PEMERINTAH KOTA BANDUNG RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMERINTAH KOTA BANDUNG RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK"

Transkripsi

1 PEMERINTAH KOTA BANDUNG RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK

2 RINGKASAN EKSEKUTIF RSKIA Kota Bandung merupakan lembaga teknis daerah yang mempunyai tugas, pokok dan fungsi serta kewenangan dalam bidang pelayanan kesehatan ibu dan anak di Kota Bandung. Sebagai SKPD yang berada di bawah pemerintahan daerah wajib menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) yang merupakan wujud pertanggungjawaban akuntabilitas kinerja dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah. SKPD harus mempertanggung jawabkan tingkat keberhasilan pelaksanaan visi dan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan secara periodik. RSKIA Kota Bandung menyusun Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Renstra RSKIA Kota Bandung Tahun hasil reviu yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, indikator kinerja sasaran, strategi, arah kebijakan dan program/kegiatan serta penganggarannya. RSKIA Kota Bandung juga telah menyusun perjanjian kinerja yang berisikan janji dari kepala SKPD kepada Walikota Bandung sebagai Kepala Daerah mengenai capaian kinerja yang akan dicapai dalam satu periode beserta penganggarannya, pada tahun 2014 RSKIA Kota Bandung telah menetapkan 4 (empat) sasaran dan 12 (duabelas) indikator kinerja. Dengan terbitnya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka dilakukan penyelarasan yang menetapkan 2 (dua) sasaran strategis dan 13 (tigabelas) indikator kinerja sasaran. i

3 Setelah menetapkan IKU dan perjanjian kinerja, maka hal selanjutnya yaitu menilai capaian kinerja beserta analisis dari capaian tersebut. Penilaian capaian kinerja harus transparan dan akuntabel untuk mewujudkan instansi pemerintah yang berdayaguna dan berhasilguna. Pada tahun 2014 capaian indikator kinerja hasil penyelarasan adalah dari 13 indikator yang diukur, sebanyak 8 indikator (61.54%) mencapai atau melebihi target, sebanyak 4 indikator (30.77%) mencapai sesuai target dan 1 indikator (7.69) kurang mencapai target. Berikut diagram pencapaian Perjanjian Kinerja RSKIA Kota Bandung Tahun 2014 : Pencapaian Keberhasilan Indikator Sasaran RSKIA Kota Bandung 008% 031% 062% Tercapai Melebihi Target Tercapai Sesuai Target Tercapai Kurang/Tidak Mencapai Target ii

4 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji serta syukur ke hadirat Alloh Subhanahu Wa Ta ala, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) RSKIA Kota Bandung Tahun 2014 dapat tersusun sebagai mana mestinya. Secara subtantive LKIP merupakan laporan kinerja yang transparan dan akuntabel terhadap pelaksanaan visi, misi, sasaran, program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam Renstra RSKIA Kota Bandung Tahun , sehingga diharapkan dapat mencerminkan pemerintah yang Clean Governance untuk mencapai Good Governance. Namun demikian kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan LKIP RSKIA Kota Bandung tahun 2014 ini dan sangat membutuhkan saran serta dukungan yang nyata dari seluruh stakeholders yang ada di lingkungan RSKIA Kota Bandung untuk menuju ke arah yang lebih baik dalam upaya peningkatan kinerja rumah sakit yang dapat dipertanggung jawabkan. Demikian LKIP RSKIA Kota Bandung Tahun 2014 ini di susun sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan, penataan dan peningkatan kinerja pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berkualitas. Bandung, Agustus 2015 iii

5 DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK DAFTAR DIAGRAM DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum 1.2 Tugas Pokok dan Fungsi 1.3 Landasan Hukum 1.4 Issue Strategis 1.5 Sistematika BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1 Perencanaan Strategis Sebelum dan Setelah Reviu BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama 3.2 Pengukuran, Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja 3.3 Perbandingan Pencapaian Indikator Pelayanan Dengan Rumah Sakit Sejenis Lainya 3.4 Akuntabilitas Keuangan 3.5 Prestasi / Penghargaan BAB VII PENUTUP 4.1 Kesimpulan 4.2 Saran LAMPIRAN-LAMPIRAN i iii iv v vii viii ix x iv

6 DAFTAR TABEL Tabel Keterangan Hal Tabel 2.1 Target SPM RSKIA Kota Bandung 14 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Indikator Kinerja Utama (IKU) RSKIA Kota Bandung Sebelum dan Setelah Reviu Perjanjian Kinerja RSKIA Kota Bandung Setelah Reviu Tahun 2014 Anggaran Program dan Kegiatan Dalam Perjanjian Kinerja Per Sasaran Tahun 2014 Capaian lndikator Kinerja Utama RSKIA Kota Bandung Tahun 2014 Analisis Pencapaian Sasaran 1 Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berhasil guna dan berdaya guna menuju rumah sakit terstandarisasi kelas dunia Tabel 3.3 Pencapaian IKM RSKIA Kota Bandung 27 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Kepuasan Pelanggan Berdasarkan Kriteria Versi Parasuraman Hasil Survey IKM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014 Kejadian Kematian Ibu Bersalin Karena Perdarahan Kejadian Kematian Ibu Bersalin Karena Pre Eklamsi Tabel 3.8 Kejadian Kematian Ibu Bersalin Karena Sepsis 41 Tabel 3.9 Tabel 3.10 Cakupan pertolongan persalinan melalui seksio cesaria yang direncanakan Cakupan kemampuan menangani BBLR 1000 gram-2500 gram Tabel 3.11 Kematian pasien > 48 jam di Rawat Inap 49 Tabel 3.12 Perbandingan Kematian pasien > 48 jam di Rawat Inap/1000 Penderita Keluar (NDR) di RS sejenis Milik Pemerintah di Indonesia 50 Tabel 3.13 Cakupan Pelayanan Pasien Keluarga Miskin 53 v

7 Tabel 3.14 Cakupan pelayanan pasien peserta JKN 56 Tabel 3.15 Tabel 3.16 Tabel 3.17 Tabel 3.18 Tabel 3.19 Nilai Standar Kepatuhan Pelayanan Publik Versi Ombudsman RI di RSKIA Kota Bandung Pencapaian Nilai Kepatuhan Berdasarkan Komponen Indikator Versi Ombudsman di RSKIA Kota Bandung Persentase keluhan pelayanan terhadap rumah sakit yang ditindaklanjuti Pencapaian Indikator Sasaran 1 dibandingkan Target Akhir Renstra RSKIA Kota Bandung Analisis Pencapaian Sasaran 2 Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Rumah Sakit Tabel 3.20 Nilai LAKIP RSKIA Kota Bandung 69 Tabel 3.21 Tabel 3.22 Tabel 3.23 Persentase Temuan BPK/Inspektorat Yang ditindaklanjuti Pencapaian Indikator Sasaran 2 Dibandingkan Target Akhir Renstra RSKIA Kota Bandung Perbandingan Pencapaian Indikator Pelayanan Dengan Rumah Sakit Sejenis Lainnya Tabel 3.24 Pagu dan Realisasi Anggaran RSKIA Kota Bandung Tahun Tabel 3.25 Tabel 3.26 Tabel 3.27 Pagu dan Realisasi Program dan Kegiatan RSKIA Kota Bandung selaku SKPD Tahun 2014 Pagu dan Realisasi Program dan Kegiatan RSKIA Kota Bandung selaku BLUD Tahun 2014 Pagu dan Realisasi Anggaran RSKIA Kota Bandung Berdasarkan Sasaran Tahun vi

8 DAFTAR GRAFIK Grafik Keterangan Hal Grafik 3.1 Cakupan keberhasilan dalam menurunkan Grafik 3.2 Grafik 3.3 Kejadian kematian ibu bersalin karena perdarahan 0.1% (dalam persen ) Perbandingan Jumlah Kasus Perdarahan Pada Tahun 2013 dan Tahun 2014 Cakupan Keberhasilan dalam Menurunkan Kejadian Kematian Ibu Bersalin Karena Pre Eklamsi 0.3% (dalam persen) Grafik 3.4 Perbandingan Jumlah Kasus Pre Eklamsi Grafik 3.5 dengan Jumlah Kematian Karena Pre Eklamsi di RSKIA Kota Bandung Perbandingan Jumlah Kasus Infeksi di RSKIA Kota Bandung Grafik 3.6 Cakupan Keberhasilan dalam Pertolongan Grafik 3.7 Grafik 3.8 Grafik 3.9 Persalinan Sectio Yang di Rencanakan 10% (dalam persen Perbandingan Jumlah Persalinan dan Sectio Cecaria RSKIA Kota Bandung Cakupan Keberhasilan dalam Menangani BBLR 1000 gr gr (dalam persen) Perbandingan Jumlah Total BBLR dengan BBLR Yang Tidak Tertangani di RSKIA Kota Bandung Grafik 3.10 Cakupan Keberhasilan dalam Menurunkan Kejadian Kematian Pasien > 48 Jam 2.5% (dalam persen) Grafik 3.11 Perbandingan Rata-rata NDR RSKIA Kota Bandung dengan Rumah Sakit Sejenis Lainnya Grafik 3.12 Perbandingan Jumlah Pelayanan Masyarakat Miskin yang Dilayani di RSKIA Kota Bandung Grafik 3.13 Perbandingan Jumlah Pelayanan JKN dan Umum di Rawat Inap RSKIA Kota Bandung Grafik 3.14 Pencapaian Nilai Kepatuhan Pelayanan Publik di 3 Rumah Sakit Pemerintah Kota Bandung Grafik 3.15 Pencapaian Nilai LAKIP di 3 Rumah Sakit Pemerintah Kota Bandung vii

9 DAFTAR DIAGRAM Diagram Keterangan Hal Diagram 3.1 Pencapaian Indikator Kinerja Utama RSKIA Kota Bandung Tahun Diagram 3.2 Pencapaian Sasaran 1 RSKIA Kota Bandung 27 Diagram 3.3 Jumlah Keluhan Pelanggan RSKIA Kota Bandung Tahun viii

10 DAFTAR GAMBAR Gambar Keterangan Hal Gambar 1.1 Salah Satu Tugas Pokok dan Fungsi RSKIA dibidang. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan ibu dan anak 3 Gambar 1.2 Struktur Organisasi RSKIA Kota Bandung 4 Gambar 1.3 Kondisi bayi baru lahir di ruang Perinatologi RSKIA Kota Bandung Kegiatan di Laboraturium RSKIA 30 Gambar 3.2 Perawatan Ibu Pasca Melahirkan 36 Gambar 3.3 Perawatan Ibu Pasca Melahirkan di Ruang ICU 38 Gambar 3.4 Konseling dan pemeriksaan ibu hamil 42 Gambar 3.5 Kegiatan Operasi seksio cesaria 43 Gambar 3.6 Perawatan BBLR 47 Gambar 3.7 Pelayanan pasien keluarga miskin 53 Gambar 3.8 Gambar 3.9 Loket khusus pelayanan informasi seputar JKN Layar Anjungan Informasi RSKIA Kota Bandung Gambar 3.10 Loket Pelayanan Informasi dan Pengaduan 64 ix

11 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Keterangan Hal Lampiran 1.1 Rencana Kinerja Tahunan RSKIA Kota 81 Bandung Sebelum Reviu Tahun 2014 Lampiran 1.2 Rencana Kinerja Tahunan RSKIA Kota Bandung Setelah Reviu Tahun Lampiran 1.3 Lampiran 1.4 Program dan anggaran RSKIA Kota Bandung Tahun Formulasi Indikator Kinerja Utama RSKIA Kota Bandung Sebelum Reviu Tahun Lampiran 1.5 Formulasi Indikator Kinerja Utama RSKIA Kota Bandung Setelah Reviu Tahun x

12 1.1 Gambaran Umum Terwujudnya suatu tata pemerintahan yang baik dan akuntabel merupakan harapan semua pihak. Berkenaan harapan tersebut diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Sejalan dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, maka di terbitkan Inpres Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan diperbaharui dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam Bab 3 pasal 3 (tiga) undangundang tersebut menyatakan bahwa azas-azas umum penyelenggaraan negara meliputi kepastian hukum, azas tertib 1

13 penyelenggaraan negara, azas kepentingan umum, azas keterbukaan, azas proporsionalitas dan profesionalitas serta akuntabilitas. Azas akuntabilitas adalah kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara yang harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah dalam mempertanggung jawabkan tingkat keberhasilan pelaksanaan visi dan misi organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggung jawaban secara periodik. RSKIA Kota Bandung selaku SKPD berbentuk lembaga teknis daerah, dituntut selalu melakukan pembenahan kinerja untuk meningkatkan peran serta dan fungsi sebagai sub-sistem dari sistem Pemerintah Daerah dalam memenuhi aspirasi masyarakat. Dalam perencanaan pembangunan kesehatan daerah Kota Bandung, capaian tujuan dan sasaran pembangunan yang dilakukan tidak hanya mempertimbangkan visi dan misi daerah, melainkan harus diselaraskan dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai pada lingkup Pemerintah Provinsi, Nasional dan Global. Sehubungan dengan hal tersebut RSKIA Kota Bandung diwajibkan untuk menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP). Penyusunan LKIP RSKIA Kota Bandung Tahun 2014 dimaksudkan sebagai perwujudan akuntabilitas penyelenggaraan kegiatan yang dicerminkan dari pencapaian visi, misi, indikator kinerja utama, sasaran dan target yang telah ditetapkan. 2

14 1.2 Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor : 14 Tahun 2009 Tentang Pembentukan Dan Susunan Organisasi Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung, disebutkan bahwa RSKIA Kota Bandung mempunyai tugas dan kewajiban membantu Walikota dalam melaksanakan upaya kesehatan di bidang kesehatan ibu dan anak, upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan. Dalam menyelenggarakan tugas dan kewajiban tersebut RSKIA Kota Bandung mempunyai fungsi : 1. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan ibu dan anak 2. Pelaksanaan tugas teknis operasional bidang pelayanan kesehatan ibu dan anak yang meliputi pelayanan dan penunjang medik, keperawatan serta sarana dan prasarana 3. Pelaksanaan teknis administrasi rumah sakit 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya Gambar 1.1 Salah Satu Tugas Pokok dan Fungsi RSKIA dibidang. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan ibu dan anak 3

