LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013"

Transkripsi

1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, Maret 2014

2 Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013 KATA PENGANTAR Pembangunan tanaman pangan tahun 2013 merupakan tahun ke tiga pelaksanaan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sekaligus kelanjutan dan penyempurnaan pelaksanan program tahun sebelumnya dalam mewujudkan sukses pencapaian swasembada beras dan jagung berkelanjutan, pencapaian swasembada kedelai tahun 2014, peningkatan diversifikasi pangan, dan peningkatan kesejahteraan petani. Sasaran strategis pembangunan tanaman pangan tahun 2013 adalah mewujudkan pencapaian produksi komoditas utama tanaman pangan secara berkelanjutan dalam rangka penyediaan kebutuhan nasional. Untuk mencapai sasaran tersebut ditempuh melalui Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan. Indikator sasaran yang ditargetkan belum tercapai sesuai target yang ditetapkan. Produksi padi, jagung,kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar belum mencapai target, namun untuk produksi padi, kacang tanah dan ubi kayu tahun 2013 mengalami kenaikan dari capaian produksi tahun Capaian kinerja tahun 2013 mengalami banyak hambatan dan permasalahan yaitu pelaksanaan beberapa kegiatan masih belum konsisten dengan jadwal yang telah ditetapkan, sehingga menumpuk di akhir tahun/triwulan IV (antara lain: SL-PTT, bantuan benih), sehingga tidak memberikan kontribusi secara optimal pada tahun 2013, masih terbatasnya kuantitas maupun kualitas SDM pertanian, penempatan tenaga kerja belum sepenuhnya sesuai dengan bidang tugasnya, belum optimalnya proses penyiapan dokumen pelaksanaan kegiatan. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan dan akuntabel, maka sesuai dengan amanat Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1999, tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang ditindaklanjuti dengan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 239 tahun 2003, serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu Unit Kerja Eselon-I pada Kementerian Pertanian melaksanakan Akuntabilitas Kinerja dan melaporkannya secara berjenjang dan berkala setiap tahunnya sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan sumber daya yang difasilitasi melalui APBN. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan i

3 Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 20,l3 Laporan yang dimaksud dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja yang berisi gambaran hasil pencapaian kinerja atas pelaksanaan rencana kebijakan dan program yang telah ditetapkan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2013 ini diharapkan dapat menjadi bahan pertanggungjawaban dan penilaian kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan juga sekaligus sebagai bahan masukan dalam penyempurnaan perencanaan pembangunan tanaman pangan ke depan. Jakarta, Maret 2014 Direktur Jenderal Tanaman Pangan, lr horo Kasih Anggoro, MS tr Direktorat Jenderal Tanaman

4 Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013 IKHTISAR EKSEKUTIF Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/ Permentan/OT.140/10/2010, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan merupakan unsur pelaksana pemerintahan pada Kementerian Pertanian yang bertugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang tanaman pangan, serta melaksanakan fungsi: penyiapan perumusan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan dan pascapanen tanaman pangan; pelaksanaan kebijakan dibidang perbenihan, budidaya, perlindungan dan pascapanen tanaman pangan; penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria dibidang perbenihan, budidaya, perlindungan dan pascapanen tanaman pangan; pemberian bimbingan teknis dan evaluasi dibidang perbenihan, budidaya, perlindungan dan pascapanen tanaman pangan; dan pelaksanaan administrasi lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Pelaksanakan tugas dan fungsi tersebut didukung oleh enam Unit Kerja Eselon II, yaitu: Sekretariat Direktorat Jenderal, Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, Direktorat Budidaya Serealia, Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, dan Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan. Selain enam unit kerja Eselon II tersebut, juga dilengkapi tiga Unit Pelaksana Teknis, yaitu: Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan, Balai Besar Pengembangan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, dan Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman. Sesuai Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan , sasaran utama program pembangunan tanaman pangan periode adalah: mewujudkan pencapaian produksi komoditas utama tanaman pangan secara berkelanjutan dalam rangka penyediaan kebutuhan nasional; mengamankan potensi kehilangan hasil akibat serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan dan terkena Dampak Perubahan Iklim; dan mengamankan kehilangan/susut hasil produksi. Sasaran tersebut diarahkan untuk mewujudkan swasembada padi dan jagung berkelanjutan, pencapaian swasembada kedelai tahun 2014, peningkatan diversifikasi pangan, dan peningkatan kesejahteraan petani, mengacu pada Empat Target Sukses Pembangunan Pertanian Pencapaian sasaran tersebut ditempuh melalui pelaksanaan program utama pembangunan yaitu: Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan iii

5 Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013 Berkelanjutan, yang meliputi delapan kegiatan utama, yaitu: Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia, Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, Pengembangan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan, Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI), Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan, Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih, Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan, dan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya. Pada tahun 2013, target pencapaian kinerja sasaran strategis pembangunan tanaman pangan meliputi: produksi padi 72,064 juta ton GKG, jagung 19,831 juta ton pipilan kering, kedelai 1,50 juta ton biji kering, kacang tanah 1,20 juta ton biji kering, kacang hijau 410 ribu ton biji kering, ubi kayu 26,3 juta ton umbi basah, dan ubi jalar 2,45 juta ton umbi basah. Pencapaian sasaran kinerja tahun 2013 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, komoditas padi, jagung, ubi kayu dan ubi jalar dikategorikan berhasil, kacang tanah cukup berhasil, kedelai dan kacang hijau kurang berhasil. Produksi padi mencapai 70,867 juta ton gabah kering giling (98,34% dari target 72,064 juta ton GKG), jagung 18,510 juta ton pipilan kering (93,34% dari target 19,831 juta ton), kedelai 808 ribu ton biji kering (53,84% dari target 1,50 juta ton), kacang tanah 907 ribu ton biji kering (75,58% dari target 1,20 juta ton), kacang hijau 210 ribu ton biji kering (51,22% dari target 410 ribu ton), ubi kayu 25,495 juta ton umbi basah (96,94% dari target 26,3 juta ton), dan ubi jalar 2,366 juta ton umbi basah (96,57% dari target 2,45 juta ton). Bila dibandingkan dengan produksi tahun 2012 (ATAP), capaian produksi padi, kacang tanah,ubi kayu tahun 2013 (ARAM II) mengalami peningkatan, sedangkan jagung, kedelai, kacang hijau dan ubi jalar mengalami penurunan. Peningkatan produksi tersebut disebabkan naiknya produktivitas dan luas panen dibandingkan tahun Produktivitas padi naik 0,20% (0,10 ku/ha) dan luas panen naik 2,41% (324 ribu ha), produktivitas kacang tanah naik 36,77% (4,69 ku/ha), produktivitas ubi kayu naik 4,75% (10,17 ku/ha) dan luas panen naik 0,67% (7.522 ha) dibandingkan tahun Sedangkan tidak tercapainya sasaran produksi jagung, kedelai,kacang hijau dan ubi jalar pada tahun 2013 terutama disebabkan oleh penurunan luas panen. Luas panen jagung tahun 2013 turun 2,53% ( ha), kedelai turun ha (2,38%), kacang hijau turun 25,52% ( ha) dan ubi jalar turun 6,71% ( Direktorat Jenderal Tanaman Pangan iv

6 Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013 ha). Menurunnya luas tanam yang disebabkan antara lain: Penurunan luas tanam/panen akibat lahan yang biasa digunakan beralih ke padi karena cukup air dan persaingan dengan komoditas lainnya (ubi kayu di Lampung dan Sumatera Utara), alih fungsi lahan dan terbatasnya lahan yang siap untuk perluasan areal, terbatasnya akses petani terhadap sumber permodalan dan teknologi budidaya, persaingan dengan komoditas lain yang lebih kompetitif (padi, jagung, komoditas lainnya), rendahnya keuntungan petani dibanding komoditas lain, jaminan pemasaran hasil yang kurang kondusif, harga kedelai impor yang lebih murah, dan resiko kegagalan usaha tani kedelai lebih besar, karena lebih rentan terhadap serangan OPT dan DPI. Kinerja pengamanan potensi kehilangan hasil akibat serangan OPT dan terkena DPI tahun 2013 telah berhasil menekan luas pertanaman padi, jagung dan kedelai yang terkena OPT dan DPI pada tahun 2013 lebih rendah dibandingkan dengan tahun Pertanaman padi, jagung dan kedelai yang terkena serangan OPT dan DPI pada tahun 2013 padi sebesar 6,69%, jagung 1,08% dan kedelai 1,31% terhadap total luas pertanaman. Dengan demikian luas pertanaman padi yang aman mencapai 93,31% (98,22% dari target pengamanan 95% terhadap total luas tanam), jagung 98,50% (103,78% dari target pengamanan 95% terhadap total luas tanam) dan kedelai 97,75% (104,62% dari target pengamanan 95% terhadap total luas tanam). Kinerja pengamanan kehilangan/susut hasil produksi tahun 2013 telah menurunkan susut hasil produksi padi sebesar 0,05% atau setara dengan mengamankan produksi padi sebesar ton GKG, penurunan susut hasil jagung 0,124% atau setara mengamankan produksi sebesar ,94 ton pipilan kering, dan penurunan susut hasil kedelai 0,151% atau setara dengan mengamankan produksi sebesar 1.219,43 ton biji kering. Bila dibandingkan terhadap capaian tahun 2012, penurunan susut hasil padi tahun 2013 turun 0,42%, jagung naik 0,112% dan kedelai turun 0,04%. Realisasi kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia: SL-PTT padi 3,728 juta ha (85,02% dari target 4,386 juta ha), SL-PTT jagung hibrida ha (83,26% dari target ha), dan Peningkatan Produksi, Provitas Jagung (MBR di NTT) 9000 ha (85,71% dari target ha). Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi: SL-PTT kedelai ha (81,61% dari target ha), pengembangan kedelai model ha (81,63% dari target ha), Pengembangan Areal Tanam Baru (PATB) paket teknologi 0 ha (0,00% dari target ha), PATB paket mekanisasi 50 unit (100% dari target), pengembangan ubi kayu ha (91,83% Direktorat Jenderal Tanaman Pangan v

7 Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013 dari target ha), pengembangan ubi jalar ha (96,16% dari target ha). Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan: pemberdayaan penangkar benih padi ha (89,44% dari target ha), dan kedelai ha (71,91% dari target ha), perbanyakan benih sumber padi dan palawija 569 ha (80,04% dari target 711,25 ha), optimalisasi Unit Prosesing Benih 10 unit (90,91% dari target 11 unit), serta pengawasan dan sertifikasi mutu benih di ha (145,27% dari ha). Selain itu, realisasi kegiatan perbenihan yang anggarannya bersumber dari Anggaran Subsidi (BA 999) meliputi: penyaluran Subsidi Harga Benih (BA ) padi inbrida ton setara luas 1,879 juta ha (39,16% dari target ton), padi hibrida ton setara luas ha (24,14% dari target ton), jagung hibrida 599 ton setara ha (7,98% dari target ton), jagung komposit 365 ton setara luas ha (18,24% dari target ton, kedelai ton setara luas ha (16,17% dari target ton). Penguatan Perlindungan Tanaman dari Gangguan Serangan OPT dan DPI: Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu unit (96,84% dari target unit), Sekolah Lapangan Iklim 188 unit (97,92% dari target 192 unit), operasional brigade proteksi tanaman 82 unit (100% dari target 82 unit), rehabilitasi/bangun gedung PBT 20 unit (100% dari target), bahan dan sarana pengendalian OPT 30 paket (100% dari target), gerakan pengendalian OPT dan DPI 235 kali (91,09% dari target 258 kali), Pemberdayaan Pos Pengembangan Agen Hayati (PPAH) 413 kelompok (99,45% dari target 415 kelompok), Surveilans OPT 32 paket (100% dari target 32 paket), bantuan transport petani pengamat OB (97,64% dari target OB), Lab Pengamatan Hama Penyakit/Lab Agen Hayati (LPHP/LAH) 94 unit (100% dari target), mobil brigade Proteksi dan Lab PHP 0% disebabkan tidak ada perusahaan yang sanggup. Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan: penyaluran bantuan sarana pascapanen padi 460 kelompok (95,44% dari target 482 kelompok), jagung 87 kelompok (94,57% dari target 92 kelompok), kedelai 54 kelompok (96,43% dari target 56 kelompok), ubi kayu 27 kelompok (100% dari target), 25 kelompok (100% dari target). Pengembangan Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian: pengembangan metode pengujian mutu benih 10 metode (100% dari target), penerapan sistem mutu laboratorium di 8 laboratorium (100% dari target), pelaksanaan uji profisiensi laboratorium pengujian benih di 36 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan vi

8 Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013 laboratorium (120% dari target 30 lab), dan pelaksanaan uji petik mutu benih yang beredar 133 sampel (147,78% dari target 90 sampel). Pengembangan Peramalan Serangan OPT: penyebaran data dan informasi peramalan serangan OPT 72 paket (102,86% dari target 70 paket), pengembangan model teknologi pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT 12 model (100% dari target), dan penerapan model teknologi pengamatan 25 provinsi (104,17% dari target 24 provinsi). Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya: penyusunan dokumen perencanaan sebanyak 13 dokumen (92,86% dari target), pedoman pelaksanaan program dan kegiatan APBN tahun 2012 lingkup Ditjen Tanaman Pangan sebanyak 9 pedoman (100% dari target), penyusunan laporan sebanyak 4 paket (100% dari target), bantuan bencana alam 0% dari target serta penyaluran bantuan modal untuk LM-3 tanaman pangan sebanyak 279 unit (99,64% dari target 280 unit). Kinerja serapan anggaran APBN Sektoral (BA 018) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2013 secara keseluruhan dapat dikategorikan berhasil. Berdasarkan data hasil rekonsiliasi dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan, total realisasi serapan anggaran mencapai Rp (80,95% dari pagu Rp ) terdiri dari: Satker Pusat Rp (38,34% dari pagu Rp ), Dinas Provinsi Rp (90,74% dari pagu Rp ), dan Dinas Kabupaten/Kota Rp (90,91% dari pagu Rp ). Sisa anggaran yang tidak terserap disebabkan: Beberapa kegiatan tidak terlaksana yaitu: (1) Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) Kedelai senilai 236,5 milyar karena gagal lelang tiga kali; (2) Bantuan penanggulangan bencana ala Rp22,3 milyar karena harus ada pernyataan kejadian bencana dari instansi/lembaga berwenang/bnpb; (3) Mobil brigade proteksi dan mobil laboratorium hama penyakit tanaman Rp.23 milyar karena tidak ada perusahaan yang sanggup, sisa gaji/tunjangan Rp.15,34 milyar karena tidak ada rekruitmen pegawai baru, dan sisa efisiensi pengadaan barang/jasa dan kegiatan lainnya. Selain mengelola APBN Sektoral, pada tahun 2013 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan juga mengelola anggaran yang bersumber dari Bagian Anggaran Subsidi (BA.999) berupa Subsidi Harga Benih (BA ) dengan pagu DIPA Rp dan pagu kontrak yang pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk Public Service Obligation (PSO) oleh PT Sang Hyang Seri Direktorat Jenderal Tanaman Pangan vii

9 Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013 dan PT Pertani. Realisasi serapan anggaran subsidi mencapai Rp atau 30,34% dari pagu Rp Di samping keberhasilan, masih terdapat beberapa kendala dan hambatan meliputi aspek administrasi, teknis, SDA, SDM, kelembagaan dan pembiayaan. Upaya perbaikan yang telah dan akan terus dilakukan antara lain meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, mengoptimalkan sumberdaya yang ada dan memperbaiki fungsi manajemen, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan viii

10 Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...i IKHTISAR EKSEKUTIF...iii DAFTAR ISI...ix DAFTAR TABEL...xi DAFTAR GAMBAR...xiv DAFTAR LAMPIRAN...xv BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sumberdaya Manusia Dukungan Anggaran...9 BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Rencana Strategik Visi Misi Tujuan Sasaran Arah Kebijakan Program dan Kegiatan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun Penetapan Kinerja (PK) Tahun BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran Pecapaian Sasaran Strategis Tahun Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Tahun Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ix

11 Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun Mewujudkan Pencapaian Produksi Komoditas Utama Tanaman Pangan Secara Berkelanjutan Dalam Rangka Penyediaan Kebutuhan Nasional Capaian Kinerja Lainnya Akuntabilitas Keuangan APBN Sektoral APBN Subsidi Hambatan dan Kendala Upaya dan Tindak Lanjut...57 BAB IV. PENUTUP...59 LAMPIRAN Direktorat Jenderal Tanaman Pangan x

12 Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013 DAFTAR TABEL Tabel 1. Capaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Tabel 2. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Eselon II lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan...21 Tabel 3. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Tahun Tabel 4. Neraca Produksi dan Kebutuhan Beras Tahun Tabel 5. Capaian Produktivitas SL-PTT Padi Tahun Tabel 6. Realisasi Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Padi Tahun Tabel 7. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Jagung Tahun Tabel 8. Neraca Produksi dan Kebutuhan Jagung Tahun Tabel 9. Capaian Produktivitas SL-PTT Jagung Tahun Tabel 10. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Jagung Tahun Tabel 11. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Kedelai Tahun Tabel 12. Neraca Produksi dan Kebutuhan Kedelai Tahun Tabel 13. Capaian Produktivitas SL-PTT Kedelai Tahun Tabel 14. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Kedelai Tahun Tabel 15. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Kacang Tanah Tahun Tabel 16. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Kacang Tanah Tahun Tabel 17. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Kacang Hijau Tahun Tabel 18. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Kacang Hijau Tahun Direktorat Jenderal Tanaman Pangan xi

