DRAFT PEDOMAN PENERAPAN BAGI USAHA KECIL DAN MENENGAH RPSN XX: 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DRAFT PEDOMAN PENERAPAN BAGI USAHA KECIL DAN MENENGAH RPSN XX: 2013"

Transkripsi

1 RPSN XX: 2013 PEDOMAN PENERAPAN SNI ISO 9001:2008 BAGI USAHA KECIL DAN MENENGAH

2 Daftar isi Kata Pengantar Persyaratan Umum Tanggung jawab manajemen Pengelolaan sumberdaya Realisasi Produk Pengukuran, analisis, dan perbaikan Penjelasan lampiran SNI ISO Langkah-Langkah Menuju Sistem Manajemen Mutu Gambaran sekilas mengenai sertifikasi/ registrasi Prinsip-prinsip manajemen mutu Lampiran informatif contoh kebijakan dan sasaran mutu, bisnis proses UKM Sektor Pangan Abon Ikan dan prosedur pengelolaan SDM dan audit internal Lampiran informatif contoh kebijakan dan sasaran mutu, bisnis proses UKM Sektor Kerajinan Kerajinan karpet buatan tangan BIBLIOGRAFI... 60

3 RPSN XX: 2013 Kata Pengantar Usaha kecil merupakan jenis usaha terbesar di dunia. Lebih dari 90% jenis usaha di dunia adalah usaha kecil dan menengah dan bahkan di beberapa negara menjadi kekuatan bagi pertumbuhan ekonomi dan tenaga kerja. Oleh karena itu, Standar Internasional perlu membantu usaha kecil sebanyak mungkin agar layak seperti perusahaan global, yang mampu menembus pasar di berbagai negara dan masyarakat luas. Usaha kecil dan menegah (SME) sebaiknya bisa memperoleh keuntungan dengan penerapan ISO 9001 secara efisien dan efektif. Standar yang memuat persyaratan sistem manajemen mutu ini merupakan standar ISO yang paling populer dan paling banyak diterapkan. ISO 9001 telah digunakan oleh organisasi dan usaha besar dan kecil di 176 negara, baik perusahaan dan penyedia jasa, pemerintah maupun swasta, di semua sektor kegiatan untuk mencapai sasaran berikut: Membangun kerangka kerja peningkatan berkelanjutan dan kepuasan pelanggan Memberi jaminan terkait mutu dalam hubungan pemasok-pelanggan Harmonisasi persyaratan mutu dalam berbagai sektor dan area kegiatan. Mengkualifikasi pemasok dalam rantai pasok global Menyediakan dukungan teknis untuk regulator Memberi organisasi di negara berkembang dan ekonomi transisi suatu kerangka kerja untuk berpartisipasi dalam rantai pasok global, perdagangan ekspor dan oursource proses bisnis. Membantu perkembangan ekonomi negara berkembang dan ekonomi transisi. Menstranfer praktek manajerial yang baik Mendorong berkembangnya sektor jasa. Pendekatan sistem manajemen dimulai dari ISO 9001 dan diikuti ISO (sistem manajemen lingkungan), kemudian dilanjutkan pengembangan standar manajemen lain untuk memenuhi sektor atau isu tertentu. Seperti standar sistem manajemen keamanan informasi (ISO/IEC 27001), sistem manajemen keamanan pangan (ISO 22000), sistem manajemen keamanan rantai pasokan (ISO 28000), sistem manajemen energi (ISO masih dalam pengembangan), dan sistem manajemen keamanan lalu lintas (ISO masih dalam pengembangan). Pedoman ini dirumuskan oleh panitia teknis sistem manajemen mutu dan telah dipublic hearing pada tanggal

4 Pendahuluan Pedoman ini menyediakan panduan bagi organisasi kecil didalam mengembangkan dan menerapkan sistem manajemen mutu sesuai dengan ISO 9001:2008 Sistem manajemen mutu Persyaratan. Persyaratan yang terdapat dalam standar tersebut bersifat umum dan dirancang untuk dapat diterapkan oleh semua organisasi, tanpa memandang jenis, ukuran dan produk yang disedikan. Istilah organisasi digunakan untuk mengganti kata bisnis. Istilah bisnis tidak digunakan karena luasnya penggunaan standar sistem manajemen mutu dan PANDUAN ini, yang tidak hanya mencakup bisnis yang biasanya diartikan secara kaku sebagai perusahaan yang memproduksi dan menjual produk. Istilah Organisasi juga mencakup bisnis, yang menyediakan jasa seperti perusahaan yang bergerak di bidang hukum dan lembaga keuangan, dan organisasi nirlaba seperti yayasan, rumah sakit umum atau pemerintahan kota. Buku ini terdiri atas beberapa bagian yang dapat digunakan secara terpisah dan diacu sesuai keperluannya. Sistem manajemen mutu Bagaimana Memulai Panduan tentang ISO 9001 Lampiran A Lampiran B Lampiran C Bagian ini memberikan gambaran tentang apa itu sistem manajemen mutu ISO Bagian ini memberikan beberapa petunjuk praktis mengenai pilihan yang berbeda, untuk memperkenalkan suatu sistem manajemen mutu kepada organisasi atau memperbaharui sistem manajemen mutu yang sudah ada. Panduan merupakan bagian utama dari PANDUAN dan termasuk teks persyaratan ISO 9001:2008 itu sendiri. Panduan ini membantu anda untuk memahami persyaratan standar yang disertai dengan sejumlah contoh dan saran bagaimana persyaratam tersebut dapat dipenuhi. Lampiran A menyajikan suatu metode untuk menerapkan ISO 9001:2008 di organisasi kecil. Lampiran B memuat garis besar proses sertifikasi/registrasi. Lampiran C (diambil dari ISO 9000:2005) memuat delapan prinsip manajemen mutu yang memberikan dasar bagi ISO Bibliografi Bibliografi memberikan rincian standar yang diacu dalam ISO 9001, dan acuan lain yang digunakan atau bermanfaat dalam PANDUAN ini. SNI ISO 9001: 2008 diterbitkan bulan November Pedoman ini menjelaskan bagaimana SNI ISO 9001:2008 standar sistem manajemen mutu diterapkan untuk organisasi kecil. Pedoman ini tidak menetapkan persyaratan apapun atau menambah atau merubah persyaratan standar, namun dimaksudkan untuk membantu penerapannya menjadi lebih sederhana. Sebagian besar organisasi menghadapi beberapa tantangan saat mengembangkan sistem manajemen mutu. Dalam organisasi kecil tantangannya mungkin lebih besar karena Terbatasnya sumberdaya yang ada Biaya untuk membuat dan memelihara sistem manajemen mutu

5 RPSN XX: 2013 Kesulitan dalam memahami dan menerapkan standar terutama beberapa konsep seperti perbaikan yang berkelanjutan. Yang dimaksud organisasi kecil dalam pedoman ini tidak hanya dilihat dari jumlah personel, tetapi filosofinya. Dengan jumlah personel yang terbatas, komunikasi pada organisasi kecil dapat dilakukan secara langsung dan lebih mudah. Setiap personel diharapkan mampu melaksanakan berbagai mampu melaksaksanakan berbagai tugas organisasinya. Pengambilan keputusan dilakukan oleh beberapa orang (atau oleh satu orang). Beberapa saran yang diberikan dalam pedoman ini juga relevan untuk organisasi yang lebih besar, dengan mengembangkan teknik dan perbaikan di beberapa bagian. Bagaimanapun, perlu diperhatikan, beberapa fitur dalam pedoman ini mungkin tidak selalu sesuai untuk organisasi besar. Agar dapat berjalan dengan baik, organisasi harus mampu mengembalikan waktu dan usaha tersebut dengan melakukan perbaikan proses dan perluasan pasar produk dan jasa anda. Keputusan organisasi untuk memulai/mengembangkan sistem manajemen mutu sejak awal akan membawa dampak besar terhadap organisasi. Implementasi SNI ISO 9001 ditujukan dan diarahkan untuk memperoleh sertifikasi dari pihak ketiga, walau dimungkinkan bukan untuk memperoleh sertifikasi/registrasi pihak ketiga. Organisasi kecil yang ingin mengembangkan sistem manajemen mutunya melebihi persyaratan SNI ISO 9001, sebaiknya menggunakan SNI ISO 9004 Pengelolaan untuk sukses orgasasi secara berkelanjutan- Pendekatan manajemen mutu. Adopsi sistem manajemen mutu hendaknya suatu keputusan strategis suatu organisasi. Desain dan penerapan sistem manajemen mutu organisasi dipengaruhi oleh a) lingkungan organisasi sendiri, perubahan dalam lingkungan tersebut, dan risiko yang terkait dengan lingkungan tersebut, b) kebutuhan yang berbeda, c) sasaran khusus, d) produk yang disediakan, e) proses yang digunakan, f) ukuran dan struktur organisasi Standar ini tidak bermaksud untuk menyeragamkan struktur sistem manajemen mutu atau keseragaman dokumentasi. Persyaratan sistem manajemen mutu yang ditetapkan dalam Standar ini melengkapi persyaratan untuk produk. Informasi bertanda CATATAN adalah untuk memandu dalam pemahaman dan penjelasan persyaratan yang bersangkutan. Standar ini dapat digunakan oleh pihak internal dan eksternal termasuk lembaga sertifikasi untuk menilai kemampuan organisasi dalam memenuhi persyaratan pelanggan, regulasi dan peraturan perundangan yang berlaku untuk produk dan persyaratan organisasi sendiri Dasar-dasar manajemen mutu yang dinyatakan dalam ISO 9000 dan ISO 9004 telah dipertimbangkan dalam pengembangan Standar ini

6 1. Persyaratan Umum Pedoman penerapan SNI ISO 9001:2008 Sistem manajemen mutu bagi usaha kecil dan menengah 4.1 Persyaratan umum Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, penerapan menerapkan, dan memelihara sistem manajemen mutu dan terus-menerus memperbaiki efektifitasnya sesuai dengan persyaratan Standar ini. Organisasi harus: a) menentukan proses yang diperlukan untuk sistem manajemen mutu dan aplikasinya pada seluruh organisasi (lihat 1.2), b) menetapkan urutan dan interaksi proses tersebut, c) menetapkan kriteria dan metode yang diperlukan untuk memastikan bahwa baik operasi maupun kendali proses tersebut efektif, d) memastikan tersedianya sumber daya dan informasi yang diperlukan untuk mendukung operasi dan pemantauan proses tersebut, e) memantau, mengukur bila dapat dilakukan, dan menganalisis proses tersebut, dan f) menerapkan tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang direncanakan Proses ini harus dikelola oleh organisasi sesuai dengan persyaratan Standar ini. Apabila organisasi memilih untuk mensubkontrakan proses apapun yang mempengaruhi kesesuaian produk terhadap persyaratan, organisasi harus memastikan adanya kendali pada setiap proses tersebut. Tipe dan cakupan pengendalian yang digunakan pada proses yang disubkontrakkan tersebut harus ditetapkan dalam sistem manajemen mutu. CATATAN 1 Proses proses yand diperlukan untuk sistem manajemen mutu sebagaimana diacu diatas mencakup proses-proses untuk kegiatan manajemen, penyediaan sumberdaya, realisasi produk, pengukuran, analisis dan perbaikan. CATATAN 2 Proses yang disubkontrakkan merupakan suatu proses yang organisasi perlukan untuk sistem manajemen mutu dan yang organisasi pilih untuk dilakukan oleh pihak ekternal. CATATAN 3 Pemastian proses-proses yang disubkontrakkan tidak membebaskan organisasi dari tanggungjawabnya untuk memenuhi persyaratan pelanggan dan persyaratan perundang-undangan. Tipe dan cakupan pengendalian diterapkan untuk proses yang disubkontrakkan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti a) dampak potensial dari proses yang disubkontrakkan terhadap kemampuan organisasi untuk menyediakan produk yang memenuhi persyaratan, b) tingkat pengendalian proses yang dapat ditanggung bersama, c) Kemampuan untuk mencapai pengendalian yang diperlukan untuk menerapkan point 7.4

