DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN"

Transkripsi

1

2 RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Pengamanan produksi tanaman pangan mencakup seluruh areal pertanaman. Operasional kegiatan diarahkan dalam rangka penguatan perlindungan tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI. Indikator kinerja utama kegiatan perlindungan tanaman pangan sebagaimana tercantum dalam Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun adalah jumlah maksimal luas areal tanaman pangan yang ditoleransi terserang OPT dan terkena DPI sebesar 5% dari luas areal pertanaman yang menerapkan sistem budidaya tanaman yang tepat dan berkelanjutan. Target penurunan luas serangan selama Tahun akan dicapai secara bertahap sebesar 0,5% setiap tahunnya, sehingga jumlah maksimal luas areal tanaman pangan yang ditoleransi terserang OPT dan terkena DPI sebesar 5% dari luas tanam akan tercapai pada Tahun Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) dilaksanakan dalam mewujudkan peningkatan kemampuan dan kemandirian orang petani dalam penanganan OPT sesuai dengan prinsip PHT. Secara keseluruhan, pencapaian indikator kinerja berkisar 99,33%-100%. 3. Sekolah Lapangan Iklim (SLI) dilaksanakan dalam mewujudkan peningkatan kemampuan SDM perlindungan tanaman pangan, khususnya petugas atau petani dalam pemahaman, penerapan, pemasyarakatan, dan pelembagaan antisipasi dan mitigasi DPI. Sebanyak orang petani dapat mengikuti kegiatan tersebut. Secara keseluruhan, pencapaian indikator kinerja semua kegiatan berkisar 96,77%-100%. 4. Upaya pengendalian dini OPT dapat diwujudkan melalui kegiatan penyediaan bantuan sarana pengendali OPT berupa sarana bantuan Light Trap (Dana Contigency) dan sarana/bahan pengendalian OPT (APBNP) dengan tingkat capaian kegiatan sebesar 100%.

3 5. Target capaian pengamanan areal pertanaman dari serangan OPT dan DPI pada Tahun 2012 adalah sebesar 94% dari luas tanam. Realisasi capaian pengamanan areal Tahun 2012 sebesar 101,02% dari luas tanam atau 107,47% dari target capaian. Hal tersebut terlihat dari luas serangan OPT utama dan DPI (banjir dan kekeringan) pada tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) pada Tahun 2012 seluas ha dibandingkan luas tanamnya pada periode tahun yang sama ( ha). 6. Upaya penekanan luas serangan OPT utama dan DPI (banjir dan kekeringan) pada tanaman pangan Tahun 2012 telah dilakukan secara intensif. Hal ini dapat dilihat dari luas pengendalian Tahun 2012 seluas ha lebih rendah dibandingkan luas pengendalian pada tahun sebelumnya ( ha). Dalam rangka mendukung upaya pengendalian tersebut, dilakukan pula pengadaan bahan-bahan pengendali OPT, bahan penanggulangan bencana, dan sarana produksi lainnya. Hal ini dinilai penting karena adanya beberapa hambatan dan kendala yang dihadapi pada musim tanam Tahun 2012 sebagai akibat dari perubahan iklim ekstrim, curah hujan diatas rata-rata, pergeseran musim hujan dan musim kemarau yang berdampak terhadap pergeseran musim tanam, rusaknya daerah tangkapan air, dan rusaknya sarana irigasi, sehingga berpengaruh terhadap perkembangan populasi hama, peningkatan patogenitas penyakit, dan pola distribusinya. 7. Total anggaran yang tertuang dalam DIPA Dana Dekonsentrasi melalui Satker BPTPH untuk pelaksanaan kegiatan SLPHT sebesar Rp ,- (Tiga puluh sembilan milyar rupiah). Sampai akhir Desember 2012, realisasi anggaran mencapai Rp ,- (Tiga puluh delapan milyar tujuh ratus empat puluh juta rupiah) atau 99,33% dari total anggaran. 8. Total anggaran yang tertuang dalam DIPA Dana Dekonsentrasi melalui Satker BPTPH untuk pelaksanaan kegiatan SLI sebesar Rp ,- (Dua milyar enam ratus juta rupiah). Sampai akhir Desember 2012, realisasi anggaran mencapai Rp ,- (Dua milyar enam ratus juta rupiah) atau 100% dari total anggaran.

4 9. Selain anggaran yang tertuang dalam DIPA Dana Dekonsentrasi, dialokasikan dana yang bersumber dari: a. Dana Contigency T.A untuk kegiatan sarana bantuan Light Trap sebesar Rp ,- dan sampai dengan Bulan Desember 2012 terealisasi sebesar Rp ,- (92,26%). b. APBN-P T.A untuk kegiatan pengadaan bahan pengendali OPT sebesar Rp ,- dan sampai dengan Bulan Desember 2012 terealisasi sebesar Rp ,- (99,02%). 10. Secara keseluruhan, kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan dapat berjalan dengan baik dengan capaian indikator kinerja masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan dampak berkisar antara 92,26% sampai dengan 100%. Sedangkan pencapaian sasaran kegiatan secara keseluruhan berkisar antara 99,33% sampai dengan 100%. 11. Dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, berbagai permasalahan masih menjadi kendala antara lain: i) Tindakan pengendalian dini pada umumnya terlambat dilaksanakan karena belum optimalnya koordinasi tripartit yaitu antara Mantri Tani, POPT-PHP, dan Penyuluh Lapangan. Disamping itu, kelembagaan perlindungan tanaman yang berwenang dalam melaksanakan pengendalian belum satu komando, serta belum optimalnya peran dan fungsi Brigade Proteksi Tanaman. Untuk itu, perlu advokasi kepada Gubernur, Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai pemegang komando dalam pelaksanaan pengendalian OPT. ii) Terbatasnya sarana pengamatan OPT dan DPI menghambat kelancaran pelaksanaan tugas para POPT-PHP sehingga peran daerah perlu lebih ditingkatkan dalam pemenuhan sarana tersebut. iii) Terbatasnya jumlah petugas lapangan (POPT-PHP) sehingga kegiatan pengamatan dan pengendalian/penanggulangan OPT kurang berjalan optimal. Sehingga perlu penambahan petugas lapangan baik dari APBN maupun APBD.

5 KATA PENGANTAR Sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan telah menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun Penyusunan LAKIP didasarkan atas tugas pokok dan fungsi serta kewenangan sesuai dengan program dan rencana kinerja Tahun LAKIP ini merupakan evaluasi pelaksanaan kegiatan dalam mencapai tujuan dan sasaran perlindungan tanaman pangan sesuai dengan Rencana Kinerja Tahun Kegiatan utama meliputi Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT), Sekolah Lapangan Iklim (SLI), serta Bantuan Sarana Pengendali OPT, meliputi bahan pengendali OPT (Light Trap), bahan pengendali OPT (pestisida), seed treatment, dan bahan pengendali OPT (pestisida). Diharapkan hasil evaluasi tersebut dapat menjadi acuan untuk lebih menyempurnakan program dan kegiatan pengamanan produksi tanaman pangan di masa mendatang. Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyajian LAKIP ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk penyempurnaannya. Jakarta, Maret 2013 Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Ir. Erma Budiyanto, MS. NIP

6 DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF.... KATA PENGANTAR DAFTAR ISI.... DAFTAR GAMBAR.... DAFTAR TABEL..... DAFTAR LAMPIRAN... Hal i iv v vi vii viii I. PENDAHULUAN. 1 II. PERENCANAAN KINERJA III. AKUNTABILITAS KINERJA A. PENGUKURAN DAN PENILAIAN KINERJA... 6 B. PENGUKURAN DAN ANALISIS PENCAPAIAN SASARAN C. PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN IV. PENUTUP LAMPIRAN... 26

7 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Hal.