13 Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013 Tabel 19. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Ubi Kayu Tahun Tabel 20. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Ubi Kayu Tahun Tabel 21. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Ubi Jalar Tahun Tabel 22. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Ubi Jalar Tahun Tabel 23. Capaian Sasaran Mengamankan Potensi Kehilangan Hasil Akibat Serangan OPT dan Terkena DPI Tahun Tabel 24. Capaian Pengamanan Pertanaman Padi Dari Gangguan OPT dan DPI Tahun Tabel 25. Dukungan Kegiatan Pengamanan Pertanaman Padi Tahun Tabel 26. Capaian Pengamanan Pertanaman Jagung Dari Gangguan OPT dan DPI Tahun Tabel 27. Dukungan Kegiatan Pengamanan Pertanaman Jagung Tahun Tabel 28. Capaian Pengamanan Pertanaman Kedelai Dari Gangguan OPT dan DPI Tahun Tabel 29. Dukungan Kegiatan Pengamanan Pertanaman Kedelai Tahun Tabel 30. Capaian Sasaran Mengamankan Kehilangan/Susut Hasil Produksi Tahun Tabel 31. Capaian Penurunan Susut Hasil Padi Dari Fasilitasi Bantuan Sarana Panen dan Pascapanen Tahun Tabel 32. Capaian Penurunan Susut Hasil Jagung Dari Fasilitasi Bantuan Sarana Panen dan Pascapanen Tahun Tabel 33. Capaian Penurunan Susut Hasil Kedelai dari Fasilitasi Bantuan Sarana Pascapanen Tahun Tabel 34. Capaian Penurunan Susut Hasil Ubi Kayu dari Fasilitasi Bantuan Sarana Pascapanen Tahun Direktorat Jenderal Tanaman Pangan xii

14 Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013 Tabel 35. Capaian Penurunan Susut Hasil Ubijalar dari Fasilitasi Bantuan Sarana Pascapanen Tahun Tabel 36. Realisasi Serapan APBN Sektoral Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Menurut Kegiatan Tahun Tabel 37. Realisasi Serapan Anggaran Subsidi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Direktorat Jenderal Tanaman Pangan xiii

15 Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Trend Perkembangan Produksi Padi Tahun Gambar 2. Trend Perkembangan Produksi Jagung Tahun Gambar 3. Trend Perkembangan Produksi Kedelai Tahun Gambar 4. Trend Perkembangan Produksi Kacang Tanah Tahun Gambar 5. Trend Perkembangan Produksi Kacang Hijau Tahun Gambar 6. Trend Perkembangan Produksi Ubi Kayu Tahun Gambar 7. Trend Perkembangan Produksi Ubi Jalar Tahun Direktorat Jenderal Tanaman Pangan xiv

16 Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Lampiran 2. Sumber Daya Manusia Berdasarkan Golongan, Pendidikan Jenis Kelamin dan Lampiran 3. Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2013 Lampiran 3. Penetapan Kinerja Tahun 2013 Lampiran 4. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2013 Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9. Capaian Produksi Padi Tahun 2013 Per Provinsi Capaian Produksi Jagung Tahun 2013 Per Provinsi Capaian Produksi Kedelai Tahun 2013 Per Provinsi Capaian Produksi Kacang Tanah Tahun 2013 Per Provinsi Capaian Produksi Kacang Hijau Tahun 2013 Per Provinsi Lampiran 10. Capaian Produksi Ubi Kayu Tahun 2013 Per Provinsi Lampiran 11. Capaian Produksi Ubi Jalar Tahun 2013 Per Provinsi Lampiran 12. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2013 Lampiran 13. Realisasi Anggaran APBN Per Provinsi Tahun 2013 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan xv

17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sub sektor tanaman pangan memiliki peran yang strategis dalam pembangunan nasional, terutama terhadap ketahanan pangan, ekonomi, sosial, politik, dan keamanan nasional. Peran strategis tersebut tercermin melalui kontribusinya dalam menyediakan kebutuhan pangan pokok terutama beras, jagung dan kedelai, pembentukan PDB, penyumbang devisa, menopang sumber penghidupan sekitar 26,13 juta rumah tangga petani (hasil sensus BPS 2013), penyerapan tenaga kerja di perdesaan, peningkatan pendapatan petani, dan pemerataan pembangunan. Upaya pemenuhan kebutuhan beras sebagai salah satu peran strategis sub sektor tanaman pangan merupakan tantangan yang cukup berat, mengingat jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar, yaitu 237,56 juta orang (Sensus Penduduk 2010) dengan laju pertumbuhan penduduk sekitar 1,50% per tahun dan tingkat konsumsi beras sekitar 139,15 kg/kapita/tahun membutuhkan jumlah penyediaan beras yang cukup besar dan meningkat setiap tahun. Berdasarkan kondisi tersebut, dalam periode pembangunan jangka menengah lima tahun Kabinet Indonesia Bersatu II ( ) peningkatan produksi padi/beras merupakan prioritas pembangunan untuk mencapai swasembada berkelanjutan (dengan target surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014), meningkatkan produksi jagung dalam mempertahankan swasembada berkelanjutan dan peningkatan produksi kedelai guna mencapai swasembada tahun Dalam rangka mewujudkan pencapaian swasembada beras dan jagung berkelanjutan, serta pencapaian swasembada kedelai tahun 2014, pada tahun 2010 produksi padi ditargetkan sebesar 66,68 juta ton gabah kering giling (GKG), jagung 19,80 juta ton pipilan kering, kedelai 1,30 juta ton biji kering, dan pada tahun 2014 ditargetkan meningkat masing-masing menjadi: padi 76,57 juta ton GKG, jagung 20,823 juta ton pipilan kering, dan kedelai 1,50 juta ton biji kering (hasil revisi target produksi pada Renstra awal Ditjen Tanaman Pangan). Selain itu, juga dikembangkan komoditas tanaman pangan lainnya yaitu: kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar, serta komoditas pangan lokal spesifik lokasi lainnya untuk mendukung peningkatan diversifikasi pangan dan kebutuhan industri. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 1

18 Untuk mencapai sasaran tersebut di atas merupakan tantangan yang berat, mengingat banyak permasalahan dan kendala yang dihadapi antara lain: meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global, terbatasnya sumberdaya lahan dan air, infrastruktur, sarana prasarana, akses petani terhadap sumber permodalan, informasi dan teknologi, masih lemahnya kapasitas kelembagaan petani dan penyuluh, serta koordinasi dan sinergitas antar sektor/subsektor terkait pembangunan tanaman pangan masih belum optimal. Namun demikian, tersedia potensi dan peluang untuk mendorong peningkatan produksi antara lain: masih adanya peluang peningkatan produktivitas melalui penyebarluasan pemanfatan inovasi teknologi baru yang lebih unggul, mengoptimalkan peningkatan produktivitas rill di tingkat petani mendekati potensi produksi yang saat ini masih terjadi kesenjangan yang cukup tinggi, optimalisasi pemanfaatan lahan melalui peningkatan indeks pertanaman (IP) dan perluasan areal/cetak sawah baru, menurunkan tingkat kehilangan hasil serta peningkatan kualitas hasil melalui pengamanan produksi dari kehilangan hasil akibat gangguan serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI) serta penanganan panen dan pascapanen, pemanfaatan fasilitas skim kredit pembiayaan usaha tani yang tersedia (KKPE, KUR, dll), penguatan kelembagaan dan manajemen usaha tani, serta perbaikan regulasi dan kebijakan. Dengan mempertimbangkan permasalahan yang dihadapi, serta potensi dan peluang yang tersedia, upaya peningkatan produksi tanaman pangan ditempuh melalui Catur Strategi, yaitu: (1) Peningkatan Produktivitas, (2) Perluasan Areal Tanam, (3) Pengamanan Produksi, serta (4) Penguatan Kelembagaan dan Pembiayaan. Untuk menjamin terlaksananya Catur Strategi tersebut dibutuhkan dukungan dan peran serta aktif dari seluruh pemangku kepentingan yang mencakup sektor/sub sektor terkait, Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, pengusaha, lembaga pembiayaan dan swadaya masyarakat, serta peran aktif para petani/kelompok tani sebagai pelaku utama pembangunan. 1.2 Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/ Permentan/OT.140/10/2010, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan merupakan unsur pelaksana pada Kementerian Pertanian yang dipimpin oleh Direktur Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2

19 Jenderal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan bertugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang tanaman pangan, dan memiliki fungsi meliputi: 1) Perumusan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan dan pascapanen tanaman pangan 2) Pelaksanaan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan dan pascapanen tanaman pangan 3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan dan pascapanen tanaman pangan 4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan dan pascapanen tanaman pangan 5) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. 1.3 Susunan Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/ Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, susunan organisasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, meliputi: (1) Sekretariat Direktorat Jenderal, (2) Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, (3) Direktorat Budidaya Serealia, (4) Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, (5) Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, (6) Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan. Selain enam unit kerja Eselon II tersebut, juga dilengkapi tiga Unit Pelaksana Teknis, yaitu: (1) Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor 392/Kpts/OT.130/6/2004, (2) Balai Besar Pengembangan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 41/Permentan/OT.140/9/2006, dan (3) Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor 393/Kpts/OT.130/6/2004. Tugas dan fungsi masing-masing unit kerja Eselon II dan Unit Pelaksana Teknis lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai berikut: Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 3

20 1) Sekretariat Direktorat Jenderal, bertugas memberikan pelayanan teknis lainnya dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungaban Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, dan memiliki fungsi meliputi: a) Pelaksanaan koordinasi dan penyusunan rencana dan program, anggaran, dan kerja sama di bidang tanaman pangan b) Pelaksanaan pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan c) Pelaksanaan evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana, pengelolaan urusan kepegawaian, dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, serta pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik d) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang tanaman pangan e) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. 2) Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, bertugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, menyusun norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta memberikan bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan tanaman pangan, dan memiliki fungsi meliputi: a) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penilaian varietas dan pengawasan mutu benih, produksi benih serealia, produksi benih aneka kacang dan umbi, dan kelembagaan perbenihan b) Pelaksanaan kebijakan di bidang penilaian varietas dan pengawasan mutu benih, produksi benih serealia, produksi benih aneka kacang dan umbi, dan kelembagaan perbenihan c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penilaian varietas dan pengawasan mutu benih, produksi benih serealia, produksi benih aneka kacang dan umbi, dan kelembagaan perbenihan d) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penilaian varietas dan pengawasan mutu benih. produksi benih serealia, produksi benih aneka kacang dan umbi, dan kelembagaan perbenihan e) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Jenderal tanaman Pangan. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 4

21 3) Direktorat Budidaya Serealia, bertugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, menyusun norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta memberikankan bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya serealia, dan memiliki fungsi meliputi: a) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang budidaya padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung, dan serealia lain b) Pelaksanaan kebijakan di bidang budidaya padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung, dan serealia lain c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang budidaya padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung, dan serealia lain d) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung, dan serealia lain e) Pelaksanakan urusan tata usaha Direktorat Budidaya Serealia. 4) Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, bertugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, menyusun norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta memberikan bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya aneka kacang dan umbi, dan memiliki fungsi meliputi: a) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang budidaya kedelai, ubi kayu, aneka kacang, dan aneka umbi b) Pelaksanaan kebijakan di bidang budidaya kedelai, ubi kayu, aneka kacang, dan aneka umbi c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang budidaya kedelai, ubi kayu, aneka kacang, dan aneka umbi d) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya kedelai, ubi kayu, aneka kacang, dan aneka umbi e) Pelaksanakan urusan tata usaha Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 5

22 5) Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, bertugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, menyusun norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta memberikan bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perlindungan tanaman pangan, dan memiliki fungsi meliputi: a) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengelolaan data organisme pengganggu tumbuhan, dampak perubahan iklim, teknologi pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, dan pengelolaan pengendalian hama terpadu b) Pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan data organisme pengganggu tumbuhan, dampak perubahan iklim, teknologi pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, dan pengelolaan pengendalian hama terpadu c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengelolaan data organisme pengganggu tumbuhan, dampak perubahan iklim, teknologi pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, dan pengelolaan pengendalian hama terpadu d) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengelolaan data organisme pengganggu tumbuhan, dampak perubahan iklim, teknologi pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, dan pengelolaan pengendalian hama terpadu e) Pelaksanakan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. 6) Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan, bertugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, menyusun norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta memberikan bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pascapanen tanaman pangan, dan memiliki fungsi meliputi: a) Penyiapkan perumusan kebijakan di bidang pascapanen padi, jagung dan serealia lain, kedelai dan aneka kacang, serta aneka umbi b) Pelaksanaan kebijakan di bidang pascapanen padi, jagung dan serealia lain, kedelai dan aneka kacang, serta aneka umbi c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pascapanen padi, jagung dan serealia lain, kedelai dan aneka kacang, serta aneka umbi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 6

23 d) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pascapanen padi, jagung dan serealia lain, kedelai dan aneka kacang, serta aneka umbi e) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan. 7) Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBPPMBTPH), bertugas melaksanakan pengembangan pengujian mutu benih dan pemberian bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura, dan memiliki fungsi meliputi: a) Penyusunan program dan evaluasi pengembangan pengujian mutu benih dan bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu laboratorium pengujian benih b) Pelaksanaan pengembangan teknik dan metoda pengujian laboratorium, sertifikasi dan pengawasan peredaran benih tanaman pangan dan hortikultura c) Pelaksanaan uji banding (uji profisiensi, unjuk kerja metode, uji arbitrase dan uji acuan) antar laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura d) Pelaksanaan uji petik mutu benih tanaman pangan dan hortikultura yang beredar e) Pelaksanaan sertifikasi benih untuk tujuan ekspor (orange, green, and blue certificate) f) Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura g) Pelaksanaan sertifikasi sistem mutu dan pemberian hak penandaan SNI pada pelaku usaha perbenihan tanaman pangan dan hortikultura h) Penyusunan informasi dan dokumentasi hasil pengembangan pengujian mutu benih dan pelaksanaan kerjasama laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura i) Pelaksanaan pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Besar. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 7

24 8) Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT), bertugas melaksanakan dan mengembangkan peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura, dan memiliki fungsi meliputi: a) Pelaksanaan penyusunan program dan rencana kerja/teknis/program b) Pelaksanaan analisis data dan informasi serangan OPT dan faktor penentu perkembangan OPT c) Pelaksanaan pengkajian dan pengembangan teknologi peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT berdasarkan sistem Pengendalian Hama Terpadu d) Pelaksanaan perumusan peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT e) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi penerapan teknologi peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT f) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pengembangan sistem mutu dan standar laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit g) Pemberian pelayanan kegiatan peramalan, pengembangan peramalan OPT, dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura h) Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga BBPOPT. 9) Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT), bertugas melaksanakan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan, dan memiliki fungsi meliputi: a) Pelaksanaan pengelolaan sampel pestisida, pupuk, dan produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan b) Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan c) Pelaksanaan perumusan hasil pemeriksaan dan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan d) Pelaksanaan pengembangan teknik dan metode pemeriksaan dan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 8

25 e) Pelaksanaan pemantauan mutu pestisida dan pupuk yang beredar, serta produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan f) Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan g) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga BPMPT. 1.4 Sumber Daya Manusia Jumlah sumber daya manusia tahun 2013 lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebanyak 792 orang meliputi, berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 457 orang dan perempuan 335 orang. Berdasarkan golongan: golongan I sebanyak 21 orang, golongan II 224 orang, golongan III sebanyak 482 orang dan golongan IV sebanyak 65 orang. Berdasarkan tingkat pendidikan meliputi S3 sebanyak 2 orang, S2 sebanyak 93 orang, S1/D4 sebanyak 346 orang, SM/D3 sebanyak 41 orang, SLTA sebanyak 274 orang, SLTP sebanyak 17 orang dan SD sebanyak 19 orang. Berdasarkan distribusi di masing-masing Unit Eselon II dan Unit Pelaksana Teknis terdiri dari: Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 290 orang (sebanyak 115 orang ditempatkan di daerah), Direktorat Perbenihan sebanyak 64 orang, Direktorat Budidaya Serealia 68 orang, Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi 59 orang, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan 67 orang, Direktorat Pascapanen 64 orang, BBPOPT Jatisari 90 orang, BBPPMBTPH Cimanggis 56 orang dan BPMPT 34 orang. 1.5 Dukungan Anggaran Pada tahun 2013 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mengelola APBN Sektoral (BA.018) sebesar Rp (hasil revisi terakhir APBN-P penghematan 1 Oktober 2013 dari anggaran DIPA awal Rp ), yang dilaksanakan dalam Program Peningkatan Produksi Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasebada dan Swasembada Berkelanjutan. Anggaran tersebut dialokasikan pada 337 satker pusat dan daerah dengan rincian: 1) Satker Ditjen TP Pusat Rp ,- 2) UPT Pusat (Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 9

26 dan Balai Besar Peramalan OPT Jatisari) Rp ,- 3) dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan pada 64 satker Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Rp ,-, dan 4) Tugas Pembantuan pada 301 satker Dinas Pertanian Kabupaten/Kota Rp ,-. Kegiatan utama yang difasilitasi melalui APBN sektoral Ditjen Tanaman Pangan tahun 2013 meliputi delapan kegiatan, yaitu: (1) Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia, (2) Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, (3) Pengembangan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan, (4) Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan dan Dampak Perubahan Iklim, (5) Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan, (6) Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih, (7) Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan, dan (8) Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya. Selain anggaran sektoral (BA.018), Direktorat Jenderal Tanaman Pangan juga mengelola anggaran subsidi harga benih (BA ) dengan pagu Rp yang pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk Public Service Obligation (PSO) oleh BUMN (PT Sang Hyang Seri dan PT Pertani). Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 10

