BAB II KAJIAN TEORITIK. Matematika, Regulasi Diri, dan Model Kooperatif tipe Two Stay Two Stray. a. Pengertian pemahaman konsep matematika

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORITIK. Matematika, Regulasi Diri, dan Model Kooperatif tipe Two Stay Two Stray. a. Pengertian pemahaman konsep matematika"

Transkripsi

1 5 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Kontekstual Pada bab ini peneliti akan membahas tentang Pemahaman Konsep Matematika, Regulasi Diri, dan Model Kooperatif tipe Two Stay Two Stray. 1. Pemahaman Konsep Matematika a. Pengertian pemahaman konsep matematika Pemahaman menurut Harjanto (2005) adalah kemampuan untuk menangkap pengertian dari sesuatu. Hal ini dapat ditunjukan dalam bentuk menerjemahkan sesuatu, misalnya angka menjadi kata atau sebaliknya, menafsirkan sesuatu dengan cara menjelaskan atau intisari, dan memperkirakan kecenderungan pada masa yang akan datang. Sedangkan konsep menurut Oemar Hamalik (2009) adalah suatu kelas atau kategori objek-objek atau orang yang memiliki ciri-ciri umum. Selanjutnya pemahaman konsep menurut Sanjaya (2009) adalah kemampuan siswa yang berupa penguasaan sejumlah materi pelajaran, tetapi mampu mengungkapkan kembali dalam bentuk lain yang mudah dimengerti, memberikan interpretasi data dan mampu mengaplikasi konsep yang sesuai dengan struktur kognitif yang dimilikinya. Sedangkan menurut Wardhani (2008) adalah menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, dan tepat dalam pemecahan masalah. Menurut Jihad dan Haris (2012), 5

2 6 pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukan siswa dalam menafsirkan sesuatu dengan cara menjelaskan atau intisari dan melakukan prosedur atau algoritma secara luwes, akurat efisien, dan tepat. Pada PERMENDIKBUD no.58 tahun 2014 lampiran III juga menyatakan bahwa pemahaman konsep matematika merupakan kompetensi dalam menjelaskan keterkaitan antar konsep dan menggunakan konsep maupun algoritma secara luwes, efesien dan tepat dalam pemecahan masalah. Berdasarkan pengertian pemahaman konsep menurut beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematika merupakan kemampuan siswa dalam mengungkapkan kembali, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikannya secara luwes dan tepat dalam berbagai pemecahan masalah. Indikator kemampuan pemahaman konsep matematika yang digunakan dalam penelitian ini, menurut Jihad dan Haris (2012) adalah sebagai berikut : 1) Menyatakan ulang sebuah konsep, yaitu mampu mengungkapkan kembali yang telah dipelajari berdasarkan konsep esensial sebuah objek. 2) Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya), yaitu mampu mengelompokan suatu objek menurut jenisnya berdasarkan sifat-sifat yang dimiliki sesuai dengan konsepnya.

3 7 3) Memberi contoh dan bukan contoh dari konsep yang dipelajari, yaitu mampu membedakan atau memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep. 4) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis (gambar & model matematika), yaitu mampu memaparkan konsep secara berurutan dan menyajikannya ke dalam berbagai bentuk representasi matematika sehingga orang lain dapat memahami pendapatnya. 5) Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep, yaitu mampu mengkaji mana syarat perlu atau syarat cukup yang terkait dengan suatu objek. 6) Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu, yaitu mampu menyelesaikan soal dengan tepat yang sesuai dengan prosedur yang benar. 7) Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah, yaitu mampu menerapkan konsep serta prosedur dalam menyelesaikan persoalan matematika dalam kehidupan sehari-hari. b. Kendala dalam memahami konsep matematika Adapun kendala atau kenyataan siswa dilapangan dalam memahami konsep matematika menurut Hamzah B. Uno (2012), antara lain: siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang

4 8 berhubungan dengan konsep yang dimiliki. Bahkan siswa kurang mampu menentukan masalah dan merumuskannya. Sebagian besar siswa kurang mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan begaimana pengetahuan tersebut akan dimanfaatkan atau diaplikasikan pada situasi baru. Oleh karena itu, guru perlu memperhatikan langkah dalam mengajarkan suatu konsep menurut Oemar Hamalik (2009), sebagai berikut: 1) Tetapkan perilaku siswa yang diharapkan setelah mempelajari konsep, yaitu : siswa dapat menyebutkan contoh-contoh konsep, siswa dapat menyatakan ciri-ciri konsep, siswa dapat memilih dan membedakan antara contoh dan bukan contoh, siswa mampu memecahkan masalah yang berkenaan dengan konsep tersebut. 2) Melakukan kajian terhadap konsep dan menetapkan yang mana yang akan diajarkan kepada siswa. Setelah itu guru merancang prosedur mengajarkan konsep tersebut. 3) Mengetahui pemahaman siswa tentang konsep dengan cara memberikan tes awal. Apabila ternyata ada sejumlah siswa yang tidak mengetahui suatu konsep maka guru meminta siswa yang telah mengetahui konsep bertindak sebagai tutor terhadap siswa lainnya. 4) Memberikan contoh-contoh yang positif dan yang negatif mengenai konsep.

5 9 5) Presentasi siswa dan penguatan guru. Penguatan secara sering atau lebih banyak akan lebih mempercepat pemahaman konsep. 6) Menilai belajar konsep, kegiatan penilaian terhadap penguasaan konsep dan sekaligus sebagai penguatan atau umpan balik untuk perbaikan selanjutnya. c. Pemahaman Konsep pada Materi Lingkaran Pada materi lingkaran kelas VIII ini akan membahas beberapa subbab yang perlu dipahami oleh siswa, antara lain: (1) pengertian lingkaran, (2) unsur-unsur lingkaran, (3) keliling dan luas lingkaran, dan (4) hubungan antara sudut pusat, panjang busur, dan luas juring, (5) garis singgung lingkaran, (6) lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga. ( Dewi Nuharini & Tri Wahyuni, 2008) Lingkaran 1) Pengertian Lingkaran Lingkaran adalah himpunan titik-titik yang berjarak sama terhadap satu titik tetap yang dinamakan titik pusat lingkaran. 2) Unsur-unsur Lingkaran Di dalam lingkaran kita dapat temukan bagian-bagian lingkaran yang umumnya disebut unsur-unsur lingkaran. Adapun unsur-unsur lingkaran, antaralain: jari-jari, diameter, busur, tali busur, apatema, tembereng dan juring. (Sukino & Simangunsong, 2006)

6 10 a) Jari-jari Lingkaran Jari-jari lingkaran adalah jarak titik-titik pada lingkaran dengan pusat lingkaran. Dinotasikan dengan "r". b) Busur Lingkaran Busur lingkaran adalah lengkungan lingkaran yang terletak di antara dua titik pada lingkaran. Dinotasikan dengan. c) Tali Busur Lingkaran Garis di dalam lingkaran yang menghubungkan dua titik pada lingkaran. d) Diameter Lingkaran Diameter lingkaran adalah tali busur yang melalui titik pusat lingkaran. Dinotasikan dengan "d". e) Apotema Tali Busur Apotema adalah jarak tali busur dengan titik pusat lingkaran, atau penggal garis dari titik pusat lingkaran yang tegak lurus tali busur. f) Tembereng Tembereng adalah daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh sebuah tali busur dan busur dihadapan tali busur. g) Juring Lingkaran Juring lingkaran adalah daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh dua jari-jari dan busur yang diapit oleh kedua jari-jari tersebut.

7 11 Berikut ini adalah contoh unsur-unsur lingkaran: Keterangan: a) Titik O = pusat lingkaran b) Garis OA = OB = OD = jari-jari lingkaran c) AB = diameter lingkaran d) Garis lurus BD = tali busur lingkaran e) Garis lengkung AD dan BD = busur lingkaran f) Garis OE = apotema g) Daerah yang dibatasi oleh dua jari-jari dan satu busur = juring lingkaran (misal AOD) h) Daerah yang dibatasi oleh sebuah tali busur dan dua jari-jari = tembereng (yang diarsir) 3) Keliling dan Luas Lingkaran Sebelum menghitung keliling dan luas lingkaran, siswa perlu mengetahui pendekatan nilai π (pi). Adapun kegiatan siswa dalam menemukan pendekatan nilai π (pi) sebagai berikut:

8 12 (a) Siswa membuat lingkaran dengan jari-jari 1 cm, 1,5 cm, 2 cm, 2, 5 cm, dam 3 cm. (b) Siswa mengukur diameter masing-masing lingkaran dengan menggunakan penggaris. (c) Siswa mengukur keliling lingkaran menggunakan bantuan benang dengan cara menempelkan benang pada bagian tepi lingkaran, dan kemudian panjang benang diukur menggunakan penggaris. (d) siswa membuat tabel seperti di bawah ini dan mengisi hasil pengukuran yang telah diperoleh. Lingkaran Keliling Diameter Keliling berjari-jari Diameter 1 cm 1,5 cm 2 cm 2,5 cm 3 cm (e) siswa menyimpulkan hasil yang diperoleh. Dari kegiatan tersebut maka siswa akan menemukan bahwa nilai keliling diameter akan memberikan nilai yang mendekati 3,14 atau jika dinyatakan dalam bilangan pecahan adalah 22. Untuk selanjutnya, nilai keliling diameter disebut sebagai konstanta π (π dibaca: pi). 7 Maka diperoleh persamaan keliling diameter = π. Persamaan ini dapat digunakan untuk mengitung keliling lingkaran. Jadi π = 3, 14 atau 22 7