7 RPSN XX: 2013 Membangun sistem manajemen mutu Untuk memenuhi persyaratan tersebut, organisasi harus melakukan : a) Mencatat proses yang dilakukan, b) mengurutkan tahapan proses tersebut, c) menetapkan cara menjalankan proses tersebut secara benar, d) Menyediakan personel, peralatan, mesin, modal, dan lainnya yang diperlukan untuk menjalankan proses tersebut, e) Melakukan pengecekan apakah proses berjalan dengan baik sesuai dengan yang dikehendaki, f) Melakukan perbaikan yang diperlukan apabila terdapat kesalahan dalam pelaksanaan proses. Bila terdapat pekerjaan yang dilakukan oleh orang lain di luar usaha sendiri maka pekerjaan tersebut harus dikontrol. Supplier Gambar 2 - hubungan antara usaha sendiri, suplier, dan proses yang dilakukan oleh orang lain. Contoh orang A: mendapat pekerjaan pengecatan dan hasilnya langsung diserahkan ke pelanggan. Contoh orang B: mendapat pekerjaan mengemas produk dari usaha sendiri, setelah selesai dikembalikan kepada usaha sendiri untuk selanjutnya diserahkan kepada pelanggan. 4.2 PERSYARATAN DOKUMENTASI UMUM Dokumentasi sistem manajemen mutu harus mencakup: a) pernyataan terdokumentasi dari kebijakan mutu dan sasaran mutu, b) pedoman mutu, Orang A diluar Usaha sendiri Usaha sendiri Orang B diluar Usaha sendiri c) prosedur dan rekaman terdokumentasi yang disyaratkan oleh Standar ini, dan P E L A N G G A N

8 d) dokumen, termasuk rekaman yang ditetapkan oleh organisasi perlu untuk memastikan efektifitas perencanaan, operasi dan kendali prosesnya. CATATAN1 : Bila dijumpai istilah prosedur terdokumentasi dalam Standar ini, berarti bahwa prosedur itu ditetapkan, didokumentasikan, penerapanditerapkan dan dipelihara. Satu dokumen mungkin memenuhi persyaratan dari satu atau lebih prosedur. Suatu persyaratan dari prosedur terdokumentasi mungkin dapat dicakup oleh lebih dari satu dokumen. CATATAN 2 Cakupan dokumentasi sistem manajemen mutu dapat berbeda antara sebuah organisasi dengan organisasi yang lain karena: a) besarnya organisasi dan jenis kegiatannya, b) kerumitan proses dan interaksinya, dan c) kompetensi personelnya. CATATAN 3 Dokumentasi dapat dalam bentuk atau jenis media apapun. Mendokumentasikan Sistem manajemen mutu Dokumen yang dibuat dan digunakan (disesuai dengan usaha sendiri ) antara lain: 1. pedoman mutu 2. Prosedur 3. Instruksi kerja, misal Persyaratan produk, petunjuk proses, gambar 4. Petunjuk pemakaian peralatan 5. Persyaratan aturan pemerintah 6. Standar industri (SNI) 7. Jadwal produksi 8. Daftar suplier Prosedur yang wajib dibuat : Pengendalian dokumen Pengendalian rekaman Audit internal Pengendalian produk yang tidak sesuai Tindakan korektif Tindakan pencegahan

9 RPSN XX: PEDOMAN MUTU Organisasi harus menetapkan dan memelihara sebuah manual mutu yang mencakup: a) lingkup sistem manajemen mutu, termasuk rincian pengecualian dari dan alasan pengecualian apa pun (lihat 1.2), b) prosedur terdokumentasi yang ditetapkan untuk sistem manajemen mutu, atau mengacu kepada prosedur tersebut, dan c) uraian dari interaksi antara proses sistem manajemen mutu. Pedoman mutu berisi tentang: Tujuan atau lingkup usaha Proses Kebijakan mutu tanggungjawab dan wewenang orang yang melakukan proses Struktur usaha/pembagian kerja contoh dapat dilihat dalam lampiran informatif PENGENDALIAN DOKUMEN Dokumen yang disyaratkan oleh sistem manajemen mutu harus dikendalikan. Rekaman adalah jenis khusus dari dokumen dan harus dikendalikan menurut persyaratan dalam Harus dibuat suatu prosedur terdokumentasi untuk menetapkan pengendalian yang diperlukan untuk: a) menyetujui kecukupan dokumen sebelum diterbitkan, b) meninjau dan memutakhirkan seperlunya serta untuk menyetujui ulang dokumen, c) memastikan bahwa perubahan dan status revisi terkini dari dokumen diidentifikasi, d) memastikan bahwa versi yang sesuai dari dokumen yang berlaku tersedia di tempat penggunaan, e) memastikan dokumen selalu dapat dibaca dan mudah dikenali, f) memastikan bahwa dokumen yang berasal dari luar yang ditetapkan oleh organisasi perlu untuk perencanaan dan operasi dari sistem manajemen mutu, diidentifikasi dan distribusinya dikendalikan, dan g) mencegah penggunaan dokumen kadaluarsa yang tak disengaja dan memberi identifikasi sesuai dengan dokumen tersebut, apabila disimpan untuk maksud tertentu PENGENDALIAN REKAMAN Rekaman ditetapkan untuk memberikan bukti kesesuaian dengan persyaratan dan beroperasinya sistem manajemen mutu secara efektif harus dikendalikan. Organisasi harus menetapkan sutau prosedur terdokumen untuk menetapkan kendali yang dibutuhkan untuk identifikasi, penyimpanan, perlindungan, pengambilan, masa simpan, dan

10 pembuangan rekaman. Rekaman harus tetap mudah dapat dibaca, siap ditunjukkan, dan diambil. Contoh rekaman sistem manajemen mutu yang disimpan adalah : Pesanan pelanggan, tinjauan kontrak Catatan rapat ( misalnya tinjauan manajemen) Laporan audit internal Rincian ketidaksesuaian (laporan kegagalan pelayanan, tuntutan garansi, keluhan pelanggan) Laporan tindakan koreksi Rekaman tindakan pencegahan Order pembelian File suplier ( misalnya evaluasi pemasok dan kinerja nya) Rincian pengendalian proses Hasil inspeksi dan pengujian Hasil pengukuran dan pemantauan Laporan kalibrasi dan verifikasi Rincian pelatihan Rincian barang yang diterima dan dikirim 2. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 5.1 KOMITMEN MANAJEMEN Pimpinan puncak harus memberi bukti komitmennya pada penyusunan dan penerapan sistem manajemen mutu serta efektifitas koreksi berkesinambungannya efektifitasdengan: a) mengkomunikasikan ke organisasi tentang pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan perundangan, b) menetapkan kebijakan mutu, c) memastikan sasaran mutunya ditetapkan, d) melakukan tinjauan manajemen, dan e) memastikan tersedianya sumber daya. Komitmen terhadap mutu Pemilik harus menunjukkan komitmen mereka terhadap mutu dan pelanggan. 5.2 FOKUS PADA PELANGGAN Pimpinan puncak harus memastikan bahwa persyaratan pelanggan ditetapkan dan dipenuhi dengan sasaran untuk meningkatkan kepuasan pelanggan (lihat dan 8.2.1).

11 RPSN XX: 2013 Apakah anda tahu apa yang diinginkan pelanggan anda? Pemilik harus berkomitmen untuk memuaskan dan memperhatikan kebutuhan pelanggan antara lain: Komunikasi dengan pelanggan Melakukan survei pasar/ survei pelanggan dan calon pelanggan 5.3 KEBIJAKAN MUTU Pimpinan puncak harus memastikan bahwa kebijakan mutu: a) sesuai dengan sasaran organisasi, b) mencakup komitmen untuk memenuhi persyaratan dan terus-menerus memperbaiki efektifitassistem manajemen mutu, c) menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau sasaran mutu, d) dikomunikasikan dan dipahami dalam organisasi, dan e) ditinjau kesesuaiannya secara terus-menerus. Penetapan kebijakan mutu Kebijakan mutu menetapkan Contoh kebijakan mutu dapat dilihat dalam pada lampiran informatif 5.4 PERENCANAAN Sasaran mutu Pimpinan puncak harus memastikan bahwa sasaran mutu termasuk yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan produk [lihat 7.1 a)], ditetapkan pada fungsi dan tingkat sesuai dalam organisasi. Sasaran mutu harus terukur dan konsisten dengan kebijakan mutu. Contoh Sasaran mutu terlampir dapat dilihat dalam lampiran informatif Wakil Manajemen Pimpinan puncak harus menunjuk seorang anggota manajemen organisasi yang di luar tanggung jawab lain, harus memiliki tanggung jawab dan wewenang yang meliputi: a) memastikan proses yang diperlukan untuk sistem manajemen mutu ditetapkan, diterapkan dan dipelihara, b) melaporkan kepada pimpinan puncak tentang kinerja sistem manajemen mutunya dan kebutuhan apa pun untuk koreksi, dan c) memastikan promosi kepedulian tentang persyaratan pelanggan di seluruh organisasi. CATATAN Tanggung jawab wakil manajemen dapat mencakup sebagai penghubung dengan pihak luar dalam masalah yang berkaitan dengan sistem manajemen mutu. Siapa yang mengurus sistem manajemen mutu? Pemilik usaha menjadi penanggungjawab dalam sistem manajemen mutu.

