JIIA, VOLUME 3 No. 2, APRIL 2015

Transkripsi

1 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN EFISIENSI PEMASARAN LADA DI KECAMATAN GUNUNG LABUHAN KABUPATEN WAY KANAN (Fiacial Feasability ad Marketig Efficiecy Aalysis of Pepper Farmig i Guug Labuha Subdistrict of Way Kaa Regecy) Ade Lia Delita, Fembriarti Erry Prasmatiwi, Helvi Yafika Jurusa Agribisis, Fakultas Pertaia, Uiversitas Lampug, Jl. Prof. Dr. Soematri Brojoegoro No.1 Badar Lampug 35141, Delfhy20_delita@yahoo.com ABSTRACT The research aims to fid out: fiacial feasibility of pepper farmig ad marketig efficiecy of pepper. This research was coducted i two pepper productio ceters, Guug Labuha Village ad Begkulu Tegah Village, Guug Labuha Subdistrict of Way Kaa Regecy. Respodets cosisted of fifty pepper farmers selected radomly by usig stratified radom samplig ad six pepper traders determied by usig sowball samplig. The first goal was aalyzed usig ivestmet criteria ad sesitivity rate. The secod goal was aalyzed usig marketig margis, price correlatios, ad price trasmissio elasticity. The results showed that pepper farmig is worth to attempt based o the value of ivestmet criteria ad the sesitivity rate aalysis agaist chages that may occur. The chages were the productio cost icrease of 8.38% the productio quatity decrease of 30%, ad the productio price decrease of 13 %. The market structure was oligopsoistic market with the price correlatio coefficiet value of 0.47, which meas pepper market is ot perfectly competitive, ad price trasmissio elasticity value of 1.74, which meas the rate of chage i cosumer prices is greater tha the rate of chage i producer prices. Key words : feasibility, fiacial,marketig, pepper PENDAHULUAN Lada merupaka salah satu komoditas perkebua yag berpera petig dalam kegiata ekspor da impor. Idoesia adalah pemasok utama lada hitam ke pasar Amerika Serikat dega tigkat pegirima metrik to (47%), diikuti oleh Brasil metrik to (20%), Vietam metrik to (18%) da Idia metrik to (13%) (BAPPEBTI 2014). Hal ii berarti peluag Idoesia sagat besar dalam perdagaga da bisis lada. Salah satu daerah setra produksi taama lada di Propisi Lampug adalah Kabupate Way Kaa. Kabupate Way Kaa meempati uruta kedua sebagai setra produksi taama lada setelah Kabupate Lampug Utara dega luas areal sebesar ha da produksi sebayak to pada tahu Kecamata Guug Labuha merupaka kecamata yag berada di Kabupate Way Kaa yag memiliki produksi da taama meghasilka (TM) terluas da produksi terbayak dari kecamata laiya. Kecamata Guug Labuha memiliki jumlah areal taama meghasilka (TM) seluas hektar da produksi lada sebayak 938 to (BPS Propisi Lampug 2012). Kabupate Way Kaa sagat berpotesi utuk pegembaga usahatai lada. Masalah yag meghambat pegembaga lada yaitu seraga peyakit kuig yag sampai saat ii belum ditemuka cara megatasiya. Dalam mejalaka usahatai lada, petai dihadapka pada berbagai masalah di ataraya petai membutuhka modal yag cukup besar utuk biaya ivestasi da ditambah biaya pemeliharaa taama lada yag sagat reta terserag peyakit. Peaggulaga yag dilakuka petai adalah dega selalu meyulam taama tiap tahuya dega memberika obatobata seadaya, karea keterbatasa modal yag dialami oleh petai. Petai juga harus mempertimbagka da meerima risiko yag atiya aka timbul, karea masa pegembalia yag lama. Taama lada membutuhka waktu tiga sampai empat tahu utuk memasuki usia produktif agar lada bisa dipae. Hal-hal tersebut yag mugki meyebabka petai kurag termotivasi utuk terus mejalaka usahataiya da lebih memilih megalihfugsika lahaya utuk ditaami taama perkebua laiya. Petai beraggapa bahwa taama perkebua laiya lebih taha terhadap hama peyakit da megutugka dibadigka taama lada. 130

