PALKA BERINSULASI UNTUK PENANGANAN IKAN SEGAR PADA PERAHU MOTOR NELAYAN KEPULAUAN SERIBU DKI JAKARTA
|
|
- Harjanti Budiono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PALKA BERINSULASI UNTUK PENANGANAN IKAN SEGAR PADA PERAHU MOTOR NELAYAN KEPULAUAN SERIBU DKI JAKARTA MEMEN SUHERMAN DAN BAMBANG GUNAWAN Loka Pengkajian Teknologi Pertannan Jl. KS. Tubun, Slipi Jaklarta PENDAHULUAN Masalah utama yang dihadapi dalam penanganan ikan adalah penurunan mutu ikan yang cepat akibat penanganan yang tidak tepat. Keadaan ini diperburuk oleh sifat ikan yang umumnya memiliki kulit dan tekstur halus, kadar lemak yang relatif tinggi serta kondisi suhu dan kelembaban udara tropis yang rata-rata tinggi. Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses pembusukan. Pembusukan terjadi dengan cepat pada suhu tinggi, tetapi proses pembusukan dapat dihambat pada suhu rendah. Salah satu wadah yang dapat digunakan dalam penanganan ikan segar pada perahu motor dengan sistem pendinginan adalah palka atau peti berinsulasi. Dalam pemecahan masalah tersebut di atas, terutama yang berhubungan dengan mutu dan nilai ekonomis hasil tangkapan yang ada di daerah, telah dilakukan serangkaian kegiatan penelitian yang dimulai dari mempelajari sifat perilaku kemunduran mutu ikan, teknik pendinginan untuk penanganan ikan segar, disain dan konstruksi palka berinsulasi yang tepat bagi perahu motor rakyat. Dinas Perikanan DKI Jakarta, IPPTP Jakarta dan Instalasi Penelitian Perikanan Laut Slipi, telah mengintroduksi pembuatan dan penggunaan palka berinsulasi untuk penanganan ikan segar di P. Pramuka Kepulauan Seribu. Kegiatan ini diharapkan akan berdampak positif terhadap masyarakat nelayan dan melalui penyampaian pengetahuan dan sekaligus keterampilan pembuatan palka ikan yang baik sesuai dengan persyaratan teknis yang dianjurkan. Dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh ini diharapkan nelayan mampu membuat palka/peti berinsulasi sendiri serta memeliharanya tanpa bantuan tukang khusus, sehingga keuntungan yang lebih besar. Rancangan Konstruksi BAHAN DAN CARA KERJA Bentuk, ukuran, berat, kekuatan, keawetan dan daya insulasi palka berinsulasi dapat dirancang sesuai keperluan pemakainya. Pada umumnya palka berinsulasi dindingnya terdiri dari beberapa lapis antara lain lapisan penutup (linning) bagian dalam yang kedap air dan tahan korosi, lapisan penguat bagian dalam (rangka kayu, papan/kayu lapis), lapisan insulasi, lapisan penguat dinding luar dan lapisan penutup bagian luar yang kedap air. 86
2 'If Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1999 Palka ini dibuat berbentuk peti yang disesuaikan dengan ukuran perahu dan konstruksinya tidak permanen (mudah dilepas dari perahu). Kedudukan Palka Berinsulasi di kapal motor hanya bertumpu pada gading-gading dan kerangka kapal, sehingga memudahkan dalam perbaikan maupun perawatan palka atau perahu. Konstruksi palka berinsulasi menggunakan bahan insulasi poliuretan yang diinjeksikan dan mengembang mengikuti bentuk ruang yang tersedia sedangkan lapisan penutup bagian dalam maupun luar digunakan fibreglass yang bersikap kedap air, anti korosi dan aman bagi makanan yang berkontak langsung. Spesifikasi Teknis Perahu Dan Palka Palka berinsulasi di perahu motor rakyatt di Kelompok Tani/nelayan Kepauan Seribu berukuran 1.15 x 1,9 x 1,6 m. Untuk melindungi kayu terhadap air laut, palka dilapisi dengan fibreglass dengan ketebalan sekitar 2 mm. Sedangkan diskripsi dan spesifikasi rata-rata dari perahu-perahu yang dilengkapi palka berinsulasi adalah Nama Kapal : KM. Mina Jaya Kapasitas Perahu : 10 GT Bentuk Perahu : V bottom Ukuran Perahu Panjang Total : meter Lebar terbesar : 2-3 meter Tinggi sampai garis dek : 9-1,6 meter Kedudukan motor penggerak : In-board Jumlah ABK : 5 orang Jenis Alat atau Perkakas yang dibutuhkan Jenis alat atau perkakas yang dibutuhkan dalam pembuatan palka berinsulasi adalah : Perkakas kayu (serut, gergaji kayu, pahat, dll). Martil, Meteran,Rolling Aluminium, Kuas, Kape, Ember 15 liter, Sprayer 100 cc, Kacamata, Masker, Gerinda Listrik. Pembuatan Palka 1. Pembuatan palka berinsulasi terdiri dari pengerjaan konstruksi kayu, pengisian lapisan insulasi dan pelapisan fibreglass. 2. Konstruksi Kayu 3. Pengukuran dimensi ruangan dimana palka tersebut akan ditempatkan 4. Pembuatan kerangka palka sesuai ukuran hasil pengukuran pada poin Pemasangan papan atau kayu lapis bagian luar, pengecatan plainkote, pemasangan plastik, kerangka kaso yang kemudian dilakukan pemasangan papan atau kayu lapis bagian dalam. Pada pemasangan kerangka ini, kerangka dibagian atas dicabut sehingga terbentuk rongga disetiap dinding untuk memasukkan insulasi dan untuk bagian bawah rongganya berada disamping 87