15 Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban RSKIA Kota Bandung dipimpin oleh seorang Direktur, yang dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan para Kepala Seksi yang masing-masing mengkoordinasikan instalasi sesuai tupoksinya. Adapun struktur organisasi RSKIA Kota Bandung adalah sebagai berikut : Gambar 1.2 Struktur Organisasi RSKIA Kota Bandung 1.3 Landasan Hukum LKIP RSKIA Kota Bandung ini disusun berdasarkan beberapa landasan hukum sebagai berikut : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih, Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. 2. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2006 tentang Kesehatan. 4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 4

16 5. Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. 6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 7. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. 8. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 14 Tahun 2009 tentang Pembentukan Dan Susunan Organisasi Rumah Sakit Khusus Ibu Dan Anak Kota Bandung. 9. Peraturan Walikota Bandung Nomor 493 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Bandung Tahun Keputusan Direktur RSKIA Kota Bandung Nomor: 050/374- RSKIA Tahun 2014 tentang Rencana Strategis RSKIA Kota Bandung Tahun Issue Strategis RSKIA Kota Bandung dapat mengidentifikasi issue-issue strategis yang harus dihadapi dalam pelaksanaan pengembangan RSKIA Kota Bandung dalam lima tahun kedepan yang bernuansakan terwujudnya Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak yang memberikan 5

17 pelayanan kesehatan yang bermutu, profesional dan terjangkau. Adapun issue-issue tersebut adalah meliputi : 1. Pembangunan Rumah Sakit Berstandar Internasional Dalam RPJMD Kota Bandung Tahun rumah sakit kelas dunia merupakan salah satu janji kampanye dan dijadikan arah kebijakan dari Walikota Bandung terpilih, yang tercantum dalam Misi ke-3 untuk peningkatan taraf kesehatan yang berkelanjutan. Pada saat ini bagaimana upaya Kota Bandung dapat mewujudkan RS kelas dunia yang berstandar internasional, sehingga pelayanan kesehatan bagi masyarakat baik secara kualitas dan kuantitas dapat terjamin. 2. Sumber Daya Manusia Pemenuhan dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia agar dapat memenuhi kualitas dan kuantitas serta memiliki kompetensi yang direfleksikan melalui sikap, perilaku, pola pikir serta tindakan yang didasari intelektualitas dan spiritualitas sehingga terbentuk integritas yang didukung oleh pola disiplin yang baik dan amanah sehingga memenuhi persyaratan rumah sakit kelas dunia. Pola rekruitmen sumber daya manusia sehingga memenuhi kualitas dan kuantitas serta kualifikasi dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang paripurna untuk masyarakat luas. 3. Implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Berdasarkan Undang-Undang Nomor : 40 Tahun 2014 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional Kesehatan (SJSN) 6

18 yang penyelenggaraannya menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yag bersifat wajib (mandatory), dengan tujuan memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar premi atau premi yang dibayarkan pemerintah. RSKIA Kota Bandung telah memberikan pelayanan kesehatan telah melakukan implementasi SJSN sejak tertanggal 1 Januari Sistematika Sistematika Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Penyelarasan RSKIA Kota Bandung Tahun 2014 adalah : 1. Pendahuluan Dalam bab ini membahas gambaran umum, tugas dan fungsi RSKIA Kota Bandung, issue strategis, landasan hukum dan sistematika penyusunan. 2. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Pada bab ini membahas Indikator Kinerja Utama (IKU), Renstra RSKIA Kota Bandung yang meliputi visi, misi, tujuan, sasaran strategis, strategi arah kebijakan rencana kinerja tahunan dan perjanjian kinerja sebelum reviu dan setelah reviu yang merupakan penyelerasan di lingkungan RSKIA Kota Bandung Tahun Akuntabilitas Kinerja Pada bab ini membahas capaian kinerja yang terdiri dari capaian Indikator Kinerja Utama (IKU), pengukuran, 7

19 evaluasi, analisis capaian kinerja, akuntabilitas keuangan dan prestasi atau penghargaan RSKIA Kota Bandung Tahun Penutup Pada bab ini menyajikan kesimpulan dan saran. Gambar 1.3 Kondisi bayi baru lahir di ruang Perinatologi RSKIA Kota Bandung 8

20 2.1 Perencanaan Strategis Sebelum Reviu dan Setelah Reviu Rencana Strategis RSKIA Kota Bandung adalah merupakan dokumen yang disusun melalui proses sistematis dan berkelanjutan serta merupakan penjabaran dari pada Visi dan Misi Kepala Daerah terpilih dan terintegrasi. Rencana Strategis RSKIA Kota Bandung ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur RSKIA Kota Bandung Nomor : 050/374-RSKIA Tahun 2014 tentang Rencana Strategis RSKIA Kota Bandung Tahun , yang kemudian mengalami perubahan sebagaimana hasil reviu dengan pihak Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Visi dan Misi RSKIA Kota Bandung Rencana Strategis RSKIA Kota Bandung merupakan dokumen yang disusun melalui proses sistematis dan berkelanjutan serta merupakan penjabaran dari pada Visi dan Misi Kepala Daerah yang terpilih dan terintegrasi dengan potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh Daerah yang bersangkutan, dalam hal ini RSKIA Kota Bandung. 9

21 Penyusunan Renstra RSKIA Kota Bandung telah melalui tahapan-tahapan yang sistematis dengan proses penyusunan RPJMD Kota Bandung Tahun dengan melibatkan stakeholders pada saat dilaksanakannya Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD, Forum SKPD, sehingga Rencana Strategis RSKIA Kota Bandung merupakan hasil kesepakatan bersama RSKIA Kota Bandung dan stakeholders Visi RSKIA Kota Bandung Visi adalah gambaran kondisi ideal yang diinginkan pada masa mendatang oleh pimpinan dan seluruh staff RSKIA Kota Bandung, visi juga berarti suatu pernyataan tentang gambaran keadaan dan karakteristik yang ingin dicapai pada suatu lembaga dimasa yang akan datang, pernyataan visi tersebut harus selalu berlaku pada setiap kemungkinan perubahan yang mungkin terjadi sehingga suatu visi harus bersifat fleksible. Adapun visi RSKIA Bandung Tahun sebelum dan sesudah reviu adalah sebagai berikut : VISI SEBELUM REVIU Pemimpin dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak di Indonesia menuju rumah sakit kelas dunia VISI SETELAH REVIU Menjadi rumah sakit rujukan ibu dan anak yang unggul, mudah dan nyaman 10

22 Misi RSKIA Kota Bandung Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan visi. Dalam upaya tersebut maka RSKIA Kota Bandung menetapkan misi tahun sebelum dan sesudah reviu sebagai berikut : MISI SEBELUM REVIU Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang lengkap, terpadu, unggul dan bermutu kelas dunia bagi ibu dan anak melalui kolaborasi dengan berbagai pihak Mengembangkan sumber daya manusia yang profesional, berakhlak mulia dan berdaya saing tinggi MISI SETELAH REVIU Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang lengkap, terpadu, unggul dan bermutu kelas dunia Membangun kolaborasi dan jejaring dengan berbagai pihak Mengembangkan sumber daya manusia yang profesional, berakhlak mulia dan berdaya saing tinggi Tujuan dan Sasaran Strategis Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahunan. Tujuan 11

23 ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisa strategis. Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi Pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Sebagaimana Visi dan Misi yang telah ditetapkan, untuk keberhasilan tersebut perlu ditetapkan tujuan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung sebagai berikut: Tabel 2.3 Tujuan RSKIA Kota Bandung Sebelum dan Setelah Reviu TUJUAN SEBELUM REVIU Terselenggaranya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak Meningkatkan promosi kesehatan rumah sakit yang komprehensif Terwujudnya kepuasan pelanggan dan para pemangku kepentingan TUJUAN SETELAH REVIU Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang prima dan paripurna dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak 12

24 Adapun sasaran RSKIA Kota Bandung adalah sebagai berikut : Tabel 2.4 Sasaran RSKIA Kota Bandung Sebelum dan Setelah Reviu SASARAN SEBELUM REVIU SASARAN SETELAH REVIU Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang terstandarisasi kelas dunia Meningkatkan promosi kesehatan rumah sakit yang komprehensip Meningkatkan kemitraan dalam bidang pelayanan dan pendidikan Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berhasil guna dan berdaya guna menuju rumah sakit terstandarisasi kelas dunia Meningkatnya akuntabilitas kinerja rumah sakit Meningkatkan Kompetensi SDM melalui pendidikan dan Pelatihan Indikator Kinerja Utama RSKIA Kota Bandung Indikator Kinerja Utama (IKU) merupakan ukuran keberhasilan yang menggambarkan kinerja utama instansi pemerintah sesuai dengan tugas fungsi serta mandat (core business) yang diemban. IKU RSKIA Kota Bandung telah ditetapkan melalui Keputusan Direktur RSKIA Kota Bandung Nomor : 050/138-RSKIA tentang lndikator Kinerja Utama Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung. 13

25 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia telah menetapkan Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal di Rumah Sakit yang terdiri dari 161 indikator. Dari 161 indikator tersebut dipilih 7 indikator yang paling penting untuk ditetapkan sebagai bagian dari IKU RSKIA Kota Bandung. Indikator tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Target SPM RSKIA Kota Bandung No Nama Indikator 1 Kejadian Kematian Ibu Karena Perdarahan (Definisi Perdarahanadalah perdarahan yang terjadi pada saat kehamilan semua skala persalinan dan nifas) Target SPM Kemenkes Target RSKIA Bandung Juara 1% 0.1% 2 Kejadian Kematian Ibu Karena Preeklampsi (Definisi Kematian karena Preeklampsi adalah kematian yang disebabkan preeklampsi dan eklampsi yang terjadi pada saat kehamilan semua skala persalinan dan nifas) 3 Kejadian Kematian Ibu Karena Sepsis (Definisi kematian karena sepsis adalah kematian yang ditandai dengan adanya gejala dan tanda sepsis yang terjadi akibat penanganan aborsi, persalinan dan nifas yang tidak ditangani dengan tepat oleh pasien dan penolong 4 Cakupan pertolongan persalinan melalui Sectio Cesarea yang direncanakan 30 % 0.3 % 0.2 % 0.2 % 20 % 10 % 5 Cakupan Kemampuan Menangani BBLR 1500 gr gr 1000 gr gr 6 Kematian Pasien > 48 jam di Rawat Inap 7 Cakupan Pelayanan Pasien Keluarga Miskin 2.5/ / % 100% 14

26 Berikut adalah tabel lndikator Kinerja Utama RSKIA Kota Bandung tahun 2014 sebelum dan sesudah reviu sebagai berikut : Tabel 2.2 Indikator Kinerja Utama (IKU) RSKIA Kota Bandung Sebelum dan Setelah Reviu IKU (sebelum reviu) 1. Pencapaian akreditasi rumah sakit 2. Pencapaian SPM rumah sakit 3. Rata-rata indeks kepuasan masyarakat 4. Nilai evaluasi Lakip 5. Pencapaian Sertifikasi ISO (Rawat jalan, IGD, Rawat inap, Farmasi, Penunjang diagnostik, Keuangan) 6. Pencapaian Sistem Informasi RS 7. Kewajaran Laporan Keuangan SKPD dalam mendukung opini BPK 8. Tindak lanjut hasil temuan pemeriksaan 9. Jumlah pelayanan klinik promkes rumah sakit 10. Terjalinnya kemitraan dengan Puskesmas dan BPM 11. Terjalinnya kemitraan dengan institusi pendidikan 12. Cakupan pegawai yang mendapat pendidikan dan pelatihan IKU (setelah reviu) 1. Indeks kepuasan masyarakat 2. Kejadian kematian ibu karena perdarahan 0.1% 3. Kejadian kematian ibu karena preeklamsi 0.3% 4. Kejadian kematian ibu karena sepsis 0.2% 5. Cakupan pertolongan persalinan melalui sectio cesaria yang direncanakan 10% 6. Cakupan kemampuan menangani BBLR 1000 gram 2500 gram 7. Kematian pasien > 48 jam di rawat Inap 2.5/ Cakupan Pelayanan Pasien keluarga miskin 9. Cakupan Pelayanan Pasien Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 15

27 2.1.4 Strategi RSKIA Kota Bandung Untuk mewujudkan sasaran yang hendak dicapai harus dipilih strategi yang tepat, agar sasaran tersebut dapat tercapai. Strategi RSKIA Kota Bandung mencakup penentuan kebijakan, program dan kegiatan. Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait dan ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk bagi setiap kegiatan agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran yang telah ditentukan. Strategi jangka menengah RSKIA Kota Bandung merupakan perumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana rumah sakit dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dengan efektif dan efisien. Strategi RSKIA Kota Bandung adalah sebagai berikut : 1. Pemenuhan akreditasi rumah sakit dengan versi terbaru secara berkesinambungan 2. Penambahan pelayanan yang bersertifikat ISO 3. Pengembangan SIMRS 4. Peningkatan sarana prasarana untuk mencapai SPM RS 5. Pengembangan program preventif dan promotif kesehatan rumah sakit 6. Mengembangkan kemitraan dengan berbagai pihak 7. Pengembangan kompetensi SDM, baik internal maupun eksternal 16

28 2.1.5 Kebijakan RSKIA Kota Bandung Kebijakan merupakan arahan dalam melakukan tindakan untuk melaksanakan strategi yang dipilih agat lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran, adapun kebijakan tersebut adalah : 1. Melaksanakan kegiatan akreditasi rumah sakit versi Melaksanakan kegiatan sertifikasi ISO 3. Mengembangkan Sistem Informasi dan Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) 4. Relokasi rumah sakit dengan pemindahan lahan ke lokasi yang lebih memadai dan pemenuhan SPM rumah sakit 5. Melaksanakan promosi kesehatan rumah sakit 6. Melaksanakan kemitraan dengan berbagai pihak, baik bidang pelayanan dan bidang pendidikan kesehatan 7. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan pegawai Kegiatan merupakan aspek operasional/kegiatan nyata dari suatu rencana kinerja yang berturut-turut diarahkan untuk mencapai sasaran. Adapun penjelasan lebih rinci kebijakan dan program untuk pencapaian sasaran adalah sebagai berikut: 1. Strategi meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berhasil guna dan berdaya guna menuju rumah sakit terstandarisasi kelas dunia, dilaksanakan dengan 10 program. Kebijakan : a) Relokasi rumah sakit dengan pemindahan lahan ke lokasi yang lebih memadai b) Melaksanakan kegiatan akreditasi rumah sakit dengan versi 2012 c) Melaksanakan kegiatan sertifikasi ISO 17

