanyak 104,135 ton dan kc. hijau sebanyak 6,330 ton. Hasil pengujian mutu benihnya untuk benih padi ,10 ton, benih jagung sebanyak 62,59 ton, benih kedelai sebayak ,65 ton dan benih kc. tanah sebanyak 3.627,49 ton. 3. Luas lahan yang Mendapatkan Fasilitas untuk Memproduksi Benih Bersertifikat seluas ha. Kegiatan yang mendapat fasilitas untuk memproduksi benih bersertifikat yaitu: a. Realisasi Penguatan Desa Mandiri Benih pada Tahun 2016 seluas ha setelah mengalami penghematan anggaran dari target ha menjadi ha jadi 87,27 %. b. Realisasi Pengembangan Desa Mandiri Benih pada Tahun 2016 seluas 922 ha setelah mengalami penghematan anggaran dari target ha menjadi ha jadi 77,48 %. 4. Disamping kegiatan yang masuk dalam indikator kinerja Direktorat Perbenihan juga mendapatkan kegiatan tambahan untuk mendukung peningkatan produksi benih Tahun 2016 sebagai berikut: a. Bantuan Benih Pusat dan Daerah Realisasi penyaluran bantuan benih pusat untuk komoditas padi sebesar kg atau 70,38% dari kontrak kg, rendahnya realisasi karena ada provinsi yang tumpang tindih dengan bantuan lain sehingga kontrak dibatalkan dan adanya penghematan anggaran. Realisasi penyaluran untuk komoditas jagung sebesar ,25 kg atau 93,19% dari kontrak sebesar 2.149,511,25 kg, pencapaian tidak 100% karena adanya penghematan dan tumpang tindih dengan bantuan lain. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 vii i

10 b. Subsidi Benih Rencana benih bersubsidi TA.2016 sebanyak kg terdiri dari benih padi inbrida kg, benih padi hibrida kg, dan benih kedelai kg. Sampai dengan akhir Desember realisasi penjualan subsidi benih sebanyak kg, dengan rincian untuk benih padi inbrida sebanyak kg, padi hibrida sebanyak kg dan benih kedelai sebanyak kg. 5. Hasil yang dicapai (Outcome) dari pengukuran kinerja kegiatan perbenihan tersebut diatas yaitu tercapainya penggunaan benih varietas unggul bersertifikat padi, jagung dan kedelai sebagai berikut : penggunaan benih varietas unggul bersertifikat padi sebesar 43,52% dari rencana 50,00% atau 87,04%; 2) penggunaan benih varietas unggul bersertifikat jagung sebesar 52.28% dari rencana 50,00% atau 104,56%, dan 3) penggunaan benih varietas unggul bersertifikat kedelai sebesar 46.94% dari rencana 35,00% atau %. 6. Dalam mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan tahun 2016, Direktorat Perbenihan dalam melaksanakan pembinaan/kegiatan pengelolaan sistem penyediaan benih tanaman pangan melalui program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman pangan untuk mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan mendapatkan alokasi anggaran sebesarrp ,00 ( empat ratus lima puluh lima miliar tiga ratus delapan sembilan juta lima ratus satu ribu rupiah). Rincian alokasi anggaran terdiri dari anggaran pusat Rp ,00 dana dekonsentrasi Rp dan dana Tugas Pembantuan Rp ,00 ditengah perjalanan terjadi pemotongan anggaran sehingga anggaran Direktorat Perbenihan menjadi ,00 terealisasi sebesar ,00 atau 82,45%. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 ix

11 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan yang merupakan unit Eselon 2 memiliki struktur organisasi sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata kerja Kementerian Pertanian, untuk melaksanakan tugas dan fungsi mendukung tercapainya sasaran produksi komoditas utama tanaman pangan. Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan memiliki kebijakan perbenihan di bidang peningkatan penyediaan benih padi, jagung, kedelai, dan tanaman pangan lain, serta mendorong pencapaian produksi benih melalui pengembangan dan penyebaran varietas unggul, peningkatan produksi dan distribusi benih, peningkatan pengawasan mutu dan sertifikasi benih serta mengoptimalkan kelembagaan perbenihan. Kebijakan tersebut tertuang dalam kegiatan Direktorat Perbenihan antara lain ketersediaan benih varietas unggul bersertifikat, optimalisasi pengawasan dan sertifikasi benih, peningkatan peran kelembagaan perbenihan, pengawalan/pembinaan, monitoring dan evaluasi. Implementasi kegiatan tersebut difasilitasi melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) TA 2016 yang sifatnya sebagai stimulan pada tercapainya tujuan dan sasaran dibidang perbenihan Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata kerja Kementerian Pertanian, Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan mempunyai kedudukan dan bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Unit Eselon I), serta mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan benih padi, jagung, kedelai, dan tanaman pangan lain. Dalam melaksanakan tugas Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan menyelenggarakan fungsi: 1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan produksi benih tanaman pangan; 2. pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan produksi benih tanaman pangan; 3. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peningkatan penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan produksi benih tanaman pangan; LAPORAN KINERJA TAHUN

12 4. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan produksi benih tanaman pangan; 5. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan produksi benih tanaman pangan; dan 6. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan memiliki struktur organisasi yang terdiri dari : a. Subdirektorat Pengembangan Varietas; 1) Seksi Penilaian Varietas 2) Seksi Pengembangan Varietas b. Subdirektorat Pengawasan Mutu Benih; 1) Seksi Sertifikasi Benih 2) Seksi Pengawasan Peredaran Benih c. Subdirektorat Pengembangan Produksi Benih; 1) Seksi Penyediaan Benih 2) Seksi Pemanfaatan Benih d. Subbagian Tata Usaha; dan e. Kelompok Jabatan Fungsional. Masing-masing unit organisasi tersebut di atas mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut: a. Subdirektorat Pengembangan Varietas mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peningkatan penyediaan varietas benih tanaman pangan. Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Pengembangan Varietas menyelenggarakan fungsi: - penyiapan penyusunan kebijakan di bidang penilaian, pelepasan dan penyebaran varietas benih tanaman pangan; - penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penilaian, pelepasan dan penyebaran varietas benih tanaman pangan; - penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penilaian, pelepasan dan penyebaran varietas benih tanaman pangan; LAPORAN KINERJA TAHUN

13 - pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penilaian, pelepasan dan penyebaran varietas benih tanaman pangan; dan - pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang penilaian, pelepasan dan penyebaran varietas benih tanaman pangan. b. Subdirektorat Pengawasan Mutu Benih mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peningkatan pengawasan mutu benih tanaman pangan. Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Pengawasan Mutu Benih menyelenggarakan fungsi: - penyiapan penyusunan kebijakan di bidang sertifikasi dan pengawasan peredaran benih tanaman pangan; - penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang sertifikasi dan pengawasan peredaran benihtanaman pangan; - penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang sertifikasi dan pengawasan peredaran benihtanaman pangan; - pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang sertifikasi dan pengawasan peredaran benihtanaman pangan; dan - pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang sertifikasi dan pengawasan peredaran benihtanaman pangan. c. Subdirektorat Pengembangan Produksi Benih mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peningkatan penyediaan benih padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lain. Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Pengembangan Produksi Benih menyelenggarakan fungsi: - penyiapan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan benih dan pemanfaatan benihtanaman pangan; - penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan benih dan pemanfaatan benihtanaman pangan; - penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peningkatan penyediaan benih dan pemanfaatan benih tanaman pangan; - pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan penyediaan benih dan pemanfaatan benih tanaman pangan; dan LAPORAN KINERJA TAHUN