3 6. Pembuatan tutup palka. Susunan lapisan tutup palka/peti sama seperti dinding, hanya pada bagian yang merupakan pertemuan antara pintu dengan bibir palka diberi lis karet untuk mencegah penetrasi udara dari luar palka. Lapisan Insulasi Bahan insulasi poliuretan terdiri dari poliuretan A dan poliuretan B, bila kedua bahan tersebut dicampur akan mengembang membentuk padatan. Dalam keadaan standar kerapatan insulasi ini adalah 150 kg/m3 yaitu untuk mengisi ruangan 1 m3 diperlukan 150 kg poliuretan (75 kg poliuretan A dan 75 kg poliuretan B), insulasi yang demikian biasanya digunakan untuk Gudang Beku (Cold Storage). Sesungguhnya kerapatan insulasi ini dapat diatur sesuai dengan kebutuhan yaitu dengan menambahkan freon 11. Dari pengalaman, kerapatan insulasi yang optimum untuk palka adalah 60 kg per m3, yang didapat dari campuran dengan perbandingan berat Polyuretan A : Poliuretan B : Freon 11 = 7 : 5 1. Untuk mengisi salah satu dinding palka yang berukuran 1,15 x 1,6 m dengan ketebalan 5 cm (0,088 m3 ) diperlukan bahan insulasi 0,088 m3 x 60 kg/m3 = 5,2 kg yang terdiri dari 2,8 poliuretane A, 2 poliuretane B dan 0,4 kg Freon 11. Agar ruangan dinding tidak mengembang atau pecah, maka pada dinding tersebut harus diberi rangka penguat dan pengecoran dilakukan bertahap. Lapisan Fibreglass Perhitungan bahan Sebagai dasar perhitungan kebutuhan bahan GRP (Glassfibre Reinforced Plastic) atau bahan jadi fibreglass adalah serat gelas (Matte), baru kemudian dapat diperhitungkan kebutuhan bahan lainnya sesuai standar persentasenya. 1. Serat gelas (matte) Untuk mendapatkan hasil GRP 2 mm dengan matte 305 diperlukan dua lapis matte dan 0,4 mm lapisan permukaan (dempul). Jadi luas matte 305 yang diperlukan untuk melapisi permukaan dinding bagian dalam dan luar palka adalah 4 x 20 m2 = 80 m2. Berat matte 305 adalah 80 m2 x 300 gr/m2 = gr = 24 kg. Didalam pengadaan matte 305 sebaiknya dilebihkan sekitar 20% dari perhitungan. Maka berat matte 305 yang kita butuhkan dalam perencanaan ini = kg. 2. Perekat (resin) Resin yang digunakan adalah resin umum (157 BQTN). Perekat ini tidak lengket bila beku. Sedangkan resin yang digunakan khusus untuk keperluan pembuatan kapal digunakan resin kapal dan perekat ini mempunyai daya rekat yang kuat sekali terhadap kayu. 8 8
4 Berdasarkan pengalaman di lapangan, perbandingan perekat dengan serat gelas adalah 5 : 2. Maka resin yang dibutuhkan untuk lapisan fibreglass adalah 2.5 x 28 kg = 70 kg. Dalam perencanaan ini diambil 80 kg dan katalisnya (1-2)% dari berat resin = 1,5 kg. 3. Lapisan permukaan kayu (dempul) Untuk melapisi/menutup permukaan kayu yang tidak rata atau berlobang digunakan dempul dari bahan talcum (talk) dan resin. Untuk mendapatkan 1 liter dempul sebagai lapisan permukaan digunakan 0,8 kg talk dengan 1,2 kg resin. Volume dempul yang diperlukan untuk melapisi permukaan luar dan dalam seluas 2 x 20 m2 dengan ketebalan 0,4 mm adalah 0,016 m3 = 16 liter. Dalam perencanaan diambil 20 kg dempul dan 30 kg resin. Untuk mempercepat proses pembekuan dempul digunakan katalis sebanyak 1 persen (0,3 kg). 4. Pewarna/ pigmen Pigmen ini dicampurkan dalam resin (sebelum digunakan atau dibuat dempul) dengan kadar 1,5-5 persen. Pada perencanaan pembuatan palka berinsulasi, persentase pewarna yang dicampurkan kedalam resin adalah 2 persen (2 kg). Proses Pelapisan Fibreglass Langkah-langkah pengerjaan pelapisan fibreglass ini adalah : Aduk larutan dempul dengan (1-2)% katalis, kemudian poles dan ratakan di atas permukaan kayu sehingga sela-sela kayu atau lubang permukaan kayu baik di dalam maupun di luar palka tertutup dempul. Permukaan dempul dihaluskan dengan gerinda listrik dan ampelas, Tambahkan (1-2)% katalis pada resin berwarna, aduk hingga merata dan kuaskan di atas permukaan dempul/kayu, kemudian letakkan lembaran matte di atasnya.. Sambil menguaskan perekat (resin) di atas lembaran matte, berikan tekanan sedikit hingga matte benar-benar rapat dan banyak terisi perekat. Tahap berikutnya hanya meletakkan lembaran matte di atasnya dan menguaskan perekat seperti yang dilakukan di atas. Demikian seterusnya proses kerja ini dilakukan hingga semua permukaan dinding-dinding palka terlapisi dengan lapisan fibreglass yang dikehendaki. Pengerjaan pelapisan fibreglass ini dimulai dari dinding-dinding palka bagian dalam, pelapisan dinding-dinding bagian luar dan kemudian dilanjutkan pelapisan pintu palka. Kebutuhan Bahan Dari hasil perhitungan diatas dapat ditentukan biaya, jenis dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat palka berinsulasi. Jenis dan bahan yeng diperlukan pada pembuatan palka berinsulasi yang berukuran 120 x 160 x 115 cm tertera dalam Tabel 1. 89
5 Tabel 1. Jenis, ukuran dan jumlah bahan yang digunakan dalam pembuatan palka berinsulasi Kapal Kepulauan Seribu. Diskripsi/jenis bahan Ukuran Bahan J umlah I KONSTRUKSI KAYU 1,22 x 2,44 m 1 2 Lmbar Triplek 9 mm Triplek 16 nun 1,22 x 2,44 m 1 Lembar Kaso 4x6x400 cm 16 batang Papan lis 3x10x500 cm 5 lembar Paku timah (6,7,8,& 12 cm) 10 kg Ampelas Kombinasi 15 lembar Rakoll 1 kg 2 kaleng Aica aibon 1 kg 1 kaleng Karey lis 1 x 3 cm 10 meter II. LAPISAN INSULASI Poliuretan A 30 kg Poliuretan B 30 kg Freon 11 5 kg III. LAPISAN PERMUKAAN (Fibreglass) Mane 305,00 30 kg Resin 157 BQTN 100 kg Katalis 2 kg Talk 10 kg Aseton 5 kg Pigmen (biru & putih) 1 kg 2 kaleng Prinsip Penanganan Man Dengan Palka Berinsulasi Prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam penanganan ikan _ adalah mempertahankan kesegaran ikan sepanjang mungkin dengan cara memperlakukan ikan secara cermat dan hati-hati, segera dan cepat menurunkan suhu mencapai suhu sekitar 0 C. Praktek penanganan ikan segar yang dilakukan adalah : 1. Bersihkan palka sebelum dan sesudah pemakaian, sebaiknya dalam pencucian palka disemprot dengan air bersih bertekanan sehingga kotoran yang menempel pada palka hanyut terbawa air. 2. Taburkan di alas palka selapis curahan es halus setebal 5 sampai 15 cm, tergantung lamanya trip penangkapan, cuaca dan suhu air laut. Apabila setibanya di darat sudah tidak adalagi lapisan es ini berarti lapisan alas kurang tebal, maka untuk periode selanjutnya harus ditambah. 3. Segera ikan tertangkap, ia diberikan perlakuan persiapan (pencucian) kemudian disusun diatas lapisan es, dan selanjutnya ditaburi kembali dengan es hancuran hingga tertutup rapat dan biasanya tebal lapisan es 5-10 cm (tergantung besar dan kecilnya ikan). 90
