BAB I PENDAHULUAN. Harga transfer (transfer pricing) merupakan harga produk atau jasa yang ditransfer secara
|
|
- Yenny Tanuwidjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Harga transfer (transfer pricing) merupakan harga produk atau jasa yang ditransfer secara internal oleh pusat-pusat pertanggungjawaban (divisi) dalam sebuah perusahaan yang terdesentralisasi (Sugiri, 2009). Negosiasi harga transfer sangat penting bagi manajer karena mempengaruhi laba para manajer unit bisnis maupun laba perusahaan sebagai satu kesatuan. Berdasarkan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa harga transfer dipengaruhi oleh faktor ekonomi (harga pasar) dan tingkat kepedulian terhadap pihak lain (sosial) seperti faktor keperilakuan selama proses negosiasi termasuk kewajaran dalam proses kesepakatan negosiasi (Luft, et al., 1997). Penelitian negosiasi dibidang akuntansi dan auditing masih sangat terbatas. Merujuk pada proposisi yang diajukan oleh Murninghan dan Bazerman (1990) yang menyatakan bahwa interaksi yang terjadi di bidang akuntansi dan auditing dapat dipandang sebagai suatu sistem negosiasi yang besar namun masih sangat terbatas. Oleh karena itu, Murningham dan Bazerman (1990) mendefinisikan negosiasi adalah perundingan yang bersifat tawar menawar dua pihak atau lebih yang memiliki preferensi yang berbeda dengan membuat keputusan secara bersamasama yang dapat mempengaruhi kesejahteraan kedua belah pihak. Beberapa penelitian dalam kajian negosiasi memberikan gambaran masih terdapat perbedaan potensial dari keefektifan negosiasi yang dapat mempengaruhi perspektif negosiator menjadi bias pada proses negosiasi baik sebelum, selama, maupun setelah proses negosiasi. 1
2 Negosiasi menjadi metoda yang sangat umum yang digunakan oleh perusahaan untuk menentukan harga transfer (Ghosh, 2000). Watson dan Baumler (1975) menyatakan bahwa model harga transfer negosiasian menguntungkan organisasi karena berpotensi sebagai wahana untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dari berbagai tujuan divisi, meski memiliki kelemahan dapat menimbulkan distorsi pengukuran kinerja yang melihat fungsi kekuatan negosiasi lebih dominan daripada kinerja berbasis ekonomi. Kesepakatan yang menjadi keluaran dari harga transfer negosiasian mempengaruhi laba untuk manajer yang berhubungan dengan proses negosiasi dan juga mempengaruhi laba perusahaan ketika kualitas dan harga menjadi elemen penting dari proses negosiasi itu sendiri. Walaupun dalam kondisi pasar eksternal ada, negosiasi harga transfer menjadi mekanisme pengawasan yang sangat berguna dengan menciptakan keseimbangan antara pertimbangan ekonomi dan pertimbangan sosial yang luas dengan unit bisnis yang interdependen (Kachelmeir, et al., 2002). Sedangkan Bazerman (2000) melakukan penelitian dengan kajian bagaimana persepsi negosiator dari situasi negosiasi yang mempengaruhi keluaran negosiasi tersebut. Lipe (1993) dan Luft (1994) juga menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa framing of problems mempengaruhi penilaian manajer dan preferensi pada tugas dan domain lain (seperti investigasi varians dan pilihan kontrak). Beberapa penelitian di atas menunjukkan bahwa penyajian dari pilihan ekuivalen moneter seperti laba, rugi, bonus, dan penalti mempengaruhi bagaimana manajer menyusun kerangka masalah dan membuat penilaian. Literatur yang mengkaji negosiasi menujukkan pentingnya fairness atau kewajaran selama negosiasi dan penilaian yang dilakukan oleh pelaku negosiasi dari harga wajar menujukkan yang disebut sebagai self-serving bias atau egosentrism. Self-serving bias merupakan bias kognitif yang timbul karena kecenderungan individual untuk melihat keluaran 2
3 yang lebih diminati untuk mereka dan menjadi lebih wajar ketika dapat menyelesaikan masalah tersebut (Thompson dan Loweinstein, 1992). Chang (2008) mengatakan bahwa literatur tentang negosiasi sebelumnya telah menunjukkan pentingnya keadilan (fairness) selama proses negosiasi dan bahwa perkiraan harga yang adil dari negosiator akan menunjukkan self serving bias atau egosentrism. Kondisi ini dapat diamati dengan lebih jelas ketika terdapat pasar eksternal yang secara aktif dan harga pasar lebih besar dibandingkan dengan harga yang mengarahkan kedua unit bisnis menerima laba yang seimbang, sehingga penjual dapat mempertimbangkan harga pasar menjadi harga transfer yang lebih wajar sebagai hasil laba yang lebih tinggi untuk unit bisnis penjualan. Sedangkan pembeli dapat melihat harga transfer yang lebih wajar sebagai harga yang dapat dibagi secara seimbang antara dua unit bisnis (Luft dan Libby, 1997). Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Luft dan Libby (1997); Kachelmeier dan Towry (2002) menghasilkan bukti empiris yang menyatakan bahwa ketika harga pasar berbeda dengan equal-laba price (harga laba-seimbang), manajer akan mendasarkan penilaian harga transfer mereka pada kedua harga yaitu harga pasar dan harga laba seimbang. Lebih lanjut dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa penjual dan pembeli menempatkan bobot yang berbeda terkait dengan dua poin referensi ketika menyusun penilaian. Khususnya dalam self serving bias, harapan harga transfer penjual dapat mengarah kepada harga pasar dari pada harapan pembeli yang mengarah kepada harga laba seimbang. Hal inilah yang disebut sebagai transfer price expectation gap atau kesenjangan harapan harga transfer. Kesenjangan harapan harga transfer antara pembeli dan penjual yang tidak memperoleh kesepakatan dapat mempengaruhi proses negosiasi menjadi proses yang tidak efisien dan panjang. Hal ini dapat dihindari dengan intervensi dari manajemen tingkat atas untuk memediasi inter unit bisnis seperti melakukan pendekatan dalam upaya desentralisasi manajer unit bisnis. 3