14 - pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan penyediaan benih dan pemanfaatan benih tanaman pangan. d. Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga, dan surat menyurat, serta kearsipan Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan. e. Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 284 huruf e mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan. - Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas jabatan fungsional Pengawas Benih Tanaman dikoordinasikan oleh pejabat fungsional senior yang ditunjuk Direktur Perbenihan Tanaman Pangan. - Direktur Perbenihan Tanaman Pangan menempatkan pejabat fungsional Pengawas Benih Tanaman pada unit kerja eselon III sesuai tugas jabatan fungsional. - Jumlah pejabat fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. - Jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. LAPORAN KINERJA TAHUN

15 DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN PANGAN Subbagian Tata Usaha Subdirektorat Pengembanga n Varietas Subdirektorat Pengawasan MutuBenih Subdirektorat Pengembangan Produksi Benih Seksi Penilaian dan Pelepasan Varietas Seksi Penyebaran Varietas Seksi Sertifikasi Benih Seksi Pengawasan Peredaran Benih Seksi PenyediaanBen ih Seksi Pemanfaatan Benih Kelompok Jabatan Fungsional Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan 1.4. Sumber Daya Manusia (SDM) Berdasarkan data kepegawaian bahwa sumber daya manusia (SDM) Direktorat Perbenihan pada tahun 2016 berjumlah 56 (lima puluh enam) orang teknis dan non teknis. Berdasarkan Daftar Urut Kepangkatan (DUK) tahun 2016 komposisi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan Berdasarkan tingkat pendidikan pegawai yang ada di masing-masing unit kerja Direktorat Perbenihan tahun 2016 dapat diklasifikasi sebagai berikut : Doktor (S3) 1 orang, Magister (S2) 12 orang, Sarjana (S1) 25 orang, Sarjana Muda (D3) 3 orang, SLTA 12 orang, SLTP 1 orang dan SD 2 orang. 2. Jumlah Pegawai Berdasarkan Pangkat dan Golongan/Ruang Gaji Berdasarkan pangkat dan golongan dapat dikelompokkan sebagai berikut : golongan IV 11 orang, golongan III 36 orang, golongan II 8 orang dan golongan I sebanyak 1 orang. LAPORAN KINERJA TAHUN

16 1.5. Dukungan Anggaran Pada Tahun Anggaran 2016, Direktorat Perbenihan dalam melaksanakan pembinaan/kegiatan pengelolaan sistem penyediaan benih tanaman pangan melalui peningkatan penyediaan benih padi, jagung, kedelai, dan tanaman pangan lain. Mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp ,00 (empat ratus lima puluh lima miliar tiga ratus delapan sembilan juta lima ratus satu ribu rupiah). Rincian alokasi anggaran terdiri dari anggaran pusat Rp ,00 dana dekonsentrasi Rp ,00 dan dana Tugas Pembantuan Rp ,00, namun pada pertengahan tahun terjadi pemotongan anggaran sehingga anggaran Direktorat Perbenihan menjadi Rp ,00. LAPORAN KINERJA TAHUN

17 BAB II PERENCANAAN KINERJA Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Perbenihan tahun 2016 merupakan lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari Direktur Jenderal Tanaman Pangan untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja diharapkan dapat mewujudkan capaian strategis khususnya dalam mendukung program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yaitu program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman pangan untuk mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan, berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan yang menjadi sasaran dalam menunjang program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman pangan untuk mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan, seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Tahun 2016 NO SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET TARGET SETELAH REVISI REALISASI *) PENGHEMATAN (SELF % BLOCKING) 1 Terselenggaranya sistem pembinaan Luas lahan yang mendapatkan lembaga perbenihan tanaman pangan fasilitas untuk perbanyakan benih yang efisien di lokasi penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat sumber (ha) Jumlah Pengawasan dan Pengujian benih tanaman pangan (ha) 80, , Luas lahan yang mendapatkan fasilitas untuk memproduksi benih bersertifikat (ha) 2,000-7, Untuk mendukung terselenggaranya sistem pembinaan lembaga perbenihan tanaman pangan yang efisien di lokasi penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat, Direktorat Perbenihan melalui Anggaran APBN Tahun 2016 menetapkan indikator kinerja sebagai berikut: 1. Luas Lahan yang Mendapatkan Fasilitas untuk Perbanyakan Benih Sumber Seluas 540 (ha). Dalam rangka mendukung penyediaan benih sumber khususnya kelas Benih Dasar (BD) dan Benih Pokok (BP) sesuai peraturan Menteri Pertanian Nomor 347/Kpts/OT.210/6/2003 tentang Pedoman Pengelolaan Balai Benih Tanaman Pangan dan atau Hortikultura, maka ditugaskan LAPORAN KINERJA TAHUN

18 kepada Balai Benih untuk melakukan perbanyakan benih sumber kelas BD dan BP. Dalam rangka pelaksanaan perbanyakan benih sumber tersebut pemerintah tetap mengalokasikan anggaran perbanyakan yang melalui anggaran APBN Dekonsentrasi Provinsi pagu awal sebesar Rp ,00 dalam perjalanannya terjadi penghematan anggaran (self Blocking) menjadi Rp ,00. Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan TA 2016, rencana perbanyakan benih sumber pada areal produksi padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar di Balai Benih di 31 Provinsi seluas 540 ha, namun karena adanya penghematan anggaran (self blocking) dan sesuai usulan dari daerah direvisi menjadi 468 ha disamping untuk perbanyakan benih anggaran tersebut juga dialokasikan untuk kegiatan yang mendukung tercapainya perbanyakan benih sumber seperti sarana prasarana, peralatan dan inventaris kantor BBI. 2. Jumlah Pengawasan dan Pengujian Benih Tanaman Pangan seluas (Ha) Dalam rangka menjamin mutu benih tanaman pangan yang akan digunakan petani dalam kegiatan usahataninya, maka dalam produksi dan peredaran benih perlu dilakukan pengawasan. Pengawasan dalam prouksi benih dilakukan melalui proses sertifikasi sejak dari penentuan lahan produksi, pertanaman, pengujian di laboratorium hingga pelabelan. Sedangkan pengawasan dalam peredarannya dilakukan antara lain melalui penilaian produsen/peredaran benih, pengecekan mutu benih yang beredar, penanganan kasus perbenihan, dan lain-lain. UPTD BPSBTPH yang berada di setiap provinsi merupakan institusi pemerintah yang bertugas dan bertanggungjawab dalam melakukan pengawasan mutu benih yang diproduksi maupun yang diedarkan. Untuk mendukung pelaksanaan tugas BPSBTPH tersebut dalam melakukan pengawasan mutu benih, pemerintah pada tahun 2016 telah mengalokasikan anggaran dekonsentrasi untuk seluruh UPTD BPSBTPH melalui APBN Kementerian Pertanian sebesar Rp ,500, namun dalam perjalanannya alokasi anggaran tersebut mengalami penghematan (self blocking) sehingga menjadi Rp Jenis dan volume benih yang disertifikasi berdasarkan permintaan/permohonan dari produsen/penangkar benih dengan LAPORAN KINERJA TAHUN

