LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012"

Transkripsi

1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, Februari 2013

2 Laporan AkLrntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2012 KATA PENGANTAR Pembangunan tanaman pangan tahun 2012 merupakan tahun ke tiga pelaksanaan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sekaligus kelanjutan dan penyempurnaan pelaksanan program tahun sebelumnya dalam mewujudkan sukses pencapaian swasembada beras dan jagung berkelanjutan, pencapaian swasembada kedelai tahun 2014, peningkatan diversifikasi pangan, dan peningkatan kesejahteraan petani. Sasaran strategis pembangunan tanaman pangan tahun 2012 meliputi mewujudkan pencapaian produksi komoditas utama tanaman pangan secara berkelanjutan dalam rangka penyediaan kebutuhan nasional, mengamankan potensi kehilangan hasil akibat serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan dan terkena Dampak Perubahan lklim, serta mengamankan kehilangan/susut hasil produksi. Untuk mencapai sasaran tersebut ditempuh melalui Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan. lndikator sasaran yang ditargetkan sebagian besar telah tercapai bahkan melebihi target yang ditetapkan. Produksi padi, jagung, dan ubi jalar mencapai di atas target, sedangkan kedelai dan komoditas lainnya masih belum memuaskan, luas pertanaman padi, jagung dan kedelai yang aman dari gangguan serangan OPT dan DPI mencapai di atas target, sedangkan capaian penurunan kehilangan/susut hasil produksi padi, jagung dan kedelai masih kurang berhasil. Capaian kinerja tersebut merupakan dampak dari pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2012 yang secara umum mencapai kinerja menggembirakan, serta dukungan pemangku kepentingan mulai dari pusat hingga ke tingkat lapang, baik institusi Pemerintah, Swasta, maupun Petani. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan dan akuntabel, maka sesuai dengan amanat lnstruksi Presiden Republik lndonesia Nomor 7 tahun 1999, tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja lnstansi Pemerintah yang ditindaklanjuti dengan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 239 tahun 2003, serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomo r 29 Tahun 2010, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu Kerja Eselon-l pada Kementerian Pertanian melaksanakan Akuntabilitas Kinerja dan melaporkannya secara berjenjang dan berkala setiap tahunnya sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan sumber daya yang difasilitasi melalui APBN. Direktorat Jenderal Tanarnan Pangan E

3 Laporan AkLrntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2012 Laporan yang dimaksud dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja yang berisi gambaran hasil pencapaian kinerja atas pelaksanaan rencana kebijakan dan program yang telah ditetapkan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2012 ini diharapkan dapat menjadi bahan pertanggungjawaban dan penilaian kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan juga sekaligus sebagai bahan masukan dalam penyempurnaan perencanaan pembangunan tanaman pangan ke depan. Jakarta, Febru ari 2013 Direktur Jenderal Tanaman Pangan, lr. horb Kasih Anggoro, MS ' ' Direktorat Jenderal Tanaman Pangan T L

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sub sektor tanaman pangan memiliki peran yang strategis dalam pembangunan nasional, terutama terhadap ketahanan pangan, ekonomi, sosial, politik, dan keamanan nasional. Peran strategis tersebut tercermin melalui kontribusinya dalam menyediakan kebutuhan pangan pokok terutama beras, jagung dan kedelai, pembentukan PDB, penyumbang devisa, menopang sumber penghidupan sekitar 23 juta rumah tangga petani, penyerapan tenaga kerja di perdesaan, peningkatan pendapatan petani, dan pemerataan pembangunan. Upaya pemenuhan kebutuhan beras sebagai salah satu peran strategis sub sektor tanaman pangan merupakan tantangan yang cukup berat, mengingat jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar, yaitu 237,56 juta orang (Sensus Penduduk 2010) dengan laju pertumbuhan penduduk sekitar 1,50% per tahun dan tingkat konsumsi beras sekitar 139,15 kg/kapita/tahun membutuhkan jumlah penyediaan beras yang cukup besar dan meningkat setiap tahun. Berdasarkan kondisi tersebut, dalam periode pembangunan jangka menengah lima tahun Kabinet Indonesia Bersatu II ( ) peningkatan produksi padi/beras merupakan prioritas pembangunan untuk mencapai swasembada berkelanjutan, serta meningkatkan produksi jagung dalam mempertahankan swasembada berkelanjutan dan peningkatan produksi kedelai guna mencapai swasembada tahun Dalam rangka mewujudkan pencapaian swasembada beras dan jagung berkelanjutan, serta pencapaian swasembada kedelai tahun 2014, pada tahun 2010 produksi padi ditargetkan sebesar 66,68 juta ton gabah kering giling (GKG), jagung 19,80 juta ton pipilan kering, kedelai 1,30 juta ton biji kering, dan pada tahun 2014 ditargetkan meningkat masing-masing menjadi: padi 76,57 juta ton GKG, jagung 20,82 juta ton pipilan kering, dan kedelai 2,70 juta ton biji kering. Selain itu, juga dikembangkan komoditas tanaman pangan lainnya yaitu: kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar, serta komoditas pangan lokal spesifik lokasi lainnya untuk mendukung peningkatan diversifikasi pangan dan kebutuhan industri. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 1

18 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 Untuk mencapai sasaran tersebut di atas merupakan hal yang tidak mudah, mengingat permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam pembangunan tanaman pangan antara lain: meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global, terbatasnya sumberdaya lahan dan air, infrastruktur, sarana prasarana, akses petani terhadap sumber permodalan, informasi dan teknologi, masih lemahnya kapasitas kelembagaan petani dan penyuluh, serta koordinasi dan sinergitas antar sektor/subsektor terkait pembangunan tanaman pangan masih belum optimal. Di sisi lain, masih tersedia potensi dan peluang untuk mendorong peningkatan produksi antara lain: masih adanya senjang antara potensi dengan produktivitas riil di tingkat petani, penggunaan lahan yang masih dapat dioptimalkan melalui peningkatan indeks pertanaman (IP) dan perluasan areal/cetak sawah baru, pengamanan produksi dari kehilangan hasil akibat gangguan serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI), serta penurunan susut hasil panen dan pascapanen, pemanfaatan fasilitas skim kredit pembiayan usaha tani yang tersedia (KKPE, KUR, dll), serta penguatan kelembagaan. Dengan mempertimbangkan permasalahan yang dihadapi, serta potensi dan peluang yang tersedia, maka upaya peningkatan produksi tanaman pangan ditempuh melalui Catur Strategi, yaitu: (1) Peningkatan Produktivitas, (2) Perluasan Areal Tanam, (3) Pengamanan Produksi, serta (4) Penguatan Kelembagaan dan Pembiayaan. Untuk menjamin terlaksananya Catur Strategi tersebut dibutuhkan dukungan dan peran serta aktif dari seluruh pemangku kepentingan yang mencakup sektor/sub sektor terkait, Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, pengusaha, lembaga pembiayaan dan swadaya masyarakat, serta peran aktif para petani/kelompok tani sebagai pelaku utama pembangunan. 1.2 Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/ Permentan/OT.140/10/2010, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan merupakan unsur pelaksana pada Kementerian Pertanian yang dipimpin oleh Direktur Jenderal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2

19 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan bertugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang tanaman pangan, dan memiliki fungsi meliputi: 1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan dan pascapanen tanaman pangan 2) Pelaksanaan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan dan pascapanen tanaman pangan 3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan dan pascapanen tanaman pangan 4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan dan pascapanen tanaman pangan 5) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. 1.3 Susunan Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/ Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, susunan organisasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, meliputi: (1) Sekretariat Direktorat Jenderal, (2) Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, (3) Direktorat Budidaya Serealia, (4) Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, (5) Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, (6) Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan. Selain enam unit kerja Eselon II tersebut, juga dilengkapi tiga Pelaksana Teknis, yaitu: (1) Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor 392/Kpts/OT.130/6/2004, (2) Balai Besar Pengembangan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 41/Permentan/OT.140/9/2006, dan (3) Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor 393/Kpts/OT.130/6/2004. Tugas dan fungsi masing-masing unit kerja Eselon II dan Pelaksana Teknis lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai berikut: 1) Sekretariat Direktorat Jenderal, bertugas memberikan pelayanan teknis lainnya dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, dan memiliki fungsi meliputi: Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 3

20 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 a) Pelaksanaan koordinasi dan penyusunan rencana dan program, anggaran, dan kerja sama di bidang tanaman pangan b) Pelaksanaan pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan c) Pelaksanaan evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana, pengelolaan urusan kepegawaian, dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, serta pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik d) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang tanaman pangan e) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. 2) Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, bertugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, menyusun norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta memberikan bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan tanaman pangan, dan memiliki fungsi meliputi: a) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penilaian varietas dan pengawasan mutu benih, produksi benih serealia, produksi benih aneka kacang dan umbi, dan kelembagaan perbenihan b) Pelaksanaan kebijakan di bidang penilaian varietas dan pengawasan mutu benih, produksi benih serealia, produksi benih aneka kacang dan umbi, dan kelembagaan perbenihan c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penilaian varietas dan pengawasan mutu benih, produksi benih serealia, produksi benih aneka kacang dan umbi, dan kelembagaan perbenihan d) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penilaian varietas dan pengawasan mutu benih. produksi benih serealia, produksi benih aneka kacang dan umbi, dan kelembagaan perbenihan e) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Jenderal tanaman Pangan. 3) Direktorat Budidaya Serealia, bertugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, menyusun norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta memberikankan bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya serealia, dan memiliki fungsi meliputi: Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 4

21 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 a) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang budidaya padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung, dan serealia lain b) Pelaksanaan kebijakan di bidang budidaya padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung, dan serealia lain c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang budidaya padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung, dan serealia lain d) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung, dan serealia lain e) Pelaksanakan urusan tata usaha Direktorat Budidaya Serealia. 4) Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, bertugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, menyusun norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta memberikan bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya aneka kacang dan umbi, dan memiliki fungsi meliputi: a) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang budidaya kedelai, ubi kayu, aneka kacang, dan aneka umbi b) Pelaksanaan kebijakan di bidang budidaya kedelai, ubi kayu, aneka kacang, dan aneka umbi c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang budidaya kedelai, ubi kayu, aneka kacang, dan aneka umbi d) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya kedelai, ubi kayu, aneka kacang, dan aneka umbi e) Pelaksanakan urusan tata usaha Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi. 5) Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, bertugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, menyusun norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta memberikan bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perlindungan tanaman pangan, dan memiliki fungsi meliputi: a) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengelolaan data organisme pengganggu tumbuhan, dampak perubahan iklim, teknologi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 5

22 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, dan pengelolaan pengendalian hama terpadu b) Pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan data organisme pengganggu tumbuhan, dampak perubahan iklim, teknologi pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, dan pengelolaan pengendalian hama terpadu c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengelolaan data organisme pengganggu tumbuhan, dampak perubahan iklim, teknologi pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, dan pengelolaan pengendalian hama terpadu d) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengelolaan data organisme pengganggu tumbuhan, dampak perubahan iklim, teknologi pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, dan pengelolaan pengendalian hama terpadu e) Pelaksanakan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. 6) Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan, bertugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, menyusun norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta memberikan bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pascapanen tanaman pangan, dan memiliki fungsi meliputi: a) Penyiapkan perumusan kebijakan di bidang pascapanen padi, jagung dan serealia lain, kedelai dan aneka kacang, serta aneka umbi b) Pelaksanaan kebijakan di bidang pascapanen padi, jagung dan serealia lain, kedelai dan aneka kacang, serta aneka umbi c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pascapanen padi, jagung dan serealia lain, kedelai dan aneka kacang, serta aneka umbi d) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pascapanen padi, jagung dan serealia lain, kedelai dan aneka kacang, serta aneka umbi e) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 6

23 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun ) Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBPPMBTPH), bertugas melaksanakan pengembangan pengujian mutu benih dan pemberian bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura, dan memiliki fungsi meliputi: a) Penyusunan program dan evaluasi pengembangan pengujian mutu benih dan bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu laboratorium pengujian benih b) Pelaksanaan pengembangan teknik dan metoda pengujian laboratorium, sertifikasi dan pengawasan peredaran benih tanaman pangan dan hortikultura c) Pelaksanaan uji banding (uji profisiensi, unjuk kerja metode, uji arbitrase dan uji acuan) antar laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura d) Pelaksanaan uji petik mutu benih tanaman pangan dan hortikultura yang beredar e) Pelaksanaan sertifikasi benih untuk tujuan ekspor (orange, green, and blue certificate) f) Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura g) Pelaksanaan sertifikasi sistem mutu dan pemberian hak penandaan SNI pada pelaku usaha perbenihan tanaman pangan dan hortikultura h) Penyusunan informasi dan dokumentasi hasil pengembangan pengujian mutu benih dan pelaksanaan kerjasama laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura i) Pelaksanaan pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Besar. 8) Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT), bertugas melaksanakan dan mengembangkan peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura, dan memiliki fungsi meliputi: a) Pelaksanaan penyusunan program dan rencana kerja/teknis/program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 7

24 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 b) Pelaksanaan analisis data dan informasi serangan OPT dan faktor penentu perkembangan OPT c) Pelaksanaan pengkajian dan pengembangan teknologi peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT berdasarkan sistem Pengendalian Hama Terpadu d) Pelaksanaan perumusan peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT e) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi penerapan teknologi peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT f) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pengembangan sistem mutu dan standar laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit g) Pemberian pelayanan kegiatan peramalan, pengembangan peramalan OPT, dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura h) Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga BBPOPT. 9) Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT), bertugas melaksanakan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan, dan memiliki fungsi meliputi: a) Pelaksanaan pengelolaan sampel pestisida, pupuk, dan produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan b) Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan c) Pelaksanaan perumusan hasil pemeriksaan dan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan d) Pelaksanaan pengembangan teknik dan metode pemeriksaan dan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan e) Pelaksanaan pemantauan mutu pestisida dan pupuk yang beredar, serta produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan f) Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan g) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga BPMPT. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 8

25 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Sumber Daya Manusia Jumlah pegawai lingkup Direktorat Jenderal Tanaman pada tahun 2012 sebanyak 881 orang yang tersebar di Kerja Eselon II dan Pelaksana Teknis, yaitu: Sekretariat Direktorat Jenderal sebanyak 184 orang, Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan 71 orang, Direktorat Budidaya Serealia 70 orang, Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi 61 orang, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan 70 orang, Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 66 orang, Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) 94 orang, Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura 56 orang, Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman 36 orang, dan 173 orang pegawai yang diperbantukan di daerah. Jumlah pegawai menurut jenjang pendidikannya terdiri dari: S3 sebanyak 3 orang, S2 88 orang, S1/D4 381 orang, Sarjana Muda/D3 43 orang, SLTA 320 orang, SLTP 26 orang, dan SD sebanyak 20 orang. Bila dirinci menurut jenis kelamin, Laki-laki sebanyak 521 orang, dan Perempuan 360 orang. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebanyak 64 orang (6,77%) jika dibandingkan dengan jumlah pegawai pada tahun 2011 sebanyak 945 orang pegawai. 1.5 Dukungan Anggaran Pada tahun 2012 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mengelola APBN Sektoral (BA.018) sebesar Rp , terdiri dari Pagu APBN Awal Rp , Dana Kontingensi Rp , dan APBN-P Rp Anggaran tersebut dikelola oleh 442 Satker lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, terdiri dari: 3 Satker Pusat, 33 Satker Dinas Pertanian Provinsi, 32 Satker BPTPH, dan 374 Satker Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Selain anggaran sektoral (BA.018), juga mengelola anggaran yang bersumber dari anggaran subsidi berupa subsidi harga benih (BA ) Rp dan Cadangan Benih Nasional (BA ) Rp yang pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk Public Service Obligation (PSO) oleh PT Sang Hyang Seri dan PT Pertani. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 9

26 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, dan mengacu pada Rencana Strategis Kementerian Pertanian , maka Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah menyusun Rencana Strategis sesuai Tugas Pokok dan Fungsi yang menjadi tanggung jawab Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan merupakan penjabaran Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Arah Kebijakan, Program dan Kegiatan Pembangunan Tanaman Pangan yang akan dilaksanakan selama periode berdasarkan analisis strategis atas potensi, peluang, tantangan dan permasalahan termasuk isu strategis terkini yang dihadapi selama proses pembangunan sub sektor tanaman pangan lima tahun ke depan. Renstra tersebut berfungsi sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Penetapan Kinerja (PK) tahunan, serta arahan bagi Kerja Eselon II dan Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan maupun Stakeholder terkait dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembangunan tanaman pangan periode secara menyeluruh, terintegrasi, dan sinergis baik yang dibiayai melalui APBN maupun APBD dan sumber pendanaan lainnya Visi Visi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun , yaitu Terwujudnya Produksi Tanaman Pangan Yang Cukup dan Berkelanjutan Misi 1) Mewujudkan birokrasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang profesional dan berintegritas 2) Meningkatkan perluasan penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat dan berkelanjutan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 10

