BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI Dalam Bab ini dikemukakan teori-teori dan penjelasan-penjelasan yang digunakan untuk pengolahan data dan proses analisa terhadap permasalahan yang dihadapi PENGERTIAN TQM/ MANAJEMEN MUTU TERPADU Konsep TQM (Total Quality Management) dikembangkan pertama kali pada tahun 1950-an (setelah Perang Dunia II) oleh ilmuwan Amerika bernama Dr. Edward Deming, dalam rangka memperbaiki mutu dari produk dan pelayanan yang dihasilkan oleh industri-industri di Amerika. Namun tidak begitu diperhatikan oleh industri saat itu, sampai akhirnya ia ditugaskan ke Jepang dalam rangka membawa pengaruh barat ke Jepang. Di Jepang ia mengadakan seminar tentang konsepnya dan diikuti 45 CEO dari perusahaan Jepang. Dalam seminar tersebut Dr. Deming mengemukakan 4 hal penting: 1. Sebuah organisasi bisinis harus mengetahui dan tanggap terhadap kebutuhan pelanggannya. Tanpa pelanggan, berarti tidak ada pesanan, dan tanpa pesanan berarti tidak akan ada pekerjaan. 2. Pentingnya melakukan survey terhadap kebutuhan-kebutuhan dan harapan pelanggan. 3. Pengelolaan Sumber daya manusia. 4. Menciptakan keinginan unruk melakukan perbaikan secara terus menerus. 6

2 7 Ke-4 hal tersebut berpengaruh besar terhadap Jepang yang kemudian mengadopsi untuk menghidupkan kembali bisnis dan industri mereka yang hancur setelah perang. Jepang mengadopsi konsep Dr. Deming dengan menerapkan fungsi-fungsi mutu seperti bagan control, kehandalan proses, dan lain-lain. Mereka menerapkan silkus PDCA (Plan-Do-Check-Action) yang merupakan suatu metode yang dipakai dalam TQM untuk menghasilkan perbaikan/peningkatan mutu secara berkesinambungan dalam rangka mencapai kepuasan pelanggan. Secara spesifik TQM dapat didefinisikan sebagai suatu system manajemen yang dinamis yang mengikutsertakan seluruh anggota organisasi dengan penerapan konsep dan teknik pengendalian mutu untuk mencapai kepuasan pelanggan dan kepuasan yang mengerjakannya ELEMEN TQM Mutu terpadu (Total Quality) merupakan sebuah deskripsi dari budaya, sikap, dan organisasi, dari sebuah perusahaan yang berusaha untuk menyediakan produk dan pelayanan yang bisa memuaskan memenuhi kebutuhan pelanggannya. Budaya tersebut meletakkan mutu dalam semua aspek operasional perusahaan, dengan proses-proses yang dilakukan secara benar pertama kali, dan cacat (defct) atau pemborosan dihilangkan dari operasi. Agar sukses dalam menerapkan TQM, suatu organisasi harus berkonsentrasi pada 8 elemen kunci yaitu: etika, integritas (kejujuran), kepercayaan, pelatihan, kerja tim, kepemimpinan, penghargaan, dan komunikasi.

3 8 TQM telah diciptakan untuk menggambarkan sebuah filsafat yang menjadikan mutu sebagai tenaga penggerak di belakang kepemimpinan, desain, dan inisiatif perbaikan. Untuk hal itu, TQM membutuhkan bantuan dari ke-8 elemen kunci di atas. Elemen-elemen ini selnjutnya dapat dikelompokkan lagi ke dalam 4 bagian berdasarkan fungsinya dalam membentuk struktur bangunan TQM, yaitu: 1. Pondasi, mencakup etika, integritas, dan kepercayaan 2. Batu bata, mencakup pelatihan, kerja tim, dan kepemimpinan 3. Campuran semen pengikat, mencakup komunikasi 4. Atap, mencakup pengahargaan Recognition Training Communication Teamwork Leadership Integrity, Ethics, Trust Communication Communication Gambar 2.1. Struktur bangunan TQM Sumber: Manual Internal Training ISO 9001 PTDM

