BAB I PENDAHULUAN. evaluasi dan tolak ukur pemberian reward terhadap kinerja karyawan atau
|
|
- Veronika Sumadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi akuntansi manajemen memiliki peran penting sebagai alat evaluasi dan tolak ukur pemberian reward terhadap kinerja karyawan atau manajer dalam sebuah organisasi. Pencapaian organisasi merupakan kumpulan pencapaian kinerja individu. Kesuksesan organisasi sangat bergantung pada hasil yang dicapai oleh masing-masing anggota. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem pengendalian yang mampu memotivasi anggota organisasi untuk mencapi hasil yang diharapkan sehingga tercipta keselarasan tujuan. Para akademisi menyebutkan bahwa insentif keuangan merupakan sistem pengendalian yang dianggap mampu memotivasi serta meningkatkan kinerja individu yang pencapaian kinerjanya dievaluasi oleh informasi akuntansi (Anthony & Govindarajan, 2007; Zimmerman, 2000; Atkinson et al., 2000). Saat banyak perusahaan memberikan kompensasi (reward) berupa insentif keuangan, banyak hasil penelitian empiris justru menemukan bahwa kompensasi berupa insentif keuangan tidak selalu meningkatkan kinerja (Jenkins, 1986; Awasthi & Pratt, 1990; Gerhart & Milkovich, 1992; Kohn, 1993; Young & Lewis, 1995; Camerer & Hogarth, 1999; Bonner et al., 2000). Penelitian mengenai pengaruh insentif terhadap kinerja sebenarnya telah banyak dilakukan pada beberapa dekade lalu, namun hasil dan temuan belum mencapai konsistensi secara umum. Libby & Lipe (1992) dan Sprinkle (2000) 1
2 menemukan bahwa insentif berpengaruh positif terhadap kinerja. Sebaliknya, Jenkins (1986), Awasthi & Pratt (1990), Gerhart & Milkovich (1992), Kohn (1993), Young & Lewis (1995), Carnerer & Hogarth (1999) dan Bonner et al. (2000) menyimpulkan bahwa insentif tidak berpengaruh terhadap kinerja. Bahkan Deci et al. (1981), Deci & Ryann (1985), dan Ashton (1990) menemukan bahwa insentif justru berpengaruh negatif terhadap kinerja. Beberapa temuan penelitian tersebut mengindikasikan bahwa penting untuk mengidentifikasi disaat kapan insentif mampu meningkatkan, menurunkan, atau bahkan tidak memengaruhi kinerja. Fessler (2003) telah melakukan sebuah eksperimen laboratorium untuk menguji hubungan antara monetary incentives, task attractiveness, dan task performance. Hasilnya adalah task attractiveness memiliki hubungan positif dengan task performance, namun monetary incentives pada kondisi subjek unattractive ternyata tidak mampu meningkatkan performance dan task attractiveness individu. Melanjutkan penelitian Fessler (2003), Arniati (2006) menambahkan variabel pemoderasi berupa gaya pengawasan untuk menguji hubungan antara monetary incentives, task attractiveness, dan task performance. Hasil penelitian Arniati (2006) tidak mendukung penelitian Fessler (2003), diduga karena skema insentif yang diterima partisipan dalam eksperimen dianggap kurang menarik. Sementara Kusufi (2012) menggunakan skema insentif yang berbeda untuk menguji pengaruh antara insentif, usaha, dan kinerja. Hasil temuannya belum bisa memberi bukti bahwa skema insentif berbasis anggaran lebih mampu mempengaruhi usaha dan kinerja individu dibanding skema insentif piece-rate 2
3 yang digunakan oleh Fessler (2003), melainkan usaha seorang individu lebih dipengaruhi oleh skill. Dari beberapa bukti penelitian empiris terkait hubungan insentif dan kinerja, hanya sedikit penelitian yang mempertimbangkan faktor psikologis individu sebagai atribut penting yang melekat pada diri tiap partisipan atau responden dalam sebuah penelitian. Partisipan atau responden yang bertindak sebagai subjek dalam sebuah penelitian empiris merupakan individu yang datang dengan berbagai latar belakang pengetahuan dan kemampuan yang berbeda-beda. Begitu pula yang terjadi pada berbagai individu-individu di banyak organisasi, mereka tentu memiliki latar belakang pengetahuan dan kemampuan yang berbeda-beda, sehingga tingkat kemampuan individu sangat penting untuk dipertimbangkan sebagai variabel yang sangat mempengaruhi ketidakkonsistenan hubungan antara insentif dan kinerja. Sebelumnya Bonner & Sprinkle (2002) telah melakukan review terhadap teori dan bukti-bukti empiris dari penelitian terdahulu terkait pengaruh insentif terhadap kinerja. Mereka mengidentifikasi bahwa person variables adalah kategori kontekstual faktor utama yang turut mempengaruhi hubungan antara insentif dan kinerja. Dari beberapa variabel yang termasuk dalam kategori person variables, Bonner & Sprinkel (2002) meletakkan fokus perhatian terhadap skill sebagai variabel kunci yang dianggap mampu menjelaskan keseluruhan dari ketiga sub variabel lain (knowledge content, knowledge organization, analytical reasoning ability). Bonner & Lewis (1990) dan Libby & Luft (1993) juga 3
