Perancangan dan Pembuatan Plant Ball and Beam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perancangan dan Pembuatan Plant Ball and Beam"

Transkripsi

1 Perancangan an Pembuatan Plant Ball an Beam M Mulim W, Mahaiwa TE Unip, Agung Warito,Staf Pengajar TE Unip, Ari Triwiyatno, Staf Pengajar TE Unip Abtrak Sitem ball an beam aalah ebuah item imana paa item terebut terapat bola yang apat bergerak beba paa ebuah batang an poii ari perpinahan bola terebut apat iatur ecara otomati euai engan yang iinginkan Sitem ball an beam merupakan item yang angat penting alam mempelajari item kontrol Hal terebut ikarenakan item ball an beam merupakan item yang tiak tabil imana output ari item (poii bola) elalu bertambah tanpa bata untuk etiap input (uut batang) engan nilai yang tetap Oleh karena itu item ball an beam membutuhkan teori kontrol yang komplek Untuk apat mentabilkan item ball an beam maka ibutuhkan uatu kontroller Penggunaan kontroller terebut apat menarik root locu item ball an beam ke ebelah kiri umbu imajiner (jw) paa biang- ehingga iperoleh item yang tabil Paa tuga akhir ini, ibuat plant item ball an beam yang kemuian plant terebut akan igunakan ebagai arana praktikum i Laboratorium Teknik Kontrol Otomatik Juruan Teknik Elektro Univerita Diponegoro Plant ball an beam terebut ikenalikan ecara real time engan menggunakan bahaa pemrograman Delphi 6 I PENDAHULUAN A Latar Belakang Seuai engan perkembangan teknologi paa biang item kontrol maka paa tema tuga akhir ini akan ilakukan perancangan an pembuatan plant ball an beam Sebagaimana yang telah iketahui bahwa untuk membeli uatu plant ball an beam ibutuhkan biaya yang angat bear ehingga paa tuga akhir ini akan irancang an ibuat plant ball an beam yang kemuian plant terebut akan ipergunakan ebagai arana praktikum i Lab Teknik Kontrol Otomatik Juruan Teknik Elektro Univerita Diponegoro Plant ball an beam aalah ebuah plant imana paa plant terebut terapat bola yang apat bergerak beba an poii ari perpinahan bola terebut apat iatur euai engan yang iinginkan Beraarkan ifatnya, ebuah bola akan bergerak ke tempat yang lebih renah apabila bola terebut itaruh paa tempat yang miring Seperti yang telah iketahui, bear jarak perpinahan bola terebut tiak apat ipreiki eberapa jauh bola itu akan bergerak Bear perpinahan letak bola tergantung ari bear kemiringan biang tempat bola terebut beraa B Pembataan Maalah Karena kompleknya permaalahan yang terapat alam item ini, maka perlu aanya bataan-bataan untuk menyeerhanakan permaalahan ini, yaitu : Kontroller yang igunakan aalah kontroller PD Perhitungan et point, error poii an aki kontroller PD yang berupa bear uut batang yang haru icapai oleh plant ball an beam ilakukan engan menggunakan komputer Selain itu komputer juga berfungi untuk mengambil an menyimpan ata perubahan poii bola an memberi perintah kepaa motor untuk bergerak euai engan bear uut yang ihailkan oleh kontroller PD 3 melakukan ientifikai item 4 melakukan analia ketabilan atau optimai engan menggunakan inek performani tetapi hanya menggunakan analii repon tranien Senor yang igunakan untuk menentukan eberapa jauh bola terebut bergerak aalah kawat yang ililitkan paa batang alumunium engan panjang 40 cm an iameter 0, cm 6 Senor yang igunakan untuk menentukan bear uut batang aalah poteniometer linier kohm Sebagai penghail kemiringan batang igunakan motor ervo 8 Poii yang iinginkan berjumlah buah, yaitu poii (0 cm) an poii ( cm) engan tolerani cm 9 Jika poii yang iinginkan aalah poii maka paa aat pertama kali bola iletakkan paa poii an jika poii yang iinginkan aalah poii maka paa aat pertama kali bola iletakkan paa poii Bahaa pemrograman yang igunakan aalah Delphi 6 II DASAR TEORI A Sitem Ball an Beam Sitem ball an beam aalah alah atu item yang angat penting alam mempelajari item kontrol Pergerakan bola paa biang miring yang merupakan moel ari ball an beam [] apat ilihat paa Gambar Sumbu X Wy w = mg Sumbu Y Wx = mgin Gambar Moel Ball an Beam Paa item ball an beam, pergerakan bola ipengaruhi oleh bearnya gaya yang itimbulkan oleh kemiringan batang tempat bola beraa, imana untuk memiringkan batang igunakan motor yang akan menggerakkan batang terebut euai engan poii bola

2 Dari Gambar iapatkan peramaan inamik ari pergeeran bola, yaitu Gaya = maa x percepatan [] " j mg in m r () R imana j aalah momen ineria ari bola yang peramaannya aalah: j mr () yang tiak tabil Hal terebut apat ilihat paa Gambar 3 imana repon unit tep ari item ball an beam cloe loop elalu beroilai (berubah-ubah) eiring bertambahnya waktu Tranfer function ari item ball an beam cloe loop apat ilihat paa peramaan (6) E( ) R ( ) (6) engan menubtitui peramaan () an () maka apat iperoleh : " r g in (3) jika angat kecil maka in ehingga peramaan (3) berubah menjai: " r g (4) engan menggunakan tranformai Laplace maka ari peramaan (4) iapat tranfer function ari poii bola R() terhaap uut batang () [] yaitu: R( ) g ( ) imana g = 9,8 m/ () Dengan menggunakan tranfer function paa peramaan () maka iapatkan repon unit tep ari item ball an beam open loop eperti yang apat ilihat paa Gambar Gambar 3 Repon Unit Step Sitem Ball an Beam Cloe Loop B Kontroller Proportional Plu Derivatif (PD) Fungi alih ari Kontroller PD apat ilihat paa peramaan () [] G c () = K p + K = K ( + K p ) () Dari peramaan () apat ilihat bahwa kontroller PD menghailkan zero tunggal paa = -K p /K, imana Kp aalah kontanta proporional an K aalah kontanta ifferenial Kontroller PD merupakan kontroller yang memperbaiki tanggapan tranien item C Borlan Delphi 6 Bahaa pemrograman Delphi aalah perangkat lunak untuk menyuun program aplikai yang beraarkan paa bahaa pemrograman Pacal an bekerja paa lingkungan item Winow Dengan Delphi akan lebih muah menyuun program aplikai karena i alamya terapat komponen komponen yang akan menghemat penulian program, ehingga tiak perlu repot-repot membuat winow, kotak ialog atau perangkat kontrol lainya Tampilan Delphi eperti terlihat paa Gambar 4 K Gambar Repon Unit Step Sitem Ball an Beam Open Loop Beraarkan Gambar maka apat ilihat bahwa item ball an beam open loop menghailkan keluaran yang elalu bertambah eiring engan bertambahnya waktu imana hal ini menunjukkan bahwa ball an beam open loop merupakan item yang tiak tabil Seperti halnya item ball an beam open loop, Sitem ball an beam cloe loop juga merupakan item Gambar 4 Tampilan Integrate Development Enviroment Delphi

