REDISAIN SISTEM PENDINGIN RUANG PALKAH DAN AIR LAUT BERBAHAN FIBER
|
|
- Bambang Hartanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 REDISAIN SISTEM PENDINGIN RUANG PALKAH DAN AIR LAUT BERBAHAN FIBER Idris Pardi Johny Custer Mahasiswa Program Studi D3 Dosen Jurusan Teknik Perkapalan Dosen Jurusan Teknik Perkapalan Jurusan Teknik Perkapalan Jurusan Teknik Perkapalan Jurusan Teknik Perkapalan Politeknik Negeri Bengkalis Politeknik Negeri Bengkalis Politeknik Negeri Bengkalis keracunanhati@yahoo.com Abstrak Usaha memperendah suhu ikan dengan menerapkan teknik pendingin dan pembekuan dalam usaha pengawetan ikan agar dapat menghambat berkembangnya bakteri. Perencanaan modifikasi palka ikan menggunakan sistem pendingin dan air laut ini erat kaitannya dengan perhitungan beban pendingin, pemilihan kompresor, kondenser, evaporator, refrigen. Perencanaan ini dilakukan untuk meningkatkan kesegaran ikan, kualitas ikan. Perencanaan sistem pendingin dan air laut pada palka ikan dapat menjaga kesegaran dan kualitas dan membuat harga ikan bernilai tinggi. Kata kunci : Ikan, Sistem Pendingin A. PENDAHULUAN Pada saat ini kapal kapal ikan yang digunakan oleh nelayan bengkalis palkanya hanya menggunakan es. Para nelayan dalam mendinginkan hasil tangkapan dengan membeli balok es dari darat untuk dibawa melaut. Balok es yang dibawa dari darat tersebut mempunyai batasan waktu untuk tetap berbentuk es dan lama kelamaan akan mencair dan tidak efektif lagi. (Sumber Junianto, 2003.) Ikan hasil tangkapan pada umumnya berupa ikan-ikan jenis terubuk, tenggiri, tongkol, kerapu, lomek dan masih banyak lagi ikan yang lain musimnya. Ikan hasil tangkapan tersebut berkarakteristik cepat busuk, karena berkaitan dengan kondisi, uap air, dan ketahan ikan. Hal ini perlu adanya penanganan yang baik untuk menanggulanginya supaya kualitas ikan layak dijual dipasaran dan tidak mengandung penyakit. Usaha memperendah suhu ikan dengan menerapkan teknik pendinginan dan pembekuan atau juga dengan istilah teknologi refrigerasi hasil perikanan, dan ikan yang hidup dimasukan kedalam palka yang berisi air laut dan ini sudah membuktikan keberhasilannya dalam mengawetkan ikan dan memperluas usaha perikanan. Inti dari proses pendinginan adalah untuk menghambat berkembangnya bakteri yang dapat menyebabkan kesegaran ikan menjadi rusak. Selain itu disain pendingin ruang muat ikan pada kapal nelayan masih sederhana. Disain pendingin tersebut hanya terbuat dari lapisan-lapisan yang belum teruji kualitas pendinginannya. Oleh karena itu diharapkan dengan adanya penelitian ini, akan didapatkan suatu disain sistem isolasi yang lebih baik dan inovatif. Di dalam penelitian ini, mencoba memakai bahan isolasi fiberglass, campuran. Dengan adanya penelitian perencanaan ruang muat pendingin ikan pada kapal nelayan tradisional ini diharapkan dapat membantu nelayan dalam efektifitas kerja dan kualitas pengawetan ikan hasil tangkapan. Perencanaan sistem pendingin ruang palka ini hanyalah mencangkup disain ruang palka dan perhitungan sistem pendinginnya saja. (Sumber Junianto, 2003.) B. METODOLOGI PENELITIAN 1. Tempat pelaksanaan tugas akhir Penulis mengambil tempat pelaksanaan tepatnya di desa meskom, karena disana banyak terdapat kapal nelayan. Bisa dikatakan sebagian besar masyarakat dimeskom bekrja sebagai nelayan.
2 2. Metode Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik tentu kita harus melakukan beberapa usaha dan kegiatan sehingga kita bisa mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, dalam persiapan perencanaan yang akan dilakukan. Adapun kegiatan yang akan dilakukan antara lain adalah sebagai berikut : a. Studi Literatur Yaitu mencari data dan informasi dari buku-buku referensi, jurnal, artikel, internet sebagai bahan rujukan dan data penunjang pelaksanaan tugas akhir ini untuk bisa menjawab dan menyelesaikan permasalahan mengenai redisain palka kapal ikan menggunakan es dan air laut berbahan fiber. b. Studi Lapangan Yaitu mencari data dan informasi dengan melakukan wawancara dan survey atau tinjauan untuk mendapatkan data real kondisi dilapangan sebagai bahan perbandingan dan data pendukung dalam pengerjaan tugas akhir. c. Pengelompokan Data Yaitu pengelompokan data data yang didapat dari hasil studi literatur dan studi lapangan wawamcara tentang judul tugas akhir yang bersangkutan. 