4 menjelaskan bahwa skill memiliki peranan penting terhadap beberapa hasil capaian kinerja terkait penugasan yang berhubungan dengan akuntansi. Sementara dalam ranah penelitian psikologi, Hunter & Schmidt (1996) menemukan bahwa kemampuan kognitif individu adalah prediksi terhadap capaian kinerja dalam berbagai jenis pekerjaan. Schmitt (2013) juga menemukan bahwa ukuran kemampuan kognitif akan memprediksi capaian kinerja individu pada hampir semua jenis dan kondisi pekerjaan. Selain itu Carrol (1993) menjelaskan bahwa kemampuan kognitif berada pada level tertinggi dalam ability hierarchy diikuti oleh kemampuan verbal dan numerik, serta spesifik ability seperti spelling atau word knowledge. Melalui teori pembelajaran klasik (classic learning theory), Hunter & Shmidt (1996) menjelaskan bahwa kinerja dibatasi oleh kemampuan kognitif, sehingga dapat dipahami bahwa kemampuan kognitif merupakan faktor psikologis yang menyebabkan perbedaan capaian kinerja saat individu dihadapkan dengan sebuah tugas walaupun telah terdapat stimulus insentif. Berdasarkan pentingnya peranan kemampuan kognitif dalam menjelaskan pencapaian kinerja, cukup mengejutkan bahwa hanya sedikit bukti penelitian empiris yang menguji variabel tersebut. Libby & Luft (1993) mencoba melihat peranan ability, knowledge, motivation, dan environment terhadap decision performance, namun tidak menghubungkan variabel tersebut dengan insentif. Libby & Lipe (1992) sebelumnya sebenarnya telah menguji hubungan insentif dengan tiga jenis proses kognitif yang berbeda. Penelitian ini membagi partisipan ke dalam tiga level grup treatment yang berbeda, sehingga proses kognitif 4
5 merupakan bagian dari manipulasi eksperimen, bukan ukuran level kemampuan kognitif yang sesungguhnya. Awasthi & Pratt (1990) juga telah menganalisis peranan karakteristik kognitif terhadap efek dari insentif pada kinerja. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pada beberapa tugas tertentu karakteristk kognitif tidak berhubungan dengan kinerja, dan efek dari insentif tidak bergantung pada karakteristik kognitif. Hal ini diduga disebabkan karena penugasan simple tasks (tugas yang sederhana) dalam eksperimen. Oleh karena itu, penelitian ini nantinya akan menguji hubungan antara insentif dan kinerja yang dimoderasi oleh kemampuan kognitif dengan mengendalikan variabel kompleksitas tugas untuk memfasilitasi keterbatasan hasil penelitian terdahulu. 1.2 Rumusan Masalah Insentif keuangan sebagai bentuk pengendalian manajemen merupakan salah satu cara perusahaan menyelaraskan tujuan individu dengan tujuan organisasi. Ketika banyak perusahaan menawarkan insentif keuangan untuk memotivasi karyawan meningkatkan kinerjanya, banyak hasil penelitian empiris justru memberi bukti bahwa insentif tidak selalu meningkatkan kinerja (Jenkins, 1986; Awasthi & Pratt, 1990; Gerhart & Milkovich, 1992; Kohn, 1993; Young & Lewis, 1995; Camerer & Hogarth, 1999; Bonner et al., 2000). Ketidakkonsistenan hubungan antara insentif dan kinerja telah diinvestigasi melalui berbagai penelitian empiris. Fessler (2003) menguji variabel ketertarikan tugas sebagai pemoderasi hubungan antara insentif dan kinerja. 5
6 Arniati (2006) kemudian juga menguji variabel pemoderasi berupa gaya pengawasan untuk melihat hubungan antara insentif, ketertatikan tugas dan kinerja. Beberapa penelitian lain seperti Young et al. (2012) juga telah menguji hubungan antara insentif keuangan, nilai profesional, dan kinerja. Serta Zhang & Zhang (2014) yang meneliti pengaruh mekanisme insentif terhadap kinerja manajemen yang dimoderasi oleh atribut pengetahuan. Namun, beberapa hasil penelitian tersebut tidak mampu memberikan jawaban konsisten mengapa insentif keuangan terkadang gagal bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Beberapa penelitian dari ranah psikologi telah memberi isyarat bahwa kemampuan kognitif merupakan prediksi terhadap capaian kinerja individu (Hunter & Schmidt 1996; Schmitt, 2013). Namun penelitian tersebut hanya bertujuan menguji hubungan antara kemampuan kognitif dan kinerja, bukan untuk menjelaskan peran kemampuan kognitif individu terhadap kegagalan dan keberhasilan insentif dalam meningkatkan kinerja. Dari beberapa bukti penelitian terkait hubungan insentif dan kinerja, telah dianalisis bahwa sangat jarang penelitian yang mempertimbangkan kemampuan kognitif individu sebagai atribut penting yang melekat pada diri tiap partisipan atau responden dalam sebuah penelitian. Partisipan atau responden yang bertindak sebagai subjek dalam sebuah penelitian empiris merupakan individu yang datang dengan berbagai latar belakang pengetahuan dan kemampuan yang berbeda-beda. Begitu pula yang terjadi pada berbagai individu-individu di banyak organisasi, mereka memiliki latar belakang pengetahuan dan kemampuan yang berbeda-beda, sehingga tingkat kemampuan kognitif individu sangat penting untuk dipertimbangkan sebagai 6
7 variabel yang sangat mempengaruhi ketidakkonsistenan hubungan antara insentif dan kinerja. Melalui teori pembelajaran klasik (classic learning theory), Hunter & Shmidt (1996) menjelaskan bahwa kinerja dibatasi oleh kemampuan kognitif umum, sehingga diprediksi bahwa kemampuan kognitif umum merupakan faktor psikologis yang menyebabkan perbedaan capaian kinerja saat individu dihadapkan dengan sebuah tugas yang kompleks walaupun telah terdapat stimulus insentif. Berdasarkan uraian dan permasalahan yang telah dijelaskan maka muncul pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah efektivitas insentif dalam meningkatkan kinerja pada tugas yang kompleks dipengaruhi oleh kemampuan kognitif umum individu? 2. Apakah pemberian insentif mampu memotivasi individu untuk menyelesaikan tugas yang kompleks meskipun pada kondisi subjek memiliki kemampuan kognitif umum yang rendah? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian dan bukti-bukti empris yang telah diungkapkan, maka penelitian ini bertujuan untuk melakukan desain eksperimen laboratorium untuk menginvestigasi perubahan perilaku individu saat dihadapkan dengan penugasan kerja kompleks yang dipengaruhi oleh perubahan perlakuan insentif dan tingkat kemampuan kognitif. 7