2 Pada sistem pemasara lada di Kecamata Guug Labuha, harga di tigkat petai ditetuka dega cara tawar-meawar atara petai dega pedagag pegumpul. Jumlah petai lada yag ada lebih bayak dibadigka dega jumlah pedagag pegumpul, sehigga posisi petai adalah peerima harga. Posisi petai sebagai peerima harga cederug meerima harga yag redah sehigga share yag diterima petai mejadi kecil. Masalah laiya petai juga masih membutuhka berbagai lembaga peratara utuk meyampaika hasil produksi ke kosume akhir, sehigga ratai pemasara semaki pajag. Hal tersebut dapat meyebabka harga yag diterima petai semaki kecil da sistem pemasara tidak efisie. Redahya harga yag diterima petai meyebabka petai kurag terdorog utuk terus mejalaka da megembagka usahataiya. Berdasarka masalah di atas, maka peelitia ii bertujua utuk megaalisis kelayaka fiasial usahatai lada da megaalisis efisiesi pemasara lada di Kecamata Guug Labuha Kabupate Way Kaa. METODE PENELITIAN Pegambila sampel utuk pemasara dilakuka dega tekik sowball samplig. Meurut (Sugiyoo 2005), cara pegambila sampel dega tekik ii dilakuka beratai, pelaksaaaya pertama-tama dilakuka wawacara terhadap sampel petai lada di Desa Guug Sari da Desa Begkulu Tegah, selajutya yag bersagkuta dimita utuk meyebutka calo respode laiya sehigga didapat suatu ratai pemasara. Data yag diguaka dalam peelitia ii adalah data primer da data sekuder. Data primer diperoleh dari petai yag membudidayaka taama lada melalui tekik wawacara. Data sekuder diperoleh dari lembagalembaga/istasi terkait, seperti BPS da Dias Perkebua Propisi Lampug, serta Dias Perkebua da Kehutaa Kabupate Way Kaa. Peelitia dilaksaaka di Kecamata Guug Labuha, Kabupate Way Kaa dega pertimbaga bahwa Kecamata Guug Labuha merupaka salah satu setra produksi lada di Propisi Lampug. Peetua lokasi peelitia dilakuka secara segaja (purposive) pada Desa Begkulu Tegah da Desa Guug Sari dega pertimbaga bahwa kedua desa tersebut memiliki areal perkebua lada yag palig luas. Tabel 1. Peetua jumlah petai sampel berdasarka umur taama Umur taama (tahu) Desa Guug Sari Jumlah Jumlah populasi sampel (jiwa) (jiwa) Desa Begkulu Tegah Jumlah Jumlah populasi sampel (jiwa) (jiwa) Total Jumlah petai di Desa Guug Sari da Desa Begkulu Tegah adalah sebayak 137 petai, dimaa jumlah masig-masig petai adalah sebayak 70 petai da 67 petai. Peetua sampel utuk kelayaka fiasial dilakuka dega merujuk pada teori (Sugiarto 2003) Berdasarka teori tersebut maka diperoleh jumlah sampel sebayak 50 orag. Dega alokasi proporsioal, maka diperoleh jumlah sampel dari Desa Guug Sari adalah 25 petai da Desa Begkulu Tegah adalah 25 petai. Pegambila sampel petai lada pada dua desa tersebut dilakuka secara stratified radom samplig yaitu berdasarka umur taama lada yag berkisar atara 1 10 tahu. Metode aalisis yag diguaka adalah aalisis deskriptif da kuatitatif. Aalisis deskriptif diguaka utuk meggambarka atau meeragka suatu keadaa dari data yag diperoleh secara jelas da teperici. Aalisis kuatitatif diguaka utuk megaalisis kelayaka fiasial da aalisis sesitivitas, serta utuk megaalisis marji pemasara, koefisie korelasi harga da elastisitas trasmisi harga. Aalisis kelayaka fiasial merupaka aalisis yag bertujua utuk meilai apakah suatu kegiata ivestasi (usaha) yag dijalaka tersebut layak atau tidak utuk dijalaka. Umur usaha dalam perhituga aalisis kelayaka fiasial disesuaika dega umur taama lada yag ratarataya mecapai umur 10 tahu (Suwarto 2013). Meurut Kadariah (2001), ada beberapa metode atau kriteria ivestasi yag biasa dipertimbagka utuk dipakai dalam aalisis fiasial, yaitu : 131