19 disesuaikan kebutuhan daerah setempat dan perkembangan perbenihan secara nasional. Mengingat pentingnya peran UPTD BPSBTPH dalam mendukung upaya penyediaan benih bersertifikat, Direktorat perbenihan Tanaman Pangan secara terus-menerus melakukan upaya-upaya untuk memantapkan kelembagaan pengawasan ini di seluruh provinsi (33 Provinsi). Salah satu upaya yang dilakukan untuk optimalisasi kelembagaan UPTD BPSBTPH adalah adanya alokasi anggaran untuk meningkatkan kompetensi pengawas benih tanaman (PBT) di UPTD BPSBTPH dan penyempurnaan secara bertahap prasarana sarana kelembagaan. 3. Luas lahan yang Mendapatkan Fasilitas untuk Memproduksi Benih Bersertifikat seluas (ha). Dalam rangka mendukung Program Presiden Republik Indonesia periode , dimana salah satunya adalah mewujudkan kemandirian pangan dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik sebagaimana yang tertera dalam 9 (sembilan) Agenda Prioritas Pembangunan, maka penanggulangan kemiskinan pertanian dan regenerasi petani menjadi fokus utama pembangunan pertanian. Salah satu upaya ke arah tersebut adalah pencanangan seribu desa berdaulat pangan hingga tahun Untuk tercapainya berdaulat pangan, prioritas pembangunan pertanian yang harus terwujud adalah tercapainya sasaran produksi padi, jagung dan kedelai. Berdasarkan pengalaman empiris, peningkatan produktivitas dan kualitas hasil tanaman sangat dipengaruhi oleh kualitas benih yang digunakan petani. Terkait dengan hal itu, maka sebagaimana yang tertuang dalam RPJMN kegiatan Desa Mandiri Benih merupakan salah satu kegiatan yang diharapkan dapat mendukung pencapaian sasaran produksi dan merupakan salah satu upaya pemecahan masalah dari aspek perbenihan. Ketersediaan benih varietas unggul bersertifikat pada saat ini belum dapat memenuhi kebutuhan benih secara optimal, baik dari aspek ketepatan varietas, mutu, jumlah, waktu, lokasi maupun harga. Dengan adanya kegiatan Penguatan Desa Mandiri Benih ini diharapkan akan tumbuh penangkar/produsen atau kelompok penangkar/produsen yang mampu menyediakan benih untuk memenuhi kebutuhan benih di wilayah masing-masing. Kegiatan Desa Mandiri Benih telah dialokasikan mulai TA 2015, yaitu sebanyak seribu unit/desa yang tersebar di 31 Provinsi/356 Kabupaten/Kota. LAPORAN KINERJA TAHUN

20 Agar kegiatan tersebut tetap berkelanjutan dan semakin lebih baik lagi, maka pada TA 2016 dialokasikan kegiatan Penguatan Desa Mandiri Benih yaitu dengan memberikan bantuan benih sumber, sarana pelengkap gudang, dan peningkatan kemampuan/pelatihan produksi benih bagi kelompoktani dengan kelompok penangkar penerima bantuan Pengembangan Seribu Desa Mandiri Benih TA Ke depan diharapkan akan tumbuh kelompoktani/kelompok penangkar atau gabungan kelompoktani dengan kelompok penangkar yang mampu menyediakan benih untuk memenuhi kebutuhan benih di desanya. LAPORAN KINERJA TAHUN

21 BAB III AKUNTABILIAS KINERJA 3.1 Capaian Kinerja Sistem Pembinaan Lembaga Perbenihan Tanaman Pangan yang Efisien di Lokasi Penerapan Budidaya Tanaman Pangan yang Tepat 1. Program/kegiatan dan anggaran yang menunjang tercapainya kinerja Sistem Pembinaan Lembaga Perbenihan Tanaman Pangan yang Efisien di Lokasi Penerapan Budidaya Tanaman Pangan yang Tepat, kegiatan Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan yang mendukung adalah sebagai berikut: a. Luas Lahan yang Mendapat Fasilitas untuk Perbanyakan Benih Sumber Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu dan Ubi Jalar. Lembaga/institusi pemerintah yang ditugasi untuk memproduksi Benih Sumber adalah Balai Benih yang dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 347/kpts/OT.210/6/2003, tentang Pedoman Pengelolaan Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura. Guna memenuhi kebutuhan benih varietas unggul bersertifikat dalam upaya peningkatan produksi dan pendapatan petani, perlu dilakukan pengembangan produksi benih sumber padi dan palawija di Balai Benih sebagai sumber benih untuk produksi Benih Sebar (BR). Dalam penyediaan benih varietas unggul bersertifikat tanaman pangan untuk varietas publik telah ditetapkan pola perbanyakan benih formal yang dimulai dari (1) Benih Penjenis (Breeder Seed/BS) yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian, (2) Perbanyakan Benih Dasar (BS-BD), (3) Perbanyakan benih Pokok (BD-BP), dan (4) Perbanyakan benih Sebar (BP- BR). Benih dasar, Benih Pokok dan Benih Sebar yang diproduksi harus melalui proses sertifikasi dalam produksinya. Sesuai dengan fungsinya maka Balai Benih provinsi dapat memproduksi dua kelas benih yaitu: (1) Kelas BD (perbanyakan BS ke BD) dan (2) Kelas BP (perbanyakan BD ke BP). Benih sumber untuk perbanyakan benih adalah benih penjenis (BS), yang berasal dari institusi Badan Litbangtan atau sumber lain yang diakui kualitas Benih penjenisnya (BS). Selanjutnya Balai Benih memproduksi benih sumber (BD dan BP) sesuai aturan yang ditetapkan. Benih sumber yang dihasilkan balai benih swasta/bumn dan penangkar benih yang memproduksi Benih Sebar (BR). Rencana perbanyakan benih pada areal produksi benih sumber di Balai Benih di seluruh Indonesia untuk komoditas padi, jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar di Balai Benih di 31 Provinsi seluas 540 ha, LAPORAN KINERJA TAHUN

22 namun karena adanya penghematan anggaran (self blocking) dan sesuai usulan dari daerah direvisi menjadi 468 ha terealisasi seluas 368,5 atau 78,74%, secara rinci sesuai dengan Tabel 2 berikut. Tabel 2. Rencana dan Realisasi Perbanyakan Benih Sumber Padi, Jagung, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu dan Ubi Jalar Tahun 2016 NO KOMODITAS KELAS BENIH RENCANA TANAM (Ha) RENCANA TANAM SETELAH SELF BLOCKING (Ha) *) REALISASI TANAM (Ha) % 1 Padi BS-BD BD-BP Jagung BS-BD BD-BP Kedelai BS-BD BD-BP Kacang Tanah BS-BD BD-BP Kacang Hijau BS-BD BD-BP Ubi Kayu BS-BD 1 Hemat 0.00 BD-BP Ubi Jalar BS-BD 1 Hemat 0.00 BD-BP 1 Hemat 0.00 Jumlah Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 capaian realisasi perbanyakan benih sumber tahun 2016 lebih rendah 7,1 % karena terjadi penghematan anggaran. Secara rinci seperti Tabel 3 berikut. Tabel 3. Perbandingan Rencana dan Realisasi Perbanyakan Benih Sumber NO KOMODITAS Padi, Jagung, Kedelai Tahun 2015 dibandingkan Tahun KELAS BENIH RENCANA TANAM (Ha) REALISASI TANAM (Ha) % TAHUN Selisih % Tahun 2015 Dibandingkan Tahun *) RENCANA TANAM (Ha) REALISASI TANAM (Ha) % Absolut (Ha) 1 Padi BS-BD (5.20) (8.0) % BD-BP Jagung BS-BD BD-BP Kedelai BS-BD (14.50) (31.5) BD-BP (26.00) (21.7) Jumlah (27.20) (7.1) LAPORAN KINERJA TAHUN