6 4. Ulangi pelapisan ikan dan es sampai mendekati pintu palka. Setiap lapisan ikan tidak boleh saling bersinggungan satu sama lain. 5. Lapisan ikan pada lapisan teratas harus diberi es yang cukup banyak seperti pada alas palka. 6. Tutup rapat-rapat pintu palka dan usahakan jangan sering dibuka kecuali untuk penambahan es. Berdasarkan praktek yang telah dilakukan perbandingan ikan dan es pada penanganan dengan susunan curahan yang baik adalah 1 : 1. Daya insulasi HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk mengetahui kerugian es selama penyimpanan ikan maupun es, perlu dihitung jumlah panas yang merembes melalui dinding-dinding dan pintu palka. Dengan mengetahui data luas permukaan dinding 8 m2, suhu udara luar (35 C), suhu ruangan palka (0 C) dan konduktivitas panas bahan (kayu = 0,17, poliuretane = 0,03 dan fibreglass = 0,03 ; satuan dalam kkal/m jam C) maka laju perpindahan panas yang merembes melalui dinding dapat dihitung dengan rumus q = U.A (T1 - Td), dimana : U = /fo +xl/ki +x2/k2 + +x n/k n + I/fi dimana : x = tebal bahan insulator (m) k = konduktivitas panas (kkal/m jam C) fo = faktor film udara luar, nilai fo = 6,5 fi = faktor film udara di dalam ruangan palka, nilai fi = 1,65 Dari hasil perhitungan didapat bahwa laju perpindahan panas yang merembes melalui dinding-dinding palka dan pintu adalah 30 kkal/jam setara dengan 0,375 kg es per jam. Maka seandainya terjadi kegagalan penangkapan dan harus ditangguhkan keesokan harinya (penyimpanan es atau ikan selama 24 jam), kerugian es adalah 9 kg. Hal ini dapat dikatakan masih sangat ekonomis. Pengumpulan data dan informasi Data dan informasi untuk yang diperlukan untuk mengevaluasi kegiatan pembuatan Palka Berinsulasi, dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan pemilik kapal dan nakhoda perahu motor yang terlibat dalam kegiatan ini, baik mereka yang menggunakan palka berinsulasi, palka nelayan setempat maupun palka kayu. Data dan informasi yang dikumpulkan meliputi tanggapan nelayan terhadap teknologi pembuatan palka berinsulasi serta pengadaan bahan, penggunaan palka berinsulasi dalam hubungannya dengan kemudahan operasi penangkapan, penanganan dan pembongkaran hasil serta pemeliharannya, kemampuan peti berinsulasi dalam mempertahankan es dan mutu hasil tangkapan, kemungkinan peningkatan harga jual hasil dan lain lain. Selain itu dilakukan 9 1
7 pengamatan fisik di lapangan, terutama yang berhubungan dengan kegiatan persiapan penangkapan, pembongkaran hasil tangkapan, penjualan dan pengangkutan hasil. Data-data yang dikumpulkan antara lain meliputi : data operasi penangkapan, penanganan dan pembongkaran hasil tangkapan, komposisi jenis dan mutu hasil tangkapan, biaya eksploitasi, pendapatan kotor dan pendapatan bersih, dan lain lain. Teknologi Pembuatan Palka Pengadaan bahan yang diperlukan untuk pembuatan palka berinsulasi menurut mereka bukan merupakan bahan yang sulit. Namun demikian, untuk pengadaan pada tahap-tahap permulaan pengenalan dan pengembangan ini masih memerlukan bantuan petugas Dinas Perikanan setempat. Sesuai dengan pengalaman selama mengikuti uji penggunaan palka berinsulasi, ternyata teknologi pembuatan palka insulasi ini sangat mudah dan sederhana walaupun memerlukan perhatian khusus. Penambahan palka berinsulasi pada perahu motor tidak mengganggu operasi alat tangkap maupun olah gerak perahu. Dengan tambahan palka berinsulasi, operasi penanganan dan penyimpanan hasil tangkapan lebih mudah dikerjakan, demikian pula dengan pembongkaran kembali saat tiba di tempat pendaratan. Disain palka terbagi menjadi dua bagian, satu bagian diisi penuh dengan es sedangkan ruang lainnya diisi sedikit es untuk menyimpan hasil tangkapan pertama. Penggunaan palka berinsulasi ternyata dapat menghemat es yang dibawa selama operasi penangkapan. Jumlah es tersisa saat pendaratan dan pembongkaran ternyata masih cukup banyak, yaitu antara 20-30% bahkan dapat mencapai 50%. Dengan menggunakan palka berinsulasi dapat menghemat es cukup besar, sehingga operasi penangkapan dapat diperpanjang tanpa ada kehawatiran hasil tangkapan menjadi busuk. Penanganan di atas Kapal Tabel 1. menunjukkan bahwa palka introduksi dapat menghemat 10 balok es setiap trip penangkapan. Disamping itu, lama operasi penangkapan dengan palka berinsulasi 3 hari lebih lama dari kapal dengan palka tradisional walaupun jumlah palka introduksi hanya membawa 25 balok es sedangkan kapal tradisional 35 balok. Mutu hasil tangkapan, penanganan dengan palka introduksi hampir 100% mutu I sedangkan palka tradisional hanya 92%. Berdasarkan hasil pengamatan secara organc leptik mutu II pada palka introduksi bukan disebabkan karena salah dalam penanganan tetapi karena cacat fisik pada saat penangkapan. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Transfer teknologi pembuatan palka berinsulasi mudah diterima oleh nelayan/pengguna karena konstruksinya hampir sama dengan palka tradisional 9 2