3 a. Gross B/C Ratio 132 Bt/(1 i) t 0 Gross B/C... (1) Ct/(1 i) t 0 Keteraga : Bt = Peerimaa (beefit) pada tahu ke-i Ct = Biaya (Cost) pada tahu ke-i i = Suku buga (12 %) t = Tahu ke 1, 2, 3 dst = Umur proyek (10 tahu) b. Net B/C Ratio t t t Bt Ct/(1 i) t0 NetB/C.. (2) t Ct Bt/(1 i) t0 c. Payback Period K0 PP x 1 tahu... (3) Ab Keteraga : Pp = Payback periode K 0 = Ivestasi awal = Mafaat (beefit) setiap periode A b d. Net Preset Value (NPV) Bt Ct NPV t1 t 1 i e. Iteral Rate of Retur (IRR) IRR i Ko... (4) NPV 1 1 i2 i1 NPV1 NPV2 Keteraga : NPV 1 = Preset Value positif NPV 2 = Preset Value egatif i 1 = Discout rate, jika NPV >0 i 2 = Discout rate, jika NPV < 0. (5) Nilai suku buga yag diguaka pada peelitia ii adalah tigkat suku buga pijama KKPE BRI sebesar 12 perse/tahu. Tigkat suku buga pijama KPPE BRI diguaka sebagai ilai df dalam perhituga, karea BRI merupaka satusatuya bak yag terdapat di daerah peelitia da tidak ada bak laiya. Selai itu, petai biasa melakuka pijama ke BRI, selai melakuka pijama ke tema atau tetaggaya utuk kebutuha modal dalam mejalai usahataiya. Aalisis sesitivitas adalah aalisis yag bertujua utuk melihat apa yag aka terjadi dega hasil aalisis ivestasi, jika ada perubaha-perubaha dalam perhituga biaya peerimaa (Sumatri 2004). Adapu perubaha-perubaha yag aka dikaji pada aalisis sesitivitas adalah peurua jumlah produksi higga 30 perse. Selai itu, terjadi peurua harga jual sebesar 13 perse da perubaha keaika biaya produksi sebesar 8,38 perse. Aalisis laju kepekaa dirumuska sebagai berikut : X1 X0 x 100% X Laju Kepekaa (6) Y1 Y0 x 100% Y Keteraga : X 1 = NPV/IRR/Net B/C ratio setelah terjadi perubaha X 0 = NPV/IRR/Net B/C ratio sebelum terjadi perubaha X = Rata-rata perubaha NPV/IRR/Net B/C ratio Y 1 = Harga jual/biaya produksi/produksi setelah terjadi perubaha Y 0 = Harga jual/biaya produksi/produksi sebelum terjadi perubaha Y = Rata-rata perubaha harga jual/biaya produksi/produksi Salura pemasara merupaka suatu jalur arus yag dilalui oleh barag-barag dari produse ke peratara da akhirya sampai ke kosume. (Hasyim 2012). Peetua salura pemasara adalah utuk megetahui seluruh salura atau bagia dari pemasara yag terdiri dari lembagalembaga pemasara yag berpera dalam peyampaia barag atau jasa dari produse higga kosume akhir. Aalisis farmer s share bermafaat utuk megetahui bagia harga yag diterima oleh petai dari harga di tigkat kosume yag diyataka dalam persetase (%) (Widiastuti 2013). Pagsa produse dirumuska sebagai: Pf PS x 100% (7) Pr

4 Keteraga : Ps = Bagia harga yag diterima produse Pf = Harga di tigkat produse Pr = Harga di tigkat kosume Marji pemasara merupaka perbedaa atara harga di tigkat produse dega harga di tigkat pegecer (Hasyim 2012). Secara matematis, total marji pemasara dirumuska sebagai berikut: r Mji mji atau Mji Pr Pf Peyebara marji pemasara dapat dilihat berdasarka persetase keutuga terhadap biaya pemasara (Ratio Profit Margi) pada masigmasig lembaga pemasara, yag dirumuska sebagai berikut: πi RPM =... (8) bti Keteraga : mji = Marji pada lembaga pemasara tigkat ke-i Mji = Total marji pada satu salura pemasara Psi = Harga jual pada lembaga pemasara tigkat ke-i Pbi bti πi i = Harga beli pada lembaga pemasara tigkat ke-i = Biaya pemasara lembaga pemasara tigkat ke-i = Keutuga lembaga pemasara tigkat ke-i = 1,2,3,...,... Meurut Hasyim (2012), aalisis korelasi harga adalah suatu aalisis yag meggambarka perkembaga harga pada dua tigkat yag sama atau berlaia yag salig berhubuga melalui perdagaga. Secara matematis, koefise korelasi harga adalah sebagai berikut : i 1 Pr Pr Pf Pf 2 2 Pr Pr Pf Pf i 1 i 1 Keteraga : r = Koefisie korelasi = Jumlah pegamata (9) Jika ilai r < 1, maka struktur pasar dalam sistem pemasara tidak