23 PERSENTASE LUAS PERBANYAKAN BENIH TAHUN 2015 DIBANDINGKAN TAHUN PADI JAGUNG KEDELAI Grafik 1. Persentase Luas Perbanyakan Benih Tahun 2015 dibandingkan Tahun 2016 Jika dibandingkan dengan realisasi lima tahun realisasi luas perbanyakan benih sumber komoditas padi naik dari tahun 2012 ke tahun 2013 s.d 2014 kemudian turun dari tahun 2015 dan 2016, komoditas jagung naik dari tahun 2012 ke tahun 2013 kemudian turun pada tahun 2014 dan naik lagi pada tahun 2016, dan komoditas kedelai dari tahun 2012 naik ke tahun 2013 kemudian turun pada tahun 2014 s.d tahun Penurunan persentase luas perbanyakan benih sumber di Balai Benih pada tahun 2016 karena adanya penghematan anggaran, karena perbanyakan benih sumber khususnya kedelai banyak ditanam pada bulan-bulan November. Secara rinci pada Tabel 4 berikut: Tabel 4. Realisasi Persentase Luas Perbanyakan Benih Sumber Tahun NO TAHUN PERSENTASE LUAS PERBANYAKAN BENIH (%) PADI JAGUNG KEDELAI ,6 81,3 85, ,9 91,4 95, ,4 79,9 95, ,2 89,58 94, ,99 62,07 58,64 PERSENTASE LUAS PERBANYAKAN BENIH SUMBER TAHUN PADI JAGUNG KEDELAI Grafik 2.Persentase Luas Perbanyakan Benih Tahun LAPORAN KINERJA TAHUN

24 b. Jumlah Pengawasan dan Pengujian Benih Tanaman Pangan ha Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 56/Permentan/PK.110/11/2015 bahwa lembaga yang dapat menyelenggarakan sertifikasi benih tanaman pangan di daerah yaitu UPTD BPSBTPH dan Produsen Benih Bina yang telah mendapat sertifikat system manajemen mutu dari Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu (LSSM). Luas penangkaran yang disertifikasi oleh BPSBTPH s.d Tahun 2016 seluas ,19 ha atau 194,60% dari target ha, untuk benih padi seluas ,37 ha, benih jagung seluas 2.628,34 ha, benih kedelai seluas ,08 ha, benih kc. tanah seluas 330,38 ha, benih kc hijau seluas 39,52 ha dan benih ubi kayu seluas 10,50 ha, secara rinci seperti Tabel 5 berikut ini: Tabel 5. Realisasi Luas Penangkaran Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu dan Ubi Jalar Tahun 2016 NO KOMODITAS LUAS PENANGKARAN (Ha) *) 1 Padi 127, Kelas BD 12, Kelas BP 52, Jumlah Kelas BR 62, Kelas BR 59, Hibrida 2, Jagung 2, Kelas BD Kelas BP Jumlah Kelas BR 2, Kelas BR Hibrida 1, Kedelai 26, Kelas BD Kelas BP 3, Kelas BR 23, Kc. Tanah Kelas BD Kelas BP Kelas BR Kc. Hijau Kelas BD 0.14 Kelas BP Kelas BR Ubi Kayu Kelas BD 6.50 Kelas BP 2.00 Kelas BR Ubi Jalar JUMLAH - 157, Jika dibandingkan dengan Tahun 2015 luas penangkaran yang disertifikasi oleh BPSBTPH mengalami kenaikan 14,09 %, terutama pada komoditas padi dan ubi kayu, sedangkan untuk komoditas yang lain mengalami penurunan. Secara rinci seperti Tabel 6 berikut: LAPORAN KINERJA TAHUN

25 Tabel 6. Perbandingan Realisasi Luas Penangkaran Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu dan Ubi Jalar Tahun 2015 dibandingkan Tahun NO KOMODITAS LUAS PENANGKARAN (Ha) TAHUN 2015 TAHUN 2016 *) Selisih % Tahun 2015 Dibandingkan Tahun 2016 Absolut (Ha) % 1 Padi 85, , , Jagung 16, , (14,252.52) (84.43) 3 Kedelai 34, , (8,322.56) (23.84) 4 Kc. Tanah (40.47) (10.91) 5 Kc. Hijau (70.68) (64.14) 6 Ubi Kayu Ubi Jalar JUMLAH 138, , , PERBANDINGAN LUAS PENANGKARAN TAHUN 2015 DIBANDINGKAN TAHUN , , Padi JagungKedelai Kc. Tanah Kc. Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar TAHUN 2015 TAHUN 2016 Grafik 3. Perbandingan Luas Penangkaran Tahun 2015 dibandingkan Tahun 2016 Dari luas penangkaran di atas produksi benih yang diawasi sebagai berikut: untuk benih padi sebanyak ,96 kg, benih jagung sebanyak ,87 kg, benih kedelai sebanyak ,90 kg, benih kc. tanah 155,35 kg, benih kc. hijau sebanyak 35,35 kg, dan ubi kayu sebanyak stek secara rinci pada Tabel 7 berikut: LAPORAN KINERJA TAHUN

26 Tabel 7. Realisasi Produksi Benih Tanaman Pangan Tahun 2016 NO KOMODITAS PRODUKSI (Kg) 1 PADI 236, Kelas BD 4, Kelas BP 132, Jumlah Kelas BR 99, Kelas BR 99, Hibrida JAGUNG 46, Kelas BD Kelas BP Jumlah Kelas BR 46, Kelas BR Hibrida 45, KEDELAI 16, Kelas BD Kelas BP 1, Kelas BR 14, KC.TANAH Kelas BD 2.07 Kelas BP Kelas BR KC. HIJAU Kelas BD 1.6 Kelas BP Kelas BR UBI KAYU 1,266,410 Kelas BD 6,347 Kelas BP 63 Kelas BR 1,260,000 Untuk mendukung mutu benih tanaman pangan BPSBTPH disamping melakukan sertifikasi juga melakukan pengawasan mutu benih yang ada di pasaran. Hasil pengawasan peredaran benih yang ada di pasaran untuk benih padi sebanyak ,553 ton, benih jagung sebanyak ,043 ton, benih kedelai sebanyak 4.571,512 ton, kc. tanah sebanyak 104,135 ton dan kc. hijau sebanyak 6,330 ton. Hasil pengujian mutu benihnya untuk benih padi ,10 ton, benih jagung sebanyak 62,59 ton, benih kedelai sebayak ,65 ton dan benih kc. tanah sebanyak 3.627,49 ton, secara rinci seperti Tabel 8 berikut: Tabel 8. Monitoring Penyaluran Benih dan Pengawasan Mutu benih NO Tanaman Pangan Pasar Bebas Non Subsidi. KOMODITAS PEREDARAN BENIH PASAR BEBAS (TON) HASIL PENGUJIAN MUTU BENIH (TON) 1 PADI , ,10 2 JAGUNG ,043 62,59 3 KEDELAI 4.571, ,65 4 KC. TANAH 104, ,49 5 KC. HIJAU 6,330 - LAPORAN KINERJA TAHUN