9 13 a) Menghitung Keliling Lingkaran Pada pembahasan di atas diperoleh bahwa pada setiap lingkaran nilai perbandingan atau tetap disebut π. keliling (K) diameter (d) menunjukan bilangan yang sama Karena K d = π, sehingga didapat K = π. d. Panjang diameter adalah 2 jari jari, maka d = 2r Jadi didapat rumus keliling (K) lingkaran dengan diameter (d) atau jari-jari (r) adalah: K = πd atau K = 2πr b) Menghitung Luas Lingkaran Untuk menemukan rumus luas lingkaran, siswa perlu melakukan kegiatan sebagai berikut: (1) Siswa membuat lingkaran dengan jari-jari = 10cm. (2) Siswa membagi lingkaran tersebut menjadi dua bagian sama besar dan Gambar (i) mengarsir satu bagian. (3) Siswa membagi lingkaran tersebut menjadi 12 bagian sama besar dengan cara membuat juring sama besar dengan sudut pusat 30 o. Gambar (ii) (gambar (i)).

10 14 (4) Siswa membagi salah satu juring yang tidak diarsir menjadi dua bagian sama besar. (5) Siswa menggunting lingkaran beserta 12 juring tersebut. (6) Siswa mengatur potongan-potongan juring dan disusun setiap juring sehingga membentuk mirip persegi panjang, seperti Jika lingkaran dibagi menjadi juring-juring yang tak berhingga banyaknya, kemudian dipotong dan disusun seperti gambar (ii) maka hasilnya akan mendekati bangun persegi panjang. Pada gambar (ii) panjang persegi panjang sama dengan setengah keliling lingkaran (3,14 10 cm = 31,4 cm) dan lebarnya sama dengan jari-jari lingkaran (10 cm). Jadi luas lingkaran dengan panjang jari-jari 10 cm = luas persegi panjang dengan p = 31,4 cm dan l = 10 cm. p l 31,4 cm 10 cm 314 cm 2. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa luas lingkaran dengan jari-jari r sama dengan luas persegi panjang dengan panjang πr dan lebar r, sehingga diperoleh: L = πr r L = πr 2 Karena r = 1 2 d, maka L = π (1 2 d)2

11 15 = π ( 1 4 d2 ) L = 1 4 πd2 Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa luas lingkaran L dengan jarijari r atau diameter d adalah: L = πr 2 atau L = 1 4 πd2 4) Hubungan antara Sudut Pusat, Panjang Busur, dan Luas Juring Sudut pusat adalah sudut yang dibentuk oleh dua jari-jari yang berpotongan pada pusat lingkaran. Untuk menentukan hubungan antara sudut pusat, panjang busur dan luas juring siswa perlu melakukan kegiatan sebagai berikut: (1) Siswa membuat lingkaran dengan pusat di O berjari-jari 5cm. (2) Siswa membuat sudut pusat AOB = 30 o dan COD = 60 o, seperti gambar (i) (3) Siswa menyelidiki hubungan antara Gambar (i) sudut pusat dan panjang busur, kemudian mengukur AB dan CD untuk mengetahui hubungannya, dengan menggunakan benang. Gambar (ii)

12 16 (4) Siswa menjiplak juring OAB dan memotong sekeliling juring OAB. Kemudian mengukur juring OCD dengan menggunakan juring OAB. (gambar (ii)) (5) Menentukan apakah besar perbandingan antara kedua sudut pusat, panjang kedua busur, dan luas kedua juring sama. Jika kegiatan tersebut dilakukan dengan teliti maka akan diperoleh bahwa: besar AOB panjang AB = besar COD panjang CD = luas juring OAB luas juring OCD = 1 2 Panjang busur dan luas juring pada suatu lingkarang berbanding lurus dengan besar sudut pusatnya. Melihat gambar di atas diperoleh: besar AOB panjang AB = besar COD panjang CD = luas juring OAB luas juring OCD

13 17 Sekarang mengamati gambar di atas ini, akan diperoleh: Misalkan COD = satu putaran penuh = 360 o maka keliling lingkaran= 2πr, dan luas lingkaran = πr 2 dengan r jari-jari. Sehingga diperoleh: AOB panjang AB = 360o 2πr = luas juring OAB πr 2 Maka rumus panjang busur AB, luas juring AB dan luas tembereng AB adalah panjang busur AB = luas juring OAB = α 2πr 360o α πr2 360o luas tembereng AB = luas juring OAB luas AOB 5) Sudut Pusat dan Sudut Keliling Perhatikan gambar di samping AOB = sudut pusat ACB = sudut keliling Sudut pusat dan sudut keliling saling berhubungan jika sama-sama menghadap busur yang sama.

14 18 Terlihat bahwa AOB menghadap busur AB, dan ACB juga menghadap busur AB. Sehingga: AOB = 2 ACB 6) Garis Singgung Lingkaran Garis singgung lingkaran adalah garis yang memotong lingkaran di satu titik dan tegak lurus dengan jari-jari yang melalui titik singgungnya. Garis a adalah garis singgung yang menyinggung lingkaran di titik A. Garis a tegak lurus dengan OA. Maka panjang AB = OB 2 OA 2 a) Garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran

15 19 AB disebut garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran P dan Q. R = jari-jari lingkaran P r = jari-jari lingkaran Q Panjang AB = CQ. Panjang garis singgun persekutuan dalam AB adalah : AB = PQ 2 (R + r) 2 b) Garis singgung persekutuan luar dua lingkaran AB disebut garis singgung persekutuan luar dua lingkaran P dan Q. R = jari-jari lingkaran P r = jari-jari lingkaran Q Panjang AB = CQ. Panjang garis singgun persekutuan luar AB adalah : AB = PQ 2 (R r) 2 ( Dewi Nuharini & Tri Wahyuni, 2008)

16 20 7) Lingkaran Dalam dan Lingkaran Luar segitiga a) Lingkaran dalam segitiga Lingkaran dalam segitiga adalah lingkaran yang menyinggung bagian dalam ketiga sisi segitiga itu. Panjang jari-jari lingkaran dalam segitiga : luas segitiga ABC r = 1 2 keliling segitiga ABC = 2 luas segitiga ABC keliling segitiga ABC Langkah-langkah melukis lingkaran dalam segitiga ΔPQR: (1) Lukislah sebuah segitiga sebarang, misalkan Δ PQR. (2) Kemudian, lukislah garis bagi P, Q, dan R. Ketiga garis bagi berpotongan di O. (3) Jari-jari diperoleh dengan cara menarik garis tegak lurus dari titik O ke salah satu sisi segitiga. Misalnya OA, tegak lurus PQ. (4) Lukislah lingkaran dengan jari-jari OA dan berpusat di titik O. Lingkaran tersebut merupakan lingkaran dalam Δ PQR.

17 21 (1) R (2) R O P Q P Q (3) R (4) R O O P A Q P A Q b) Lingkaran luar segitiga Lingkaran luar segitiga adalah lingkaran yang melalui ketiga titik sudut segitiga. Panjang jari-jari lingkaran luar segitiga : r = AB. BC. CA 4 luas segitiga ABC Langkah-langkah melukis lingkaran luar segitiga ΔPQR: (1) Lukislah sebuah segitiga sebarang, misalnya ΔPQR.

18 22 (2) Kemudian, lukislah garis sumbu PQ, QR, RP. (3) Hubungkan O dan Q. (4) Lukislah lingkaran dengan jari-jari OQ dan berpusat di O. (1) R (2) R O P Q P Q (3) R (4) R O O P Q P Q (Siswono & Lastiningsih, 2007)

19 23 2. Regulasi Diri Siswa a. Pengertian regulasi diri Konsep regulasi diri menurut Ormrod (2008), kemampuan setiap individu untuk memonitor, mengontrol cara belajar, mengevaluasi diri, menilai diri, dan memberikan respon bagi dirinya sendiri. Sebagaimana dikemukakan oleh Bandura (1991) bahwa Self-regulation is a multifaceted phenomenon operating through a number of subsidiary cognitive processes inscluding self-monitoring, standard setting, evaluative judgment, self-appraisal, and effective self-reaction. Ini yang sering disebut dengan regulasi diri atau pengaturan diri. Menurut Santrock (2010) regulasi diri adalah memunculkan dan memonitor sendiri pikiran, perasaan, dan perilaku untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan yang dimaksud disini dapat berupa tujuan akademik maupun tujuan sosioemosional. Zimmerman (1990) mengemukakan bahwa, teori regulasi diri merupakan belajar yang diatur sendiri oleh siswa yang penekanannya pada: (a) tentang bagaimana siswa memilih, mengatur, atau menciptakan lingkungan belajar yang menguntungkan untuk diri mereka sendiri, (b) serta tentang bagaimana siswa merencanakan dan mengontrol bentuk dan jumlah instruksi mereka sendiri. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa regulasi diri merupakan suatu proses aktif dan konstruktif siswa dalam menetapkan tujuan untuk proses belajarnya dan berusaha untuk mengontrol,