8 1.4 Manfaat Penelitian a. Penelitian ini berkontribusi terhadap literatur, khususnya akuntansi manajamen, terkait efektivitas insentif keuangan sebagai mekanisme pengendalian formal dalam sistem pengendalian manajemen. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi bukti empiris bahwa insentif keuangan secara efektif mampu meningkatkan kinerja individu dalam sebuah tugas yang kompleks. b. Penelitian ini juga berkontribusi terhadap literatur dengan mengelaborasikan teori pengharapan dan teori pembelajaran klasik untuk menjelaskan ketidakkonsistenan hubungan antara insentif dan kinerja dalam ranah penelitian empiris. c. Penelitian ini juga diharapkan mampu menyediakan tambahan literatur penelitian empiris yang menjelaskan hubungan antara insentif, kemampuan kognitif, dan kinerja dalam sebuah eksperimen laboratorium. 1.5 Sistematika Penulisan Secara keseluruhan penelitian ini akan disusun dalam lima bab, dengan penjelasan sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan BAB II : Telaah literatur dan pengembangan hipotesis 8
9 BAB III : Metode penelitian yang terdiri dari desain dan subjek penelitian, prosedur eksperimen dan cek manipulasi, pengukuran variabel, dan pengujian hipotesis BAB IV : Hasil dan pembahasan yang terdiri dari hasil analisis statistik dalam pengujian hipotesis BAB V : Penutup yang terdiri dari kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran mengenai penelitian selanjutnya. 9
BAB I PENDAHULUAN. Goal Interdependence Theory merupakan teori yang memprediksi bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Goal Interdependence Theory merupakan teori yang memprediksi bahwa anggota kelompok cenderung suka berinteraksi dan bekerja sama untuk meningkatkan kinerjanya untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan semakin jelas terlihat dalam era modern saat ini. Perspektif tradisional
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah Pergeseran perspektif mengenai peran akuntan manajemen dalam suatu perusahaan semakin jelas terlihat dalam era modern saat ini. Perspektif tradisional
Lebih terperinciDAMPAK INSENTIF MONETER TERHADAP KINERJA INDIVIDU: PERAN DARI KOMPLEKSITAS TUGAS DAN TARGET KINERJA
DAMPAK INSENTIF MONETER TERHADAP KINERJA INDIVIDU: PERAN DARI KOMPLEKSITAS TUGAS DAN TARGET KINERJA Oktavia Universitas Kristen Krida Wacana Hilda Rossieta dan Lindawati Gani Universitas Indonesia Abstract
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Didalam dunia bisnis akuntansi yang menyediakan pelayanan jasa kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Didalam dunia bisnis akuntansi yang menyediakan pelayanan jasa kepada konsumen saat ini perusahaan akuntan publik mau tidak mau harus meningkatkan efektifitas sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keputusan (decision maker). Dalam pengambilan keputusan, manajer harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seorang manajer memegang fungsi dan peran sebagai pengambil keputusan (decision maker). Dalam pengambilan keputusan, manajer harus mempertimbangkan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar tujuan individu konsisten dengan tujuan organisasi itu sendiri (Anthony
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi lingkungan yang cepat berubah, suatu perusahaan dituntut untuk meningkatkan efektifitas sistem pengendalian manajemen. Sistem pengendalian manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Uraian pada bab ini diawali dengan latar belakang masalah yang menguraikan tentang hasil
BAB I PENDAHULUAN Uraian pada bab ini diawali dengan latar belakang masalah yang menguraikan tentang hasil penelitian kinerja judgment auditor dari perspektif keperilakuan dan kognitif. Selanjutnya, bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran diharapkan setiap. ditetapkan sebelumnya (Sardjito dan Muthaher, 2007).