27 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah menyusun Rencana Strategis Tahun sesuai Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mengacu pada Rencana Strategis Kementerian Pertanian dan berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional. Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan merupakan penjabaran Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Arah Kebijakan, Program dan Kegiatan Pembangunan Tanaman Pangan yang akan dilaksanakan selama periode berdasarkan analisis strategis atas potensi, peluang, tantangan dan permasalahan termasuk isu strategis terkini yang dihadapi selama proses pembangunan sub sektor tanaman pangan lima tahun ke depan. Renstra tersebut berfungsi sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Penetapan Kinerja (PK) tahunan, serta arahan bagi Unit Kerja Eselon II dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan maupun Stakeholder terkait dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembangunan tanaman pangan periode secara menyeluruh, terintegrasi, dan sinergis baik yang dibiayai melalui APBN maupun APBD dan sumber pendanaan lainnya Visi Visi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun , yaitu Terwujudnya Produksi Tanaman Pangan Yang Cukup dan Berkelanjutan Misi 1) Mewujudkan birokrasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang profesional dan berintegritas 2) Meningkatkan perluasan penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat dan berkelanjutan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 11

28 3) Mengembangkan sistem penyediaan benih yang efisien, efektif, dan berkelanjutan 4) Meningkatkan pengamanan produksi tanaman pangan berkelanjutan 5) Meningkatkan penanganan pascapanen tanaman pangan berkelanjutan 6) Mendorong peran serta instansi dan stakeholder terkait, serta masyarakat dalam pembangunan tanaman pangan yang berkelanjutan Tujuan 1) Meningkatkan produktivitas melalui peningkatan luas areal penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat dan berkelanjutan untuk peningkatan produksi dalam rangka mencapai ketahanan pangan 2) Menyelenggarakan sistem penyediaan benih tanaman pangan yang efisien dan berkelanjutan 3) Mengendalikan serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan dan Dampak Perubahan Iklim untuk meningkatkan kualitas hasil tanaman pangan 4) Meningkatkan penanganan pascapanen tanaman pangan 5) Menciptakan metoda pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih tanaman pangan 6) Menyediakan informasi dan menciptakan model peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan sebagai rujukan dalam pengamanan produksi tanaman pangan 7) Menyelenggarakan pelayanan teknis dan administrasi secara profesional dan berintegritas di lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Sasaran Pada periode , pembangunan tanaman pangan diarahkan untuk mewujudkan swasembada beras dan jagung berkelanjutan, pencapaian swasembada kedelai tahun 2014, peningkatan diversifikasi pangan, dan peningkatan kesejahteraan petani dalam rangka mendukung Empat Target Sukses Pembangunan Pertanian. Untuk mewujudkan pencapaian tujuan tersebut, ditetapkan sasaran strategis pembangunan tanaman pangan meliputi: (1) tercapainya produksi komoditas utama tanaman pangan secara berkelanjutan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 12

29 dalam rangka penyediaan kebutuhan nasional, (2) terkendalinya serangan organisme pengganggu tumbuhan dan dampak perubahan iklim, serta (3) mengamankan kehilangan/susut hasil produksi pada proses panen dan pascapanen. 1) Pencapaian Produksi Komoditas Utama Tanaman Pangan Secara Berkelanjutan. Dalam rangka mewujudkan swasembada berkelanjutan beras dan jagung, serta pencapaian swasembada kedelai pada tahun 2014, produksi ketiga komoditas tersebut ditargetkan meningkat setiap tahun dari tahun 2010 sampai dengan tahun Pada tahun 2010 produksi padi ditargetkan mencapai 66,68 juta ton gabah kering giling (GKG), jagung 19,80 juta ton pipilan kering, dan kedelai 1,30 juta ton biji kering, dan pada tahun 2014 produksi padi ditargetkan 81,73 juta ton GKG, jagung 29,00 juta ton pipilan kering, kedelai 2,70 juta ton biji kering. Untuk mendukung terwujudnya diversifikasi pangan, produksi komoditas utama tanaman pangan lainnya (selain padi, jagung dan kedelai) ditargetkan meningkat dari tahun 2010 untuk kacang tanah 882 ribu ton biji kering, kacang hijau 360 ribu ton biji kering, ubi kayu 22,25 juta ton umbi basah, dan ubi jalar 2,00 juta ton umbi basah, pada tahun 2014 produksi kacang tanah menjadi 1,30 juta ton biji kering, kacang hijau 430 ribu ton biji kering, ubi kayu 27,60 juta ton umbi basah, dan ubi jalar 2,60 juta ton umbi basah. Sasaran produksi padi, jagung, dan kedelai dalam proses perkembangannya terjadi perubahan/revisi, dan untuk kedelai terakhir direvisi pada Sidang Kabinet di Bukittinggi tanggal 29 Oktober Sehubungan dengan adanya revisi tersebut, target produksi padi tahun 2014 menjadi 76,57 juta ton GKG, jagung 20,82 juta pipilan kering, kedelai 1,5 juta ton pipilan kering, sedangkan komoditas lainnya tetap sesuai target awal Renstra Perubahan tersebut dengan tetap mempertimbangkan pertambahan jumlah penduduk secara naisonal rata-rata sebesar 1,49 persen per tahun, permintaan bahan baku industri dalam negeri, kebutuhan stok nasional dalam rangka stabilitas harga, dan pemenuhan peluang ekspor. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 13

30 2) Mengamankan Potensi Kehilangan Hasil Akibat Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan dan Terkena Dampak Perubahan Iklim Kemampuan dalam menangani serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI) sangat berpengaruh dalam mendukung tercapainya target peningkatan produksi dan pencapaian swasembada pangan. Oleh sebab itu, diperlukan antisipasi dan pengendalian serangan OPT dan DPI pada pertanaman pangan sehingga dapat ditekan seminimal mungkin. Luas pertanaman pangan yang aman dari serangan OPT dan DPI terutama padi, jagung dan kedelai ditargetkan meningkat dari tahun 2010 sebesar 93,00% dari total luas pertanaman, menjadi 95,00% pada tahun 2014, atau terjadi penurunan luas serangan OPT dan DPI rata-rata sebesar 0,50% per tahun dari 7,00% pada tahun 2010 menjadi 5,00% tahun ) Mengamankan Kehilangan/Susut Hasil Produksi Selain pengamanan produksi dari gangguan serangan OPT dan DPI, pencapaian target peningkatan produksi dan swasembada pangan juga dipengaruhi oleh kemampuan mengamankan potensi kehilangan/susut hasil produksi. Pengamanan potensi kehilangan/susut hasil produksi ditargetkan dapat menurunkan kehilangan/susut hasil produksi pada saat panen dan pascapanen padi rata-rata 1,51% per tahun, dari baseline 13,00% menjadi 6,98% pada tahun 2014, jagung 0,24% per tahun, dari 5,20% menjadi menjadi 4,25% tahun 2014, kedelai 0,63% per tahun, dari 15,50% menjadi 13,00% tahun 2014, kacang tanah 0,63% per tahun, dari 15,20% menjadi 14,20% tahun 2014, ubi kayu 0,50% per tahun, dari 12,25% menjadi 10,25%, dan ubi jalar 0,50% per tahun dari 18,00% menjadi 16,00% tahun Arah Kebijakan Arah Kebijakan Pembangunan Tanaman Pangan difokuskan pada upaya peningkatan produksi komoditas utama tanaman pangan, meliputi: 1) Peningkatan produksi padi dalam rangka swasembada berkelanjutan dan pencapaian surplus beras 10 juta ton pada tahun ) Peningkatan produksi jagung dalam rangka swasembada berkelanjutan 3) Peningkatan produksi kedelai dalam rangka pencapaian swasembada tahun 2014 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 14

31 4) Peningkatan produksi kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar untuk mendukung diversifikasi pangan dan industri 5) Pengembangan tanaman pangan alternatif (sorghum, gandum, hotong, ganyong, garut, talas, kacang koro) untuk memperkuat ketahanan pangan Program dan Kegiatan Program pembangunan tanaman pangan yang difasilitasi APBN pada awal kabinet Indonesia Bersatu II (tahun 2010) meliputi empat program, yaitu: (1) Program Pengembangan Agribisnis/Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk Pertanian, (2) Program Peningkatan Ketahanan Pangan, (3) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, dan (4) Program Penerapan Kepemerintahan Yang Baik. Mulai tahun 2011 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan hanya mengelola satu program, yaitu: Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan. Sasaran dari program ini dimaksudkan untuk mewujudkan produksi tanaman pangan yang cukup dan berkelanjutan melalui perluasan penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat yang didukung oleh sistem penyediaan benih, pengamanan produksi, dan penanganan pascapanen yang efisien. Perubahan tersebut sejalan dengan Restrukturisasi Program Pembangunan Pertanian Berbasis Kinerja sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing Eselon I lingkup Kementerian Pertanian. Bersamaan dengan perubahan program tersebut, juga dilakukan penyempurnaan kegiatan disesuaikan dengan susunan organisasi, tugas dan fungsi masing-masing unit kerja Eselon II lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Hal ini sesuai dengan pedoman Reformasi Perencanaan dan Penganggaran yang ditetapkan melalui Surat Edaran Bersama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor 0142/M.PPN/06/2009-SE1848/MK/2009 tanggal 19 Juni Atas dasar hal tersebut di atas, maka sejak tahun 2011 kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (1) Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia, (2) Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, (3) Pengembangan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan, (4) Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan dan Dampak Perubahan Iklim, (5) Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan, (6) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 15

32 Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih, (7) Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan, dan (8) Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya. 2.2 Rencana Kinerja Tahun 2013 Pembangunan tanaman pangan tahun 2013 merupakan kelanjutan dan penyempurnaan dari pelaksanaan program tahun sebelumnya dan merupakan rangkaian dalam mewujudkan sasaran strategis pembangunan tanaman pangan Sasaran produksi komoditas utama tanaman pangan tahun 2013 meliputi: padi 72,064 juta ton GKG, jagung 19,831 juta ton pipilan kering, kedelai 1,50 juta ton biji kering, kacang tanah 1,20 juta ton biji kering, kacang hijau 410 ribu ton biji kering, ubi kayu 26,30 juta ton umbi basah, dan ubi jalar 2,45 juta ton umbi basah. Selain target produksi tersebut juga ditargetkan pengamanan pertanaman minimal 95,00% luas areal pertanaman pangan (terutama padi, jagung dan kedelai) aman dari gangguan OPT dan DPI, dan upaya pengamanan kehilangan/susut hasil produksi dengan target padi 1,53%, jagung 0,25%, dan kedelai 0,50%. 2.3 Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2013 Sebagai komitmen dalam pencapaian sasaran strategis pembangunan tanaman pangan, maka pada tahun 2013 telah ditetapkan target indikator kinerja sasaran strategis, meliputi: Mewujudkan Pencapaian Produksi Komoditas Utama Tanaman Pangan Secara Berkelanjutan Dalam Rangka Penyediaan Kebutuhan Nasional Indikator pencapaian sasaran strategis mewujudkan pencapaian produksi tanaman pangan secara berkelanjutan dalam rangka penyediaan kebutuhan nasional tahun 2013 meliputi: produksi padi 72,06 juta ton GKG, jagung 19,83 juta ton pipilan kering, kedelai 1,50 juta ton biji kering, kacang tanah 1,20 juta ton biji kering, kacang hijau 410 ribu ton biji kering, ubi kayu 26,30 juta ton umbi basah, dan ubi jalar 2,45 juta ton umbi basah. Sasaran produksi padi, jagung dan kedelai tahun 2013 seperti diuraikan di atas merupakan angka revisi dari sasaran Renstra awal berdasarkan hasil evaluasi capaian produksi tahun , permasalahan yang dihadapi, serta potensi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 16

33 yang dimiliki dengan tetap mempertimbangkan tercapainya swasembada berkelanjutan padi dan jagung, serta pencapaian swasembada kedelai tahun 2014 sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional ( ) dan Direktif Presiden. Untuk mendukung sasaran produksi tersebut dilakukan upaya-upaya: peningkatan produktivitas, peningkatan penggunaan benih unggul bersertifikat, pengamanan pertanaman dari gangguan OPT dan DPI, pengamanan produksi dari susut hasil panen dan pascapanen, penguatan peramalan serangan OPT, penguatan metode pengujian mutu benih, dan peningkatan manajemen pembangunan tanaman pangan. Dukungan program dan kegiatan yang difasilitasi APBN Direktorat Jenderal Tanaman Pangan meliputi: 1. Pengelolaan Budidaya Serealia meliputi: Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT ) padi ha, jagung ha. 2. Pengelolaan Budidaya Aneka Kacang dan Umbi meliputi :SL-PTT kedelai ha, PTT Model ha, PATB Kedelai ha, mekanisasi kedelai 50 unit ( ha), pengembangan komoditas akabi lainnya ha. 3. Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan meliputi: pemberdayaan penangkar ha, perbanyakan benih sumber komoditas tanaman pangan 711,25 ha, pengawasan mutu dan sertifikasi ha, subsidi benih padi ton, jagung ton, kedelai ton, pengembangan metode pengujian mutu benih 10 metode, penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih 8 laboratorium, pelaksanaan uji proefisiensi 35 laboratorium. 4. Penguatan Perlindungan Tanaman meliputi: SL-PHT 2500 unit, SL Iklim 192 unit, gerakan pengendalian 258 kali, Pengamatan Peramalan Pengendalian OPT orang, penguatan brigade proteksi 82 unit, pengadaan mobil brigade 66 unit dan LPHP 94 unit, pemberdayaan pos pengembangan agen hayati 415 kelompok, renovasi gudang pestisida 20 unit, pengembangan peramalan serangan OPT (model peramalan OPT 12 model) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 17

34 5. Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan meliputi: fasilitasi bantuan sarana pascapanen padi 482 kelompok, jagung 92 kelompok, kedelai 56 kelompok, ubi kayu 27 kelompok, ubi jalar 25 kelompok. 6. Dukungan Manajemen Pembangunan Tanaman Pangan meliputi: gaji dan insentif petugas, POPT, PBT dan mantri tani, pembinaan, operasional satker, perencanaan, monitoring dan evaluasi 439 satker,lm3 280 unit, bantuan bencana alam 2 paket. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 18

35 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran kinerja dikelompokan berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring dengan kategori: (1) sangat berhasil: realisasi >100% dari target, (2) berhasil: realisasi % dari target, (3) cukup berhasil: realisasi 60-79% dari target, dan (4) kurang berhasil: realisasi <60% dari target. Pengukuran capaian sasaran kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2013 dilakukan dengan membandingkan realisasi masing-masing indikator kinerja utama sasaran strategis terhadap target yang telah ditetapkan. Realisasi indikator kinerja pencapaian produksi diukur melalui hasil perkalian angka luas panen dan produktivitas. Data luas panen dan produktivitas diperoleh melalui pengukuran dan pelaporan secara berjenjang dari tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan pusat/nasional yang dilaksanakan secara bersama antara Dinas Pertanian dan Badan Pusat Statistik (BPS). Data luas tanam dan luas panen diukur setiap bulan dan disampaikan secara berjenjang dari kecamatan sampai dengan pusat dengan Sistem Informasi Manajemen Tanaman Pangan (SIMTP).Capaian produksi, luas panen dan produktivitas ditetapkan setiap empat bulan. Status angka produksi tahun 2013 yang digunakan pada penyusunan LAKIP ini adalah Angka Ramalan II yang dirilis secara resmi oleh BPS-RI tanggal 1 November Realisasi indikator kinerja mengamankan produksi dari potensi kehilangan hasil akibat serangan OPT dan terkena DPI diperoleh melalui hasil perhitungan perbandingan luas pertanaman yang terkena serangan OPT Utama dan DPI (banjir dan kekeringan) menurut jenis komoditas dengan total luas pertanaman selama tahun bersangkutan. Data luas serangan OPT dan DPI diperoleh dari hasil pengamatan Petugas POPT tingkat kecamatan dan dilaporkan ke Koordinator POPT Kabupaten/kota, dari Koordinator ke LPHP selanjutnya disampaikan ke provinsi (BPTPH Provinsi), dan dari provinsi disampaikan ke pusat/ Direktorat Perlindungan Tanaman Ditjen Tanaman Pangan setiap dua mingguan melalui Sistem Informasi Manajemen OPT, dan pos. Tingkat penggunaan benih unggul bersertifikat dihitung berdasarkan jumlah benih bersertifikat yang digunakan oleh petani dibandingkan terhadap total kebutuhan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 19

36 benih pada tahun yang bersangkutan. Data dikumpulkan oleh Petugas Pengawas Benih di lapangan dilaporkan ke provinsi (BPSBTPH) lalu dilaporkan ke pusat (Direktorat Perbenihan) setiap bulan melalui website, dan pos. Sedangkan indikator kinerja penurunan kehilangan/susut hasil produksi dihitung melalui hasil perhitungan kapasitas kerja alat per musim tanam dibandingkan dengan sasaran produksi tanaman pangan pada tahun yang bersangkutan. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 20

37 3.2 Pencapaian Sasaran Strategis Tahun 2013 Berdasarkan Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2013, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah menetapkan pencapaian tujuh target indikator kinerja sasaran strategis tahun Capaian indikator kinerja sasaran strategis tersebut sebagaimana Tabel 1 berikut. Tabel 1. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2013 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi 1. Mewujudkan pencapaian produksi secara berkelanjutan dalam rangka penyediaan kebutuhan nasional Sumber: Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Jumlah Produksi: % Capaian - Padi (ribu ton gabah kering giling) ,34 Berhasil - Jagung (ribu ton pipilan kering) ,34 Berhasil Kategori Capaian - Kedelai (ribu ton biji kering) ,84 Kurang Berhasil - Kacang Tanah (ribu ton biji kering) ,60 Cukup Berhasil - Kacang Hijau (ribu ton biji kering) ,20 Kurang Berhasil - Ubi Kayu (ribu ton umbi basah) ,94 Berhasil - Ubi Jalar (ribu ton umbi basah) ,58 Berhasil Pencapaian target produksi tersebut didukung oleh capaian kinerja pengelolaan sistem penyediaan benih, pengamanan produksi dari gangguan OPT dan DPI, serta pengamanan produksi dari susut hasil, dukungan manajemen pembangunan tanaman pangan seperti pada tabel 2. Tabel 2. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Eselon II lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Mendorong peningkatan produktivitas Tercapainya produktivitas: % Capaian Kategori Capaian - Padi Sawah (ku/ha) 52,79 53,10 100,59 Sangat Berhasil - Padi Ladang (ku/ha) 31,77 33,59 105,73 Sangat Berhasil - Jagung (ku/ha) 49,11 47,99 97,72 Berhasil - Kedelai (ku/ha) 15,46 14,57 94,24 Berhasil - Kacang Tanah (ku/ha) 14,50 17,43 120,21 Sangat Berhasil - Kacang Hijau (ku/ha) 12,28 11,50 93,65 Berhasil - Ubi Kayu (ku/ha) 195,00 224,18 114,96 Sangat Berhasil - Ubi Jalar (ku/ha) 119,51 142,27 119,04 Sangat Berhasil Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 21