8 2. Operasi penangkapan kapal dengan palka berinsulasi (introduksi) lebih lama dari kapal dengan palka tradisional 3. Harga palka berinsulasi introduksi masih dirasakan mahal, walaupun mereka tahu penggunaan palka berinsulasi introduksi lebih menguntungkan 4. Mutu hasil tangkapan jauh lebih baik dibandingkan dengan palka tradisional, karena ikan hasil tangkapan tertutup rapat es. DAFTAR BACAAN Anonymous (1975) : Ice in Fisheries, FIIM/R 59 Rev. 1, FAO. D. Cox, (1991), "Fish Hold Insulastion and On-Board Freezing", Java Sea Pelagic Fishery Assessment Project (ALA/INS/87/17). Agency For Research and Development, Research Institute For Marine Fisheries, Jakarta Fredrick W. Wheaton, Thomas B. Lawson, (1985), "Processing Aquatic Food Products, John Wiley & Sons, New York USA Memen Suherman, dkk (1985) : Daya insulasi suatu palka berinsulasi Perahu motor gillnet di Muncar. Laporan Penelitian Teknologi Perikanan No. 43. Balai Penelitian Perikanan Laut - Departemen Pertanian. Suparno, dkk (1983) : Introduksi Teknik Penanganan Lemuru (Sardinella longiceps) di kapal dengan sistem air laut yang didinginkan, Laporan Penelitian Teknologi Perikanan No. 25, Balai Penelitian Teknologi Perikanan Departemen Pertanian. Sofyan Ilyas (1983) : Teknologi Refrigerasi Hasil Perikanan, Jilid I. Teknik Pendinginan, CV. Paripuma, JI. Palapa 11/32 Kedoya Kebon Jeruk - Jakarta Barat. 93
PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI
PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA 1997 / 1998 KATA PENGANTAR Upaya para nelayan dalam mempertahankan
Lebih terperinciIbM PORTABLE INSULATED FISH STORAGE BOX UNTUK NELAYAN DESA SUMBERBENING KABUPATEN MALANG
IbM PORTABLE INSULATED FISH STORAGE BOX UNTUK NELAYAN DESA SUMBERBENING KABUPATEN MALANG Syarifah Hikmah Julinda Sari 1, Hartati Kartikaningsih 2, Defri Yona 3 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Lebih terperinciDesain Sistem Pendingin Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional Dengan Memanfaatkan Uap Es Kering
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Desain Sistem Pendingin Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional Dengan Memanfaatkan Uap Es Kering Alwi Asy ari Aziz, Alam Baheramsyah dan Beni Cahyono Jurusan
Lebih terperinciBAB IV PEMILIHAN MATERIAL DAN INSTALASI
BAB IV PEMILIHAN MATERIAL DAN INSTALASI 4.1 SANDWICH PANEL Tugas pertama dari perancangan sandwich panel adalah memilih material insulasi yang tepat. Hal ini sangat penting karena fungsi utama pemilihan
Lebih terperinciLAMINASI FIBERGLASS SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK MELINDUNGI KONSTRUKSI LAMBUNG KAPAL KAYU
LAMINASI FIBERGLASS SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK MELINDUNGI KONSTRUKSI LAMBUNG KAPAL KAYU Oleh : Jozua CH. Huwae dan Heru Santoso Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung Jl. Tandurusa Kotak Pos. 12 BTG/Bitung
Lebih terperinci4. HASIL PENELITIAN 4.1 Teknologi Pembuatan Perahu Cadik Fiberglass Reinforcement Plastic (FRP) Metode pembuatan perahu dan tahapan kerja
4. HASIL PENELITIAN 4.1 Teknologi Pembuatan Perahu Cadik Fiberglass Reinforcement Plastic (FRP) 4.1.1 Metode pembuatan perahu dan tahapan kerja Berdasarkan hasil penelitian di lapang, metode pembangunan
Lebih terperinciModifikasi Coolbox Dengan Insulasi Pendinginan Freon Pada Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional
JURNAL TEKNIK SISTEM PERKAPALAN Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 Modifikasi Coolbox Dengan Insulasi Pendinginan Freon Pada Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional Indraswara Dinda Putra, Alam Baheramsyah dan Beni
Lebih terperinciMODUL MELAKUKAN PENANGANAN IKAN PELAGIS KECIL DIKAPAL
A-PDF Watermark DEMO: Purchase from www.a-pdf.com to remove the watermark 2015 n a ik P u a s t P e n d id e K MODUL MELAKUKAN PENANGANAN IKAN PELAGIS KECIL DIKAPAL NAUTIKA PERIKANAN LAUT 2015 NAUTIKA
Lebih terperinciModifikasi Coolbox Dengan Insulasi Pendinginan Freon Pada Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-119 Modifikasi Coolbox Dengan Insulasi Pendinginan Freon Pada Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional Indraswara Dinda Putra, Alam
Lebih terperinci5 KONDISI AKTUAL FASILITAS DAN PELAYANAN KEPELABUHANAN TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN
62 5 KONDISI AKTUAL FASILITAS DAN PELAYANAN KEPELABUHANAN TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN Ikan yang telah mati akan mengalami perubahan fisik, kimiawi, enzimatis dan mikrobiologi yang berkaitan dengan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEMUNDURAN MUTU IKAN SEGAR SECARA SENSORI, KIMIAWI, DAN MIKROBIOLOGI. Oleh : Rendra Eka A
FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEMUNDURAN MUTU IKAN SEGAR SECARA SENSORI, KIMIAWI, DAN MIKROBIOLOGI Oleh : Rendra Eka A 1. Kemunduran mutu ikan segar secara sensori umumnya diukur dengan metode sensori
Lebih terperinciPERANCANGAN REFRIGERATED SEA WATER (RSW) SISTEM KERING PADA KAPAL IKAN KAYU LAPIS FIBER 58 GT DENGAN KAPASITAS PALKA 45 M 3
56 PERANCANGAN REFRIGERATED SEA WATER (RSW) SISTEM KERING PADA KAPAL IKAN KAYU LAPIS FIBER 58 GT DENGAN KAPASITAS PALKA 45 M 3 Riki Effendi *, Indra Setiawan Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Lebih terperinciMenanan Jamur Merang di Dalam Kumbung
Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung Oleh Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP. A. Latar Belakang Budidaya jamur merang di dalam kumbung merupakan teknik budidaya jamur yang dilakukan secara modern dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Potensi hasil laut di Kabupaten Malang di pesisir laut jawa sangatlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi hasil laut di Kabupaten Malang di pesisir laut jawa sangatlah besar. Perikanan laut di Kabupaten Malang per tahunnya bisa menghasilkan 400 ton ikan segar dengan
Lebih terperinciPANDUAN PRAKTIKUM MATA KULIAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN (LUHT4443)
PANDUAN PRAKTIKUM MATA KULIAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN (LUHT4443) Praktikum dalam mata kuliah ini dimaksudkan untuk memberikan pengalaman lapangan kepada Saudara tentang beberapa materi yang
Lebih terperinciLampiran 2 Hasil kegiatan pembuatan mold/cetakan perahu
76 Lampiran 1 Gambar bahan Fiberglass Resin 157, erosil, katalis, mirror glaze, pigmen dan talk Roving Mat 77 Lampiran 2 Hasil kegiatan pembuatan mold/cetakan perahu No. Tanggal Kegiatan Jumlah Pekerja
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. H.Yusdin Abdullah dan sebagai pimpinan perusahaan adalah Bapak Azmar
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Wilayah PT. Cipta Frima Jaya adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang proses dan pembekuan untuk hasil perikanan laut, yang merupakan milik Bapak H.Yusdin
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan bambu laminasi untuk rangka sepeda. 3. Perlakuan serat (alkali &bleaching)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses persiapan Dalam proses produksi hal yang paling diperhatikan pertama kali yaitu adalah proses persiapan bahan berfungsi sebagai langkah pertama dalam proses pembuatan
Lebih terperinciII. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI
II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI 1. PENGERINGAN Pengeringan adalah suatu proses pengawetan pangan yang sudah lama dilakukan oleh manusia. Metode pengeringan ada dua,
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama
38 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama adalah pembuatan alat yang dilaksanakan di Laboratorium Mekanisasi
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Material Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam campuran beton dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Agregat halus yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinci5 HASIL DAN PEMBAHASAN
21 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kapal Kayu 5.1.1 Gambaran Umum Kapal perikanan merupakan unit penangkapan ikan yang sangat penting dalam mendukung kegiatan operasi penangkapan ikan yang terdapat di perairan
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian penangkapan ikan dengan menggunakan jaring arad yang telah dilakukan di perairan pantai Cirebon, daerah Kecamatan Gebang, Jawa Barat
Lebih terperinciTata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung
Standar Nasional Indonesia Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung ICS 87.020; 91.180 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1
Lebih terperinciSIFAT ISOLATOR PANAS PAPAN SEKAM PADI DENGAN VARIASI RESIN DAN UKURAN PARTIKEL
SIFAT ISOLATOR PANAS PAPAN SEKAM PADI DENGAN VARIASI RESIN DAN UKURAN PARTIKEL 1 Sri Handani, 1 Iwan Aprion, 1 Sri Mulyadi dan 2 Elvis Adril 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas 2 Politeknik Padang
Lebih terperinciLokakarya Fungsional Non Peneliti 997 Selain itu, nilai tambah produk olahan dan sisa produk olahan pada akhirnya akan bisa menaikkan pendapatan petan
Lokakarya Fungsional Non Peneliti 997 TEKNIK PEMBUATAN SILASE IKAN Suharto Balai Penelitian Temak Ciawi, P.O. Box 22, Bogor 6002 PENDAHULUAN Sebagai negara yang belakangan ini dijuluki Benua Maritim, Indonesia
Lebih terperinci5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE
50 5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE Pelabuhan Perikanan, termasuk Pangkalan Pendaratan Ikan (PP/PPI) dibangun untuk mengakomodir berbagai kegiatan para
Lebih terperincib. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2
1. Varian I Varian I memiliki tiga buah komponen yaitu komponen D1 yang berfungsi sebagai dinding utama, komponen D2, komponen D3 dan komponen D4. Varian I dikembangkan dalam modul 70 x 60 cm. a. Komponen
Lebih terperinciAnalisis Teknis dan Ekonomis Penggunaan Komposit Serabut Kelapa dan Serbuk Pohon Kelapa sebagai Isolasi Kotak Pendingin Ikan pada Kapal Ikan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271) 1 Analisis Teknis dan Ekonomis Penggunaan Komposit Serabut Kelapa dan Serbuk Pohon Kelapa sebagai Isolasi Kotak Pendingin Ikan pada
Lebih terperinciTeknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk
Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Penanganan pascapanen sangat berperan dalam mempertahankan kualitas dan daya simpan buah-buahan. Penanganan pascapanen yang kurang hati-hati dan
Lebih terperinciLAKUKAN SENDIRI APLIKASI PEREDAM SUARA MOBIL ACOURETE PAINT
LAKUKAN SENDIRI APLIKASI PEREDAM SUARA MOBIL ACOURETE PAINT Kebisingan yang terdengar di dalam kabin kendaraan dapat disebabkan oleh dua hal. Pertama adalah kebisingan dari luar kendaraan yang masuk ke
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN.
BAB III PERANCANGAN 3.1 Beban Pendinginan (Cooling Load) Beban pendinginan pada peralatan mesin pendingin jarang diperoleh hanya dari salah satu sumber panas. Biasanya perhitungan sumber panas berkembang
Lebih terperinciLatar Belakang Kualitas ikan buruk pada saat sampai di tempat pelelangan, sehingga harga jual rendah, Kapal-kapal kecil yang di operasikan oleh nelaya
Latar Belakang Kualitas ikan buruk pada saat sampai di tempat pelelangan, sehingga harga jual rendah, Kapal-kapal kecil yang di operasikan oleh nelayan umumnya didalam cooler box nya disimpan es, Untuk
Lebih terperinciBAB XIII PENGECATAN A.
BAB XIII PENGECATAN A. Pekerjaan Pengecatan Pada saat melakukan pengecatan baik itu tembok lama maupun baru, hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih warna yang sesuai dengan fungsi dinding yang
Lebih terperinciANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL
ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL Syahrizal & Johny Custer Teknik Perkapalan Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis-Riau djalls@polbeng.ac.id
Lebih terperinciInternational Quality Waterproofing
International Quality Waterproofing Hidup di negara tropis, kita dihadapkan pada cuaca yang cukup ekstrim yang datang silih berganti, yaitu panas matahari yang terik dan curah hujan yang tinggi. Menghadapi
Lebih terperinciBAB 2 BAMBU LAMINASI
BAB 2 BAMBU LAMINASI 2.1 Pengertian Bambu Laminasi Bambu Laminasi adalah balok/papan yang terdiri dari susunan bilah bambu yang melintang dengan diikat oleh perekat tertentu. Pada tahun 1942 bambu laminasi
Lebih terperinciPengolahan dan Pengawetan Ikan
Pengolahan dan Pengawetan Ikan Kelompok 2 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Nama Anggota Agung Kurniawan Dhinda Rachmawati Ria Rizki Y Praditya Alya W Agus Fera J Rani Anggraeni
Lebih terperinciBahan yang digunakan pada pembuatan panel kayu sengon laut ini adalah:
25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat-alat yang digunakan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Gerenda potong 2. Spidol/pensil 3. Kuas 4. Sarung
Lebih terperinci6. PEMBAHASAN 6.1 Metode pembuatan perahu FRP
6. PEMBAHASAN 6.1 Metode pembuatan perahu FRP Fiberglass Reinforcement Plastic (FRP) merupakan bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan perahu cadik yang dilakukan di Cisolok Sukabumi. FRP digunakan
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DAFTAR ISI 13. Standar Operasional Prosedur Pemeliharaan Berkala
Lebih terperinciPERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR
PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata
Lebih terperinciTata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung
Standar Nasional Indonesia Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung ICS 27.180 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan
Lebih terperinciREDISAIN SISTEM PENDINGIN RUANG PALKAH DAN AIR LAUT BERBAHAN FIBER
REDISAIN SISTEM PENDINGIN RUANG PALKAH DAN AIR LAUT BERBAHAN FIBER Idris Pardi Johny Custer Mahasiswa Program Studi D3 Dosen Jurusan Teknik Perkapalan Dosen Jurusan Teknik Perkapalan Jurusan Teknik Perkapalan
Lebih terperinciSinar Jaya Abadi. Atap Fiber Transparan. 1 of 5. Keunggulan Produk : Kedap Suara Ramah Lingkungan Anti Korosi Anti Penuaan Anti Tekanan
Sinar Jaya Abadi Atap Fiber Transparan Keunggulan Produk : Kedap Suara Ramah Lingkungan Anti Korosi Anti Penuaan Anti Tekanan Komposisi Utama : 1. Film Tipis 2. Getah Tidak Jenuh 3. Serat Kaca FRP singkatan
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM PENDINGIN PALKA IKAN MENGGUNAKAN TENAGA SURYA
98, Inovtek, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2014, hlm. 98-105 PERENCANAAN SISTEM PENDINGIN PALKA IKAN MENGGUNAKAN TENAGA SURYA Razali 1, Stephan 2 Program Studi Teknik Mesin 1, Program Studi Teknik Listrik
Lebih terperinci3. BAHAN DAN METODE Kegiatan penelitian ini terdiri dari tiga proses, yaitu perancangan,
3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Desember 2010. Kegiatan penelitian ini terdiri dari tiga proses, yaitu perancangan, pembuatan,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai April 2015
17 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai April 2015 bertempat di Laboratorium Daya dan Alat Masin Pertanian (DAMP) dan Laboratorium
Lebih terperinciKayu lapis untuk kapal dan perahu
Standar Nasional Indonesia Kayu lapis untuk kapal dan perahu ICS 79.060.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah, definisi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Tinjauan Pustaka Ikan merupakan sumber protein hewani dan juga memiliki kandungan gizi yang tinggi di antaranya
Lebih terperinciRANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Konsep Pd.T. XX-200X.X RPT0 RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL Konsep Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Volume I: Umum Bagian 7. Pekerjaan Dewatering ICS 93.010
Lebih terperinciCara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton
Standar Nasional Indonesia Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang
Lebih terperinciSELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN CHEST FREEZER DOMO
SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN CHEST FREEZER DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan
Standar Nasional Indonesia Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3
Lebih terperinciCARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO
CARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO Kompos merupakan pupuk yang dibuat dari sisa-sisa mahluk hidup baik hewan maupun tumbuhan yang dibusukkan oleh organisme pengurai.
