TINJAUAN PUSTAKA Perancangan Percobaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA Perancangan Percobaan"

Transkripsi

1 4 TINJAUAN PUSTAKA Perancangan Percobaan Perancangan percobaan adalah suatu metode yang efsen untuk merancang suatu percobaan sehngga data yang dperoleh dapat danalss untuk menghaslkan suatu kesmpulan. Metode untuk merancang percobaan dmula dengan menentukan sasaran hasl dar suatu percobaan dan memlh atrbutatrbut yang akan damat. Dalam suatu percobaan, ada satu atau lebh peubah nput yang akan dproses sehngga menghaslkan suatu output, yang merupakan respon dar percobaan tersebut. Adapun tujuan secara umum dar suatu perancangan percobaan adalah (Montgomery 2001) : 1. Memlh peubah terkendal yang palng berpengaruh terhadap respon. 2. Memlh gugus peubah terkendal yang palng mendekat nla harapan respon. 3. Memlh gugus peubah terkendal yang menyebabkan keragaman respon palng kecl. 4. Memlh gugus peubah terkendal yang mengakbatkan pengaruh peubah tak terkendal palng kecl. Data yang terkumpul dar suatu perancangan percobaan dkatakan sah atau vald jka data tersebut dperoleh dar suatu rancangan yang memenuh tga prnsp dasar berkut yatu pegulangan, pengacakan dan pengendalan lngkungan (Montgomery 2001). Suatu perancangan percobaan merupakan satu kesatuan antara rancangan perlakuan, rancangan lngkungan, dan rancangan pengukuran. Rancangan perlakuan berkatan dengan bagamana perlakuan-perlakuan tersebut dbentuk. Rancangan lngkungan merupakan rancangan yang berkatan dengan bagamana perlakuan-perlakuan tersebut dtempatkan pada unt-unt percobaan. Sedangkan rancangan pengukuran merupakan rancangan yang berkatan dengan bagamana respon percobaan dambl atau dukur dar unt-unt percobaan yang dtelt.

2 5 Dalam berbaga bdang penerapan perancangan percobaan, khususnya rset pemasaran, dketahu bahwa respon dar responden merupakan akbat dar beberapa atrbut secara smultan. Untuk tu dbutuhkan suatu rancangan perlakuan yang menggunakan beberapa atrbut yang masng-masng atrbut mempunya beberapa taraf sebaga perlakuan pada saat bersamaan atau dkenal dengan rancangan faktoral. Rancangan faktoral dcrkan oleh perlakuan yang merupakan komposs dar semua kemungknan kombnas dar taraf-taraf dua atrbut atau lebh. Istlah faktoral lebh mengacu pada bagamana perlakuan-perlakuan yang akan dtelt dsusun, tetap tdak menyatakan bagamana perlakuan-perlakuan tersebut dtempatkan pada unt-unt percobaan. Rancangan faktoral basanya dgunakan untuk melhat pengaruh secara smultan dar atrbut-atrbut pada suatu respon. Keuntungan dar percobaan faktoral yatu bsa mendeteks respon dar taraf masng-masng atrbut (pengaruh utama) serta nteraks antar dua atrbut atau lebh. Ada tdaknya nteraks antar dua atrbut dapat dlhat dar perlaku respon suatu atrbut pada berbaga konds atrbut yang lan. Jka respon suatu atrbut berubah pola dar suatu konds tertentu ke konds yang lan untuk atrbut yang lan, maka kedua atrbut dkatakan bernteraks. Jka pola respon dar suatu atrbut tdak berubah pada berbaga konds atrbut yang lan, maka dapat dkatakan kedua atrbut tersebut tdak bernteraks. Banyaknya perlakuan suatu percobaan faktoral lengkap dar n atrbut dapat dhtung sebaga berkut : t = s1 s2 Λ n s n = s = 1 dmana s adalah banyaknya taraf pada atrbut ke- yang dcobakan. Jka taraf tap atrbut sama maka banyaknya perlakuan adalah umum rancangan faktoral, yatu atrbut dua), (1) n t = s. Ada beberapa bentuk n 2 (n atrbut dengan taraf masng-masng n 3 (n atrbut dengan taraf masng-masng atrbut tga) dan faktoral dengan taraf campuran (Mxed level). Pengaruh t perlakuan pada percobaan faktoral lengkap dapat durakan menjad pengaruh-pengaruh faktoral yang