27 c. Luas lahan yang Mendapatkan Fasilitas untuk Memproduksi Benih Bersertifikat seluas ha. Kegiatan yang mendapat fasilitas untuk memproduksi benih bersertifikat yaitu: a. Penguatan Desa Mandiri Benih yang bertujuan untuk menumbuhkan penangkar/produsen atau kelompok penangkar/produsen yang mampu menyediakan benih untuk memenuhi kebutuhan benih di wilayah masing-masing. Kegiatan Desa Mandiri Benih telah dialokasikan mulai TA 2015, yaitu sebanyak seribu unit/desa yang tersebar di 31 Provinsi/356 Kabupaten/Kota. Agar kegiatan tersebut tetap berkelanjutan dan semakin lebih baik lagi, maka pada TA 2016 dialokasikan kegiatan Penguatan Desa Mandiri Benih yaitu dengan memberikan bantuan benih sumber, sarana pelengkap gudang, dan peningkatan kemampuan/pelatihan produksi benih bagi kelompoktani dengan kelompok penangkar penerima bantuan Pengembangan Seribu Desa Mandiri Benih TA Ke depan diharapkan akan tumbuh kelompoktani/kelompok penangkar atau gabungan kelompoktani dengan kelompok penangkar yang mampumenyediakan benih untuk memenuhi kebutuhan benih di desanya. Realisasi Penguatan Desa Mandiri Benih pada Tahun 2016 seluas ha setelah mengalami penghematan anggaran dari target ha menjadi ha jadi 87,27 %. Secara rinci seperti pada Tabel 9 berikut: LAPORAN KINERJA TAHUN

28 Tabel 9. Rencana dan Realisasi Penguatan Desa Mandiri Benih Tahun NO PROVINSI TARGET AWAL TANAM TARGET SETELAH PRODUKSI BENIH JUMLAH UNIT REALISASI TANAM (HA) REALISASI PANEN (HA) (HA) PENGHEMATAN VOLUME (TON) BENIH BERSERTIFIKAT (TON) KETERANGAN 1 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumsel Bengkulu Lampung Bangka Belitung Banten Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat JUMLAH b. Pengembangan Desa Mandiri Benih Realisasi Pengembangan Desa Mandiri Benih pada Tahun 2016 seluas 922 ha setelah mengalami penghematan anggaran dari target ha menjadi ha jadi 77,48 %. Secara rinci seperti pada Tabel 10 berikut: Tabel 10. Rencana dan Realisasi Pengembangan Desa Mandiri Benih NO PROVINSI Tahun JUMLAH UNIT SEBELUM PENGHEMATAN JUMLAH UNIT SESUDAH PENGHEMATAN TARGET TANAM (HA) REALISASI TANAM (HA) REALISASI PANEN (HA) VOLUME (TON) PRODUKSI BENIH BENIH BERSERTIFIKAT (TON) 1 Aceh Sumatera Barat Riau Jambi Sumsel Bengkulu Lampung Banten Jawa Barat Jawa Timur Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Utara Papua Papua Barat KETERANGAN JUMLAH LAPORAN KINERJA TAHUN

29 Disamping kegiatan yang masuk dalam indikator kinerja Direktorat Perbenihan juga mendapatkan kegiatan tambahan untuk mendukung peningkatan produksi benih Tahun 2016 sebagai berikut: 1. Bantuan Benih Pusat dan Daerah Dalam rangka mendukung perluasan areal tanam dan/atau peningkatan produktivitas tanaman pangan, salah satu faktor pendukung adalah penggunaan benih varietas unggul bersertifikat. Penggunaan benih varietas unggul bersertifikat yang berkualitas dan tepat jumlah serta waktu disertai aplikasi teknologi budidaya lainnya akan berpengaruh terhadap peningkatan provitas dan kualitas hasil. Salah satu upaya pencapaian sasaran produksi padi sebesar 76,23 juta ton gabah kering giling (GKG) dan jagung sebesar 24,00 juta ton pipilan kering pada tahun 2016 diperlukan penyediaan dan penyaluran benih bersertifikat padi dan jagung. Pada tahun 2016, pemerintah menyediakan anggaran untuk batuan benih pada DIPA Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun anggaran 2016, dengan jumlah alokasi benih padi inbrida ton dan jagung hibrida ton. Realisasi penyaluran bantuan benih pusat untuk komoditas padi sebesar kg atau 70,38% dari kontrak kg, rendahnya realisasi karena ada provinsi yang tumpang tindih dengan bantuan lain sehingga kontrak dibatalkan dan adanya penghematan anggaran. Realisasi penyaluran untuk komoditas jagung sebesar ,25 kg atau 93,19% dari kontrak sebesar 2.149,511,25 kg, pencapaian tidak 100% karena adanya penghematan dan tumpang tindih dengan bantuan lain. Secara rinci seperti Tabel 11 berikut: LAPORAN KINERJA TAHUN

30 Tabel 11. Realisasi Penyaluran Bantuan Benih Pusat Padi dan Jagung Tahun 2016 NO PROVINSI KONTRAK REALISASI PENYALURAN BELUM TERSALUR LUAS (HA) VOLUME (KG) VOLUME (KG) VOLUME (KG) REALISASI (HA) % TANAM (HA) SISA BELUM TANAM (HA) KETERANGAN 1 PADI JAWA TENGAH 20, , , , SULAWESI SELATAN 54, ,360, , , , , SULAWESI BARAT , , JUMLAH PADI 75, ,880, ,323, , , , JAGUNG 1 SUMATERA SELATAN 1, , , , LAMPUNG 6, , , , , JAWA BARAT 14, , , , , , JAWA TENGAH 25, , , , , , JAWA TIMUR 49, , , , , , BALI NUSA TENGGARA BARAT 1, , , , NUSA TENGGARA TIMUR 7, , , , , KALIMANTAN SELATAN 4, , , , GORONTALO 10, , , , , SULAWESI SELATAN 17, , , , , , SULAWESI TENGGARA 4, , , , , JUMLAH JAGUNG 143, ,149, ,003, , , , REALISASI PENYALURAN BANTUAN BENIH PUSAT TAHUN ,000, ,000, ,000, kontrak (Kg) realisasi realisasi penyaluran tanam (ha) (Kg) padi jagung Grafik 4. Realisasi Penyaluran Bantuan Benih Pusat Tahun Subsidi Benih Dalam upaya peningkatan produktivitas dan produksi tanaman pangan, benih mempunyai peranan yang sangat strategis. Ketersediaan dan penggunaan benih varietas unggul bersertifikat yang memnuhi aspek kualitas dan kuantitas dibarengi dengan aplikasi teknologi budidaya lainnya seperti pupuk berimbang mempunyai pengaruh yang nyata terhadap produktivitas, produksi dan mutu hasil produk tanaman pangan. Untuk dapat LAPORAN KINERJA TAHUN

