BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar (learning) merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai hasil daripada

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar (learning) merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai hasil daripada"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Hasil Belajar 1. Belajar Belajar (learning) merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai hasil daripada pengalaman dan latihan. Menurut Hamalik (2003: 27), belajar adalah modifikasi atau memperteguh perlakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing), jadi belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu yakni mengalami. Menurut Gagne (Dahar, 2003: 11), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Pendapat yang sama dikemukakan pula oleh Cronbach (Sardiman, 2003: 20) bahwa belajar ditunjukkan dengan adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Berdasarkan pendapat para ahli tentang definisi belajar tersebut, pada dasarnya belajar merupakan proses perubahan tingkah laku individu akibat dari hasil pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. 2. Hasil belajar Perubahan tingkah laku merupakan salah satu wujud dari perbuatan dan hasil belajar. Menurut Sudjana, N (2009:3) hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencangkup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris.

2 Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Hasil belajar sangat tergantung pada apa yang dipelajari serta faktor intelegensi dan bakat. Hasil belajar mencakup tiga kemampuan sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Bloom, Krathwohl, dan Simpson yang penulis sarikan di dalam Aunurrahman (2009: 49-53), yaitu kemampuan kognitif meliputi ; pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintetik, dan evaluasi. Kemampuan afektif meliputi ; penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi, serta pembentukan pola hidup. Kemampuan psikomotor meliputi ; persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan kreativitas. B. Gambaran Mata Kuliah Berbasis Gizi 1. Deskripsi Mata Kuliah Berbasis Gizi Mata kuliah yang berkaitan dengan gizi atau mata kuliah yang berbasis gizi adalah beberapa Mata Kuliah Keahlian (MKK) Program Studi Pendidikan Tata Boga yang dalam penelitian ini diantaranya adalah mata kuliah Dasar Boga dan Ilmu gizi. Mata kuliah Dasar Boga diberikan pada semester satu, sedangkan Ilmu gizi diberikan pada semester dua. Bobot mata kuliah berbasis gizi yaitu mata kuliah Dasar Boga 2 SKS dan Ilmu Gizi 2 SKS. 2. Materi Pembelajaran Mata Kuliah Berbasis Gizi Mata kuliah berbasis gizi di dalam penelitian ini merupakan mata kuliah gabungan dari mata kuliah Dasar Boga dan Ilmu gizi. Pelaksanaan pembelajaran mata kuliah berbasis gizi dilaksanakan secara teori di dalam kelas dan praktek di laboratorium Prodi Pendidikan Tata Boga UPI. Materi mata kuliah berbasis gizi yang diambil dari materi mata kuliah Ilmu Gizi berdasarkan Silabus Mata Kuliah Program Studi Pendidikan Tata Boga (2010) secara umum

3 meliputi fungsi dan sumber zat makanan. Sedangkan materi mata kuliah berbasis gizi yang diambil dari materi mata kuliah Dasar Boga secara umum meliputi kebutuhan dan kecukupan gizi bagi tubuh serta penyusunan menu seimbang. Penjelasan tentang fungsi dan sumber zat makanan, kebutuhan dan kecukupan gizi, serta penyusunan menu seimbang, penulis sarikan dari Almatsier, S (2004), Patriasih, R (2008 : 2-23), Irianto, D.P (2007: ), Vidyarini, A (2010:8-9) dan Baliwati, YF., et al., (2010: 52-61) a. Pengertian Zat Gizi Pangan menyediakan berbagai unsur zat gizi yang diperlukan tubuh. Zat gizi (nutrient) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Almatsier, S., 2004:3). Zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin. Zat-zat makanan tersebut terutama dibutuhkan sebagai sumber energi, untuk metabolisme, membangun dan memperbaiki sel-sel tubuh. Selain itu, tubuh memerlukan mineral dan vitamin untuk mengatur cairan (elektrolit) tubuh, pertumbuhan tulang, pembentukan sel-sel darah, membantu proses metabolisme dan membentuk hormon/enzim. b. Jenis Zat Gizi Zat gizi dikelompokkan berdasarkan jumlah yang diperlukan oleh tubuh terbagi atas dua, yaitu zat gizi makro (macronutrient) dan zat gizi mikro (micronutrient). Zat gizi makro adalah zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah besar dengan satuan gram (gr), sedangkan zat gizi mikro adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil, sebagian besar dibutuhkan dalam satuan miligram (mg). Zat gizi yang termasuk kelompok zat gizi makro adalah karbohidrat, lemak dan protein. Zat gizi yang termasuk kelompok zat gizi mikro adalah mineral dan vitamin.

4 Selain lima jenis zat gizi yang telah disebutkan (karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral), ada kelompok ahli gizi yang mengklasifikasikan zat gizi menjadi karbohdrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Sejalan dengan pendapat Baliwati, YF., et al (2010: 48) bahwa zat gizi dibagi dalam enam kelas utama, yaitu karbohdrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. c. Fungsi Zat Gizi Makanan yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh, sebaliknya bila makanan yang dipilih kurang baik maka tubuh akan mengalami kekurangan zat gizi. Secara garis besar ada tiga fungsi zat gizi dalam tubuh yakni sumber tenaga, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur. Zat gizi utama sebagai sumber energi adalah karbohidrat, lemak dan protein, oksidasi ketiga zat gizi ini menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan atau aktifitas. Zat gizi utama yang berfungsi sebagai zat pembangun adalah protein, mineral dan air. Ketiga zat gizi sumber zat pembangun ini diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara dan mengganti sel-sel yang rusak. Zat pengatur terdiri dari protein, mineral, vitamin dan air. Protein mengatur keseimbangan air di dalam sel, bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibodi. Mineral dan vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam proses oksidasi, fungsi normal saraf dan otot serta proses menua. Air diperlukan untuk melarutkan bahan-bahan di dalam tubuh, seperti di dalam darah, cairan pencernaan, jaringan, dan mengatur suhu tubuh, peredaran darah, pembuangan sisa-sisa/ ekskresi dan lain-lain. d. Sumber Zat Gizi

