Mahasiswa : Dian Pramita Eka Laksmiyanti / Dosen Pembimbing : Ir. IGN Antaryama, Ph.D Dr. Ir. V. Totok Noerwasito, MT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Mahasiswa : Dian Pramita Eka Laksmiyanti / Dosen Pembimbing : Ir. IGN Antaryama, Ph.D Dr. Ir. V. Totok Noerwasito, MT"

Transkripsi

1 Mahasiswa : Dian Pramita Eka Laksmiyanti / Dosen Pembimbing : Ir. IGN Antaryama, Ph.D Dr. Ir. V. Totok Noerwasito, MT Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya (2013)

2 LATAR BELAKANG 1 Permasalahan penggunaan energi di Indonesia 2 Terdapat keterkaitan antara energi dengan bentuk dan material bangunan 3 Karakteristik bangunan bertingkat RUMUSAN MASALAH 1 2 Bagaimana kinerja energi pendinginan pada bangunan bertingkat menengah? Bagaimana bentuk dan material bangunan bertingkat menengah yang efisien terhadap penggunaan energi pendinginan?

3 TINJAUAN PUSTAKA Yeang (1996) Crawford dkk (2010) Zefros (2012) Depecker (2001) Markus & Moris (1980) Bentuk bangunan dan material merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya energi pada sebuah bangunan Bentuk bangunan akan mempengaruhi struktur, konstruksi dan material yang akhirnya juga akan berpengaruh terhadap energi, baik terhadap embodied energy maupun energi operasional bangunan. Geometri bangunan juga akan mempengaruhi beban pendinginan. Bangunan prismatik dan bangunan dengan dinding bersudut akan memiliki beban pendinginan yang berbeda walaupun s/v ratio yang dimiliki sama Konsumsi energi berbanding lurus dengan kekompakan modul Semakin kecil s/v ratio maka makin kecil permukaan bangunan yang merambatkan panas ke dalam bangunan sehingga makin kecil pula beban pendinginan bangunan.

4 TINJAUAN PUSTAKA Gratia & Herde (2003) Priatman (2000) Evaluasi efisiensi energi Penebalan insulasi pada dinding hanya memiliki sedikit pengaruh jika dibandingkan dengan merubah bentuk bangunan itu sendiri Bangunan dengan bentuk yang berbeda, akan berbeda pula kombinasi material yang digunakan Kristensen (2010) menjelaskan bahwa negara negara Asia Tenggara menggunakan standart EEI (Energi Efficient Index) sebesar 200 kwh/m 2 /Tahun BPPT (2009) menetapkan pembagian prosentase penggunaan energi dalam bangunan perkantoran sebagai berikut: 47% untuk AC, 25% untuk pencahayaan, 22% elevator, dan 6% untuk peralatan lain. SNI , untuk Indonesia OTTV maksimal untuk tower adalah 35 W/m 2

5 METODE PENELITIAN Tujuan Penelitian: merumusan kombinasi material yang efisien pada bangunan bertingkat menengah Paradigma Postpositivistik Metode Eksperimen Variabel bebas : Bentuk, Material Variabel Simulasi Variabel terikat : Efisiensi energi pendinginan Bentuk Jumlah % Persegi 3 11,11 Persegi panjang 17 62,96 Lingkaran 0 0,00 Oktagon 2 7,41 H 1 3,70 L 2 7,41 Modifikasi persegi 2 7,41 stratified random sampling Persegi panjang prismatik, L prismatik, H prismatik, oktagon prismatik, persegi prismatik dan persegi panjang wedding cake.

6 Rancangan Eksperimen Base case Geometri : Persegi panjang prismatik Volume : m 3 w/l ratio : 1:1,7 WWR : 20% Orientasi : utara-selatan Material : Bata konvensional dan clear glass Perlakuan 1 : Bentuk

7 Rancangan Eksperimen Perlakuan 2 : Material Kategori Dinding Jendela Base Case a Clear glass 6mm Treatment Kode b c d e f g h i j k l m n o p q r s t Bata plester Bata ringan plester Bata ringan plester + Aluminium cladding Bata ringan plester + polyurethane board Material Stopsol dark blue Double clear glass low-e Double low-e Clear glass 6mm Stopsol dark blue Double clear glass low-e Double low-e Clear glass 6mm Stopsol dark blue Double clear glass low-e Double low-e Clear glass 6mm Stopsol dark blue Double clear glass low-e Double low-e

8 HASIL PENELITIAN Analisa Data Iklim Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Pengaruh Iklim pada Bangunan Bertingkat Temperatur tinggi Luas dinding besar Radiasi tinggi Luas dinding besar sqc tinggi sqs tinggi Indoor temp. tinggi

9 HASIL PENELITIAN Kinerja Energi Beban Pendinginan (kwh/tahun) kwh Daya listrik (kwh/m²/tahun) Model Luas Lantai (m²) Model Model Model

10 HASIL PENELITIAN Pengaruh Bentuk terhadap Beban Pendinginan Beban Pendinginan (kwh/tahun) ,15 0,20 0,25 0,30 s/v ratio 0,21 1 0,24 2 0,27 3 0,18 4 0,21 5 0,23 6 0,30 7 sqc (kwh) Luas Dinding (m²) s/v ratio kecil belum tentu memiliki beban pendinginan kecil Beban pendinginan bangunan dipengaruhi oleh luas dinding total dan perbandingan luas dinding terhadap selubung Makin besar luas dinding barat makin besar sqs

11 HASIL PENELITIAN Pengaruh Bentuk terhadap Energi Pendinginan Daya Listrik (kwh/m²/tahun) ,17 0,22 0,27 s/v ratio 0, ,24 3 0,27 4 0,18 5 0,21 6 0,23 7 0,30 Daya Listrik (kwh/m²/tahun) Luas Dinding (m²) Daya listrik (kwh/m²/tahun) Luas Lantai Dengan volume yang sama bangunan yang lebar dan pendek akan lebih baik dibanding bangunan tinggi dengan luas lantai kecil.

12 HASIL PENELITIAN Pengaruh Material Dinding terhadap Energi Pendinginan 1400 sqc (kwh) 1400, , ,00 800,00 600,00 400,00 200,00 0,00 Bata Plester bata ringan plester bata ringan + aluminium cladding Material Dinding Bata ringan + panel insulasi sqc (kwh) A opaque wall (m2) sqs (kwh) Bata Plester Model 1 Model 2 Model 3 Model 4 Model 5 Model 6 Model 7 bata ringan plester Material Dinding bata ringan + aluminium cladding Bata ringan + panel insulasi sqs (kwh) Bata Plester bata ringan plester bata ringan + aluminium cladding Bata ringan + panel insulasi ,10 0,15 0,20 0,25 0,30 0,35 0,40 A opaque (barat+timur)/s Model 1 Model 2 Model 3 Model 4 Model 5 Model 6 Model 7 Bata Plester bata ringan + aluminium cladding bata ringan plester Bata ringan + panel insulasi

