5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "5 HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 59 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Karakteristik konsumen di RW 11 Muara Angke Penjelasan tentang karakteristik individu konsumen yang diamati dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, jumlah anggota keluarga, status menikah, pendidikan formal, pekerjaan, pendapatan, frekuensi membeli ikan dan tingkat konsumsi ikan (Tabel 15). Konsumen yang menjadi responden penelitian bertempat tinggal di perumahan Muara Angke. Konsumen yang sering melakukan pembelian ikan adalah perempuan sebanyak 70% (21 orang). Sebagian besar konsumen tersebut berusia antara 30 tahun sampai 41 tahun sebanyak 18 orang. Konsumen tersebut hampir seluruhnya sudah menikah maka diperoleh data bahwa konsumen yang banyak melakukan pembelian ikan adalah konsumen yang sudah menikah (28orang). Hal ini memberikan indikasi bahwa konsumen membeli ikan di pasar Muara Angke untuk konsumsi keluarga. Jika ditinjau dari jumlah anggota keluarga yang dimiliki konsumen maka konsumen terbanyak adalah konsumen yang memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 3-4 orang (21orang). Selain jenis kelamin, usia, status pernikahan, karakteristik tingkat pendidikan juga ditanyakan kepada responden. Responden yang melakukan pembelian ikan umumnya berpendidikan terakhir SMP sebesar 43,33%. Responden yang bertempat tinggal di Muara Angke pada umumnya sudah berkeluarga dan bermatapencaharian sebagai penjual makanan atau yang lebih dikenal dengan istilah pedagang warteg. Selanjutnya ada yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga, pedagang, Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau hanya sebagai ibu rumah tangga (IRT). Jenis pekerjaan konsumen yang terbanyak yaitu penjual makanan (warung tegal) sebanyak 33% dari jumlah responden, selanjutnya pekerjaan ibu rumah tangga sebanyak 30%. Pekerjaan yang bervariasi yang dilakukan oleh responden di Muara Angke memberikan jumlah pendapatan yang berbeda pula yang diperoleh oleh setiap responden. Pendapatan rata-rata tertinggi yang dimiliki oleh

2 60 konsumen di Muara Angke adalah Rp ,00 - Rp ,00 sebesar 53,3%. Jumlah konsumen yang membuka usaha rumah makan lebih banyak, sehingga ikan yang dibutuhkan oleh pemilik rumah makan lebih banyak daripada kebutuhan ibu rumah tangga. Ikan yang sering dibeli oleh konsumen ini adalah ikan kembung, selar bentong dan tongkol. Ikan yang dibeli dalam bentuk segar. Pemilik rumah makan membeli ikan tersebut setiap hari di Pasar Muara Angke. Konsumen yang membeli ikan setiap hari di pasar Muara Angke juga konsumen ibu rumah tangga. Frekuensi konsumen membeli ikan di pasar Muara Angke yang paling besar, yaitu setiap hari sebesar 53%. Hal ini juga memperlihatkan bahwa tingkat konsumsi konsumen terhadap ikan tersebut cukup besar, yaitu sebesar 53% tingkat konsumsi konsumen tinggi dan sisanya tingkat konsumsi konsumen sedang. Secara umum, konsumen yang diteliti dapat dikategorikan sebagai kelompok masyarakat bergender wanita dengan usia lebih dari 30 tahun dan telah berkeluarga dengan jumlah keluarga 3-4 orang/keluarga. Pekerjaan konsumen yaitu pemilik usaha rumah makan kecil (warteg) dan ibu rumah tangga yang berpendapatan kurang dari Rp ,00. Semua konsumen ibu rumah tangga menyukai ikan kembung dan ikan selar bentong berukuran kecil (immature). Hal ini berkaitan dengan jumlah keluarga yang umumnya berjumlah 3-4 orang/keluarga. Sebagian besar konsumen yang memiliki usaha rumah makan kecil (warteg) mempertimbangkan ukuran yang kecil dalam hal membeli ikan kembung dan selar bentong. Hal ini dikarenakan ukuran tersebut telah sesuai dengan ukuran porsi makan pelanggan dan harga jual ikan yang telah diolah. Konsumen ibu rumah tangga dan konsumen yang memiliki usaha warteg menyukai ikan tongkol berukuran besar. Hal ini berhubungan dengan penanganan dan pengolahan ikan. Selain ukuran ikan, umumnya konsumen memperhatikan juga kesegaran dan harga yang murah dalam melakukan pembelian ikan.

3 61 Tabel 15 Karakteristik konsumen di RW 11 yang membeli ikan di pasar Muara Angke Jenis Kelamin Usia Status Pernikahan Jumlah Anggota Keluarga Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Frekuensi Membeli Ikan Tingkat Konsumsi Ikan Keterangan Jumlah Proporsi Total (orang) (%) (%) Laki-laki 9 30 Perempuan , , , , , ,1 Menikah 28 93,3 Belum Menikah 2 6,7 < 3 orang orang > 4 orang 6 20 SD SMP 13 43,3 SMA 5 16,7 Usaha rumah makan kecil (warteg) 10 33,3 Pedagang 3 10 IRT 9 30 PRT 6 20 PNS 2 6,7 Rp.000,00 - Rp ,00 2 6,7 Rp ,00 - Rp , Rp ,00 - Rp , ,3 Rp ,00 - Rp , Setiap hari hari sekali hari sekali 6 20 Tinggi Sedang 14 47

4 Persepsi pedagang dan nelayan Hasil analisis deskriptif tidak hanya mengetahui karakteristik konsumen melainkan juga untuk menganalisis persepsi pedagang dan nelayan mengenai kepedulian terhadap preferensi konsumen. Pedagang yang tidak peduli terhadap preferensi konsumen terhadap hasil tangkapan sebanyak 7 responden (58,3%) dan yang peduli sebanyak 5 responden (41,7%) (Tabel 16). Tabel 16 Persepsi pedagang terhadap preferensi konsumen Persepsi Terhadap Preferensi Konsumen Jumlah Responden (orang) Persentase (%) Peduli 5 41,7 Tidak Peduli 7 58,3 Jumlah 12 Berdasarkan wawancara, kepedulian pedagang biasanya dalam hal harga. Apabila hasil tangkapan yang didaratkan sedikit maka harga jual hasil tangkapan lebih mahal. Dalam hal kesegaran, menurut pengamatan ikan-ikan yang dijual di pasar Muara Angke tidak diberi es dan penempatannya digabung antara ikan yang masih segar dengan yang kurang segar. Sedangkan untuk ukuran ikan, pedagang menjual ikan yang ukurannya tidak ada ketentuannya. Sampel nelayan yang diambil yaitu kapten kapal sebanyak 4 orang dari 4 armada pukat cincin. Nelayan ternyata tidak peduli terhadap preferensi konsumen terhadap hasil tangkapan. Alasan nelayan tidak peduli adalah nelayan ingin memperoleh ikan agar dapat menutupi biaya operasi penangkapan dan memperoleh keuntungan Preferensi konsumen terhadap ikan tongkol Berdasarkan hasil analisis konjoin (Lampiran 9) diketahui bahwa tingkat kepentingan relatif atribut yang paling dipertimbangkan responden dalam membeli ikan tongkol di pasar Muara Angke secara berturut-turut adalah atribut ukuran 33,86%, kesegaran 42,39% dan harga 23,75% (Tabel 17).