5 Zat gizi dibagi dalam enam kelas utama, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. 1) Karbohidrat Karbohidrat adalah satu atau beberapa senyawa kimia termasuk gula, pati dan serat serta merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Tiap gram karbohidrat menghasilkan 4 kilo kalori. Sumber utama karbohidrat di dalam makanan berasal dari jenis padi-padian (beras, gandum, jagung) dan jenis umbi-umbian (kentang, singkong, ubi) 2) Protein Protein adalah senyawa kimia yang mengandung asam amino, protein merupakan bahan utama pembentuk sel tumbuhan, hewan dan manusia. Setiap satu gram protein menghasilkan energi sebesar 4 kilo kalori. Menurut sumbernya protein terbagi dua, yaitu protein hewani dan protein nabati. Protein hewani adalah protein yang berasal dari berbagai bahan makanan dari hewan, sedangkan protein nabati adalah protein yang bersumber dari tumbuh-tumbuhan. Bahan makanan hewani sumber protein diantaranya adalah daging, ikan, susu, telur, unggas dan kerang. Bahan makanan nabati yang memiliki kandungan protein adalah kedelai dan olahannya seperti tempe dan tahu, kacang merah, kacang hijau dan kacang-kacangan lain. 3) Lemak Lemak menurut Baliwati, YF., et al. (2010:54) merupakan simpanan energi bagi manusia dan hewan. Berdasarkan bentuknya lemak dapat digolongkan dalam lemak padat (seperti mentega, lemak hewan) dan lemak cair (seperti minyak kelapa,minyak kelapa sawit). Sumber utama lemak terdapat pada minyak tumbuh-tumbuhan (minyak kelapa, kelapa sawit, kacang tanah, kacang kedelai, jagung dan lainnya), mentega, margarin serta lemak hewan pada daging atau ayam. Bahan makanan lain yang juga mengandung lemak adalah krim, keju, susu, telur dan biji-bijian.

6 4) Vitamin Vitamin adalah zat organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit tetapi penting untuk melakukan fungsi metabolik dan harus didapat dari makanan. Vitamin pada umumnya dapat dikelompokan ke dalam dua golongan utama yaitu vitamin larut dalam lemak dan vitamin larut dalam air. Vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E, dan K sedangkan vitamin yang larut dalam air yaitu vitamin C dan vitamin B. Vitamin serta sumber makanannya secara jelas penulis sajikan dalam bentuk Tabel 2.1 dibawah ini. Vitamin Vitamin A Vitamin D Vitamin E Vitamin K Vitamin C Thiamin (B1) Riboflavin (B2) Niacin Pyridoxine (B6) Tabel 2.1 Macam-macam Vitamin dan Sumber Vitamin Sumber Minyak ikan, hati, mentega, susu, keju, sayuran daun hijau, sayuran dan buah berwarna kuning (wortel, pepaya, mangga,dll) Minyak ikan, susu, sedikit pada mentega, hati, kuning telur Kacang-kacangan, biji-bijian, gandum, margarin, minyak sayur Daun hijau seperti bayam, kubis, hati. Jeruk, tomat, arbei, kangkung, kentang, cabai hijau, selada hijau, jambu biji Biji gandum, kacang polong, biji bunga matahari, jantung, hati, ginjal, kacang-kacangan, susu Susu, hati, ginjal, jantung, daging, telur, sayuran daun hijau, ragi kering Biji gandum, jamur, ikan tuna, salmon, ayam, daging sapi, ayam, hati, kacang Hati, tuna, daging, bayam, pisang, kedelai, biji bunga matahari Asam folat Sayuran hijau berdaun, jus jeruk, daging, biji bunga matahari, brokoli, kubis, hati, ginjal, dan sayuran daun hijau Vitamin B12 Makanan dari organ binatang, telur, tiram, keju,susu,daging Sumber : The Family Menu Planner.Christine dan Baliwati, YF., et al ) Mineral

7 Tubuh manusia memerlukan elemen tertentu yang disebut mineral. Jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh sangat sedikit sehingga tergolong dalam dalam gizi mikro. Mineral dan sumbernya dalam bahan makanan akan disajikan pada Tabel 2.2 berikut: Tabel 2.2 Mineral dan Sumbernya dalam Bahan Makanan No Mineral Sumber 1. Kalsium Susu dan olahannya, keju, ikan, kerang-kerangan, udang, kepiting,kacang-kacangan dan olahannya, daun singkong, daun lamtoro 2. Fosfor Susu, keju, kuning telur, daging ikan, unggas, kacangkacangan 3. Kalium Daging, ikan, unggas, tepung, serelia, kacang-kacangan, buah-buahan dan sayuran 4. Natrium Garam dapur, daging, ikan, unggas, susu dan telur 5. Khlor Garam dapur, daging, susu, telur Sulfur Magnesium Susu, telur, daging, keju, dan kacang-kacang Tepung gandum, kakao, kacang-kacangan, daging, makanan dari laut dan susu Besi Mangan Tembaga Seng Iodium Selenium Fluor Hati, daging, kuning telur, sayuran berdaun hijau tua, tiram, udang, salem, kijing Tepung gandun, kacang-kacangan, daging, ikan, ayam, sayuran berdaun hijau Hati, tiram, daging, ikan, kacang-kacangan, coklat dan tepung gandum Tiram, ikan, makanan lauk, hati, gandum, ragi, daging, telur, unggas, Garam beriodium dan makanan laut Ikan laut, kerang- kerangan, Air minum yang cukup kandungan fluornya, teh, kopi, makanan hasil laut, kacang kedelai Sumber: Sulistoyoningsih, H. 2010:43-45 dan Baliwati, YF., et al ) Air

8 Air atau cairan tubuh merupakan bagian utama tubuh, yaitu 55-60% dari berat badan orang dewasa atau 70% dari bagian tubuh tanpa lemak (lean body mass). Di samping sumber air yang nyata berupa air dan minuman lain, hampir semua makanan mengandung air. Sebagian besar buah dan sayuran mengandung sampai 95% air, sedangkan daging, ayam, dan ikan sampai 70-80%. Air juga dihasilkan di dalam tubuh sebagai hasil metabolisme energi. Air dibuang dari tubuh melalui air seni, keringat, dan penguapan air melalui alat pernapasan yaitu sebagai sarana transportasi zat makanan dan oksigen ke seluruh tubuh. e. Defisiensi Zat Gizi Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkimkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum (Almatsier, S., 2004:9). Asupan gizi yang salah atau tidak sesuai akan menimbulkan masalah kesehatan. Istilah malnutrition (gizi salah) diartikan sebagai keadaan asupan gizi yang salah, dalam bentuk asupan berlebihan atau kurang, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan asupan. Gangguan gizi disebabkan oleh faktor primer atau sekunder. Faktor primer adalah bila susunan makanan seseorang salah dalam kuantitas dan atau kualitas yang disebabkan oleh kurangnya penyediaan pangan, kurang baiknya distribusi pangan, kemiskinan, ketidaktahuan, kebiasaan makan yang salah dan sebagainya. Faktor sekunder meliputi semua faktor yang menyebabkan gizi tidak sampai di sel-sel tubuh setelah makanan dikonsumsi seperti pencernaan yang kurang baik, penggunaan obat cuci perut dan sebagainya. Masalah kesehatan di Indonesia, yang muncul akibat asupan gizi yang kurang diantaranya adalah kekurangan Vitamin A (KVA) yang dikenal sebagai buta senja dan dapat