3 3 D Programmable Peripheral Interface (PPI) 8 PPI 8 aalah IC yang irancang untuk membuat port maukan an keluaran paralel PPI 8 memiliki tiga buah port paralel yang maing-maing iberi nama port A, port B an port C Diamping itu PPI 8 memiliki atu regiter kontrol PPI 8 mempunyai 3 buah port yakni Port A (PA), Port B (PB) an Port C (PC) maing-maing berkapaita 8 bit Port A an port B apat ioperaikan ebagai maukan an keluaran (biirectional) Maukan port A mempunyai penyangga ata an penahan ata Port C ibagi menjai ua bagian yaitu port C renah (C3 PC0) an port C tinggi (C4 C), maing-maing berkapaita 4 bit Port C renah an port C tinggi apat ioperaikan ecara terpiah ebagai maukan atau keluaran Pengoperaian PPI 8 paa moe tertentu, terlebih ahulu haru ilakukan engan iniialiai melalui perangkat lunak Iniialiai ilakukan engan memaukan keterangan perintah ke regiter kontrol Data paa kata perintah ini akan menentukan konfigurai ari operai PPI 8 D D6 D D4 D3 D D D0 KELOMPOK B E Analog to Digital Converter (ADC) ADC aalah ebuah komponen yang apat merubah ata analog menjai igital Konfigurai ari pin-pin yang terapat paa ADC apat ilihat paa Gambar CS RD WR INTR DB DB6 DB DB4 DB3 DB DB DB0 Vcc CLK R CLK JN Vin (+) Vin (-) A GND V Ref/ D GND PORT C (renah) = maukan 0 = keluaran PORT B = maukan 0 = keluaran MODE B 0 = moe 0 = moe KELOMPOK A PORT C (tinggi) = maukan 0 = keluaran PORT A = maukan 0 = keluaran MODE A Gambar 6 Konfigurai Pin ADC Paa ADC, agar input analog yang iberikan apat irubah menjai igital hal yang haru ilakukan aalah memberikan CS logika low agar ADC aktif Kemuian paa aat konii awal imana interup maih bernilai 0 maka WR iberikan logika 0 (aktif), eangkan RD iberikan logika Paa aat ini yang terjai aalah ata analog yang iberikan eang iubah menjai ata igital yang euai engan ata analog terebut Paa aat perubahan eleai yaitu paa aat interup bernilai maka yang iaktifkan aalah RD engan memberikan logika 0 eangkan WR iberikan logika Paa keaaan ini berarti ata igital uah apat ibaca III PERANCANGAN A Perancangan Kontroller Paa perancangan kontroller igunakan teknik perancangan menggunakan root locu untuk mempermuah penentuan kontroller apa yang akan igunakan untuk mentabilkan item ball an beam Berikut ini aalah gambar root locu item ball an beam yang apat ilihat paa Gambar 00 = moe 0 0 = moe X = moe Moe Set Flag = Aktif Gambar Iniialiai Operai Port-Port paa PPI 8 Gambar Root locu Sitem Ball an Beam

4 4 Paa Gambar apat ilihat bahwa root locu item ball an beam terapat paa umbu imajiner, imana hal terebut menanakan item ball an beam tiak tabil Untuk apat mentabilkan item ball an beam hal yang haru ilakukan aalah menambahkan zero paa umbu real negatif yang bertujuan agar root locu item ball an beam tertarik keebelah kiri biang-, yaitu menuju ke aerah yang lebih tabil Penambahan zero apat ilakukan engan menambahkan kontroller proporional plu erivatif (PD) paa item ball an beam Tranfer function kontroller PD apat ilihat paa peramaan (8) G ( ) K K (8) c p ln M p ln M p ln 0,3 ln 0,3 (9) = 0,36 Beraarkan peramaan (8) apat iketahui bahwa kontroller PD akan menghailkan zero tunggal paa = - K p /K Diagram blok item ball an beam plu kontroller PD apat ilihat paa Gambar 8 R() + - K p + K E() Nilai frekueni alamiah tiak teream apat iperoleh engan menggunakan peramaan () [3] 4 n () T 4 3, 3, x0,36 Setelah an n iperoleh maka letak pole-pole cloe loop yang baru ebagai apat ilihat paa Gambar a Imajiner Gambar 8 Diagram Blok Ball an Beam plu Kontroller PD Setelah kontroller yang akan igunakan telah itentukan, kemuian hal keua yang haru ilakukan alam perancangan aalah menentukan peifikai repon item euai yang iinginkan wn b Real Gambar Letak Pole-Pole Cloe Loop yang Baru Nilai paa Gambar apat iperoleh engan menggunakan peramaan () [3] Sin () Sin 0,36 =, o Setelah nilai iperoleh maka nilai a apat iperoleh engan menggunakan peramaan () Gambar 9 Repon Sitem Ore Secara Umum Speifikai repon item yang iinginkan aalah lewatan makimum item (M p ) ebear 0,3 an ettling time (T ) ebear 3, etik Untuk menapatkan nilai K p an K yang euai engan peifikai yang iinginkan ilakukan perhitungan ebagai berikut: Nilai raio reaman () apat iperoleh engan menggunakan peramaan (9) [3] a x n in () = 3, x in, =,4 Seangkan nilai b apat iperoleh engan menggunakan peramaan (3) b n x co (3) = 3, x co, =,9

5 Setelah nilai a an b iapatkan maka letak pole-pole cloe loop yang iinginkan apat iperoleh menggunakan peramaan (4) [3] S, = -a j b (4) = -,4 j,9 Dengan menubtituikan pole cloe loop yang iinginkan ( = -,4 + j,9) ke alam peramaan () maka iperoleh uut G p () paa pole cloe loop terebut G p () = = (),4 j,9,4 j,9 Suut G p () terebut aalah: = arc tan (,9/-,4) = -68,9 o =, o = arc tan (,9/-,4) = -68,9 o =, o Dengan menggunakan yarat uut yang terapat paa peramaan (6) [3] maka apat iperoleh bear uut yang haru ihailkan oleh kontroller PD ( c ) c + z - p = -80 o (6) imana p = + =, o an z = 0, maka bear uut yang haru ihailkan kontroller PD aalah: G c () = K ( + 4,39) () Dengan menggunakan yarat magnitue eperti yang terapat paa peramaan (8) [3] maka iperoleh nilai K p an K ebagai berikut: K 4,39,4 j,9 K,4 j,9 4,39,4 j,9,4 j,9 (8) K4,39 0,44K 3,636 maka iapatkan K =, 0,44 K p imana K = K an 4, 39 maka iperoleh: K K, K = 0, 3 ra/m/etik interval pembacaan K p = K x 4,39 = 0,3 x 4,39 =,4 ra/m Dengan menggunakan Matlab maka apat ibuktikan nilai K p an K yang telah iperoleh apat menarik root locu ke ebelah kiri umbu imajiner paa biang- an membuat item ball an beam menjai tabil c = -80 o +, o = 4, o Suut-uut yang ihailkan oleh G p () an kontroller PD apat ilihat paa Gambar imajiner j,9 4, 4,8 68,9 Gambar Root locu Sitem Ball an Beam engan Kontroller PD x -,4 Real Gambar Suut Suut yang Dihailkan oleh G p () an Kontroller PD Beraarkan Gambar maka bear x aalah: x =,9 tan 4,8 = 3, Jai letak zero yang ihailkan kontroller PD aalah = (-,4 3,) = - 4,39 Setelah zero iapatkan maka tranfer function ari kontroller PD apat ituli ebagai berikut: Gambar 3 Repon Sitem Ball an Beam engan Kontroller PD terhaap Maukan Unit Step