4 Sehingga, apabila penjual dan pembeli memahami secara komprehensif faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian harga transfer manajer maka penjual dan pembeli dapat mengatasi bias yang dihadapi oleh manajer dengan mendesain kembali proses negosiasi. Demikian halnya dalam pengembangan teori dari hipotesis yang dikemukakan oleh Ghosh dan Boldt (2006) yang meneliti tentang pembingkaian informasi baik laba yang diperoleh (bingkai positif) atau laba yang dikorbankan (bingkai negatif) pada konteks penentuan harga transfer negosiasian. Dalam penelitiannya mereka menggunakan teori pembingkaian untuk dapat membuktikan bahwa bagian laba yang didapatkan manager divisi penjual akan lebih besar ketika informasi dibingkai negatif dibandingkan dibingkai positif. Hal ini dapat dijelaskan dengan teori prospek yang menyebutkan bahwa ketika informasi kepada seseorang dibingkai negatif maka orang tersebut cenderung untuk lebih bersedia berkorban (risk seeking). Dengan kata lain, orang tersebut akan memberikan upaya yang lebih besar untuk jangan sampai kehilangan keuntungan. Penelitian sebelumnya dalam bidang psikologi menyarankan bahwa kunci untuk memahami bagaimana manajer dalam membuat penilaian negosiasi adalah untuk menguji cara yang dilakukan manajer dalam mendefinisikan konteks negosiasi mereka dan persepsi mereka tentang variabel-variabel yang mempengaruhi proses negosiasi tersebut (Bazerman, et al., 2000; Ghosh dan Boldt, 2004; Kristensen dan Garling, 1997). Dua faktor yang menjadi sangat penting adalah kerangka tujuan yang diadopsi oleh manajer yang dapat mempengaruhi manajer mempersepsikan keluaran negosiasi dan tujuan mitra negosiasi (pertimbangan sosial) yang dapat mempengaruhi persepsian mitra negosiasi. Dua faktor penting ini dapat ditemukan dalam literatur baik psikologi maupun ekonomi (Lewicki, et al., 2005). Misalnya dalam penelitian yang dilakukan oleh Kachelmeier dan Towry (2002) yang menguji positive goal frame dalam semua perlakuan penelitiannya dan mengawasi tujuan mitra negosiasi dengan memberitahukan kepada 4
5 peserta penelitian bahwa terdapat hubungan yang positif antara negosiator (pihak penjual dan pembeli) selama proses negosiasi. Penelitian ini menguji dampak dari variabel-variabel yang mempengaruhi self serving bias dalam cakupan harga transfer dengan menggunakan dua perspektif secara simultan yaitu efek framing dan tujuan mitra negosiasi yang diharapkan mempengaruhi tingkat pertimbangan manajer dalam menentukan keluaran mereka sendiri. Sebagai contoh, persepsi yang menyebutkan bahwa mitra negosiasi mempunyai tingkat kepedulian terhadap pihak lain yang lebih tinggi menyebabkan manajer merelakan laba unit bisnis mereka dan menerima lebih sedikit harga transfer. Penggunaan dua perspektif ini, peneliti menggali pemahaman yang lebih komprehensif bagaimana proses negosiasi berjalan dan bagaimana mengatasi hambatan dalam proses negosiasi sehingga tercapai tahapan negosiasi yang lebih efektif Perumusan Masalah Berpijak pada uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang hendak dikaji dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh dari efek pembingkaian dan tujuan mitra negosiasi pada harga transfer negosiasian. Oleh karena itu, rumusan masalah dalam penelitian ini dinyatakan sebagai berikut: 1. Apakah informasi yang diberikan kepada manajer sebagai bingkai negatif akan mengakibatkan harga transfer akhir estimasian pembeli dan penjual lebih kecil dibandingkan bingkai informasi positif dalam negosiasi harga transfer? 5
6 2. Apakah harga transfer estimasian lebih rendah jika negosiasi dilakukan terhadap pihak lain yang tingkat kepeduliannya tinggi dibandingkan dengan pihak yang tingkat kepedulian terhadap pihak lain rendah? 3. Apakah harga transfer estimasian lebih tinggi jika negosiasi dilakukan terhadap pihak lain yang tingkat kepeduliannya rendah dibandingkan dengan pihak yang tingkat kepedulian terhadap pihak lain tinggi? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pembingkaian terhadap harga transfer akhir negosiasian. Penelitian ini ditujukan untuk memverifikasi dugaan peneliti bahwa pembingkaian (positif/keuntungan dan negatif/kerugian) yang merupakan unsur kognisi individu akan mempengaruhi perbedaan harga transfer akhir negosiasian. Hal ini akan menjawab dua pertanyaan penelitian yang diajukan, yaitu pertanyaan Penelitian ini juga bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang ke 2 dan 3, yaitu pengaruh tujuan mitra negosiasi (concern for others) terhadap terbentuknya fleksibilitas harga transfer negosiasian sesuai kecenderungan yang mereka miliki pada saat proses negosiasi. 6