4 DEFINISI MUTU Mutu dapat diartikan dalam beberapa variasi sebagai: a. Mutu merupakan kesesuaian penggunaan ( Juran ) b. Mutu adalah kesesuaian terhadap persyarataan yang ditetapkan ( Crosby ) c. Mutu adalah koreksi dan pencegahan kerugian, tidak ada hidup berdampingan dengan kerugian ( hoshin) d. Mutu adalah tingkat keseragaman dan ketergantungan, pada biaya yang rendah dan sesuai dengan pasar ( Deming ) e. Mutu adalah pemenuhan persyaratan pelanggan sebagaimana persyaratan dari pihak laim yang terkait. ( ISO 9000:2000 ) Pengertian terakhir Mutu mengimplikasikan bahwa berujung pada produktifitas dan profitabilitas. Tiap organisasi/industri harus memelihara biaya persaingan dan menjaminkan bahwa mutu produk dan jasanya adalah memenuhi permintaan dan persyaratan pelanggan TANTANGAN TERHADAP MUTU Tantangan terhadap teknologi mutu dan manajemen terus berkembang. Pada tahun 1990-an seluruh organisasi menghadapi isu pengembangan mutu produk dan jasa, serta peningkatan inovasi. Konsekuensinya adalah disiplin ilmu Mutu telah mengalami evolusi dan berkembang begitu cepat dari sekedar pengujian/inspeksi menjadi manajemen mutu keseluruhan organisasi.

5 10 Globalisasi merupakan salah satu factor kunci dalam dunia bisnis sekarang. Bisnis akan terus diupayakan untuk meningkatkan dan menumbuhkan persaingan internasional secara intens, sehingga seluruh organisasi akan bersaing dalam hal mutu dan harga. Biaya Mutu ( CoQ ) dapat diartikan sebagai alat pengembalian mutu dalam suatu organisasi dan bagaimana berdampak pada lini bawah. CoQ dapat juga dijadikan platform yang berguna untuk menurunkan biaya bisnis dan menumbuhkan semangat kompetisi. Biaya Mutu ( CoQ ) sekarang ini dikenal sebagai alat utama untuk mengukur perkembangan dan perbaikan kuantitas dari sebuah organisasi selama proses penerapan TQM/Total Quality Management, dan CoQ membentuk sebagai bagian integral dari model TQM yang efektif. Banyak orang termasuk para akuntan professional tidak peduli perbedaan antara Biaya Produk dengan Biaya Mutu. Tabel dibawah menggambarkan perbedaan kedua hal tersebut. Tabel 2.1. Biaya Produk vs. Biaya Mutu No Deskripsi Biaya Produk Biaya Mutu 1 Biaya Material Biaya bahan baku material yang dipakai 2 Labor Cost Biaya operator produksi, dan inspector QC Biaya material yang terbuang [waste] Biaya inspector QC 3 Biaya Mesin Biaya mesin yang dipakai Biaya Down Time mesin 4 Lainnya Overhead cost [mis: bangunan & fasilitas, staff, dll] Termasuk overhead cost, bila diaplikasikan

6 11 Adalah sangat penting untuk mengidentifikasi dan mengukur komponen Biaya Mutu dalam suatu organisasi untuk menurunkan Biaya Produk. Kita sadar bahwa Biaya Produk benar-benar dipengaruhi oleh Biaya Mutu, dengan kata lain adalah sangat perlu untuk meminimalkan Biaya Mutu untuk menurunkan Biaya Produk. Penurunan Biaya Mutu memerlukan pemahaman mendalam tentang operasi bisnis dan aplikasi dari beberapa teknik manajemen untuk menerapkan program penurunan biaya. Untuk mengetahui konsep CoQ perlu terlebih dahulu pengertian tentang Mutu INTERPRETASI CoQ CoQ adalah ukuran yang tepat untuk menilai usaha-usaha perbaikan mutu. Produk maupun jasa yang kompetitif berdasarkan pada keseimbangan antara factor mutu dan biaya adalah sasaran utama dari tanggung jawab manajemen. Analisa tentang mutu yang berhubungan dengan biaya merupakan alat manajemen yang signifikan yang menyediakan sebuah metode pengujian efektifitas dari manjemen mutu, dan merupakan pengertian dari penentuan area masalah, peluanag, penghematan, dan prioritas tindakan. Aktivitas utama yang berhubungan dengan CoQ dapat secara ringkas dikategorikan pada 3 komponen biaya yaitu: Preventive Cost (Biaya Pencegahan), Appraisal Cost (Biaya Penilaian), Failure Cost (Biaya Kegagalan). Ketiga hal tersebut dikenal sebagai P-A-F Model.

7 12 1. Prevention Cost Biaya-biaya Pencegahan ini timbul dari beberapa tindakan yang diambil untuk penyidikan, pencegahan, atau pengurangan resiko ketidaksesuiaan atau kerusakan. Biaya Pencegahan direncanakan dan terjadi sebelum operasional proses dilakukan. Biaya Pencegahan meliputi keperluan produksi atau jasa, rencana mutu, rekayasa dan pemeliharaan system QA, dan pelatihan. 2. Appraisal Cost Merupakan biaya evaluasi dari keperluan/persyaratan mutu termasuk di dalamnya biaya verifikasi dan control yang dibentuk pada tiap tingkatan aliran mutu (quality loop). Biaya-biaya ini meliputi verifikasi/pengujian, peralatan inspeksi, dan performa pemasok. 3. Failure Cost Biaya-biaya Kegagalan dapat dibagi pada kegagalan internal maupun eksternal. a. biaya Kegagalan internal, terjadi apabila hasil dari suatu pekerjaan gagal untuk mencapai standar mutu yang telah ditetapkan dan dideteksi sebelum diserahkan ke pelanggan. Biaya kegagalan internal meliputi limbah, skrap, rework (pekerjaan-ulang), reinspeksi, turun grade, dimana kesemuanya tersebut tidak memenuhi spesifikasi, dan analisa kegagalan dari produk atau jasa.