6 6 Paa Gambar 3 apat iketahui bahwa engan menggunakan nilai Kp an K yang telah iperoleh ihailkan lewatan makimum (M p ) ebear 0,4 an ettling time (T ) ebear 3,3 etik untuk etiap input unit tep Terapatnya perbeaan yang tiak terlalu bear paa nilai M p an T yang itunjukkan oleh Matlab engan nilai M p an T paa peifikai yang iinginkan iebabkan karena aanya pembulatan nilai paa aat perhitungan Jai engan menggunakan kontroller PD engan nilai K p an K yang telah iperoleh maka item ball an beam yang merupakan item yang tiak tabil menjai ebuah item yang tabil B Perancangan Perangkat Kera (Harware) Paa pembuatan harware ball an beam igunakan PPI 8, ADC 804 yang igunakan untuk mengubah nilai analog ari enor batang menjai ata igital 8 bit, ADC 80 yang igunakan untuk mengubah nilai analog ari enor uut menjai ata igital 8 bit, enor uut yang berupa gulungan kawat epanjang 40 cm, poteniometer yang igunakan ebagai enor uut, rangkaian river motor, an motor ervo yang igunakan untuk menggerakkan batang ke kanan an ke kiri Diagram blok item ball an beam ecara keeluruhan apat ilihat paa Gambar 4 D D0 D D0 PA0 PA ADC 804 SENSOR BATANG CS RD WR INTR DB DB6 DB DB4 DB3 DB DB DB0 Vcc CLK R CLK JN Vin (+) Vin (-) A GND V Ref/ D GND Kohm PF Gambar Rangkaian Free Running ADC F F Vin Vcc Kohm Trimpot 0 ohm Kohm B Rangkaian Driver Motor Servo Rangkaian river motor ervo menggunakan prinip tranitor ebagai aklar [] Paa aat bai menapat tegangan maka terapat aru yang melalui bai ehingga tranitor akan hubung ingkat an tegangan keluaran akan ama engan Vcc, imana keluaran iletakkan paa kolektor Driver motor ervo apat ilihat paa Gambar 6 Vcc I S A S L O T A9 A AEN A A0 DEKODER ALAMAT CS A A0 P P I 8 PB0 PB PC0 ADC 80 IN OUT SENSOR SUDUT IN ohm ohm K6 ohm TIP 3 TIP 3 TIP 3 TIP 3 TIP 3 TIP 3 K6 ohm IN IOR RD DRIVER MOTOR Motor IOW WR PC IN OUT Gambar 6 Rangkaian Driver Motor Servo Gambar 4 Diagram Blok Plant Ball an Beam B Rangkaian Analog to Digital Converter (ADC) ADC igunakan untuk mengubah input analog menjai igital 8 bit Rangkaian free runing ari ADC apat ilihat paa Gambar C Perancangan Perangkat Lunak (Software) Paa pembuatan perangkat lunak (oftware) bahaa pemrograman yang igunakan aalah bahaa pemrograman Delphi 6 Flow chart program utama ball an beam apat ilihat paa Gambar

7 Mulai Iniialiai PPI 8 Tombol Baca Poii Ditekan? Tombol Baca Suut Ditekan? Tombol Mulai Ditekan? A Tampilakan Poii Bola Tampilkan Suut Batang Aktifkan Timer B A Tombol Stop Ditekan? Tombol Simpan Data Ditekan? Tombol Hapu Ditekan? Tombol Keluar Ditekan? Matikan Timer Simpan Data Perubahan Poii Bola Hapu Data Perubahan Poii Bola paa Valueliteitor B Beraarkan Gambar 8 apat ilihat bahwa paa aat timer iaktifkan maka pertama-tama hal ilakukan aalah membaca poii bola ekarang kemuian ilanjutkan engan menghitung uut yang ihailkan oleh kontroller Suut yang ihailkan kontroller PD menggunakan peramaan (9) ebagai berikut: e K p e K (9) t imana : = Suut yang ihailkan kontroller PD (erajat) K p = Kontanta proporional =,4 ra/m K = Kontanta ifferenial = 0,3 ra/m/interval pembacaan e = Error = X X e X X = ab( ) t t t X = Poii yang iinginkan (cm) X = Poii bola aat ini (cm) X - = Poii bola ebelumnya (cm) t = Waktu pembacaan aat ini (etik) t - = Waktu pembacaan ebelumnya (etik) Interval pembacaan = t t - (etik) Seleai Gambar Flow Chart Program Utama Ball an Beam Untuk menghitung uut yang ihailkan kontroller PD igunakan Timer yang flow chartnya apat ilihat paa Gambar 8 Mulai Baca Poii Bola Hitung Suut Kontroller PD Baca Suut Awal Batang Menggerakkan Motor Seuai engan Suut Terhitung IV PENGUJIAN DAN ANALISA Berikut ini aalah grafik perubahan bola menuju poii yang iinginkan Poii (cm) 30 0 Poii Pembacaan (x0,063 etik) Gambar 9 Grafik Pergerakan Bola Menuju Poii Poii Gambar 8 Flow Chart Timer Baca Suut Akhir Batang Suut Batang = Suut Terhitung Menghentikan Motor Poii (cm) Pembacaan (x0,063 etik) Gambar 0 Grafik Grafik Pergerakan Bola Menuju Poii