12 5.5.3 Komunikasi Internal Pimpinan puncak harus memastikan bahwa proses komunikasi yang sesuai telah ditetapkan dalam organisasi dan bahwa terjadi komunikasi mengenai efektifitas sistem manajemen mutu. Pastikan orang anda diinformasikan Perlu dilakukan pertemuan baik formal maupun informal secara rutin untuk membahas pekerjaan. Tujuan pertemuan tersebut antara lain untuk: Saling bertukar informasi Membangun kepercayaan satu sama lain Menyampaikan pentingnya kepuasan pelanggan, kinerja proses, dsb Mengidentifikasi peluang perbaikan. 5.6 TINJAUAN MANAJEMEN Umum Pimpinan puncak harus meninjau sistem manajemen mutu organisasi pada selang waktu terencana untuk memastikan kesesuaian, kecukupan dan efektifitasnya terus berlanjut. Tinjauan ini harus mencakup penilaian peluang koreksi dan keperluan akan perubahan pada sistem manajemen mutu, termasuk kebijakan mutu dan sasaran mutu. Rekaman tinjauan manajemen harus dipelihara (lihat 4.2.4) Masukan tinjauan manajemen Masukan untuk tinjauan manajemen harus mencakup informasi tentang: a) hasil audit, b) umpan balik pelanggan, c) kinerja proses dan kesesuaian produk, d) status tindakan pencegahan dan tindakan korektif, e) tindak lanjut tinjauan manajemen yang lalu, f) perubahan yang dapat mempengaruhi sistem manajemen mutu, dan g) saran untuk koreksi Keluaran Tinjauan manajemen Keluaran dari tinjauan manajemen harus mencakup setiap keputusan dan tindakan yang berkaitan dengan: a) koreksi pada efektifitas sistem manajemen mutu dan prosesnya, b) koreksi pada produk berkaitan dengan persyaratan pelanggan, dan c) sumber daya yang diperlukan Apakah sistem manajemen mutu anda berjalan? Pemilik harus membuat laporan/ catatan atas hasil evaluasi terhadap:

13 RPSN XX: 2013 a) hasil audit internal, b) keluhan dan saran pelanggan, c) jumlah produk yang rusak/ yang dikeluhkan pelanggan, d) status perbaikan proses, e) tindak lanjut laporan/ catatan sebelumnya, f) perubahan yang terjadi, dan g) saran perbaikan. 3. Pengelolaan sumberdaya 6.1 PENYEDIAAN SUMBERDAYA Organisasi harus menetapkan dan menyediakan sumber daya yang diperlukan: a) untuk menerapkan dan memelihara sistem manajemen mutu dan terus-menerus memperbaiki efektifitasnya, dan b) untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi persyaratan pelanggan. Apa yang dilakukan? Maksud dari klausul ini adalah untuk memastikan bahwa anda mempunyai sumberdaya yang diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan sistem manajemen mutu organisasi anda (lihat klausul 8.5) dan untuk melaksanakan pekerjaan yang diminta guna memenuhi persyaratan pelanggan sebagiamana ditetapkan dalam klausul Jika organisasi tidak mempunyai semua sumber daya yang diperlukan, maka organisasi harus memutuskan untuk memanfaatkan yang organisasi miliki dengan sebaik-baiknya. Sumber daya bukan hanya mencakup personel yang dibutuhkan, tetapi juga sumberdaya keuangan, fasiltas dan peralatan. Misalnya, sumberdaya yang diperlukan untuk mengembangkan proses atau metode kerja baru, dapat diperoleh dengan mencari, menyewa atau membeli peralatan tambahan, atau mensubkontrakkan sumberdaya dan keterampilan tersebut kepada pemasok. Organisasi sebaiknya meninjau sumberdaya secara reguler (klausul 5.6.3). Review sumberdaya dapat menjadi bagian dari tinjauan manajemen (klausul 5.6). Tinjauan sumberdaya juga mungkin diperlukan pada saat dilakukan tender atau kontrak baru (lihat 7.2). 6.2 SUMBERDAYA MANUSIA Umum Personel yang melaksanakan pekerjaan yang mempengaruhi kesesuaian terhadap persyaratan produk harus memiliki kompetensi CATATAN Kesesuaian terhadap persyaratan produk dapat dipengaruhi secara langsung maupun tidak langsung oleh personel yang melaksanakan tugas dalam sistem manajemen mutu. Apakah personel mampu dapat melakukan apa yang anda minta?

14 Bagian terpenting dari sebuah rencana yang baik adalah mempertimbangkan siapa yang akan mengerjakan apa. Orang yang ditugaskan untuk melakukan kegiatan tertentu harus kompeten untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Termasuk di dalamnya adalah orang yang secara tidak langsung terlibat dalam membuat produk (misalnya, orang di bagian pembelian, perencanaan, yang berhubungan dengan pelanggan, IT dan administrasi). Pada organisasi kecil, hampir setiap orang dapat mempengaruhi kesesuaian terhadap persyaratan produk dalam berbagai hal. Kompetensi dipahami sebagai perpaduan antara pendidikan yang sesuai, pelatihan, keahlian dan pengalaman yang dapat diperagakan. Perlu diperhatikan bahwa seseorang tidak diharuskan memiliki ke-empat atribut tersebut, tetapi hanya yang diperlukan dalam melaksanakan tugas tertentu. Misalnya, dalam kasus usaha jasa reparasi PC, kompetensi orang yang ditugaskan untuk melaksanakan perbaikan PC didasarkan atas kemampuannya menjelaskan gejala masalah (symptoms of problem) sebagai input untuk memahami masalah dan menentukan bagaimana perbaikan. Dalam hal ini, atribut/informasi lainnya tidak diperlukan. Tetapi itu bukan satu-satunya masukan untuk menetapkan kompetensi orang. Hal lainnya, personel yang kompeten harus mampu menggunakan keterampilan dan pengalamannya untuk melaksanakan pekerjaannya. Selain itu, pendidikan sebaiknya dipertimbangkan sebagai faktor utama untuk menentukan apakah personel itu kompeten atau tidak. Masih dalam contoh yang sama, meskipun memiliki keterampilan dan pengalaman, jika orang itu tidak mempelajari perkembangan teknologi baru di bidang industri elektronik, dia akan mengalami kesulitan dalam mendiagnosa masalah dan menemukan solusi untuk komputer model keluaran terbaru. Selain pendidikan, pelatihan juga merupakan faktor pendukung yang diperlukan karena berkenaan dengan praktek ilmu dan teori yang diperolehnya. Dengan demikian, kompetensi orang ditentukan oleh kombinasi pendidikan, pelatihan, keterampilan dan pengalaman sehingga mereka dapat mengerjakan tugasnya dengan benar dan cara terbaik. Dalam merencanakan alokasi pekerjaan dan identifikasi kompetensi yang akan diperlukan untuk suatu pekerjaan, anda mungkin perlu mengidentifikasi pelatihan sebagai satu pilihan untuk memperoleh kompetensi yang diperlukan. Hal ini dibahas dalam klausul berikutnya Kompetensi, pelatihan, dan kepedulian Organisasi harus: a) menetapkan kompetensi yang diperlukan bagi personel yang melaksanakan pekerjaan yang mempengaruhi kesesuaian terhadap persyaratan produk, b) bila diperlukan, menyediakan pelatihan atau melakukan tindakan lain untuk mencapai kompetensi yang diperlukan, c) menilai efektifitas tindakan yang dilakukan, d) memastikan bahwa personelnya peduli akan kesesuaian dan pentingnya kegiatan mereka dan bagaimana sumbangan mereka bagi pencapaian sasaran mutu, dan e) memelihara rekaman yang sesuai tentang pendidikan, pelatihan, ketrampilan dan pengalaman (lihat 4.2.4)..

15 RPSN XX: 2013 Memeriksa kompetensi dan pelatihan Organisasi sebaiknya mengases secara reguler pengalaman, kualifikasi, kapabilitas, dan kemampuan personel organisasi berkaitan dengan keterampilan dan kualifikasi yang dibutuhkan oleh organisasi untuk melaksanakan kegiatan yang ada saat ini dan yang diprediksi pada masa akan datang. Dengan membandingkan kompetensi personel yang ada saat ini dengan apa yang dibutuhkan, anda sebenarnya sedang melaksanakan sebuah analisis kesenjangan kompetensi. Kesenjangan (gap) tersebut perlu diisi dengan pelatihan, atau dengan menambah kompetensi melalui perekrutan staf permanen atau pekerja kontrak dalam jangka waktu tetap. Jika organisasi memilih untuk melatih personel organisasi sendiri, mereka mungkin perlu pelatihan dan pengalaman terlebih dahulu sebelum dianggap kompeten. Hal yang dapat membantu untuk mengidentifikasi pelatihan yang diperlukan dapat diketahui dari alokasi pekerjaan dan penugasan personil (6.2.1), tinjauan manajemen (5.6), tindakan perbaikan (8.5.2), tindakan pencegahan (8.5.3) dan audit internal mutu (8.2.2). Selain itu, identifikasi perlunya pelatihan juga dapat dilihat dari keterampilan dan kecerdasan yang disyaratkan untuk melaksanakan kegiatan operasi produksi dan jasa (7.5). Dalam sebuah organisasi kecil, biasanya mudah untuk menyadarkan peran karyawan dalam organisasi dan bahwa kegiatan mereka akan mempengaruhi mutu produk. Penyadaran ini dapat disampaikan melalui komunikasi informal, rapat kelompok atau internal audit. Bahkan pelatihan kepedulian untuk karyawan baru (karyawan paruh waktu/sementara dan karyawan tetap) dianggap cukup untuk organisasi kecil. Materi pelatihan ini meliputi Sifat organisasi, Peraturan terkait dengan kesehatan, keselamatan dan lingkungan, Kebijakan mutu dan kebijakan internal lainnya, Peran karyawan baru, dan Prosedur dan instruksi yang berkaitan dengan mereka. Membuat rencana pelatihan secara bertahap akan sangat berguna sekali. Perencanaan ini mencakup periode pelatihan, sosialisasi, dan pelatihan serta sosialisasi lanjutan. Pelatihan mengenai teknik mutu, khususnya audit internal, sangat diperlukan bagi organisasi anda untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari penerapan manajemen mutu. Pelatihan dapat diselenggarakan langsung di tempat kerja, di dalam lingkungan organisasi, atau di tempat lain di luar organisasi. Tergantung topik yang dibahas, pengembangan diri yang berkaitan dengan pekerjaan atau menghadiri seminar dapat juga memberi pelatihan yang bermanfaat. Pelatihan sebaiknya dilaksanakan oleh personel yang memiliki keterampilan, kualifikasi dan pengalaman yang sesuai. Anda sebaiknya memelihara rekaman untuk memperagakan kualifikasi personel yang digunakan untuk tujuan pelatihan. Kursus dalam beberapa subjek mungkin perlu diakreditasi oleh lembaga yang berwenang