27 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun ) Mengembangkan sistem penyediaan benih yang efisien, efektif, dan berkelanjutan 4) Meningkatkan pengamanan produksi tanaman pangan berkelanjutan 5) Meningkatkan penanganan pascapanen tanaman pangan berkelanjutan 6) Mendorong peran serta instansi dan stakeholder terkait, serta masyarakat dalam pembangunan tanaman pangan yang berkelanjutan Tujuan 1) Meningkatkan produktivitas melalui peningkatan luas areal penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat dan berkelanjutan untuk peningkatan produksi dalam rangka mencapai ketahanan pangan 2) Menyelenggarakan sistem penyediaan benih tanaman pangan yang efisien dan berkelanjutan 3) Mengendalikan serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan dan Dampak Perubahan Iklim untuk meningkatkan kualitas hasil tanaman pangan 4) Meningkatkan penanganan pascapanen tanaman pangan 5) Menciptakan metoda pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih tanaman pangan 6) Menyediakan informasi dan menciptakan model peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan sebagai rujukan dalam pengamanan produksi tanaman pangan 7) Menyelenggarakan pelayanan teknis dan administrasi secara profesional dan berintegritas di lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Sasaran Pada periode pembangunan , pembangunan tanaman pangan diarahkan untuk mewujudkan swasembada padi dan jagung berkelanjutan, pencapaian swasembada kedelai tahun 2014, peningkatan diversifikasi pangan, dan peningkatan kesejahteraan petani dalam rangka mendukung Empat Sukses Pembangunan Pertanian Untuk mewujudkan sukses pembangunan tersebut, sasaran strategis pembangunan tanaman pangan tahun yang ditargetkan adalah mewujudkan pencapaian produksi komoditas utama tanaman Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 11

28 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 pangan secara berkelanjutan dalam rangka penyediaan kebutuhan nasional, mengamankan potensi kehilangan hasil akibat serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan dan terkena Dampak Perubahan Iklim, serta mengamankan kehilangan/susut hasil produksi. 1) Mewujudkan Pencapaian Produksi Komoditas Utama Tanaman Pangan Secara Berkelanjutan Dalam Rangka Penyediaan Kebutuhan Nasional Dalam rangka penyediaan kebutuhan nasional, serta mewujudkan swasembada padi dan jagung berkelanjutan, dan pencapaian swasembada kedelai pada tahun 2014, produksi padi, jagung dan kedelai pada periode ditargetkan meningkat dari tahun 2010 produksi padi sebesar 66,68 juta ton gabah kering giling (GKG), jagung 19,80 juta ton pipilan kering, dan kedelai 1,30 juta ton biji kering, pada tahun 2014 produksi padi menjadi 76,57 juta ton GKG, jagung 20,82 juta ton pipilan kering, dan kedelai 2,70 juta ton biji kering. Untuk mendukung terwujudnya pencapaian diversifikasi pangan, produksi komoditas utama tanaman pangan lainnya (selain padi, jagung dan kedelai) juga ditargetkan meningkat dari tahun 2010 produksi kacang tanah sebesar 882 ribu ton biji kering, kacang hijau 360 ribu ton biji kering, ubi kayu 22,25 juta ton umbi basah, dan ubi jalar 2,00 juta ton umbi basah, pada tahun 2014 produksi kacang tanah menjadi 1,30 juta ton biji kering, kacang hijau 430 ribu ton biji kering, ubi kayu 27,60 juta ton umbi basah, dan ubi jalar 2,60 juta ton umbi basah. 2) Mengamankan Potensi Kehilangan Hasil Akibat Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan dan Terkena Dampak Perubahan Iklim Kemampuan dalam menangani serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI) sangat berpengaruh dalam mendukung tercapainya target peningkatan produksi dan pencapaian swasembada pangan. Oleh sebab itu, diperlukan antisipasi dan pengendalian serangan OPT dan DPI pada pertanaman pangan sehingga dapat ditekan seminimal mungkin. Luas pertanaman pangan yang aman dari serangan OPT dan DPI terutama padi, jagung dan kedelai ditargetkan meningkat dari tahun 2010 sebesar 93,00% dari total luas pertanaman, menjadi 95,00% pada tahun 2014, atau terjadi penurunan luas serangan OPT dan DPI rata-rata sebesar 0,50% per tahun dari 7,00% pada tahun 2010 menjadi 5,00% tahun Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 12

29 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun ) Mengamankan Kehilangan/Susut Hasil Produksi Selain pengamanan produksi dari gangguan serangan OPT dan DPI, pencapaian target peningkatan produksi dan swasembada pangan juga dipengaruhi oleh kemampuan mengamankan potensi kehilangan/susut hasil produksi. Pengamanan potensi kehilangan/susut hasil produksi ditargetkan dapat menurunkan kehilangan/susut hasil produksi pada saat panen dan pascapanen padi rata-rata 1,51% per tahun, dari baseline 13,00% menjadi 6,98% pada tahun 2014, jagung 0,24% per tahun, dari 5,20% menjadi menjadi 4,25% tahun 2014, kedelai 0,63% per tahun, dari 15,50% menjadi 13,00% tahun 2014, kacang tanah 0,63% per tahun, dari 15,20% menjadi 14,20% tahun 2014, ubi kayu 0,50% per tahun, dari 12,25% menjadi 10,25%, dan ubi jalar 0,50% per tahun dari 18,00% menjadi 18,00% tahun Arah Kebijakan Arah Kebijakan Pembangunan Tanaman Pangan difokuskan pada upaya peningkatan produksi komoditas utama tanaman pangan, meliputi: 1) Peningkatan produksi padi dalam rangka swasembada berkelanjutan dan pencapaian surplus beras 10 juta ton pada tahun ) Peningkatan produksi jagung dalam rangka swasembada berkelanjutan 3) Peningkatan produksi kedelai dalam rangka pencapaian swasembada tahun ) Peningkatan produksi kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar untuk mendukung diversifikasi pangan dan industri 5) Pengembangan tanaman pangan alternatif (sorghum, gandum, hotong, ganyong, garut, talas, kacang koro) untuk memperkuat ketahanan pangan Program dan Kegiatan Mulai tahun 2011 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan hanya mengelola satu program, yaitu: Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan. Sasaran dari program ini dimaksudkan untuk mewujudkan produksi tanaman pangan yang cukup dan berkelanjutan melalui perluasan penerapan budidaya tanaman pangan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 13

30 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 yang tepat yang didukung oleh sistem penyediaan benih, pengamanan produksi, dan penanganan pascapanen yang efisien. Program pembangunan tahun 2011 tersebut terjadi perubahan dari tahun 2010 yang mengelola empat program, yaitu: (1) Program Pengembangan Agribisnis/Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk Pertanian, (2) Program Peningkatan Ketahanan Pangan, (3) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, dan (4) Program Penerapan Kepemerintahan Yang Baik. Perubahan tersebut sejalan dengan Restrukturisasi Program Pembangunan Pertanian Berbasis Kinerja sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing Eselon I lingkup Kementerian Pertanian. Bersamaan dengan perubahan program tersebut, juga dilakukan penyempurnaan kegiatan disesuaikan dengan susunan organisasi, tugas dan fungsi masingmasing unit kerja Eselon II lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Hal ini sesuai dengan pedoman Reformasi Perencanaan dan Penganggaran yang ditetapkan melalui Surat Edaran Bersama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor 0142/M.PPN/06/2009-SE1848/MK/2009 tanggal 19 Juni Atas dasar hal tersebut di atas, maka sejak tahun 2011 kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (1) Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia, (2) Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, (3) Pengembangan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan, (4) Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan dan Dampak Perubahan Iklim, (5) Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan, (6) Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih, (7) Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan, dan (8) Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya. 2.2 Rencana Kinerja Tahun 2012 Pembangunan tanaman pangan tahun 2012 merupakan kelanjutan dan penyempurnaan dari pelaksanaan program tahun sebelumnya dan merupakan rangkaian dalam mewujudkan sasaran strategis pembangunan tanaman pangan Operasional pelaksanaannya difokuskan pada peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai dalam rangka mewujudkan swasembada padi dan jagung berkelanjutan dan pencapaian swasembada kedelai tahun 2014, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 14

31 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 peningkatan produksi komoditas utama tanaman pangan lainnya (kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar, serta komoditas pangan lokal spesifik lokasi) dalam rangka mendukung diversifikasi pangan dan mendorong berkembangnya usaha agribisnis di perdesaan, serta peningkatan manajemen pembangunan dan peran serta instansi, stake holder terkait dan masyarakat. Sasaran produksi komoditas utama tanaman pangan tahun 2012 meliputi: padi 67,825 juta ton GKG, jagung 18,861 juta ton pipilan kering, kedelai 1,00 juta ton biji kering, kacang tanah 1,10 juta ton biji kering, kacang hijau 380 ribu ton biji kering, ubi kayu 24,00 juta ton umbi basah, dan ubi jalar 2,30 juta ton umbi basah. Pencapaian target produksi tersebut didukung oleh upaya pengamanan potensi kehilangan hasil akibat serangan OPT dan DPI dengan target minimal 94,00% luas areal tanaman pangan (terutama padi, jagung dan kedelai) aman dari gangguan OPT dan DPI, dan upaya pengamanan kehilangan/susut hasil produksi dengan target padi 1,53%, jagung 0,25%, dan kedelai 0,50%. 2.3 Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2012 Sebagai komitmen dalam pencapaian sasaran strategis pembangunan tanaman pangan, maka pada tahun 2012 telah ditetapkan target indikator kinerja sasaran strategis, meliputi: Mewujudkan Pencapaian Produksi Komoditas Utama Tanaman Pangan Secara Berkelanjutan Dalam Rangka Penyediaan Kebutuhan Nasional Indikator pencapaian sasaran strategis mewujudkan pencapaian produksi tanaman pangan secara berkelanjutan dalam rangka penyediaan kebutuhan nasional tahun 2012 meliputi: produksi padi sebesar 67,825 juta ton GKG, jagung 18,861 juta ton pipilan kering, kedelai 1,00 juta ton biji kering, kacang tanah 1,10 juta ton biji kering, kacang hijau 380 ribu ton biji kering, ubi kayu 24,00 juta ton umbi basah, dan ubi jalar 2,3 juta ton umbi basah. Sasaran produksi padi, jagung dan kedelai tahun 2012 seperti diuraikan di atas merupakan angka revisi dari sasaran Renstra awal berdasarkan hasil evaluasi capaian produksi tahun , permasalahan yang dihadapi, serta potensi yang dimiliki dengan tetap mempertimbangkan tercapainya swasembada berkelanjutan padi dan jagung, serta pencapaian swasembada kedelai tahun 2014 sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional ( ) dan Direktif Presiden. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 15

32 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Mengamankan Potensi Kehilangan Hasil Akibat Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan dan Terkena Dampak Perubahan Iklim Indikator pencapaian sasaran strategis mengamankan potensi kehilangan hasil akibat serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan dan Terkena Dampak Perubahan Iklim tahun 2012 ditargetkan tercapainya luas areal pertanaman padi, jagung dan kedelai yang aman dari gangguan OPT dan DPI minimal 94% dari total luas pertanaman Mengamankan Kehilangan/Susut Hasil Produksi Indikator pencapaian sasaran strategis mengamankan kehilangan/susut hasil produksi tahun 2012 ditargetkan dapat menurunkan tingkat kehilangan/susut hasil produksi pada proses panen dan pascapanen padi sebesar 1,53%, jagung 0,25%, dan kedelai 0,50%. Untuk mewujudkan pencapaian sasaran strategis pembangunan tanaman pangan tahun 2012 dilaksanakan program yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan dengan delapan kegiatan sesuai tugas dan fungsi masing-masing Kerja Eselon II dan Pelaksana Teknis lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Delapan kegiatan tersebut meliputi: 1. Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) padi ha (padi inbrida sawah ha, padi hibrida ha, padi lahan kering ha), SL-PTT jagung hibrida ha, dan optimalisasi pengembangan areal tanam jagung hibrida ha. 2. Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi SL-PTT kedelai ha, pengembangan kedelai model ha, pengembangan kacang tanah 100 ha, pengembangan ubi kayu 300 ha, dan pengembangan ubi jalar 850 ha. 3. Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan Penyaluran Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) padi ton, jagung hibrida ton, kedelai ton, pemberdayaan penangkar benih padi, jagung dan kedelai ha, optimalisasi Balai Benih/Seed Center 12 unit, perbanyakan benih sumber padi dan palawija 648 ha, operasional pengawasan dan sertifikasi mutu benih di 32 BPSBTPH. Selain itu, juga dialokasikan bantuan benih yang anggarannya bersumber dari APBN Subsidi (BA 999), meliputi: Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 16

33 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 penyaluran Subsidi Harga benih padi inbrida ton, jagung ton, kedelai ton, serta bantuan benih Cadangan Benih Nasional (CBN) padi ton, jagung ton, dan kedelai ton. 4. Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Ganguan OPT dan DPI Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) unit, Sekolah Lapangan Iklim (SL-Iklim) 130 unit, bantuan sarana pengendalian OPT berupa light trap unit, pestisida (padat/cair) boks dan kg/liter, dan seed treatment kg, operasional Brigade Proteksi Tanaman 86 unit, operasional petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP orang. 5. Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan Penyaluran bantuan sarana pascapanen padi paket (sabit bergerigi unit, paddy mower 904 unit, pedal thresher 506 unit, power thresher unit, combine harvester 711 unit, dan dryer 351 unit), jagung 15 paket (corn sheller 34 unit, dryer 1 unit), kedelai 125 paket (pedal thresher 14 unit, power thresher 67 unit, power thresher multiguna 100 unit, dryer 2 unit), ubi kayu 12 paket (alat pengungkit 90 unit, alat penyawut 24 unit, alat perajang 144 unit, dryer 6 unit, alat pengepres 18 unit), dan ubi jalar 10 paket (alat pengungkit 286 unit, alat penyawut 3 unit, alat perajang 28 unit, dryer 4 unit). 6. Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih Pengembangan metode pengujian mutu benih sebanyak 9 metode, penerapan sistem mutu laboratorium pengujian di 8 laboratorium, uji profisiensi laboratorium pengujian benih di 30 laboratorium, uji petik mutu benih yang beredar sebanyak 90 sampel. 7. Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Penggangggu Tumbuhan Penyebaran data dan informasi peramalan serangan OPT sebanyak 42 paket, pengembangan model teknologi pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT sebanyak 12 model, penerapan model peramalan OPT di 15 provinsi. 8. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Penyusunan dokumen manajemen perencanaan, keuangan, umum, serta evaluasi dan pelaporan (14 dokumen rancangan, 9 pedoman, dan 4 dokumen laporan), bantuan bencana alam dalam rangka pengamanan produksi 1 paket, dan bantuan modal untuk LM-3 tanaman pangan sebanyak 280 unit. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 17

34 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran kinerja dikelompokan berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring dengan kategori: (1) sangat berhasil: realisasi >100% dari target, (2) berhasil: realisasi % dari target, (3) cukup berhasil: realisasi 60-79% dari target, dan (4) kurang berhasil: realisasi <60% dari target. Pengukuran capaian sasaran kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2012 dilakukan dengan membandingkan realisasi masing-masing indikator kinerja utama sasaran strategis terhadap target yang telah ditetapkan. Realisasi indikator kinerja sasaran mewujudkan pencapaian produksi secara berkelanjutan dalam rangka penyediaan kebutuhan nasional diperoleh melalui hasil perhitungan perkalian angka luas panen dan produktivitas. Data luas panen dan produktivitas tersebut diperoleh melalui pengukuran dan pelaporan secara berjenjang dari tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan pusat/nasional. Status angka produksi tahun 2012 yang digunakan pada penyusunan LAKIP ini adalah Angka Ramalan II yang dirilis secara resmi oleh BPS-RI tanggal 1 Nopember Realisasi indikator kinerja sasaran mengamankan potensi kehilangan hasil akibat serangan OPT dan terkena DPI diperoleh melalui hasil perhitungan perbandingan luas pertanaman yang terkena serangan OPT Utama dan DPI (banjir dan kekeringan) menurut jenis komoditas dengan total luas pertanaman selama tahun bersangkutan. Data luas serangan OPT dan DPI diperoleh dari hasil pengamatan oleh petugas POPT tingkat kecamatan dan dilaporkan ke Koordinator POPT Kabupaten/Kota, selanjutnya disampaikan ke provinsi (BPTPH Provinsi), dan dari provinsi disampaikan ke pusat/ Direktorat Perlindungan Tanaman Ditjen Tanaman Pangan. Sedangkan realisasi indikator kinerja sasaran mengamankan kehilangan/susut hasil produksi dihitung melalui hasil perhitungan perkalian jumlah sarana pascapanen yang disalurkan dengan kapasitas penyelamatan hasil per jenis sarana pascapanen. Hasil penghitungan dibandingkan terhadap total produksi tahun yang bersangkutan. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 18

35 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Pencapaian Sasaran Strategis Tahun 2012 Berdasarkan Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2012, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah menetapkan pencapaian tiga belas target indikator kinerja utama sasaran strategis tahun Capaian indikator kinerja utama sasaran strategis tersebut sebagaimana Tabel 1 berikut. Tabel 1. Capaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2012 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Realisasi 1. Mewujudkan pencapaian produksi secara berkelanjutan dalam rangka penyediaan kebutuhan nasional 2. Mengamankan potensi kehilangan hasil akibat serangan OPT dan terkena DPI 3. Mengamankan kehilangan/susut hasil produksi Jumlah Produksi: % Capaian Kategori Capaian - Padi (ribu ton gabah kering giling) ,67 Sangat Berhasil - Jagung (ribu ton pipilan kering) ,53 Sangat Berhasil - Kedelai (ribu ton biji kering) ,32 Cukup Berhasil - Kacang Tanah (ribu ton biji kering) ,46 Cukup Berhasil - Kacang Hijau (ribu ton biji kering) ,87 Cukup Berhasil - Ubi Kayu (ribu ton umbi basah) ,71 Berhasil - Ubi Jalar (ribu ton umbi basah) ,00 Sangat Berhasil Luas Areal Tanaman Pangan yang Aman dari Gangguan Serangan OPT dan Terkena DPI: Total Padi, Jagung dan Kedelai (% thd. total luas tanam) 94,00 94,96 101,02 Sangat Berhasil - Padi (% thd. total luas tanam) 94,00 93,75 99,73 Berhasil - Jagung (% thd. total luas tanam) 94,00 98,51 104,80 Sangat Berhasil - Kedelai (% thd. total luas tanam) 94,00 98,51 104,80 Sangat Berhasil Penurunan Susut Hasil Produksi : - Padi (%) 1,53 0,47 30,72 Kurang Berhasil - Jagung (%) 0,25 0,012 4,80 Kurang Berhasil - Kedelai (%) 0,50 0,195 40,00 Kurang Berhasil Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 19