20 24 mengatur, memotivasi, dan merencanakan diri dalam belajarnya untuk menghasilkan tujuan belajar yang optimal. Menurut Ormrod (2008), cara untuk menjadi pembelajar yang benar-benar efektif, siswa harus terlibat dalam beberapa aktivitas mengatur diri (regulasi diri). Peningkatan regulasi diri dalam belajar dapat melalui proses-proses berikut: 1) Penetapan tujuan, yaitu siswa mengatur diri dan menetapkan tujuan yang ingin mereka capai, serta mengaitkan suatu konsep/ topik dengan tujuan jangka panjang. 2) Perencanaan, yaitu siswa mengatur diri dan menentukan bagaimana baiknya menggunakan waktu dan sumber daya yang tersedia untuk tugas-tugas belajar. 3) Motivasi diri, yaitu siswa mengatur diri dan memiliki keyakinan diri yang tinggi akan kemampuan mereka menyelesaikan suatu tugas belajar dengan sukses. 4) Kontrol atensi, yaitu siswa mengatur diri berusaha memfokuskan pada tugas yang dihadapinya dan mengoptimalkan usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 5) Penggunaan strategi belajar yang fleksibel, yaitu siswa memiliki strategi belajar yang berbeda tergantung tujuan-tujuan yang ingin mereka capai.

21 25 6) Monitor diri, yaitu siswa memonitor kemajuan mereka dalam kerangka tujuan yang telah ditetapkan dan mengubah strategi belajar atau memodifikasi tujuan bila dibutuhkan. 7) Mencari bantuan yang tepat, yaitu siswa mencari bantuan orang lain yang akan memudahkan mereka untuk bekerja secara mandiri dikemudian hari. 8) Evaluasi diri, yaitu siswa mengatur diri menentukan apakah yang mereka pelajari itu telah memenuhi tujuan awal mereka. Idealnya, mereka juga menggunakan evaluasi diri untuk menyesuaikan penggunaan berbagai strategi belajar dalam kesempatan-kesempatan di kemudian hari. b. Kendala dalam proses regulasi diri siswa Kendala dalam proses regulasi diri siswa salah satunya adalah kenakalan anak. Kenalan anak merupakan efek dari regulasi diri yang kurang baik, regulasi diri anak sangat dipengaruhi oleh hubungan dengan orang tua, karena orang tua adalah sosok yang telah memberikan pengetahuan, motivasi, dan pengasuhan serta lingkungan pembelajaran (Gillespie, & Seibel, 2006). Guru juga memberikan sumbangan penting dalam pembentukan regulasi diri anak atau siswanya, dengan mengidentifikasi keperluan, kebutuhan siswanya dan memberikan petunjuk agar lebih berkembang ke arah yang baik, motivasi dan pemodelan yang dilakukan oleh guru dapat ditiru oleh siswanya (Florez,

22 ). Akhirnya ketika anak mendapatkan rangsangan diri dari luar baik berupa pengetahuan, motivasi, ataupun perlakuan yang mengarah tindakan positif, maka anak akan mempunyai regulasi diri yang baik. Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini proses perilaku regulasi diri yang akan diukur meliputi: (a) siswa mampu menetapkan tujuan belajarnya, (b) siswa mampu merencanakan belajarnya, (c) siswa mampu memotivasi diri, (d) siswa mampu mengontrol belajarnya, (e) siswa mampu menggunakan strategi belajar yang fleksibel, (f) siswa mampu memonitor diri dalam belajarnya, (g) siswa mampu mencari bantuan yang tepat, dan (h) siswa mampu mengevaluasi hasil belajarnya. 3. Model Kooperatif Tipe TSTS a. Pengertian Model Kooperatif Tipe TSTS Menurut Huda (2014), model kooperatif tipe TSTS merupakan model yang dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia peserta didik. Model kooperatif tipe TSTS merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat mengontrol diri, saling bekerja sama, bertanggung jawab, saling membantu menyelesaikan masalah, dan saling mendorong satu sama lain untuk berprestasi. Model ini juga melatih siswa untuk bersosialisasi dengan baik. Menurut Lie (2008), struktur model kooperatif tipe TSTS memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi

23 27 dengan kelompok lain. Banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain. Padahal dalam kenyataan hidup di luar sekolah, kehidupan dan kerja manusia saling bergantung satu dengan yang lainnya. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model kooperatif tipe TSTS menunjukkan pembelajaran berkelompok yang melibatkan siswa agar dapat mengontrol dirinya, saling bekerja sama, bertanggung jawab, saling membantu menyelesaikan masalah, dan saling mendorong satu sama lain. b. Sintak Model Kooperatif Tipe TSTS Menurut Shoimin (2014), penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS terdiri dari beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut : 1) Persiapan Guru menyiapkan silabus dan sistem penilaian, desain pembelajaran, menyiapkan tugas dan pembagian kelompok yang setiap anggotanya heterogen berdasarkan prestasi akademik siswa. Guru melakukan kegiatan awal diantaranya: mengecek kehadiran siswa dan memberi motivasi kepada siswa. Guru memberikan motivasi. Guru menyampaikan tentang model pembelajaran yang digunakan, yaitu model kooperatif tipe TSTS. Guru juga menyampaikan bahwa pada pelaksanaan model ini diharapkan akan

24 28 membantu siswa dalam meningkatkan regulasi dirinya, yaitu pada tahap kegiatan kelompok. Guru mengingatkan materi prasyarat. 2) Presentasi Guru Guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Pada tahap ini, akan membantu memberikan pemahaman konsep matematika kepada siswa. 3) Kegiatan Kelompok Pembelajaran menggunakan Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang harus dikerjakan dan dipahami oleh tiap siswa dalam satu kelompok. Kelompok yang sudah berdiskusi memecahkan masalah yang diberikan oleh guru, kemudian 2 anggota meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke kelompok yang lain, sementara anggota yang lainnya tinggal dalam kelompok bertugas menyampaikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu, setelah memperoleh informasi dari anggota yang tinggal, tamu mohon diri untuk kembali ke kelompoknya masing-masing dan melaporkan temuannya serta mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka. Pada tahap ini, akan merangsang regulasi diri siswa dalam pembelajaran dan menguatkan pemahaman konsep lingkaran kepada siswa karena siswa dituntut untuk berdiskusi, mencari informasi dari teman kelompok yang lain dan membagikan informasi kepada teman sekelompoknya.

25 29 4) Formalisasi Setelah belajar dalam kelompok dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru, salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk dikomunikasikan atau didiskusikan dengan kelompok yang lainnya. Kemudian guru membahas dan mengarahkan ke bentuk formal. Tahap ini, siswa akan dapat memahami materi yang sedang dipelajarinya. 5) Evaluasi dan Penghargaan Siswa diberi soal kuis untuk dikerjakan di depan. Pada penelitian ini, soal kuis diambil dari soal-soal evaluasi. Selanjutnya dilanjutkan dengan pemberian penghargaan kepada siswa yang mengerjakan soal kuis tersebut dengan benar. Tahap ini sebagai evaluasi dan timbal balik terhadap siswa. Dapat disimpulkan bahwa sintak model kooperatif tipe TSTS ini diperlukan kerjasama dalam kelompok, mengontrol waktu, tanggungjawab, mencari bantuan yang tepat, mencari dan membagikan informasi serta mengevaluasi belajarnya agar siswa dapat benar-benar memahami konsep matematika. c. Kelebihan dan Kekurangan Model Kooperatif Tipe TSTS Kelebihan dan kekurangan model kooperatif tipe TSTS menurut Shoimin (2014) sebagai berikut:

26 30 1) Kelebihan a) Mudah dipecah menjadi berpasangan. Hal ini mendukung siswa untuk saling bersosialisasi dan bekerjasama. b) Lebih banyak tugas yang dapat dilakukan, karena ada kerjasama team/ kelompok. c) Dapat diterapkan pada semua kelas/tingkatan. d) Kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna, karena siswa bukan hanya dituntut untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru, namun siswa juga memahami materi pelajaran belajar meregulasi diri. e) Menciptakan lingkungan belajar yang aktif, siswa akan lebih berani mengungkapkan pendapatnya. f) Dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa. g) Membantu meningkatkan pemahaman konsep siswa karna ada diskusi dan tutor sebaya. 2) Kekurangan a) Proses pembelajaran membutuhkan waktu yang lama, yaitu hingga 2 pertemuan untuk sampai sintak pembelajaran selesai. b) Membutuhkan banyak persiapan (waktu, dana, dan tenaga). c) Guru cenderung kesulitan dalam mengelola kelas. d) Siswa membutuhkan sosialisasi yang lebih baik. e) Jika jumlah siswa ganjil dapat menyulitkan dalam pembentukan kelompok.