9 berlanjut pada kebutaan, gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) yang dapat diketahui dari pembesaran kelenjar gondok, anemia banyak disebabkan kekurangan zat besi (Fe) yang berdampak pada keluhan fisik yaitu lemah, letih dan lesu, serta pada ibu hamil trimester akhir menyebabkan bayi lahir sebelum waktunya, BBLR dan kematian bayi. Masalah lain yang muncul akibat kekuran asupan gizi adalah kekurangan energi protein (KEP) yang ditandai dengan berat badan rendah menurut tinggi karena kelaparan. Dalam keadaan sakit, terdapat gejala pembengkakan karena timbunan cairan tubuh (odeem) di sebagian badan (terutama kaki, perut,muka). KEP akut pada balita dikenal dengan kwasiorkor yang terjadi akibat kurang enargi dan kurang protein. Selain masalah gizi kurang, ditemukan juga masalah gizi lebih yang disebabkan konsumsi berlebih. Masalah gizi lebih menyebabkan kegemukan atau obesitas. Kelebihan energi yang dikonsumsi disimpan di dalam jaringan dalam bentuk lemak. Kegemukan merupakan salah satu faktor risiko dalam terjadinya berbagai penyakit degeneratif, seperti hipertensi, diabetes, jantung koroner, hati dan kantung empedu. Selain itu, gizi juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan otak dan prilaku, kemampuan bekerja dan produktivitas serta daya tahan terhadap penyakit infeksi. f. Kebutuhan dan Kecukupan Gizi Untuk memperoleh keadaan gizi dan kesehatan yang optimal, diperlukan pedoman jenis dan jumlah zat gizi yang dibutuhkan individu secara rata-rata dalam sehari. Zat gizi minimal yang dibutuhkan tubuh sehari (minimum daily requirement), yaitu jumlah zat gizi minimal yang diperlukan seseorang dalam sehari untuk hidup sehat. 1) Kebutuhan Gizi

10 Angka kebutuhan gizi adalah banyaknya zat-zat gizi minimal yang dibutuhkan seseorang untuk mempertahankan status gizi adekuat (Almatsier, S., 2004: 296). 2) Kecukupan Gizi Angka kecukupan gizi yang diajukan (AKG) atau Recommended Nutrien Intakes (RDA) menurut Almatsier, S (2004: 296) adalah taraf konsumsi zat gizi esensial, yang berdasarkan pengetahuan ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hampir semua orang sehat. AKG yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk masing-masing kelompok umur, gender, dan aktivitas fisik. AKG yang dianjurkan tidak digunakan untuk perorangan. Fungsi AKG yang penulis sarikan menurut Almatsier, S (2004: 297) diantaranya yaitu: merencanakan dan menyediakan suplay pangan untuk penduduk atau kelompok penduduk, menginterpretasikan data konsumsi makanan perorangan ataupun kelompok, perencanaan pemberian makanan bagi institusi, menetapkan standar bantuan pangan dalam kondisi darurat, menilai kecukupan persediaan pangan nasional, merencanakan program penyuluhan gizi, mengembangkan produk pangan baru di industri, dan menetapkan pedoman untuk keperluan labeling gizi pangan. g. Penyusunan Menu Seimbang Menu menurut Sulistiyoningsih,H (2011:73) adalah rangkaian beberapa macam hidangan atau masakan yang disajikan atau dihidangkan untuk seseorang atau sekelompok orang untuk setiap kali makan, yaitu berupa hidangan pagi, siang dan malam. Susunan hidangan yang terdiri beberapa bahan makanan yang merupakan sumber berbagai zat gizi akan menghasilkan menu seimbang. Menu seimbang menurut Almatsier (2004: 285) bahwa Menu seimbang adalah menu (hidangan) yang terdiri dari beraneka ragam makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna

11 pemeliharaan dan perbaikan sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan. Persyaratan menu yang baik, penulis sarikan dari pendapat Sulistiyoningsih,H (2011:75) yaitu pola menu harus seimbang agar dapat memenuhi kebutuhan gizi, aspek warna dan kombinasi makanan harus menarik sehingga dapat membangkitkan selera, tekstur dan kombinasi makanan yang dihidangkan disesuaikan dengan kemampuan fisiologis dan umur, rasa dan aroma masakan seimbang, ada kreasi ukuran dan bentuk potongan, suhu makanan yang harus dihidangkan sesuai dengan lingkungan atau iklim, sajikan sesekali hidangan yang populer dimasyarakat, sajikan makanan dengan menarik, jenis hidangan disesuaikan dengan peralatan, kemampuan, tenaga dan waktu yang dimiliki keluarga. Faktor yang harus diperhatikan dalam menyusun menu menurut Sulistiyoningsih,H (2011:78) diantaranya adalah: 1. Kebutuhan gizi; kebutuhan gizi anggota keluarga harus terpenuhi sehingga dalam hal ini harus diketahui dulu kebutuhan gizinya 2. Agama dan budaya; Agama dan budaya akan mempengaruhi jenis bahan makanan yang akan digunakan 3. Variasi bahan dan cara pengolahan; Jenis bahan makanan, cara pengolahan dan cara menyajikan harus bervariasi sehingga tidak menyebabkan jenuh 4. Sosial ekonomi; Pemilihan bahan makanan dan cara pengolahan disesuaikan dengan kemampuan ekonomi 5. Iklim; Pemilihan bahan makanan yang digunakan disesuaikan dengan iklim karena ada beberapa jenis bahan makanan yang hanya dijumpai pada musim-musim tertentu, terutama sayur dan buah. Penganekaragaman menu keluarga dilakukan untuk menghindari kekurangan salah satu zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Hal ini sejalan dengan pendapat Khomsan,A dan Faisal, A (2008:2) yang menyatakan bahwa tidak ada satu pun jenis makanan yang mengandung zat gizi lengkap serta jumlah gizinya sesuai kebutuhan. Oleh sebab itu, setiap orang seharusnya mengkonsumsi aneka ragam jenis makanan dalam jumlah yang mencukupi. Penyelenggaraan makan untuk keluarga dapat dilakukan dengan mengikuti pola standar yang telah ada yaitu terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur dan buah.

