BAB II EKSPLORASI PROSES BISNIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II EKSPLORASI PROSES BISNIS"

Transkripsi

1 BAB II EKSPLORASI PROSES BISNIS 2.1 Kerangka Konseptual Proyek akhir ini bertujuan untuk mengevaluasi beberapa indikator kinerja (Key Perfromance Indicator) pada proses warehouse, transportasi, dan customer service yang dihadapi oleh PT. XYZ Logistik. Produktivitas dan pelayanan PT. XYZ Logistik akan sangat berpengaruh pada kinerja perusahaan secara keseluruhan. Gambar 2.1 Peta Pemikiran Konseptual Gambar 2.1 merupakan dasar kerangka pemikiran konseptual pada PT. XYZ Logistik dari keadaan saat ini yang merupakan akar masalah dan kemudian akan memberikan beberapa usulan untuk mencapai keadaan yang diinginkan dengan landasan teori dan relevan dengan proses bisnis. Keadaaan saat ini yang dihadapi oleh PT. XYZ Logistik terdiri dari tiga keadaan yaitu DIFOT (Delivery In Full On Time) baru mencapai target 93.84%, on time delivery dari PT. XYZ Logistik ke customer baru mencapai target 93.40%, dan 27

2 produktivitas warehouse sudah mencapai target 0.7 tetapi masih dirasakan kurang produktif. Akar masalah dianalisis dengan menggunakan (CRT Current Reality Tree Diagram) untuk menemukan akar permasalahan yang menjadi inti masalah yang dihadapi dari isu bisnis yaitu tiga keadaan saat ini yang dihadapi oleh PT. XYZ Logistik. Beberapa analisa yang menjadi dasar dalam pemikiran konseptual ini didapatkan dari data-data perusahan, hasil wawancara dengan beberapa narasumber pihak manajemen PT. XYZ Logistik (Checker, Loader, Operator, Supervisor dan Manajer Warehouse; Supervisor dan Manajer Transportasi; Supervisor dan Manajer Customer Service and Support; Supervisor Finance; Departemen IT) dan studi literatur. 2.2 Analisis Situasi Bisnis Proses Warehouse Departemen Warehouse PT.XYZ Logistik merupakan bagian dari semua sistem logistik yang berperan penting dalam melayani customer dengan biaya seminimal mungkin. Departemen warehouse merupakan pendapatan terbesar dalam operasi logistik PT. XYZ Logistik dengan kontribusi 57% terhadap revenue. PT. XYZ Logistik dalam menghadapi proses bisnis yang terus berkembang dan bersaing maka PT. XYZ Logistik mengembangkan diri dengan menggunakan teknologi Warehouse Management System (WMS). Gambar 2.2 merupakan diagram alur proses informasi WMS. 28

3 Gambar 2.2 Diagram Alur Proses Informasi WMS Sumber: dan Supply Chain Logistic Management (Bowersox, 2007: 231) Proses Keseluruhan di PT. XYZ Logistik Proses keseluruhan PT. XYZ Logistik dilakukan pengamatan waktu proses selama satu bulan. Proses yang diamati dimulai dari truk masuk ke PT. XYZ Logistik sampai keluar dari PT. XYZ Logistik. Truk masuk ke PT. XYZ Logistik melapor terlebih dahulu kepada security untuk mengisi buku tamu, penahanan SIM supir selama di PT. XYZ Logistik, dan memberikan time slip sebagai dokumen catatan waktu di PT. XYZ Logistik. Dari security, truk diparkir di halaman parkir kurang lebih membutuhkan waktu 10 menit. Setelah itu supir menyerahkan kelengkapan dokumen di administrasi. Dari admintrasi, truk dipanggil ke loket apabila warehouse sudah siap untuk proses inbound atau outbound. Lalu truk ditimbang di loket dan kemudian menuju warehouse yang ditunjuk oleh administrasi dan parkir di door warehouse. Truk melakukan proses inbound atau outbound dan setelah itu truk kembali lagi ke loket untuk ditimbang kembali. Lalu kembali ke security. 29

4 Dalam pengamatan waktu dibagi menjadi dua yaitu inbound dan outbound (belum termasuk proses di warehouse) seperti pada proses berikut. Tabel 2.1 Proses Inbound PT. XYZ Logistik Inbound Security - Adiministrasi Administrasi Adminitrasi - Loket Loket Loket - Gudang Gudang - Loket Loket Loket - Security Gambar 2.3 Diagram Alir Proses Inbound PT. XYZ Logistik 30

5 Tabel 2.2 Proses Outbound PT. XYZ Logistik Outboud Security - Adiministrasi Administrasi Adminitrasi - Loket ` Loket Loket - Gudang Gudang - Loket Loket Loket - Security Security Transportasi Administrasi CSS Warehouse - DO / memo - Surat Jalan - Pemberian Time Slip - Penahanan SIM - Wajib Sepatu Sesuai Tidak Informasi PO dari Marketing/ Customer Ya Print TSR & Pick List - Checking Inventory - Allocate Tidak Penimbangan truk kosong di loket administrasi Pick List untuk Picking Sesuai item/fisik - Surat Jalan - Time Slip - Pengambilan SIM - TSR & Pick List - Lembar Pemeriksaan Penerimaan Barang - DO receive Penimbangan truk kosong di loket administrasi & Cetak DO Ya Loading Surat jalan Time Slip Check fisik, Lembar Pemeriksaan Pengeluaran Barang Quantity, UOM TSR & Pick List Gambar 2.4 Proses Outbound PT. XYZ Logistik Pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2 dapat dilihat bahwa untuk proses adminitrasi dan administrasi loket dapat dikatakan memerlukan waktu yang lama. Hal ini disebabkan oleh: 1. Administrasi Pada proses inbound, proses adminitrasi melakukan pembuatan dokumen inbound tally sheet sebagai kelengkapan dokumen proses inbound di warehouse. Penyebab proses inbound dalam proses adminitrasi lama disebabkan karena tidak ada info 31