38 Mengamankan produksi dari serangan OPT dan terkena DPI Terwujudnya peningkatan penggunaan benih unggul bersertifikat secara berkesinambungan Mengamankan produksi dari kehilangan hasil (susut hasil) pada saat pascapanen Meningkatnya Manajemen Pembangunan Tanaman Pangan Sumber: Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Luas Areal Tanaman Pangan yang Aman dari Serangan OPT dan Terkena DPI: Total Padi, Jagung dan Kedelai (% thd. total luas tanam) 95,00 94,55 99,53 Berhasil - Padi (% thd. total luas tanam) 95,00 93,31 98,22 Berhasil - Jagung (% thd. total luas tanam) 95,00 98,59 103,78 Sangat Berhasil - Kedelai (% thd. total luas tanam) 95,00 97,75 102,89 Sangat Berhasil - Kacang Tanah 95,00 99,21 104,43 Sangat Berhasil - Kacang Hijau 95,00 99,07 104,28 Sangat Berhasil - Ubi Kayu 95,00 99,70 104,94 Sangat Berhasil - Ubi Jalar 95,00 99,69 104,93 Sangat Berhasil Penggunaan benih unggul bersertifikat: - Padi 50,00 46,63 93,26 Berhasil - Jagung 50,00 47,29 94,58 Berhasil - Kedelai 40,00 39,59 98,97 Berhasil Penurunan Susut Hasil Produksi : - Padi (%) 0,390 0,311 79,74 Cukup Berhasil - Jagung (%) 0,094 0, ,91 Sangat Berhasil - Kedelai (%) 0,318 0, ,29 Sangat Berhasil - Ubi Kayu (%) 0,010 0, ,00 Berhasil - Ubi Jalar (%) 0,073 0, ,96 Kurang Berhasil - Tercapainya nilai SAKIP 75,00 73,14 97,52 Berhasil - Tercapainya nilai SPI Handal - - Kurang Berhasil - Jumlah Unit Kerja Yang Memperoleh Predikat WBK - Penilaian Mandiri Penerapan Reformasi Birokrasi ,55 Kurang Berhasil 70 70,25 100,35 Sangat Berhasil - Capaian Serapan Anggaran 100% 80,95% 80,95 Berhasil Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 22

39 3.3 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Tahun Mewujudkan Pencapaian Produksi Komoditas Utama Tanaman Pangan Secara Berkelanjutan Dalam Rangka Penyediaan Kebutuhan Nasional Produksi Padi Berdasarkan Angka Ramalan II (ARAM II) BPS-RI, produksi padi tahun 2013 sebesar 70,866 juta ton gabah kering giling (GKG) atau mencapai 98,34% dari target 72,063 juta ton GKG (berhasil). Dibandingkan dengan produksi tahun 2012 produksi tahun 2013 meningkat 2,62% (1,810 juta ton GKG). Bila dibandingkan terhadap target produksi tahun 2014 sebesar 76,568 juta ton GKG, produksi padi tahun 2013 (ARAM II) telah mencapai 92,55%. Tabel 3. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Tahun 2013 Uraian Rerata ATAP 2012 Target 2013 Target 2014 Realisasi* 2013 Rerata % Capaian 2013 Thd. ATAP 2012 Target 2013 Target 2014 Produksi (000 Ton) ,69 102,62 98,34 92,55 Luas Panen (000 Ha) ,74 102,41 99,46 96,20 Produktivitas (Ku/Ha) 50,05 51,36 52,00 52,68 51,46 102,82 100,20 98,96 97,68 Keterangan: * Realisasi tahun 2013 berdasarkan ARAM II BPS-RI Produksi padi tahun 2013 setara beras tersedia untuk konsumsi langsung/penduduk sebesar 39,844 juta ton. Bila dibandingkan dengan total kebutuhan konsumsi langsung penduduk sebesar juta ton, terjadi surplus beras 5,419 juta ton, dengan indeks swasembada 116%. Dibandingkan dengan surplus beras tahun 2012 sebesar 5,734 juta ton menurun 315 ribu ton (5,49%). Sedangkan bila dibandingkan dengan target surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014, capaian surplus beras tahun 2013 telah mencapai 54,19%. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 23

40 Tabel 4. Neraca Produksi dan Kebutuhan Beras Tahun 2013 Uraian Selisih (Absolut) (%) Produksi Padi (Ton GKG) ,77 Beras Tersedia Untuk Konsumsi Penduduk (Ton) ,77 Kebutuhan Beras Untuk Konsumsi Penduduk (Ton) ,20 Surplus/Defisit Beras (Ton) ( ) 94,49 Indeks Swasembada (%) 117,36 115,74 (1,62) 98,62 Keterangan: Produksi padi tahun 2012 = ATAP, tahun 2013 = ARAM II BPS-RI Jumlah penduduk tahun 2012 = jiwa, tahun 2013 = jiwa Konsumsi beras perkapita tahun 2012= 135,01 kg, tahun 2013 = 134,33 kg perkapita per tahun Sementara itu, perkembangan produksi padi selama periode tahun menunjukan trend pertumbuhan yang positif, meningkat dari 60,325 juta ton GKG pada tahun 2008 menjadi 70,866 juta ton GKG tahun 2013, atau tumbuh rata-rata 3,31% setiap tahun. Pertumbuhan tersebut disebabkan oleh kenaikan produktivitas dari 48,94 ku/ha tahun 2008 menjadi 51,46 ku/ha tahun 2013, serta luas panen 12,327 juta ha tahun 2008 menjadi 13,770 juta ha tahun Gambar 1. Trend Perkembangan Produksi Padi Tahun Keterangan: * Produksi padi tahun tahun 2013 = ARAM II BPS-RI Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 24

41 Kenaikan produksi padi tahun 2013 dibanding tahun 2012 disebabkan karena peningkatan luas panen 324 ribu ha (2,41%) dan kenaikan produktivitas 0,10 ku/ha (0,20%). Peningkatan produktivitas padi tahun 2013 didukung oleh upaya penerapan teknologi budidaya pengelolaan tanaman terpadu (PTT) melalui pelaksanaan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) sebagai media pembelajaran para petani dalam penerapan teknologi budidaya tanaman yang tepat serta manajemen usaha tani. Luas areal SL-PTT padi tahun 2013 seluas juta ha atau 85,02% dari target 4,385 juta ha (padi inbrida 3,216 juta ha, padi hibrida ha, dan padi lahan kering ha). Produktivitas padi di lokasi SL-PTT tahun 2013 rata-rata mencapai 59,31 ku/ha. Capaian produktivitas tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan produktivitas rata-rata nasional (ARAM II) dan mencapai di atas target yang ditetapkan. Dari total realisasi tanam SL-PTT padi seluas 3,728 juta ha dan produktivitas rata-rata 59,31 ku/ha, dihasilkan produksi padi sebanyak 22,115 juta ton GKG atau berkontribusi sebesar 31,206% terhadap total produksi padi nasional (ARAM II). Tabel 5. Capaian Produktivitas SL-PTT Padi Tahun 2013 Komoditi Rerata Nasional (ARAM II) Produktivitas (Ku/Ha) Sasaran SL-PTT Realisasi % Capaian Realisasi Rerata Nasional (ARAM II) Sasaran Padi 51,46 55,21 59,31 115,46 105,75 Peningkatan produksi padi tahun 2013 juga didukung oleh upaya pengamanan hasil pada proses panen dan pascapanen melalui fasilitasi bantuan sarana pascapanen yang telah menurunkan susut hasil padi sebesar 0,05% atau setara dengan mengamankan produksi sebanyak ton GKG. Selain faktor peningkatan produktivitas tersebut di atas, capaian produksi padi tahun 2013 (ARAM II) juga disebabkan oleh meningkatnya luas panen 2,41% ( ha). Peningkatan luas panen terutama disebabkan oleh peningkatan indeks pertanaman (IP), serta dukungan perluasan lahan/cetak sawah, optimalisasi pemanfaatan lahan, dan perbaikan jaringan irigasi/jitut/jides yang difasilitasi oleh APBN Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, dan dukungan rehabilitasi jaringan irigasi (primer dan sekunder) yang difasilitasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 25

42 Sedangkan bila dibandingkan terhadap sasaran 2013 belum mencapai target. Hal ini disebabkan antara lain: belum optimalnya peningkatan produktivitas dari target 52 ku/ha baru mencapai 51,46 ku/ha (98,96%), serta belum tercapainya target luas panen seluas ribu ha terealisasi ribu ha (99,36%). Belum optimalnya peningkatan produktivitas disebabkan oleh terganggunya penyerbukan dan kualitas gabah akibat tingginya curah hujan sepanjang tahun, meningkatnya pertanaman yang puso akibat serangan OPT dan DPI yang mencapai ha (OPT ha, banjir ha, dan kekeringan ha) dibanding tahun 2012 yang hanya seluas ha (OPT ha, banjir ha, dan kekeringan ha), tingkat efisiensi serapan hara pupuk, serta penurunan tingkat penggunaan benih unggul bersertifikat menjadi 46,63% dari 55,93% pada tahun Sedangkan belum tercapainya target luas panen disebabkan pemanfaatan lahan lebak dan rawa berkurang karena tingginya genangan air antara lain di Kalimantan Selatan dan Riau, serta dan terjadinya konversi lahan ke non pangan (kelapa sawit) yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan. Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan tahun 2013 dalam rangka mendukung pencapaian produksi padi meliputi: penyaluran bantuan benih (Subsidi Harga Benih, Cadangan Benih Nasional), pemberdayaan penangkar benih, perbanyakan benih sumber/operasional balai benih, operasional pengawasan dan sertifikasi mutu benih, perancangan/pengembangan metode pengujian mutu benih, penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih, uji profisiensi laboratorium pengujian benih, pengujian mutu benih yang beredar di pasar bebas, Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT), Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT), Sekolah Lapangan Iklim, bantuan sarana pengendalian OPT, operasional Brigade Proteksi Tanaman, operasional petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP, perancangan model peramalan OPT, penerapan/pengembangan model peramalan OPT, penyebaran data dan informasi peramalan serangan OPT, serta fasilitasi bantuan sarana panen dan pascapanen (padi, jagung, kedelai, ubi kayu dan ubi jalar). Sementara itu, pelaksanaan dukungan kegiatan APBN Ditjen Tanaman Pangan yang dialokasikan untuk meingkatkan produksi padi tahun 2013 belum seluruhnya berhasil secara optimal antara lain: SL-PTT terealisasi 3,729 Juta Ha (85,02% dari target 4,386 Juta Ha), dukungan benih bersubsidi hanya terealisasi ton setara luas 1,850 juta ha (35,37% dari target 127,5 ribu ton setara luas 5,3 juta ha). Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 26

43 Penyebab tidak tercapainya target pelaksanaan SL-PTT 100% antara lain karena adanya kebijakan revisi APBN Penghematan Anggaran, masa transisi benih bersubsidi dari sebelumnya bantuan gratis, varietas benih subsidi yang tersedia tidak seluruhnya sesuai keinginan petani, keterlambatan jadwal waktu tanam, dan kehatian-hatian yang sangat tinggi dari para pelaksana di lapangan serta menunggu terbitnya DIPA revisi APBN-P penghematan yang baru terbit 1 Oktober Realisasi kegiatan dalam mendukung pencapaian produksi padi tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 6 berikut. Tabel 6. Realisasi Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Padi Tahun 2013 Kegiatan Satuan Target Realisasi % Capaian Subsidi Harga Benih: Ton ,22 - Padi Inbrida Ton ,04 - Padi Hibrida Ton ,28 Pemberdayaan Penangkar Benih Ha ,44 Perbanyakan Benih Sumber Ha ,5 78,76 Optimalisasi Unit Prosesing Benih Unit ,67 Perancangan Metode Pengujian Mutu Benih Metode ,00 Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu: Ha ,02 - Padi Inbrida Sawah Ha ,84 - Padi Hibrida Ha ,25 - Padi Lahan Kering Ha ,49 Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu Unit ,88 Sekolah Lapangan Iklim Unit ,67 Operasional Brigade Proteksi Tanaman Unit ,00 Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP OB ,85 Perancangan Model Peramalan OPT Model ,00 Penerapan/Pengembangan Model Peramalan OPT Provinsi ,17 Penyebaran Data dan Informasi Peramalan Serangan OPT data ,86 Sarana Pascapanen: Klp ,44 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 27

44 Produksi Jagung Produksi jagung tahun 2013 (berdasarkan Angka Ramalan II BPS-RI) mencapai 18,510 juta ton pipilan kering. Bila dibandingkan dengan target 19,831 juta ton mencapai 93,34% (berhasil) dan namun bila dibandingkan dengan produksi tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 877 ribu ton (4,52%). Sementara itu jika dibandingkan dengan target 2014 sebesar 20,823 juta ton mencapai 88,90%. Tabel 7. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Jagung Tahun 2013 Uraian Rerata ATAP 2012 Target 2013 Target 2014 Realisasi* 2013 Rerata % Capaian 2013 Thd. ATAP 2012 Target 2013 Target 2014 Produksi (000 Ton) ,63 95,48 93,34 88,90 Luas Panen (000 Ha) ,87 97,47 95,52 92,93 Produktivitas (Ku/Ha) 44,43 48,99 49,11 50,16 47,99 108,01 97,96 97,72 95,67 Keterangan: * Realisasi tahun 2013 berdasarkan ARAM II BPS-RI Bila dibandingkan dengan total kebutuhan jagung dalam negeri sebesar juta ton pipilan kering, capaian produksi jagung tahun 2013 menunjukkan surplus sebanyak 4,124 juta ton pipilan kering, dengan indeks swasembada mencapai 128,66%. Sedangkan bila dibandingkan dengan surplus jagung tahun 2012 sebesar 3,280 juta ton, capaian surplus jagung tahun 2013 meningkat sebanyak 844 ribu ton (25,73%). Tabel 8. Neraca Produksi dan Kebutuhan Jagung Tahun 2013 Uraian Selisih (Absolut) (%) Produksi Jagung (Ton Pipilan Kering) ( ) 97,62 Kebutuhan (Ton Pipilan Kering) ( ) 89,37 Surplus/Defisit (Ton Pipilan Kering) ,73 Indeks Swasembada (%) 117,80 128,66 10,86 109,22 Keterangan: Produksi jagung tahun 2011 = ATAP, tahun 2012 = ARAM II BPS-RI Jumlah penduduk tahun 2011 = jiwa, tahun 2012 = jiwa Perkembangan produksi jagung periode tumbuh positif, dari 16,317 juta ton pada tahun 2008 menjadi 18,510 juta ton pipilan kering tahun 2013 atau rata-rata tumbuh 2,73% per tahun. Pertumbuhan tersebut disebabkan oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 28

45 kenaikan produktivitas dari 40,78 ku/ha tahun 2008 menjadi 47,99 ku/ha tahun Gambar 3. Trend Perkembangan Produksi Jagung Tahun Keterangan: *) Produksi jagung tahun 2013 = ARAM II BPS-RI Penurunan produksi jagung tahun 2013 dibanding tahun 2012 disebabkan karena penurunan luas panen 100 ribu ha (2,53%) dan produktivitas 1 ku/ha (2,04%). Sedangkan faktor penyebab belum tercapainya target 2013 antara lain: luas panen baru mencapai 3,857 juta ha (95,52% dari target) dan produktivitas yang mencapai 47,99 ku/ha dari target 49,11 ku/ha (97,72%). Belum tercapainya target luas panen disebabkan Iklim yang relatif basah, sehingga petani cenderung memilih bertanam padi, terjadi kompetisi dengan komoditas ubikayu di beberapa provinsi (Lampung, Sumut). Sedangkan penurunan produktivitas disebabkan oleh penurunan penggunaan benih unggul bermutu yang hanya mencapai 47,55% dari total luas pertanaman (lebih rendah dari tahun 2012 yang mencapai 61,02% dari total luas pertanaman), curah hujan yang tinggi sehingga penyerbukan tidak optimal. Penyebab tidak tercapainya target pelaksanaan SL-PTT 100% antara lain karena adanya kebijakan revisi APBN Penghematan Anggaran, masa transisi benih bersubsidi dari sebelumnya bantuan gratis, varietas benih subsidi yang tersedia sebagian tidak sesuai keinginan petani, terbatasnya kemampuan petani untuk membeli benih (hibrida) secara swadaya karena harganya mahal, keterlambatan jadwal waktu tanam, dan kehatian-hatian yang sangat tinggi dari para pelaksana di lapangan serta menunggu terbitnya DIPA revisi penghematan yang baru terbit 1 Oktober Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 29