27 31 f) Siswa mudah melepaskan diri dari keterlibatan dan tidak memperhatikan guru. d. Cara Memaksimalkan Keberhasilan Pembelajaran Kooperatif Adapun cara memaksimalkan keberhasilan pembelajaran kooperatif menurut Huda (2014), yaitu : 1) Menjelaskan bahwa kerjasama adalah sebuah tujuan yang sangat penting. 2) Mengajari ketrampilan khusus yang dibutuhkan dalam bekerjasama. 3) Membuat peraturan kerjasama. 4) Mendorong tiap kelompok untuk saling bekerjasama dan berkontribusi. 5) Mengajak siswa untuk merenungkan makna pentingnya mengontrol diri 6) Membagi peran pada anggota kelompok. 7) Menyelaraskan pembelajaran kooperatif dengan tugas. B. Penelitian yang Relevan Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Bahrul Arif (2009) berjudul Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Two Stay Two Stray (TSTS) untuk Meningkatkan Aspek Kognitif dan Aspek Afektif Siswa Kelas VII D SMP Negeri 1 Singosari. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan model kooperatif tipe TSTS pada mata pelajaran fisika dapat meningkatkan aspek

28 32 kognitif dan afektif siswa. Peningkatan aspek kognitif ditandai dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa dari sebelum tindakan 62 meningkat pada siklus I menjadi 72, meningkat pada siklus II menjadi 80 dan meningkat pada siklus III menjadi 88. Peningkatan nilai rata-rata aspek afektif dari siklus I sebesar 76 meningkat menjadi 83 pada siklus II dan meningkat menjadi 91 pada siklus III. Penelitian yang relevan kedua adalah penelitian Diyah, Edi dan Bambang (2012) dengan judul Penerapan Pembelajaran Two Stay Two Stray terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep dan Minat. Dengan hasil peneliatian bahwa model pembelajaran Two Stay Two Stray dapat meningkatkan minat belajar, ketuntasan belajar dan kemampuan pemahaman konsep siswa. Peningkatan minat belajar siswa ditunjukan berdasarkan persentase siswa yang sangat berminat sebelum mendapatkan pembelajaran mendengan model Two Stay Two Stray sebesar 15,8%, sedangkan persentase siswa yang sangat berminat setelah mendapatkan pembelajaran dengan model Two Stay Two Stray sebesar 31,58%. Penelitian yang relevan ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh Ismawati dan Hindarto (2011) berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Struktural Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA. Hasil penelitian menunjukan bahwa setelah melaksanakan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural tipe TSTS, hasil belajar kognitif berupa pemahaman konsep fisika mengalami peningkatan yang signifikan dari 45,5% menjadi

29 33 87,5%. Dan hasil belajar afektif siswa mengalami peningkatan secara signifikan pada siklus I maupun siklus II, hal tersebut tampak pada perubahan sikap siswa kearah yang lebih baik, indikator setiap aspek telah terpenuhi. Serta hasil belajar psikomotorik mengalami peningkatan ketrampilan sosial siswa mencapai 93%. C. Kerangka Pikir Berdasarkan latar belakang terdapat persoalan pemahaman konsep matematika dan regulasi diri siswa belum sesuai dengan yang diharapkan oleh guru. Peneliti mencoba menerapkan model kooperatif tipe TSTS dalam pembelajaran matematika. Secara teoritis, pada model ini terdapat tahapantahapan yang dapat membantu meningkatkan pemahaman konsep matematika dan regulasi diri siswa. Adapun tahapan-tahapan penerapan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray dalam pembelajaran, yaitu : (1) tahap persiapan, yaitu guru menyiapkan silabus dan sistem penilaian, desain pembelajaran, menyiapkan tugas dan membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang setiap anggotanya heterogen berdasarkan prestasi akademik siswa. (2) tahap presentasi guru. Pada tahap ini, akan membantu menanamkan pemahaman konsep Lingkaran kepada siswa dan memotivasi tentang pentingnya regulasi diri kepada siswa. Guru menyampaikan tentang model pembelajaran yang digunakan, yaitu model kooperatif tipe TSTS. Guru juga menyampaikan bahwa pada pelaksanaan model ini diharapkan akan membantu siswa dalam meningkatkan regulasi dirinya, yaitu pada tahap kegiatan kelompok. (3) tahap

30 34 kegiatan kelompok. Pada tahap ini, akan merangsang regulasi diri siswa dalam pembelajaran dan menguatkan pemahaman konsep Lingkaran kepada siswa karena siswa dituntut untuk berdiskusi, menangkap informasi dari teman kelompok yang lain dan membagikan informasi kepada teman sekelompoknya. (4) tahap formalisasi. Tahap ini, guru akan mengetahui kemampuan pemahaman konsep siswa dari melihat penyampaian memecahkan persoalan yang telah diberikan guru. (5) evaluasi kelompok dan penghargaan Tahap ini sebagai evaluasi dan timbal balik terhadap siswa. Dengan demikian diharapkan guru mampu menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dengan baik sehingga pemahaman konsep matematika dan regulasi diri siswa meningkat sesuai yang diharapkan. D. Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian yaitu: 1. Melalui model kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa. 2. Melalui model kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dapat meningkatkan regulasi diri siswa.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan uraian berikut.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan uraian berikut. KISI-KISI PENULISAN SOAL DAN URAIAN ULANGAN TENGAH SEMESTER GENAP Jenis Sekolah Penulis Mata Pelajaran Jumlah Soal Kelas Bentuk Soal AlokasiWaktu Acuan : SMP/MTs : Gresiana P : Matematika : 40 nomor :

Lebih terperinci

Kumpulan Soal dan Pembahasan Himpunan. Oleh: Angga Yudhistira

Kumpulan Soal dan Pembahasan Himpunan. Oleh: Angga Yudhistira Kumpulan Soal dan Himpunan Oleh: Angga Yudhistira http://matematika100.blogspot.com/ Kumpulan Soal dan Matematika SMP dan SMA, Media Pembelajaran,RPP, dan masih banyak lagi Bagian I : Pilihan Ganda 1.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika. sehingga dapat memahami situasi (Sardirman, 2011).

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika. sehingga dapat memahami situasi (Sardirman, 2011). BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Pemahaman dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Oleh karena itu, belajar berarti harus mengerti secara

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 87 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SMP PGRI SUDIMORO Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : VIII/II (dua) Materi Pokok : Lingkaran Alokasi Waktu

Lebih terperinci

MAKALAH TELAAH KURIKULUM MATEMATIKA SMP DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1 OKTI ANGGUN PASESI (A1C013010) NISA SETIAWATI (A1C013012) MAISYAH RAHMA (A1C013030)

MAKALAH TELAAH KURIKULUM MATEMATIKA SMP DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1 OKTI ANGGUN PASESI (A1C013010) NISA SETIAWATI (A1C013012) MAISYAH RAHMA (A1C013030) MAKALAH TELAAH KURIKULUM MATEMATIKA SMP DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1 OKTI ANGGUN PASESI (A1C013010) NISA SETIAWATI (A1C013012) MAISYAH RAHMA (A1C013030) MELI DWI JAYANTI (A1C013040) DESSY AGUSTINA (A1C013054)

Lebih terperinci

Lingkaran. 1. Pengertian. 2. Unsur-unsur Lingkaran

Lingkaran. 1. Pengertian. 2. Unsur-unsur Lingkaran Lingkaran 1. Pengertian Lingkaran merupakan suatu kurva tertutup sederhana yang merupakan tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap suatu titik tertentu. Jarak yang sama tersebut disebut

Lebih terperinci

Masukan pengertian dan di setiap topik dan buat daftar pustaka.. latar dan tujuan ambil dari silabus online book,,, ingat ok!!!!

Masukan pengertian dan di setiap topik dan buat daftar pustaka.. latar dan tujuan ambil dari silabus online book,,, ingat ok!!!! Masukan pengertian dan di setiap topik dan buat daftar pustaka.. latar dan tujuan ambil dari silabus online book,,, ingat ok!!!! LINGKARAN Lingkaran adalah kurva tertutup sederhana yang merupakan tempat

Lebih terperinci

SOAL UUKK SMP KOTA SURAKARTA MATA PELAJARAN : MATEMATIKA KELAS : VIII

SOAL UUKK SMP KOTA SURAKARTA MATA PELAJARAN : MATEMATIKA KELAS : VIII SOAL UUKK SMP KOTA SURAKARTA MATA PELAJARAN : MATEMATIKA KELAS : VIII 1. Bidang arsiran yang menunjukkan tembereng lingkaran pada gambar berikut adalah.... a. c. b. d. 2. Keliling lingkaran yang panjang

Lebih terperinci

Ringkasan Materi Matematika Untuk SMP Persiapan UN Web : erajenius.blogspot.com --- FB. : Era Jenius --- CP

Ringkasan Materi Matematika Untuk SMP Persiapan UN Web : erajenius.blogspot.com --- FB. : Era Jenius --- CP Lingkaran & Garis Singgung A. Unsur-Unsur Lingkaran Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap satu titik tetap yang disebut titik pusat lingkaran. Lambang lingkaran dengan

Lebih terperinci

Soal No. 1 Perhatikan gambar bangun datar berikut! Tentukan: a) Luas daerah yang diarsir b) Keliling bangun

Soal No. 1 Perhatikan gambar bangun datar berikut! Tentukan: a) Luas daerah yang diarsir b) Keliling bangun 8 SMP Soal Luas Keliling Lingkaran Matematikastudycenter.com- Contoh soal dan pembahasan luas dan keliling materi unsur lingkaran matematika SMP kelas 8 (VIII). Soal No. 1 Perhatikan gambar bangun datar