3. Penggambaran Palka Existing Penggambaran palka existing adalah palka yang lama digunakan oleh nelayan pada kapal ikan, biasanya palka existing ini dapat kita jumpai dipasar pasar, kebanyakan palka atau cool box ini berkapasitas kg dan biasanya nelayan menggunakan cool box yang berkapasitas 200 kg saja. 4. Penggambaran redisain palka kapal ikan Dari data utama yang diperoleh yang didapatkan dari pemilik kapal yang dijadikan rujukan utama dalam redisain ulang ini, langkah selanjutnya adalah merencanakan bentuk dari palka yang akan modifikasi. Dalam memodifikasi ini tidak terlepas dari perhitungan. Oleh sebab itu, penulis membutuhkan waktu agar didapat hasil yang maksimal. Selain itu juga diperlukan teori-teori yang mendukung dalam penggambaran modifikasi ini. 5. Analisa Dan Perhitungan Beban Pendingin Analisa pembuatan redisain palka kapal ikan menggunakan data hasil tangkapan maksimal nelayan tersebut. Setelah perhitungan pembuatan redisain selesai, maka dilanjutkan dengan penggambaran. Perhitungan beban pendingin pada refrigerasi merupakan penjumlahan dari beban beban pendingin yang berasal dari satu sumber beban/panas. Bebarapa sumber panas yang umumnya menjadi beban pada refrigerasi adalah : a. Beban Panas Yang Melalui Dinding b. Beban Panas Dari Bukaan Pintu. c. Beban Panas Dari Produk.. d. Beban Panas Total Pendingin (Drs. Sumanto,MA 1985) C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Pengelompokan Data Yaitu pengelompokan data data yang didapat dari hasil studi literatur dan studi lapangan, untuk dapat melanjutkan tugas akhir yang saya lakukan. a. Data utama kapal 1) Panjang kapal : 14 meter 2) Lebar kapal : 2,5 meter 3) Tinggi kapal : 1,7 meter 4) Kapasitas kapal : 6 ton 141
3 b. Berapa hari nelayan pergi menengkap ikan : 3 hari c. Dalam seminggu berapa kali pergi nelayan : 2 kali d. Berapakah kilo gram hasil tengkapan sekali pergi menangkap ikan : 150kg e. Berapa persen kebusukan ikan dalam pergi nelayan : 25% f. Pendingin yang digunkan nelayan : Es g. Data palka yang digunakan nelayan : Cool Box 1) Panjang : 1,5 meter 2) Tinggi : 1 meter 3) Lebar : 1 meter 4) Kapasitas box : 200 kg h. Jaring yang digunakan nelayan : Tiga Tiga i. Rute penangkapan ikan : Daerah Rupat 2. Penggambaran Palka Existing Penggambaran palka existing adalah palka yang lama digunakan oleh nelayan pada kapal ikan, biasanya palka existing ini dapat kita jumpai dipasar pasar, kebanyakan palka atau cool box ini berkapasitas kg dan biasanya nelayan menggunakan cool box yang berkapasitas 200 kg saja. Data palka yang digunakan nelayan : Cool Box a. Panjang : 1,5 meter b. Tinggi : 1 meter c. Lebar : 1 meter d. Kapasitas box : 200 kg Dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 3. Penggambaran Redisain Palkah Ikan Dari data utama yang diperoleh yang didapatkan dari pemilik kapal yang dijadikan rujukan utama dalam redisain ulang untuk mendapatkan kesegaran dan kualitas ikan yang lebih tinggi dengan merencanakan modifikasi palka lama yang digunakan oleh para nelayan dengan hanya menggunakan es, pada perencanaan redisain palka dengan sistem pemdingin dan air laut. Air laut digunakan ketika hasil tangkapan yang didapatkan dimasukan kedalam palka yang yang berisi air laut setelah ikan tersebut telah mati barulah dimasukan kedalam palka pendingin yang ada disebelahnya. Untuk lebih jelas bisa dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 2. Palkah redisain a. Palka yang menggunakan Sistem pendingin b. Palka yang menggunakan air laut Perencanaa Palka Ikan 1) Panjang : 0,75 meter 2) Tinggi : 1 meter 3) Lebar : 1 meter 4) Kapasitas box : 200 kg 5) Tebal dinding : 5 cm = 0,775 inch 6) Tebal atap : 4 cm = 0,62 inch Gambar 1. Palkah existing 142
4 4. Perhitungan Beban Pendingin a. Beban Panas Yang Melalui Dinding Qx = A x U x Δt b. Beban Panas Dari Bukaan Pintu RV = (PC (2 x TKD)) x (LC (2 xtkd)) x (TC TKA) c. Beban Panas Dari Produk Q = m x c1 x (t1 t2)/time d. Beban panas total Qtotal = Qx + 1/U + RV + Q 5. Pemilihan Refrigeran Dalam perencanaan ini sistem refrigerant yang dipakai adalah refrigerant Monoklorodiflurometana (R22). Berdasarkan referensi yang ada refrigerant ini sesuai dengan jenis food service Disamping itu terdapat banyak kelebihan dari refrigerant ini diantaranya, tidak mudah terbakar dan tidak beracun. (Drs. Sumanto,MA 1985) 6. Penentuan Peralatan Cold Storage Berdasarkan refrigerant yang digunakan maka kompresor yang dipilih pada perencanaan ini adalah kompresor jenis centrifugal. Dalam spesifikasi kompresor, angka yang terpenting adalah laju volume gas yang dikeluaarkan serta tekanan kerjanya. Untuk memilih sebuah kompresor udara bagi suatu keperluan misalnya, harus terlebih dahulu diketahui jumlah udara dan tekanan yang diperlukan oleh peralatan yang dilayaninya. Dengan tujuan agar spesifikasi komperosor sesuai dengan kebutuan sehingga didapatkan desain yang optimal. (Drs. Sumanto,MA 1985) 7. Sistem Kompressor, Kondensor dan Evaporator. Data awal perencanaan kompressor: Jenis refrigerant : R22 Kondensor : 1 Buah Kompressor : 1 Buah Evaporator : 1 Buah 8. Perhitungan Kompressor. Dari diagram refrigeran R22 diatas maka didapatkan nilai enthalpy dari temperatur evaporator dan temperatur kondensor pada titik h 1, h 2, h 3, h 4. Untuk h1 (temperatur evaporator) = 0 0 C Karena fase pada h 1 adalah uap, maka didapatkan besarnya enthalpy untuk fase uap adalah 402 kj/kg Untuk h2 (temperatur kondensor) = 40 0 C Karena fase pada h2 adalah uap, maka didapatkan besarnya enthalpy untuk fase uap adalah 418 kj/kg Untuk h3 temperatur = 40 0 C Karena fase h1 adalah cair maka didapatkan besarnya enthalphy