5 63 Tabel 17 Nilai kegunaan, kepentingan relatif dan korelasi atribut ikan tongkol Utilities (Kegunaan) Atribut Level Utility Estimate Std. Error Ukuran Besar (ikan mature) 0,233 0,113 Kecil (ikan immature) -0,233 0,113 Kesegaran Segar 0,675 0,113 Tidak segar -0,675 0,113 Harga Mahal -0,708 0,113 Murah 0,708 0,113 (Constant) 4,5 0,113 Importance Correlations a Ukuran 33,863 Value Sig. Kesegaran 42,387 Pearson's R 0,976 0 Harga 23,750 Kendall's tau 0,929 0,001 Averaged Importance Score a. Correlations between observed and estimated preferences Konsumen lebih menyukai ikan tongkol dari atribut kesegaran, kemudian ukuran dan harga (Tabel 17). Menurut nilai kegunaannya (utilities) konsumen menyukai ikan tongkol yang berukuran besar, segar dan murah. Hal ini diperlihatkan dari nilai kegunaan yang bernilai positif. Nilai korelasi Pearson s dan Kendall s tau yang dihasilkan sebesar 0,976 dan 0,929. Hal ini berarti bahwa hubungan antara pengamatan preferensi dengan dugaan preferensi adalah sangat erat Preferensi konsumen terhadap ikan kembung Ikan kembung merupakan salah satu ikan yang paling banyak dijual di pasar Muara Angke dan diminati oleh konsumen. Berdasarkan hasil analisis konjoin diketahui bahwa tingkat kepentingan relatif atribut yang paling dipertimbangkan responden dalam membeli ikan kembung di pasar Muara Angke secara berturut-turut adalah atribut ukuran 40,13%, kesegaran 41,75%, dan harga 18,13% (Tabel 18).

6 64 Tabel 18 Nilai kegunaan, kepentingan relatif dan korelasi atribut ikan kembung Utilities (Kegunaan) Atribut Level Utility Estimate Std. Error Ukuran Besar (ikan mature) -0,733 0,067 Kecil(ikan immature) 0,733 0,067 Kesegaran Segar 1,392 0,067 Tidak segar -1,392 0,067 Harga Mahal -0,592 0,067 Murah 0,592 0,067 (Constant) 4,5 0,067 Importance Values Correlationsª Ukuran 40,128 Value Sig. Kesegaran 41,746 Pearson's R 0,997 0 Harga 18,126 Kendall's tau 1 0 Averaged Importance Score a. Correlations between observed and estimated preferences Konsumen lebih menyukai ikan kembung dari atribut kesegaran, kemudian ukuran dan harga (Tabel 18). Menurut nilai kegunaannya (utilities) konsumen menyukai ikan kembung yang berukuran kecil, segar dan murah. Hal ini diperlihatkan dari nilai kegunaan yang bernilai positif. Nilai korelasi Pearson s dan Kendall s tau yang dihasilkan sebesar 0,997 dan 1. Hal ini berarti bahwa hubungan antara pengamatan preferensi dengan dugaan preferensi adalah sangat erat Preferensi konsumen terhadap ikan selar bentong Berdasarkan hasil analisis konjoin diketahui bahwa tingkat kepentingan relatif atribut yang paling dipertimbangkan responden dalam membeli ikan selar bentrong di pasar Muara Angke secara berturut-turut adalah atribut ukuran 39,61%, kesegaran 41,62%, dan harga 18,77% (Tabel 19).

7 65 Tabel 19 Nilai kegunaan, kepentingan relatif dan korelasi atribut ikan selar bentong Utilities (Kegunaan) Atribut Level Utility Estimate Std. Error Ukuran Besar (ikan mature) -0,733 0,073 Kecil (ikan immature) 0,733 0,073 Kesegaran Segar 1,392 0,073 Tidak segar -1,392 0,073 Harga Mahal -0,617 0,073 Murah 0,617 0,073 (Constant) 4,5 0,073 Importance Values Correlations a Ukuran 39,615 Value Sig. Kesegaran 41,618 Pearson's R 0,996 0 Harga 18,767 Kendall's tau 1 0 Averaged Importance Score a. Correlations between observed and estimated preferences Konsumen lebih menyukai ikan selar bentong dari atribut kesegaran, kemudian ukuran, dan harga (Tabel 19). Menurut nilai kegunaannya (utilities) konsumen menyukai ikan kembung yang berukuran kecil, segar dan murah. Hal ini diperlihatkan dari nilai kegunaan yang bernilai positif. Nilai korelasi Pearson s dan Kendall s tau yang dihasilkan sebesar 0,996 dan 1. Hal ini berarti bahwa hubungan antara pengamatan preferensi dengan dugaan preferensi adalah sangat erat.

8 Pembahasan Konsumen merupakan pihak pengguna produk sektor perikanan. Hasil tangkapan yang didaratkan tujuan utamanya yaitu untuk dipasarkan ke konsumen baik dalam bentuk segar maupun olahan. Ikan pelagis merupakan ikan yang banyak didaratkan di PPI Muara Angke maupun kiriman dari luar daerah. Konsumen di Muara Angke memiliki preferensi terhadap tiga jenis ikan pelagis yang dominan dipasarkan di Muara Angke yaitu ikan tongkol (Auxis sp.), kembung (Rastrelliger sp.), dan selar bentong (Caranx crumenophthalmus) dengan urutan kesegaran, ukuran, dan harga (Tabel 20). Tabel 20 Rangkuman nilai kepentingan ikan yang dibeli Ikan Tongkol Kembung Selar bentong Nilai Kepentingan 1. Kesegaran (42,39%) 2. Ukuran Besar (ikan mature) (33,86%) 3. Harga (23,75%) 1. Kesegaran (41,75%) 2. Ukuran Kecil (ikan immature) (40,13%) 3. Harga (18,13%) 1. Kesegaran (41,62%) 2. Ukuran Kecil (ikan immature) (39,62%) 3. Harga (18,77%) Kesegaran adalah atribut yang paling diperhatikan oleh konsumen di Muara Angke dalam membeli ikan. Preferensi atribut kesegaran ikan dapat memberikan pengaruh terhadap perilaku nelayan. Preferensi konsumen terhadap kesegaran ikan dapat mendorong perbaikan penanganan hasil tangkapan di atas kapal. Kemunduran kualitas (kesegaran) ikan dapat dicegah misalnya dengan menyediakan refrigerator pada palka dan rak-rak untuk menyimpan ikan (Ross, 2008), seperti yang ada di kapal jaring cumi. Kualitas ikan yang akan diekspor biasanya lebih diperhatikan nelayan. Murdaniel (2007) mengatakan bahwa kualitas ikan tuna dipengaruhi saat operasi penangkapan ikan dan saat di pelabuhan. Faktor yang berperan dalam menghasilkan produksi tuna berstandar kualitas ekspor pada saat operasi penangkapan yaitu nelayan (pendidikan, keahlian, pengetahuan), sumberdaya ikan tuna (jenis dan ukuran ikan sesuai permintaan ekspor), metode penanganan