Lebih terperinci

LINGKARAN SMP KELAS VIII

LINGKARAN SMP KELAS VIII LINGKARAN SMP KELAS VIII LINGKARAN SMP KELAS VIII Oleh, Deddy Suharja Januari 2013 A. Pengertian Dan Unsur Unsur Lingkaran Lingkaran adalah tempat kedudukan ( locus ) titik titik yang berjarak sama terhadap

Lebih terperinci

LINGKARAN SMP KELAS VIII

LINGKARAN SMP KELAS VIII LINGKARAN SMP KELAS VIII Oleh, Deddy Suharja Januari 2013 A. Pengertian Dan Unsur Unsur Lingkaran Lingkaran adalah tempat kedudukan ( locus ) titik titik yang berjarak sama terhadap suatu titik. Gambar

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PEMBELAJARAN KONVENSIONAL. A. Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PEMBELAJARAN KONVENSIONAL. A. Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi : LAMPIRAN 2 Lampiran 2.1 Lampiran 2.2 Lampiran 2.3 Lampiran 2.4 Lampiran 2.5 Lampiran 2.6 Lampiran 2.7 Lampiran 2.8 Lampiran 2.9 Lampiran 2.10 Lampiran 2.11 Lampiran 2.12 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lebih terperinci

Siswa dapat menyebutkan dan mengidentifikasi bagian-bagian lingkaran

Siswa dapat menyebutkan dan mengidentifikasi bagian-bagian lingkaran KISI-KISI PENULISAN SOAL DAN URAIAN ULANGAN KENAIKAN KELAS Jenis Sekolah Penulis Mata Pelajaran Jumlah Soal Kelas Bentuk Soal AlokasiWaktu Acuan : SMP/MTs : Gresiana P : Matematika : 40 nomor : VIII (delapan)

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN UKK MATEMATIKA KELAS VIII

SOAL LATIHAN UKK MATEMATIKA KELAS VIII SOAL LATIHAN UKK MATEMATIKA KELAS VIII SOAL PILIHAN GANDA 1. Perhatikan gambar berikut. Daerah yang diarsir disebut... a. juring b. busur c. tembereng d. tali busur 2. Perhatikan kembali lingkaran pada

Lebih terperinci

1. RPP LKS MATERI LINGKARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

1. RPP LKS MATERI LINGKARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC LAMPIRAN F 374 LAMPIRAN F 1. RPP 376 2. LKS MATERI LINGKARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) 392 3. KUNCI JAWABAN LKS MATERI LINGKARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC BERBASIS

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP dan MTs Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VIII (Delapan) Semester : 2 (Dua)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP dan MTs Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VIII (Delapan) Semester : 2 (Dua) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP dan MTs Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VIII (Delapan) Semester : 2 (Dua) Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : 4. Menentukan unsur, bagian

Lebih terperinci

3. Daerah yang dibatasi oleh dua buah jari-jari dan sebuah busur pada lingkaran adalah

3. Daerah yang dibatasi oleh dua buah jari-jari dan sebuah busur pada lingkaran adalah 1. Unsur-unsur di bawah ini yang merupakan unsur lingkaran adalah. A. Jari-jari, tali busur, juring dan diagonal B. Diameter, busur, sisi dan bidang diagonal C. Juring, tembereng, apotema dan jari-jari

Lebih terperinci

Menemukan Dalil Pythagoras

Menemukan Dalil Pythagoras Dalil Pythagoras Menemukan Dalil Pythagoras 1. Perhatikan gambar di bawah ini. Segitiga ABC adalah sebuah segitiga siku-siku di B dengan sisi miring AC. Jika setiap petak luasnya 1 satuan, tentukan luas

Lebih terperinci

Diktat. Edisi v15. Matematika SMP/MTs Kelas VIII-B. Spesial Siswa Yoyo Apriyanto, S.Pd

Diktat. Edisi v15. Matematika SMP/MTs Kelas VIII-B. Spesial Siswa Yoyo Apriyanto, S.Pd KTSP MAT SMP/MTs Kelas VIII-B P a g e Spesial Siswa Yoyo Apriyanto, S.Pd Diktat Matematika SMP/MTs Kelas VIII-B Edisi v5 + Ringkasan Materi + Soal dan Pembahasan + Soal Uji Kompetensi Siswa + Soal Latihan

Lebih terperinci

sdt ACB = = sdt CBA = = 3. Diketahui sebuah segitiga mempunyai keliling 24 cm, luas segitiga tersebut adalah : jawab :

sdt ACB = = sdt CBA = = 3. Diketahui sebuah segitiga mempunyai keliling 24 cm, luas segitiga tersebut adalah : jawab : LATIHAN SOAL MATEMATIKA SMP KELAS 8 SEMESTER GENAP 1. Hitung besar sudut P dan Q pada segitiga berikut : JAWAB : Jumlah ketiga sudut dalam segitiga = jadi :sudut P + sdt Q + sdt R = sdt P= 6 (12) = sdt

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA DIALOG AWAL IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN METODE RESITASI UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEMANDIRIAN DAN TANGGUNG JAWAB

PEDOMAN WAWANCARA DIALOG AWAL IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN METODE RESITASI UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEMANDIRIAN DAN TANGGUNG JAWAB 92 Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA DIALOG AWAL IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN METODE RESITASI UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEMANDIRIAN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA BELAJAR MATEMATIKA (PTK Kelas VIII

Lebih terperinci

BAHAN AJAR MATEMATIKA SMP KELAS VIII LINGKARAN (SUDUT KELILING, SUDUT PUSAT, PANJANG BUSUR, LUAS JURING DAN HUBUNGANNYA)

BAHAN AJAR MATEMATIKA SMP KELAS VIII LINGKARAN (SUDUT KELILING, SUDUT PUSAT, PANJANG BUSUR, LUAS JURING DAN HUBUNGANNYA) BAHAN AJAR MATEMATIKA SMP KELAS VIII LINGKARAN (SUDUT KELILING, SUDUT PUSAT, PANJANG BUSUR, LUAS JURING DAN HUBUNGANNYA) ANWARIL HAMIDY NIM. 15709251018 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

SOAL Latihan UAS 2 207/208 Mapel: Matematika Kelas 8 Topik: Lingkaran & Garis Singgung Lingkaran I. Pilihan Ganda. Jika diameter suatu lingkaran 3,5 m dan π = 22/7, maka keliling lingkaran adalah A.,5

Lebih terperinci

GARIS SINGGUNG LINGKARAN

GARIS SINGGUNG LINGKARAN GARIS SINGGUNG LINGKARAN Banyak benda-benda di sekitarmu yang tanpa kamu sadari sebenarnya menggunakan konsep lingkaran. Misalnya, rantai sepeda, katrol timba, hingga alat-alat musik seperti drum, banjo,

Lebih terperinci

SOAL PREDIKSI ULANGAN KENAIKAN KELAS MATEMATIKA TINGKAT SMP KELAS 8 TAHUN 2014 WAKTU 120 MENIT

SOAL PREDIKSI ULANGAN KENAIKAN KELAS MATEMATIKA TINGKAT SMP KELAS 8 TAHUN 2014 WAKTU 120 MENIT SOAL PREDIKSI ULANGAN KENAIKAN KELAS MATEMATIKA TINGKAT SMP KELAS 8 TAHUN 2014 WAKTU 120 MENIT Pilihan 1. Pada gambar berikut, tali busur ditunjukkan oleh A. AO B. CO C. BO D. BC 2. Panjang jari jari suatu

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. A.1 Kisi-kisi Soal Pretes dan Postes. A.2 Format Soal Pretes dan Postes. A.3 Kunci Jawaban Soal Pretes dan Postes

LAMPIRAN A. A.1 Kisi-kisi Soal Pretes dan Postes. A.2 Format Soal Pretes dan Postes. A.3 Kunci Jawaban Soal Pretes dan Postes 127 LAMPIRAN A A.1 Kisi-kisi Soal Pretes dan Postes A.2 Format Soal Pretes dan Postes A.3 Kunci Jawaban Soal Pretes dan Postes A.4 Kisi-kisi Skala Self-Regulated Learning A.5 Format Skala Self-Regulated

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Keaktifan Belajar Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:114-115) keaktifan siswa dalam peristiwa pembelajaran mengambil beraneka bentuk kegiatan, dari keadaan fisik yang mudah diamati

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Realistik dengan tipe Think Pair Share di kelas VIIIB SMPN 2 Kota Bengkulu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Realistik dengan tipe Think Pair Share di kelas VIIIB SMPN 2 Kota Bengkulu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Penelitian tindakan kelas melalui penerapan Pembelajaran Matematika Realistik dengan tipe Think Pair Share di kelas VIIIB SMPN 2 Kota Bengkulu dilaksanakan

Lebih terperinci

KAJI LATIH 1. menutupi daerah seluas 2 cm 2, maka jarijarinya. cm (C) cm (D) 2

KAJI LATIH 1. menutupi daerah seluas 2 cm 2, maka jarijarinya. cm (C) cm (D) 2 0. Diameter sebuah lingkaran cm. Untuk =,4, maka kelilingnya adalah. (),4 cm (),6 cm () 6,8 cm (D) 5, cm 0. Keliling daerah pada gambar di bawah ( = ) () 64 cm () 8 cm () 8 cm (D) 00 cm 0. Luas arsiran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Guided Discovery (Penemuan Terbimbing) 1. Pengertian Pembelajaran Guided Discovery