13 Variabel Parameter (Base case) Model 2 Model 3 Model 4 Model 5 Model 6 Model 7 Material Dinding Kinerja Energi Luas dinding tidak tembus cahaya 1.980, , , , , , ,98 Properti material opaque wall a. Bata plester b. Bata ringan c. Bata ringan dengan cladding d. Bata ringan dengan panel insulasi sqc a. Bata plester 579,65 739, ,86 525,36 661,26 880,14 798,40 b. Bata ringan 590,94 753, ,69 528,06 667,47 850,66 803,08 c. Bata ringan den 295,08 348,46 609,82 223,97 283,13 414,37 409,78 d. Bata ringan den 275,59 320,13 587,89 207,07 256,26 383,86 384,46 sqs a. Bata plester 104,16 113,83 173,34 90,88 127,70 119,33 85,72 b. Bata ringan 104,11 113,83 180,51 84,47 129,35 121,86 88,47 c. Bata ringan den 75,40 91,83 136,51 60,27 104,60 94,64 72,52 d. Bata ringan den 71,39 80,83 134,31 60,27 101,30 87,98 68,12 Beban pendinginan a. Bata plester , , , , , , ,46 b. Bata ringan , , , , , , ,90 c. Bata ringan den , , , , , , ,62 d. Bata ringan den , , , , , , ,32 Energi Pendinginan Dinding bata plester, U-value = 3,02W/mK, Dcr factor = 0,83, Abs = 0,3 Dinding bata ringan plester, U-value = 2,34W/mK, Dcr factor = 0,92, Abs = 0,3 Dinding bata ringan dengan cladding, U-value = 0,41W/mK, Dcr factor = 0,69, Abs = 0,26 Dinding bata ringan dengan panel insulasi, U-value = 0,22W/mK, Dcr factor = 0,65, Abs = 0,28 a. Bata plester 141,79 124,95 166,26 86,15 158,50 102,78 145,65 b. Bata ringan 143,14 135,15 181,84 86,88 171,64 110,60 193,80 c. Bata ringan den 105,29 94,87 120,99 70,12 119,72 79,61 98,71 d. Bata ringan den 102,77 96,63 117,14 69,07 116,43 77,65 95,84 Semakin luas bidang dinding pada sebuah bangunan, bangunan tersebut memerlukan material dinding dengan u-value dan decrement factor makin kecil. Bangunan dengan luas dinding barat dan timur besar juga memerlukan dinding dengan u-value, decrement factor, absorbtance dan Rso yang lebih kecil.

14 HASIL PENELITIAN Pengaruh Material Kaca terhadap Energi Pendinginan sqc (kwh) 1400, , ,00 800,00 600,00 400,00 200,00 0,00 Clear glass 6mm Stopsol dark blue Double clear glass Material Kaca low-e Double lowe sqc (kwh) Luas Kaca sqs (kwh) Clear glass 6mm Model 1 Model 2 Model 3 Model 4 Model 5 Model 6 Model 7 Stopsol dark blue Double clear glass Material Kaca low-e Model 1 Model 2 Model 3 Model 4 Model 5 Model 6 Model 7 Double low-e sqs (kwh) Clear glass 6mm Stopsol dark blue Double clear glass low-e Double low-e ,022 0,032 0,042 0,052 0,062 0,072 0,082 0,092 0,102 A glass (barat+timur)/s Clear glass 6mm Stopsol dark blue Double clear glass low-e Double low-e

15 Variabel Parameter Model 1 (Base case) Model 2 Model 3 Model 4 Model 5 Model 6 Model 7 Material Dinding Kinerja Energi Luas dinding tembus cahaya 1.980, , , , , , ,98 Properti material fenestration wall a. Clear glass b. Stopsol c. Double clear glass d. Low-e e. Double low-e sqc a. Clear glass 579,65 739, ,86 525,36 661,26 880,14 798,40 b. Stopsol 593,67 754, ,40 541,08 721,90 954,67 813,40 c. Double clear gla 412,34 646,28 944,07 440,95 595,13 788,34 703,72 d. Low-e 413,05 647,06 949,85 431,61 588,52 789,11 704,51 e. Double low-e 332,93 558,31 829,34 380,33 502,55 701,90 614,56 sqs a. Clear glass 104,16 113,83 173,34 90,88 127,70 119,33 85,72 b. Stopsol 55,45 49,19 121,01 31,13 72,34 47,24 30,82 c. Double clear gla 92,10 88,64 158,20 74,17 118,99 107,49 70,97 d. Low-e 44,25 35,99 101,02 27,69 68,19 33,49 28,55 e. Double low-e 48,49 38,64 102,26 27,69 72,34 38,82 28,29 Beban pendinginan a. Clear glass , , , , , , ,46 b. Stopsol , , , , , , ,65 c. Double clear gla , , , , , , ,63 d. Low-e , , , , , , ,69 e. Double low-e , , , , , ,38 Energi Pendinginan Clear glass, u-value = 6W/mK, asg = 0,47 Stopsol, U-value = 6,38 W/mK, asg = 0,15 Double clear glass, u-value = 3,6W/mK, asg = 0,42 Low-e, u-value = 3,62 W/mK, asg = 0,11 Double low-e, u-value = 1,34 W/mK, asg = 0,12 a. Clear glass 141,79 124,95 166,26 86,15 165,94 102,78 182,34 b. Stopsol 144,30 126,74 168,99 83,58 168,25 104,16 135,05 c. Double clear gla 120,26 113,77 149,20 82,11 151,35 94,10 116,62 d. Low-e 120,37 113,87 149,34 82,16 151,47 94,17 116,75 e. Double low-e 107,86 103,10 132,96 76,59 137,61 85,92 101,64 Merubah base case menjadi model 4 menyebabkan bangunan menjadi efisien dengan material kaca apapun Merubah base case menjadi model 6 dengan mengganti material kaca menggunakan double low-e akan menjadikan bangunan tersebut efisien

16 Pengaruh Kombinasi Material Dinding dan Kaca terhadap Energi Pendinginan Material Bentuk 1 Bentuk 2 Bentuk 3 Bentuk 4 Bentuk 5 Bentuk 6 Bentuk 7 Skena Dinding Jendela rio a Clear glass 6mm 55,61 55,55 57,98 56,90 57,13 55,78 43,66 b Stopsol dark blue 42,53 42,50 43,65 43,14 43,25 42,61 37,23 Bata c Plester Double clear glass 45,79 45,75 47,47 46,71 46,87 45,92 37,51 d low-e 50,21 50,16 52,30 51,35 51,55 50,36 39,75 e Double low-e 38,59 38,56 39,81 39,26 39,37 38,68 43,56 f Clear glass 6mm 54,85 54,79 57,22 56,15 56,37 55,03 42,90 g bata Stopsol dark blue 41,77 41,74 42,89 42,39 42,49 41,85 36,47 h ringan Double clear glass 45,04 44,99 46,72 45,96 46,11 45,16 36,75 i plester low-e 49,09 49,04 51,18 50,59 50,43 49,24 38,63 Keterangan Memenuhi Standar Tidak memenuhi standar j Double low-e 37,83 37,80 39,05 38,50 38,61 37,92 42,81 k Clear glass 6mm 35,63 35,57 38,00 36,93 37,15 35,80 23,68 l bata Stopsol dark blue 32,99 32,94 35,08 23,16 34,33 33,14 17,25 ringan + m aluminium Double clear glass 25,81 25,77 27,49 26,73 26,89 25,94 17,53 n cladding low-e 30,23 30,18 32,32 31,37 31,57 30,38 19,77 o Double low-e 18,61 18,58 19,83 19,28 19,39 18,70 23,58 p Clear glass 6mm 33,74 33,68 36,10 35,08 35,25 33,91 21,79 q Bata Stopsol dark blue 20,66 20,63 21,78 21,32 21,38 20,74 15,36 ringan + r panel Double clear glass 23,92 23,88 25,60 24,89 25,00 24,04 15,63 s insulasi low-e 28,34 28,28 30,42 29,53 29,67 28,49 17,88 t Double low-e 16,72 16,69 17,94 17,43 17,50 16,81 21,69

