BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu yang diambil dalam penelitian tersebut yaitu pada tanggal 29 Maret sampai bulan Desember Tempat penelitian yang dipilih ialah Bursa Efek Indonesia, dimana peneliti mengakses melalui situs web resmi idx yaitu pada perusahaan sub sektor plastik dan kemasan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dengan mengambil laporan keuangan perusahaan sub sektor plastik dan kemasan yang sudah diaudit. B. Desain Penelitian Jenis penelitian yang diambil ialah penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono (2009 : 11) Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Tujuan penelitian deskriptif adalah memberikan kepada peneliti sebuah riwayat atau menggambarkan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena perhatian dari perspektik seseorang, organisasi, orientasi, industri atau lainnya yang kemudian penelitian ini membantu peneliti untuk memberikan 33

2 34 gagasan untuk penyelidikan dan penelitian lebih lanjut atau membuat keputusan tertentu yang sederhana. C. Definisi dan Operasional Variabel 1. Kebangkrutan ialah suatu kondisi dimana perusahaan tidak mampu lagi melunasi kewajibannya. 2. Analisis Kebangkrutan Model Altman Z-Score Rumus : Z-Score = 0,012X₁ + 0,014X₂ + 0,033X₃ + 0,006X₄ + 0,999X₅ Dimana rasio-rasio keuangan pada model Altman yaitu : X1 = Modal Kerja /Total Aset. Rasio ini menunjukan kemampuan untuk menghasilkan modal kerja bersih dari keseluruhan total aktiva yang dimilikinya. Rasio ini dihitung dengan membagi modal kerja bersih dengan total aktiva. Modal kerja bersih diperoleh dengan cara aktiva lancar dikurangi dengan kewajiban lancar. Modal kerja bersih negatif kemungkinan besar akan menghadapi masalah dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya karena tidak tersedianya aktiva lancar yang cukup untuk menutupi kewajibannya tersebut. Sebaliknya, perusahaan dengan modal kerja bersih yang berniai positif jarang sekali menghadapi kesulitan dalam melunasi kewajibannya. Dimana rasio ini dapat dihitung dengan cara: X1 = atau

3 35 X1 = X2 = Laba ditahan / total aktiva. Laba ditahan adalah rekening yang menunjukkan akumulasi jumlah laba yang diinvestasikan kembali selama hidup perusahaan. Umur perusahaan berpengaruh terhadap rasio tersebut, perusahaan yang relatif muda kemungkinan besar menunjukkan rasio laba ditahan per total asset yang rendah dibanding perusahaan yang sudah lama berdiri, karena semakin lama perusahaan beroperasi memungkinkan untuk meperbesar akumulasi laba ditahan. Rasio ini didapat dengan perhitungan : X2 = X3 = Laba sebelum bunga dan pajak / total aktiva. Rasio ini mengukur produktivitas sebenarnya dari penggunaan aset perusahaan. Kemampuan untuk tetap bertahan sangat tergantung pada earning power dari asetnya, oleh sebab itu rasio ini sangat sesuai untuk dipergunakan dalam menganalisis risiko kebangkrutan. Dimana rasio tersebut didapat dengan perhitungan : X3 = X4 = Nilai pasar dari modal/ nilai buku hutang. Rasio ini dapat dipergunakan mengukur seberapa besar penurunan asset perusahaan dapat diterima sebelum kewajiban melebihi aset

4 36 perusahaan sehingga terjadi insolvency yang mengarah pada kebangkrutan. Modal diukur dengan kombinasi nilai pasar dari seluruh saham, yaitu saham preferen dan saham biasa, sementara kewajiban dinyatakan oleh kewajiban jangka pendek maupun panjang. Dimana rasio tersebut dapat diperhitungkan dengan cara : X4 = X5= Penjualan /total aktiva. Rasio tersebut mengukur kemampuan manajemen dalam menggunakan aktiva untuk menghasilkan penjualan, juga mengukur kemampuan manajemen dalam menghadapi persaingan. Karena persaingan merupakan ancaman yang dihadapi semua bisnis untuk tetap bertahan dan berkembang, maka rasio ini sangat penting dalam analisis terhadap resiko kebangkrutan. Rasio tersebut diperoleh dengan perhitungan : X5 = 3. Analisis Kebangkrutan Model Springate S-Score Rumus : S-score = 1,3A + 3,07B + 0,66C + 0,4D Dimana rasio-rasio keuangan model springate yaitu : A = Modal Kerja terhadap Total Aset. Untuk mengukur likuiditas aktiva suatu perusahaan relatif terhadap total kapitalisasinya

5 37 atau untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Nilai Working Capital to Total Asset (modal kerja terhadap total aset) yang semakin tinggi menunjukkan semakin besar modal kerja yang diperoleh perusahaan dibanding total aktivanya. Rasio tersebut dapat diperoleh dengan cara : A = B = EBIT terhadap Total Aset. Ebit To Total Aset digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Tingkat pengembalian dari aktiva yang dihitung dengan membagi laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan total aktiva pada neraca perusahaan. Rasio tersebut didapat dengan perhitungan : B = C = EBT terhadap Kewajiban (liabilitas) Lancar. EBT to current liabilities digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendeknya. Cara menghitungnya dengan mengukur perbandingan antara laba sebelum pajak dengan bunga terhadap hutang lancar. rasio EBT terhadap liabilitas lancar agar manajemen perusahaan dapat mengetahui berapa laba yang telah dipotong dengan