46 Tabel 9. Capaian Produktivitas SL-PTT Jagung Tahun 2013 Komoditi Rerata Nasional (ARAM II) Produktivitas (Ku/Ha) Sasaran SL-PTT Realisasi % Capaian Provitas SL-PTT Thd. Rerata Nasional (ARAM II) Sasaran Jagung Hibrida 47,99 65,00 61,45 112,47 82,71 Belum tercapainya produktivitas jagung di lokasi SL-PTT disebabkan antara lain: belum semua komponen teknologi anjuran dipahami dan diterapkan secara penuh oleh petani karena terbatasnya modal petani, fasilitasi paket bantuan masih terbatas di lokasi Laboratorium Lapangan (LL=1ha per unit), sedangkan di luar LL hanya dibantu benih saja, kurangnya intensitas pengawalan dan pendampingan, kajian kebutuhan dan peluang (KKP) belum dilaksanakan sepenuhnya pada setiap lokasi SL, serta penetapan paket teknologi anjuran belum sepenuhnya berdasarkan hasil analisis kondisi dan potensi lapangan (PRA). Faktor lainnya yang berkontribusi menjadi penyebab turunnya produktivitas jagung adalah upaya pengamanan pertanaman dari gangguan serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI). Pada tahun 2013 total luas pertanaman jagung yang puso karena serangan OPT dan DPI seluas ha atau 0,22% dari total luas tanam 3,973 juta ha lebih besar 0,11% dibandingkan tahun 2012 seluas ha atau 0,11% dari total luas pertanaman 3,994 juta ha. Jenis OPT utama yang menyerang tanaman jagung tahun 2013 meliputi: penggerek batang,penggerek tongkol, ulat grayak, tikus, lalat bibit, dan bulai. Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan tahun 2013 dalam mendukung pencapaian produksi jagung meliputi: penyaluran bantuan benih ( Subsidi Harga Benih, CBN), pemberdayaan penangkar benih, perbanyakan benih sumber/operasional balai benih, operasional pengawasan dan sertifikasi mutu benih, perancangan/pengembangan metode pengujian mutu benih, penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih, uji profisiensi laboratorium pengujian benih, pengujian mutu benih yang beredar di pasar bebas, SL-PTT, SL-PHT, bantuan sarana pengendalian OPT (pestisida padat/cair, seed treatment), operasional Brigade Proteksi Tanaman, operasional petugas POPT- PHP/THL-POPT-PHP, perancangan model peramalan OPT, penerapan/pengembangan model peramalan OPT, penyebaran data dan informasi peramalan serangan OPT, serta fasilitasi bantuan sarana panen dan pascapanen (alat pemipil/corn sheller, dan alat pengering/dryer). Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 30

47 Pelaksanaan dukungan kegiatan APBN Ditjen Tanaman Pangan yang dialokasikan untuk meingkatkan produksi jagung tahun 2013 belum seluruhnya berhasil secara optimal antara lain: SL-PTT terealisasi Ha (83,08% dari target Ha), dukungan benih bersubsidi hanya terealisasi 970 ton setara luas ha (10,21% dari target ton setara luas 380 ribu ha). Tabel 10. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Jagung Tahun 2013 Kegiatan Satuan Target Realisasi % Capaian SL-PTT Jagung Ha ,08 Peningkatan Produksi, Provitas Jagung (MBR di NTT) Ha ,71 Benih Bersubsidi Ton ,21 Perbanyakan Benih Sumber Ha ,06 SL-PHT Unit ,46 SL-Iklim Unit ,00 Operasional Brigade Proteksi Tanaman Unit ,00 Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP OB ,85 Perancangan Model Peramalan OPT Model ,00 Penerapan/Pengembangan Model Peramalan OPT Provinsi ,17 Penyebaran Data dan Informasi Peramalan Serangan OPT data ,86 Bantuan Sarana Pascapanen Paket , Produksi Kedelai Produksi kedelai tahun 2013 (berdasarkan Angka Ramalan II BPS-RI) mencapai 808 ribu ton biji kering. Bila dibandingkan dengan target 1,50 juta ton mencapai 53,84% (kurang berhasil) dan bila dibandingkan dengan produksi tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 36 ribu ton (4,15%). Sementara itu jika dibandingkan dengan target 2014 sebesar 1,5 juta ton biji kering (revisi target Sidang Kabinet Bukittinggi tanggal 29 Oktober 2013 dari sasaran Renstra awal 2,7 juta ton) mencapai 53,87%. Tabel 11. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Kedelai Tahun 2013 Uraian Rerata ATAP 2012 Target 2013 Target 2014 Realisasi* 2013 Rerata % Capaian 2013 Thd. ATAP 2012 Target 2013 Target 2014 Produksi (000 Ton) ,87 95,85 53,87 53,87 Luas Panen (000 Ha) ,52 97,54 57,11 54,31 Produktivitas (Ku/Ha) 13,77 14,85 15,46 14,71 14,57 105,81 98,11 94,24 99,05 Keterangan: * Realisasi tahun 2013 berdasarkan ARAM II BPS-RI Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 31

48 Bila dibandingkan dengan kebutuhan 2,116 juta ton, produksi kedelai tahun 2013 masih defisit sebesar 1,308 juta ton biji kering atau baru mencapai indeks swasembada 0,38. Tabel 12. Neraca Produksi dan Kebutuhan Kedelai Tahun 2013 Uraian Selisih (Absolut) (%) Produksi Kedelai (Ton Biji Kering) (35.585) 95,78 Kebutuhan (Ton Biji Kering) ( ) 92,67 Surplus/Defisit (Ton Biji Kering) ( ) (90,85) Indeks Swasembada (%) 36,93 38,17 1,24 103,35 Keterangan: Produksi kedelai tahun 2012 = ATAP, tahun 2013 = ARAM II BPS-RI Jumlah penduduk tahun 2011 = jiwa, tahun 2012 = jiwa Meskipun capaian produksi kedelai tahun 2013 (ARAM II) mengalami penurunan dari tahun 2012 dan belum mencapai target, namun perkembangan produksi kedelai selama periode tahun menunjukan trend pertumbuhan yang positif, meningkat dari 775 ribu ton pipilan kering pada tahun 2008 menjadi 808 ribu ton pipilan kering tahun 2013 atau rata-rata tumbuh sebesar 1,48% per tahun. Namun pertumbuhannya berfluktuasi, meningkat cukup tajam pada periode tahun 2009, dan selanjutnya mengalami penurunan. Trend penurunan sejak tahun 2010 sampai 2013 disebabkan pengaruh penurunan luas tanam/luas panen yang cukup signifikan dari 722 ribu ha tahun 2009 menjadi 554 ribu ha pada tahun Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 32

49 Gambar 3. Trend Perkembangan Produksi Kedelai Tahun Keterangan: *) Produksi kedelai tahun 2013 = ARAM II BPS-RI Rendahnya capaian produksi kedelai tahun 2013 disebabkan antara lain: a) belum tercapainya luas tanam dan luas panen kedelai dari target 970 ribu ha hanya terealisasi 554 ribu ha (57,13%), karena musim hujan sepanjang tahun yang mengakibatkan lahan yang biasa digunakan kedelai dengan pola tanam padi kedelai tidak digunakan (ditanami padi sepanjang tahun), tingginya risiko kegagalan panen akibat kelembaban tinggi dan potensi serangan OPT), kompetisi dengan komoditas lain yang lebih menguntungkan, harga kedelai impor lebih murah dibandingkan harga kedelai lokal, serta kebijakan tarif dan non tarif kedelai sangat minimal sehingga mengurangi minat petani untuk memproduksi, kelangkaan benih baik benih unggul bersertifikat maupun benih tidak berlabel, tidak tersedia lahan yang siap untuk perluasan areal tanam kedelai baik di lahan PIRBUN dan lahan transmigrasi, jaminan pasar belum pasti (walaupun ada kebijakan harga pembelian pemerintah kedelai Rp7.400,- per kg namun belum efektif karena baru berlaku pada akhir tahun/oktober 2013). Selain pengaruh luas panen, tidak tercapainya target produksi kedelai 2013 juga dipengaruhi belum optimalnya capaian produktivitas dari target 15,46 ku/ha tercapai 14,57 ku/ha (94,22%). Hal tersebut disebabkan oleh terganggunya penyerbukan,meningkatnya luas serangan OPT dan banjir akibat tingginya curah hujan sepanjang tahun, tingkat efisiensi serapan hara pupuk, serta penurunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 33

50 tingkat penggunaan benih unggul bersertifikat akibat ketersediaan benih yang tidak mencukupi. Khusus di lokasi SL-PTT capaian produktivitasnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan produktivitas nasional. Tabel 13. Capaian Produktivitas SL-PTT Kedelai Tahun 2013 Produktivitas (Ku/Ha) % Capaian Provitas SL-PTT Thd. Komoditi Rerata Nasional (ARAM II) Sasaran SL-PTT Realisasi Rerata Nasional (ARAM II) Sasaran Kedelai 14,57 16,00 15,68 107,62 97,81 Belum tercapainya produktivitas kedelai di lokasi SL-PTT disebabkan antara lain: belum semua komponen teknologi anjuran dipahami dan diterapkan secara penuh oleh petani karena terbatasnya modal petani, fasilitasi paket bantuan masih terbatas di lokasi Laboratorium Lapangan (LL=1ha per unit), sedangkan di luar LL hanya dibantu benih saja (benih subsidi), kurangnya intensitas pengawalan dan pendampingan, serta penetapan paket teknologi anjuran belum sepenuhnya berdasarkan hasil analisis kondisi dan potensi lapangan (PRA). Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan tahun 2013 dalam upaya mendukung pencapaian produksi kedelai meliputi: penyaluran bantuan benih (Subsidi Harga Benih, CBN), pemberdayaan penangkar benih, perbanyakan benih sumber/operasional balai benih, operasional pengawasan dan sertifikasi mutu benih, perancangan/pengembangan metode pengujian mutu benih, penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih, uji profisiensi laboratorium pengujian benih, pengujian mutu benih yang beredar di pasar bebas, SL-PTT, SL-PHT, bantuan sarana pengendalian OPT, operasional Brigade Proteksi Tanaman, operasional petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP, perancangan model peramalan OPT, penerapan/pengembangan model peramalan OPT, penyebaran data dan informasi peramalan serangan OPT, serta fasilitasi bantuan sarana panen dan pascapanen ( power thresher, dan alat pengering/dryer). Realisasi kegiatan dalam mendukung pencapaian produksi kedelai tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 14 berikut. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 34

51 Tabel 14. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Kedelai Tahun 2013 Kegiatan Satuan Target Realisasi % Capaian SL-PTT Kedelai Ha ,61 Pengembangan Kedelai Model Ha ,63 Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) Kedelai - Paket Teknologi Budidaya Kedelai Ha ,00 0,00 - Paket Mekanisasi Usaha Tani Kedelai Unit ,00 Benih Bersubsidi Ton ,05 Perbanyakan Benih Sumber Ha ,89 Pemberdayaan Penangkar Ha ,91 SL-PHT Unit ,15 Operasional Brigade Proteksi Tanaman Unit ,00 Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP OB ,85 Perancangan Model Peramalan OPT Model ,00 Penerapan/Pengembangan Model Peramalan OPT Provinsi ,17 Penyebaran Data dan Informasi Peramalan Serangan OPT data ,86 Bantuan Sarana Pascapanen Klp ,57 Kegiatan fasilitasi APBN Ditjen Tanaman Pangan yang dialokasikan untuk mendukung peningkatan produksi kedelai tahun 2013 belum terlaksana secara optimal antara lain: SL-PTT Kedelai terealisasi Ha (81,61% dari target Ha), pengembangan kedelai model ha (81,63% dari target ha), Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) yang ditargetkan seluas ha tidak dapat dilaksanakan karena gagal lelang, serta dukungan benih bersubsidi hanya terealisasi ton setara luas ha (15,05% dari target ton setara luas 375 ribu ha). Penyebab tidak tercapainya target pelaksanaan SL-PTT 100% antara lain karena adanya kebijakan revisi APBN Penghematan Anggaran, masa transisi benih bersubsidi dari sebelumnya bantuan gratis, varietas benih subsidi yang tersedia tidak seluruhnya sesuai keinginan petani, sulitnya memperoleh benih kedelai di lapangan secara swadaya, keterlambatan jadwal waktu tanam, kehatian-hatian yang tinggi dari para pelaksana di lapangan,dan menunggu terbitnya DIPA revisi penghematan yang baru terbit 1 Oktober Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 35

52 Produksi Kacang Tanah Produksi kacang tanah tahun 2013 (ARAM II) sebesar 907 ribu ton biji kering atau mencapai 75,58% dari target 1,2 juta ton biji kering (cukup berhasil). Bila dibandingkan dengan produksi tahun 2012, produksi kacang tanah tahun 2013 meningkat sebesar 27,21%, dibandingkan rerata produksi lima tahun terakhir ( ) mengalami peningkatan 19,03%. Sedangkan bila dibandingkan dengan target produksi tahun 2014 sebesar 1,30 juta ton biji kering, produksi kacang tanah tahun 2013 (ARAM II) mencapai 69,77%. Tabel 15. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Kacang Tanah Tahun 2013 Uraian Rerata ATAP 2012 Target 2013 Target 2014 Realisasi* 2013 Rerata % Capaian 2013 Thd. ATAP 2012 Target 2013 Target 2014 Produksi (000 Ton) ,03 127,21 75,58 69,77 Luas Panen (000 Ha) ,72 93,04 62,92 60,09 Produktivitas (Ku/Ha) 12,37 12,74 14,50 15,00 17,43 140,91 136,81 120,21 116,20 Keterangan: * Realisasi tahun 2013 berdasarkan ARAM II BPS-RI Perkembangan produksi kacang tanah selama periode tahun cenderung berfluktuasi dan mengalami penurunan, dari 770 ribu ton biji kering tahun 2008 menjadi 907 ribu ton biji kering tahun 2013 atau turun rata-rata 1,74% per tahun. Pada periode produksi kacang tanah cenderung stagnan, rata-rata pada kisaran 775 ribu ton biji kering, tahun 2011 turun menjadi 691 ribu ton biji kering dan meningkat lagi pada tahun 2012 menjadi 712 ribu ton biji kering. Menurunnya produksi kacang tanah pada dua tahun terakhir ( ) dibanding periode sebelumnya antara lain disebabkan berkurangnya dukungan fasilitasi kegiatan dan anggaran APBN, penerapan teknologi budidaya yang belum optimal, serta masih terbatasnya penanganan panen dan pascapanen. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 36

53 (Ribu Ton Biji Kering) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 Gambar 4. Trend Perkembangan Produksi Kacang Tanah Tahun *) Keterangan: *) Produksi kacang tanah tahun 2013 = ARAM II BPS-RI Capaian produksi kacang tanah tahun 2013 terutama disebabkan meningkatnya produktivitas sebesar 12,74 ku/ha pada tahun 2012 menjadi 17,43 ku/ha pada tahun Meningkatnya produktivitas disebabkan oleh diterapkannya inovasi teknologi budidaya kacang tanah yang sesuai, dukungan kegiatan APBD Daerah, berjalannya pola kemitraan dengan swasta yang berpengaruh terhadap peningkatan penggunaan varietas unggul, harga jual kacang tanah yang tinggi, dan kondisi cuaca yang mendukung saat pemolongan. Sedangkan luas panen mengalami penurunan seluas ha dari ha pada tahun 2012 menjadi ha pada tahun Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan dalam mendukung pencapaian produksi kacang tanah tahun 2013 meliputi: perbanyakan benih sumber/operasional balai benih, operasional Brigade Proteksi Tanaman, serta operasional petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP, penerapan/pengembangan model peramalan OPT, penyebaran data dan informasi peramalan serangan OPT. Realisasi kegiatan dalam mendukung pencapaian produksi kacang tanah tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 16 berikut. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 37

54 Tabel 16. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Kacang Tanah Tahun 2013 Kegiatan Satuan Target Realisasi % Capaian Perbanyakan Benih Sumber Ha ,00 Operasional Brigade Proteksi Tanaman Unit ,00 Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP OB ,85 Perancangan Model Peramalan OPT Model ,00 Penerapan/Pengembangan Model Peramalan OPT Provinsi ,17 Penyebaran Data dan Informasi Peramalan Serangan OPT data , Produksi Kacang Hijau Produksi kacang hijau tahun 2013 (ARAM II) sebesar 210 ribu ton biji kering atau mencapai 51,22% dari target 410 ribu ton biji kering (kurang berhasil). Bila dibandingkan dengan produksi tahun 2012 dan rerata lima tahun terakhir ( ), produksi kacang hijau tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 26,06% dari tahun 2012 dan turun 31,37% terhadap rerata lima tahun terakhir. Sedangkan bila dibandingkan dengan target produksi tahun 2014 sebesar 410 ribu ton biji kering, produksi kacang hijau tahun 2013 (ARAM II) telah mencapai 51,22%. Tabel 17. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Kacang Hijau Tahun 2013 Uraian Rerata ATAP 2012 Target 2013 Target 2014 Realisasi* 2013 Rerata % Capaian 2013 Thd. ATAP 2012 Target 2013 Target 2014 Produksi (000 Ton) ,63 73,94 51,22 51,22 Luas Panen (000 Ha) ,84 212,65 155,99 152,34 Produktivitas (Ku/Ha) 11,25 11,60 12,28 12,58 11,50 102,22 99,14 93,65 91,41 Keterangan: * Realisasi tahun 2013 berdasarkan ARAM II BPS-RI Perkembangan produksi kacang hijau selama periode tahun cenderung berfluktuasi dan mengalami penurunan dari 298 ribu ton biji kering tahun 2008 menjadi 210 ribu ton biji kering tahun 2013 atau turun rata-rata 5,52% per tahun. Pada periode tahun produksi kacang hijau cenderung stagnan, rata-rata pada kisaran 311 ribu ton biji kering, tahun 2012 turun menjadi 284 ribu ton biji kering. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 38

