BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian Kota Bandung terletak di antara bujur timur dan 6 55 lintang selatan. Secara topografi, Kota Bandung terletak pada ketinggian 791 m diatas permukaan laut (dpl). Titik tertinggi terletak di utara dengan ketinggian 1050 meter Dpl. Di wilayah selatan, permukaan tanah relatif datar, sedangkan di wilayah utara permukaan tanah berbukit-bukit. Iklim Kota Bandung dipengaruhi oleh pegunungan, sehingga cuaca yang terbentuk sejuk dan lembab. Temperatur rata rata Kota Bandung adalah 25 C (Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung 2013). Secara administratif, Kota Bandung sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat berbatasan dengan beberapa daerah kabupaten/kota lainnya, yaitu (BPS Kota Bandung 2012): Batas Utara : Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat Batas Selatan : Kabupaten Bandung Batas Timur : Kabupaten Bandung Batas Barat : Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi Wilayah Kota Bandung tersebut dibagi menjadi beberapa wilayah administratif, yang terdiri atas: 1) 30 Kecamatan yang masing-masing dikepalai oleh seorang Camat, 2) 151 Kelurahan yang masing-masing dikepalai oleh seorang Lurah, 3) Rukun Warga (RW) yang masing-masing dikepalai oleh seorang Ketua RW, dan 4) Rukun Tetangga (RT) yang masing-masing dikepalai oleh seorang Ketua RT. ) Penelitian ini dilaksanakan di Jalan Peta yang terletak tepatnya di Tegalega Barat Kelurahan Pelindung Hewan Kecamatan Astana Anyar Kota Bandung. Tegalega pada masa penjajahan Belanda dulunya merupakan sebuah lapangan yang dijadikan sebagai tempat pacuan kuda. Lokasi ini sekarang telah 25

2 26 beralih fungsi menjadi sarana olah raga, serta tempat wisata bagi penduduk pribumi maupun nonpribumi. Letak jalan Peta yang berdekatan dengan Tegalega menjadikan kawasan ini sebagai pasar ikan hias yang strategis. Selain itu juga kawasan ini ramai dikunjungi saat menjelang sore hari. Jarak tempat tinggal pedagang berdekatan dengan lokasi dagangan mereka, sebagian dari mereka ada juga yang memilih untuk menginap ditempat dagangannya sendiri. Pedagang disana memilih untuk menetap berjualan di Jalan Peta walaupun kegiatan tersebut bersifat ilegal, karena sebagian besar mata pencaharian mereka sebagai pedagang ikan hias. Mereka sudah mencoba berdagang ketempat lain, bahkan ada yang menanam usahanya di Gede Bage Bandung, namun mereka memilih menetap disekitar kawasan Jalan Peta. Karena pasar terletak di pusat kota serta kemudahan transportasi dalam menjangkau pasar. 4.2 Karakteristik Responden Pedagang kaki lima di Jalan Peta yaitu sebagai pedagang ikan hias, mereka menjadikan usaha ini sebagai pekerjaan utama. Kebanyakan usaha ini dilakukan oleh laki-laki dengan jumlah persentase 94,64% sebagian pedagang yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 5,36%. Namun dari 56 responden yang memiliki pekerjaan sampingan hanya 2 orang. Tenaga kerja merupakan suatu individu yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun 64 tahun, sedangkan usia kerja pedagang ikan hias di Jalan Peta yang masih produktif dalam kinerjanya berusia tahun.

3 27 Tabel 4. Tingkat Usia Responden Usia (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%) , , ,43 51 ke atas 2 3,57 Total Sumber : Data Primer (2013) Hasil dari setiap responden yang berusia tahun sebanyak 28,57%, tahun sebanyak 46,43%, tahun sebanyak 21,43%, dan 51 tahun keatas sebanyak 3,57%. Tingkat pendidikan tidak terlalu berpengaruh terhadap kegiatan usaha distribusi ikan hias, karena penentu berhasilnya suatu usaha tergantung terhadap kemampuan orang yang menekuninya, menurut Widjaja (1985) dalam arus kehidupan ekonomi, manusia merupakan faktor-faktor produksi yang ada, karena manusia berperan sebagai alat atau pembantu dari suatu proses produksi, tetapi juga sekaligus manusia dapat bertindak sebagai pengatur atau pemimpin dari suatu proses produksi. Tabel 5. Tingkat Pendidikan Responden Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%) Tidak Lulus SD 2 3,57 SD 10 17,86 SMP 11 19,64 SMA 31 55,36 Perguruan Tinggi 2 3,57 Total Sumber : Data Primer (2013) Tabel 5 merupakan data tingkat pendidikan yang ditempuh oleh para responden, responden yang tidak lulus SD sebanyak 3,57%, lulus SD sebanyak

4 28 17,86%, lulus SMP sebanyak 19,64%, lulus SMA sebanyak 55,36%, dan Perguruan tinggi sebanyak 3,57%. Lamanya pengalaman dalam usaha distribusi ikan hias ini memberikan pengaruh besar terhadap kegiatan promosi para pedagang, hal ini membuktikan tempat dimana mereka berdagang memberikan keuntungan yang sangat besar. Soeharjo dan Patong (1973) mengemukakan Pengalaman berpengaruh terhadap strategi pasar, semakin lama pengalaman yang didapat maka seseorang dapat mempelajari kemungkinan yang akan terjadi serta lebih berhati-hati dalam setiap pengambilan keputusan Tabel 6. Pengalaman Usaha Responden Pengalaman Usaha Jumlah (Jiwa) Persentase (%) (Tahun) , , , ,86 21 keatas 2 3,57 Total Sumber : Data Primer (2013) Diketahui data pada Tabel 6 menunjukkan lamanya responden berpengalaman dalam usaha ikan hias berjumlah 2 orang dengan tingkat persentase sebesar 3,57%. Semakin lama responden menekuni usahanya maka pengalaman yang diperoleh juga akan semakin banyak. 4.3 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Penelitian terhadap Responden Hari pertama sampel yang di uji sebanyak 16 responden dilakukan secara acak dari 56 responden. Kemudian beberapa hari kemudian diambil data sebanyak 16 responden secara acak, dengan asumsi tingkat kesalahan 5 %, nilai r = 0,300. Variabel dengan 20 item memiliki nilai koefisien validitas antara 0,305 dan 0,791 dengan demikian dapat dikatakan bahwa semua item tersebut sudah