8 DAFTAR TABEL Tabel 1. Akuntabilitas Keuangan terhadap Pencapaian Sasaran Strategis Tahun Realisasi Anggaran Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun Hal

9 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Hal. 1. Rencana Kinerja Tahunan Pengukuran Kinerja Pengukuran Pencapaian Sasaran Tahun Rencana dan Realisasi SLPHT Tahun Rencana dan Realisasi SLI Tahun Luas Serangan OPT Utama pada Tanaman Pangan Tahun , Tahun 2011, dan Tahun 2012* Luas Serangan OPT Utama pada Tanaman Padi Tahun , Tahun 2011, dan Tahun 2012* Luas Serangan OPT Utama pada Tanaman Jagung Tahun , Tahun 2011, dan Tahun 2012* Luas Serangan OPT Utama pada Tanaman Kedelai Tahun , Tahun 2011, dan Tahun 2012* Luas Banjir dan Kekeringan pada Tanaman Padi Tahun , Tahun 2011, dan Tahun 2012* Luas Banjir dan Kekeringan pada Tanaman Jagung Tahun , Tahun 2011, dan Tahun 2012* Luas Banjir dan Kekeringan pada Tanaman Kedelai Tahun , Tahun 2011, dan Tahun 2012* Luas Pengendalian OPT Tahun 2011 dan Tahun 2012* Alokasi Light Trap Dana Contigency Tahun Alokasi Bantuan Sarana Pengendali OPT APBN-P Tahun

10 16. Alokasi Bantuan Sarana Pengendali OPT APBN-P Tahun 2012 (Seed Treatment) Alokasi Bantuan Sarana Pengendali OPT APBN-P Tahun

11 I. P E N D A H U L U A N Dalam rangka mewujudkan swasembada beras dan jagung berkelanjutan serta swasembada kedelai Tahun 2014, peningkatan produksi pangan perlu terus diupayakan. Strategi peningkatan produksi pangan telah ditetapkan melalui upaya peningkatan produktivitas, perluasan areal tanam, pengamanan produksi, pemberdayaan kelembagaan pertanian dan dukungan pembiayaan usahatani. Sasaran produksi tanaman pangan ditargetkan meningkat setiap tahun, sehingga tugas dan fungsi pengamanan produksi tanaman pangan ke depan akan semakin berat. Pengamanan produksi yang direfleksikan melalui program dan kegiatan perlindungan tanaman pangan merupakan bagian yang penting dan saling terkait antar subsistem hulu sampai hilir. Peran penting yang diemban perlindungan tanaman pangan adalah menjaga kuantitas, kualitas dan kontinuitas hasil dari gangguan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) dan dampak perubahan iklim (DPI). Upaya pengamanan produksi dari gangguan OPT dilaksanakan dengan menerapkan pengendalian hama terpadu (PHT), sedangkan penanganan DPI diupayakan melalui antisipasi dan mitigasi terhadap terjadinya banjir, kekeringan, dan bencana alam lainnya. Oleh karena itu, peningkatan sumber daya manusia, inovasi dan diseminasi teknologi, penguatan kelembagaan, serta pembinaannya perlu ditingkatkan dan dikembangkan secara terus menerus. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT. 140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perlindungan tanaman pangan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : 1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengelolaan data organisme pengganggu tumbuhan, dampak perubahan iklim, teknologi pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, dan pengelolaan pengendalian hama terpadu;

12 2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan data organisme pengganggu tumbuhan, dampak perubahan iklim, teknologi pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, dan pengelolaan pengendalian hama terpadu; 3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengelolaan data organisme pengganggu tumbuhan, dampak perubahan iklim, teknologi pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, dan pengelolaan pengendalian hama terpadu; 4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengelolaan data organisme pengganggu tumbuhan, dampak perubahan iklim, teknologi pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, dan pengelolaan pengendalian hama terpadu; dan 5. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan terbagi atas 4 Subdirektorat yaitu: 1) Subdirektorat Pengelolaan Data Organisme Pengganggu Tumbuhan, 2) Subdirektorat Dampak Perubahan Iklim, 3) Subdirektorat Teknologi Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan, dan 4) Subdirektorat Pengelolaan Pengendalian Hama Terpadu, serta Subbagian Tata Usaha, dan Kelompok Jabatan Fungsional. Untuk meningkatkan kegiatan peramalan OPT dan pengembangannya serta memperoleh rujukan di bidang perlindungan tanaman, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan didukung oleh 1 (satu) Unit Pelaksana Teknis (UPT) yaitu Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) yang berkedudukan di Jatisari, Karawang, Jawa Barat. Pelaksanaan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan produk tanaman, didukung oleh Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT) yang berkedudukan di Jakarta. Sedangkan pelaksanaan tugas dan fungsi perlindungan tanaman pangan di daerah dilaksanakan oleh UPTD-Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura atau Sub Dinas Pertanian yang menangani perlindungan tanaman pangan. Struktur organisasi Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan seperti tercantum dalam Gambar 1.

13 II. PERENCANAAN KINERJA Berdasarkan rencana strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun , Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan menetapkan sasaran kinerja sebesar 95% luas areal tanaman pangan aman dari serangan OPT dan DPI. Penetapan sasaran tersebut dilakukan dengan upaya menurunkan serangan OPT dan DPI sebesar 0,5% setiap tahun sehingga maksimal serangan OPT dan DPI 5% dari total luas tanam akan dicapai pada Tahun Pada Tahun 2012, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan berupaya menurunkan serangan OPT dan DPI 0,5% dari tahun sebelumnya 6,5%. Untuk mewujudkan sasaran kinerja tersebut, pada awal Tahun 2012 ditetapkan indikator kinerja sebagai berikut : No. Program/Kegiatan Prioritas 3.6 Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari gangguan OPT dan DPI Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Mengendalikan Serangan OPT dan Terkena DPI di lokasi penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat SLPHT SLI Jumlah Bantuan Sarana Pengendalian OPT Pengembangan, pembinaan, dan pengawalan unit 130 unit 1 paket 1 paket 1. Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) direncanakan untuk dilaksanakan sebanyak unit. 2. Sekolah Lapangan Iklim (SLI) Sekolah Lapangan Iklim (SLI) direncanakan untuk dilaksanakan sebanyak 130 unit. 3. Bantuan Sarana Pengendali OPT Penyediaan bantuan sarana pengendali OPT direncanakan sebanyak 1 paket. 4. Pengembangan, pembinaan, dan pengawalan Pengembangan, pembinaan, dan pengawalan sebanyak 1 paket. Namun dengan adanya penyesuaian penetapan kinerja terhadap PERMENPAN & RB No. 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan

14 Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, khususnya BAB III Pasal 7 yang menjelaskan bahwa Dokumen Penetapan Kinerja sebagaimana dimaksud memuat pernyataan dan lampiran formulir yang mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama organisasi, beserta target kinerja dan anggaran, maka dirumuskan penetapan kinerja yang baru dengan indikator kerja sebagai berikut: Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Mengendalikan Luas Output: Serangan OPT dan 1 SLPHT unit Terkena DPI 2 SLI 130 unit 3 Jumlah Bantuan Sarana Pengendali OPT - Bahan Pengendali OPT (Light Trap) unit - Bahan Pengendali OPT (pestisida) boks - Seed Treatment kg - Bahan Pengendali OPT (pestisida) kg/lt 1. Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) pada Tahun 2012 direncanakan untuk dilaksanakan sebanyak unit. 2. Sekolah Lapangan Iklim (SLI) Sekolah Lapangan Iklim (SLI) pada Tahun 2012 direncanakan untuk dilaksanakan sebanyak 130 unit. 3. Bantuan Sarana Pengendali OPT Penyediaan bantuan sarana pengendali OPT pada Tahun 2012 direncanakan sebagai berikut: - Bahan Pengendali OPT (Light Trap) sebanyak unit - Bahan Pengendali OPT (pestisida) sebanyak boks - Seed Treatment sebanyak kg - Bahan Pengendali OPT (pestisida) sebanyak kg/lt

15 III. AKUNTABILITAS KINERJA Evaluasi kinerja pelaksanaan kegiatan dan pencapaian sasaran perlindungan tanaman pangan Tahun 2012, dilaksanakan melalui Pengukuran Kinerja dan Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) dengan menetapkan indikator kinerja, rencana tingkat capaian, realisasi, dan persentase pencapaian indikator kinerja masing-masing kegiatan dan sasaran, seperti tersaji pada Lampiran 2 dan PENGUKURAN DAN PENILAIAN KINERJA Berdasarkan Rencana Kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012, telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan dengan hasil pengukuran kinerja kegiatan (Lampiran 2) sebagai berikut: a. Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) Masukan Penggunaan dana yang dialokasikan untuk Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) direalisasikan Rp ,- (99,33%), dengan realisasi dukungan SDM sebanyak orang (99,33%), serta penggunaan input data dan informasi sebesar 100 %. Keluaran Keluaran dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah meningkatnya kemampuan dan kemandirian orang petani dalam pengendalian OPT sesuai dengan prinsip PHT Hasil Hasil yang dicapai adalah memasyarakatnya penerapan dan pengembangan PHT di 32 provinsi. Rata-rata tingkat capaian kegiatan sebesar 100% dari tingkat capaian 99,33%-100%. Tingkat akuntabilitas instansi terhadap kinerja kegiatan Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) dikategorikan memuaskan. b. Sekolah Lapangan Iklim (SLI) Masukan Penggunaan dana yang dialokasikan untuk Sekolah Lapangan Iklim (SLI) direalisasikan Rp ,- (100%), dengan realisasi