bersaig sempura. Namu, jika r > 1, maka fluktuasi keaika harga di tigkat produse lebih besar dari fluktuasi keaika harga di tigkat kosume. Aalisis elastisitas trasmisi harga diguaka utuk melihat pegaruh harga di tigkat pegecer terhadap harga di tigkat petai (Maggopa 2013). Trasmisi harga diukur melalui regresi sederhaa di atara dua harga pada dua tigkat pasar, da selajutya dihitug elastisitasya. Elastisitas trasmisi harga dirumuska sebagai berikut: i Pf ET x... (10) b Pr Keteraga: Et = Elastisitas trasmisi harga = Diferesiasi atau turua a = Kostata atau titik potog b = Koefisie regresi Meurut Hasyim (2012), jika ilai Et = 1 berarti sistem pemasara telah efisie. Jika Et> 1, berarti laju perubaha harga di tigkat kosume lebih besar dibadig laju perubaha harga di tigkat produse da sistem pemasara belum efisie, Jika Et < 1, berarti laju perubaha harga di tigkat kosume lebih kecil daripada laju perubaha harga di tigkat produse da sistem pemasara belum efisie. HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaa Umum Respode Respode petai pada peelitia ii mayoritas berumur tahu dega persetase sebesar 66 perse da tigkat pedidika yag tergolog redah yaitu sebesar 58 perse haya tamata SD. Mayoritas petai merupaka putra daerah yaitu suku lampug sebayak 82 perse. Lama pegalama usahatai lada terbayak adalah selama tahu (48%). Sebayak 66 perse dari jumlah petai memiliki luas laha 0,25 1 ha dega umur taama terbayak adalah 7 10 tahu (52%). Pedagag yag mejadi respode pada peelitia ii sebayak lima orag dega umur berkisar atara tahu da tigkat pedidika tamata SMA dega persetase sebesar 100 perse. Pegalama pedagag respode dalam mejalaka usahaya berada pada kisara 9 15 tahu. 133

5 Biaya Usahatai Lada Biaya usahatai merupaka pegeluara yag dilakuka oleh petai dalam megelola usaha atau sumber daya yag dimilikiya utuk medapatka hasil produksi yag maksimal. Biaya usahatai dibagi mejadi dua yaitu biaya ivestasi da biaya operasioal. Biaya Ivestasi Biaya ivestasi adalah seluruh biaya yag dikeluarka ketika taama belum dapat meghasilka. Biaya ivestasi yag dikeluarka atara lai yaitu biaya sewa laha, biaya bibit da saprodi, da biaya teaga kerja utuk proses persiapa laha da proses peaama. Pada peelitia ii, laha yag diguaka dalam perhituga diaggap laha yag disewa dalam keadaa kosog sehigga biaya bibit lada aka dihitug secara terpisah. Harga sewa laha ratarata di daerah peelitia adalah Rp ,00/ ha/tahu. Bibit yag dipakai oleh petai respode adalah bibit lokal. Harga bibit lada lokal di pasar sebesar Rp50,00/batag. Dalam 1 hektar laha idealya ditaami sebayak poho lada dega 3 bibit/poho sehigga biaya bibit yag diperluka adalah Rp ,00/ha. Pupuk yag diguaka oleh petai di daerah peelitia yaitu pupuk kadag, kompos, urea, NPK, SP36, KCl, phoska da mutiara. Pemupuka pada tahu ke-1 taama membutuhka seperempat dari dosis pupuk yag diguaka, sedagka taama tahu ke-2 da ke- 3 membutuhka setegah dari dosis pupuk yag diguaka. Biaya pupuk pada tahu pertama adalah Rp ,00/ha da pada tahu ke-2 da ke-3 sebesar Rp ,00/ha. Pada saat Taama Belum Meghasilka (TBM) petai haya megguaka obat utuk meggedalika rumput da alag-alag yag meggagu pertumbuha taama lada. Biaya obat-obata pada TBM adalah sebesar Rp99.450,00/ha/tahu. Kegiata usahatai pada Kecamata Guug Labuha biasaya megguaka teaga kerja dalam keluarga da teaga kerja luar keluarga. Tigkat upah teaga kerja laki-laki da perempua per hari di daerah peelitia adalah Rp40.000,00. Teaga kerja yag diguaka pada tahu kesatu adalah utuk persiapa laha da peaama. Teaga kerja yag diguaka pada tahu ke-2 da ke-3 adalah utuk pemeliharaa. Biaya teaga kerja pada tahu pertama sebesar Rp ,00/ha, sedagka pada