BAB IV ANALISA PERENCANAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISA PERENCANAAN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1 Pemilihan Lokasi dan Lokasi Tapak Lingkungan Tapak Dalam Buku Profil Penataan Ruang DKI Jakarta tahun 2003, pada bagian Kawasan permukiman tercantum bahwa pemanfaatan ruang kawasan permukiman di Kotamadya Jakarta Pusat adalah sebagai berikut: Pembangunan rumah susun di kawasan permukiman kumuh berat untuk masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah 1) Kecamatan Jati Negara Dari data yang didapatkan dari Dinas Tata Ruang DKI Jakarta dalam peta ( LRK ) yangmenunjukkan luas wilayah peruntukkan rumah susun adalah sekitar M 2. Lahan tersebut diperuntukkan untuk Wsn (wisma susun) dengan tipe massa bangunan tunggal. Terletak di salah satu jalur strategis perekonomian kota Jakarta. Ketentuan KDB dan KLB adalah 55 dan 3. Terletak pada Kecamatan kramat jati dan memang merupakan daerah yang sering digusur untuk pembangunan gedung-gedung penunjang sentra ekonomi seperti perkantoran, perhotelan dan juga rumah susun. Kawasan ini sudah menjadi kawasan bisnis. Halaman 29

2 Perbatasan wilayah lokasi peruntukan rumah susun saat ini tidak sepenuhnya kosong tetapi digunakan juga sebagai pemukiman kumuh oleh masyarakat. Dan menurut rencana Dinas Tata Kota akan dibuat menjadi daerah pemukiman. Lahan ini memiliki akses jalan besar JL Otista,sedangkan sekitar lahan terdapat bangunan kelurahan Bidara cina,lahan ini pun berdekatan dengan kali ciliwung yang diharapkan dapat digunakan sesuai peruntukannya.jumlah warga jati negara 2500 jiwa Masa Bangunan Jumlah unit per blok = 210, per lantai = 30 unit Apabila bangunan menggunakan sistem double loaded coridor sehingga terdapat 15 unit hunian maka diambil perkiraan ukuran blok dengan luas = 53 x 18 = 954 m2 Tinggi bangunan di atas permukaan tanah= umlah lantai x tinggi per lantai = 8 x 3,5 m = 28 m Panjang bangunan = 53 m Lebar bangunan = 18 m Orientasi Massa Apabila bangunan menghadap Tenggara maka nilai OTTV yang akan dicapai adalah sebagai berikut : Tenggara / Barat Laut - Dinding total = 53 x 28 = 1484 m2 Dinding padat saja = 1484 ( 84 (1,5 x 1,5 ) = = 1295m2 - Jendela kaca Aluminium = 84( 5 ( 1,5 x 0,05 ) = 84(5x0,075) =84x0,375 = 31,5 m2 Kaca low e-glass= 84 ( 2 ( 1,5 x 0,75 ) = 84(2x1,125) Halaman 30

3 =84x2,25 = 189 m2 Total jendela= 31, =220,5 Timur Laut / Barat Daya - Dinding total = 18 x 28 = 504 m2 Dinding padat saja = (1( 2 x 23 ) = = 458 m2 Tenggara / Barat Laut Timur Laut / Barat Daya Diketahui: - Untuk mencari nilai absorpsi ( α ) adalah dengan merujuk tabel yaitu: Bata ringan = 0,85 Warna pernis putih = 0,21 Lembaran aluminium = 0,12 Nilai α = 0,85 x 0,21 x 0,12 = 0,021 - Beda suhu ekuivalen ( TDeq ) untuk dinding ringan: Memakai konstruksi dinding berat dengan berat > 195 kg/m2 dengan nilai TDeq=10 K - Nilai transmitansi thermal untuk dinding ( Uw ): Tebal isolasi direncanakan 50 mm, dimana tingkat berat yaitu sedang dengan nilai Uw adalah = 0,60 - Untuk penentuan WWR (Window Wall Ration) adalah perbandingan luas jendela dengan luas seluruh dinding terluar: WWR Tenggara = 220,5 : 1295 = 0,170 Halaman 31

4 WWR Barat Laut = 220,5 : 1295 = 0,170 WWR Timur Laut = 46 : 458 = 0,1 WWR Barat Daya = 46 : 458 = 0,1 - Koefisien peneduh dari sistem fenestrasi (SC) adalah: Diambil lembar kaca tunggal dengan nilai SC = 0,3 Faktor radiasi untuk tengara adalah SF=97 Faktor radiasi untuk barat laut adalah SF= 211 Faktor radiasi untuk timur laut adalah SF=113 Faktor radiasi untuk barat daya adalah SF=176 - Faktor Radiasi Matahari adalah: Tenggara = 0,021 { 0,60 x ( 1 0,170) } x 10 + ( 0,3 x 0,170x 97 ) = 0,021 x 0,498 x ,947 = 5,051 W/m2 Barat Laut = 0,021 { 0,60 x ( 1 0,170) } x 10 + ( 0,3 x 0,170x 211 ) = 0,021 x 0,498 x ,271 = 11,375 W/m2 Timur Laut = 0,021 { 0,60 x ( 1 0,1 ) } x 10 + ( 0,3 x 0,1 x 113 ) = 0,021 x 0,54 x ,99 = 11,384 W/m2 Barat Daya = 0,021 { 0,60 x ( 1 0,1 ) } x 10 + ( 0,3 x 0,1 x 176 ) = 0,021 x 0,54 x ,28 = 5,393 W/m2 Halaman 32