16 dukungan SDM sebanyak orang (100%), serta penggunaan input data dan informasi sebesar 100 %. Keluaran Keluaran dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah meningkatnya kemampuan dan kemandirian orang petani dalam antisipasi dan mitigasi dampak perubahan iklim (DPI) Hasil Hasil yang dicapai adalah memasyarakatnya penerapan dan pengembangan antisipasi dan mitigasi DPI di 30 provinsi. Rata-rata tingkat capaian kegiatan sebesar 96,77% dari tingkat capaian 96,77%-100%. Tingkat akuntabilitas instansi terhadap kinerja kegiatan Sekolah Lapangan Iklim (SLI) dikategorikan memuaskan. c. Bantuan Sarana Pengendali OPT Masukan Penggunaan dana yang dialokasikan untuk penyediaan bantuan sarana pengendali OPT direalisasikan Rp ,- (96,17%), dengan realisasi dukungan SDM sebanyak 39 orang (100%), serta penggunaan input data dan informasi sebesar 100 %. Keluaran Keluaran yang dicapai adalah: 1) Tersedianya unit sarana bantuan Light Trap (Dana Contigency) 2) Tersedianya sarana/bahan pengendalian OPT (APBNP) berupa: i. Bahan Pengendali OPT (pestisida) sebanyak boks ii. Seed treatment sebanyak kg iii. Bahan Pengendali OPT (pestisida) sebanyak kg, ltr Hasil Hasil yang dicapai adalah 1) Terdistribusinya sarana/bahan pengendalian OPT (APBNP) di 26 provinsi 2) Terdistribusinya sarana bantuan Light Trap (Dana Contigency) di 26 provinsi

17 Rata-rata tingkat capaian kegiatan sebesar 100% dari tingkat capaian 92,26%-100%. Tingkat akuntabilitas instansi terhadap kinerja kegiatan penyediaan bantuan sarana pengendali OPT dikategorikan memuaskan. Secara keseluruhan, kegiatan ini dinilai memuaskan dengan capaian indikator kinerja 92,26% 100%. 2. PENGUKURAN DAN ANALISIS PENCAPAIAN SASARAN Berdasarkan Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan yang telah ditetapkan, pencapaian rencana tingkat capaian masing-masing indikator sasaran sebagai berikut : a. Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) merupakan salah satu metode pemberdayaan masyarakat petani dalam menerapkan PHT. Melalui SLPHT dapat diwujudkan kemandirian petani dalam pengambilan keputusan di lahan usaha taninya. Pengaruh SLPHT harus multi efek yaitu tidak hanya merubah paradigma pola pikir para petani alumni SLPHT saja, namun juga harus dapat membuat perubahan terhadap petani non SLPHT dan generasi petani selanjutnya untuk melaksanakan PHT. Sebanyak orang petani direncanakan mengikuti kegiatan tersebut, namun jumlah petani yang dapat mengikuti sebanyak orang. Secara keseluruhan, pelaksanaan SLPHT dinilai memuaskan dengan tingkat capaian indikator kinerja semua kegiatan berkisar 99,33%-100%. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini dapat dilihat dari meningkatnya kemampuan dan kemandirian orang petani dalam penanganan OPT sesuai dengan prinsip PHT. Tindaklanjut dari pelaksanaan SLPHT ini, diharapkan petani para alumni SLPHT dapat secara konsisten dan berkelanjutan menerapkan PHT di lahan usahataninya. Disamping itu, juga dapat menyebarluaskan kepada petani sekitarnya yang belum berkesempatan mengikutinya, sehingga PHT akan semakin memasyarakat dan melembaga di tingkat petani. Secara rinci, sasaran dan realisasi SLPHT Tahun 2012 dapat dilihat pada Lampiran 4. Pada tahun 2012 kegiatan SLPHT direncanakan sebanyak unit yang tersebar di 32 provinsi (pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan di lapangan) dan terdiri dari: 1) SLPHT Skala Kelompok sebanyak unit

18 2) SLPHT Tindak Lanjut sebanyak 335 unit. Kegiatan SLPHT Skala Kelompok (setiap kelompok diikuti oleh orang petani) dilaksanakan selama satu musim tanam (antara minggu) dan menggunakan metode pembelajaran (teori dan praktek) yang bersifat partisipatoris. Kegiatan SLPHT Tindak Lanjut jumlah pesertanya sama dengan skala kelompok. Perbedaannya adalah peserta merupakan alumni SLPHT yang aktif. Pertemuan dilakukan secara berkala seminggu sekali dengan waktu efektif 6 jam pertemuan yang berlangsung selama 12 kali pertemuan. Berdasarkan evaluasi pelaksanaan kegiatan, realisasi kegiatan SLPHT sampai dengan akhir Desember 2012 sebanyak unit (99,33%) dari total SLPHT unit yang terdiri dari: 1) SLPHT Skala Kelompok sebanyak unit (99,38%) dari rencana unit, 2) SLPHT Tindak Lanjut sebanyak 332 Unit (99,10%) dari rencana 335 unit. Secara keseluruhan pelaksanaan SLPHT sudah berjalan dengan baik, namun beberapa unit SLPHT di Provinsi Riau, Jambi, dan Papua tidak dapat dilaksanakan. Realisasi kegiatan SLPHT di Provinsi Riau tidak terlaksana sebanyak 11 unit (SLPHT Skala Kelompok 9 unit, dan SLPHT Tindak Lanjut 2 unit) dari 30 unit yang direncanakan. Beberapa kendala tidak terlaksananya kegiatan tersebut adalah tidak tersedianya pertanaman padi hibrida dan jagung di Povinsi Riau, serta pertanaman kedelai di Provinsi Jambi dan Papua pada saat kegiatan akan dimulai. Kendala lain adalah sulitnya menetapkan Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) khususnya di Provinsi Riau disebabkan alih fungsi lahan dan mata pencaharian petani yang beralih dari tanaman pangan menjadi tanaman perkebunan. b. Sekolah Lapangan Iklim (SLI) Sekolah Lapangan Iklim (SLI) dilaksanakan dalam mewujudkan peningkatan kemampuan SDM perlindungan tanaman pangan, khususnya petugas atau petani dalam pemahaman, penerapan, pemasyarakatan, dan pelembagaan antisipasi dan mitigasi DPI.

19 Sebanyak orang petani direncanakan dapat mengikuti kegiatan tersebut. Secara keseluruhan, pelaksanaan SLI dinilai memuaskan dengan tingkat capaian indikator kinerja semua kegiatan berkisar 96,77%-100%. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini dapat dilihat dari meningkatnya kemampuan dan kemandirian orang petani dalam antisipasi dan mitigasi Dampak Perubahan Iklim (DPI). Secara rinci, sasaran dan realisasi SLI dapat dilihat pada Lampiran 5. Untuk penanganan DPI tersebut, disamping kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan diatas, telah pula dilakukan berbagai upaya, sebagai berikut : i. Penyampaian prakiraan Musim Hujan dan Musim Kemarau dari BMKG dan kewaspadaan terhadap banjir dan kekeringan oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan kepada Gubernur dan Kepala Dinas Pertanian seluruh Provinsi. ii. Konsolidasi petugas lapangan (PHP, PPL, Seksi Perlintan Kabupaten) dan petugas LPHP. iii. Menurunkan tim pemantauan dan bimbingan penanganan DPI ke lapangan. iv. Mengkoordinasikan dengan instansi terkait dalam upaya penanganan banjir dan kekeringan serta pemberian bantuan sarana produksi berupa benih dan pupuk kepada petani yang pertanamannya mengalami puso untuk melakukan penanaman kembali. c. Bantuan Sarana Pengendali OPT Upaya pengendalian dini OPT dapat diwujudkan melalui kegiatan penyediaan bantuan sarana pengendali OPT berupa sarana bantuan Light Trap (Dana Contigency) dan sarana/bahan pengendalian OPT (APBNP) dengan tingkat capaian kegiatan sebesar 100%. Secara keseluruhan tingkat capaian indikator kinerja kegiatan berkisar 92,26%-100%. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini dapat dilihat dari: 1) Terdistribusinya sarana bantuan Light Trap (Dana Contigency) di 26 provinsi Penyediaan sarana bantuan Light Trap dapat diwujudkan dengan tingkat capaian 100%. sarana bantuan Light Trap dialokasikan dan didistribusikan ke 26 provinsi.