16 sebelum pelatihan diakui cukup. Item b) klausul menyatakan bahwa anda dapat juga melakukan tindakan lainnya; sehingga, sebagai alternatif dari pelatihan, organisasi dapat mempekerjakan seseorang sesuai kompetensi yang diperlukan, atau melakukan kegiatan subkontrak. Organisasi perlu mengevaluasi efektifitas dari tindakan yang diambil (6.2.2 c) karena tidaklah cukup dengan memberikan/mendapatkan pelatihan dan menyimpan rekamannya (seperti daftar hadir). Sebagai contoh anda dapat menanyakan kepada personil yang telah mendapatkan pelatihan apakah mereka merasa bahwa mereka telah mendapatkan kompetensi yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan. Hal ini dapat dievaluasi melalui cara yang berbeda, termasuk mengamati secara langsung kinerjanya atau dengan menilai tugas dan proyeknya. SEtelah satu periode, efektivitas pendidikan dan pelatihan sebaiknya dievaluasi ulang, untuk mengkonfirmasi bahwa kompetensi yang dicapai tetap dipelihara. Terdapat beberapa tugas tertentu yang membutuhkan kompetensi khusus sebelum tugas tersebut dapat dilaksanakan dengan tepat atau dengan aman (misalnya audit mutu internal, pengelasan, uji tidak rusak). Hal lain mungkin perlu orang dengan kualifikasi tertentu untuk melakukan tugas (misalnya mengemudikan forklift atau truk atau melakukan survei). Selain itu, ada beberapa pekerjaan dan tugas yang mensyaratkan lisensi atau bukti kualifikasi atau pelatihan yang wajibkan (misalnya untuk mengemudikan derek/crane). Organisasi perlu memelihara rekaman yang menunjukkan bukti kompetensi karyawan. Organisasi juga perlu menyimpan rekaman pelatihan yang telah diikuti oleh seorang karyawan dan hasil pelatihan tersebut. Rekaman yang menunjukan kelulusan mengikuti program pelatihan dan menunjukan kompetensi dapat sederhana atau kompleks sesuai dengan keperluannya. Harus tetap diingat bahwa jika personil anda memiliki kompetensi yang cukup, maka sejumlah uraian dalam dokumentasi anda dapat dikurangi. Namun demikian kompetensi ini seharusnya ditunjukan dan direkam. Karyawan yang mempunya ijazah pendidikan formal, misalnya pelatihan montir atau gelar sarjana, salinan sertifikat tersebut dapat disimpan sebagai rekaman untuk menunjukkan karyawan dianggap kompeten untuk aspek-pekerjaan sesuai dengan pendidikannya. Dalam hal karyawan memiliki pendidikan formal yang rendah atau tidak memiliki sertifikat yang sah, maka rekaman dapat disederhanakan dalam bentuk form yang ditandatangani oleh orang yang berwenang dari dalam organisasi. Cara ini cukup untuk menjelaskan bahwa karyawan tersebut kompeten untuk menggunakan peralatan, melaksanakan proses atau mengikuti prosedur tertentu. 6.3 PRASARANA Organisasi harus menetapkan, menyediakan dan memelihara prasarana yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian pada persyaratan produk. Prasarana mencakup, jika berlaku: a) gedung, ruang kerja dan sarana penting terkait, b) peralatan proses, (baik perangkat keras maupun perangkat lunak), dan c) jasa pendukung (seperti angkutan, komunikasi atau sistem informasi). 6.4 LINGKUNGAN KERJA Organisasi harus menetapkan dan mengelola lingkungan kerja yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian persyaratan produk. CATATAN Istilah lingkungan kerja berhubungan dengan kondisi dimana pekerjaan dilaksanakan termasuk faktor fisik, lingkungan dan faktor lainnya (seperti suara, suhu, kelembaban, pencahayaan atau cuaca).

17 RPSN XX: 2013 Pastikan kondisi kerja yang cocok Organisasi perlu mempertimbangkan bagaimana menyediakan, mengelola dan memelihara berbagai persyaratan di lingkungan kerja termasuk peralatan proses. Seringkali dalam rangka pemeliharaan peralatan, anda perlu menyimpan suku cadang pengganti secara cukup. Organisasi perlu menentukan dan mengatur keperluan infrastruktur yang dibutuhkan oleh organisasi saat ini dan di masa mendatang. Lingkungan kerja di suatu kantor mungkin sangat memerlukan pencahayaan, kebisingan dan kualitas udara tertentu. Begitu pun halnya sebuah pabrik dapat saja memerlukan kondisi khusus terkait dengan keselamatan dan kondisi spesifik lainnya. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam infrastruktur adalah Apakah ada pengendalian untuk panas, kelembaban, cahaya, aliran udara, kebisingan, getaran, dll. yang sesuai di lokasi kerja? Apakah ada ruang tunggu dan fasilitas yang sesuai untuk pelanggan (dapat diterapkan untuk jasa)? Apakah sanitasi dan pemeliharaan kesehatan selalu diperhatikan dengan baik (misalnya untuk perusahaan makanan, minuman dan farmasi)? Apakah terdapat metode/mekanisme untuk menghindari buangan elektrostatis (misalnya untuk perusahaan yang memproduksi komponen elektronik atau penanganan bahan kimia yang mudah menguap)? Persyaratan tersebut terutama berlaku untuk kegiatan yang memiliki pengaruh pada kesesuaian produk. Tentu saja, anda dapat memilih faktor yang tidak memiliki pengaruh langsung pada kemampuan organisasi untuk memenuhi persayaratan. Pada kasus yang ekstrim, bisa jadi sebuah ruang inspeksi pengendali suhu diletakkan di sebelah alat tungku sembur panas (blast furnace), tentu hal ini perlu tindakan yang peka. Kasus ekstrim lainnya, kita perlu memberikan pertimbangan secara hati-hati pada ergonomi yang berkaitan dengan pembuatan produk atau pemberian jasa. Sebagai contoh, mengganti operator mungkin diperlukan untuk mengatasi masalah kemungkinan menurunnya konsentrasi operator dalam melaksanakan pekerjaan yang butuh waktu lama atau karena risiko cidera akibat ketegangan berulang-ulang.

18 4. Realisasi Produk 7.1 PERENCANAAN REALISASI PRODUK Organisasi harus merencanakan dan mengembangkan proses yang diperlukan untuk realisasi produk. Perencanaan realisasi produk harus konsisten dengan persyaratan proses lain dari sistem manajemen mutu (lihat 4.1). Dalam merencanakan realisasi produk, organisasi harus menetapkan hal berikut, jika sesuai: a) sasaran dan persyaratan mutu bagi produk; b) kebutuhan untuk menetapkan proses dan dokumen dan untuk menyediakan sumber daya yang spesifik bagi produk tersebut; c) kegiatan verifikasi, validasi, pemantauan, pengukuran, inspeksi dan pengujian yang spesifik bagi produk dan kriteria keberterimaan produk; d) rekaman yang diperlukan untuk memberikan bukti bahwa proses realisasi dan produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan (lihat 4.2.4). Keluaran perencanaan ini harus dalam bentuk yang sesuai bagi metode operasi organisasi. CATATAN 1 Dokumen yang menentukan proses sistem manajemen mutu (termasuk proses realisasi produk) dan sumber daya yang digunakan pada suatu produk, proyek atau kontrak tertentu, dapat dinamakan rencana mutu. CATATAN 2 Organisasi dapat juga menerapkan persyaratan yang diberikan dalam 7.3 pada pengembangan proses realisasi produk. Perencanaan manajemen proses anda Realisasi produk merupakan istilah yang digunakan dalam standar yang mencakup penyampaian jasa atau memproduksi produk, atau kombinasi dari keduanya. Anda perlu merencanakan bagaimana seluruh kegiatan yang diperlukan agar realisasi produk terlaksana. Dalam membuat rencana perlu untuk mempertimbangkan apa persyaratan pelanggan (lihat 7.2), menentukan sasaran untuk peningkatan produktivitas, pengurangan limbah, atau ketidaksesuaian, dan bagaimana semua ini akan dicapai, menentukan sumber daya yang diperlukan, menyusun anggaran, membeli mesin, melakukan perencanaan produksi, menetapkan instruksi kerja, mengkaji ulang rencana desain menentukan rekaman apa yang diperlukan (misalnya laporan inspeksi akhir). Semua informasi perencanaan ini sebaiknya didokumentasikan oleh organisasi untuk memastikan keberhasilan dalam penyelesaian proses, sejauh diperlukan. Perencanaan realisasi produk bergantung pada produk yang dibuat seperti sifatnya berulang, berorientasi proyek, bersifat inovasi, atau

19 RPSN XX: 2013 kombinasi dari ketiganya. Apabila hanya mencakup pembuatan produk atau penyediaan jasa yang bersifat rutin dan sering berulang, perencanaan dapat ditetapkan di dalam manual mutu dan dokumen. Acuan dokumentasi cukup dengan memenuhi persyaratan perencanaan, khususnya yang berkaitan dengan sasaran mutu. Jika pendekatan ini dipakai, organisasi perlu untuk mengkaji ulang seluruh dokumentasi dengan rentang waktu yang terencana atau setelah adanya beberapa perubahan proses untuk memastikan dokumentasi tersebut masih cukup. Jika sifat organisasi tidak memungkinkan dilakukannya tinjauan dokumen secara rutin, perlu direncanakan secara terpisah untuk setiap pesanan atau proyek baru. Pada kasus lain, perencanaan ini mungkin hanya sesuai untuk produk yang tidak rutin. Output proses perencanaan dapat dalam bentuk rencana mutu, rencana proyek atau dokumen serupa yang digunakan. Anda yang memutuskan bagaimana output proses perencanaan tersebut direkam. Jika anda memutuskan outputnya berupa rencana mutu, maka rencana mutu dapat dibuat dalam bentuk checklist atau bagan alir yang memuat referensi dokumen yang diacu. Untuk kegiatan yang kompleks, rencana mutu sebaiknya dibuat agak rinci. Perlu diuraikan tahapan proses operasi, tahap verifikasi dan kriteria verifikasi, dan rekaman hasilnya. Identifikasi dan alokasi sumber daya yang akan disyaratkan perlu dijelaskan. 7.2 PROSES YANG BERKAITAN DENGAN PELANGGAN Penetapan persyaratan yang berkaitan dengan produk Organisasi harus menetapkan: a) persyaratan yang ditetapkan oleh pelanggan, termasuk persyaratan untuk penyerahan dan kegiatan pasca penyerahan, b) persyaratan yang tidak dinyatakan oleh pelanggan tetapi perlu untuk penggunaan yang ditetapkan atau yang dimaksudkan, bila diketahui, c) persyaratan peraturan perundangan yang dapat diterapkan terhadap produk, dan d) persyaratan tambahan apa pun yang dianggap perlu oleh organisasi. CATATAN Kegiatan pasca penyerahan termasuk, sebagai contoh, tindakan atas adanya jaminan, kewajiban dalam kontrak seperti jasa pemeliharaan dan jasa tambahan seperti daur ulang atau pembuangan akhir Tinjauan persyaratan yang berkaitan dengan produk Organisasi harus meninjau persyaratan berkaitan dengan produk. Tinjauan ini harus dilakukan sebelum komitmen organisasi untuk memasok produk kepada pelanggan (misalnya penyampaian penawaran, penerimaan kontrak atau pesanan, penerimaan perubahan pada kontrak atau pesanan) dan harus memastikan bahwa: a) persyaratan produk ditetapkan, b) persyaratan kontrak atau pesanan yang berbeda dari yang dinyatakan sebelumnya, diselesaikan, dan c) organisasi memiliki kemampuan untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Rekaman hasil tinjauan dan tindakan yang timbul dari tinjauan harus dipelihara (lihat 4.2.4). Apabila pelanggan tidak memberikan pernyataan tertulis tentang persyaratan maka

