BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Suhendra Budiono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 48 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perhitungan Komponen Z-Score Uraian pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa model Altman (Z-Score) yang telah dikemukakan oleh Altman untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia adalah : Z-Score = 0,717 X 1 + 0,847 X 2 + 3,107 X 3 + 0,420 X 4 + 0,998 X 5 Keterangan : X 1 = Working capital to total asset = Aktiva Lancar Hutang Lancar Total Aktiva X 2 = Retained earning to total asset = Laba Yang Ditahan Total Aktiva X 3 = Earning before interest and tax to total asset = Laba Sebelum Bunga dan pajak Total Aktiva X 4 = Book value of equity to book value of debt = Nilai Buku Ekuitas Nilai Buku Total Hutang X 5 = Sales to total asset = Penjualan Total Aktiva 48
2 49 Rasio X 1 yaitu Working Capital / Total Assets merupakan rasio yang mendeteksi likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja (neto). Dimana modal kerja (Working Capital) diperoleh dari selisih antara aktiva lancar dengan utang lancar. Jika dikaitkan dengan indikator-indikator kebangkrutan dapat digunakan untuk mendeteksi adanya masalah pada tingkat likuiditas perusahaan. Rasio X 2 yaitu retained earning / total assets. Rasio X 2 akan mengukur besarnya kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh suatu keuntungan, ditinjau dari kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dibandingkan dengan kecepatan perputaran operating assets sebagai ukuran efesiensi usaha. Manajemen suatu perusahaan sangat berkepentingan untuk dapat melihat rasio ini, karena sekaligus akan terlihat tingkat efesiensi usaha dan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan hasil penjualannya. Rasio X 3 yaitu Earning before Interest and Taxes / Total Assets merupakan rasio profitabilitas yang mendeteksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, sering disebut juga Earning Power of Investment atau Rate of Return on Total Assets atau Rentabilitas Ekonomis, merupakan rasio yang mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor termasuk pemegang saham dan obligasi. Rasio X 4 yaitu Book value of Equity / Book value of Total Debt yang melambangkan solvabilitas (leverage) atau kemampuan financial jangka panjang dari suatu perusahaan. Untuk rasio X 4 sering juga digunakan dalam
3 50 bentuk persamaan Net Worth / Total Debt. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan kepada setiap hutangnya melalui modalnya sendiri. Rasio X 5 yaitu Sales / Total Assets merupakan rasio - rasio yang mengukur aktivitas perusahaan. Rasio ini dapat pula dikatakan sebagai rasio yang mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan oleh perusahaan untuk menghasilkan revenue. Nilai Z-Score yang diperoleh maka kondisi keuangan perusahaan dapat diklasifikasikan kedalam tiga kelompok : 1) Apabila nilai Z-Score lebih besar dari 2,90 (Z-Score > 2,90), kondisi perusahaan dalam keadaan sehat. 2) Apabila nilai Z-Score diantara 1,2 sampai 2,90 (1,20 < Z-Score < 2,90), kondisi perusahaan dianggap dalam keadaan rawan bangkrut dan mengalami masalah keuangan yang harus segera ditangani agar tidak mengalami kebangkrutan. 3) Apabila nilai Z-Score lebih kecil dari 1,20 (Z-Score < 1,2 ), maka kondisi perusahaan dalam keadaan bangkrut dan memiliki resiko yang tinggi. Berikut ini adalah tabel perhitungan komponen Z-Score dari tahun :
4 51 51
5 52 Keterangan : 1. PT. Akasha Wira International Tbk Berdasarkan tabel 4.1 diatas hasil perhitungan Working Capital / Total Assets (X 1 ) PT. Akasha Wira International Tbk pada tahun 2008 adalah negatif, hal ini dikarenakan current liability Rp ,00 lebih besar dari current asset Rp ,00 yaitu selisihnya sebesar Rp ,00. Pada tahun 2009 terjadi penurunan hutang lancar dan aktiva lancar yang lebih besar dari hutang lancar sehingga hasil perhitungan Working Capital / Total Assets mengalami kenaikan menjadi 0,2089 dari tahun sebelumnya yaitu 0,3027. Hasil perhitungan retained earning / total assets (X 2 ) PT. Akasha Wira International Tbk dari tahun adalah negatif, hal ini dikarenakan tiga(3) tahun berturut-turut tahun laba ditahan selalu negatif dan kemudian dibandingkan dengan total aktiva. Walaupun pada tahun 2010 PT. Akasha Wira International Tbk mengalami kenaikan signifikan total aktiva dari tahun sebelumnya dari Rp ,00 menjadi Rp ,00 hal ini tidak terlalu mempengaruhi hasil negatif perhitungan X 2, tetapi hanya terjadi kenaikan nilai X 2 sebesar 1,4288. Nilai negatif X 3 pada tahun 2008 dikarenakan EBIT PT. Akasha Wira International Tbk adalah negatif Rp ,00 dibanding dengan total aktiva sebesar RpRp ,00 hasilnya adalah -0, PT. Cahaya Kalbar Tbk