8 8 Beraarkan grafik yang terapat paa Gambar 9 an Gambar 0 maka apat ilihat bahwa untuk menuju ke poii yang iinginkan bola akan mengalami oilai ecara teru meneru Oilai terebut berfungi untuk mengurangi gaya yang menggerakkan bola ehingga pergerakkan bola paa batang tiak terlalu cepat Dengan emakin bertambahnya waktu oilai yang terjai paa bola akan emakin mengecil Paa Gambar 9 poii tabil (bola berhenti paa poii ) icapai paa aat oilai yang terjai angat kecil ekali, imana hal terebut menunjukkan bahwa ebenarnya bola maih bergerak tetapi engan pergerakkan yang angat kecil ekali Seangkan untuk Gambar 0 poii tabil (bola berhenti paa poii ) icapai paa aat oilai uah tiak aa ama ekali, imana hal terebut itanai engan terbentuknya gari luru paa grafik Perbeaan konii tabil antara Gambar 9 an Gambar 0 iebabkan karena untuk poii yang iinginkan aalah poii, ari kali pengujian yang ilakukan ecara berturut-turut iapatkan atu kali keaaan tiak tabil (bola tiak berhenti paa poii ), ehingga grafik nilai rata-rata ari pergerakan bola menuju poii tiak iperoleh aanya gari luru tetapi maih terjainya oilai yang angat kecil ekali Walaupun maih terapatnya oilai tetapi karena oilai yang terjai angat kecil ekali maka apat ikatakan item uah tabil Seangkan untuk poii yang iinginkan aalah poii, ari kali pengujian yang ilakukan ecara berturut-turut tiak iperoleh keaaan yang tiak tabil (bola elalu berhenti paa poii ) ehingga paa grafik nilai ratarata pergerakan bola menuju poii iperoleh aanya uatu gari luru Selain perbeaan konii tabil apat pula ilihat paa Gambar 9 an Gambar 0 waktu untuk mencapai poii tabil antara poii an poii berbea-bea yaitu 6,8 etik untuk poii an, etik untuk poii Hal ini iebabkan karena kaang-kaang terjai kealahan pembacaan poii bola oleh enor poii Kealahan pembacaan terebut terjai karena tiak terentuhnya enor poii engan baik ketika bola bergerak terlalu cepat Selain itu kealahan pembacaan juga apat terjai karena kotornya enor poii Untuk mengetahui kebaikan performani ari item ball an beam yang telah ibuat maka ilakukan perhitungan berapa kali alat apat berjalan engan baik ari kali percobaan yang telah ilakukan untuk tiap-tiap poii yang iinginkan Untuk poii yang iinginkan aalah poii, ari kali percobaan yang ilakukan ecara berturutturut iapatkan konii yang tiak tabil ehingga kebaikan performani untuk poii aalah: 9 Kebaikan performani poii = x 0% 90% Untuk poii yang iinginkan aalah poii, ari kali percobaan yang ilakukan ecara berturut-turut tiak iperoleh konii yang tiak tabil ehingga kebaikan performani untuk poii aalah: Kebaikan performani poii = x 0% 0% Jai nilai rata-rata kebaikan performani ari item ball an beam yang telah ibuat aalah: Nilai rata-rata kebaikan performani = 90% 0% 9% Dengan nilai rata-rata kebaikan performani ebear 9% maka item ball an beam yang telah ibuat apat ikatakan baik V PENUTUP A Keimpulan Dari hail pengujian an analia terhaap plant ball an beam apat itarik beberapa keimpulan ebagai berikut: Kontroller PD menambah uut poitif paa yarat uut root locu engan menghailkan zero paa = -(K p /K ) ehingga penambahan kontroller PD terebut apat membuat root locu item ball an beam tertarik ke ebelah kiri umbu imajiner paa biang- yaitu menuju aerah yang lebih tabil

9 9 Kealahan pembacaan paa enor poii yang iebabkan oleh tiak terentuhnya enor poii engan baik ketika bola bergerak terlalu cepat an kotornya enor poii menyebabkan repon item tiak euai engan perancangan an menghailkan waktu tabil yang berbea-bea untuk etiap percobaan 3 Untuk apat mencapai poii yang iinginkan bola tiak akan langung apat berhenti apabila poii yang iinginkan telah tercapai tetapi bola akan beroilai terlebih ahulu an kemuian baru apat berhenti Oilai terebut terjai karena maih bearnya gaya yang menggerakkan bola Pembimbing I M Mulim W lahir i Jakarta, 4 September 99 Lulu ari SMU Negeri 3 Jakarta paa tahun 998 an melanjutkan kuliah i Juruan Teknik Elektro Univerita Diponegoro engan konentrai kontrol Digarani@yahoocom Mengetahui/Mengeahkan Pembimbing II B Saran Saran yang apat iberikan penuli alam pengembangan item ball an beam aalah ebagai berikut: Untuk mentabilkan plant ball an beam apat igunakan kontroller lain eperti kontroller Fuzzy Menggunakan graphite trip ebagai enor poii agar iperoleh pembacaan poii yang lebih baik 3 Sebagai pengembangan ari tuga akhir ini apat ilakukan penambahan jumlah poii yang iinginkan yaitu lebih ari ua poii Ir Agung Warito, DHET NIP Ari Triwiyatno, ST NIP DAFTAR PUSTAKA Malvino, Albert Paul, Prinip Prinip Elektronika Jili I, Diterjemahkan oleh Sahat Pakpahan, Erlangga, Jakarta, 996 Agu, M, J Alam, Borlan Delphi 0, Elex Meia Komputino, Jakarta, Ogata, Katuhiko, Teknik Kontrol Automatik (Sitem Pengaturan), Diterjemahkan oleh Ei Lekono, Jili, Erlangga, Jakarta, Ogata, Katuhiko, Teknik Kontrol Automatik (Sitem Pengaturan), Diterjemahkan oleh Ei Lekono, Jili, Erlangga, Jakarta, 99 Phillip, Charle L, Royce D Harbor, Sitem Kontrol Daar Daar (Feeback Control Sytem 3e), Diterjemahkan oleh Prof R J Wioo, Prentice Hall (Aia), JB Rice, Ball On Beam Balance (BOBB), Makalah Internet Welltea, Peter, Ball An Beam Sytem, Makalah Internet 8, CSC460/60 Project : A Balance Apparatu for an Embee Sytem, 00 9, Mathematical Moel, Makalah Internet,999

SISTEM KENDALI OTOMATIS. PID (Proportional-Integral-Derivative)

SISTEM KENDALI OTOMATIS. PID (Proportional-Integral-Derivative) SISTEM KENDALI OTOMATIS PID Proportional-Integral-Derivative Diagram Blok Sitem Kendali Pendahuluan Urutan cerita :. Pemodelan item. Analia item 3. Pengendalian item Contoh : motor DC. Pemodelan mendapatkan

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Prosedur Plot Tempat Kedudukan Akar

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Prosedur Plot Tempat Kedudukan Akar Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya MATERI Proedur Plot Tempat Kedudukan Akar Sub Pokok Bahaan Anda akan belajar. Proedur plot Letak Kedudukan Akar. Proedur plot dengan bantuan Matlab Pengantar.

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem Laporan Praktikum Teknik Intrumentai dan Kendali Permodelan Sitem iuun Oleh : Nama :. Yudi Irwanto 0500456. Intan Nafiah 0500436 Prodi : Elektronika Intrumentai SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BAAN TENAGA

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Konsep Letak Kedudukan Akar

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Konsep Letak Kedudukan Akar Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya MATERI Konep Letak Kedudukan Akar Konep ketabilan, dapat dijelakan melalui pandangan ebuah kerucut lingkaran yang diletakkan tegak diata bidang datar. Bila kerucut

Lebih terperinci

Sistem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epson C90 Sebagai Simulasi Pada Industri Percetakan Menggunakan Kontroler PID

Sistem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epson C90 Sebagai Simulasi Pada Industri Percetakan Menggunakan Kontroler PID 6 8 6 8 kecepatan (rpm) kecepatan (rpm) 3 5 67 89 33 55 77 99 3 Sitem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epon C9 Sebagai Simulai Pada Indutri Percetakan Menggunakan Kontroler PID Firda Ardyani, Erni

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibaha mengenai perancangan dan realiai dari kripi meliputi gambaran alat, cara kerja ytem dan modul yang digunakan. Gambar 3.1 merupakan diagram cara kerja

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TUNING PARAMETER KONTROLER PD MENGGUNAKAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC

PERBANDINGAN TUNING PARAMETER KONTROLER PD MENGGUNAKAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC , Inovtek, Volume 6, Nomor, April 26, hlm. - 5 PERBANDINGAN TUNING PARAMETER ONTROLER PD MENGGUNAAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC Abdul Hadi PoliteknikNegeriBengkali Jl.

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam SSTEM ENDAL ECEATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdau oliteknik Batam. Tujuan 1. Memahami kelebihan dan kekurangan item kendali lingkar tertutup (cloe-loop) dibandingkan item kendali terbuka (open-loop).