Lebih terperinciMANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN
MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan
47 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat penelitian Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut : a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Umum Penelitian ini merupakan suatu studi kasus pekerjaan perbaikan struktur kantilever balok beton bertulang yang diakibatkan overloading/ beban yang berlebihan. Tujuan dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Umum Beton merupakan campuran antara semen, agregat, air, dan kadangkadang memakai bahan tambah yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia tambahan, serat sampai bahan bangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang material komposit,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang material komposit, menjadi sebuah tantangan dalam ilmu material untuk mencari dan mendapatkan material baru yang memiliki
Lebih terperinciSTUDI PERENCANAAN JACKETED STORAGE SYSTEM MEMANFAATKAN CO 2 CAIR SEBAGAI REFRIGERAN
LOGO STUDI PERENCANAAN JACKETED STORAGE SYSTEM MEMANFAATKAN CO 2 CAIR SEBAGAI REFRIGERAN Bravo Yovan Sovanda 4209 100 021 DOSEN PEMBIMBING : Ir. Alam Baheramsyah, M.Sc Taufik Fajar Nugroho, ST, MSc Contents
Lebih terperinciPeluang Usaha Budidaya Cabai?
Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai
Lebih terperinciSpesifikasi Pipa Beton untuk Air Buangan, Saluran Peluapan dari Gorong-Gorong
Spesifikasi Pipa Beton untuk Air Buangan, Saluran Peluapan dari Gorong-Gorong SNI 03-6367-2000 1 Ruang lingkup Spesifikasi ini meliputi pipa beton tidak bertulang yang digunakan sebagai pembuangan air
Lebih terperinciANALISA TEKNIK DAN EKONOMI PERENCANAAN PEMROSESAN IKAN BEKU UNTUK TPI MALANG SELATAN
TUGAS AKHIR LS 1336 ANALISA TEKNIK DAN EKONOMI PERENCANAAN PEMROSESAN IKAN BEKU UNTUK TPI MALANG SELATAN DISUSUN OLEH GUNTUR CAHYO NUGROHO NRP. 4298 100 033 JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciRANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Konsep Pd.T. xx-200x.a RPT0 RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL Konsep Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Volume I: Umum Bagian 4: Beton dan Bekisting ICS 93.010 BIDANG
Lebih terperinci6 KEBUTUHAN FASILITAS TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE
76 6 KEBUTUHAN FASILITAS TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE Fasilitas PPI Muara Angke terkait penanganan hasil tangkapan diantaranya adalah ruang lelang TPI, basket, air bersih, pabrik
Lebih terperinci5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN
5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN Aktivitas pendistribusian hasil tangkapan dilakukan untuk memberikan nilai pada hasil tangkapan. Nilai hasil tangkapan yang didistribusikan sangat bergantung kualitas
Lebih terperinciStudi Perencanaan Jacketed Storage System Memanfaatkan CO 2 Cair Sebagai Refrigeran
Studi Perencanaan Jacketed Storage System Memanfaatkan CO 2 Cair Sebagai Refrigeran Bravo Yovan Sovanda, Alam Baheramsyah, dan Taufik Fajar Nugroho Jurusan Teknik Sistem Permesinan Kapal, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi wilayah PT. Cipta Frima Jaya adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam penanganan pasca panen (pembekuan) untuk hasil perikanan, yang merupakan milik Bapak
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Fisik Pelet Daun Indigofera sp. Pelet daun Indigofera sp. yang dihasilkan pada penelitian tahap pertama memiliki ukuran pelet 3, 5 dan 8 mm. Berdasarkan hasil pengamatan
Lebih terperinciFilet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan
Standar Nasional Indonesia Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya
2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih
Lebih terperinciBAB III PROSES PENGECORAN LOGAM
BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM 3.1.Peralatan dan Perlengkapan dalam Pengecoran Tahap yang paling utama dalam pengecoran logam kita harus mengetahui dan memahami peralatan dan perlengkapannya. Dalam Sand
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PEMBUATAN DAN PERAKITAN ALAT Pembuatan alat dilakukan berdasarkan rancangan yang telah dilakukan. Gambar rancangan alat secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 5.1. 1 3
Lebih terperinciRevisi SNI T C. Daftar isi
Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iii Pendahuluan... iv 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Singkatan istilah...2 5 Persyaratan...2 6 Penetapan indeks harga satuan
Lebih terperinciMetode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural
SNI 03-3975-1995 Standar Nasional Indonesia Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural ICS Badan Standardisasi Nasional DAFTAR ISI Daftar Isi... Halaman i BAB I DESKRIPSI... 1 1.1
Lebih terperinciIII.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di
III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di lakukan di Laboratium Material Teknik, Universitas
Lebih terperinciCABE GILING DALAM KEMASAN
CABE GILING DALAM KEMASAN 1. PENDAHULUAN Cabe giling adalah hasil penggilingan cabe segar, dengan atau tanpa bahan pengawet. Umumnya cabe giling diberi garam sampai konsentrasi 20 %, bahkan ada mencapai
Lebih terperinciTATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN
TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN BAB I DESKRIPSI 1.1. Maksud dan Tujuan 1.1.1. Maksud Tata cara ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan
4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan Berdasarkan peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.16/MEN/2006, pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari hingga Juni 2009 dengan rincian waktu penelitian terdapat pada Lampiran 3. Penelitian dilakukan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.