5 29 valid. karena besarnya koefisien validitas skor > 0,300. Nilai koefisien reliabilitasnya memiliki nilai tinggi sebesar 0,904 di atas standar rata-rata yang ditetapkan yaitu (0,700). Karena R hitung = 0,904 > R kitis (0,700) maka keduapuluh item dinyatakan reliabel, sehingga dapat digunakan untuk suatu penelitian, tabel dapat dilihat pada Lampiran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Usaha Distribusi Ikan Hias di Jalan Peta. Variabel internal dan eksternal hasil penelitian disajikan dengan memuat aspek-aspek internal dan eksternal para pedagang ikan hias di Jalan Peta. Pada bagian berikut dapat kita lihat hasil penelitian yang dilakukan terhadap pelaku ikan hias. Faktor internal : (1) Pedagang dapat memahami produk yang sedang trend dipasaran, dan dengan adanya hubungan kerjasama yang baik dengan para supplier dari luar kota. pedagang dapat mengatur permintaan barang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen. Sehingga dalam proses produksi, pedagang tidak terlalu kewalahan dalam mengahadapi permintaan konsumen. Penerapan manajemen ikan hias di Peta cukup baik dalam memberikan kepuasan bagi para konsumen, (2) Ikan hias yang dijual di Jalan Peta memiliki diversifikasi produk ikan hias, walaupun banyak persaingan dari pasar modern maupun pedagang ikan hias lain (bukan di Jalan Peta), pedagang di Jalan Peta mampu menunjukkan keunggulan dengan pedagang ikan hias lainnya yang berada di luar lokasi Jalan Peta, karena ikan hias yang dijual disini beraneka ragam jenis, serta terdapat banyak pilihan kualitas, mulai dari kualitas rendah sampai dengan yang terbaik, sehingga tempat ini sering dikunjungi oleh masyarakat Bandung maupun luar Kota Bandung. (3) Pedagang Ikan Hias di Jalan Peta tidak pernah merasa adanya keterbatasan akan fasilitas operasi dan transportasi karena para pedagang disini mendapat bantuan dari para supplier, disisi lain mereka saling diuntungkan, dengan

6 30 adanya bantuan seperti ini pedagang tidak perlu lagi mengangkut produk mereka dengan gerobak.dari tempat mereka tinggal. (4) Dari segi promosi tempat ini sudah optimal, karena dengan lama berdirinya suatu usaha, maka usaha tersebut mudah dikenal oleh masyarakat. Sehingga posisi usaha terebut sangat diuntungkan, karena telah berjalan dari tahun ke tahun. Faktor Eksternal : (1) Keberadaan lokasi yang terletak di pusat kota, dan selalu dilewati oleh kendaraan bermotor maupun pejalan kaki menjadikan lokasi ini selalu ramai dikunjungi. (2) Kemudahan sarana dan prasarana dalam proses jual beli karena posisi pasar mudah dijangkau bagi kendaraan bermotor serta mudahnya ditemui kendaraan umum yang lalu lalang disekitar kawasan Jalan Peta sehingga memudahkan bagi orang yang akan berkunjung ke lokasi ini.. (3) Produk yang dijual tidak terlalu mahal, sehingga dapat dijangkau oleh berbagai kalangan pecinta ikan hias. Selain produk murah, biasanya pedagang memberikan potongan harga bagi konsumen yang sudah menjadi pelanggan tetap. Maka tidak heran pasar ikan hias disini memberi daya tarik bagi konsumen. (4) Perkembangan industri ikan hias dari tahun ke tahun semakin meningkat dan terus mengalami pertumbuhan, ternyata keadaan ini dimanfaatkan sebagai peluang oleh pedagang ikan hias di Jalan Peta. Pedagang di Jalan Peta telah bekerjasama dengan kelompok ikan hias dari Sukabumi, Bogor, dan Cianjur. Sehingga jalur proses distribusi usaha mereka sudah tertata dengan baik. 4.5 Kemampuan Pedagang Ikan Hias dalam Memanfaatkan Kekuatan dan Peluang serta Mengantisipasi Kelemahan dan Ancaman dalam Pengembangan Usahanya. Kemampuan pedagang ikan hias dalam memanfaatkan kekuatan dan peluang serta mengantisipasi kelemahan dan ancaman dalam pengembangan usahanya dapat dianalisis dengan menggunakan metode SWOT. Hasil yang

7 31 diperoleh dalam bentuk tabel matrik SWOT nilai masing-masing faktor, yaitu Strength (S), Weakness (W), Opportunities (O), dan Threats (T). 1) Faktor kekuatan : a. Penerapan manajemen yang terorganisir dari tiap pedagang ikan hias berpengaruh terhadap perkembangan usaha ini. b. Pemahaman dan pengetahuan yang baik dari pedagang terhadap identitas produk ikan hias. c. Diversifikasi produk ikan hias dalam meningkatkan daya saing dengan pedagang ikan hias lainnya yang berada di Jalan Peta. d. Berpengalaman dalam bisnis ikan hias pedagang dapat mempelajari kemungkinan yang akan terjadi serta lebih berhati-hati dalam setiap pengambilan keputusan. e. Perlakuan pedagang terhadap tatacara pengepakan produk ikan hias dilaksanakan dengan benar sehingga memberikan kualitas produk yang baik. Tabel 7. Hasil pengolahan data kekuatan (Strength) pedagang ikan hias Jalan Peta. Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor 1. Penerapan manajemen yang baik dari pedagang dalam merintis usaha ini 0,22 4 0,88 2. Pemahaman identitas produk oleh 0,22 4 0,88 pedagang 3. Memiliki diversifikasi produk ikan hias 0,17 3 0,51 4. Berpengalaman dalam bisnis ikan hias 0,22 4 0,88 5. Kualitas produk baik 0,17 3 0,51 TOTAL 1 3,66 Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner pedagang ikan hias Jalan Peta. Total skor kekuatan pedagang ikan hias di Jalan Peta adalah 3,66. Angka ini menunjukan bahwa faktor kekuatan yang dimiliki pedagang ikan hias di Jalan Peta berpengaruh sangat besar terhadap usaha yang mereka jalankan, yaitu

