MODUL MELAKUKAN PENANGANAN IKAN PELAGIS KECIL DIKAPAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL MELAKUKAN PENANGANAN IKAN PELAGIS KECIL DIKAPAL"

Transkripsi

1 A-PDF Watermark DEMO: Purchase from to remove the watermark 2015 n a ik P u a s t P e n d id e K MODUL MELAKUKAN PENANGANAN IKAN PELAGIS KECIL DIKAPAL NAUTIKA PERIKANAN LAUT 2015 NAUTIKA PERIKANAN LAUT n a a k i r e n MODUL MELAKUKAN PENANGANAN IKAN PELAGIS KECIL DIKAPAL la u n ta d a n P PUSAT PENDIDIKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN

2 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dengan tersusunnya modul ini. Modul ini merupakan modul pembelajaran yang dapat digunakan peserta program keahlian Nautika Perikanan Laut didik dalam mempersiapkan diri untuk uji kompetensi keahlian. Peserta didik dapat belajar secara individual dan mandiri dalam menyelesaikan suatu unit kompetensi secara utuh. Modul ini disusun berdasarkan silabus SUPM Edisi 2012 dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Pada setiap bab berisi tentang lembar informasi, lembar praktek unjuk kerja, penilaian/evaluasi dan lembar kunci jawaban. Dengan mempelajari seluruh isi modul dan melaksanakan setiap praktek unjuk kerja diharapkan peserta didik dapat lebih siap menghadapi uji kompetensi keahlian Jakarta, Desember 2015 Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... iv BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Deskripsi... 1 B. Peta Judul Modul, Unit Kompetensi dan Elemen Kompetensi... 1 C. Tujuan... 2 D. Petunjuk Penggunaan Modul... 3 E. Waktu... 4 BAB II. MENYIAPKAN PERALATAN DAN TEMPAT PENANGANAN A. Lembar informasi... 5 B. Lembar Praktek Unjuk Kerja... 8 C. Penilaian/Evaluasi...10 D. Lembar Kunci Jawaban...10 BAB III. MENYIAPKAN PALKA PENYIMPANAN A. Lembar Informasi...12 B. Lembar praktek unjuk kerja...15 C. Penilaian/Evaluasi...17 D. Lembar Kunci Jawaban...17 ii

4 BAB IV. MENANGANI IKAN PELAGIS KECIL A. Lembar informasi...19 B. Lembar Praktek Unjuk Kerja...24 C. Penilaian/Evaluasi...25 D. Lembar Kunci Jawaban...26 BAB V PENUTUP DAFTAR PUSTAKA...29 PERISTILAHAN...30 iii

5 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Pakaian kerja standar... 6 Gambar 2. Peralatan penanganan ikan tuna... 7 Gambar 3. Palka...14 Gambar 4. Penempatan dan pencucian ikan pelagis kecil di dalam keranjang Gambar 5. Sistem bulking, shevling, boxing...23 iv

6 BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Modul Melakukan merupakan penuntun bagi siswa Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) agar dapat lebih mudah dan sistematis dalam melaksanakan persiapan mengikuti uji kompetensi keahlian. Modul Melakukan penanganan ikan pelagis kecil di kapal terdiri dari 3 (tiga) materi yaitu menyiapkan peralatan dan tempat penanganan, menyiapkan palka penyimpanan dan menangani ikan pelagis kecil. Materi menyiapkan peralatan dan tempat penanganan menjelaskan tentang peralatan penanganan ikan pelagis kecil dan pembersihan/sterilisasi peralatan dan tempat penanganan tersebut. Materi berikutnya menyiapkan palka penyimpanan berisi penjelasan tentang tempat penyimpanan dengan cara pengesan dan sistem pengesan dilakukan sesuai dengan SOP. Materi terakhir menangani ikan pelagis kecil menjelaskan tentang cara pencucian ikan pelagis kecil dan pelaksanaan proses pengesan. 1

7 B. Peta Judul Modul Unit Kompetensi dan Elemen Kompetensi Menyiapkan peralatan dan tempat penanganan ikan pelagis kecil hasil tangkapan di kapal C. Tujuan Melakukan penanganan ikan pelagis kecil di kapal Modul Melakukan penanganan ikan pelagis kecil di kapal bertujuan untuk memberikan informasi sebagai berikut : a. Lembar informasi. Lembar informasi berisi tentang uraian materi per elemen kompetensi. b. Lembar praktek unjuk kerja. Lembar praktek unjuk kerja berisi alat, bahan, waktu dan langkah kerja yang dilakukan untuk menyelesaikan setiap kriteria unjuk kerja pada masing-masing materi. c. Penilaian/evaluasi. Penilaian/evaluasi berisi penilaian keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang telah didapat setelah mempelajari lembar informasi. Menyiapkan palka penyimpanan Menangani ikan pelagis kecil 2

8 d. Lembar kunci jawaban. Lembar kunci jawaban berisi kunci jawaban dari penilaian/evaluasi. D. Petunjuk Penggunaan Modul Petunjuk penggunaan modul Melakukan penanganan ikan pelagis kecil di kapal terbagi atas : 1. Petunjuk penggunaan modul untuk siswa. a. Bacalah rumusan unit kompetensi, elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja. b. Pelajari dengan seksama materi pembelajaran pada setiap bab yang terdapat pada lembar informasi, lembar praktek unjuk kerja dan kerjakan sendiri tugas-tugas yang ada pada lembar penilaian. c. Jika mengalami kesulitan konsultasikan kepada guru. d. Diskusikan dengan guru tentang hasil belajar Anda. e. Ketika uji kompetensi berlangsung Anda akan dinilai oleh penguji (asesor) melalui lembar penilaian dengan metode tertulis dan metode observasi demonstrasi. Anda akan dikatakan kompeten apabila dapat mengerjakan kedua metode tes tersebut. 2. Petunjuk penggunaan modul untuk guru. a. Bacalah rumusan unit kompetensi, elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja. b. Pelajari dengan seksama materi pembelajarannya, kalau dirasa ada yang kurang memadai silakan ditambah/disesuaikan. c. Bimbinglah siswa menjalani/mengerjakan sendiri tugas-tugas pada lembar penilaian/evaluasi. 3

9 d. Jika siswa mengalami kesulitan berikan bantuan yang sifatnya rangsangan untuk berpikir ke arah pemecahan masalah, bukan diberi jawaban final. e. Periksalah hasil pekerjaan siswa dan nilailah kompetensi siswa dengan seksama dengan tidak tertutup kemungkinan melibatkan siswa sebagai pemberi masukan. Penilaian pekerjaan tersebut dengan cara menggunakan rumus Indikator Tingkat Penguasaan: Presentase Jumlah skor jawaban benar Jumlah skor Kualifikasi 90%-100% sangat baik 80%-89% baik 70%-79% cukup <70% kurang x 100 % f. Diskusikan hasil belajar dengan siswa itu sendiri untuk menentukan tindak lanjut bersama. g. Sampaikan kepada siswa bahwa ketika mereka melaksanakan uji kompetensi mereka akan dinilai oleh penguji (asesor) dengan metode tertulis dan metode observasi demonstrasi, jadi mereka dapat dikatakan kompeten apabila dapat mengerjakan kedua metode penilaian tersebut. E. Waktu Waktu yang dibutuhkan dalam mempelajari modul ini adalah disesuaikan dengan ketuntasan belajar, serta sesuai panduan dari guru/pembimbing. 4

10 BAB II MENYIAPKAN PERALATAN DAN TEMPAT PENANGANAN A. Lembar Informasi 1. Peralatan penanganan ikan pelagis kecil disiapkan Penanganan ikan di kapal merupakan tindakan awal dalam menjaga kesegaran ikan dari kemunduran mutu karena baik buruknya penanganan berpengaruh langsung terhadap mutu ikan yang akan dijadikan bahan makanan atau bahan mentah untuk pengolahan lebih lanjut. Dalam proses penanganan ikan tuna di kapal diperlukan pengetahuan tentang peralatan dan tempat penanganan dengan baik. Peralatan penanganan ikan pelagis kecil terdiri dari : a. Peralatan yang digunakan oleh Anak Buah Kapal (ABK) yang bertugas. ABK yang bertugas pada saat itu terlebih dahulu harus mempersiapkan dirinya lengkap mengenakan pakaian kerja standar seperti : 1) Baju kerja / wear pack ataupun mantel apabila hujan; 2) Helm kerja; 3) Sepatu boot; 4) Sarung tangan (sarung tangan karet atau katun); 5