untuk fase cair sebesar 250 kj/kg Untuk h4 temperatur = 0 0 C Karena fase pada h 4 adalah cair, maka didapatkan besarnya enthalpy untuk fase cair sebesar 200 kj/kg 9. Perhitungan Kondensor Tipe kondensor yang dipilih adalah Shell cooled condensor. Data awal : Temperatur evaporator : 0 0 C Temperatur kondensor : 40 0 C Temperatur udara pendingin : 30 0 C Beban pendingin total : 16,40 Kw Water flow rate : L/s Kw 10. Proses Pendingin Ikan Menggunakan Es Pada prinsipnya pendinginan adalah mendinginkan ikan secepat mungkin ke suhu serendah mungkin, tetapi tidak sampai menjadi beku. Pada umumnya, pendinginan tidak dapat mencegah pembusukan secara total, tetapi semakin dingin suhu ikan, semakin besar penurunan aktivitas bakteri dan enzim. Dengan demikian melalui pendinginan proses bakteriologi dan biokimia pada ikan hanya tertunda, tidak dihentikan. Untuk mendinginkan ikan, seharusnya ikan diselimuti oleh medium yang lebih dingin 143
5 darinya, dapat berbentuk cair, padat, atau gas. Pada pendinginan ikan dengan es, panas berpindah dari ikan yang lebih panas menuju es, ikannya menjadi dingin dan esnya meleleh. Banyaknya es yang diperlukan untuk mendinginkan satu peti ikan yang suhunya 10 0 C dan beratnya 15 kg hingga suhunya menjadi 0 0 C pertama kali yang harus dihitung adalah : Panas yang dilepaskan = Berat Ikan x Perbedaan Suhu x Panas Spesifik Ikan = 15 x (10-0) o C x 0,84 = 126 kilo kalori Oleh karena es menyerap 80 kilokalori per/kg es yang meleleh, maka berat es yang dibutuhkan untuk mendinginkan ikan itu adalah 126/80 kg = 1,575 kg es, dibulatkan menjadi 1,6 kg es. Jadi untuk mendinginkan ikan sebanyak 150kg es yang dibutuhkan adalah 1,6 kg x 150 kg = 240 kg, tetapi es mudah meleleh dan cepat cair karena panas yang masuk kedalam cool box tersebut. 11. Analisa Proses Palkah Ikan Exsisting dan Redisain Palka Palkah ikan adalah suatu ruangan yang terdapat dalam kapal untuk menyimpan ikan hasil tangkapan selama operasi penangkapan ikan. Ukuran palka disesuai dengan kemampuan kapal beroperasi dan menangkap ikan. Perlu dipahami bahwa mutu hasil perikanan (ikan) yang terbaik atau segar adalah saat dipanen dimana hasil penanganan atau pengolahan selanjutnya tidak akan pernah menghasilkan mutu yang lebih baik, oleh karena itu cara penanganan pertama saat panen menjadi sangat penting karena akan berarti ikut mempertahankan mutunya selama tahapan distribusi, penanganan dan pengolahan selanjutnya sampai siap dikonsumsi. Agar dapat melakukan penanganan hasil perikanan secara benar untuk mempertahankan mutunya perlu diketahui ciri-ciri mutunya (ikan dan hasil perikanan lainnya) yang baik dan penyebab kerusakaannya sehingga dapat dicari dan dipilih cara penanganan yang paling efektif dan efisien untuk mencegah atau menghambat aksi penyebab kerusakan tersebut. 12. Proses Palkah Ikan Menggunakan Pendingin Proses pendinginan dapat dilakukan dengan berbagai cara : Tergantung media pendingin yang digunakan. Pada prinsipnya pendinginan adalah mendinginkan ikan secepat mungkin ke suhu serendah mungkin, tetapi tidak sampai menjadi beku. Pada umumnya, pendinginan tidak dapat mencegah pembusukan secara total, tetapi semakin dingin suhu ikan, semakin besar penurunan aktivitas bakteri dan enzim. Dengan demikian melalui pendinginan proses bakteriologi dan biokimia pada ikan hanya tertunda, tidak dihentikan. Untuk mendinginkan ikan, seharusnya ikan diselimuti oleh medium yang lebih dingin darinya, dapat berbentuk cair, padat, atau gas. Banyak cara untuk menurunkan suhu ikan segar. Cara paling sederhana adalah menutupi ikan dengan terpal atau karung basah (dengan menguapnya air pada terpal, suhu ikan akan turun). Cara lain yaitu dengan pengesan (dalam keranjang berlapis daun pisang segar atau dalam cool box), perendaman dengan air atau air laut yang didinginkan ( iced sea water atau refrigerated sea water = RSW) atau penyimpanan dalam Ruangan dingin (cool room). 13. Proses Palkah Ikan Menggun-akan Air Laut Proses palkah yang menggunakan air laut adalah ikan yang berada didalam palkah tetap hidup seperti didalam laut kesegaran ikan akan terjaga lebih lama apabila ikan masih hidup, kesegaran ikan hidup ini lah yang membuat harga 144
6 ikan menjadi tinggi. Proses palkah ikan menggunakan air laut ini bisa dilihat cara kerjanya pada gambar dibawah ini : Gambar 3. Cara palkah menggunakan air laut 14. Kelebihan Dan Kekurangan Menggunkan Sistem Pendingin Dan Es Tabel 3.1 Kelebihan Dan Kekurangan Menggunkan Sistem Pendingin dan Es D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Setelah melakukan analisa terhadap hasil perencanaan yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : a. Perencanaan sistem pendingin pada palka ikan agar dapat menjaga kesegaran, kualitas dan membuat harga ikan bernilai tinggi dengan perancanaan sistem pendingin pada palka ikan kapal nelayan. Dengan kapasitas ruang muat 200kg dengan volume 1,5m 3 maka didapatkan perhitungan beban pendingin, pemilihan refrigen, refrigen yang digunankan adalah R22, kompresor dengan kapasitas 1,382 Kw, kondesor 18,144 Kw. b. Pemanfaatan air laut didalam palka dapat menahanan lebih lama kesegaran ikan sebelum dipasarkan untuk mendapatkan harga jual yang tinggi. 