3 6 terdr dar pengaruh utama tap faktor, pengaruh nteraks ordo pertama, dan seterusnya sampa pada pengaruh nteraks ordo ke n-1. Dalam penggunaannya pada pembentukan concept, apabla taraf dan atrbut yang devaluas tdak terlalu banyak maka rancangan faktoral lengkap dapat dgunakan. Sebaga contoh, rancangan 3 2 akan menghaslkan delapan concept, 2 5 = 32 concept, 2 7 = 128 concept dan seterusnya. Jka jumlah dar atrbut dtambah maka jumlah concept yang dhaslkan akan bertambah dengan cepat, selan tu taraf dar atrbut yang devaluas tdak sedkt, sehngga rancangan faktoral lengkap dalam masalah prakts menjad tdak efsen dar seg baya dan kombnas yang devaluas oleh responden terlalu banyak sehngga dapat menmbulkan ketdakkonsstenan. Alternatf rancangan yang bsa dgunakan untuk mengatas hal tersebut adalah dengan menggunakan rancangan fraksonal faktoral. Kegunaan utama dar rancangan fraksonal faktoral adalah untuk screenng experments, yatu dapat memlh serangkaan kombnas taraf dar seluruh kemungknan yang ada dengan teknk tertentu. Atau dengan kata lan, hanya sebagan dar semua kemungknan kombnas perlakuan yang dterapkan pada unt percobaan. Pada rancangan fraksonal faktoral, nteraks tngkat tngg tertentu dapat dabakan sedangkan nformas mengena pengaruh utama dan nteraks pada tngkat yang lebh rendah dapat dperoleh. Sebaga akbat da r berkurangnya jumlah kombnas taraf maka akan ada pengaruh tertentu yang confounded. Dua pengaruh dkatakan confounded atau beralase apabla keduanya tdak dapat dbedakan satu sama lan. Rancangan fraksonal faktoral dkategorkan berdasarkan resolus, yang dtentukan dar degree of confoundng. Secara umum resolus R adalah dmana tdak ada pengaruh dar n atrbut yang confounded dengan pengaruh lan yang lebh kecl dar R-n faktor (Box & Hunter 1961). Ada tga resolus yang basa dgunakan yatu resolus III, IV dan V. Dalam rset pemasaran menurut Kuhfeld (1997) resolus yang basa dgunakan adalah resolus III. Berkut n dsajkan defens dar setap resolus :

4 7 1. Resolus III : Rancangan n tdak memlk pengaruh utama yang confounded dengan pengaruh utama lan. Tetap, pengaruh utama akan beralase dengan nteraks dua arah dan nteraks dua arah bsa beralase dengan nteraks dua arah lannya. Jad, dalam suatu rancangan resolus III, nteraks orde lebh tngg (lebh dar tga) confounded dengan pengaruh utama dan nteraks dua arah. 2. Resolus IV : Rancangan n tdak memlk pengaruh utama yang confounded dengan pengaruh utama atau nteraks dua arah lan. Interaks dua arah confounded dengan nteraks dua arah lannya. 3. Resolus V : Ranca ngan n tdak memlk pengaruh utama atau nteraks dua arah yang confounded dengan pengaruh utama atau nteraks dua arah lan. Suatu rancangan faktoral fraksonal n s terdr dar n k s kombnas k n perlakuan dsebut 1 / s fraks dar rancangan s. Atau dengan kata lan dsebut rancangan fraksonal faktoral n k s dmana akan ada k generator (generatng relatons) yang salng bebas. Pemlhan k generator merupakan hal yang sangat pentng, karena akan berhubungan dengan struktur alase yang terbak (Box & Hunter 1961). Sedangkan defnng relaton (dlambangkan dengan I) untuk rancangan n terdr dar k generator dtambah dengan semua kemungknan perkalan dar antar k generator. Struktur alase ddapatkan dar perkalan setap pengaruh atrbut dengan defnng relaton. Dscrete Choce Desgns Dscrete Choce Desgns adalah suatu rancangan percobaan untuk membuat gugus-gugus plhan. Rancangan n secara umum mengasumskan bahwa total nla kegunaan u dar suatu plhan yang dambl oleh responden adalah yang palng maksmum dengan model umum sebaga berkut; u = x ß + e (2) dmana x adalah vektor kolom kombnas taraf alternatf ke -, ß vektor bars nla kegunaan dan e adalah pengarauh acak.