tahu kedua da ketiga sebesar Rp ,00/ha. Biaya Operasioal Biaya operasioal adalah biaya yag besarya dipegaruhi oleh besarya produksi da habis dalam satu kali produksi. Biaya operasioal mecakup biaya pupuk, obat-obata, bibit utuk peyulama, teaga kerja, perlalata, pajak da lai-lai. Bibit yag dibutuhka utuk peyulama setiap tahuya dari tahu ke-2 higga tahu ke-10 dibutuhka 10 perse dari jumlah bibit di tahu pertama atau sebayak 750 bibit/ha/tahu. Harga bibit yag dibeli di pasar secara tuai sebesar Rp50,00/batag, sehigga biaya bibit utuk peyulama sebesar Rp37.500,00/ha/tahu. Biaya pupuk pada taama meghasilka (TM) adalah sebesar Rp ,00/ha/tahu. Biaya obatobata pada taama meghasilka (TM) adalah sebesar Rp ,00/ha/tahu. Obat-obata yag diguaka pada TM diataraya yaitu gramaxoe, reget, fastac, furada, bioosa da paratop. Total biaya teaga kerja yag dibutuhka utuk usahatai lada pada taama meghasilka (TM) yag meliputi kegiata pemeliharaa da kegiata pae serta pasca pae sebesar Rp ,00/ ha/tahu. Alat- alat produksi yag diguaka di daerah peelitia adalah cagkul, golok, koret, sprayer, tagga, karug, kerajag, gutig da terpal. Biaya peralata pada TM adalah sebesar Rp ,00/ha/tahu. Biaya pajak yag dikeluarka oleh petai respode berkisar atara Rp5.000,00 sampai Rp50.000,00/ha/tahu tergatug besarya pajak yag ditetapka kecamata, pajak rata-rata yag ditetapka berdasarka produktivitas laha Rp18.368,00/ha/ tahu. Biaya Total Usahatai Lada Biaya produksi utuk usahatai lada merupaka biaya total yag dikeluarka utuk proses produksi oleh petai sampai umur ekoomis taama lada yaitu 10 tahu. Berdasarka Tabel 2 dapat dilihat bahwa biaya yag dikeluarka pada tahu pertama sampai tahu ke tiga adalah total biaya ivestasi saat taama belum meghasilka, sedagka pada tahu ke-4 sampai tahu ke-10 merupaka total biaya operasioal saat taama sudah 134

6 meghasilka. Biaya total usahatai lada selama sepuluh tahu adalah sebesar Rp ,00. Peerimaa Usahatai Lada Usahatai lada yag dijalaka di Kecamata Guug Labuha termasuk dalam skala usaha kecil taama perkebua rakyat apabila dilihat dari luas laha petai respode yag berkisar atar 0,25 3 ha. Taama lada mulai meghasilka pada tahu keempat sampai dega umur ekoomis taama yaitu 10 tahu. Setelah taama lada berusia 10 tahu, taama sudah tidak produktif lagi sehigga perlu digati dega taama yag baru. Pemaea lada cukup mudah dilakuka.petai biasaya melakuka pemetika secara maual dega taga atau dega gutig. Pemetika dilakuka pada pagkal tagkaiya bertujua agar buah pada tagkai tidak rotok. Petai biasaya memetik buah yag terdapat pada bagia atas poho dega batua tagga segitiga. Peerimaa yag diperoleh petai selama 10 tahu adalah sebesar Rp ,00 dega produksi sebesar kg harga jual Rp53.000,000/kg. Aalisis Kelayaka Fiasial Pada Tabel 4, dapat dilihat bahwa ilai Net B/C sebesar 3,71 artiya usaha layak dijalaka karea lebih dari 1. Nilai Gross B/C yag diperoleh sebesar 1,92 artiya usaha layak dijalaka karea lebih dari 1. Meurut kriteria NPV yag diperoleh adalah sebesar Rp ,00 artiya usaha layak dijalaka karea lebih dari 0. Berdasarka kriteria IRR didapatka ilai 50,20 perse artiya usaha layak utuk dijalaka karea ilai IRR lebih tiggi dibadigka dega tigkat suku buga bak yag sebesar 12 perse. Waktu pegembalia modal pada usahatai lada dicapai pada tahu keempat, ii berarti bahwa waktu pegembalia modal lebih cepat dibadigka umur ekoomis usahaya yaitu sepuluh tahu maka usahatai layak utuk dijalaka. Hasil perhituga aalisis fiasial sejala dega peelitia Maulidah (2010) pada usahatai aggur bahwa Net B/C merupaka perbadiga atara biaya dega peerimaa yag telah dikalika dega discout factor, dimaa suatu usaha layak utuk dikembagka apabila