8 13 b. Biaya kegagalan eksternal, terjadi ketika produk atau jasa gagal mencapai standar mutu yang telah ditetapkan tetapi tidak terdeteksi hingga akhirnya sampai ke konsumen/pelanggan. Biaya kegagalan eksternal ini meliputi perbaikan dan pelayanan produk, klaim garansi, hal-hal yang berhubungan dengan penolakan/pengembalian (seperti cacat atau produk yang ditarik kembali), kewajiban, serta kehilangan pemilikan goodwill TEKNIK MANAJEMEN YANG DIPAKAI DALAM ANALISA CoQ Terdapat teknik manajemen yang digunakan dalam analisa CoQ, diantaranya sebagai berikut: 1. Analisa kecenderungan ( trend analysis ) Analisa kecenderungan sangat tepat dipakai dalam analisa CoQ bila data lampau dan sekarang tersedia, sebagaimana keterlibatan perbandingan antara data Nonconformance Cost/Biaya ketidaksesuaian lampau dan sekarang. Trends analysis dapat dipakai untuk menyoroti kecenderungan yang signifikan dalam kinerja item CoQ diman perlu untuk dituju, kemungkinan peningkatan atau penurunan pada data Biaya Ketidaksesuaian sehubungan dengan fluktuasi musiman, on-off CoQ seperti downtime yang diakibatkan oleh mesin baru. Data dari trens analysis dapat diplot di sebuah grafik untuk mendemonstrasikan gerak perubahan.

9 14 2. Analisa varian ( variance analysis ) Metode ini berguna bila ada sasaran atau target untuk menunjukkan suatu kinerja. Analisa varian melibatkan tabulasi dari CoQ dengan target yang ditetapkan. Perbedaan antara dua hal ini disebut sebagai varian. 3. Analisa pareto ( pareto analysis ) Analisa ini melibatkan urutan CoQ berdasarkan besar kontribusi CoQ. Porsi CoQ yang besar diidentifikasikan untuk penyidikan dan tindakan perbaikan, juga untuk melakukan perbaikan DOKUMENTASI, PELATIHAN, KOMUNIKASI, DAN PENERAPAN Dalam rangkaian identifikasi dan penerapan CoQ, sangat penting untuk selalu melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Dokumentasi Digunakan untuk mendokumentasikan perubahan-perubahan yang diperlukan dari aktivitas mutu pada model jaminan kualitas (QA) atau Quality System ISO 9000 maupun manual TQM. 2. Pelatihan Identifikasi kebutuhan pelatihan dan menyediakan in-house atau eksternal pelatihan kepada orang yang relevan yang terlibat dalam pengaturan CoQ. Berikut beberapa pelatihan umum yang diperlukan: - Teknik pengumpulan data

10 15 - Analisa dan diagram Sebab akibat - Teknik Pemecahan Masalah - Model Proses untuk Biaya Mutu - Analisa Grafik Pareto - Statistik Quality Control - Teknik Manajemen yang relevan 3. Komunikasi dan Penerapan Manajemen organisasi harus mendefinisikan dan menerapkan proses yang efektif dan efisien untuk mengkomunikasikan dari semua orang di semua tingkatan dalam organisasi untuk menerapkan perubahan secara aktif. Semua data CoQ yang relevan harus dibangun, ditinjau dan dipublikasikan seperlunya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan penulis pada PT.BINTANG ALAM SEMESTA, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1.

Lebih terperinci

Pengertian Total Quality Management (TQM)

Pengertian Total Quality Management (TQM) Pengertian Total Quality Management (TQM) Untuk memahami Total Quality Management, terlebih dahulu perlu dijabarkan pengertian kualitas (quality), dan manajemen kualitas terpadu (Total Quality Management).