20 Tujuan dari penyediaan sarana bantuan Light Trap adalah i. Menyiapkan/menyediakan sarana pengamatan bagi petugas lapangan dalam upaya deteksi dini dan pengendalian dini serangan OPT. ii. Mengetahui keberadaan dan jumlah populasi serangga hama dan musuh alami/predator di wilayah pengamatan. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini dapat dilihat dari terdistribusinya sarana bantuan Light Trap di 26 provinsi. Diharapkan dengan adanya sarana bantuan Light Trap tersebut, upaya deteksi dini dan pengendalian dini serangan OPT dapat dilakukan, dan sasaran produksi tanaman pangan secara nasional dapat tercapai. 2) Terdistribusinya bahan pengendali OPT di 26 provinsi Seiring dengan peningkatan luas serangan OPT, terutama di daerah sentra produksi, perlu dipersiapkan bahan pengendali OPT yang memadai melalui APBN-P Tahun Tujuan dari bantuan pengendali OPT dimaksud adalah: i. Menunjang gerakan operasional pengendalian dalam upaya pengamanan produksi padi, jagung, dan kedelai. ii. Menyediakan stok seed treatment untuk menyelamatkan pertanaman pada 2 Musim Tanam (MT) mendatang, yaitu MT. 2012/2013 dan MT Secara keseluruhan, penyediaan bahan pengendali OPT dinilai berhasil dengan tingkat capaian indikator kinerja 100%. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini dapat dilihat dari terdistribusinya bahan pengendali OPT di 26 provinsi, yaitu Provinsi Pemerintah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat. Bahan pengendali OPT yang dimaksud yaitu a. Bahan Pengendali OPT khususnya tikus; b. seed treatment; dan c. Bahan Pengendali OPT (pestisida). Diharapkan dengan adanya bantuan bahan pengendali tersebut, serangan OPT dapat dikendalikan, serta tercapainya sasaran

21 produksi tanaman pangan secara nasional melalui upaya pengendalian OPT di daerah sumber serangan atau daerah-daerah endemis serangan. Disamping kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan di atas, dalam rangka pengamanan produksi, juga dilakukan berbagai upaya, sebagai berikut: 1) Pengiriman surat kewaspadaan terhadap peningkatan serangan OPT dan langkah operasional penanganannya oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan kepada Gubernur dan Kepala Dinas Pertanian seluruh Provinsi. 2) Konsolidasi petugas lapang (POPT-PHP, Penyuluh Lapangan, Seksi Perlintan Kabupaten) dan petugas LPHP. 3) Pembentukan POSKO pengendalian OPT di tiap kabupaten, kecamatan, dan desa. 4) Menurunkan tim pemantauan dan bimbingan pengendalian ke lapangan. 5) Koordinasi dan kerjasama antar instansi terkait antara pusat provinsi kabupaten kecamatan desa. 6) Penyediaan sarana pengendalian OPT untuk Kabupaten endemis OPT melalui Dinas Pertanian Provinsi 7) Mengirimkan bantuan pestisida dari pusat ke Dinas Pertanian Provinsi dan menyalurkan ke kabupaten dan wilayah terserang. Penurunan luas serangan OPT utama tanaman pangan strategis (padi, jagung, dan kedelai) berhasil diwujudkan, namun masih terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut : 1) Kooordinasi penanganan daerah sumber serangan OPT di beberapa provinsi belum berjalan optimal, karena belum optimalnya koordinasi antara Mantri Tani, POPT-PHP, dan Penyuluh Lapangan dalam gerakan pengendalian OPT, kelembagaan perlindungan tanaman yang beragam, prasarana dan sarana pengendalian di daerah yang masih terbatas, dan belum optimalnya peran dan fungsi Brigade Proteksi Tanaman dalam penanganan eksplosi serangan OPT. Untuk itu, perlu advokasi kepada Gubernur, lembaga legislatif, Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai pemegang komando dalam pelaksanaan pengendalian OPT. 2) Terbatasnya sarana kerja lapangan dalam operasional pengamatan OPT, DPI, dan pengawasan pupuk serta bahan pengendali OPT

22 yang tersedia sehingga menghambat kelancaran pelaksanaan tugas para POPT-PHP. Untuk itu, kemandirian daerah perlu lebih ditingkatkan dalam pemenuhan sarana kerja lapangan petugas. 3) Terbatasnya jumlah petugas lapangan (POPT-PHP) sehingga kegiatan pengamatan dan pengendalian/penanggulangan OPT kurang berjalan optimal Sedangkan untuk penanganan DPI tersebut, disamping kegiatankegiatan yang telah dilakukan diatas telah pula dilakukan berbagai upaya sebagai berikut: 1) Penyampaian prakiraan Musim Hujan dan Musim Kemarau dari BMKG dan kewaspadaan terhadap banjir dan kekeringan oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan kepada Gubernur dan Kepala Dinas Pertanian seluruh Provinsi. 2) Konsolidasi petugas lapangan (POPT-PHP, Penyuluh Lapangan, Seksi Perlintan Kabupaten) dan petugas LPHP. 3) Menurunkan tim pemantauan dan bimbingan penanganan DPI ke lapangan. 4) Mengkoordinasikan dengan instansi terkait dalam upaya penanganan banjir dan kekeringan serta pemberian bantuan sarana produksi berupa benih dan pupuk kepada petani yang pertanamannya mengalami puso untuk melakukan penanaman kembali. Secara keseluruhan, upaya pengamanan 94% luas areal tanaman pangan dengan menekan luas serangan OPT dan DPI sehingga maksimal 6% dari luas tanam pada Tahun 2012 dan maksimal 5% dari luas tanam yang diharapkan akan tercapai pada Tahun 2014 dinilai berhasil. Hal ini terlihat dari luas serangan OPT utama dan DPI (banjir dan kekeringan) pada tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) Tahun 2012 seluas ha dibandingkan luas tanamnya pada periode tahun yang sama ( ha) yaitu sebesar 5,04% dengan tingkat capaian kinerja sebesar 101,02% atau sebagai berikut: 1) Luas serangan OPT utama dan DPI (banjir dan kekeringan) pada tanaman padi Tahun 2012 seluas ha dibandingkan luas tanamnya pada periode tahun yang sama ( ha) yaitu sebesar 6,25% dengan tingkat capaian kinerja sebesar 99,73%. 2) Luas serangan OPT utama dan DPI (banjir dan kekeringan) pada tanaman jagung Tahun 2012 seluas ha dibandingkan luas

23 tanamnya pada periode tahun yang sama ( ha) yaitu sebesar 1,49% dengan tingkat capaian kinerja sebesar 104,80%. 3) Luas serangan OPT utama dan DPI (banjir dan kekeringan) pada tanaman kedelai Tahun 2012 seluas ha dibandingkan luas tanamnya pada periode tahun yang sama ( ha) yaitu sebesar 1,49% dengan tingkat capaian kinerja sebesar 104,80%. Upaya penekanan luas serangan OPT utama dan DPI (banjir dan kekeringan) pada tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) Tahun 2012 telah dilakukan secara lebih intensif. Adapun luas pengendalian Tahun 2012 seluas ha lebih rendah apabila dibandingkan luas pengendalian pada tahun sebelumnya ( ha). Dalam rangka mendukung upaya pengendalian tersebut, dilakukan pula penyediaan sarana/bahan pengendali OPT. Hal ini dinilai penting karena adanya beberapa hambatan dan kendala yang dihadapi pada musim tanam Tahun 2012 sebagai akibat dari perubahan iklim global, yaitu meliputi curah hujan dibawah normal, pergeseran musim hujan dan musim kemarau yang berdampak terhadap pergeseran tanam, rusaknya daerah tangkapan air, dan rusaknya sarana irigasi, sehingga berpengaruh terhadap dinamika populasi serangga, peningkatan patogenitas penyakit, dan pola distribusinya. Sehubungan dengan hal tersebut, upaya-upaya diseminasi dan pemanfaatan informasi prakiraan iklim untuk dapat diaplikasikan di tingkat lapangan, penyesuaian pola tanam dan kalender tanam, rehabilitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi serta pemberdayaan petani melalui Sekolah Lapangan (PHT dan iklim) perlu ditingkatkan, diperbanyak, dan diperluas. 3. PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN Pada Tahun 2012, pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan didukung dengan anggaran pembangunan, yang tertuang dalam program Ketahanan Pangan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja (Satker) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Sedangkan untuk pelaksanaan program dan kegiatan Perlindungan Tanaman Pangan di daerah (SLPHT dan SLI) didukung dengan anggaran yang tertuang dalam DIPA Dana Dekonsentrasi melalui Satker BPTPH.