2. Saran a. Redisain sistem pendingin ruang palkah dan air laut berbahan fiber bisa mendinginkan ikan lebih lama dari pada es. b. Kuantitas atau jumlah pendingin yang berada diatas lapisan ikan juga harus diperhitungkan. Agar lapisan ikan paling dasar tidak tertekan karena menahan berat lapisan diatasnya yang nantinya dapat menyebabkan ikan tersebut rusak secara fisik. E. DAFTAR PUSTAKA Gunawan Ricky,2000 Teknik Refrigerasi dan Tata Udara Holman,J.P Perpindahan Kalor. Erlangga, Jakarta : Indonesia Junianto, Teknik Penanganan Ikan. Seri Agriwawasan. Penebar Swadaya. Jakarta Murniyati dan Sunarman Pendinginan, Pembekuan dan Pengawetan Ikan. Kanisius. Yogyakarta. Moeljanto, Pengawetan dan Pengolahan Hasil Perikanan. PT. Penebar Swadaya. Jakarta. Murniyati dan Sunarman Pendinginan, Pembekuan dan Pengawetan Ikan. Kanisius. Yogyakarta. Stoecker, W.F Refrigerasi dan Pengkondisian Udara.Jakarta Sumanto Dasar-Dasar Mesin Pendingin. Yogyakarta 145
SIDANG P3 SKRIPSI ME
SIDANG P3 SKRIPSI ME 091329 OLEH : A. A. ALFITRA DWIFAJRYN B. 4205 100 055 JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 OUTLINE BAB I BAB
Lebih terperinciDesain Sistem Pendingin Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional Dengan Memanfaatkan Uap Es Kering
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Desain Sistem Pendingin Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional Dengan Memanfaatkan Uap Es Kering Alwi Asy ari Aziz, Alam Baheramsyah dan Beni Cahyono Jurusan
Lebih terperinciSTUDI PERENCANAAN JACKETED STORAGE SYSTEM MEMANFAATKAN CO 2 CAIR SEBAGAI REFRIGERAN
LOGO STUDI PERENCANAAN JACKETED STORAGE SYSTEM MEMANFAATKAN CO 2 CAIR SEBAGAI REFRIGERAN Bravo Yovan Sovanda 4209 100 021 DOSEN PEMBIMBING : Ir. Alam Baheramsyah, M.Sc Taufik Fajar Nugroho, ST, MSc Contents
Lebih terperinciPERANCANGAN REFRIGERATED SEA WATER (RSW) SISTEM KERING PADA KAPAL IKAN KAYU LAPIS FIBER 58 GT DENGAN KAPASITAS PALKA 45 M 3
56 PERANCANGAN REFRIGERATED SEA WATER (RSW) SISTEM KERING PADA KAPAL IKAN KAYU LAPIS FIBER 58 GT DENGAN KAPASITAS PALKA 45 M 3 Riki Effendi *, Indra Setiawan Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEMUNDURAN MUTU IKAN SEGAR SECARA SENSORI, KIMIAWI, DAN MIKROBIOLOGI. Oleh : Rendra Eka A
FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEMUNDURAN MUTU IKAN SEGAR SECARA SENSORI, KIMIAWI, DAN MIKROBIOLOGI Oleh : Rendra Eka A 1. Kemunduran mutu ikan segar secara sensori umumnya diukur dengan metode sensori
Lebih terperinciModifikasi Coolbox Dengan Insulasi Pendinginan Freon Pada Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional
JURNAL TEKNIK SISTEM PERKAPALAN Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 Modifikasi Coolbox Dengan Insulasi Pendinginan Freon Pada Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional Indraswara Dinda Putra, Alam Baheramsyah dan Beni
Lebih terperinciModifikasi Coolbox Dengan Insulasi Pendinginan Freon Pada Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-119 Modifikasi Coolbox Dengan Insulasi Pendinginan Freon Pada Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional Indraswara Dinda Putra, Alam
Lebih terperinciSTUDI PEMBUATAN COLD STORAGE DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) UNTIA MAKASSAR SEBAGAI PENUNJANG KEBUTUHAN EKSPOR IKAN
STUDI PEMBUATAN COLD STORAGE DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) UNTIA MAKASSAR SEBAGAI PENUNJANG KEBUTUHAN EKSPOR IKAN A. Alfitra Dwifajryn*) Semin Sanuri, ST. MT**) Ir. Soemartojo**) *) Mahasiswa
Lebih terperinciBAB IV PEMILIHAN MATERIAL DAN INSTALASI
BAB IV PEMILIHAN MATERIAL DAN INSTALASI 4.1 SANDWICH PANEL Tugas pertama dari perancangan sandwich panel adalah memilih material insulasi yang tepat. Hal ini sangat penting karena fungsi utama pemilihan
Lebih terperinciStudi Perencanaan Jacketed Storage System Memanfaatkan CO 2 Cair Sebagai Refrigeran
Studi Perencanaan Jacketed Storage System Memanfaatkan CO 2 Cair Sebagai Refrigeran Bravo Yovan Sovanda, Alam Baheramsyah, dan Taufik Fajar Nugroho Jurusan Teknik Sistem Permesinan Kapal, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem refrigerasi kompresi uap Sistem refrigerasi yang umum dan mudah dijumpai pada aplikasi sehari-hari, baik untuk keperluan rumah tangga, komersial dan industri adalah sistem
Lebih terperinciUNJUK KERJA MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP PADA BEBERAPA VARIASI SUPERHEATING DAN SUBCOOLING
UNJUK KERJA MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP PADA BEBERAPA VARIASI SUPERHEATING DAN SUBCOOLING Mega Nur Sasongko 1 Teknik Mesin Universitas Brawijaya Jalan M.T Haryono 167 Malang Telp. 0341-587710 E-mail:
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR NOTASI... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah...