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Guided Discovery (Penemuan Terbimbing) 1. Pengertian Pembelajaran Guided Discovery 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Guided Discovery (Penemuan Terbimbing) 1. Pengertian Pembelajaran Guided Discovery Menurut Shadiq (2009) pembelajaran Guided Discovery (penemuan terbimbing) merupakan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 87 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP PGRI SUDIMORO : Matematika : VIII/II (dua) : Lingkaran : 2 x 40 menit (1x pertemuan) Tahun

Lebih terperinci

Benda-benda di sekitarmu banyak yang permukaannya berbentuk lingkaran. Lingkaran. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com

Benda-benda di sekitarmu banyak yang permukaannya berbentuk lingkaran. Lingkaran. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com ab Lingkaran Tujuan embelajaran Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu: Membedakan lingkaran dan bidang lingkaran serta dapat menyebutkan bagian-bagian lingkaran: pusat lingkaran, jari-jari,

Lebih terperinci

PENGAYAAN MATERI OLIMPIADE MATEMATIKA SD GEOMETRI. Oleh : Himmawati P.L

PENGAYAAN MATERI OLIMPIADE MATEMATIKA SD GEOMETRI. Oleh : Himmawati P.L PENGAYAAN MATERI OLIMPIADE MATEMATIKA SD GEOMETRI Oleh : Himmawati P.L Soal matematika yang diujikan di sekolah-sekolah maupun di Ujian Nasional pada umumnya dapat diselesaikan dengan cara-cara biasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun kewajiban sebagai warga negara yang baik. Untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. maupun kewajiban sebagai warga negara yang baik. Untuk mengetahui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting bagi kelangsungan kehidupan manusia. Pendidikan adalah sarana yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia dalam aspek kemampuan,

Lebih terperinci

Solusi Pengayaan Matematika Edisi 3 Januari Pekan Ke-3, 2005 Nomor Soal: 21-30

Solusi Pengayaan Matematika Edisi 3 Januari Pekan Ke-3, 2005 Nomor Soal: 21-30 Solusi Pengayaan Matematika Edisi 3 Januari Pekan Ke-3, 005 Nomor Soal: -30. Garis 5y 60 memotong sumbu X dan sumbu Y masing-masing di titik A dan B, sehingga OAB membentuk segitiga siku-siku. Sebuah lingkaran

Lebih terperinci

MATEMATIKA EBTANAS TAHUN 2002

MATEMATIKA EBTANAS TAHUN 2002 MATEMATIKA EBTANAS TAHUN UAN-SMP-- Notasi pembentukan himpunan dari B = {, 4, 9} adalah A. B = { kuadrat tiga bilangan asli yang pertama} B = { bilangan tersusun yang kurang dari } C. B = { kelipatan bilangan

Lebih terperinci

DALIL PYTHAGORAS DAN PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI

DALIL PYTHAGORAS DAN PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI DALIL PYTHAGORAS DAN PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI Segitiga 1. Beberapa sifat yang berlaku pada segitiga adalah : Jumlah sudut-sudut sembarang segitiga adalah 180 0 Pada segitiga ABC berlaku AC = BC B = A

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Suska Journal of Mathematics Education Vol.2, No. 1, 2016, Hal. 41 51 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIIIb

Lebih terperinci

SOAL PR ONLINE IX SMP MATA UJIAN: MATEMATIKA (KODE: P18) 1. Alas sebuah limas berbentuk segi-6. Banyak rusuk dan sisi limas berturutturut

SOAL PR ONLINE IX SMP MATA UJIAN: MATEMATIKA (KODE: P18) 1. Alas sebuah limas berbentuk segi-6. Banyak rusuk dan sisi limas berturutturut Kode: P8 MATEMATIKA IX SMP SOAL PR ONLINE IX SMP MATA UJIAN: MATEMATIKA (KODE: P8). Alas sebuah limas berbentuk segi-6. Banyak rusuk dan sisi limas berturutturut (A) 7 dan. (C) 8 dan 8. dan 7. (D) 8 dan

Lebih terperinci

Kajian Matematika SMP Palupi Sri Wijiyanti, M.Pd Semester/Kelas : 3A3 Tanggal Pengumpulan : 14 Desember 2015

Kajian Matematika SMP Palupi Sri Wijiyanti, M.Pd Semester/Kelas : 3A3 Tanggal Pengumpulan : 14 Desember 2015 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA TAHUN 2015 Mata Kuliah Dosen Pengampu : : Kajian Matematika SMP Palupi Sri Wijiyanti, M.Pd Semester/Kelas

Lebih terperinci

SILABUS (HASIL REVISI)

SILABUS (HASIL REVISI) Sekolah : SMP... Kelas : VIII Mata Pelajaran : Matematika Semester : I(satu) SILABUS (HASIL REVISI) Standar Kompetensi : ALJABAR 1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus Kompetensi

Lebih terperinci

SILABUS PEMELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi. Menjelaskan jenisjenis. berdasarkan sisisisinya. berdasarkan besar sudutnya

SILABUS PEMELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi. Menjelaskan jenisjenis. berdasarkan sisisisinya. berdasarkan besar sudutnya 42 43 SILABUS PEMELAJARAN Sekolah :... Kelas : VII (Tujuh) Mata Pelajaran : Matematika Semester : II (dua) GEOMETRI Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya

Lebih terperinci

BAB 1 FAKTORISASI SUKU ALJABAR SOAL LATIHAN 1.1

BAB 1 FAKTORISASI SUKU ALJABAR SOAL LATIHAN 1.1 BAB FAKTORISASI SUKU ALJABAR SOAL LATIHAN. A. Pilihan Ganda. Bentuk + 48 jika difaktorkan A. ( 6)( 8) B. ( + 8)( 6) C. ( 4)( ) D. ( + 4)( ) + 48 ( + 8)( 6). Faktor dari y 4y A. (y 6) (y + ) B. (y + 6)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Pendidikan atau pengajaran di sekolah dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan yang tampak pada siswa harus merupakan akibat dari proses

Lebih terperinci

- - LINGKARAN - - dlp5lingkaran. Ð AOB = Sudut pusat Ð ACB = Sudut keliling Ð AOB = 2 Ð ACB Ð ACB = Ð ADB = 90 O

- - LINGKARAN - - dlp5lingkaran. Ð AOB = Sudut pusat Ð ACB = Sudut keliling Ð AOB = 2 Ð ACB Ð ACB = Ð ADB = 90 O - - LINGKARAN - - Mdul ini singkrn dengan Aplikasi Andrid, Dwnlad melalui Play Stre di HP Kamu, ketik di pencarian dlp5lingkaran Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentr bagaimana cara dwnladnya. Aplikasi

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL MATEMATIKA KELAS VIII (BSE DEWI N)

KUMPULAN SOAL MATEMATIKA KELAS VIII (BSE DEWI N) KUMPULAN SOAL MATEMATIKA KELAS VIII (BSE DEWI N) Kumpulan Soal Matematika Kelas VIII (BSE Dewi N) Faktorisasi Suku Aljabar A. Pilihlah salah satu jawaban yang tepat. 1. Pada bentuk aljabar 2x2 + 3xy y2

Lebih terperinci

Feni Melinda Safitri. Sudah diperiksa. Pengertian Teorema Phytagoras. Rumus Phytagoras

Feni Melinda Safitri. Sudah diperiksa. Pengertian Teorema Phytagoras. Rumus Phytagoras BY : Feni Malinda Safitri Sudah diperiksa Pengertian Teorema Phytagoras Phytagoras adalah seorang ahli matematika dan filsafat berkebangsaan Yunani pada tahun 569-475 sebelum masehi, ia mengungkapkan bahwa

Lebih terperinci

BAB II MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATERI LINGKARAN

BAB II MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATERI LINGKARAN BAB II MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATERI LINGKARAN A. Aktivitas Belajar 1. Pengertian Aktivitas Belajar Aktivitas

Lebih terperinci

SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2006 TINGKAT PROVINSI TAHUN Prestasi itu diraih bukan didapat!!!

SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2006 TINGKAT PROVINSI TAHUN Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 006 TINGKAT PROVINSI TAHUN 005 Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL Bidang Matematika Bagian Pertama Disusun oleh : Solusi Olimpiade Matematika Tk Provinsi

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Jambi, 25 Juni Penulis

Kata Pengantar. Jambi, 25 Juni Penulis Kata Pengantar Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, dengan rahmat dan hidayah-nya penulis dapat melaksanakan dan menyusun makalah ini yang berjudul Penerapan Lingkaran dalam Kehidupan Sehari-Hari.

Lebih terperinci

C oleh lingkaran seperti pada gambar. Keliling lingkaran

C oleh lingkaran seperti pada gambar. Keliling lingkaran . Pilihlah satu jawaban yang benar. 1. Perhatikan gambar berikut. aerah yang diarsir disebut... a. juring b. busur c. tembereng d. tali busur 8. Sebuah lintasan lari berbentuk seperti gambar di samping.