55 (Ribu Ton Biji Kering) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 Gambar 5. Trend Perkembangan Produksi Kacang Hijau Tahun *) Keterangan: *) Produksi kacang hijau tahun 2013 = ARAM II BPS-RI Penurunan capaian produksi kacang hijau tahun 2013 disebabkan oleh menurunnya luas panen yang cukup luas mencapai ha (25,52%) dari ha pada tahun 2012 menjadi ha tahun 2013 yang antara lain dipengaruhi oleh persaingan dengan komoditi lain, belum adanya kebijakan harga yang memadai, serta tidak adanya jaminan pemasaran. Selain itu, terjadinya penurunan produktivitas sebesar 0,10 ku/ha (0,85%) dari 11,60 ku/ha tahun 2012 menjadi 11,50 ku/ha tahun 2013, disebabkan oleh penerapan teknologi yang belum optimal serta penanganan panen dan pascapanen yang masih terbatas. Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan dalam mendukung pencapaian produksi kacang hijau tahun 2013 meliputi: perbanyakan benih sumber/operasional balai benih, operasional pengawasan dan sertifikasi mutu benih oleh BPSBTPH, SL-PHT, operasional Brigade Proteksi Tanaman, dan operasional petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP, perancangan model peramalan OPT, penerapan/pengembangan model peramalan OPT, dan penyebaran data dan informasi peramalan serangan OPT. Realisasi kegiatan dalam mendukung pencapaian produksi kacang hijau tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 18 berikut. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 39

56 Tabel 18. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Kacang Hijau Tahun 2013 Kegiatan Satuan Target Realisasi % Capaian Perbanyakan Benih Sumber Ha 17,5 17,25 100,00 Operasional Brigade Proteksi Tanaman Unit ,00 Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP OB ,85 Perancangan Model Peramalan OPT Model ,00 Penerapan/Pengembangan Model Peramalan OPT Provinsi ,17 Penyebaran Data dan Informasi Peramalan Serangan OPT data , Produksi Ubi Kayu Produksi ubi kayu tahun 2013 (ARAM II) sebesar 25,495 juta ton umbi basah atau mencapai 96,94% dari target 26,3 juta ton umbi basah (berhasil). Bila dibandingkan dengan produksi tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 5,45%, dan bila dibandingkan terhadap rerata lima tahun terakhir ( ) meningkat sebesar 9,95%. Sedangkan bila dibandingkan dengan target produksi tahun 2014 sebesar 27,60 juta ton umbi basah, produksi ubi kayu tahun 2013 (ARAM II) telah mencapai 92,37%. Tabel 19. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Ubi Kayu Tahun 2013 Uraian Rerata ATAP 2012 Target 2013 Target 2014 Realisasi* 2013 Rerata % Capaian 2013 Thd. ATAP 2012 Target 2013 Target 2014 Produksi (000 Ton) ,95 105,45 96,94 92,37 Luas Panen (000 Ha) ,68 100,62 88,62 82,39 Produktivitas (Ku/Ha) 197,43 214, ,00 224,18 113,55 104,75 109,36 112,09 Keterangan: * Realisasi tahun 2013 berdasarkan ARAM II BPS-RI Pada tahun 2013 produksi ubi kayu mengalami peningkatan dari tahun 2012, dan perkembangan produksi ubi kayu selama periode tahun masih menunjukan trend pertumbuhan yang posisitif, dari 21,757 juta ton umbi basah pada tahun 2008 menjadi juta ton umbi basah tahun 2013 atau tumbuh rata-rata 3,27% per tahun. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 40

57 Ribu Ton Umbi Basah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 Gambar 6. Trend Perkembangan Produksi Ubi Kayu Tahun *) Keterangan: *) Produksi ubi kayu tahun 2013 = ARAM II BPS-RI Capaian produksi ubi kayu tahun 2013 disebabkan oleh meningkatnya luas panen seluas ha (0,67%) dari juta ha tahun 2012 menjadi juta ha tahun 2013 yang antara lain disebabkan oleh harga yang menjanjikan, adanya kemitraan dengan industri olahan sehingga harga lebih kompetitif, adanya penanaman ubikayu di lahan perkebunan milik rakyat yang sudah dibongkar, dan adanya dukungan APBD daerah untuk pengembangan ubikayu. Selain itu, produktivitas mengalami peningkatan rata-rata 10,17 ku/ha (4,75%) dari 214,02 ku/ha tahun 2012 menjadi 224,18 ku/ha tahun 2013 yang didukung oleh upaya perbaikan penanganan panen dan pascapanen melalui fasilitasi bantuan sarana panen dan pascapanen yang mampu menurunkan susut hasil ubi kayu sebesar 0,0092% atau setara dengan pengamanan produksi sebesar ton. Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan dalam mendukung pencapaian produksi ubi kayu tahun 2013 meliputi: pengembangan ubi kayu, perbanyakan benih sumber/operasional balai benih, operasional pengawasan dan sertifikasi mutu benih oleh BPSBTPH, operasional Brigade Proteksi Tanaman, operasional petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP, serta fasilitasi bantuan sarana panen dan pascapanen. Realisasi kegiatan dalam mendukung pencapaian produksi ubi kayu tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 20 berikut. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 41

58 Tabel 20. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Ubi Kayu Tahun 2013 Kegiatan Satuan Target Realisasi % Capaian Perbanyakan Benih Sumber Ha ,00 Pengembangan Ubi Kayu Ha ,83 Operasional Brigade Proteksi Tanaman Unit ,00 Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP OB ,85 Perancangan Model Peramalan OPT Model ,00 Penerapan/Pengembangan Model Peramalan OPT Provinsi ,17 Penyebaran Data dan Informasi Peramalan Serangan OPT Data ,86 Bantuan Sarana Pascapanen Klp , Produksi Ubi Jalar Produksi ubi jalar tahun 2013 (ARAM II) sebesar 2,366 juta ton umbi basah atau mencapai 96,57% dari target 2,45 juta ton umbi basah (sangat berhasil). Dibandingkan dengan produksi tahun 2012 mengalami penurunan sebesar ton (4,71%) dari 2,483 juta ton menjadi 2,366 juta ton pada tahun Namun, terhadap rerata lima tahun terakhir ( ) mengalami peningkatan sebesar ton (10,87%). Dan bila dibandingkan dengan target produksi tahun 2014 sebesar 2,60 juta ton umbi basah, produksi ubi jalar tahun 2012 (ARAM II) telah mencapai 91,00%. Tabel 21. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Ubi Jalar Tahun 2013 Uraian Rerata ATAP 2012 Target 2013 Target 2014 Realisasi* 2013 Rerata % Capaian 2013 Thd. ATAP 2012 Target 2013 Target 2014 Produksi (000 Ton) ,87 95,29 96,57 91,00 Luas Panen (000 Ha) ,74 93,26 84,26 77,93 Produktivitas (Ku/Ha) 119,15 139,29 124,38 122,07 142,27 119,40 102,14 114,38 116,55 Keterangan: * Realisasi tahun 2013 berdasarkan ARAM II BPS-RI Perkembangan produksi ubi jalar selama periode lima tahun terakhir ( ) mengalami trend pertumbuhan positif dari 1,882 juta ton umbi basah tahun 2008 menjadi 2,366 juta ton umbi basah tahun 2013 atau tumbuh rata-rata 4,89% per tahun. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 42

59 Ribu Ton Umbi Basah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 Gambar 7. Trend Perkembangan Produksi Ubi Jalar Tahun *) Keterangan: *) Produksi ubi Jalar tahun 2013 = ARAM II BPS-RI Belum tercapainya produksi ubi jalar tahun 2013 disebabkan oleh menurunnya luas panen yang cukup signifikan seluas ha (6,71%) dari ha tahun 2012 menjadi ha tahun 2013 yang antara lain disebabkan alih fungsi lahan ke komoditas perkebunan dan pertambangan, pergeseran komoditas lain yang lebih menguntungkan, harga ubi jalar kurang menjanjikan. Namun demikian, produktivitas ubi jalar meningkat sebesar 2,98 ku/ha (2,14%) dari 139,29 ku/ha tahun 2012 menjadi 142,27 ku/ha tahun Peningkatan produktivitas disebabkan antara lain oleh dukungan fasilitasi bantuan sarana pascapanen yang mampu menyusutkan hasil ubi jalar sebesar 0,0226% atau setara dengan pengamanan produksi sebesar 535 ton umbi basah. Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan dalam mendukung pencapaian produksi ubi jalar tahun 2013 meliputi: perbanyakan benih sumber/operasional balai benih, operasional pengawasan dan sertifikasi mutu benih oleh BPSBTPH, operasional Brigade Proteksi Tanaman, operasional petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP,perancangan model peramalan OPT, penyebaran data dan informasi peramalan serangan OPT serta fasilitasi bantuan sarana pascapanen. Realisasi kegiatan dalam mendukung pencapaian produksi ubi jalar tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 22 berikut. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 43

60 Tabel 22. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Ubi Jalar Tahun 2013 Kegiatan Satuan Target Realisasi % Capaian Perbanyakan Benih Sumber Ha ,00 Pengembangan Ubi Jalar Ha ,16 Operasional Brigade Proteksi Tanaman Unit ,00 Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP OB ,85 Perancangan Model Peramalan OPT Model ,00 Penerapan/Pengembangan Model Peramalan OPT Provinsi ,17 Penyebaran Data dan Informasi Peramalan Serangan OPT data ,86 Bantuan Sarana Pascapanen Klp , Capaian Kinerja Lainnya Mengamankan Potensi Kehilangan Hasil Akibat Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Terkena Dampak Perubahan Iklim (DPI) Pencapaian sasaran kinerja mengamankan potensi kehilangan hasil akibat serangan OPT dan DPI diukur dengan tercapainya indikator luas pertanaman pangan terutama padi, jagung dan kedelai yang aman dari gangguan OPT dan DPI. Hasil pengukuran indikator kinerja sasaran ini capaiannya sangat berhasil. Tabel 23. Capaian Sasaran Mengamankan Potensi Kehilangan Hasil Akibat Serangan OPT dan Terkena DPI Tahun 2013 % Kategori Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian Capaian Mengamankan Luas Areal Tanaman Pangan yang Aman dari Gangguan Serangan OPT dan Terkena DPI: potensi kehilangan Total Padi, Jagung dan Kedelai hasil akibat serangan 95,00 94,55 99,53 Sangat Berhasil (% thd. total luas tanam) OPT dan terkena DPI - Padi (% thd. total luas tanam) 95,00 93,31 98,22 Berhasil - Jagung (% thd. total luas tanam) 95,00 98,59 103,78 Sangat Berhasil - Kedelai (% thd. total luas tanam) 95,00 97,75 102,89 Sangat Berhasil Pada tahun 2013 total pertanaman padi, jagung dan kedelai yang terkena serangan OPT dan DPI seluas ha atau 5,45% dari total luas tanam 19,071 juta ha. Dengan demikian, luas pertanaman padi, jagung dan kedelai yang aman dari gangguan OPT dan DPI mencapai 18,468 juta ha (94,55% dari total luas tanam) atau mencapai 99,53% dari target 95,00% dari total luas tanam Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 44

61 (sangat berhasil). Dibandingkan dengan tahun 2012, luas pertanaman padi, jagung dan kedelai yang terkena OPT dan DPI tahun 2013 tidak mengalami perubahan sebesar 5,45% Luas Areal Pertanaman Padi Yang Aman dari Gangguan Serangan OPT dan Terkena DPI Upaya pengamanan pertanaman padi difokuskan pada antisipasi dan pengendalian serangan OPT utama (penggerek batang, wereng batang coklat, tikus, tungro, blas, dan kresek) dan antisipasi terhadap DPI, sehingga dapat terkendali dan tidak meluas. Pada tahun 2013 pertanaman padi yang terkena serangan OPT dan DPI seluas ha atau 6,69% dari total luas tanam 14,495 juta ha. Dengan demikian, luas pertanaman padi yang aman dari gangguan OPT dan DPI mencapai 13,525 juta ha (93,31% dari total luas tanam) atau mencapai 98,22% dari target 95,00% dari total luas tanam (berhasil). Dibandingkan tahun 2012, luas pertanaman padi yang terkena OPT dan DPI tahun 2013 turun 0,07% dari 6,78% tahun 2011 menjadi 6,69% tahun Tabel 24. Capaian Pengamanan Pertanaman Padi Dari Gangguan OPT dan DPI Tahun 2013 Uraian % Capaian 2013 Thd. Rerata Tahun Target Realisasi Rerata 2012 Target Total Luas Tanam (Ha) ,04 106,56 101,31 L. Tanam Yang Aman Dari OPT dan DPI (Ha) ,25 106,66 99,51 Rasio Thd. Total L. Tanam (%) 92,29 95,39 95,00 93,31 101,11 97,82 98,22 Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan dalam mendukung upaya pengamanan pertanaman padi dari serangan OPT dan DPI pada tahun 2013 meliputi: SL-PHT, SL-Iklim, bantuan sarana pengendalian OPT, operasional Brigade Proteksi Tanaman, operasional petugas POPT-PHP/THL- POPT-PHP, perancangan model peramalan OPT, penerapan dan pengembangan model peramalan OPT, dan penyebaran data dan informasi peramalan serangan OPT. Realisasi kegiatan yang mendukung pengamanan pertanaman padi dari gangguan OPT dan DPI tahun 2013 seperti pada tabel 25 berikut. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 45

62 Tabel 25. Dukungan Kegiatan Pengamanan Pertanaman Padi Tahun 2013 Kegiatan Satuan Target Realisasi % Capaian Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu Unit ,88 Sekolah Lapangan Iklim Unit ,67 Operasional Brigade Proteksi Tanaman Unit ,00 Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP OB ,85 Perancangan Model Peramalan OPT Model ,00 Penerapan/Pengembangan Model Peramalan OPT Provinsi ,17 Penyebaran Data dan Informasi Peramalan Serangan OPT data , Luas Areal Pertanaman Jagung Yang Aman dari Gangguan Serangan OPT dan Terkena DPI Upaya pengamanan pertanaman jagung yang dilakukan pada tahun 2013 difokuskan pada upaya antisipasi dan pengendalian terhadap OPT utama (penggerek batang, penggerek tongkol,lalat bibit, ulat grayak, bulai, dan tikus) dan DPI, sehingga dapat terkendali dan tidak meluas. Pada tahun 2013 pertanaman jagung yang terkena serangan OPT dan DPI seluas ha atau 1,41% dari total luas tanam 3,973 juta ha. Dengan demikian, luas pertanaman jagung yang aman dari gangguan OPT dan DPI mencapai 3,917 juta ha (98,59% dari total luas tanam) atau mencapai 103,78% dari target 95,00% dari total luas tanam (sangat berhasil). Bila dibandingkan dengan tahun 2012 luas pertanaman jagung yang terkena OPT dan DPI tahun 2013 turun sebesar 0,08% dari 1,49% tahun 2012 menjadi 1,41% tahun Begitu juga luas pertanaman yang puso meningkat 0,11% dari 0,11% tahun 2012 menjadi 0,22% tahun Tabel 26. Capaian Pengamanan Pertanaman Jagung Dari Gangguan OPT dan DPI Tahun 2013 Uraian % Capaian 2013 Thd. Rerata Tahun Target Realisasi Rerata 2012 Target Total Luas Tanam (Ha) ,65 99,47 93,47 L. Tanam Yang Aman Dari OPT dan DPI (Ha) ,63 99,56 97,01 Rasio Thd. Total L. Tanam (%) 97,54 98,51 95,00 98,59 101,08 100,08 103,78 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 46

63 Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan dalam mendukung upaya pengamanan pertanaman jagung dari serangan OPT dan DPI pada tahun 2013 meliputi: SL-PHT, bantuan sarana pengendalian OPT, operasional Brigade Proteksi Tanaman, operasional petugas POPT-PHP/THL- POPT-PHP, serta penyebaran data dan informasi peramalan serangan OPT. Realisasi kegiatan yang mendukung pengamanan pertanaman jagung dari gangguan OPT dan DPI tahun 2013 seperti pada Tabel 27 berikut. Tabel 27. Dukungan Kegiatan Pengamanan Pertanaman Jagung Tahun 2013 Kegiatan Satuan Target Realisasi % Capaian SL-PHT Unit ,46 SL-Iklim Unit ,00 Operasional Brigade Proteksi Tanaman Unit ,00 Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP OB ,85 Perancangan Model Peramalan OPT Model ,00 Penerapan/Pengembangan Model Peramalan OPT Provinsi ,17 Penyebaran Data dan Informasi Peramalan Serangan OPT data , Luas Areal Pertanaman Kedelai Yang Aman dari Gangguan Serangan OPT dan Terkena DPI Upaya pengamanan pertanaman kedelai yang dilakukan pada tahun 2013 difokuskan pada upaya antisipasi dan pengendalian terhadap OPT utama (penggerek polong, ulat grayak, penggulung daun, lalat kacang, tikus, dan ulat jengkal) dan DPI, sehingga dapat terkendali dan tidak meluas. Pada tahun 2013 pertanaman kedelai yang terkena serangan OPT dan DPI seluas ha atau 2,25% dari total luas tanam ha. Dengan demikian, luas pertanaman kedelai yang aman dari gangguan OPT dan DPI mencapai ha (97,75% dari total luas tanam) atau mencapai 102,89% dari target 95,00% dari total luas tanam (sangat berhasil). Bila dibandingkan dengan tahun 2012, luas pertanaman kedelai yang aman dari gangguan OPT dan DPI tahun 2013 mengalami peningkatan. Bila dibandingkan dengan tahun 2012 luas pertanaman kedelai yang terkena OPT dan DPI tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 0,60% dari 1,65% tahun 2012 menjadi 2,25% tahun Begitu juga luas pertanaman yang puso naik 0,06% dari 0,24% tahun 2012 menjadi 0,30% tahun Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 47