9 67 (prosedur penanganan yang dilakukan cermat dan teliti, operasi penangkapan, dan faktor sarana dan prasarana (pengontrolan terhadap suhu penyimpanan dan media penyimpanan. Penanganan hasil tangkapan pukat cincin sebaiknya harus memperhatikan faktor-faktor yang diungkapkan oleh Murdaniel (2007) agar kualitas (kesegaran) berstandar kualitas ekspor. Namun nelayan pukat cincin yang terdapat di PPI Muara Angke kurang memperhatikan metode penanganan tersebut dalam melakukan operasi penangkapan ikan. Hal ini menyebabkan ikan yang didaratkan kurang bagus karena jumlah trip yang lama, jumlah es yang tidak cukup dan penanganan hasil tangkapan di atas kapal kurang baik. Hasil tangkapan yang diperoleh saat pengoperasian pukat cincin umumnya langsung dimasukkan ke dalam palka tanpa ada penyortiran jenis dan ukuran terlebih dahulu menurut hasil wawancara dengan kapten kapal (Ekaputra, 2009). Ikan-ikan yang sudah tertangkap sebelumnya akan tertimpa oleh ikan yang baru ditangkap sehingga hasil tangkapan tidak semuanya baik. Penyortiran jenis dan ukuran dilakukan di pelabuhan, yaitu pada saat pembongkaran hasil tangkapan. Selain itu jumlah es yang dibawa tidak mencukupi untuk hasil tangkapan di dalam palka sehingga kualitas (kesegaran) ikan mengalami pengurangan. Hal ini terbukti pada waktu pengamatan, palka yang berisi hasil tangkapan bercampur dengan air. Kesegaran tidak akan terpenuhi jika nelayan selalu berasumsi bahwa mendaratkan ikan hasil tangkapan yang masih segar dan utuh maupun yang tidak segar akan memiliki nilai jual yang sama karena hasil tangkapan yang diperoleh akan dijual langsung ke palele (pedagang grosir). Dalam penelitian ini pedagang grosir tidak dijadikan sampel karena peneliti berasumsi bahwa pedagang grosir sama dengan pemilik kapal atau sebagai produsen dari ikan pelagis. Pedagang grosir atau yang lebih dikenal dengan sebutan palele merupakan pedagang yang telah bekerja sama dengan pemilik kapal (Hanafiah & Saefuddin, 2006). Sebagian besar hasil tangkapan yang didaratkan di dermaga PPI Muara Angke akan dijual oleh pemilik kapal ke palele tanpa melalui proses lelang. Hasil tangkapan tersebut akan dijual oleh palele ke pedagang pengecer ikan yang ada di pasar Muara Angke. Hal ini tidak

10 68 terjadi pada semua tempat, di PPN Pekalongan hasil tangkapan pukat cincin yang didaratkan akan dijual melalui proses lelang (Ekaputra, 2009). Ukuran ikan kembung dan selar bentong yang dijual di pasar Muara Angke umumnya seragam, yaitu rata-rata kecil dan di bawah length at first maturity (Lm). Hal ini menunjukkan bahwa nelayan di PPI Muara Angke lebih banyak menangkap ikan muda atau belum dewasa (ikan immature). Kelayakan ikan yang ditangkap dapat diketahui dengan cara membandingkan ukurannya dengan panjang ikan ketika pertama kali matang gonad (length at first maturity). Ukuran ikan yang sudah matang gonad layak untuk ditangkap karena memberikan kesempatan bagi ikan-ikan kecil untuk tumbuh sehingga sumberdaya ikan dapat berkelanjutan. Kriteria ukuran ikan layak tangkap merupakan kriteria paling kuat untuk menentukan keramahan lingkungan operasi penangkapan ikan (Ramdhan, 2008). Pada waktu pengumpulan data, ukuran ikan yang dijual di pasar Muara Angke berukuran kecil atau ikan muda. Tertangkapnya ikan muda tersebut dapat disebabkan oleh banyak hal, di antaranya adalah ukuran mata jaring. Pukat cincin yang digunakan oleh nelayan di PPI Muara Angke memiliki ukuran meshsize bagian kantong (bunt) 0,5 inci atau dibawah ukuran minimal meshsize yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu minimal 1 inci sesuai dengan Kepmen No. 392 Tahun 1999 tentang jalur-jalur penangkapan ikan. Alat tangkap yang terbuat dari jaring bermata kecil cenderung menangkap ikan-ikan yang berukuran kecil. Hal ini sesuai dengan penelitian Manalu (2003), yaitu ukuran ikan yang tertangkap berhubungan erat dengan ukuran mata jaring, semakin besar ukuran mata jaring maka akan semakin besar pula ukuran ikan yang tertangkap. Preferensi atribut ukuran dapat memberikan dampak terhadap penekanan jumlah sumberdaya ikan. Hal ini terjadi karena ikan yang tertangkap pukat cincin adalah ikan yang bergerombol bersama secara alamiah dan biasanya ikan-ikan tersebut dari satu kohort, yaitu generasi yang dihasilkan dari pemijahan pada periode yang sama sehingga ukuran dari ikan yang spesiesnya sama cenderung sama. Jika ikan yang tertangkap terlalu awal maka ikan-ikan kecil dan muda (ikan immature) yang tertangkap. Hal ini akan menyebabkan keberlanjutan perikanan tangkap tidak akan terwujud.

11 69 Kelestarian sumberdaya ikan dapat diperoleh jika nelayan tidak terus menerus menangkap ikan yang ukurannya masih dibawah ukuran pertama kali matang gonad atau ikan muda. Apabila nelayan di PPI Muara Angke menangkap ikan yang ukurannya lebih besar dari length at fisrt maturity (Lm) maka konsumen dalam pemenuhan kebutuhan ikan akan tetap membeli ikan yang dijual di pasar Muara Angke. Namun faktanya nelayan kurang peduli terhadap pengelolaan perikanan yang berkelanjutan, nelayan tetap menangkap ikan yang masih kecil. Hal ini disebabkan jika nelayan harus selektif dalam menangkap ikan maka nelayan akan memperoleh pendapatan yang lebih sedikit karena harus melepas ikan yang masih muda (ikan immature). Harga juga merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam melakukan keputusan pembelian ikan pelagis. Harga ikan pelagis yang dijual di pasar Muara Angke dipengaruhi oleh musim ikan. Apabila hasil tangkapan banyak maka harga ikan pelagis murah sedangkan jika hasil tangkapan sepi maka harga ikan menjadi mahal. Selain itu harga juga dipengaruhi oleh kualitas (kesegaran) ikan. Konsumen menyukai harga ikan yang murah karena berkaitan dengan jumlah pendapatan konsumen yang kurang dari Rp ,00/bulan. Konsumen menyukai harga ikan yang murah karena disesuaikan dengan daya beli konsumen (Kotler, 1993), hal ini berkaitan dengan pendapatan konsumen. Urutan kepentingan atribut dari ikan pelagis yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli ikan di pasar Muara Angke yaitu kesegaran, ukuran dan harga merupakan urutan atribut yang biasa. Urutan atribut tersebut juga dikemukakan oleh Delita (2008) mengenai analisis perilaku konsumen sayuran segar pada supermarket Foodmart di plaza Ekalokasari Bogor melaporkan hasil evaluasi tingkat atribut dari sayuran segar lokal dan sayuran segar impor yang dilakukan pada responden supermarket Foodmart. Delita (2008) menyimpulkan bahwa kesegaran merupakan atribut yang terpenting dari sayuran segar. Atribut yang dinilai penting oleh konsumen secara berurutan yaitu kesegaran, warna, ketersediaan, jenis, harga dan packaging dalam membeli sayuran segar di supermarket Foodmart. Apabila atribut ukuran lebih diperhatikan daripada kesegaran dan harga terutama untuk ikan-ikan besar (ikan mature) maka konsumen akan memberikan