49 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 1. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung.
Lebih terperinciBuletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan
PROSES PEMBUATAN TELUR ASIN SEBAGAI PELUANG USAHA Oleh : Andi Mulia, Staff Pengajar di UIN Alauddin Makassar Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan
Lebih terperinciBAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN
BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. Ide atau gagasan Wajah merupakan bagian vital dalam anggota tubuh manusia yang tidak dapat disamakan fungsinya dengan anggota tubuh yang lain. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciIII.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di
III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di lakukan di Laboratium Material Teknik, Universitas
Lebih terperinciPENGGUNAAN ES SEBAGAI PENGAWET HASIL PERIKANAN
PENGGUNAAN ES SEBAGAI PENGAWET HASIL PERIKANAN Oleh : Eddy Afrianto Evi Liviawaty i DAFTAR ISI PENDAHULUAN PROSES PENURUNAN KESEGARAN IKAN PENDINGINAN IKAN TEKNIK PENDINGINAN KEBUTUHAN ES PENGGUNAAN ES
Lebih terperinciTata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan
SNI 7394:2008 Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional SNI 7394:2008 Daftar
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI
METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI 03-1968-1990 RUANG LINGKUP : Metode pengujian ini mencakup jumlah dan jenis-jenis tanah baik agregat halus maupun agregat kasar. RINGKASAN
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Produksi Kayu Gergajian dan Perkiraan Jumlah Limbah. Produksi Limbah, 50 %
TINJAUAN PUSTAKA Limbah Penggergajian Eko (2007) menyatakan bahwa limbah utama dari industri kayu adalah potongan - potongan kecil dan serpihan kayu dari hasil penggergajian serta debu dan serbuk gergaji.
Lebih terperinci5. SANITASI DAN HIGIENITAS DERMAGA DAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI PPP LAMPULO
59 5. SANITASI DAN HIGIENITAS DERMAGA DAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI PPP LAMPULO 5.1 Kondisi Sanitasi Aktual di Dermaga dan Tempat Pelelangan Ikan PPP Lampulo (1) Kondisi dermaga Keberhasilan aktivitas
Lebih terperinciTEKNIK PEMBUATAN BAMBU LAMINA
TEKNIK PEMBUATAN BAMBU LAMINA Oleh I.M. Sulastiningsih Peneliti pada Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Email : tsulastiningsih@yahoo.co.id I. PENDAHULUAN Indonesia sebagai salah
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN MEJA KERJA PENJUAL KOPI, ES, TEH DAN ROKOK KELILING YANG MENGGUNAKAN SEPEDA
BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan Table 01 : Fungsi meja kerja penjual kopi, es, teh dan rokok keliling yang menggunakan sepeda FUNGSI
Lebih terperinciMETODE PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI BETON DI LAPANGAN BAB I DESKRIPSI
METODE PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI BETON DI LAPANGAN BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang Lingkup Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji di Lapangan ini mencakup : 1) Cara pembuatan dan perawatan benda uji
Lebih terperinciPengemasan ular hidup melalui sarana angkutan udara
Standar Nasional Indonesia Pengemasan ular hidup melalui sarana angkutan udara ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang Iingkup...1 2 Istilah dan definisi...1
Lebih terperinciLakukan Sendiri Aplikasi Peredam Suara Mobil Acourete Paint
Lakukan Sendiri Aplikasi Peredam Suara Mobil Acourete Paint Langkah-langkah Pengaplikasian Peredam Suara Mobil Acourete Paint Kebisingan yang terdengar di dalam kabin kendaraan dapat disebabkan oleh dua
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian dilakukan di Desa Sido Makmur, Kec. Sipora Utara, Kab. Kep.Mentawai untuk proses penggorengan keripik ikan lemuru. Dan dilanjutkan dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton menggunakan kapur alam dan menggunakan pasir laut pada campuran beton
Lebih terperinciPT. PANCURANMAS INDO SEJATI
COMPANY PROFILE KANTOR: RUKO PASAR MODERN PUNCAK PERMAI NO 85, JL RAYA DARMO PERMAI III SURABAYA PABRIK: DRIYOREJO - GRESIK, JAWATIMUR EMAIL: info@wallplus.co.id WEBSITE: http:// WWW.WALLPLUS.CO.ID Visi
Lebih terperinciOPTIMASI DESAIN ISOLASI RUANG PALKA IKAN KM. BERKAH 9 GT UNTUK MENGURANGI LAJU PERPINDAHAN PANAS ABSTRACT
OPTIMASI DESAIN ISOLASI RUANG PALKA IKAN KM. BERKAH 9 GT UNTUK MENGURANGI LAJU PERPINDAHAN PANAS Untung Budiarto, Kiryanto Program Studi S Teknik Perkapalan Fakultas Teknik UNDIP ABSTRACT Fishing vessel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara kepulauan terluas di dunia, dengan panjang pantai 81.000 km serta terdiri atas 17.500 pulau, perhatian pemerintah Republik Indonesia terhadap sektor
Lebih terperinci