64 Tabel 28. Capaian Pengamanan Pertanaman Kedelai Dari Gangguan OPT dan DPI Tahun 2013 % Capaian 2013 Thd. Rerata Tahun Target Realisasi Uraian Rerata Target Total Luas Tanam (Ha) ,03 98,52 59,23 L. Tanam Yang Aman Dari OPT dan DPI (Ha) ,14 97,92 60,95 Rasio Thd. Total L. Tanam (%) 96,56 98,35 95,00 97,75 101,23 99,39 104,62 Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan dalam mendukung upaya pengamanan pertanaman kedelai dari serangan OPT dan DPI pada tahun 2013 meliputi: SL-PHT, operasional POPT-PHP dan THL-POPT-PHP, perancangan model peramalan OPT. Realisasi kegiatan yang mendukung pengamanan pertanaman kedelai dari gangguan OPT dan DPI tahun 2013 seperti pada tabel 32 berikut. Tabel 29. Dukungan Kegiatan Pengamanan Pertanaman Kedelai Tahun 2013 Kegiatan Satuan Target Realisasi % Capaian SL-PHT Unit ,15 Operasional Brigade Proteksi Tanaman Unit ,00 Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP OB ,85 Perancangan Model Peramalan OPT Model ,00 Penerapan/Pengembangan Model Peramalan OPT Provinsi ,17 Penyebaran Data dan Informasi Peramalan Serangan OPT data , Mengamankan Kehilangan/Susut Hasil Produksi Pencapaian sasaran kinerja pengamanan kehilangan/susut hasil produksi diukur dengan tercapainya indikator penurunan susut hasil produksi, meliputi penurunan susut hasil produksi padi, jagung, kedelai, ubikayu dan ubijalar. Hasil pengukuran terhadap indikator kinerja sasaran ini berhasil untuk penurunan susut hasil padi, jagung, kedelai dan ubikayu, sedangkan penurunan susut hasil ubijalar masih kurang berhasil. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 48

65 Tabel 30. Capaian Sasaran Mengamankan Kehilangan/Susut Hasil Produksi Tahun 2013 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi % Capaian Kategori Capaian Mengamankan kehilangan/susut hasil produksi Penurunan Susut Hasil Produksi : - Padi (%) 0,390 0,311 79,74 Cukup Berhasil - Jagung (%) 0,094 0, ,91 Sangat Berhasil - Kedelai (%) 0,318 0, ,29 Sangat Berhasil - Ubi Kayu 0,010 0, ,00 Berhasil - Ubi Jalar 0,073 0, ,96 Kurang Berhasil Penurunan Susut Hasil Produksi Padi Target penurunan susut hasil padi pada tahun 2013 berdasarkan Renstra Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun adalah sebesar 1,79%. Untuk mencapai target tersebut diperlukan dukungan anggaran sebesar Rp ,- namun kemampuan dana APBN tahun 2013 untuk fasilitasi bantuan sarana pascapanen padi diperkirakan hanya mampu menurunkan susut hasil padi sebesar 0,390%. Realisasi penurunan susut hasil padi tahun 2013 dari bantuan sarana panen dan pascapanen yang difasilitasi APBN sebesar 0,31% atau mencapai 79,74% dari target (cukup berhasil). Capaian penurunan susut hasil padi tahun 2013 sebesar 0,31% setara dengan mengamankan produksi padi sebanyak ton GKG dan untuk kontribusi penurunan susut hasil tahun 2013 dari anggaran APBD, swasta, swakelola dan instansi lainnya masih kesulitan data untuk perhitungan. Hal ini tidak dapat dilakukan karena alokasi dana untuk survey susut hasil tahun 2013, dimasukkan dalam akun cadangan dan hilang pada saat penghematan anggaran oleh Kementerian Keuangan. Apabila dibandingkan dengan angka penurunan susut hasil padi tahun 2012 sebesar 0,47%, terjadi penurunan angka susut sebesar 0,15%. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 49

66 Tabel 31. Capaian Penurunan Susut Hasil Padi Dari Fasilitasi Bantuan Sarana Panen dan Pascapanen Tahun 2013 Uraian Tahun Target Realisasi Selisih % Capaian *) Thd. Target Produksi Padi (Ton GKG) ,34 Penurunan Susut Hasil (%) 0,47 0,39 0,31-0,16 79,74 Pengamanan Produksi (Ton GKG) ,42 *) ARAM II 2013 BPS-RI Tidak tercapainya target penurunan susut hasil padi tahun 2013 sebesar 0,39% (sesuai target Penetapan Kinerja) karena sebagian alat tidak terealisasi disebabkan proses pengadaan di kabupaten terkendala oleh sistem satu pintu (ULP di Sekretariat Daerah) Penurunan Susut Hasil Produksi Jagung Target penurunan susut hasil jagung pada tahun 2013 berdasarkan Renstra Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun adalah sebesar 0,25%. Untuk mencapai target tersebut diperlukan dukungan anggaran sebesar Rp ,- namun kemampuan dana APBN tahun 2013 untuk fasilitasi bantuan sarana pascapanen jagung diperkirakan hanya mampu menurunkan susut hasil jagung sebesar 0,094%. Realisasi penurunan susut hasil jagung tahun 2013 dari bantuan sarana panen dan pascapanen yang difasilitasi APBN sebesar 0,124% atau mencapai 131,91% dari target (sangat berhasil). Capaian penurunan susut hasil jagung tahun 2013 sebesar 0,124% setara dengan penyelamatan produksi sebesar ton dan untuk kontribusi penurunan susut hasil tahun 2013 dari anggaran APBD, swasta, swakelola dan instansi lainnya masih kesulitan data untuk perhitungan serta tidak tersedia alokasi anggaran untuk melakukan survey penghitungan susut hasil jagung. Dibandingkan dengan capaian penurunan susut hasil jagung tahun 2012 sebesar 0,0117%, susut hasil jagung tahun 2013 meningkat sebesar 0,1123%. Tabel 32. Capaian Penurunan Susut Hasil Jagung dari Fasilitasi Bantuan Sarana Panen Tahun 2013 Uraian Tahun Target Realisasi Selisih % Capaian *) Thd. Target Produksi Jagung (Ton PK) ,34 Penurunan Susut Hasil (%) 0,0117 0,094 0,124 0, ,91 Pengamanan Produksi (Ton PK) ,23 *) ARAM II 2013 BPS-RI Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 50

67 Penurunan Susut Hasil Produksi Kedelai Target penurunan susut hasil kedelai pada tahun 2013 berdasarkan Renstra Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun adalah sebesar 0,75%. Untuk mencapai target tersebut diperlukan dukungan anggaran sebesar Rp ,- namun kemampuan dana APBN tahun 2013 untuk fasilitasi bantuan sarana pascapanen kedelai diperkirakan hanya mampu menurunkan susut hasil kedelai sebesar 0,318%. Realisasi penurunan susut hasil kedelai tahun 2013 dari bantuan sarana panen dan pascapanen yang difasilitasi APBN sebesar 0,497% atau mencapai 156,29% dari target (sangat berhasil). Capaian penurunan susut hasil kedelai tahun 2013 sebesar 0,497% setara dengan penyelamatan produksi kedelai sebesar ton dan untuk kontribusi penurunan susut hasil tahun 2013 dari anggaran APBD, swasta, swakelola dan instansi lainnya masih kesulitan data untuk perhitungan serta tidak tersedia alokasi anggaran untuk melakukan survey penghitungan susut hasil kedelai. Dibandingkan dengan capaian penurunan susut hasil kedelai tahun 2012 sebesar 0,195%, susut hasil kedelai tahun 2013 meningkat sebesar 0,302%. Tabel 33. Capaian Penurunan Susut Hasil Kedelai dari Fasilitasi Bantuan Sarana Panen Tahun 2013 Uraian Tahun Target Realisasi Selisih % Capaian *) Thd. Target Produksi Kedelai (Ton BK) ,84 Penurunan Susut Hasil (%) 0,195 0,318 0, ,29 Pengamanan Produksi (Ton BK) , Penurunan Susut Hasil Produksi Ubikayu Target penurunan susut hasil ubikayu pada tahun 2013 berdasarkan Renstra Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun adalah sebesar 0,50%. Untuk mencapai target tersebut diperlukan dukungan anggaran sebesar Rp ,- namun kemampuan dana APBN tahun 2013 untuk fasilitasi bantuan sarana pascapanen ubikayu diperkirakan hanya mampu menurunkan susut hasil ubikayu sebesar 0,010%. Realisasi penurunan susut hasil ubikayu tahun 2013 dari bantuan sarana panen dan pascapanen yang difasilitasi APBN sebesar 0,0092% atau mencapai 92% dari target (berhasil). Capaian penurunan susut hasil ubikayu tahun 2013 sebesar 0,0092% setara dengan penyelamatan produksi ubikayu sebesar 2.345,5 ton dan untuk kontribusi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 51

68 penurunan susut hasil tahun 2013 dari anggaran APBD, swasta, swakelola dan instansi lainnya masih kesulitan data untuk perhitungan serta tidak tersedia alokasi anggaran untuk melakukan survey penghitungan susut hasil ubikayu. Dibandingkan dengan capaian penurunan susut hasil ubikayu tahun 2012 sebesar 0,0065%, susut hasil ubikayu tahun 2013 meningkat sebesar 0,0027%. Tabel 34. Capaian Penurunan Susut Hasil Ubikayu dari Fasilitasi Bantuan Sarana Panen Tahun 2013 Uraian Tahun Target Realisasi Selisih % Capaian *) Thd. Target Produksi Ubikayu (Ton ) ,94 Penurunan Susut Hasil (%) ,010 0, ,00 Pengamanan Produksi (Ton) 1.571, , , Penurunan Susut Hasil Produksi Ubijalar Target penurunan susut hasil ubijalar pada tahun 2013 berdasarkan Renstra Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun adalah sebesar 0,50%. Untuk mencapai target tersebut diperlukan dukungan anggaran sebesar Rp ,- namun kemampuan dana APBN tahun 2013 untuk fasilitasi bantuan sarana pascapanen ubijalar diperkirakan hanya mampu menurunkan susut hasil ubijalar sebesar 0,073%. Realisasi penurunan susut hasil kedelai tahun 2013 dari bantuan sarana panen dan pascapanen yang difasilitasi APBN sebesar 0,0226% atau mencapai 30,96% dari target (kurang berhasil). Capaian penurunan susut hasil ubijalar tahun 2013 sebesar 0,0226% setara dengan penyelamatan produksi ubijalar sebesar 534,81 ton dan untuk kontribusi penurunan susut hasil tahun 2013 dari anggaran APBD, swasta, swakelola dan instansi lainnya masih kesulitan data untuk perhitungan serta tidak tersedia alokasi anggaran untuk melakukan survey penghitungan susut hasil ubijalar. Dibandingkan dengan capaian penurunan susut hasil ubijalar tahun 2012 sebesar 0,060%, susut hasil ubijalar tahun 2013 menurun sebesar 0,038%. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 52

69 Tabel 35. Capaian Penurunan Susut Hasil Ubijalar dari Fasilitasi Bantuan Sarana Panen Tahun 2013 Uraian Tahun Target Realisasi Selisih % Capaian *) Thd. Target Produksi Ubijalar (Ton ) Penurunan Susut Hasil (%) Pengamanan Produksi (Ton) Dalam hal meningkatkan kinerja pelaksanaan pembangunan dan kepemerintahan yang bersih dan baik (Clean and Good Governance), pelaksanaan pembangunan tanaman pangan tahun 2013 telah mendorong peningkatan kualitas manajemen pembangunan dengan tercapainya indikator antara lain: tersusunnya rancangan program dan kegiatan (12 rancangan), pedoman (9 pedoman), serta laporan (4 jenis laporan) pelaksanaan kegiatan dan anggaran pembangunan tanaman pangan, terlaksananya operasional seluruh Satker pengelola anggaran dan kegiatan tahun 2013 di Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota (337 Satker), meningkatnya partisipasi/peranserta masyarakat dan stakeholder terkait dalam pembangunan tanaman pangan (279 unit LM3), serta meningkatnya pemahaman dan pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern (SPI). Peningkatan kualitas manajemen pembangunan tersebut telah berhasil mendorong tercapainya perolehan nilai SAKIP sebesar 73,14 atau B (Baik), terdapat lima unit kerja ( Direktorat Budidaya Serealia, Direktorat Pascapanen, BBPPOPT Jatisari, BBPPMBTPH Cimanggis, Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman) yang memperoleh predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dari Menteri Pertanian pada tahun 2013, serta Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman mendapat predikat SPI Terbaik I tingkat unit kerja Eselon III. Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Cimanggis sejak tahun 2006 telah ditetapkan oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) sebagai laboratorium yang terakreditasi dengan nomor UPP-162- IDN dan Laboratorium Penyelenggara Uji Proefisiensi (LPUP) telah terakreditasi dengan nomor UPP-001-IDN, memperoleh sertifikat dari International Seed Testing Association (ISTA) dengan nomor IDML 001, dan mendapatkan ISO 9001:2008 sebagai unit kerja pelayanan publik oleh PT Sucofindo nomor Balai Besar Peramalan OPT Jatisari pada tahun 2013 telah mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008 dari Delta Pas International sebagai unit kerja pelayanan publik dengan ruang lingkup pengamatan, peramalan, dan pengendalian OPT tanaman pangan dan hortikultura Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 53

70 3.4 Akuntabilitas Keuangan APBN Sektoral (BA 018) Pada tahun 2013 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mengelola APBN Sektoral (BA.018) sebesar Rp ,-. Anggaran tersebut dikelola oleh 337 Satker lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, meliputi: 3 Satker Pusat, 64 Satker Dinas Pertanian Provinsi (33 Satker dana dekonsentrasi, 31 Satker dana tugas pembantuan) dan 301 Satker Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Anggaran tersebut dialokasikan kedalam delapan kegiatan utama meliputi: 1) Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia Rp (42,34% dari pagu total), 2) Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Rp (28,16% dari pagu total), 3) Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Rp (6,98% dari pagu total), 4) Penguatan Perlindungan Tanaman Dari Gangguan Serangan OPT dan DPI Rp (8,04% dari pagu total), 5) Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan Rp (5,58% dari pagu total), 6) Pengembangan Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih Rp (0,29% dari pagu total), 7) Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan Rp (0,42% dari pagu total), dan 8) Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Rp (8,19% dari pagu total). Bila diperhatikan komposisi alokasi anggaran menurut kegiatan utama tersebut, terlihat bahwa alokasi anggaran diorientasikan pada kegiatan yang mendukung langsung pencapaian produksi komoditas utama tanaman pangan terutama padi, jagung dan kedelai, yang didukung dengan sistem penyediaan benih, penguatan perlindungan tanaman dan penanganan pascapanen. Kinerja serapan anggaran APBN Sektoral Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2013 total realisasi serapan mencapai Rp atau 80,95%, dengan rincian menurut kegiatan seperti pada tabel 35. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 54

71 Tabel 36. Realisasi Serapan APBN Sektoral Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Menurut Kegiatan Tahun 2013 Kegiatan Pagu DIPA Realisasi % Kategori (Rp.000) (Rp.000) Capaian Capaian 1. Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia ,93 Berhasil 2. Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi ,90 Cukup Berhasil 3. Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih ,86 Berhasil 4. Penguatan Perlindungan Tanaman Dari Gangguan Serangan OPT dan DPI ,18 Berhasil 5. Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan ,12 Berhasil 6. Pengembangan Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Lab.Pengujian Benih ,39 Berhasil 7. Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan ,85 Berhasil 8. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya ,88 Cukup Berhasil Jumlah Berhasil Tidak tercapainya serapan anggaran 100% disebabkan antara lain: a. Beberapa kegiatan tidak terlaksana yaitu: (1) Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) Kedelai senilai 236,5 milyar karena gagal lelang tiga kali; (2) Bantuan penanggulangan bencana ala Rp22,3 milyar karena harus ada pernyataan kejadian bencana dari instansi/lembaga berwenang/bnpb; (3) Mobil brigade proteksi dan mobil laboratorium hama penyakit tanaman Rp.23 milyar karena tidak ada perusahaan yang sanggup melaksanakan. b. Sisa gaji/tunjangan Rp.15,34 milyar karena tidak ada rekruitmen pegawai baru dan realisasi tunjangan kinerja yang tidak mencapai target yang direncanakan hanya 47% dari standar optimal tunjangan kinerja. c. Sisa efisiensi pengadaan barang/jasa dan kegiatan lainnya APBN Subsidi (BA 999) Selain mengelola APBN Sektoral, pada tahun 2013 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan juga mengelola anggaran yang bersumber dari Bagian Anggaran Subsidi (BA.999) berupa Subsidi Harga Benih (BA ) dengan pagu DIPA Rp yang pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk Public Service Obligation (PSO) oleh BUMN (PT Sang Hyang Seri dan PT Pertani). Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 55

72 Realisasi serapan anggaran subsidi harga benih mencapai Rp atau 27,42% dari pagu Rp Tabel 37. Realisasi Serapan Anggaran Subsidi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2013 No. BUMN DIPA Kontrak Realisasi % (Rp. 000) (Rp. 000) (Rp. 000) thd Kontrak thd DIPA 1 PT SHS ,67 23,20 2 PT PERTANI ,34 33,74 Jumlah ,34 27, Hambatan dan Kendala Beberapa hambatan dan kendala dalam pelaksanaan program pembangunan tanaman pangan tahun 2013, meliputi aspek administrasi, teknis, SDM, kelembagaan, dan pembiayaan, antara lain: 1) Aspek Administrasi Masih terjadi keterlambatan penetapan pejabat pengelola keuangan (PPK, Bendahara) dan tim teknis terutama pada satker kabupaten/kota, revisi DIPA APBN Penghematan yang baru terbit 1 Oktober 2013 sehingga menganggu pelaksanaan kegiatan dan serapan anggaran, adanya penggantian pejabat pengelola anggaran dan kegiatan (terutama KPA, dan PPK) akibat terjadinya mutasi jabatan di daerah, keterlambatan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis, penggabungan beberapa satker di dinas provinsi, belum lancarnya arus pelaporan dari satker daerah ke pusat. 2) Aspek Teknis Keterlambatan penetapan Calon Petani Calon Lokasi/CPCL, pengajuan Daftar Usulan Pembelian Benih Bersubsidi (DUPBB) terlalu dekat dengan jadwal tanam, keterbatasan produsen sarana pascapanen di daerah yang memiliki test report sebagaimana yang disyaratkan dalam pedoman teknis, produsen dan penyalur Alsintan tertentu (seperti flat bed dryer, vertical dryer, combine harvester) hanya ada di Pulau Jawa, keterbatasan bengkel Alsintan di daerah, pemilihan lokasi pelaksanaan SLPTT pola kawasan di beberapa daerah sulit dilaksanakan karena karena keterbatasan data kriteria kawasan dan kurangnya pemahaman petugas di lapangan terhadap kriteria kawasan. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 56