12 70 dampak positif terhadap kelestarian ikan pelagis. Dalam situasi ini, nelayan akan berusaha menangkap ikan-ikan besar tersebut. Hal ini adalah contoh dimana konsumen dapat mempengaruhi perilaku produsen (nelayan). Oleh karena itu seyogianya pemerintah memberikan penyuluhan mengenai ukuran ikan yang layak dikonsumsi agar perikanan tangkap dapat berlanjut. Ukuran ikan yang disarankan adalah lebih besar dari length at first maturity (Lm), untuk ikan tongkol 30 cm (FL), kembung 19 cm (FL), dan selar bentong 16,5 cm (FL). Penambahan atribut keamanan pangan dapat diberikan pada ikan pelagis yang dapat menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli ikan. Keamanan pangan dapat dilihat dari penggunaan bahan pengawet seperti formalin atau lokasi dimana ikan ditangkap. Konsumen tidak akan memakan ikan yang diawetkan dengan bahan berbahaya. Hal ini berhubungan dengan keamanan mengonsumsi ikan bagi konsumen. Keamanan pangan atau ikan yang ditangkap oleh nelayan juga sangat dipengaruhi oleh bahan penanganan yang digunakan seperti es atau garam. Jika nelayan sudah menerapkan Good Handling Practice (GHP) maka konsumen akan aman mengonsumsi ikan tersebut (Ilyas, 1993). Namun faktanya nelayan pukat cincin di PPI Muara Angke belum menerapkan GHP, hal ini terlihat dari hasil tangkapan di dalam palka yang sudah tercampur antara air dan darah. Selain itu, tidak ada penyortiran jenis dan ukuran ikan sebelum dimasukkan ke dalam palka sehingga banyak ikan yang rusak fisiknya yang disebabkan penggabungan ikan berukuran besar dengan yang berukuran kecil. Sebaiknya konsumen industri perikanan tangkap juga memberikan perhatian khusus terhadap keamanan mengonsumsi ikan pelagis agar perikanan tangkap dapat berlanjut.

3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 25 3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah di PPI Muara Angke Jakarta karena PPI Muara angke berperan penting dalam pemasaran hasil tangkapan di Jakarta (Gambar 1).

Lebih terperinci

LAMPIRAN I KUESIONER 1

LAMPIRAN I KUESIONER 1 LAMPIRAN I KUESIONER 1 Saya mahasiswa Universitas Bina Nusantara saat ini sedang melakukan penelitian untuk melengkapi proses penulisan skripsi. Bersama ini saya memohon kesedian Bapak/Ibu/Saudara/i meluangkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER. Atas bantuan dan kerja samanya, saya mengucapkan banyak terima kasih.

LAMPIRAN KUESIONER. Atas bantuan dan kerja samanya, saya mengucapkan banyak terima kasih. LAMPIRAN LAMPIRAN 1 KUESIONER Yang Terhormat Bapak/Ibu/Saudara/i sekalian. Saya Mahasiswa Universitas Bina Nusantara saat ini sedang melakukan penelitian untuk melengkapi proses penulisan skripsi. Bersama

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013

KUESIONER PENELITIAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013 LAMPIRAN 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013 Dengan Hormat, Dalam rangka melengkapi data yang diperlukan untuk penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Karakteristik Responden

Lampiran 1. Karakteristik Responden Lampiran 1. Karakteristik Responden Responden Jenis Kelamin Usia Status Pendidikan Terakhir 1 Laki - Laki 20 Tahun Mahasiswa / Pelajar Tamat SMA / SMK 2 Laki - Laki 52 Tahun Pegawai Swasta D3 / S1 3 Perempuan

Lebih terperinci

5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE 50 5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE Pelabuhan Perikanan, termasuk Pangkalan Pendaratan Ikan (PP/PPI) dibangun untuk mengakomodir berbagai kegiatan para

Lebih terperinci

6 EFISIENSI PENDARATAN DAN PENDITRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

6 EFISIENSI PENDARATAN DAN PENDITRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE 67 6 EFISIENSI PENDARATAN DAN PENDITRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE 6.1 Efisiensi Teknis Pendaratan Hasil Tangkapan Proses penting yang perlu diperhatikan setelah ikan ditangkap adalah proses

Lebih terperinci

Lampiran 1. Karateristik Responden Lembaga Kredit Formal

Lampiran 1. Karateristik Responden Lembaga Kredit Formal 73 Lampiran 1. Karateristik Responden Lembaga Kredit Formal No. Jabatan Nama Lembaga Kredit Formal Responden 1 Ketua CU CU Bahagia 2 Ketua CU CU Sondang Nauli 3 Ketua CU CU Merdeka 4 Ketua CU CU Unam 5

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara 73 LAMPIRAN 73 74 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian IDENTITAS RESPONDEN Berikan tanda silang (X) pada jawaban anda. Nama : Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan Usia : 21-25 tahun 36-40 tahun 26-30 tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Analisis konjoin menghasilkan nilai kegunaan (utility) dan nilai kepentingan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Analisis konjoin menghasilkan nilai kegunaan (utility) dan nilai kepentingan BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis Konjoin Analisis konjoin menghasilkan nilai kegunaan (utility) dan nilai kepentingan (average importance score) pada masing-masing level tiap atribut

Lebih terperinci

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU 5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU 5.1 Jenis dan Volume Produksi serta Ukuran Hasil Tangkapan 1) Jenis dan Volume Produksi Hasil Tangkapan Pada tahun 2006, jenis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN PEMECAHAN MASALAH. Remco Lupker pada tanggal 9 Juni Mereka mendirikan TokoBagus karena

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN PEMECAHAN MASALAH. Remco Lupker pada tanggal 9 Juni Mereka mendirikan TokoBagus karena BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN PEMECAHAN MASALAH IV.1 Sejarah Singkat Tokobagus Tokobagus didirikan oleh 2 orang pemuda asal Belanda, Arnold Sebastian Egg dan Remco Lupker pada tanggal 9 Juni

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Lokasi dan Keadaan Umum Pasar Ciroyom Bermartabat terletak di pusat Kota Bandung dengan alamat Jalan Ciroyom-Rajawali. Pasar Ciroyom