7 1.4. Kontribusi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam pengembangan teori dan praktik terkait harga transfer negosiasian. Adapun manfaat penelitian ini meliputi: 1. Penelitian ini berkontribusi pada pengembangan teori yang diharapkan dapat menjadi tambahan bangunan pengetahuan di bidang akuntansi manajemen, dengan menguji teoriteori yang berkembang terkait efek pembingkaian. Kontribusi penelitian ini untuk mengembangkan teori yang dilakukan oleh beberapa penelitian sebelumnya terkait topik proses negosiasi. a. Memperluas penelitian yang dilakukan oleh Ghosh dan Boldt (2006). Dalam penelitian tersebut, mereka menggunakan teori pembingkaian untuk dapat membuktikan bahwa bagian laba yang didapatkan manajer divisi penjual akan lebih besar ketika informasi dibingkai negatif dibandingkan dibingkai positif. Hal ini dapat dijelaskan dengan teori prospek yang menyebutkan bahwa ketika informasi kepada seseorang dibingkai negatif maka orang tersebut cenderung untuk lebih bersedia berkorban (risk seeking). Dengan kata lain, orang tersebut akan memberikan upaya yang lebih besar untuk jangan sampai kehilangan keuntungan. Perubahan yang penulis lakukan adalah melalui dua cara, yaitu: Pertama, dalam penelitian mereka, pembingkaian dimanipulasi bersama dengan struktur kompensasi yang sudah pasti memiliki pengaruh pada upaya dan mendistorsi kemampuan pembingkaian dalam mempengaruhi upaya manajer dalam melakukan proses negosiasian harga transfer. Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti tidak menggunakan struktur kompensasi sehingga diharapkan distorsi yang ada dapat di minimalisir. Kedua, penelitian ini juga memperluas penelitian mereka karena 7
8 penelitian ini ingin mengukur peran negosiator yang bukan hanya dari divisi penjual saja, melainkan juga diperluas untuk manager divisi pembeli terkait dengan efek pembingkaian yang terjadi dalam proses negosiasian harga transfer. b. Penelitian ini juga akan membuktikan secara empiris penelitian yang dilakukan oleh Bazerman (1994) bahwa pembeli akan lebih cenderung menerima risiko sementara penjual akan lebih cenderung menghindari risiko. Dengan kondisi tersebut, peneliti dapat melihat proses negosiasi untuk kedua manajer divisi. Hal ini tentunya semakin memperkaya studi tentang pembingkaian informasi dan bias heuristik dan kognisi yang terkait dengan teori prospek. c. Penelitian ini juga memperluas penelitian yang dilakukan oleh Lewicki et al (2005). Dalam penelitiannya, Lewicki hanya menekankan pada satu tingkat kepedulian negosiasi saja yaitu tingkat kepedulian terhadap pihak lain (concern for others). Sedangkan peneliti memperluas cakupan penelitian ini dengan merujuk tujuan partner negosiasi dengan dual concern model yaitu tujuan negosiator dipengaruhi oleh dua tipe kepedulian yang independen: kepedulian untuk keluaran mereka sendiri (concern for self) dan kepedulian untuk keluaran pihak lain (concern for others). d. Penelitian ini mengembangkan rerangka teori yang sudah dibentuk oleh Bazerman (2000). Penelitiannya mengukur social presence continuum dari proses negosiasi. Negosiasi yang dilakukan dengan menggunakan komputerisasi terhadap permintaan dan penawaran hanya menangkap satu sisi yang mengarah bentuk ekstrim dari teknologi yaitu dehumanisasi. Penelitian ini memperluas rerangka tersebut karena dalam proses negosiasi penelitian ini menggunakan komunikasi tatap muka untuk 8
9 dapat menangkap aspek humanisasi dan melihat aspek persuasif yang dilakukan selama proses negosiasi berjalan. 2. Dampak lanjutan yang diharapkan dari penelitian ini adalah bagi pelaku negosiasi perusahaan atau pada tataran praktik. Penelitian ini diharapkan memberi masukan bahwa efek pembingkaian merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses negosiasi khususnya yang berkaitan dengan harga transfer negosiasian. Peran akuntan yang memahami dan menyediakan informasi akuntansi untuk keputusan menjual atau membeli produk melalui harga transfer diharapkan dapat semakin baik dalam memberikan analisis dan pertimbangannya. Tujuan mitra negosiasi juga perlu mendapat perhatian penuh dari akuntan manajemen agar dapat mengambil keputusan dengan lebih komprehensif terkait permintaan dan penawaran produk dalam proses negosiasi yang diharapkan juga dapat menciptakan nilai lebih bagi perusahaan (firm s value creation) Sistematika Penulisan Sistematika penelitian ini disusun dalam lima Bab sebagai berikut: 1. Bab pertama merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, dan sistematika penulisan. 2. Bab kedua merupakan landasan teori. Pada bab ini berisi tentang landasan teori yang terkait dengan penelitian ini tentang pimbingkaian, teori prospek, kondisi pembingkaian untuk para manajer divisi serta pengembangan hipotesis penelitian. 3. Bab ketiga merupakan metoda penelitian yang berisi tentang jenis penelitian, desain penelitian, subjek penelitian, instrument dan variabel penelitian, uji validitas, cek manipulasi dan pilot test, alat analisis data, dan prosedur eksperimen. 9
10 4. Bab keempat adalah analisis data dan pembahasan hasil, terdiri atas karakteristik data, pengujian hipotesis dan pembahasannya. 5. Bab kelima adalah berisikan simpulan, keterbatasan penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya. 10
BAB I PENDAHULUAN. masalah dan keterbatasan kemampuan rasional manusia. dengan pihak eksternal maupun pihak internal perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengambilan keputusan merupakan suatu proses mengkombinasikan pendekatan yang rasional dan judgmental, yang prosesnya tidak dapat diformulasikan secara lengkap. Dalam
Lebih terperinciBAB V PENUTUP I. SIMPULAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran konteks kerja dan kekhawatiran auditor