Lebih terperinci

COST OF QUALITY. EMA503 Manajemen Kualitas. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

COST OF QUALITY. EMA503 Manajemen Kualitas. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d #5 - of Quality 1 COST OF QUALITY Materi #5 EMA503 Manajemen Kualitas Definisi 2 of Quality biasa disingkat dengan COQ. Merupakan segala biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi tingkat mutu yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan di PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk dan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis telah uraikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis telah uraikan 81 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis telah uraikan dalam Bab IV dan dikaitkan dengan rumusan masalah pada Bab I, maka dapat dihasilkan beberapa

Lebih terperinci

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK MANAJEMEN KUALITAS PROYEK 1. Manajemen Mutu Proyek Proyek Manajemen Mutu mencakup proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek akan memenuhi kebutuhan yang dilakukan. Ini mencakup "semua aktivitas

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #5. Grafik Pengumpulan Data Pengolahan Data Kegunaan Pemeriksaan Komponen. Definisi Tingkat Kepentingan

Pembahasan Materi #5. Grafik Pengumpulan Data Pengolahan Data Kegunaan Pemeriksaan Komponen. Definisi Tingkat Kepentingan #5 - of Quality 1 EMA503 Manajemen Kualitas Pembahasan 2 Definisi Tingkat Kepentingan Alasan Penggunaan Dimensi Pengukuran Kategori Grafik Pengumpulan Data Pengolahan Data Kegunaan Pemeriksaan Komponen

Lebih terperinci

COST OF QUALITY PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

COST OF QUALITY PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL COST OF QUALITY PERTEMUAN #5 EBM503 MANAJEMEN KUALITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu merumuskan program pelaksanaan

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang mengkhususkan diri pada pengembangan manajemen proyek. PMBOK merupakan

Lebih terperinci

BAB V PERANAN INFORMASI DALAM KUALITAS PRODUK DAN JASA

BAB V PERANAN INFORMASI DALAM KUALITAS PRODUK DAN JASA BAB V PERANAN INFORMASI DALAM KUALITAS PRODUK DAN JASA Kualitas didefinisikan dalam banyak cara. Menurut James Martin, konsultan komputer terkenal, mendeskripsikan kualitas perangkat lunak sebagai tepat

Lebih terperinci

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD Manajemen Mutu Terpadu DWI PURNOMO FTIP - UNPAD Biaya dan Pangsa Pasar Hasil yang diperoleh dari Pasar Perbaikan reputasi Peningkatan volume Peningkatan harga Perbaikan Mutu Peningkatan Laba Biaya yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas 2.1.1. Definisi Kualitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam blog yang ditulis oleh Rosianasfar (2013), kualitas berarti tingkat baik buruknya sesuatu, derajat

Lebih terperinci

EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #5 Ganjil 2016/2017. EMA503 - Manajemen Kualitas

EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #5 Ganjil 2016/2017. EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #5 EMA503 Manajemen Kualitas Definisi 2 of Quality biasa disingkat dengan COQ. Merupakan segala biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi tingkat mutu yang diinginkan dan yang diakibatkan karena tidak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V Kesimpulan dan Saran 94 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada PT. X, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1.

Lebih terperinci

Makalah Manajemen Operasional (Manajemen Kualitas)

Makalah Manajemen Operasional (Manajemen Kualitas) Makalah Manajemen Operasional (Manajemen Kualitas) DENNY HARIANTO NIM : 1401026015123456798900- KELAS : XXXIII - D MATA KULIAH : MANAJEMEN OPERASIONAL MAGISTER MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS

MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS DEFINISI KUALITAS Fitur dan karakteristik produk yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, cocok untuk digunakan Pengguna: Apa kata pelanggan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai biaya-biaya yang berkaitan dengan pencegahan, pengidentifikasian,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai biaya-biaya yang berkaitan dengan pencegahan, pengidentifikasian, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Biaya Kualitas a. Pengertian Biaya Kualitas Biaya kualitas adalah biaya yang terjadi atau mungkin akan terjadi karena kualitas yang buruk. Menurut Blocher,

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management Total Quality Management (TQM) adalah suatu filosofi manajemen untuk meningkatkan kinerja bisnis perusahaan secara keseluruhan dimana pendekatan manajemen

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan di PT Liza Christina Garment Industry dan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang pesat membawa dampak terhadap tatanan kehidupan umat manusia. Perubahan yang cepat dan mendasar terjadi dalam kehidupan di segala

Lebih terperinci

PENENTUAN DAN ANALISIS BIAYA KUALITAS MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA LABORATORIUM RSUD FAUZIAH BIREUEN

PENENTUAN DAN ANALISIS BIAYA KUALITAS MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA LABORATORIUM RSUD FAUZIAH BIREUEN Seminar Nasional Teknik Industri [SNTI2017] PENENTUAN DAN ANALISIS BIAYA KUALITAS MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA LABORATORIUM RSUD FAUZIAH BIREUEN Fatimah 1, Diana Khairani Sofyan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk tetap eksis dalam dunia bisnis yang kompetitif ini. Suatu produk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk tetap eksis dalam dunia bisnis yang kompetitif ini. Suatu produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peningkatan kualitas merupakan suatu hal yang paling esensial bagi suatu perusahaan untuk tetap eksis dalam dunia bisnis yang kompetitif ini. Suatu produk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan dengan menggunakan teori-teori yang relevan sebagai dasar analisis, penulis menarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2000/SNI 19-9001-2001 ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 1 OBJEKTIF : Mendapatkan gambaran

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam bab sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam bab sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil penyusunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Dyck dan Neubert, dalam buku Principles of Management (2011:7-9) management adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin,

Lebih terperinci

PENERAPAN MANAJEMEN MUTU DIPANDANG DARI ASPEK BIAYA

PENERAPAN MANAJEMEN MUTU DIPANDANG DARI ASPEK BIAYA ORBITH VOL. 10 NO. 1 MARET 2014 : 95 104 PENERAPAN MANAJEMEN MUTU DIPANDANG DARI ASPEK BIAYA Oleh : Parhadi Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudarto SH. Tembalang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Kualitas merupakan salah satu tujuan dan sekaligus indikator kesuksesan suatu pekerjaan konstruksi terutama oleh pemilik proyek terhadap produk dan jasa layanan

Lebih terperinci

SEJARAH PERKEMBANGAN KUALITAS. Nur Hadi Wijaya, STP, MM

SEJARAH PERKEMBANGAN KUALITAS. Nur Hadi Wijaya, STP, MM SEJARAH PERKEMBANGAN Nur Hadi Wijaya, STP, MM 1. Sejarah awalnya masih dianggap tidak penting Sistem subsisten (produksi untuk memenuhi kebutuhan sendiri) Sistem Barter (tidak dalam kondisi menawar) hanya

Lebih terperinci

Quality Management. D Rizal Riadi

Quality Management. D Rizal Riadi Quality Management D Rizal Riadi Pengertian Quality is Compormance to Requirement (pemenuhan tingkat standar yang ditentukan oleh para konsumen terhadap suatu barang) Philip Crosby Quality is fitness for

Lebih terperinci

MANAJEMEN MUTU. Pendekatan Manajemen Mutu: Kaizen Total Quality Management

MANAJEMEN MUTU. Pendekatan Manajemen Mutu: Kaizen Total Quality Management MANAJEMEN MUTU Pentingnya Mutu Pada awal berkembangnya industri pada abad ke-18, kecenderungan pada masa itu bagaimana dapat memproduksi sebanyak mungkin untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

Standar Kualitas Internasional

Standar Kualitas Internasional MENGELOLA KUALITAS Definisi Kualitas Kualitas merupakan kemampuan suatu produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya. Terdapat tiga pendekatan : 1. Kualitas berbasis pengguna dimana kualitas

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Identifikasi dan Penerapan Biaya Mutu (Cost of Quality) Wall Thickness Bearing

TUGAS AKHIR. Identifikasi dan Penerapan Biaya Mutu (Cost of Quality) Wall Thickness Bearing TUGAS AKHIR Identifikasi dan Penerapan Biaya Mutu (Cost of Quality) sebagai Dasar Perbaikan Mutu pada proses produksi Wall Thickness Bearing Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, dan 5) definisi istilah penelitian. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

Total Quality Manajemen (TQM) Nur Hadi Wijaya

Total Quality Manajemen (TQM) Nur Hadi Wijaya Total Quality Manajemen (TQM) Nur Hadi Wijaya TOTAL QUALITY Berfokus pada pelanggan Tujuan utamanya adalah KUALITAS Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah Komitmenterhadap

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA Data data yang ditampilkan dalam Bab sebelumnya akan dijadikan bahan analisa dalam mendukung dan mendukung usaha perbaikan mutu yang mengarah kepada peningkatan efisiensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah Quality Control setelah Perang Dunia II ( 1939-1945) pada saat kekalahan Jepang atas Amerika Tahun 1945, Jepang mengalami kekelahan perang dengan Amerika.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang

Lebih terperinci

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM STIE Dewantara MKUAL-02 Pendahuluan Dewasa ini iklim perekonomian dunia tampak semakin kurang menentu, dan perubahan yang terjadi akhir-akhir ini justru banyak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak terhadap persaingan bisnis yang semakin tinggi dan tajam baik di pasar domestik maupun pasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa pakar, di antaranya adalah Menurut stevenson (2014:4) manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa pakar, di antaranya adalah Menurut stevenson (2014:4) manajemen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pakaian adalah salah satu kebutuhan primer bagi manusia yang berfungsi untuk lindungi tubuh, selain lindungi tubuh pakaian pun saat ini digunakan untuk menunjang fashion,

Lebih terperinci

MANAJEMEN LAB LECTURE 3. By Djadjat Tisnadjaja, Universitas Nusa Bangsa, Bogor

MANAJEMEN LAB LECTURE 3. By Djadjat Tisnadjaja, Universitas Nusa Bangsa, Bogor MANAJEMEN LAB LECTURE 3 By Djadjat Tisnadjaja, Universitas Nusa Bangsa, Bogor 1 KONSEP MUTU LABORATORIUM ISO 8402 : mutu adalah karakteristik menyeluruh dari suatu barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan untuk mempertahankan keadaan going concern atau suatu

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan untuk mempertahankan keadaan going concern atau suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan pada dasarnya merupakan entitas yang dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu yang telah ditetapkan oleh para pendirinya. Salah satu tujuan perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia menunjukkan persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia menunjukkan persaingan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis di Indonesia menunjukkan persaingan yang semakin ketat, oleh sebab itu perusahaan harus mampu bersaing dengan menawarkan produk

Lebih terperinci

BAB 5 ASPEK MUTU PRODUK

BAB 5 ASPEK MUTU PRODUK BAB 5 ASPEK MUTU PRODUK Desain Produk : Dwi Purnomo www. agroindustry.wordpress.com Setelah membaca bab ini,diharapkan: Memahami arti dan pentingnya peranan mutu suatu produk Mengetahui batasan mutu produk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kualitas atau mutu merupakan salah satu tujuan penting bagi sebagian besar

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kualitas atau mutu merupakan salah satu tujuan penting bagi sebagian besar BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Mutu Kualitas atau mutu merupakan salah satu tujuan penting bagi sebagian besar organisasi mengingat mutu ini menyangkut organisasi secara keseluruhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dihasilkan agar dapat memenuhi kebutuhan yang telah dispesifikasikan guna

BAB II LANDASAN TEORI. dihasilkan agar dapat memenuhi kebutuhan yang telah dispesifikasikan guna BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas Kualitas didefinisikan sebagai konsistensi peningkatan perbaikan dan penurunan variasi karakteristik kualitas dari suatu produk barang atau jasa yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kualitas/Mutu Keberhasilan suatu proyek dapat diukur dengan penilaian atas biaya, mutu dan waktu. Kualitas menurut ISO 8402 adalah keseluruhan ciri dan karakteristik

Lebih terperinci

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian PDCA a) Pengertian Dalam peningkatan mutu dalam kebidanan diperlukan manajemen yang baik agar dalam pelaksanaannya dapat tercapai secara efektif dan efisien. Didalam ilmu manajemen, ada konsep problem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang ketat, peningkatan permintaan dan penghematan biaya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang ketat, peningkatan permintaan dan penghematan biaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam persaingan yang ketat, peningkatan permintaan dan penghematan biaya dapat menjadi penentu apakah suatu usaha dapat berkembang atau sekedar bertahan

Lebih terperinci

Peranan Informasi Dalam Kualitas Produk Dan Jasa Layanan

Peranan Informasi Dalam Kualitas Produk Dan Jasa Layanan Peranan Informasi Dalam Kualitas Produk Dan Jasa Layanan N. Tri Suswanto Saptadi 1 Tujuan Pembahasan Menunjukan dimensi kualitas produk dan jasa layanan. Menjelaskan mengenai manajemen kualitas, konsep

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Setiap aktivitas yang timbul karena adanya pengendalian kualitas yang dilakukan oleh perusahaan dalam menciptakan produk yang berkualitas akan mengkonsumsi sumber daya; dan pengkonsumsian inilah

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI Ni Luh Putu Hariastuti putu_hrs@yahoo.com Jurusan Teknik industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhitama

Lebih terperinci

Definisi Taufiqur Rachman 1

Definisi Taufiqur Rachman 1 Total Quality Management By: Taufiqur Rachman Definisi Salah satu ilmu yang berorientasi pada kualitas dan merancang ulang sistem organisasi dalam mencapai tujuannya adalah Total Quality Management (TQM)

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Kualitas Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita mendengar orang membicarakan masalah kualitas, misalnya: mengenai kualitas sebagian besar produk buatan luar negeri

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU (QUALITY CONTROL)

PENGENDALIAN MUTU (QUALITY CONTROL) PENGENDALIAN MUTU (QUALITY CONTROL) Garis Besar Topik : 1. Sejarah Konsep Mutu 2. Mutu Menurut Para Ahli 3. Pengertian Pengendalian Mutu 4. Tujuan dan Manfaat Pengendalian Mutu 5. Prinsip-Prinsip Pengendalian

Lebih terperinci

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Darsini Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan dalam persaingan pasar yang semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan dalam persaingan pasar yang semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Seiring dengan berkembangnya perekonomian Indonesia dan dimulainya era pasar bebas saat ini, perusahaan dituntut untuk selalu mengembangkan strategi untuk

Lebih terperinci

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan SNI ISO 9001-2008 Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional SNI ISO 9001-2008 Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1

Lebih terperinci

MANAGEMENT INDUSTRI (QUALITY CONTROL) By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. 1

MANAGEMENT INDUSTRI (QUALITY CONTROL) By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. 1 MANAGEMENT INDUSTRI (QUALITY CONTROL) By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. 1 MATERI KULIAH Konsep Kualitas Perkembangan Pengendalian Mutu Pengendalian Mutu Terpadu (PMT) Gugus Kendali

Lebih terperinci

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) PENGERTIAN Activity Based Management (ABM) adalah merupakan suatu metode pengelolaan aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan nilai (value) produk atau jasa untuk konsumen,

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA KUALITAS SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT PADA DIVISI TEMPA & COR PT. X (PERSERO) BANDUNG

ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA KUALITAS SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT PADA DIVISI TEMPA & COR PT. X (PERSERO) BANDUNG ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA KUALITAS SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT PADA DIVISI TEMPA & COR PT. X (PERSERO) BANDUNG STIE STAN Indonesia Mandiri ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini telah secara praktis mengubah wajah dunia kearah

Bab I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini telah secara praktis mengubah wajah dunia kearah Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi saat ini telah secara praktis mengubah wajah dunia kearah kehidupan yang lebih dinamis, efisien dan efektif. Keadaan ini memaksa manajemen

Lebih terperinci

GUGUS KENDALI MUTU. Oleh : SITTI MARLINA

GUGUS KENDALI MUTU. Oleh : SITTI MARLINA Tugas Makalah Manajemen Mutu Terpadu GUGUS KENDALI MUTU Oleh : SITTI MARLINA 21311153 JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN KONSENTRASI TIK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN NALAR KONSEP

BAB II LANDASAN TEORI DAN NALAR KONSEP BAB II LANDASAN TEORI DAN NALAR KONSEP Biaya kualitas Menurut Hansen dan Mowen (2005:7), kegiatan yang berhubungan dengan kualitas adalah kegitan yang dilakukan karena mungkin atau telah terdapat kualitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Total Quality Management (TQM) 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu bukti pendekatan sistematis terhadap perencanaan dan

Lebih terperinci

ABSTRAK ABSTRAK. Kata Kunci : Pengendalian Kualitas, Peta kendali P, Histogram, Pareto, diagram sebab- akibat. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK ABSTRAK. Kata Kunci : Pengendalian Kualitas, Peta kendali P, Histogram, Pareto, diagram sebab- akibat. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK ABSTRAK PD Jaya Sentosa adalah perusahaan manufaktur yang harus berjuang untuk mempertahankan produknya laku dipasaran. Upaya yang dilakukan selama ini adalah dengan mempertahankan kualitas produk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem Dari segi Etimologi, kata sistem sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani yaitu Systema, dalam Bahasa Inggris dikenal dengan SYSTEM, yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tjiptono (2003:4) Total Quality Management dapat diartikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tjiptono (2003:4) Total Quality Management dapat diartikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian secara harafiah berasal dari kata total yang berarti keseluruhan atau terpadu, quality yang berarti kualitas, dan management telah disamakan dengan manajemen

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Semakin ketatnya persaingan akan produk pangan agroindustri merupakan tantangan bagi industri dalam memenuhi harapan konsumen. Oleh karena itu, setiap perusahaan melakukan berbagai

Lebih terperinci

MUTU. Disusun: Ida Yustina

MUTU. Disusun: Ida Yustina MUTU Disusun: Ida Yustina 1 PERUBAHAN PARADIGMA DALAM MANAJEMEN (DAFT) Paradigma Lama Organisasi Vertikal Paradigma baru Organisasi Pembelajar Kekuatan-kekuatan Organisasi Pasar Tenaga Kerja Teknologi

Lebih terperinci

Statistical Process Control

Statistical Process Control Natasya Christy Mukuan 1701344251 LD21 Statistical Process Control Sejarah Statistical Process Control (SPC) Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada cepatnya perubahan selera konsumen terhadap suatu produk. Oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada cepatnya perubahan selera konsumen terhadap suatu produk. Oleh sebab BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi saat ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar nasional maupun di pasar internasional. Meningkatnya persaingan bisnis

Lebih terperinci

PENERAPAN MANAJEMEN MUTU DI SEKOLAH

PENERAPAN MANAJEMEN MUTU DI SEKOLAH 28 PENERAPAN MANAJEMEN MUTU DI SEKOLAH Awan Setiawan STKIP Bina Mutiara Sukabumi Jl. Pembangunan (Salakaso) Desa Pasir Halang Kotak Pos 01 Kec. Sukaraja Sukabumi Telp: (0266) 6243531 awans_mutiara@yahoo.com

Lebih terperinci

Pengendalian Mutu Produk Agroindustri KULIAH PENGANTAR AGROINDUSTRI

Pengendalian Mutu Produk Agroindustri KULIAH PENGANTAR AGROINDUSTRI Pengendalian Mutu Produk Agroindustri KULIAH PENGANTAR AGROINDUSTRI Latar Belakang Pengembangan agroindustri memandang pengendalian mutu sangat strategis karena : Mutu terkait dengan kepuasan konsumen

Lebih terperinci

ABSTRAK. aktivitas pengendalian kualitas, biaya kualitas, diagram pareto dan diagram sebab akibat. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. aktivitas pengendalian kualitas, biaya kualitas, diagram pareto dan diagram sebab akibat. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Arus globalisasi yang melanda dunia membuat perekonomian semakin terbuka melewati jarak dan batas antar negara, sehingga tidak ada lagi negara yang dapat menutup diri dari perekonomian dunia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor penentu kelangsungan hidup perusahaan adalah kualitas, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor penentu kelangsungan hidup perusahaan adalah kualitas, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan semakin pesatnya laju perkembangan dunia usaha, setiap perusahaan akan berusaha untuk dapat bertahan di dunia usaha yang semakin kompetitif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang

BAB II LANDASAN TEORI. Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Total Quality Management Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada pelanggan dengan memperkenalkan perubahan manajemen secara

Lebih terperinci

Manajemen Produksi dan Operasi

Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen Produksi dan Operasi Dahulu Produk2 yang cacat (yang bisa menyebabkan kecelakaan, kerusakan dan pencemaran) tidak menjadi masalah utama, yang penting bisa memproduksi banyak. Sekarang. Sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut dapat bersaing dalam era perdagangan bebas

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut dapat bersaing dalam era perdagangan bebas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan dituntut dapat bersaing dalam era perdagangan bebas yang didukung oleh teknologi informasi dan komunikasi yang tumbuh pesat, perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mutu merupakan kebutuhan utama setiap orang, setiap institusi bahkan setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana usaha untuk

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN SEJARAH MANAJEMEN MUTU

PENGERTIAN DAN SEJARAH MANAJEMEN MUTU PENGERTIAN DAN SEJARAH MANAJEMEN MUTU Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Email: rahadiandimas@yahoo.com JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA MUTU...DEFINISI Tingkat karakteristik

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut, yaitu: a) Selama

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK MELALUI ANALISIS JENIS CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA PADA PT XYZ

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK MELALUI ANALISIS JENIS CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA PADA PT XYZ UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK MELALUI ANALISIS JENIS CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA PADA PT XYZ ABSTRACT - Farid Juliyanto 1, Evi Yuliawati Teknik Industri, e-mail 1 : farid.juliyanto@gmail.com

Lebih terperinci

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) PERTEMUAN #2 EBM503 MANAJEMEN KUALITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu menerapkan

Lebih terperinci

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

Lean Thinking dan Lean Manufacturing Lean Thinking dan Lean Manufacturing Christophel Pratanto No comments Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Karakteristik lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan yang cepat disegala bidang yang menuntut kepiawaian manajemen dalam mengantisipasi setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari produk seperti : performansi (performance), keandalan (reliability), mudah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

Sehingga semua pihak merasa ikut memilki dan merasakan hasilnya. Pelatihan dan Kompetensi Kerja Sistem Manajemen K3 SMK3

Sehingga semua pihak merasa ikut memilki dan merasakan hasilnya. Pelatihan dan Kompetensi Kerja Sistem Manajemen K3 SMK3 Sertifikat SMK3 Sertifikat SMK3 PP 50 tahun 2012 adalah penghargaan terhadap komitmen perusahaan yang telah menjalankan sesi konsultasi dan audit SMK3 Sertifikat Sistem Manajemen K3 pp 50 tahun 2012 Untuk

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Kualitas Berdasarkan perspektif TQM (Total Quality Management), kualitas dipandang secara lebih komprehensif atau Holistik, dimana bukan hanya aspek hasil saja yang ditekankan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan persaingan akan memberikan perhatian penuh pada mutu atau kualitas.

Lebih terperinci

Quality Management and International Standards

Quality Management and International Standards Chapter 6 Quality Management and International Standards Tujuan membangun sistem TQM yang dapat mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan konsumen. Menjaga kualitas dapat mendukung diferensiasi, low cost,

Lebih terperinci

BAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

BAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN BAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN I. Persiapan Penerapan a. Langkah-langkah penerapan SML; Tahap 1 : Pengembangan dan komitmen terhadap kebijakan lingkungan Tahap 2 : Perencanaan Aspek lingkungan dan dampak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, perlu memahami biaya kualitas Mulyadi (2010:73 ). Menurut Hansen dan

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, perlu memahami biaya kualitas Mulyadi (2010:73 ). Menurut Hansen dan BAB II LANDASAN TEORI A. Biaya Kualitas 1. Pengertian Biaya Kualitas Untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan tentang kualitas produk, manajemen perlu

Lebih terperinci