8 32 dibuktikan dengan dengan rating terbanyak 4. Dengan demikian usaha tersebut memiliki promosi yang baik, sejalan dengan pemikiran Baswir (2000), promosi adalah menyampaikan informasi mengenai spesifikasi produk, terutama yang menyangkut keunggulan-keunggulan komperatif yang dimiliki oleh suatu produk, kepada para calon konsumen. 2) Faktor kelemahan : a. Tempat yang kecil memberikan keterbatasan dalam mengoptimalkan daya tampung pasokan ikan hias. b. Pedagang ikan hias yang ada di Jalan Peta enggan untuk berpindah ke tempat lain sehingga usaha ini masih dilaksanakan di sekitar jalan trotoar. c. Keterbatasan fasilitas operasi dan transportasi yang memadai dari pedagang terhadap usaha ikan hiasnya sendiri. d. Pangsa pasar yang masih kecil menjadi kendala terhadap ukuran pasar.karena masih menggunakan teknologi yang kurang memadai. e. Kegiatan promosi yang belum optimal/baik. Tabel 8. Hasil pengolahan data kelemahan (Weakness) pedagang ikan hias Jalan Peta. Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor 1. Daya tampung ikan hias terbatas 0,20 3 0,60 2. Masih menggunakan fasilitas umum 0,14 2 0,28 3. Keterbatasan fasilitas operasi dan 0,21 3 0,62 transportasi yang memadai 4. Pangsa pasar masih kecil 0,21 3 0,62 5. Kegiatan promosi belum optimal 0,24 4 0,96 TOTAL 1 3,08 Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner pedagang ikan hias Jalan Peta. Total skor kelemahan pedagang ikan hias dijalan peta adalah 3,08. Angka ini menunjukkan bahwa faktor kelemahan yang dimiliki pedagang ikan hias di Jalan Peta tidak berpengaruh terhadap usaha yang mereka jalankan, meskipun ada

9 33 berbagai kelemahan khususnya para pedagang ikan hias yang masih berdagang dengan menggunakan fasilitas umum di sekitar jalan trotoar. 3) Faktor peluang : a. Keberadaan lokasi usaha pedagag ikan hias yang sangat strategis b. Tersedianya berbagai sarana transportasi yang memudahkan menuju lokasi pasar ikan hias yang berada di Jalan Peta. c. Harga produk ikan hias yang ditawarkan cukup terjangkau bagi konsumen. d. Produk ikan hias yang ditawarkan di Jalan Peta menarik karena beraneka ragam pilihan. e. Industri ikan hias dari tahun ketahun yang terus mengalami pertumbuhan. Tabel 9. Hasil pengolahan data peluang (Oppurtunities) pedagang ikan hias Jalan Peta. Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor 1. Keberadaan lokasi yang strategis 0,23 4 0,92 2. Sarana dan prasarana yang memudahkan 0,19 3 0,57 dalam berbelanja 3. Tingkat harga yang terjangkau 0,20 4 0,80 4. Produk yang ditawarkan menarik 0,18 3 0,54 5. Industri ikan hias terus mengalami 0,20 4 0,80 pertumbuhan TOTAL 1 3,63 Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner pedagang ikan hias Jalan Peta. Total skor peluang pedagang ikan hias di Jalan Peta adalah 3,63. Angka ini menunjukkan bahwa faktor peluang yang dimiliki pedagang ikan hias sangat baik terhadap kegiatan usaha pedagang ikan hias. Sehingga dengan besarnya peluang bagi pedagang ikan hias membuat usaha ini dapat bertahan dalam jangka panjang sampai saat ini. Jika dilihat dari segi lokasi pedagang di Jalan Peta memiliki peluang yang sangat besar. Nugroho dan Paramita (2009) mengemukakan suatu lokasi disebut strategis bila berada dipusat kota, kepadatan

10 34 populasi, kemudahan mencapainya menyangkut kemudahan transportasi umum, kelancaran lalu lintas dan arahnya tidak membingungkan konsumen. Disamping itu, keputusan pemilihan suatu lokasi juga mencerminkan komitmen jangka panjang perusahaan dalam hal keuangan. Selain letak pasar yang strategis bila dilihat pada tabel 9 pada poin 2, 3, dan 4 letak pasar mendukung keputusan pembeli yang mempengaruhi berjalannya suatu usaha yang ada di Jalan Peta sampai saat ini. Keputusan pembeli menurut Kotler (2000), terdapat jenis perilaku pembelian konsumen, diantaranya : a. Perilaku pembeli lebih memilih produk yang murah, sering dibeli oleh kebanyakan orang, dan lebih mengekspresikan pribadi b. Perilaku pembeli lebih memilih pasar yang menonjol (sering dikunjungi oleh para konsumen). c. Perilaku pembeli karena kebiasaan konsumen tidak membentuk sikap terhadap sebuah nama brand tetapi memilih karena sudah biasa dikenalnya, d. Perilaku pembelian yang mencari produk lebih bervariasi/beraneka ragam. 4) Faktor ancaman : a. Tumbuhnya pengaruh pasar ikan hias modern terhadap pendapatan usaha pedagang ikan hias yang ada di Jalan Peta. b. Adanya peraturan daerah memberatkan para pedagang karena tidak ada perlindungan usaha dari pihak pemerintah Kota Bandung. c. Adanya pesaing antar sesama pedagang ikan hias yang berada di Jalan Peta. d. keberadaan lokasi usaha yang ditempati masih berstatus ilegal sehingga bisa mengancam untuk tujuan usaha kedepannya e. Perubahan selera konsumen adanya cara pandang yang berbeda-beda dalam memilih produk, kemungkinan berdampak terhadap pendapatan pedagang ikan hias yang ada di Jalan Peta.