5 Nilai OTTV keseluruhan = Tengara + Timur Laut + Barat Laut + Barat Daya = ( 1484 x 5,501 ) + ( 504 x 11,384 ) + ( 1484 x 11,375) + ( 504 x 5,393) : 3598 = ( 8163, , , ,08) : 3598 = : 3598 = 9,310 W/m2 < 45 W/m2 ~ OK Apabila bangunan menghadap Barat Daya maka nilai OTTV yang akan dicapai adalah sebagai berikut: Barat Daya / Timur Laut - Dinding total = 53 x 28 = 1484 m2 Dinding padat saja = 1484 ( 84 (1,5 x 1,5 ) = = 1295m2 - Jendela kaca Aluminium = 84( 5 ( 1,5 x 0,05 ) = 84(5x0,075) =84x0,375 = 31,5 m2 Kaca low e-glass= 84 ( 2 ( 1,5 x 0,75 ) = 84(2x1,125) =84x2,25 = 189 m2 Total jendela= 31, Halaman 33

6 =220,5 Timur / Barat - Dinding total = 18 x 28 = 504 m2 Dinding padat saja = (1( 2 x 23 ) = = 458 m2 Barat Daya / Timur Laut Barat Laut / Tenggara Luas keseluruhan dinding = 2 ( 1295 ) + 2 ( 504 ) = = 3598m2 Luas keseluruhan jendela = 2 (220,5 ) = 441 m2 Diketahui: - Untuk mencari nilai absorpsi ( α ) adalah dengan merujuk tabel yaitu: Bata ringan = 0,85 Warna pernis putih = 0,21 Lembaran aluminium = 0,12 Nilai α = 0,85 x 0,21 x 0,12 = 0,021 - Beda suhu ekuivalen ( TDeq ) untuk dinding ringan: Memakai konstruksi dinding berat dengan berat > 195 kg/m2 dengan nilai TDeq=10 K - Nilai transmitansi thermal untuk dinding ( Uw ): Tebal isolasi direncanakan 50 mm, dimana tingkat berat yaitu sedang dengan nilai Uw adalah = 0,60 Halaman 34

7 - Untuk penentuan WWR (Window Wall Ration) adalah perbandingan luas jendela dengan luas seluruh dinding terluar: WWR Barat Daya = 220,5 : 1295 = 0,170 WWR Timur Laut = 220,5 : 1295 = 0,170 WWR Barat Laut = 46 : 458 = 0,1 WWR Tengara = 46 : 458 = 0,1 - Koefisien peneduh dari sistem fenestrasi (SC) adalah: Diambil lembar kaca tunggal dengan nilai SC = 0,3 Faktor radiasi untuk barat daya adalah SF= 176 Faktor radiasi untuk timur laut adalah SF= 113 Faktor radiasi untuk barat laut adalah SF= 211 Faktor radiasi untuk tenggara adalah SF= 97 - Faktor Radiasi Matahari adalah: Barat Daya = 0,021 { 0,60 x ( 1 0,170) } x 10 + ( 0,3 x 0,170x 176 ) = 0,021 x 0,498 x ,976 = 9,080W/m2 Timur Laut = 0,021 { 0,60 x ( 1 0,170) } x 10 + ( 0,3 x 0,170x 113 ) = 0,021 x 0,498 x ,783 = 6,887 W/m2 Barat Laut = 0,021 { 0,60 x ( 1 0,1 ) } x 10 + ( 0,3 x 0,1 x 211 ) = 0,021 x 0,54 x ,33 = 6,443 W/m2 Tengara = 0,021 { 0,60 x ( 1 0,1 ) } x 10 + ( 0,3 x 0,1 x 97 ) = 0,021 x 0,54 x ,91 Halaman 35

8 = 3,023 W/m2 Nilai OTTV keseluruhan = Barat Daya + Tenggara + Timur Laut + Barat Laut = ( 1764 x 8,448 ) + ( 378 x 1,864 ) + ( 1764 x 5,462) + ( 378 x 3,916 ) : 4284 = ( 14902, , , ,248 ) : 4284 = 26722,08 : 4284 = 6,238 W/m2 < 45 W/m2 ~ OK Apabila bangunan menghadap Selatan maka nilai OTTV yang akan dicapai adalah sebagai berikut: Selatan / Utara - Dinding total = 53 x 28 = 1484 m2 Dinding padat saja = 1484 ( 84 (1,5 x 1,5 ) = = 1295m2 - Jendela kaca Aluminium = 84( 5 ( 1,5 x 0,05 ) = 84(5x0,075) =84x0,375 = 31,5 m2 Kaca low e-glass= 84 ( 2 ( 1,5 x 0,75 ) = 84(2x1,125) Halaman 36

9 =84x2,25 = 189 m2 Total jendela= 31, =220,5 Timur / Barat - Dinding total = 18 x 28 = 504 m2 Dinding padat saja = (1( 2 x 23 ) = = 458 m2 Selatan / Utara Timur / Barat Luas keseluruhan dinding = 2 ( 1295 ) + 2 ( 504 ) = = 3598m2 Luas keseluruhan jendela = 2 (220,5 ) = 441 m2 Diketahui: - Untuk mencari nilai absorpsi ( α ) adalah dengan merujuk tabel yaitu: Bata ringan = 0,85 Warna pernis putih = 0,21 Lembaran aluminium = 0,12 Nilai α = 0,85 x 0,21 x 0,12 = 0,021 - Beda suhu ekuivalen ( TDeq ) untuk dinding ringan: Memakai konstruksi dinding berat dengan berat > 195 kg/m2 dengan nilai TDeq=10 K - Nilai transmitansi thermal untuk dinding ( Uw ): Halaman 37