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggaran yang telah disusun memiliki peranan sebagai perencanaan dan sebagai kriteria kinerja, yaitu anggaran dipakai sebagai suatu sistem pengendalian untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kinerja dan keberlanjutan sebuah organisasi adalah tantangan terbesar yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja dan keberlanjutan sebuah organisasi adalah tantangan terbesar yang dihadapi oleh seorang pemimpin (Emmons, 2013). Kesuksesan tidak hanya berbicara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan opini atau pendapat tentang kewajaran penyajian laporan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntan atau auditor adalah suatu profesi yang salah satu tugasnya adalah melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan memberikan opini atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan analisis belum bisa dilaksanakan secara maksimal. Sehingga dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembiayaan operasional rumah sakit, selama ini sebagian besar masih bergantung pada anggaran pemerintah daerah setempat. Di lain pihak dengan keterbatasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peraturan organisasi yang berlaku. Pada organisasi pemerintahan di Indonesia,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses penyusunan anggaran publik umumnya menyesuaikan dengan peraturan organisasi yang berlaku. Pada organisasi pemerintahan di Indonesia, proses penyusunan anggaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebuah organisasi terdiri dari sekumpulan individu dengan latar belakang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Sebuah organisasi terdiri dari sekumpulan individu dengan latar belakang, kompetensi, dan karateristik berbeda yang bekerja sama demi mencapai tujuan dan sasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor Kep-306/BEI/ menyebutkan. bahwa perusahaan yang go public diwajibkan menyampaikan laporan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peraturan BAPEPAM Nomor Kep-36/PM/2003 dan Peraturan Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor Kep-306/BEI/07-2004 menyebutkan bahwa perusahaan yang go public diwajibkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap laporan keuangan perusahaan sehingga dapat meningkatkan kredibilitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Audit atas laporan keuangan digunakan sebagai salah satu dasar dalam pengambilan keputusan perusahaan. Untuk itu diperlukan pihak independen sebagai pihak ketiga
Lebih terperinciPengaruh Budget-Based Incentive Contracts, Target Kinerja dan Kompleksitas Tugas terhadap Kinerja Individu (Studi Eksperimen Berbasis WEB)
Pengaruh Budget-Based Incentive Contracts, Target Kinerja dan Kompleksitas Tugas terhadap Kinerja Individu (Studi Eksperimen Berbasis WEB) Anisa Kartini Universitas Jenderal Soedirman anisakartini@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan (Rigby & Bilodeau, 2015). Balanced Scorecard pada awalnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Balanced Scorecard telah menjadi salah satu alat manajemen yang paling banyak digunakan (Rigby & Bilodeau, 2015). Balanced Scorecard pada awalnya dikembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat memengaruhi kesuksesan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teori ekonomi menjelaskan bahwa pengambilan keputusan rasional ditandai dengan upaya manajer untuk meningkatkan keuntungan maksimal perusahaan. Tindakan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam lingkungan persaingan global sekarang ini yang diliputi banyak ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan inovatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut (Hansen dan Mowen [1997]). Proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggaran merupakan salah satu komponen penting dalam perencanaan perusahaan, yang berisikan rencana kegiatan di masa datang dan mengindikasikan kegiatan untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan organisasi secara lebih efektif dan efisien (Schief dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan bagian dari sistem pengendalian manajemen yang digunakan sebagai alat perencanaan dan pengendalian agar dapat memudahkan melaksanakan kegiatan
Lebih terperinciSkripsi Pengaruh Penerapan Skema Insentif Berbasis Tournament dan Quota Terhadap Kinerja Individu Dengan Faktor Task Attractiveness
1 Skripsi Pengaruh Penerapan Skema Insentif Berbasis Tournament dan Quota Terhadap Kinerja Individu Dengan Faktor Task Attractiveness Sebagai Variabel Moderasi Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penganggaran merupakan suatu unsur atau bagian penting dalam sebuah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penganggaran merupakan suatu unsur atau bagian penting dalam sebuah perencanaan yang dibuat suatu entitas melalui tahap formulasi strategis terhadap alokasi sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. menggabungkan pendekatan top down dengan pendekatan bottom up dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan komponen penting dalam perusahaan. Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan, pengendalian, alat pengkordinasian, pengkomunikasian, dan
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB 5 SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab 5 membahas kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran bagi penelitian selanjutnya. 5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Kontinjensi Pendekatan teori kontijensi mengidentifikasi bentuk-bentuk optimal pengendalian organisasi di bawah kondisi operasi yang berbeda dan mencoba untuk menjelaskan
Lebih terperinciPENGARUH INSENTIF KEUANGAN, DAYA TARIK TUGAS DAN FAKTOR SITUASIONAL PADA KINERJA. ARNIATI Politeknik Negeri Batam
PENGARUH INSENTIF KEUANGAN, DAYA TARIK TUGAS DAN FAKTOR SITUASIONAL PADA KINERJA ARNIATI Politeknik Negeri Batam The aimed to identify empirical evidences on the influences of situational factors interaction,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dan agar tetap bertahan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat sekarang ini dapat memicu persaingan yang semakin meningkat diantara pelaku bisnis. Berbagai macam usaha dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. topik yang populer untuk penelitian selama beberapa dekade, baik di ranah sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Balanced scorecard (BSC) merupakan sistem pengukuran kinerja yang pertama kali diperkenalkan oleh Kaplan dan Norton (1992). Sistem pengukuran ini menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi telah memicu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan adanya kemajuan teknologi informasi telah memicu terjadinya globalisasi. Globalisasi yang melanda hampir di seluruh dunia dan mengakibatkan persaingan di dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akuntan didukung oleh sektor perbankan yang mengharuskan calon debiturnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi akuntan akhir-akhir ini menunjukkan perkembangan seiring dengan banyaknya usaha-usaha swasta yang semakin berkembang serta kesadaran masyarakat akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang akuntabel dan transparan ditandai dengan diterbitkannya Peraturan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era reformasi ini, pengguna laporan keuangan pemerintah daerah menuntut adanya transparansi atas penggunaan dana dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Pertumbuhan yang pesat tersebut mengakibatkan terjadinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya jumlah wisatawan yang datang ke Bali membuat bisnis perhotelan di Bali, khususnya di Kabupaten Badung mengalami pertumbuhan yang sangat pesat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai kontrak atau dokumen untuk komitmen dan kesepakatan yang telah dibuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan hal yang mendasar bagi suatu organisasi/instansi untuk dapat menjalankan kegiatan operasional organisasi/instansi tersebut. Anggaran adalah
Lebih terperinciJudul : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran pada Kinerja Manajerial Dengan Self Efficacy dan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating
Judul : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran pada Kinerja Manajerial Dengan Self Efficacy dan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Bank Perkreditan Rakyat Kota Denpasar) Nama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompetisi global yang sangat perkembang pesat, perusahaan dituntut untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-20, terjadi pergerakan dan perubahan yang sangat besar dalam lingkungan bisnis. Kompetisi dalam berbagai usaha menjadi kompetisi global yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satunya dengan melakukan pendanaan terhadap proyek investasi (capital
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan memiliki potensi untuk mengembangkan usahanya, salah satunya dengan melakukan pendanaan terhadap proyek investasi (capital budgeting) yang akan memiliki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perencanaan strategis perusahaan, penyusunan anggaran merupakan salah satu hal yang paling penting. Oleh karena itu, bawahan sebaiknya diikutsertakan
Lebih terperinciPERANAN FEEDBACK DALAM MENGOPTIMALKAN PELATIHAN PENUGASAN REVIEW PENGENDALIAN INTERN: EKSPERIMEN DENGAN KERANGKA TEORI KOGNITIF
55 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2015, Vol. 12, No. 1, hal 55-74 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Volume 12 Nomor 1, Juni 2015 PERANAN FEEDBACK DALAM MENGOPTIMALKAN PELATIHAN PENUGASAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditetapkan. Salah satu alat untuk mencapai hal tersebut, maka diperlukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi adalah suatu kumpulan dari sekelompok orang yang bersama-sama untuk mencapai satu tujuan. Organisasi yang didalamnya terdiri dari manajer dan karyawan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anggaran. Anggaran merupakan sebuah rencana tentang kegiatan di masa datang yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu komponen penting dalam perencanaan perusahaan adalah anggaran. Anggaran merupakan sebuah rencana tentang kegiatan di masa datang yang mengidentifikasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi kinerja manajer puncak kemudian digunakan sebagai dasar
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Peran informasi akuntansi baik informasi akuntansi untuk mengevaluasi kinerja manajer puncak kemudian digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan tentang balas jasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen yang berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian agar manajer dapat melaksanakan kegiatan organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.
Lebih terperinciBAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Path-goal theory menjelaskan dampak gaya kepemimpinan pada motivasi
BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Path Goal Theory Path-goal theory menjelaskan dampak gaya kepemimpinan pada motivasi bawahan, kepuasan dan kinerjanya (Luthans, 2006) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konflik organisasi dapat muncul ketika suatu inisiatif baru mulai diperkenalkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan lingkungan yang dinamis menuntut organisasi untuk dapat melakukan penyesuaian dengan cepat. Salah satu penyesuaian yang dapat dilakukan adalah dengan memperkenalkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu program pembangunan yang mendapat perhatian cukup besar dari pemerintah adalah pembangunan dalam bidang ekonomi. Pembangunan dalam bidang ekonomi
Lebih terperinci(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten)
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG, BUDAYA ORGANISASI, DAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah
Lebih terperinciDESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL
DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL (Studi Empiris pada Universitas Swasta di Surakarta) SKRIPSI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. topik yang penting di bidang akuntansi manajemen. SPM merupakan proses
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini sistem pengendalian manajemen (SPM) merupakan salah satu topik yang penting di bidang akuntansi manajemen. SPM merupakan proses dengan mana menajer mempengaruhi
Lebih terperinciEFI TRISIANI SINAGA C1C010048
PENGARUH INTERAKSI DAYA TARIK TUGAS DAN INSENTIF KEUANGAN TERHADAP KINERJA TUGAS (Studi Eksperimen Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Bengkulu) SKRIPSI Oleh : EFI TRISIANI SINAGA C1C010048 UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan dunia bisnis yang semakin kompetitif mendorong perusahaan-perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis yang semakin kompetitif mendorong perusahaan-perusahaan untuk memiliki suatu pengelolaan kinerja manajemen yang baik agar dapat bersaing dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi menyebabkan inefisiensi alokasi sumber daya dan merugikan bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eskalasi komitmen terbukti menjadi masalah yang serius bagi organisasi. Kecenderungan manajer melanjutkan proyek yang tidak memberikan keuntungan bagi organisasi menyebabkan
Lebih terperinciBAB III RERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. strategis dalam mewujudkan pengelolaan keuangan yang sesuai SAP.
BAB III RERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Rerangka Berpikir Pengelolaan keuangan daerah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi perbendaharaan. Peran bendahara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem evaluasi kinerja masih menjadi topik yang mendominasi dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem evaluasi kinerja masih menjadi topik yang mendominasi dalam penelitian akuntansi manajemen (Harris dan Durden, 2012). Lebih lanjut Harris dan Durden
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. Anggaran dalam dunia bisnis merupakan unsur utama dalam perencanan dan
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalab Anggaran dalam dunia bisnis merupakan unsur utama dalam perencanan dan pengendalian perusahaan. Perencanaan berarti melihat ke masa depan dan menentukan tindak.an
Lebih terperinciRina Ismawati B
INTERAKSI INFORMASI ASIMETRI DAN GROUP COHESIVENESS DALAM HUBUNGAN PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN BUDGETARY SLACK (Study Empiris Pada PDAM Se-Eks Karesidenan Surakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Harga transfer (transfer pricing) merupakan harga produk atau jasa yang ditransfer secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Harga transfer (transfer pricing) merupakan harga produk atau jasa yang ditransfer secara internal oleh pusat-pusat pertanggungjawaban (divisi) dalam sebuah perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga berdampak pada perusahaan yang beroperasi. Perusahaan yang ada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era informasi dan globalisasi seperti sekarang ini menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat pesat dengan ketatnya tingkat persaingan. Bersamaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penuh pada kualitas (Gaspersz, 2001). Agar perusahaan mampu secara konsisten
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia industri akan memberikan perhatian penuh pada kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi
BAB I PENDAHULUAN Bab pertama menguraikan latar belakang, rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi penelitian, ruang lingkup dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anggaran merupakan kunci penting bagi seluruh jenis organisasi, baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Anggaran merupakan kunci penting bagi seluruh jenis organisasi, baik organisasi privat maupun organisasi publik dalam rangka mencapai tujuan. Anggaran berguna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya dunia bisnis, semakin kompleks pula masalah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin majunya dunia bisnis, semakin kompleks pula masalah yang dihadapi perusahaan. Untuk dapat bertahan, dalam menjalankan kegiatannya perusahaan membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor Kep-306/BEI/ menyebutkan. bahwa perusahaan yang go public diwajibkan menyampaikan laporan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peraturan BAPEPAM Nomor Kep-36/PM/2003 dan Peraturan Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor Kep-306/BEI/07-2004 menyebutkan bahwa perusahaan yang go public diwajibkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai individu niscaya hidup dalam suatu masyarakat. Hal ini. merupakan kodrat selama manusia hidup di dunia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai individu niscaya hidup dalam suatu masyarakat. Hal ini merupakan kodrat selama manusia hidup di dunia. Sehingga masyarakat akan mempengaruhi dan dipengaruhi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam dunia yang semakin berkembang dan maju banyak sekali terjadi permasalahan yang melibatkan manipulasi keuangan. Perusahaan perusahaan besar seperti
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Self-efficacy mengarah pada keyakinan seseorang terhadap kemampuannya dalam
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Self Efficacy 2.1.1 Definisi self efficacy Self-efficacy mengarah pada keyakinan seseorang terhadap kemampuannya dalam mengatur dan melaksanakan serangkaian tindakan dalam mencapai
Lebih terperinciTabel di atas menunjukkan bahwa nilai pengaruh moderasi persepsi kenyamanan
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai pengaruh moderasi persepsi kenyamanan terhadap hubungan antara kepercayaan dan intensi mengungkapkan data pribadi tidak signifikan > 0,05. Indikator nilai tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. organisasi. Dalam anggaran haruslah memuat kerangka kerja organisasi yang
BAB 1 PENDAHULUAN Bab 1 ini akan membahas terkait latar belakang masalah, rumusan permasalahan, pertanyaan penelitian, motivasi penelitian, kontribusi penelitian, dan sistematika penulisan 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. digunakan sebagai acuan dalam pemecahan masalah yang sedang diteliti.
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Bagian ini membahas mengenai teori-teori dan pendekatan yang menjelaskan pengertian anggaran, partisipasi penganggaran, ambiguitas peran,
Lebih terperinciSkripsi. Efek Interaksi Skema Reward dan Moral Judgment Terhadap. Budgetary Slack
Skripsi Efek Interaksi Skema Reward dan Moral Judgment Terhadap Budgetary Slack Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Katolik Soegijapranata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara fakta dan teori. Keputusan tersebut merupakan penafsiran dari hal-hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak gejolak ketidakpuasan yang timbul akhir-akhir ini, memicu timbulnya suasana yang kurang harmonis antara staf dan manajer. Keputusan dari manajer, sebagaimana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah para mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Soegijapranata, Semarang.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring berjalannya waktu perekonomian di dunia semakin berkembang. Globalisasi membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Karena itu, organisasi dituntut untuk
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: Anggaran, Budgetary Goal Characteristics, Self-Efficacy, Kinerja Manajerial. iii
Judul : Pengaruh Budgetary Goal Characteristics pada Kinerja Manajerial dengan Self-Efficacy sebagai Variabel Moderasi (Studi empiris pada pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng) Nama : Kadek Dias Prayoga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mengarahkan organisasi ke arah tujuan strategis dan keunggulan kompetitif
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem pengendalian manajemen (SPM) merupakan alat bantu manajemen yang mengarahkan organisasi ke arah tujuan strategis dan keunggulan kompetitif (Anthony dan Govindarajan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alat untuk melaksanakan strategi organisasi, oleh sebab itu anggaran harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu organisasi baik organisasi publik maupun swasta pasti memiliki tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan suatu strategi yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pemerintah Daerah Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan itu juga semakin meningkat. Penting bagi perusahaan untuk terus meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, persaingan usaha pun semakin kian berkembang. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya bermunculan produk-produk serupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keuangan (SAK). Opini tersebut menunjukkan kualitas atas laporan keuangan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Salah satu jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik adalah audit atas laporan keuangan sebuah entitas dengan memberikan opini atau pendapatnya atas laporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disfungisional terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi (Indriantoro dan
BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan Anggaran merupakan rencana keuangan perusahaan yang digunakan sebagai pedoman untuk menilai kinerja, alat untuk memotivasi kinerja para anggota organisasi, alat untuk koordinasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menguntungkan secara ekonomi, namun perkembangan bisnis saat ini mulai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Strategi perusahaan dalam memutuskan investasi proyek adalah berorientasi pada keuntungan kompetitif jangka panjang (Huang dan Chang, 2010) sehingga manajer dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan perusahaan karena masalah yang akhirnya menentukan dan. memprediksikan keberhasilan atau kegagalan suatu kebijakan, strategi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan suatu perusahaan dalam usaha mencapai tujuan ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Manusia merupakan salah satu faktor yang memegang peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembentukan tim dalam perusahaan merupakan salah satu proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembentukan tim dalam perusahaan merupakan salah satu proses untuk mendukung terlaksananya strategi perusahaan. Tim adalah sebuah unit yang terdiri dari dua orang atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Transisi dari zaman industri (abad dua puluh) menuju zaman knowledge economy
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transisi dari zaman industri (abad dua puluh) menuju zaman knowledge economy (abad dua satu) membuat perubahan yang sangat signifikan terhadap nilai sebuah perusahaan
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN SKEMA INSENTIF BERBASIS TOURNAMENT DAN QUOTA TERHADAP KINERJA INDIVIDU DENGAN FAKTOR TASK ATTRACTIVENESS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
PENGARUH PENERAPAN SKEMA INSENTIF BERBASIS TOURNAMENT DAN QUOTA TERHADAP KINERJA INDIVIDU DENGAN FAKTOR TASK ATTRACTIVENESS SEBAGAI VARIABEL MODERASI Theodorus Radja Ludji 4 Monika Palupi Murniati 5 Abstract
Lebih terperinciBAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kerangka pemikiran merupakan penjelasan sementara terhadap gejala yang
20 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir Kerangka pemikiran merupakan penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi objek permasalahan. Berdasarkan kajian
Lebih terperinciANALISIS PENGETAHUAN PERSONAL DAN KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP PILIHAN KONTRAK KERJA: SUATU STUDI EKSPERIMENTAL
ANALISIS PENGETAHUAN PERSONAL DAN KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP PILIHAN KONTRAK KERJA: SUATU STUDI EKSPERIMENTAL Yusnaini Universitas Sriwijaya Palembang Abstract This study examine the effects of workers
Lebih terperinciB A B I P E N D A H U L U A N. dapat terjadi di berbagai bidang: bisnis, pemerintahan, agama, pendidikan,
B A B I P E N D A H U L U A N I.1. Latar Belakang Perilaku tidak etis penting untuk dipelajari karena perilaku tidak etis kemungkinan akan membawa dampak buruk pada kinerja organisasi (Beu dan Buckely,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut perusahaan untuk beroperasi seefisien dan seefektif mungkin. Untuk itu pihak manajemen harus mampu melaksanakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. adanya faktor-faktor situasional yang dapat mempengaruhi variabel satu dengan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Kontijensi Teori kontijensi sering juga disebut teori situasional. Teori ini menjelaskan adanya faktor-faktor situasional
Lebih terperinciSkripsi. Mediasai Pertukaran Informasi Pada Pengaruh Insentif Terhadap Kualitas. Keputusan Dengan Kepercayaan Sebagai Variabel Moderating
Skripsi Mediasai Pertukaran Informasi Pada Pengaruh Insentif Terhadap Kualitas Keputusan Dengan Kepercayaan Sebagai Variabel Moderating Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Akuntansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mungkin. Untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi operasional maka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis saat ini dari masa ke masa terasa semakin kompetitif. Perusahaan dituntut untuk dapat beroperasi seefektif dan seefisien mungkin. Untuk
Lebih terperinciBAB V IMPLIKASI, SIMPULAN, DAN SARAN. menurunkan niat individu untuk melaporkan kecurangan yaitu hubungan
BAB V IMPLIKASI, SIMPULAN, DAN SARAN 5.1 Diskusi dan Implikasi Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor yang dapat meningkatkan kecenderungan individu untuk melaporkan tindakan kecurangan yaitu insentif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan yaitu pihak pemilik dan pengelola, yang berkontribusi dalam modal, keahlian, serta tenaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat ikut serta dalam persaingan. Perkembangan bisnis
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap perusahaan dituntut untuk dapat ikut serta dalam persaingan. Perkembangan bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi-fungsinya. Peranan tersebut ditujukan pada seseorang yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha dalam peningkatan kinerja dibidang kesehatan khususnya Rumah Sakit Umum Daerah menuntut organisasi tersebut beroperasi seefektif dan seefisien mungkin. Terwujudnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan yang go public diharuskan memiliki laporan keuangan yang diaudit oleh seseorang yang tidak memihak dan memiliki pengetahuan dalam mengaudit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seorang auditor dalam proses audit memberikan opini dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang auditor dalam proses audit memberikan opini dengan judgment didasarkan pada kejadian-kejadian dimasa lalu, sekarang, dan yang akan datang. Auditor mengumpulkan
Lebih terperinci