24 Total anggaran yang tertuang dalam DIPA Dana Dekonsentrasi melalui Satker BPTPH untuk pelaksanaan kegiatan SLPHT sebesar Rp ,- (Tiga puluh sembilan milyar rupiah). Sampai akhir Desember 2012, realisasi anggaran mencapai Rp ,- (Tiga puluh delapan milyar tujuh ratus empat puluh juta rupiah) atau 99,33% dari total anggaran. Adapun total anggaran yang tertuang dalam DIPA Dana Dekonsentrasi melalui Satker BPTPH untuk pelaksanaan kegiatan SLI sebesar Rp ,- (Dua milyar enam ratus juta rupiah). Sampai akhir Desember 2012, realisasi anggaran mencapai Rp ,- (Dua milyar enam ratus juta rupiah) atau 100% dari total anggaran. Pada bulan Oktober 2012 tersedia anggaran untuk: a. Sarana bantuan Light Trap melalui Dana Contigency sebesar Rp ,- dan sampai dengan Bulan Desember 2012 terealisasi sebesar Rp ,- (92,26%). b. Pengadaan bahan pengendali OPT (APBN-P T.A. 2012) sebesar Rp ,- dan sampai dengan Bulan Desember 2012 terealisasi sebesar Rp ,- (99,02%). Adapun rincian realisasi keuangan masing-masing kegiatan dapat dilihat pada Tabel 2.

25 4. AKUNTABILITAS KEUANGAN Berdasarkan capaian indikator kinerja sasaran strategis, akuntabilitas keuangan seperti terlihat pada tabel berikut : Tabel 1. Akuntabilitas Keuangan Terhadap Pencapaian Sasaran Strategis Tahun 2012 No Sasaran/Kegiatan 1 Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) Target Indikator Kinerja Keuangan (*1.000) Realisasi Capaian (%) Target (Rp.) Realisasi (Rp.) Capaian (%) unit unit 99, ,33 2 Sekolah Lapangan Iklim (SLI) 130 unit 130 unit Tersedianya bantuan sarana pengendali OPT, berupa: unit, kg, boks, kg/ltr unit, kg, boks, kg/ltr ,146 96,17 a. Tersedianya sarana bantuan Light Trap (Dana Contigency) unit unit ,409 92,26 b. Tersedianya sarana/bahan pengendalian OPT (APBN-P) berupa: - Bahan Pengendali OPT - Seed treatment - Bahan Pengendali OPT kg, boks, kg/ltr boks kg kg/ltr kg, boks, kg/ltr boks kg kg/ltr ,737 99,02 Berdasarkan tabel diatas, akuntabilitas keuangan dinilai memuaskan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perlindungan Tanaman Pangan. Hal ini ditunjukkan dengan realisasi keuangan sebesar 92,26% sampai dengan 100%, dengan capaian indikator kinerja sasaran 99,33% sampai dengan 100%.

26 Tabel 2. Realisasi Anggaran Program Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 Tolok Ukur Kegiatan A P B N (Dana Dekonsentrasi) Total Anggaran (Rp) Realisasi Anggaran Sisa Anggaran Rp % Rp % Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) , , Sekolah Lapangan Iklim (SLI) Jumlah APBN (Dana Dekonsentrasi) , ,67 D A N A C O N T I G E N C Y Sarana bantuan Light Trap (Dana Contigency) , ,74 Jumlah Contigency , ,74 A P B N - P Bahan Pengendali OPT , ,98 Jumlah APBN-P , ,98 Total (APBN (Dana Dekonsentrasi) + Contigency + APBN-P) ,

27 IV. P E N U T U P Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran perlindungan tanaman pangan Tahun 2012, dilaksanakan kegiatan Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT), Sekolah Lapangan Iklim (SLI), dan penyediaan bantuan sarana pengendali OPT, sesuai dengan Rencana Kinerja Tahun Secara umum, kegiatan yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan baik, dengan tingkat capaian indikator kinerja 99,33%-100% dan tingkat capaian sasaran 96,77%-100%. Dalam rangka pencapaian sasaran pengamanan 94% luas areal tanaman pangan dengan menekan luas serangan OPT dan DPI sehingga maksimal 6% dari luas tanam pada Tahun 2012 dan maksimal 5% dari luas tanam yang diharapkan akan tercapai pada Tahun 2014 dinilai berhasil. Hal ini terlihat dari luas serangan OPT utama dan DPI (banjir dan kekeringan) pada tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) Tahun 2012 seluas ha dibandingkan luas tanamnya pada periode tahun yang sama ( ha) yaitu sebesar 5,04% dengan tingkat capaian kinerja sebesar 101,02%. Disamping pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan, upaya pengamanan 94% luas areal tanaman pangan dengan menekan luas serangan OPT dan DPI Tahun 2012, juga dilakukan melalui berbagai kegiatan. Upaya tersebut meliputi penyebarluasan informasi prakiraan iklim dan serangan OPT ke daerah, konsolidasi petugas lapangan (POPT-PHP, Penyuluh Lapangan, dan petugas LPHP), pembentukan POSKO pengendalian OPT di berbagai tingkatan, dan penyediaan bantuan pestisida dari pusat ke daerah serangan OPT. Dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, berbagai permasalahan masih menjadi kendala antara lain belum optimalnya koordinasi antara Mantri Tani, POPT-PHP, dan Penyuluh Lapangan dalam penanganan OPT di daerah sumber serangan dan penanganan DPI di daerah rawan banjir dan kekeringan, terbatasnya jumlah dan kompetensi SDM perlindungan tanaman pangan, belum optimalnya fungsi kelembagaan perlindungan tanaman di daerah, belum optimalnya peran PPAH dalam pemanfaatan agens hayati, dan terbatasnya sarana kerja lapangan petugas POPT-PHP. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dilakukan berbagai upaya peningkatan, koordinasi, advokasi, dan pendampingan serta pengawalan secara berkelanjutan.

28 LAMPIRAN

29 Gambar 1. STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN DIREKTUR PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN SUB BAGIAN TATA USAHA SUB DIT PENGELOLAAN DATA OPT SUBDIT DAMPAK PERUBAHAN IKLIM SUBDIT TEKNOLOGI PENGENDALIAN OPT SUBDIT PENGELOLAAN PHT SEKSI MONITORING DAN ANALISIS DATA SEKSI ADAPTASI SEKSI IDENTIFIKASI SEKSI PEMASYARAKATAN SEKSI EVALUASI DAN PELAPORAN SEKSI MITIGASI SEKSI VERIFIKASI SEKSI KELEMBAGAAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

30 Lampiran 1. RENCANA KINERJA TAHUNAN Unit Eselon II Tahun : 2012 : DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Penguatan Sistem Perlindungan TP Output: dari Gangguan OPT dan DPI 1 SLPHT unit - Mengendalikan Luas Serangan 2 SLI 130 unit OPT dan Terkena DPI 3 Jumlah Bantuan Sarana Pengendali OPT - Bahan Pengendali OPT (Light Trap) unit - Bahan Pengendali OPT (pestisida) boks - Seed Treatment kg - Bahan Pengendali OPT (pestisida) kg/lt Outcome: 94% areal pertanaman aman dari serangan OPT dan DPI 94 %