11 35 Tabel 10. Hasil pengolahan data ancaman (Threats) pedagang ikan hias Jalan Peta. Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor 1. Pengaruh pasar-pasar modern terhadap 0,27 3 0,81 usaha ikan hias 2. Adanya peraturan daerah 0,10 1 0,10 3. Adanya pesaing dari pedagang ikan hias 0,29 4 1,16 lain 4. Keberadaan tempat yang illegal 0,13 2 0,26 5. Perubahan selera konsumen 0,22 3 0,66 TOTAL 1 2,99 Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner pedagang ikan hias Jalan Peta. Total skor dari faktor ancaman adalah 2,99 bila dilihat pada tabel 10 pada ancaman yang paling diwaspadai disini adalah pada poin 2 dan 4, dengan adanya peraturan daerah serta penggunaan tempat yang ilegal, kondisi ini dapat mengganggu kegiatan usaha pedagang ikan hias di Jalan Peta untuk kedepannya. Berdasarkan hasil yang didapat dari analisis internal dan eksternal pedagang ikan hias di Jalan Peta, maka diperoleh untuk masing-masing faktor sebagai berikut: 1. Total skor untuk faktor kekuatan (S) : 3,66 2. Total skor untuk faktor kelemahan (W) : 3,08 3. Total skor untuk faktor peluang (O) : 3,63 4. Total skor untuk faktor ancaman (T) : 2,99 Kemudian total skor tersebut dimasukkan kedalam rumus analisis SWOT, maka diperoleh niai sebagai berikut :

12 36 Gambar 3. Titik kuadran strategi pedagang ikan hias di Jalan Peta 2. Setelah penilaian analisis SWOT dilakukan, maka diperoleh titik koordinat pelaku usaha kegiatan pedagang ikan hias di Jalan Peta pada sumbu matriks SWOT ( 0,29 ; 0,32). Posisi pelaku usaha pedagang ikan hias di Jalan Peta berada pada kuadran I yang artinya usaha tersebut berada pada situasi yang sangat menguntungkan yaitu memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Rangkuti 2006).

13 37 Tabel 11. Diagram Startegi Swot Eksternal Internal Opportunities (O)/Peluang 1. Lokasi yang strategis 2. Dukungan sarana dan prasarana 3. Harga terjangkau 4. Produk menarik 5. Industri ikan hias mengalami pertumbuhan Threats (T)/ Ancaman 1. Pengaruh pasar-pasar modern 2. Peraturan daerah 3. Adanya pesaing dari pedagang ikan hias lain 4. Tempat yang illegal 5. Perubahan selera konsumen Strength (S)/Kekuatan 1. Penerapan manajemen yang baik 2. Pemahaman identitas produk 3. Memiliki diversifikasi produk 4. Berpengalaman dalam bisnis ikan hias 5. Kualitas produk baik Stategi S-O. 1. Meningkatan kualitas dan kuantitas serta memanfaatkan pertumbuhan produk ikan hias S3, O1, O5. 2. Mengadakan seminar serta penyuluhan bagi para pedagang dalam meningkatkan kemampuan strategi bisnis usahanya S1, S2, S3, S4, S5, O3, O4. Strategi S-T 1. Menerapkan manajemen yang terorganisir S2, S3, S5, T1, T3, T5. 2. Mempertahankan serta meningkatkan diversifikasi produk terhadap persaingan pasar S3, S5, T3, T5. Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner pedagang ikan hias Jalan Peta. Weaknesses (W)/Kelemahan 1. Daya tampung ikan hias terbatas 2. Menggunakan fasilitas umum 3. Keterbatasan fasilitas operasi dan transportasi 4. Pangsa pasar kecil 5. Kegiatan promosi belum optimal Strategi W-O 1. Memperbaiki serta mencari lokasi alternatif untuk pengadaan lokasi pasar ikan hias yang memadai W2, W4, W5, O1, O2. 2. Membangun sebuah kelompok untuk bekerjasama dalam memperkokoh kegiatan bisnis ikan hias W1, W3, W4, W5, O3, O4. Strategi W-T 1. Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah untuk memperbaiki pola hidup pedagang ikan hias W2, T2, T4 Pedagang ikan hias di Jalan Peta telah berdiri sejak tahun 1980an, pada awalnya pedagang menjajakan dagangannya melalui gerobak dorong yang sederhana, namun lama-kelamaan usaha pedagang diuntungkan dengan

14 38 banyaknya permintaan dari konsumen, sehingga para pedagang mulai berani melakukan suatu usaha ikan hias yang sifatnya permanen di lokasi ini, yaitu dengan membuat sebuah lapak sebagai tempat dagang mereka, semakin lama pertumbuhan perekonomian di daerah ini memiliki prospek yang baik, kebanyakan dari pedagang ikan hias disini bertempat tinggal di Gang Buah Perikanan, Jalan Nyengseret dan Jamhari. Pesatnya usaha ikan hias di Jalan Peta memberikan efek positif bagi oknum yang ingin mencoba berbisnis ikan hias. Sampai saat ini pedagang ikan hias di Jalan Peta masih banyak di kunjungi oleh para konsumen selain harganya murah dan kualitas nya tidak berbeda jauh dengan pasar ikan hias modern, tempat ini juga mudah di jangkau oleh para penduduk dari kota maupun luar kota. Seiring dengan perkembangan zaman populasi penduduk juga semakin meningkat. Sehingga pemerintah harus bertindak sigap mengutamakan tempat sarana dan prasarana bagi kebutuhan umum. Dengan adanya kondisi seperti ini memberikan masalah internal dan eksternal bagi pedagang ikan hias di Jalan Peta. (Sumber: Data Primer 2013) a. Strategi S-O, yaitu menggunakan kekuatan untuk mendapatkan peluang. Meningkatan kualitas dan kuantitas dengan cara diversifikasi produk dan mengoptimalkan usaha bisnis ikan hias dengan memanfaatkan letak posisi usaha dan perkembangan industri ikan hias yang terus mengalami peningkatan dari tahun-ketahun. Mengadakan seminar serta penyuluhan bagi para pedagang dalam meningkatkan kemampuan strategi bisnis usahanya yaitu dengan bertukar pengalaman maupun bertukar pengetahuan dengan pedagang lain dalam mengelola usaha bisnis ikan hias yang baik. b. Strategi W-O, yaitu mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang. Memperbaiki serta mencari lokasi alternatif untuk pengadaan lokasi pasar ikan hias yang memadai yaitu dengan menggunakan fasilitas yang telah disediakan oleh pemerintah dengan perbaikan pangsa pasar dan kegiatan promosi secara bertahap, dengan memanfaatkan letak lokasi dan dukungan sarana dan prasarana yang di berikan oleh pemerintah, sehingga pusat