12 Porsi standar makanan pokok adalah 100 gram beras (200gr nasi), porsi standar untuk lauk pauk adalah 50 gram daging (mentah) atau 50 gram ikan (mentah), sedangkan nabati menggunakan porsi standar tempe 50 gram (2potong), atau 100 gram tahu, atau 50 gram oncom. Porsi standar untuk sayuran adalah satu mangkok sayur dengan isi sayuran hijau atau sayuran yang lainnya (Sediaoetama dalam Sulistiyoningsih,H., 2011:78-79). Agar makanan yang dihidangkan bervariasi maka dalam pemilihan bahan makanan harus bervariasi. Memilih bahan makanan agar menu bervariasi dapat dilakukan dengan bantuan Daftar Bahan Makanan Penukar (DKMP). Besarnya porsi yang digunakan untuk setiap bahan makanan dapat dipiih menurut usia, jenis kelamin dan jumlah energi yang dibutuhkan. Berikut Tabel 2.3 anjuran makan sehari untuk remaja akhir atau dewasa awal menurut Almatsier (2004:302). Tabel 2.3 Anjuran Makan Rata-Rata Satu Hari Untuk Remaja dan Dewasa Awal Usia Tahun No Anjuran Satuan Jenis kelamin makan Gram URT Laki-laki Perempuan 1. Nasi 100 ¼ gelas 8 x 9½ x 5 x 6½ x 2. Daging 40 1 ptg 3 x 3 x 3. Tempe 50 2 ptg 3 x 3 x 4. Sayuran gelas 1 ½ x 1 ½ x 5. Buah ptg papaya 3 x 3 x 6. Minyak 5 ½ sdm 5 x 5 x 7. Gula pasir 10 1 sdm 4 x 4 x Sumber: Almatsier (2004:302) C. Gambaran Pemilihan Makanan Pemilihan adalah salah satu bentuk prilaku manusia yang merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti minat, keinginan, pengetahuan, sikap dan lain-lain (Yani dalam Sari, DR., 2008:23). Makanan menurut Almatsier (2004:3) adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi atau unsur-unsur/ ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh. Makanan berfungsi sebagai

13 sumber tenaga untuk melakukan kegiatan, sumber zat pembangun untuk tumbuh kembang, dan makanan berfungsi juga sebagai pelindung tubuh. Makanan mengandung unsur zat gizi yang sangat diperlukan tubuh untuk proses tumbuh kembang dan perbaikan jaringan tubuh. Dengan mengkonsumsi makanan yang cukup zat gizi dan teratur, remaja akan tumbuh sehat sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi, kebugaran untuk dapat mengikuti semua aktifitas dan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. (Depkes dalam Sari, DR., 2008:23) Makanan yang dipilih oleh remaja sebaiknya merupakan makanan yang berkualitas. Makanan berkualitas menurut Andiyani (Sari, DR., 2008:24) adalah makanan yang cukup mengandung zat gizi yang dibutuhkan tubuh sesuai dengan anjuran rara-rata setiap golongan umur dan jenis kelamin. Untuk memenuhi kebutuhan sesuai kecukupan gizi selain memilih bahan makanan yang bermutu dari sumber karbohidrat, protein dan lemak, hendaknya juga memenuhi gizi dengan menu seimbang. (Muhilal, dkk, 1998) Mahasiswa pada umumnya ada pada masa remaja akhir, remaja adalah individu baik pria atau wanita yang berada pada masa/usia antara anak-anak dan dewasa. Masalah gizi pada remaja atau mahasiswa umumnya muncul karena pilihan terhadap makanan yang tidak tepat sehingga terdapat ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dengan kecukupan gizi yang dianjurkan. Masalah gizi yang dapat terjadi pada remaja adalah gizi kurang (under weight), obesitas (over weight) dan anemia. Gizi kurang terjadi karena jumlah konsumsi energi dan zat-zat gizi lain tidak memenuhi kebutuhan tubuh. Perilaku makan sehat untuk mahasiswa adalah sama pentingnya dengan perubahan fisik selama masa remaja dan hal ini biasanya berpengaruh pada gizi yang dibutuhkan remaja. Remaja atau mahasiswa biasanya menjadi merasa bebas dalam memutuskan memilih makanan sesuai dengan keinginannya. Remaja cenderung lebih banyak makan di luar rumah juga banyak terpengaruh oleh peer groupnya. Semua itu sangat mempengaruhi pola makan

14 remaja, termasuk pemilihan makanan dan frekuensi makan. Berikut ini karakteristik perilaku makan yang dimiliki remaja dalam Sulistiyoningsih (2011: 87) : a. Kebiasaan tidak makan pagi dan malas minum air putih. b. Gadis remaja sering terjebak dengan pola makan tak sehat, menginginkan penurunan berat badan secara drastis, bahkan sampai gangguan pola makan. Hal ini dikarenakan remaja memiliki body image (citra diri) yang mengacu pada idola mereka yang biasanya adalah para artis, pragawati, selebriti yang cenderung memiliki tubuh kurus, tinggi, dan semampai. c. Kebiasaan "ngemil' yang rendah gizi (kurang kalori, protein, vitamin dan mineral) seperti makanan ringan, kerupuk, dan chips. d. Kebiasaan makan makanan siap saji (fast food) yang komposisi gizinya tidak seimbang yaitu terlalu tinggi kandungan energinya, seperti pasta, fried chicken, dan biasanya juga disertai dengan mengkonsumsi minuman bersoda yang berlebihan. Mahasiswa yang sebagian waktunya dihabiskan di lingkungan kampus dengan berbagai aktifitas yang beragam sehingga harus memenuhi kebutuhan konsumsi di luar rumah atau lingkungan keluarga. Oleh karena itu, mahasiswa harus tetap memenuhi kebutuhan gizi melalui pemilihan makanan sehari-hari harus yang sesuai dengan Pola Menu Seimbang untuk mencapai keadaan gizi dan kesehatan yang optimal. Menu seimbang menurut Almatsier (2004: 285) bahwa Menu seimbang adalah menu (hidangan) yang terdiri dari beraneka ragam makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan. Di Indonesia, pola menu seimbang diperkenalkan melaui pedoman 4 sehat 5 sempurna pada tahun 1950 sampai sekarang. Perkataan seimbang pada menu seimbang memberikan tekanan terhadap keseimbangan dalam jumlah ketiga golongan zat gizi dalam hidangan sehari-hari. Ketiga golongan tersebut meliputi sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur Pola menu seimbang digambarkan dalam piramida makanan yang tersaji pada Gambar

15 Gambar 2.1 menggambarkan bahwa komposisi bahan makanan Gambar 2.1 Pola Menu Seimbang Sumber: MAKANAN.png, 2011 tersebut berbeda kuantitasnya antara kelompokk fungsi makanan tersebut. Pada bagian bawah kerucut yang lebih besar menggambarkan bahwa kelompok bahan makanan memiliki porsi yang lebih banyak di bandingkan dengan kelompok bahan makanan sumber zat gizi yang berada semakin ke atas dari kerucut. Untuk itu dapat memperkirakan kuantitas bahan makanan yang akan digunakan. Penempatan kelompok bahan makanan dalam kerucut berdasarkan jumlah yang digunakan dalam menu sehari-hari. Jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari mahasiswa dapat dikelompokan menjadi makanan lengkap (meals), makanan selingan (snack), dan minuman (beverage). Makanan lengkap biasanya diberikan tiga kali sehari (makan pagi, makan siang dan makan malam), sedangkan makanan selingann biasa diberikan antara makan pagi dan makan siang, antara makan siang dan makan malamm ataupun setelah makan malam. a. Makanan Lengkap (Meal)