31 mencapai hasil sebagaimana yang diharapkan tersebut, salah satu faktor yang berpengaruh adalah ketersediaan benih varietas unggul bersertifikat serta penggunaannya secara konsisten oleh petani dalam setiap usaha taninya. Dalam rangka menyediakan benih varietas unggul bersertifikat dan meringankan beban petani membeli benih tanaman pangan, Pemerintah mengalokasikan subsidi benih untuk benih padi (inbrida dan hibrida), benih jagung hibrida dan benih kedelai. Berdasarkan hal tersebut, agar pemberian subsidi benih dapat dilaksanakan dengan baik serta penjualan dan penyaluran benih bersubsidi dapat diawasi sesuai dengan mekanisme, prosedur dan ketentuan yang berlaku. Rencana benih bersubsidi TA.2016 sebanyak kg terdiri dari benih padi inbrida kg, benih padi hibrida kg, dan benih kedelai kg. Sampai dengan akhir Desember realisasi penjualan subsidi benih sebanyak kg, dengan rincian untuk benih padi inbrida sebanyak kg, padi hibrida sebanyak kg dan benih kedelai sebanyak kg. Secara rinci seperti pada Tabel 12 berikut: Tabel 12.Rencana dan Realisasi Penyaluran Benih Bersubsidi Tahun 2016 NO PROVINSI/ KABUPATEN ALOKASI PT SHS PT PERTANI Total (KG) (KG) (KG) (KG) % Thd Pagu REALISASI PT SHS % Thd Pagu % Thd DUPBB (KG) REALISASI PT PERTANI DUPBB PENJUALAN DUPBB PENJUALAN (KG) % Thd Pagu DUPBB TOTAL REALISASI FISIK % Thd % Thd (KG) (KG) % Thd Pagu (KG) Pagu DUPBB PENJUALAN % Thd Pagu % Thd DUPBB 1 PADI INBRIDA , ,72 97, , ,91 98, , ,81 98,17 2 PADI HIBRIDA , ,65 87, , ,32 86, , ,99 87,03 3 KEDELAI , ,70 98, , ,28 100, , ,49 99,62 JUMLAH , ,00 97, , ,17 98, , ,08 97, Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan Tujuan pengukuran kinerja kegiatan Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan hambatan dalam terselenggaranya system pembinaan lembaga perbenihan tanaman pangan yang efisien di lokasi penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat. Hasil yang dicapai (Outcome) dari pengukuran kinerja kegiatan perbenihan tersebut diatas yaitu tercapainya penggunaan benih varietas unggul bersertifikat padi, jagung dan kedelai sebagai berikut : penggunaan benih varietas unggul bersertifikat padi LAPORAN KINERJA TAHUN

32 sebesar 43,52% dari rencana 50,00% atau 87,04%; 2) penggunaan benih varietas unggul bersertifikat jagung sebesar 52.28% dari rencana 50,00% atau 104,56%, dan 3) penggunaan benih varietas unggul bersertifikat kedelai sebesar 46.94% dari rencana 35,00% atau %, dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Realisasi Penggunaan Benih Varietas Unggul Bersertifikat Padi, Jagung dan Kedelai Penggunaan Benih Bersertifikat Produksi/Penyediaan Benih Bersertifikat (Ton) Realisasi Luas Kebutuhan (Ton) NO KOMODITAS Tanam (Ha) Benih (Ton) Jumlah Non Terhadap BR BD BP Jumlah Program Program Jumlah Kebutuhan BR HIBRIDA APBN Pasar Benih 1 Analisa Penggunaan Benih Bersertifikat (%) Terhadap Penyediaan Benih Padi 16, , , , , , , , , Jagung 4, , , , , , , Kedelai 536, , , , , , , , Penggunaan Benih Bersertifikat padi menurun dari Tahun 2015 karena adanya penambahan luas tanam, sedangkan untuk padi dan jagung realisasi lebih tinggi dari tahun sebelumnya karena adanya program bantuan yang banyak. 18,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, PENGGUNAAN BENIH VARIETAS UNGGUL BERSERTIFIKAT (%) Realisasi Luas Tanam (Ha) Kebutuhan Benih (Ton) Penyediaan Benih Bersertifikat (Ton) Penggunaan Benih Bersertifikat (ton) Grafik 5.Persentase Penggunaan Benih Varietas Unggul Bersertifikat Analisa Penggunaan Benih Terhadap Kebutuhan (%) Padi 16,628, , , , Jagung 4,900, , , , Kedelai , , , LAPORAN KINERJA TAHUN

33 Tabel 14. Penggunaan Benih Varietas Unggul Bersertifikat Selama Lima Tahun No Tahun Penggunnaan Benih Varietas Unggul Bersertifikat (%) Padi Jagung Kedelai PERSENTASE PENGGUNAAN BENIH VARIETAS UNGGUL BERSERTIFIKAT TAHUN Padi Jagung Kedelai Grafik 6. Persentase Penggunaan Benih Varietas Unggul Bersertifikat Tahun Realisasi Anggaran Dalam mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan tahun 2016, Direktorat Perbenihan dalam melaksanakan pembinaan/kegiatan pengelolaan sistem penyediaan benih tanaman pangan melalui program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman pangan untuk mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan mendapatkan alokasi anggaran sebesarrp ,00 ( empat ratus lima puluh lima miliar tiga ratus delapan sembilan juta lima ratus satu ribu rupiah). Rincian alokasi anggaran terdiri dari anggaran pusat Rp ,00dana dekonsentrasi Rp dan dana Tugas Pembantuan Rp ,00 ditengah perjalanan terjadi pemotongan anggaran sehingga anggaran Direktorat Perbenihan menjadi ,00 terealisasi sebesar ,00 atau 82,45%, secara rinci seperti pada Tabel 15 berikut: LAPORAN KINERJA TAHUN

Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR

Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan YME, karena atas karunia-nya kami dapat menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Perbenihan Tanaman

Lebih terperinci

Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR

Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-nya kami dapat menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan Tahun 2014. Laporan

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan

KATA PENGANTAR. Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan YME, karena atas karunia-nya kami dapat menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan Tahun

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 036/HK.150/C/01/2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGUATAN DESA MANDIRI BENIH TAHUN ANGGARAN 2016

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 036/HK.150/C/01/2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGUATAN DESA MANDIRI BENIH TAHUN ANGGARAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 036/HK.150/C/01/2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGUATAN DESA MANDIRI BENIH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk besar sangat perlu memantapkan kestabilan pangan secara berkelanjutan, oleh karenanya perlu melakukan strategi dan upaya-upaya

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 207.1/HK.140/C/02/2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN DESA MANDIRI BENIH TAHUN ANGGARAN 2016

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 207.1/HK.140/C/02/2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN DESA MANDIRI BENIH TAHUN ANGGARAN 2016 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 207.1/HK.140/C/02/2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN DESA MANDIRI BENIH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN OKTOBER 2017 2017 Laporan Kinerja Triwulan III DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017

KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017 KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017 HASIL SEMBIRING DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN JAKARTA, 31 MEI 2016 PERKEMBANGAN

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 Bahan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional 3 4 Juni 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dr. Ir. Maman Suherman, MM NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dr. Ir. Maman Suherman, MM NIP 2017 Laporan Kinerja Triwulan II KATA PENGANTAR Dalam rangka memonitor capaian kinerja kegiatan Ditjen Tanaman Pangan pada triwulan II TA 2017 serta sebagai bahan penilaian aspek akuntabilitas kinerja

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014 KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2014

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN

Lebih terperinci

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Laporan Kinerja Tahun 2014 i RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Pengamanan produksi tanaman pangan mencakup seluruh areal pertanaman. Operasional kegiatan diarahkan dalam rangka penguatan perlindungan tanaman pangan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 3 Januari 2017 Direktur Jenderal Tanaman Pangan, HASIL SEMBIRING NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, 3 Januari 2017 Direktur Jenderal Tanaman Pangan, HASIL SEMBIRING NIP KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan benih varietas unggul bersertifikat padi dan kedelai guna memenuhi kebutuhan benih untuk pelaksanaan budidaya tanaman pangan secara nasional, Pemerintah telah memprogramkan

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 04/Permentan/HK.140/2/2016 TANGGAL : 5 Pebruari 2016

- 1 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 04/Permentan/HK.140/2/2016 TANGGAL : 5 Pebruari 2016 - 1 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 04/Permentan/HK.140/2/2016 TANGGAL : 5 Pebruari 2016 PEDOMAN SUBSIDI BENIH TAHUN ANGGARAN 2016 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04/Permentan/HK.140/2/2016 TENTANG PEDOMAN SUBSIDI BENIH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 / HUK / 2012 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 / HUK / 2012 TENTANG KEPUTUSAN NOMOR 23 / HUK / 2012 TENTANG PENETAPAN NAMA NAMA PENERIMA DANA PROGRAM ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TAHUN 2012 Menimbang :, a. bahwa jumlah lanjut usia yang membutuhkan perhatian dan penanganan

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi Tabel., dan Padi Per No. Padi.552.078.387.80 370.966 33.549 4,84 4,86 2 Sumatera Utara 3.48.782 3.374.838 826.09 807.302 4,39 4,80 3 Sumatera Barat.875.88.893.598 422.582 423.402 44,37 44,72 4 Riau 454.86

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *) Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *) Oleh : Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS, DAA Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian *) Disampaikan

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 454, 2016 ANRI. Dana. Dekonsentrasi. TA 2016. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DITJEN TANAMAN PANGAN 2015

LAPORAN KINERJA DITJEN TANAMAN PANGAN 2015 2015 Laporan Kinerja KATA PENGANTAR Sejalan dengan prioritas pembangunan Kabinet Kerja 2015-2019, Kementerian Pertanian menetapkan sasaran swasembada pangan dengan prioritas lima komoditas pangan utama,

Lebih terperinci

PRODUKSI TANAMAN PANGAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2015 (BERDASARKAN ANGKA SEMENTARA 2015)

PRODUKSI TANAMAN PANGAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2015 (BERDASARKAN ANGKA SEMENTARA 2015) PRODUKSI TANAMAN PANGAN PROVINSI PAPUA TAHUN (BERDASARKAN ANGKA SEMENTARA ) No. 15 /03/94 /Th. VIII, 1 Maret 2016 A. PADI Produksi Padi Provinsi Papua tahun diperkirakan mencapai 181.682 ton gabah kering

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016 PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016 PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 37/Permentan/SR.130/5/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM BANTUAN LANGSUNG PUPUK TAHUN ANGGARAN

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 37/Permentan/SR.130/5/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM BANTUAN LANGSUNG PUPUK TAHUN ANGGARAN CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 37/Permentan/SR.130/5/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM BANTUAN LANGSUNG PUPUK TAHUN ANGGARAN 2010 1 Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTANIAN TENTANG PEDOMAN UMUM BANTUAN

Lebih terperinci

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Direktorat Rumah Umum dan Komersial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

2017, No Kebudayaan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat. Mengingat : 1. Un

2017, No Kebudayaan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat. Mengingat : 1. Un No.225, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. BP-PAUD dan Dikmas. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT ANEKA KACANG

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106 TAHUN 2016 TAHUN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS BALAI PEMERINTAHAN DESA

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011 PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011 PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembangunan

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN 2013 DIREKTORAT PERBENIHAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

LAPORAN TAHUNAN 2013 DIREKTORAT PERBENIHAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013 LAPORAN TAHUNAN 2013 DIREKTORAT PERBENIHAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-nya

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 87/Permentan/SR.130/12/2011 /Permentan/SR.130/8/2010 man/ot. /.../2009 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK

Lebih terperinci

DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Pengamanan produksi tanaman pangan mencakup seluruh areal pertanaman. Operasional kegiatan diarahkan dalam rangka penguatan perlindungan tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI.

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2010 Direktur Jenderal Tanaman Pangan IR. SUTARTO ALIMOESO, MM NIP

Jakarta, Januari 2010 Direktur Jenderal Tanaman Pangan IR. SUTARTO ALIMOESO, MM NIP KATA PENGANTAR Dalam upaya peningkatan produksi pertanian tahun 2010, pemerintah telah menyediakan berbagai fasilitas sarana produksi, antara lain subsidi pupuk untuk sektor pertanian. Tujuan pemberian

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 315, 2016 BAPPENAS. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. Pelimpahan. Tahun Anggaran 2016. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015 DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

KATA PENGANTAR. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mempunyai tugas mengamankan produksi dari gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI) sehingga produksi tercapai

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS KEGIATAN PENGEMBANGAN SISTEM PERBENIHAN HORTIKULTURA 2014

PEDOMAN TEKNIS KEGIATAN PENGEMBANGAN SISTEM PERBENIHAN HORTIKULTURA 2014 PEDOMAN TEKNIS KEGIATAN PENGEMBANGAN SISTEM PERBENIHAN HORTIKULTURA 2014 DIREKTORAT JENDERAL HOLTIKULTURA KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Ketersediaan benih bermutu sangat strategis karena merupakan

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK IND PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK IND PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK IND PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43/M-DAG/PER/11/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS BIDANG KEMETROLOGIAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN 2015 DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN PANGAN

LAPORAN TAHUNAN 2015 DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN PANGAN LAPORAN TAHUNAN 2015 DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditas tanaman pangan berupa Serealia yaitu Padi, Jagung dan Serealia lain (antara lain gandum dan sorgum) mempunyai arti strategis dalam perekonomian nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditas tanaman pangan berupa Serealia yaitu Padi, Jagung dan Serealia lain (antara lain gandum dan sorgum) mempunyai arti strategis dalam perekonomian nasional,

Lebih terperinci

Produksi Tanaman Pangan Provinsi Papua Tahun 2015 (Berdasarkan Angka Ramalan II 2015)

Produksi Tanaman Pangan Provinsi Papua Tahun 2015 (Berdasarkan Angka Ramalan II 2015) No. 62 /11 /94 /Th. VII, 2 November Produksi Tanaman Pangan Provinsi Papua Tahun (Berdasarkan Angka Ramalan II ) A. PADI Produksi padi Provinsi Papua tahun diperkirakan mencapai 204.891 ton gabah kering