BAB V PENUTUP I. SIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran konteks kerja dan kekhawatiran auditor mendapat sanksi profesional dalam rerangka teori kognitif sosial untuk menjelaskan bagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut (Hansen dan Mowen [1997]). Proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggaran merupakan salah satu komponen penting dalam perencanaan perusahaan, yang berisikan rencana kegiatan di masa datang dan mengindikasikan kegiatan untuk mencapai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja merupakan faktor penting yang harus diperhatikan perusahaan. Kinerja dalam suatu periode
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan semakin jelas terlihat dalam era modern saat ini. Perspektif tradisional
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah Pergeseran perspektif mengenai peran akuntan manajemen dalam suatu perusahaan semakin jelas terlihat dalam era modern saat ini. Perspektif tradisional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem evaluasi kinerja masih menjadi topik yang mendominasi dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem evaluasi kinerja masih menjadi topik yang mendominasi dalam penelitian akuntansi manajemen (Harris dan Durden, 2012). Lebih lanjut Harris dan Durden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan Indonesia. Konsep good corporate
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan (Rigby & Bilodeau, 2015). Balanced Scorecard pada awalnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Balanced Scorecard telah menjadi salah satu alat manajemen yang paling banyak digunakan (Rigby & Bilodeau, 2015). Balanced Scorecard pada awalnya dikembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mengarahkan organisasi ke arah tujuan strategis dan keunggulan kompetitif
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem pengendalian manajemen (SPM) merupakan alat bantu manajemen yang mengarahkan organisasi ke arah tujuan strategis dan keunggulan kompetitif (Anthony dan Govindarajan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu cara untuk menilai kinerja dari perusahaan yaitu menggunakan laporan keuangan. Laporan keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban dari aktivitas yang berhubungan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. adanya kesulitan prinsipal untuk memonitor dan melakukan kontrol terhadap
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan adalah teori yang dapat menjelaskan tentang adverse selection. Adverse selection adalah salah satu permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investasi tersebut tidak terlepas dari perkembangan pasar modal dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kegiatan investasi pada era globalisasi saat ini memiliki peran penting sebagai alternatif bagi para investor untuk pengalokasian dananya. Kegiatan investasi tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. SFAC (Statement of Accounting Concepts) No.1 menyatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Informasi laba adalah komponen laporan keuangan yang secara umum menjadi perhatian utama para pengguna laporan keuangan dalam menilai kinerja suatu perusahaan. SFAC
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas kerja serta mengurangi penyimpangan
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka penerapan tata kelola perusahaan yang baik, Bapepam melalui surat edaran Bapepam No.SE-03/PM/2000 merekomendasikan imbauan perusahaan publik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi
BAB I PENDAHULUAN Bab pertama menguraikan latar belakang, rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi penelitian, ruang lingkup dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat memengaruhi kesuksesan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teori ekonomi menjelaskan bahwa pengambilan keputusan rasional ditandai dengan upaya manajer untuk meningkatkan keuntungan maksimal perusahaan. Tindakan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teori pengambilan keputusan klasik atau rasional mengasumsikan bahwa manajer
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Teori pengambilan keputusan klasik atau rasional mengasumsikan bahwa manajer berperilaku untuk memaksimalkan profitabilitas perusahaan (Horowitz 2005). Manajer melanjutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keputusan (decision maker). Dalam pengambilan keputusan, manajer harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seorang manajer memegang fungsi dan peran sebagai pengambil keputusan (decision maker). Dalam pengambilan keputusan, manajer harus mempertimbangkan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jasa audit atas laporan keuangan merupakan jasa yang paling dikenal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jasa audit atas laporan keuangan merupakan jasa yang paling dikenal dibanding jasa lainnya dan disebut juga dengan istilah jasa tradisional. Jasa ini merupakan jasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kinerja dan keberlanjutan sebuah organisasi adalah tantangan terbesar yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja dan keberlanjutan sebuah organisasi adalah tantangan terbesar yang dihadapi oleh seorang pemimpin (Emmons, 2013). Kesuksesan tidak hanya berbicara