5 8 Ada beberapa prnsp suatu Dscrete Choce Desgns dkatakan efsen menurut Huber dan Zwerna dalam Zwerna et al (1997), yatu : 1. Orthogonalty Keortogonalan dpenuh bla taraf-taraf dar setap atrbut salng bebas antar satu dengan yang lannya. 2. Level Balance Level Balance dpenuh bla taraf-taraf dar setap atrbut muncul dengan tngkat frekuens yang sama. 3. Mnmal Overlap Mnmal Overlap dpenuh bla alternatf produk (concept) dalam setap task, taraf-taraf atrbutnya tdak salng tumpang tndh. 4. Utlty Balance Utlty Balance dpenuh bla tngkat kegunaan dar alternatf produk (concept) dalam semua task sama. Pada kenyataannya menurut Zwerna et al merupakan suatu hal yang tdak mungkn untuk membentuk suatu rancangan yang memenuh kesemua prnsp datas. Efsens Rancangan Suatu rancangan dkatakan efsen bla parameter yang dduga mempunya keteltan yang tngg (Zwerna et al 1997). Efsens dgunakan untuk mengukur tngkat kebakan suatu rancangan. Pengukuran efsens dar suatu matrks rancangan X yang berukuran N D p, dmana N D banyaknya runs ( jumlah concept x jumlah task ) dan p banyaknya atrbut, ddasarkan pada matrks nformas X ' X (Kuhfeld et al, 1997). Matrks ragam-peragam dar vektor ' 1 penduga parameter β adalah ( X X ). Sedangkan ragam dar dugaan parameter ' 1 ke- adalah elemen-elemen dagonal dar matrks ( X X ). Suatu rancangan yang efsen akan memlk matrks ragam yang kecl dan jumlah akar cr dar

6 9 ( 1 X ' X ) yang sesua dengan ukurannya. Ada tga krtera pengukuran efsens (Kuhfeld,1997), yatu A-effcency, D-effcency dan G-effcency. Untuk semua krtera, jka suatu rancangan sembang dan ortogonal maka rancangan tersebut akan memlk efsens yang optmum, sebalknya semakn efsen suatu rancangan maka rancangan tersebut lebh mendekat sembang dan ortogonal. Atau dapat dasumskan sebaga berkut : 1. Suatu rancangan dkatakan sembang dan ortogonal bla matrks dagonal. 2. Suatu rancangan dkatakan ortogonal bla submatrks dar ( 1 X ' X ) adalah adalah matrks dagonal, tdak termasuk bars dan kolom untuk ntersep. 3. Suatu rancangan dkatakan sembang bla semua unsur dluar unsur dagonal bernla nol. 4. Efsens akan menngkat, bla nla mutlak dar unsur dagonal lebh kecl dan unsur-unsur dagonal mendekat 1 / N. D ( X ' X ) 1 Tnjauan Umum Percobaan Konjon Menurut Churchll & Iacobucc (2002), percobaan konjon adalah mplementas yang sangat khusus dar peubah regres dummy, yang ddasarkan pada kemampuan responden untuk memberkan pendapat tentang produk hpotetk. Percobaan konjon, basanya dgunakan untuk merancang produk baru, mengubah atau memposskan kembal produk yang sudah ada, mengevaluas pengaruh harga dan mensmulas pasar. Pengukuran dgunakan untuk mengnvestgas pengaruh bersama dar segugus peubah bebas pada peubah tak bebas yang berskala ordnal. Model proses pengukuran yang menjad landasan penggunaan percobaan konjon (konjon tradsonal) adalah konsumen memandang atrbut -atrbut produk/jasa secara serentak, membuat pertukaran (trade-off) antar atrbut dan menyatakan preferensnya terhadap produk/jasa tersebut. Ada beberapa langkah dasar yang harus dlakukan dalam suatu percobaan konjon, yatu : 1. Tentukan atrbut-atrbut yang pentng dar produk/jasa damat. 2. Tentukan metode yang akan dgunakan dalam pengumpulan data (rancangan pengukuran).