11 Pakaian kerja Helm kerja Sepatu Boot Sarung Tangan b. Peralatan penanganan 1) Serok Gambar 1. Pakaian kerja standar Digunakan untuk menyerok/mengangkut ikan pelagis kecil ke atas dek atau ke dalam keranjang. 2) Sekop Digunakan untuk menyekop / mengangkut ikan pelagis kecil dari dek ke dalam keranjang. 3) Sikat Digunakan untuk membersihkan permukaan dek. 4) Keranjang Digunakan untuk menempatkan ikan pelagis kecil. 5) Pompa air dan selang Digunakan untuk menyiram ikan pelagis kecil selama dilakukan pembersihan. 6

12 Serok Sekop Keranjang Sikat Selang air Gambar 2. Peralatan penanganan ikan tuna 2. Tempat dan peralatan penanganan ikan disterilisasi Tempat dan peralatan penanganan ikan pelagis kecil terlebih dahulu dilakukan sterilisasi atau pembersihan dengan harapan tidak terjadi kontaminasi silang. Sterilisasi tempat dan peralatan ikan pelagis kecil meliputi: a. Menyiram dek dengan menggunakan pompa air laut; b. Menyikat dek sampai bersih dari segala kotoran dan gunakan sabun hijau untuk membersihkan minyak atau kotoran yang sukar dihilangkan; c. Membersihkan dengan sabun pembersih serta menempatkan peralatan kerja seperti serok, sekop, keranjang dan sikat pada tempat yang mudah dijangkau; d. Memasang terpal atau pelindung apabila pekerjaan dilakukan pada siang hari untuk melindungi ikan dari sinar matahari langsung dan memberikan kenyamanan kepada ABK yang sedang bertugas; 7

13 e. Membersihkan dinding palka dari segala kotoran maupun lendir ikan yang masih melekat. Apabila ada sisa-sisa es dari perjalanan sebelumnya, maka es itupun harus dibuang seluruhnya karena telah banyak mengandung bakteri. B. Lembar Praktek Unjuk Kerja 1. Peralatan penanganan ikan pelagis kecil disiapkan Alat yang disiapkan untuk pakaian standar kerja terdiri dari : a. Pakaian kerja; b. Helm kerja; c. Sepatu boot; d. Sarung tangan (sarung tangan karet atau katun). Alat yang disiapkan untuk peralatan penanganan ikan pelagis kecil terdiri dari : a. Serok; b. Sekop; c. Keranjang; d. Sikat; e. Pompa air dan selang. Waktu yang dibutuhkan untuk menyiapkan peralatan standar pakaian kerja dan peralatan penanganan ikan tuna adalah 15 menit. Langkah kerja penyiapan peralatan penanganan ikan pelagis kecil adalah sebagai berikut : a. Siapkan peralatan standar pakaian kerja; b. Siapkan peralatan penanganan ikan pelagis; c. Letakkan peralatan standar pakaian kerja dan peralatan penanganan ikan pelagis kecil pada tempat yang mudah dijangkau. 8

14 2. Tempat dan peralatan penanganan ikan disterilisasi Alat yang disiapkan dan digunakan untuk sterilisasi tempat dan peralatan penanganan ikan pelagis kecil sebagai berikut: a. Peralatan standar pakaian kerja; b. Peralatan penanganan ikan pelagis kecil. Bahan yang disiapkan dan digunakan untuk sterilisasi tempat dan peralatan meliputi: a. Sabun pembersih atau saniter; b. Sabun hijau. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan sterilisasi tempat dan peralatan ikan pelagis kecil adalah 20 menit. Sterilisasi atau pembersihan tempat dan peralatan ikan pelagis kecil meliputi : a. Siram dek dengan menggunakan pompa air laut; b. Sikat dek sampai bersih dari segala kotoran dan gunakan sabun hijau untuk membersihkan minyak atau kotoran yang sukar dihilangkan; c. Bersihkan dengan sabun pembersih serta menempatkan peralatan kerja seperti serok, sekop, keranjang dan sikat pada tempat yang mudah dijangkau; d. Pasang terpal atau pelindung apabila pekerjaan dilakukan pada siang hari untuk melindungi ikan dari sinar matahari langsung dan memberikan kenyamanan kepada ABK yang sedang bertugas; e. Bersihkan dinding palka dari segala kotoran maupun lendir ikan yang masih melekat. Apabila ada sisa-sisa es dari perjalanan sebelumnya, maka es itupun harus dibuang habis karena telah banyak mengandung bakteri. 9

15 C. Penilaian/Evaluasi 1. Peralatan penanganan Ikan pelagis kecil disiapkan a. Tuliskan kembali peralatan penanganan ikan pelagis kecil yang Anda ketahui! b. Tuliskan kembali standar pakaian kerja yang harus dikenakan oleh ABK! 2. Tempat dan peralatan penanganan ikan disterilisasi a. Tuliskan kembali langkah-langkah untuk mensterilkan/ membersihkan tempat dan peralatan penanganan ikan! D. Lembar Kunci Jawaban 1. Peralatan penanganan ikan pelagis kecil disiapkan a. Tuliskan kembali peralatan penanganan ikan pelagis kecil yang Anda ketahui! Peralatan penanganan ikan pelagis kecil meliputi : 1) Serok; 2) Sekop; 3) Keranjang; 4) Sikat; 5) Pompa air dan selangnya. b. Tuliskan kembali standar pakaian kerja yang harus dikenakan oleh ABK! Standar pakaian kerja meliputi : 1) Baju kerja/wear pack ataupun mantel apabila hujan; 2) Helm kerja; 3) Sepatu boot; 4) Sarung tangan (sarung tangan karet atau katun) 10

16 2. Tempat dan peralatan penanganan ikan disterilisasi a. Tuliskan kembali langkah-langkah untuk mensterilkan/ membersihkan tempat dan peralatan penanganan ikan! Langkah-langkah untuk sterilisasi atau pembersihan tempat dan peralatan ikan pelagis kecil meliputi: 1) Menyiram dek dengan menggunakan pompa air laut; 2) Menyikat dek sampai bersih dari segala kotoran dan gunakan sabun hijau untuk membersihkan minyak atau kotoran yang sukar dihilangkan; 3) Membersihkan dengan sabun pembersih serta menempatkan peralatan kerja seperti serok, sekop, keranjang dan sikat pada tempat yang mudah dijangkau; 4) Memasang terpal atau pelindung apabila pekerjaan dilakukan pada siang hari untuk melindungi ikan dari sinar matahari langsung dan memberikan kenyamanan kepada ABK yang sedang bertugas; 5) Membersihkan penutup palka yang secara umum terdiri dari dua lapisan dengan menggunakan sabun atau bahan pembersih; 6) Membersihkan dinding palka dari segala kotoran maupun lendir ikan yang masih melekat. Apabila ada sisa-sisa es dari perjalanan sebelumnya, maka es itupun harus dibuang seluruhnya karena telah banyak mengandung bakteri. 11