36 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Tahun Mewujudkan Pencapaian Produksi Komoditas Utama Tanaman Pangan Secara Berkelanjutan Dalam Rangka Penyediaan Kebutuhan Nasional Sasaran kinerja mewujudkan pencapaian produksi secara berkelanjutan dalam rangka penyediaan kebutuhan nasional terdiri dari tujuh indikator kinerja utama, meliputi produksi tujuh komoditas utama tanaman pangan. Hasil pengukuran capaian indikator kinerja sasaran ini adalah produksi padi, jagung, dan ubi jalar sangat berhasil, produksi ubi kayu berhasil, dan produksi kedelai, kacang tanah, kacang hijau cukup berhasil. Tabel 2. Capaian Sasaran Mewujudkan Pencapaian Produksi Secara Berkelanjutan Dalam Rangka Penyediaan Kebutuhan Nasional Tahun 2012 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Realisasi Mewujudkan pencapaian produksi secara berkelanjutan dalam rangka penyediaan kebutuhan nasional Jumlah Produksi: % Capaian Kategori Capaian - Padi (ribu ton gabah kering giling) ,67 Sangat Berhasil - Jagung (ribu ton pipilan kering) ,53 Sangat Berhasil - Kedelai (ribu ton biji kering) ,32 Cukup Berhasil - Kacang Tanah (ribu ton biji kering) ,46 Cukup Berhasil - Kacang Hijau (ribu ton biji kering) ,87 Cukup Berhasil - Ubi Kayu (ribu ton umbi basah) ,71 Berhasil - Ubi Jalar (ribu ton umbi basah) ,00 Sangat Berhasil Produksi Padi Berdasarkan Angka Ramalan II (ARAM II) BPS-RI, produksi padi tahun 2012 sebesar 68,956 juta ton gabah kering giling (GKG) atau mencapai 101,67% dari target 67,825 juta ton GKG (sangat berhasil). Dibandingkan dengan capaian produksi tahun 2011 dan rerata lima tahun terakhir ( ), produksi padi tahun 2012 mengalami peningkatan yang signifikan, meningkat 4,86% dari tahun 2011 dan 9,76% terhadap rerata produksi lima tahun terakhir. Bila dibandingkan dengan target produksi tahun 2014 sebesar 76,568 juta ton GKG, produksi padi tahun 2012 (ARAM II) telah mencapai 90,06%. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 20

37 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 Tabel 3. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Tahun 2012 Uraian Rerata ATAP Realisasi* 2012 Rerata % Capaian 2012 Thd. ATAP Produksi (000 Ton) ,76 104,86 101,67 90,06 Luas Panen (000 Ha) ,56 102,03 99,51 92,69 Produktivitas (Ku/Ha) 49,22 49,80 50,10 52,68 51,19 104,00 102,79 102,18 97,17 Keterangan: * Realisasi tahun 2012 berdasarkan ARAM II BPS-RI Produksi padi tahun 2012 setara dengan beras tersedia untuk konsumsi langsung/penduduk sebesar 38,769 juta ton. Bila dibandingkan dengan total kebutuhan konsumsi langsung penduduk sebesar 33,035 juta ton, terjadi surplus beras 5,734 juta ton, dengan indeks swasembada 117,36%. Dibandingkan dengan surplus beras tahun 2011 sebesar 3,923 juta ton, surplus beras tahun 2012 meningkat 1,810 juta ton (46,16%). Sedangkan bila dibandingkan dengan target surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014, capaian surplus beras tahun 2012 telah mencapai 57,34%. Tabel 4. Neraca Produksi dan Kebutuhan Beras Tahun 2012 Uraian Selisih (Absolut) (%) Produksi Padi (Ton GKG) ,87 Beras Tersedia Untuk Konsumsi Penduduk (Ton) ,87 Kebutuhan Beras Untuk Konsumsi Penduduk (Ton) ,03 Surplus/Defisit Beras (Ton) ,16 Indeks Swasembada (%) 111,87 117,36 5,49 4,91 Keterangan: Produksi padi tahun 2011 = ATAP, tahun 2012 = ARAM II BPS-RI Jumlah penduduk tahun 2011 = jiwa, tahun 2012 = jiwa Konsumsi beras perkapita tahun 2011= 137,06 kg, tahun 2012 = 135,01 kg Sementara itu, perkembangan produksi padi selama periode tahun menunjukan trend pertumbuhan yang positif, meningkat dari 57,157 juta ton GKG pada tahun 2007 menjadi 68,956 juta ton GKG tahun 2012, atau tumbuh rata-rata 3,86% setiap tahun dan pada tahun 2012 mencapai angka produksi yang tertinggi. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 21

38 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 Gambar 1. Trend Perkembangan Produksi Padi Tahun Keterangan: * Produksi padi tahun tahun 2012 = ARAM II BPS-RI Capaian produksi padi tahun 2012 disebabkan oleh meningkatnya produktivitas rata-rata 2,79% (1,39 ku/ha) dari 49,80 ku/ha tahun 2011 menjadi 51,19 ku/ha pada tahun 2012, serta peningkatan luas panen sebesar 2,03% ( ha) dari 13,204 juta ha tahun 2011 menjadi 13,472 juta ha pada tahun Peningkatan produktivitas padi tahun 2012 didukung oleh penggunaan benih unggul bersertifikat dan benih varietas produksi tinggi. Luas pertanaman padi yang menggunakan benih unggul bersertifikat mencapai 7,602 juta ha atau 55,93% dari total luas tanam 13,592 juta ha. Dari sisi kelompok varietasnya, penggunaan benih padi tahun 2012 sebagian besar menggunakan varietas yang memiliki potensi produksi tinggi (> 5 ton/ha). Sedangkan jenis varietasnya yang dominan meliputi: Ciherang (39,82%), IR-64 (11,82%), Mekongga (4,94%), Cigeulis (4,02%), dan Ciliwung (5,23%), dan sisanya adalah varietas unggul lain termasuk varietas lokal. Tabel 5. Sebaran Penggunaan Varietas Benih Padi Tahun 2012 Kelompok Varietas Luas Tanam (Ha) Porsi Terhadap Total Luas Tanam (%) Varietas Potensi Produksi Tinggi (VPT) : > 5 ton/ha ,45 Varietas Potensi Produksi Sedang (VPS) : 4-5 ton/ha ,67 Varietas Potensi Produksi Rendah (VPR) : <4 ton/ha ,88 Total Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 22

39 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 Peningkatan produktivitas padi tahun 2012 juga didukung oleh upaya penerapan teknologi budidaya pengelolaan tanaman terpadu (PTT) melalui pelaksanaan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) sebagai media pembelajaran para petani dalam penerapan teknologi budidaya tanaman yang tepat serta manajemen usaha tani. Luas areal SL-PTT padi tahun 2012 seluas 3,243 juta ha (padi inbrida 2,594 juta ha, padi hibrida ha, dan padi lahan kering ha) dengan jumlah kelompok tani pelaksana sebanyak kelompok. Produktivitas padi di lokasi SL-PTT rata-rata mencapai 58,16 ku/ha (padi inbrida 61,20 ku/ha, padi hibrida 72,00 ku/ha, padi lahan kering 35,00 ku/ha). Capaian produktivitas tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan produktivitas rata-rata nasional (ARAM II) dan mencapai di atas target yang ditetapkan. Dari total realisasi tanam SL-PTT padi seluas 3,243 juta ha dan produktivitas rata-rata 58,16 ku/ha, dihasilkan produksi padi sebanyak 18,863 juta ton GKG atau berkontribusi sebesar 27,35% terhadap total produksi padi nasional (ARAM II). Tabel 6. Capaian Produktivitas SL-PTT Padi Tahun 2012 Komoditi Rerata Nasional (ARAM II) Produktivitas (Ku/Ha) Sasaran SL-PTT Realisasi % Capaian Realisasi Rerata Nasional (ARAM II) Sasaran Padi Inbrida 52,85 57,70 61,02 115,46 105,75 Padi Hibrida 52,85 66,38 72,00 136,23 108,47 Padi Lahan Kering 33,29 34,21 35,00 105,14 102,31 Faktor lainnya yang berkontribusi dalam peningkatan produktivitas padi adalah upaya pengamanan pertanaman dari gangguan serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI). Pada tahun 2012 total luas pertanaman padi yang terkena serangan OPT dan DPI seluas ha atau 6,25% dari total luas tanam 13,592 juta ha. Hal ini berarti total pertanaman padi yang aman dari gangguan OPT dan DPI seluas 12,743 juta ha (93,75% dari total luas tanam). Jenis OPT utama yang menyerang tanaman padi tahun 2012 meliputi penggerek batang, wereng batang coklat (WBC), tikus, tungro, blas, kresek, dan ulat grayak. Bila dibandingkan dengan tahun 2011 luas pertanaman padi yang terkena OPT dan DPI tahun 2012 turun sebesar 2,18% dari 8,43% tahun 2011 menjadi 6,25% tahun Begitu juga luas pertanaman yang puso turun 0,64% dari 0,92% tahun 2011 menjadi 0,28% tahun Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 23

40 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 Peningkatan produktivitas padi tahun 2012 juga didukung oleh upaya pengamanan hasil pada proses panen dan pascapanen melalui fasilitasi bantuan sarana pascapanen yang telah menurunkan susut hasil padi sebesar 0,47% atau setara dengan mengamankan produksi sebanyak 324 ribu ton GKG. Capaian tersebut meningkat 0,28% bila dibandingkan dengan penurunan susut hasil yang dicapai pada tahun 2011 sebesar 0,19%. Selain faktor peningkatan produktivitas tersebut di atas, capaian produksi padi tahun 2012 (ARAM II) juga disebabkan oleh meningkatnya luas panen 2,03% ( ha). Peningkatan luas panen terutama disebabkan oleh peningkatan indeks pertanaman (IP), serta dukungan perluasan lahan/cetak sawah, optimalisasi pemanfaatan lahan, dan perbaikan jaringan irigasi/jitut/jides yang difasilitasi oleh APBN Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, dan dukungan rehabilitasi jaringan irigasi (primer dan sekunder) yang difasilitasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum. Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan tahun 2012 dalam rangka mendukung pencapaian produksi padi meliputi: penyaluran bantuan benih (Bantuan Langsung Benih Unggul, Subsidi Harga Benih, Cadangan Benih Nasional), pemberdayaan penangkar benih, perbanyakan benih sumber/operasional balai benih, operasional pengawasan dan sertifikasi mutu benih, perancangan/pengembangan metode pengujian mutu benih, penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih, uji profisiensi laboratorium pengujian benih, pengujian mutu benih yang beredar di pasar bebas, Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT), Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT), Sekolah Lapangan Iklim, bantuan sarana pengendalian OPT (light trap, pestisida padat/cair, seed treatment), operasional Brigade Proteksi Tanaman, operasional petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP, perancangan model peramalan OPT, penerapan/pengembangan model peramalan OPT, penyebaran data dan informasi peramalan serangan OPT, serta fasilitasi bantuan sarana panen dan pascapanen (sabit bergerigi, paddy mower, thresher, combine harvester, dan alat pengering/dryer). Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 24

41 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 Realisasi kegiatan dalam mendukung pencapaian produksi padi tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 7 berikut. Tabel 7. Realisasi Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Padi Tahun 2012 Kegiatan Satuan Realisasi % Capaian Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU): Ton ,98 - Padi Inbrida Ton ,80 - Padi Hibrida Ton ,63 - Padi Lahan Kering Ton ,62 Pemberdayaan Penangkar Benih Ha ,27 Perbanyakan Benih Sumber Ha ,80 Subsidi Harga Benih Padi Inbrida Ton ,47 Cadangan Benih Nasional (CBN) Ton ,57 - Padi Inbrida Ton ,80 - Padi Hibrida Ton ,87 Optimalisasi Prosesing Benih ,67 Perancangan Metode Pengujian Mutu Benih Metode 9 9 Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu: Ha ,33 - Padi Inbrida Sawah Ha ,00 - Padi Hibrida Ha ,64 - Padi Lahan Kering Ha ,17 Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu ,37 Sekolah Lapangan Iklim Sarana Pengendalian OPT: - Light Trap Pestisida (Padat/Cair) Kg/Ltr Pestisida (Padat/Cair) Boks Seed Treatment Kg Operasional Brigade Proteksi Tanaman Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP Orang Perancangan Model Peramalan OPT Model Penerapan/Pengembangan Model Peramalan OPT Provinsi Penyebaran Data dan Informasi Peramalan Serangan OPT Paket Sarana Pascapanen: - Sabit Bergerigi Paddy Mower Pedal Thresher Power Thresher Combine Harvester Dryer Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 25

42 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Produksi Jagung Produksi jagung tahun 2012 (ARAM II) mencapai 18,962 juta ton pipilan kering atau 100,53% dari target 18,861 juta ton pipilan kering (sangat berhasil). Dibandingkan dengan capaian produksi tahun 2011 dan rerata lima tahun terakhir ( ), produksi jagung tahun 2012 meningkat cukup signifikan sebesar 7,48% dari tahun 2011 dan 3,95% terhadap rerata lima tahun terakhir. Bila dibandingkan dengan target produksi tahun 2014 sebesar 20,823 juta ton pipilan kering, produksi jagung tahun 2012 (ARAM II) telah mencapai 91,06%. Tabel 8. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Jagung Tahun 2012 Uraian Rerata ATAP Realisasi* 2012 Rerata % Capaian 2012 Thd. ATAP Produksi (000 Ton) ,95 107,48 100,53 91,06 Luas Panen (000 Ha) ,23 102,64 99,90 95,57 Produktivitas (Ku/Ha) 42,05 45,65 47,50 50,16 47,80 113,67 104,71 100,63 95,30 Keterangan: * Realisasi tahun 2012 berdasarkan ARAM II BPS-RI Bila dibandingkan dengan total kebutuhan jagung dalam negeri sebesar 16,097 juta ton pipilan kering, capaian produksi jagung tahun 2012 menunjukan surplus sebanyak 3,280 juta ton pipilan kering, dengan indeks swasembada mencapai 117,80%. Sedangkan bila dibandingkan dengan surplus jagung tahun 2011 sebesar 2,371 juta ton, capaian surplus jagung tahun 2012 meningkat sebanyak 2,181 juta ton (38,31%). Tabel 9. Neraca Produksi dan Kebutuhan Jagung Tahun 2012 Uraian Selisih (Absolut) (%) Produksi Jagung (Ton Pipilan Kering) ,47 Kebutuhan (Ton Pipilan Kering) ,64 Surplus/Defisit (Ton Pipilan Kering) ,31 Indeks Swasembada (%) 115,52 117,80 2,28 1,97 Keterangan: Produksi jagung tahun 2011 = ATAP, tahun 2012 = ARAM II BPS-RI Jumlah penduduk tahun 2011 = jiwa, tahun 2012 = jiwa Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 26

43 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 Perkembangan produksi jagung selama periode tahun menunjukan trend pertumbuhan yang positif, meningkat dari 13,289 juta ton pipilan kering pada tahun 2007 menjadi 18,962 juta ton pipilan kering tahun 2012 atau tumbuh ratarata 7,71% per tahunnya dan pada tahun 2012 mencapai angka produksi yang tertinggi. Gambar 2. Trend Perkembangan Produksi Jagung Tahun Keterangan: *) Produksi jagung tahun 2012 = ARAM II BPS-RI Capaian produksi jagung tahun 2012 disebabkan oleh kenaikan produktivitas ratarata 4,71% (2,15 ku/ha) dari 45,65 ku/ha tahun 2011 menjadi 47,80 ku/ha tahun 2012, dan peningkatan luas panen 2,64% ( ha) dari 3,865 juta ha tahun 2011 menjadi juta ha tahun Peningkatan produktivitas jagung tahun 2012 didukung oleh penggunaan benih unggul bersertifikat, dan varietas benih produksi tinggi (terutama hibrida). Luas pertanaman jagung yang menggunakan benih unggul bersertifikat mencapai 2,450 juta ha atau 61,20% dari total luas tanam 4,003 juta ha. Berdasarkan kelompok varietasnya, sebagian besar menggunakan varietas yang memiliki potensi produksi tinggi (> 8 ton/ha). Sedangkan dari jenis varietasnya yang dominan meliputi: BISI-2 (16,61%), P-1 (13,93%), Bisma (6,33%), BISI-16 (3,49%) dan BISI-816 (1,57%), selebihnya merupakan varietas unggul lainnya. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 27