7 10 3. Tentukan metode yang sesua dalam menganalss data. 4. Membuat rancangan perlakuan untuk membentuk concept. 5. Mengumpulkan data. 6. Melakukan analss dan menark kesmpulan terhadap data yang sudah dkumpulkan. Percobaan konjon mengasumskan penlaan responden untuk setap concept dapat durakan kedalam kontrbus jumlah dar berbaga atrbut. Untuk setap atrbut, kontrbusn ya adalah nla kegunaan (part-worths) dkalkan dengan taraf dar atrbut, atau dengan kata lan nla kegunaan adalah kegunaan margnal dar atrbut dalam penlaan responden secara ndvdu terhadap concept. Model dasar percobaan konjon dapat dtulskan sebaga berkut (Malhotra 2004) : dmana, = m k U ( X ) α x (3) = 1 j = 1 j j U ( X ) = Total kepuasan seluruh responden α j = Nla kegunaan (part-worth ) dar atrbut ke - taraf ke -j x j = Peubah dummy atrbut ke - taraf ke -j m k = Jumlah atrbut = Jumlah taraf dar atrbut ke- Hasl dar percobaan konjon adalah total kepuasan responden dar berbaga atrbut ya ng terdapat dalam concept. Nla kegunaan dapat dduga menggunakan regres kuadrat terkecl dengan penlaan responden sebaga peubah tak bebas, dan peubah bebasnya adalah ndkator dar berbaga taraf atrbut. nla Tngkat kepentngan dar setap atrbut ddefnskan sebaga selsh antara kegunaan maksmum dan nla kegunaan mnmum, atau dapat dformulaskan sebaga berkut (Malhotra 2004); I = {max( α ) mn( α )} (4) j dmana I = tngkat kepentngan atrbut ke -. j

8 11 Sedangkan kepentngan relatf suatu atrbut terhadap atrbut lannya adalah sebaga berkut (Malhotra 2004): dmana W I = m = 1 I W = tngkat kepentngan relatf. Menurut Kuhfeld (2000), ada beberapa ketentuan dalam melakukan nterpretas hasl dar percobaan konjon, yatu : 1. Taraf yang memlk nla kegunaan lebh tngg adalah taraf yang lebh dsuka oleh responden. 2. Total nla kegunaan masng-masng concept sama dengan jumlah nla kegunaan tap taraf dar atrbut-atrbut tersebut. 3. Concept yang memlk total nla kegunaan tertngg adalah concept yang palng dsuka responden. 4. Atrbut yang memlk perbedaan nla kegunaan lebh besar antara nla kegunaan taraf maksmum dan mnmumnya merupakan atrbut yang lebh pentng. (5) Choce-based Conjont (CBC) Choce-based Conjont (CBC) dperkenalkan pertama kal oleh Louvere dan Woodwort pada tahun Metode n sangat menark perhatan para penelt dan prakts pemasaran. Menurut Huber et al (1992), CBC memlk keunggulan dbandngkan dengan metode konjon klask karena pada metode n responden dmnta untuk memberkan preferens dengan memlh secara langsung salah satu concept dar task sehngga mencermnkan perlaku pasar sesungguhnya. Dalam beberapa stud, CBC dgunakan untuk membuat smulas pasar untuk membangun strateg pemasaran. Ada beberapa alasan mengapa CBC semakn popular (Sawtooth 1999), dantaranya ; 1. CBC menyedakan plhan none kepada responden jka mereka tdak ngn memlh. Dengan memlh pernyataan tersebut, responden dapat mengkontrbuskan nf ormas tentang penurunan permntaan.