17 BAB III MENYIAPKAN PALKA PENYIMPANAN A. Lembar Informasi 1. Tempat penyimpanan dengan cara icing disiapkan sesuai SOP Alat yang digunakan untuk melakukan pendinginan dengan es pada ikan pelagis kecil adalah palka. Palka yang digunakan umumnya adalah jenis palka polos dengan bahan pendingin berupa es. Apabila es yang digunakan masih berupa es balok, maka es balok tersebut dimasukkan terlebih dahulu ke dalam karung goni kemudian dihancurkan menggunakan balok penghancur. Sebelum dilakukan proses pendinginan dengan es (icing) terlebih dahulu dilakukan penyiapan tempat pendinginan dengan es (icing) pada ikan pelagis kecil dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Membersihkan penutup palka yang secara umum terdiri dari dua lapisan dengan menggunakan sabun atau bahan pembersih; b. Membersihkan dinding palka dari segala kotoran maupun lendir ikan yang masih melekat. Apabila ada sisa-sisa es dari perjalanan sebelumnya, maka es itupun harus dibuang seluruhnya karena telah banyak mengandung bakteri; c. Menyiapkan es curai dengan perbandingan ikan : es = 1 : 1. Apabila es masih dalam bentuk es balok, maka es harus dihancurkan terlebih dahulu. Apabila diperlukan siapkan juga garam kasar sebagai campuran media pendingin es. 12

18 Gambar 3. Palka ikan 2. Sistem icing disiapkan sesuai dengan SOP Ikan segar atau ikan basah adalah ikan yang belum atau tidak diawetkan dengan menggunakan apapun kecuali semata-mata didinginkan dengan es. Perlu diketahui bahwa dengan pendinginan ikan dengan es (icing) hanya berhasil menghambat kegiatan bakteri, bakteri masih tetap hidup dan melakukan perusakan terhadap ikan tetapi lebih lambat. Meski begitu dengan pendinginan akan tetap mendapatkan kemungkinan terbesar untuk dapat mengawetkan sifat-sifat ikan asli seperti tekstur, rasa, bau dan sebagainya, selain itu pendinginan adalah cara yang murah, cepat dan efektif serta fleksibel untuk digunakan di kapal. Pendinginan dapat dilakukan dengan salah satu atau kombinasi dari cara-cara berikut : a. Pendinginan dengan es; b. Pendinginan dengan es kering; c. Pendinginan dengan air dingin yang dapat berwujud: 13

19 d. Air tawar bercampur es atau air yang didinginkan dengan mesin pendingin; e. Air laut dingin bercampur es; f. Air laut didinginkan dengan mesin pendingin. d. Pendinginan dengan udara dingin. Secara umum cara yang terbaik untuk mendinginkan ikan adalah dengan menggunakan es karena es mendinginkan dengan cepat tanpa banyak mempengaruhi keadaan ikan dan biaya yang murah. Berdasarkan bentuknya terdapat 5 (lima) kelompok es, sebagai berikut : a. Es balok (block ice), berupa balok berukuran kg per balok. Sebelum dipakai, es balok harus terlebih dahulu dipecah atau dihancurkan; b. Es tabung (tube ice), berupa tabung-tabung kecil yang siap dipakai; c. Es keping tebal (plate ice), diproduksi dalam bentuk lempengan besar dan tebal (8 15 cm), kemudian dipecahkan menjadi potongan yang kecil (diameter kurang dari 5 cm) agar siap dipakai untuk mendinginkan ikan; d. Es keping tipis (flake ice), berupa lempengan-lempengan tipis (diameter 3 cm), merupakan hasil pengerukan dari lapisan es yang terbentuk di atas permukaan pembeku yang berbentuk silinder; e. Es halus (slush ice), berupa butir-butiran yang sangat halus (diameter 2 mm), dan lembek dan umumnya sedikit berair. 14

20 Sistem pendinginan dengan es untuk ikan pelagis kecil dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut : a. Sistem Bulking; b. Sistem Shelving; c. Sistem Boxing. Untuk pendinginan dengan es pada ikan pelagis kecil yang paling umum dilakukan adalah menggunakan sistem bulking. B. Lembar Praktek Unjuk Kerja 1. Tempat penyimpanan dengan cara icing disiapkan sesuai SOP Alat yang disiapkan dan digunakan untuk penyiapan tempat penyimpanan dengan cara icing meliputi : a. Peralatan standar pakaian kerja; b. Sikat; c. Pompa air dan selangnya; d. Palka. Bahan yang disiapkan dan digunakan untuk penyiapan tempat penyimpanan dengan cara icing meliputi : a. Sabun pembersih atau saniter; b. Sabun hijau; c. Es curai. Waktu yang dibutuhkan untuk penyiapan tempat penyimpanan dengan cara icing adalah 15 menit. Langkah kerja yang dilakukan dalam penyiapan tempat penyimpanan dengan icing adalah sebagai berikut : 15

21 a. Bersihkan penutup palka yang secara umum terdiri dari dua lapisan dengan menggunakan sabun atau bahan pembersih; b. Bersihkan dinding palka dari segala kotoran maupun lendir ikan yang masih melekat. Apabila ada sisa-sisa es dari perjalanan sebelumnya, maka es itupun harus dibuang seluruhnya karena telah banyak mengandung bakteri; c. Siapkan es curai dengan perbandingan ikan : es = 1 : 1. Apabila es masih dalam bentuk es balok, maka es harus dihancurkan terlebih dahulu. Apabila diperlukan siapkan juga garam kasar sebagai campuran media pendingin es. 2. Sistem icing disiapkan sesuai dengan SOP Alat yang disiapkan dan digunakan untuk penyiapan sistem icing meliputi: a. Peralatan standar pakaian kerja; b. Palka. Bahan yang disiapkan dan digunakan untuk penyiapan sistem icing meliputi : a. Es curai; b. Ikan. Waktu yang dibutuhkan untuk penyiapan sistem icing adalah 10 menit. Langkah kerja dalam penyiapan sistem icing adalah sebagai berikut : a. Siapkan palka yang telah dibersihkan sebagai tempat pendingingan dengan es. b. Siapkan es curai dengan jumlah yang telah ditentukan berdasarkan perbandingan es : ikan = 1 : 1. c. Siapkan ikan yang akan didinginkan dengan sistem icing. 16

22 C. Penilaian/Evaluasi 1. Tempat penyimpanan dengan cara icing disiapkan sesuai SOP a. Tuliskan kembali langkah-langkah untuk menyiapkan tempat pendinginan dengan es (icing) pada ikan pelagis kecil! 2. Sistem icing disiapkan sesuai dengan SOP a. Tuliskan penyiapan sistem icing untuk penanganan ikan pelagis kecil! D. Lembar Kunci Jawaban 1. Tempat penyimpanan dengan cara icing disiapkan sesuai SOP a. Tuliskan kembali langkah-langkah untuk menyiapkan tempat pendinginan dengan es (icing) pada ikan pelagis kecil! Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyiapan tempat penyimpanan dengan icing adalah sebagai berikut: 1) Membersihkan penutup palka yang secara umum terdiri dari dua lapisan dengan menggunakan sabun atau bahan pembersih. 2) Membersihkan dinding palka dari segala kotoran maupun lendir ikan yang masih melekat. Apabila ada sisa-sisa es dari perjalanan sebelumnya, maka es itupun harus dibuang habis karena telah banyak mengandung bakteri. 3) Menyiapkan es curai dengan perbandingan ikan : es = 1 : 1. Apabila es masih dalam bentuk es balok, maka es harus dihancurkan terlebih dahulu. Apabila diperlukan siapkan juga garam kasar sebagai campuran media pendingin es. 17

23 2. Sistem icing disiapkan sesuai dengan SOP a. Tuliskan langkah-langkah penyiapan sistem icing untuk ikan pelagis kecil sesuai dengan SOP! Langkah kerja dalam penyiapan sistem icing adalah sebagai berikut: 1) Menyiapkan palka yang telah dibersihkan sebagai tempat pendingingan dengan es. 2) Menyiapkan es curai dengan jumlah yang telah ditentukan berdasarkan perbandingan es : ikan = 1 : 1. 3) Menyiapkan ikan yang akan didinginkan dengan sistem icing. 18