10 Tebal isolasi direncanakan 50 mm, dimana tingkat berat yaitu sedang dengan nilai Uw adalah = 0,60 - Untuk penentuan WWR (Window Wall Ration) adalah perbandingan luas jendela dengan luas seluruh dinding terluar: WWR Selatan = 220,5 : 1295 = 0,170 WWR Utara = 220,5 : 1295 = 0,170 WWR Timur = 46 : 458 = 0,1 WWR Barat = 46 : 458 = 0,1 - Koefisien peneduh dari sistem fenestrasi (SC) adalah: Diambil lembar kaca tunggal dengan nilai SC = 0,3 Faktor radiasi untuk selatan adalah SF=97 Faktor radiasi untuk utara adalah SF=130 Faktor radiasi untuk timur adalah SF=112 Faktor radiasi untuk barat adalah SF=243 - Faktor Radiasi Matahari adalah: Selatan = 0,021 { 0,60 x ( 1 0,170) } x 10 + ( 0,3 x 0,170x 97 ) = 0,021 x 0,498 x ,947 = 5,051 W/m2 Utara = 0,021 { 0,60 x ( 1 0,170) } x 10 + ( 0,3 x 0,170x 130 ) = 0,021 x 0,498 x ,63 = 6,734 W/m2 Timur = 0,021 { 0,60 x ( 1 0,1 ) } x 10 + ( 0,3 x 0,1 x 112 ) = 0,021 x 0,54 x ,66 = 3,733 W/m2 Barat Halaman 38

11 = 0,021 { 0,60 x ( 1 0,1 ) } x 10 + ( 0,3 x 0,1 x 243 ) = 0,021 x 0,54 x ,29 = 8,424 W/m2 Nilai OTTV keseluruhan = Selatan + Timur + Utara + Barat = ( 1484 x 5,501 ) + ( 504 x 3,773 ) + ( 1484 x 6,374) + ( 504 x 8,424) : 3598 = ( 8163, , , ,696) : 3598 = 23769,788 : 3598 = 6,606 W/m2 < 45 W/m2 ~ OK Apabila bangunan menghadap Barat maka nilai OTTV yang akan dicapai adalah sebagai berikut: Barat / Timur - Dinding total = 53 x 28 = 1484 m2 Dinding padat saja = 1484 ( 84 (1,5 x 1,5 ) = = 1295m2 - Jendela kaca Aluminium = 84( 5 ( 1,5 x 0,05 ) = 84(5x0,075) =84x0,375 = 31,5 m2 Halaman 39

12 Kaca low e-glass= 84 ( 2 ( 1,5 x 0,75 ) = 84(2x1,125) =84x2,25 = 189 m2 Total jendela= 31, =220,5 Timur / Barat - Dinding total = 18 x 28 = 504 m2 Dinding padat saja = (1( 2 x 23 ) = = 458 m2 Barat / Timur Utara / Selatan Luas keseluruhan dinding = 2 ( 1295 ) + 2 ( 504 ) = = 3598m2 Luas keseluruhan jendela = 2 (220,5 ) = 441 m2 Diketahui: - Untuk mencari nilai absorpsi ( α ) adalah dengan merujuk tabel yaitu: Bata ringan = 0,85 Warna pernis putih = 0,21 Lembaran aluminium = 0,12 Nilai α = 0,85 x 0,21 x 0,12 = 0,021 - Beda suhu ekuivalen ( TDeq ) untuk dinding ringan: Memakai konstruksi dinding berat dengan berat > 195 kg/m2 dengan nilai TDeq=10 K - Nilai transmitansi thermal untuk dinding ( Uw ): Halaman 40

13 Tebal isolasi direncanakan 50 mm, dimana tingkat berat yaitu sedang dengan nilai Uw adalah = 0,60 - Untuk penentuan WWR (Window Wall Ration) adalah perbandingan luas jendela dengan luas seluruh dinding terluar: WWR Barat = 220,5 : 1295 = 0,170 WWR Timur = 220,5 : 1295 = 0,170 WWR Utara = 46 : 458 = 0,1 WWR Selatan = 46 : 458 = 0,1 - Koefisien peneduh dari sistem fenestrasi (SC) adalah: Diambil lembar kaca tunggal dengan nilai SC = 0,3 Faktor radiasi untuk barat adalah SF= 243 Faktor radiasi untuk timur adalah SF= 112 Faktor radiasi untuk utara adalah SF= 130 Faktor radiasi untuk selatan adalah SF= 97 - Faktor Radiasi Matahari adalah: Barat = 0,021 { 0,60 x ( 1 0,170) } x 10 + ( 0,3 x 0,170x 243 ) = 0,021 x 0,498 x ,393 = 12,497 W/m2 Timur = 0,021 { 0,60 x ( 1 0,170) } x 10 + ( 0,3 x 0,170x 112 ) = 0,021 x 0,498 x ,712 = 5,816 W/m2 Utara = 0,021 { 0,60 x ( 1 0,1 ) } x 10 + ( 0,3 x 0,1 x 130 ) = 0,021 x 0,54 x ,9 = 4,013 W/m2 Halaman 41

14 Selatan = 0,021 { 0,60 x ( 1 0,1 ) } x 10 + ( 0,3 x 0,1 x 97 ) = 0,021 x 0,54 x ,29 = 2,91 W/m2 Nilai OTTV keseluruhan = Barat + Selatan + Timur + Utara = ( 1764 x 12,497 ) + ( 378 x 2,91) + ( 1764 x 5,816) + ( 378 x 4,013) : 4284 = ( 22044, , , ,914 ) : 4284 = 34921,026 : 4284 = 8,15 W/m2 < 45 W/m2 ~ OK Kesimpulan yang bisa ditarik dari perhitungan OTTV dari sebuah bentuk masssa bangunan memanjang dan tinggi ini adalah bahwa nilai yang dihasilkan relatif sangat kurang dari 45 W/m2. Hal ini dikarenakan fasade bangunan hanya terdiri dari 2 jenis material yaitu beton dan kaca. Dan luas dari opening sangat minim. Sehingga masih dapat ditambahkan luas dari kaca maupun ragam material yang belum digunakan seperti untuk balkon atau overstek dan lain sebagainya. Tetapi terdapat perbedaan antara nilai-nilai OTTV yang dihasilkan berdasarkan dari orientasi bangunan yang dipilih. Nilai yang terbesar didapat apabila massa bangunan ini bagian yang memanjangnya menghadap barat dan timur. Dan nilai OTTV yang terendah dihasilkan bila bangunan menghadap Tenggara ataupun Halaman 42