16 Makanan lengkap adalah makanan utama yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk baik berupa lauk hewani atau nabati, serta sayuran dan buah, berikut penjelasannya: 1) Makanan Pokok Makanan pokok adalah makanan yang menyumbangkan sebagian zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Makanan pokok biasanya disajikan dalam porsi yang lebih besar dibandingkan dengan makanan yang lain dalam suatu acara makan. Fungsi makanan pokok yaitu memberikan tenaga dan kalori. Bahan makanan pokok di Indonesia antara lain beras, jagung, sagu, ubi jalar, mie, roti dan lain-lain. Menurut Almatsier (2004: 254) tentang anjuran makan nasi atau makanan rata-rata satu hari untuk laki-laki remaja menuju dewasa awal dengan usia antara 19 tahun sampai 22 tahun adalah setara dengan 800 gram gram atau 6-7 gelas nasi sedangkan untuk perempuan adalah setara dengan 500 gram 650 gram atau 3 ¾ - 4 ¾ gelas nasi. Pada Tabel 2.4 disajikan beberapa contoh hidangan sumber makanan pokok yang biasa disajikan dalam menu sehari-hari atau biasa dijual di lingkungan kampus UPI.

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa alam, dan sebagainya, yang dapat

Lebih terperinci

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG 12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG Makanlah Aneka Ragam Makanan Kecuali bayi diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya Triguna makanan; - zat tenaga; beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar,

Lebih terperinci

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat

Lebih terperinci

KONSEP ILMU GIZI DAN PENGELOMPOKAN ZAT-ZAT GIZI. Fitriana Mustikaningrum S.Gz., M.Sc

KONSEP ILMU GIZI DAN PENGELOMPOKAN ZAT-ZAT GIZI. Fitriana Mustikaningrum S.Gz., M.Sc KONSEP ILMU GIZI DAN PENGELOMPOKAN ZAT-ZAT GIZI Fitriana Mustikaningrum S.Gz., M.Sc Tujuan Pembelajaran Mengetahui ruang lingkup gizi Mengetahui hubungan gizi dengan kesehatan Mengetahui Pengelompokan

Lebih terperinci

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG LEMBAR BALIK PENDIDIKAN GIZI UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG Disusun Oleh: Iqlima Safitri, S. Gz Annisa Zuliani, S.Gz Hartanti Sandi Wijayanti, S.Gz, M.Gizi

Lebih terperinci

Pola Makan Sehat. Oleh: Rika Hardani, S.P.

Pola Makan Sehat. Oleh: Rika Hardani, S.P. Pola Makan Sehat Oleh: Rika Hardani, S.P. Makalah ini disampaikan pada Seminar Online Kharisma ke-2, Dengan Tema: ' Menjadi Ratu Dapur Profesional: Mengawal kesehatan keluarga melalui pemilihan dan pengolahan

Lebih terperinci

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si Pelatihan dan Pendidikan Baby Sitter Rabu 4 November 2009 Pengertian Gizi Kata gizi berasal dari bahasa Arab Ghidza yang berarti makanan Ilmu gizi adalah ilmu

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penanggulangan masalah gizi dan kesehatan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang paling baik adalah pada masa menjelang dan saat prenatal, karena: (1) penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumsi Pangan Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang di makan oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan dimaksudkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang By. Jaya Mahar Maligan Laboratorium Nutrisi Pangan dan Hasil Pertanian PS Ilmu dan Teknologi

Lebih terperinci

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang By. Jaya Mahar Maligan Laboratorium Nutrisi Pangan dan Hasil Pertanian PS Ilmu dan Teknologi Pangan Jurusan THP FTP UB Menu France : daftar yang

Lebih terperinci

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi Tanggal 16 Oktober 2014 PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi PENDAHULUAN Usia 6 bulan hingga 24 bulan merupakan masa yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

LOGO VITAMIN DAN MINERAL

LOGO VITAMIN DAN MINERAL LOGO VITAMIN DAN MINERAL Widelia Ika Putri, S.T.P., M.Sc Vitamin - Zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil - Pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh - Zat pengatur pertumbuhan

Lebih terperinci

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes GIZI DAUR HIDUP Rizqie Auliana, M.Kes rizqie_auliana@uny.ac.id Pengantar United Nations (Januari, 2000) memfokuskan usaha perbaikan gizi dalam kaitannya dengan upaya peningkatan SDM pada seluruh kelompok

Lebih terperinci

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui 1 / 11 Gizi Seimbang Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui Perubahan Berat Badan - IMT normal 18,25-25 tambah : 11, 5-16 kg - IMT underweight < 18,5 tambah : 12,5-18 kg - IMT

Lebih terperinci

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi DIIT SERAT TINGGI Deskripsi Serat makanan adalah polisakarida nonpati yang terdapat dalam semua makanan nabati. Serat tidak dapat dicerna oleh enzim cerna tapi berpengaruh baik untuk kesehatan. Serat terdiri

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Konsumsi Makanan Sesuai dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Konsumsi Makanan Sesuai dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Diet Seimbang Diet adalah pilihan makanan yang lazim kita makan. Diet seimbang adalah diet yang memberikan semua nutrien dalam jumlah yang memadai, tidak terlampau

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura 66 67 Lampiran 2. Kisi-kisi instrumen perilaku KISI-KISI INSTRUMEN Kisi-kisi instrumen pengetahuan asupan nutrisi primigravida

Lebih terperinci

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT DIIT GARAM RENDAH Garam yang dimaksud dalam Diit Garam Rendah adalah Garam Natrium yang terdapat dalam garam dapur (NaCl) Soda Kue (NaHCO3), Baking Powder, Natrium Benzoat dan Vetsin (Mono Sodium Glutamat).