24 BAB IV MENANGANI IKAN PELAGIS KECIL A. Lembar Informasi 1. Ikan pelagis kecil dicuci Ikan pelagis kecil yang tertangkap menggunakan jaring umumnya lebih cepat mati sehingga harus cepat-cepat diangkat ke atas dek kapal agar mendapatkan perlakuan atau penanganan selanjutnya. Keterlambatan pengangkatan ke atas dek akan mempercepat proses pembusukan. Hal ini disebabkan ikan setelah mati mengalami proses biokimia yang mengarah pada pembusukan. Proses biokimia yang terjadi di dalam daging ikan berkorelasi positif dengan suhu pada batas-batas tertentu. Artinya semakin tinggi suhu tubuh ikan, maka proses atau reaksi biokimia semakin cepat berlangsung dan dengan demikian ikan akan lebih cepat membusuk. Sebelum ditumpahkan ke atas dek sebaiknya ikan yang ada di dalam jaring tersebut dicuci dahulu dengan air es untuk mengurangi jumlah bakteri yang melekat dalam kulit ikan atau pencucian juga dapat dilakukan bersamaan dengan sortasi atau setelah sortasi. Hindari pencucian dengan mencelupkan ikan pada air yang tergenang. Air yang tergenang tersebut akan menjadi sumber pencemaran untuk ikan yang dicuci berikutnya. 19

25 Gambar 4. Penempatan dan pencucian ikan pelagis kecil di dalam keranjang 2. Proses icing dilakukan Pendinginan dengan media es (icing) perlu memperhatikan jumlah es yang tepat digunakan. Es diperlukan untuk menurunkan suhu yang terdapat pada ikan, wadah dan udara sampai mendekati atau sama dengan suhu ikan dan kemudian mempertahankan pada suhu serendah mungkin, biasanya 0 o C. Perbandingan es dan ikan yang ideal untuk penyimpanan dingin dengan es adalah 1 : 1. Keuntungan pemakaian es sebagai bahan pendingin teristimewa karena es mempunyai kesanggupan pendinginan yang sangat besar. 1 kg es dapat melepaskan melepaskan panas dari tubuh ikan dalam jumlah besar (80 kilo kalori), es tidak merusak ikan, dapat dibawa-bawa (portable) dan murah harganya. Es cepat mendinginkan ikan dan ikan tetap basah. Air dari lelehan es dapat segera menghanyutkan lendir, darah dan kotoran lain dari permukaan ikan seolah-olah selalu dimandikan. 20

26 Pendinginan dengan media es tersebut di atas dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara yaitu : a. Sistem bulking Pada cara bulking, ikan langsung diberi es di ruang penyimpanan (palka). Prosedur pengerjaannya dilakukan sebagai berikut: 1) Sekat ruang palka menjadi beberapa bagian sesuai keinginan. Penyekatan ruang yang paling sering dilakukan adalah menjadi 4 bagian. Penyekatan dapat menggunakan papan kayu yang dilapisi plastik, papan aluminium, atau papan dari jenis material lainnya yang tidak dapat mengontaminasi ikan. Agar menjadi kokoh dan kuat, sekat diberi penyangga sehingga dapat menahan campuran ikan dan es; 2) Beri lapisan es pada setiap dasar ruang sekatan dengan tebal minimum 5 cm. Ketebalan lapisan hendaknya disesuaikan dengan keadaan palka dan lama penyimpanan yang diperkirakan; 3) Masukkan campuran ikan dan es dengan tinggi maksimal sekitar 45 cm; 4) Beri lapisan es setebal minimum 5 cm di atas lapisan campuran ikan dan es; 5) Tutup lapisan ikan dengan papan plastik atau material lainnya. Jika di atasnya masih terdapat ruang kosong untuk menyimpan ikan maka di atas papan penutup tadi diberi lapisan es, lalu dimasukkan campuran ikan dan es. Pengisian berikutnya sama seperti yang telah diuraikan sebelumnya. 21

27 b. Sistem shelving Cara shelving hampir sama dengan bulking, yaitu ruang palka sebagai tempat penyimpanan sekaligus dijadikan untuk pengesan ikan. Prosedur pengerjaan cara shelving adalah sebagai berikut: 1) Sekat ruang palka dengan bentuk penyekatan yang berbeda dibandingkan cara bulking. Penyekatan cara shelving ini dibentuk bersusun atau dalam bentuk rak. Tinggi ruangan antar rak rak maksimum 23 cm. Sekatan antar ruangan rak terbuat dari papan plastik atau papan kayu yang dilapisi. Papan ini harus mudah dipasang dan dibongkar; 2) Beri lapisan es setebal minimum 5 cm di dasar ruangan rak yang paling bawah; 3) Masukkan ikan yang disusun secara berlapis di atas lapisan es; 4) Beri lapisan es di atas lapisan ikan, kemudian di atas lapisan es tersebut dipasang papan sekatan rak; 5) Beri lapisan es di atas papan sekatan rak kemudian masukkan ikan dan dilanjutkan dengan lapisan es. Kemudian di atasnya ditutup dengan papan. Begitu seterusnya pengisian ruang rak dilakukan seperti urutan di atas. c. Sistem boxing Pendinginan dan penyimpanan ikan cara boxing sangat berbeda dengan cara bulking dan shelving. Sistem boxing, ikan diberi es dalam wadah tersendiri. Prosedur cara boxing adalah sebagai berikut. Ikan diberi es dalam suatu wadah berbentuk kotak atau tong dengan ukuran yang bervariasi dan memenuhi persyaratan seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Cara pengesan ikan dalam 22

28 wadah dilakukan sebagai berikut : 1) Beri lapisan es di dasar wadah; 2) Masukkan ikan ke dalam wadah secara berlapis; 3) Beri lapisan es lagi di atas lapisan ikan. Demikian seterusnya penyusunan ikan dilakukan sampai wadah terisi penuh. Lapisan paling atas sebelum wadah ditutup adalah lapisan es; 4) Angkut wadah wadah tersebut ke ruang palka untuk disimpan. Dari ketiga cara tersebut di atas yaitu bulking, shelving dan boxing, cara yang umum digunakan untuk pendinginan ikan pelagis kecil adalah cara bulking. Gambar 5. Sistem bulking, shelving dan boxing 23

29 B. Lembar Praktek Unjuk Kerja 1. Ikan pelagis kecil dicuci Alat yang disiapkan dan digunakan untuk mencuci ikan pelagis kecil meliputi : a. Peralatan standar pakaian kerja; b. Keranjang; c. Pompa air dan selangnya. Bahan yang disiapkan dan digunakan untuk mencuci ikan adalah ikan pelagis kecil. Waktu yang dibutuhkan untuk mencuci ikan pelagis kecil adalah 10 menit. Langkah kerja yang dilakukan dalam proses mencuci ikan pelagis kecil adalah sebagai berikut : a. Siapkan keranjang ikan yang telah dibersihkan; b. Taruhlah ikan yang telah disortir di dalam keranjang; c. Cucilah ikan dengan menggunakan air mengalir hingga bersih; d. Tiriskan ikan yang ada di dalam keranjang tersebut di atas dek. 2. Proses icing dilakukan Alat yang disiapkan dan digunakan untuk proses icing ikan pelagis kecil meliputi : a. Peralatan standar pakaian kerja; b. Keranjang; c. Pompa air dan selangnya. Bahan yang disiapkan dan digunakan untuk proses icing ikan meliputi : a. Ikan pelagis kecil. b. Es. c. Garam kasar (apabila diperlukan). 24

30 Waktu yang dibutuhkan untuk proses icing ikan pelagis kecil adalah 15 menit. Langkah kerja yang di lakukan dalam proses icing ikan pelagis kecil adalah sebagai berikut : a. Tempatkan keranjang yang telah berisi ikan pada tempat yang mudah dijangkau untuk dimasukkan ke dalam palka; b. Tempatkan keranjang yang telah berisi es curai pada tempat yang mudah dijangkau untuk dijadikan bahan pendingin; c. Taburkan es di bagian dasar palka setinggi kurang lebih 15 cm; d. Keluarkan ikan pelagis kecil dari dalam keranjang dan masukkan ke dalam palka dengan tinggi maksimal 12 cm; e. Taburkan es di atas tumpukan ikan yang telah ditempatkan di dalam palka sehingga tubuh ikan tertutup semua oleh lapisan es. Apabila diperlukan dapat ditambahkan garam kasar dan air; f. Proses pelapisan es dan ikan berlangsung bergantian terusmenerus dengan lapisan es berada di bagian paling atas. C. Penilaian/Evaluasi 1. Ikan pelagis kecil dicuci a. Tuliskan kembali langkah-langkah mencuci ikan pelagis kecil! 2. Proses icing dilakukan a. Tuliskan kembali langkah-langkah melakukan proses icing! 25