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air dari suatu bahan [1]. Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda
BAB II DASAR TEORI 2.1 Benih Kedelai Penyimpanan benih dimaksudkan untuk mendapatkan benih berkualitas. Kualitas benih yang dapat mempengaruhi kualitas bibit yang dihubungkan dengan aspek penyimpanan adalah
Lebih terperinciPenggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT
Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin Galuh Renggani Wilis, ST.,MT ABSTRAKSI Pengkondisian udara disebut juga system refrigerasi yang mengatur temperature & kelembaban udara. Dalam beroperasi
Lebih terperinciMEDIA DAN TEKNIK PENDINGINAN IKAN
TUGAS INDIVIDU TEKNOLOGI PENANGANAN HASIL PERIKANAN MEDIA DAN TEKNIK PENDINGINAN IKAN Oleh : RAJIS 1004114302 TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2013
Lebih terperinciBunga. Sayuran. Cold Storage. Hortikultura
Cold Storage Hortikultura Panen C 6 H 12 O 6 + O 2 Respirasi 6 CO 2 + 6 H 2 O + 673 Kal Umur simpan produk Tergantung dari laju evolusi panas Kondisi lingkungan daun buah Sayuran : kailan, brokoli, horenzo,
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Penyimpanan Energi Termal Es merupakan dasar dari sistem penyimpanan energi termal di mana telah menarik banyak perhatian selama beberapa dekade terakhir. Alasan terutama dari penggunaan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PEMBUAT ES BALOK KAPASITAS 2 TON PERHARI UNTUK MENGAWETKAN IKAN NELAYAN DI PANTAI MEULABOH ACEH
TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PEMBUAT ES BALOK KAPASITAS 2 TON PERHARI UNTUK MENGAWETKAN IKAN NELAYAN DI PANTAI MEULABOH ACEH Diajukan guna melengkapi sebagaian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata
Lebih terperinciSKRIPSI APLIKASI PENUKAR KALOR PADA MODIFIKASI SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI UNTUK KAPAL IKAN 30 GT
SKRIPSI APLIKASI PENUKAR KALOR PADA MODIFIKASI SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI UNTUK KAPAL IKAN 30 GT Dosen Pembimbing : Ir. Alam Baheramsyah, M.Sc. Sutopo Purwono F. ST, M.Eng, Ph.D Priyanto / 4209100083
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Vaksin Vaksin merupakan bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi
Lebih terperinciANALISA TEKNIK DAN EKONOMI PERENCANAAN PEMROSESAN IKAN BEKU UNTUK TPI MALANG SELATAN
TUGAS AKHIR LS 1336 ANALISA TEKNIK DAN EKONOMI PERENCANAAN PEMROSESAN IKAN BEKU UNTUK TPI MALANG SELATAN DISUSUN OLEH GUNTUR CAHYO NUGROHO NRP. 4298 100 033 JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciGambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Prinsip Kerja Instalasi Instalasi ini merupakan instalasi mesin pendingin kompresi uap hibrida yang berfungsi sebagai mesin pendingin pada lemari pendingin dan pompa kalor pada
Lebih terperinciANALISA KEBUTUHAN BEBAN PENDINGIN DAN DAYA ALAT PENDINGIN AC UNTUK AULA KAMPUS 2 UM METRO. Abstrak
ANALISA KEBUTUHAN BEBAN PENDINGIN DAN DAYA ALAT PENDINGIN AC UNTUK AULA KAMPUS 2 UM METRO. Kemas Ridhuan, Andi Rifai Program Studi Teknik Mesin Universitas muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar Dewantara No.
Lebih terperinciMULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng
MULTIREFRIGERASI SISTEM Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng SIKLUS REFRIGERASI Sistem refrigerasi dengan siklus kompresi uap Proses 1 2 : Kompresi isentropik Proses 2 2 : Desuperheating Proses 2 3 : Kondensasi
Lebih terperinciREKAYASA MODEL MESIN PENDINGIN IKAN TANGKAPAN NELAYAN DENGAN MEMANFAATKAN KELEBIHAN DAYA MESIN DIESEL PENGGERAK PROPELER PERAHU
REKAYASA MODEL MESIN PENDINGIN IKAN TANGKAPAN NELAYAN DENGAN MEMANFAATKAN KELEBIHAN DAYA MESIN DIESEL PENGGERAK PROPELER PERAHU Agus Slamet, Wahyu Djalmono P. Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang
Lebih terperinciPengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Suction Line terhadap Kinerja Mesin Pendingin
Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Suction Line terhadap Kinerja Mesin Pendingin BELLA TANIA Program Pendidikan Fisika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya May 9, 2013 Abstrak Mesin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini perkembangan di bidang refrigerasi dan tata udara telah mengalami kemajuan yang sangat pesat sejalan dengan perkembangan IPTEK yang semakin lama semakin
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi adalah suatu proses penarikan kalor dari suatu ruang/benda ke ruang/benda yang lain untuk menurunkan temperaturnya. Kalor adalah salah satu bentuk
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Batasan Rancangan Untuk rancang bangun ulang sistem refrigerasi cascade ini sebagai acuan digunakan data perancangan pada eksperiment sebelumnya. Hal ini dikarenakan agar
Lebih terperinciKajian Sistem Penyimpan Ikan Sementara pada Tempat Pendaratan Ikan (TPI)
Kajian Sistem Penyimpan Ikan Sementara pada Tempat Pendaratan Ikan (TPI) 1 2 2 Muhammad Yusuf, Ahmad Syuhada, Zahrul Fuadi 1) Magister Teknik Mesin Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Jl. Tgk.