20 persyaratan pelanggan harus ditegaskan oleh organisasi sebelum diterima. Apabila persyaratan produk diubah, organisasi harus memastikan bahwa dokumen yang sesuai diubah dan personel yang sesuai dibuat peduli tentang persyaratan yang diubah. CATATAN Dalam beberapa hal, seperti penjualan melalui internet, tinjauan resmi tidak dapat dipraktekan bagi tiap pesanan. Sebagai pengganti, tinjauan dapat mencakup informasi produk yang sesuai seperti katalog atau bahan iklan Komunikasi pelanggan Organisasi harus menetapkan dan menerapkan pengaturan yang efektif untuk komunikasi dengan pelanggan berkaitan dengan: a) informasi produk, b) pertanyaan, penanganan kontrak atau pesanan, termasuk perubahan, dan c) umpan balik pelanggan, termasuk keluhan pelanggan. Pastikan organisasi mengerti dan bisa memenuhi persyaratan pelanggan Fokus utama dari klausul ini adalah pada produk yang akan diberikan kepada pelanggan. Persyaratan pelanggan dapat mencakup peraturan perundang-undangan, jadwal pengiriman, ketentuan pembayaran, harapan pelanggan yang tidak tertulis atau kegiatan pasca pengiriman. Seluruh bagian dari order pelanggan atau kontrak perlu dikaji oleh organisasi untuk memastikan order tersebut dipenuhi. Apabila ada persyaratan proses kerja yang tidak bisa dilakukan, maka organisasi perlu menyelesaikan dengan pelanggan. Order pelanggan bisa secara lisan, tertulis, telepon atau e-business ke alamat web. Jika order diterima secara lisan, maka ketentuan khusus sebaiknya ditetapkan untuk merekam dan mengkonfirmasi persyaratan pesanan. Untuk mencegah kesalahpahaman order, organisasi perlu berkomunikasi dengan pelanggan. Order yang diterima perlu diperiksa oleh organisasi, termasuk persyaratan desain (bila ada). Rekaman pemeriksaan dapat berupa catatan pesanan, dan ditandatangani oleh pemeriksa serta diberi tanggal. Beberapa hal yang perlu diperiksa: Tersedianya suku cadang atau bahan baku Kapasitas peralatan saat ini Waktu penyerahan produk Proses yang disubkontrakkan Setiap perbedaan antara penawaran anda dengan persyaratan pelanggan sebaiknya diselesaikan, persyaratan yang telah disepakati direkam dengan baik. Jika ada perubahan order setiap orang dalam organisasi yang terkait perlu diberitahu. Amandemen perubahan direkam.

21 RPSN XX: DESAIN DAN PENGEMBANGAN Perencanaan desain dan pengembangan Organisasi harus merencanakan dan mengendalikan desain dan pengembangan produk. Selama perencanaan desain dan pengembangan, organisasi harus menetapkan: a) tahapan desain dan pengembangan, b) tinjauan, verifikasi dan validasi yang sesuai bagi tiap tahap desain dan pengembangan, dan c) tanggung jawab dan wewenang untuk desain dan pengembangan. Organisasi harus mengelola bidangtemu antar kelompok berbeda yang terkait dalam desain dan pengembangan untuk memastikan komunikasi efektif dan kejelasan penugasan tanggung jawab. Keluaran perencanaan harus dimutakhirkan, sesuai dengan kemajuan desain dan pengembangan. CATATAN Tinjauan desain dan pengembangan, verifikasi dan validasi memiliki tujuan yang berbeda. Semuanya dapat dilaksanakan dan dicatat secara terpisah atau dalam kombinasi apapun yang sesuai bagi produk dan organisasi

22 Persyaratan pelanggan Gambar 3 Diagram sederhana hubungan antara kaji ulang, verifikasi dan validasi dalam proses pengembangan dan desain. Kaji ulang dapat dilakukan pada berbagai tahapan dalam proses Pendekatan desain dan pengembangan Klausul ini berlaku untuk organisasi yang menerapkan desain dan pengembangan. Contohnya: Lembaga pendidikan mendesain dan mengembangan kurikulum. Perusahaan fashion dan accesoriesnya (garmen,sepatu,tas ) Perusahaan furniture dan kerajinan Masukan desain Keluaran desain Produk /jasa verifikasi validasi Bilamana organisasi tidak melakukan desain dan pengembangan maka klausul ini dapat tidak diterapkan. Contoh organisasi yang tidak menerapkan desain dan pengembangan Bengkel motor yang hanya memperbaiki kerusakan motor. Usaha pembuatan sparepart mobil yang desainnya sudah ditentukan oleh pelanggan. Jasa perbaikan AC,TV, dan barang elektronik lainnya. Sebagai bagian dari persyaratan sebaiknya membuat rencana untuk melakukan Tinjauan desain dan pengembangan (7.3.4), Verifikasi desain dan pengembangan (7.3.5) dan validasi desain dan pengembangan (7.3.6) dan rekamannya. Gambar 3 menyajikan diagram yang menggambarkan hubungan antara kaji ulang, verifikasi dan validasi yang bertujuan untuk membantu organisasi memahami hubungan dari tiga kegiatan tersebut. Rencana desain dapat berubah sesuai dengan kegiatan desain, sehingga perlu dimutakhirkan. Kegiatan perencanaan ini penting sebagai informasi umpan balik untuk desain serupa. Perlu ditetapkan hal kritis dalam desain dan dikomunikasikan pada pihak terkait. Rekaman desain harus menunjukkan informasi seluruh tahapan desain dan pengembangan.

23 RPSN XX: Masukan desain dan pengembangan Masukan berkaitan dengan persyaratan produk harus ditetapkan dan rekamannya dipelihara (lihat 4.2.4). Hal ini harus mencakup: a) persyaratan fungsi dan kinerja, b) persyaratan peraturan perundangan yang berlaku, c) jika dapat, informasi diturunkan dari desain sebelumnya yang serupa, dan d) persyaratan desain dan pengembangan lain yang penting. Masukan ini harus ditinjau kecukupannya. Persyaratan harus lengkap, tidak membingungkan dan tidak saling bertentangan. Faktor yang harus dipertimbangkan dalam desai dan pengembangan: 1. kebutuhan pelanggan yang seringkali tidak jelas. 2. Persyaratan perundang-undangan dan peraturan yang berkaitan dengan produk (misalnya persyaratan lingkungan, keselamatan dankesehatan ); 3 Ketentuan hukum lainnya; 4. Survei pasar; 5. Praktik dan standar nasional indonesia; 6. Pengalaman masa lalu; 7. Persyaratan pengemasan dan penanganan Keluaran desain dan pengembangan Keluaran desain dan pengembangan harus dalam bentuk yang sesuai untuk verifikasi terhadap masukan desain serta harus disetujui sebelum dikeluarkan. Keluaran desain dan pengembangan harus: a) memenuhi persyaratan masukan bagi desain dan pengembangan, b) memberi informasi sesuai untuk pembelian, produksi dan penyediaan jasa, c) berisi atau mengacu pada kriteria keberterimaan produk, dan d) menentukan karakteristik produk yang penting untuk penggunaan yang aman dan benar. CATATAN Informasi untuk produksi dan penyediaan jasa dapat termasuk perincian dari preservasi produk. Perlu dipastikan bahwa hasil desain telah memenuhi persyaratan keluaran desain dan pengembangan. Keluaran desain dan pengembangan bisa dalam berbagai bentuk misalnya: Gambar dan perhitungan; Desain model dalam bentuk sketsa dan spesifikasi; Desain grafis dalam bentuk tata ruang yang akan dipakai dalam publikasi; Desain produk makanan dalam bentuk resep; Desain agen periklanan berbentuk sebuah rencana kampanye pemasaran.

24 Pengemasan Pembelian Produksi atau pelayanan. Keluaran desain perlu ditinjau untuk memastikan bahwa persyaratan telah dipenuhi dan disetujui sebelum diserahkan kepada klien atau untuk diproduksi Tinjauan desain dan pengembangan Pada tahap sesuai, harus dilakukan tinjauan sistematis pada desain dan pengembangan sesuai dengan pengaturan yang direncanakan (lihat 7.3.1) a) untuk menilai kemampuan hasil desain dan pengembangan memenuhi persyaratan, dan b) untuk mengidentifikasi setiap masalah dan menyarankan tindakan yang diperlukan. Peserta tinjauan tersebut harus mencakup wakil fungsi yang berkaitan dengan tahap desain dan pengembangan yang ditinjau. Rekaman hasil tinjauan dan setiap tindakan yang diperlukan harus dipelihara (lihat 4.2.4). Kaji ulang desain merupakan kegiatan memeriksa setiap tahapan perencanaan desain dan outputnya guna mengkonfirmasi kecukupannya dalam memenuhi persyaratan input, dan untuk mengidentifikasi masalah termasuk pemecahannya. Kaji ulang desain bisa diadakan disetiap tahap proses desain. Bila ditemukan adanya masalah, perlu tindakan untuk mengatasinya. Dampak dari tindakan tersebut akan menjadi bagian dari kaji ulang berikutnya. Hasil kaji ulang desain dan pengembangan direkam dalam bentuk catatan yang diparaf oleh orang yang melakukan tinjauan dan diberi tanggal Verifikasi desain dan pengembangan Verifikasi harus dilakukan sesuai dengan pengaturan yang direncanakan (lihat 7.3.1) untuk memastikan bahwa keluaran desain dan pengembangan telah memenuhi persyaratan masukan desain dan pengembangan. Rekaman hasil verifikasi dan setiap tindakan yang diperlukan harus dipelihara (lihat 4.2.4) Verifikasi merupakan kegiatan pemeriksaaan apakah hasil akhir dari proses desain sesuai dengan persyaratan yang diidentifikasi pada awal proses desain. Rencana desain sebaiknya mengidentifikasi metode verifikasi yang dipakai termasuk siapa yang akan melaksanakan, bagaimana melaksanakannya dan rekaman apa yang disimpan. Contoh verifikasi: Membuat perhitungan alternatif, Membandingkan desain baru dengan desain serupa yang sudah teruji (jika ada), Melakukan uji dan peragaan, dan Memeriksa dokumen tahap desain sebelum dirilis. Jika hasil verifikasi keluaran tidak sesuai dengan masukan, perlu diputuskan penyelesaiannya. Dampak dari keputusan akan menjadi bagian untuk tinjauan desain berikutnya (lihat 7.3.4).

25 RPSN XX: Validasi desain dan pengembangan Validasi desain dan pengembangan harus dilakukan menurut pengaturan yang telah direncanakan (lihat 7.3.1) untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan mampu memenuhi persyaratan aplikasi yang ditetapkan atau penggunaanyang dimaksudkan, bila diketahui. Apabila mungkin, validasi harus diselesaikan sebelum penyerahan atau penggunaan produk. Rekaman hasil validasi dan setiap tindakan yang diperlukan harus dipelihara (lihat 4.2.4). Validasi merupakan proses pemeriksaan apakah produk akhir memenuhi persyaratan pelanggan. Bila produk akhir tidak memenuhi persyaratan tersebut, perlu diputuskan penyelesaiannya. Dampak setiap tindakan yang diputuskan menjadi bagian pada tinjauan desain berikutnya (lihat 7.3.4). Contoh validasi desain yaitu uji coba pemasaran, uji operasi, atau uji prototipe. Hasil proses verifikasi dan validasi sebaiknya menjadi umpan balik ke dalam setiap tahap proses desain. Dalam beberapa kasus, kegiatan tinjauan, verifikasi dan validasi desain perlu dikonsolidasikan dalam kegiatan yang bersamaan. Jika verifikasi terjadi sebagai bagian dari proses tinjauan atau jika verifikasi dan validasi terjadi secara simultan, maka tidak perlu mengulangi proses yang tidak perlu. Dalam suatu rencana desain seharusnya disebutkan metode validasi yang dipakai, termasuk siapa yang akan melaksanakannya, bagaimana proses itu dilakukan dan apa yang perlu dicatat Pengendalian perubahan desain dan pengembangan Perubahan desain dan pengembangan harus ditunjukkan dan rekamannya dipelihara. Perubahan harus ditinjau, diverifikasi dan divalidasi dengan cara yang sesuai dan disetujui sebelum diterapkan. Tinjauan perubahan desain dan pengembangan harus mencakup evaluasi pengaruh perubahan pada bagian produk dan produk yang telah diserahkan. Rekaman hasil tinjauan perubahan dan setiap tindakan yang diperlukan harus dipelihara (lihat 4.2.4). Apabila desain perlu dirubah maka sebaiknya dicatat, ditinjau dan disetujui kembali. Perubahan tersebut karena pelanggan mengubah spesifikasinya, adanya persyaratan regulasi yang diubah, proses pembuatannya direvisi, adanya masalah dalam proses pembuatan, pasar menuntut perbaikan produk, tinjauan desain, kegiatan verifikasi, atau kegiatan validasi. Perubahan desain dapat juga dilakukan bersama dengan pelanggan (lihat 7.2).