29 d) Melaksanakan kegiatan promosi rumah sakit e) Melaksanakan kemitraan dengan berbagai pihak, baik dalam bidang pelayanan dan bidang pendidikan kesehatan 2. Strategi meningkatnya akuntabilitas kinerja rumah sakit, dilaksanakan dengan 2 program. Kebijakan : a) Mengembangkan SIMRS yang terintegrasi Rencana Kinerja Tahunan RSKIA Kota Bandung Untuk merealisasikan tujuan dan sasaran yang telah RENCANA KINERJA TAHUN 2015 ditetapkan dikembangkan cara pencapaian tujuan dan sasaran secara optimal. Cara pencapaian tujuan dan sasaran dalam aktivitas Rencana Strategis RSKIA Kota Bandung masingmasing dikembangkan kedalam kebijakan dan program. Program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya pencapaian sasaran dan tujuan dituangkan kedalam perencanaan dan rencana kinerja tahunan untuk tahun 2014 (terlampir) Perjanjian Kinerja RSKIA Kota Bandung Perjanjian Kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan 18

30 program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Tahun 2014 : Berikut adalah tabel perjanjian kinerja RSKIA Kota Bandung Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja RSKIA Kota Bandung Setelah Reviu Tahun 2014 SASARAN STRATEGIS Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berhasil guna dan berdaya guna menuju rumah sakit terstandarisasi kelas dunia INDIKATOR KINERJA I II III IV Indeks Kepuasan Masyarakat Nilai Kejadian kematian ibu karena perdarahan 0.1% Kejadian kematian ibu karena Preeklamsi 0.3% Kejadian kematian ibu karena sepsis 0.2% Cakupan pertolongan persalinan melalui sectio Cesaria yang direncanakan 10% Cakupan kemampuan menangani BBLR 1000 gram gram Kematian pasien > 48 jam di rawat inap 2.5/1000 SATUAN TARGET TAHUN 2014 TARGET TRIWULAN % % % % % % Meningkatnya akuntabilitas kinerja rumah sakit Cakupan pelayanan pasien keluarga miskin Cakupan pelayanan pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Nilai standar Kepatuhan Pelayanan Publik versi Ombudsman RI Persentase keluhan pelayanan terhadap rumah sakit yang ditindaklanjuti Nilai evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Persentase temuan pemeriksaan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti % % Nilai % Nilai %

31 Berikut adalah tabel penganggaran berdasarkan sasaran pada Perjanjian Kinerja RSKIA Kota Bandung Tahun 2014 : Tabel 2.4 Anggaran Program dan Kegiatan Dalam Perjanjian Kinerja Per Sasaran Tahun 2014 NO SASARAN 1. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berhasil guna dan berdaya guna menuju rumah sakit terstandarisasi kelas dunia 2. Meningkatnya akuntabilitas kinerja rumah sakit JUMLAH PROGRAM 10 Program dan 14 Kegiatan ANGGARAN Rp ,00 20

32 Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara Akuntabilitas tersebut gambaran periodik. kinerja memberikan penilaian tingkat pecapaian target masing-masing indikator sasaran srategis yang ditetapkan dalam dokumen Renstra Tahun , IKU dan Perjanjian Kinerja Tahun Sesuai dengan ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang ditetapkan untuk mewujudkan misi dan visi pemerintah. 3.1 Capaian lndikator Kinerja Utama Dalam upaya untuk meningkatkan akuntabilitas, RSKIA Kota Bandung melakukan reviu terhadap lndikator Kinerja Utama 21

33 dengan memperhatikan capaian kinerja, permasalahan dan isu-isu strategis yang sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi. Hasil pengukuran atas indikator kinerja utama RSKIA Kota Bandung tahun 2014 adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 Capaian lndikator Kinerja Utama RSKIA Kota Bandung Tahun 2014 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET REALISASI % Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berhasil guna dan berdaya guna menuju rumah sakit terstandarisasi kelas dunia Indeks Kepuasan Masyarakat Nilai Kejadian kematian ibu bersalin karena perdarahan 0.1% Kejadian kematian ibu bersalin karena preeklamsi 0.3% Kejadian kematian ibu bersalin karena sepsis 0.2% Persentase Persentase Persentase Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria yang direncanakan 10% Kemampuan menangani BBLR 1000 gr gr Kematian pasien > 48 jam di rawat inap 2.5/1000 Cakupan pelayanan pasien keluarga miskin Cakupan pelayanan pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Persentase Persentase Persentase Persentase Persentase Dari tabel tersebut terlihat bahwa tingkat pencapaian IKU RSKIA Kota Bandung adalah sebagai berikut : 1. Indeks Kepuasan Masyarakat RSKIA Kota Bandung melaksanakan penilaian IKM secara mandiri dengan menggunakan beberapa metode, yaitu metode sampling rutin setiap bulan dan metode semesteran 22

34 berdasarkan Kepmenpan Nomor : 25 Tahun 2004 tentang Indeks Kepuasan Masyarakat. Secara umum hasil IKM pada tahun 2014 di RSKIA Kota Bandung ada dalam kategori B dengan rata-rata hasil 76.01% dari target 75% atau pencapaian %. 2. Kejadian kematian ibu karena perdarahan 0.1% RSKIA Kota Bandung merupakan salah satu rumah sakit rujukan tingkat 2, banyak kasus perdarahan yang datang sudah pada fase terminal sehingga tidak dapat diselamatkan. Kejadian kematian pada ibu karena perdarahan pada tahun 2014 sebanyak 1 (satu) orang dari kasus perdarahan yang terjadi, sehingga pencapaian untuk indikator ini adalah sebesar 146%. 3. Kejadian kematian ibu karena pre eklamsi 0.3% Selama tahun 2014 terdapat kasus pre eklamsi sebanyak 558 dan kejadian kematian karena diagnosa preeklamsi sebanyak 1 (satu) 0rang atau pencapaiannya adalah sebesar %. 4. Kejadian kematian ibu karena sepsis 0.2% Tidak terdapat kejadian kematian pada ibu karena sepsis pada tahun 2014 dari kasus yang ditangani sehingga pencapaiannya sebesar 100%. 5. Cakupan pertolongan persalinan melalui seksio cesaria yang direncanakan 10% Cakupan pertolongan persalinan melalui seksio cesaria yang direncanakan pada tahun 2014 adalah sebanyak 355 kasus dari jumlah total persalinan sebanyak Hasil dari 23

35 formulasi indikator ini adalah sebesar 7.68% atau kurang dari target yang telah ditetapkan sebesar 20%, sehingga pencapaiannya %. 6. Cakupan kemampuan menangani BBLR 1000 gram gram Selama tahun 2014 terdapat kelahiran dengan kasus Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 685 bayi, dari jumlah tersebut BBLR yang tidak berhasil ditangani sebanyak 29 bayi. Sehingga cakupan kemampuan menangani BBLR 1000 gram gram adalah sebesar 95.77% dari target 95% atau %. 7. Kematian pasien > 48 jam di rawat inap 2.5/1000 Pada tahun 2014 jumlah pasien rawat inap sebanyak pasien, dari jumlah tersebut pasien yang meninggal setelah dirawat selama > 48 jam sebanyak 34 orang. Hasil formulasi dari indikator ini adalah sebesar 2.95/1000 atau 84.65%, sehingga pencapaianya sebesar 89.11%. 8. Cakupan pelayanan pasien keluarga miskin Dalam mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat, khususnya pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin maka RSKIA Kota Bandung berkomitmen untuk melayani pasien dari keluarga miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Pada tahun 2014 semua pasien miskin yang datang ke RSKIA Kota Bandung mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhannya, sehingga pencapaian untuk indikator ini adalah 100%. 24

36 9. Cakupan pelayanan pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Tahun 2014 merupakan tahun pertama pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk seluruh masyarakat indonesia, dengan banyaknya sosialisasi yang dilaksanakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Pada tahun 2014 peserta JKN yang mendapatkan pelayanan rawat inap sebanyak orang dari jumlah total pasien pasien rawat inap, sehingga cakupan pelayanan peserta JKN yang dilayani adalah sebesar 57.32%. Dari 9 (sembilan) indikator yang dijadikan IKU, kinerja yang dicapai menunjukan bahwa 6 (enam) indikator atau 66.67% telah mencapai melebihi target, 2 (dua) indikator atau 22.22% mencapai sesuai target dan 1 (satu) indikator atau 11.11% tidak/kurang mencapai target. Secara keseluruhan, RSKIA Kota Bandung telah berhasil dalam pencapaian IKU pada tahun Diagram 3.1 Pencapaian Indikator Kinerja Utama RSKIA Kota Bandung Tahun ,22% 11,11% 66,67% Mencapai Melebihi Target Mencapai Sesuai Target Kurang/Tidak Mencapai Target Untuk 5 (lima) IKU yang mencapai melebihi target adalah sebagai berikut : 1. Indeks Kepuasan Masyarakat 2. Kejadian kematian ibu karena perdarahan 0.1% 3. Kejadian kematian ibu karena pre eklamsi 0.3% 25

37 4. Cakupan pertolongan persalinan melalui seksio cesaria yang direncanakan 10% 5. Cakupan pelayanan pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Sedangkan 2 (dua) IKU yang mencapai sesuai target adalah sebagai berikut : 1. Kejadian kematian ibu karena sepsis 0.2% 2. Cakupan pelayanan pasien keluarga miskin Dan yang terakhir adalah 1 (satu) IKU yang kurang/tidak mencapai target adalah Kematian pasien > 48 jam di rawat inap 2.5/ Pengukuran, Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Evaluasi bertujuan agar diketahui pencapaian realisasi, kemampuan dan kendala yang dijumpai dalam rangka pencapaian misi, agar dapat dinilai dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di masa yang akan datang. Selain itu, dalam evaluasi kinerja dilakukan pula analisis efisiensi dengan cara membandingkan antara output dengan input baik untuk rencana maupun realisasi. Analisis ini menggambarkan tingkat efisiensi yang dilakukan oleh instansi dengan memberikan data nilai output perunit yang dihasilkan oleh suatu input tertentu. Selanjutnya dilakukan pula pengukuran/penentuan tingkat efektivitas yang menggambarkan tingkat kesesuaian antara tujuan dengan hasil, manfaat atau dampak. Selain itu, evaluasi juga dilakukan terhadap setiap perbedaan kinerja (performance gap) yang 26

38 terjadi, baik terhadap penyebab terjadinya kesenjangan maupun strategi pemecahan masalah yang telah dan akan dilaksanakan. Pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja yang telah dicapai pada tahun 2014 dan membandingkan antara target dan realisasi pada indikator sasaran dengan membandingkan dengan tahun sebelumnya. Analisis pencapaian kinerja per sasaran dalam pelaksanaan program dan kegiatan secara rinci dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 3.2 Analisis Pencapaian Sasaran 1 Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berhasil guna dan berdaya guna menuju rumah sakit terstandarisasi kelas dunia NO INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN TAHUN Indeks Kepuasan Masyarakat Nilai 81.9 (Versi Parasuraman) TAHUN 2014 TARGET REALISASI % Kejadian kematian ibu bersalin karena perdarahan 0.1% 3. Kejadian kematian ibu bersalin karena preeklamsi 0.3% 4. Kejadian kematian ibu bersalin karena sepsis 0.2% 5. Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria yang direncanakan 10% 6. Kemampuan menangani BBLR 1000 gr gr 7. Kematian pasien > 48 jam di rawat inap 2.5/ Cakupan pelayanan pasien keluarga miskin 9. Cakupan pelayanan pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 10. Nilai Standar Kepatuhan Pelayanan Publik Versi Ombudsman RI 11. Persentase keluhan pelayanan terhadap rumah sakit yang ditindaklanjuti Persentase Persentase Persentase Persentase Persentase Persentase Persentase Persentase N.A Nilai Zona Kuning Persentase

39 Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa pencapaian Sasaran 1 Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan yang terstandarisasi kelas dunia. Terdiri dari 11 (sebelas) indikator sasaran, 7 (tujuh) indikator sasaran telah tercapai melebihi target (63.64%), 3 (tiga) indikator sasaran tercapai sesuai target (27.27%) dan 1 (satu) indikator sasaran tidak mencapai target (9.09%). Diagram 3.2 Pencapaian Sasaran 1 RSKIA Kota Bandung 27.27% 9.09% 63.64% Tercapai Melebihi Target Tercapai sesuai Target Tercapai Kurang/Tidak Sesuai Target Adapun analisis dari capaian indikator kinerja sasaran tersebut adalah sebagai berikut : 1. Indeks Kepuasan Masyarakat Berdasarkan Kepmenpan Nomor : 25 Tahun 2004 tentang Indeks Kepuasan Masyarakat, merupakan salah satu kegiatan dalam upaya meningkatkan pelayanan publik adalah dengan menyusun Indeks Kepuasan Masyarakat sebagai tolok ukur terhadap optimalisasi kinerja aparatur pelayanan publik terhadap masyarakat. Berikut tabel pencapaian IKM di RSKIA Kota Bandung : 28

40 Tabel 3.3 Pencapaian IKM RSKIA Kota Bandung NO INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN TAHUN 2013 TAHUN 2014 RENCANA AKHIR RENSTRA TAHUN 2018 TARGET REALISASI % TARGET PENCAPAIAN (%) 1. Indeks Kepuasan Masyarakat Nilai (Versi Parasuram an) Penilaian IKM pada tahun 2013 di RSKIA Kota Bandung dilaksanakan secara mandiri menggunakan metode 5 (lima) dimensi mutu kualitas pelayanan publik (parasuraman) tetapi belum menggunakan instrumen berdasarkan Kepmenpan Nomor : 25 Tahun 2004, baru dimulai pada tahun 2014 menggunakan instrumen tersebut untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan. Pada tahun 2013 dengan metode/versi Parasuraman diperoleh rata-rata nilai 81.93%, survey dilaksanakan di rawat jalan RSKIA Kota Bandung. Sedangkan pada tahun 2014 menggunakan metode Kepmenpan Nomor : 25 Tahun 2004 dengan 14 unsur diperoleh hasil rata-rata pencapaian sebesar 76.01% atau masuk dalam kategori B. Ada perbedaan jauh antara hasil IKM di lingkungan RSKIA Kota Bandung yang dicapai pada tahun 2013 dan 2014, hal ini terjadi karena perbedaan instrumen/metode yang dipakai pada kedua tahun tersebut. 29