17 Pengaruh Bentuk dan Material terhadap Energi Pendinginan Material Bentuk 1 Bentuk 2 Bentuk 3 Bentuk 4 Bentuk 5 Bentuk 6 Bentuk 7 Skena Dinding Jendela rio a Clear glass 6mm 141,79 124,95 166,26 86,15 158,50 102,78 182,34 b Stopsol dark blue 135,66 126,74 168,99 83,58 160,81 104,16 135,05 Bata c Plester Double clear glass 120,26 113,77 149,20 82,11 143,90 94,10 116,62 d low-e 120,37 113,87 149,34 82,16 144,03 94,17 116,75 e Double low-e 107,86 103,10 132,96 76,59 130,16 85,92 101,64 f Clear glass 6mm 143,14 135,15 181,84 86,88 171,64 110,60 144,00 Keterangan Efisien Tidak efisien g bata Stopsol dark blue 141,82 136,95 184,57 87,80 173,95 111,98 146,52 h ringan Double clear glass 127,74 123,82 164,59 81,01 157,05 101,92 128,09 i plester low-e 127,85 123,91 164,74 81,06 157,17 101,99 128,22 j Double low-e 116,18 113,30 148,36 75,48 143,31 93,74 113,11 k Clear glass 6mm 105,29 94,87 120,99 70,12 119,72 79,61 98,71 l bata Stopsol dark blue 107,01 96,66 123,72 71,05 122,03 80,98 101,23 ringan + m aluminium Double clear glass 92,78 83,53 103,75 64,26 105,12 70,92 82,80 n cladding low-e 92,88 83,63 103,89 64,30 105,24 70,99 82,93 o Double low-e 81,21 72,86 87,51 58,73 91,37 62,74 82,80 p Clear glass 6mm 102,77 96,63 117,14 69,07 116,43 77,65 95,84 q Bata Stopsol dark blue 104,68 94,11 119,87 69,99 118,74 79,02 98,36 ringan + r panel Double clear glass 90,46 80,98 99,89 63,20 101,83 68,96 79,93 s insulasi low-e 90,56 81,07 100,04 63,25 101,95 69,04 80,06 t Double low-e 78,89 70,31 83,66 57,67 88,08 60,78 64,95

18 KESIMPULAN 1 Bagaimana kinerja energi pendinginan pada bangunan bertingkat menengah? Kinerja energi pada bangunan bertingkat menengah di Surabaya buruk 2 Bagaimana bentuk dan material bangunan bertingkat menengah yang efisien terhadap penggunaan energi pendinginan? Bangunan paling efisien adalah bangunan dengan bentuk oktagon dengan material bata konvensional dan clear glass. Material Bentuk Dinding tidak tembus cahaya Dinding tembus cahaya Persegi panjang, prismatik Bata ringan dengan cladding aluminium Double glass atau low-e bentuk L, prismatik Bata ringan dengan cladding aluminium Double glass atau low-e Bentuk H, prismatik Bata ringan dengan cladding aluminium Kaca double low-e Oktagon, prismatik Bata konvensional atau bata ringan Clear glass Persegi prismatik Bata ringan dengan cladding aluminium Kaca double low-e Persegi panjang, wedding cak e Bata konvensional atau bata ringan Kaca double low-e Bata ringan dengan cladding aluminium Clear glass Persegi panjang, inclined Bata ringan dengan cladding aluminium Double glass atau low-e

19 KESIMPULAN No Variabel Teori 1 Bentuk Meningkatnya s/v ratio mengakibatkan naiknya beban pendinginan (Markus & Morris, 1980) 2 Bentuk Bentuk dengan dinding bersudut atau bidang lipat akan memiliki beban pendinginan lebih rendah (Zefros, 2012) 3 Bentuk Orientasi dan volume tidak terlalu banyak berpengaruh pada energi operasional bangunan (Craford dkk, 2011) 4 Merubah bentuk akan memiliki pengaruh yang lebih besar Bentuk dan terhadap beban pendinginan dari pada meningkatkan kualitas Material material dinding (Gratia & Herde, 2003) Hasil Penelitian X V X V SARAN Untuk pemahaman yang lebih dalam berkaitan dengan pengaruh bentuk dan material Keterbatasan: Bentuk Material Variabel Software

20 SARAN Untuk mencapai efisiensi energi pada perkantoran bertingkat menengah 1. Bangunan perkantoran bertingkat menengah sebaiknya dibangun dengan bentuk oktagon karena dengan volume yang sama, bentuk ini memiliki luas dinding yang lebih kecil dari luas atapnya. Dengan demikian pada jam kerja heat loss dari atap akan lebih besar (jika atap yang digunakan adalah atap beton). 2. Sebaiknya luas sisi timur dan barat bangunan lebih kecil dari dinding utara dan selatan 3. Bangunan dengan dinding bersudut dapat membantu mengurangi radiasi matahari yang menerpa bangunan 4. Untuk bangunan yang memiliki luas dinding timur dan barat yang besar, sebaiknya menggunakan dinding dengan u-value dan decrement factor kecil dan kaca dengan u value dan asg rendah.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen untuk merumusan kombinasi material yang efisien pada bangunan perkantoran bertingkat menengah dengan bentuk tertentu

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI DAN MATERIAL SELUBUNG BANGUNAN TERHADAP EEFISIENSI ENERGI PENDINGINAN PADA PERKANTORAN BERTINGKAT MENENGAH SURABAYA

PENGARUH KOMPOSISI DAN MATERIAL SELUBUNG BANGUNAN TERHADAP EEFISIENSI ENERGI PENDINGINAN PADA PERKANTORAN BERTINGKAT MENENGAH SURABAYA PENGARUH KOMPOSISI DAN MATERIAL SELUBUNG BANGUNAN TERHADAP EEFISIENSI ENERGI PENDINGINAN PADA PERKANTORAN BERTINGKAT MENENGAH SURABAYA Dian Pramita 1 1 Jurusan TeknikArsitektur, FakultasTeknik Sipil dan

Lebih terperinci

KINERJA BENTUK BANGUNAN PERKANTORAN BERTINGKAT MENENGAH DI SURABAYA TERHADAP EFISIENSI ENERGI PENDINGINAN

KINERJA BENTUK BANGUNAN PERKANTORAN BERTINGKAT MENENGAH DI SURABAYA TERHADAP EFISIENSI ENERGI PENDINGINAN KINERJA BENTUK BANGUNAN PERKANTORAN BERTINGKAT MENENGAH DI SURABAYA TERHADAP EFISIENSI ENERGI PENDINGINAN Dian Pramita Eka Laksmiyanti Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Email: dianpramita@itats.ac.id

Lebih terperinci

DAMPAK PENGGUNAAN DOUBLE SKIN FACADE TERHADAP PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN DI RUANG KULIAH FPTK BARU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA:

DAMPAK PENGGUNAAN DOUBLE SKIN FACADE TERHADAP PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN DI RUANG KULIAH FPTK BARU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses pendidikan merupakan suatu proses yang berlangsung dalam suatu lingkungan yaitu lingkungan pendidikan. Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya,