31 D. Lembar Kunci Jawaban 1. Ikan pelagis kecil dicuci a. Tuliskan kembali langkah-langkah mencuci ikan pelagis kecil! Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses mencuci ikan pelagis kecil adalah sebagai berikut : 1) Siapkan keranjang ikan yang telah dibersihkan; 2) Taruhlah ikan yang telah disortir di dalam keranjang; 3) Cucilah ikan dengan menggunakan air mengalir hingga bersih; 4) Tiriskan ikan yang ada di dalam keranjang tersebut di atas dek. 2. Proses icing dilakukan a. Tuliskan kembali langkah-langkah melakukan proses icing! Langkah kerja yang dillakukan dalam proses icing ikan pelagis kecil adalah sebagai berikut: 1) Tempatkan keranjang yang telah berisi ikan pada tempat yang mudah dijangkau untuk dimasukkan ke dalam palka; 2) Tempatkan keranjang yang telah berisi es curai pada tempat yang mudah dijangkau untuk dijadikan bahan pendingin; 3) Taburkan es di bagian dasar palka setinggi kurang lebih 15 cm; 4) Keluarkan ikan pelagis kecil dari dalam keranjang dan masukkan ke dalam palka dengan tinggi maksimal 12 cm; 26

32 5) Taburkan es di atas tumpukan ikan yang telah ditempatkan di dalam palka sehingga tubuh ikan tertutup semua oleh lapisan es. Apabila diperlukan dapat ditambahkan garam kasar dan air; 6) Proses pelapisan es dan ikan berlangsung bergantian terusmenerus dengan lapisan es berada di bagian paling atas. 27

33 BAB V PENUTUP Keberadaan Modul Melakukan Penanganan Ikan Pelagis Kecil di Kapal sebagai panduan siswa SUPM yang diharapkan dapat memperkaya pengalaman belajar siswa sehingga pembelajaran akan lebih bermakna dan dapat dilakukan siswa untuk memenuhi tuntutan ketercapaian kompetensi yang dipersyaratkan.. 28

34 DAFTAR PUSTAKA Penanganan dan Penyimpanan Hasil Tangkapan. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pertanian. Junianto Teknik Penanganan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 298 tahun 2013 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Golongan Pokok Perikanan Golongan Penangkapan Ikan Sub Golongan Penangkapan Ikan di Laut. Murniyati, A.S dan Sunarman, Pendinginan, Pembekuan dan Pengawetan Ikan. Kanisius. Yogyakarta. Murniyati, A.S Modul Penanganan Bahan Baku. DKP. Jakarta. 29

35 PERISTILAHAN Sistem boxing Sistem penyimpanan hasil tangkapan dengan cara ikan ditempatkan pada peti yang telah diberi es setelah itu peti tersebut ditempatkan di dalam palka. Sistem bulking Sistem penyimpanan hasil tangkapan dengan cara ikan ditumpuk di dalam palka dengan posisi Sistem shelving ikan dan es bergantian saling melapisi. Sistem penyimpanan hasil tangkapan dengan cara ikan disimpan secara rapi di atas rak-rak yang tersusun di dalam palka dan diberi lapisan es pada setiap raknya. 30

MODUL MELAKUKAN PENANGANAN IKAN TUNA DI KAPAL

MODUL MELAKUKAN PENANGANAN IKAN TUNA DI KAPAL A-PDF Watermark DEMO: Purchase from www.a-pdf.com to remove the watermark 2015 NAUTIKA PERIKANAN LAUT 2015 NAUTIKA PERIKANAN LAUT a n a ik P u a s t P e n d id e K MODUL MELAKUKAN PENANGANAN IKAN TUNA

Lebih terperinci

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI 1. PENGERINGAN Pengeringan adalah suatu proses pengawetan pangan yang sudah lama dilakukan oleh manusia. Metode pengeringan ada dua,

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM MATA KULIAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN (LUHT4443)

PANDUAN PRAKTIKUM MATA KULIAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN (LUHT4443) PANDUAN PRAKTIKUM MATA KULIAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN (LUHT4443) Praktikum dalam mata kuliah ini dimaksudkan untuk memberikan pengalaman lapangan kepada Saudara tentang beberapa materi yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi wilayah PT. Cipta Frima Jaya adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam penanganan pasca panen (pembekuan) untuk hasil perikanan, yang merupakan milik Bapak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. H.Yusdin Abdullah dan sebagai pimpinan perusahaan adalah Bapak Azmar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. H.Yusdin Abdullah dan sebagai pimpinan perusahaan adalah Bapak Azmar BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Wilayah PT. Cipta Frima Jaya adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang proses dan pembekuan untuk hasil perikanan laut, yang merupakan milik Bapak H.Yusdin

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEMUNDURAN MUTU IKAN SEGAR SECARA SENSORI, KIMIAWI, DAN MIKROBIOLOGI. Oleh : Rendra Eka A

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEMUNDURAN MUTU IKAN SEGAR SECARA SENSORI, KIMIAWI, DAN MIKROBIOLOGI. Oleh : Rendra Eka A FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEMUNDURAN MUTU IKAN SEGAR SECARA SENSORI, KIMIAWI, DAN MIKROBIOLOGI Oleh : Rendra Eka A 1. Kemunduran mutu ikan segar secara sensori umumnya diukur dengan metode sensori

Lebih terperinci

BAB IV PEMILIHAN MATERIAL DAN INSTALASI

BAB IV PEMILIHAN MATERIAL DAN INSTALASI BAB IV PEMILIHAN MATERIAL DAN INSTALASI 4.1 SANDWICH PANEL Tugas pertama dari perancangan sandwich panel adalah memilih material insulasi yang tepat. Hal ini sangat penting karena fungsi utama pemilihan

Lebih terperinci

IKAN ASIN CARA PENGGARAMAN KERING

IKAN ASIN CARA PENGGARAMAN KERING IKAN ASIN CARA PENGGARAMAN KERING 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan

Lebih terperinci

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan tepat untuk mengurangi terbawanya bahan atau tanah

Lebih terperinci

5. SANITASI DAN HIGIENITAS DERMAGA DAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI PPP LAMPULO

5. SANITASI DAN HIGIENITAS DERMAGA DAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI PPP LAMPULO 59 5. SANITASI DAN HIGIENITAS DERMAGA DAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI PPP LAMPULO 5.1 Kondisi Sanitasi Aktual di Dermaga dan Tempat Pelelangan Ikan PPP Lampulo (1) Kondisi dermaga Keberhasilan aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Potensi hasil laut di Kabupaten Malang di pesisir laut jawa sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Potensi hasil laut di Kabupaten Malang di pesisir laut jawa sangatlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi hasil laut di Kabupaten Malang di pesisir laut jawa sangatlah besar. Perikanan laut di Kabupaten Malang per tahunnya bisa menghasilkan 400 ton ikan segar dengan

Lebih terperinci

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao PENDAHULUAN Pengolahan hasil kakao rakyat, sebagai salah satu sub-sistem agribisnis, perlu diarahkan secara kolektif. Keuntungan penerapan pengolahan secara kolektif adalah kuantum biji kakao mutu tinggi

Lebih terperinci

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Penanganan pascapanen sangat berperan dalam mempertahankan kualitas dan daya simpan buah-buahan. Penanganan pascapanen yang kurang hati-hati dan

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian (2017) TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1: 29 4 KEADAAN UMUM UKM 4.1 Lokasi dan Keadaan Umum Pengolah Unit Pengolahan ikan teri nasi setengah kering berlokasi di Pulau Pasaran, Lingkungan 2, Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Barat,

Lebih terperinci

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan daya tahan ikan mentah serta memaksimalkan manfaat hasil tangkapan

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan daya tahan ikan mentah serta memaksimalkan manfaat hasil tangkapan BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi penanganan pasca panen Penanganan pasca panen dilakukan untuk memperbaiki cita rasa dan meningkatkan daya tahan ikan mentah serta memaksimalkan manfaat hasil tangkapan

Lebih terperinci

BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK

BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK Good Manufacturing Practice (GMP) adalah cara berproduksi yang baik dan benar untuk menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu dan keamanan. Telah dijelaskan sebelumnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. Penerapan sanitasi dan higiene diruang penerimaan lebih dititik beratkan pada penggunaan alat dan bahan sanitasi.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terasi Terasi atau belacan adalah salah satu produk awetan yang berasal dari ikan dan udang rebon segar yang telah diolah melalui proses pemeraman atau fermentasi, disertai

Lebih terperinci

Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Standar Nasional Indonesia Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci

T E M P E 1. PENDAHULUAN

T E M P E 1. PENDAHULUAN T E M P E 1. PENDAHULUAN Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat

Lebih terperinci

Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Standar Nasional Indonesia Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN Perbaikan mutu benih (fisik, fisiologis, dan mutu genetik) untuk menghasilkan benih bermutu tinggi tetap dilakukan selama penanganan pasca panen. Menjaga mutu fisik dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Tinjauan Pustaka Ikan merupakan sumber protein hewani dan juga memiliki kandungan gizi yang tinggi di antaranya

Lebih terperinci

IKAN ASAP 1. PENDAHULUAN

IKAN ASAP 1. PENDAHULUAN IKAN ASAP 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri

Lebih terperinci

MODUL PROGRAM KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN KODE MODUL SMKP3S03BIK

MODUL PROGRAM KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN KODE MODUL SMKP3S03BIK MODUL PROGRAM KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN KODE MODUL PENANGANAN HASIL PERIKANAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

Lebih terperinci

PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI

PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA 1997 / 1998 KATA PENGANTAR Upaya para nelayan dalam mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN CHEST FREEZER DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN CHEST FREEZER DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN CHEST FREEZER DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan

Lebih terperinci

Pengolahan dan Pengawetan Ikan

Pengolahan dan Pengawetan Ikan Pengolahan dan Pengawetan Ikan Kelompok 2 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Nama Anggota Agung Kurniawan Dhinda Rachmawati Ria Rizki Y Praditya Alya W Agus Fera J Rani Anggraeni

Lebih terperinci

REDISAIN SISTEM PENDINGIN RUANG PALKAH DAN AIR LAUT BERBAHAN FIBER

REDISAIN SISTEM PENDINGIN RUANG PALKAH DAN AIR LAUT BERBAHAN FIBER REDISAIN SISTEM PENDINGIN RUANG PALKAH DAN AIR LAUT BERBAHAN FIBER Idris Pardi Johny Custer Mahasiswa Program Studi D3 Dosen Jurusan Teknik Perkapalan Dosen Jurusan Teknik Perkapalan Jurusan Teknik Perkapalan

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 60 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Mutu hasil tangkapan ikan tuna merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan, hal ini terkait dengan tujuan pemuasan pelanggan atau pembeli. Sesuai dengan pustaka Assauri

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

SNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Standar Nasional Indonesia Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3

Lebih terperinci

MEDIA DAN TEKNIK PENDINGINAN IKAN

MEDIA DAN TEKNIK PENDINGINAN IKAN TUGAS INDIVIDU TEKNOLOGI PENANGANAN HASIL PERIKANAN MEDIA DAN TEKNIK PENDINGINAN IKAN Oleh : RAJIS 1004114302 TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2013

Lebih terperinci

Bahan-bahan : 1) Bahan-bahan organik 2) Mikro Organisme Lokal (MOL) 3) Larutan gula merah / gula pasir 4) Dedak / bekatul

Bahan-bahan : 1) Bahan-bahan organik 2) Mikro Organisme Lokal (MOL) 3) Larutan gula merah / gula pasir 4) Dedak / bekatul Bahan-bahan : 1) Bahan-bahan organik 2) Mikro Organisme Lokal (MOL) 3) Larutan gula merah / gula pasir 4) Dedak / bekatul Langkah pertama : melakukan pencincangan/pemotongan bahan organik, dalam hal ini

Lebih terperinci

Ikan tuna dalam kaleng Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Ikan tuna dalam kaleng Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Standar Nasional Indonesia Ikan tuna dalam kaleng Bagian 3: Penanganan dan pengolahan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG Oleh : Sugeng Prayogo BP3KK Srengat Penen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca

Lebih terperinci

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Prakarya dan KWU Kompetensi Keahlian : AP/TB/MM/KK/UPW

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Prakarya dan KWU Kompetensi Keahlian : AP/TB/MM/KK/UPW PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TAMPAKSIRING Jl. DR. Ir. Soekarno, Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring Telp. (0361) 981 681 SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL

Lebih terperinci

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung Oleh Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP. A. Latar Belakang Budidaya jamur merang di dalam kumbung merupakan teknik budidaya jamur yang dilakukan secara modern dengan

Lebih terperinci

PROSES PENGAWETAN KAYU. 1. Persiapan Kayu untuk Diawetkan

PROSES PENGAWETAN KAYU. 1. Persiapan Kayu untuk Diawetkan PROSES PENGAWETAN KAYU 1. Persiapan Kayu untuk Diawetkan Tujuan dari persiapan kayu sebelum proses pengawetan adalah agar 1 ebih banyak atau lebih mudah bahan pengawet atau larutannya meresap ke dalam

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan Pendaratan dan Pelelangan Hasil Tangkapan 1) Pendaratan Hasil Tangkapan

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan Pendaratan dan Pelelangan Hasil Tangkapan 1) Pendaratan Hasil Tangkapan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan 2.1.1 Pendaratan dan Pelelangan Hasil Tangkapan 1) Pendaratan Hasil Tangkapan Aktivitas pendaratan hasil tangkapan terdiri atas pembongkaran

Lebih terperinci

BAB 3. DASAR-DASAR TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN. Keberhasilan penanganan ikan di atas kapal untuk menjaga mutunya sangat ditentukan oleh :

BAB 3. DASAR-DASAR TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN. Keberhasilan penanganan ikan di atas kapal untuk menjaga mutunya sangat ditentukan oleh : BAB 3. DASAR-DASAR TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN 3.1 Penanganan Ikan Segar 3.1.1 Di Atas Kapal Keberhasilan penanganan ikan di atas kapal untuk menjaga mutunya sangat ditentukan oleh : - Kesadaran

Lebih terperinci

Petunjuk Pengunaan Saringan Air Nazava Nazava Tulip sipon

Petunjuk Pengunaan Saringan Air Nazava Nazava Tulip sipon Nazava saringan air Petunjuk Pengunaan Saringan Air Nazava Nazava Tulip sipon Kami mengucapkan dan terima kasih atas kepercayaan anda membeli Saringan Air Nazava. Dengan Saringan Air Nazava anda bisa dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia teknik sipil, teknologi mengenai beton merupakan hal yang wajib untuk dipahami secara teoritis maupun praktis mengingat bahwa beton merupakan salah satu

Lebih terperinci

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN PENDAHULUAN Tanah yang terlalu sering di gunakan dalam jangka waktu yang panjang dapat mengakibatkan persediaan unsur hara di dalamnya semakin berkurang, oleh karena itu pemupukan merupakan suatu keharusan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG. Roswita Sela 14.I1.0174

IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG. Roswita Sela 14.I1.0174 IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG Roswita Sela 14.I1.0174 OUTLINE PROFIL PERUSAHAAN PROSES PRODUKSI SANITASI KESIMPULAN SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN

Lebih terperinci

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI Oleh : Ir. Nur Asni, MS Peneliti Madya Kelompok Peneliti dan Pengkaji Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

reversible yaitu kulit awetan harus dapat dikembalikan seperti keadaan semula (segar). Untari, (1999), mengemukakan bahwa mikro organisme yang ada pad

reversible yaitu kulit awetan harus dapat dikembalikan seperti keadaan semula (segar). Untari, (1999), mengemukakan bahwa mikro organisme yang ada pad METODA PENGAWETAN KULIT BULU (FUR) KELINCI REX DENGAN CARA PENGGARAMAN KERING (DRY SALTING) ROSSUARTINI DAN R. DENNY PURNAMA Balai Penelitian Ternak, PO Box 221 Bogor 16002 RINGKASAN Berbagai metoda pengawetan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Singkong Singkong merupakan tumbuhan umbi-umbian yang dapat tumbuh di daerah tropis dengan iklim panas dan lembab. Daerah beriklim tropis dibutuhkan singkong untuk

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum mengenai Hasil Tangkapan yang di Daratkan di PPI Karangsong Hasil tangkapan yang didaratkan di PPI Karangsong adalah ikan pelagis besar dan ikan pelagis kecil.