ilai Net B/C-ya lebih dari satu. Selai itu, usahatai aggur dikataka layak karea memeuhi kriteria ivestasi laiya, yaki memiliki ilai NPV yag positif (NPV > 0). Tabel 2. Biaya total usahatai lada Tahu Ivestasi Operasioal Total biaya Jumlah Tabel 3. Jumlah produksi da peerimaa usahatai lada Tahu Produksi Harga (kg) (Rp) Peerimaa (Rp/kg) Jumlah Tabel 4. Aalisis fiasial usahatai lada Kriteria Ivestasi Nilai Hasil Gross B/C Ratio 1,92 Layak Net B/C Ratio 3,71 Layak NPV Layak PP 4,48 Layak IRR 50,20% Layak Meurut kriteria ivestasi yag lai, ilai IRR > i (suku buga yag berlaku) meujukka bahwa megivestasika modal utuk usahatai aggur Prabu Bestari lebih megutugka daripada medepositoka ke bak, dega ketetua usahatai ii dikelola dega semaksimal mugki. Pada perhituga payback period usahatai aggur masih layak utuk dikembagka karea payback periodya tidak melebihi umur ekoomis taama aggur, yaitu 10 tahu. 135

7 Aalisis Sesitivitas Aalisis sesitivitas adalah suatu kegiata megaalisis kembali suatu proyek utuk melihat apakah yag aka terjadi pada proyek tersebut bila proyek tidak berjala sesuai recaa (Astau 2013). Dapat dilihat pada Tabel 5 perubaha-perubaha yag dikaji yaitu keaika biaya produksi sebesar 8,38 perse. Perubaha laiya yaitu peurua jumlah produksi higga 30 perse, da peurua harga jual 13 perse. Pada keaika biaya sebesar 8,38 perse tidak ada kriteria ivestasi yag meujuka laju kepekaa sesitif terhadap perubaha, da pada peurua produksi 13 perse juga tidak ada kriteria ivestasi yag meujuka laju kepekaa sesitif. Pada peurua produksi 30 perse haya ilai PP yag meujukka tidak sesitif terhadap perubaha. Peelitia ii sejala dega peelitia Armiati (2010) pada usahatai jeruk pamelo. Pada peelitia tersebut ketika terjadi peigkata biaya produksi 10 perse usahatai jeruk pamelo masih layak utuk dikembagka dega ilai Net B/C 2,91, NPV Rp ,00 da IRR 33,79 perse. Demikia pula kodisi peurua harga produksi 10 perse da peurua produksi 20 perse dega ilai Net B/C masig-masig 2,87 da 2,40, ilai NPV masig-masig Rp ,00 da Rp ,00 da IRR masig-masig sebesar 33,68 perse da 31,37 perse. Tabel 5. Aalisis sesitivitas Perubaha Nilai Laju Perubaha Kepekaa Ket Biaya produksi aik 8,38% NPV (Rp) ,78-1,19 TS IRR (%) 45,63% -1,19 TS Net B/C 3,27-1,56 TS Gross B/C 1,77-1,00 TS PP (tahu) 4,62 0,39 TS Harga jual turu 13% NPV (Rp) ,39-2,28 TS IRR (%) 42,14% -1,24 TS Net B/C 2,95-1,59 TS Gross B/C 1,66-1,01 TS PP (tahu) 4,35-0,21 TS Peurua produksi 30% NPV (Rp) ,8 2,59 S IRR (%) 29,87% 1,44 S Net B/C 2,01 1,69 S Gross B/C 1,34 1,00 S PP (tahu) 5,31-0,48 TS Aalisis Pemasara Keragaa pasar diaalisis megguaka idikatoridikator, atar lai salura pemasara, pagsa produse, marji pemasara, korelasi harga, serta elastisitas trasimisi harga. Dapat dilihat pada Gambar 1 terdapat tiga salura pemasara, bermula dari petai mejual hasil produksiya ke pedagag pegumpul desa dega total volume jual sebesar kg (100%). Pedagag pegumpul desa mejual lada ke pedagag besar di tigkat kecamata dega volume jual kg (100%). Pedagag besar mejualya kembali kepada tiga lembaga peratara selajutya yaitu pedagag pegecer di Kabupate Way Kaa dega volume jual kg (8%), pedagag pegecer di Kota Badar Lampug dega volume jual kg (13%) da eksportir dega volume jual kg (79%) kg 100% kg 100% Pedagag pegecer di Way Kaa (4) kg 8% Keteraga : a) Salura I = b) Salura II = c) Salura III = Gambar 1. Salura pemasara lada di Kecamata Guug Labuha Kabupate Way Kaa, tahu 2013 Marji Pemasara Petai (1) Pedagag pegumpul desa (2) Pedagag besar (3) Pedagag Pegecer di Badar Lampug (5) kg 13% Eksportir (6) kg 79% Pemasara lada pada salura I yag disajika pada Tabel 6 diaggap belum efisie, karea terdapat da rasio profit marji (RPM) yag tidak merata pada tiap lembaga pemasara. Petai respode mejual lada kepada pedagag pegumpul desa dega harga Rp53.000,00/kg. Pedagag pegumpul desa mejual kembali ke pedagag besar dega harga Rp55.500,00/kg. Pedagag besar mejual lada ke pedagag pegecer di 136

8 Kabupate Way Kaa dega harga Rp60.000,00/kg. RPM yag diperoleh pedagag pegumpul desa sebesar Rp3,25 artiya setiap biaya Rp1,00 yag dikeluarka maka aka medapatka keutuga sebesar Rp3,25. RPM yag diperoleh pedagag besar sebesar Rp8.89, artiya setiap Rp1,00 yag dikeluarka pedagag besar maka aka medapatka keutuga sebesar Rp8,89. RPM yag diperoleh pedagag pegecer sebesar Rp 52,17, artiya setiap Rp1,00 yag dikeluarka oleh pedagag pegecer maka aka medapatka keutuga sebesar Rp52,17. Tabel 6. Aalisis marji pemasara lada pada salura I Keteraga Biaya (Rp/kg) Share (%) Harga jual petai ,00 84,13 Harga jual pegumpul desa ,00 88,10 Biaya teaga kerja 675,28 1,07 Biaya trasportasi 94,96 0,15 Marji pemasara 2.500,00 3,97 Profit marji 1.729,76 2,75 RPM 3,25 Harga jual pedagag besar ,00 95,24 Biaya Teaga kerja 422,05 0,67 Biaya trasportasi 84,41 0,13 Marji pemasara 4.500,00 7,14 Profit marji 3.994,00 6,34 RPM 8,89 Harga jual pedagag pegecer ,00 100,00 di Kabupate Way Kaa Biaya teaga kerja 50,00 0,08 Biaya trasportasi 7,50 0,01 Marji pemasara 3.000,00 4,76 Profit marji 2.942,50 4,67 RPM 52,17 Berdasarka aalisis marji pemasara pada salura II (Tabel 7), tujua salura II adalah kosume akhir di Kota Badar Lampug. Perbedaa atara salura II dega salura I adalah marji pemasara yag diperoleh pedagag pegecer di Kota Badar Lampug sebesar Rp10.000,00/kg dega ilai RPM yag diperoleh sebesar Rp5,00. Hal ii berarti bahwa setiap biaya Rp1,00 yag dikeluarka oleh pedagag pegecer medapatka keutuga sebesar Rp5,00. Berdasarka hasil aalisis yag tersaji pada Tabel 8, marji pemasara da RPM yag diperoleh pedagag pegumpul desa da pedagag besar pada salura III sama dega yag diperoleh pada salura I. Harga jual lada di tigkat eksportir sebesar Rp68.000,00/kg.Tujua pemasara salura III adalah kosume di luar egeri seperti egaraegara di Eropa da Amerika melalui pedagag ekportir. Apabila melihat dari hasil aalisis marji pemasara dari ketiga salura tersebut, salura II merupaka salura yag palig efisie karea memiliki ilai marji pemasara da ilai rasio profit marji yag hampir merata pada tiap lembaga peratara. Peelitia ii tidak jauh berbeda dega peelitia Maggopa (2013) tetag efisiesi pemasara aas. Salura pemasara aas yag terbetuk terdiri dari tiga salura pemasara. Salura yag palig efisie adalah salura II yaitu dari petai yag mejual hasil produksi aas ke pedagag pegecer kemudia pedagag pegecer mejualya kembali ke kosume. Tabel 7. Aalisis marji pemasara lada pada salura II Uraia Biaya (Rp/kg) Share (%) Harga jual petai ,00 75,71 Harga jual pegumpul desa ,00 79,29 Biaya teaga kerja 675,28 0,96 Biaya trasportasi 94,96 0,14 Marji pemasara 2.500,00 3,57 Profit marji 1.729,76 2,47 RPM 3,25 Harga jual pedagag besar ,00 85,71 Biaya teaga kerja 422,05 0,60 Biaya trasportasi 84,41 0,12 Marji pemasara 4.500,00 6,43 Profit marji 3.994,00 5,71 RPM 8,89 Harga jual pedagag pegecer , di Kota Badar Lampug Biaya teaga kerja 1.333,00 1,90 Biaya trasportasi 666,67 0,95 Marji pemasara ,00 14,29 Profit marji 8.000,00 11,43 RPM 5,00 Tabel 8. Aalisis marji pemasara lada pada salura III Uraia Biaya Share (Rp/kg) (%) Harga jual petai ,00 77,94 Harga jual pegumpul desa ,00 81,62 Biaya teaga kerja 675,28 0,99 Biaya trasportasi 94,96 0,14 Marji pemasara 2.500,00 3,68 Profit marji 1.729,76 2,54 RPM 3,25 Harga jual pedagag besar ,00 88,24 Biaya teaga kerja 422,05 0,62 Biaya trasportasi 84,41 0,12 Marji pemasara 4.500,00 6,62 Profit marji 3.994,00 5,87 RPM 8,89 Harga jual eksportir ,00 100,00 137