6 38 beban bunga dapat menutupi hutang lancar yang ada. Rasio tersebut dapat dihitung dengan cara : C = D = Total Penjualan terhadap Total Aset. Total Assets Turn Overmerupakan rasio yang membandingkan antara penjualan bersih dengan total aktiva. Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan. Rasio ini mengukur seberapa efesien aktiva tersebut telah dimanfaatkan untuk memperoleh penghasilan. Semakin tinggi Total Assets Turn Over berarti semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan. Rasio tersebut dapat diperoleh dengan cara : D = Beberapa jenis pengukuran variabel atau skala pengukuran. 1. Nominal Nominal adalah data dimana angka hanya merupakan lambang. 2. Ordinal Ordinal ialah data dimana angka selain lambang, juga menunjukkan urutan. 3. Interval

7 39 Interval adalah data dimana angka adalah angka yang sebenarnya, tetapi tidak mutlak. 4. Rasio Rasio adalah data dimana angka adalah angka yang sebenarnya dan mutlak. D. Populasi dan Sampel Populasi data merupakan objek dalam penelitian ini ialah laporan keuangan perusahaan sub sektor plastik dan kemasan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun Pada sub sektor plastik dan kemasan terdapat 13 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang diambil ada 7. Karena 2 dari 13 perusahaan sub sektor plastik dan kemasan yang terdapat di BEI baru melakukan IPO dan mengalami relisting di BEI. Tetapi, 2 dari 13 perusahaan sub sektor plastik dan kemasan yaitu PT lotte Chemical Titan Tbk. dan PT. Indopoly Swakarsa Industry Tbk. menggunakan dollar dalam mata uang yang digunakannya. Sedangkan 2 dari 13 Perusahaan sub sektor plastik dan kemasan diantaranya ialah PT. Alam Karya Unggul Tbk. dan PT. Siwani Makmur Tbk. data laporan keuangan tahun 2015 belum diaudit atau dipublikasi di situs Bursa Efek Indonesia. Dari populasi yang ada dalam penelitian mengambil teknik sampling purposive yaitu pengambilan sampel dengan adanya maksud atau tujuan tertentu dan sesuai dengan kriteria peneliti. Maksud dan tujuan tertentu ialah

8 40 11 perusahaan sub sektor plastik dan kemasan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. dansesuai dengan kriteria peneliti yaitu perusahaan yang memiliki laporan keuangan yang lengkap atau sudah melakukan IPO sebelum periode peneliti yang diinginkan. Untuk mengetahui bagaimana kinerja 11 perusahaan tersebut dan apakah terdapat perbedaan prediksi analisis kebangkrutan pada 11 perusahaan sub sektor plastik dan kemasan dengan menggunakan metode Altman Z-Score dan Metode Springate. Tabel 3.1 DAFTAR PERUSAHAAN SUB SEKTOR PLASTIK DAN KEMASAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA NO Emiten Nama Perusahaan 1 AKPI PT. Argha Karya Prima Industry Tbk. 2 APLI PT. Asia Plast Industries Tbk. 3 BRNA PT. Berlina Tbk 4 IGAR PT. Champion Pasific Indonesia Tbk. 5 SIAP PT. Sekawan Intipratama Tbk. 6 TRST PT. Trias Sentosa Tbk. 7 YPAS PT. Yanaprima Hastapersada Tbk. Sumber: E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah data sekunder berupa data laporan keuangan perusahaan sub sektor plastik dan kemasan yang

9 41 terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode dari situs F. Metode Analisis Tahapan-tahapan yang dilalui dalam penelitian ini adalah : a. Mengumpulkan data berupa laporan keuangan perusahaan sub sektor plastik dan kemasan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. b. Perhitungkan rasio-rasio keuangan yang tertdapat dalam persamaan metode Altman Z-Score dan metode Springate. c. Perhitungan data-data rasio yang sudah dihitung sebelumnya untuk menentukan nilai Z-Score (metode Altman) dan S-Score (metode Springate) Rumus : Z-Score = 1,2X₁ + 1,4X₂ + 3,3X₃ + 0,6X₄ + 1,0X₅ Rumus : S-score = 1,3A + 3,07B + 0,66C + 0,4D Dari setiap perhitungan tersebut, ditentukan prediksi model terhadap perusahaan apakah mengalami kebangkrutan, rawan atau tidak bangkrut. d. Indikator kebangkrutan menurut model Altman Z-Score yaitu nilai Z > 2,99 dikatanya sehat atau tidak bangkrut, Z < 1,81< 2,99 dikatakan rawan atau berada di grey area dan nilai Z < 1,81 dikatakan bangkrut. Dan indikator kebangkrutan menurut model Springate yaitu nilai S > 0,862 dikatakan sehat atau tidak bangkrut dan < 0,862 dikatakan bangkrut.