Lebih terperinci

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi

Lebih terperinci

Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Visual Basic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 16

Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Visual Basic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 16 Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Viual Baic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 6 Muhammad Rizki Setiawan, M. Aziz Mulim dan Goegoe Dwi Nuantoro Abtrak Dalam penelitian ini telah diimplementaikan

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Karakteristik Sistem Orde Pertama

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Karakteristik Sistem Orde Pertama Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya arakteritik Sitem Orde Pertama Materi Contoh Soal Ringkaan Latihan Materi Contoh Soal Sitem Orde Pertama arakteritik Repon Waktu Ringkaan Latihan Pada bagian

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus ISBN: 978-60-7399-0- Analia Kendali Radar Penjejak Peawat Terbang dengan Metode Root Locu Roalina ) & Pancatatva Heti Gunawan ) ) Program Studi Teknik Elektro Fakulta Teknik ) Program Studi Teknik Mein

Lebih terperinci

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda 2.1. Pendahuluan Dioda adalah komponen elektronika yang teruun dari bahan emikonduktor tipe-p dan tipe-n ehingga mempunyai ifat dari bahan emikonduktor ebagai berikut.

Lebih terperinci

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V: Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik

Lebih terperinci

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI 26 BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI Pada tei ini akan dilakukan pemodelan matemati peramaan lingkar tertutup dari item pembangkit litrik tenaga nuklir. Pemodelan matemati dibentuk dari pemodelan

Lebih terperinci

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno Pengendalian Kadar Keaaman (ph) Pada Sitem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbai Arduino Uno Ika Kutanti, Pembimbing : M. Aziz Mulim, Pembimbing : Erni Yudaningtya. Abtrak Pengendalian kadar

Lebih terperinci

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Pengendapan Tahu Menggunakan Kontroler PID Berbasis ATmega328

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Pengendapan Tahu Menggunakan Kontroler PID Berbasis ATmega328 Pengendalian Kadar Keaaman (ph) Pada Pengendapan Tahu Menggunakan Kontroler PID Berbai ATmega38 Dyah Ayu Anggreini T, Retnowati, Rahmadwati. Abtrak Pengendalian kadar keaaman pada pengendapan tahu angat

Lebih terperinci

GERAK MELINGKAR (ROTASI)

GERAK MELINGKAR (ROTASI) GEAK MELINGKA (OTASI) y P x P y P x y y x x - alam - maka : Gerak luru (arah tetap) Gerak melingkar (umbu tetap) Penting Poii uut kecepatan uut eferenintegral eferenintegral Bearan Suut an Linier percepatan

Lebih terperinci

TE Dasar Sistem Pengaturan. Perancangan Kontroler : Kontroler Proporsional dan Differensial

TE Dasar Sistem Pengaturan. Perancangan Kontroler : Kontroler Proporsional dan Differensial TE09346 Daar Sitem Pengaturan Perancangan ontroler : ontroler Proorional an Differenial Ir. Jo Pramuijanto, M.Eng. Juruan Teknik Elektro FTI ITS Tel. 5947302 Fax.593237 Email: jo@ee.it.ac.i Daar Sitem

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Intitut Teknologi Seuluh Noember Surabaya Materi Contoh Soal Ringkaan Latihan Aemen Materi Contoh Soal Ringkaan omonen Sitem Sitem Hail Perancangan Proeur Perancangan Pengenali PD Moifikai Latihan Aemen

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA) STUDI PERBADIGA BELITA TRASFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PEGGUAA TAP CHAGER (Aplikai pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA) Bayu T. Sianipar, Ir. Panuur S.M. L.Tobing Konentrai Teknik Energi Litrik,

Lebih terperinci

Transformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS

Transformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS Tranformai Laplace Slide: Tri Harono PENS - ITS 1 1. Pendahuluan Tranformai Laplace dapat digunakan untuk menyatakan model matemati dari item linier waktu kontinu tak ubah waktu, Tranformai Laplace dapat

Lebih terperinci

TRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1

TRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1 TRANSFORMASI LAPLACE Aep Najmurrokhman Juruan Teknik Elektro Univerita Jenderal Achmad Yani April 20 EL2032 Sinyal dan Sitem Tujuan Belajar : mengetahui ide penggunaan dan definii tranformai Laplace. menurunkan

Lebih terperinci

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA 3.1 Spesifikasi kamera Kamera yang igunakan alam percobaan paa tugas akhir ini aalah kamera NIKON Coolpix 7900, engan spesifikasi sebagai berikut : Resolusi maksimum :

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB Jurnal Reaki (Journal of Science and Technology) Juruan Teknik imia oliteknik Negeri Lhokeumawe Vol.6 No.11, Juni 008 SSN 1693-48X ERANCANGAN SSTEM ENGENDAL D DENGAN BANTUAN METODE SMULAS SOFTWARE MATLAB

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. Umum Karena keederhanaanya,kontruki yang kuat dan karakteritik kerjanya yang baik,motor induki merupakan motor ac yang paling banyak digunakan.penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

TE Dasar Sistem Pengaturan. Kontroler

TE Dasar Sistem Pengaturan. Kontroler TE09346 aar Sitem engaturan ontroler r. Jo ramudijanto, M.Eng. Juruan Teknik Elektro FT TS Telp. 5947302 Fax.593237 Email: jo@ee.it.ac.id aar Sitem engaturan - 06 efinii ontroler Struktur ontroler ontroler

Lebih terperinci

SIMULASI PERANCANGAN FASA TERTINGGAL SISTEM KENDALI DIGITAL

SIMULASI PERANCANGAN FASA TERTINGGAL SISTEM KENDALI DIGITAL JISSN : 58-7 SIMULASI PERANCANAN FASA TERTINAL SISTEM KENALI IITAL Cekma Cekdin Program Studi Teknik Eelektro Fakulta Teknik Univerita Muhammadiyah Palembang Jalan Jenderal Ahmad Yani Ulu Palembang Email

Lebih terperinci

ANALISIS PENGONTROL TEGANGAN TIGA FASA TERKENDALI PENUH DENGAN BEBAN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNAKAN PROGRAM PSpice

ANALISIS PENGONTROL TEGANGAN TIGA FASA TERKENDALI PENUH DENGAN BEBAN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNAKAN PROGRAM PSpice NLISIS PENGONTROL TEGNGN TIG FS TERKENDLI PENUH DENGN BEBN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNKN PROGRM PSpice Heber Charli Wibiono Lumban Batu, Syamul mien Konentrai Teknik Energi Litrik, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB 8 PEMODELAN DAN SIMULASI REAKTOR CSTR

BAB 8 PEMODELAN DAN SIMULASI REAKTOR CSTR BB 8 PEMODELN DN SIMULSI REKTOR STR Perhatian gambar eta 3 buah STR (ontinuou Stirred-Tan Reactor) iotermal di bawah ini: F 0 F F 2 F 3 V V 2 2 V 3 3 0 (t) (t) 2 (t) 3 (t) Ketiga STR itu digunaan untu

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Aturan Ziegler Nichol Perancangan Pengendali Ziegler Nichol Tipe 2 Terkadang pemodelan matemati plant uah untuk dilakukan. Jika hal ini terjadi maka perancangan

Lebih terperinci

DEFERENSIAL PARSIAL BAGIAN I

DEFERENSIAL PARSIAL BAGIAN I DEFEENSAL PASAL BAGAN Diferenial parial olume uatu iliner berjari-jari r engan ketinggian h inatakan oleh r h Yakni bergantung kepaa ua bearan, aitu r an h. Jika r kita jaga tetap an ketinggian h kita

Lebih terperinci

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB ISSN: 1693-6930 17 DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB Kartika Firausy, Yusron Saui, Tole Sutikno Program Stui Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Inustri, Universitas Ahma Dahlan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

Transformasi Laplace dalam Mekatronika

Transformasi Laplace dalam Mekatronika Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya

Lebih terperinci

PENGENDALIAN TEKANAN PADA PRESSURE PROCESS RIG MELALUI MODBUS MENGGUNAKAN KONTROLER FUZZY-PID. Tedy Ade Wijaya

PENGENDALIAN TEKANAN PADA PRESSURE PROCESS RIG MELALUI MODBUS MENGGUNAKAN KONTROLER FUZZY-PID. Tedy Ade Wijaya PENGENDALIAN TEKANAN PADA PRESSURE PROCESS RIG 38-714 MELALUI MODBUS MENGGUNAKAN KONTROLER FUZZY-PID Tedy Ade Wijaya 08 100 639 Simulai Sidang Tuga Akhir januari 011 Pembahaan Materi Pendahuluan Perancangan

Lebih terperinci

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki

Lebih terperinci

Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

Nursyamsu Hidayat, Ph.D. 4//013 ivil Engineering Diploma Program Vocational chool Gajah Maa Univerity Nuryamu Hiayat, Ph.D. Alinemen horiontal/trae jalan merupakan proyeki umbu jalan paa biang horiontal Alinemen horiontal teriri

Lebih terperinci

Simulasi Unjuk Kerja Sistem Kendali PID Pada Proses Evaporasi Dengan Sirkulasi Paksa

Simulasi Unjuk Kerja Sistem Kendali PID Pada Proses Evaporasi Dengan Sirkulasi Paksa 1 Simulai Unjuk erja Sitem endali ada roe Evaporai engan Sirkulai aka Ade Elbani Juruan Teknik Elektro Fakulta Teknik, Univerita Tanjungpura ontianak e-mail : adeelbani@yahoo.com Abtract roe evaporai ering

Lebih terperinci

Error Kondisi Tunak dan Stabilitas Sistem Kendali

Error Kondisi Tunak dan Stabilitas Sistem Kendali Error Kondii Tunak dan Stabilita Sitem Kendali Aep Najmurrokhman Juruan Teknik Elektro Univerita Jenderal Achmad Yani 2 December 202 EL305 Sitem Kendali Struktur Sitem Berumpan balik 2 December 202 EL305

Lebih terperinci

SET 2 KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR. Gerak adalah perubahan kedudukan suatu benda terhadap titik acuannya.

SET 2 KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR. Gerak adalah perubahan kedudukan suatu benda terhadap titik acuannya. MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA FISIKA SET KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR a. Gerak Gerak adalah perubahan kedudukan uatu benda terhadap titik acuannya. B. Gerak Luru

Lebih terperinci

2. Berikut merupakan komponen sistem kendali atau sistem pengaturan, kecuali... a. Sensor b. Tranducer c. Penguat d. Regulator *

2. Berikut merupakan komponen sistem kendali atau sistem pengaturan, kecuali... a. Sensor b. Tranducer c. Penguat d. Regulator * ELOMPO I 1. Suunan komponen-komponen yang aling dihubungkan edemikian rupa ehingga dapat mengendalikan atau mengatur keluaran yang euai harapan diebut ebagai... a. Sitem Pengaturan * b. Sitem Otomati c.

Lebih terperinci

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK Program Studi Teknik Elektro Fakulta

Lebih terperinci

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI ANALISAPERITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI Nurnilam Oemiati Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammaiyah Palembang Email: nurnilamoemiatie@yahoo.com Abstrak paa

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM CONTROL LEVEL DAN PRESSURE PADA BOILER DI WORKSHOP INSTRUMENTASI BERBASIS DCS CENTUM CS3000 YOKOGAWA

PERANCANGAN SISTEM CONTROL LEVEL DAN PRESSURE PADA BOILER DI WORKSHOP INSTRUMENTASI BERBASIS DCS CENTUM CS3000 YOKOGAWA PERANCANGAN SISTEM CONTROL LEVEL DAN PRESSURE PADA BOILER DI WORKSHOP INSTRUMENTASI BERBASIS DCS CENTUM CS3000 YOKOGAWA Oleh : Awal Mu amar 2404 100 030 Pembimbing : Hendra Cordova ST, MT Fitri Adi Ikandarianto

Lebih terperinci

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK Konfereni Naional Teknik Sipil (KoNTekS ) Sanur-Bali, - Juni PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM Zufrimar, Budi Wignyoukarto dan Itiarto Program Studi Teknik Sipil, STT-Payakumbuh,

Lebih terperinci

PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES

PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES Raita.Arinya Universitas Satyagama Jakarta Email: raitatech@yahoo.com Abstrak Penalaan parameter kontroller PID selalu iasari atas tinjauan terhaap karakteristik

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS DESAIN SISEM KENDALI MELALUI ROO LOCUS Pendahuluan ahap Awal Deain Kompenai Lead Kompenai Lag Kompenai Lag-Lead Kontroler P, PI, PD dan PID eknik Elektro IB [EYS-998] hal dari 46 Pendahuluan Speifikai

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Matrik Alih

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Matrik Alih Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Matrik Alih Materi Contoh Soal Ringkaan Latihan Aemen Materi Contoh Soal Ringkaan Latihan Aemen Pengantar Dalam Peramaan Ruang Keadaan berdimeni n, teradapat

Lebih terperinci

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF Bab E, Umpan Balik Negati Hal 217 BB 5E UMPN BLIK NEGTIF Dengan pemberian umpan balik negati kualita penguat akan lebih baik hal ini ditunjukkan dari : 1. pengutannya lebih tabil, karena tidak lagi dipengaruhi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KONTROL KOMPRESSOR AC BERBASISKAN PC

PERANCANGAN SISTEM KONTROL KOMPRESSOR AC BERBASISKAN PC PERANCANGAN SISTEM KONTROL KOMPRESSOR AC BERBASISKAN PC Makalah Seminar Tuga Akhir SATIYONO MARSUKAT PUTRO LF300553 Juruan Teknik Elektro Fakulta teknik Univerita Diponegoro Semarang 003 ABSTRAK Implementai

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

Pengaruh Perubahan Set Point pada Pengendali Fuzzy Logic untuk Pengendalian Suhu Mini Boiler

Pengaruh Perubahan Set Point pada Pengendali Fuzzy Logic untuk Pengendalian Suhu Mini Boiler 72 Jurnal Rekayaa Elektrika Vol., No. 4, Oktober 23 Pengaruh Perubahan Set Point pada Pengendali Fuzzy Logic untuk Pengendalian Suhu Mini Boiler Bhakti Yudho Suprapto, Wahidin Wahab 2, dan Mg. Abdu Salam

Lebih terperinci

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat.