9 12 2. Dalam metode pengukuran percobaan konjon selan CBC, hanya menggunakan asums pengaruh utama. Namun, karena data CBC basanya danalss pada taraf agregat yang lebh tngg dar ndvdual responden, sehngga dmungknkan untuk menghtung nteraks. 3. Dmungknkan dalam CBC untuk mendapatkan produk atau alternatf plhan dar taraf-taraf atrbut. 4. Dalam hal analss data, CBC lebh mudah dbandngkan percobaan konjon yang berbass pada pemerngkatan data. Hal n dseba bkan karena selan analssnya pada taraf agregat, responden menyatakan preferens mereka melalu pemlhan concept aktual dar segugus concept yang kompettf sehngga banyak nformas yang bermanfaat ddapatkan. Kelemahan pada metode CBC menurut Sawtooth Software dsebabkan karena responden dmnta untuk membuat plhan dar kombnas atrbut yang telah drancang sebelumnya (concept), sehngga tdak efsen untuk memperoleh preferens. Setap concept menggambarkan semua atrbut yang damat, dan setap gugus plhan mempunya beberapa concept. Oleh karena tu, responden harus mengolah banyak nformas sebelum memberkan jawaban untuk setap gugus plhan. Meskpun hal n menyerupa pasar sesungguhnya, penelt hanya mendapatkan nformas yang sedkt dbandngkan bla menggunakan metode pengukurann lannya sepert dengan cara pemerngkatan. Karena alasan nlah, CBC tdak dgunakan untuk menduga nla kegunaan responden secara ndvdu pada setap taraf dar atrbut sepert yang dlakukan pada metode konjon lannya. Menurut Sawtooth Software, CBC tdak sesua dgunakan pada stud-stud yang menggunakan atrbut dalam jumlah besar. Setap task yang menamplkan concept produk akan mengurakan semua atrbut, padahal ada batasan kemampuan responden dalam memberkan nformas. Batasan jumlah atrbut yang mungkn untuk CBC adalah lebh kecl atau sama dengan enam. Dalam banyak stud CBC menggunakan tga atau empat atrbut. Pada CBC System (salah satu paket software yang dkembangkan oleh Sawtooth Software) dmungknkan untuk membangun rancangan CBC sampa dengan sepuluh atrbut dengan masng-masng taraf pada atrbut maksmal lma belas taraf. Namun

10 13 dsarankan maksmal lma taraf per atrbut dan harus adanya kesembangan dalam jumlah taraf antar atrbut. Pada prakteknya hal n sult untuk dpenuh. CBC System mampu menangan rancangan acak maupun rancangan yang tetap. Untuk rancangan acak, pengguna menetapkan beberapa hal sepert berapa banyak task yang akan dsajkan untuk setap responden, berapa jumlah produk hpotetk dalam setap task, dan bagamana tamplan task-task tersebut. Sedangkan untuk rancangan tetap, penelt harus menetapkan secara past jumlah task yang akan dsajkan untuk setap responden, jumlah concept dalam setap task rancangannya serta tamplan task. Selan tu, rancangan campuran juga mungkn dgunakan, dmana sebagan task drancang secara acak dan sebagan lag dengan rancangan tetap. Bla task-task CBC drancang secara acak, akan ada efsens yang dkorbankan dbandngkan jka task-task CBC n drancang secara tetap. Menurut Sawthooth, efsens yang hlang nlanya relatf kecl berksar antara 5-10%. Chrzan dan Orme (2000) mengemukakan ada tga pendekatan metode CBC untuk menghaslkan suatu task yang terdr lebh dar satu concept produk yatu: 1. Pendekatan manual Untuk membentuk kombnas taraf atrbut dapat dgunakan rancangan faktoral lengkap atau rancangan faktoral sebagan. Kombnas taraf atrbut yang dhaslkan rancangan faktoral lengkap atau rancangan faktoral sebagan hanya menyajkan satu profl produk (concept) pada setap task. Sehngga bla dterapkan pada rancangan CBC, harus dlakukan adaptas untuk menghaslkan suatu gugus plhan yang terdr lebh dar satu concept. Ada beberapa metode manual yang basa dgunakan untuk menghaslkan suatu gugus plhan yang terdr lebh dar satu concept dantaranya metode shftng yang dkemukakan oleh Bunch et al, metode mx and match dan metode L MN yang dkemukakan oleh Louvere.