Lebih terperinci

Soal Babak Penyisihan MIC LOGIKA 2011

Soal Babak Penyisihan MIC LOGIKA 2011 Soal Babak Penyisihan MIC LOGIKA 2011 1. Jika adalah bilangan bulat dan angka puluhan dari adalah tujuh, maka angka satuan dari adalah... a. 1 c. 5 e. 9 b. 4 d. 6 2. ABCD adalah pesergi dengan panjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterlibatan atau partisipasi yang tinggi dari siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterlibatan atau partisipasi yang tinggi dari siswa dalam 16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika memiliki peran yang penting dalam kehidupan, karena banyak persoalan dan kegiatan kehidupan yang memerlukan kemampuan matematika. Pembelajaran matemtika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis merupakan kemampuan matematika yang harus dimiliki siswa dalam pencapaian kurikulum. Keberhasilan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat 6 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemahaman Konsep 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau

Lebih terperinci

MATEMATIKA (Paket 2) Waktu : 120 Menit

MATEMATIKA (Paket 2) Waktu : 120 Menit MATEMATIKA (Paket 2) Waktu : 20 Menit (025) 77 2606 Website : Pilihlah jawaban yang paling tepat!. Hasil dari A. B. D. 8 5 8 2 2 8 2 adalah. 2. Hasil dari A. B. D. 8 adalah.. Bentuk sederhana dari A. 2

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI MAHASISWA PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN MELALUI PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI MAHASISWA PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN MELALUI PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS) 11 MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI MAHASISWA PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN MELALUI PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS) Durinta Puspasari 1, Durinda Puspasari 2 1,2 Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya

BAB II LANDASAN TEORI. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Percaya Diri Menurut Rini (2002) percaya diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berlaku sehingga bila kesadaran ini terwujud, maka seseorang dapat

I. PENDAHULUAN. berlaku sehingga bila kesadaran ini terwujud, maka seseorang dapat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Metakognisi merupakan kesadaran tentang apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui. Sedang strategi metakognisi merujuk kepada cara untuk meningkatkan kesadaran

Lebih terperinci

LATIHAN PERSIAPAN UJIAN KENAIKAN KELAS (UKK) MATEMATIKA 8 TAHUN PELAJARAN 2011/2012

LATIHAN PERSIAPAN UJIAN KENAIKAN KELAS (UKK) MATEMATIKA 8 TAHUN PELAJARAN 2011/2012 LATIHAN PERSIAPAN UJIAN KENAIKAN KELAS (UKK) MATEMATIKA 8 TAHUN PELAJARAN 011/01 No. ALTERNATIF SOAL PEMBAHASAN 1 Unsur-unsur di bawah ini yang merupakan unsur lingkaran adalah. A. Jari-jari, tali busur,

Lebih terperinci

Lampiran 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Model Pembelajaran Kontekstual dengan Setting Pembelajaran Kooperatif

Lampiran 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Model Pembelajaran Kontekstual dengan Setting Pembelajaran Kooperatif Lampiran 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Model Pembelajaran Kontekstual dengan Setting Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Nama Sekolah : SMP NEGERI 2 KRETEK

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan

Lebih terperinci

Bab 3 Strategi Pengembangan Kemampuan Berpikir Matematik

Bab 3 Strategi Pengembangan Kemampuan Berpikir Matematik Bab 3 Strategi Pengembangan Kemampuan Berpikir Matematik Berdasarkan kajian teoritik yang telah diungkapkan pada bagian sebelumnya, selanjutnya dikembangkan sebuah kerangka kerja pedagogis yang dapat mendukung

Lebih terperinci

Dari gambar jaring-jaring kubus di atas bujur sangkar nomor 6 sebagai alas, yang menjadi tutup kubus adalah bujur sangkar... A. 1

Dari gambar jaring-jaring kubus di atas bujur sangkar nomor 6 sebagai alas, yang menjadi tutup kubus adalah bujur sangkar... A. 1 1. Diketahui : A = { m, a, d, i, u, n } dan B = { m, e, n, a, d, o } Diagram Venn dari kedua himpunan di atas adalah... D. A B = {m, n, a, d} 2. Jika P = bilangan prima yang kurang dari Q = bilangan ganjil

Lebih terperinci

Jika persegi panjang ABCD di atas diketahui OA = 26 cm, maka panjang BO adalah... A. 78 cm. C. 26 cm B. 52 cm. D. 13 cm Kunci : C Penyelesaian :

Jika persegi panjang ABCD di atas diketahui OA = 26 cm, maka panjang BO adalah... A. 78 cm. C. 26 cm B. 52 cm. D. 13 cm Kunci : C Penyelesaian : 1. Jika persegi panjang ABCD di atas diketahui OA = 26 cm, maka panjang BO adalah... A. 78 cm C. 26 cm B. 52 cm D. 13 cm 2. Gambar disamping adalah persegi panjang. Salah satu sifat persegi panjang adalah

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL MATEMATIKA UN 2014 Jawaban : Pembahasan : (operasi bilangan pecahan) ( ) Jawaban : (A) Pembahasan : (perbandingan senilai) 36 buku 8 mm x x 3. 0 X buku 24 mm Jawaban : (C) Pembahasan :

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. dalam tugas yang metode solusinya tidak diketahui sebelumnya.

BAB II KAJIAN TEORITIK. A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. dalam tugas yang metode solusinya tidak diketahui sebelumnya. 2 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Menurut NCTM (2000) pemecahan masalah berarti melibatkan diri dalam tugas yang metode solusinya tidak diketahui sebelumnya. Menyelesaikan

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMP/MTs TAHUN PELAJARAN 2014/2015-TANGGAL 5 Mei 2015

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMP/MTs TAHUN PELAJARAN 2014/2015-TANGGAL 5 Mei 2015 SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMP/MTs TAHUN PELAJARAN 04/05-TANGGAL 5 Mei 05. Dalam kompetisi matematika, setiap jawaban benar diberi nilai 4, salah dan tidak dijawab. Dari 40 soal yang

Lebih terperinci

PEDOMAN JAWABAN SOAL UJI COBA TES DIAGNOSTIK. b) Tidak ada

PEDOMAN JAWABAN SOAL UJI COBA TES DIAGNOSTIK. b) Tidak ada 18 LAMPIRAN IV PEDOMAN JAWABAN SOAL UJI COBA TES DIAGNOSTIK No Soal 1 Perhatikan gambar berikut! Pedoman Jawaban Jawaban : a) 1. Lingkaran yang saling berpotongan: (iii). Lingkaran yang saling bersinggungan:

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL SMP SELEKSI TINGKAT KABUPATEN-KOTA TAHUN 2006

OLIMPIADE SAINS NASIONAL SMP SELEKSI TINGKAT KABUPATEN-KOTA TAHUN 2006 OLIMPIADE SAINS NASIONAL SMP SELEKSI TINGKAT KABUPATEN-KOTA TAHUN 00 SOAL PILIHAN GANDA. Jumlah dua bilangan bulat yang berbeda adalah 4. Jika hasil bagi kedua bilangan tersebut adalah juga bilangan bulat,

Lebih terperinci

03. Selisih dari 7,2 dari 3,582 adalah... (A) 3,618 (B) 3,628 (C) 3,682 (D) 3,728

03. Selisih dari 7,2 dari 3,582 adalah... (A) 3,618 (B) 3,628 (C) 3,682 (D) 3,728 01. Notasi pembentukan himpunan dari B {1,4,9} (A) B = { kuadrat tiga bilangan asli yang pertama } (B) B = { bilangan tersusun yang kurang dari 10 } (C) B = { kelipatan bilangan dan yang pertama } (D)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pemahaman Konsep Matematis Pemahaman konsep matematis merupakan landasan penting untuk berfikir dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan matematika maupun permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

NO SOAL PEMBAHASAN 1

NO SOAL PEMBAHASAN 1 PEMBAHASAN SOAL-SOAL UN TAHUN 01 KODE : B5 1 Hasil dari 17 (3 ( 8)) adalah... Urutan pengerjaan operasi hitung A. 49 Operasi hitung Urutan pengerjaan B. 41 Dalam kurung 1 C. 7 Pangkat ; Akar D. 41 Kali

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA KELAS 8 MARET 2018 TAHUN PELAJARAN 2017/2018

MODUL MATEMATIKA KELAS 8 MARET 2018 TAHUN PELAJARAN 2017/2018 MODUL MATEMATIKA KELAS 8 MARET 2018 TAHUN PELAJARAN 2017/2018 PERSAMAAN GARIS SINGGUNG LINGKARAN SIFAT-SIFAT GARIS SINGGUNG LINGKARAN Garis singgung lingkaran memiliki beberapa sifat yang merupakan akibat

Lebih terperinci

SILABUS PEMELAJARAN Sekolah : SMP Negeri 1 Poncol Kelas : VII (Tujuh) Mata Pelajaran : Matematika Semester : II (dua) GEOMETRI

SILABUS PEMELAJARAN Sekolah : SMP Negeri 1 Poncol Kelas : VII (Tujuh) Mata Pelajaran : Matematika Semester : II (dua) GEOMETRI Lampiran 1.1 45 Lampiran 1.2 46 47 Lampiran 2.1 SILABUS PEMELAJARAN Sekolah : SMP Negeri 1 Poncol Kelas : VII (Tujuh) Mata Pelajaran : Matematika Semester : II (dua) GEOMETRI Standar Kompetensi : 6. Memahami