Lebih terperinci

DASAR-DASAR PENGOLAHAN IKAN Lanjutan

DASAR-DASAR PENGOLAHAN IKAN Lanjutan TP IKAN KE-3 DASAR-DASAR PENGOLAHAN IKAN Lanjutan IKAN SEGAR KERUSAKAN IKAN PENANGANAN IKAN SEGAR Faktor yang berpengaruh pada kerusakan : KONDISI AWAL IKAN KESEGARAN BAKTERI : JENIS BAKTERI UMUR STATUS

Lebih terperinci

SPO PERENCANAAN/PENANGANAN LINEN. No.Dokumen : No.Revisi : Halaman : Direktur Utama RS Trimitra STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR. Dr.

SPO PERENCANAAN/PENANGANAN LINEN. No.Dokumen : No.Revisi : Halaman : Direktur Utama RS Trimitra STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR. Dr. SPO PERENCANAAN/PENANGANAN LINEN No.Dokumen : No.Revisi : Halaman : Tanggal Terbit : Perencanaan linen adalah suatu kegiatan yang dimulai dari pengumpulan linen kotor dari masing-masing ruangan, pengangkutan,

Lebih terperinci

5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE 50 5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE Pelabuhan Perikanan, termasuk Pangkalan Pendaratan Ikan (PP/PPI) dibangun untuk mengakomodir berbagai kegiatan para

Lebih terperinci

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R USAHA TELUR ASIN NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M (0610963043) R. YISKA DEVIARANI S (0610963045) SHANTY MESURINGTYAS (0610963059) WIDIA NUR D (0610963067) YOLANDA KUMALASARI (0610963071) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran : Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran 2: saluran limbah yang kotor dan tidak tertutup dekat dengan Pengolahan sambal Gambar lampiran 3: keadaan dapur yang

Lebih terperinci

5 KONDISI AKTUAL FASILITAS DAN PELAYANAN KEPELABUHANAN TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN

5 KONDISI AKTUAL FASILITAS DAN PELAYANAN KEPELABUHANAN TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN 62 5 KONDISI AKTUAL FASILITAS DAN PELAYANAN KEPELABUHANAN TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN Ikan yang telah mati akan mengalami perubahan fisik, kimiawi, enzimatis dan mikrobiologi yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH 5.1. Sejarah dan Perkembangan P4S Nusa Indah Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Nusa Indah adalah sebuah pusat pelatihan usaha jamur tiram dan tanaman hias

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama 38 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama adalah pembuatan alat yang dilaksanakan di Laboratorium Mekanisasi

Lebih terperinci

OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI

OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI Secangkir kopi dihasilkan melalui proses yang sangat panjang. Mulai dari teknik budidaya, pengolahan pasca panen hingga ke penyajian akhir. Hanya

Lebih terperinci

Kalau anda punya masalah, pertanyaan, atau saran, silahkan hubungi kami di

Kalau anda punya masalah, pertanyaan, atau saran, silahkan hubungi kami di Petunjuk Pengunaan Saringan Air Nazava Nazava Tulip Siphon Kami ucapkan terima kasih atas kepercayaan anda membeli Saringan Air Nazava. Dengan Saringan Air Nazava anda bisa dapat air minum yang 100% aman

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian serta pengolahan data dan analisis data yang telah dilakukan penulis pada PT BMC, maka diperoleh kesimpulan yaitu sebagai berikut

Lebih terperinci

Tinjauan Mata Kuliah. Modul 3: Pendinginan dan Pembekuan Kegiatan Belajar 1 : Pendinginan. Kegiatan Belajar 2 : Pembekuan.

Tinjauan Mata Kuliah. Modul 3: Pendinginan dan Pembekuan Kegiatan Belajar 1 : Pendinginan. Kegiatan Belajar 2 : Pembekuan. i M Tinjauan Mata Kuliah odul ini merupakan pengantar umum teknologi pengolahan hasil perikanan yang sekaligus sebagai salah satu komponen penting di dalam upaya pemanfaatan hasil perikanan secara optimum,

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pemanasan Tidak Langsung dalam Pengolahan KD 1: Melakukan Proses Pengasapan Ikan

Menerapkan Teknik Pemanasan Tidak Langsung dalam Pengolahan KD 1: Melakukan Proses Pengasapan Ikan 1 P a g e Menerapkan Teknik Pemanasan Tidak Langsung dalam Pengolahan KD 1: Melakukan Proses Pengasapan Ikan Pengasapan Ikan Menurut perkiraan FAO,2 % dari hasil tangkapan ikan dunia diawetkan dengan cara

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan 1 Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan Pengertian Abon Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau,

Lebih terperinci

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti MODUL 6 SELAI RUMPUT LAUT Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah selai rumput laut dengan baik dan benar. Indikator Keberhasilan: Mutu selai rumput laut yang

Lebih terperinci

1. Ketentuan Pasal 1 ditambahkan 2 (dua) angka yakni angka 5 dan angka 6, sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai berikut:

1. Ketentuan Pasal 1 ditambahkan 2 (dua) angka yakni angka 5 dan angka 6, sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai berikut: - 2 - c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika tentang Perubahan atas Peraturan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA AgroinovasI TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA Dalam menghasilkan benih bermutu tinggi, perbaikan mutu fisik, fisiologis maupun mutu genetik juga dilakukan selama penanganan pascapanen. Menjaga mutu fisik

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR.../PERMEN-KP/2017 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT CARA PENANGANAN IKAN YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

>> PENDAHULUAN >> TUJUAN >> MANFAAT

>> PENDAHULUAN >> TUJUAN >> MANFAAT >> PENDAHULUAN Pedoman Cara Ritel Pangan yang Baik di Pasar Tradisional adalah acuan yang digunakan dalam melakukan kegiatan ritel pangan di pasar tradisional dan dalam rangka pengawasan keamanan pangan

Lebih terperinci

BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK. menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan plastik kemudian

BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK. menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan plastik kemudian BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK 6.1. Pewadahan Sampah Pewadahan individual Perumahan Cipinang Elok pada umumnya dibagi menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan

Lebih terperinci

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah ikan teri asin kering yang berkualitas dan higienis. Indikator Keberhasilan: Mutu ikan

Lebih terperinci

JUDUL MODUL II: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BETON DI LABORATORIUM MODUL II.a MENGUJI KELECAKAN BETON SEGAR (SLUMP) A. STANDAR KOMPETENSI: Membuat Adukan Beton Segar untuk Pengujian Laboratorium B. KOMPETENSI

Lebih terperinci

PENANGANAN LINEN KOTOR NON-INFEKSIUS DI RUANGAN KEPERAWATAN No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 1. RS Siti Khodijah Pekalongan

PENANGANAN LINEN KOTOR NON-INFEKSIUS DI RUANGAN KEPERAWATAN No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 1. RS Siti Khodijah Pekalongan Pekalongan PENANGANAN LINEN KOTOR NON-INFEKSIUS DI RUANGAN KEPERAWATAN No. Dokumen No. Revisi Halaman STANDAR Adalah proses penanganan linen yang telah dipergunakan oleh pasien, yang tidak terkontaminasi