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat. E 3 E 1 -σ 3 σ 3 σ 1 1 a Namakan keping paling atas aalah keping A, keping keua ari atas aalah keping B, keping ketiga ari atas aalah keping C an keping paling bawah aalah keping D E 2 muatan bawah keping

Lebih terperinci

SIMULASI KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PROGRAM MATLAB

SIMULASI KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PROGRAM MATLAB 36 SIULASI KAAKTEISTIK OTO INDUKSI TIGA FASA BEBASIS POGA ATLAB Yandri Juruan Teknik Elektro, Fakulta Teknik Univerita Tanjungpura E-mail : yandri_4@yahoo.co.id Abtract otor uki angat lazim digunakan pada

Lebih terperinci

METODE ROOT LOCUS UNTUK MENCARI PARAMETER PID DALAM PENGENDALIAN POSISI STAMPING ROD BERBASIS PNEUMATIC MENGGUNAKAN ARDUINO UNO

METODE ROOT LOCUS UNTUK MENCARI PARAMETER PID DALAM PENGENDALIAN POSISI STAMPING ROD BERBASIS PNEUMATIC MENGGUNAKAN ARDUINO UNO METODE ROOT LOCUS UNTUK MENCARI PARAMETER PID DALAM PENGENDALIAN POSISI STAMPING ROD BERBASIS PNEUMATIC MENGGUNAKAN ARDUINO UNO Ade Amruchly Yana, M. Azi Mulim, Erni Yudaningtya Teknik Elektro Univerita

Lebih terperinci

Desain Pengaturan Level Pada Coupled Tank Proccess Rig Menggunakan Kontroler Self-Tuning Fuzzy PID Hybrid Tugas Akhir - TE091399

Desain Pengaturan Level Pada Coupled Tank Proccess Rig Menggunakan Kontroler Self-Tuning Fuzzy PID Hybrid Tugas Akhir - TE091399 Deain Pengaturan Level Pada Coupled Tank Procce Rig 38-00 Menggunakan ontroler Self-Tuning Fuzzy PID Hybrid Tuga Akhir - TE09399 Leonardu Hara Manggala Putra 08.00.009 Juruan Teknik Elektro FTI ITS, Surabaya

Lebih terperinci

ANALISA ADC 0804 dan DAC 0808 MENGGUNAKAN MODUL SISTEM AKUISISI DATA PADA PRAKTIKUM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA

ANALISA ADC 0804 dan DAC 0808 MENGGUNAKAN MODUL SISTEM AKUISISI DATA PADA PRAKTIKUM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA ANALISA ADC 0804 dan DAC 0808 MENGGUNAKAN MODUL SISTEM AKUISISI DATA PADA PRAKTIKUM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA Disusun oleh : Nama : Ferdian Cahyo Dwiputro dan Erma Triawati Ch, ST., MT NPM : 16409952 Jurusan

Lebih terperinci

BANK SOAL DASAR OTOMATISASI

BANK SOAL DASAR OTOMATISASI BANK SOAL DASA OTOMATISASI 6 iv DAFTA ISI Halaman Bio Data Singkat Penuli.... Kata Pengantar Daftar Ii i iii iv Pemodelan Blok Diagram Sitem..... Analia Sitem Fiik Menggunakan Peramaan Diferenial......

Lebih terperinci

Analisis Tegangan dan Regangan

Analisis Tegangan dan Regangan Repect, Profeionalim, & Entrepreneurhip Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 05 SKS : 3 SKS Analii Tegangan dan Regangan Pertemuan 1, 13 Repect, Profeionalim, & Entrepreneurhip TIU : Mahaiwa dapat menganalii

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERTER PWM LIMA FASA DENGAN BEBAN TERHUBUNG BINTANG

BAB 5 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERTER PWM LIMA FASA DENGAN BEBAN TERHUBUNG BINTANG BAB 5 ANALII RIAK ARU KELUARAN INVERER PWM LIMA FAA DENGAN BEBAN ERHUBUNG BINANG 5. Penahuluan Paa bab ebelumnya telah ijelakan bahwa paa item multifaa, hubungan antaa iak au keluaan inete beban poligon

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Jilid 2

Analisis Rangkaian Listrik Jilid 2 Sudaryatno Sudirham nalii angkaian itrik Jilid Sudaryatno Sudirham, nalii angkaian itrik nalii angkaian Menggunakan Tranformai aplace Setelah mempelajari bab ini kita akan memahami konep impedani di kawaan.

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA

SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA TESIS Diajukan guna melengkapi tuga akhir dan memenuhi alah atu yarat untuk menyeleaikan Program Studi Magiter Matematika dan mencapai gelar Magiter Sain oleh DWI CANDRA VITALOKA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan

Lebih terperinci

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI

IMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI IMPLEMENTSI TEKNIK FETURE MORPHING PD CITR DU DIMENSI Luciana benego an Nico Saputro Jurusan Intisari Pemanfaatan teknologi animasi semakin meluas seiring engan semakin muah an murahnya penggunaan teknologi

Lebih terperinci

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi Bola Nirgeekan: Analii Hukum Keletarian Pua pada Peritiwa Tumbukan Dua Dimeni Akhmad Yuuf 1,a), Toni Ku Indratno 2,b) 1,2 Laboratorium Teknologi Pembelajaran Sain, Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

SPMB 2002 Matematika Dasar Kode Soal

SPMB 2002 Matematika Dasar Kode Soal SPMB 00 Matematika Daar Kode Soal Doc. Name: SPMB00MATDAS999 Verion : 0- halaman 0. Diketahui egitiga ABC dengan A(,5), B (4,), dan C(6,4). Peramaan gari yang melalui titik A dan tegak luru gari BC adalah.

Lebih terperinci

BAB 6 DISAIN LUP TUNGGAL KONTROL BERUMPAN-BALIK

BAB 6 DISAIN LUP TUNGGAL KONTROL BERUMPAN-BALIK BAB 6 DISAIN LUP TUNGGAL KONTROL BERUMPAN-BALIK 6. KESTABILAN LUP KONTROL 6.. Peramaan Karakteritik R( G c ( G v ( G ( C( H( Gambar 6. Lup kontrol berumpan-balik Peramaan fungi alihnya: C( R( Gc ( Gv (

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 GHz DAN 3,3 GHz

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 GHz DAN 3,3 GHz PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 DAN 3,3 Zul Hariansyah Hutasuhut, Ali Hanafiah Rambe Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA Salah satu metoe yang cukup penting alam matematika aalah turunan (iferensial). Sejalan engan perkembangannya aplikasi turunan telah banyak igunakan untuk biang-biang rekayasa

Lebih terperinci

X. ANTENA. Z 0 : Impedansi karakteristik saluran. Transformator. Gbr.X-1 : Rangkaian ekivalen dari suatu antena pancar.

X. ANTENA. Z 0 : Impedansi karakteristik saluran. Transformator. Gbr.X-1 : Rangkaian ekivalen dari suatu antena pancar. X. ANTENA X.1 PENDAHULUAN Dalam hubungan radio, baik pada pemancar maupun pada penerima elalu dijumpai antena. Antena adalah uatu item / truktur tranii antara gelombang yang dibimbing ( guided wave ) dan

Lebih terperinci

Perencanaan teknis tanggul pada sungai lahar

Perencanaan teknis tanggul pada sungai lahar Kontruki an Bangunan Perencanaan tekni tanggul paa ungai lahar Keputuan Menteri Permukiman an Praarana Wilayah Nomor : 360/KPTS/M/2004 Tanggal : 1 Oktober 2004 DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian METODE PENELITIAN Data Inonesia merupakan salah satu negara yang tiak mempunyai ata vital statistik yang lengkap. Dengan memperhatikan hal tersebut, sangat tepat menggunakan Moel CPA untuk mengukur tingkat