Lebih terperinci

ANALISA KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KANTOR PEMERINTAH DI SURABAYA

ANALISA KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KANTOR PEMERINTAH DI SURABAYA ANALISA KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KANTOR PEMERINTAH DI SURABAYA Wa Ode Alfian* 1, IGN Antaryama** 2, Ima Defiana*** 3 1 Mahasiswa Pascasarjana Program Keahlian Arsitektur Lingkungan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

1 KONDISI IKLIM RATA-RATA DAN ANALISA IKLIM

1 KONDISI IKLIM RATA-RATA DAN ANALISA IKLIM 1 KONDISI IKLIM RATA-RATA DAN ANALISA IKLIM Kota Surabaya terletak antara 7.21 Lintang Selatan sampai dengan 112.54 Bujur Timur. wilayahnya merupakan dataran rendah dengan ketinggian 3-6 m di atas permukaan

Lebih terperinci

NOTE : PERHITUNGAN OTTV HANYA DIBERLAKUKAN UNTUK AREA SELUBUNG BANGUNAN DARI RUANG YANG DIKONDISIKAN (AC).

NOTE : PERHITUNGAN OTTV HANYA DIBERLAKUKAN UNTUK AREA SELUBUNG BANGUNAN DARI RUANG YANG DIKONDISIKAN (AC). Petunjuk Penggunaan Kalkulator OTTV (Spreadsheet) PETUNJUK UMUM : 1. SETIAP FORM HANYA DAPAT DIGUNAKAN UNTUK 1 (SATU) BANGUNAN. 2. FORM MEMILIKI FORMAT.XLSX, DIMANA FORMAT TERSEBUT HANYA DAPAT DIOPERASIONALKAN

Lebih terperinci

Perbandingan Perhitungan OTTV dan ETTV Gedung Komersial - Kantor

Perbandingan Perhitungan OTTV dan ETTV Gedung Komersial - Kantor Perbandingan Perhitungan OTTV dan ETTV Gedung Komersial - Kantor Tubagus A. Dimas, Dian Fitria, Thesa Junus D. Green Building Engineers, Divisi Sustainability, PT Asdi Swasatya Abstrak Besar panas yang

Lebih terperinci

DISAMPAIKAN DI DINAS PUPESDM PROP DIY

DISAMPAIKAN DI DINAS PUPESDM PROP DIY Gambaran Umum Kelistrikan Produksi Listrik Persentase (%) Grafik Persentase Tingkat Pertumbuhan Produksi Listrik (KWh) 020 018 016 014 012 010 008 006 004 002 000 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Lebih terperinci

KONSEKUENSI ENERGI AKIBAT PEMAKAIAN BIDANG KACA PADA BANGUNAN TINGGI DI DAERAH TROPIS LEMBAB

KONSEKUENSI ENERGI AKIBAT PEMAKAIAN BIDANG KACA PADA BANGUNAN TINGGI DI DAERAH TROPIS LEMBAB DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 33, No. 1, Juli 2005: 70-75 KONSEKUENSI ENERGI AKIBAT PEMAKAIAN BIDANG KACA PADA BANGUNAN TINGGI DI DAERAH TROPIS LEMBAB Anik Juniwati Santoso Staf Pengajar Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Penggunaan elemen pembayang berpengaruh terhadap semakin menurunnya jumlah perolehan panas eksternal melalui selubung bangunan (OTTV). Besarnya penurunan OTTV yang diperoleh

Lebih terperinci

Perbandingan Perhitungan OTTV dan RETV Gedung Residensial Apartement.

Perbandingan Perhitungan OTTV dan RETV Gedung Residensial Apartement. Perbandingan Perhitungan OTTV dan RETV Gedung Residensial Apartement. Dian Fitria, Thesa Junus D. Green Building Engineers, Divisi Sustainability, PT Asdi Swasatya Abstrak Besar panas yang masuk ke dalam

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Penelitian. menjadi bagian yang tak terpisahkan dari arsitektur. Ketergantungan bangunan

1.1 Latar Belakang Penelitian. menjadi bagian yang tak terpisahkan dari arsitektur. Ketergantungan bangunan BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, energi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari arsitektur. Ketergantungan bangunan terhadap

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS MENGHITUNG NILAI OTTV DI LABTEK IXC

LAPORAN TUGAS MENGHITUNG NILAI OTTV DI LABTEK IXC AR 3121 FISIKA BANGUNAN LAPORAN TUGAS MENGHITUNG NILAI DI LABTEK IXC KELOMPOK 2 Indra Rhamadhan 15213025 Raudina Rahmi 15213037 Shafira Anjani 15213027 Putri Isti Karimah 15213039 Estu Putri 15213029 Fajri

Lebih terperinci

LAMPIRAN. = transmitansi termal fenestrasi (W/m 2.K) = beda temperatur perencanaan antara bagian luar dan bagian dalam (diambil

LAMPIRAN. = transmitansi termal fenestrasi (W/m 2.K) = beda temperatur perencanaan antara bagian luar dan bagian dalam (diambil LAMPIRAN Pendekatan yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar bangunan kasino hotel telah menerapkan hemat energi yaitu melalui pendekatan OTTV sesuai dengan Standar Nasional Indonesia 03-6389-2000

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Latar Belakang Tema Tema Green Architecture dipilih karena mengurangi penggunaan energi dan polusi, serta menciptakan hunian dengan saluran, penyekatan, ventilasi, dan material

Lebih terperinci

SEMINAR PROPOSAL TUGAS AKHIR OPTIMASI PENGGUNAAN PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG KERJA DENGAN MENGATUR PERBANDINGAN LUAS JENDELA TERHADAP DINDING

SEMINAR PROPOSAL TUGAS AKHIR OPTIMASI PENGGUNAAN PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG KERJA DENGAN MENGATUR PERBANDINGAN LUAS JENDELA TERHADAP DINDING SEMINAR PROPOSAL TUGAS AKHIR OPTIMASI PENGGUNAAN PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG KERJA DENGAN MENGATUR PERBANDINGAN LUAS JENDELA TERHADAP DINDING Disusun Oleh : M. ROFIQI ATHOILLAH (2409 105 033) Pembimbing

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 107 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan penelitian ini terbagi atas dua kelompok. Kesimpulan pertama adalah kesimpulan utama dari penelitian yakni jawaban dari pertanyaan penelitian.