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2012 (Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 942/MENKES/SK/VII/2003) No Objek Pengamatan Prinsip I : Pemilihan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN 5.1 Pekerjaan Bekisting 5.1.1 Umum Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan bekisting harus memenuhi syarat PBI 1971 N 1-2 dan Recomended Practice

Lebih terperinci

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI - 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI A. BANGUNAN 1. Lokasi Lokasi jasaboga tidak berdekatan dengan sumber pencemaran seperti tempat sampah umum, WC umum, pabrik cat dan sumber pencemaran

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN BAHAN SUSUN BETON

PEMERIKSAAN BAHAN SUSUN BETON PEMERIKSAAN BAHAN SUSUN BETON 2.1. Umum Beton merupakan hasil campuran Semen Portland (PC), agregar halus (pasir), agregat kasar (krikil), dan air dengan atau tanpa bahan tambah (admixtures) dengan proporsi

Lebih terperinci

SAMBUTAN. Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

SAMBUTAN. Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan i SAMBUTAN Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayahnya serta kerja keras penyusun telah berhasil menyusun Materi Penyuluhan yang akan digunakan bagi

Lebih terperinci

Cara cepat untuk membuat terarium padang pasir yang sempurna

Cara cepat untuk membuat terarium padang pasir yang sempurna 1 Cara cepat untuk membuat terarium padang pasir yang sempurna Kita semua pasti tahu kalau di gurun sangatlah panas. Fakta lainnya kurang dikenal, tetapi akan jadi penting jika menyangkut tentang hewan

Lebih terperinci

Sosis ikan SNI 7755:2013

Sosis ikan SNI 7755:2013 Standar Nasional Indonesia Sosis ikan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional BSN 2013 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini

Lebih terperinci

Rumus untuk membuat larutan klorin 0,5% dari larutan konsentrat berbentuk cair :

Rumus untuk membuat larutan klorin 0,5% dari larutan konsentrat berbentuk cair : Rumus untuk membuat larutan klorin 0,5% dari larutan konsentrat berbentuk cair : Jumlah bagian air = (% larutan konsentrat : % larutan yang diinginkan)- 1 Contoh : Untuk membuat larutan klorin 0,5% dari

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

Sanitasi Penyedia Makanan

Sanitasi Penyedia Makanan Bab 6 Sanitasi Penyediaan Makanan Sanitasi Penyedia Makanan Sanitasi Jasa Boga Sanitasi Rumah Makan & Restoran Sanitasi Hotel Sanitasi Rumah Sakit Sanitasi Transportasi Penggolongan Jasa Boga Jasa boga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN III.1 TINJAUAN PUSTAKA Dalam penelitian ini akan dipelajari karakteristik agregat kasar ringan buatan yang berasal dari limbah plastik/ Polyethylen Terephtalate (PET) bekas botol

Lebih terperinci

PENGENDALIAN HACCP PADA PENGALENGAN IKAN

PENGENDALIAN HACCP PADA PENGALENGAN IKAN PENGENDALIAN HACCP PADA PENGALENGAN IKAN Oleh: Amanda Gabriella Chandra (6103008080) Ivana Halingkar (6103008103) Lita Kuncoro (6103008104) Catherine Tanaya (6103008105) PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

Lebih terperinci

PENGOLAHAN BUAH LADA

PENGOLAHAN BUAH LADA PENGOLAHAN BUAH LADA Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama I. PENDAHULUAN Lada memiliki nama latin Piper nigrum dan merupakan family Piperaceae. Lada disebut juga sebagai raja dalam kelompok rempah

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penanganan Awal Kacang Tanah Proses pengupasan kulit merupakan salah satu proses penting dalam dalam rangkaian proses penanganan kacang tanah dan dilakukan dengan maksud untuk

Lebih terperinci

Penanganan dan Pengolahan Hasil Perikanan di Atas Kapal

Penanganan dan Pengolahan Hasil Perikanan di Atas Kapal Modul 1 Penanganan dan Pengolahan Hasil Perikanan di Atas Kapal Dr. Ir. Made Astawan, M.S. I PENDAHULUAN kan merupakan suatu komoditas yang sangat mudah mengalami proses kerusakan, relatif lebih cepat

Lebih terperinci

BAB VII PEMELIHARAAN RUTIN PADA LEMARI ES

BAB VII PEMELIHARAAN RUTIN PADA LEMARI ES BAB VII PEMELIHARAAN RUTIN PADA LEMARI ES Bab ini berisi tentang bagaimana memelihara fisik lemari es dengan benar. Pemeliharaan sangat diperlukan untuk menjaga keawetan lemari es. 7.1 Perawatan dan pembersihan

Lebih terperinci

Panduan penggunamu. ZANKER TD4213

Panduan penggunamu. ZANKER TD4213 Anda dapat membaca rekomendasi di buku petunjuk, panduan teknis atau panduan instalasi untuk ZANKER TD4213. Anda akan menemukan jawaban atas semua pertanyaan Anda pada ZANKER TD4213 di manual user (informasi,

Lebih terperinci

KALOR. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

KALOR. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. KALOR A. Pengertian Kalor Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama kelamaan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di 22 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan 20 22 Maret 2013 di Laboratorium dan Perbengkelan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

Lampiran 1 Log book penangkapan ikan dengan alat tangkap rawai tuna dan pancing ulur.

Lampiran 1 Log book penangkapan ikan dengan alat tangkap rawai tuna dan pancing ulur. LAMPIRAN 74 59 Lampiran 1 Log book penangkapan ikan dengan alat tangkap rawai tuna dan pancing ulur. 74 75 Lampiran 2 Tabel observasi kegiatan proses pembuatan tuna loin beku (data verivikasi) Nama tahapan

Lebih terperinci

CONTOH SSOP PADA PROSES PENGOLAHAN SOSIS AYAM. Potensi Hazard Tujuan Petunjuk SSOP-nya

CONTOH SSOP PADA PROSES PENGOLAHAN SOSIS AYAM. Potensi Hazard Tujuan Petunjuk SSOP-nya No. unit prosesing CONTOH SSOP PADA PROSES PENGOLAHAN SOSIS AYAM Potensi Hazard Tujuan Petunjuk SSOP-nya 1. Sortasi daging biologis (bakteri pathogen, jamur, serangga dsb.),cemaran kimia (logam berat,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ES SEBAGAI PENGAWET HASIL PERIKANAN

PENGGUNAAN ES SEBAGAI PENGAWET HASIL PERIKANAN PENGGUNAAN ES SEBAGAI PENGAWET HASIL PERIKANAN Oleh : Eddy Afrianto Evi Liviawaty i DAFTAR ISI PENDAHULUAN PROSES PENURUNAN KESEGARAN IKAN PENDINGINAN IKAN TEKNIK PENDINGINAN KEBUTUHAN ES PENGGUNAAN ES

Lebih terperinci

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice 113 LAMPIRAN 113 114 Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice 1 Lokasi Lokasi produksi harus jauh dari tempattempat yang menjadi sumber cemaran, seperti: tempat pembuangan sampah,

Lebih terperinci

KKN ITATS Tahun Kegiatan Pelatihan Pembuatan Kompos. Disiapkan oleh Taty Alfiah, ST.MT

KKN ITATS Tahun Kegiatan Pelatihan Pembuatan Kompos. Disiapkan oleh Taty Alfiah, ST.MT KKN ITATS Tahun 2010 Kegiatan Pelatihan Pembuatan Kompos Disiapkan oleh Taty Alfiah, ST.MT Lokasi pelatihan pembuatan kompos Tempat / Kelurahan Dusun Kelompok Bulurejo Kacangan VII Munggu Gianti Gianti

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Mei 2012 di Laboratorium Rekayasa

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Mei 2012 di Laboratorium Rekayasa 20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April Mei 2012 di Laboratorium Rekayasa Bioproses Jurusan Teknik Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium

Lebih terperinci

Siomay ikan SNI 7756:2013

Siomay ikan SNI 7756:2013 Standar Nasional Indonesia Siomay ikan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional BSN 2013 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini

Lebih terperinci