41 Pada tahun 2013 menggunakan metode Parasuraman atau 5 dimensi mutu kualitas pelayanan publik, dengan menilai kepuasan pelanggan 30 responden di poliklinik rawat jalan RSKIA Kota Bandung, berikut tabel kepuasan pelanggan berdasarkan kriteria : Tabel 3.4 Kepuasan Pelanggan Berdasarkan Kriteria Versi Parasuraman Dengan metode yang berbeda pada tahun 2014, menyebabkan perbedaan perolehan hasil survey tersebut, berikut tabel hasil IKM pada tahun 2014 di RSKIA Kota Bandung : Gambar 3.1 Kegiatan di Laboraturium RSKIA 30

42 No. Tabel 3.5 Hasil Survey IKM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014 Unsur Pelayanan Nilai Unsur Pelayanan (NRR) 1. Prosedur pelayanan (U1) Persyaratan Pelayanan (U2) Kejelasan petugas pelayanan (U3) Kedisiplinan petugas Pelayanan (U4) Tanggung jawab petugas pelayanan (U5) Kemampuan Peugas pelayanan (U6) Kecepatan Pelayanan (U7) Keadilan mendapatkan pelayanan (U8) Kesopanan dan keramahan petugas (U9) Kewajaran biaya pelayanan (U10) Kepastian biaya pelayanan ( U11 ) Kepastian jadwal pelayanan ( U12 ) Kenyamanan lingkungan ( U13 ) Keamanan pelayanan ( U14 ) 3.11 Dengan jumlah responden 150 orang, dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Nilai IKM setelah dikonversi = 76,01 b. Mutu pelayanan = B c. Kinerja unit pelayanan adalah = BAIK Dalam peningkatan kualitas pelayanan, diprioritaskan pada unsur yg mempunyai nilai paling rendah, sedangkan unsur yang mempunyai nilai cukup tinggi harus tetap dipertahankan, hal tersebut dapat dilihat pada penjelasan berikut ini : a. Nilai dalam kelompok paling rendah yang harus ditingkatkan yaitu pada unsur Kenyamanan lingkungan dan Kecepatan Pelayanan. Hal ini terjadi karena ketersediaan lahan dan 31

43 infrastruktur/gedung rumah sakit yang kurang memadai menjadi permasalahan, sehingga pengunjung merasa kurang nyaman dengan lingkungan RSKIA Kota Bandung dan hal ini menjadi bahan evaluasi untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. Lingkungan yang dianggap responden kurang nyaman antara lain adalah : Toilet tidak ada di area lobby atau tempat pendaftaran. Toilet di rawat jalan belum dipisahkan antara laki-laki dan perempuan. Rawat jalan sempit dan kurang nyaman b. Nilai dalam kelompok paling tinggi yang harus tetap dipertahankan yaitu unsur Kedisiplinan petugas Pelayanan dan Kemampuan Petugas pelayanan. Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan RSKIA Kota Bandung dalam menerapkan disiplin pegawai di Lingkungan RSKIA Kota Bandung telah membuahkan hasil yang sesuai, hal tersebut harus tetap dipertahankan untuk pelayanan yang lebih baik di masa yang akan datang. Faktor Pendukung : 1) Kualitas Produk (Product quality) RSKIA Kota Bandung selalu berupaya untuk memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berkualitas kepada masyarakat, berbagai fasilitas pelayanan yang menyangkut kesehatan ibu dan anak dengan didukung oleh tenaga dokter spesialis obstetri dan ginekology (SpOG), dokter spesialis anak (SpA), dokter spesialis patologi klinik (SpPK) dan dokter spesialis Anesthesi (SpAN) serta tenaga 32

44 keperawatan/kebidanan/tenaga fungsional lainnya yang mempunyai kompetensi dan berdaya saing tinggi dalam upaya mengahsilkan pelayanan prima dan berkualitas kepada masyarakat. 2) Harga (Price) Keterjangkauan biaya pelayanan kesehatan di RSKIA Kota Bandung menjadi hal yang sangat diperhatikan, walaupun dengan memberikan harga yang lebih terjangkau tapi tetap mengedepankan kualitas pelayanan. 3) Kualitas pelayanan (Service quality) Rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan publik bagi masyarakat menjadi hal yang sangat penting untuk dilaksanakan, masyarakat akan semakin kritis terhadap pelayanan yang diberikan sehingga kepuasan masyarakat merupakan tujuan utama dari pemberian pelayanan kesehatan di RSKIA Kota Bandung. 4) Faktor emosional (Emotional factor) Dengan menerapkan motto rumah sakit Salam, Sapa, Sayang, Sentuh, Senyum kepada pasien dan pengunjung dapat menciptakn suasana menyenangkan di lingkungan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan. Hal tersebut dapat membantu dalam penyembuhan (recovering) pasien yang melahirkan dan dirawat di RSKIA Kota Bandung. 5) Kemudahan Beberapa kemudahan yang dapat diraskan oleh masyarakat di RSKIA Kota Bandung, diantaranya adalah kemudahan akses menuju lokasi RSKIA Kota Bandung karena dilalui 33

45 oleh berbagai trayek angkutan umum di kota Bandung, kemudahan menyampaikan keluhan baik keluhan biaya, pelayanan, keluhan medis dan keluhan keamana karena telah ada unit pelayanan pelanggan di RSKIA Kota Bandung yang siap membantu pelanggan dalam menindaklanjuti keluhan yang disampaikan, kemudahan administrasi dan kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan. 6) Iklan dan promosi Pemasangan iklan sebagai salah satu upaya dalam promosi untuk menjaring pasien sebanyak-banyaknya dengan menyebarkan leaflet, buklet dan iklan di media elektonik lainnya. Permasalahan : 1) Fasilitas gedung yang dirasakan kurang nyaman, seperti ruang rawat jalan/poliklinik yang kurang representatif, toilet yang kurang bersih dan belum mencerminkan kesetaraan gender (toilet tidak dipisahkan antara pria dan wanita) sehingga mengurangi kenyamanan pasien dan pengunjung. 2) Ketidaktepatan waktu pelayanan dokter spesialis di poliklinik menyebabkan ketidaknyamanan dengan waktu tunggu yang lebih lama merupakan hal yang harus diperbaiki oleh RSKIA Kota Bandung. Solusi 1) Dengan target ekreditasi pada tahun 2015, sehingga RSKIA Kota Bandung berupaya untuk memenuhi berbagai fasilitas pelayanan sesuai standar akreditasi yang nyaman untuk pasien dan pengunjung. 34

46 2) Pembinaan kinerja bagi seluruh pegawai baik tenaga medis, non medis, pendukung medis dan lainnya merupakan upaya pembenahan etika dan budaya kerja yang lebih baik dalam melayani masyarakat. 2. Kejadian kematian ibu bersalin karena perdarahan 0.1% Kematian ibu karena perdarahan menjadi permasalahan dalam bidang kesehatan di Jawa Barat, maka dari itu upaya untuk menurunkan angka kejadian kematian ibu karena perdarahan menjadi prioritas. RSKIA Kota Bandung menetapkan indikator tersebut karena merupakan prioritas dalam upaya mendukung penurunan angka kejadian kematian ibu karena perdarahan. Berikut tabel target dan realisasi kejadian kematian ibu bersalin karena perdarahan : Tabel 3.6 Kejadian Kematian Ibu Bersalin Karena Perdarahan NO INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN TAHUN 2013 TAHUN 2014 RENCANA AKHIR RENSTRA TAHUN 2018 TARGET REALISASI % TARGET PENCAPAIAN (%) 2. Kejadian kematian ibu bersalin karena perdarahan 0.1% Persentase Kejadian kematian pada ibu karena perdarahan pada tahun 2013 sebanyak 4 kasus kematian dari kasus perdarahan pada ibu bersalin sehingga pencapaian %. Sedangkan kejadian kematian pada ibu karena perdarahan pada tahun 2014 sebanyak 1 orang dari 1460 kasus perdarahan, sehingga pencapaiannya sebesar 146%. 35

47 Gambar 3.2 Perawatan Ibu Pasca Melahirkan Grafik 3.1 Cakupan keberhasilan dalam menurunkan Kejadian kematian ibu bersalin karena perdarahan 0.1% (dalam persen ) ,1 TAHUN 2013 TAHUN 2014 Kejadian kematian pada ibu karena perdarahan pada tahun 2014 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2013, sehingga pencapaian kinerja untuk indikator tersebut mengalami peningkatan sebanyak 1,9%. Hal ini dikarenakan sudah berjalannya pelayanan ICU, berhasilnya proses pengadaan alat alat kesehatan yang dibutuhkan untuk mendeteksi dan menangani kegawatdaruratan serta peningkatan kinerja SDM setelah mendapatkan berbagai pelatihan ataupun inhouse training. Selain itu didukung pula oleh kebijakan manajemen dalam bekerja sama dengan Komite Medik dan Komite Keperawatan untuk mengevaluasi dan menetapkan alur pelayanan, SPO, Panduan Praktik Klinis dan Clinical Pathway. 36

48 Perbandingan jumlah kasus yang terjadi pada kejadian kematian ibu bersalin karena perdarahan pada tahun 2013 dan tahun 2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini : Grafik 3.2 Perbandingan Jumlah Kasus Perdarahan Pada Tahun 2013 dan Tahun Tahun 2013 Tahun 2014 Faktor Pendukung : 1) Kemampuan SDM yang berkompetensi tinggi menjadi faktor pendukung dalam keberhasilan menurunkan kejadian kematian ibu bersalin karena perdarahan. 2) Ketersediaan peralatan kesehatan dan kedokteran yang mumpuni menjadi faktor yang menentukan. Permasalahan : 1) Kasus perdarahan pada ibu melahirkan merupakan permasalahan yang selalu terjadi di rumah sakit rujukan ibu dan anak, sehingga 2) Banyaknya kasus perdarahan yang terjadi akibat persalinan dilakukan oleh tenaga lain seperti paraji. Solusi 1) Penyuluhan kepada ibu hamil (antenatal) tentang bahaya perdarahan pada ibu melahirkan dapat menyebabkan kematian. 37

49 2) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi solusi dalam upaya menurunkan kejadian kematian ibu karena perdarahan. 3. Kejadian kematian ibu bersalin karena pre eklamsi 0.3% Pre eklampsi merupakan salah satu penyebab kematian ibu yang sulit dicegah karena etiologi dari pre eklampsi itu sendiri tidak bisa dicegah. Kasus kejadian kematian ibu karena preeklamsi menjadi indikator yang ditetapkan RSKIA Kota Bandung, hal ini dikarenakan hasil reviu dengan catatan RSKIA Kota Bandung harus mengangkat ciri atau ke khasan untuk dijadikan indikator kinerja utama. Gambar 3.3 Perawatan Ibu Pasca Melahirkan di Ruang ICU Berikut tabel target dan realisasi kejadian kematian ibu bersalin karena pre eklamsi : 38

50 Tabel 3.7 Kejadian Kematian Ibu Bersalin Karena Pre Eklamsi NO INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN TAHUN 2013 TAHUN 2014 RENCANA AKHIR RENSTRA TAHUN 2018 TARGET REALISASI % TARGET PENCAPAIAN (%) 3. Kejadian kematian ibu bersalin karena preeklamsi 0.3% Persentase Selama tahun 2013 terdapat 1 kasus kematian karena preeklamsi dari 863 kasus, sehingga pencapaian nya sebesar %. Dan pada tahun 2014 terdapat 1 kasus kematian ibu karena pre eklampsia dari 558 kasus, sehingga pencapaiannya %. Grafik 3.3 Cakupan Keberhasilan dalam Menurunkan Kejadian Kematian Ibu Bersalin Karena Pre Eklamsi 0.3% (dalam persen) 258,9 167,4 Tahun 2013 Tahun 2014 Pencapaian kinerja untuk indikator ini sudah melebihi target, walaupun sepintas terlihat adanya penurunan penapaian kinerja pada tahun 2014 dibandingkan dengan tahun Hal ini disebabkan karena adanya 1 kasus kematian baik di tahun 2013 maupun di tahun 2014, sementara jumlah pasien preeklampsi pada tahun 2014 lebih sedikit dibandingkan tahun

51 Kematian pada preeklampsi dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya karena keterlambatan mendiagnosa, merujuk dan menangani kasus preeklampsi sehingga pasien jatuh ke dalam kondisi eklampsi ( kejang ). RSKIA Kota Bandung telah menyediakan berbagai sarana dan SDM yang handal untuk menangani kasus tersebut. Tetapi kasus kematian dapat saja terjadi karena pasien terlambat dirujuk ke RSKIA atau karena tidak adanya respon fisik pasien preeklampsi terhadap obat obatan yang telah diberikan, dimana respon fisik ini bersifat individual. Adapun perbandingan jumlah kasus pre eklamsi pada ibu melahirkan tahun 2013 dan 2014 sebagai berikut : Grafik 3.4 Perbandingan Jumlah Kasus Pre Eklamsi dengan Jumlah Kematian Karena Pre Eklamsi di RSKIA Kota Bandung Tahun 2013 Tahun 2014 Faktor Pendukung : 1) Kemampuan SDM yang berkompetensi tinggi menjadi faktor pendukung dalam keberhasilan menurunkan kejadian kematian ibu bersalin karena perdarahan. 2) Ketersediaan peralatan kesehatan dan kedokteran yang mumpuni menjadi faktor yang menentukan. Permasalahan : 1) Kasus pre eklamsi biasanya dipengaruhi oleh keterlambatan mendiagnosa dan merujuk sehingga ketika datang ke rumah 40

52 sakit, kondisi pasien sudah dalam keadaan kejang yang dapat mengakibatkan kematian ibu. 2) Kasus pre eklamsi juga bisa terjadi karena obat-obatan yang dapat menimbulkan reaksi kejang terhadap ibu yang akan melahirkan dimana respon akan timbul secara perorangan. Solusi 1) Penyuluhan kepada ibu hamil (antenatal) tentang tandatanda pre eklamsi dan bahaya kejang pada ibu melahirkan dapat menyebabkan kematian. 2) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi solusi dalam upaya menurunkan kejadian kematian ibu karena pre eklamsi. 4. Kejadian kematian ibu bersalin karena sepsis 0.2% Kejadian kematian ibu bersalin karena sepsis menjadi hal yang harus menjadi perhatian utama dalam upaya menurunkan kematian ibu melahirkan, berikut adalah tabel cakupan keberhasilan dalam menurunkan kejadian kematian ibu bersalin karena sepsis di RSKIA Kota Bandung : Tabel 3.8 Kejadian Kematian Ibu Bersalin Karena Sepsis NO INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN TAHUN 2013 TAHUN 2014 RENCANA AKHIR RENSTRA TAHUN 2018 TARGET REALISASI % TARGET PENCAPAIAN (%) 4. Kejadian kematian ibu bersalin karena sepsis 0.2% Persentase