Lebih terperinci

5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN 5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN Aktivitas pendistribusian hasil tangkapan dilakukan untuk memberikan nilai pada hasil tangkapan. Nilai hasil tangkapan yang didistribusikan sangat bergantung kualitas

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI Perairan Selat Bali merupakan perairan yang menghubungkan Laut Flores dan Selat Madura di Utara dan Samudera Hindia di Selatan. Mulut selat sebelah Utara sangat sempit

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Karangsong Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Penelitian

Lebih terperinci

APLIKASI ANALISIS KONJOIN UNTUK MENGUKUR PREFERENSI MAHASISWA FMIPA USU DALAM MEMILIH PRODUK PASTA GIGI

APLIKASI ANALISIS KONJOIN UNTUK MENGUKUR PREFERENSI MAHASISWA FMIPA USU DALAM MEMILIH PRODUK PASTA GIGI Saintia Matematika Vol. 1, No. 1 (2013), pp. 63 71. APLIKASI ANALISIS KONJOIN UNTUK MENGUKUR PREFERENSI MAHASISWA FMIPA USU DALAM MEMILIH PRODUK PASTA GIGI Syahfitriani Gim Tarigan, Pengarapen Bangun Abstrak.

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden merupakan ciri yang menggambarkan identitas

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden merupakan ciri yang menggambarkan identitas V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan ciri yang menggambarkan identitas responden yang membedakan antara satu responden dengan responden yang lain.. Karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kelautan dan perikanan terutama diarahkan untuk meningkatkan produktivitas, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan taraf hidup dan kesejahteran nelayan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan 38 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Responden Pada bagian ini akan dibahas mengenai profil atau gambaran umum responden yang meliputi pekerjaan, umur dan jenis kelamin responden. Tabel

Lebih terperinci

6 PEMETAAN KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

6 PEMETAAN KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN 6 PEMETAAN KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN Hasil tangkapan di PPS Belawan idistribusikan dengan dua cara. Cara pertama adalah hasil tangkapan dari jalur laut didaratkan di PPS Belawan didistribusikan

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Daerah Penelitian Kabupaten Kupang merupakan kabupaten yang paling selatan di negara Republik Indonesia. Kabupaten ini memiliki 27 buah pulau, dan 19 buah pulau

Lebih terperinci

ANALISIS ATRIBUT PRODUK GINGER FRESH TERHADAP PREFERENSI KONSUMEN

ANALISIS ATRIBUT PRODUK GINGER FRESH TERHADAP PREFERENSI KONSUMEN Volume 1, Nomor 4, Oktober 2016 ANALISIS ATRIBUT PRODUK GINGER FRESH TERHADAP PREFERENSI KONSUMEN Dimas Rudianto Universitas Ciputra E-mail: drudianto@student.ciputra.ac.id Abstract:. The purpose of this

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Jumlah tangkapan; struktur ukuran; jenis umpan; ikan demersal dan rawai dasar

ABSTRAK. Kata kunci: Jumlah tangkapan; struktur ukuran; jenis umpan; ikan demersal dan rawai dasar RESPON IKAN DEMERSAL DENGAN JENIS UMPAN BERBEDA TERHADAP HASIL TANGKAPAN PADA PERIKANAN RAWAI DASAR Wayan Kantun 1), Harianti 1) dan Sahrul Harijo 2) 1) Sekolah Tinggi Teknologi Kelautan (STITEK) Balik

Lebih terperinci

6 BESARAN KERUGIAN NELAYAN DALAM PEMASARAN TANPA LELANG

6 BESARAN KERUGIAN NELAYAN DALAM PEMASARAN TANPA LELANG 66 6 BESARAN KERUGIAN NELAYAN DALAM PEMASARAN TANPA LELANG Hubungan patron-klien antara nelayan dengan tengkulak terjadi karena pemasaran hasil tangkapan di TPI dilakukan tanpa lelang. Sistim pemasaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Pelabuhan Pekalongan semula merupakan pelabuhan umum. Semenjak bulan Desember 1974 pengelolaan dan asetnya diserahkan

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Perikanan Tangkap 4.1.1 Armada Kapal Perikanan Kapal penangkapan ikan merupakan salah satu faktor pendukung utama dalam melakukan kegiatan penangkapan

Lebih terperinci

ANALISIS PREFERENSI MAHASISWA TERHADAP MULTI ATRIBUT PRODUK MOBIL SUZUKI DENGAN PENDEKATAN ANALISIS KONJOIN (STUDI KASUS MAHASISWA BINUS UNIVERSITY)

ANALISIS PREFERENSI MAHASISWA TERHADAP MULTI ATRIBUT PRODUK MOBIL SUZUKI DENGAN PENDEKATAN ANALISIS KONJOIN (STUDI KASUS MAHASISWA BINUS UNIVERSITY) ANALISIS PREFERENSI MAHASISWA TERHADAP MULTI ATRIBUT PRODUK MOBIL SUZUKI DENGAN PENDEKATAN ANALISIS KONJOIN (STUDI KASUS MAHASISWA BINUS UNIVERSITY) Himawan Sentosa Binus University, Jakarta, DKI Jakarta,

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 35 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kota Jakarta Utara 4.1.1 Letak geografis dan topografi Jakarta Utara Muara Angke berada di wilayah Jakarta Utara. Wilayah DKI Jakarta terbagi menjadi

Lebih terperinci

6. TINGKATAN MUTU HASIL TANGKAPAN DOMINAN DIPASARKAN DAN POTENSI KERUGIAN PENGGUNA PPP LAMPULO

6. TINGKATAN MUTU HASIL TANGKAPAN DOMINAN DIPASARKAN DAN POTENSI KERUGIAN PENGGUNA PPP LAMPULO 91 6. TINGKATAN MUTU HASIL TANGKAPAN DOMINAN DIPASARKAN DAN POTENSI KERUGIAN PENGGUNA PPP LAMPULO 6.1 Tingkatan Mutu Hasil Tangkapan yang Dominan Dipasarkan di PPP Lampulo Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP)

Lebih terperinci

TUGAS: RINGKASAN EKSEKUTIF Nama: Yuniar Ardianti

TUGAS: RINGKASAN EKSEKUTIF Nama: Yuniar Ardianti TUGAS: RINGKASAN EKSEKUTIF Nama: Yuniar Ardianti Sebuah lagu berjudul Nenek moyangku seorang pelaut membuat saya teringat akan kekayaan laut Indonesia. Tapi beberapa waktu lalu, beberapa nelayan Kepulauan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei sampai Juni 2013 di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan. PPN Pekalongan berada dipantai utara

Lebih terperinci

SELEKTIVITAS ALAT TANGKAP PURSE SEINE DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) MUARA ANGKE JAKARTA

SELEKTIVITAS ALAT TANGKAP PURSE SEINE DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) MUARA ANGKE JAKARTA Jurnal Perikanan Kelautan Vol. VII No. 2 /Desember 2016 (97-102) SELEKTIVITAS ALAT TANGKAP PURSE SEINE DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) MUARA ANGKE JAKARTA Azlhimsyah Rambun P., Sunarto, Isni Nurruhwati