31 Lampiran 2. P E N G U K U R A N K I N E R J A Unit Eselon II : DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN Tahun : 2012 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Pagu Realisasi % Mengendalikan Luas Serangan Output: Penguatan Sistem ,52 OPT dan Terkena DPI 1 Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) unit unit 99,33 Perlindungan TP 2 Sekolah Lapangan Iklim (SLI) 130 unit 130 unit 100,00 dari Gangguan 3 Jumlah Bantuan Sarana Pengendali OPT OPT dan DPI - Bahan Pengendali OPT (Light Trap) 7000 unit unit 100,00 - Bahan Pengendali OPT (pestisida) boks boks 100,00 - Seed Treatment kg kg 100,00 - Bahan Pengendali OPT (pestisida) kg,ltr kg,ltr 100,00 Program Anggaran (Rp.) Outcome: 94% areal pertanaman aman dari serangan OPT dan DPI 94 % 101 % 107,47

32 Lampiran 3. P E N G U K U R A N P E N C A P A I A N S A S A R A N Unit Eselon II : DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN Tahun : 2012 Sasaran Strategis Indikator Sasaran Strategis Rencana Tingkat Realisasi Persentase Pencapaian Keterangan Capaian (Target) Rencana Tingkat Capaian Terkendalinya serangan OPT dan DPI 1 Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) unit unit 99,33 % 2 Sekolah Lapangan Iklim (SLI) 130 unit 130 unit 100,00 % 3 Jumlah Bantuan Sarana Pengendali OPT - Bahan Pengendali OPT (Light Trap) unit unit 100,00 % - Bahan Pengendali OPT (pestisida) boks boks 100,00 % - Seed Treatment kg kg 100,00 % - Bahan Pengendali OPT (pestisida) kg,ltr kg,ltr 100,00 %

33 Lampiran 4. RENCANA DAN REALISASI SLPHT TAHUN 2012 No Propinsi SLPHT Kelompok (Unit) SLPHT Tindak Lanjut (Unit) Total Jumlah SLPHT(Unit) Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi % 1 Pemerintah Aceh ,00 2 Sumatera Utara ,00 3 Sumatera Barat ,00 4 R i a u ,33 5 J a m b i ,73 6 Sumatera Selatan ,00 7 Bengkulu ,00 8 Lampung ,00 9 Kep. Bangka Belitung ,00 10 Kep. Riau DKI Jakarta ,00 12 Jawa Barat ,00 13 Jawa Tengah ,00 14 DI. Yogyakarta ,00 15 Jawa Timur ,00 16 B a n t e n ,00 17 B a l i ,00 18 Nusa Tenggara Barat ,00 19 Nusa Tenggara Timur ,00 20 Kalimantan Barat ,00 21 Kalimantan Tengah ,00 22 Kalimantan Selatan ,00 23 Kalimantan Timur ,00 24 Sulawesi Utara ,00 25 Sulawesi Tengah ,00 26 Sulawesi Selatan ,00 27 Sulawesi Tenggara ,00 28 Gorontalo ,00 29 Sulawesi Barat ,00 30 Maluku ,00 31 Maluku Utara ,00 32 Papua ,55 33 Papua Barat ,00 Jumlah , , ,33

34 Lampiran 5. SASARAN & REALISASI SLI TAHUN 2012 No. Provinsi Rencana Realisasi (unit) (unit) % Capaian Pemerintah Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah D.I. Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat Jumlah

35 Lampiran 6. LUAS SERANGAN ORGANISME PENGANGGU TUMBUHAN (OPT) UTAMA PADA TANAMAN PANGAN TAHUN , TAHUN 2011, DAN TAHUN 2012* No Tahun Padi Jagung Kedelai T P T P T P Rerata * Ket : T = Terkena; P = Puso Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan *) Data sementara

36 Lampiran 7. LUAS SERANGAN ORGANISME PENGANGGU TUMBUHAN (OPT) UTAMA PADA TANAMAN PADI TAHUN , TAHUN 2011, DAN TAHUN 2012* (ha) Penggerek Batang WBC Tikus Blas BLB/Kresek Tungro Jumlah No Tahun T P T P T P T P T P T P T P Rerata * Ket : T = Terkena; P = Puso *) data sementara Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

37 Lampiran 8. LUAS SERANGAN ORGANISME PENGANGGU TUMBUHAN (OPT) UTAMA PADA TANAMAN JAGUNG TAHUN , TAHUN 2011, DAN TAHUN 2012* (Ha) Penggerek tongkol Penggerek batang Ulat grayak Lalat bibit Bulai Tikus OPT Utama No Tahun T P T P T P T P T P T P T P Rerata * Ket : T = Terkena; P = Puso *) data sementara Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

38 Lampiran 9 LUAS SERANGAN ORGANISME PENGANGGU TUMBUHAN (OPT) UTAMA PADA TANAMAN KEDELAI TAHUN , TAHUN 2011, DAN TAHUN 2012* (Ha) Ulat grayak Penggulung daun Lalat kacang Tikus Penggerek polong Ulat jengkal OPT Utama No Tahun T P T P T P T P T P T P T P Rerata * Ket : T = Terkena; P = Puso *) data sementara Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

39 Lampiran 10. LUAS BANJIR DAN KEKERINGAN PADA TANAMAN PADI TAHUN , TAHUN 2011, DAN TAHUN 2012* No TAHUN BANJIR KEKERINGAN T P T P (ha) Rerata * Ket : T = Terkena; P = Puso; *) = data sementara

40 Lampiran 11. LUAS BANJIR DAN KEKERINGAN PADA TANAMAN JAGUNG TAHUN , TAHUN 2011, DAN TAHUN 2012* No Tahun Banjir Kekeringan T P T P Rerata * Ket : T = Terkena; P = Puso; *) = data sementara

41 Lampiran 12. LUAS BANJIR DAN KEKERINGAN PADA TANAMAN KEDELAI TAHUN , TAHUN 2011, DAN TAHUN 2012* No Tahun Banjir Kekeringan T P T P Rerata * Ket : T = Terkena; P = Puso; *) = data sementara

42 Lampiran 13. LUAS PENGENDALIAN PADA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2011 DAN 2012* No. Tahun Padi Jagung Kedelai Jumlah *

43 Lampiran 14. ALOKASI LIGHT TRAP DANA CONTIGENCY TAHUN 2012 No Provinsi Jumlah 1 Pemerintah Aceh Sumatera Utara 38 3 Sumatera Barat 50 4 Riau 17 5 Jambi 16 6 Sumatera Selatan 88 7 Bengkulu 24 8 Lampung Jawa Barat Jawa Tengah D.I. Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat 62 JUMLAH 7.000

44 Lampiran 15. ALOKASI BANTUAN SARANA PENGENDALI OPT APBN-P TAHUN 2012 No Provinsi Satuan Volume Ukur 1 Pemerintah Aceh Boks 2 Sumatera Utara Boks 3 Sumatera Barat 900 Boks 4 Sumatera Selatan Boks 5 Lampung Boks 6 Jawa Barat Boks 7 Jawa Tengah Boks 8 DI Yogyakarta Boks 9 Jawa Timur Boks 10 Banten Boks 11 Bali 500 Boks 12 Nusa Tenggara Timur 400 Boks 13 Kalimantan Barat Boks 14 Kalimantan Tengah 400 Boks 15 Kalimantan Selatan 580 Boks 16 Kalimantan Timur 300 Boks 17 Sulawesi Tengah Boks 18 Sulawesi Selatan Boks 19 Sulawesi Tenggara Boks 20 Sulawesi Barat 300 Boks Jumlah Boks

45 Lampiran 16. ALOKASI BANTUAN SARANA PENGENDALI OPT APBN-P TAHUN 2012 (SEED TREATMENT) Padi Jagung Kedelai Jumlah No Provinsi Satuan Satuan Satuan Satuan Volume Ukur Volume Ukur Volume Ukur Volume Ukur 1 Pemerintah Aceh 40 Kg 220 Kg Kg Kg 2 Sumatera Utara 180 Kg 180 Kg 3 Sumatera Selatan 100 Kg 100 Kg 4 Lampung 180 Kg Kg 20 Kg Kg 5 Jawa Barat Kg Kg 360 Kg Kg 6 Jawa Tengah Kg Kg 500 Kg Kg 7 DI Yogyakarta 40 Kg 246 Kg 286 Kg 8 Jawa Timur Kg Kg 800 Kg Kg 9 Banten 100 Kg 100 Kg 10 Nusa Tenggara Barat 120 Kg Kg Kg 11 Nusa Tenggara Timur Kg Kg 12 Kalimantan Barat Kg Kg 13 Kalimantan Tengah 20 Kg 20 Kg 14 Kalimantan Selatan 50 Kg 50 Kg 15 Sulawesi Utara Kg Kg 16 Sulawesi Tengah 20 Kg 40 Kg 60 Kg 17 Sulawesi Selatan 500 Kg Kg 60 Kg Kg 18 Sulawesi Tenggara 40 Kg 40 Kg 19 Gorontalo 620 Kg 620 Kg Jumlah Kg Kg Kg Kg