Lebih terperinci

MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT Nur Indrawaty Liputo Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Disampaikan pada Seminar Apresiasi Menu Beragam Bergizi Berimbang Badan Bimbingan

Lebih terperinci

PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes

PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes rizqie_auliana@uny.ac.id DKBM: 2 Daftar Komposisi Bahan Makanan dimulai tahun 1964 dengan beberapa penerbit. Digabung tahun 2005

Lebih terperinci

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I PROGRAM PG PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 Pendahuluan Setiap orang

Lebih terperinci

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7 GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7 METABOLISME MINERAL PADA WANITA HAMIL : KALSIUM DAN FOSFOR Selama kehamilan metabolisme kalsium dan fosfor mengalami perubahan. ABSORBSI kalsium dalam darah menurun

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA

HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA LAMPIRAN 68 69 Lampiran 1 Kuesioner penelitian KODE: KUESIONER HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA Saya setuju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah mereka yang berusia 10-18 tahun. Usia ini merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab, yaitu remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi

Lebih terperinci

NUTRISI Rekomendasi Nutrisi Yang Dibutuhkan Selama dan Setelah Kemoterapi (Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja)

NUTRISI Rekomendasi Nutrisi Yang Dibutuhkan Selama dan Setelah Kemoterapi (Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja) NUTRISI Rekomendasi Nutrisi Yang Dibutuhkan Selama dan Setelah Kemoterapi (Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja) dr. Maria Ulfa, MMR Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

Sistem Pencernaan Manusia

Sistem Pencernaan Manusia Sistem Pencernaan Manusia Manusia memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Makanan yang masuk ke dalam tubuh harus melalui serangkaian proses pencernaan agar dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Proses

Lebih terperinci

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).

Lebih terperinci

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1 Kuisioner Penelitian Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1 A. Petunjuk Pengisian Kuisioner 1. Adik dimohon bantuannya untuk mengisi identitas diri pada bagian

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden:

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden: LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden: KUESIONER PENELITIAN POLA KONSUMSI PANGAN MASYARAKAT PAPUA (Studi kasus di Kampung Tablanusu, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua).

Lebih terperinci

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG LEMBAR BALIK PENDIDIKAN GIZI UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG Disusun Oleh: Iqlima Safitri, S. Gz Annisa Zuliani, S.Gz Hartanti Sandi Wijayanti, S.Gz, M.Gizi Supported by : Pedoman Gizi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tingkat Konsumsi Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan. Kualitas hidangan menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh di dalam susunan

Lebih terperinci

POLA PANGAN HARAPAN (PPH)

POLA PANGAN HARAPAN (PPH) PANDUAN PENGHITUNGAN POLA PANGAN HARAPAN (PPH) Skor PPH Nasional Tahun 2009-2014 75,7 85,7 85,6 83,5 81,4 83,4 Kacangkacangan Buah/Biji Berminyak 5,0 3,0 10,0 Minyak dan Lemak Gula 5,0 Sayur & buah Lain-lain

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :...

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :... KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG 1. Nomor Responden :... 2. Nama responden :... 3. Umur Responden :... 4. Pendidikan :... Jawablah

Lebih terperinci

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA 1 GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA 2 PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunankesehatan Tdk sekaligus meningkat kan mutu kehidupan terlihat dari meningkatnya angka kematian orang dewasa karena penyakit degeneratif

Lebih terperinci

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes Pola hidup sehat untuk penderita diabetes Penanganan diabetes berfokus pada mengontrol kadar gula darah (glukosa). Hal tersebut dapat dijalankan dengan memperhatikan pola makan dan olahraga, serta merubah

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENYEDIAAN MENU SEIMBANG UNTUK BALITA DI DESA RAMUNIA-I KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2010 Tanggal

Lebih terperinci

GIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan

GIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan GIZI Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan Lanjutan Gizi : Arab gizzah : zat makanan sehat Makanan : segala sesuatu yang

Lebih terperinci

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN ANGKET / KUESIONER PENELITIAN Kepada yth. Ibu-ibu Orang tua Balita Di Dusun Mandungan Sehubungan dengan penulisan skripsi yang meneliti tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Pemberian Makanan Balita

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Status Gizi Ibu Hamil Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkan setiap hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan atau kelebihan dalam

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Gizi Seimbang Pada Lansia. : Wisma Dahlia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Gizi Seimbang Pada Lansia. : Wisma Dahlia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung SATUAN ACARA PENYULUHAN ( Gizi Seimbang Pada Lansia ) Topik Sasaran : Gizi Seimbang Pada Lansia : lansia di ruang Dahlia Hari/tanggal : Sabtu, 29 April 2017 Waktu Tempat : 25 menit : Wisma Dahlia di UPT

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kalsium Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh. Kalsium dibutuhkan di semua jaringan tubuh, khususnya tulang. Sekitar 99% kalsium tubuh berada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sarapan Pagi Sarapan pagi adalah makanan atau minuman yang memberikan energi dan zat gizi lain yang dikonsumsi pada waktu pagi hari. Makan pagi ini penting karena makanan yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER

LAMPIRAN 1 KUESIONER A. Identitas Sampel LAMPIRAN 1 KUESIONER KARAKTERISTIK SAMPEL Nama : Umur : BB : TB : Pendidikan terakhir : Lama Bekerja : Unit Kerja : Jabatan : No HP : B. Menstruasi 1. Usia awal menstruasi : 2. Lama

Lebih terperinci

Obat Herbal Diabetes dan Diet Makanan, Pasangan Serasi Untuk Diabetesi

Obat Herbal Diabetes dan Diet Makanan, Pasangan Serasi Untuk Diabetesi Obat Herbal Diabetes dan Diet Makanan, Pasangan Serasi Untuk Diabetesi Banyak yang bilang bahwa penggunaan obat herbal diabetes jauh lebih aman daripada penggunaan obat kimia Menanggapi kutipan yang tertera

Lebih terperinci

NARASI KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PENYULUHAN PENENTUAN STATUS GIZI DAN PERENCANAAN DIET. Oleh : dr. Novita Intan Arovah, MPH

NARASI KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PENYULUHAN PENENTUAN STATUS GIZI DAN PERENCANAAN DIET. Oleh : dr. Novita Intan Arovah, MPH NARASI KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PENYULUHAN PENENTUAN STATUS GIZI DAN PERENCANAAN DIET Oleh : dr. Novita Intan Arovah, MPH Berdasarkan Surat Ijin/Penugasan Dekan FIK UNY No 1737/H.34.16/KP/2009 FAKULTAS

Lebih terperinci

GIZI IBU HAMIL TRIMESTER 1

GIZI IBU HAMIL TRIMESTER 1 GIZI IBU HAMIL TRIMESTER 1 OLEH : KELOMPOK 15 D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU Pengertian Gizi ibu hamil Zat gizi adalah : Ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu menghasilkan energi,

Lebih terperinci

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN 60 Lampiran 1 Persetujuan Responden FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN Sehubungan dengan diadakannya penelitian oleh : Nama Judul : Lina Sugita : Tingkat Asupan Energi dan Protein, Tingkat Pengetahuan Gizi,

Lebih terperinci

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif dr. Yulia Megawati Tenaga Kerja Adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

MAKALAH MATA KULIAH PANGAN DAN GIZI HASIL TERNAK. Oleh : Titian Rahmad S. H

MAKALAH MATA KULIAH PANGAN DAN GIZI HASIL TERNAK. Oleh : Titian Rahmad S. H MAKALAH MATA KULIAH PANGAN DAN GIZI HASIL TERNAK Oleh : Titian Rahmad S. H0506010 JURUSAN/PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 MINERAL Mineral merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Gizi a. Definisi Gizi Kata gizi berasal dari bahasa Arab ghidza yang berarti makanan. Menurut cara pengucapan Mesir, ghidza dibaca ghizi. Gizi adalah segala

Lebih terperinci

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram Dibawah ini merupakan data nilai satuan ukuran rumah tangga (URT) yang dipakai untuk menentukan besaran bahan makanan yang biasa digunakan sehari- hari dalam rumah tangga. (Sumber: Puslitbang Gizi Depkes

Lebih terperinci

Eko Winarti, SST.,M.Kes

Eko Winarti, SST.,M.Kes (SATUAN ACARA PENYULUHAN) Nutrisi Ibu Hamil Disusun oleh : Eko Winarti, SST.,M.Kes PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK (D.IV) FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KADIRI SATUAN ACARA PENYULUHAN 1 Tema : Nutrisi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian Lampiran 1. Angket Penelitian KATA PENGANTAR Ibu yang terhormat, Pada kesempatan ini perkenankanlah kami meminta bantuan Ibu untuk mengisi angket yang telah kami berikan, angket ini berisi tentang : 1)

Lebih terperinci

B A B II TINJAUAN PUSTAKA

B A B II TINJAUAN PUSTAKA B A B II TINJAUAN PUSTAKA A. STATUS GIZI Status gizi atau tingkat konsumsi pangan adalah suatu bagian penting dari status kesehatan seseorang. Tidak hanya status gizi yang mempengaruhi status kesehatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Secara umum pangan diartikan sebagai segala sesuatu

Lebih terperinci

Kontribusi Pangan : Lauk Hewani Lauk Nabati Sayuran TINJAUAN PUSTAKA

Kontribusi Pangan : Lauk Hewani Lauk Nabati Sayuran TINJAUAN PUSTAKA Kontribusi Pangan : Lauk Hewani Kontribusi Tingkat Kontribusi Tingkat Protein Konsumsi Zat Pemilihan Konsumsi Protein Besi Besar Lauk Zat Lauk Daya Protein Hewani Pengetahuan Keluarga Lauk Sayuran Besi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. jawab, guru harus mengetahui, serta memahami nilai, norma moral, dan sosial, serta berusaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA. jawab, guru harus mengetahui, serta memahami nilai, norma moral, dan sosial, serta berusaha BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Peran Guru Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar

Lebih terperinci

DBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya

DBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya DBMP DBMP Pengertian : DBMP adalah daftar yang berisi 7 golongan bahan makanan. pada tiap golongan, dalam jumlah (dapat berbeda setiap makanan) yang dinyatakan bernilai energi dan zat gizi yang sama. Oleh

Lebih terperinci

pelajaran 1 Apa itu Kelaparan dan Kekurangan Gizi dan Siapa yang Menderita Kelaparan?

pelajaran 1 Apa itu Kelaparan dan Kekurangan Gizi dan Siapa yang Menderita Kelaparan? tingkat lanjutan pelajaran 1 Apa itu Kelaparan dan Kekurangan Gizi dan Siapa yang Menderita Kelaparan? Pelajaran ini dirancang untuk jangka waktu 45-60 menit, tapi guru dapat menambah atau mengurangi bahasan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM No. Responden : Nama : Umur : Jenis Kelamin : Tinggi Badan : Berat Badan : Waktu makan Pagi Nama makanan Hari ke : Bahan Zat Gizi Jenis Banyaknya Energi Protein URT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin

BAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan harta yang sangat berharga dan patut dipelihara. Gaya hidup sehat harus diterapkan untuk menjaga tubuh tetap sehat. Salah satu cara agar kesehatan

Lebih terperinci

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL 71 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Tanggal wawancara: Kode responden PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL Nama Responden :... Alamat :...... No. Telepon :... Lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada garis khatulistiwa. Hal ini mempengaruhi segi iklim, dimana Indonesia hanya memiliki 2 musim

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Kode : KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DITINJAU DARI KARAKTERISTIK KELUARGA DI KECAMATAN DOLOK MASIHUL KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2011 Tanggal Wawancara : A. Identitas

Lebih terperinci

Terlebih lagi jika orangtua tidak memberikan informasi mengenai makanan sehat dan bergizi b. kebiasaan jajan, dimana anak seusia ini gemar jajan.

Terlebih lagi jika orangtua tidak memberikan informasi mengenai makanan sehat dan bergizi b. kebiasaan jajan, dimana anak seusia ini gemar jajan. TINJAUAN PUSTAKA Anak Usia Sekolah Hurlock (1980) mengelompokkan anak usia sekolah berdasarkan perkembangan psikologis yang disebut sebagai Late Childhood. Usia sekolah dimulai pada usia 6 tahun dan berakhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak SD (sekolah dasar) yaitu anak yang berada pada usia 6-12 tahun, memiliki fisik yang lebih kuat dibandingkan dengan balita, mempunyai sifat individual dalam banyak

Lebih terperinci

MANFAAT ZAT BESI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK

MANFAAT ZAT BESI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK MANFAAT ZAT BESI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK Dr Darwin Pangaribuan Dosen Universitas Lampung Bahan presentasi Seminar Perawat dan Guru Balai Keratun 6 Juni 2010 Disamping itu kekurangan gizi

Lebih terperinci

PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS

PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS Oleh: Fitri Rahmawati, MP JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNY email: fitri_rahmawati@uny.ac.id Diabetes Mellitus adalah penyakit

Lebih terperinci

7 Manfaat Daun Singkong

7 Manfaat Daun Singkong 7 Manfaat Daun Singkong Manfaat Daun Singkong Penduduk asli negara Indonesia tentunya sudah tidak asing lagi dengan pohon singkong. Pohon singkong merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak ditanam

Lebih terperinci

DIET PASIEN HEMODIALISA (CUCI DARAH)

DIET PASIEN HEMODIALISA (CUCI DARAH) DIET PASIEN HEMODIALISA (CUCI DARAH) PENDAHULUAN Diit pada Hemodialisis adalah diit yang diberikan pada penderita gagal ginjal kronik yang mendapat terpai pengganti HD. HD sebagai pengganti sebagian kerja

Lebih terperinci

SUSTAINABLE DIET FOR FUTURE

SUSTAINABLE DIET FOR FUTURE BIODATA 1. Nama : Iwan Halwani, SKM, M.Si 2. Pendidikan : Akademi Gizi Jakarta, FKM-UI, Fakultas Pasca sarjana UI 3. Pekerjaan : ASN Pada Direktorat Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan RI SUSTAINABLE

Lebih terperinci

POLA MAKAN SEHAT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA

POLA MAKAN SEHAT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA BAB II POLA MAKAN SEHAT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA 2.1 Pola Makan Sehat Sesuai Gizi Seimbang Gizi berasal dari bahasa Arab Al-Gizal yang artinya makanan dan manfaatnya untuk

Lebih terperinci

Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak

Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak Apa itu Nutrisi???? Defenisi Nutrien adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang. Setiap anak mempunyai kebutuhan Setiap anak mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan setiap pagi hari atau suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT 65 LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT FILE : AllData Sheet 1 CoverInd

Lebih terperinci

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

Program Studi : Ilmu Gizi / Ilmu Kesehatan Masyarakat (Lingkari salah satu) Umur Sampel : tahun

Program Studi : Ilmu Gizi / Ilmu Kesehatan Masyarakat (Lingkari salah satu) Umur Sampel : tahun 70 KUESIONER PENGUMPULAN DATA PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN ASUPAN SARAPAN ANTARA MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU GIZI DENGAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT DI UNIVERSITAS ESA UNGGUL KUESIONER DATA

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN KONSUMSI SERAT DAN FAST FOOD SERTA AKTIVITAS FISIK ORANG DEWASA YANG BERSTATUS GIZI OBES DAN NORMAL

KUESIONER PENELITIAN KONSUMSI SERAT DAN FAST FOOD SERTA AKTIVITAS FISIK ORANG DEWASA YANG BERSTATUS GIZI OBES DAN NORMAL 59 60 Kode : KUESIONER PENELITIAN KONSUMSI SERAT DAN FAST FOOD SERTA AKTIVITAS FISIK ORANG DEWASA YANG BERSTATUS GIZI OBES DAN NORMAL Nama Jenis Kelamin Alamat Rumah Nomor Telepon/ HP Enumerator Tanggal

Lebih terperinci

PANGAN LOKAL SEBAGAI SUMBER KARBOHIDRAT

PANGAN LOKAL SEBAGAI SUMBER KARBOHIDRAT PANGAN LOKAL SEBAGAI SUMBER KARBOHIDRAT Oleh : ENDANG SUPRIYATI, SE KETUA KWT MURAKABI ALAMAT: Dusun Kenteng, Desa Puntukrejo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. APA YANG ADA dibenak dan PIKIRAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 LAMPIRAN 60 61 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode: KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN GIZI, KONSUMSI PANGAN, DAN TINGKAT KECUKUPAN GIZI TERHADAP KEBUGARAN ATLET BOLA BASKET DI SMP/SMA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Serat Di Indonesia sayur cukup mudah diperoleh, petani pada umumnya menanam guna mencukupi kebutuhan keluarga. Pemerintah juga berusaha meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan

Lebih terperinci

POLA KONSUMSI PANGAN

POLA KONSUMSI PANGAN POLA KONSUMSI PANGAN = Pola Pangan = Food Pattern = Kebiasaan Makan = Food Habit Cara seseorang atau sekelompok orang untuk memilih makanan yg dikonsumsinya yg dipengaruhi oleh fisiologis, psikologis,

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PERILAKU LANSIA DALAM MENGONSUMSI MAKANAN SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATU HORPAK KECAMATAN TANTOM ANGKOLA KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2010 I. Karakteristik Responden

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 22 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Kimia Berdasarkan hasil penelitian hubungan antara kadar Zn, Se, dan Co pada rambut siswa SD dengan pendapatan orang tua yang dilakukan pada SDN I Way Halim Lampung

Lebih terperinci

19/02/2016. Siti Sulastri, SST

19/02/2016. Siti Sulastri, SST Siti Sulastri, SST Usia 0 12 bulan Fase atau tahap awal untuk menentukan kondisi serta perkembangan bayi untuk tahun yang akan datang/ tahun perkembangan bayi berikutnya Tumbuh dengan sangat cepat Mulai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pangan Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama, karena itu pemenuhannya menjadi bagian dari hak asasi setiap individu. Di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai beranekaragam biji-bijian kacang polong yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan tempe seperti kacang merah, kacang hijau, kacang tanah, biji kecipir,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar paling utama bagi manusia adalah kebutuhan pangan. Pangan diartikan sebagai segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun

Lebih terperinci

POLA MAKAN Sumber: Kiat Sehat diusia Emas - vegeta.co.id

POLA MAKAN Sumber: Kiat Sehat diusia Emas - vegeta.co.id POLA MAKAN Sumber: Kiat Sehat diusia Emas - vegeta.co.id Manfaat utama : Sumber energi untuk seluruh aktivitas dan metabolisme tubuh. (Lihat Tabel I : Sumber Makanan) Akibat bagi kesehatan Kelebihan :

Lebih terperinci

PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si

PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si Siapa Bayi dan Balita Usia 0 12 bulan Belum dapat mengurus dirinya sendiri Masa pertumbuhan cepat Rentan terhadap penyakit dan cuaca Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laut ini, salah satunya ialah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan.

BAB I PENDAHULUAN. laut ini, salah satunya ialah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perairan laut di Indonesia mengandung sumberdaya kelautan dan perikanan yang siap diolah dan dimanfaatkan semaksimal mungkin, sehingga sejumlah besar rakyat Indonesia

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata pelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata pelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata pelajaran Kelas Semester Alokasi waktu : SD ALAM PACITAN : IPA : V (Lima) : 1 (Satu) : 4 JP (2 x TM) I. STANDAR KOMPETENSI 1. Mengidentifikasi fungsi

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN STUDI TENTANG PENGETAHUAN GIZI, KEBIASAAN MAKAN, AKTIVITAS FISIK,STATUS GIZI DAN BODYIMAGE REMAJA PUTRI YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. jaringan tubuh dan mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. jaringan tubuh dan mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Gizi 1.1. Definisi gizi Kata gizi berasal dari bahasa Arab ghidza yang berarti makanan (Soekirman, 2000). Menurut Almatsier (2001), kata gizi dihubungkan dengan kesehatan

Lebih terperinci

NAMA : UMUR : KELAS : No. Telpon : Alamat lengkap : Untuk pertanyaan di bawah ini, beri tanda X untuk jawaban yang kamu pilih

NAMA : UMUR : KELAS : No. Telpon : Alamat lengkap : Untuk pertanyaan di bawah ini, beri tanda X untuk jawaban yang kamu pilih Lampiran Kuesioner NAMA : UMUR : KELAS : No. Telpon : Alamat lengkap : Untuk pertanyaan di bawah ini, beri tanda X untuk jawaban yang kamu pilih PENGETAHUAN MENGENAI ANEMIA 1. Menurut kamu apakah itu anemia?

Lebih terperinci