9 Besarya marji pemasara salura II adalah Rp2.500,00, da ilai farmer s share utuk petai adalah 50 perse. Pada salura II ilai rasio keutuga da biaya adalah sebesar 4, artiya setiap biaya pemasara yag dikeluarka oleh petai sebesar Rp1,00 per buah aas aka meghasilka keutuga Rp4,00. Besarya ilai efisiesi operasioal pada salura II adalah 10 yag berarti bahwa setiap Rp1,00 biaya pemasara yag dikeluarka oleh pedagag aka memberika peerimaa sebesar Rp10,00 per buah aas. Hasil perhituga aalisis korelasi harga lada di lokasi peelitia diketahui bahwa ilai r hitug adalah 0,47 (r < 1), yag berarti pasar lada tidak bersaig sempura. Aalisis elastisitas trasmisi harga adalah isbah atara perubaha harga di tigkat kosume dega perubaha harga di tigkat produse (Hasyim 2012). Harga rata-rata lada di tigkat produse da kosume akhir dari tahu 2004 sampai dega tahu 2011 berdasarka data yag diperoleh dari Dias Perkebua Kabupate Way Kaa da Bada Pusat Statistik Kota Badar Lampug secara berturut-turut adalah sebesar Rp da Rp Et 1 x 0, , Dari hasil perhituga diperoleh ilai Et sebesar 1,74 artiya laju perubaha harga di tigkat kosume akhir sebesar 1 perse aka membawa pegaruh sebesar 1,74 perse di tigkat produse Hal tersebut meggambarka bahwa pemasara yag terjadi merupaka pemasara bersaig tidak sempura da sistem pemasara berlagsug belum efisie. KESIMPULAN Berdasarka dari hasil perhituga kriteria ivestasi maka dapat disimpulka bahwa usahatai lada di Kecamata Guug Labuha Kabupate Way Kaa layak diusahaka. Setelah diaalisis laju kepekaa (sesitivitas), usahatai lada masih dalam keadaa layak utuk diusahaka da megutugka. Pemasara lada di Kecamata Guug Labuha Kabupate Way Kaa belum efisie, karea terdapat marji yag relatif besar, da rasio profit marji yag tidak merata pada tiap lembaga pemasara, serta petai masih membutuhka lembaga peratara utuk meyampaika hasil produksiya ke kosume DAFTAR PUSTAKA Armiati Kelayaka Fiasial Usahatai Jeruk Pamelo di Kabupate Pagkep. Jural Agrisistem: 6 (2): loadcetre/file/152-kelayaka-fiasial-usahatai -jeruk-pamelo-di-kabupate-pagkep. [8 Jauari 2015]. Astau DA Aalisis Kelayaka Fiasial Budidaya Itesif Taama Pala di Kecamata Gistig Kabupate Taggamus. JIIA, 1 (3): [ uila.ac.id/idex.php/jia/article/view/576/ Desember 2014]. BAPPEBTI [Bada Pegawas Perdagaga Berjagka Komoditi] Aalisis Harga Lada Hitam/Lada Putih Bada Pegawas Perdagaga Berjagka Komoditi. Jakarta. BPS [Bada Pusat Statistik] Propisi Lampug Lampug Dalam Agka Bada Pusat Statistik Propisi Lampug. Badar Lampug. Hasyim AI Tataiaga Pertaia (Diktat Kuliah). Fakultas Pertaia Uiversitas Lampug. Badar Lampug. Kadariah Evaluasi Proyek Aalisis Ekoomi. Uiversitas Idoesia. Jakarta. Maggopa CJ Efisiesi Pemasara Naas di Desa Lobog Kecamata Passi Barat Bolaag Mogodow. Jural Uiversitas Negeri Gorotalo: ug.ac.id/skripsi/tahu/2013. [9 Jauari 2015]. Maulidah S Aalisis kelayaka fiasial usahatai aggur prabu bestari. Jural Agrisme, 10 (3): id/idex.php/agrise/article/view/50. [8 Jauari 2015]. Sugiarto Tekik Samplig. Peerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.Sugiyoo Metode Peelitia Bisis. CV Alfabeta. Badug. Sumatri B Aalisis Kelayaka Fiasial Usahatai Lada (Piper igrum, L) di Desa Kudura Kecamata Ulu Musi Kabupate Lahat Sumatera Selata. Jural Ilmu-Ilmu Pertaia: 6 (1): ac.id/197/1/32jipi-2004.pdf. [20 Jauari 2014]. Suwarto Lada. Peebar Swadaya. Jakarta. 138

10 Widiastuti N Salura da Marji Pemasara Jagug di Kabupate Groboga. Jural Uiversitas Sebelas Maret: 9 (2): salurada-marji-pemasara-jagug-di-kabupategroboga. [9 Jauari 2015]. 139