11 14 2. Optmas menggunakan komputer Salah satu software yang basa dgunakan untuk menghaslkan suatu gugus rancangan plhan yang terdr lebh dar satu concept dengan menggunakan optmal melalu komputer adalah SPSS TM Tral Run dan algortma pelacakan pada SAS/QC. 3. Pengacakan melalu komputer Pengacakan secara acak melalu komputer dgunakan oleh Sawtooth Software s CBC. Pada rancangan n, jumlah responden dplh secara acak untuk mengevaluas serangkaan pasangan plhan (profl) yang berbeda dar gugus-gugus plhan (verson). Ada empat metode pembangktan rancangan CBC yang terseda pada Sawtooth Software s CBC System (Sawtooth Software 1999), yatu: 1. Complete Enumeraton Pada metode Complete Enumeraton, antar concept dalam satu task dbuat seortogonal mungkn dan jumlah kombnas taraf antar dua atrbut dbuat sembang. Ulangan taraf dar masng-masng atrbut dalam setap task dbuat semnmal mungkn (mnmal overlap). 2. Shortcut Concept yang dbuat untuk masng-masng responden dbentuk dengan mendahulukan taraf-taraf atrbut yang palng sedkt dgunakan sebelumnya. Ulangan masng-masng taraf dar setap atrbut dbuat sembang. 3. Random Concept dplh secara acak dengan pemulhan dar semua kemungknan kombnas taraf atrbut untuk dtempatkan pada masngmasng task. Dmungknkan terjadnya overlap, namun tdak terjad dalam satu task yang sama. Metode random n lebh efsen bla akan dlakukan pendugaan pengarauh nteraks.

12 15 4. Balanced Overlap Metode n mengkombnaskan antara metode random dan complete enumeraton. Tdak ada pengulangan gugus plhan dalam task yang sama. Data rancangan CBC dapat danalss dengan dua cara yang berbeda. Pertama, dengan menghtung propors dar setap taraf berdasarkan pada berapa kal suatu concept yang ddalamnya terdapat taraf atrbut tersebut terplh dbag dengan jumlah total taraf tersebut muncul. Perhtungan n tdak hanya dgunakan untuk mengukur pengaruh utama saja, melankan dapat juga untuk pengaruh bersama dua atau tga atrbut. Analss n basanya dlakukan dawal dan untuk menympulkan hubungan-hubungan yang pentng antar atrbut. Alternatf analss lannya menggunakan analss logt. CBC memberkan plhan untuk menganalss pengaruh utama dan nteraks antar atrbut dalam setap analss logt. Bla hanya pengaruh utama yang dduga, nla yang dhaslkan untuk setap taraf atrbut dapat dnterpretaskan sebaga nla rata-rata kegunaan dar penlaan responden. Namun bla nteraks dmasukkan, maka pengaruh juga dduga untuk kombnas taraf-taraf yang ddapatkan dengan klasfkas slang antar pasangan atrbut. Analss logt adalah suatu prosedur untuk mendapatkan solus kemungknan maksmum pada model multnomal logt.

TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Dosen

TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Dosen 4 TINJAUAN PUSTAKA Kualtas Dosen Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesa (KBBI) tahun 2002, kualtas dartkan sebaga : (1) tngkat bak buruknya sesuatu atau kadar; (2) derajat atau taraf (kepandaan, kecakapan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a

(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a Lecture 2: Pure Strategy A. Strategy Optmum Hal pokok yang sesungguhnya menad nt dar teor permanan adalah menentukan solus optmum bag kedua phak yang salng bersang tersebut yang bersesuaan dengan strateg

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada BAB 5 ASIL DAN PEMBAASAN 5. asl Peneltan asl peneltan akan membahas secara lebh lengkap mengena penyajan data peneltan dan analss data. 5.. Penyajan Data Peneltan Sampel yang dgunakan dalam peneltan n

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

PENDUGAAN RASIO, BEDA DAN REGRESI

PENDUGAAN RASIO, BEDA DAN REGRESI TEKNIK SAMPLING PENDUGAAN RASIO, BEDA DAN REGRESI PENDAHULUAN Pendugaan parameter dar peubah Y seharusnya dlakukan dengan menggunakan nformas dar nla-nla peubah Y Bla nla-nla peubah Y sult ddapat, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Masalah Transportas Jong Jek Sang (20) menelaskan bahwa masalah transportas merupakan masalah yang serng dhadap dalam pendstrbusan barang Msalkan ada m buah gudang (sumber) yang

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK

EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK Prosdng SPMIPA. pp. 147-15. 006 ISBN : 979.704.47.0 EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK Rta Rahmawat, I Made Sumertajaya Program Stud Statstka Jurusan Matematka FMIPA

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

Analisis Conjoint Sebagai Alat Menentukan Model Preferensi Nasabah Menabung Di Bank

Analisis Conjoint Sebagai Alat Menentukan Model Preferensi Nasabah Menabung Di Bank Analss Conjont Sebaga Alat Menentukan Model Preferens Nasabah Menabung D Bank Budono Nan Hdayat Program Stud Statstka Terapan FMIPA Unv.Gajayana Jl.Merjosar- Dnoyo Malang Abstrak :Tngkat persangan antar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN INTERGRADIEN. Rita Rahmawati Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN INTERGRADIEN. Rita Rahmawati Program Studi Statistika FMIPA UNDIP PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN INTERGRADIEN Rta Rahmawat Program Stud Statstka FMIPA UNDIP Abstrak Dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL), asums terpentng adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) Wrayant ), Ad Setawan ), Bambang Susanto ) ) Mahasswa Program Stud Matematka FSM UKSW Jl. Dponegoro 5-6 Salatga,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah Performa (2004) Vol. 3, No.1: 28-32 Model Potensal Gravtas Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populas Daerah Bambang Suhard Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sebelas Maret, Surakarta Abstract Gravtaton

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi ) APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN BIBIT UBI KAYU MENGGUNAKAN METODE TOPSIS (Studi Kasus : PT. Hutahaean)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN BIBIT UBI KAYU MENGGUNAKAN METODE TOPSIS (Studi Kasus : PT. Hutahaean) Majalah Ilmah Informas dan Teknolog Ilmah (INTI ISSN : 3390X SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN BIBIT UBI KAYU MENGGUNAKAN METODE TOPSIS (Stud Kasus : PT. Hutahaean Relska Elfrda Capah (086 Mahasswa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Game Theory

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Game Theory BAB II DASAR TEORI Perkembangan zaman telah membuat hubungan manusa semakn kompleks. Interaks antar kelompok-kelompok yang mempunya kepentngan berbeda kemudan melahrkan konflk untuk mempertahankan kepentngan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW

3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW 12 3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW 3.1 Metode Heurstk Metode heurstk merupakan salah satu metode penentuan solus optmal dar permasalahan optmas kombnatoral. Berbeda dengan solus eksak yang menentukan nla

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci