BAB I PENDAHULUAN. topik yang populer untuk penelitian selama beberapa dekade, baik di ranah sektor

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Balanced scorecard (BSC) merupakan sistem pengukuran kinerja yang pertama kali diperkenalkan oleh Kaplan dan Norton (1992). Sistem pengukuran ini menjadi topik yang populer untuk penelitian selama beberapa dekade, baik di ranah sektor pubik maupun swasta (Hoque, 2014). Salah satu keunggulan sistem ini adalah memiliki perspektif berganda (multiple), yang terdiri atas perspektif keuangan dan non-keuangan. Perspektif yang berganda (multiple) balanced scorecard mampu menghantarkan organisasi pada peningkatkan kinerja (Iselin, dkk. 2008). Sehingga, tidak sedikit organisasi swasta maupun publik sukses mengimplementasikanya. Kemampuan organisasi dalam menerjemahkan dan mengkomunikasikan strategi menjadi salah satu faktor kunci penyebab kesuksesan dalam implementasi sistem pengukuran kinerja berbasis balanced scorecard (Kaplan dan Norton, 2000). Selain itu, pemilihan dan penetapan hubungan sebab akibat di antara setiap perspektif merupakan hal yang kritis atas kesuksesan BSC sebagai alat pengukuran kinerja. Sehingga, hal tersebut dapat mengarahkan pada identifikasi terhadap peluang untuk mengurangi kos dan selanjutnya mampu meningkatkan kinerja bawahan (Anand, dkk. 2005). Kemampuan dalam mengkomunikasikan strategi merupakan hal yang dibutuhkan oleh organisasi. Komunikasi strategi dapat menghubungkan dan 1

2 mengintegrasikan semua anggota organisasi, dan informasi yang diperoleh dapat diterima dan dipahami secara menyeluruh. Dengan demikian, kinerja internal dalam proses bisnis tradisional menjadi suatu proses yang tepat waktu, sesuai dengan anggaran, dan berkualitas (Norrie dan Walker, 2004). Kefektifan strategi dan kemampuan manajer atau pemimpin dalam membuat strategi menjadi hal yang penting untuk mencapai keakurasian kinerja BSC. Mengingat pengukuran kinerja berbasis BSC sangat rumit dan kompleks, sehingga membutuhkan pengetahuan dan pengalaman manajer dalam mengimplementasikanya (Dilla dan Steinbart, 2005). Prediksi strategi yang lebih akurat akan mencapai tujuan keuntungan bisnis internal perusahaan sesuai dengan perspektif bisnis internal BSC (Yang dan Islam, 2012). Selain itu, Jika manajer memiliki strategi yang akurat maka akan berdampak pada penilaian kinerja evaluator dan tidak menimbulkan bias. Perspektif yang berganda (multiple) BSC dapat menyebabkan bias dalam penilaian kinerja, karena adanya fiksasi fungsional (Ijiri, dkk. (1966) dalam Ashton (1976)). Dalam akuntansi, fiksasi fungsional dapat terjadi pada perubahan metode akuntansi (Luft dan Shields, 2001; Ashton, 1976; Dearman dan Shields, 2005). Selain itu, perbedaan proses kognitif individu yang disebabkan oleh faktor internal individu (Schauβ, dkk., 2014) dan faktor eksternal (Libby, dkk. 2004) juga menjadi penentu probabilitas terjadinya fiksasi fungsional. Sehingga, manajer dalam memberikan penilaian lebih cenderung pada ukuran umum daripada unik (Lipe & Salterio, 2000) dan menekankan pada indikator lag daripada indikator lead (Johnson, dkk. 2014). Meskipun indikator lag mencerminkan penilaian yang objektif, namun indikator lag 2

3 beriorentasi pada kinerja jangka pendek. Sehingga, dibutuhkan penyeimbang agar penilaian lebih akurat, yaitu dengan mengkombinasikan dengan kinerja jangka panjang (McWhorter, 2003). Studi terkait bias dalam keakurasian kinerja BSC pertama kali dilakukan oleh Lipe dan Salterio (2000) dan studi tersebut juga sudah dilakukan oleh beberapa peneliti, seperti Tayler (2010); Cardinaels dan Deen-Driks (2010); Humphreys dan Trotman (2011); Ding dan Beaulieu (2011); Cheng dan Humphreys (2012); Johnson, dkk. (2014). Namun, studi sebelumnya masih sedikit yang waktu implementasi strategi yang dapat menurunkan bias umum dalam penilaian kinerja berbasis BSC. Meskipun Tayler (2010); Humphreys dan Trotman (2011); Cheng dan Humphreys (2012) sudah menguji terkait penurunan bias umum dengan melibatkan strategi, namun dalam studi tersebut tidak melibatkan informasi waktu implementasi strategi. Selanjutnya, kelemahan dalam studi Johnson, dkk. (2014) yang menguji keefektifan strategi melalui pendapat manajer, namun tidak mempertimbangkan kesuksesan strategi melalui keterlibatan manajer dalam pemilihan strategi, pengukuran, dan waktu implementasi dalam perlakuan (treatment) eksperimennya. Selain itu, studi Johnson, dkk. (2014) tidak memberikan informasi terkait waktu aktual dan perencanaan dalam implementasi strategi. Organisasi yang memberikan kesempatan manajer untuk menilai strategi yang dipilih merupakan organisasi yang memiliki poin penting akan perhatiannya terhadap efektifan strategi. Namun, dengan melibatkan manajer dalam pemilihan strategi akan 3