Lebih terperinci

SELUBUNG BANGUNAN VOL. 1. PANDUAN PENGGUNA BANGUNAN GEDUNG HIJAU JAKARTA Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 38/2012. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

SELUBUNG BANGUNAN VOL. 1. PANDUAN PENGGUNA BANGUNAN GEDUNG HIJAU JAKARTA Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 38/2012. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta PANDUAN PENGGUNA BANGUNAN GEDUNG HIJAU JAKARTA Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 38/2012 VOL. 1 SELUBUNG BANGUNAN Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Didukung oleh: IFC bekerjasama dengan: HONGARIA PERSYARATAN

Lebih terperinci

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( ) SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS Di susun oleh : ROMI RIZALI (0951010018) Dosen Pembimbing : HERU SUBIYANTORO ST. MT. UPN VETERAN JAWA TIMUR FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Fasad selubung ganda merupakan fasad yang terbentuk dengan adanya penambahan kaca eksternal dari fasad kaca internal yang terintegrasi pada dinding tirai. Fasad

Lebih terperinci

PENGARUH THERMAL PROPERTIES MATERIAL BATA MERAH DAN BATAKO SEBAGAI DINDING, TERHADAP EFISIEN ENERJI DALAM RUANG DI SURABAYA

PENGARUH THERMAL PROPERTIES MATERIAL BATA MERAH DAN BATAKO SEBAGAI DINDING, TERHADAP EFISIEN ENERJI DALAM RUANG DI SURABAYA PENGARUH THERMAL PROPERTIES MATERIAL BATA MERAH DAN BATAKO SEBAGAI DINDING, TERHADAP EFISIEN ENERJI DALAM RUANG DI SURABAYA V. Totok Noerwasito dan Mas Santosa Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Institut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1 Pemilihan Lokasi dan Lokasi Tapak 4.1.1 Lingkungan Tapak Dalam Buku Profil Penataan Ruang DKI Jakarta tahun 2003, pada bagian 2.2.3 Kawasan permukiman tercantum bahwa pemanfaatan

Lebih terperinci

(Mehleri, 2010). Konfigurasi bidang lipat dengan rentang sudut optimal menghasilkan penerimaan radiasi yang lebih kecil daripada model dasar, karena

(Mehleri, 2010). Konfigurasi bidang lipat dengan rentang sudut optimal menghasilkan penerimaan radiasi yang lebih kecil daripada model dasar, karena BAB 5 KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara setting bentuk sebagai konsekuensi orientasi dan luasan permukaan arsitektur

Lebih terperinci

ASPEK SAINS ARSITEKTUR PADA PRINSIP FENG SHUI

ASPEK SAINS ARSITEKTUR PADA PRINSIP FENG SHUI Muhammad Faisal Jurusan Teknil Planologi Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Malang Jl. Bendungan Sigura-Gura Nomor 2 Malang 65145, Indonesia

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada umumnya apartemen menggunakan sistem pengondisian udara untuk memberikan kenyamanan termal bagi penghuni dalam ruangan. Namun, keterbatasan luas ruangan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi tingkat kenyamanan termal manusia terhadap ruang (Frick, 2007:

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi tingkat kenyamanan termal manusia terhadap ruang (Frick, 2007: 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Peningkatan suhu akibat pemanasan global menjadi faktor dominan yang mempengaruhi tingkat kenyamanan termal manusia terhadap ruang (Frick, 2007: 28). Isu pemanasan

Lebih terperinci

Pemilihan Material Fasad pada Malang Convention and Exhibition Centre Sesuai Standar GBCI dengan Perhitungan OTTV

Pemilihan Material Fasad pada Malang Convention and Exhibition Centre Sesuai Standar GBCI dengan Perhitungan OTTV Pemilihan Material Fasad pada Malang Convention and Exhibition Centre Sesuai Standar GBCI dengan Perhitungan OTTV Nugraha Putra Hutama 1, Heru Sufianto 2, Ary Dedy Putranto 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur,

Lebih terperinci

ANALISA KONSERVASI ENERGI SELUBUNG BANGUNAN BERDASARKAN SNI STUDI KASUS: GEDUNG P1 DAN P2 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA

ANALISA KONSERVASI ENERGI SELUBUNG BANGUNAN BERDASARKAN SNI STUDI KASUS: GEDUNG P1 DAN P2 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA ANALISA KONSERVASI ENERGI SELUBUNG BANGUNAN BERDASARKAN SNI 03-6389-2011. STUDI KASUS: GEDUNG P1 DAN P2 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA Ricky Gendo 1, Jimmy Priatman 2, Sandra Loekito 3 ABSTRAK: Dewasa

Lebih terperinci

1. Dr. Ridho Hantoro, ST, MT 2. Dyah Sawitri, ST, MT

1. Dr. Ridho Hantoro, ST, MT 2. Dyah Sawitri, ST, MT PENGARUH JENIS DAN KETEBALAN MATERIAL TERHADAP DISTRIBUSI TEMPERATUR DINDING TUNGKU DENGAN PENDEKATAN CFD (STUDI KASUS DI INDUSTRI TEMPE KECAMATAN TENGGILIS MEJOYO SURABAYA) 1. Dr. Ridho Hantoro, ST, MT

Lebih terperinci

OPTIMASI PENGGUNAAN PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG KERJA DENGAN MENGATUR PERBANDINGAN LUAS JENDELA TERHADAP DINDING

OPTIMASI PENGGUNAAN PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG KERJA DENGAN MENGATUR PERBANDINGAN LUAS JENDELA TERHADAP DINDING JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 OPTIMASI PENGGUNAAN PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG KERJA DENGAN MENGATUR PERBANDINGAN LUAS JENDELA TERHADAP DINDING Muhammad Rofiqi Athoillah, Totok Ruki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Krisis Energi Kebutuhan energi di segala aspek kehidupan manusia saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN Krisis Energi Kebutuhan energi di segala aspek kehidupan manusia saat ini semakin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Krisis Energi Kebutuhan energi di segala aspek kehidupan manusia saat ini semakin meningkat dengan pesat, sedangkan persediaan sumber energi semakin berkurang.

Lebih terperinci

EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG PERKANTORAN RAMAH LINGKUNGAN (GREEN OFFICE BUILDING)

EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG PERKANTORAN RAMAH LINGKUNGAN (GREEN OFFICE BUILDING) Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG PERKANTORAN RAMAH LINGKUNGAN (GREEN OFFICE BUILDING) Lina Yuliastina 1 dan Johny Johan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Bentuk Massa Bangunan Berdasar Analisa Angin, Matahari dan Beban

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Bentuk Massa Bangunan Berdasar Analisa Angin, Matahari dan Beban BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Bentuk Massa Bangunan Berdasar Analisa Angin, Matahari dan Beban Pendinginan Gambar 58. Massa bangunan berdasar analisa angin dan matahari Gambar 59. Massa

Lebih terperinci

OPTIMALISASI BUKAAN JENDELA UNTUK PENCAHAYAAN ALAMI DAN KONSUMSI ENERGI BANGUNAN

OPTIMALISASI BUKAAN JENDELA UNTUK PENCAHAYAAN ALAMI DAN KONSUMSI ENERGI BANGUNAN ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3936 OPTIMALISASI BUKAAN JENDELA UNTUK PENCAHAYAAN ALAMI DAN KONSUMSI ENERGI BANGUNAN Abstrak OPTIMIZATION OF THE WINDOW OPENING

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN 4.1 Analisa Data Pengumpulan data di maksudkan untuk mendapatkan gambaran dalam proses perhitungan beban pendingin pada ruang kerja lantai 2, data-data yang di perlukan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA BEBAN KALOR PADA RUANGAN SERVER SEBUAH GEDUNG PERKANTORAN

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA BEBAN KALOR PADA RUANGAN SERVER SEBUAH GEDUNG PERKANTORAN LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA BEBAN KALOR PADA RUANGAN SERVER SEBUAH GEDUNG PERKANTORAN Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. PEMAKAIAN LISTRIK GEDUNG PGC Konsumsi energi listrik harian di gedung Pusat Grosir Cililitan dicatat oleh PT. PLN (Persero) dalam 2 jenis waktu pemakaian yaitu Luar

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Pendekatan Konsep Bangunan Hemat Energi

BAB IV: KONSEP Pendekatan Konsep Bangunan Hemat Energi BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar yang akan di gunakan dalam perancangan ini adalah Arsitektur hemat energi yang menerapkan Pemanfaatan maupun efisiensi Energi dalam rancangan bangunan.