6 bahwa barang akan masuk ke warehouse sehingga administrasi melakukan cross check terlebih dahulu dengan Departemen Marketing. Pada proses outbound, proses administrasi dilakukan oleh Departemen Transportasi dengan melakukan pembuatan dokumen TSR (Transport Summary Report) sebagai dokumen mengenai nomor mobil, tanggal pengiriman, dan deskripsi SKU dan juga membuat Pick List untuk proses pengambilan barang di warehouse. Penyebab proses outbound masih lama disebabkan karena proses pembuatan dokumen TSR dan Pick List belum diintegrasi dengan proses printer yang ada di PT. XYZ Logistik yang membutuhkan waktu menit. Selain itu disebabkan oleh tidak ada info pengambilan barang dari customer sehingga administrasi melakukan cross check terlebih dahulu dengan Departemen Marketing dan customer juga pengelompokan dan pembagian jumlah barang untuk dimuat di truk. 2. Administrasi Loket Proses adminitrasi menuju loket merupakan proses pemanggilan truk menuju loket apabila warehouse sudah siap untuk proses inbound atau outbound. Proses ini memerlukan waktu 15 menit dikarenakan masih terdapat proses inbound atau outbound (menyiapkan barang) di warehouse. Proses Inbound dan Outbound Warehouse PT. XYZ Logistik Dalam warehouse PT. XYZ Logistik terdiri dari beberapa proses yang dapat dilihat pada Gambar 2.5 yaitu: 32

7 Gambar 2.5 Diagram Proses Warehouse a. Receiving Prose receiving dimulai dengan pemberitahuan kedatangan barang dalam bentuk ASN (Advanced Shipment Notification) sesuai dengan nomor PO (Purchase Order), pemeriksaan SKU (Stock Keeping Unit) barang (jumlah, jenis, bentuk fisik barang, dan container yang digunakan), UOM (Unit of Material), kode barang, COA (Certificate of Analysis), dan B/L (Bill of Lading). Setelah melakukan proses receiving dilanjutkan dengan proses staging atau put-away. b. Staging Staging merupakan penempatan barang untuk di-packaged ulang, labelling, dan loading docks untuk penerimaan atau pengiriman barang. c. Put-away Put-away merupakan proses penentuan lokasi penyimpanan barang yang sesuai (makanan, kimia dangerous atau non-dangerous, kosmetik, dan FMCG) yang di-scan dengan menggunakan RF (Radio Frequency) untuk merekam produk berdasarkan bar code yang sudah ditempatkan. Hal ini didukung dengan tenaga kerja yang intensif dan peralatan yang mendukung dalam penanganan barang. 33

8 d. Order processing Order processing dikendalikan oleh Host System dengan melakukan pemeriksaan persediaan yang tersedia untuk dikirim dengan mendaftarkan order-picking berdasarkan pick list (order entry, scheduling, dan persiapan pengiriman barang). Hal ini didukung dengan komunikasi antara customer service dalam menerima informasi pemesanan pengiriman atau pemasukkan barang. e. Picking Picking didasari oleh pick list berdasarkan SKU (jumlah dan lokasi dalam warehouse) dengan menggunakan RF sesuai dengan permintaan customer f. Packing Packing berfungsi untuk mengatur, melindungi, dan mengidentifikasi produk dan material. Selain itu berperan untuk melindungi produk dari kerusakan ketika akan disimpan atau diangkut. g. Shipping Shipping merupakan pemuatan barang ke dalam kendaraan dan mempersiapkan pengiriman barang berdasarkan bill of lading. Gambar 2.6 dan Gambar 2.7 merupakan SOP (Standar Proses Operasi) inbound dan outbound yang terjadi di Departemen Warehouse PT. XYZ Logistik. 34

9 Gambar 2.6 Standar Proses Operasi Inbound Departemen Warehouse PT. XYZ Logistik Sumber: Data Perusahaan (2009) 35

10 36 Gambar 2.7 Standar Proses Operasi Outbound Departemen Warehouse PT. XYZ Logistik Sumber: Data Perusahaan (2009)

11 Pengamatan waktu dilakukan pada proses inbound dan outbound di warehouse seperti pada gambar proses berikut. 46" 40" 34" 28" Proses SOP 3' Admin gudang 4' Receive + labelling 15' Loading 36' Cek no, foto, dll 4' 34" 26" Tractor Build Up Wings Box Tractor 25" 30" Put Away 34' Staging Area 34 pallet = 1764 box Total = 97 menit Gambar 2.8 Proses Inbound Warehouse PT. XYZ Logistik Gambar 2.9 Proses Outbound Warehouse PT. XYZ Logistik Pengamatan waktu untuk proses inbound dan outbound wareshouse telah menggunakan allowance factor 5% yang didiskusikan terlebih dahulu dengan manager warehouse. 37

12 Allowance factor merupakan kelebihan waktu kepada operator dan alat yang digunakan selama proses inbound dan outbound warehouse (Chase, Jacob, and Aquilano, 2006). Standard Time tersebut menggunakan perhitungan sebagai berikut: Standard Time = Normal Time + (1 + Allowance) Proses Transportasi Departemen tranportasi dibagi menjadi dua yaitu bidang tranportasi operasional dan bidang transportasi administrasi. Departemen transportasi merupakan pengeluaran kedua terbesar dalam operasi logistik PT. XYZ Logistik dengan kontribusi 25% terhadap revenue. Bidang Transportasi Operasional Bidang transportasi operasional mempunyai tanggung jawab atas aktifitas pengiriman dari segi operasional dan administrasi secara keseluruhan, peningkatan kinerja bagian operasional dan administrasi bagian transportasi, dan memonitor seluruh order setiap hari agar tercapai tepat waktu dan sesuai dengan sasaran perusahaan dan kepuasan pelanggan. Selain itu, bidang transportasi operasional menangani pengiriman Jabotabek dengan biaya pengiriman berdasarkan tonase atau per truck dan pengiriman luar kota dengan biaya pengiriman berdasarkan tonase, membuat hasil print TSR dan pick list, print DO, dan menimbang truck sebelum dan sesudah proses inbound atau outbound. 38

13 Untuk memperlancar proses di bidang transportasi operasional, PT. XYZ Logistik menetapkan standar delivery order dari customer yang telah ditetapkan sebelumnya sebagai berikut: 1. Jam kerja adalah Senin Jumat pukul Menerima DO (Delivery Order) paling lambat pukul Delivery date H+1 4. Pengiriman barang yang sama untuk setiap customer dengan kesediaan transportasi setiap waktu. 5. Waktu pengiriman barang di pagi hari, malam hari, atau rute pertama. 6. Menerima DO (Delivery Order) tanpa batas 7. Menerima Work Order Request 8. Loading/Unloading pada hari yang sama. Selain itu ada beberapa ketentuan dari customer dalam proses pengiriman barang untuk produk tertentu seperti pada tabel berikut: Tabel 2.3 Beberapa Ketentuan Customer Dalam Pengiriman Barang Service Food, FMCG & Chemical Non Chemical DG Cosmetic DG - Print DO dengan sistem per - Sistem per lot/batch - Sistem per lot/batch lot/ed/batch - Tronton besar - FIFO - Pallet - FIFO - COA+MSDS HO (Handling out) - Mobil box - FEFO - Consol delivery - COA - Mobil box + licence B3 - Retail delivery - Loading H-1 - Tidak boleh console delivery - Tidak boleh consol delivery Sumber: Data Perusahaan (2009) 39