6 53 Berdasarkan tabel 4.1 diatas hasil perhitungan Working Capital / Total Assets (X 1 ) PT. Cahaya Kalbar Tbk dari tahun 2008 sampai dengan 2010 semakin menurun dikarenakan variabel variabel pembentuknya juga menurun. Hasil perhitungan retained earning / total assets (X 2 ) PT. Cahaya Kalbar Tbk tahun 2008 adalah negatif, hal ini dikarenakan pada tahun 2008 laba di tahan sebesar negatif Rp ,- akan tetapi pada tahun 2009 laba ditahan naik drastis sebesar positif Rp dan Rp ,- pada tahun Hasil perhitungan EBIT / total aktiva (X 3 ) PT. Cahaya Kalbar Tbk tahun 2009 meningkat dikarenakan EBIT pada tahun 2009 meningkat yaitu sebesar Rp ,- dan menurun pada tahun 2010 yaitu Rp ,- Hasil perhitungan Penjualan / Total aktiva (X 5 ) PT. Cahaya Kalbar Tbk tahun semakin menurun dikarenakan penjualan dari tahun 2008 sampai 2010 menurun terus. 3. PT. Delta Djakarta Tbk Berdasarkan tabel 4.1 diatas dari tahun hasil perhitungan komponen komponen pembentuk X 1 sampai dengan X 5 PT. Deltha Djakarta Tbk semakin membaik. 4. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Berdasarkan tabel 4.1 diatas hasil perhitungan Working Capital / Total Assets (X 1 ) PT. Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun 2008
7 54 adalah negatif, hal ini dikarenakan current liability Rp ,00 lebih besar dari current asset Rp ,00 yaitu selisihnya sebesar Rp ,00. Untuk tahun 2009 dan 2010 ada kenaikan dikarenakan aktiva lancar dan total aktiva meningkat. Hasil perhitungan Sales/total assets (X 5 ) PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 semakin menurun, hal ini dikarenakan penjualan pada tahun 2008 menurun dan pada tahun 2010 walaupun penjualan naik kembali akan tetapi tidak sebanding dengan kenaikan total aktiva yang naik sebesar Rp ,- dari tahun sebelumnya. 5. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk Berdasarkan tabel 4.1 diatas hasil perhitungan Working Capital / Total Assets (X 1 ) PT. Multi Bintang Indonesia Tbk pada tahun adalah negatif, ini disebabkan hutang lancar yang lebih besar dibandingkan aktiva lancarnya. Pada tahun 2009 hutang perusahaan meningkat drastis sehingga variabel X 1 adalah negatif 0,2926 dibandingkan tahun 2008 sebesar negatif 0,0386 dan 2010 sebesar negatif 0,0306. Laba di tahun 2009 hanya sebesar Rp ,- dibandingkan tahun 2008 sebesar Rp ,- dan tahun 2010 Rp ,- sehingga pada tahun 2008 hasil perhitungan Retained Earning/total asset (X 2 ) hanya sebesar 0,0829.
8 55 Hasil perhitungan EBIT/Total Asset (X 3 ) dari tahun makin meningkat terus sedangkan untuk perhitungan nilai buku Ekuitas/nilai buku hutang (X4) tahun 2009 hanya sebesar 0,1185 dikarenakan ekuitas yang rendah dibandingkan dengan tahun 2008 atau Hasil perhitungan Sales / total assets (X 5 ) PT. Multi Bintang Indonesia Tbk dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 cenderung stabil. 6. PT. Mayora Indah Tbk Berdasarkan tabel 4.1 diatas dari tahun hasil perhitungan komponen komponen pembentuk X 1 sampai dengan X 5 PT. Mayora Indah Tbk semakin membaik tiap tahunnya. 7. PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk Walaupun total aktiva PT. Prasidha Aneka Niaga dari tahun terus mengalami kenaikan, akan tetapi nilai hasil perhitungan Working Capital / Total Assets (X 1 ) semakin menurun. Hal ini disebabkan karena kenaikan hutang lancar yang tidak diimbangi dengan kenaikan aktiva lancar. Hasil perhitungan retained earning / total assets (X 2 ) PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk dari tahun adalah negatif, hal ini dikarenakan tiga(3) tahun berturut-turut tahun laba ditahan selalu negatif. Akan tetapi hasil perhitungan X 2 terus mengalami kenaikan,
9 56 dikarenakan dari tahun total aktiva perusahaan terus mengalami kenaikan dan laba di tahan membaik. Hasil perhitungan EBIT/Total Asset (X 3 ), Book Value Equity to Book Value of Debt (X 4 ) dan Hasil perhitungan Sales / total assets (X 5 ) PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk dari tahun relatif stabil. 8. PT. Siantar Top Tbk Berdasarkan tabel 4.1 diatas dari tahun hasil perhitungan komponen komponen pembentuk X 1 sampai dengan X 5 PT. Siantar Top Tbk relatif stabil. Tidak menunjukkan hasil perhitungan yang negatif. Akan tetapi hasil perhitungan masing masing komponen Z-Score tidak menunjukkan nilai Z-Score yang baik. 9. PT. Sekar Laut Tbk Berdasarkan tabel 4.1 diatas hasil perhitungan Working Capital / Total Assets (X 1 ) PT. Sekar Laut Tbk pada tahun menunjukkan modal kerja perusahaan adalah seperlima dari total aktiva. Pada tahun 2008 sebesar 0,2071, tahun 2009 sebesar 0,2110 dan tahun 2010 sebesar 0, PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk Berdasarkan tabel 4.1 diatas hasil perhitungan Working Capital / Total Assets (X 1 ) PT. Ultrajaya Milk Industry and trading Tbk pada tahun menunjukkan modal kerja perusahaan adalah seperlima dari total aktiva. Pada tahun 2008 sebesar 0,2187, tahun 2009 sebesar 0,2476 dan tahun 2010 sebesar 0,2382.
10 57 Perhitungan komponen Z-Score X 2 sampai dengan X 5 PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk menunjukkan hal yang wajar dan tidak negatif. B. Analisis Z-Score untuk Memprediksi Kebangkrutan Berikut ini adalah tabel Z-Score masing-masing perusahaan, yang didasarkan pada laporan keuangan yang tersedia di BEI yang sudah diolah. Untuk memudahkan analisis, berikut ini disajikan rangkuman hasil perhitungan Z-Score masing-masing perusahaan selama 3 tahun dari tahun Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Z-Score pada 10 Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI pada Tahun No. Perusahaan PT. Akasha Wira International Tbk -4,930 B B B 2. PT. Cahaya Kalbar Tbk 4,229 S S RB 3. PT. Delta Djakarta Tbk 3,738 S S 5,780 S 4. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 1,492 RB RB RB 5. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 2,953 S S S 6. PT. Mayora Indah Tbk 2,464 RB S S 7. PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk 1,710 RB RB RB 8. PT. Siantar Top Tbk 2,017 RB 3.11 S RB 9. PT. Sekar Laut Tbk 2,312 RB 2.48 RB RB 10. PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk Sumber : Data diolah 2,501 RB RB RB
11 58 Keterangan : B : Bangkrut jika Z Score <1.2 RB : Rawan Bangkrut jika 1.2<Z Score<2.9 S : Sehat jika Z Score >2.9 Berdasarkan titik cut off model Altman (Z-Score) maka skor 2.90 merupakan ambang batas untuk perusahaan sehat/tidak bangkrut. Jadi perusahaan yang mempunyai skor diatas 2.90 dapat dikatakan sebagai perusahaan sehat/tidak bangkrut. Sedangkan perusahaan yang mempunyai skor dibawah dibawah 1.20 akan diklasifikasikan sebagai perusahaan yang berpotensi bangkrut. Kemudian skor antara 1.20 dan 2.90 diklasifikasikan sebagai perusahaan pada daerah grey area (daerah kelabu atau daerah rawan). Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tiga tahun penelitian , hanya pada PT. Akasha Wira International Tbk yang mempunyai nilai Z-Score berturut turut dibawah 1.2, sehingga dikatakan perusahaan dalam keadaan bangkrut, sementara itu ada empat perusahaan yang dalam tahun penelitian berturut turut mempunyai nilai Z-Score lebih dari 2.9 sehingga dikategorikan perusahaan sehat yaitu PT. Cahaya Kalbar Tbk, PT. Deltha Djakarta Tbk, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk dan PT. Mayora Indah Tbk. Berikut ini adalah analisis tiap perusahaan dan tindakan yang harus dilakukan perusahaan agar perusahaan dalam keadaan sehat/tidak bangkrut : 1. PT. Akasha Wira International Tbk.