15 Selatan. Pemilihan bentuk memanjang untuk mendapat jumlah unit yang maksimal mengingat ketinggian maksimal hanya 8 tingkat saja. Tabel Nilai OTTV fasade dari Simulasi Gedung berukuran (53 x18 ) m2 dengan orientasi, sebagai berikut: Orientasi Nilai OTTV Fasade (W/m2) Total U TL T TG S BD B B L Selatan-Utara 6,734-3,733-5,051-8,424-6,606 Tenggara- Barat - 11,384-5,051-5,393-10,1 9,30 Laut Barat Daya- Timur - 6,887-3,023-9,080-3,92 6,238 Barat-Timur 4,013-5,816-2,91-12,497-8,15 Highlight hijau muda adalah nilai OTTV total fasade terendah yaitu apabila bangunan menghadap Selatan dan Utara. Dan highlight orange menunjukkan nilai OTTV total fasade tertinggi yaitu ketika fasade menghadap barat ataupun timur Analisa Kebutuhan dan Luasan Ruang Kebutuhan ruang dan luasan ruang dapat dijabarkan sebagai berikut : 1) Presentase penggunaan ruang Ket : Satu kepala keluarga 5 jiwa Jumlah Penduduk 2500 jiwa Jumlah penduduk 2500 Rumus = = = 500 KK Kepala Keluarga 5 Halaman 43

16 KLB = 1,67 (1 - KDB) = 1,67 (1 14 %) = 1,4362 AF = KLB LA = 1, m² = AF = KB LA = 14 % 25000m² = 3500 n = Σ AF = = 10,25 ~ 11 tingkat AF 3500 Peruntukan massa bangunan Fasum dan Fasos 3 : 7 Rumus Peruntukan Lahan : Fasum dan Fasos, = 30 % = 10771,5 Hunian = 70 % = 25133,5 Ruang untuk sirkulasi (kolidor) dan tangga darurat, service = 20 % Rumus : Luas lantai untuk hunian = Hunian ( Hunian Sirkulasi, dll) = 25133,5 ( 25133,5 20 % ) = 25133,5 5026,7 = 20106,8 type yunit = type 27 luas lantai hunian 20106,8 Jumlah yunit = = = 745 kk luasan yunit 27 luas lantai hunian 20106,8 Jumlah / lantai = = = 2872,4 jumlah lantai 7 Halaman 44

17 jumlah / lantai 2872,4 Jumlah tower = = = 3 tower panjang x lebar bangunan 53 x18 Rusunawa(Tower) 6664m2 Area bersama Ada 3 tower Pada setiap bloknya lantai 1 digunakan sebagai fasum dan fasos. Sedangkan hunian dimulai dari lantai 2. Karena batas maksimum tingkat adalah 8 maka, hanya ada 7 tingkat hunian. 4.2 Kebutuhan Ruang Program Ruang Rusunawa Sifat Jenis Letak Fungsi Sumber Standar Kapasitas Luas (m2) Semi Kantor Lingkar Publik Pengelola Dalam Ruang GM A 12 m2 1 unit 12 Ruang Tamu NAD 20m2 1 unit 20 R.Ass.Manager NAD 12 m2 1 unit 12 R.Sekretaris NAD 15 m2 1 unit 15 R.Public Relation NAD 8 m2/org 2 unit 16 Gudang File A 12 m2 2 unit 24 Ruang Meeting NAD 2,25 m2/org 1 unit 24 Pantry A 8 m2 2 unit 16 Sub Total 139 Publik Fasilitas Umum Luar Parkir Penghuni TSS 12,5 m2 / unit Tamu A 30% penghuni Halaman 45

18 Publik Publik Semi Publik Publik Fasilitas Sosial Lingkar Dalam Pengelola / Staff A 75%x Karyawan A 1,8 m Mushola 9 m2 1 unit 9 Ruang Wudhu 2 m2 / unit 2 unit 4 Toilet Wanita 2,16 WC NAD m2/unit 1 unit 2,16 0,5 m2 / unit 1 unit 0,5 Wastafel NAD Toillet Pria 2,16 WC NAD m2/unit 1 unit 2,16 0,5 m2 / Wastafel NAD unit 1 unit 0,5 Sub Total 4715,7 Ruang Pertemuan NAD 1,3 m2/org 300 org 390 2,14 Panggung NAD m2/org 10 org 21,4 50% Ruang Kontrol AJM panggung 10,7 Sub Total 422,1 Fasilitas Sosial Caunter A 9 Lingkar Dalam Retail 100 Supermarket A 80% luas 300 Laundry 100 Sub Total 509 Fasilitas Umum Fasilitas Umum Klinik Ruang Periksa BPDS 12 m Lingkar Luar Ruang Tunggu BPDS 2,3 m2 6 13,8 Ruang Dokter NAD 15 m Counter Obat A 10 Child Care Ruang Main NAD 2,25 m2 10 org 22,5 Ruang Makan NAD 0,24 m2 10 org 2,4 Toilet A 8 Playground H 2,32 m2 / unit Sub Total 214,7 R.Tamu + 10 m2 / Makan unit 1 10 R.Dapur 3 m2 / unit 1 3 R.Tidur 9 m2 / unit 1 9 K.Mandi 3 m2 / unit 1 3 Halaman 46

19 Balkon 2 m2 / unit 1 2 Sub Total 27 Grand total 6077,3 Rekapitulasi Kebutuhan Ruang No Ruang Luas ( m2 ) 1 Fasos + Fasum b Kantor 139 c Ruang Pertemuan 422,1 e Klinik + Child Care 214,7 f Retail 509 g Parkir + Ruang Luar 1133,9 Total Fasos + Fasum 2468,5 2 Total Hunian Grand Total 19478, Sirkulasi dan organisasi ruang sirkulasi Pengelola Kendaraan Drop Off Parkir Masuk / Keluar Masuk ke Ruangan Bekerja Istirahat Pejalan Kaki Pedestrian Halaman 47

20 sirkulasi Penyewa Kendaraan Drop Off Parkir Masuk / Keluar Pedestrian Masuk Ke Rusunawa Pejalan Kaki Pedestrian Organisasi Ruang Di bagian belakang di letakan area fasilitas olah raga dan auditorium sebagai ruang bersama pada bangunan Di bagian utara dan selatan memiliki 3 area parkir karena akses ke bangunan rusunawa dapat tercapai dengan baik Di bagian utara dan selatan di letakan akses kendaraaan masuk dan keluar saite dan di sisi depan di letakan akses pejalan kaki agar mudah masuk ke dalam bangunan Di bagian utara di letakan 3 tower rumah susun yang di arsir berwarna merah karena nilai ottv terendah adalah arah utara dan selatan maka dapat memaksimalkan pencahayaan ke bangunan Area orientasi bangunan yang mengarah ke luar kawasan pada umumnya akan bising ole karena kendaraan yang jalan-jalan yang membatasi kawasan tersebut. Tetapi jalan-jalan yang ada di Timur, Barat,Selatandan utara tidak Halaman 48

21 dilalui oleh kendaraan umum. Jadi hanyalah kendaraan pribadi seperti mobil atau motor yang pada umumnya dimiliki oleh para pekerja di gedung-gedung perkantoran sebelahnya. Sedangkan di bagian Timur dan barat yang berbatasan dengan pelataran parkir gedung-gedung di sampingnya juga berpotensi kebisingan lebih tinggimaka diletakkan area service, fasilitas sosial, dan taman Analisa Sistem Struktur Bangunan Rusunawa terbuat dari konstruksi beton, yang dalam pengerjaannya dapat dilakukan melalui 3 alternatif pelaksanaan konstruksi, yaitu secara konvensional, pracetak sebagian dan pracetak penuh. Sistem beton konvensional merupakan sistem pembangunan yang menggunakan teknik konvensional baik dari segi struktur maupun arsitektur. Pembuatan strukturnya menggunakan teknik cor di tempat dengan cetakan dan perancah dari kayu. Pembuatan komponen dinding arsitekturnya menggunakan bahan bata atau batako yang diplester dan diaci. Sistem beton pracetak sebagian merupakan sistem pembangunan strukturnya sudah menggunakan sistem pracetak, Sistem beton pracetak penuh merupakan sistem pembangunan yang komponen struktur maupun arsitekturnya menggunakan sistem pracetak, seperti terlihat pada Gambar berikut ; Halaman 49

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS MENGHITUNG NILAI OTTV DI LABTEK IXC

LAPORAN TUGAS MENGHITUNG NILAI OTTV DI LABTEK IXC AR 3121 FISIKA BANGUNAN LAPORAN TUGAS MENGHITUNG NILAI DI LABTEK IXC KELOMPOK 2 Indra Rhamadhan 15213025 Raudina Rahmi 15213037 Shafira Anjani 15213027 Putri Isti Karimah 15213039 Estu Putri 15213029 Fajri

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Latar Belakang Tema Tema Green Architecture dipilih karena mengurangi penggunaan energi dan polusi, serta menciptakan hunian dengan saluran, penyekatan, ventilasi, dan material

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. Heri Priana / Rusunawa di Otista

BAB IV ANALISA. Heri Priana / Rusunawa di Otista BAB IV ANALISA 4.1 Analisa Fisik Analisa Fisik merupakan analisa terhadap penempatan bangunan untuk mendapatkan data yang dapat dijadikan pedoman dalam perancangan sehingga bangunan menjadi tepat sasaran

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi mahasiswa Binus University, khususnya

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Menurut Avelar et al dalam Gusmaini (2012) tentang kriteria permukiman kumuh, maka permukiman di Jl. Simprug Golf 2, Kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN IV.1. Analisa Tapak dan Lingkungan IV.1.1 Data Fisik Tapak PETA LOKASI / SITE Utara - 19 - Data fisik tapak / kondisi tapak saat ini tidak banyak berbeda dengan apa yang akan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN. = transmitansi termal fenestrasi (W/m 2.K) = beda temperatur perencanaan antara bagian luar dan bagian dalam (diambil

LAMPIRAN. = transmitansi termal fenestrasi (W/m 2.K) = beda temperatur perencanaan antara bagian luar dan bagian dalam (diambil LAMPIRAN Pendekatan yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar bangunan kasino hotel telah menerapkan hemat energi yaitu melalui pendekatan OTTV sesuai dengan Standar Nasional Indonesia 03-6389-2000

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun sederhana sewa yang sesuai dengan iklim tropis, ada beberapa kriteria yang diterapkan yaitu : 1. Sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci

Kegiatan ini dilakukan penghuni apartemen

Kegiatan ini dilakukan penghuni apartemen BAB 4 ANALISIS DATA 4.1 Analisis Aspek Manusia Analisa yang dilakukan pada aspek ini membahas kegiatan penghuni apartemen, staf pengelola dan karyawan apartemen, serta tamu yang datang di apartemen. Analisa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan kostel ini adalah adanya kebutuhan akan hunian khususnya kos-kosan bertaraf

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik 3.1.1 Lokasi Site Gambar 6 Lokasi Site Makro Gambar 7 Lokasi Site Berdampingan Dengan Candi Prambanan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26 Lokasi

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini adalah adanya kebutuhan hunian

Lebih terperinci

- BAB 4 - ANALISA SELATAN UTARA. Gambar 4.1 Foto kondisi eksisting Candranaya (Sumber : Dinas tata kota DKI)

- BAB 4 - ANALISA SELATAN UTARA. Gambar 4.1 Foto kondisi eksisting Candranaya (Sumber : Dinas tata kota DKI) - BAB 4 - ANALISA 4.1 Data Proyek Lokasi Candranaya di Jl. Gajah Mada No. 188 Jakarta Barat. Luas Lahan : 14.356,14 m2 Peruntukan Lahan : Bangunan Komersil, Pusat Perkantoran KDB : 45% KLB : 4 GSB : 0

Lebih terperinci

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA] 5.1. Konsep Dasar BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep Dasar yang akan di terapkan pada bangunan Stasiun Televisi Swasta ini berkaitan dengan topik Ekspresi Bentuk, dan tema Pendekatan ekspresi bentuk pada

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 3.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan Senen, Jakarta Pusat : ± 48.000/ 4,8 Ha : Fasilitas

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG 4

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG 4 BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG 4 5.1. PROGRAM DASAR PERENCANAAN 5.1.1. Program Ruang Tabel 5.1.Rekapitulasi Program Ruang Hotel Bisnis No Ruang Kapasitas Luas KELOMPOK KEGIATAN

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 5.1.1 Program Ruang Topik dari proyek ini adalah perilaku atlet, dengan tema penerapan pola perilaku istirahat atlet

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Bentukan Dasar Bangunan Bentuk massa bangunan terdiri terdiri dari susunan kubus yang diletakan secara acak, bentukan ruang yang kotak menghemat dalam segi

Lebih terperinci

RENCANA TAPAK. Gambar 5.1 Rencana tapak

RENCANA TAPAK. Gambar 5.1 Rencana tapak BB V HSIL RNCNGN Luas lahan rumah susun ini adalah ±1.3 ha dengan luas bangunan ±8500 m². seperempat dari luas bangunan ditujukan untuk fasilitas umum dan sosial yang dapat mewadahi kebutuhan penghuni

Lebih terperinci

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif. BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Orientasi Massa Bangunan Bagian massa bangunan apartemen menghadap arah utara-selatan sedangkan massa bangunan pusat perbelanjaan berbentuk masif dan mengarah ke dalam.

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB III DATA DAN ANALISA BAB III DATA DAN ANALISA 3.1 Data Fisik dan Non Fisik Gambar 3. Peta Lokasi Lahan LKPP Data Tapak Lokasi : Lot/Kavling 11B, CBD Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan Luas lahan : 4709 m² Koefisien Dasar Bangunan

Lebih terperinci

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program dasar perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan, yang berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

Bab III. Aspek Tanah dan Arsitektural Desain. : Puri Indah, Jakarta Barat

Bab III. Aspek Tanah dan Arsitektural Desain. : Puri Indah, Jakarta Barat Bab III Aspek Tanah dan Arsitektural Desain 3.1 Peta dan Tapak Tanah Nama usaha Peruntukan lahan Letak tapak : Tridith Venue : Bangunan serbaguna : Puri Indah, Jakarta Barat Luas tapak : 4.068 m² Luas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) 5.1 Sirkulasi Kendaraan Pribadi Pembuatan akses baru menuju jalan yang selama ini belum berfungsi secara optimal, bertujuan untuk mengurangi kepadatan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN 27 BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN 4.1 Analisa Aspek Manusia 4.1.1. Analisa Pelaku Kegiatan Tabel 4.1 Analisa pelaku kegiatan No Pelaku Keterangan 1 Penghuni atau pemilik rumah susun Memiliki unit ataupun menyewa

Lebih terperinci

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI 1 Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI Membuat analisa pada tapak, mencakup orientasi matahari, lingkungan, sirkulasi dan entrance, kontur. Analisa Zoning, mencakup zona public, semi public dan private serta

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Pelaku Kegiatan Pengguna bangunan terminal adalah mereka yang secara langsung melakukan ativitas di dalam terminal

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan - Luas lahan : 30.400,28 m² - KDB 20% : 20% x 30.400,28 m² = 6.080,06 m² - KLB 0,8 : 0,8 x 30.400,28 m² = 24.320,22 m² -

Lebih terperinci

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan mixed use building adalah kebutuhan akan hunian yaitu rumah susun bagi masyarakat menengah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS 5.1. Konsep Filosofis Dilatarbelakangi oleh status kawasan industri Cikarang yang merupakan kawasan industri

Lebih terperinci

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang. BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Seiring dengan perkembangan Kota DKI Jakarta di mana keterbatasan lahan dan mahalnya harga tanah menjadi masalah dalam penyediaan hunian layak bagi masyarakat terutama

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Bentuk Massa Bangunan

BAB IV: KONSEP Konsep Bentuk Massa Bangunan BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Bentuk Massa Bangunan Dari hasil analisa pada lokasi tapak, diperoleh zoning peletakan masa bangunan pada bagian sisi timur yaitu yang berhadapan dengan Universita Mercu Buana

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Student Housing Student housing atau asrama mahasiswa didefinisikan sebagai suatu fasilitas tempat penginapan yang ditunjukan untuk anggota suatu kelompok, umumnya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Peraturan pada tapak Lokasi Tapak : Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur Luas Lahan : 18.751,5 m 2 KDB : 40 % Luas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Kantor sewa merupakan sebuah area untuk bekerja, dimana banyak orang selalu disuguhkan dengan konsep yang kaku dan cenderung membosankan sehingga

Lebih terperinci

International Fash on Institute di Jakarta

International Fash on Institute di Jakarta BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Konsep Dasar Perancangan Pemikiran Konsep: - Fungsi bangunan - Analisis Tapak - Bentuk bangunan sebagai lambang wujud fashion. PEMIKIRAN KONSEP KONSEP FASHION Fashion: - Busana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Berikut adalah tabel program kebutuhan ruang pada proyek Sekolah Menengah Terpadu:

BAB IV ANALISIS. Berikut adalah tabel program kebutuhan ruang pada proyek Sekolah Menengah Terpadu: BAB IV ANALISIS 4.1. Analisis Fungsional 4.1.1. Analisis Organisasi Ruang Pengorganisasian ruang-ruang pada proyek ini dikelompokkan berdasarkan fungsi ruangnya. Ruang-ruang dengan fungsi yang sama sedapat

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Dasar dari perencanaan dan perancangan Kostel (kos-kosan hotel) dengan penerapan arsitektur berkelanjutan hemat energi: Rancangan

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI OTISTA JAKARTA TIMUR

RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI OTISTA JAKARTA TIMUR TUGAS AKHIR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI OTISTA JAKARTA TIMUR DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR DISUSUN OLEH : HERI PRIANA 41207120003 ANGKATAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. Berdasarkan referensi dari studi banding: susun untuk menambah efisiensi kerja. pembukaan kios di pagi hari.

BAB IV ANALISA. Berdasarkan referensi dari studi banding: susun untuk menambah efisiensi kerja. pembukaan kios di pagi hari. BAB IV ANALISA IV.1 Analisa Aspek Manusia Berdasarkan referensi dari studi banding: IV.1.1 Analisa Pelaku Kegiatan Kompleks Rumah Susun dan Pasar ini akan digunakan oleh: a. Penghuni o Pedagang Pasar Yaitu

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB II: TANGGAPAN TERHADAP KAK DAN STUDI PUSTAKA

BAB II: TANGGAPAN TERHADAP KAK DAN STUDI PUSTAKA BAB II: TANGGAPAN TERHADAP KAK DAN STUDI PUSTAKA 2.1. TARGET PERANCANGAN Desain diharapkan dapat menjawab kebutuhan dan tuntutan perancangan yang diminta, yaitu : 1. Perancangan Kota ; Desain mempertimbangkan

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 1.1.1. Data Non Fisik Sebagai stasiun yang berdekatan dengan terminal bus dalam dan luar kota, jalur Busway, pusat ekonomi dan pemukiman penduduk,

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN BAB IV: KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Perancangan 4.1.1. Konsep Desain Hotel Convention ini memiliki konsep yang berintegritas dengan candi prambanan yang iconik, serta dapat mengedukasikan bagi

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Perencanaan Di lihat dari kenyataan yang sudah ada beberapa permasalahan yang ada pada terminal bus Terminal Kabupaten Tegal Slawi sekarang

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Sumber : KAK Sayembara Arsitektur Museum Batik Indonesia Gambar 40 Lokasi Museum Batik Indonesia 1. Data Tapak - Lokasi : Kawasan Taman Mini Indonesia

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM DASAR PERANCANGAN

BAB III PROGRAM DASAR PERANCANGAN BAB III PROGRAM DASAR PERANCANGAN A. Lokasi 1. Pengenalan Lokasi Gambar 3.1 Peta Kota Gorontalo Kota Gorontalo terletak di pulau Sulawesi yang berada pada posisi 00 0 28 17-00 0 35 56 LU dan 122 0 59 44-123

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERMUKIMAN TUMBUH DIATAS LAHAN BENCANA LUMPUR LAPINDO

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERMUKIMAN TUMBUH DIATAS LAHAN BENCANA LUMPUR LAPINDO BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERMUKIMAN TUMBUH DIATAS LAHAN BENCANA LUMPUR LAPINDO Analisis konsep perencanaan merupakan proses dalam menentukan apa saja yang akan dirumuskan sebagai konsep

Lebih terperinci

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2 BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH AKULTURASI BUDAYA KAMPUNG LAYUR 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Berdasarkan analisa mengenai kebutuhan dan besaran ruang pada Rumah Akulturasi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Tropis merupakan salah satu bentuk arsitektur yang dapat memahami kondisi iklim tropis beserta permasalahannya.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan

Lebih terperinci

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN BAB 5 HASIL PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan yang baru menjadi satu dengan pemukiman sekitarnya yang masih berupa kampung. Rumah susun baru dirancang agar menyatu dengan pola pemukiman sekitarnya

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III BAB III DATA ALUN-ALUN KABUPATEN WONOGIRI Kabupaten Wonogiri, dengan luas wilayah 182.236,02 Ha secara geografis terletak pada garis lintang 7 0 32' sampai 8 0 15' dan garis bujur 110 0 41' sampai 111

Lebih terperinci

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung 5. HASIL RANCANGAN 5.1 Hasil Rancangan pada Tapak Perletakan massa bangunan pada tapak dipengaruhi oleh massa eksisting yang sudah ada pada lahan tersebut. Di lahan tersebut telah terdapat 3 (tiga) gedung

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Kebutuhan Luas Ruangan Gedung Asrama Putri Ruang Standart Sumber Kapasitas Jumlah Luas (m 2 ) Unit 2 orang 12,25 m 2 / kmr Asumsi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Rusun dan pasar di Jakarta Barat merupakan bangunan yang bersifat sosial dan komersial dimana bangunan nantinya

Lebih terperinci

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen untuk merumusan kombinasi material yang efisien pada bangunan perkantoran bertingkat menengah dengan bentuk tertentu

Lebih terperinci

- BAB. V - RUANG DAN BENTUK KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Perancangan Tapak Konsep Penzoningan Tapak TAMAN/ PUBLIK

- BAB. V - RUANG DAN BENTUK KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Perancangan Tapak Konsep Penzoningan Tapak TAMAN/ PUBLIK - BAB. V - KONEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak Konsep Penzoningan Tapak TAMAN/ PUBLIK PARKIR / PUBLIK GEDUNG D/ EMIPRIVAT PERPUTAKAAN / EMIPUBLIK GEDUNG TK/ EMIPRIVAT PARKIR/ PUBLIK YAYAAN/

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. ini dilakukan sebagai pendekatan dalam desain Rumah Susun yang

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. ini dilakukan sebagai pendekatan dalam desain Rumah Susun yang BAB IV ANALISIS PERANCANGAN Perancangan Rumah Susun Sederhana Sewa bagi pekerja ini terdiri dari analisis tapak, analisis fungsi, analisis pengguna, analisis aktivitas, analisis ruang, analisis utilitas

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 3.1.1. Data Fisik Dalam perencanaan dan perancangan RSUD Jakarta Selatan harus memperhatikan beberapa macam kondisi fisik wilayah secara spesifik

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Gambar 5.1 Lokasi Proyek Luas total perancangan Luas bangunan : 26976 m 2 Luas tapak : 7700 m 2 KDB 60% : 4620 m 2

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Data Proyek Gambar 5.1 RUTRK Tapak Luas Lahan : 10.150 m 2 KDB : 20% x 10.150 m 2 = 2.030 m 2 KLB : 2,5 x 10.150 m 2

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KAWASAN SCBD

BAB II TINJAUAN KAWASAN SCBD BAB II TINJAUAN KAWASAN SCBD 2.1 Gambaran Umum SCBD 2) Gbr. II.1 Petalokasi SCBD (Sumber : DP Architect) Nama : Kawasan SCBD Lokasi : Barat Daya Jakarta Selatan, diapit dua jalan arteri yaitu : Jl. Jend.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA TAPAK BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah

Lebih terperinci

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN 2.1 Lokasi Proyek Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi Campuran Perumahan Flat Sederhana. Tema besar yang mengikuti judul proyek

Lebih terperinci

PROGRAM RUANG BANGUNAN APARTEMEN. Double bed Side table Lemari pakaian Meja rias. Penghuni apartemen (suami-istri)

PROGRAM RUANG BANGUNAN APARTEMEN. Double bed Side table Lemari pakaian Meja rias. Penghuni apartemen (suami-istri) PROGRAM RUANG BANGUNAN APARTEMEN Funfsi Hunian No. Identitas Ruang Aktivitas Perabot Pemakai Ruang Standard Ruang Luas 1. R. Tidur (dengan double bed) Tidur Merias diri Berganti pakaian Double bed Side

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN Dalam analisa perencanaan dan perancangan arsitektur, terdapat beberapa hal yang harus di pertimbangkan antara lain: Aspek manusia/pengguna Aspek bangunan/fisik Aspek lingkungan/lokasi

Lebih terperinci

Gambar 4. Blok Plan Asrama UI. Sumber : Survei. Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam

Gambar 4. Blok Plan Asrama UI. Sumber : Survei. Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam Gambar 4. Blok Plan Asrama UI Sumber : Survei Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam perawatan atau maintenance AC tersebut. Kamar untuk yang memakai AC merupakan kamar yang paling besar

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam perancangan desain Transportasi Antarmoda ini saya menggunakan konsep dimana bangunan ini memfokuskan pada kemudahan bagi penderita cacat. Bangunan

Lebih terperinci

PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA

PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA JUDUL : PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA Nama : Trika Prijayanto NPM : 20399052 Jurusan : Teknik Arsitektur Dosen Pembimbing : 1. Dr. Ing. Dalhar Susanto 2. Agung

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISA PERENCANAAN.

BAB IV. ANALISA PERENCANAAN. BAB IV. ANALISA PERENCANAAN. IV.1.1 Analisa NON FISIK Pelaku Apartemen pada umumnya adalah sebagai berikut : > Penguhuni apartemen : > Bapak, Ibu, Anak. Bapak bekerja setiap hari Ibu : kadang berkerja,

Lebih terperinci

BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur 5.1. Program Dasar Kebutuhan Ruang Program dasar kebutuhan ruang pada rumah susun sederhana milik di RW 01 Johar Baru dapat diuraikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. RINI SUGIARTI, S.Ars Gambar 10. Denah Dan Ukuran Bangunan Eksisting (Sumber : Data Penulis, 2017)

BAB III ANALISIS. RINI SUGIARTI, S.Ars Gambar 10. Denah Dan Ukuran Bangunan Eksisting (Sumber : Data Penulis, 2017) BAB III ANALISIS BAB III ANALISIS 3.1 ANALISIS BATAS DAN BENTUK TAPAK 3.1.1 Desain Eksisting Lahan dengan luas netto 445,5 m² seluruhnya di gunakan sebagai perancangan bangunan Rumah Kost tanpa Lahan Parkir.

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1.1. Konsep Dasar Perencanaan Konsep perencanaan revitalisasi pasar merupakan kesimpulan dari analisis perencanaan revitalisasi pasar. Konsep perencanaan Revitalisasi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK 8 BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Data Umum Proyek Proyek perancangan Penataan Kampung Kota Berbasis Arsitektur Berbagi Kampung Kota. Yang berorientasikan pada sungai Cikapundung, berlokasi Jln.Taman Hewan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena kesesuian dengan fungsi dan kriteria obyek perancangan

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 1. Pemilik, Jenis dan pelayanan Rumah Sakit a. Pemilik : Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta b. Nama Rumah Sakit : RS Jakarta Selatan c. Kelas

Lebih terperinci