53 Pada tahun 2013 dan tahun 2014 tidak ada kejadian kematian ibu karena sepsis dari kasus infeksi yang ditangani pada tahun 2013 dan kasus pada tahun 2014 dan dari semua kasus bisa ditangani sehingga tidak terjadi sepsis, pencapaian pada indikator ini adalah 100%. Gambar 3.4 Konseling dan pemeriksaan ibu hamil Perbandingan kasus infeksi yang ditangani RSKIA Kota Bandung dalam kurun waktu tahun 2013 dan 2014 adalah sebagai berikut : Grafik 3.5 Perbandingan Jumlah Kasus Infeksi di RSKIA Kota Bandung Tahun 2013 Tahun Cakupan pertolongan persalinan melalui seksio cesaria yang direncanakan 10% RSKIA Kota Bandung sebagai rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk pelayanan persalinan 42

54 melalui seksio cesaria menjadi indikator kinerja utama yang ditetapkan sebagai ciri khas pelayanan yang ada di rumah sakit. Gambar 3.5 Kegiatan Operasi seksio cesaria Berikut tabel target dan realisasi cakupan pertolongan persalinan melalui seksio cesaria yang direncanakan Tabel 3.9 Cakupan pertolongan persalinan melalui seksio cesaria yang direncanakan NO INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN TAHUN 2013 TAHUN 2014 RENCANA AKHIR RENSTRA TAHUN 2018 TARGET REALISASI % TARGET PENCAPAIAN (%) 5. Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria yang direncanakan 10% Persentase Cakupan pertolongan persalinan melalui Seksio Cesaria yang direncanakan pada tahun 2013 sebanyak 419 kasus dari jumlah seluruh persalinan sebanyak kasus, sehingga pencapaiannya 43

55 118.78%. Pada tahun 2014 sebanyak 355 kasus dari jumlah seluruh persalinan sebanyak kasus atau pencapaiannya sebesar %. Grafik 3.6 Cakupan Keberhasilan dalam Pertolongan Persalinan Sectio Yang di Rencanakan 10% (dalam persen) 130,17 118,78 Tahun 2013 Tahun 2014 Angka operasi Sectio Cesarea pada tahun 2014 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2013, sehingga pencapaian kinerja untuk indikator tersebut mengalami peningkatan sebanyak 11,39 %. Hal ini disebabkan karena pengelolaan pemeriksaan antenatal yang lebih baik, sehingga dapat mencegah berbagai faktor risiko yang menyebabkan seorang ibu hamil tidak bisa melahirkan secara normal. Sejak tahun 2014 pemeriksaan antenatal di Instalasi Rawat Jalan RSKIA Kota Bandung sudah dilakukan seluruhnya oleh dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan. Sementara pada tahun 2013 dokter spesialis Kebidanan dan Kandungan dibantu oleh beberapa dokter umum di Instalasi Rawat Jalan. Adapun perbandingan jumlah kasus pasien dengan tindakan sectio cecaria di RSKIA Kota Bandung tahun 2013 dan 2014 adalah sebagai berikut : 44

56 Grafik 3.7 Perbandingan Jumlah Persalinan dan Sectio Cecaria RSKIA Kota Bandung Tahun 2013 Tahun 2014 Faktor Pendukung : 1) Pengelolaan pemeriksaan antenatal pada ibu hamil yang lebih baik bisa menjadi faktor pendukung agar ibu hamil bisa melahirkan secara normal. 2) Pemeriksaan antenatal pada ibu hamil dilakukan oleh tenaga dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Permasalahan : 1) Masih banyak kasus sectio cecaria pada ibu melahirkan dilakukan karena faktor estetik. 2) Masih banyak ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilannya ke fasilitas dengan tenaga dokter spesialis. Solusi 1) Pemeriksaan antenatal rutin di fasilitas kesehatan dengan tenaga dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk mendapatkan diagnosa kehamilan yang tepat. 45

57 6. Cakupan kemampuan menangani BBLR 1000 gram gram Kemampuan sumber daya manusia yang berkompeten dan profesional menjadi hal penting dalam peningkatan kemampuan menangani bayi baru lahir dengan berat badan rendah, sehingga indikator tersebut ditetapkan menjadi indikator kinerja utama RSKIA Kota Bandung. Tabel 3.10 Cakupan kemampuan menangani BBLR 1000 gram-2500 gram NO INDIKATOR KINERJA SASARAN 6. Kemampuan menangani BBLR 1000 gr gr SATUAN TAHUN 2013 TAHUN 2014 RENCANA AKHIR RENSTRA TAHUN 2018 TARGET REALISASI % TARGET PENCAPAIAN (%) Persentase ,22 Selama tahun 2013 terdapat kelahiran dengan BBLR sebanyak 806 bayi, dari jumlah tersebut BBLR yang tidak berhasil ditangani sebanyak 43 bayi. Sehingga Cakupan kemampuan menangani BBLR 1000 gram 2500 gram sebesar %.Sedangkan tahun 2014 terdapat kelahiran dengan BBLR sebanyak 685 bayi, dari jumlah tersebut BBLR yang tidak berhasil ditangani sebanyak 29 bayi. Sehingga cakupan kemampuan menangani BBLR 1000 gram 2500 gram sebesar 95.77% atau %. 46

58 Grafik 3.8 Cakupan Keberhasilan dalam Menangani BBLR 1000 gr gr (dalam persen) 100,81 94,67 Tahun 2013 Tahun 2014 Pencapaian kinerja untuk indikator Kemampuan Menangani BBLR 1000 gr 2500 gr pada tahun 2013 tidak memenuhi target. Sedangkan pada tahun 2014 melebihi target. Hal ini dikarenakan adanya penambahan sarana kesehatan yang dibutuhkan untuk penanganan BBLR, peningkatan kinerja SDM setelah mendapatkan berbagai pelatihan ataupun inhouse training mengenai penanganan BBLR, serta dukungan pihak manajemen dalam bekerja sama dengan Komite Medik dan Komite Keperawatan untuk mengevaluasi dan menetapkan alur pelayanan, SPO, Panduan Praktik Klinis dan Clinical Pathway mengenai penangan BBLR. Gambar 3.6 Perawatan BBLR Adapun perbandingan jumlah total BBLR dengan jumlah BBLR yang tidak tertangani pada tahun 2013 dan 2014 di RSKIA Kota Bandung dapat dilihat pada grafik dibawah ini 47

59 Grafik 3.9 Perbandingan Jumlah Total BBLR dengan BBLR Yang Tidak Tertangani di RSKIA Kota Bandung Jumlah Total BBLR Jumlah BBLR Yang Tidak Tertangani Tahun 2013 Tahun 2014 Faktor Pendukung : 1) Kemampuan SDM yang berkompetensi tinggi menjadi faktor pendukung dalam keberhasilan menangani BBLR. 2) Ketersediaan peralatan kesehatan dan kedokteran untuk perinatologi yang mumpuni menjadi faktor yang menentukan. Permasalahan : 1) Tidak tertanganinya kasus bayi dengan BBLR menjadi permasalahan untuk RSKIA Kota Bandung, hal tersebut terjadi dikarenakan banyak faktor seperti usia kehamilan ibu yang belum cukup bulan sehingga bayi belum siap untuk dilahirkan, faktor gizi ibu hamil dan pola hidup tidak sehat. Solusi 1) Pemeriksaan antenatal rutin di fasilitas kesehatan dengan tenaga dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk mendapatkan diagnosa kehamilan yang tepat. 48

60 2) Melengkapi ketersediaan fasilitas ruangan, SDM, peralatan kesehatan dan kedokteran yang dapat mendukung keberlangsungan penanganan bayi dengan BBLR. 7. Kematian pasien > 48 jam di rawat inap 2.5/1000 Kejadian kematian pasien di rawat inap menjadi indikator yang ditetapkan RSKIA Kota Bandung, hal ini dikarenakan merupakan indikator dari SPM rumah sakit yang harus dicapai seluruh rumah sakit karena menggambarkan kemampuan sumber daya manusia dalam penanganan pasien yang membutuhkan life saving dan merupakan pencapaian kinerja pelayanan rumah sakit. Berikut tabel target dan realisasi kematian pasien kematian pasien > 48 jam di rawat inap : Tabel 3.11 Kematian pasien > 48 jam di Rawat Inap NO INDIKATOR KINERJA SASARAN 7. Kematian pasien > 48 jam di rawat inap 2.5/1001 SATUAN TAHUN 2013 TAHUN 2014 RENCANA AKHIR RENSTRA TAHUN 2018 TARGET REALISASI % TARGET PENCAPAIAN (%) Persentase Pada tahun 2013 Jumlah pasien Rawat Inap sebanyak pasien. Dari jumlah tersebut pasien yang meninggal setelah dirawat selama > 48 jam sebanyak 37 orang, sehingga pencapaiannya sebesar 82.54%. Pada tahun 2014 Jumlah pasien Rawat Inap sebanyak pasien. Dari jumlah tersebut pasien yang meninggal setelah dirawat selama > 48 jam sebanyak 34 orang (2.95/1000) atau > 2.5/1000, sehingga pencapaiannya sebesar 84.65% atau 89.11%. 49

61 Grafik 3.10 Cakupan Keberhasilan dalam Menurunkan Kejadian Kematian Pasien > 48 Jam 2.5% (dalam persen) 84,65 82,54 Tahun 2013 Tahun 2014 Dari pasien yang meninggal sebanyak 34 orang ini 4 diantaranya adalah pasien ibu dan sisanya adalah pasien bayi dengan mayoritas BBLR. Banyaknya kasus kematian ini dikarenakan semakin kompleknya jenis penyakit yang ada dan beberapa pasien menolak untuk dirujuk pada kasus kasus yang tidak dapat ditangani di RSKIA Kota Bandung. Dengan membandingkan kejadian kematian > 48 jam di rawat inap RSKIA Kota Bandung dengan rumah sakit sejenis yaitu RS Sayang Ibu Balikpapan dan RSIA Pertiwi Makasar yang merupakan rumah sakit sejenis milik Pemerintah Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 3.12 Perbandingan Kematian pasien > 48 jam di Rawat Inap/1000 Penderita Keluar (NDR) di RS sejenis Milik Pemerintah di Indonesia 50

62 Dapat disimpulkan bahwa kejadian kematian > 48 jam di rawat inap atau Gross Death Rate (GDR) pada rumah sakit rujukan ibu dan anak sejenis milik Pemerintah Kota/Kabupaten di Indonesia masih tinggi. Apabila dibandingkan maka dari ke-3 rumah sakit khusus ibu dan anak kelas B, RSKIA Kota Bandung berada di peringkat ke-2 dengan total GDR 3% atau Angka kematian ibu dan bayi lebih dari 48 jam 3% atau 3 pasien meninggal yang dirawat lebih dari 48 jam per seribu (1000) pasien, dapat dilihat pada gambar berikut ini : Grafik 3.11 Perbandingan Rata-rata NDR RSKIA Kota Bandung dengan Rumah Sakit Sejenis Lainnya RSKIA Kota Bandung RS Sayang Ibu Balikpapan RSIA Pertiwi Makasar Faktor Pendukung : 1) Kemampuan SDM yang berkompetensi tinggi menjadi faktor pendukung dalam keberhasilan menangani kasus ibu dan anak yang membutuhkan life saving. 2) Ketersediaan peralatan kesehatan dan kedokteran yang mumpuni menjadi faktor yang menentukan dalam mendukung penurunan kejadian kematian ibu dan bayi. Permasalahan : 1) Kejadian kematian ibu dan bayi di rawat inap > dari 48 jam dikarenakan semakin kompleknya jenis penyakit yang ada 51

63 dan beberapa pasien menolak untuk dirujuk pada kasus kasus yang tidak dapat ditangani di RSKIA Kota Bandung. 2) Kejadian kematian lebih banyak terjadi pada bayi dengan kasus berat badan bayi lahir sangat rendah. Solusi 1) Melengkapi ketersediaan fasilitas ruangan, SDM profesional dengan mengembangkan kompetensi melalui pendidikan dan pelatihan ter update sesuai keprofesian, peralatan kesehatan dan kedokteran yang dapat mendukung penurunan kejadian kematian ibu dan bayi. 2) Kerjasama dengan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang menjadi jejaring RSKIA Kota Bandung. 8. Cakupan pelayanan pasien keluarga miskin Pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin merupakan salah satu indikator pelayanan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 129/Menkes/SK/II Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang harus dilaksanakan oleh seluruh rumah sakit dalam mencapai derajat kesehatan masyarakat dan ketersediaan akses pelayanan kesehatan yang terjangkau yang pembiayaannya ditanggung oleh pemerintah melalui program Jamkesmas, Jamkesda dan SKM. Berikut tabel target dan realisasi cakupan pelayanan pasien keluarga miskin yang dilayani dan menjadi komitmen RSKIA Kota Bandung : 52

64 Tabel 3.13 Cakupan Pelayanan Pasien Keluarga Miskin NO INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN TAHUN 2013 TAHUN 2014 RENCANA AKHIR RENSTRA TAHUN 2018 TARGET REALISASI % TARGET PENCAPAIAN (%) 8. Cakupan pelayanan pasien keluarga miskin Persentase Dalam mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat, khususnya pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin maka RSKIA Kota Bandung berkomitmen untuk melayani pasien yang datang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak. RSKIA Kota Bandung sebagai rumah sakit pemerintah harus siap melayani pasien dari keluarga miskin, sehingga pencapaian untuk indikator ini adalah 100%. Gambar 3.7 pelayanan pasien keluarga miskin 53