14 Pada bidang transportasi operasional, pengukuran kinerja yang ditetapkan oleh perusahaan yaitu KPI DIFOT (Delivery in Full On Time), KPI On Time Delivery, KPI Defect Delivery, dan KPI Damage. KPI DIFOT, KPI On Time Delivery, dan KPI Defect Delivery saling berkesinambungan karena apabila ada salah satu KPI pada setiap delivery tidak sesuai dengan keinginan customer maka akan mempengaruhi penilai KPI tersebut. Salah satu contoh, apabila barang yang diorder dari customer tidak sesuai tanggal pengiriman yang diminta oleh customer dan pada saat barang yang diterima customer terdapat kerusakaan saat proses pengiriman di dalam truk dan juga jumlah barang tidak sesuai dengan permintaan customer, maka kejadian tersebut mempengaruhi penilaian KPI On Time Delivery dan KPI Defect tetapi kedua KPI ini memengaruhi juga KPI DIFOT. Tabel 2.4 merupakan jumlah kejadian yang mengakibatkan penilaian KPI Transportasi. Tabel 2.4 Jumlah Kejadian Pada Departemen Transportasi Bulan Total DO Not DIFOT Not On Time Delivery Defect Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Sumber: Data Perusahaan (2009) 40

15 Dari hasil wawancara supervisor transportasi dan data dari perusahaan dapat ditelusuri lebih mendalam mengenai penyebab KPI DIFOT yang tidak mencapai target. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal yang dapat dilihat pada Gambar Tranporter, 30.48% Defect DIFOT 2008 Customer, CSS, 8.57% 6.19% Marketing, 4.76% Admin, 0.48% Warehouse, 38.57% Dll, 10.95% Gambar 2.10 Defect Delivery Order Bidang Transportasi Tahun 2008 Sumber: Data Perusahaan (2009) Dari Gambar 2.16 dapat dilihat bahwa defect delivery order Bidang Transportasi tahun 2008 paling besar disebabkan oleh transporter sebesar 30.45% dan warehouse sebesar 38.57% (dari sifat fisik barang atau human error). Penyebab gap yang terjadi pada KPI DIFOT Departemen Transportasi dapat dilihat dari akar permasalahan pada bab 3. Bidang Transportasi Administrasi Semua aspek dalam Departemen Transportasi didukung oleh sistem transportasi administrasi sebagai penyedia pelayanan dalam PT. XYZ Logistik. Dalam bidang Transportasi Administrasi terdapat prosedur distribusi mengenai POD (Proof of Delivery) PT. XYZ dan tagihan (billing dan claim), di mana perlu diketahui bagaimana alur POD dan tagihan DO transporter sampai dengan 41

16 pembuatan tagihan ke pihak PT. XYZ dan berhubungan dengan beberapa bidang yaitu departemen transportasi, accounting, dan finance. Kecepatan dan ketepatan supply dapat sampai ke tempat tujuan sesuai permintaan menjadi ukuran utama dalam bidang ini. Gambar 2.11 merupakan diagram alur delivery order di bidang transportasi administrasi. Pada bidang transportasi administrasi, pengukuran kinerja yang ditetapkan oleh perusahaan yaitu KPI POD (Proof of Delivery). Penilaian KPI POD untuk tahun 2009 telah mencapai target yang dicapai sehingga tidak menjadi masalah saat ini, tetapi tetap dikontrol oleh pihak perusahaan untuk tetap mencapai target yang dicapai. 42

17 Gambar Diagram Alur Delivery Order di Bidang Transportasi Aministrasi Sumber: Data Perusahaan (2009) 43

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI 4.1 Rencana Implementasi Rencana implementasi ditetapkan dari solusi bisnis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Rencana implementasi yang akan dilakukan dibagi menjadi

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan DOCKING INBOUND INPUT DATA PRODUK. Gambar I. 1 Proses Inbound

Bab I Pendahuluan DOCKING INBOUND INPUT DATA PRODUK. Gambar I. 1 Proses Inbound Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Dalam Supply Chain, gudang memiliki peranan yang penting untuk meningkatkan keberhasilan bisnis dalam tingkat biaya dan pelayanan pelanggan. Pergudangan adalah salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam Supply Chain, gudang memiliki peranan yang penting untuk meningkatkan keberhasilan bisnis dalam tingkat biaya dan pelayanan pelanggan. Pergudangan adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. XYZ merupakan importir dan distributor bahan kimia dasar. mendapatkan dukungan dari para pelanggan yang terus bertambah.

BAB I PENDAHULUAN. PT. XYZ merupakan importir dan distributor bahan kimia dasar. mendapatkan dukungan dari para pelanggan yang terus bertambah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Profil Perusahaan 1.1.1 Sejarah Singkat PT. XYZ merupakan importir dan distributor bahan kimia dasar yang didirikan pada tanggal 13 Juli 1951. Perusahaan ini mendapatkan dukungan

Lebih terperinci

Gambar I. 1 Alur distribusi produk di PT Distributor FMCG. (Sumber : PT Distributor FMCG, 2015)

Gambar I. 1 Alur distribusi produk di PT Distributor FMCG. (Sumber : PT Distributor FMCG, 2015) BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT Distributor FMCG merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang penyimpanan dan distribusi produk FMCG (Fast Moving Consumer Goods). Perusahaan ini dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Gudang merupakan salah satu aspek penting didalam rantai pasok yang dapat menunjang proses produksi didalam industri manufaktur. Gudang memiliki tujuan utama untuk

Lebih terperinci

III BAB I PENDAHULUAN

III BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Suatu sistem manajemen rantai pasok memiliki peranan penting untuk meningkatkan kinerja dalam setiap aktivitas industri. Salah satu faktor pendukungnya adalah gudang.

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB III SOLUSI BISNIS BAB III SOLUSI BISNIS 3.1 Alternatif Solusi Bisnis Alternatif solusi bisnis dari isu bisnis merupakan eksplorasi hasil isu bisnis dari berbagai informasi berupa evaluasi kinerja PT. XYZ Logistik yang diusulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. order picking packing shipping. Gambar I. 1 Aktivitas Outbond Gudang PT.XYZ

BAB I PENDAHULUAN. order picking packing shipping. Gambar I. 1 Aktivitas Outbond Gudang PT.XYZ BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Di dalam industri produksi, Supply Chain Manaegement memiliki peranan yang sangat penting. Supply Chain Management merupakan koordinasi sistem strategis seluruh fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan kategori SKU Berdasarkan Penggunaan Pallet 31% 69%

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan kategori SKU Berdasarkan Penggunaan Pallet 31% 69% BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang Logistic Service, adapun usaha yang dijalani yaitu Container Depot, Forwardinng Service, Port Management, Stevedoring,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT Dirgantara Indonesia (Persero) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri kedirgantaraan terutama dalam proses perancangan dan pembuatan komponen pesawat

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pick List. Lampiran 1 Tampilan Pick List

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pick List. Lampiran 1 Tampilan Pick List LAMPIRAN L1 Lampiran 1 Pick List Lampiran 1 Tampilan Pick List L2 Lampiran 2 Delivery Order Asli Lampiran 2 Tampilan Delevery Order Asli Lampiran 3 L3 Delivery Order Copy Lampiran 3 Tampilan Delevery Order

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM INVENTORI PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan P.T Berkat Jaya Komputindo

BAB 3 ANALISA SISTEM INVENTORI PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan P.T Berkat Jaya Komputindo BAB 3 ANALISA SISTEM INVENTORI PERUSAHAAN 3.1 Analisa Sistem Berjalan 3.1.1 Sejarah Perusahaan P.T Berkat Jaya Komputindo P.T Berkat Jaya Komputindo pertama kali didirikan pada tanggal 5 Januari 1999,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri retail merupakan industri yang bergerak di bidang penjualan barang atau service secara langsung kepada konsumen akhir. Retail merupakan setiap bisnis yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi proses penerimaan order sampai dengan proses packing dengan mengeliminasi non-value added activities (aktivitas yang tidak bernilai

Lebih terperinci

Chapter 4 Siklus Pendapatan. By Muhammad Luthfi, S.E.M.Si.

Chapter 4 Siklus Pendapatan. By Muhammad Luthfi, S.E.M.Si. Chapter 4 Siklus Pendapatan By Muhammad Luthfi, S.E.M.Si. Bahan yang akan dipelajari. Tinjauan Umum Kegiatan Arus Pendapatan Prosedur Manual Rangkaian Akitivitas Retur Penjualan Sistem Penerimaan Tunai/Kas

Lebih terperinci

BAB IV Sistem Pengadaan Barang yang Sedang Berjalan di Logistic Section pada PT RCTI

BAB IV Sistem Pengadaan Barang yang Sedang Berjalan di Logistic Section pada PT RCTI BAB IV Sistem Pengadaan Barang yang Sedang Berjalan di Logistic Section pada PT RCTI 4.1 Definisi Logistic Logistik berasal dari bahasa Yunani Logos yang berarti rangsum, kata, kalkulasi, alasan, cara

Lebih terperinci

WAREHOUSE & INVENTORY MANAGEMENT PT. REGENESIS INDONESIA. Consultancy by :

WAREHOUSE & INVENTORY MANAGEMENT PT. REGENESIS INDONESIA. Consultancy by : WAREHOUSE & INVENTORY MANAGEMENT PT. REGENESIS INDONESIA Consultancy by : BAB I : PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PT. Regenesis Indonesia adalah perusahan yang bergerak dibidang Distribusi Consumables Healthcare,

Lebih terperinci

ERP Proposal Pembangunan Sistem Warehouse Management System (WMS)

ERP Proposal Pembangunan Sistem Warehouse Management System (WMS) Proposal Pembangunan Sistem Warehouse Management System (WMS) www.perdanasistematika.com 1 CV PERDANA SISTEMATIKA www.perdanasistematika.com PROJECT PROPOSAL PENAWARAN SOFTWARE Warehouse Management System

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KELENGKAPAN STANDARD OPERATIONAL PROCEDURES DI PERGUDANGAN BERDASARKAN PROSES BISNISNYA

IDENTIFIKASI KELENGKAPAN STANDARD OPERATIONAL PROCEDURES DI PERGUDANGAN BERDASARKAN PROSES BISNISNYA IDENTIFIKASI KELENGKAPAN STANDARD OPERATIONAL PROCEDURES DI PERGUDANGAN BERDASARKAN PROSES BISNISNYA IDENTIFICATION OF STANDARD OPERATIONAL PROCEDURES COMPLETENESS IN WAREHOUSE BASED ON BUSINESS PROCESS

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA MASALAH

BAB IV ANALISA MASALAH BAB IV ANALISA MASALAH 4.1 Sejarah Perusahaan Mandiri Group adalah suatu perusahaan yang terdiri dari tiga perusahaan yang saling berhubungan yang bekerja dalam bidang angkutan atau logistic, distributor

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data di dalam tulisan ini yang akan digunakan sebagai dasar perhitungan di pengolahan dan analisis data terdiri dari : 1. Data Total

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kepuasan pelanggan ditentukan oleh bagaimana perusahaan dapat memenuhi tuntutan dalam hal pemenuhan kualitas yang diinginkan, kecepatan merespon permintaan,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 1.1 Sejarah Singkat PT Anugrah Argon Medica Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia yang memiliki potensi pasar besar dengan lebih dari 200 juta orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk dapat bersaing dalam teknologi. Perusahaan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk dapat bersaing dalam teknologi. Perusahaan memanfaatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era komputerisasi modern saat ini, banyak perusahaan yang semakin berusaha untuk dapat bersaing dalam teknologi. Perusahaan memanfaatkan perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gudang merupakan tempat menyimpan berbagai produk dengan kuantitas besar maupun kecil antara waktu produk tersebut diproduksi oleh perusahaan sampai produk tersebut

Lebih terperinci

MODERN WAREHOUSE TECHNOLOGY

MODERN WAREHOUSE TECHNOLOGY MODERN WAREHOUSE TECHNOLOGY Seiring dengan semakin populernya aplikasi komputer, bidang manajemen logistik perusahaan juga tidak ketinggalan mulai menggunakan sistem aplikasi komputer seperti yang banyak

Lebih terperinci

3.2.4 Data Flow Diagram Level DFD Level 1 Penjualan. Gambar 3.8 DFD Level 1 Penjualan

3.2.4 Data Flow Diagram Level DFD Level 1 Penjualan. Gambar 3.8 DFD Level 1 Penjualan 78 3.2.4 Data Flow Diagram Level 1 3.2.4.1 DFD Level 1 Penjualan Gambar 3.8 DFD Level 1 Penjualan 79 3.2.4.2 DFD Level 1 Pembelian Gambar 3.9 DFD Level 1 Pembelian 80 3.2.4.3 DFD Level 1 Pembayaran Penjualan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Penyimpanan Barang Di Ceva Logistics

Rancang Bangun Aplikasi Penyimpanan Barang Di Ceva Logistics Rancang Bangun Aplikasi Penyimpanan Barang Di Ceva Logistics Jalu Prayogi 1) 1) S1/ Jurusan Sistem Informasi, STIKOM Surabaya, email:jalu.prayogi@gmail.com Abstract : Ceva Logistics which founded on 2007,

Lebih terperinci

ERP Proposal Pembangunan Sistem Warehouse Management System (WMS)

ERP Proposal Pembangunan Sistem Warehouse Management System (WMS) Proposal Pembangunan Sistem Warehouse Management System (WMS) www.perdanasistematika.com 1 CV PERDANA SISTEMATIKA www.perdanasistematika.com PROJECT PROPOSAL PENAWARAN SOFTWARE Warehouse Management System

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ditengah persaingan yang semakin kompetitif dalam dunia perdagangan,

BAB I PENDAHULUAN. Ditengah persaingan yang semakin kompetitif dalam dunia perdagangan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ditengah persaingan yang semakin kompetitif dalam dunia perdagangan, perusahaan-perusahaan distribusi harus berusaha ekstra keras, terus produktif dan terus melakukan

Lebih terperinci

Gambar I.1 Presentase Perbandingan Revenue antara Produk Plastik dan Metal (Sumber : PT. XYZ, 2014)

Gambar I.1 Presentase Perbandingan Revenue antara Produk Plastik dan Metal (Sumber : PT. XYZ, 2014) Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT XYZ merupakan salah satu perusahaan penyedia peralatan peternakan dengan kegiatan utamanya adalah manufaktur dan penjualan peralatan kebutuhan kandang ayam. Sesuai

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT Pos Indonesia merupakan salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang bergerak dalam bidang surat menyurat dan pengiriman barang. PT Pos Indonesia memiliki

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. WAREHOUSE MANAGEMENT SYSTEM (WMS) Warehouse Management System atau Sistem Manajemen Pergudangan merupakan kunci utama dalam suppply chain (rantai pasok), dimana

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Batik adalah budaya yang telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Batik merupakan suatu cara untuk memberi hiasan pada kain dengan cara menutupi bagianbagian tertentu

Lebih terperinci

Proses Pick-up & Drop-off FBL

Proses Pick-up & Drop-off FBL Proses Pick-up & Drop-off FBL Seller terima email dari FBL team Seller Print Delivery Receipt dan PO 3PL FBL membawa ke warehouse Lazada Isi Delivery Receipt Serah terima ke pihak 3PL FBL Inbound Barang

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA AKTIVITAS PENGIRIMAN BARANG PT.TRIMEGA BATERINDO DI TROSOBO SIDOARJO

ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA AKTIVITAS PENGIRIMAN BARANG PT.TRIMEGA BATERINDO DI TROSOBO SIDOARJO ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA AKTIVITAS PENGIRIMAN BARANG PT.TRIMEGA BATERINDO DI TROSOBO SIDOARJO Dwi Ayu Astarinda, Ali Rasyidi, Widya Susanti Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan penyedia jasa telekomunikasi di Indonesia. Produk yang dijual oleh PT. XYZ dapat berupa benda fisik (physical goods) dan layanan

Lebih terperinci

SAP FUNDAMENTALS LOGISTICS PART I

SAP FUNDAMENTALS LOGISTICS PART I LOGISTICS PART I Logistics Logistik adalah seluruh proses yang melibatkan barang / jasa yang diproduksi kemudian dijual oleh perusahaan tersebut Mulai dari persiapan sebelum produksi, proses produksi itu

Lebih terperinci

LUAS LANTAI KEGIATAN PRODUKSI & NON PRODUKSI/PELAYANAN

LUAS LANTAI KEGIATAN PRODUKSI & NON PRODUKSI/PELAYANAN LUAS LANTAI KEGIATAN PRODUKSI & NON PRODUKSI/PELAYANAN 124 Penetapan Luas Lantai Tata letak pabrik pada dasarnya merupakan penempatan dan pengaturan dari bermacammacam fasilitas produksi yang ada. Pengaturan

Lebih terperinci

Terminal T300 E-Billing Online System User Manual

Terminal T300 E-Billing Online System User Manual Terminal T300 E-Billing Online System User Manual Contents 1. Menu User Login... 3 2. Menu Aplikasi E-Booking Online... 4 3. Menu E-Job Order... 5 3.1. Job Order Import - Delivery... 5 3.2. Job Order Import

Lebih terperinci

SOAL QUIZ SAP PRA UTS BAGIAN A

SOAL QUIZ SAP PRA UTS BAGIAN A SOAL QUIZ SAP PRA UTS BAGIAN A 1. Salah satu bagian dari modul Logistik yang membantu meningkatkan efisiensi kegiatan operasional berkaitan dengan proses pengelolaan customer order adalah... A. SD B. https://discord.gg/8ehjwnerp

Lebih terperinci

MARKETING INFORMATION SYSTEM & SALES ORDER PROCESS

MARKETING INFORMATION SYSTEM & SALES ORDER PROCESS MARKETING INFORMATION SYSTEM & SALES ORDER PROCESS Materi #4 Pertanyaan Strategi Marketing 2 Produk apa yang harus dibuat? Berapa banyak yang harus dibuat dibuat untuk setiap produk? Bagaimana cara terbaik

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: EKSPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: EKSPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: EKSPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT PT. CIKARANG INLAND PORT Jl. Dry Port Raya, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi 17530, Jawa Barat, Indonesia Telp (62-21) 2908 2908, Fax (62-21) 2908

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas Sebagai perusahaan distributor umum yang sedang berkembang, PT Altama Surya Arsa melakukan upaya untuk peningkatan

Lebih terperinci

LOGISTIK DAN DISTRIBUSI GUDANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

LOGISTIK DAN DISTRIBUSI GUDANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT LOGISTIK DAN DISTRIBUSI GUDANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT Setiap usaha tentunya punya kebutuhan dan pengeluaran barang atau bahan yang dibutuhkan atau tidak dibutuhkan. Sebuah perusahaan kelapa sawit melakukan

Lebih terperinci

Lampiran Dokumen Delivery Order Sementara 1 transaksi. Lampiran Dokumen Sales Order 1 transaksi

Lampiran Dokumen Delivery Order Sementara 1 transaksi. Lampiran Dokumen Sales Order 1 transaksi Lampiran Dokumen Delivery Order Sementara 1 transaksi Lampiran Dokumen Sales Order 1 transaksi Lampiran Dokumen Permintaan Barang Urgent 1 transaksi Lampiran Dokumen Delivery Order Resmi 1 transaksi Lampiran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis dan perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis dan perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis dan perkembangan teknologi yang semakin cepat, memicu sebagian besar perusahaan untuk mempercepat proses bisnis mereka.

Lebih terperinci

AKTIFITAS GUDANG & PENANGANAN BAHAN

AKTIFITAS GUDANG & PENANGANAN BAHAN AKTIFITAS GUDANG & PENANGANAN BAHAN. Aktifitas Pergudangan : Penerimaan & Penanganan Penyimpanan Pengeluaran Pengendalian / Pengontrolan Perawatan Aktifitas gudang dijalankan dengan baik akan mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 3. Analisa Kebutuhan Basisdata

BAB 3. Analisa Kebutuhan Basisdata 68 BAB 3 Analisa Kebutuhan Basisdata 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan CV. Mitratama Uniplast merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang mendaur ulang biji plastik, lalu menjualnya.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT GHINA ANUGERAH LESTARI merupakan salah satu perusahaan jasa transportasi (Freight Forwarder) di Jakarta yang melayani jasa pengiriman barang

Lebih terperinci

Manajemen Pergudangan

Manajemen Pergudangan Manajemen Pergudangan Sistem Manajemen Gudang SISTEM kumpulan interaksi dari sub sistem MANAJEMEN ilmu mengelola sumber daya GUDANG tempat penyimpanan barang sementara Pengelolaan dari aktifitas yang saling

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN PT ENSEVAL PUTERA MEGATRADING. berdiri akibat pemisahan fungsi distribusi dari pemasaran dan produksi PT Kalbe Farma.

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN PT ENSEVAL PUTERA MEGATRADING. berdiri akibat pemisahan fungsi distribusi dari pemasaran dan produksi PT Kalbe Farma. BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN PT ENSEVAL PUTERA MEGATRADING 3.1. Latar Belakang Perusahaan PT Enseval Putera Megatrading yang berkantor pusat di Jl. Pulo Lentut no. 10, kawasan industri Pulo Gadung, didirikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN WAWANCARA. Produk yang diproduksi dan dijual kepada pelanggan PT. Lucky Print Abadi. adalah kain bercorak. Kain dijual dalam ukuran yard.

LAMPIRAN WAWANCARA. Produk yang diproduksi dan dijual kepada pelanggan PT. Lucky Print Abadi. adalah kain bercorak. Kain dijual dalam ukuran yard. L 1 LAMPIRAN WAWANCARA 1. Bisa menceritakan sejarah PT. Lucky Print Abadi? Sejarah perusahaan dapat dilihat pada Company Profile yang telah kami berikan kepada kalian 2. Produk apa yang diproduksi PT.

Lebih terperinci

Perbaikan Manajemen Pergudangan Plant B di PT XYZ

Perbaikan Manajemen Pergudangan Plant B di PT XYZ Kusuma / Perbaikan Manajemen Pergudangan Plant B di PT XYZ / Jurnal Titra, Vol. 5, No. 2, Juli 2017, pp. 211-218 Perbaikan Manajemen Pergudangan Plant B di PT XYZ Erens Feliciano Kusuma 1 Abstract: PT.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mengacu kepada SDLC model waterfall berdasarkan referensi Ian Sommerville,

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mengacu kepada SDLC model waterfall berdasarkan referensi Ian Sommerville, BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pengembangan perangkat lunak dalam penelitian ini dilakukan dengan mengacu kepada SDLC model waterfall berdasarkan referensi Ian Sommerville, yang terbagi atas 4

Lebih terperinci

PROSES MUAT BARANG (PART COUNTER)

PROSES MUAT BARANG (PART COUNTER) SOP PROSES MUAT BARANG (PART COUNTER) MMSOPSPI03 1 Divisi : Parts Depo 1Dec15 Bagian : Halaman : 1 dari 4 Seksi : 1 TUJUAN : SOP ini dibuat untuk menjamin proses muat barang (loading) berjalan lancar,

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS SISTEM

BAB IV. ANALISIS SISTEM BAB IV. ANALISIS SISTEM IV.1 DESKRIPSI SISTEM Perencanaan distribusi dan transportasi merupakan sebuah sistem kompleks yang diperlukan perusahaan untuk melengkapi manajemen rantai pasoknya. Distribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gudang merupakan salah satu bagian terpenting dari seluruh proses pabrik. Gudang dapat didefinisikan sebagai suatu tempat atau bangunan yang dipergunakan untuk menimbun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Industri ekspor sepatu pada dekade terakhir ini menjadi sebuah industri yang memiliki prospek dan peluang yang cukup tinggi. Menurut data Kementrian Perindustrian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di bidang produksi atau pembuatan kertas rokok (cigarette paper). Produk kertas

BAB I PENDAHULUAN. di bidang produksi atau pembuatan kertas rokok (cigarette paper). Produk kertas 19 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia usaha mengalami perkembangan yang sedemikian cepatnya yang menyebabkan maraknya perusahaan-perusahaan manufaktur yang saling bersaing untuk menjadi yang terbaik

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. persewaan pergudangan yang didirikan tanggal 23 November PT. PEWETE

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. persewaan pergudangan yang didirikan tanggal 23 November PT. PEWETE 6 BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1. Kilas Sejarah PT. PEWETE PT. PEWETE merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa persewaan pergudangan yang didirikan tanggal 23 November 1979. PT. PEWETE mulai

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: IMPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: IMPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: IMPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT PT. CIKARANG INLAND PORT Jl. Dry Port Raya, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi 17530, Jawa Barat, Indonesia Telp (62-21) 2908 2908, Fax (62-21) 2908

Lebih terperinci

Bab IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Proses Penjualan Barang yang Sedang Berjalan Dalam menentukan proses penjualan barang yang baru, terlebih dahulu harus dilakukan analisis mengenai proses yang

Lebih terperinci

BAB V. PEMODELAN SISTEM

BAB V. PEMODELAN SISTEM BAB V. PEMODELAN SISTEM Pemodelan adalah gambaran dari realita yang sederhana dan dituangkan dalam bentuk pemetaan dengan aturan tertentu. Pemodelan dapat menggunakan bentuk yang sama dengan realitas atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan lingkup bisnis yang semakin meluas menuntut setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan lingkup bisnis yang semakin meluas menuntut setiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan lingkup bisnis yang semakin meluas menuntut setiap perusahaan untuk menghasilkan data dan informasi dalam jumlah banyak setiap harinya, oleh karena itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bisnis (Naslund et al., 2010). Manajemen rantai pasok melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bisnis (Naslund et al., 2010). Manajemen rantai pasok melibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari survey yang dilakukan Accenture pada tahun 2010 terhadap sejumlah eksekutif perusahaan, sebanyak 89% menyatakan bahwa manajemen rantai pasok (Supply Chain Management,

Lebih terperinci

SIKLUS PENJUALAN PT RHD. Gambar 4.2 Flowchart Siklus Penjualan Sumber: Dokumen Internal Perusahaan

SIKLUS PENJUALAN PT RHD. Gambar 4.2 Flowchart Siklus Penjualan Sumber: Dokumen Internal Perusahaan 53 SIKLUS PENJUALAN PT RHD Gambar 4.2 Flowchart Siklus Penjualan 42 4.2.3. Dokumen-dokumen yang Terkait Berikut ini adalah dokumen-dokumen terkait dengan sampel Test of Control penjualan dan dilakukan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan beberapa hal mengenai perusahaan yang menjadi tempat penelitian, yaitu PT. XYZ. Beberapa hal tersebut adalah sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, tantangan utama bagi setiap perusahaan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, tantangan utama bagi setiap perusahaan adalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangannya, tantangan utama bagi setiap perusahaan adalah menyediakan produk sesuai dengan ekspektasi customer. Maka, sangat penting bagi perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 65 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data hasil penelitian pada PT. Omron Manufacturing of Indonesia serta pembahasan berdasarkan teori, dalam hal ini penulis menarik kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai evaluasi kinerja supplier pada perusahaan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya yaitu: 1. Terdapat

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Struktur Organisasi PT. Kubota Indonesia

Lampiran 1 : Struktur Organisasi PT. Kubota Indonesia Lampiran 1 : Struktur Organisasi PT. Kubota Indonesia Lampiran 2 : Flowchart Sistem Pembelian Impor Komponen di PT. Kubota Indonesia Bagian Marketing Bagian PPIC Data Stock Mesin Form Sales Plan Report

Lebih terperinci

Keywords ; supply chain management system, distribution system, manajemen mata rantai suplai, tracking items, mata rantai distribusi.

Keywords ; supply chain management system, distribution system, manajemen mata rantai suplai, tracking items, mata rantai distribusi. Abstract Secara internal sistem yang dipergunakan oleh PT Kian Ho Indonesia adalah sistem pembukuan ( akuntansi ) Accurate versi 4.03 yang merupakan salah satu produk software yang dibangun oleh CPSoft

Lebih terperinci

BAB IV GLOBAL PURCHASE ORDER

BAB IV GLOBAL PURCHASE ORDER BAB IV GLOBAL PURCHASE ORDER 4.1 Arsitektur Bisnis Arsitektur Bisnis pada aplikasi Global Purchase Order (GPO) ini digambarkan melalui beberapa komponen yang tercantum pada bab ini dan bab sebelumnya yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Kintetsu Logistics Indonesia adalah sebuah perusahaan jasa logistik dan pergudangan. PT. Kintetsu Logistics Indonesia merupakan anak perusahaan dari P T. K intetsu

Lebih terperinci

L 1 LAMPIRAN-LAMPIRAN. I. Lampiran Dokumen. Cash Receipt Voucher

L 1 LAMPIRAN-LAMPIRAN. I. Lampiran Dokumen. Cash Receipt Voucher L 1 LAMPIRAN-LAMPIRAN I. Lampiran Dokumen Cash Receipt Voucher Delivery Note L 2 Kwitansi L 3 Invoice Lokal L 4 Invoice Lokal L 5 Faktur Pajak L 6 Faktur Pajak L 7 Parts Order Sheet Suzuki L 8 Delivery

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Lama Melihat model bisnis dari PT XYZ maka kita dapat melakukan pembagian atas setiap proses bisnis yang ada didalam perusahaan. Adapun proses-proses bisnis tersebut

Lebih terperinci

USULAN PERANCANGAN ALOKASI PENYIMPANAN PRODUK MENGGUNAKAN KEBIJAKAN CLASS BASED STORAGE UNTUK MENGURANGI WAKTU DELAY PADA GUDANG BM PT.

USULAN PERANCANGAN ALOKASI PENYIMPANAN PRODUK MENGGUNAKAN KEBIJAKAN CLASS BASED STORAGE UNTUK MENGURANGI WAKTU DELAY PADA GUDANG BM PT. ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 4108 USULAN PERANCANGAN ALOKASI PENYIMPANAN PRODUK MENGGUNAKAN KEBIJAKAN CLASS BASED STORAGE UNTUK MENGURANGI WAKTU DELAY PADA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam sistem distribusi pupuk terdapat beberapa masalah yang mucul. Masalah sistem distribusi pupuk antara lain berupa masalah pengadaan pupuk, penentuan stock, proses

Lebih terperinci

No. Pernyataan. Tidak. Tidak. Tidak. Tidak

No. Pernyataan. Tidak. Tidak. Tidak. Tidak LAMPIRAN Lampiran. Kuesioner No. Pernyataan Lingkungan Pengendalian. Perusahaan telah menerapkan integritas dan nilai etis dalam kegiatannya.. Perusahaan telah menempatkan karyawan sesuai dengan latar

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil Praktek Kerja dan Analisis. 4.2 Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem pembelian impor komponen

BAB IV. Hasil Praktek Kerja dan Analisis. 4.2 Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem pembelian impor komponen BAB IV Hasil Praktek Kerja dan Analisis 4.1 Sistem Komputerisasi yang digunakan Perusahaan ini telah menggunakan sistem yang terkomputerisasi sebagai kegiatan operasional kerja. Database yang digunakan

Lebih terperinci

Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang PT. Bondor Indonesia (bagian 1) Diagram Alir Aktivitas

Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang PT. Bondor Indonesia (bagian 1) Diagram Alir Aktivitas Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang PT. Bondor Indonesia (bagian 1) Diagram Alir Aktivitas Penanggung Requestor membuat purchase request untuk material yang diperlukan, kemudian diserahkan

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan 1) Anggota rantai pasok bisnis suku cadang PT. TAM, yaitu supplier (mata rantai 1), TAM (mata rantai 2) sebagai agen tunggal pemegang merk Toyota, main dealer Toyota

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU Universitas Esa Unggul Jakarta PENGERTIAN BAHAN BAKU Adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Bahan baku dapat diperoleh dari pembelian

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. CV.JASA UTAMA EXPRESS merupakan perusahaan yang bergerak dalam

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. CV.JASA UTAMA EXPRESS merupakan perusahaan yang bergerak dalam 57 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan CV.JASA UTAMA EXPRESS merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pengiriman barang via udara,laut dan darat dan didirikan

Lebih terperinci

(FORM KP-A) DATA PENUGASAN SELAMA KERJA PRAKTIK

(FORM KP-A) DATA PENUGASAN SELAMA KERJA PRAKTIK LAMPIRAN A (FORM KP-A) DATA PENUGASAN SELAMA KERJA PRAKTIK PENUGASAN KE: TANGGAL & TEMPAT SUBSTANSI PENUGASAN KEPADA MAHASISWA PARAF PEMBIMBING LAPANGAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Apakah mahasiswa telah bekerja

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah PT Motive Mulia-Merah Putih Beton Plant Lippo Cikarang. PT Motive Mulia-Merah Putih Beton adalah perusahaan

Lebih terperinci

Enterprise Management Information Systems

Enterprise Management Information Systems Enterprise Management Information Systems eri prasetyo http://staffsite.gunadarma.ac.id Enterprise Management Information Systems Enterprise adalah sebuah sistem dari manusia, peralatan, material, data,

Lebih terperinci

STUDI KASUS SIKLUS PENDAPATAN ALFAMART

STUDI KASUS SIKLUS PENDAPATAN ALFAMART SISTEM INFORMASI AKUNTANSI STUDI KASUS SIKLUS PENDAPATAN ALFAMART Rachmadi Kusentyo Putro (125020301111016) Auditya Dwi P (125020301111023) Muhlis Isnanto (125020301111026) JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

Sekolah Tinggi Manajemen Bandung LOGISTICS MANAGEMENT

Sekolah Tinggi Manajemen Bandung LOGISTICS MANAGEMENT LOGISTICS MANAGEMENT SCOPE & INFLUENCE Sekolah Tinggi Manajemen Bandung THE EVOLUTION OF LOGISTICS WORKPLACE LOGISTICS FACILITY LOGISTICS CORPORATE LOGISTICS SUPPLY CHAIN LOGISTICS GLOBAL LOGISTICS 1950

Lebih terperinci

DIAGRAM CONTEXT (SIKLUS PENDAPATAN)

DIAGRAM CONTEXT (SIKLUS PENDAPATAN) DIAGRAM CONTEXT () Data Pesanan Barang Keuangan Data 0 Sistem Pemesanan dan Pendapatan Data Pesanan Barang berdasar PO Gudang Data Barang berdasar & Pajak Data Barang berdasar Penagihan Universitas Narotama-Surabaya

Lebih terperinci

ANALISIS DAN USULAN PENINGKATAN KINERJA OPERASI DEPARTEMEN TRANSPORTASI DAN DEPARTEMEN WAREHOUSE PADA PT. XYZ LOGISTIK, CIBITUNG PROYEK AKHIR

ANALISIS DAN USULAN PENINGKATAN KINERJA OPERASI DEPARTEMEN TRANSPORTASI DAN DEPARTEMEN WAREHOUSE PADA PT. XYZ LOGISTIK, CIBITUNG PROYEK AKHIR ANALISIS DAN USULAN PENINGKATAN KINERJA OPERASI DEPARTEMEN TRANSPORTASI DAN DEPARTEMEN WAREHOUSE PADA PT. XYZ LOGISTIK, CIBITUNG PROYEK AKHIR Oleh: ANCILLA KATHERINA KUSTEDJO NIM : 29107304 Program Magister

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional BAB 4 PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT. Valindo Global. Pembahasan tersebut dibatasi pada penerimaan dan pengeluaran kas. Dalam melaksanakan audit

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki, BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Karya Indah Bersama adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gudang adalah bagian dari sistem logistik perusahaan yang menyimpan produk-produk (raw material, parts, goods-in-process, dan finished goods) pada dan antara

Lebih terperinci

BAB 3 DESKRIPSI UMUM

BAB 3 DESKRIPSI UMUM BAB 3 DESKRIPSI UMUM 3.1 Sejarah dan Latar Belakang perusahaan PT. ABC merupakan perusahaan importir yang didirikan oleh empat bersaudara keluarga Sutjiadi pada tahun 1997. Perusahaan ini berlokasi di

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN SISTEM INFORMASI YANG BERJALAN

BAB 3 TINJAUAN SISTEM INFORMASI YANG BERJALAN BAB 3 61 TINJAUAN SISTEM INFORMASI YANG BERJALAN 3.1 Sekilas tentang PT FI 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT FI didirikan berdasarkan Akta Notaris A. Partomuan Pohan, SH, LLM No. 6, tanggal 2 September 1993.

Lebih terperinci

Mode Distribusi & Transportasi. Tita Talitha, MT

Mode Distribusi & Transportasi. Tita Talitha, MT Mode Distribusi & Transportasi Tita Talitha, MT Pikirkan bagaimana produk-produk berikut sampai ke tangan pelanggan: Gula pasir Sabun cuci Roti kaleng Minyak goreng Air mineral Coca cola Pelanggan Pelanggan

Lebih terperinci