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini diuraikan mengenai analisis dan interpretasi hasil perhitungan dan pengolahan data yang telah dilakukan pada bab IV. Analisis dan interpretasi hasil akan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Pembangkit Listrik dengan Sistem Konversi Energi Panas Laut (OTEC)

Rancang Bangun Pembangkit Listrik dengan Sistem Konversi Energi Panas Laut (OTEC) Rancang Bangun Pembangkit Listrik dengan Sistem Konversi Energi Panas Laut (OTEC) Oleh : Andhika Pratama Yassen (4303 100 029) Dosen Pembimbing: Ir. Arief Suroso, M.Sc Ir. Mukhtasor M.Eng. Ph.D OTEC atau

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Evaluasi atap bangunan studi kasus terhadap nilai RTTV

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Evaluasi atap bangunan studi kasus terhadap nilai RTTV 40 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Evaluasi atap bangunan studi kasus terhadap nilai RTTV 4.1.1 Penentuan faktor radiasi matahari representatif Sebelum masuk pada tahap perhitungan RTTV, faktor radiasi

Lebih terperinci

Analisis standar dan prosedur pengukuran intensitas cahaya pada gedung

Analisis standar dan prosedur pengukuran intensitas cahaya pada gedung BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development (R&D) atau Penelitan dan Pengembangan. Sugiono mengemukakan bahwa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB I PENDAHULUAN Pengaruh pemanasan global yang sering didengungkan tidak dapat dihindari dari wilayah Kalimantan Selatan khususnya daerah Banjarbaru. Sebagai stasiun klimatologi maka kegiatan observasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

PROYEK : APARTEMEN TREE PARK BSD SERPONG LOKASI : TANGERANG SELATAN BANTEN. Bobot Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15 (%)

PROYEK : APARTEMEN TREE PARK BSD SERPONG LOKASI : TANGERANG SELATAN BANTEN. Bobot Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15 (%) PROYEK : APARTEMEN TREE PARK BSD SERPONG LOKASI : TANGERANG SELATAN BANTEN No Uraian Pekerjaan Jumlah Harga Bobot Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15 (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 A PEKERJAAN PERSIAPAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sebagai strategi passive cooling dengan prinsip ventilasi, strategi night

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sebagai strategi passive cooling dengan prinsip ventilasi, strategi night BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Sebagai strategi passive cooling dengan prinsip ventilasi, strategi night ventilative cooling masih kurang dikenal di Indonesia. Dalam riset-riset terdahulu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu persyaratan ruangan yang baik adalah ruangan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu persyaratan ruangan yang baik adalah ruangan yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu persyaratan ruangan yang baik adalah ruangan yang memiliki suhu yang nyaman yang dianggap cukup baik sehingga dapat memberikan kebebasan bagi orang-orang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama.

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, ketergantungan manusia terhadap energi sangat tinggi. Sementara itu, ketersediaan sumber energi tak terbaharui (bahan bakar fosil) semakin menipis

Lebih terperinci

Bab 14 Kenyamanan Termal. Kenyaman termal

Bab 14 Kenyamanan Termal. Kenyaman termal Bab 14 Kenyamanan Termal Dr. Yeffry Handoko Putra, S.T, M.T E-mail: yeffry@unikom.ac.id 172 Kenyaman termal Kenyaman termal adalah suatu kondisi yang dinikmati oleh manusia. Faktor-faktor kenyamanan termal

Lebih terperinci

PENERUSAN PANAS PADA DINDING GLAS BLOK LOKAL

PENERUSAN PANAS PADA DINDING GLAS BLOK LOKAL PENERUSAN PANAS PADA DINDING GLAS BLOK LOKAL Frans Soehartono 1, Anik Juniwati 2, Agus Dwi Hariyanto 3 Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia.dari kebutuhan yang sifatnya mendasar seperti untuk kebutuhan rumah

BAB I PENDAHULUAN. manusia.dari kebutuhan yang sifatnya mendasar seperti untuk kebutuhan rumah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi Listrik merupakan energi yang sangat penting bagi kehidupan manusia.dari kebutuhan yang sifatnya mendasar seperti untuk kebutuhan rumah tangga hingga untuk kebutuhan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.. Parameter Curah Hujan model REMO Data curah hujan dalam keluaran model REMO terdiri dari 2 jenis, yaitu curah hujan stratiform dengan kode C42 dan curah hujan konvektif dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL 4.1. Analisis Curah Hujan 4.1.1. Ketersediaan Data Curah Hujan Untuk mendapatkan hasil yang memiliki akurasi tinggi, dibutuhkan ketersediaan data yang secara kuantitas dan kualitas

Lebih terperinci

Penyesuaian Tarif Listrik Tahun 2014 per 1 Juli 2014

Penyesuaian Tarif Listrik Tahun 2014 per 1 Juli 2014 Penyesuaian Tarif Listrik Tahun 2014 per 1 Juli 2014 - Industri I 3 non go public - Rumah Tangga R 2 (3.500 VA sd 5.500 VA) - Pemerintah P 2 (di atas 200 kva) - Rumah Tangga R 1 (2.200 VA) - Penerangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan akan menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keaslian penelitian. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1.1.1.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemanfaatan energi terbarukan menjadi meningkat. Hal ini juga di dukung oleh

I. PENDAHULUAN. pemanfaatan energi terbarukan menjadi meningkat. Hal ini juga di dukung oleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menanggapi isu penggunaan clean energy yang sangat santer saat ini, pemanfaatan energi terbarukan menjadi meningkat. Hal ini juga di dukung oleh kebijakan dunia dan negara

Lebih terperinci

Ujian Tesis. DISTRIBUSI ALIRAN UDARA PADA PERUMAHAN BERPOLA GRID DI LAHAN BERKONTUR (Kampung Jacky Chan di Aceh Besar) QURRATUL AINI

Ujian Tesis. DISTRIBUSI ALIRAN UDARA PADA PERUMAHAN BERPOLA GRID DI LAHAN BERKONTUR (Kampung Jacky Chan di Aceh Besar) QURRATUL AINI Ujian Tesis DISTRIBUSI ALIRAN UDARA PADA PERUMAHAN BERPOLA GRID DI LAHAN BERKONTUR (Kampung Jacky Chan di Aceh Besar) QURRATUL AINI - 3211 204 704 DOSEN PEMBIMBING: Dr. Eng. Ir. Dipl. Ing Sri Nastiti N.E.,

Lebih terperinci

SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI PENJUALAN ECERAN SURVEI PENJUALAN ECERAN Mei Indeks riil penjualan eceran mengalami penurunan Harga-harga umum dan tingkat suku bunga kredit diperkirakan masih akan tetap meningkat Perkembangan Penjualan Eceran Indeks

Lebih terperinci

KAJIAN RETROFIT BANGUNAN SEBAGAI UPAYA MEREDUKSI KONSUMSI ENERGI OPERASIONAL

KAJIAN RETROFIT BANGUNAN SEBAGAI UPAYA MEREDUKSI KONSUMSI ENERGI OPERASIONAL KAJIAN RETROFIT BANGUNAN SEBAGAI UPAYA MEREDUKSI KONSUMSI ENERGI OPERASIONAL Studi Kasus : Campus Centre (CC) Barat ITB Christy Vidiyanti Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Mercu Buana, Jakarta

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pencahayaan Untuk Penghematan Energi Listrik Di Ruang Kelas P- 105 Teknik Fisika-ITS Surabaya

Perancangan Sistem Pencahayaan Untuk Penghematan Energi Listrik Di Ruang Kelas P- 105 Teknik Fisika-ITS Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Perancangan Sistem Pencahayaan Untuk Penghematan Energi Listrik Di Ruang Kelas P- 105 Teknik Fisika-ITS Surabaya Herdian Ardianto dan Ir. Heri Justiono,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi lingkungan kerja menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kenyamanan pekerja (Choi dkk, 2012). Pada saat pekerja merasa nyaman dalam bekerja maka

Lebih terperinci

Penilaian Kriteria Green Building Pada Jurusan Teknik Sipil ITS?

Penilaian Kriteria Green Building Pada Jurusan Teknik Sipil ITS? Penilaian Kriteria Green Building Pada Jurusan Teknik Sipil ITS? KRISIS ENERGI Kebutuhan Persediaan PENGHEMATAN ENERGI GREEN BUILDING ECO CAMPUS PENERAPAN GEDUNG T.SIPIL TIDAK DI DESAIN DENGAN KONSEP GB

Lebih terperinci

BAB V. akan. Pembahasan. dianalisa. adalah: data untuk. di Ujung Berung. PGRI, terletak. Gambar 11 Bagan

BAB V. akan. Pembahasan. dianalisa. adalah: data untuk. di Ujung Berung. PGRI, terletak. Gambar 11 Bagan 46 BAB V Pembahasan Terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi biaya konstruksi rumah sederhana, antara lain: value engineering, proses perancangan, jumlah unit yang dibangun, metoda membangun yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin menipisnya cadangan energi yang ada saat ini dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin menipisnya cadangan energi yang ada saat ini dan semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan semakin menipisnya cadangan energi yang ada saat ini dan semakin meningkatnya kebutuhan energi termasuk energi panas, pemikiran mengenai sumber energi

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Pembahasan perilaku termal dan pembangkitan energi mengkonfirmasi beberapa hasil riset terdahulu. Kebaruan dari riset ini adalah dihasilkannya optimalisasi kinerja

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM VEGETASI VERTIKAL TERHADAP KELEMBABAN DAN ALIRAN UDARA PADA HUNIAN TINGKAT RENDAH DI DAERAH TROPIS LEMBAB

PENGARUH SISTEM VEGETASI VERTIKAL TERHADAP KELEMBABAN DAN ALIRAN UDARA PADA HUNIAN TINGKAT RENDAH DI DAERAH TROPIS LEMBAB UJIAN TESIS PENGARUH SISTEM VEGETASI VERTIKAL TERHADAP KELEMBABAN DAN ALIRAN UDARA PADA HUNIAN TINGKAT RENDAH DI DAERAH TROPIS LEMBAB HATIFAH 3211 204 702 DOSEN PEMBIMBING Ir. I Gusti Ngurah Antaryama,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Suhu Udara Hasil pengukuran suhu udara di dalam rumah tanaman pada beberapa titik dapat dilihat pada Gambar 6. Grafik suhu udara di dalam rumah tanaman menyerupai bentuk parabola

Lebih terperinci

Perancangan Apartemen dengan Alat Bantu Software Simulasi Aliran Angin

Perancangan Apartemen dengan Alat Bantu Software Simulasi Aliran Angin G105 Perancangan Apartemen dengan Alat Bantu Software Simulasi Aliran Angin Abdun Nasir dan Wahyu Setyawan Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

Tugas akhir BAB III METODE PENELETIAN. alat destilasi tersebut banyak atau sedikit, maka diujilah dengan penyerap

Tugas akhir BAB III METODE PENELETIAN. alat destilasi tersebut banyak atau sedikit, maka diujilah dengan penyerap BAB III METODE PENELETIAN Metode yang digunakan dalam pengujian ini dalah pengujian eksperimental terhadap alat destilasi surya dengan memvariasikan plat penyerap dengan bahan dasar plastik yang bertujuan

Lebih terperinci

FASE-FASE BULAN DAN JARAK BUMI-BULAN PADA TAHUN 2014

FASE-FASE BULAN DAN JARAK BUMI-BULAN PADA TAHUN 2014 FASE-FASE BULAN DAN JARAK BUMI-BULAN PADA TAHUN 2014 Bulan mengelilingi Bumi dalam bentuk orbit ellips sehingga pada suatu saat Bulan akan berada pada posisi terdekat dari Bumi, yang disebut perigee, dan

Lebih terperinci

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2 1. Varian I Varian I memiliki tiga buah komponen yaitu komponen D1 yang berfungsi sebagai dinding utama, komponen D2, komponen D3 dan komponen D4. Varian I dikembangkan dalam modul 70 x 60 cm. a. Komponen

Lebih terperinci

SURVEY PENJUALAN ECERAN

SURVEY PENJUALAN ECERAN SURVEY PENJUALAN ECERAN September Indeks riil penjualan eceran pada September mengalami penurunan Harga-harga umum diperkirakan meningkat dan tingkat suku bunga kredit diperkirakan relatif stabil Perkembangan

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1 Pengertian Tema yang dipilih pada proyek adalah Efisiensi Energi karena tipologi dalam sumber dari daftar pustaka sebelumnya buku Metric Planing and Design Data (David Atler,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kondisi mesin/peralatan tersebut agar tidak mengalami kerusakan maka

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kondisi mesin/peralatan tersebut agar tidak mengalami kerusakan maka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pada lantai pabrik, kondisi dari mesin/peralatan yang digunakan untuk menghasilkan sebuah produk sangatlah menentukan. Oleh karena itu, untuk menjaga

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. April 2015

SURVEI KONSUMEN. April 2015 SURVEI KONSUMEN April Survei mengindikasikan bahwa tingkat keyakinan konsumen pada April melemah, namun masih berada pada level optimis (>100). Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) April

Lebih terperinci

SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI PENJUALAN ECERAN SURVEI PENJUALAN ECERAN Juni Indeks riil penjualan eceran mengalami peningkatan Harga-harga umum dan tingkat suku bunga kredit diperkirakan masih akan tetap meningkat Perkembangan Penjualan Eceran Indeks

Lebih terperinci

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH BUKAAN CEROBONG PADA OVEN TERHADAP KECEPATAN PENGERINGAN KERUPUK RENGGINANG

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH BUKAAN CEROBONG PADA OVEN TERHADAP KECEPATAN PENGERINGAN KERUPUK RENGGINANG UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH BUKAAN CEROBONG PADA OVEN TERHADAP KECEPATAN PENGERINGAN KERUPUK RENGGINANG DIAN HIDAYATI NRP 2110 030 037 Dosen Pembimbing Ir. Joko Sarsetyanto, MT PROGRAM STUDI DIPLOMA III

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Sebagai langkah awal penelitian, penulis berupaya menelusuri berbagai studi literatur yang terkait dengan hal yang akan diteliti, yaitu mengenai atap.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Cahaya merupakan kebutuhan dasar manusia dalam menghayati ruang dan melakukan berbagai kegiatan dalam ruang pada bangunan serta sebagai prasyarat bagi penglihatan

Lebih terperinci

DATA DISTRIBUSI SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

DATA DISTRIBUSI SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS DATA DISTRIBUSI SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS SEMESTER II-2016 Divisi Statistik, Kepesertaan, dan Premi Penjaminan Direktorat Penjaminan dan Manajemen Risiko Daftar Isi Daftar Isi... 1 KETERANGAN... 2 I.