Lebih terperinciBAB I yang baik dan dapat memberikan return yang akan dipilih oleh investor. Oleh karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi adalah bentuk penanaman sejumlah dana pada suatu perusahaan yang diharapkan mendapat keuntungan di masa depan. Salah satunya adalah dengan penanaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal membutuhkan informasi terkait bisnis, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi Akuntan Publik adalah profesi yang saat ini dibutuhkan dalam masalah perekonomian. Negara yang perekonomiannya berkembang pesat akan merasakan masalah ekonomi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah dilakukan oleh peneliti lain sehingga penelitian yang akan dilakukan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini tentu tidak lepas dari penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh peneliti lain sehingga penelitian yang akan dilakukan memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Selain itu, bank juga dikenal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Selain itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti: kreditur, pemerintah, pemasok, dan lain-lain. Informasi laba
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajer suatu perusahaan menggunakan laporan keuangan untuk berkomunikasi dengan pemegang saham perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi bagi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen perusahaan menggambarkan informasi mengenai kinerja dan posisi keuangan perusahaan. Laporan keuangan juga berguna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan menyatakan bahwa laporan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan menyatakan bahwa laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI. Setelah melakukan pengujian hipotesis yang diajukan dan membahas hasil-hasilnya
BAB V SIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI Setelah melakukan pengujian hipotesis yang diajukan dan membahas hasil-hasilnya dalam bab sebelumnya, tahap selanjutnya adalah menyimpulkan hasil penelitian sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menguntungkan secara ekonomi, namun perkembangan bisnis saat ini mulai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Strategi perusahaan dalam memutuskan investasi proyek adalah berorientasi pada keuntungan kompetitif jangka panjang (Huang dan Chang, 2010) sehingga manajer dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat tersebut, suatu perusahaan harus mampu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis yang semakin pesat telah memunculkan persaingan yang ketat diantara entitas bisnis yang ada. Dalam persaingan yang semakin ketat tersebut, suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Literatur akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen telah mengakui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Literatur akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen telah mengakui pentingnya penilaian kinerja sebagai bagian utama sistem pengendalian manajemen sebab memberikan
Lebih terperinci: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 : Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang : Kuesioner : Hasil Uji Deskriptif : Hasil
Lebih terperinciTRANSFER PRICING DALAM SUDUT PANDANG TEORITIS YANG BERBEDA
Vol. 4 No. 2, Juli Desember 2016 ISSN: 2303-2235, E-ISSN: 2476-8820 TRANSFER PRICING DALAM SUDUT PANDANG TEORITIS YANG BERBEDA Antonius Grivaldi Sondakh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring berjalannya waktu perekonomian di dunia semakin berkembang. Globalisasi membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Karena itu, organisasi dituntut untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. topik yang populer untuk penelitian selama beberapa dekade, baik di ranah sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Balanced scorecard (BSC) merupakan sistem pengukuran kinerja yang pertama kali diperkenalkan oleh Kaplan dan Norton (1992). Sistem pengukuran ini menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis dengan baik khususnya di era globalisasi ini. Peluang yang dimaksud
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pelaku bisnis di Indonesia harus mampu memanfaatkan peluang bisnis dengan baik khususnya di era globalisasi ini. Peluang yang dimaksud adalah peluang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. investor maupun kreditor untuk melakukan penanaman saham. meningkatnya kebutuhan investor atas laporan keuangan.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin tahun, persaingan perusahaan di berbagai sektor semakin ketat dan menyebabkan semakin bergairahnya pasar modal. Perkembangan pasar modal ini, mengakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya. Auditor disewa untuk memeriksa laporan keuangan oleh klien, tetapi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Profesi auditor merupakan profesi yang unik, yang berbeda dari profesi lainnya. Auditor disewa untuk memeriksa laporan keuangan oleh klien, tetapi auditor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah klasik antara prinsipal dan agen (Jensen dan Murphy, 1990). Manajer
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Konflik kepentingan antara pemegang saham dan manajer adalah contoh masalah klasik antara prinsipal dan agen (Jensen dan Murphy, 1990). Manajer berusaha untuk memaksimalkan
Lebih terperinciSoal Jawab untuk Semua Materi 1. Ada dua landasan teori dalam pendekatan akuntansi keprilakuan, yakni pendekatan Normatif ke Deskriptif dan