15 39 perbelanjaan yang telah disediakan tidak berbeda jauh dengan keadaan letak pasar pedagang ikan hias sebelumnya. Membangun sebuah kelompok untuk bekerjasama dalam menghadapi permintaan pasar yang terus meningkat dengan memperbesar daya tampung dan meningkatkan kegiatan operasi dan transportasi yang memadai untuk memperluas promosi pasar, sehingga diharapkan dapat memberikan kualitas produk yang baik terhadap kegiatan distribusi ikan hias di Jalan Peta. c. Strategi S-T, yaitu menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman. Menerapkan manajemen yang terorganisir terhadap pemahaman produknya sendiri, guna memberikan kepuasan bagi para pembeli dalam menangani perubahan selera konsumen, serta dapat menangani persaingan yang ada didalam pasar maupun luar pasar. Mempertahankan serta meningkatkan diversifikasi produk, guna menghindari persaingan pasar dan perubahan selera konsumen. d. Strategi W-T, yaitu meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah untuk memperbaiki pola hidup pedagang ikan hias, yaitu dengan adanya arahan dari pemerintah untuk pedagang akan pentingnya kesadaran hukum, dan memberikan kawasan alternatif bagi pedagang khusus ikan hias, berharap lokasi yang dituju bisa dijadikan sebagai tempat wisata maupun pusat perbelanjaan bagi para pengunjung maupun pembeli, dengan adanya strategi ini diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi pedagang maupun pemerintah setempat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di pedagang ikan hias jalan Peta Kota Bandung. Penelitan berlangsung pada bulan April sampai dengan Juni 2013. 3.2 Metode

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA. KAKI BOGOR H. EFFENDI Fahri Asyari

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA. KAKI BOGOR H. EFFENDI Fahri Asyari ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTAURANT SOTO KAKI BOGOR H. EFFENDI Fahri Asyari 12210514 LATAR BELAKANG MASALAH Seiring berkembangnya jaman saat ini ditandai oleh banyaknya usaha yang bermunculan dan

Lebih terperinci

: Budi Utami, SE., MM

: Budi Utami, SE., MM STRATEGI PEMASARAN PADA TOKO PAKAIAN OLAHRAGA ZOMBIE SOCCER NAMA NPM/KELAS PEMBIMBING : ARIF ASMAWI : 111109/EA : Budi Utami, SE., MM Latar Belakang Seiring berjalannya perkembangan ekonomi sehingga membuat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Denah Lokasi Penelitian. (Sumber : maps.google.com diakses pada tanggal 10 Juni 2013)

Lampiran 1. Denah Lokasi Penelitian. (Sumber : maps.google.com diakses pada tanggal 10 Juni 2013) LAMPIRAN 45 Lampiran 1. Denah Lokasi Penelitian (Sumber : maps.google.com diakses pada tanggal 10 Juni 2013) 46 Lampiran 2. Lembar Kuesioner Penelitian Kuesioner Penelitian Untuk Pedagang Ikan Hias ANALISIS

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Indentifikasi faktor internal dan eksternal sangat dibutuhkan dalam pembuatan strategi. Identifikasi faktor internal

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM :

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM : Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT Nama : Dewi Ratnasari NPM : 11210912 Fakultas / Jurusan : Ekonomi / Manajemen Latar Belakang Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang terletak di Kecamatan Samarang Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. yang terletak di Kecamatan Samarang Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Ruang lingkup wilayah atau lokasi penelitian ini adalah Desa Cintaasih yang terletak di Kecamatan Samarang Kabupaten Garut Provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAYA SAING KONVEKSI SEMAR DI KECAMATAN KARANGPILANG KELURAHAN KEDURUS KOTA SURABAYA

BAB IV ANALISIS DAYA SAING KONVEKSI SEMAR DI KECAMATAN KARANGPILANG KELURAHAN KEDURUS KOTA SURABAYA BAB IV ANALISIS DAYA SAING KONVEKSI SEMAR DI KECAMATAN KARANGPILANG KELURAHAN KEDURUS KOTA SURABAYA A. Analisis Daya Saing Konveksi Semar Daya saing merupakan suatu konsep perbandingan kemampuan dan kinerja

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM

BAB III GAMBARAN UMUM BAB III GAMBARAN UMUM Bab ini menjelaskan mengenai kondisi umum wilayah studi yang terdiri dari kondisi geografis kota Cimahi, kondisi geografis kota Bandung, aspek kependudukan kota Cimahi, aspek kependudukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Sebuah perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Perubahan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Taman Wisata Alam Gunung Tampomas Propinsi Jawa Barat, selama kurang lebih tiga (3) bulan, yaitu dari bulan Maret - Juni.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan 25 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RUMAH MAKAN SOTO WONOGIRI. : Izmi istiana NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Lies Handrijaningsih

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RUMAH MAKAN SOTO WONOGIRI. : Izmi istiana NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Lies Handrijaningsih ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RUMAH MAKAN SOTO WONOGIRI Nama : Izmi istiana NPM : 131211768 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Lies Handrijaningsih Latar Belakang Perkembangan dunia usaha di era globalisasi

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura ANALISIS STRATEGI SWOT UNTUK MEMPERLUAS PEMASARAN PRODUK KURMA SALAK UD BUDI JAYA BANGKALAN Moh. Sirat ) 1, Rakmawati) 2 Banun Diyah Probowati ) 2 E-mail : rakhma_ub@yahoo.com dan banundiyah@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BAB III ISU-ISU STRATEGIS 3.1 Isu Strategis Dalam penyusunan renstra Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bogor tentunya tidak terlepas dari adanya isu strategis pembangunan Kota Bogor, yaitu : a. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN 7.1. Identifikasi Faktor Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal perusahaan, maka diperoleh beberapa faktor strategi internal

Lebih terperinci

5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR

5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR 45 Komposisi hasil tangkapan yang diperoleh armada pancing di perairan Puger adalah jenis yellowfin tuna. Seluruh hasil tangkapan tuna yang didaratkan tidak memenuhi kriteria untuk produk ekspor dengan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Wilayah Kota Bogor Kota Bogor terletak diantara 16 48 BT dan 6 26 LS serta mempunyai ketinggian minimal rata-rata 19 meter, maksimal 35 meter dengan

Lebih terperinci

Penerapan analisis swot (strengths,weakness,opportuni ties,threats) sebagai strategi. pemasaran pada mierip kafe di. bekasi

Penerapan analisis swot (strengths,weakness,opportuni ties,threats) sebagai strategi. pemasaran pada mierip kafe di. bekasi Penerapan analisis swot (strengths,weakness,opportuni ties,threats) sebagai strategi ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. FEDERAL INTERNATIONAL bekasi FINANCE pemasaran pada mierip kafe

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan. Transportasi menjadi sangat penting dengan melihat

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan. Transportasi menjadi sangat penting dengan melihat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu sarana yang menunjang aspek kehidupan manusia untuk memperoleh kemudahan dalam mencapai tempat yang diinginkan. Transportasi menjadi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. pengembangan pariwisata dan olahraga di Indonesia. Sport tourism merupakan perpaduan antara olahraga dan rekreasi (wisata)

BAB V KESIMPULAN. pengembangan pariwisata dan olahraga di Indonesia. Sport tourism merupakan perpaduan antara olahraga dan rekreasi (wisata) 54 BAB V KESIMPULAN Olahraga dan pariwisata merupakan dua disiplin ilmu yang dapat dipadukan sehingga memiliki kekuatan dan efek ganda bagi kampus UPI. Oleh sebab itu olahraga pariwisata saat ini mendapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011)

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011) BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Taman Burung, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) (Gambar 3). Lokasi Taman Burung TMII ini berada di Kompleks TMII, Jalan Pondok

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km, V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Megamendung Desa Megamendung merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara geografis, Desa

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan Usaha Dalam Pemberdayaan Ekonomi Pegawai Negeri Sipil Di Koperasi Pegawai Republik Indonesia Warga Winaya

Strategi Pengembangan Usaha Dalam Pemberdayaan Ekonomi Pegawai Negeri Sipil Di Koperasi Pegawai Republik Indonesia Warga Winaya Strategi Pengembangan Usaha Dalam Pemberdayaan Ekonomi Pegawai Negeri Sipil Di Koperasi Pegawai Republik Indonesia Warga Winaya Nama : Imam Nugraha Hidayatullah NPM : 14213309 Jurusan : Manajemen Pembimbing

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data 19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Oktober 2013, pengambilan sampel sudah dilaksanakan di Pantai Patra Sambolo, Kecamatan Anyer Kabupaten

Lebih terperinci

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Jurnal : MATRIK Teknik Industri Universitas Muhammdiyah Gresik, Volume: XII, Nomor : 2, Bulan : Maret 2012, ISSN: 1693-5128 ANALISA SWOT

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Lokasi Kecamatan Palabuhan Ratu

Lampiran 1. Peta Lokasi Kecamatan Palabuhan Ratu LAMPIRAN Lampiran 1. Peta Lokasi Kecamatan Palabuhan Ratu Lampiran 2. Kegiatan Wawancara dan Lokasi Penelitian Wawancara dengan Pemilik Usaha Lokasi Usaha Gebyar Cakalang Lampiran 3. Kegiatan pemindangan

Lebih terperinci

BAB V SOLUSI MENINGKATKAN JARINGAN DISTRIBUSI DAN PENGEMBANGAN PASAR

BAB V SOLUSI MENINGKATKAN JARINGAN DISTRIBUSI DAN PENGEMBANGAN PASAR BAB V SOLUSI MENINGKATKAN JARINGAN DISTRIBUSI DAN PENGEMBANGAN PASAR 5.1 Satrategi Jaringan Distribusi di Kabupaten Serdang Bedagai Langkah berikutnya dalam memilih strategi distribusi adalah menentukan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Batasan Operasional dan Jenis Data 1. Batasan Operasional Pedagang adalah seseorang yang berpotensi memasarkan barang atau jasa. Pedagang dalam penelitian ini adalah pedagang

Lebih terperinci

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Jurnal : MATRIK Teknik Industri Universitas Muhammdiyah Gresik, Volume: XII, Nomor : 2, Bulan : Maret 2012, ISSN: 1693-5128 ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Suhartini Teknik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian dilaksanakan pada perusahaan CV Septia Anugerah Jakarta, yang beralamat di Jalan Fatmawati No. 26 Pondok Labu Jakarta Selatan. CV Septia Anugerah

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR

ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR Nama : SIGIET GALANG PHAMBUDIE NPM : 16210540 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Lies Hadrijaningsih, SE, MM LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

BEBERAPA VARIABEL YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI SEPATU DAN SANDAL DI WEDORO SIDOARJO SKRIPSI. Oleh : META AROZA WIDJAYANTI

BEBERAPA VARIABEL YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI SEPATU DAN SANDAL DI WEDORO SIDOARJO SKRIPSI. Oleh : META AROZA WIDJAYANTI BEBERAPA VARIABEL YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI SEPATU DAN SANDAL DI WEDORO SIDOARJO SKRIPSI Oleh : META AROZA WIDJAYANTI 0742010018 YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk kota kota di Indonesia baik sebagai akibat pertumbuhan penduduk maupun akibat urbanisasi telah memberikan indikasi adanya masalah perkotaan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mamuju, mengambil fokus peningkatan kualitas SDM. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. Mamuju, mengambil fokus peningkatan kualitas SDM. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Mamuju, mengambil fokus peningkatan kualitas SDM. 2. Waktu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Strategi Pemasaran Strategi Pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Leuser Kabupaten Aceh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Leuser Kabupaten Aceh 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Leuser Kabupaten Aceh Tenggara. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret hingga Mei 2015. 3.2. Jenis

Lebih terperinci

Jenis data Indikator Pengamatan Unit Sumber Kegunaan

Jenis data Indikator Pengamatan Unit Sumber Kegunaan 31 BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lanskap wisata TNB, Sulawesi Utara tepatnya di Pulau Bunaken, yang terletak di utara Pulau Sulawesi, Indonesia. Pulau

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kekuatan dan kelemahan Javapuccino cafe sebagai berikut : a. Lokasi yang letaknya cukup strategis. Jauh dari kebisingan.

BAB V PENUTUP. kekuatan dan kelemahan Javapuccino cafe sebagai berikut : a. Lokasi yang letaknya cukup strategis. Jauh dari kebisingan. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Untuk menganalisa lingkungan perusahaan, akan dibagi menjadi lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal menggunakan pendekatan value chain analysis sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Dalam penelitian ini, lokasi yang dipilih adalah Objek Wisata Air Terjun Lepo, Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo,

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN ANALISIS SWOT DAN MATRIK BCG DI PT CHINA INTERNASIONAL RAYA LEGOK

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN ANALISIS SWOT DAN MATRIK BCG DI PT CHINA INTERNASIONAL RAYA LEGOK 1 STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN ANALISIS SWOT DAN MATRIK BCG DI PT CHINA INTERNASIONAL RAYA LEGOK Oleh RetnoPutri Nanda (e-mail : retnotujuhbelas@gmail.com) Pembimbing : TitinEkowati, S.E.,M.Sc (e-mail

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Toko Ikan Hias Gampang Ingat yang terletak di Jl. Karapitan no. 74 Kota Bandung, Jawa Barat. Berdiri sejak tahun 1974

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Kelompok Tani Kelompok tani diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri atas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berikut hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh store

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berikut hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh store BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berikut hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen di the Summit Boutique Outlet Bandung. Hasil uji

Lebih terperinci

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT pada Pemasaran. Agroindustri Tahu Isi Goreng di Kecamatan Medan Polonia

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT pada Pemasaran. Agroindustri Tahu Isi Goreng di Kecamatan Medan Polonia Lampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT pada Pemasaran Agroindustri Tahu Isi Goreng di Kecamatan Medan Polonia Parameter No. Indikator SWOT 1 2 3 4 Faktor Internal 1. Modal (S) (W) 2. Produksi

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Karakteristik Wilayah Kecamatan Pacet merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kecamatan ini berada di bagian utara kota Cianjur. Wilayah

Lebih terperinci

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi 23 PROFIL DESA Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil lokasi penelitian, yang pertama mengenai profil Kelurahan Loji dan yang kedua mengenai profil Kelurahan Situ Gede. Penjelasan profil masingmasing

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek/ Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah UMKM Kipas Bambu yang terletak di Desa Jipangan Bangunjiwo Kasihan Bantul. Kemudian subjek dari penelitian ini

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN PADA TOKO PONSEL RIN PULSA.

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN PADA TOKO PONSEL RIN PULSA. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN PADA TOKO PONSEL RIN PULSA. Nama : Syaiful Bahri Npm : 181740 Kelas : EA6 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Pembimbing : Sri Kurniasih Agustin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian 1. Lokasi Daerah pengembangan yang akan di teliti oleh penulis adalah Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang. Memiliki luas wilayah 352,2

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL A. Data Temuan Menara suci Tabel 4.1 Data Temuan Travel Shafira Tahun Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan 118 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Objek wisata Curug Orok yang terletak di Desa Cikandang Kecamatan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. 26 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan umum Industri kecil Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk merupakan usaha perorangan home industri yang memproduksi brownies dan sekaligus menjual produknya secara

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara. 45 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota yang menjadi ibukota provinsi Lampung, Indonesia. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak

Lebih terperinci

: ANALISIS SWOT. Waktu : 2 (dua) kali tatap muka pelatihan (selama 200. : Membangun pemahaman dan skill praja mengenai. Teknik Analisis SWOT

: ANALISIS SWOT. Waktu : 2 (dua) kali tatap muka pelatihan (selama 200. : Membangun pemahaman dan skill praja mengenai. Teknik Analisis SWOT 3 ANALISIS SWOT Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan : ANALISIS SWOT Waktu : 2 (dua) kali tatap muka pelatihan (selama 200 menit). Tujuan : Membangun pemahaman dan skill praja mengenai Teknik Analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. (c)foto Satelit Area Wisata Kebun Wisata Pasirmukti

BAB III METODOLOGI. (c)foto Satelit Area Wisata Kebun Wisata Pasirmukti BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Wisata Pasirmukti yang terletak pada Jalan Raya Tajur Pasirmukti Km. 4, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA TERHADAP SISTEM YANG BERJALAN. dan jasa yang didirikan pada tahun 1970 dengan nama perdana PO. PO. Limas Express seperti sekarang ini.

BAB 3 ANALISA TERHADAP SISTEM YANG BERJALAN. dan jasa yang didirikan pada tahun 1970 dengan nama perdana PO. PO. Limas Express seperti sekarang ini. 29 BAB 3 ANALISA TERHADAP SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan PO. Limas Express adalah perusahaan yang bergerak di bidang angkutan dan jasa yang didirikan pada tahun 1970 dengan nama perdana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN ASNAF FAKIR DAN MISKIN MELALUI BANTUAN MODAL ZAKAT YAYASAN DANA SOSIAL AL-FALAH (YDSF) SURABAYA

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN ASNAF FAKIR DAN MISKIN MELALUI BANTUAN MODAL ZAKAT YAYASAN DANA SOSIAL AL-FALAH (YDSF) SURABAYA BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN ASNAF FAKIR DAN MISKIN MELALUI BANTUAN MODAL ZAKAT YAYASAN DANA SOSIAL AL-FALAH (YDSF) SURABAYA A. Analisis Strategi Yang Digunakan Untuk Mengembangkan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH. ke selatan dengan batas paling utara adalah Gunung Merapi.

KEADAAN UMUM WILAYAH. ke selatan dengan batas paling utara adalah Gunung Merapi. IV. KEADAAN UMUM WILAYAH Kabupaten Sleman merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, secara makro Kabupaten Sleman terdiri dari daerah dataran rendah yang subur pada bagian selatan,

Lebih terperinci

Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar

Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar 1.1. Latar Belakang Makassar merupakan kota yang strategis dimana terletak ditengah-tengah wilayah Republik Indonesia atau sebagai Center Point of Indonesia. Hal ini mendukung posisi Makassar sebagai barometer

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan 46 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL KONVEKSI DI KAWASAN PIK PULOGADUNG

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL KONVEKSI DI KAWASAN PIK PULOGADUNG STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL KONVEKSI DI KAWASAN PIK PULOGADUNG Nama : Dwi Julianti Npm : 1221676 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Dra Peni Sawitri, MM LATAR BELAKANG MASALAH 1. Sektor

Lebih terperinci

4.1.2 Struktur Organisasi Milkfood Barokah

4.1.2 Struktur Organisasi Milkfood Barokah 30 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Milkfood Barokah Milkfood Barokah merupakan usaha mikro yang memiliki kegiatan usaha memproduksi minuman susu olahan. Milkfood Barokah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prasarana perhubungan, baik perhubungan darat, laut, maupun udara. Dari ketiga

BAB I PENDAHULUAN. prasarana perhubungan, baik perhubungan darat, laut, maupun udara. Dari ketiga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan di segala bidang. Pelaksanaan pembangunan tersebut bertujuan untuk mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan sebesar 1,49 % pada tahun Badan Pusat Statistik (BPS,

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan sebesar 1,49 % pada tahun Badan Pusat Statistik (BPS, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia terus meningkat setiap tahunnya dengan laju pertumbuhan sebesar 1,49 % pada tahun 2000-2010. Badan Pusat Statistik (BPS, 2010) mempublikasikan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT e-j. Agrotekbis 1 (3) : 282-287, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMA DI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Business

Lebih terperinci

VII. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PENGEMBANGAN PERKEBUNAN KARET

VII. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PENGEMBANGAN PERKEBUNAN KARET VII. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PENGEMBANGAN PERKEBUNAN KARET Faktor pendukung dan penghambat merupakan elemen yang diidentifikasi untuk menentukan dan mempengaruhi keberhasilan pengembangan

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN-II MERANCANG STRATEGI PEMASARAN. Oloan Situmorang, ST, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen

KEWIRAUSAHAAN-II MERANCANG STRATEGI PEMASARAN. Oloan Situmorang, ST, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen KEWIRAUSAHAAN-II Modul ke: 10 Fakultas Ekonomi Bisnis MERANCANG STRATEGI PEMASARAN Oloan Situmorang, ST, MM Program Studi Manajemen http://mercubuana.ac.id Pokok Bahasan 1. Makna pemasaran 2. Pengenalan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng. yang menjual ternak besar yang berlokasi di Jalan Kopi, Desa Ciwareng,

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng. yang menjual ternak besar yang berlokasi di Jalan Kopi, Desa Ciwareng, 35 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng merupakan salah satu pasar hewan yang menjual ternak besar yang berlokasi di Jalan Kopi, Desa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi yang dijadikan tempat penelitian, yaitu terletak di Jalan BKR Nomor 185 Bandung, Jawa Barat, Indonesia. merupakan Museum Pemerintah Propinsi Jawa Barat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 31 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga Agustus 2013 di kelompok pembudidaya Padasuka Koi Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI...

BAB II KAJIAN TEORI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiv BAB I

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Mc Millan dalam Ibnu Hadjar adalah rencana

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Mc Millan dalam Ibnu Hadjar adalah rencana BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian menurut Mc Millan dalam Ibnu Hadjar adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan 41 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Jakarta adalah ibu kota Negara Indonesia dan merupakan salah satu Provinsi di Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta Strategi pengembangan pada Industri Biofarmaka D.I.Yogyakarta

Lebih terperinci

Nama : Sakinah Adik Alfeta NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Neltje F Katuuk S.H, M.M

Nama : Sakinah Adik Alfeta NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Neltje F Katuuk S.H, M.M Nama : Sakinah Adik Alfeta NPM : 19214943 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Neltje F Katuuk S.H, M.M Perkembangan ekonomi pada saat ini semakin pesat, salah satunya perkembangan di dunia bisnis di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu mengirinkan barang dalam skala besar. Sejarah serta perkembangannya

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN KREDIT PADA MIKRO BISNIS UNIT PT. BANK XYZ DI KAWASAN INDUSTRI PULOGADUNG JAKARTA TIMUR MULYADI

STRATEGI PEMASARAN KREDIT PADA MIKRO BISNIS UNIT PT. BANK XYZ DI KAWASAN INDUSTRI PULOGADUNG JAKARTA TIMUR MULYADI LAMPIRAN 69 70 Lampiran 1. Kuesioner kajian. STRATEGI PEMASARAN KREDIT PADA MIKRO BISNIS UNIT PT. BANK XYZ DI KAWASAN INDUSTRI PULOGADUNG JAKARTA TIMUR MULYADI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Kubu Raya merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 84 meter diatas permukaan laut. Lokasi Kabupaten Kubu Raya terletak pada posisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Kampung Wisata Ekologis (KWE) Puspa Jagad yang berada di Desa Semen, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar pada

Lebih terperinci

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS Keputusan pengunjung untuk melakukan pembelian jasa dilakukan dengan mempertimbangkan terlebih dahulu kemudian memutuskan untuk

Lebih terperinci

BAB II SOSIAL DEMOGRAFIS TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Ukui yang ibukotanya pangkalan Kerinci

BAB II SOSIAL DEMOGRAFIS TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Ukui yang ibukotanya pangkalan Kerinci 15 BAB II SOSIAL DEMOGRAFIS TINJAUAN LOKASI PENELITIAN A. Kecamatan Ukui 1. Geografis Kecamatan Ukui Kecamatan Ukui yang ibukotanya pangkalan Kerinci merupakan salah satu Kecamatan yang termasuk dalam

Lebih terperinci

URGENSI PENGGUNAAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENDIDIKAN (E-LEARNING) OLEH: LOVI TRIONO

URGENSI PENGGUNAAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENDIDIKAN (E-LEARNING) OLEH: LOVI TRIONO URGENSI PENGGUNAAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENDIDIKAN (E-LEARNING) OLEH: LOVI TRIONO 0700054 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HASIL WAWANCARA DENGAN PENGELOLA USAHA WARTEG ASKA DI JALAN PAWIYATAN LUHUR SEMARANG

HASIL WAWANCARA DENGAN PENGELOLA USAHA WARTEG ASKA DI JALAN PAWIYATAN LUHUR SEMARANG LAMPIRAN HASIL WAWANCARA DENGAN PENGELOLA USAHA WARTEG ASKA DI JALAN PAWIYATAN LUHUR SEMARANG Nama Usia : Suhari : 39 tahun Pertanyaan dan jawaban dari pengelola usaha : 1. Kapan usaha ini berdiri? Sejak

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Penelitian ini berlokasi pada obyek wisata alam Pantai Siung yang ada di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Secara umum perusahaan mempunyai tujuan dan sasaran yang sama, yaitu mencapai keberhasilan dalam memperoleh laba. Laba yang diperoleh perusahaan sering

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. a. Letak, Luas, dan Batas Daerah Penelitian. geografis berada di koordinat 07 o LS-7 o LS dan

BAB IV PEMBAHASAN. a. Letak, Luas, dan Batas Daerah Penelitian. geografis berada di koordinat 07 o LS-7 o LS dan BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Luas, dan Batas Daerah Penelitian Desa Banjarharjo adalah salah satu desa di Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo, Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Nama Perusahaan dan Lokasi Perusahaan Gambar 1.1 Logo Perusahaan MSP Trans merupakan perusahaan perseorangan yang berdiri pada tahun 2000 dengan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu metode yang meneliti suatu objek pada masa sekarang (Nazir,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Indikator Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses)

Lampiran 1. Indikator Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses) 62 Lampiran 1. Indikator Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses) No Indikator Parameter Rating I. Faktor Internal i Kekuatan ( Strengths ) 1. Penggunaan Modal Usaha Pada Agroindustri Sirup Buah

Lebih terperinci