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Rangkaian Alat Uji Dan Cara Kerja Sistem Refrigerasi Tanpa CES (Full Sistem) Heri Kiswanto / Page 39
BAB IV PEMBAHASAN Pada pengujian ini dilakukan untuk membandingkan kerja sistem refrigerasi tanpa metode cooled energy storage dengan sistem refrigerasi yang menggunakan metode cooled energy storage. Pengujian
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 sistem Blast Chiller [PT.Wardscatering, 2012] BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Blast Chiller Blast Chiller adalah salah satu sistem refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan suatu produk dengan cepat. Waktu pendinginan yang diperlukan untuk sistem Blast
Lebih terperinciTugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika
Tugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika Oleh : Robbin Sanjaya 2106.030.060 Pembimbing : Ir. Denny M.E. Soedjono,M.T PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Heat pump Heat pump adalah pengkondisi udara paket atau unit paket dengan katup pengubah arah (reversing valve) atau pengatur ubahan lainnya. Heat pump memiliki
Lebih terperinciBab IV Analisa dan Pembahasan
Bab IV Analisa dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui kinerja Ac split TCL 3/4 PK mengunakan refrigeran R-22 dan refrigeran MC-22. Pengujian kinerja Ac split
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Cold Storage
BAB II DASAR TEORI 2.1 Cold Storage Cold storage merupakan suatu ruang penyimpanan yang digunakan untuk menjaga dan menurunkan temperatur produk beserta kelembabannya agar kualitas produk tetap terjaga
Lebih terperinciPELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN. Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL
PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL PRINSIP PENDINGINAN PROSES MEMINDAHKAN ATAU MENAMBAHKAN PANAS DARI SUATU BENDA ATAU TEMPAT KE
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel
BAB II DASAR TEORI 2.1 Cooling Tunnel Cooling Tunnel atau terowongan pendingin merupakan sistem refrigerasi yang banyak digunakan di industri, baik industri pengolahan makanan, minuman dan farmasi. Cooling
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN 3.1 IDENTIFIKASI PERILAKU NELAYAN
BAB III PERANCANGAN 3.1 IDENTIFIKASI PERILAKU NELAYAN Penjelasan tentang perilaku nelayan diperlukan untuk memperoleh data-data yang akan mengoptimalkan desain yang dibuat. Hal ini penting karena tanpa
Lebih terperinciBab IV Analisa dan Pembahasan
Bab IV Analisa dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Pengujian ini bertujuan untuk menentukan kinerja Ac split TCL 3/4 PK mengunakan refrigeran R-22 dan MC-22. Pengujian kinerja Ac split TCL mengunakan refrigeran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Potensi hasil laut di Kabupaten Malang di pesisir laut jawa sangatlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi hasil laut di Kabupaten Malang di pesisir laut jawa sangatlah besar. Perikanan laut di Kabupaten Malang per tahunnya bisa menghasilkan 400 ton ikan segar dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin bertambahnya ketinggian jelajah (altitude) pesawat maka tekanan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada hakikatnya, keamana dan kenyamanan merupakan faktor penting dalam sistem pengkondisian udara khususnya pada pesawat terbang, dengan semakin bertambahnya ketinggian
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 1. Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni 2007 Mei 2008 di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Kampus IPB, Bogor. 2. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan
Lebih terperinciANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN
ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN 1 Amrullah, 2 Zuryati Djafar, 3 Wahyu H. Piarah 1 Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin, Politeknik Bosowa, Makassar 90245,Indonesia
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian Pengambilan data pada kondensor disistem spray drying ini telah dilaksanakan pada bulan desember 2013 - maret 2014 di Laboratorium Teknik
Lebih terperinci3.2 Pembuatan Pipa Pipa aliran air dan coolant dari heater menuju pipa yang sebelumnya menggunakan pipa bahan polimer akan digantikan dengan menggunak
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatkan permasalahan alahan yang diteliti, sehingga dapat menjelaskan dan membahas permasalahan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Perencanaan pengkondisian udara dalam suatu gedung diperlukan suatu perhitungan beban kalor dan kebutuhan ventilasi udara, perhitungan kalor ini tidak lepas dari prinsip perpindahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelembaban seperti yang terjadi pada penggunaan mesin-mesin refrigerasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Es telah lama dikenal oleh manusia, dan dipergunakan untuk berbagai keperluan pendinginan. Penggunaan es sebagai bahan pendingin menawarkan beberapa keunggulan
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN
MESIN PENGERING KAPASITAS LIMAPULUH BAJU SISTEM TERTUTUP Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor 2 2017 ISSN 1412-7350 PK Purwadi 1* 1 Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata
Lebih terperinciDesain Sistem Spray RSW (Refrigerated Sea Water) Untuk Ruang Palka Kapal Purse Seine 40 GT
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-124 Desain Sistem Spray RSW (Refrigerated Sea Water) Untuk Ruang Palka Kapal Purse Seine 40 GT Mochammad Andhik Kurniawan,
Lebih terperinciANALISIS KINERJA SISTEM PENDINGIN RUANG PALKAH IKAN DENGAN MENGGUNAKAN REFRIGERAN R-22 DAN HIDROKARBON (MC-22)
ANALISIS KINERJA SISTEM PENDINGIN RUANG PALKAH IKAN DENGAN MENGGUNAKAN REFRIGERAN R-22 DAN HIDROKARBON (MC-22) Amri Jumhan, Audry D Cappenberg Program studi Teknik Mesin Universitas 17 agustus 1945 Jakarta
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Dispenser Air Minum Hot and Cool Dispenser air minum adalah suatu alat yang dibuat sebagai alat pengkondisi temperatur air minum baik air panas maupun air dingin. Temperatur air
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Air Conditioning (AC) atau alat pengkondisian udara merupakan modifikasi pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk mengkondisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyejuk udara atau pengkondisi udara atau penyaman udara atau erkon atau AC (air conditioner) adalah sistem atau mesin yang dirancang untuk menstabilkan suhu udara
Lebih terperinciProgram Studi Teknik Mesin BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk melepaskan kalor. Kondensor banyak digunakan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondensor merupakan alat penukar kalor pada sistem refrigerasi yang berfungsi untuk melepaskan kalor. Kondensor banyak digunakan dalam kehidupan kehidupan sehari-hari
Lebih terperinciStudi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air
Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air Arif Kurniawan Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang E-mail : arifqyu@gmail.com Abstrak. Pada bagian mesin pendingin
Lebih terperinci3.1 IDENTIFIKASI PERILAKU NELAYAN
BAB III PERANCANGAN 3.1 IDENTIFIKASI PERILAKU NELAYAN Penjelasan tentang perilaku nelayan diperlukan untuk memperoleh data-data yang akan mengoptimalkan desain yang dibuat. Hal ini penting karena tanpa
Lebih terperinciUnjuk Kerja Pembuat Ice Slurry 350W dengan Air Laut
Unjuk Kerja Pembuat Ice Slurry 350W dengan Air Laut Agus S. Pamitran 1,a, *, Muhammad Fauzan 1,b, Ruhama Sidqy 1,c 1 Departemen Teknik Mesin, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok 16424, Indonesia a pamitran@eng.ui.ac.id,
Lebih terperinciAnalisa Performansi Sistem Pendingin Ruangan dan Efisiensi Energi Listrik padasistem Water Chiller dengan Penerapan Metode Cooled Energy Storage
Analisa Performansi Sistem Pendingin Ruangan dan Efisiensi Energi Listrik padasistem Water Chiller dengan Penerapan Metode Cooled Energy Storage Sugiyono 1, Ir Sumpena, MM 2 1. Mahasiswa Elektro, 2. Dosen
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung ( Indirect Cooling System 2.2 Secondary Refrigerant
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung (Indirect Cooling System) Sistem pendinginan tidak langsung (indirect Cooling system) adalah salah satu jenis proses pendinginan dimana digunakannya
Lebih terperinciAPLIKASI PENGEMBANGAN SISTEM REFRIGERANT PALKA KAPAL IKAN MENGGUNAKAN TENAGA SURYA UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN NELAYAN
APLIKASI PENGEMBANGAN SISTEM REFRIGERANT PALKA KAPAL IKAN MENGGUNAKAN TENAGA SURYA UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN NELAYAN Razali 1), Muharnis 2) 1) Jurusan Teknik Mesin,, Politeknik Negeri Bengkalis,
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada pengoperasian kapal ikan sebagai sarana untuk menangkap ikan, kondisi kapal yang dikehendaki tidak hanya semata-mata layak dalam sisi keselamatan kapal saat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Mesin Pendingin Untuk pertama kali siklus refrigerasi dikembangkan oleh N.L.S. Carnot pada tahun 1824. Sebelumnya pada tahun 1823, Cagniard de la Tour (Perancis),
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH DIAMETER PIPA KAPILER TERHADAP COEFFISIENT OF PERFORMANCE PADA REFRIGERATOR
ANALISIS PENGARUH DIAMETER PIPA KAPILER TERHADAP COEFFISIENT OF PERFORMANCE PADA REFRIGERATOR Disusun oleh : Nama : Angga Govinda NPM : 20412874 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing 1 : Dr. Ir. Sunyoto.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara Sistem pengkondisian udara adalah suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan
Lebih terperinciDOSEN PEMBIMBING : PROF. Dr. Ir. DJATMKO INCHANI,M.Eng. oleh: GALUH CANDRA PERMANA
PERANCANGAN DAN ANALISA PERFORMANSI SISTEM KOMPRESI PENDINGIN ABSORPSI DENGAN MEMANFAATKAN PANAS GAS BUANG MESIN DIESEL PADA KAPAL NELAYAN IKAN MENGGUNAKAN REFRIGERANT AMMONIA-WATER (NH 3 -H 2 O) DOSEN
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA
BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 HASIL PENGUJIAN STEADY SISTEM CASCADE Dalam proses pengujian pada saat menyalakan sistem untuk pertama kali, diperlukan waktu oleh sistem supaya dapat bekerja dengan stabil.
Lebih terperinciANALISA DESAIN DAN PERFORMA KONDENSOR PADA SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI UNTUK KAPAL PERIKANAN
ANALISA DESAIN DAN PERFORMA KONDENSOR PADA SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI UNTUK KAPAL PERIKANAN Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Keluatan Institut Teknolgi Sepuluh Nopember Surabaya 2011
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN GREEN MEDICAL BOX PORTABLE
BAB III PERANCANGAN GREEN MEDICAL BOX PORTABLE Green Medical Box Portable dirancang dengan menggunakan sistem refrigerasi yang terintegrasi dengan box. Box terdiri dari dua tingkat, tingkat pertama/bawah
Lebih terperinciMODUL MELAKUKAN PENANGANAN IKAN PELAGIS KECIL DIKAPAL
A-PDF Watermark DEMO: Purchase from www.a-pdf.com to remove the watermark 2015 n a ik P u a s t P e n d id e K MODUL MELAKUKAN PENANGANAN IKAN PELAGIS KECIL DIKAPAL NAUTIKA PERIKANAN LAUT 2015 NAUTIKA
Lebih terperinci= Perubahan temperatur yang terjadi [K]
BAB II DASAR TEORI 2.1 KALOR Kalor adalah salah satu bentuk energi. Jika suatu zat menerima atau melepaskan kalor, maka ada dua kemungkinan yang akan terjadi. Yang pertama adalah terjadinya perubahan temperatur
Lebih terperinciSeminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12
ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12 Suroso, I Wayan Sukania, dan Ian Mariano Jl. Let. Jend. S. Parman No. 1 Jakarta 11440 Telp. (021) 5672548
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya
BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. temperatur di bawah 123 K disebut kriogenika (cryogenics). Pembedaan ini
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Mesin Refrigerasi Secara umum bidang refrigerasi mencakup kisaran temperatur sampai 123 K Sedangkan proses-proses dan aplikasi teknik yang beroperasi pada kisaran temperatur
Lebih terperinciPENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR
PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR Arif Kurniawan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang; Jl.Raya Karanglo KM. 2 Malang 1 Jurusan Teknik Mesin, FTI-Teknik Mesin
Lebih terperinciIbM PORTABLE INSULATED FISH STORAGE BOX UNTUK NELAYAN DESA SUMBERBENING KABUPATEN MALANG
IbM PORTABLE INSULATED FISH STORAGE BOX UNTUK NELAYAN DESA SUMBERBENING KABUPATEN MALANG Syarifah Hikmah Julinda Sari 1, Hartati Kartikaningsih 2, Defri Yona 3 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Lebih terperinci5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE
50 5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE Pelabuhan Perikanan, termasuk Pangkalan Pendaratan Ikan (PP/PPI) dibangun untuk mengakomodir berbagai kegiatan para
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan
4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan Berdasarkan peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.16/MEN/2006, pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Refrigeran merupakan media pendingin yang bersirkulasi di dalam sistem refrigerasi kompresi uap. ASHRAE 2005 mendefinisikan refrigeran sebagai fluida kerja
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi wilayah PT. Cipta Frima Jaya adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam penanganan pasca panen (pembekuan) untuk hasil perikanan, yang merupakan milik Bapak
Lebih terperinciBAB III DESAIN SISTEM REFRIGERASI ADSORPSI
BAB III DESAIN SISTEM REFRIGERASI ADSORPSI 3.1 SISTEM REFRIGERASI ADSORPSI Desain dan peralatan sistem refrigerasi dengan menggunakan prinsip adsropsi yang direncanakan pada percobaan kali ini dapat dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. This document was created with the trial version of Print2PDF! Once Print2PDF is registered, this message will disappear!