Soal Jawab untuk Semua Materi 1. Ada dua landasan teori dalam pendekatan akuntansi keprilakuan, yakni pendekatan Normatif ke Deskriptif dan Pendekatan Universal ke pendekatan Kontijensi. Dalam hal pendekata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat memicu persaingan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat memicu persaingan yang tinggi diantara pelaku bisnis. Para pengelola perusahaan berusaha untuk meningkatkan pendapatan, salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena laporan keuangan memperlihatkan kondisi perusahaan pada tahun bersangkutan. Laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan suatu hal yang tidak terpisahkan dari suatu perusahaan karena laporan keuangan memperlihatkan kondisi perusahaan pada tahun bersangkutan.
Lebih terperinciDaftar Isi Pernyataan... i. Prakata... ii. Daftar Isi... viii. Daftar Tabel... xii. Daftar Gambar... xiv. Daftar Lampiran... xv. Intisari...
Daftar Isi Pernyataan... i Prakata... ii Daftar Isi... viii Daftar Tabel... xii Daftar Gambar... xiv Daftar Lampiran... xv Intisari... xvi Abstract... xvii Bab I Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat melihat kinerja dari suatu perusahaan. Informasi laba yang diberikan perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan hasil dari kegiatan akuntansi, dimana laporan keuangan memberikan informasi kepada pihak atau pengguna laporan keuangan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaannya. pihak internal maupun eksternal. Sudah menjadi kewajiban perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Audit merupakan suatu proses pengumpulan dan evaluasi data serta informasi yang diperlukan guna mengurangi ketidaksesuaian informasi antara manajer dan pemegang saham,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. untuk menghasilkan laba (profit oriented) agar dapat going concern. Namun,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu entitas ekonomi yang dibentuk dan didirikan untuk menghasilkan laba (profit oriented) agar dapat going concern. Namun, perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang harus merata mencapai pedesaan dan perkotaan. Karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian Indonesia merupakan salah satu aspek pembangunan yang harus merata mencapai pedesaan dan perkotaan. Karena merupakan bukti komitmen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyediakan kerangka komprehensif bagi eksekutif untuk digunakan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Balanced scorecard (BSC) merupakan sebuah alat manajemen yang menyediakan kerangka komprehensif bagi eksekutif untuk digunakan dalam menerjemahkan visi dan strategi
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI DAN KETERBATASAN. strategik antara prinsipal dan agen melalui sudut pandang Game Theory. Penelitian
BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI DAN KETERBATASAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini menganalisis managemen laba sebagai proses interaksi strategik antara prinsipal dan agen melalui sudut pandang Game Theory. Penelitian
Lebih terperinciUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Error! J Vol. 9, No. 2 : Agustus 2010 ISSN 1693-1610 Penetapan Harga Transfer Dalam Dua Perspektif Teoritis Anthonius G. Sondakh dan Rasidah E Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Nasabah
Lebih terperinciMisi ini kemudian agar terarah, diimplemantasikan dalam tujuan strategik Program Doktor Akuntansi Universitas Gadjah Mada:
PROGRAM STUDI AKUNTANSI Program Doktor Akuntansi Universitas Gadjah Mada memiliki jatidiri yang menjadi dua pilar utama eksistensinya. Pertama, program ini berorientasi pada pendidikan dan penelitian ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bazerman (1994) mendefinisikan eskalasi adalah derajat dimana individu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eskalasi komitmen adalah tendensi dari pengambil keputusan untuk tetap bertahan atau mengeskalasi komitmennya pada serangkaian tindakan yang gagal. Bazerman (1994)
Lebih terperinciTINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PENGANTAR Analisis laporan keuangan merupakan bagian tidak terpisahkan dan bagian penting dari analisis bisnis yang lebih luas. Analisis bisnis (business analysis) merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan berinvestasi di negara-negara yang maju karena Indonesia memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama beberapa tahun terakhir, Indonesia telah berhasil menunjukkan bahwa investasi saham menjadi sangat menguntungkan. Oleh karena itu, hal ini merupakan peluang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua kepentingan menegakkan kebenaran, kemampuan teknis dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan harus memiliki integritas, independen dan bebas dari semua kepentingan menegakkan kebenaran, kemampuan teknis dan profesionalisme harus selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX) merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang akan dilakukan tentu tidak terlepas dari penelitianpenelitian terdahulu yang memiliki kaitan dengan obyek yang akan diteliti. Berikut uraian