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DANA DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017 MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) No. 78/11/33, Th. IX, 2 NOVEMBER 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, produksi padi Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 diperkirakan sebesar

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 12 TAHUN 2000 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 12 TAHUN 2000 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 12 TAHUN 2000 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN

Lebih terperinci

Laporan Kinerja KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja KATA PENGANTAR 2016 Laporan Kinerja KATA PENGANTAR Sebagai bahan bentuk pertanggungjawaban kinerja dan anggaran yang telah dilaksanakan selama tahun 2016, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN BALAI BESAR

Lebih terperinci

RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018

RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018 RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018 Disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis Perecanaan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 1 SASARAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PETANI PENGAMAT TAHUN 2018

PETUNJUK TEKNIS PETANI PENGAMAT TAHUN 2018 PETUNJUK TEKNIS PETANI PENGAMAT TAHUN 2018 DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2018 KATA PENGANTAR Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1043, 2012 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsentrasi. PERATURAN

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 16/03/Th.VIII. 02 Maret 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2014 SEESAR 1.820.112 TON

Lebih terperinci

V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM

V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM Hingga tahun 2010, berdasarkan ketersediaan teknologi produksi yang telah ada (varietas unggul dan budidaya), upaya mempertahankan laju peningkatan produksi sebesar

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1652, 2014 KEMENDIKBUD. Mutu Pendidikan. Aceh. Sumatera Utara. Riau. Jambi. Sumatera Selatan. Kepulauan Bangka Belitung. Bengkulu. Lampung. Banten. DKI Jakarta. Jawa

Lebih terperinci

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 66/Permentan/OT.140/12/2006 TENTANG

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 66/Permentan/OT.140/12/2006 TENTANG CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 66/Permentan/OT.140/12/2006 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2007 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Rencana Kinerja Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Rencana Kinerja Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah untuk melaksanakan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) No. 28/3/Th. XVIII, 2 Maret 215 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN ) PRODUKSI PADI TAHUN (ANGKA SEMENTARA) DIPERKIRAKAN TURUN,63 PERSEN A. PADI Produksi padi tahun sebanyak 7,83

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 MOR SP DIPA-18.1-/215 DS8665-5462-5865-5297 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembar

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1712, 2016 PERRPUSNAS. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. TA 2017. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN PEMERINTAHAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Laporan Kinerja 2014 KATA PENGATAR

Laporan Kinerja 2014 KATA PENGATAR KATA PENGATAR Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014 setiap Unit Organisasi Eselon I pada Kementerian/Lembaga wajib menyusun Laporan Kinerja

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 14/03/Th.XIX. 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2015 SEBESAR 2.331.046 TON

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 14/03/Th.XIX. 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2015 SEBESAR 2.331.046 TON

Lebih terperinci

2017, No telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahu

2017, No telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahu No.740, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. TA 2017. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip KATA PENGANTAR Dalam rangka pencapaian sasaran swasembada pangan berkelanjutan, Pemerintah berupaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan seluruh sumber daya prasarana dan sarana pertanian guna peningkatan

Lebih terperinci

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013 Sarana dan Kegiatan Prasarana Penelitian KKegiatan Badan Litbang Pertanian saat ini didukung oleh sumber daya manusia dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013 jumlah relatif

Lebih terperinci

-2- Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3455); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara (Lembaga N

-2- Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3455); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara (Lembaga N No.1764, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ANRI. Dekonsentrasi. TA 2017. Dana. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENYEDIA DAN PENGELOLA PEMBIAYAAN TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013) NO. 66/11/33 TH. VII, 1 NOVEMBER 2013 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013) Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, pada tahun 2013 produksi padi Provinsi Jawa Tengah diperkirakan sebesar

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2010)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2010) NO. 53/11/33/TH. IV, 1 NOVEMBER 2010 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2010) A. PADI ARAM III produksi padi Provinsi Jawa Tengah tahun 2010 sebesar 10,079 juta ton Gabah Kering Giling (GKG),

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, Maret 2014 Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 045/11/11/Th.V. 01 November 2011 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA RAMALAN III TAHUN 2011) Sampai dengan Subrorund II (Januari-Agustus) tahun 2011,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 562 KMK. 02/2004 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 562 KMK. 02/2004 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 562 KMK. 02/2004 TENTANG SUBSIDI BENIH PADI, KEDELAI, JAGUNG HIBRIDA DAN JAGUNG KOMPOSIT BERSERTIFIKAT HASIL

Lebih terperinci

I. EVALUASI UPSUS 2015

I. EVALUASI UPSUS 2015 OUTLINE I. EVALUASI UPSUS 2015 A. Realisasi Tanam Okmar 2014/15 B. Realisasi Tanam Bulan April dan Mei 2015 C. Evaluasi Serapan Anggaran Bansos D. Evaluasi Serapan Anggaran Kontraktual II. RANCANGAN KEGIATAN

Lebih terperinci

2011, No Gubernur sebagaimana dimaksud pada huruf a, ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

2011, No Gubernur sebagaimana dimaksud pada huruf a, ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.917, 2011 BAPPENAS. Pelimpahan Kewenangan. Dekonsentrasi. Tahun Anggaran 2012. PERATURAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan manusia merupakan salah satu syarat mutlak bagi kelangsungan hidup bangsa dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Menciptakan pembangunan

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

13 FEBRUARI 2004 TENTANG KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2004 MENTERI PERTANIAN

13 FEBRUARI 2004 TENTANG KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2004 MENTERI PERTANIAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 106/Kpts/SR.130/2/2004 TANGGAL 13 FEBRUARI 2004 TENTANG KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN MENTERI PERTANIAN Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENYEDIAAN DAN PENYALURAN PUPUK BERSUBSIDI TA 2016

PEDOMAN PELAKSANAAN PENYEDIAAN DAN PENYALURAN PUPUK BERSUBSIDI TA 2016 PEDOMAN PELAKSANAAN PENYEDIAAN DAN PENYALURAN PUPUK BERSUBSIDI TA 2016 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i iii DAFTAR

Lebih terperinci

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 Dok L. 01 28/01/2014 LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA 2016 BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA 2016 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pertanian yang telah dilakukan sampai saat ini masih banyak memerlukan penanganan yang cermat dan cepat. Tantangan pembangunan pertanian yang dihadapi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI ACEH, PROVINSI SUMATERA UTARA, PROVINSI RIAU,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1292, 2012 KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Dekonsentrasi. Kegiatan. Anggaran. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN

Lebih terperinci

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan No.1161, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERPUSNAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan Perpusnas. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BADAN PPSDMP DAN EVALUASI E-PROPOSAL TAHUN 2016

RENCANA KERJA BADAN PPSDMP DAN EVALUASI E-PROPOSAL TAHUN 2016 RENCANA KERJA BADAN PPSDMP DAN EVALUASI E-PROPOSAL TAHUN 2016 OLEH : SEKRETARIS BADAN PPSDMP Disampaikan pada : Pra-Musrenbangtannas Kementerian Pertanian Jakarta, 12 Mei 2015 ARAH KEBIJAKAN 2015-2019

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa peranan pupuk

Lebih terperinci

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, -1- SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PENELITIAN

Lebih terperinci