44 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 Tabel 10. Sebaran Penggunaan Varietas Benih Jagung Tahun 2012 Luas Tanam (Ha) Kelompok Varietas Varietas Potensi Produksi Tinggi (VPT) : > 8 ton/ha Porsi Terhadap Total Luas Tanam (%) ,12 Varietas Potensi Produksi Sedang (VPS) : 6-8 ton/ha ,41 Varietas Potensi Produksi Rendah (VPR) : <6 ton/ha , Total Peningkatan produktivitas jagung tahun 2012 juga didukung penerapan teknologi budidaya pengelolaan tanaman terpadu (PTT) melalui pelaksanaan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) jagung hibrida seluas ha. Sebagai media proses pembelajaran dan pemberdayaan petani, jumlah kelompok yang melaksanakan dan menerima manfaat SL-PTT jagung tahun 2012 sebanyak kelompok (@ 15 ha per kelompok) telah mampu meningkatkan pemahaman penerapan teknologi budidaya tanaman terpadu dan menajemen usaha tani. Hal tersebut tercermin dengan terjadinya peningkatan produktivitas di lokasi SL-PTT rata-rata mencapai 53,76 ku/ha, lebih tinggi dibandingkan dengan produktivitas rata-rata nasional (ARAM II), namun belum mencapai target yang ditetapkan. Dari total realisasi tanam SL-PTT jagung hibrida seluas ha dan produktivitas rata-rata 53,76 ku/ha, dihasilkan produksi sebanyak juta ton pipilan kering atau berkontribusi sebesar 5,59% terhadap total produksi jagung nasional (ARAM II). Tabel 11. Capaian Produktivitas SL-PTT Jagung Tahun 2012 Produktivitas (Ku/Ha) Komoditi Jagung Hibrida % Capaian Provitas SL-PTT Thd. SL-PTT Rerata Nasional (ARAM II) Sasaran 47,80 65,00 Realisasi Rerata Nasional (ARAM II) Sasaran 53,76 112,47 82,71 Belum tercapainya produktivitas jagung di lokasi SL-PTT disebabkan antara lain: belum semua komponen teknologi anjuran dipahami dan diterapkan secara penuh oleh petani karena terbatasnya modal petani, fasilitasi paket bantuan masih terbatas di lokasi Laboratorium Lapangan (LL=1ha per unit), sedangkan di luar LL hanya dibantu benih saja, kurangnya intensitas pengawalan dan pendampingan, kajian kebutuhan dan peluang (KKP) belum dilaksanakan sepenuhnya pada setiap Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 28

45 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 lokasi SL, serta penetapan paket teknologi anjuran belum sepenuhnya berdasarkan hasil analisis kondisi dan potensi lapangan (PRA). Faktor pendukung lainnya yang berkontribusi dalam peningkatan produktivitas jagung adalah upaya pengamanan pertanaman dari gangguan serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI). Pada tahun 2012 total luas pertanaman jagung yang terkena serangan OPT dan DPI seluas ha atau 1,49% dari total luas tanam 4,003 juta ha. Hal ini berarti total pertanaman jagung yang aman dari gangguan OPT dan DPI seluas juta ha (98,51% dari total luas tanam). Jenis OPT utama yang menyerang tanaman jagung tahun 2012 meliputi: lalat bibit, penggerek batang, bulai, tikus, penggerek tongkol, ulat grayak, dan hawar daun. Bila dibandingkan dengan tahun 2011 luas pertanaman jagung yang terkena OPT dan DPI tahun 2012 turun sebesar 0,33% dari 1,82% tahun 2011 menjadi 1,49% tahun Begitu juga luas pertanaman yang puso turun 0,09% dari 0,20% tahun 2011 menjadi 0,11% tahun Peningkatan produktivitas jagung tahun 2012 juga didukung oleh upaya pengamanan hasil pada proses panen dan pascapanen yang difasilitasi melalui bantuan sarana pascapanen jagung sebanyak 15 paket telah menurunkan susut hasil jagung sebesar 0,012% atau setara dengan mengamankan produksi sebanyak ribu ton pipilan kering. Selain peningkatan produktivitas, capaian produksi jagung tahun 2012 (ARAM II) juga disebabkan oleh meningkatnya luas panen 2,64% ( ha). Peningkatan luas panen jagung terutama didukung oleh upaya optimalisasi pengembangan areal tanam jagung hibrida seluas ha. Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan tahun 2012 dalam mendukung pencapaian produksi jagung meliputi: penyaluran bantuan benih (BLBU, Subsidi Harga Benih, CBN), pemberdayaan penangkar benih, perbanyakan benih sumber/operasional balai benih, operasional pengawasan dan sertifikasi mutu benih, perancangan/pengembangan metode pengujian mutu benih, penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih, uji profisiensi laboratorium pengujian benih, pengujian mutu benih yang beredar di pasar bebas, SL-PTT, SL-PHT, bantuan sarana pengendalian OPT (pestisida padat/cair, seed treatment), operasional Brigade Proteksi Tanaman, operasional petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP, perancangan model peramalan OPT, penerapan/pengembangan model peramalan OPT, penyebaran data dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 29

46 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 informasi peramalan serangan OPT, serta fasilitasi bantuan sarana panen dan pascapanen (alat pemipil/corn sheller, dan alat pengering/dryer). Realisasi kegiatan dalam mendukung pencapaian produksi jagung tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 12 berikut. Tabel 12. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Jagung Tahun 2012 Kegiatan Bantuan Langsung Benih Unggul (Jagung Hibrida) Pemberdayaan Penangkar Benih Perbanyakan Benih Sumber Subsidi Harga Benih: - Jagung Hibrida - Jagung Komposit Cadangan Benih Nasional (CBN): - Jagung Hibrida - Jagung Komposit Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu Optimalisasi Pengembangan Areal Tanam Jagung Hibrida Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu Sarana Pengendalian OPT: - Pestisida (Padat/Cair) - Seed Treatment Operasional Brigade Proteksi Tanaman Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP Penyebaran Data dan Informasi Peramalan Serangan OPT Sarana Pascapanen: - Alat Pemipil Jagung/Corn Sheller - Alat Pengering/Dryer Realisasi Ton Ha Ha Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ha Ha % Capaian 99,02 81,57 81,28 12,31 7,98 23,11 17,27 18,00 16,05 98,52 99,45 Kg/Ltr Kg Orang Paket Satuan Produksi Kedelai Produksi kedelai tahun 2012 (ARAM II) sebesar 783 ribu ton biji kering atau mencapai 78,32% dari target 1,00 juta ton biji kering (cukup berhasil). Bila dibandingkan dengan produksi tahun 2011 dan rerata lima tahun terakhir ( ), produksi kedelai tahun 2012 turun sebesar 7,99% dari tahun 2011 dan turun 4,51% terhadap rerata lima tahun terakhir. Sedangkan bila dibandingkan dengan target produksi tahun 2014 sebesar 2,70 juta ton biji kering, produksi kedelai tahun 2012 (ARAM II) mencapai 29,01%. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 30

47 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 Tabel 13. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Kedelai Tahun 2012 Rerata Uraian ATAP Realisasi* 2012 % Capaian 2012 Thd. Rerata ATAP Produksi (000 Ton) ,49 92,01 78,32 29,01 Luas Panen (000 Ha) ,29 91,64 79,39 36,99 Produktivitas (Ku/Ha) 13,42 13,68 13,92 17,52 13,73 102,31 100,37 98,64 78,37 Keterangan: * Realisasi tahun 2012 berdasarkan ARAM II BPS-RI Bila dibandingkan dengan total kebutuhan kedelai dalam negeri rata-rata sebesar 2,283 juta ton, capaian produksi kedelai tahun 2012 sebesar 783 ribu ton biji kering masih terjadi defisit sebanyak 1,499 juta ton, atau baru mencapai indeks swasembada 34,30%. Tabel 14. Neraca Produksi dan Kebutuhan Kedelai Tahun 2012 Uraian 2011 Selisih (Absolut) Produksi Kedelai (Ton Biji Kering) (%) ,00 Kebutuhan (Ton Biji Kering) ,59 Surplus/Defisit (Ton Biji Kering) ,03 40,12 34,30-5,82-14,51 Indeks Swasembada (%) Keterangan: Produksi kedelai tahun 2011 = ATAP, tahun 2012 = ARAM II BPS-RI Jumlah penduduk tahun 2011 = jiwa, tahun 2012 = jiwa Meskipun capaian produksi kedelai tahun 2012 (ARAM II) mengalami penurunan dari tahun 2011, namun demikian perkembangan produksi kedelai selama periode tahun masih menunjukan trend pertumbuhan yang positif, meningkat dari 593 ribu ton pipilan kering pada tahun 2007 menjadi 783 ribu ton pipilan kering tahun 2012 atau rata-rata tumbuh sebesar 35,47% per tahun. Namun pertumbuhannya masih berfluktuasi, meningkat cukup tajam pada periode tahun , dan mengalami penurunan tahun Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 31

48 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 Gambar 3. Trend Perkembangan Produksi Kedelai Tahun Keterangan: *) Produksi kedelai tahun 2012 = ARAM II BPS-RI Capaian produksi kedelai tahun 2012 terutama disebabkan oleh menurunnya luas panen yang cukup luas mencapai ha (8,32%) dari ha tahun 2011 menjadi ha pada tahun 2012, sedangkan produktivitas naik rata-rata 0,37% (0,05 ku/ha) dari 13,68 ku/ha tahun 2011 menjadi 13,73 ku/ha tahun Namun demikian, kenaikan produktivitas tersebut belum mampu menutupi penurunan produksi akibat penurunan luas panen. Penurunan luas panen kedelai tahun 2012 (ARAM II) akibat menurunnya luas tanam yang disebabkan beberapa faktor, antara lain: terbatasnya lahan untuk perluasan areal, terbatasnya akses petani terhadap sumber permodalan dan tekhnologi budidaya, persaingan dengan komoditas lain yang lebih kompetitif (padi, jagung, komoditas lainnya), rendahnya keuntungan petani dibanding komoditas lain, jaminan pemasaran hasil yang kurang kondusif, harga kedelai impor yang lebih murah, dan resiko kegagalan usaha tani kedelai lebih besar karena lebih rentan terhadap serangan OPT dan DPI yang mengakibatkan kurangnya minat petani untuk menanam kedelai. Sedangkan peningkatan produktivitas kedelai tahun 2012 didukung oleh penggunaan benih unggul bersertifikat, dan varietas benih produksi tinggi. Luas pertanaman kedelai yang menggunakan benih unggul bersertifikat mencapai ha atau 64,15% dari total luas tanam ha. Berdasarkan kelompok varietasnya, sebagian besar telah menggunakan varietas yang memiliki potensi produksi tinggi (> 1,5 ton/ha). Sedangkan dari jenisnya varietas yang dominan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 32

49 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 meliputi: Wilis (27,94%), Anjasmoro (18,76%), Grobogan (16,15%), Baluran (2,33%) dan Orba (1,46%), selebihnya merupakan varietas unggul lainnya. Tabel 15. Sebaran Penggunaan Varietas Benih Kedelai Tahun 2012 Luas Tanam (Ha) Kelompok Varietas Porsi Terhadap Total Luas Tanam (%) Varietas Potensi Produksi Tinggi (VPT) : > 1,5 ton/ha ,28 Varietas Potensi Produksi Sedang (VPS) : 1,2-1,5 ton/ha ,08 Varietas Potensi Produksi Rendah (VPR) : < 1,2 ton/ha , Total Peningkatan produktivitas kedelai tahun 2012 juga didukung penerapan teknologi budidaya pengelolaan tanaman terpadu (PTT) melalui pelaksanaan SL-PTT kedelai seluas ha dengan kelompok tani pelaksana sebanyak kelompok, dan pengembangan kedelai model seluas ha. Produktivitas kedelai di lokasi SL-PTT rata-rata 16,89 ku/ha, lebih tinggi dari produktivitas ratarata nasional (ARAM II) dan mencapai target yang ditetapkan. Dari total realisasi tanam SL-PTT kedelai seluas ha dan produktivitas rata-rata 16,89 ku/ha dihasilkan produksi sebanyak ton biji kering atau berkontribusi sebesar 70,61% terhadap total produksi kedelai nasional (ARAM II). Tabel 16. Capaian Produktivitas SL-PTT Kedelai Tahun 2012 Produktivitas (Ku/Ha) Komoditi Kedelai % Capaian Provitas SL-PTT Thd. SL-PTT Rerata Nasional (ARAM II) Sasaran 13,73 16,00 Realisasi Rerata Nasional (ARAM II) Sasaran 16,89 123,02 105,56 Faktor lain yang berkontribusi dalam peningkatan produktivitas kedelai adalah upaya pengamanan pertanaman dari gangguan serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI). Pada tahun 2012 pertanaman kedelai yang terkena serangan OPT dan DPI seluas ha atau 1,49% dari total luas tanam ha. Dengan demikian pertanaman kedelai yang aman dari gangguan OPT dan DPI seluas ha (98,51% dari total luas tanam). Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 33

50 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 Jenis OPT utama yang menyerang tanaman kedelai tahun 2012 meliputi: penggerek polong, lalat kacang, ulat grayak, tikus, penggulung daun, dan ulat jengkal. Dibandingkan dengan tahun 2011 luas pertanaman kedelai yang terkena OPT dan DPI tahun 2012 turun sebesar 1,51% dari 3,00% tahun 2011 menjadi 1,49% tahun Begitu juga luas pertanaman yang puso turun 0,35% dari 0,59% tahun 2011 menjadi 0,24% tahun Selain faktor-faktor pendukung di atas, peningkatan produktivitas kedelai tahun 2012 juga didukung oleh upaya pengamanan hasil pada proses panen dan pascapanen yang mampu menurunkan susut hasil kedelai sebesar 0,195% atau setara dengan mengamankan produksi sebanyak ribu ton biji kering. Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan tahun 2012 dalam mendukung pencapaian produksi kedelai meliputi: penyaluran bantuan benih (BLBU, Subsidi Harga Benih, CBN), pemberdayaan penangkar benih, perbanyakan benih sumber/operasional balai benih, operasional pengawasan dan sertifikasi mutu benih, perancangan/pengembangan metode pengujian mutu benih, penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih, uji profisiensi laboratorium pengujian benih, pengujian mutu benih yang beredar di pasar bebas, SL-PTT, SL-PHT, bantuan sarana pengendalian OPT (pestisida padat/cair, seed treatment), operasional Brigade Proteksi Tanaman, operasional petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP, perancangan model peramalan OPT, penerapan/pengembangan model peramalan OPT, penyebaran data dan informasi peramalan serangan OPT, serta fasilitasi bantuan sarana panen dan pascapanen (pedal thresher, power thresher, power thresher multiguna, dan alat pengering/dryer). Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 34

51 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 Realisasi kegiatan dalam mendukung pencapaian produksi kedelai tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 17 berikut. Tabel 17. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Kedelai Tahun 2012 Kegiatan Satuan Realisasi % Capaian Bantuan Langsung Benih Unggul Ton ,18 Pemberdayaan Penangkar Benih Ha ,28 Perbanyakan Benih Sumber Ha ,61 Subsidi Harga Benih Ton ,45 Cadangan Benih Nasional (CBN) Ton ,72 Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu Ha ,54 Pengembangan Kedelai Model Ha ,22 Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu: , Sarana Pengendalian OPT: - Pestisida (Padat/Cair) Kg/Ltr - Seed Treatment Kg Operasional Brigade Proteksi Tanaman Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP Orang Penyebaran Data dan Informasi Peramalan Serangan OPT Paket Sarana Pascapanen: Pedal Thresher Power Thresher Power Thresher Multiguna Alat Pengering/Dryer Produksi Kacang Tanah Produksi kacang tanah tahun 2012 (ARAM II) sebesar 709 ribu ton biji kering atau mencapai 64,46% dari target 1,10 juta ton biji kering (cukup berhasil). Bila dibandingkan dengan produksi tahun 2011, produksi kacang tanah tahun 2012 meningkat sebesar 2,57%, namun dibandingkan rerata produksi lima tahun terakhir ( ) mengalami penurunan sebesar 6,89%. Sedangkan bila dibandingkan dengan target produksi tahun 2014 sebesar 1,30 juta ton biji kering, produksi kacang tanah tahun 2012 (ARAM II) mencapai 54,54%. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 35

52 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 Tabel 18. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Kacang Tanah Tahun 2012 Uraian Rerata ATAP Realisasi* Rerata % Capaian 2012 Thd. ATAP Produksi (000 Ton) ,11 102,57 64,46 54,54 Luas Panen (000 Ha) ,32 104,17 71,52 64,84 Produktivitas (Ku/Ha) 12,37 12,81 14,00 15,00 90,14 84,13 12,62 102,02 98,52 Keterangan: * Realisasi tahun 2012 berdasarkan ARAM II BPS-RI Perkembangan produksi kacang tanah selama periode tahun cenderung berfluktuasi dan mengalami penurunan, dari 789 ribu ton biji kering tahun 2007 menjadi 709 ribu ton biji kering tahun 2012 atau turun rata-rata 1,99% per tahun. Pada periode produksi kacang tanah cenderung stagnan, rata-rata pada kisaran 779 ribu ton biji kering, tahun 2011 turun menjadi 691 ribu ton biji kering dan meningkat lagi pada tahun 2012 menjadi 709 ribu ton biji kering. Menurunnya produksi kacang tanah pada dua tahun terakhir ( ) dibanding periode sebelumnya antara lain disebabkan berkurangnya dukungan fasilitasi kegiatan dan anggaran APBN, penerapan teknologi budidaya yang belum optimal, serta masih terbatasnya penanganan panen dan pascapanen. (Ribu Ton Biji Kering) Gambar 4. Trend Perkembangan Produksi Kacang Tanah Tahun Keterangan: *) Produksi kacang tanah tahun 2012 = ARAM II BPS-RI Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 36

53 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 Capaian produksi kacang tanah tahun 2012 terutama disebabkan oleh meningkatnya luas panen seluas ha (4,17%) dari ha tahun 2011 menjadi ha tahun 2012 yang didukung oleh upaya pengembangan kacang tanah pada areal seluas 100 ha dan peningkatan indeks pertanaman (IP) pada areal pertanaman eksisting. Sedangkan produktivitas mengalami penurunan rata-rata 1,48% (0,19 ku/ha) dari 12,81 ku/ha tahun 2011 menjadi 12,62 ku/ha tahun 2012 yang antara lain disebabkan oleh penerapan teknologi budidaya yang belum optimal, serta masih terbatasnya penanganan panen dan pascapanen. Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan dalam mendukung pencapaian produksi kacang tanah tahun 2012 meliputi: pengembangan areal tanam, pemberdayaan penangkar benih, perbanyakan benih sumber/operasional balai benih, operasional pengawasan dan sertifikasi mutu benih oleh BPSBTPH, operasional Brigade Proteksi Tanaman, serta operasional petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP. Realisasi kegiatan dalam mendukung pencapaian produksi kacang tanah tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 19 berikut. Tabel 19. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Kacang Tanah Tahun 2012 Kegiatan Satuan Realisasi % Capaian Perbanyakan Benih Sumber Ha ,56 Pengembangan Areal Tanam Kacang Tanah Ha Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu Operasional Brigade Proteksi Tanaman Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP Orang Produksi Kacang Hijau Produksi kacang hijau tahun 2012 (ARAM II) sebesar 296 ribu ton biji kering atau mencapai 75,87% dari target 390 ribu ton biji kering (cukup berhasil). Bila dibandingkan dengan produksi tahun 2011 dan rerata lima tahun terakhir ( ), produksi kacang hijau tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 13,31% dari tahun 2011 dan turun 5,65% terhadap rerata lima tahun terakhir. Sedangkan bila dibandingkan dengan target produksi tahun 2014 sebesar 410 ribu ton biji kering, produksi kacang hijau tahun 2012 (ARAM II) telah mencapai 72,17%. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 37

54 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 Tabel 20. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Kacang Hijau Tahun 2012 Uraian Rerata ATAP Realisasi* 2012 % Capaian 2012 Thd. Rerata ATAP Produksi (000 Ton) ,35 86,69 75,87 72,17 Luas Panen (000 Ha) ,97 85,47 78,06 74,34 Produktivitas (Ku/Ha) 10,98 11,48 11,98 12,58 11,65 106,09 101,48 97,25 92,61 Keterangan: * Realisasi tahun 2012 berdasarkan ARAM II BPS-RI Perkembangan produksi kacang hijau selama periode tahun cenderung berfluktuasi dan mengalami penurunan dari 322 ribu ton biji kering tahun 2007 menjadi 296 ribu ton biji kering tahun 2012 atau turun rata-rata 1,12% per tahun. Pada periode tahun produksi kacang hijau cenderung stagnan, rata-rata pada kisaran 312 ribu ton biji kering, tahun 2010 turun menjadi 292 ribu ton biji kering, tahun 2011 naik signifikan menjadi 341ribu ton biji kering dan tahun 2012 kembali menurun menjadi 296 ribu ton biji kering. (Ribu Ton Biji Kering) Gambar 5. Trend Perkembangan Produksi Kacang Hijau Tahun Keterangan: *) Produksi kacang hijau tahun 2012 = ARAM II BPS-RI Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 38

55 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 Capaian produksi kacang hijau tahun 2012 disebabkan oleh menurunnya luas panen yang cukup luas mencapai ha (14,53%) dari ha pada tahun 2011 menjadi ha tahun 2012 yang antara lain dipengaruhi oleh persaingan dengan komoditi lain, belum adanya kebijakan harga yang memadai, serta tidak adanya jaminan pemasaran. Sedangkan produktivitas meningkat ratarata 0,17% (1,48 ku/ha) dari 11,48 ku/ha tahun 2011 menjadi 11,65 ku/ha tahun 2012, namun capaiannya masih di bawah target yang antara lain disebabkan oleh penerapan teknologi yang belum optimal serta penanganan panen dan pascapanen yang masih terbatas. Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan dalam mendukung pencapaian produksi kacang hijau tahun 2012 meliputi: perbanyakan benih sumber/operasional balai benih, operasional pengawasan dan sertifikasi mutu benih oleh BPSBTPH, SL-PHT, operasional Brigade Proteksi Tanaman, dan operasional petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP. Realisasi kegiatan dalam mendukung pencapaian produksi kacang tanah tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 21 berikut. Tabel 21. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Kacang Hijau Tahun 2012 Kegiatan Satuan Realisasi % Capaian Perbanyakan Benih Sumber Ha ,07 Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu 5 5 Operasional Brigade Proteksi Tanaman Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP Orang Produksi Ubi Kayu Produksi ubi kayu tahun 2012 (ARAM II) sebesar 22,678 juta ton umbi basah atau mencapai 90,71% dari target 25,00 juta ton umbi basah (berhasil). Bila dibandingkan dengan produksi tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 5,68%, namun bila dibandingkan terhadap rerata lima tahun terakhir ( ) meningkat sebesar 1,47%. Sedangkan bila dibandingkan dengan target produksi tahun 2014 sebesar 27,60 juta ton umbi basah, produksi ubi kayu tahun 2012 (ARAM II) telah mencapai 82,17%. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 39

56 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 Tabel 22. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Ubi Kayu Tahun 2012 Uraian Produksi (000 Ton) Luas Panen (000 Ha) Produktivitas (Ku/Ha) Rerata ATAP Realisasi* 2012 % Capaian 2012 Thd. Rerata ATAP ,47 94,32 90,71 82, ,85 94,27 90,37 80,94 187,81 202,96 202,30 200,00 203,06 108,12 100,05 100,38 101, Keterangan: * Realisasi tahun 2012 berdasarkan ARAM II BPS-RI Meskipun pada tahun 2012 produksi ubi kayu mengalami penurunan dari tahun 2011, namun perkembangan produksi ubi kayu selama periode tahun masih menunjukan trend pertumbuhan yang posisitif, dari 19,988 juta ton umbi basah pada tahun 2007 menjadi 22,677 juta ton umbi basah tahun 2012 atau tumbuh rata-rata 2,70% per tahun. Ribu Ton Umbi Basah Gambar 6. Trend Perkembangan Produksi Ubi Kayu Tahun Keterangan: *) Produksi ubi kayu tahun 2012 = ARAM II BPS-RI Capaian produksi ubi kayu tahun 2012 disebabkan oleh menurunnya luas panen seluas ha (5,73%) dari 1,185 juta ha tahun 2011 menjadi 1,117 juta ha tahun 2012 yang antara lain disebabkan oleh persaingan dengan komoditas lain yang lebih kompetitif serta masih lemahnya tataniaga yang menyebabkan posisi tawar petani rendah sehingga menurunkan minat petani untuk menanam ubikayu. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 40

57 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 Sedangkan produktivitas mengalami peningkatan rata-rata 0,05% (0,10 ku/ha) dari 202,96 ku/ha tahun 2011 menjadi 203,06 ku/ha tahun 2012 yang didukung oleh upaya perbaikan penanganan panen dan pascapanen melalui fasilitasi bantuan sarana panen dan pascapanen yang mampu menurunkan susut hasil ubi kayu sebesar 0,0065% atau setara dengan pengamanan produksi sebesar ton. Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan dalam mendukung pencapaian produksi ubi kayu tahun 2012 meliputi: pengembangan areal tanam, perbanyakan benih sumber/operasional balai benih, operasional pengawasan dan sertifikasi mutu benih oleh BPSBTPH, operasional Brigade Proteksi Tanaman, operasional petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP, serta fasilitasi bantuan sarana panen dan pascapanen. Realisasi kegiatan dalam mendukung pencapaian produksi ubi kayu tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 23 berikut. Tabel 23. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Ubi Kayu Tahun 2012 Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber Pengembangan Ubi Kayu Operasional Brigade Proteksi Tanaman Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP Sarana Pascapanen: - Alat Pengungkit - Alat Penyawut - Alat Perajang - Alat Pengering/Dryer - Alat Pengepres Satuan Ha Ha Orang Realisasi % Capaian 83,33 120, Produksi Ubi Jalar Produksi ubi jalar tahun 2012 (ARAM II) sebesar 2,438 juta ton umbi basah atau mencapai 106,00% dari target 2,30 juta ton umbi basah (sangat berhasil). Dibandingkan dengan produksi tahun 2011 dan rerata lima tahun terakhir ( ), produksi ubi jalar tahun 2012 meningkat signifikan sebesar 11,02% dari tahun 2011 dan 21,01% terhadap rerata lima tahun terakhir. Sedangkan bila dibandingkan dengan target produksi tahun 2014 sebesar 2,60 juta ton umbi basah, produksi ubi jalar tahun 2012 (ARAM II) telah mencapai 93,77%. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 41

58 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 Tabel 24. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Ubi Jalar Tahun 2012 Uraian Produksi (000 Ton) Luas Panen (000 Ha) Produktivitas (Ku/Ha) Rerata ATAP Realisasi* 2012 % Capaian 2012 Thd. Rerata ATAP ,01 111,02 106,00 93, ,93 101,38 97,31 84,98 112,61 123,29 123,65 122,07 135,01 119,89 109,51 109,19 110,60 Keterangan: * Realisasi tahun 2012 berdasarkan ARAM II BPS-RI Perkembangan produksi ubi jalar selama periode lima tahun terakhir ( ) mengalami trend pertumbuhan positif dari 1,886 juta ton umbi basah tahun 2007 menjadi 2,438 juta ton umbi basah tahun 2012 atau tumbuh rata-rata 5,37% per tahun, dan pada tahun 2012 meningkat cukup tinggi mencapai 11,02% serta merupakan produksi tertinggi selama periode tersebut. Ribu Ton Umbi Basah Gambar 7. Trend Perkembangan Produksi Ubi Jalar Tahun Keterangan: *) Produksi ubi kayu tahun 2012 = ARAM II BPS-RI Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 42

59 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 Capaian produksi ubi jalar tahun 2012 disebabkan oleh meningkatnya produktivitas rata-rata 9,51% (11,72 ku/ha) dari 123,29 ku/ha tahun 2011 menjadi 135,01 ku/ha tahun 2012 yang antara lain didukung oleh penggunaan varietas unggul, penurunan luas serangan OPT dan DPI, serta perbaikan penanganan panen dan pascapanen melalui dukungan fasilitasi bantuan sarana panen dan pascapanen yang mampu menurunkan susut hasil ubi jalar sebesar 0,060% atau setara dengan pengamanan produksi sebesar ton umbi basah. Selain itu juga disebabkan oleh peningkatan luas panen rata-rata 1,38% (2.464 ha) dari ha tahun 2011 menjadi ha tahun 2012 yang antara lain didukung oleh upaya pengembangan areal tanam, kondisi harga dan permintaan pasar yang menguntungkan, serta kegiatan pengawalan dan pembinaan dalam mendorong minat petani dalam menanam ubi jalar. Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan dalam mendukung pencapaian produksi ubi jalar tahun 2012 meliputi: perbanyakan benih sumber/operasional balai benih, operasional pengawasan dan sertifikasi mutu benih oleh BPSBTPH, operasional Brigade Proteksi Tanaman, operasional petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP, serta fasilitasi bantuan sarana panen dan pascapanen. Realisasi kegiatan dalam mendukung pencapaian produksi ubi jalar tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 25 berikut. Tabel 25. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Ubi Jalar Tahun 2012 Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber Pengembangan Ubi Jalar Operasional Brigade Proteksi Tanaman Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP Sarana Pascapanen: - Alat Pengungkit - Alat Penyawut - Alat Perajang - Alat Pengering/Dryer Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Satuan Ha Ha Orang % Capaian Realisasi 43

60 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Mengamankan Potensi Kehilangan Hasil Akibat Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Terkena Dampak Perubahan Iklim (DPI) Pencapaian sasaran kinerja mengamankan potensi kehilangan hasil akibat serangan OPT dan DPI diukur dengan tercapainya indikator luas pertanaman pangan terutama padi, jagung dan kedelai yang aman dari gangguan OPT dan DPI. Hasil pengukuran indikator kinerja sasaran ini capaiannya sangat berhasil. Tabel 26. Capaian Sasaran Mengamankan Potensi Kehilangan Hasil Akibat Serangan OPT dan Terkena DPI Tahun 2012 Sasaran Strategis Mengamankan potensi kehilangan hasil akibat serangan OPT dan terkena DPI % Kategori Capaian Capaian Luas Areal Tanaman Pangan yang Aman dari Gangguan Serangan OPT dan Terkena DPI: Total Padi, Jagung dan Kedelai 94,00 94,96 101,02 Sangat Berhasil (% thd. total luas tanam) - Padi (% thd. total luas tanam) 94,00 93,75 99,73 Berhasil - Jagung (% thd. total luas tanam) 94,00 98,51 104,80 Sangat Berhasil - Kedelai (% thd. total luas tanam) 94,00 98,51 104,80 Sangat Berhasil Indikator Kinerja Utama Realisasi Pada tahun 2012 total pertanaman padi, jagung dan kedelai yang terkena serangan OPT dan DPI seluas ha atau 5,04% dari total luas tanam 18,207 juta ha. Dengan demikian, luas pertanaman padi, jagung dan kedelai yang aman dari gangguan OPT dan DPI mencapai 17,289 juta ha (94,96% dari total luas tanam) atau mencapai 101,02% dari target 94,00% dari total luas tanam (sangat berhasil). Dibandingkan dengan tahun 2011, luas pertanaman padi, jagung dan kedelai yang terkena OPT dan DPI tahun 2012 turun sebesar 1,55% dari 6,59% tahun 2011 menjadi 5,04% tahun Luas Areal Pertanaman Padi Yang Aman dari Gangguan Serangan OPT dan Terkena DPI Upaya pengamanan pertanaman padi difokuskan pada antisipasi dan pengendalian serangan OPT utama (penggerek batang, wereng batang coklat, tikus, tungro, blas, kresek, dan ulat grayak) dan antisipasi terhadap DPI, sehingga dapat terkendali dan tidak meluas. Pada tahun 2012 pertanaman padi yang terkena serangan OPT dan DPI seluas ha atau 6,25% dari total luas tanam 13,592 juta ha. Dengan demikian, luas pertanaman padi yang aman dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 44

61 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 gangguan OPT dan DPI mencapai 12,743 juta ha (93,75% dari total luas tanam) atau mencapai 99,73% dari target 94,00% dari total luas tanam (berhasil). Dibandingkan tahun 2011, luas pertanaman padi yang terkena OPT dan DPI tahun 2012 turun 2,18% dari 8,43% tahun 2011 menjadi 6,25% tahun Tabel 27. Capaian Pengamanan Pertanaman Padi Dari Gangguan OPT dan DPI Tahun 2012 % Capaian 2012 Thd. Rerata ,34 102,64 96,92 Rerata Uraian Total Luas Tanam (Ha) L. Tanam Yang Aman Dari OPT dan DPI (Ha) Rasio Thd. Total L. Tanam (%) Tahun Realisasi ,86 91,57 94,00 93,75 104,44 105,22 96,67 102,05 102,38 99,73 Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan dalam mendukung upaya pengamanan pertanaman padi dari serangan OPT dan DPI pada tahun 2012 meliputi: SL-PHT, SL-Iklim, bantuan sarana pengendalian OPT: light trap, pestisida (padat dan cair), seed treatment, operasional Brigade Proteksi Tanaman, operasional petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP, perancangan model peramalan OPT, penerapan dan pengembangan model peramalan OPT, dan penyebaran data dan informasi peramalan serangan OPT. Realisasi kegiatan yang mendukung pengamanan pertanaman padi dari gangguan OPT dan DPI tahun 2012 seperti pada tabel 28 berikut. Tabel 28. Dukungan Kegiatan Pengamanan Pertanaman Padi Tahun 2012 Kegiatan Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu: Sekolah Lapangan Iklim Sarana Pengendalian OPT: - Light Trap - Pestisida (Padat/Cair) - Pestisida (Padat/Cair) - Seed Treatment Operasional Brigade Proteksi Tanaman Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP Perancangan Model Peramalan OPT Penerapan/Pengembangan Model Peramalan OPT Penyebaran Data dan Informasi Peramalan Serangan OPT Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Satuan Kg/Ltr Boks Kg Orang Model Provinsi Paket % Capaian 99, Realisasi 45

62 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Luas Areal Pertanaman Jagung Yang Aman dari Gangguan Serangan OPT dan Terkena DPI Upaya pengamanan pertanaman jagung yang dilakukan pada tahun 2012 difokuskan pada upaya antisipasi dan pengendalian terhadap OPT utama (lalat bibit, penggerek batang, bulai, tikus, penggerek tongkol, ulat grayak, dan hawar daun) dan DPI, sehingga dapat terkendali dan tidak meluas. Pada tahun 2012 pertanaman jagung yang terkena serangan OPT dan DPI seluas ha atau 1,49% dari total luas tanam 4,002 juta ha. Dengan demikian, luas pertanaman jagung yang aman dari gangguan OPT dan DPI mencapai juta ha (98,51% dari total luas tanam) atau mencapai 104,80% dari target 94,00% dari total luas tanam (sangat berhasil). Bila dibandingkan dengan tahun 2011 luas pertanaman jagung yang terkena OPT dan DPI tahun 2012 turun sebesar 0,33% dari 1,82% tahun 2011 menjadi 1,49% tahun Begitu juga luas pertanaman yang puso turun 0,09% dari 0,20% tahun 2011 menjadi 0,11% tahun Tabel 29 Capaian Pengamanan Pertanaman Jagung Dari Gangguan OPT dan DPI Tahun 2012 Uraian Total Luas Tanam (Ha) L. Tanam Yang Aman Dari OPT dan DPI (Ha) Rasio Thd. Total L. Tanam (%) % Capaian 2012 Thd. Rerata ,61 84,70 99, ,33 98,18 94,00 98,51 Rerata Tahun Realisasi ,73 84,77 104,58 101,22 100,34 104,80 Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan dalam mendukung upaya pengamanan pertanaman jagung dari serangan OPT dan DPI pada tahun 2012 meliputi: SL-PHT, bantuan sarana pengendalian OPT: pestisida (padat dan cair), seed treatment, operasional Brigade Proteksi Tanaman, operasional petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP, serta penyebaran data dan informasi peramalan serangan OPT. Realisasi kegiatan yang mendukung pengamanan pertanaman jagung dari gangguan OPT dan DPI tahun 2012 seperti pada Tabel 30 berikut. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 46

63 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 Tabel 30. Dukungan Kegiatan Pengamanan Pertanaman Jagung Tahun 2012 Kegiatan Satuan Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu: Sarana Pengendalian OPT: - Pestisida (Padat/Cair) - Seed Treatment Operasional Brigade Proteksi Tanaman Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP Penyebaran Data dan Informasi Peramalan Serangan OPT Kg/Ltr Kg Orang Paket % Capaian 99, Realisasi Luas Areal Pertanaman Kedelai Yang Aman dari Gangguan Serangan OPT dan Terkena DPI Upaya pengamanan pertanaman kedelai yang dilakukan pada tahun 2012 difokuskan pada upaya antisipasi dan pengendalian terhadap OPT utama (penggerek polong, lalat kacang, ulat grayak, tikus, penggulung daun, dan ulat jengkal) dan DPI, sehingga dapat terkendali dan tidak meluas. Pada tahun 2012 pertanaman kedelai yang terkena serangan OPT dan DPI seluas ha atau 1,49% dari total luas tanam ha. Dengan demikian, luas pertanaman kedelai yang aman dari gangguan OPT dan DPI mencapai ha (98,51% dari total luas tanam) atau mencapai 104,80% dari target 94,00% dari total luas tanam (sangat berhasil). Bila dibandingkan dengan tahun 2011, luas pertanaman kedelai yang aman dari gangguan OPT dan DPI tahun 2012 mengalami peningkatan. Bila dibandingkan dengan tahun 2011 luas pertanaman kedelai yang terkena OPT dan DPI tahun 2012 turun sebesar 1,51% dari 3,00% tahun 2011 menjadi 1,49% tahun Begitu juga luas pertanaman yang puso turun 0,35% dari 0,59% tahun 2011 menjadi 0,24% tahun Tabel 31. Capaian Pengamanan Pertanaman Kedelai Dari Gangguan OPT dan DPI Tahun 2012 Uraian Total Luas Tanam (Ha) L. Tanam Yang Aman Dari OPT dan DPI (Ha) Rasio Thd. Total L. Tanam (%) % Capaian 2012 Thd. Rerata ,66 95,00 81, ,32 97,00 94,00 98,51 Rerata Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Realisasi ,81 96,56 84,88 102,27 101,56 104,80 47

64 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan dalam mendukung upaya pengamanan pertanaman kedelai dari serangan OPT dan DPI pada tahun 2012 meliputi: SL-PHT, bantuan sarana pengendalian OPT: pestisida (padat dan cair), seed treatment, operasional Brigade Proteksi Tanaman, operasional POPT-PHP dan THL-POPT-PHP, serta penyebaran data dan informasi peramalan serangan OPT. Realisasi kegiatan yang mendukung pengamanan pertanaman kedelai dari gangguan OPT dan DPI tahun 2012 seperti pada tabel 32 berikut. Tabel 32. Dukungan Kegiatan Pengamanan Pertanaman Kedelai Tahun 2012 Kegiatan Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu: Sarana Pengendalian OPT: - Pestisida (Padat/Cair) - Seed Treatment Operasional Brigade Proteksi Tanaman Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP Penyebaran Data dan Informasi Peramalan Serangan OPT Satuan % Capaian 98, Kg/Ltr Kg Orang Paket Realisasi Mengamankan Kehilangan/Susut Hasil Produksi Pencapaian sasaran kinerja mengamankan kehilangan/susut hasil produksi diukur dengan tercapainya indikator penurunan susut hasil produksi, meliputi tiga indikator kinerja utama yaitu: penurunan susut hasil produksi padi, jagung, dan kedelai. Hasil pengukuran terhadap indikator kinerja sasaran ini semuanya masih kurang berhasil. Tabel 33. Capaian Sasaran Mengamankan Kehilangan/Susut Hasil Produksi Tahun 2012 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Mengamankan kehilangan/susut hasil produksi Penurunan Susut Hasil Produksi : Realisasi % Capaian Kategori Capaian - Padi (%) 1,53 0,470 30,72 Kurang Berhasil - Jagung (%) 0,25 0,012 4,80 Kurang Berhasil - Kedelai (%) 0,50 0,195 40,00 Kurang Berhasil Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 48

65 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Penurunan Susut Hasil Produksi Padi Upaya penurunan susut hasil padi dalam rangka mengamankan tercapainya produksi padi tahun 2012 ditargetkan mampu menurunkan susut hasil padi pada saat proses panen dan pascapanen sebesar 1,53%. Realisasi penurunan susut hasil padi tahun 2012 dari bantuan sarana panen dan pascapanen yang difasilitasi APBN sebesar 0,47% atau mencapai 30,72% dari target (kurang berhasil). Dibandingkan dengan capaian penurunan susut hasil padi tahun 2011 sebesar 0,19%, penurunan susut hasil padi tahun 2012 meningkat sebesar 0,28%. Capaian penurunan susut hasil padi tahun 2012 sebesar 0,47% setara dengan mengamankan produksi padi sebanyak 324 ribu ton GKG, sedangkan pada tahun 2011 penurunan susut hasil sebesar 0,19% setara mengamankan produksi sebanyak 125 ribu ton GKG. Dengan demikian, terjadi peningkatan sebanyak 199 ribu ton GKG. Tabel 34. Capaian Penurunan Susut Hasil Padi Dari Fasilitasi Bantuan Sarana Panen dan Pascapanen APBN Tahun 2012 Uraian Produksi Padi (Ton GKG) Penurunan Susut Hasil (%) Pengamanan Produksi (Ton GKG) Tahun , , Realisasi Selisih % Capaian Thd ,67 0,47 0,28 30, ,23 Tidak tercapainya target penurunan susut hasil padi tahun 2012 disebabkan karena tingginya biaya investasi yang diperlukan untuk mencapai target tersebut. Sementara fasilitasi bantuan sarana pascapanen dalam mendukung penurunan susut hasil padi tahun 2012 melalui dana APBN masih terbatas/belum memadai dari kebutuhan. Realisasi bantuan sarana pascapanen yang mendukung penurunan susut hasil padi tahun 2012 seperti pada tabel 35 berikut. Tabel 35. Dukungan Kegiatan Penurunan Susut Hasil Padi Tahun 2012 Uraian Sabit Bergerigi Paddy Mower Pedal Thresher Power Threser Combine Harvester Dryer Satuan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Realisasi % Capaian 49

66 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 Berdasarkan hasil survei susut hasil padi tahun 2012 kerjasama Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan dengan BPS-RI yang dilaksanakan di 12 provinsi sentra produksi padi (Aceh, Sumut, Sumsel, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, DI. Yogyakarta, Jatim, Kalsel, NTB, dan Sulsel), diperoleh angka susut hasil padi sebesar 10,43% (terdiri atas susut saat panen dan penumpukan sementara 0,53%, perontokan 0,83%, pengeringan 6,09%, penggilingan 2,98%), konversi pengeringan (GKP ke GKG) 83,12%, dan rendemen penggilingan (GKG ke beras) 62,85%. Bila dibandingkan dengan baseline data susut hasil tahun 2010 sebesar 13,00%, maka susut hasil padi tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 2,57%. Tabel 36. Susut Hasil Padi Tahun 2012 (Hasil Survei Kerjasama Kementan-BPS) Uraian 1. Kehilangan Hasil/Susut Panen Gabah (Panen + Perontokan) a. Susut Saat Panen - Susut Saat Panen - Susut Penumpukan Sementara b. Susut Perontokan (Termasuk Pembersihan) 2. Konversi Pengeringan (GKP ke GKG) a. Pengurangan Kadar Air b. Kehilangan Secara Fisik/Susut Pengeringan 3. Rendemen Penggilingan/Lapangan (GKG ke Beras) a. Rendemen Laboratorium b. Susut Penggilingan (Rendemen Laboratorium Rendemen Lapangan) % 1,36 0,53 0,48 0,05 0,83 83,12 10,79 6,09 62,85 65,83 2, Penurunan Susut Hasil Produksi Jagung Upaya penurunan susut hasil jagung dalam rangka mengamankan tercapainya produksi jagung tahun 2012 ditargetkan mampu menurunkan susut hasil jagung sebesar 0,25%. Realisasi penurunan susut hasil jagung tahun 2012 sebesar 0,012% atau mencapai 4,80% dari target (kurang berhasil). Capaian tersebut setara dengan mengamankan produksi jagung sebanyak ton pipilan kering. Tabel 37. Capaian Penurunan Susut Hasil Jagung Dari Fasilitasi Bantuan Sarana Panen dan Pascapanen APBN Tahun 2012 Uraian Produksi Jagung (Ton PK) Penurunan Susut Hasil (%) Pengamanan Produksi (Ton PK) Tahun Realisasi Selisih % Capaian Thd ,53 0,25 0,012 0,012 4, ,84 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 50

67 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 Tidak tercapainya target penurunan susut hasil jagung tahun 2012 juga disebabkan karena masih terbatasnya fasilitasi bantuan sarana pascapanen melalui APBN dalam mendukung penurunan susut hasil jagung tahun Untuk mencapai target penurunan susut hasil jagung 0,25% dibutuhkan fasilitasi bantuan sarana pascapanen berupa cornsheller sebanyak 675 unit dan dryer sebanyak 120 unit. Realisasi bantuan sarana pascapanen yang mendukung penurunan susut hasil jagung tahun 2012 sebanyak 15 paket (100% dari target) dengan rincian jenis alat seperti pada Tabel 38 berikut. Tabel 38 Dukungan Kegiatan Penurunan Susut Hasil Jagung Tahun 2012 Uraian Corn Sheller Dryer Satuan Realisasi 34 1 % Capaian Penurunan Susut Hasil Produksi Kedelai Upaya penurunan susut hasil kedelai dalam rangka mengamankan tercapainya produksi tahun 2012 ditargetkan mampu menurunkan susut hasil kedelai sebesar 0,50%. Realisasi penurunan susut hasil kedelai tahun 2012 sebesar 0,195% atau mencapai 40,00% dari target (kurang berhasil). Capaian tersebut setara dengan mengamankan produksi kedelai sebanyak ton biji kering. Tabel 39. Capaian Penurunan Susut Hasil Kedelai Dari Fasilitasi Bantuan Sarana Panen dan Pascapanen APBN Tahun 2012 Uraian Produksi Kedelai (Ton BK) Penurunan Susut Hasil (%) Pengamanan Produksi (Ton BK) Tahun , Realisasi Selisih % Capaian Thd ,32 0,195 0,195 39, ,54 Sama halnya dengan padi dan jagung, tidak tercapainya target penurunan susut hasil kedelai tahun 2012 juga disebabkan karena masih terbatasnya fasilitasi bantuan sarana pascapanen melalui APBN dalam mendukung penurunan susut hasil kedelai tahun Untuk mencapai target penurunan susut hasil kedelai 0,50% dibutuhkan fasilitasi bantuan sarana pascapanen berupa kedelai berupa power thresher sebanyak 238 unit dan dryer sebanyak 167 unit. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 51

68 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 Realisasi bantuan sarana pascapanen yang mendukung penurunan susut hasil jagung tahun 2012 seperti pada tabel 40 berikut. Tabel 40.Dukungan Kegiatan Penurunan Susut Hasil Kedelai Tahun 2012 Uraian Pedal Thresher Power Thresher Power Thresher Multiguna Dryer Satuan Realisasi % Capaian Dalam hal meningkatkan kinerja pelaksanaan pembangunan dan kepemerintahan yang bersih dan baik (Clean and Good Governance), pelaksanaan pembangunan tanaman pangan tahun 2012 telah mendorong peningkatan kualitas manajemen pembangunan dengan tercapainya indikator antara lain: tersusunnya rancangan program dan kegiatan (13 rancangan), pedoman (9 pedoman), serta laporan (4 jenis laporan) pelaksanaan kegiatan dan anggaran pembangunan tanaman pangan, terlaksananya operasional seluruh Satker pengelola anggaran dan kegiatan tahun 2012 di Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota (442 Satker), meningkatnya partisipasi/peranserta masyarakat dan stakeholder terkait dalam pembangunan tanaman pangan (275 unit LM3), serta meningkatnya pemahaman dan pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern (SPI). Peningkatan kualitas manajemen pembangunan tersebut telah berhasil mendorong tercapainya predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) di semua unit kerja Eselon II dan UPT lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang diperoleh berdasarkan hasil penilaian Inspektorat Jenderal Kementan tahun Capaian Kinerja Lainnya Selain pencapaian kinerja sasaran strategis seperti yang telah diuraikan di atas, pelaksanaan pembangunan tanaman pangan tahun 2012 juga telah berdampak luas terhadap perekonomian nasional, yang antara lain dicerminkan melalui kontribusinya dalam pembentukan PDB nasional, sumbangan devisa melalui ekspor, penyerapan tenaga kerja, peningkatan kesejahteraan petani, peningkatan kinerja manajemen pembangunan, dan peranserta stake holder/masyarakat dalam pembangunan tanaman pangan. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 52

69 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 Berdasarkan data BPS-RI, pada triwulan III tahun 2012 PDB sub sektor tanaman bahan makanan (atas dasar harga berlaku) sebesar Rp.155,35 triliun, meningkat 9,09% (Rp.12,94 triliun) dibandingkan tahun 2011 pada triwulan yang sama sebesar Rp.142,41 triliun, dan berkontribusi sebesar 63,33% terhadap PDB sektor pertanian sempit (tanaman bahan makanan, perkebunan dan peternakan) Rp.245,31 triliun, atau 7,32% terhadap PDB nasional Rp.2.122,81 triliun. Sedangkan total PDB sub sektor tanaman bahan makanan hingga triwulan III 2012 mencapai Rp.469,73 triliun, meningkat 7,85% (Rp.34,18 triliun) dibandingkan periode yang sama tahun 2011 sebesar Rp.435,55 triliun, atau telah mencapai 88,53% terhadap total PDB tanaman bahan makanan tahun 2011 sebesar Rp.530,60 triliun, dan berkontribusi sebesar 66,84% terhadap PDB sektor pertanian sempit Rp.702,80 triliun, atau 7,64% terhadap PDB nasional Rp.6.151,63 triliun. Tabel 41. PDB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun **) Lapangan Usaha 2012***) TW.III 012 Thd. TW.III TW.I-III TW.I-IV TW.III TW.I-III TW.III 011 TW.I-III 011 TW.I-IV 011 (Rp.Triliun) (Rp.Triliun) (Rp.Triliun) (Rp.Triliun) (Rp.Triliun) (%) (%) (%) 301,30 856, , ,23 931,60 108,61 a.pertanian Sempit 227,69 651,25 814,07 245,31 702,80 - Tan. Bahan Makanan 142,41 435,55 530,60 155,35 469,73 - Tan. Perkebunan 52,51 121,33 153,88 52,79 - Perikanan 32,78 94,37 129,58 37,18 b. Kehutanan 13,79 37,73 c. Perikanan 59,82 1. Pertanian TW.I-III 012 Thd. 108,74 85,20 107,74 107,92 86,33 109,09 107,85 88,53 125,51 100,53 103,45 81,56 107,58 113,42 114,00 83,02 51,64 13,62 38,56 98,77 102,20 74,67 167,72 227,76 68,30 189,94 114,18 113,25 83,39 112,85 82,42 112,21 82,83 2. Di Luar Pertanian 1.622, , , , , ,68 3. PDB Nasional 1.923, , , , , ,36 Kontribusi Tabama Thd. PDB Pertanian Sempit (%) PDB Nasional (%) 62,55 66,88 65,18 63,33 66,84 7,40 7,94 7,14 7,32 7,64 Sumber: BPS-RI (diolah) Keterangan: **) Angka sangat sementara; ***) Angka sangat sangat sementara Pada triwulan III 2012, kinerja sub sektor tanaman bahan makanan yang ditunjukan oleh nilai PDB atas dasar harga konstan (tahun 2000), menunjukkan pertumbuhan sebesar 4,73% dari Rp.40,72 triliun pada triwulan III tahun 2011 menjadi Rp.42,64 triliun tahun Sedangkan total hingga triwulan III 2012 PDB Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 53

70 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 sub sektor tanaman bahan makanan tumbuh sebesar 3,92% dari Rp.125,38 triliun tahun 2011 menjadi Rp.130,29 triliun tahun Tabel 42. PDB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun **) Lapangan Usaha 1. Pertanian Pertumbuhan 2012***) TW.III 012 Thd. TW.I-III 012 Thd. TW.III TW.I-III TW.I-IV TW.III TW.I-III (Rp.Triliun) (Rp.Triliun) (Rp.Triliun) (Rp.Triliun) (Rp.Triliun) TW.III 011 (%) TW.I-III 011 (%) 85,64 245,98 313,73 89,53 256,28 4,54 4,19 a.pertanian Sempit 67,16 193,15 242,30 70,24 201,12 4,58 4,13 - Tan. Bahan Makanan 40,72 125,38 153,41 42,64 130,29 4,73 3,92 - Tan. Perkebunan 16,42 38,36 48,96 17,11 40,07 4,21 4,46 - Perikanan 10,02 29,41 39,93 10,48 30,76 4,61 4,59 b. Kehutanan 4,63 12,83 17,36 4,31 12,25-6,87-4,52 c. Perikanan 13,84 40,00 54,06 14,97 42,92 8,16 7,30 2. Di Luar Pertanian 546, , , , ,6 5 6,41 3. PDB Nasional 632, , , , ,9 3 6,16 6,69 6,36 Sumber: BPS (diolah) Keterangan: **) Angka sangat sementara; ***) Angka sangat sangat sementara Pada aspek perdagangan dan pasar komoditas nasional maupun internasional, komoditas utama tanaman pangan memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Pada tahun 2012 (s.d Oktober 2012), volume ekspor komoditas utama tanaman pangan mencapai 178,50 ribu ton dengan nilai sebesar US$ Komoditas utama ekspor tanaman pangan antara lain: jagung ton (US$ ), dan gandum ton (US$ ). Bila dibandingkan dengan tahun 2011 pada periode yang sama, volume ekspor tanaman pangan tahun 2012 mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal tersebut disebabkan oleh situasi perekonomian global yang mengalami resesi (melemah). Tabel 43. Volume dan Nilai Ekspor Komoditas Tanaman Pangan Tahun 2012 Uraian 2011 (Jan-Okt) 2012 (Jan-Okt) Selisih (Absolut) (%) Volume (Ton) ,46 Nilai (000 US$) ,70 Sumber: BPS-RI (diolah) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 54

71 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 Dari sisi penyerapan tenaga kerja, sub sektor tanaman pangan merupakan lapangan usaha yang menyerap bagian terbesar tenaga kerja dan sangat dominan dalam struktur ketenagakerjaan sektor pertanian maupun nasional. Berdasarkan data BPS-RI, pada tahun 2011 jumlah penduduk Indonesia yang bekerja di sub sektor tanaman pangan mencapai 16,937 juta orang atau 46,35% terhadap total tenaga kerja sektor pertanian 36,542 juta orang. Jumlah tersebut mengalami penurunan 12,79% (2,485 juta orang) dibandingkan tahun 2010 sebanyak 19,422 juta orang. Walaupun secara absolut mengalami penurunan, namun penurunan tersebut berdampak positif terhadap peningkatan produktivitas dan pendapatan per kapita penduduk yang bekerja pada sub sektor ini. Tabel 44. Jumlah Tenaga Kerja Sub Sektor Tanaman Pangan Tahun 2011 Sektor/Sub Sektor Tanaman Pangan Hrotikultura Perkebunan Peternakan Pertanian Sempit Rerata (Orang) (Orang) 2011 (Orang) Selisih 2011 Terhadap Rerata (Absolut) (%) 2010 (Absolut) (%) , , , , , , , ,87-4, , Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) per Agustus, BPS-RI (diolah) Pada tahun 2012, jumlah tenaga kerja sektor pertanian dalam arti luas (mencakup pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan) sebanyak 38,882 juta orang, mengalami penurunan 1,14% ( orang) dibandingkan tahun 2011 sebanyak 39,329 juta orang, dan bila dibandingkan rerata tahun turun 5,03% (2,060 juta orang). Penurunan tersebut diharapkan dapat meningkatan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian. Tabel 45. Jumlah Tenaga Kerja Sektor Pertanian Tahun 2012 Sektor Rerata (Orang) 2011 (Orang) 2012 (Orang) Selisih 2012 Terhadap Rerata (Absolut) (%) 2011 (Absolut) (%) Pertanian *) , ,14 Di Luar Pertanian , ,04 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 55

72 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 Total , ,25 Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) per Agustus, BPS-RI (diolah) Keterangan: *) Mencakup pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan Dampak pembangunan pertanian terhadap kesejahteraan petani dicerminkan dari nilai tukar petani (NTP). Pada tahun 2012, NTP sub sektor tanaman pangan (NTPP) rata-rata sebesar 104,70, meningkat 1,83% (1,88) dibandingkan tahun 2011 sebesar 102,82 atau meningkat 6,63% (6,51) bila dibandingkan rata-rata tahun sebesar 98,19. Pertumbuhan NTP sub sektor tanaman pangan pada tahun 2012 menunjukan angka tertinggi dibanding pertumbuhan NTP sub sektor lain lingkup pertanian. Tabel 46. Rata-rata Nilai Tukar Petani Sub Sektor Tanaman Pangan Tahun 2012 Sektor/Sub Sektor Tanaman Pangan (NTPP) Hortikultura (NTPH) Perkebunan (NTPR) Peternakan (NTPT) Pertanian (NTP) Rerata ,19 104,90 106,30 102,80 101,59 Rerata ,82 108,95 107,29 101,22 104,58 Rerata ,70 109,03 105,91 101,33 105,24 Selisih Rerata 2012 Thd. Rerata (Absolut) 6,51 4,13-0,39-1,47 3,65 (%) 6,63 3,93-0,36-1,43 3,60 Rerata 2011 (Absolut) 1,88 0,08-1,38 0,11 0,66 (%) 1,83 0,07-1,29 0,11 0,63 Sumber: BPS-RI (diolah) 3.4 Akuntabilitas Keuangan APBN Sektoral (BA 018) Pada tahun 2012 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mengelola APBN Sektoral (BA.018) sebesar Rp , meliputi: pagu APBN Awal Rp , Dana Kontingensi Rp , dan APBN-P Rp Anggaran tersebut dikelola oleh 442 Satker lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, meliputi: 3 Satker Pusat, 33 Satker Dinas Pertanian Provinsi, 32 Satker BPTPH, dan 374 Satker Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, dengan rincian alokasi: Satker Pusat Rp (45,83% dari pagu total), Dinas Provinsi dan BPTPH Rp (32,19% dari pagu total), Dinas Kabupaten/Kota Rp (21,98% dari pagu total). Alokasi anggaran pada Satker Pusat merupakan yang tertinggi, disebabkan adanya anggaran untuk Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 56

73 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 padi, jagung dan kedelai, serta dana APBN Kontingensi dan APBN-P yang pengelolaannya pada Satker Pusat. Sedangkan dirinci menurut kegiatan utama, alokasi anggaran Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia Rp (40,64% dari pagu total), Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Rp (3,88% dari pagu total), Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Rp (31,06% dari pagu total), Penguatan Perlindungan Tanaman Dari Gangguan Serangan OPT dan DPI Rp (11,99% dari pagu total), Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan Rp (7,49% dari pagu total), Pengembangan Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih Rp (0,16% dari pagu total), Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan Rp (0,20% dari pagu total), dan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Rp (4,58% dari pagu total). Bila diperhatikan komposisi alokasi anggaran menurut kegiatan utama tersebut, terlihat bahwa alokasi anggaran diorientasikan pada kegiatan yang mendukung langsung pencapaian produksi komoditas utama tanaman pangan terutama padi, jagung dan kedelai, yang didukung dengan sistem penyediaan benih, penguatan perlindungan tanaman dan penanganan pascapanen. Kinerja serapan anggaran APBN Sektoral Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2012 secara keseluruhan dapat dikategorikan berhasil, dengan total realisasi serapan mencapai Rp atau 89,79%. Bila dirinci menurut Satker pengelola, serapan anggaran Satker Pusat Rp (83,41% dari pagu Rp ), Dinas Provinsi dan BPTPH Rp (96,00% dari pagu Rp ), dan Dinas Kabupaten/Kota Rp (94,00% dari pagu Rp ). Tabel 46. Realisasi Serapan APBN Sektoral Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Menurut Satuan Kerja Tahun 2012 Satuan Kerja 1. Pusat 2. UPT Pusat 3. Provinsi (Dekonsentrasi) 4. Kabupaten/Kota (Tugas Pembantuan) Jumlah Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Pagu DIPA (Rp.000) Realisasi (Rp.000) % Capaian 83,29 98,44 96,00 94,00 89,79 Kategori Capaian Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil 57

74 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 Realisasi serapan anggaran menurut kegiatan, Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia Rp (95,19% dari pagu Rp ), Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Rp (93,28% dari pagu Rp ), Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Rp (81,21% dari pagu Rp ), Penguatan Perlindungan Tanaman Dari Gangguan Serangan OPT dan DPI Rp (95,42% dari pagu Rp ), Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan Rp (91,84% dari pagu Rp ), Pengembangan Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih Rp (94,09% dari pagu Rp ), Pengembangan Peramalan Serangan OPT Rp (101,90% dari pagu Rp ), dan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Rp (78,37% dari pagu Rp ). Tabel 47. Realisasi Serapan APBN Sektoral Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Menurut Kegiatan Tahun 2012 Kegiatan 1. Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia 2. Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 3. Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih 4. Penguatan Perlindungan Tanaman Dari Gangguan Serangan OPT dan DPI 5. Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan 6. Pengembangan Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Lab.Pengujian Benih 7. Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan 8. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Jumlah Pagu DIPA (Rp.000) Realisasi % Kategori (Rp.000) Capaian Capaian ,19 Berhasil ,28 Berhasil ,21 Berhasil ,42 Berhasil ,84 Berhasil ,09 Berhasil ,90 Sangat Berhasil ,37 Cukup Berhasil 89,79 Berhasil Sedangkan bila dirinci berdasarkan jenis belanja yang dialokasikan, realisasi serapan anggaran belanja pegawai Rp (82,10% dari pagu Rp ), belanja barang Rp (90,09% dari pagu Rp ), belanja modal Rp (95,59% dari pagu Rp ), dan belanja sosial Rp (89,55% dari pagu Rp ). Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 58

75 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 Tabel 48. Realisasi Serapan APBN Sektoral Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Menurut Jenis Belanja Tahun 2012 Jenis Belanja 1. Belanja Pegawai 2. Belanja Barang 3. Belanja Modal 4. Belanja Sosial Jumlah Pagu DIPA (Rp.000) Realisasi (Rp.000) % Capaian 82,10 90,09 95,59 89,55 89,79 Kategori Capaian Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Sisa anggaran yang tidak terserap disebabkan: 1) penghematan/efisiensi dari kegiatan kontraktual pengadaan barang dan jasa Rp.232 Milyar, meliputi: kontrak BLBU, optimalisasi jagung hibrida, sarana/bahan pengendalian OPT dan alsin pascapanen (dana Kontingensi dan APBN-P); 2) sisa pembayaran gaji dan uang makan sebesar Rp.8 Milyar, karena pada tahun 2012 tidak ada pengangkatan pegawai baru dan sebagian pegawai telah memasuki masa pensiun, serta adanya pindah tugas sebagian pegawai pusat ke daerah, dengan demikian gaji dan uang makan yang dibayarkan berdasarkan perhitungan jumlah pegawai tersebut; 3) kegiatan bantuan bencana alam yang tidak terealisasi Rp.22,5 Miliyar, karena sesuai ketentuan harus ada pernyataan bencana dari instansi berwenang; 4) efisiensi pelaksanaan kegiatan, dan 5) terdapat beberapa kegiatan yang tidak terlaksana 100% akibat keterbatasan waktu pelaksanaan dan kesesuaian musim tanam. Namun demikian, walaupun realisasi anggaran tidak mencapai 100%, realisasi fisik kegiatan secara umum mencapai target 100% bahkan ada beberapa kegiatan yang diatas 100% APBN Subsidi (BA 999) Selain mengelola APBN Sektoral, pada tahun 2012 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan juga mengelola anggaran yang bersumber dari Bagian Anggaran Subsidi (BA.999) berupa Subsidi Harga Benih (BA ) Rp dan Cadangan Benih Nasional (BA ) Rp yang pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk Public Service Obligation (PSO) oleh PT Sang Hyang Seri dan PT Pertani. Realisasi serapan anggaran subsidi mencapai Rp atau 81,24% dari pagu Rp , terdiri dari subsidi harga benih (BA ) Rp atau 46,53% dari pagu Rp dan Cadangan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 59

76 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 Benih Nasional (BA ) Rp atau 93,50% dari pagu Rp Tabel 49. Realisasi Serapan Anggaran Subsidil Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Subsidi Harga Benih Pagu DIPA (Rp.000) Realisasi (Rp.000) % Capaian 46,53 2. Cadangan Benih Nasional ,50 Berhasil ,24 Berhasil Anggaran Subsidi Jumlah 3.5 Kategori Capaian Kurang Berhasil Hambatan dan Kendala Beberapa hambatan dan kendala dalam pelaksanaan program pembangunan tanaman pangan tahun 2012, meliputi aspek administrasi, teknis, SDM, kelembagaan, dan pembiayaan, antara lain: 1) Aspek Administrasi Belum optimalnya proses penyiapan dokumen pelaksanaan kegiatan, baik kelengkapan maupun ketepatan waktu penyiapan, tingkat penyerapan anggaran yang cenderung masih dominan pada akhir tahun/triwulan IV, revisi DIPA dan POK terkait dengan penghematan dan penambahan anggaran sehinggga menghambat proses pelaksanaan kegiatan yang semula direncanakan pada awal tahun, adanya penggantian pejabat pengelola anggaran dan kegiatan (terutama KPA, dan PPK) akibat terjadinya mutasi jabatan di daerah. 2) Aspek Teknis Pelaksanaan beberapa kegiatan masih belum konsisten dengan jadwal yang telah ditetapkan, sehingga menumpuk di akhir tahun/triwulan IV (antara lain: SL-PTT, bantuan benih), sehingga tidak memberikan kontribusi secara optimal pada tahun 2012, belum lancarnya arus pelaporan dari satker daerah ke pusat, lambatnya replikasi SL-PTT dan kegiatan lainnya pasca pelaksanaan disebabkan kurangnya pembinaan lanjutan, sarana prasarana irigasi banyak yang rusak dan tidak berfungsi optimal, alih fungsi lahan, serta terbatasnya lahan yang siap untuk perluasan areal. Keterlambatan pelaksanaan SL-PTT antara lain disebabkan keterlambatan CPCL, dan realokasi kelompok pelaksana, keterlambatan penyaluran bantuan benih antara lain disebabkan proses pengadaan melalui lelang yang mengalami tender ulang dan baru ditetapkan pemenangnya pada bulan April 2012, serta terdapat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 60

77 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 beberapa kegiatan yang bersumber dari dana Kontingensi dan APBN-P yang revisi DIPA-nya baru terbit pada akhir tahun (Kontingensi pada bulan September 2012, APBN-P pada awal Desember 2012). 3) Aspek SDM, Kelembagaan, dan Pembiayaan Masih terbatasnya kuantitas maupun kualitas SDM pertanian, penempatan tenaga kerja belum sepenuhnya sesuai dengan bidang tugasnya, sering terjadi mutasi/alih tugas pegawai terutama di daerah, masih lemahnya kelembagaan petani sehingga mengakibatkan lemahnya posisi tawar dan akses petani terhadap sumber daya pertanian dan permodalan untuk usahatani, adopsi teknologi oleh petani belum optimal sesuai anjuran, kurangnya komitmen pemangku kepentingan terkait dalam mewujudkan pencapaian target yang telah dicanangkan, belum optimalnya keterpaduan dan sinergi kegiatan (antar sektor, sub sektor, pusatdaerah), kurangnya modal petani dalam pengembangan usaha, kurangnya infrastruktur penunjang pengembangan kewirausahaan seperti akses penghubung (jalan) dan akses pemasaran, dan masih terbatasnya sarana prasarana dan kelembagaan panen dan pascapanen. Khusus untuk pencapaian produksi kedelai, selain dihadapkan pada permasalahan seperti di atas juga dihadapkan pada permasalahan: persaingan dengan komoditas lain yang lebih kompetitif (padi, jagung, komoditas lainnya), rendahnya keuntungan petani dibanding komoditas lain, jaminan pemasaran hasil yang kurang kondusif, harga kedelai impor yang lebih murah, dan resiko kegagalan usaha tani kedelai lebih besar, karena lebih rentan terhadap serangan OPT dan DPI. 3.6 Upaya dan Tindaklanjut Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi hambatan dan kendala pelaksanaan program pembangunan tanaman pangan tahun 2012, antara lain: 1. Perbaikan dan Peningkatan Kualitas Perencanaan Pelaksanaan Program, Kegiatan dan Anggaran dan Persiapan Pemantapan perencanaan kegiatan dan anggaran yang difokuskan pada kegiatan yang kinerjanya cukup berhasil dan memberikan dampak nyata dan meluas bagi petani dan masyarakat, penyempurnaan kegiatan yang kinerjanya masih belum optimal, percepatan penetapan pengelola anggaran dan kegiatan (KPA, bendahara, pejabat penguji SPM, PPK, Tim Teknis, Tim Pengadaan, Tim Pemeriksa Barang), distribusi dan sosialisasi Pedoman, Juklak dan Juknis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 61

78 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 pelaksanaan kegiatan, supervisi dan pengawalan penyusunan POK/ROK Satker Daerah, dan percepatan penetapan CP-CL penerima bantuan. 2. Percepatan dan Peningkatan Kualitas Pelaksanaan Kegiatan Percepatan pelaksanaan kegiatan sehingga berdampak penuh pada tahun yang bersangkutan, antisipasi dan respon cepat terhadap berbagai masalah petani, menyebarluaskan/replikasi teknologi budidaya yang diterapkan pada kegiatan SLPTT ke petani lain melalui kegiatan pembinaan yang berkelanjutan, serta pembinaan lanjutan pada kegiatan carry over tahun sebelumnya, dan kelompoktani eks pelaksana SL-PTT agar terus melaksanakan dan mengembangkan teknologi anjuran pasca kegiatan. 3. Penguatan SDM, Kelembagaan dan Pembiayaan Peningkatan kualitas kelembagaan penyuluhan, kelompok tani/gabungan kelompok tani, lembaga keuangan mikro, fasilitasi kemitraan kelompok tani dengan pengusaha dan lembaga permodalan, jaminan harga pasar, memperkuat hubungan kelembagaan antara Dinas Pertanian, BPTP, dan Bappeluh sebagai simpul koordinasi program dalam mengatasi berbagai permasalahan di tingkat lapang. 4. Peningkatan Koordinasi, Sinergitas, Integrasi dan Komitmen Peningkatan sinergi pelaksanaan program dan kegiatan antar unit kerja Eselon-1 lingkup Kementerian Pertanian, antar sektor, sub sektor, swasta/masyarakat, peningkatan sinergi pembiayaan (APBN, APBD, DAK, subsidi, swasta, kredit, swadaya masyarakat), peningkatan keterpaduan pembinaan dan pengawalan antar fungsi terkait (Dinas Teknis, Penelitian dan Pengembangan, Penyuluhan), membangun komitmen jajaran di masing-masing unit kerja untuk mencapai sasaran yang ditetapkan. 5. Peningkatan Pemantauan, Pengendalian dan Pelaporan Menyusun dan menetapkan rencana supervisi, monitoring dan pengendalian secara terpadu dan menetapkan Tim Pelaksananya, menyusun matriks kerja monitoring dan pengendalian serta menetapkan rencana pengendalian di setiap tingkatan, memantau pelaksanaan fisik/kegiatan/anggaran secara berkala setiap bulan secara tepat dan akurat, memberikan terguran kepada Satker yang kinerjanya lambat, meningkatkan/memperkuat penerapan Sistem Pengendalian Internal (SPI), penyelesaian temuan hasil pemeriksaan secara tuntas dan cepat. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 62

79 Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2012 BAB IV PENUTUP Berdasarkan hasil pengukuran, evaluasi dan analisis terhadap capaian indikator kinerja utama sasaran strategis tahun 2012, secara umum kinerjanya cukup menggembirakan. Capaian indikator kinerja sasaran yang ditargetkan pada tahun 2012 sebagian besar realisasinya telah tercapai bahkan melebihi target yang ditetapkan (sangat berhasil) meliputi: produksi padi, jagung, ubi jalar, dan luas pertanaman padi, jagung dan kedelai yang aman dari gangguan serangan OPT dan DPI. Capaian produksi ubi kayu berhasil, sedangkan capaian penurunan kehilangan/susut hasil produksi padi, jagung dan kedelai semuanya masih kurang berhasil. Pencapaian sasaran strategis tersebut didukung oleh realisasi pelaksanaan program dan kegiatan yang cukup baik bahkan beberapa kegiatan realisasinya mencapai di atas 100% (sangat berhasil). Keberhasilan pencapaian kinerja tersebut merupakan hasil kerjasama semua pelaku pembangunan pertanian, mulai dari pusat hingga ke tingkat lapangan. Namun demikian, terdapat beberapa kegiatan yang capaian realisasinya masih di bawah target, yang disebabkan antara lain: adanya revisi anggaran terkait penghematan maupun realokasi anggaran dan kegiatan, sedangkan DIPA revisinya baru terbit pada akhir tahun, sehingga proses pengadaan barang/jasa dan pencairan dana mengalami keterlambatan. Upaya perbaikan yang telah dilakukan dengan meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, mengoptimalkan sumberdaya yang ada dan memperbaiki fungsi manajemen, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi. Upaya perbaikan dan penyempurnaan, serta penciptaan terobosan baru perlu terus dilakukan secara berkelanjutan guna meningkatkan kinerja pelaksanaan program dan kegiatan. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 63

80 LAMPIRAN

81 LAMPIRAN 1: STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KELOMPOK JABATAN FUNSIONAL

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, Maret 2014 Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Rencana Kinerja Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Rencana Kinerja Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah untuk melaksanakan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DITJEN TANAMAN PANGAN 2015

LAPORAN KINERJA DITJEN TANAMAN PANGAN 2015 2015 Laporan Kinerja KATA PENGANTAR Sejalan dengan prioritas pembangunan Kabinet Kerja 2015-2019, Kementerian Pertanian menetapkan sasaran swasembada pangan dengan prioritas lima komoditas pangan utama,

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Berdasarkan Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, Kementerian Pertanian merupakan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja KATA PENGANTAR 2016 Laporan Kinerja KATA PENGANTAR Sebagai bahan bentuk pertanggungjawaban kinerja dan anggaran yang telah dilaksanakan selama tahun 2016, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun

Lebih terperinci

Laporan Tahunan KATA PENGANTAR

Laporan Tahunan KATA PENGANTAR 2015 Laporan Tahunan KATA PENGANTAR Sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan tahun 2015, maka menyusun laporan tahunan. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2015 ini merupakan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja 2014 KATA PENGATAR

Laporan Kinerja 2014 KATA PENGATAR KATA PENGATAR Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014 setiap Unit Organisasi Eselon I pada Kementerian/Lembaga wajib menyusun Laporan Kinerja

Lebih terperinci

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Laporan Tahunan 2013 2013 Laporan Tahunan RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Dalam rangka mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan padi, jagung dan kedelai telah ditetapkan sasaran produksi padi

Lebih terperinci

Laporan Tahunan KATA PENGANTAR

Laporan Tahunan KATA PENGANTAR 2016 Laporan Tahunan KATA PENGANTAR Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2016 merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi selama tahun 2016, yang dijabarkan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015 DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi aneka kacang (kacang tanah dan kacang hijau) memiliki peran yang cukup besar terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pakan. Peluang pengembangan aneka kacang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan i

KATA PENGANTAR. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan i Laporan Tahunan 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011 ini dapat disusun tepat pada waktunya.

Lebih terperinci

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Laporan Kinerja Tahun 2014 i RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Pengamanan produksi tanaman pangan mencakup seluruh areal pertanaman. Operasional kegiatan diarahkan dalam rangka penguatan perlindungan tanaman pangan

Lebih terperinci

DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 LAK KIP (LAPORAN KINERJA IN NSTANSI PEMERINTAH) DIREKTORAT PASCAPAN NEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2014 DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Scanned

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) No. 48/07/33/Th.IX, 1 Juli 2015 Angka tetap produksi padi tahun 2014 di Jawa Tengah mencapai 9,65 juta ton Gabah Kering Giling (GKG)

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN Direktorat Jenderal Tanaman Pangan TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN Direktorat Jenderal Tanaman Pangan TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, 2012 KATA PENGANTAR Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN OKTOBER 2017 2017 Laporan Kinerja Triwulan III DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) No.02 /07/3321/Th.I,1 Juli 2015 Angka tetap produksi padi Kabupaten Demak tahun 2014 mencapai

Lebih terperinci

Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR

Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-nya kami dapat menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan Tahun 2014. Laporan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) No. 78/11/33, Th. IX, 2 NOVEMBER 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, produksi padi Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 diperkirakan sebesar

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

KATA PENGANTAR. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mempunyai tugas mengamankan produksi dari gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI) sehingga produksi tercapai

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Jawa Timur, sebagai salah satu lumbung pangan nasional, telah mampu memberikan sumbangan yang cukup besar dalam pemenuhan kebutuhan pangan nasional melalui pembangunan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014) No. 45/07/35/Th XII,1 Juli 2014 A. PADI Angka Tetap (ATAP) 2013 produksi Padi Provinsi Jawa Timur sebesar

Lebih terperinci

SASARAN PRODUKSI KOMODITI UTAMA TANAMAN PANGAN TAHUN 2016

SASARAN PRODUKSI KOMODITI UTAMA TANAMAN PANGAN TAHUN 2016 EVALUASI E-PROPOSAL DAN RENCANA KERJA TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN-RI 1 SASARAN PRODUKSI KOMODITI UTAMA TANAMAN PANGAN TAHUN 2016 NO. KOMODITI LUAS TANAM LUAS PANEN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, 2011 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Jl. AUP Nomor 3, Pasar Minggu

Lebih terperinci

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada 47 Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada Abstrak Berdasarkan data resmi BPS, produksi beras tahun 2005 sebesar 31.669.630 ton dan permintaan sebesar 31.653.336 ton, sehingga tahun 2005 terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditas tanaman pangan berupa Serealia yaitu Padi, Jagung dan Serealia lain (antara lain gandum dan sorgum) mempunyai arti strategis dalam perekonomian nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditas tanaman pangan berupa Serealia yaitu Padi, Jagung dan Serealia lain (antara lain gandum dan sorgum) mempunyai arti strategis dalam perekonomian nasional,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan

KATA PENGANTAR. Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan YME, karena atas karunia-nya kami dapat menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan Tahun

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i KATA PENGANTAR Guna mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan dan akuntabel, maka sesuai amanat instruksi Presiden RI No.7 tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2010

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2010 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 200 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 200 Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT ANEKA KACANG

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM I)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM I) No. 40/07/13/Th.XVIII, 1 Juli 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM I) A. PADI Produksi padi tahun 2014 tercatat sebesar 2.519.020 ton GKG (ATAP

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013) NO. 66/11/33 TH. VII, 1 NOVEMBER 2013 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013) Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, pada tahun 2013 produksi padi Provinsi Jawa Tengah diperkirakan sebesar

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i KATA PENGANTAR Untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan dan akuntabel, sesuai Instruksi Presiden RI No. 7 tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018

RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018 RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018 Disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis Perecanaan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 1 SASARAN

Lebih terperinci

CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014

CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014 CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014 Bahan Rapat Koordinasi Dengan Bupati/Walikota se Provinsi Jawa Timur Terkait Rekomendasi Dewan Pertimbangan Presiden Tentang Ancaman OPT Dan Progrnosa Produksi Padi Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 RKT PSP TA. 2012 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT ANEKA KACANG DAN

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015) No. 47/07/33/Th.X, 1 Juli 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015) Angka Tetap (ATAP) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 sebesar 11,30 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Angka

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017

KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017 KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017 HASIL SEMBIRING DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN JAKARTA, 31 MEI 2016 PERKEMBANGAN

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN BALAI BESAR

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014) No. 75/11/35/Th.XII, 3 November 2014 A. PADI Produksi Padi Provinsi Jawa Timur berdasarkan Angka Ramalan II (ARAM

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010 2014 (Edisi Revisi Tahun 2011), Kementerian Pertanian mencanangkan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 14/03/Th.XIX. 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2015 SEBESAR 2.331.046 TON

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 14/03/Th.XIX. 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2015 SEBESAR 2.331.046 TON

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKJ)

LAPORAN KINERJA (LKJ) PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN KINERJA (LKJ) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II 2015) No.03 /11/3321/Th.I,2 November 2015 Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, produksi padi Kabupaten Demak pada

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dr. Ir. Maman Suherman, MM NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dr. Ir. Maman Suherman, MM NIP 2017 Laporan Kinerja Triwulan II KATA PENGANTAR Dalam rangka memonitor capaian kinerja kegiatan Ditjen Tanaman Pangan pada triwulan II TA 2017 serta sebagai bahan penilaian aspek akuntabilitas kinerja

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... I. PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... I. PENDAHULUAN... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... i ii iii iv v iv I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Kedudukan,

Lebih terperinci

Laporan Tahunan

Laporan Tahunan 1 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT sehingga penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2013 telah selesai disusun. Dengan berakhirnya

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Untuk melaksanakan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 49/Permentan/OT.140/8/2012 TANGGAL : 15 Agustus 2012 TENTANG : INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2010-2014 INDIKATOR KINERJA

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 31/07/12/Th.VI. 02 Juli 2012 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA TETAP 2011 DAN RAMALAN I TAHUN 2012) Dari pembahasan Angka Tetap (ATAP) tahun 2011,

Lebih terperinci

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 Dok L. 01 28/01/2014 LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) No. 20/03/33 Th.X, 1 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 diperkirakan 11,30 juta ton Gabah Kering Giling

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KALIMANTAN SELATAN MENDUKUNG SWASEMBADA BERKELANJUTAN PADI/BERAS NASIONAL. Fathurrahman.

UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KALIMANTAN SELATAN MENDUKUNG SWASEMBADA BERKELANJUTAN PADI/BERAS NASIONAL. Fathurrahman. UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KALIMANTAN SELATAN MENDUKUNG SWASEMBADA BERKELANJUTAN PADI/BERAS NASIONAL Fathurrahman Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan Jl.

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008) BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 40/11/34/Th. X, 03 November 2008 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008) Berdasarkan ATAP 2007 dan Angka Ramalan III (ARAM

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014 KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2014

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2010)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2010) NO. 53/11/33/TH. IV, 1 NOVEMBER 2010 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2010) A. PADI ARAM III produksi padi Provinsi Jawa Tengah tahun 2010 sebesar 10,079 juta ton Gabah Kering Giling (GKG),

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2010 DAN ANGKA RAMALAN II 2011)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2010 DAN ANGKA RAMALAN II 2011) PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2010 DAN ANGKA RAMALAN II 2011) NO. 36/07/33/TH. V, 1 JULI 2011 Berdasarkan Angka Tetap (ATAP) 2010, produksi padi Jawa Tengah mencapai 10,11 juta ton mengalami

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Pengamanan produksi tanaman pangan mencakup seluruh areal pertanaman. Operasional kegiatan diarahkan dalam rangka penguatan perlindungan tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI.

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN Visi : TERWUJUDNYA PRODUKSI TANAMAN PANGAN YANG CUKUP DAN BERKELANJUTAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN Visi : TERWUJUDNYA PRODUKSI TANAMAN PANGAN YANG CUKUP DAN BERKELANJUTAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2010 Visi : TERWUJUDNYA PRODUKSI TANAMAN PANGAN YANG CUKUP DAN BERKELANJUTAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN

Lebih terperinci

PENCAPAIAN SURPLUS 10 JUTA TON BERAS PADA TAHUN 2014 DENGAN PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM (SYSTEM DYNAMICS)

PENCAPAIAN SURPLUS 10 JUTA TON BERAS PADA TAHUN 2014 DENGAN PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM (SYSTEM DYNAMICS) BAB II PENCAPAIAN SURPLUS 10 JUTA TON BERAS PADA TAHUN 2014 DENGAN PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM (SYSTEM DYNAMICS) Agung Prabowo, Hendriadi A, Hermanto, Yudhistira N, Agus Somantri, Nurjaman dan Zuziana S

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Jawa Timur terletak di bagian Timur Pulau Jawa, dengan luas wilayah 47.154,70 kilometer persegi, dikelilingi oleh 2.916 km garis pantai. Batas wilayah di sebelah

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 17/03/12/Thn. XIX, 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN ) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN SEBESAR 4.044.829 TON GKG, NAIK SEBESAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman pangan sebagai salah satu subsektor pertanian memiliki posisi strategis dalam penyediaan kebutuhan, sumber lapangan kerja dan pendapatan, serta sumber devisa.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DIT. PPL TA. 2013 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung

Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung Siwi Purwanto Direktorat Budi Daya Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan PENDAHULUAN Jagung (Zea mays) merupakan salah satu

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 47/07/52/Th.IX, 1 Juli 2015 ANGKA TETAP TAHUN 2014 DAN ANGKA RAMALAN I TAHUN 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT A.

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 28/07/11/Th.V. 01 Juli 2011 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA TETAP 2010 DAN RAMALAN II TAHUN 2011) Dari pembahasan Angka Tetap (ATAP) tahun 2010,

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 75/11/52/Th.IX, 2 November 2015 ANGKA TETAP TAHUN 2014 DAN ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) No. 22/03/33 Th.IX, 2 Maret 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 diperkirakan 9,65 juta ton Gabah Kering Giling

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2014 dan Angka Ramalan I 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2014 dan Angka Ramalan I 2015) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2014 dan Angka Ramalan I 2015) No. 47/07/35/Th XIII,1 Juli 2015 A. PADI Angka Tetap (ATAP) 2014 produksi Padi Provinsi Jawa Timur sebesar

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) No.01 /03/3321/Th.I,2 Maret 2015 Angka Sementara (ASEM) produksi padi Kabupaten Demak Tahun 2014 diperkirakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN. RINGKASAN EKSEKUTIF BAB I. PENDAHULUAN. 1

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN. RINGKASAN EKSEKUTIF BAB I. PENDAHULUAN. 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN. RINGKASAN EKSEKUTIF BAB I. PENDAHULUAN. 1 Hal. A. Latar Belakang. 1 B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan 4

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2014 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) SURABAYA Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahun

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 045/11/11/Th.V. 01 November 2011 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA RAMALAN III TAHUN 2011) Sampai dengan Subrorund II (Januari-Agustus) tahun 2011,

Lebih terperinci

Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun

Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN NOMOR TENTANG RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 16/03/Th.VIII. 02 Maret 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2014 SEESAR 1.820.112 TON

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT D!T. PAI TA. 201 3 KAT A PEN GANT AR Untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA KABUPATEN ASAHAN (ANGKA TETAP TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA KABUPATEN ASAHAN (ANGKA TETAP TAHUN 2013) BPS KABUPATEN ASAHAN No. 02/10/1208/Thn. XVII, 20 Oktober PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA KABUPATEN ASAHAN (ANGKA TETAP TAHUN ) ANGKA TETAP PRODUKSI PADI TAHUN SEBESAR 103.881 TON GABAH KERING GILING (GKG),

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Pembangunan pertanian tahun 2010 merupakan tahun transisi pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra)

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN II 2008)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN II 2008) BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 24/07/34/Th. X, 01 Juli 2008 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN II 2008) Berdasarkan ATAP 2007 dan Angka Ramalan II (ARAM II) tahun 2008,

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang

Lebih terperinci

Laporan Tahunan 2012

Laporan Tahunan 2012 i KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT sehingga penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2012 telah selesai disusun. Dengan berakhirnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian adalah bagian dari pembangunan ekonomi yang berupaya dalam mempertahankan peran dan kontribusi yang besar dari sektor pertanian terhadap pembangunan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013) PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013) No. 18/03/33 Th.VIII, 3 Maret 2014 Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 diperkirakan 10,34 juta ton gabah kering

Lebih terperinci