12 59 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa selama tahun penelitian , hanya PT. Akasha Wira International Tbk yang mempunyai nilai Z-Score negatif, sehingga dapat dikatakan perusahaan dalam keadaaan bangkrut. Hal ini disebabkan salah satunya karena membengkaknya hutang perusahaan, baik hutang lancar maupun hutang jangka panjang. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut banyak mengandalkan pinjaman tanpa disertai tindakan antisipatif. Jadi untuk masa yang akan datang perusahaan harus merencanakan jatuh tempo kewajibannya dan mempertimbangkan tingkat suku bunganya sehingga perusahaan tidak mengalami masalah pada saat kewajiban yang harus dibayar. Sedangkan untuk pinjaman luar negeri sebaiknya perusahaan membatasi (hedging) pinjaman valuta asingnya sehingga pinjaman tersebut terhindar dari dampak negatif fluktuasi nilai tukar rupiah perusahaan juga harus lebih bijaksana dalam mengelola hutang-hutangnya. Dan para manajer keuangan beserta auditor dapat mengontrol proses penjualan dan total aktiva, diharapkan dengan terus meningkatkan penjualan dan total aktiva lambat laun perusahaan akan berada pada posisi sehat. 2. PT. Cahaya Kalbar Tbk Berdasarkan tabel diatas, dari hasil perhitungan Z-Score tahun 2008 dan 2009 perusahaan dalam kategori sehat. Akan tetapi pada tahun 2010 PT. Cahaya Kalbar Tbk mengalami penurunan Z-Score, tetapi masih diklasifikasikan dalm kelompok tidak bangkrut. hal ini disebabkan salah satunya adalah penjualan pada tahun 2010 mengalami penurunan dan
13 60 turunnya EBIT pada tahun Jadi untuk masa yang akan datang perusahaan perlu menerapkan inovasi dalam meningkatkan penjualan dan penetrasi pasar yang lebih baik lagi agar penjualan terus meningkat. Untuk itu diperlukan kecakapan manajemen dalam mengantisipasi perubahan pasar. 3. PT. Deltha Djakarta Tbk Berdasarkan tabel diatas nilai Z-Score PT. Deltha Djakarta Tbk menunjukkan peningkatan tiap tahunnya. Di tahun 2010 kinerja perusahaan semakin meningkat, hal ini disebabkan meningkatnya semua komponen Z-Score. 4. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa selama tahun penelitian , PT. Indofood Sukses Makmur Tbk mempunyai nilai Z-Score kurang dari 2,9, sehingga dapat dikatakan perusahaan dalam keadaaan rawan bangkrut. Hal ini disebabkan karena membengkaknya hutang perusahaan dan rendahnya nilai laba sebelum bunga dan pajak (EBIT). Nilai laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) ini berhubungan dengan komponen X 3, penurunan nilai EBIT dipengaruhi oleh piutang dagang yang meningkat, rugi terus menerus dalam beberapa kuartal, persediaan meningkat tetapi penjualan menurun, terlambatnya hasil penagihan piutang, kredibilitas perusahaan menurun, serta kesediaan memberikan kredit pada konsumen yang tidak dapat membayar pada waktu yang ditetapkan.
14 61 5. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk Berdasarkan tabel diatas nilai Z-Score PT. Multi Bintang Indonesia Tbk menunjukkan peningkatan tiap tahunnya. Di tahun 2010 kinerja perusahaan semakin meningkat, hal ini disebabkan meningkatnya semua komponen Z-Score. 6. PT. Mayora Indah Tbk Berdasarkan tabel diatas nilai Z-Score PT. Mayora Indah Tbk menunjukkan peningkatan tiap tahunnya dan termasuk dalam kategori perusahaan sehat. Walaupun pada tahun 2008 nilai Z-Score kurang dari 2,9 akan tetapi ditahun-tahun berikutnya nilai komponen komponen Z- Score semakin kearah yang lebih baik sehingga untuk tahun 2009 dan 2010 nilai Z-Score mencapai lebih dari 2,9. 7. PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa selama tahun penelitian , PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk mempunyai nilai Z-Score kurang dari 2,9, sehingga dapat dikatakan perusahaan dalam keadaaan rawan bangkrut. Hal ini disebabkan salah satunya karena laba ditahan tahun adalah negatif. Nilai laba ditahan berhubungan dengan komponen X 2 penurunan nilai laba biasanya dipengaruhi oleh profitabilitas kumulatif terhadap panjangnya waktu, maka ini mengisyaratkan bahwa semakin muda suatu perusahaan, semakin besar kemungkinan untuk bangkrut. Untuk masa yang akan datang perusahaan harus meningkatkan laba ditahan agar perusahaan dalam kondisi sehat di masa yang akan datang.
15 62 8. PT. Siantar Top Tbk Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2008 dan 2010, PT. Siantar Top Tbk mempunyai nilai Z-Score kurang dari 2,9, sehingga dapat dikatakan perusahaan dalam keadaaan rawan bangkrut. Hal ini disebabkan salah satunya karena pada tahun tersebut rendahnya nilai laba sebelum bunga dan pajak (EBIT). Hal ini menunjukkan kinerja yang relatif berfluktuasi yang ditujukan dengan selalu berada pada posisi rawan bangkrut. Waktu berjalannya perusahaan beroperasi, memiliki modal yang cukup untuk mengantisipasi kesulitan perputaran keuangan. 9. PT. Sekar Laut Tbk Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa selama tahun penelitian , PT. Sekar Laut Tbk mempunyai nilai Z-Score kurang dari 2,9, ini menunjukkan kinerja perusahaan yang kurang baik sehingga dapat dikatakan perusahaan dalam keadaaan rawan bangkrut. Hal ini disebabkan salah satunya karena nilai laba ditahan kurang baik dan pembelian kredit yang kurang bagus, untuk masa yang akan datang perusahaan jangan terlalu lunak dalam memberikan syarat syarat kredit kepada perusahaan afiliasinya, memaksimalkan penagihan piutang perusahaan. 10. PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa selama tahun penelitian , PT. Ultra Jaya Milk Industry and Trading Tbk mempunyai nilai Z- Score kurang dari 2,9, sehingga dapat dikatakan perusahaan dalam keadaaan rawan bangkrut. Hal ini disebabkan salah satunya karena
16 63 membengkaknya hutang perusahaan, baik hutang lancar maupun hutang jangka panjang. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut banyak mengandalkan pinjaman tanpa disertai tindakan antisipatif dan ketidakmampuan manajemen dalam mengendalikan biaya. Untuk masa yang akan datang perusahaan perlu melakukan anggaran dan pengendalian biaya agar tidak terjadi varian yang inefesien.