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Laporan Kinerja Tahun 2014 i RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Pengamanan produksi tanaman pangan mencakup seluruh areal pertanaman. Operasional kegiatan diarahkan dalam rangka penguatan perlindungan tanaman pangan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

KATA PENGANTAR. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mempunyai tugas mengamankan produksi dari gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI) sehingga produksi tercapai

Lebih terperinci

4. Upaya yang telah dilakukan dalam mengendalikan serangan OPT dan menangani banjir serta kekeringan adalah sebagai berikut:

4. Upaya yang telah dilakukan dalam mengendalikan serangan OPT dan menangani banjir serta kekeringan adalah sebagai berikut: NOMOR: NOTA DINAS Yth. : Direktur Jenderal Tanaman Pangan Dari : Plh. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Hal : Laporan Perkembangan Serangan OPT, Banjir dan Kekeringan Tanggal : Maret 2017 Bersama ini

Lebih terperinci

NOTA DINAS banjir Jawa Tengah, Jawa Timur dan Lampung kekeringan OPT banjir kekeringan OPT banjir

NOTA DINAS banjir Jawa Tengah, Jawa Timur dan Lampung kekeringan OPT banjir kekeringan OPT banjir NOMOR: NOTA DINAS Yth. : Direktur Jenderal Tanaman Pangan Dari : Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Hal : Laporan Perkembangan Serangan OPT, Banjir dan Kekeringan Tanggal : April 2017 Bersama ini kami

Lebih terperinci

NOTA DINAS banjir OPT banjir kekeringan OPT banjir kekeringan OPT

NOTA DINAS banjir OPT banjir kekeringan OPT banjir kekeringan OPT NOMOR: NOTA DINAS Yth. : Direktur Jenderal Tanaman Pangan Dari : Plt. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Hal : Laporan Perkembangan Serangan OPT, Banjir dan Kekeringan Tanggal : Mei 2017 Bersama ini

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PETANI PENGAMAT TAHUN 2018

PETUNJUK TEKNIS PETANI PENGAMAT TAHUN 2018 PETUNJUK TEKNIS PETANI PENGAMAT TAHUN 2018 DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2018 KATA PENGANTAR Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN TAHUN 2016

LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN TAHUN 2016 LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN TAHUN 2016 Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan 2017 KATA PENGANTAR Direktorat Perlindungan

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

BALAI PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA ACEH

BALAI PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA ACEH PERAN UPTD PROTEKSI DALAM MENDUKUNG KEGIATAN UPSUS TP DAN PENINGKATAN KUALITAS DATA SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN TAHUN 2015 *) BALAI PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA ACEH *) Disampaikan pada : Pertemuan

Lebih terperinci

93% 98% 97% 98% 98% 98% 98% Laporan Tahunan 2015 ii

93% 98% 97% 98% 98% 98% 98% Laporan Tahunan 2015 ii RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Dalam rangka Rencana Strategis Kementerian Pertanian, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menargetkan pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan padi, jagung, dan kedelai

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN OKTOBER 2017 2017 Laporan Kinerja Triwulan III DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) TAHUN 2013

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) TAHUN 2013 KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) TAHUN 2013 Kementerian negara/lembaga : Pertanian Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Perkebunan Program :

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... I. PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... I. PENDAHULUAN... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... i ii iii iv v iv I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Kedudukan,

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017

KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017 KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017 HASIL SEMBIRING DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN JAKARTA, 31 MEI 2016 PERKEMBANGAN

Lebih terperinci

CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014

CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014 CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014 Bahan Rapat Koordinasi Dengan Bupati/Walikota se Provinsi Jawa Timur Terkait Rekomendasi Dewan Pertimbangan Presiden Tentang Ancaman OPT Dan Progrnosa Produksi Padi Tahun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dr. Ir. Maman Suherman, MM NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dr. Ir. Maman Suherman, MM NIP 2017 Laporan Kinerja Triwulan II KATA PENGANTAR Dalam rangka memonitor capaian kinerja kegiatan Ditjen Tanaman Pangan pada triwulan II TA 2017 serta sebagai bahan penilaian aspek akuntabilitas kinerja

Lebih terperinci

Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR

Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan YME, karena atas karunia-nya kami dapat menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Perbenihan Tanaman

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 Bahan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional 3 4 Juni 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN

Lebih terperinci

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *) Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *) Oleh : Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS, DAA Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian *) Disampaikan

Lebih terperinci

Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan

Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Organisme Pengangganggu an (OPT) utama yang menyerang padi ada 9 jenis, yaitu : Tikus, Penggerek Batang, Wereng Batang Coklat,

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN GERAKAN PENGENDALIAN OPT KEDELAI

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN GERAKAN PENGENDALIAN OPT KEDELAI PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN GERAKAN PENGENDALIAN OPT KEDELAI KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN 2018 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN GERAKAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014 KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2014

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Press Release Katam Terpadu MT I 2013/2014 untuk Pencapaian Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai Jakarta, 26 September 2013

Press Release Katam Terpadu MT I 2013/2014 untuk Pencapaian Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai Jakarta, 26 September 2013 Press Release Katam Terpadu MT I 2013/2014 untuk Pencapaian Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai Jakarta, 26 September 2013 (1) Berdasarkan prakiraan BMKG dan beberapa lembaga penelitian lain mengindikasikan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN BALAI BESAR

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PEMBINAAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DANA DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017 MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-18.5-/216 DS995-2521-7677-169 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN 2016

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN 2016 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN 2016 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2017 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Direktorat Perlindungan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2014 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) SURABAYA Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahun

Lebih terperinci

PENDAHULUAN II. UJICOBA ASURANSI PERTANIAN:

PENDAHULUAN II. UJICOBA ASURANSI PERTANIAN: Isu Aktual OUTLINE I. PENDAHULUAN II. UJICOBA ASURANSI PERTANIAN: ASURANSI USAHATANI PADI (AUTP) DAN TERNAK SAPI (ATS) III. PROGRAM BANTUAN PREMI ASURANSI: UJICOBA ASURANSI USAHATANI PADI (AUTP) Fitur

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-33.-/216 DS334-938-12-823 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia ISI PAPARAN I II III IV PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS LINGKUP DITJEN PSP TA. 2017 REALISASI ANGGARAN PROGRAM/KEGIATAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk besar sangat perlu memantapkan kestabilan pangan secara berkelanjutan, oleh karenanya perlu melakukan strategi dan upaya-upaya

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN REALISASI KEGIATAN DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI

DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN REALISASI KEGIATAN DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN REALISASI KEGIATAN DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI Oleh : Direktur Pengelolaan Air Irigasi Lombok, 27 29 November 2013 1 REALISASI KEGIATAN PUSAT DIREKTORAT

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011 PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016 Disampaikan pada acara : Pramusrenbangtannas Tahun 2016 Auditorium Kementerian Pertanian Ragunan - Tanggal, 12 Mei 201 KEBIJAKAN OPERASIONAL DIREKTORATJENDERALHORTIKULTURA

Lebih terperinci

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011 PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembangunan

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 / HUK / 2012 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 / HUK / 2012 TENTANG KEPUTUSAN NOMOR 23 / HUK / 2012 TENTANG PENETAPAN NAMA NAMA PENERIMA DANA PROGRAM ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TAHUN 2012 Menimbang :, a. bahwa jumlah lanjut usia yang membutuhkan perhatian dan penanganan

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2010 Direktur Jenderal Tanaman Pangan IR. SUTARTO ALIMOESO, MM NIP

Jakarta, Januari 2010 Direktur Jenderal Tanaman Pangan IR. SUTARTO ALIMOESO, MM NIP KATA PENGANTAR Dalam upaya peningkatan produksi pertanian tahun 2010, pemerintah telah menyediakan berbagai fasilitas sarana produksi, antara lain subsidi pupuk untuk sektor pertanian. Tujuan pemberian

Lebih terperinci

Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR

Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-nya kami dapat menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan Tahun 2014. Laporan