26 7.4 PEMBELIAN Proses pembelian Organisasi harus memastikan bahwa produk yang dibeli sesuai dengan persyaratan pembelian yang ditetapkan. Jenis dan cakupan pengendalian pemasok dan produk yang dibeli harus bergantung pada pengaruh produk yang dibeli terhadap realisasi produk berikutnya atau produk akhir. Organisasi harus menilai dan memilih pemasok berdasarkan kemampuannya untuk memasok produk sesuai persyaratan organisasi. Kriteria pemilihan, evaluasi dan evaluasi ulang harus ditetapkan. Rekaman hasil penilaian dan setiap tindakan yang diperlukan dan timbul dari evaluasi tersebut harus dipelihara (lihat 4.2.4). Organisasi harus menetapkan proses pembelian material/ jasa yang mempengaruhi mutu produk/ jasa. Oleh karena itu perlu memilih pemasok yang mampu memenuhi persyaratan. Proses yang disubkontrakkan juga perlu dipertimbangkan, karena akan mempengaruhi mutu. Organisasi tetap bertanggungjawab terhadap pekerjaan yang disubkontrakkan (lihat klausul 4.1.) Kriteria dan dasar pemilihan pemasok: Kehandalan pemasok Kemampuan pemasok dalam penyediaan material/ jasa Waktu penyerahan dan harga Pengalaman sebelumnya Pemasok harus dievaluasi dan dipantau secara rutin, rekaman disimpan Informasi pembelian Informasi pembelian harus menguraikan produk yang dibeli, termasuk bila sesuai : a) persyaratan persetujuan produk, prosedur, proses dan peralatan, b) persyaratan kualifikasi personel, dan c) persyaratan sistem manajemen mutu. Organisasi harus memastikan kecukupan persyaratan pembelian yang ditetapkan sebelum dikomunikasikan ke pemasok. Informasi pembelian harus memuat rincian material/ jasa yang akan dibeli, rekaman disimpan. Contoh informasi pembelian seperti gambar, katalog, pengemasan, pelabelan, sertifikat analisis, hasil uji, atau nomor model, tanggal dan tempat penyerahan yang diminta. Informasi pembelian harus ditinjau oleh personil yang berwenang dengan paraf dan tanggal Verifikasi produk yang dibeli Organisasi harus menetapkan dan menerapkan inspeksi atau kegiatan lain yang diperlukan untuk memastikan bahwa produk yang dibeli memenuhi persyaratan pembelian yang ditetapkan. Apabila organisasi atau pelanggannya bermaksud untuk melakukan verifikasi di tempat pemasok, organisasi harus menyatakan pengaturan verifikasi yang dimaksud dan metode

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan SNI ISO 9001-2008 Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional SNI ISO 9001-2008 Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1

Lebih terperinci

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU -1- LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU 1. Lingkup Sistem Manajemen

Lebih terperinci

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1 Umum... vi 0.2 Pendekatan proses...

Lebih terperinci

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN 4. Sistem Manajemen Mutu (=SMM) 4.1 Persyaratan Umum Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara suatu SMM

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Audit Internal Audit ini meliputi semua departemen. Coordinator audit/ketua tim audit ditentukan oleh Manajemen Representative dan kemudian ketua tim audit menunjuk tim

Lebih terperinci

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN 5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. 7. 8. 1.1 UMUM Persyaratan SMM ini untuk organisasi adalah: Yang membutuhkan kemampuan untuk menyediakan produk secara konsisten yang sesuai dengan persyaratan pelanggan

Lebih terperinci

Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008

Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008 Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008 Klausul 4.0 Sistem Manajemen Mutu 4.1 Persyaratan umum Apakah organisasi telah : (a) Menetapkan proses-proses yang dibutuhkan oleh SMM serta aplikasinya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ISO 9001:2008 Gambar 2.1 Model Sistem Manajemen Mutu Berbasis Proses Sumber : ISO 9000:2005 Gambar 2.1 menggambarkan sistem manajemen mutu berdasarkan proses yang diuraikan dalam

Lebih terperinci

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2000/SNI 19-9001-2001 ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 1 OBJEKTIF : Mendapatkan gambaran

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DAA 4.1 ahap Persiapan Pada tahap persiapan ini, perusahaan telah membentuk tim ISO dan mengadakan pelatihan-pelatihan yang bersifat umum untuk memahami konsep dasar sistem

Lebih terperinci

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya 4.1q1 Bagaimana organisasi menentukan masalah eksternal dan internal yang relevan dengan tujuan dan arah strategis?

Lebih terperinci

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2000 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 :2008 4. 4.1 4.1 4.1 Sistem Manajemen Mutu Persyaratan Umum Apakah organisasi menetapkan dan mendokumentasikan sistem manajemen mutu

Lebih terperinci

KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001

KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001 KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001 Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Email: rahadiandimas@yahoo.com PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA KLAUSUL-KLAUSUL ISO

Lebih terperinci

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu Quality Mangement System ISO 9000 series.. Published by International Organization for Stantardization (ISO) a world wide federation of national

Lebih terperinci

KAN-G-XXX Nomor terbit: 1 Mei 2013

KAN-G-XXX Nomor terbit: 1 Mei 2013 PANDUAN LEMBAGA INSPEKSI DALAM RANGKA MELAKUKAN KAJIAN KESESUAIAN (GAP ANALYSIS) DOKUMENTASI SISTEM MUTU OPERASIONAL INSPEKSI TERHADAP STANDAR ISO/IEC 17020:2012 1. PENDAHULUAN 1) Panduan Kajian Kesesuaian

Lebih terperinci

Komite Akreditasi Nasional

Komite Akreditasi Nasional PEDOMAN 501-2003 Penilaian Kesesuaian Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Personel Adopsi dari ISO/IEC 17024 : 2003 Komite Akreditasi Nasional 1 dari 14 Penilaian Kesesuaian - Persyaratan Umum Lembaga

Lebih terperinci

PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA. Logo perusahaan

PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA. Logo perusahaan PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA Logo perusahaan DISETUJUI OLEH: PRESIDEN DIREKTUR Dokumen ini terkendali ditandai dengan stempel DOKUMEN TERKENDALI. Dilarang mengubah atau menggandakan dokumen tanpa seizing

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 3.1 Kajian Teori 3.1.1 Sistem manajemen kualitas ISO 9001:2008 Salah satu standar manajemen mutu yang digunakan oleh perusahaanperusahaan di seluruh

Lebih terperinci

Daftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008. Memeriksa Ada struktur organisasi

Daftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008. Memeriksa Ada struktur organisasi Daftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008 Nomor Substansi Persyaratan Yang Diperiksa Klausul 4.1. Persyaratan umum organisasi seperti : struktur organisasi, bisnis proses organisasi, urutan proses, criteria

Lebih terperinci

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel Pedoman KAN 801-2004 Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel Komite Akreditasi Nasional Kata Pengantar Pedoman ini diperuntukkan bagi lembaga yang ingin mendapat akreditasi sebagai Lembaga Sertifikasi

Lebih terperinci

MIA APRIANTHY ( )

MIA APRIANTHY ( ) OLEH: I PUTU WIDHARMADI (122080050) ACHMAD ANWARUDIN (122080002) MIA APRIANTHY (122080076) KELOMPOK II PENDAHULUAN Seri ISO 9000 adalah suatu system terpadu untuk mengoptimalkan efektifitas mutu suatu

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 ISO/1EC 17025:2008 3.1.1 Pendahuluan ISO/IEC 17025 Edisi pertama (1999) ISO/IEC 17025 diterbitkan sebagai hasil dari pengalaman yang ekstensif dalam implementasi ISO/IEC Guide

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Penulis melakukan observasi langsung pada PT. BROCO MUTIARA ELECTRICAL INDUSTR dan melakukan wawancara dengan bagian MR (Management Representative)

Lebih terperinci

PERSYARATAN ISO 9001:2008 (KLAUSUL 7 8)

PERSYARATAN ISO 9001:2008 (KLAUSUL 7 8) #4 - Klausul 7-8 ISO 9001:2008 1 PERSYARATAN ISO 9001:2008 (KLAUSUL 7 8) TIN420 Sistem Manajemen Kualitas #7 Realisasi Produk (1) 2 #7.1 #7.2 Perencanaan Realisasi Produk Proses Yang Berkaitan Dengan Pelanggan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Proses Menurut Wikipedia proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang,

Lebih terperinci

Sistem manajemen halal

Sistem manajemen halal RSNI4 RSNI4 99001:2016 Rancangan Standar Nasional Indonesia 4 Sistem manajemen halal Pengguna dari RSNI ini diminta untuk menginformasikan adanya hak paten dalam dokumen ini, bila diketahui, serta memberikan

Lebih terperinci

Penilaian kesesuaian - Pedoman penggunaan sistem manajemen mutu organisasi dalam sertifikasi produk

Penilaian kesesuaian - Pedoman penggunaan sistem manajemen mutu organisasi dalam sertifikasi produk PSN 305-2006 Pedoman Standardisasi Nasional Penilaian kesesuaian - Pedoman penggunaan sistem manajemen mutu organisasi dalam sertifikasi produk Badan Standardisasi Nasional Daftar Isi Daftar Isi... i

Lebih terperinci

12/10/2008. Sachbudi Abbas Ras Model ISO 9001:2008. Hak Cipta pada Sachbudi Abbas Ras

12/10/2008. Sachbudi Abbas Ras Model ISO 9001:2008. Hak Cipta pada Sachbudi Abbas Ras Persyaratan ISO 9001:2008 Sachbudi Abbas Ras abbasras@yahoo.com Model ISO 9001:2008 2 1 Pendekatan Proses Digunakan dalam pengembangan, implementasi, dan peningkatan efektifitas SMM. Proses adalah suatu

Lebih terperinci

PERSYARATAN ISO 9001:2008 (KLAUSUL 4 6)