4 mampu memberikan kepercayaan prediksi strategi yang akurat. Sesuai dengan Emett dan Tayler (2013) yang menyatakan bahwa manajer merupakan orang-orang yang cerdas, dan jika dihadapkan pada pilihan-pilihan tertentu maka akan menghasilkan pilihan yang tepat. Manajer yang memiliki pengalaman dan pengetahuan terkait dengan strategi, akan memberikan kontribusi penting atas ketepatan prediksi strategi yang dipilih. Sehingga, jika manajer dilibatkan dalam pemilihan strategi maka akan memberikan prediksi strategi yang tepat dan sukses untuk diimplementasikan. Informasi terkait waktu aktual dan target waktu yang direncanakan menjadi informasi yang penting dalam implementasi sebuah strategi, karena dimungkinkan terjadinya kelebihan atau kekurangan waktu dalam implementasi strategi antara indikator leading (bisnis internal, pelanggan, dan pembelajaran dan pertumbuhan) dan indikator lagging (kinerja finansial) yang dapat memunculkan bias dalam keakurasian kinerja BSC. Kaplan dan Norton (1996: 17) menyatakan bahwa dalam implementasi BSC pemahaman tentang hubungan antar waktu merupakan hal yang bermanfaat dan penting. Demi kesuksesan strategi, pada saat ini BSC melibatkan dimensi waktu yang ditargetkan (Kaplan, 2009). Sesuai dengan temuan Street dan Ward (2012) bahwa kesalahan dalam pengukuran dapat terjadi jika waktu yang dicapai terlalu sedikit atau terlalu banyak. Selain itu, jika adanya standar waktu yang dibuat dapat menjadi motivasi manajer untuk berkinerja sesuai dengan target waktu yang direncanakan. Ketika waktu yang dicapai sesuai dengan waktu yang direncanakan, maka akan menjadi 4

5 signal positif bagi evaluator untuk menilai kinerja yang dicapai. Selanjutnya, pendapat terkait dengan keakurasian kinerja BSC juga akan meningkat. Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini memperluas studi dari Tayler (2010) dan Johnson, dkk. (2014) yaitu dengan menguji pengaruh keterlibatan manajer dalam pemilihan strategi dan informasi waktu implementasi strategi, yaitu kesesuaian waktu aktual dan target waktu yang direncanakan pada setiap persepektif BSC terhadap evaluasi kinerja berbasis BSC. 1.2 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan di atas, pertanyaan penelitian ini adalah: 1. Apakah keterlibatan manajer dalam pemilihan strategi dapat meningkatkan keakurasian evaluasi (menurunkan bias) kinerja non-finansial BSC? 2. Apakah keberadaan informasi waktu implementasi strategi (kesesuaian waktu aktual dan target yang direncanakan) dapat meningkatkan keakurasian evaluasi (menurunkan bias) kinerja non-finansial BSC? 3. Apakah keterlibatan manajer dalam pemilihan strategi dan keberadaan informasi waktu implementasi strategi (kesesuaian waktu aktual dan target yang direncanakan) dapat meningkatkan keakurasian evaluasi (menurunkan bias) kinerja non-finansial BSC? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, tujuan penelitian ini adalah: 5

6 1. Menguji pengaruh keterlibatan manajer dalam pemilihan strategi yang dapat meningkatkan keakurasian evaluasi (menurunkan bias) kinerja non-finansial BSC. 2. Menguji pengaruh keberadaan informasi waktu implementasi strategi (kesesuaian waktu aktual dan target yang direncanakan) yang dapat meningkatkan keakurasian evaluasi (menurunkan bias) kinerja non-finansial BSC. 3. Menguji pengaruh keterlibatan manajer dalam pemilihan strategi dan keberadaan informasi waktu implementasi strategi (kesesuaian waktu aktual dan target yang direncanakan) yang dapat meningkatkan keakurasian evaluasi (menurunkan bias) kinerja non-finansial BSC. 1.4 Kontribusi Penelitian Kontribusi dari penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis, penelitian ini memberikan kontribusi untuk literatur BSC. Khususnya, dengan memberikan bukti terkait keterlibatan manajer dalam pemilihan strategi dan keberadaan informasi waktu implementasi strategi (kesesuaian waktu aktual dan target yang direncanakan) yang dapat meningkatkan keakurasian evaluasi kinerja non-finansial BSC. 2. Secara praktis, penelitian ini memberikan pengetahuan bagi manajer agar melibatkan manajer dalam pemilihan strategi dan memberikan informasi waktu implementasi strategi di setiap perspektif BSC. 6

7 1.5 Sistematika Pembahasan Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Menguraikan tentang latar belakang dan permasalahan penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab II Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis Membahas tentang teori yang digunakan, keterkaitan hasil temuan penelitian sebelumnya, dan pengembangan hipotesis. Bab III Metodologi Penelitian Membahas tentang desain eksperimen, subjek/partisipan penelitian, tugas eksperimen, prosedur eksperimen, teknik analisis data, definisi operasional dan pengukuran variabel, dan pilot test. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Menyajikan hasil pengolahan data uji hipotesis yang diajukan dan pembahasan terhadap hasil analisis. Bab V Penutup Menjelaskan mengenai simpulan hasil penelitian, implikasi penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya. 7