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Perhatian dan konsumsi terhadap produk yang ramah lingkungan, khususnya produk organik merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi proses penurunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi dan media komunikasi utama yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan informasi atas laba bersih suatu perusahaan melalui berbagai cara akan memberikan dampak yang cukup berpengaruh terhadap tindak lanjut para pengguna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan modern. Akuntansi dan auditing memainkan peran penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan auditing bisa dipahami melalui kebutuhan akuntabilitas ketika pemilik bisnis mempekerjakan manajer untuk mengelola bisnis mereka seperti dalam perusahaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. secara ringkas dan jelas. Bab ini akan memaparkan mengenai hasil penelitian
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI Tujuan utama penelitian ini telah terjawab dan perlu dijelaskan kembali secara ringkas dan jelas. Bab ini akan memaparkan mengenai hasil penelitian tersebut dalam bentuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber daya ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan memperoleh keuntungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian agar manajer dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen yang berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian agar manajer dapat melaksanakan kegiatan organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan bisnis berkembang yang semakin ketat dan membuat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan bisnis berkembang yang semakin ketat dan membuat perusahaan-perusahaan berlomba-lomba dalam meningkatkan kinerja dan kualitas dalam rangka mencari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu pelaku pasar modal, investor berkepentingan untuk menentukan nilai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada pasar modal, saham perusahaan publik diperdagangkan oleh pelaku pasar. Saham perusahaan publik tersebut memiliki nilai pasar yang ditentukan oleh permintaan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. evaluasi dan tolak ukur pemberian reward terhadap kinerja karyawan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi akuntansi manajemen memiliki peran penting sebagai alat evaluasi dan tolak ukur pemberian reward terhadap kinerja karyawan atau manajer dalam sebuah organisasi.
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN. dari simpulan hasil penelitian, implikasi hasil penelitian, keterbatasan penelitian,
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN Bab ini menyajikan uraian lebih lanjut terkait hasil penelitian yang terdiri dari simpulan hasil penelitian, implikasi hasil penelitian, keterbatasan penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang masih digunakan sampai sekarang adalah laba yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan disusun sebagai upaya untuk memberikan informasi keuangan bagi pihak yang berkepentingan guna pengambilan keputusan ekonomi. Salah satu indikator
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah tempat di mana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, profesi auditor mengalami perkembangan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Di Indonesia, profesi auditor mengalami perkembangan yang signifikan sejak awal tahun 1970-an dengan adanya perluasan kredit-kredit perbankan kepada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini, dimana bisnis tidak lagi mengenal batas negara kebutuhan akan laporan keuangan yang dapat dipercaya tidak dapat dielakkan lagi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru. Perkembangan teknologi informasi membawa perusahaan. ekonomi dan meningkatnya persaingan usaha membuat tekanan bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang semakin melanda dunia usaha mempunyai dampak yang cukup besar bagi perusahaan. Kelangsungan hidup perusahaan sangat ditentukan dari kemampuannya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam dunia bisnis seringkali terjadi kecurangan-kecurangan atau tindakan yang menyimpang dari prosedur akuntansi yang benar, dimana kecurangan tersebut disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan cerminan dari kondisi yang sebenarnya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan cerminan dari kondisi yang sebenarnya pada periode tertentu. Laporan keuangan berguna untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran laporan keuangan tidak hanya berlaku di internal suatu perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran laporan keuangan tidak hanya berlaku di internal suatu perusahaan saja, namun juga memiliki pengaruh ke pihak-pihak lain, seperti kreditur, investor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global (Nasution, 2015:17). Berubahnya lingkungan global telah membawa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan perusahaan selalu berubah. Dahulu perusahaan hanya bersaing pada tingkat regional dan nasional, sekarang mereka bersaing secara global (Nasution, 2015:17).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan memiliki kewajiban dalam melaporkan pertanggungjawaban
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Perusahaan memiliki kewajiban dalam melaporkan pertanggungjawaban keuangan mereka dalam bentuk laporan keuangan. Penyusunan laporan keuangan dengan dasar akrual yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak dilakukan. Namun, menurut Covaleski et al. (2003) dan Shields and