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.3 Metode Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 25 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian lapang dilaksanakan pada bulan Maret 2010 yang bertempat di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Muara Angke, Jakarta Utara. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian Alat

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat, secara geografis terletak di antara 6 0.57`- 7 0.25`

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai. V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Konsumen Responden dalam penelitian ini adalah pembeli sayuran segar di Pasar Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai. Pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1 1 BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakterisitik Responden Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar sebanyak 100 orang yang penulis temui

Lebih terperinci

1.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah laut Indonesia terdiri dari perairan teritorial seluas 0,3 juta km 2, perairan laut Nusantara seluas 2,8 juta km 2 dan perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) seluas

Lebih terperinci

5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Komposisi Hasil Tangkapan Ikan Pelagis Kecil

5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Komposisi Hasil Tangkapan Ikan Pelagis Kecil 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Komposisi Hasil Tangkapan Ikan Pelagis Kecil Komposisi hasil tangkapan ikan pelagis kecil menurut ketentuan Keputusan Menteri Kelautan Dan Perikanan No. KEP.38/MEN/2003 tentang produktivitas

Lebih terperinci

7 PEMBAHASAN 7.1 Pemilihan Teknologi Perikanan Pelagis di Kabupaten Banyuasin Analisis aspek biologi

7 PEMBAHASAN 7.1 Pemilihan Teknologi Perikanan Pelagis di Kabupaten Banyuasin Analisis aspek biologi 7 PEMBAHASAN 7.1 Pemilihan Teknologi Perikanan Pelagis di Kabupaten Banyuasin Teknologi penangkapan ikan pelagis yang digunakan oleh nelayan Sungsang saat ini adalah jaring insang hanyut, rawai hanyut

Lebih terperinci

Tabel 1. Data Profil Responden (n = 146) Profil responden Jumlah Persentase (%)

Tabel 1. Data Profil Responden (n = 146) Profil responden Jumlah Persentase (%) 3. HASIL PENELITIAN 3.1. Profil Responden Tabel 1 menunjukkan profil ibu dan anak. Profil ibu meliputi pendidikan terakhir ibu, penghasilan keluarga serta pekerjaan ibu. Adapun profil anak meliputi jenis

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN Karakteristik umum responden beras organik SAE diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, jumlah anggota keluarga

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi Pengertian distribusi

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi Pengertian distribusi 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi 2.1.1 Pengertian distribusi Salim (2000) mengemukakan bahwa dalam distribusi terdapat dua kategori, yaitu: 1. Pemindahan bahan dan hasil produksi dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak penduduk dengan berbagai macam ragam mata pencaharian. Dimana mata pencaharian merupakan aktivitas manusia untuk dapat memperoleh taraf hidup

Lebih terperinci

ANALISIS KONJOIN FULL-PROFILE UNTUK MENGETAHUI FEATURE TELEPON SELULAR YANG IDEAL DIPASARKAN DI KECAMATAN BANYUMANIK SEMARANG

ANALISIS KONJOIN FULL-PROFILE UNTUK MENGETAHUI FEATURE TELEPON SELULAR YANG IDEAL DIPASARKAN DI KECAMATAN BANYUMANIK SEMARANG ANALISIS KONJOIN FULL-PROFILE UNTUK MENGETAHUI FEATURE TELEPON SELULAR YANG IDEAL DIPASARKAN DI KECAMATAN BANYUMANIK SEMARANG Ayu Anastasia Adhi 1, Diah Safitri 2 1) Alumni Program Studi Statistika, Jurusan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara maritim terbesar di dunia. Sektor Perikanan dan Kelautan adalah salah satu sektor andalan yang dijadikan pemerintah sebagai salah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesediaan Membayar ( Willingness to Pay )

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesediaan Membayar ( Willingness to Pay ) II. TINJAUAN PUSTAKA Kajian mengenai kesediaan membayar beras analog belum pernah dilakukan sebelumnya. Namun ada beberapa kajian yang terkait dengan topik Willingness to Pay khususnya dalam menilai manfaat

Lebih terperinci

DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus Affinis) DI TPI UJUNGBATU JEPARA

DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus Affinis) DI TPI UJUNGBATU JEPARA AQUASAINS (Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan) DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus Affinis) DI TPI UJUNGBATU JEPARA Trisnani Dwi Hapsari 1 Ringkasan Ikan

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR

BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR Karakteristik setiap anggota koperasi berbeda satu sama lain. Karakteristik ini dapat dilihat dari umur, tingkat pendidikan,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil Konsumen Emping Jagung KWT Tri Manunggal

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil Konsumen Emping Jagung KWT Tri Manunggal V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Konsumen Emping Jagung KWT Tri Manunggal Profil konsumen merupakan gambaran identitas yang dapat menonjolkan karakteristik dari seseorang yang membedakan dirinya dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK PARFUM THE BODY SHOP DENGAN PENDEKATAN ANALISIS KONJOIN

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK PARFUM THE BODY SHOP DENGAN PENDEKATAN ANALISIS KONJOIN ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK PARFUM THE BODY SHOP DENGAN PENDEKATAN ANALISIS KONJOIN Rassya Karlita Anindiaty, Iskandar Putong Binus University Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRAK The

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 55 BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Pemilihan Obyek Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah konsumen pengguna produk makanan take out, khususnya yang dibeli dari sebuah restoran cepat saji

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Nusantara 2.2 Kegiatan Operasional di Pelabuhan Perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Nusantara 2.2 Kegiatan Operasional di Pelabuhan Perikanan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) merupakan pelabuhan perikanan tipe B atau kelas II. Pelabuhan ini dirancang untuk melayani kapal perikanan yang

Lebih terperinci

6 KEBUTUHAN FASILITAS TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

6 KEBUTUHAN FASILITAS TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE 76 6 KEBUTUHAN FASILITAS TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE Fasilitas PPI Muara Angke terkait penanganan hasil tangkapan diantaranya adalah ruang lelang TPI, basket, air bersih, pabrik

Lebih terperinci

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN UNTUK MEMBELI PRODUK PERUMAHAN DENGAN PENDEKATAN ANALISIS KONJOIN (STUDI KASUS PADA PERUMAHAN PAMULANG LESTARI)

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN UNTUK MEMBELI PRODUK PERUMAHAN DENGAN PENDEKATAN ANALISIS KONJOIN (STUDI KASUS PADA PERUMAHAN PAMULANG LESTARI) ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN UNTUK MEMBELI PRODUK PERUMAHAN DENGAN PENDEKATAN ANALISIS KONJOIN (STUDI KASUS PADA PERUMAHAN PAMULANG LESTARI) Andrie Setiawan & Kevin Sucipta, Iskandar Putong Binus University,

Lebih terperinci

BAB VIII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN DAN KESETARAAN GENDER DALAM BMT SWADAYA PRIBUMI

BAB VIII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN DAN KESETARAAN GENDER DALAM BMT SWADAYA PRIBUMI BAB VIII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN DAN KESETARAAN GENDER DALAM BMT SWADAYA PRIBUMI Hubungan antara karakteristik peserta produk pembiayaan BMT Swadaya Pribumi dan dalam

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perikanan purse seine di pantai utara Jawa merupakan salah satu usaha perikanan tangkap yang menjadi tulang punggung bagi masyarakat perikanan di Jawa Tengah, terutama

Lebih terperinci

ICASEPS WORKING PAPER No. 72

ICASEPS WORKING PAPER No. 72 ICASEPS WORKING PAPER No. 72 PEMASARAN IKAN LAUT SEGAR DI PASAR TRADISIONAL DKI JAKARTA Tjetjep Nurasa Pebruari 2005 Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (Indonesian Center for Agricultural

Lebih terperinci

Tabel 25 Matriks perhitungan persepsi pengguna TPI terhadap kegiatan pelelangan di PPI Muara Angke tahun 2010

Tabel 25 Matriks perhitungan persepsi pengguna TPI terhadap kegiatan pelelangan di PPI Muara Angke tahun 2010 LAPIRAN Tabel 25 atriks perhitungan persepsi pengguna TPI terhp kegiatan di PPI uara Angke tahun 2010 Responden Keberan Keuntungan pelaksanaan Proses pelaksanaan Kean fasilitas Persepsi Waktu lelang Kontrol

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi a. Letak Geografis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kota Gorontalo merupakan ibukota Provinsi Gorontalo. Secara geografis mempunyai luas 79,03 km 2 atau 0,65 persen dari luas Provinsi

Lebih terperinci

6. KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA

6. KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA 66 6. KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA 6.1 Menganalisis tujuan pembangunan PPS Nizam Zachman Jakarta Menganalisis kinerja operasional pelabuhan perikanan diawali dengan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Atribut dan Level Atribut dalam Penelitian

Lampiran 1. Atribut dan Level Atribut dalam Penelitian Lampiran 1. Atribut dan Level Atribut dalam Penelitian No. Atribut Level Atribut Keterangan 1. Merek 3 HP 2 Toshiba 1 Acer 2. Processor 3 Intel Core 2 Intel Core 1 Intel Atom 3. Bobot 2 (1,8 kg 1 4. Harga

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum mengenai Hasil Tangkapan yang di Daratkan di PPI Karangsong Hasil tangkapan yang didaratkan di PPI Karangsong adalah ikan pelagis besar dan ikan pelagis kecil.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Malaysia, ZEE Indonesia India, di sebalah barat berbatasan dengan Kab. Pidie-

PENDAHULUAN. Malaysia, ZEE Indonesia India, di sebalah barat berbatasan dengan Kab. Pidie- PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah Pengelolaan Perikanan 571 meliputi wilayah perairan Selat Malaka dan Laut Andaman. Secara administrasi WPP 571 di sebelah utara berbatasan dengan batas terluar ZEE Indonesia

Lebih terperinci

3. METODE. penelitian dilakukan dengan beberapa tahap : pertama, pada bulan Februari. posisi koordinat LS dan BT.

3. METODE. penelitian dilakukan dengan beberapa tahap : pertama, pada bulan Februari. posisi koordinat LS dan BT. 3. METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari Februari hingga Agustus 2011. Proses penelitian dilakukan dengan beberapa tahap : pertama, pada bulan Februari dilakukan pengumpulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian Palabuhnratu merupakan daerah pesisir di selatan Kabupaten Sukabumi yang sekaligus menjadi ibukota Kabupaten Sukabumi. Palabuhanratu terkenal

Lebih terperinci

6 PEMBAHASAN 6.1 Produksi Hasil Tangkapan Yellowfin Tuna

6 PEMBAHASAN 6.1 Produksi Hasil Tangkapan Yellowfin Tuna 38 6 PEMBAHASAN 6.1 Produksi Hasil Tangkapan Yellowfin Tuna Berdasarkan data statistik Palabuhanratu tahun 1997-2011, hasil tangkapan Yellowfin Tuna mengalami fluktuasi. Jika dilihat berdasarkan data hasil

Lebih terperinci

SISTEM BAGI HASIL USAHA PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) BUNGUS KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT. Oleh

SISTEM BAGI HASIL USAHA PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) BUNGUS KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT. Oleh 1 SISTEM BAGI HASIL USAHA PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) BUNGUS KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT Oleh Wendy Alan 1) Hendrik (2) dan Firman Nugroho (2) Email : wendyalan@gmail.com

Lebih terperinci

Tabel 9. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%) Perempuan Laki-Laki

Tabel 9. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%) Perempuan Laki-Laki BAB V KARAKTERISTIK, TINGKAT PENGETAHUAN, TINGKAT KEPEDULIAN RESPONDEN, DAN EKUITAS MEREK 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga berhubungan dengan tingkat pengetahuan,

Lebih terperinci

5 KONDISI AKTUAL FASILITAS DAN PELAYANAN KEPELABUHANAN TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN

5 KONDISI AKTUAL FASILITAS DAN PELAYANAN KEPELABUHANAN TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN 62 5 KONDISI AKTUAL FASILITAS DAN PELAYANAN KEPELABUHANAN TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN Ikan yang telah mati akan mengalami perubahan fisik, kimiawi, enzimatis dan mikrobiologi yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu. Pemillihan tempat dilakukan dengan cara pupossive, yaitu

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 30 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Kondisi perairan Teluk Jakarta Teluk Jakarta terletak di utara kota Jakarta dengan luas teluk 285 km 2, dengan garis pantai sepanjang 33 km, dan rata-rata kedalaman

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat Waktu penelitian lapang dilaksanakan pada bulan Maret 2010. Lokasi penelitian di pangkalan pendaratan ikan Muara Angke, Kota Jakarta Utara, DKI Jakarta. 3.2

Lebih terperinci

Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan p-issn: , e-issn:

Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan p-issn: , e-issn: RESEARCH ARTICLE DOI: 10.13170/depik.6.2.5381 Selektivitas alat tangkap purse seine di Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Angke Jakarta Purse seine fishing gear selectivity at Muara Angke Fishing Port Jakarta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Perhatian Orang Tua dalam Belajar Siswa. Tabel Perhatian Orang Tua dalam Belajar Siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Perhatian Orang Tua dalam Belajar Siswa. Tabel Perhatian Orang Tua dalam Belajar Siswa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Perhatian Orang Tua dalam Belajar Siswa Tabel. 4.1. Perhatian Orang Tua dalam Belajar Siswa NTILES of PHTNORTU Frequency Percent

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor perikanan penting bagi pembangunan nasional. Peranan sub sektor perikanan dalam pembangunan nasional terutama adalah menghasilkan bahan pangan protein hewani,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Produk Hasil Perikanan Tangkap Penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dibudidayakan dengan alat atau cara apapun. Produk hasil perikanan

Lebih terperinci

3 KERANGKA PENDEKATAN STUDI

3 KERANGKA PENDEKATAN STUDI 3 KERANGKA PENDEKATAN STUDI Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu di Kota Serang menyediakan fasilitas kebutuhan operasional penangkapan ikan berupa pelayanan kebutuhan BBM, air bersih, es, dermaga,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. reliabilitas dari kuisioner yang telah diisi. Hasilnya adalah sebagai berikut: Scale Mean Scale Variance if Item Deleted