PERSYARATAN ISO 9001:2008 (KLAUSUL 4 6) #3 - Klausul 4-6 ISO 9001:2008 1 PERSYARATAN ISO 9001:2008 (KLAUSUL 4 6) TIN420 Sistem Manajemen Kualitas #4 Sistem Manajemen Mutu 2 #4.1 Persyaratan Umum #4.2 Persyaratan Dokumen #4.2.1 #4.2.2 #4.2.3

Lebih terperinci

Semua persyaratan pada klausul 5.1 dari ISO terpenuhi. 5.d Lembaga Sertifikasi harus mempunyai dokumen legalitas hukum

Semua persyaratan pada klausul 5.1 dari ISO terpenuhi. 5.d Lembaga Sertifikasi harus mempunyai dokumen legalitas hukum Lampiran 1. Gap analisis standar Pedoman BSN 1001:1999 terhadap ISO 17021:2006 dan ISO 22003:2007. ISO/IEC 17021 : 2006 ISO/IEC 22003:2007 Pedoman BSN 1001-1999 5 Persyaratan Umum 5 Persyaratan Umum 5.1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi 14 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi PT. Freshklido Graha Solusi adalah perusahaan jasa kebersihan terkemuka di Indonesia, yang menawarkan solusi cerdas

Lebih terperinci

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan Kode Dokumentasi : M SPS SMK3 Halaman : 1 dari 2 J udul Dokumen : M - SPS - P2K3 Dokumen ini adalah properti dari PT SENTRA PRIMA SERVICES Tgl Efektif : 09 Februari 2015 Dibuat Oleh, Disetujui Oleh, Andhi

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Mutu Sarana Pelayanan Kesehatan

Sistem Manajemen Mutu Sarana Pelayanan Kesehatan Sistem Manajemen Mutu Sarana Pelayanan Kesehatan Hanevi Djasri, dr, MARS Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PMPK) FK-UGM www.mutupelayanankesehatan.net Pengertian sistem Suatu rangkaian fungsi Suatu

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG PT. Indonesia Power UBP Kamojang saat ini telah menerapkan sistem manajemen terpadu, dengan tiga sub sistemnya yang terdiri dari Sistem Manajemen Mutu

Lebih terperinci

Persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi

Persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi Standar Nasional Indonesia Persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi (ISO/IEC 17025:2005, IDT) ICS 03.120.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar Isi Daftar Isi...i

Lebih terperinci

CODES OF PRACTICE. Dokumen: Codes of Practice Edisi / Rev: 1 / 2 Tanggal: 03 April 2017 Hal : Hal 1 dari 7

CODES OF PRACTICE. Dokumen: Codes of Practice Edisi / Rev: 1 / 2 Tanggal: 03 April 2017 Hal : Hal 1 dari 7 1. Pendahuluan Codes of Practice ini telah ditulis sesuai dengan persyaratan badan akreditasi nasional dan dengan persetujuan PT AJA Sertifikasi Indonesia yang saat ini beroperasi. PT. AJA Sertifikasi

Lebih terperinci

CODES OF PRACTICE. 1. Pendahuluan

CODES OF PRACTICE. 1. Pendahuluan 1. Pendahuluan Codes of Practice ini telah ditulis sesuai dengan persyaratan badan akreditasi nasional dan dengan persetujuan PT AJA Sertifikasi Indonesia yang saat ini beroperasi. PT. AJA Sertifikasi

Lebih terperinci

Pedoman Multilokasi Sertifikasi Produk dan Legalitas Kayu

Pedoman Multilokasi Sertifikasi Produk dan Legalitas Kayu DPLS 19 rev.0 Pedoman Multilokasi Sertifikasi Produk dan Legalitas Kayu Issue Number : 000 Desember 2013 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok

Lebih terperinci

Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober Oleh

Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober Oleh 2017 No. Dok.: PM-WM-01 No. Rev.: 1 Tgl. Berlaku: Oktober 2017 Hal: 1 / 13 Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober 2017 Oleh DEKAN Pedoman Mutu ini menguraikan Sistem Manajemen Mutu di Fakultas

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA

Lebih terperinci

Sumber: ISO Environmental Management System Self-Assesment Checklist, GEMI (1996)

Sumber: ISO Environmental Management System Self-Assesment Checklist, GEMI (1996) Sumber: ISO 14001 Environmental Management System Self-Assesment Checklist, GEMI (1996) DAFTAR ISI Pengantar Prinsip-Prinsip Standar ISO 14001 Cara Menggunakan Cheklist Interpretasi Penilaian Standar ISO

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Definisi dari obat jadi yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Definisi dari obat jadi yaitu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Industri Farmasi 1. Pengertian Industri Farmasi Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 245/MenKes/SK/V/1990 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pemberian Izin

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN ISO TS DALAM PELAKSANAAN AUDIT MUTU INTERNAL PADA PT HONDA LOCK INDONESIA

ANALISIS PENERAPAN ISO TS DALAM PELAKSANAAN AUDIT MUTU INTERNAL PADA PT HONDA LOCK INDONESIA ANALISIS PENERAPAN ISO TS 16949 DALAM PELAKSANAAN AUDIT MUTU INTERNAL PADA PT HONDA LOCK INDONESIA Disusun Oleh: Nama : Pittauli Aritonang NPM : 35412674 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ina

Lebih terperinci

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 163/KA/XII/2009 TENTANG PENETAPAN STANDAR BATAN TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN DAN PANDUAN PENGGUNAAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN KEPALA BADAN TENAGA

Lebih terperinci

BSN PEDOMAN Persyaratan umum lembaga sertifikasi produk. Badan Standardisasi Nasional

BSN PEDOMAN Persyaratan umum lembaga sertifikasi produk. Badan Standardisasi Nasional BSN PEDOMAN 401-2000 Persyaratan umum lembaga sertifikasi produk Badan Standardisasi Nasional Adopsi dari ISO/IEC Guide 65 : 1996 Prakata ISO (Organisasi Internasional untuk Standardisasi) dan IEC (Komisi

Lebih terperinci

Pendahuluan 12/17/2009

Pendahuluan 12/17/2009 12/17/2009 Pendahuluan Edisi pertama mengacu kepada ISO 9001:1994 dan ISO 9002:1994. Standar-standar tersebut telah digantikan dengan ISO 9001:2000 yang menyebabkan perlunya menyelaraskan ISO/IEC 17025.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laboratorium Pengujian Mutu Menurut ISO/IEC Guide 2 1986 laboratorium adalah instansi/lembaga yang melaksanakan kalibrasi dan atau pengujian. Sementara Pengujian adalah kegiatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM BAGI PENYEDIA JASA Elemen-elemen yang harus dilaksanakan oleh

Lebih terperinci

Panduan Wawancara dan Daftar Pertanyaan tentang Audit Produksi

Panduan Wawancara dan Daftar Pertanyaan tentang Audit Produksi LAMPIRAN 119 Panduan Wawancara dan Daftar Pertanyaan tentang Audit Produksi di Perusahaan PT Kripton Gama Jaya : 1. Melakukan pengamataan fasilitas fisik yang digunakan untuk proses produksi di Perusahaan

Lebih terperinci

Pelaksanaan Audit sesuai SNI ISO 19011:2012. Nurlathifah

Pelaksanaan Audit sesuai SNI ISO 19011:2012. Nurlathifah Pelaksanaan Audit sesuai SNI ISO 19011:2012 Nurlathifah nurlathifah@bsn.go.id Management System set of to interrelated or interacting elements establish policy and objectives and to achieve those objectives

Lebih terperinci

Bahan Ajar PANDUAN MUTU

Bahan Ajar PANDUAN MUTU Bahan Ajar PELATIHAN TENDIK PLP DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011 LOGO PT (Contoh) [ NAMA LABORATORIUM ] [ JURUSAN ]

Lebih terperinci

BAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

BAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN BAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN I. Persiapan Penerapan a. Langkah-langkah penerapan SML; Tahap 1 : Pengembangan dan komitmen terhadap kebijakan lingkungan Tahap 2 : Perencanaan Aspek lingkungan dan dampak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar Kata Pengantar Pertama-tama, kami mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang atas izinnya revisi Pedoman Komisi Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP), yaitu Pedoman KNAPPP

Lebih terperinci

INFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001

INFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001 Nomor : 8/1 Edisi-Revisi : E-2 Tanggal : 01 Juni 2016 Hal : 1 dari 9 LSSM BBTPPI Semarang (BISQA) adalah lembaga sertifikasi sistem manajemen mutu yang telah diakreditasi (diakui) oleh Komite Akreditasi

Lebih terperinci

PROSEDUR KERJA Tanggal Revisi : 19 April 2011 Pengendalian Dokumen Tanggal Berlaku : 26 April 2011 Kode Dokumen : PK STEKPI PPMA 001/R2

PROSEDUR KERJA Tanggal Revisi : 19 April 2011 Pengendalian Dokumen Tanggal Berlaku : 26 April 2011 Kode Dokumen : PK STEKPI PPMA 001/R2 PROSEDUR KERJA Tanggal Revisi : 19 April 2011 Pengendalian Dokumen Tanggal Berlaku : 26 April 2011 Kode Dokumen : PK STEKPI PPMA 001/R2 HALAMAN PENGESAHAN Dibuat oleh: Diperiksa oleh: Disahkan oleh: Nama

Lebih terperinci

DOKUMENTASI

DOKUMENTASI DOKUMENTASI PENDAHULUAN Dokumentasi adalah suatu bukti yang dapat dipercaya pada penerapan/pemenuhan CPOTB. Mutu yang direncanakan adalah satu-satunya solusi untuk mengatasi keluhan yang terkait dengan

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NASIONAL SERTIFIKASI

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Keamanan pangan Persyaratan untuk organisasi dalam rantai pangan

Sistem Manajemen Keamanan pangan Persyaratan untuk organisasi dalam rantai pangan Standar Nasional Indonesia Sistem Manajemen Keamanan pangan Persyaratan untuk organisasi dalam rantai pangan Food safety management system Requirements for any organization in the food chain (ISO 22000:2005,

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel. Lampiran KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 5 Tahun ) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel. Yang Pemenuhan Keterangan ditanya 3 Ya Tdk 4. PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN KOMITMEN..

Lebih terperinci

PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN (SMK3)

PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN (SMK3) LAMPIRAN I PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA Menimbang : a. bahwa terjadinya kecelakaan di tempat kerja sebagian

Lebih terperinci

Kuesioner SNI Award 2013 Kategori Perusahaan/Organisasi Besar Jasa. Nomor/Kode Pertanyaan Panduan Pengisian

Kuesioner SNI Award 2013 Kategori Perusahaan/Organisasi Besar Jasa. Nomor/Kode Pertanyaan Panduan Pengisian A A.1 KINERJA PERUSAHAAN/ORGANISASI Kepemimpinan dan Manajemen Klausul ini dimaksudkan untuk menilai bagaimana pimpinan mengelola dan mengarahkan perusahaan/organisasi dalam mengupayakan pencapaian sasaran.

Lebih terperinci

KEBIJAKAN ALKOHOL DAN OBAT TERLARANG PT BENING TUNGGAL MANDIRI

KEBIJAKAN ALKOHOL DAN OBAT TERLARANG PT BENING TUNGGAL MANDIRI KEBIJAKAN ALKOHOL DAN OBAT TERLARANG PT BENING TUNGGAL MANDIRI Kami PT Bening Tunggal Mandiri berkomitmen untuk melaksanakan kegiatan bisnis perusahaan berdasarkan aspek HSE. PT Bening Tunggal Mandiri

Lebih terperinci

Kepemimpinan & Komitmen

Kepemimpinan & Komitmen Materi #4 TIN211 - Keselamatan & Kesehatan Kerja Industri Kepemimpinan & Komitmen 2 Dengan menyediakan sumber daya yang memadai. Perwujudan komitmen: Menempatkan organisasi K3 pada posisi yang dapat menentukan

Lebih terperinci

Persyaratan umum pengoperasian berbagai lembaga inspeksi

Persyaratan umum pengoperasian berbagai lembaga inspeksi Standar Nasional Indonesia Persyaratan umum pengoperasian berbagai lembaga inspeksi ICS 03.120.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA

Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA 1 NO U R A I A N 1 KEBIJAKAN 7.00% a. Apakah Penyedia Jasa mempunyai Kebijakan K3? 0 50 100

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Metodologi

BAB III METODOLOGI. 3.1 Metodologi 24 BAB III METODOLOGI 3.1 Metodologi 3.1.1 Peralatan yang digunakan Peralatan yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Form survei 2. Pulpen 3. Timer (jam) 4. Papan alat kertas 3.1.2 Persiapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Manajemen Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Pengertian kualitas ditinjau dari definisi

Lebih terperinci

Tugas Individu Farmasi Industri. Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu

Tugas Individu Farmasi Industri. Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu Tugas Individu Farmasi Industri Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu Disusun Oleh : Eka Wahyu Lestari 14340004 Dosen : Drs. Kosasih, M.Sc., Apt. Program Profesi Apoteker

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 tentang Ketentuan dan Tata cara Pelaksanaan Pemberian Izin Usaha

Lebih terperinci

INFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001

INFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001 LSSM BBTPPI Semarang (BISQA) adalah lembaga sertifikasi sistem manajemen mutu yang telah diakreditasi (diakui) oleh Komite Akreditasi Nasional - Badan Standardisasi Nasional (KAN-BSN) dalam memberikan

Lebih terperinci

Penerapan skema sertifikasi produk

Penerapan skema sertifikasi produk LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK CHEMPACK BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI E-mail : lspro_chempack@yahoo.com LSPr-021-IDN Penerapan skema sertifikasi produk Sub kategori

Lebih terperinci

PERSYARATAN MANAJEMEN LABORATORIUM PENGUJIAN SESUAI ISO/IEC : 2005

PERSYARATAN MANAJEMEN LABORATORIUM PENGUJIAN SESUAI ISO/IEC : 2005 PERSYARATAN MANAJEMEN LABORATORIUM PENGUJIAN SESUAI ISO/IEC 17025 : 2005 ASIAH PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN - KLHK asiah1312@yahoo.com 081318888067 1 Latar Belakang Apakah lab pengujian

Lebih terperinci

Kuesioner SNI Award 2013 Kategori Perusahaan Menengah Barang Sektor Pangan dan Pertanian. Nomor/Kode Pertanyaan Panduan Pengisian

Kuesioner SNI Award 2013 Kategori Perusahaan Menengah Barang Sektor Pangan dan Pertanian. Nomor/Kode Pertanyaan Panduan Pengisian A KINERJA PERUSAHAAN A.1 Kepemimpinan dan Manajemen Klausul ini dimaksudkan untuk menilai bagaimana pimpinan mengelola dan mengarahkan organisasi dalam mengupayakan pencapaian sasaran. A.1.1 Kepemimpinan

Lebih terperinci

PRINSIP 1: KOMITMEN DAN KEBIJAKAN PRINSIP 2: PERENCANAAN

PRINSIP 1: KOMITMEN DAN KEBIJAKAN PRINSIP 2: PERENCANAAN PRINSIP 1: KOMITMEN DAN KEBIJAKAN 4.2. Kebijakan Lingkungan Manajemen puncak harus menetapkan kebijakan lingkungan organisasi dan memastikan bahwa kebijakan tersebut: a) sesuai dengan skala dan karakteristik

Lebih terperinci

Panduan audit sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan

Panduan audit sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan Standar Nasional Indonesia Panduan audit sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan ICS 13.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata.... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

KOMITMEN DAN KEBIJAKAN DALAM MEMBANGUN K3 PERTEMUAN #4 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

KOMITMEN DAN KEBIJAKAN DALAM MEMBANGUN K3 PERTEMUAN #4 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI KOMITMEN DAN KEBIJAKAN DALAM MEMBANGUN K3 PERTEMUAN #4 TKT302 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bagian ini merupakan tahap akhir dalam penulisan karya ilmiah. Dalam bagian ini akan dipaparkan kesimpulan dan beberapa rekomendasi dari hasil penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

Spesifikasi sistem manajemen keamanan pada rantai pasokan

Spesifikasi sistem manajemen keamanan pada rantai pasokan Standar Nasional Indonesia Spesifikasi sistem manajemen keamanan pada rantai pasokan Specification for security management systems for the supply chain (ISO 28000:2007, IDT) ICS 47.020.99 Badan Standardisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan

Lebih terperinci

Catatan informasi klien

Catatan informasi klien Catatan informasi klien Ikhtisar Untuk semua asesmen yang dilakukan oleh LRQA, tujuan audit ini adalah: penentuan ketaatan sistem manajemen klien, atau bagian darinya, dengan kriteria audit; penentuan

Lebih terperinci

A. KRITERIA AUDIT SMK3

A. KRITERIA AUDIT SMK3 LAMPIRAN II PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PEDOMAN PENILAIAN PENERAPAN SMK3 A. KRITERIA AUDIT SMK3 1 PEMBANGUNAN DAN

Lebih terperinci

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 MODUL IX SISTEM MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN UMUM. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Industri Farmasi Industri farmasi adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat. Industri farmasi sebagai industri penghasil obat, dituntut untuk dapat menghasilkan obat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG CARA PEMBUATAN ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN

Lebih terperinci

SOP-6 PENELAAHAN MUTU. Halaman 1 dari 12

SOP-6 PENELAAHAN MUTU. Halaman 1 dari 12 SOP-6 PENELAAHAN MUTU Halaman 1 dari 12 Histori Tanggal Versi Pengkinian Oleh Catatan 00 Halaman 2 dari 12 KETENTUAN 1.1 Penelaahan Mutu dilakukan untuk memastikan pelaksanaan kerja oleh Penilai telah

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BADAN PENJAMINAN MUTU (BPM) PENGESAHAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BADAN PENJAMINAN MUTU (BPM) PENGESAHAN Halaman 1 dari 10 PENGESAHAN Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Dr. H. Abdi Fitria, S.Hut. MP Nama Jabatan Tanda Tangan Ir. Hairil Ifansyah, MP Ketua Bidang Monev Wakil Manajemen Mutu Disahkan Oleh Dr.Ir.H.Rustam

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERHUBUNGAN

REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERHUBUNGAN PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL (P.K.P.S.) BAGIAN 143 SERTIFIKASI DAN PERSYARATAN PENGOPERASIAN BAGI PENYELENGGARA PELATIHAN PELAYANAN LALU LINTAS PENERBANGAN

Lebih terperinci

(SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN (SMKP) MINERAL DAN BATUBARA

(SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN (SMKP) MINERAL DAN BATUBARA Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan (SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI Perbaikan Berkesinambungan Dokumentasi 2 Dari 78 6.1 MANUAL SMKP 6.2 Pengendalian Dokumen 6.3 Pengendalian Rekaman 6.4 Dokumen dan

Lebih terperinci

K A T A P E N G A N T A R

K A T A P E N G A N T A R K A T A P E N G A N T A R Salah satu tugas Menteri Negara Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi adalah melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan secara nasional untuk memacu

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Deskripsi PT Proxsis Manajemen Internasional

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Deskripsi PT Proxsis Manajemen Internasional 5 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Deskripsi PT Proxsis Manajemen Internasional PT Proxsis Manajemen Internasional merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konsultasi bisnis dan jasa. PT Proxsis

Lebih terperinci

PENGETAHUAN SNI ISO/IEC 17025:2008. By Rangga K Negara, ST

PENGETAHUAN SNI ISO/IEC 17025:2008. By Rangga K Negara, ST PENGETAHUAN By Rangga K Negara, ST DEFINISI : Standar Nasional Indonesia (SNI) : Standar yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional dan berlaku secara nasional. STANDAR : Spesifikasi teknis atau

Lebih terperinci

STANDAR INTERNASIONAL

STANDAR INTERNASIONAL STANDAR INTERNASIONAL ISO/IEC 17025 Edisi kedua 15-05-2005 ISO/IEC 17025 (Versi Bahasa Indonesia) Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi Diterjemahkan oleh Komite

Lebih terperinci

Pedoman KAN KLASIFIKASI KETIDAKSESUAIAN

Pedoman KAN KLASIFIKASI KETIDAKSESUAIAN Pedoman KAN KLASIFIKASI KETIDAKSESUAIAN 1. Pendahuluan Untuk mengharmonisasikan hasil asesmen laboratorium yang dilaksanakan oleh KAN, diperlukan Pedoman tentang Klasifikasi Ketidaksesuaian. Pedoman KAN

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KELAS I FRANS KAISIEPO BIAK PEDOMAN MUTU PEDOMAN MUTU

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KELAS I FRANS KAISIEPO BIAK PEDOMAN MUTU PEDOMAN MUTU Halaman : 1 dari 19 Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 19 Agustus 2014 Oleh Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Frans Kaisiepo Biak Luwi Budi Nugroho NIP. 195807231981091001 Pedoman ini menguraikan

Lebih terperinci

Manual Mutu Penjelasan SPMPB

Manual Mutu Penjelasan SPMPB 6.1/6.21 6.4 SISTEM MANAJEMEN MUTU 6.4.1 Persyaratan Umum POLITEKNIK menetapkan, mendokumentasikan, melaksanakan dan memelihara Sistem Manajemen Mutu Penyelenggaraan Pendidikan dan secara terus menerus

Lebih terperinci

PENDEKATAN SISTIM MANAJEMEN MUTU BAGI ORGANISASI

PENDEKATAN SISTIM MANAJEMEN MUTU BAGI ORGANISASI PENDEKATAN SISTIM MANAJEMEN MUTU BAGI ORGANISASI Budiman Kusumah Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Krida Wacana Abstract: To achieve and organize the organization need guidance and evaluation which

Lebih terperinci

Manual Mutu JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Manual Mutu JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Manual Mutu JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011 Manual Mutu Jurusan Teknik Elektro Kode Dokumen : 00604 05000 Revisi : 02 Tanggal : 09 Juni 2011 i DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

PEDOMAN KNAPPP 02 : 2007 PERSYARATAN AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI NASIONAL AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PEDOMAN KNAPPP 02 : 2007 PERSYARATAN AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI NASIONAL AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PEDOMAN KNAPPP 02 : 2007 PERSYARATAN AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI NASIONAL AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Pedoman ini diterbitkan oleh Sekretariat KNAPPP Alamat:

Lebih terperinci