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi

Lebih terperinci

MATEMATIKA IV. MODUL 9 Transformasi Laplace. Zuhair Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana Jakarta 2007 年 12 月 16 日 ( 日 )

MATEMATIKA IV. MODUL 9 Transformasi Laplace. Zuhair Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana Jakarta 2007 年 12 月 16 日 ( 日 ) MATEMATIKA IV MODUL 9 Tranformai Laplace Zuhair Juruan Teknik Elektro Univerita Mercu Buana Jakarta 2007 年 2 月 6 日 ( 日 ) Tranformai Laplace Tranformai Laplace adalah ebuah metode yangdigunakan untuk menyeleaikan

Lebih terperinci

Batasan Masalah dan Tujuan Penulisan

Batasan Masalah dan Tujuan Penulisan ANALISA PERGERAKAN LED PADA MODUL INTERFACING MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE PERIPHERAL INTERFACE DI LAB ELEKTRO LANJUT Nama : Denny Setiawan NPM : 10409894 Jurusanusan : Teknik Elektro Pembimbing : Alona, ST.,

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

3. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu an Lokai Penelitian Penelitian ilakanakan elama 9 bulan mulai Maret ampai November 2010. Alokai waktu 9 bulan menginikaikan repreentai muim yaitu Muim Peralihan Barat-Timur

Lebih terperinci

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN PEMBUMIAN

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN PEMBUMIAN BAB II IMPEDANI UJA MENAA DAN PEMBUMIAN II. Umum Pada aluran tranmii, kawat-kawat penghantar ditopang oleh menara yang bentuknya dieuaikan dengan konfigurai aluran tranmii terebut. Jeni-jeni bangunan penopang

Lebih terperinci

EKSTRAKSI FITUR BERBASIS WAVELET PADA SISTEM TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR

EKSTRAKSI FITUR BERBASIS WAVELET PADA SISTEM TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR SCAN OL. II NOMOR 2 ISSN : 1978-0087 EKSTRAKSI FITUR BERBASIS WAELET PAA SISTEM TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR Nanik Suciati Juruan Teknik Informatika, Fakulta Teknologi Informai, Intitut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

ANALISA KESTABILAN SISTEM KENDALI EKSITASI GENERATOR TIPE ARUS SEARAH TANPA DAN DENGAN PENGENDALI BERDASARKAN PENDEKATAN TANGGAPAN FREKUENSI

ANALISA KESTABILAN SISTEM KENDALI EKSITASI GENERATOR TIPE ARUS SEARAH TANPA DAN DENGAN PENGENDALI BERDASARKAN PENDEKATAN TANGGAPAN FREKUENSI ANALISA ESTABILAN SISTEM ENDALI ESITASI GENERATOR TIPE ARUS SEARAH TANPA DAN DENGAN PENGENDALI BERDASARAN PENDEATAN TANGGAPAN FREUENSI Heru Dibyo Lakono (1)*, Mazue (2), Wayu Diafridho A (3) (1,2) Juruan

Lebih terperinci

=== PERANCANGAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL ===

=== PERANCANGAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL === TKNIK IITL === PRNNN RNKIN KOMINSIONL === Rangkaian logika atau igital apat ibagi menjai 2 bagian yaitu:. Rangkaian Kombinasional, aalah suatu rangkaian logika yang keaaan keluarannya hanya ipengaruhi

Lebih terperinci

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n Oleh : JOHANES ARIF PURWONO 105 100 00 Pembimbing : Drs. Suhu Wahyui, MSi 131 651 47 ABSTRAK Graph aalah suatu sistem

Lebih terperinci

IV. ANALISA RANCANGAN

IV. ANALISA RANCANGAN IV. ANALISA RANCANGAN A. Rancangan Fungsional Dalam penelitian ini, telah irancang suatu perontok pai yang mempunyai bentuk an konstruksi seerhana an igerakkan engan menggunakan tenaga manusia. Secara

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1 Jurusan Matematika FMIPA IPB UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1 Sabtu, 4 Maret 003 Waktu : jam SETIAP NOMOR MEMPUNYAI BOBOT 10 1. Tentukan: (a) (b) x sin x x + 1 ; x (cos (x 1)) :. Diberikan fungsi

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK

MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK PEMODELAN MATEMATIK Model Matematik Gambaran matematik dari karakteritik dinamik uatu item. Beberapa item dinamik eperti mekanika, litrik, pana, hidraulik, ekonomi, biologi

Lebih terperinci

SIMULASI KARAKTERISTIK DIODA DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN DELPHI 7.0. Nuzulul Istichoroh S1-Fisika, FMIPA, UNESA,

SIMULASI KARAKTERISTIK DIODA DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN DELPHI 7.0. Nuzulul Istichoroh S1-Fisika, FMIPA, UNESA, Simulai Karakteritik Dioe engan Menggunakan Bahaa Pemrograman Delphi 7.0 SMULAS KARAKTERSTK DODA DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN DELPH 7.0 Nuzulul tichoroh S1-Fiika, FMPA, UNESA, mbiz_elnino@yahoo.co.i

Lebih terperinci

PERKUATAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER REINFORCED POLYMER (GFRP)

PERKUATAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER REINFORCED POLYMER (GFRP) PERKUTN LENTUR BLOK BETON BERTULNG DENGN GLSS FIBER REINFORCED POLYMER (GFRP) Fikri lami 1 PENDHULUN Salah atu inovai ari kontruki beton aalah perkuatan paa elemen-elemen truktur beton bertulang. Perkuatan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN BB III PROSES PERNCNGN DN PERHITUNGN 3.1 Diagram alir penelitian MULI material ie an material aluminium yang iekstrusi Perancangan ie Proses pembuatan ie : 1. Pemotongan bahan 2. Pembuatan lubang port

Lebih terperinci

SISTEM KIPAS ANGIN MENGGUNAKAN BLUETOOTH

SISTEM KIPAS ANGIN MENGGUNAKAN BLUETOOTH SISTEM KIPAS ANGIN MENGGUNAKAN BLUETOOTH Benny Raharjo *), Munawar Agu Riyadi, and Achmad Hidayatno Departemen Teknik Elektro, Fakulta Teknik, Univerita Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampu UNDIP

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki adalah motor litrik aru bolak-balik yang putaran rotornya tidak ama dengan putaran medan tator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada tator

Lebih terperinci

TURUNAN FUNGSI (DIFERENSIAL)

TURUNAN FUNGSI (DIFERENSIAL) TURUNAN FUNGSI (DIFERENSIAL) A. Pengertian Derivatif (turunan) suatu fungsi. Perhatikan grafik fungsi f( (pengertian secara geometri) ang melalui garis singgung. f( f( f(+ Q [( +, f ( + ] f( P (, f ( )

Lebih terperinci

Ganter Bridge, 1980, Swiss STRUKTUR BETON BERTULANG

Ganter Bridge, 1980, Swiss STRUKTUR BETON BERTULANG Ganter Brige, 980, Swi STRUKTUR BETON BERTULANG Komponen Struktur Beton Bertulang Diagram Tegangan Regangan BAJA Diagram σ-ε ilinier a o ε ε ε ε oa = elati Jika : ε < ε ; = ε. E a = leleh ε ε ; = = train

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan

Lebih terperinci