BAB 4 HASIL PENELITIAN. reliabilitas dari kuisioner yang telah diisi. Hasilnya adalah sebagai berikut: Scale Mean Scale Variance if Item Deleted BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum menyebarkan kuisioner kepada 67 sampel, penulis terlebih dahulu menguji validitas dan reliabilitas kuisioner untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS HASIL

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS HASIL BAB 4 HASIL DAN ANALISIS HASIL Pada bab berikut ini akan dibahas mengenai hasil yang didapatkan setelah melakukan pengumpulan data dan analisis dari hasil. Dalam sub bab ini akan dijabarkan terlebih dahulu

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL TANGKAPAN PURSE SEINE WARING UNTUK PELESTARIAN SUMBERDAYA IKAN TERI (Stolephorus devisi) DI PERAIRAN WONOKERTO, KABUPATEN PEKALONGAN

ANALISIS HASIL TANGKAPAN PURSE SEINE WARING UNTUK PELESTARIAN SUMBERDAYA IKAN TERI (Stolephorus devisi) DI PERAIRAN WONOKERTO, KABUPATEN PEKALONGAN ANALISIS HASIL TANGKAPAN PURSE SEINE WARING UNTUK PELESTARIAN SUMBERDAYA IKAN TERI (Stolephorus devisi) DI PERAIRAN WONOKERTO, KABUPATEN PEKALONGAN Catch Analyses of Purse Seine Waring for Preservation

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian secara purposive di kecamatan Medan Labuhan dengan pertimbangan bahwa berdasarkan data sekunder daerah tersebut merupakan salah satu

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN JARING BOBO DI OHOI SATHEAN KEPULAUAN KEI MALUKU TENGGARA. Jacomina Tahapary, Erwin Tanjaya

STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN JARING BOBO DI OHOI SATHEAN KEPULAUAN KEI MALUKU TENGGARA. Jacomina Tahapary, Erwin Tanjaya STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN JARING BOBO DI OHOI SATHEAN KEPULAUAN KEI MALUKU TENGGARA Jacomina Tahapary, Erwin Tanjaya Program Studi Teknologi Penangkapan Ikan, Politeknik Perikanan Negeri Tual. Jl.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Identifikasi Atribut Kemasan Produk Makanan Take out

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Identifikasi Atribut Kemasan Produk Makanan Take out 82 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Atribut Kemasan Produk Makanan Take out Survey tahap 1 yang telah dilakukan menghasilkan tiga jenis informasi, yaitu: 1. Informasi mengenai kebiasan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 8 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4. Keadaan Wilayah Kepulauan Seribu merupakan sebuah gugusan pulaupulau kecil yang terbentang dari teluk Jakarta sampai dengan Pulau Sibera. Luas total Kabupaten

Lebih terperinci

6 EFISIENSI DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

6 EFISIENSI DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN 44 6 EFISIENSI DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN 6.1 Harga Hasil Tangkapan 6.1.1 Harga pembelian hasil tangkapan Hasil tangkapan yang dijual pada proses pelelangan di PPI Tegal Agung, Karangsong dan Eretan Kulon

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 31 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kota Jakarta Utara Keadaan umum Kota Jakarta Utara dikemukakan dalam subbab 4.1.1 sampai dengan 4.1.3 di bawah ini ; meliputi keadaan geografis, keadaan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 17 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Perairan Teluk Jakarta Pesisir Teluk Jakarta terletak di Pantai Utara Jakarta dibatasi oleh garis bujur 106⁰33 00 BT hingga 107⁰03 00 BT dan garis lintang 5⁰48

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan Berdasarkan peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.16/MEN/2006, pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pada hasil analisis dan pembahasan pada bagian sebelumnya diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan analisis Conjoint hasil penelitian menunjukan

Lebih terperinci

ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN LAYANG (Decapterus russelli) DAN IKAN BANYAR (Rastrelliger kanagurta) YANG DIDARATKAN DI REMBANG, JAWA TENGAH

ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN LAYANG (Decapterus russelli) DAN IKAN BANYAR (Rastrelliger kanagurta) YANG DIDARATKAN DI REMBANG, JAWA TENGAH ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN LAYANG (Decapterus russelli) DAN IKAN BANYAR (Rastrelliger kanagurta) YANG DIDARATKAN DI REMBANG, JAWA TENGAH ABSTRAK Wiwiet An Pralampita dan Umi Chodriyah Peneliti pada

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuisioner Survei Konsumen Ritel Modern. Kuisioner Survei Konsumen Ritel Modern. A. Karakteristik Konsumen. 1. Nama :...

Lampiran 1. Kuisioner Survei Konsumen Ritel Modern. Kuisioner Survei Konsumen Ritel Modern. A. Karakteristik Konsumen. 1. Nama :... LAMPIRAN 80 Lampiran 1. Kuisioner Survei Konsumen Ritel Modern Kuisioner Survei Konsumen Ritel Modern Responden Yth, Saya, Firdaus Sinulingga (A 14104671), Mahasiswa Program Sarjana Ekstensi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai gambaran umum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai gambaran umum BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai gambaran umum responden (usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, tempat bekerja, dan dan lama bekerja), data, dan hasil

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis, oleh karena itu Indonesia memiliki keanekaragaman buah-buahan tropis. Banyak buah yang dapat tumbuh di Indonesia namun tidak dapat tumbuh

Lebih terperinci

7. LAMPIRAN Lampiran 1. Foto Pelaksanaan Survey 1.1. Foto Survey di SMP Yohanes XXIII Semarang

7. LAMPIRAN Lampiran 1. Foto Pelaksanaan Survey 1.1. Foto Survey di SMP Yohanes XXIII Semarang 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Foto Pelaksanaan Survey 1.1. Foto Survey di SMP Yohanes XXIII Semarang 38 1.2. Foto Survey di SMA Nusaputera Semarang 39 1.3. Foto Survey di SMP Nusaputera Semarang 40 41 Lampiran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara maritim dan kepulauan yang didalamnya. pembangunan perikanan. Namun kenyataannya, sebagian besar

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara maritim dan kepulauan yang didalamnya. pembangunan perikanan. Namun kenyataannya, sebagian besar 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia sebagai negara maritim dan kepulauan yang didalamnya terkandung kekayaan hayati sumberdaya ikan, yang apabila potensi tersebut dikelola dengan baik,

Lebih terperinci

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN 55 SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN terhadap konversi lahan adalah penilaian positif atau negatif yang diberikan oleh petani terhadap adanya konversi lahan pertanian yang ada di Desa Cihideung

Lebih terperinci

5 PEMBAHASAN 5.1 Unit Penangkapan Ikan

5 PEMBAHASAN 5.1 Unit Penangkapan Ikan 5 PEMBAHASAN 5.1 Unit Penangkapan Ikan Spesifikasi ketiga buah kapal purse seine mini yang digunakan dalam penelitian ini hampir sama antara satu dengan yang lainnya. Ukuran kapal tersebut dapat dikatakan

Lebih terperinci