65 Perbandingan jumlah pasien dari keluarga miskin tahun 2013 dan 2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini : Grafik 3.12 Perbandingan Jumlah Pelayanan Masyarakat Miskin yang Dilayani di RSKIA Kota Bandung Tahun 2013 Tahun 2014 Pada gambar diatas dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2013 jumlah pasien dari masyarakat miskin yang dilayani sebanyak orang dan tahun 2014 sebanyak orang. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal dibawah ini : a. Pada tahun 2014 merupakan tahun pertama pemberlakuan JKN yang dikelola oleh sebuah badan yang disebut BPJS, sehingga seluruh pembiayaan yang termasuk pada jaminan masyarakat miskin dan bukan masyarakat miskin yang menjadi peserta JKN, dikelola oleh badan tersebut. b. Kebijakan yang berlaku pada tahun 2013 seperti Jaminan Persalinan (Jampersal) yang berlaku nasional, pada tahun 2014 sudah tidak berlaku lagi. Faktor Pendukung : 1) RSKIA Kota Bandung sebagai rumah sakit rujukan milik Pemerintah Kota Bandung berkewajiban untuk melayani masayarakat miskin dan memberikan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan kesehatan ibu dan anak. 54

66 2) Ketersediaan peralatan kesehatan dan kedokteran, sumber daya manusia yang profesional menjadi pendukung dalam melayani masyarakat. Permasalahan : 1) Banyaknya masayarakat miskin belum mempunyai jaminan pelayanan kesehatan sehingga belum masuk dalam data based. 2) Masih adanya masyarakat yang mendadak miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis padahal termasuk dalam kategori keluarga mampu. Solusi 1) Pelaksanaan sosialisasi secara meluas kepada masyarakat melalui media elektonik dan cetak. 2) Koordinasi dengan pihak terkait lainnya seperti kelurahan dan kecamatan. 9. Cakupan pelayanan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Tahun 2014 adalah tahun pertama pelaksanaan BPJS secara nasional yang ditujukan untuk seluruh masyarakat indonesia, dengan dijadikannya IKU maka RSKIA Kota Bandung dapat mengetahui keberhasilan dari program tersebut. Berikut tabel target dan realisasi cakupan pelayanan pasien peserta JKN di RSKIA Kota Bandung : 55

67 Tabel 3.14 Cakupan pelayanan pasien peserta JKN NO INDIKATOR KINERJA SASARAN 9. Cakupan pelayanan pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) SATUAN TAHUN 2013 TAHUN 2014 RENCANA AKHIR RENSTRA TAHUN 2018 TARGET REALISASI % TARGET PENCAPAIAN (%) Persentase N.A Pelaksanaan JKN di Indonesia baru dilaksanakan pada tahun 2014 yang diselenggarakan oleh suatu badan yang disebut BPJS atau Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, sehingga pada tahun tersebut seluruh perserta yang memperoleh jaminan kesehatan dengan berbagai asuransi kesehatan menjadi peserta BPJS. Dibandingkan dengan tahun 2013 RSKIA Kota Bandung tidak ada data cakupan pelayanan pasien peserta JKN karena pada tahun tersebut JKN belum dilaksanakan, untuk tahun 2014 pencapaian cakupan kepesertaan JKN adalah sebesar 57.32%. Gambar 3.8 Loket khusus pelayanan informasi seputar JKN 56

68 Berikut ini gambar pelayanan JKN dan Umum di rawat inap RSKIA Kota Bandung pada tahun 2014 : 4913 Grafik 3.13 Perbandingan Jumlah Pelayanan JKN dan Umum di Rawat Inap RSKIA Kota Bandung Faktor Pendukung : 1) RSKIA Kota Bandung sebagai rumah sakit rujukan milik Pemerintah Kota Bandung berkewajiban untuk melaksanakan kebijakan nasional dalam mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat. 2) Ketersediaan peralatan kesehatan dan kedokteran, sumber daya manusia yang profesional menjadi pendukung dalam pelaksanaan JKN di Kota Bandung. Permasalahan : 1) Kurangnya sosialisasi dalam keikutsertaan menjadi peserta JKN dari BPJS yang ada di Kota Bandung, sehingga banyak masyarakat yang merasa kesulitan menjadi peserta JKN. 2) Metode pendaftaran JKN masih terbatas. Solusi 1) Pelaksanaan sosialisasi secara meluas kepada masyarakat melalui media elektonik dan cetak. 57

69 2) Pendaftaran melalui online atau membuat booth di RSKIA Kota Bandung 10. Nilai kepatuhan pelayanan publik versi Ombudsman RI Ombudsman Republik Indonesia melaksanakan penilaian kepatuhan terhadap Undang-Undang Nomor : 25 Tahun 2009 sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan menjamin penyediaan pelayanan publik sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik serta untuk memberikan perlindungan bagi setiap warga negara dari penyalahgunaan wewenang dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Hasil penilaian pada tahun 2013 ada dalam zona kuning dan pada tahun 2014 adalah sebesar 980 dari target 900 atau ada dalam zona hijau. Berikut tabel target dan realisasi pencapaian nilai standar kepatuhan pelayanan publik versi ombudsman di lingkungan RSKIA Kota Bandung : Tabel 3.15 Nilai Standar Kepatuhan Pelayanan Publik Versi Ombudsman RI di RSKIA Kota Bandung NO INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN TAHUN 2013 TAHUN 2014 RENCANA AKHIR RENSTRA TAHUN 2018 TARGET REALISASI % TARGET PENCAPAIAN (%) 10. Nilai Standar Kepatuhan Pelayanan Publik Versi Ombudsman RI Nilai Zona Kuning Berikut tabel detail pencapaian nilai standar kepatuhan pelayanan publik versi ombudsman RI berdasarkan komponen indikator di RSKIA Kota Bandung : 58

70 Tabel 3.16 Pencapaian Nilai Kepatuhan Berdasarkan Komponen Indikator Versi Ombudsman di RSKIA Kota Bandung Q1 Q2 NO KOMPONEN INDIKATOR PELAYANAN TERAPDU SATU ATAP STANDAR LAYANAN a. Apakah di unit layanan memasang/mempublikasikan dasar hukum? b. Apakah di unit layanan memasang/mempublikasikan persyaratan layanan? KOLOM 1 KODE_INPUT NILAI c. Apakah tersedia SOP layanan? 1 50 d. Apakah di unit layanan memasang/mempublikasikan bagan alur layanan? e. Apakah di unit layanan memasang/mempublikasikan produk layanan? f. Apakah di unit layanan memasang/mempublikasikan jangka waktu penyelesaian layanan? g. Apakah di unit layanan memasang/mempublikasikan biaya/tarif layanan?

71 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 NO KOMPONEN INDIKATOR SARANA, PRASARANA ATAU FASILITAS a. Apakah terdapat ruang tunggu di unit layanan? b. Apakah terdapat pendingin ruangan/ac di unit layanan? c. Apakah terdapat tempat duduk di unit layanan? d. Apakah terdapat sarana antrian (tiket) di unit layanan? e. Apakah terdapat toilet ditempat unit layanan? KODE_INPUT NILAI f. Apakah terdapat televisi di unit layanan? 1 10 g. Apakah terdapat loket/meja pelayanan di unit layanan? h. Apakah terdapat tempat parkir yang memadai? i. Apakah di unit layanan memasang/mempublikasikan profile petugas /person in charge /jumlah pelaksana layanan? j. Apakah di unit layanan memasang/mempublikasikan tata tertib layanan? k. Apakah di unit layanan memasang/mempublikasikan kode etik petugas pelayanan? Apakah di unit layanan memasang/mempublikasikan maklumat pelayanan? Apakah ada sistem informasi pelayanan publik layanan baik berupa cetak maupun elektronik? (Booklet, plamfet, website, monitor televisi dll) SARANA KHUSUS BAGI PENGGUNA LAYANAN BERKEBUTUHAN KHUSUS a. Apakah terdapat ram di unit layanan? 1 5 b. Apakah terdapat jalur pemandu di unit layanan? c. Apakah terdapat pegangan rambatan di unit layanan? d. Apakah terdapat tombol lift timbul dan suara di unit layanan? e. Apakah terdapat toilet khusus di unit layanan? f. Apakah terdapat ruang khusus ibu menyusui dan anak? g. Apakah terdapat loket khusus di unit layanan? PENGELOLAAN PENGADUAN KOLOM a. Apakah unit layanan mempunyai unit/fungsi pengaduan? b. Apakah unit layanan mempunyai pejabat pengelola pengaduan? c. Apakah unit layanan mempunyai loket pengaduan/ruangan pengaduan? d. Apakah unit layanan mempunyai sarana pengaduan (SMS/Telepon/Fax/ dll) e. Apakah unit layanan mempunyai informasi prosedur/tata cara pengaduan? f. Apakah unit layanan memasang/mempublikasikan informasi pengelolaan pengaduan dan atau di ruang pelayanan?

72 Q8 NO KOMPONEN INDIKATOR Apakah unit layanan mempunyai sarana pengukuran kepuasan pelanggan? KODE_INPUT KOLOM 1 NILAI 1 20 Q9 Apakah terdapat Visi + Misi di unit layanan? 1 20 Q10 Apakah terdapat Motto di unit layanan? 1 10 Q11 Q12 Apakah terdapat sertifikat ISO di unit layanan? ATRIBUT a. Apakah petugas penyelenggara layanan menggunakan seragam? b. Apakah petugas penyelenggara layanan menggunakan ID Card? TOTAL NILAI ZONA KEPATUHAN HIJAU Seluruh SKPD yang memberikan pelayanan publik dinilai oleh lembaga tersebut, tidak terkecuali 3 rumah sakit milik Pemerintah Kota Bandung. Berikut pencapaian nilai standar kepatuhan pelayanan publik versi ombudsman di 3 rumah sakit milik Pemerintah Kota Bandung : Grafik 3.14 Pencapaian Nilai Kepatuhan Pelayanan Publik di 3 Rumah Sakit Pemerintah Kota Bandung RSKIA Kota Bandung RSUD Kota Bandung RSKGM Kota Bandung Berdasarkan gambar diatas pencapaian nilai kepatuhan terhadap pelayanan publik pada tahun 2014 di RSKIA Kota Bandung berada diurutan paling atas dibandingkan dengan rumah sakit lain yang berada dibawah Pemerintah Kota Bandung yaitu RSUD Kota Bandung dan RSKGM Kota Bandung. Dengan pencapaian nilai

73 poin merupakan pencapaian yang sangat luar biasa dan harus dapat dipertahankan atau ditingkatkan kembali untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. Gambar 3.9 Layar Anjungan Informasi RSKIA Kota Bandung Faktor Pendukung : 1) RSKIA Kota Bandung berupaya dalam mendukung Bandung Juara dengan menyediakan fasilitas pelayanan publik yang terstandar untuk masyarakat. 2) Komitmen dan loyalitas seluruh stakeholder RSKIA Kota Bandung. Permasalahan : 1) Masih ada fasilitas pelayanan publik yang belum sesuai dan harus ditingkatkan kembali pemanfaatannya oleh masyarakat sebagai pelanggan. 2) Keterbatasan anggaran dalam mengganti atau memperbaiki fasilitas pelayanan publik yang telah rusak. Solusi 1) Perencanaan dalam memenuhi fasilitas pelayanan publik yang harus standar. 62

74 2) Ketersediaan anggaran untuk pemeliharaan fasilitas pelayanan publik. 11. Persentase keluhan pelayanan terhadap rumah sakit yang ditindaklanjuti Salah satu prinsip utama pelayanan dalam paradigma pelayanan publik harus diwujudkan agar pemerintah mampu memberikan pelayanan yang berkualitas, salah satunya adalah dengan membentuk unit layanan pengaduan masyarakat di lembagalembaga pemerintah yang memberikan pelayanan publik. Pada tahun 2013 unit layanan pengaduan masih belum optimal dalam pencatatan dan pelaporan, tetapi setiap keluhan/pengaduan dapat ditindaklanjuti 100%. Begitu juga pada tahun 2014 seluruh pengaduan yang berjumlah 104 keluhan dapat ditindaklanjuti 100%. Pada tahun 2014 unit pengaduan di RSKIA Kota Bandung menerima keluhan sebanyak 104 keluhan yang terdiri dari 87 keluhan biaya, 11 keluhan pelayanan, 2 keluhan medis, 4 keluhan keamanan. Berikut tabel target dan realisasi dari peresentase keluhan pelayanan terhadap rumah sakit yang ditindaklanjuti : Tabel 3.17 Persentase keluhan pelayanan terhadap rumah sakit yang ditindaklanjuti NO INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN TAHUN 2013 TAHUN 2014 RENCANA AKHIR RENSTRA TAHUN 2018 TARGET REALISASI % TARGET PENCAPAIAN (%) 11. Persentase keluhan pelayanan terhadap rumah sakit yang ditindaklanjuti Persentase

75 Adapun perbandingan jumlah keluhan pada tahun 2014 adalah sebagai berikut : Diagram 3.3 Jumlah Keluhan Pelanggan RSKIA Kota Bandung Tahun % 1.92% 3.85% 83.65% Keluhan Biaya Keluhan Pelayanan Keluhan Medis Keluhan Keamanan Gambar 3.10 Loket pelayanan informasi dan pengaduan Dapat disimpulkan bahwa keluhan yang disampaikan kepada unit layanan pelanggan adalah keluhan biaya sebanyak 83.65%, keluhan ini paling banyak meminta keringanan biaya pasien rawat inap. Keluhan terbanyak ke-2 yaitu tentang pelayanan, hal yang menjadi keluhan antara lain fasilitas, lingkungan, toilet, kebersihan dan perilaku pegawai. Keluhan keamanan mencapai 3.85% berada di tingkat keluhan yang ke-3, hal yang menjadi keluhan adalah adanya kehilangan barang bawaan dari pasien dan pengunjung. Yang 64

76 terakhir sebesar 1.92% adalah keluhan medis besangkutan dengan tindakan yang dilakukan di RSKIA Kota Bandung. Faktor Pendukung : 1) Adanya unit pelayanan pengaduan pelanggan di RSKIA Kota Bandung. 2) Kemudahan menyampaikan keluhan kepada pegawai dan unit layanan pengaduan pelanggan. Permasalahan : 1) Tindaklanjut dalam penyelesaian pengaduan terbentur dengan kebijakan yang ada. 2) Masih kurangnya pencatatan dan pelaporan pada tahu sebelumnya sehingga banyak keluhan yang tidak tercatat. Solusi 1) Penempatan tenaga di unit layanan pengaduan pelanggan harus memahami seluruh kebijakan yang akan dijadikan tindak lanjut dari aduan pelanggan. 2) Pencatatan dan pelaporan pengaduan dan tindak lanjut di unit layanan pengaduan pelanggan. Berikut tabel pencapaian indikator sasaran 1 dibandingkan dengan target akhir renstra tahun 2018 RSKIA Kota Bandung : 65