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian partisipasi anggaran yang berbasis pada motivasi sudah banyak dilakukan. Namun, menurut Covaleski et al. (2003) dan Shields and Shields (1998) dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membandingkan dengan perusahaan lain sehingga dapat menilai apakah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal yang berkembang saat ini dapat dijadikan lahan bisnis dan memberikan peluang keuntungan yang sangat besar bagi para investor. Untuk itu dapat dipastikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel 3.1.1. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. 3.1.2. Sampel Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa perusahaan akan. minat investor untuk menanam atau menarik investasinya dari sebuah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk menampilkan performa terbaik dari perusahaan yang dipimpinnya, karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia merupakan salah satu wadah berinvestasi yang baru
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal Indonesia merupakan salah satu wadah berinvestasi yang baru berkembang di Indonesia. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para penjual dan pembeli dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagian dari lingkungan pembelajaran telah meningkat secara drastis. Salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam satu dekade terakhir, penggunaan internet di dalam kelas sebagai bagian dari lingkungan pembelajaran telah meningkat secara drastis. Salah satunya disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laba telah menjadi indikator umum bagi pihak manajemen dan pihak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba telah menjadi indikator umum bagi pihak manajemen dan pihak eksternal untuk menilai kinerja suatu perusahaan. Informasi laba ini dapat mempengaruhi investor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berguna bagi keputusan bisnis ( FASB, 1978). Informasi yang umumnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi yang berguna bagi keputusan bisnis ( FASB, 1978). Informasi yang umumnya digunakan sebagai pertimbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. relevan dalam pengambilan keputusan di bursa saham. pemicu berkembangnya manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sumber informasi yang paling relevan untuk pengambilan keputusan investasi jangka panjang bagi investor dan analisis keuangan. Informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satunya dengan melakukan pendanaan terhadap proyek investasi (capital
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan memiliki potensi untuk mengembangkan usahanya, salah satunya dengan melakukan pendanaan terhadap proyek investasi (capital budgeting) yang akan memiliki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis secara domestik maupun global menjadi semakin maju dan pesat sehingga membuat transaksi perdagangan antar berbagai negara menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. adanya pelaporan kecurangan. Menurut Hwang et al. (2008) pelaporan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pemberantasan kecurangan bergantung pada tiga proses yaitu preventif, detektif dan investigatif. Proses preventif merupakan proses utama dalam memberantas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menguat. Beberapa pihak, antara lain regulator pasar modal, penyusun standar dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Beberapa tahun terakhir, kritik terhadap prinsip konservatisma akuntansi semakin menguat. Beberapa pihak, antara lain regulator pasar modal, penyusun standar
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Bab ini menyajikan simpulan hasil penelitian, kontribusi penelitian, keterbatasan,
BAB V PENUTUP Bab ini menyajikan simpulan hasil penelitian, kontribusi penelitian, keterbatasan, dan saran bagi penelitian mendatang. Simpulan dipaparkan untuk menjelaskan pemahaman perilaku konsumen secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan suatu investasi atau operasi perusahaan dengan minimal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Biaya modal ekuitas merupakan salah satu komponen biaya yang penting bagi perusahaan yang dapat berdampak pada keputusan investasi. Karena biaya modal ekuitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu profesi pendukung kegiatan dunia bisnis, kebutuhan akan penggunaan jasa akuntan publik dewasa ini semakin meningkat, terutama kebutuhan atas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan industri yang lain seperti manufaktur, perdagangan, dan sebagainya. Industri perbankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan penawaran saham kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh Undang-Undang Pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya ditandai dengan meningkatnya inflasi, dimana terjadi kenaikan harga barang dan jasa secara terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga menyesatkan stakeholder mengenai kinerja ekonomi perusahaan maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan pertimbangan dalam pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk mengubah laporan keuangan sehingga menyesatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di jaman era globalisasi ini, para pelaku profesi harus menjalankan profesinya secara profesional. Para pelaku profesi harus bekerja secara profesional untuk
Lebih terperinci