Lebih terperinci

AUDIT ENERGI LISTRIK PADA PT. X. Oleh : ABSTRAK

AUDIT ENERGI LISTRIK PADA PT. X. Oleh : ABSTRAK AUDIT ENERGI LISTRIK PADA PT. X Oleh : Nirita Noviyati Rahayu 1), Dede Suhendi 2), Evyta Wismiana 3) ABSTRAK Dengan adanya kebijakan pencabutan subsidi listrik dari pemerintah, dapat membuat semua sektor

Lebih terperinci

PENGARUH LAY OUT BANGUNAN DAN JENIS MATERIAL SERAP PADA KINERJA AKUSTIK RUANG KELAS SEKOLAH DASAR DI SURABAYA TITI AYU PAWESTRI

PENGARUH LAY OUT BANGUNAN DAN JENIS MATERIAL SERAP PADA KINERJA AKUSTIK RUANG KELAS SEKOLAH DASAR DI SURABAYA TITI AYU PAWESTRI PENGARUH LAY OUT BANGUNAN DAN JENIS MATERIAL SERAP PADA KINERJA AKUSTIK RUANG KELAS SEKOLAH DASAR DI SURABAYA TITI AYU PAWESTRI 3208204001 Latar belakang pelebaran jalan akibat perkembangan kota mengakibatkan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

PERTUMBUHAN SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS PERTUMBUHAN SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS Juni 2016 Divisi Statistik, Kepesertaan, dan Premi Penjaminan Direktorat Penjaminan dan Manajemen Risiko Daftar Isi Daftar Isi... 1 KETERANGAN... 2 I. Total Simpanan...

Lebih terperinci

SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI PENJUALAN ECERAN SURVEI PENJUALAN ECERAN Januari Indeks riil penjualan eceran pada Januari dan ruari mengalami penurunan Harga dan suku bunga kredit diperkirakan relatif stabil Perkembangan Penjualan Eceran Indeks riil

Lebih terperinci

BAB V : DETAIL PELAKSANAAN PRAKTIK PROFESI

BAB V : DETAIL PELAKSANAAN PRAKTIK PROFESI BAB V : DETAIL PELAKSANAAN PRAKTIK PROFESI 5.1. Waktu pelaksanaan praktik profesi Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Persiapan (galian) Pekerjaan struktur Pekerjaan finishing

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI

BAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI BAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI 5.1. Pengembangan Desain Mengingat pengembangan sistem prefabrikasi ini ditujukan untuk pembangunan rumah secara massal, sistem ini akan lebih menguntungkan

Lebih terperinci

BAB IV. ducting pada gedung yang menjadi obyek penelitian. psikometri untuk menentukan kapasitas aliran udara yang diperlukan untuk

BAB IV. ducting pada gedung yang menjadi obyek penelitian. psikometri untuk menentukan kapasitas aliran udara yang diperlukan untuk BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN PENGKONDISI UDARA Pada bab ini akan dilakukan perhitungan rancangan pengkondisian udara yang meliputi perhitungan beban pendinginan, analisa psikometri, dan perhitungan rancangan

Lebih terperinci

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/ Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/16-09-2014 APA ITU ARSITEKTUR TROPIS? TROPIS tropikos artinya : Garis Balik Garis lintang utara 23 0 27 adalah garis balik cancer dan matahari pada tanggal 27 Juni

Lebih terperinci

Transfer Termal pada Selubung Bangunan SMPN 1 Plandaan Jombang

Transfer Termal pada Selubung Bangunan SMPN 1 Plandaan Jombang Transfer Termal pada Selubung Bangunan SMPN 1 Plandaan Jombang Bagus Widianto 1, Beta Suryokusumo Sudarmo 2, Nurachmad Sujudwijono A.S. 3 123 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan

Lebih terperinci

FASE-FASE BULAN DAN JARAK BUMI-BULAN PADA TAHUN 2015

FASE-FASE BULAN DAN JARAK BUMI-BULAN PADA TAHUN 2015 FASE-FASE BULAN DAN JARAK BUMI-BULAN PADA TAHUN 2015 adalah benda langit yang mengorbit Bumi. Karena sumber cahaya yang terlihat dari Bumi adalah pantulan sinar Matahari, bentuk yang terlihat dari Bumi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin berkembang, karena

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin berkembang, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia yang sekarang ini sedang berlangsung, menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin berkembang, karena banyaknya perusahaan baru

Lebih terperinci

AUDIT ENERGI GEDUNG FT UIBA. Bahrul Ilmi, Ratih Diah Andayani Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas IBA, Palembang

AUDIT ENERGI GEDUNG FT UIBA. Bahrul Ilmi, Ratih Diah Andayani Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas IBA, Palembang AUDIT ENERGI GEDUNG FT UIBA Bahrul Ilmi, Ratih Diah Andayani Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas IBA, Palembang ABSTRAK Audit energi yang dilakukan pada gedung Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Kinerja Termal Rumah Tinggal Pedesaan Sebagai Strategi Konservasi Energi

Kinerja Termal Rumah Tinggal Pedesaan Sebagai Strategi Konservasi Energi Prosiding Seminar Nasional XIII - FTI-ITS FTI-ITS 2007 Surabaya, 6-7 Maret 2007 Kinerja Termal Rumah Tinggal Pedesaan Sebagai Strategi Konservasi Energi FX Teddy Badai Samodra 1 dan Mas Santosa 2 Program

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI KOLEKTOR SURYA ABSORBER GELOMBANG TIPE-V

STUDI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI KOLEKTOR SURYA ABSORBER GELOMBANG TIPE-V STUDI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI KOLEKTOR SURYA ABSORBER GELOMBANG TIPE-V Oleh : REZA ARDIANSYAH 2015 100 033 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. DJATMIKO ICHSANI, M.Eng OUTLINE LATAR BELAKANG PERUMUSAN, batasan

Lebih terperinci

SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI PENJUALAN ECERAN SURVEI PENJUALAN ECERAN Juli Indeks riil penjualan eceran mengalami peningkatan Harga-harga umum dan tingkat suku bunga kredit diperkirakan masih akan tetap meningkat Perkembangan Penjualan Eceran Indeks

Lebih terperinci

Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi

Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi Lia Laila Prodi Teknologi Pengolahan Sawit, Institut Teknologi dan Sains Bandung Abstrak. Sistem pengondisian udara dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

2

2 Desember 2016 1 2 3 4 5 6 A. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) 1) - Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) - Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) - Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Indeks Kondisi Ekonomi (kondisi

Lebih terperinci

2

2 Januari 2015 1 2 3 4 5 A. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) 1) - Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) - Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) - Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Indeks Kondisi Ekonomi (kondisi

Lebih terperinci

Konservasi energi selubung bangunan pada bangunan gedung.

Konservasi energi selubung bangunan pada bangunan gedung. Konservasi energi selubung bangunan pada bangunan gedung. 1. Ruang lingkup 1.1. Standar ini memuat kriteria perancangan, prosedur perancangan, konservasi energi dan rekomendasi dari selubung bangunan pada

Lebih terperinci