77 Tabel 3.18 Pencapaian Indikator Sasaran 1 dibandingkan Target Akhir Renstra RSKIA Kota Bandung NO SASARAN SATUAN REALISASI AKUMULASI S/D TAHUN 2014 RENCANA SESUAI DENGAN AKHIR RENSTRA TAHUN 2018 PRESENTASE PENCAPAIAN KINERJA (%) Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berhasil guna dan berdaya guna menuju rumah sakit terstandarisasi kelas dunia 1. Indeks Kepuasan Masyarakat Nilai Kejadian kematian ibu bersalin karena perdarahan 0.1% 3. Kejadian kematian ibu bersalin karena preeklamsi 0.3% 4. Kejadian kematian ibu bersalin karena sepsis 0.2% 5. Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria yang direncanakan 10% Persentase Persentase Persentase Persentase Kemampuan menangani BBLR 1000 gr gr 7. Kematian pasien > 48 jam di rawat inap 2.5/ Cakupan pelayanan pasien keluarga miskin 9. Cakupan pelayanan pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 10. Nilai Standar Kepatuhan Pelayanan Publik Versi Ombudsman RI 11. Persentase keluhan pelayanan terhadap rumah sakit yang ditindaklanjuti Persentase ,22 Persentase Persentase Persentase ,56 Nilai Persentase Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana Renstra Tahun 2018 yang merupakan tahun pertama capaian kinerja untuk sasaran 1 Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna menuju rumah sakit 66

78 terstandarisasi kelas dunia terdapat 3 (tiga) indikator yang mencapai melebihi target diantaranya adalah kejadian kematian ibu bersalin karena perdarahan, kejadian kematian ibu bersalin karena preeklamsi, kejadian kematian ibu bersalin karena sepsis. Ke-3 indikator tersebut tercapai melebihi target, keberhasilan tersebut dicapai karena berbagai upaya RSKIA Kota Bandung dalam menekan jumlah kejadian kematian yang menjadi momok tingginya kematian ibu bersalin di Indonesia. Pentingnya pemenuhan fasilitas penunjang alat kesehatan dan kompetensi sumber daya manusia yang profesional menjadi upaya keberhasilan tersebut. Kemudian 3 (tiga) indikator yang mencapai sesuai target adalah cakupan pelayanan pasien keluarga miskin dan persentase keluhan pelayanan terhadap rumah sakit yang ditindaklanjuti. Kedua indikator tersebut menjadi komitmen RSKIA Kota Bandung dalam melayani masyarakat dari keluarga miskin yang memerlukan pelayanan kesehatan ibu dan anak, tindak lanjut keluhan pasien dan pengunjung dilakukan RSKIA Kota Bandung sebagai wujud tanggungjawab terhadap pelayanan yang diberikan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan sebagai bahan evaluasi RSKIA Kota Bandung untuk mewujudkan rumah sakit yang unggul, mudah dan aman. Yang terakhir terdapat 4 (empat) indikator belum mencapai target, indikator tersebut adalah indeks kepuasan masyarakat, kemampuan menangani BBLR, kematian pasien lebih dari 48 jam dan cakupan pelayanan pasien peserta JKN. Dari ke-4 indikator tersebut menjadi tantangan tersendiri untuk RSKIA Kota Bandung dalam mencapai target di tahun yang akan datang. 67

79 Pencapaian sasaran ke-2 yang telah ditetapkan RSKIA Kota Bandung dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.19 Analisis Pencapaian Sasaran 2 Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Rumah Sakit NO INDIKATOR SASARAN SATUAN TAHUN Nilai Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) TAHUN 2014 TARGET REALISASI CAPAIAN % Nilai Persentase temuan pemeriksaan BPK/Inspektorat yang ditindak lanjuti % Adapun analisis capaian indikator kinerja sasaran tersebut adalah sebagai berikut : 1. Nilai evaluasi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (AKIP) Nilai evaluasi AKIP diperoleh dari hasil reviu yang dilakukan sebagai dasar penelaahan atas laporan kinerja untuk memastikan agar laporan kinerja telah menyajikan informasi kinerja yang andal, akurat dan berkualitas. Pada tahun 2013 hasil evaluasi LAKIP adalah sedangkan tahun 2014 nilai evaluasi terhadap dokumen LAKIP RSKIA Kota Bandung Tahun 2013 adalah 72,28 atau ada dalam kategori nilai B. Target diakhir Renstra untuk LKIP adalah 80 atau nilai A, hal tersebut menjadi bahan evaluasi dalam pencapaian kinerja RSKIA Kota Bandung dan perbaikan dokumen LKIP sesuai ketentuan yang berlaku. Berikut tabel pencapaian nilai LKIP di RSKIA Kota Bandung Tahun 2014 terhadap dokumen LKIP Tahun 2013 : 68

80 Tabel 3.20 Nilai LAKIP RSKIA Kota Bandung NO INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN TAHUN 2013 TAHUN 2014 RENCANA AKHIR RENSTRA TAHUN 2018 TARGET REALISASI % TARGET PENCAPAIAN (%) 1. Nilai Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Nilai Sebagai bahan perbandingan pencapaian nilai LAKIP pada tahun 2014 antara rumah sakit milik Pemerintah Kota Bandung adalah sebagai berikut : Grafik 3.15 Pencapaian Nilai LAKIP di 3 Rumah Sakit Pemerintah Kota Bandung ,28 69,29 56,78 0 RSKIA Kota Bandung RSUD Kota Bandung RSKGM Kota Bandung Dapat disimpulkan bahwa RSKIA Kota Bandung dengan perolehan nilai LKIP paling tinggi diantara ke-3 rumah sakit tersebut, diikuti oleh RSUD Kota Bandung dengan nilai dan terakhir RSKGM Kota Bandung Faktor Pendukung : 1) RSKIA Kota Bandung mendukung upaya dalam mewujudkan SAKIP Juara di Kota Bandung. 69

81 2) Dalam mewujudkan hal tersebut upaya lain yang dilakukan adalah koordinasi dengan pihak lainnya (ORPAD, Bappeda dan Inspektorat). Permasalahan : 1) Seluruh SKPD di Kota Bandung termasuk RSKIA Kota Bandung sedang dalam masa transisi berupaya mewujudkan SAKIP Juara. 2) Masih kurangnya pemahaman pembuatan dokumen LKIP yang berkualitas. Solusi 1) Koordinasi dengan pihak lainnya seperti ORPAD, Bappeda, Inspektorat dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi dalam melaksanakan reviu, pra evaluasi sampai dengan evaluasi terhadap Renstra, IKU dan Perjanjian Kinerja serta dokumen LKIP SKPD. 2) Salah satu metode dalam mewujudkan SAKIP Juara dibuat suatu sistem yang bernama SILAKIP. 2. Persentase temuan pemeriksaan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti Pemeriksaan secara reguler selalu rutin setiap tahun yang dilaksanakan oleh BPK atau Inspektorat, pemeriksaan tersebut meliputi pemeriksaan pengelolaan anggaran, adiministrasi manajemen, perencanaan dan kepegawaian. Setiap temuan pemeriksaan ditindaklanjuti secara keseluruhan 100% sebagai upaya tindaklanjut untuk perbaikan ke arah yang lebih baik ditahun 70

82 2013 dan Tahun Berikut tabel persentase temuan BPK/inspektorat yang ditindaklanjuti : Tabel 3.21 Persentase Temuan BPK/Inspektorat Yang ditindaklanjuti NO INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN TAHUN 2013 TAHUN 2014 RENCANA AKHIR RENSTRA TAHUN 2018 TARGET REALISASI % TARGET PENCAPAIAN (%) 2. Persentase temuan pemeriksaan BPK/Inspektorat yang ditindak lanjuti Persentase Berikut tabel pencapaian indikator sasaran 2 dibandingkan dengan target akhir renstra tahun 2018 RSKIA Kota Bandung : Tabel 3.22 Pencapaian Indikator Sasaran 2 Dibandingkan Target Akhir Renstra RSKIA Kota Bandung Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa pencapaian Sasaran 2 Meningkatnya akuntabilitas kinerja rumah sakit dengan 2 (dua) indikator sasaran, 1 (satu) indikator sasaran tercapai belum mencapai target dan 1 (satu) indikator sasaran tercapai sesuai target. 71

83 3.3 Perbandingan Pencapaain Indikator Pelayanan Dengan Rumah Sakit Sejenis Lainnya Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator tersebut antara lain : 1. BOR (Bed Occupancy Ratio) adalah angka penggunaan tempat tidur. 2. AVLOS (Average Length of Stay) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. 3. TOI (Turn Over Interval) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi sampai ke saat terisi berikutnya. 4. GDR (Gross Death Rate) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar. 5. NDR (Net Death Rate) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk 1000 penderita keluar. Berikut tabel perbandingan pencapaian indikator pelayanan antara RSKIA Kota Bandung dengan rumah sakit sejenis lainnya : Tabel 3.23 Perbandingan Pencapaian Indikator Pelayanan Dengan Rumah Sakit Sejenis Lainnya Sumber data : RS Online, BUK Depkes RI 72

84 Dari tabel diatas tampak bahwa RSKIA Kota Bandung dengan indikator pelayanan rumah sakit yang tinggi bisa mengakibatkan pemberian pelayanan yang tidak maksimal kepada masyarakat. Dapat dijelaskan bahwa : BED OCCUPANCY RATE (BOR) adalah tingkat pemanfaatan tempat tidur di rumah sakit atau ratio rata-rata pemanfaatan tempat tidur yang terisi dalam 1 (satu) tahun adalah sebesar 96.76%, angka ini jauh lebih tinggi dari standar yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI sebesar 60-85%. Bila ratio sudah melebihi 85% maka harus ada pengembangan dan penambahan sarana untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. Apabila hal tersebut tidak dilaksanakan maka akan berdampak pada banyaknya pasien yang harus dipulangkan dalam waktu singkat. LENGTH OF STAY (LOS) atau angka rata-rata lamanya pasien dirawat adalah sebesar 2 hari, angka ini jauh lebih rendah dari standar Departemen Kesehatan RI sebesar 6-9 hari, rendahnya angka LOS dapat mengurangi masa pemantauan pasien oleh rumah sakit dan hal ini berisiko meningkatkan kematian ibu pasca melahirkan. TURN OVER INTERVAL (TOI) atau angka rata-rata tempat tidur tidak terisi adalah sebesar 0.06, angka ini juga jauh lebih rendah dari standar yang telah ditetapkan sebesar 1-3 hari. Rendahnya angka TOI akan menyebabkan peningkatan resiko infeksi yang ditularkan di rumah sakit (infeksi nosokomial). GROSS DATE RATE (GDR) adalah angka kematian yang terjadi setiap 1000 penderita keluar sebesar 3% 73

85 NET DATE RATE (NDR) adalah angka kematian setelah dirawat 48 jam yang terjadi setiap 1000 penderita keluar. Indikator ini menggambarkan mutu pelayanan rumah sakit sebesar 8%. 3.4 Akuntabilitas Keuangan Selama tahun 2014 pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi serta untuk mewujudkan target kinerja yang ingin dicapai RSKIA Kota Bandung dianggarkan melalui Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bandung DPA RSKIA Kota Bandung dengan total sebesar Rp ,00 yang terdiri dari belanja tidak langsung Rp ,00 belanja langsung selaku SKPD sebesar Rp ,00 dan belanja langsung yang bersumber dari pendapatan fungsional BLUD sebesar Rp ,00. Dari belanja APBD terserap anggaran sebesar 71.33% dan dari sumber dana BLUD sebesar %, sehingga total penyerapan anggaran RSKIA Kota Bandung adalah sebesar 88.20%. Berikut tabel realisasi anggaran RSKIA Kota Bandung tahun 2014: Tabel 3.24 Pagu dan Realisasi Anggaran RSKIA Kota Bandung Tahun 2014 ANGGARAN REALISASI NO URAIAN % Rp Rp PENDAPATAN ,91 BELANJA ,20 1 Belanja Tidak Langsung ,27 2 Belanja Langsung Selaku SKPD ,12 3 Belanja Langsung Selaku BLUD , ,85 Secara rinci pagu dan realisasi program dan kegiatan RSKIA Kota Bandung tahun 2014 selaku SKPD dapat dilihat pada tabel berikut : 74

86 Tabel 3.25 Pagu dan Realisasi Program dan Kegiatan RSKIA Kota Bandung selaku SKPD Tahun 2014 NO PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN REALISASI Rp Rp % BELANJA , ,00 54,12 I Program Pelayanan Administrasi Perkantoran ,27 1 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik ,61 2 Penyediaan jasa kebersihan kantor ,75 3 Penyediaan Jasa Pengamanan Kantor ,94 II Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 1 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional , ,06 III Program Peningkatan Disiplin Aparatur ,44 1 Pengadaan pakaian dinas beserta kelengkapannya ,39 2 Pengadaan pakaian KORPRI ,98 3 Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu IV Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 1 Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan , , ,21 V Program Upaya Kesehatan Masyarakat ,66 1 Penyelenggaraan penyehatan lingkungan VI Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 1 Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat VII Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan , , , ,09 1 Akreditasi rumah sakit ,09 VIIIProgram pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata ,78 1 Pembangunan rumah sakit ,00 2 Pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakit IX Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak 1 Pertolongan persalinan bagi ibu dari keluarga kurang mampu , , ,20 75

87 Hampir semua program/kegiatan pada tahun 2014 mencapai realisasi di atas 90%, kecuali untuk program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru-paru/ rumah sakit mata yang mencapai 28.78%. hal ini terjadi karena kegiatan pembangunan rumah sakit tidak dapat dilaksanakan yang disebabkan oleh tidak selesainya proses pembebasan tanah. Secara rinci pagu dan realisasi program dan kegiatan RSKIA Kota Bandung tahun 2014 selaku BLUD dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.26 Pagu dan Realisasi Program dan Kegiatan RSKIA Kota Bandung selaku BLUD Tahun 2014 NO PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN REALISASI Rp Rp % I Program Peningkatan Pelayanan ,85 Kesehatan Badan Layanan Umum Daerah 1 Pelayanan ,85 Dengan menggunakan ambang batas sebesar 20%, maka realisasi pada BLUD RSKIA Kota Bandung melebihi target pagu anggaran yang telah ditetapkan. Besaran peresentase ambang batas merupakan besaran persentase perubahan anggaran bersumber pendapatan operasional yang diperkenankan dan ditentukan dengan mempertimbangkan fluktuasi kegiatan operasional BLUD. Berikut tabel pagu dan realisasi anggaran RSKIA Kota Bandung Tahun 2014 berdasarkan sasaran RSKIA Kota Bandung : 76