Lebih terperinci

Bab. Lingkaran. A. Lingkaran dan Unsur- Unsurnya B. Keliling dan Luas Lingkaran C. Busur, Juring, dan Tembereng D. Sudut- Sudut pada Lingkaran

Bab. Lingkaran. A. Lingkaran dan Unsur- Unsurnya B. Keliling dan Luas Lingkaran C. Busur, Juring, dan Tembereng D. Sudut- Sudut pada Lingkaran ab 6 Sumber: okumentasi Penulis Lingkaran Pernahkah kamu berekreasi ke unia Fantasi? i tempat tersebut, kamu dapat menikmati berbagai macam permainan yang unik dan menarik. Mulai dari Halilintar, ntang-nting,

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN 59

LAMPIRAN LAMPIRAN 59 LAMPIRAN LAMPIRAN 59 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas /Semester Alokasi Waktu : SMP Negeri 7 Salatiga : Matematika : VIII/II (dua) : 8 x 40 menit Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif,

BAB II KAJIAN TEORITIK. dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Menurut Hanafiah (2009) motivasi belajar merupakan kekuatan, daya pendorong, atau alat pembangun keinginan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL-SOAL UN TAHUN 2012 KODE : B25 NO SOAL PEMBAHASAN 1

PEMBAHASAN SOAL-SOAL UN TAHUN 2012 KODE : B25 NO SOAL PEMBAHASAN 1 PEMBAHASAN SOAL-SOAL UN TAHUN 0 KODE : B5 SMP N Kalibagor Hasil dari 7 ( ( 8)) adalah... Urutan pengerjaan operasi hitung A. 49 Operasi hitung Urutan pengerjaan B. 4 Dalam kurung C. 7 Pangkat ; Akar D.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Matematika Satuan Pendidikan : SMP Kelas / Semester : VIII/ II Materi : Garis Singgung Lingkaran Waktu : 2

Lebih terperinci

MATEMATIKA EBTANAS TAHUN 1992

MATEMATIKA EBTANAS TAHUN 1992 MATEMATIKA EBTANAS TAHUN 99 EBT-SMP-9-0 Diketahui: A = {m, a, d, i, u, n} dan B = {m, a, n, a, d, o} Diagram Venn dari kedua himpunan di atas A. m a d o a m o i e e I d u a a u n e m i d o m i d a u n

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN LAMPIRAN Standar Kompetensi RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN Nama Sekolah : SMP Negeri Tempel Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : VII (Tujuh)/ Materi Pokok : Segitiga Alokasi

Lebih terperinci

PREDIKSI ULANGAN KENAIKAN KELAS VIII SMP/MTs TAHUN PELAJARAN 2009/2010 MATA PELAJARAN MATEMATIKA PAKET 1

PREDIKSI ULANGAN KENAIKAN KELAS VIII SMP/MTs TAHUN PELAJARAN 2009/2010 MATA PELAJARAN MATEMATIKA PAKET 1 PREIKSI ULNGN KENIKN KELS VIII SMP/MTs THUN PELJRN 2009/2010 MT PELJRN MTEMTIK PKET 1. Untuk soal nomor 1 sampai dengan 30 pilihlah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar

Lebih terperinci

GARIS SINGGUNG LINGKARAN

GARIS SINGGUNG LINGKARAN GARIS SINGGUNG LINGKARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN POKOK BAHASAN GARIS SINGGUNG LINGKARAN Oleh: ZAINUL GUFRON SYAHRONI NIM. 07010191048 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola serta menentukan ukurannya

Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola serta menentukan ukurannya Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola serta menentukan ukurannya Kompetensi Dasar : 1. Mengidentifikasi unsur-unsur tabung, kerucut dan bola 2. Menghitung luas selimut dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pangeran Puger No.23 desa Grobogan kecamatan Grobogan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pangeran Puger No.23 desa Grobogan kecamatan Grobogan. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang SMA Negeri 1 Grobogan merupakan salah satu sekolah menengah atas yang berada di Kabupaten Grobogan. SMA Negeri 1 Grobogan berlokasi di jalan Pangeran Puger No.23 desa

Lebih terperinci

DAFTAR TERJEMAH. No. Bab Kutipan Hal. Terjemah 1. I Qur an Surat Al Mujadalah ayat 11

DAFTAR TERJEMAH. No. Bab Kutipan Hal. Terjemah 1. I Qur an Surat Al Mujadalah ayat 11 149 Lampiran 1: Daftar Terjemah DAFTAR TERJEMAH No. Bab Kutipan Hal. Terjemah 1. I Qur an Surat Al Mujadalah ayat 11 1 Wahai orang-orang yang beriman apabila dikatakan kepadamu, Berilah kelapangan di dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang mempengaruhi siswa dalam mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB 11 KAJIAN TEORI. pengetahuan. Kemampuan pemahaman (comprehention) adalah. situasi serta fakta yang diketahuinya. 1 Dapat pula Pemahaman diartikan

BAB 11 KAJIAN TEORI. pengetahuan. Kemampuan pemahaman (comprehention) adalah. situasi serta fakta yang diketahuinya. 1 Dapat pula Pemahaman diartikan 7 BAB 11 KAJIAN TEORI A. Konsep Teoritis 1. Pemahaman Konsep Matematika Pemahaman berasal dari kata dasar paham yang berarti mengerti benar. Pemahaman mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari pengetahuan.

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015 MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

Lebih terperinci

MATEMATIKA EBTANAS TAHUN 1993

MATEMATIKA EBTANAS TAHUN 1993 MATEMATIKA EBTANAS TAHUN 99 EBT-SMP-9-0 Ditentukan A = {v, o, k, a, l} ; B = {a, i, u, e, o} Diagram yang menyatakan hal tersebut di atas A. B. v o u v o i a k u k l I l a e v o u v o u a k a k l e l i

Lebih terperinci

natrium. Jumlah natrium yang terkandung dalam 2 kg soda kaustik adalah... A gram B gram C gram D gram

natrium. Jumlah natrium yang terkandung dalam 2 kg soda kaustik adalah... A gram B gram C gram D gram TO 4 1. A adalah bilangan yang lebih besar dari tapi kurang dari 10. Jika A adalah faktor dari 1 tetapi bukan faktor dari 7, maka bilangan A A. B. 7 C. 9 D. 11. Hasil dari 1 +,5 x - 7 5 =... A. 7 10 B.

Lebih terperinci

Faktorisasi Bentuk Aljabar. Suku Tunggal dan Suku Banyak. (suku banyak) disebut bentuk Aljabar.

Faktorisasi Bentuk Aljabar. Suku Tunggal dan Suku Banyak. (suku banyak) disebut bentuk Aljabar. 569 Lembar Kerja Siswa Faktorisasi Bentuk Aljabar Materi Singkat: 1. Pengertian Suku pada Bentuk Aljabar 1.1.1 Suku Tunggal dan Suku Banyak 4a, 5a 2 b, 6 x 2 3 xy 8 y Bentuk-bentuk seperti (suku satu/tunggal)

Lebih terperinci

UN SMP 2013 MATEMATIKA

UN SMP 2013 MATEMATIKA UN SMP 01 MATEMATIKA Kode Soal Doc. Name: UNSMP01MAT999 Doc. Version : 01-10 halaman 1 1 1 01. Hasil dari 5 :1 5 (A) 8 (B) 16 (C) (D) 56 0. Perbandingan kelereng Adi dan Ida : 4, sedangkan jumlah kelereng

Lebih terperinci

LINGKARAN. Lingkaran. pusat lingkaran diskriminan posisi titik posisi garis garis kutub gradien. sejajar tegak lurus persamaan lingkaran

LINGKARAN. Lingkaran. pusat lingkaran diskriminan posisi titik posisi garis garis kutub gradien. sejajar tegak lurus persamaan lingkaran LINGKARAN Persamaan Persamaan garis singgung lingkaran Persamaan lingkaran berpusat di (0, 0) dan (a, b) Kedudukan titik dan garis terhadap lingkaran Merumuskan persamaan garis singgung yang melalui suatu

Lebih terperinci

D. GEOMETRI 2. URAIAN MATERI

D. GEOMETRI 2. URAIAN MATERI D. GEOMETRI 1. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta diklat memahami dan dapat menjelaskan unsur-unsur geometri, hubungan titik, garis dan bidang; sudut; melukis bangun geometri; segibanyak;

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL MATEMATIKA

LATIHAN UJIAN NASIONAL MATEMATIKA LATIHAN UJIAN NASIONAL MATEMATIKA Mata Pelajaran Hari,Tanggal Waktu Jumlah Soal : MATEMATIKA : Rabu, : 120 menit : 40 Pilihan Ganda Petunjuk : 1. Isikan identitas kamu pada lembar jawaban komputer dengan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 22 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 22 PADANG PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 22 PADANG Aldhini Kemala Puteri 1), Suherman 2), Muh. Subhan 3) 1 ) FMIPA UNP : email: aldhini13@gmail.com

Lebih terperinci