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Refrigerasi merupakan proses penyerapan kalor dari suatu medium dengan temperatur lebih tinggi, kemudian memindahkan kalor tersebut ke medium lain yang memiliki temperatur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabai merah besar (Capsicum Annum L.) merupakan komoditas yang banyak mendapat perhatian karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Buahnya dapat digolongkan
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN
PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN Kemas. Ridhuan 1), I Gede Angga J. 2) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Freezer Freezer merupakan salah satu mesin pendingin yang digunakan untuk penyimpanan suatu produk yang bertujuan untuk mendapatkan produk dengan kualitas yang
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka
BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Untuk memperbaiki kualitas ikan, dibutuhkan suatu alat yaitu untuk menjaga kondisi ikan pada kondisi seharusnya dengan cara menyimpannya didalam sebuah freezer yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ALAT PENGKONDISIAN UDARA Alat pengkondisian udara merupakan sebuah mesin yang secara termodinamika dapat memindahkan energi dari area bertemperatur rendah (media yang akan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu:
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Refrigerasi adalah proses pengambilan kalor atau panas dari suatu benda atau ruang tertutup untuk menurunkan temperaturnya. Kalor adalah salah satu bentuk dari energi,
Lebih terperinciPerencanaan Mesin Pendingin Absorbsi (Lithium Bromide) memanfaatkan Waste Energy di PT. PJB Paiton dengan tinjauan secara thermodinamika
Perencanaan Mesin Pendingin Absorbsi (Lithium Bromide) memanfaatkan Waste Energy di PT. PJB Paiton dengan tinjauan secara thermodinamika Muhamad dangga A 2108 100 522 Dosen Pembimbing : Ary Bachtiar Krishna
Lebih terperinciSISTEM REFRIGERASI. Gambar 1. Freezer
SISTEM REFRIGERASI Sistem refrigerasi sangat menunjang peningkatan kualitas hidup manusia. Kemajuan dalam bidang refrigerasi akhir-akhir ini adalah akibat dari perkembangan sistem kontrol yang menunjang
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :
LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC Nama Praktikan : Utari Handayani NPM : 140310110032 Nama Partner : Gita Maya Luciana NPM : 140310110045 Hari/Tgl Percobaan
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM PENDINGIN PALKA IKAN MENGGUNAKAN TENAGA SURYA
98, Inovtek, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2014, hlm. 98-105 PERENCANAAN SISTEM PENDINGIN PALKA IKAN MENGGUNAKAN TENAGA SURYA Razali 1, Stephan 2 Program Studi Teknik Mesin 1, Program Studi Teknik Listrik
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN ANALISA PERFORMANSI COLD STORAGE
PERANCANGAN DAN ANALISA PERFORMANSI COLD STORAGE PADA KAPAL PENANGKAP IKAN DENGAN CHILLER WATER REFRIGERASI ABSORPSI MENGGUNAKAN REFRIGERANT AMMONIA-WATER (NH 3 -H 2 O) Nama Mahasiswa : Radityo Dwi Atmojo
Lebih terperinciPENGARUH BILANGAN REYNOLDS TERHADAP KARAKTERISTIK KONDENSOR VERTIKAL TUNGGAL TIPE CONCENTRIC TUBE COUNTER CURRENT
TUGAS AKHIR PENGARUH BILANGAN REYNOLDS TERHADAP KARAKTERISTIK KONDENSOR VERTIKAL TUNGGAL TIPE CONCENTRIC TUBE COUNTER CURRENT DENGAN PENAMBAHAN LILITAN KAWAT SPIRAL Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi Pasteurisasi ialah proses pemanasan bahan makanan, biasanya berbentuk cairan dengan temperatur dan waktu tertentu dan kemudian langsung didinginkan secepatnya. Proses
Lebih terperinciOPTIMASI PENGGUNAAN AC SEBAGAI ALAT PENDINGIN RUANGAN
OPTIMASI PENGGUNAAN AC SEBAGAI ALAT PENDINGIN RUANGAN Irnanda Priyadi Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu, Staf Pengajar Program Studi Teknik Elektro Universitas Bengkulu Jl.
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN.
BAB III PERANCANGAN 3.1 Beban Pendinginan (Cooling Load) Beban pendinginan pada peralatan mesin pendingin jarang diperoleh hanya dari salah satu sumber panas. Biasanya perhitungan sumber panas berkembang
Lebih terperinci5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN
5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN Aktivitas pendistribusian hasil tangkapan dilakukan untuk memberikan nilai pada hasil tangkapan. Nilai hasil tangkapan yang didistribusikan sangat bergantung kualitas
Lebih terperinci