Lebih terperinci

PROGRAM PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN 2017

PROGRAM PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN 2017 PROGRAM PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN 2017 Disampaikan pada Rapat Kerja Nasional Tanggal 4 Januari 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN OUTLINE 1. Evaluasi 2016 2. Sasaran luas tanam

Lebih terperinci

I. EVALUASI UPSUS 2015

I. EVALUASI UPSUS 2015 OUTLINE I. EVALUASI UPSUS 2015 A. Realisasi Tanam Okmar 2014/15 B. Realisasi Tanam Bulan April dan Mei 2015 C. Evaluasi Serapan Anggaran Bansos D. Evaluasi Serapan Anggaran Kontraktual II. RANCANGAN KEGIATAN

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

KAJIAN DAYA TAHAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP GANGGUAN FAKTOR EKSTERNAL DAN KEBIJAKAN YANG DIPERLUKAN. Bambang Sayaka

KAJIAN DAYA TAHAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP GANGGUAN FAKTOR EKSTERNAL DAN KEBIJAKAN YANG DIPERLUKAN. Bambang Sayaka KAJIAN DAYA TAHAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP GANGGUAN FAKTOR EKSTERNAL DAN KEBIJAKAN YANG DIPERLUKAN PENDAHULUAN Bambang Sayaka Gangguan (shocks) faktor-faktor eksternal yang meliputi bencana alam, perubahan

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PEMBINAAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2010

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2010 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 200 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 200 Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian

Lebih terperinci

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun KATA PENGANTAR

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dalam rangka mewujudkan luas areal tanaman pangan yang aman dari gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI), perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan peran

Lebih terperinci

5. Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan

5. Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan 5. Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Organisme Pengangganggu Tanaman (OPT) utama yang menyerang padi ada 9 jenis, yaitu : Tikus, Penggerek Batang, Wereng Batang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, 2012 Direktorat Jenderal Tanaman

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013 Sarana dan Kegiatan Prasarana Penelitian KKegiatan Badan Litbang Pertanian saat ini didukung oleh sumber daya manusia dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013 jumlah relatif

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, 2012 Direktorat Jenderal Tanaman

Lebih terperinci

RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018

RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018 RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018 Disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis Perecanaan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 1 SASARAN

Lebih terperinci

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 Dok L. 01 28/01/2014 LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF TENAGA LAPANGAN DIKMAS (TLD)/ FASILITATOR DESA INTENSIF (FDI) Lampiran 3

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF TENAGA LAPANGAN DIKMAS (TLD)/ FASILITATOR DESA INTENSIF (FDI) Lampiran 3 Lampiran 3 DAFTAR NAMA TLD/FDI PENERIMA DANA INSENTIF TAHUN 2012 PROVINSI :... NO NAMA ALAMAT *) KAB/KOTA NAMA BANK CABANG/UNIT NO. REKENING MASA KERJA (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) *) sesuai dengan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 MOR SP DIPA-18.1-/215 DS8665-5462-5865-5297 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 454, 2016 ANRI. Dana. Dekonsentrasi. TA 2016. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 37/Permentan/SR.130/5/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM BANTUAN LANGSUNG PUPUK TAHUN ANGGARAN

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 37/Permentan/SR.130/5/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM BANTUAN LANGSUNG PUPUK TAHUN ANGGARAN CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 37/Permentan/SR.130/5/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM BANTUAN LANGSUNG PUPUK TAHUN ANGGARAN 2010 1 Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTANIAN TENTANG PEDOMAN UMUM BANTUAN

Lebih terperinci

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 30 Mei 2017 CAPAIAN INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN PERKEBUNAN NO.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

2017, No telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahu

2017, No telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahu No.740, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. TA 2017. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016 PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016 PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 MOR SP DIPA-32.4-/217 DS21-98-8-666 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi Tabel., dan Padi Per No. Padi.552.078.387.80 370.966 33.549 4,84 4,86 2 Sumatera Utara 3.48.782 3.374.838 826.09 807.302 4,39 4,80 3 Sumatera Barat.875.88.893.598 422.582 423.402 44,37 44,72 4 Riau 454.86

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 MOR SP DIPA-115.1-/217 DS887-83-754-948 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-18.11-/216 DS13-4386-848-854 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

SOSIALISASI KALENDER TANAM MT II TIM GUGUS KATAM BPTP Kep. Bangka Belitung

SOSIALISASI KALENDER TANAM MT II TIM GUGUS KATAM BPTP Kep. Bangka Belitung SOSIALISASI KALENDER TANAM MT II 2013 TIM GUGUS KATAM BPTP Kep. Bangka Belitung LATAR BELAKANG Keniscayaan perubahan dan dinamika iklim global serta lokal. Pilihan pola tanam bersifat spesifik lokasi dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Rencana Kinerja Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Rencana Kinerja Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah untuk melaksanakan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Press Release PREDIKSI DAMPAK DINAMIKA IKLIM DAN EL-NINO 2014-2015 TERHADAP PRODUKSI PANGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN I. Prediksi Iklim hingga Akhir 2014/Awal 2015 1. Prediksi berbagai

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 207.1/HK.140/C/02/2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN DESA MANDIRI BENIH TAHUN ANGGARAN 2016

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 207.1/HK.140/C/02/2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN DESA MANDIRI BENIH TAHUN ANGGARAN 2016 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 207.1/HK.140/C/02/2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN DESA MANDIRI BENIH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN

PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 KATA PENGANTAR Kejadian El Nino Tahun 2015

Lebih terperinci

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Direktorat Rumah Umum dan Komersial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015 DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DITJEN TANAMAN PANGAN 2015

LAPORAN KINERJA DITJEN TANAMAN PANGAN 2015 2015 Laporan Kinerja KATA PENGANTAR Sejalan dengan prioritas pembangunan Kabinet Kerja 2015-2019, Kementerian Pertanian menetapkan sasaran swasembada pangan dengan prioritas lima komoditas pangan utama,

Lebih terperinci

PENGENDALI ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN BAB I PENDAHULUAN

PENGENDALI ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN BAB I PENDAHULUAN 5 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 80/PERMENTAN/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGENDALI ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGENDALI

Lebih terperinci

pengembangan PHT dan penggunaan program SIM OPT versi 2.1 yang telah disempurnakan, pemberdayaan THL Tenaga Bantu POPT-PHP, penyediaan dan

pengembangan PHT dan penggunaan program SIM OPT versi 2.1 yang telah disempurnakan, pemberdayaan THL Tenaga Bantu POPT-PHP, penyediaan dan Laporan Tahunan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012 RINGKASAN ESEKUTIF 1. Dalam rangka mewujudkan sasaran produksi tanaman pangan, telah ditetapkan strategi peningkatan produksi, yaitu peningkatan

Lebih terperinci

Budidaya tanaman sehat. Banjir. Kekeringan. Pengamatan. Pelestarian musuh alami. Petani ahli

Budidaya tanaman sehat. Banjir. Kekeringan. Pengamatan. Pelestarian musuh alami. Petani ahli Budidaya tanaman sehat Banjir Pengamatan Kekeringan Pelestarian musuh alami Petani ahli KATA PENGANTAR Pemerintah pada Tahun 2010 telah menetapkan sasaran indikatif produksi padi sebesar 66,680 juta ton

Lebih terperinci

FORMULIR 3 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016

FORMULIR 3 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016 FORMULIR 3 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016 1. Kementrian/Lembaga : KEMENTERIAN PERTANIAN 2. Program : Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat 3.

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.6-/21 DS264-891-4155-6432 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1

Lebih terperinci

PREDIKSI DAN ANTISIPASI KEKERINGAN TAHUN 2013

PREDIKSI DAN ANTISIPASI KEKERINGAN TAHUN 2013 PREDIKSI DAN ANTISIPASI KEKERINGAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN Disampaikan Pada RAPIM A Kementerian Pertanian 10 September 2013 MATERI PRESENTASI A. Prediksi Kekeringan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, Februari 2013 Laporan AkLrntabilitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kerusakan tanaman yang disebabkan gangguan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) baik hama, penyakit maupun gulma menjadi bagian dari budidaya pertanian sejak manusia

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA--0/AG/2014 DS 0221-0435-5800-5575 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-18.1-/216 DS286-9928-784-242 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

Lebih terperinci

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 66/Permentan/OT.140/12/2006 TENTANG

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 66/Permentan/OT.140/12/2006 TENTANG CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 66/Permentan/OT.140/12/2006 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2007 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI

Lebih terperinci