73 Pelaksanaan beberapa kegiatan fisik lapangan belum konsisten dengan jadwal yang telah ditetapkan, dan menumpuk di akhir tahun/triwulan IV (antara lain: SL- PTT Padi, Jagung, Kedelai) sehingga tidak memberikan kontribusi secara optimal pada tahun 2013,, lambatnya replikasi SL-PTT dan kegiatan lainnya pasca pelaksanaan disebabkan kurangnya pembinaan lanjutan, sarana prasarana irigasi banyak yang rusak dan tidak berfungsi optimal, alih fungsi lahan, serta terbatasnya lahan yang siap untuk perluasan areal. 3) Aspek SDM, Kelembagaan, dan Pembiayaan Terbatasnya kuantitas dan kualitas SDM petugas pertanian, penempatan tenaga kerja belum sepenuhnya sesuai dengan bidang tugasnya, sering terjadi mutasi/alih tugas pegawai terutama di daerah, masih lemahnya kelembagaan petani sehingga mengakibatkan lemahnya posisi tawar dan akses petani terhadap sumber daya pertanian dan permodalan, adopsi teknologi oleh petani belum optimal sesuai anjuran, kurangnya komitmen pimpinan daerah dalam pembangunan pertanian, minimnya dukungan dana APBD untuk perkembangan pertanian di daerah, belum optimalnya keterpaduan dan sinergi kegiatan (antar sektor, sub sektor, pusat-daerah, swasta) 3.6 Upaya dan Tindaklanjut Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi hambatan dan kendala pelaksanaan program pembangunan tanaman pangan tahun 2013, antara lain: 1. Perbaikan dan Peningkatan Kualitas Perencanaan dan Persiapan Pelaksanaan Program, Kegiatan dan Anggaran Pemantapan perencanaan kegiatan dan anggaran yang difokuskan pada kegiatan yang kinerjanya cukup berhasil dan memberikan dampak nyata dan meluas bagi petani dan masyarakat, penyempurnaan kegiatan yang kinerjanya masih belum optimal, percepatan penetapan pengelola anggaran dan kegiatan (KPA, bendahara, pejabat penguji SPM, PPK, Tim Teknis, Tim Pengadaan, Tim Pemeriksa Barang), distribusi dan sosialisasi Pedoman, Juklak dan Juknis pelaksanaan kegiatan, supervisi dan pengawalan penyusunan POK/ROK Satker Daerah, dan percepatan penetapan CP-CL penerima bantuan. 2. Percepatan dan Peningkatan Kualitas Pelaksanaan Kegiatan Percepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan sehingga berdampak penuh pada tahun yang bersangkutan, antisipasi dan respon cepat terhadap berbagai masalah petani, menyebarluaskan/replikasi teknologi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 57

74 budidaya yang diterapkan pada kegiatan SL-PTT ke petani lain melalui kegiatan pembinaan yang berkelanjutan, serta pembinaan lanjutan pada kegiatan carry over tahun sebelumnya, dan kelompoktani eks pelaksana SL-PTT agar terus melaksanakan dan mengembangkan teknologi anjuran pasca kegiatan. 3. Penguatan SDM, Kelembagaan dan Pembiayaan Peningkatan kualitas kelembagaan penyuluhan, kelompok tani/gabungan kelompok tani, lembaga keuangan mikro, fasilitasi kemitraan kelompok tani dengan pengusaha dan lembaga permodalan, jaminan harga pasar, memperkuat hubungan kelembagaan antara Dinas Pertanian, BPTP, dan Bappeluh sebagai simpul koordinasi program dalam mengatasi berbagai permasalahan di tingkat lapang. 4. Peningkatan Koordinasi, Sinergitas, Integrasi dan Komitmen Peningkatan sinergi pelaksanaan program dan kegiatan antar unit kerja Eselon-1 lingkup Kementerian Pertanian, antar sektor, sub sektor, swasta/masyarakat, peningkatan sinergi pembiayaan (APBN, APBD, DAK, subsidi, swasta, kredit, swadaya masyarakat), peningkatan keterpaduan pembinaan dan pengawalan antar fungsi terkait (Dinas Teknis, Penelitian dan Pengembangan, Penyuluhan), membangun komitmen jajaran di masing-masing unit kerja untuk mencapai sasaran yang ditetapkan. 5. Peningkatan Pemantauan, Pengendalian dan Pelaporan Menyusun dan menetapkan rencana supervisi, monitoring dan pengendalian secara terpadu dan menetapkan Tim Pelaksananya, menyusun matriks kerja monitoring dan pengendalian serta menetapkan rencana pengendalian di setiap tingkatan, memantau pelaksanaan fisik/kegiatan/anggaran secara berkala setiap bulan secara tepat dan akurat, memberikan terguran kepada Satker yang kinerjanya lambat, meningkatkan/memperkuat penerapan Sistem Pengendalian Internal (SPI), penyelesaian temuan hasil pemeriksaan secara tuntas dan cepat. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 58

75 BAB IV PENUTUP Berdasarkan hasil pengukuran, evaluasi dan analisis terhadap capaian indikator kinerja utama sasaran strategis tahun 2013 meliputi: produksi padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar, bahwa keberhasilan pencapaian kinerja tersebut merupakan hasil kerjasama semua pelaku pembangunan pertanian, mulai dari pusat hingga ke tingkat lapangan. Indikator kinerja yang ditargetkan sebagian besar berhasil namun masih ada yang belum berhasil. Produksi 7 komoditas utama tanaman pangan padi, jagung, ubi kayu dan ubi jalar berhasil, kacang tanah cukup berhasil, kedelai dan kacang hijau kurang berhasil. Ke depan diperlukan upaya perbaikan dan penyempurnaan, mulai dari perencanaan, pemilihan model kegiatan, organisasi pelaksanaan, serta peningkatan pemantauan, evaluasi dan pengendalian secara berkesinambungan. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 59

76 LAMPIRAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, Februari 2013 Laporan AkLrntabilitas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Rencana Kinerja Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Rencana Kinerja Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah untuk melaksanakan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DITJEN TANAMAN PANGAN 2015

LAPORAN KINERJA DITJEN TANAMAN PANGAN 2015 2015 Laporan Kinerja KATA PENGANTAR Sejalan dengan prioritas pembangunan Kabinet Kerja 2015-2019, Kementerian Pertanian menetapkan sasaran swasembada pangan dengan prioritas lima komoditas pangan utama,

Lebih terperinci

Laporan Kinerja KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja KATA PENGANTAR 2016 Laporan Kinerja KATA PENGANTAR Sebagai bahan bentuk pertanggungjawaban kinerja dan anggaran yang telah dilaksanakan selama tahun 2016, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Berdasarkan Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, Kementerian Pertanian merupakan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja 2014 KATA PENGATAR

Laporan Kinerja 2014 KATA PENGATAR KATA PENGATAR Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014 setiap Unit Organisasi Eselon I pada Kementerian/Lembaga wajib menyusun Laporan Kinerja

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi aneka kacang (kacang tanah dan kacang hijau) memiliki peran yang cukup besar terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pakan. Peluang pengembangan aneka kacang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN OKTOBER 2017 2017 Laporan Kinerja Triwulan III DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Laporan Tahunan KATA PENGANTAR

Laporan Tahunan KATA PENGANTAR 2015 Laporan Tahunan KATA PENGANTAR Sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan tahun 2015, maka menyusun laporan tahunan. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2015 ini merupakan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015 DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji

Lebih terperinci

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Laporan Kinerja Tahun 2014 i RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Pengamanan produksi tanaman pangan mencakup seluruh areal pertanaman. Operasional kegiatan diarahkan dalam rangka penguatan perlindungan tanaman pangan

Lebih terperinci

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Laporan Tahunan 2013 2013 Laporan Tahunan RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Dalam rangka mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan padi, jagung dan kedelai telah ditetapkan sasaran produksi padi

Lebih terperinci

Laporan Tahunan KATA PENGANTAR

Laporan Tahunan KATA PENGANTAR 2016 Laporan Tahunan KATA PENGANTAR Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2016 merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi selama tahun 2016, yang dijabarkan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i KATA PENGANTAR Guna mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan dan akuntabel, maka sesuai amanat instruksi Presiden RI No.7 tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN Direktorat Jenderal Tanaman Pangan TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN Direktorat Jenderal Tanaman Pangan TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, 2012 KATA PENGANTAR Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT ANEKA KACANG

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017

KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017 KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017 HASIL SEMBIRING DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN JAKARTA, 31 MEI 2016 PERKEMBANGAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKJ)

LAPORAN KINERJA (LKJ) PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN KINERJA (LKJ) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN

Lebih terperinci

DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 LAK KIP (LAPORAN KINERJA IN NSTANSI PEMERINTAH) DIREKTORAT PASCAPAN NEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2014 DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Scanned

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014 KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2014

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i KATA PENGANTAR Untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan dan akuntabel, sesuai Instruksi Presiden RI No. 7 tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2010

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2010 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 200 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 200 Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian

Lebih terperinci

SASARAN PRODUKSI KOMODITI UTAMA TANAMAN PANGAN TAHUN 2016

SASARAN PRODUKSI KOMODITI UTAMA TANAMAN PANGAN TAHUN 2016 EVALUASI E-PROPOSAL DAN RENCANA KERJA TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN-RI 1 SASARAN PRODUKSI KOMODITI UTAMA TANAMAN PANGAN TAHUN 2016 NO. KOMODITI LUAS TANAM LUAS PANEN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan i

KATA PENGANTAR. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan i Laporan Tahunan 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011 ini dapat disusun tepat pada waktunya.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... I. PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... I. PENDAHULUAN... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... i ii iii iv v iv I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Kedudukan,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan

KATA PENGANTAR. Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan YME, karena atas karunia-nya kami dapat menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan Tahun

Lebih terperinci

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 Dok L. 01 28/01/2014 LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN BALAI BESAR

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, 2011 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Jl. AUP Nomor 3, Pasar Minggu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 RKT PSP TA. 2012 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010 2014 (Edisi Revisi Tahun 2011), Kementerian Pertanian mencanangkan

Lebih terperinci

Laporan Tahunan

Laporan Tahunan 1 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT sehingga penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2013 telah selesai disusun. Dengan berakhirnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Jawa Timur, sebagai salah satu lumbung pangan nasional, telah mampu memberikan sumbangan yang cukup besar dalam pemenuhan kebutuhan pangan nasional melalui pembangunan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dr. Ir. Maman Suherman, MM NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dr. Ir. Maman Suherman, MM NIP 2017 Laporan Kinerja Triwulan II KATA PENGANTAR Dalam rangka memonitor capaian kinerja kegiatan Ditjen Tanaman Pangan pada triwulan II TA 2017 serta sebagai bahan penilaian aspek akuntabilitas kinerja

Lebih terperinci

Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR

Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-nya kami dapat menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan Tahun 2014. Laporan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM I)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM I) No. 40/07/13/Th.XVIII, 1 Juli 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM I) A. PADI Produksi padi tahun 2014 tercatat sebesar 2.519.020 ton GKG (ATAP

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2011

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2011 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, Maret 2012 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Pembangunan pertanian tahun 2010 merupakan tahun transisi pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditas tanaman pangan berupa Serealia yaitu Padi, Jagung dan Serealia lain (antara lain gandum dan sorgum) mempunyai arti strategis dalam perekonomian nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditas tanaman pangan berupa Serealia yaitu Padi, Jagung dan Serealia lain (antara lain gandum dan sorgum) mempunyai arti strategis dalam perekonomian nasional,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap

Lebih terperinci

Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun

Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN NOMOR TENTANG RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan atau strategis instansi.

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT ANEKA KACANG DAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

LOG O LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011

LOG O LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011 LOG O LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011 KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 LOG O Biro Perencanaan, Kementerian Pertanian Gedung A, Lantai 4, Ruang 442-447 Jalan Harsono RM No. 3 Ragunan,

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, 2012 Direktorat Jenderal Tanaman

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, 2012 Direktorat Jenderal Tanaman

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada 47 Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada Abstrak Berdasarkan data resmi BPS, produksi beras tahun 2005 sebesar 31.669.630 ton dan permintaan sebesar 31.653.336 ton, sehingga tahun 2005 terdapat

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema

Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema Catatan Kritis Atas Hasil Pemeriksaan BPK Pada KEGIATAN PERLUASAN (PENCETAKAN) SAWAH DALAM PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN TAHUN ANGGARAN 2007-2009 Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008) BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 40/11/34/Th. X, 03 November 2008 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008) Berdasarkan ATAP 2007 dan Angka Ramalan III (ARAM

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 17/03/12/Thn. XIX, 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN ) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN SEBESAR 4.044.829 TON GKG, NAIK SEBESAR

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014 Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014 Sektor pertanian sampai sekarang masih tetap memegang peran penting dan strategis dalam perekonomian nasional. Peran

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2014 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) SURABAYA Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahun

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015) No. 47/07/33/Th.X, 1 Juli 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015) Angka Tetap (ATAP) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 sebesar 11,30 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Angka

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 49/Permentan/OT.140/8/2012 TANGGAL : 15 Agustus 2012 TENTANG : INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2010-2014 INDIKATOR KINERJA

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa sehubungan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DIT. PPL TA. 2013 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) No. 78/11/33, Th. IX, 2 NOVEMBER 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, produksi padi Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 diperkirakan sebesar

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 46/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN CADANGAN BENIH NASIONAL

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 46/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN CADANGAN BENIH NASIONAL PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 46/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN CADANGAN BENIH NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Jenderal Perkebunan, Ir. Gamal Nasir,MS Nip

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Jenderal Perkebunan, Ir. Gamal Nasir,MS Nip KATA PENGANTAR Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 diawali dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Perkebunan yang kemudian menjadi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ir. Gamal Nasir, MS Nip

KATA PENGANTAR. Ir. Gamal Nasir, MS Nip KATA PENGANTAR Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 diawali dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Perkebunan yang kemudian menjadi

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Kementerian Pertanian. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

LAPORAN KINERJA TA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Kementerian Pertanian. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian LAPORAN KINERJA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban pelaksanaan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) No. 48/07/33/Th.IX, 1 Juli 2015 Angka tetap produksi padi tahun 2014 di Jawa Tengah mencapai 9,65 juta ton Gabah Kering Giling (GKG)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Jawa Timur terletak di bagian Timur Pulau Jawa, dengan luas wilayah 47.154,70 kilometer persegi, dikelilingi oleh 2.916 km garis pantai. Batas wilayah di sebelah

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 DIREKTORAT TANAMAN SEMUSIM DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 0 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerapan sistem akuntabilitas kinerja instansi

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 31/07/12/Th.VI. 02 Juli 2012 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA TETAP 2011 DAN RAMALAN I TAHUN 2012) Dari pembahasan Angka Tetap (ATAP) tahun 2011,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Berbagai masukan dan saran perbaikan akan menjadi sangat penting agar laporan ini menjadi lebih baik.

KATA PENGANTAR. Berbagai masukan dan saran perbaikan akan menjadi sangat penting agar laporan ini menjadi lebih baik. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 KATA PENGANTAR Sesuai dengan Surat Edaran (SE) Menteri Negara PAN dan RB-RI No. 10/2010, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan unit kerja dibawahnya

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. LAKIP- Direktorat Tanaman Semusim 2013

KATA PENGANTAR. LAKIP- Direktorat Tanaman Semusim 2013 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggung jawaban unit kinerja Esselon II dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 14/03/Th.XIX. 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2015 SEBESAR 2.331.046 TON

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 14/03/Th.XIX. 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2015 SEBESAR 2.331.046 TON

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) No.02 /07/3321/Th.I,1 Juli 2015 Angka tetap produksi padi Kabupaten Demak tahun 2014 mencapai

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) No. 20/03/33 Th.X, 1 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 diperkirakan 11,30 juta ton Gabah Kering Giling

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN Visi : TERWUJUDNYA PRODUKSI TANAMAN PANGAN YANG CUKUP DAN BERKELANJUTAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN Visi : TERWUJUDNYA PRODUKSI TANAMAN PANGAN YANG CUKUP DAN BERKELANJUTAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2010 Visi : TERWUJUDNYA PRODUKSI TANAMAN PANGAN YANG CUKUP DAN BERKELANJUTAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN

Lebih terperinci

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT Ir. Mewa Ariani, MS Pendahuluan 1. Upaya pencapaian swasembada pangan sudah menjadi salah satu

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

KATA PENGANTAR. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mempunyai tugas mengamankan produksi dari gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI) sehingga produksi tercapai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 Bahan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional 3 4 Juni 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung

Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung Siwi Purwanto Direktorat Budi Daya Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan PENDAHULUAN Jagung (Zea mays) merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan perkebunan harus mampu meningkatkan pemanfaatan potensi sumberdaya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat secara berkeadilan dan berkelanjutan,

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Perkebunan KATA PENGANTAR

Direktorat Jenderal Perkebunan KATA PENGANTAR DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERKEBUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, JANUARI 2017 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIN) Direktorat Pengolahan

Lebih terperinci