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil perhitungan variable independen model Altman ( Z-Score )
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil perhitungan variable independen model Altman ( Z-Score ) Uraian pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa model Altman (Z-Score) yang telah dikemukakan Altman
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dan didukung oleh teoriteori yang dipelajari dan hasil pembahasan yang diperoleh mengenai analisis prediksi kebangkrutan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
40 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Hasil Perhitungan Variabel Independen Model Altman (z-score) Berdasarkan penjelasan pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa rumus (formula)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data
33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data penelitian yang di peroleh peneliti dari berbagai sumber yang telah ada dan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk memperoleh laba sebanyakbanyaknya.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk memperoleh laba sebanyakbanyaknya. Namun apabila perusahaan mengalami kegagalan dalam menjalankan usahanya kemungkinan
Lebih terperinciANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Nama NPM Jurusan Pembimbing
ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Nama NPM Jurusan Pembimbing : Tri Utami Saputri : 2A214851 : S1 - Akuntansi : Dr. Renny, SE., MM LATAR
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
maka perusahaan akan mengetahui apakah kinerja keuangan perusahaannya lebih baik atau bahkan lebih baik dari perusahaan lain. Dengan adanya analisis rasio laporan keuangan maka akan dapat membantu manajemen
Lebih terperinciBAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian
BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian Jenis penelitian yang saya lakukan ini adalah jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. tidak langsung dengan melalui internet. Data sekunder dalam penelitian ini
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data penelitian yang di peroleh peneliti dari berbagai sumber yang telah ada dan secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan yang sangat pesat dan menjadi lebih baik dalam persaingan bisnis. Setiap perusahaan saling
Lebih terperinciANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB
ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB21 23210838 LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini perkembangan ekonomi mengalami perubahan
Lebih terperinciBAB IV. ANALISA dan PEMBAHASAN. 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta Anak Perusahaan Periode 2007-2011 berdasarkan Analisa Rasio Keuangan Perhitungan rasio-rasio keuangan PT. BAKRIE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses pencapaian tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan manufaktur, dimana perusahaan tersebut bergerak di bidang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan makanan dan minuman adalah salah satu sektor dari perusahaan manufaktur, dimana perusahaan tersebut bergerak di bidang industri makanan dan minuman.
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian yang ingin dicapai sehingga penulis dapat memperoleh hasil
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan identifikasi masalah yang telah ditentukan dan tujuan penelitian yang ingin dicapai sehingga penulis dapat memperoleh hasil penelitian mengenai analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. poitif. Bedasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini pertumbuhan ekonomi di indonesia menunjukkan angka yang poitif. Bedasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan
Lebih terperinciANALISIS KESEHATAN KEUANGAN PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE BERDASARKAN METODE RISK BASED CAPITAL DAN Z-SCORE PERIODE
ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE BERDASARKAN METODE RISK BASED CAPITAL DAN Z-SCORE PERIODE 2008-2012 SEMINAR PENULISAN ILMIAH Diajukan guna melengkapi syarat- syarat untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari penjualan tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia di era modern sekarang ini telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Faktor yang turut mendorong berkembangnya perekonomian adalah
Lebih terperinciPRAKATA... ABSTRACK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...
DAFTAR ISI Halaman PRAKATA... ABSTRAK... ABSTRACK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR..... DAFTAR GRAFIK... i iii iv v viii x xi BAB I BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Identifikasi
Lebih terperinciDAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian...
DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman i v vii ix x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1.2 Rumusan Masalah... 1.3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan (Aditama, 2013). Tingginya nilai perusahaan dapat menggambarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan jangka panjang perusahaan adalah untuk mengoptimalkan nilai perusahaan (Aditama, 2013). Tingginya nilai perusahaan dapat menggambarkan kesejahteraan
Lebih terperincimembiayai kegiatan perusahaan sehari-hari serta untuk menjaga kontinuitas, sehingga modal kerja sangat berpengaruh bagi suatu perusahaan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama perusahaan masih beroperasi, modal selalu diperlukan untuk membiayai kegiatan perusahaan sehari-hari serta untuk menjaga kontinuitas, sehingga modal
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Liquidity Ratios IV.1.1 Current Ratio Rasio lancar (current ratio), dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada dasarnya selalu membutuhkan modal, baik itu modal kerja maupun modal tetap. Modal kerja merupakan hal
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan pada dasarnya selalu membutuhkan modal, baik itu modal kerja maupun modal tetap. Modal kerja merupakan hal yang sangat penting untuk kelancaran
Lebih terperinciOleh: Siti Rasikaesti Dewi NIM
PENGGUNAAN METODE ALTMAN Z-SCORE DAN SPRINGATE UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI LAPORAN AKHIR Laporan akhir ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan
Lebih terperinciANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN SEBAGAI PARAMETER KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT SMARTFREN TELECOM, TBK NAMA : RIZKY AMANDA PUTRI NPM :
ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN SEBAGAI PARAMETER KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT SMARTFREN TELECOM, TBK NAMA : RIZKY AMANDA PUTRI NPM : 26210162 PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam perkembangan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui
Lebih terperinciBAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar
54 BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar dibursa efek Indonesia sejak tahun 2008 sampai 2012, dan ruang lingkup penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu kategori sektor industri
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu kategori sektor industri di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mempunyai peluang untuk tumbuh dan berkembang. Industri
Lebih terperincideskriptif, yaitu penelitian dengan menggunakan data-data yang diperoleh langsung pada laporan keuangan di ICMD Bursa Efek Jakarta, kemudian
BAB HI METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu penelitian dengan menggunakan data-data yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesulitan keuangan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya artinya perusahaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Financial Distress (Kesulitan Keuangan) Financial distress adalah suatu kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya
Lebih terperinciPENDAHULUAN Kepailitan suatu perusahaan biasanya diawali dengan kesulitan keuangan (financial distress) yang ditandai oleh adanya ketidakpastian profi
JURNAL SKRIPSI ANALISIS PENGGUNAAN ALTMAN Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2007-2011 Butet Agrina Kurniawanti Fakultas Ekonomi,
Lebih terperinci: Yoga Wicaksana NPM :
ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA. Nama : Yoga Wicaksana NPM : 28210647 Latar Belakang Tujuan Investasi di pasar modal
Lebih terperinciNama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI
ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT ADHI KARYA (PERSERO),TBK PERIODE 2007-2011 Nama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM :23209191 Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh Current Ratio, Total Debt to Total Assets Ratio terhadap Net Profit Margin pada perusahaan Food and Beverage yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kondisi Rasio-Rasio Keuangan Bank di Indonesia Dengan Menggunakan Metode Altman Z-score. Analisis kesulitan keuangan yang dapat menyebabkan kebangkrutan
Lebih terperinciPROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015
PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN BERDASARKAN ANALISIS MODEL Z-SCORE ALTMAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) (PERIODE 2012-2014) PROPOSAL SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar modal sebagai sarana untuk mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan. Adanya pasar modal
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret sampai Desember 2016. Waktu penelitian yang diambil oleh peneliti selama periode 2010 hingga tahun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. a. Pengertian Laporan Keuangan. mempunyai arti yang sangat penting terutama bagi pihak-pihak yang
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan berisi tentang posisi perusahaan pada suatu waktu tertentu maupun operasinya selama beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tinggi rendahnya tingkat likuiditas perusahaan dapat ditunjukkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tinggi rendahnya tingkat likuiditas perusahaan dapat ditunjukkan oleh aset likuid yang mudah dikonversi menjadi kas diantaranya kas, bank, piutang, surat-surat berharga,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pengambilan semple pada tanggal 29 Maret sampai bulan Desember 2016 pada Bursa Efek Indonesia yang menyediakan data laporan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tersebut yaitu dengan cara memperoleh pendanaan tambahan. Kebijakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menimbulkan persaingan yang ketat antar perusahaan. Perusahaan berlomba-lomba untuk melakukan inovasi produk, teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasi. Aktiva ini sekali berputar kembali dalam bentuk semula dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Modal kerja merupakan dana pada aktiva lancar suatu perusahaan untuk kegiatan operasi. Aktiva ini sekali berputar kembali dalam bentuk semula dan dana kembali
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono, 1998). Besarnya laba digunakan
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total
Lebih terperinciANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT INDOSAT TBK PERIODE DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE
ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT INDOSAT TBK PERIODE 2008-2012 DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE NAMA : Heri Kurniawan NPM : 23210252 JURUSAN : Akuntansi PEMBIMBING : Erna Kustyarini, SE., MMSI PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan hanya dijadikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis laporan keuangan Laporan keuangan merupakan dasar menyediakan banyak informasi yang diperlukan para pemakai untuk membuat keputusan ekonomis sehubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan memiliki tujuan jangka panjang yaitu meningkatkan nilai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan memiliki tujuan jangka panjang yaitu meningkatkan nilai perusahaan, yang sekaligus juga akan meningkatkan kesejahteraan bagi para pemegang sahamnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendorong keberlangsungan globalisasi dunia dengan cepat dan dinamis. Keadaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan tekhnologi, komunikasi dan informasi pada saat ini telah mendorong keberlangsungan globalisasi dunia dengan cepat dan dinamis. Keadaan tersebut membawa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Tempat / lokasi pada penelitian ini adalah Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2009 2012. Alasan mengapa penelitian dilakukan ditempat
Lebih terperinciAnalisis Penggunaan Metode Altman Z-score untuk Mengetahui Potensi Kebangkrutan pada PT Mayora Indah,Tbk Periode
Analisis Penggunaan Metode Altman Z-score untuk Mengetahui Potensi Kebangkrutan pada PT Mayora Indah,Tbk Periode 2010-2014 Dewi Khamala Rizkiani 21212951 Pembimbing : Haryono, SE.,MM. Latar Belakang Masalah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan tersebut yaitu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebangkrutan yang dialami oleh perusahaan tidak hanya merugikan pihak internal perusahaan itu sendiri saja, namun banyak pihak yang akan juga dirugikan terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Saham menjadi salah satu alternatif investasi di pasar modal yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saham menjadi salah satu alternatif investasi di pasar modal yang paling banyak digunakan oleh para investor karena keuntungan yang diperoleh lebih besar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dimana dihapuskan batasan antar Negara, menyebabkan persaingan antar perusahaan
Lebih terperinciANALISIS LAPORAN KEUANGAN DITINJAU DARI RENTABILITAS DAN MODEL ALTMAN DALAM MENILAI KINERJA PERUSAHAAN ALAT BERAT YANG TERDAFTAR DI BEI
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DITINJAU DARI RENTABILITAS DAN MODEL ALTMAN DALAM MENILAI KINERJA PERUSAHAAN ALAT BERAT YANG TERDAFTAR DI BEI Nur Said 20205906 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan dunia bisnis yang semakin ketat dewasa ini membuat setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dunia bisnis yang semakin ketat dewasa ini membuat setiap perusahaan berupaya mencari strategi yang tepat untuk dapat unggul dari para pesaingnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dengan mengambil data dari PT. Advanced Offshore Services yang bertempat di Gedung Ventura Lt. 6 Suite 601, JL. RA. Kartini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kegiatan operasi sebuah perusahaan bagian yang terpenting yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan operasi sebuah perusahaan bagian yang terpenting yaitu bidang keuangannya, baik itu pada perusahaan go public ataupun yang belum go public, terutama
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. diolah, dianalisis, dan diproses berdasarkan teori yang relevan sehingga diperoleh
32 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode ini mengkhususkan pada studi kasus. Data yang diperoleh
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian meliputi: tujuan studi, tipe hubungan variabel, setting penelitian,
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meliputi: tujuan studi, tipe hubungan variabel, setting penelitian, unit analisis, horizon waktu, skala pengukuran dan metode pengujian data
Lebih terperinciBAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran Populasi (Obyek) Penelitian
38 BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran Populasi (Obyek) Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif. Pendekatan penelitian kuantitatif dapat diartikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan secara baik dan maksimal. Dalam hal ini menyebabkan. dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi di era globalisasi mengakibatkan persaingan semakin tajam menuntut setiap manager keuangan perusahaan untuk selalu berupaya membuat struktur
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Tujuan manajemen keuangan yakni memaksimalkan harga saham, bukan memaksimalkan laba per saham. Data akuntansi sangat mempengaruhi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan yang dialami pada berbagai sektor industri diharapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan yang dialami pada berbagai sektor industri diharapkan dapat menjadi penggerak perekonomian nasional. Berbagai strategi dan pemantapan daya saing
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Nilai rasio working capital terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang didapat dari dividen ataupun capital gain. Sedangkan manajemen berusaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investor menginvestasikan dana bertujuan memaksimumkan kekayaannya yang didapat dari dividen ataupun capital gain. Sedangkan manajemen berusaha memaksimumkan
Lebih terperinciGrey Area (1,1 s/d 2,6). Hal ini menunjukkan bahwa industri ini secara keseluruhan berada
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut : 5.1.1 Perkembangan Tingkat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini direncanakan selama enam bulan yang dimulai dari September 2013 sampai dengan Februari 2014 dimana penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara normatif tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara normatif tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli atau
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT.Indo Citra Finance Tbk
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Kinerja Keuangan Untuk mengetahui kinerja keuangan PT.Indo Citra Finance Tbk maka pada bab ini, penulis akan melakukan analisa laporan keuangan periode
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Financial Distress. Financial distress merupakan tahap penurunan kondisi keuangan perusahaan. Financial distress terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan atau
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis akan melakukan penelitian terhadap PT. Mobile-8 Telecom Tbk
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penulis akan melakukan penelitian terhadap PT. Mobile-8 Telecom Tbk sebuah perusahaan Telekomunikasi sebagai obyek penelitian dengan menggunakan rasio-rasio
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berbeda dalam menjaga dan memaksimalkan profitabilitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki strategi-strategi manajemen keuangan yang berbeda dalam menjaga dan memaksimalkan profitabilitas perusahaan.keuntungan atau laba maksimal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal terbesar di Indonesia hasil gabungan antara Bursa Efek Surabaya dan Bursa Efek Jakarta pada tahun 2007.
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan Sesudah Akuisisi IV.1.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk dengan menggunakan Rasio Keuangan IV.1.1.1
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan
Lebih terperinciPENERAPAN ANALISIS DISKRIMINAN ALTMAN UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN (Studi Kasus pada Industri Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI)
PENERAPAN ANALISIS DISKRIMINAN ALTMAN UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN (Studi Kasus pada Industri Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI) Oleh : Ani Rahmawati Alumni STIE AMA Salatiga Joko
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PT MAYORA INDAH Tbk AGUS NURAMIN
ANALISIS PENERAPAN RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PT MAYORA INDAH Tbk AGUS NURAMIN 20210331 LATAR BELAKANG MASALAH Tujuan dari sebuah perusahaan adalah memaksimalkan
Lebih terperinciANALISIS PREDIKSI KINERJA KEUANGAN MODEL SPRINGATE DAN PENGARUHNYA TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA
ANALISIS PREDIKSI KINERJA KEUANGAN MODEL SPRINGATE DAN PENGARUHNYA TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh : NAMA : JULAISAH NPM : 0641031054 EMAIL : julaisah@gmail.com
Lebih terperinciBab II. Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada
Lebih terperinciANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK Nama NPM Kelas Fakultas Jurusan Pembimbing : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 : 3EA39 : Ekonomi
Lebih terperinciJURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 18 NO 1 JANUARI 2016 VOLUME 18 NO 1 JANUARI 2016 JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS
98 VOLUME 18 NO 1 JANUARI 2016 JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS ANALISIS DISKRIMINAN (Z-SCORE) ALTMAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Mayora Tbk maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil kinerja Likuiditas dilihat dari rasio
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Kebangkrutan. 1. Pengertian Kebangkrutan. Kebangkrutan atau kepailitan adalah biasanya diartikan sebagai
BAB II LANDASAN TEORI A. Kebangkrutan 1. Pengertian Kebangkrutan Kebangkrutan atau kepailitan adalah biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendapatan per kapita masyarakat Indonesia tahun 2012 telah mencapai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendapatan per kapita masyarakat Indonesia tahun 2012 telah mencapai USD 3.562,6 per tahun. Peningkatan pendapatan per kapita ini searah dengan pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian 1. Pengertian Property dan Real Estate Menurut buku Realestate Sebuah Konsep Ilmu dan Problem Pengembang di Indonesia ( Budi Santoso,2000) definisi real estate adalah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan
Lebih terperinciANALISA POTENSI KEBANGKRUTAN PT HERO SUPERMARKET Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN PERIODE
ANALISA POTENSI KEBANGKRUTAN PT HERO SUPERMARKET Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN PERIODE 2007-2012 Nama : Nur Fadhillah NPM : 25210123 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Bertilia Lina Kusrina, SE.,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR TABEL... v. DAFTAR GAMBAR... vi. ABSTRAKSI... vii BAB I PENDAHULUAN Manfaat penelitian...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi ABSTRAKSI... vii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 6 1.3 Tujuan Penelitian...
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis rasio keuangan terhadap laporan keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia (PT. TELKOM) periode 2005 sampai dengan 2008 maka dapat ditarik kesimpulan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Data yang diperlukan berupa laporan keuangan perusahaan Tekstil 2008-2012. Namun sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan dapat dikatakan mencapai kesuksesan dan berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang maksimal (Mahaputra, 2012). Di samping
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai akhir dari penulisan dalam bab ini, disampaikan beberapa kesimpulan dan saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan
Lebih terperincidengan pada saat ekonomi dalam keadaan normal. Hal ini diakibatkan oleh rupiah terhadap mata uang asing dan kenaikan suku bunga kredit.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebangkrutan merupakan salah satu fenomena yang dapat dilihat dalam semua bidang usaha, baik dimasa krisis maupun dimasa normal. Dimasa krisis potensi terjadinya
Lebih terperinciBAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN
BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat di gunakan sabgai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
Lebih terperinciRASIO KEUANGAN DAN PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ( BEI ) SKRIPSI
RASIO KEUANGAN DAN PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ( BEI ) SKRIPSI Diajukan Oleh: BINTI CHOIRIAH 0912015017/FE/EM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciHasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode
Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan
Lebih terperinci