88 Tabel 3.27 Pagu dan Realisasi Anggaran RSKIA Kota Bandung Berdasarkan Sasaran Tahun 2014 NO SASARAN 1. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berhasil guna dan berdaya guna menuju rumah sakit terstandarisasi kelas dunia JUMLAH PROGRAM 10 Program dan 14 Kegiatan ANGGARAN REALISASI % Rp ,00 Rp , % 2. Meningkatnya akuntabilitas kinerja rumah sakit 3.5 Prestasi/Penghargaan RSKIA Kota Bandung tidak meraih prestasi atau penghargaan dari tingkat Pemerintah Kota/Propinsi/Pusat, tetapi ada beberapa hal yang bisa dijadikan kebanggaan di lingkungan RSKIA Kota Bandung sebagai berikut : 1. Membuat berbagai aplikasi sistem informasi manajemen rumah sakit dalam upaya mendukung program Bapak Walikota Bandung, yaitu : Sistem Anjungan Informasi, Sistem Manajemen Informasi Rumah Sakit (SIMETRIS), Sistem Antrian Elekronik. 2. RSKIA Kota Bandung mencapai Zona Hijau dengan nilai 980 pada penilaian Ombudsman pada tahun

89 4.1 KESIMPULAN Tahun 2014 merupakan tahun pertama penilaian kinerja dalam Renstra RSKIA Kota Bandung Tahun , penilaian kinerja tersebut dijabarkan dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) RSKIA Kota Bandung. Dalam penyelerasan hasil reviu Rencana Strategis RSKIA Kota Bandung Tahun dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi telah ditetapkan 2 (dua) sasaran dengan 13 (tigabelas) indikator yang dijadikan Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Perjanjian Kinerja (PK) RSKIA Kota Bandung Tahun 2014 yang sebelum reviu terdapat 2 (dua) sasaran dengan 7 (tujuh) indikator kinerja. Dari 13 indikator yang diukur, sebanyak 8 indikator (61.54%) mencapai atau melebihi target, sebanyak 4 indikator (30.77%) mencapai sesuai target dan 1 indikator (7.69) kurang mencapai target. Adapun permasalahan yang dihadapi RSKIA Kota Bandung di tahun 2014 adalah sebagai berikut : 1. Keterbatasan lahan 2. Keterbatasan sarana dan prasarana 3. Masih banyaknya masyarakat yang belum memiliki jaminan pembiayaan kesehatan 4. Belum terakreditasinya rumah sakit sesuai standar yang telah ditetapkan 78

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2016 TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Alloh Subhanahu Wa Ta ala, karena

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) TAHUN 2015 PEMERINTAH KOTA BANDUNG RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK Jl. Astanaanyar No. 224 Bandung Telepon 022-5201139 Fax. (022) 5221531Bandung 40242 Email :

Lebih terperinci

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Kasih sayang-nya sehingga Laporan Inspektorat Kota Bandung Tahun 2015 ini dapat tersusun Laporan ini merupakan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun secara

Lebih terperinci

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG INSPEKTORAT KOTA BANDUNG RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja Inspektorat Kota Bandung

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja RSUD dr Hasri Ainun Habibie Provinsi Gorontalo merupakan wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai visi dan misi yang dibebankan kepada

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA. mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman

BAB II PERENCANAAN KINERJA. mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman BAB II PERENCANAAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2015 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDUNG 2014 KATA PENGANTAR Bidang kependudukan merupakan salah satu hal pokok dan penting

Lebih terperinci

2.1 Rencana Strategis

2.1 Rencana Strategis BAB II PERENCANAAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2015 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. GAMBARAN UMUM Dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pemerintah mewajibkan setiap instansi pemerintah dan unit kerja untuk menyusun laporan kinerjanya sebagai wujud

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tentang Petunjuk Teknis

Lebih terperinci

RSUD KOTA BANDUNG DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi...

RSUD KOTA BANDUNG DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... RSUD KOTA BANDUNG DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... Daftar Isi... i ii BAB I Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung... 2 1.3 Struktur

Lebih terperinci

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT 1. Mewujudkan kualitas pelayanan paripurna yang prima dengan mengutamakan keselamatan pasien dan berfokus pada kepuasan pelanggan. 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH JL.SUMBERGLAGAH PACET, MOJOKERTO Telp. (0321) 690441 Kode Pos. 61374 Fax

Lebih terperinci

User [Pick the date]

User [Pick the date] RENCANA KERJA KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG TAHUN 2016 User [Pick the date] KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG Jl babakan sari no.177 Bandung telepon (022) 7271101 2015 Rencana Kerja Kecamatan Kiaracondong

Lebih terperinci

K E C A M A T A N P A N Y I L E U K A N BAB I PENDAHULUAN

K E C A M A T A N P A N Y I L E U K A N BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance dan clean government) telah mendorong pengembangan

Lebih terperinci

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Kecamatan Ujungberung Kota Bandung Tahun 2016,

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan 2015 BAB I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Tahunan 2015 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terwujudnya suatu tata pemerintah yang baik dan akuntabel merupakan harapan semua pihak. Berkenan harapan tersebut diperlukan pengembangan dan penerapan ssstem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung KATA PENGANTAR

Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Berdasarkan Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP)

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM Dalam menetapkan tujuan, sasaran dan indikator kinerja Balai Besar Laboratorium menggunakan acuan berupa regulasi atau peraturan sebagai berikut : 1) Peraturan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) BAGIAN TATA USAHA SETDA KOTA BANDUNG 2015 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) Bagian Tata Usaha Setda Kota Bandug vi KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN KECAMATAN GEDEBAGE TAHUN 2015

RENCANA KERJA TAHUNAN KECAMATAN GEDEBAGE TAHUN 2015 RENCANA KERJA TAHUNAN KECAMATAN GEDEBAGE TAHUN 2015 P E M E R I N T A H K O T A B A N D U N G K E C A M A T A N G E D E B A G E J a l a n G e d e b a g e S e l a t a n N o. 2 9 2 B a n d u n g 2014 KATA

Lebih terperinci

RENCANA KERJA RSKIA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA BANDUNG RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK

RENCANA KERJA RSKIA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA BANDUNG RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK RENCANA KERJA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA BANDUNG RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas izin-nya Rencana Kerja (RENJA) Kota

Lebih terperinci

PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis dan Target Tahun L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n

PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis dan Target Tahun L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n PERENCANAAN KINERJA Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2015 ini mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

LKIP LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2014

LKIP LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2014 LKIP LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2014 RUMAH SAKIT KHUSUS GIGI DAN MULUT KOTA BANDUNG \\ RSKGM KOTA BANDUNG JL LLRE MARTADIATA 45 BANDUNG Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Kota Bandung LAPORAN

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Komp.Perkantoran Pemda Tulang Bawang Jl. Cendana Gunung Sakti Kec. Menggala Kab.Tulang Bawang Provinsi Lampung 34596 Telp (0726)

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KECAMATAN PANYILEUKAN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KECAMATAN PANYILEUKAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2015 KECAMATAN PANYILEUKAN Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Panyileukan Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

B A B P E N D A H U L U A N

B A B P E N D A H U L U A N 1 B A B P E N D A H U L U A N I A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab telah diterbitkan Instruksi Presiden No.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN TULANG BAWANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN TULANG BAWANG KEPUTUSAN KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN TULANG BAWANG NOMOR : 900/ /SK/III.08/TB/I/2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA

Lebih terperinci

PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG

PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA 2010-2015 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG JALAN RAYA KAPAL - MENGWI BADUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. 1.1. Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD) merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. PERENCANAAN STRATEGIS SKPD VISI DAN MISI 1. Pernyataan Visi Visi RSUD

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA. Akuntabilitas Kinerja Sekretariat DPRD Kota Bandung. merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja selama tahun

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA. Akuntabilitas Kinerja Sekretariat DPRD Kota Bandung. merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja selama tahun BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja selama tahun 2014 yang memuat realisasi kinerja yang diperjanjikan tahun 2014. Dalam bab ini juga akan disajikan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

Kecamatan Cibeunying Kaler Yang Suci (Sehat, Unggul, Cerdas, Dan Indah) Dalam Mendukung Kota Bandung Yang Unggul, Nyaman, Dan Sejahtera, dengan

Kecamatan Cibeunying Kaler Yang Suci (Sehat, Unggul, Cerdas, Dan Indah) Dalam Mendukung Kota Bandung Yang Unggul, Nyaman, Dan Sejahtera, dengan IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam dokumen Rencana Strategis (RENSTRA) Kecamatan Cibeunying Kaler 2014-2018, ditetapkan bahwa visi Kecamatan Cibeunying Kaler yaitu Terwujudnya Kecamatan Cibeunying Kaler Yang Suci

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang. dilaksanakan oleh semua komponen bangsa Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang. dilaksanakan oleh semua komponen bangsa Indonesia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya agar efektif, efisien dan akuntabel, RSUD dr Hasri Ainun Habibie Provinsi Gorontalo berpedoman pada dokumen perencanaan yang

Lebih terperinci

BAB II RENCANA STRATEGIS

BAB II RENCANA STRATEGIS BAB II RENCANA STRATEGIS 2.1. INDIKATOR KINERJA UTAMA Dalam lampiran Keputusan Bupati Siak Nomor 378/HK/KPTS/2016 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Rumah Sakit Umum Daerah Siak disebutkan bahwa

Lebih terperinci

Sekretariat Daerah Kota Bandung KATA PENGANTAR

Sekretariat Daerah Kota Bandung KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga tugas penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Sekretariat Daerah Kota Bandung

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK (RSKIA)

PEMERINTAH KOTA BANDUNG RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK (RSKIA) PEMERINTAH KOTA BANDUNG RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK () RENCANA KERJA (RENJA) KOTA BANDUNG TAHUN 2015 RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK () Jalan Astanaanyar Nomor 224 Telp. 022-5201139 Faks. 022-5221531

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPPT KOTA BANDUNG TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPPT KOTA BANDUNG TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPPT KOTA BANDUNG BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KOTA BANDUNG Jl. Cianjur no. 34 Bandung RENCANA KERJA BPPT KOTA BANDUNG BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KOTA BANDUNG

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2014 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Inspektorat Kabupaten Lombok Barat BAB I PENDAHULUAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Inspektorat Kabupaten Lombok Barat BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014 TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan

Lebih terperinci

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG - 1 - S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN 2016 NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 852 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) SEKRETARIAT DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) SEKRETARIAT DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN PEMERINTAH KOTA BANDUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) SEKRETARIAT DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan

Lebih terperinci

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr, Wb. Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan Karunianya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 PERENCANAAN KINERJA 2.1. PERENCANAAN STRATEGIS

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR BUPATI BARRU, TTD. Ir. H. ANDI IDRIS SYUKUR, MS.

KATA PENGANTAR BUPATI BARRU, TTD. Ir. H. ANDI IDRIS SYUKUR, MS. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wata ala yang telah memberi rahmat dan karunia-nya, sehingga dokumen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Barru Tahun

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 RENCANA STRATEGIS SEBELUM DAN SETELAH REVIU Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategis disusun untuk

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif. vii

Ikhtisar Eksekutif. vii Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat (stakeholders) dalam menjalankan visi dan misi

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG MANGUSADA TAHUN 2015

KABUPATEN BADUNG PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG MANGUSADA TAHUN 2015 KABUPATEN BADUNG PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG MANGUSADA TAHUN 2015 RSUD KABUPATEN BADUNG MANGUSADA TAHUN 2015 DAFTAR ISI Halaman Penetapan Kinerja... Kata Pengantar.... Daftar

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum kebijakan yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Lawang dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan Rumah Sakit Rujukan Tingkat

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKIP ) TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKIP ) TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI ( LKIP ) 2016 INSPEKTORAT KOTA MOJOKERTO KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Rahmat dan Hidayah-Nya semata akhirnya Laporan Kinerja

Lebih terperinci

K E C A M A T A N P A N Y I L E U K A N BAB I PENDAHULUAN

K E C A M A T A N P A N Y I L E U K A N BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance dan clean government) telah mendorong pengembangan

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA Badan dan Kearsipan Provinsi BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin

Lebih terperinci

P E M E R I N T A H K O T A B A N D U N G K E C A M A T A N P A N Y I L E U K A N

P E M E R I N T A H K O T A B A N D U N G K E C A M A T A N P A N Y I L E U K A N BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance dan clean government) telah mendorong pengembangan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2016 KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2015 KEPUTUSAN INSPEKTUR INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG Nomor : 800/Kep.859 Insp/2015 Tentang PENETAPAN

Lebih terperinci

Bab II Perencanaan Kinerja

Bab II Perencanaan Kinerja Di kantor Bab II Perencanaan Kinerja 2.1. Perencanaan 2.1.1. Rencana Strategis Tahun 2013-2018 Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan stratejik merupakan langkah awal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta citacita bangsa bernegara

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1. GAMBARAN UMUM a. Kondisi Umum 1. Kedudukan Kecamatan Kandis merupakan bagian dari Kabupaten Siak, yang dibentuk berdasarkan pemekaran dari kecamatan Minas yang diundangkan sesuai Perda

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2017 D A F T A R I S I KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah adalah proses penyusunan tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Strategis (Renstra) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun merupakan dokumen perencanaan strategis untuk memberikan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA

KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA SEKRETARIAT JENDERAL BIRO ORGANISASI DAN TATALAKSANA JAKARTA, MARET 2011 DAFTAR ISI Hal BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Dasar Hukum

Lebih terperinci

Bandung, 17 Februari Direktur Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Kota Bandung. drg. Rabaah Puspita Paramita NIP

Bandung, 17 Februari Direktur Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Kota Bandung. drg. Rabaah Puspita Paramita NIP P uji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Illahi atas semua limpahanrahmat dan karunia Nya sehingga telah tersusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Rumah Sakit Khusus Gigi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PEMERINTAH KOTA BANDUNG

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PEMERINTAH KOTA BANDUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PEMERINTAH KOTA BANDUNG 2015 0 1 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PEMERINTAH KOTA BANDUNG 2015 2 2015 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 2017 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi... i... ii Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2

Lebih terperinci

2012, No BAB I PENDAHULUAN

2012, No BAB I PENDAHULUAN 2012, No.750 4 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA UNIT PELAYANAN PUBLIK BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci