TRAINING AND DEVELOPMENT IN HRM GLOBAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TRAINING AND DEVELOPMENT IN HRM GLOBAL"

Transkripsi

1 TRAINING AND DEVELOPMENT IN HRM GLOBAL Professor Visit At Universitas Islam Kadiri, Kediri, Indonesia. 19 December 2015 Dr. Sentot Imam Wahjono 1

2 TUJUAN PEMBELAJARAN Menjelaskan Program Orientasi Membedakan latihan dan Pengembangan Karyawan Mengidentifikasi Metode latihan dan Pengembangan Mendiskusikan Pengembangan SDM Melakukan Evaluasi Program Latihan & Pengembangan

3 PROGRAM ORIENTASI Program Orientasi lazim disebut Induksi, adalah memperkenalkan para karyawan baru dengan peranan atau kedudukannya dengan organisasi dan mengenalkannya dengan karyawan lainnya. Penanggung jawab kegiatan orientasi adalah departemen Personalia atau SDM dan atasan Langsung karyawan baru tersebut. Departemen SDM bertanggung jawab tentang berbagai masalah organisasi, struktur, kebijakan dan budaya organisasi yang hidup serta kompensasi baik yang umum maupun yang khusus yang akan diterima oleh karyawan baru. Atasan langsung akan bertanggung jawab tentang pekerjaan secara teknis, teman sekerja, tempat kerja dan fasilitas kerja yang didapat oleh karyawan baru dan berusaha membantu karyawan baru merasa nyaman (fit-in) bekerja dalam kelompok.

4 TUJUAN ORIENTASI 1. Menurunkan perasaan terasing, cemas dan khawatir karyawan. 2. Membawa karyawan sebagai bagian organisasi secara lebih cepat. 3. Karyawan merasa lebih terjamin & diperhatikan. 4. Mempercepat proses sosialisasi dan penerimaan karyawan baru dalam kelompok kerja. 5. Memahami hak dan kewajiban karyawan termasuk sistem remunerasi dan fringe benefit yang akan diterimanya baik secara bulanan, tahunan, ataupun yang akan diterima di akhir masa bakti. 6. Memahami budaya perusahaan 7. Sebagai masa awal untuk melakukan internalisasi nilai-nilai perusahaan dalam diri karyawan baru.

5 BENTUK ORIENTASI Format orientasi karyawan baru bersifat unik, tidak ada yang sama antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Ada perusahaan yang mewajibkan datang ke perusahaan semasa orientasi dengan pasangan hidupnya sehingga suami istri itu akan diperlakukan sebagai karyawan baru. Mereka akan menjalani proses orientasi itu bersama sama. Mereka akan diajak menonton tayangan video tentang perusahaan, mereka akan diajak pergi keliling perusahaan dari kantor satu ke kantor yang lain, dari bagian yang satu ke bagian yang lain, dari pabrik yang satu ke pabrik yang lain. Mungkin saja orientasi kantor dan pabrik secara fisik ini akan memakan waktu satu hari atau lebih. Bagian SDM dan perwakilan departemen dari karyawan baru tersebut akan memberi penjelasan tambahan tentang hal-hal yang tersurat dan tersirat di setiap tempat yang dikunjungi. Bagian SDM juga akan memperkenalkan dengan setiap pejabat penting di setiap kantor atau pabrik yang sebelumnya telah diberitahu tentang kunjungan orientasi tersebut.

6 ORIENTASI & BUDAYA PERUSAHAAN Orientasi akan menjadi strategis bila kegiatan itu juga memperkuat budaya perusahaan dan menjadi bagian awal dari internalisasi karyawan baru dengan semangat dasar perusahaan. Budaya perusahaan merupakan panduan sikap dan perilaku karyawan yang meliputi hal-hal yang wujud dan nampak kasat mata maupun yang bathin yang tidak nampak mata namun bisa dirasakan seperti cara berpakaian, bertutur kata, menyapa dan menghormati orang lain. Dengan melihat sendiri budaya perusahaan yang hidup di perusahaan, misalnya tentang kebiasaan menyapa dengan salam, hormat dan senyum, karyawan baru akan menyimpan dalam ingatan otaknya untuk melakukan hal serupa kepada orang lain. Melakukan budaya perusahaan seolah olah itu adalah keinginan karyawan baru itu sendiri adalah bentuk dari internalisasi nilai-nilai perusahaan. Untuk alasan strategis inilah banyak perusahaan rela menanamkan biaya yang besar untuk pelaksanaan orientasi karyawan baru ini. Sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di negeri Indonesia, seorang calon PNS harus menjalani pelatihan pra jabatan atau sering disebut PraJab yang lamanya sekitar 3 bulan. Kalau dilihat dari kandungan dan materi PraJab maka boleh dikatakan PraJab itu adalah orientasi karyawan baru. Oleh sebab itu sudah sepatutnya perusahaan mengambil berat dan menganggap penting orientasi karyawan baru ini.

7 SEBAB LATIHAN DAN PENGEMBANGAN KARYAWAN a)rendahnya pendidikan yang dimiliki karyawan b)kesenjangan antara kurikulum dunia pendidikan dan kebutuhan dunia usaha c)sebagian besar tenaga kerja (terutama yang rendahan) berasal dari dan dibesarkan di masyarakat agraris dimana faktor disiplin waktu dan disiplin kerja belum membudaya. d)kurangnya pelatihan yang terprogram oleh perusahaan.

8 TUJUAN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN MENINGKATKAN EFISIENSI Pekerjaan diharapkan lebih cepat dan mencapai sasaran Menekan kesalahankesalahan dalam bekerja, menekan pemborosan waktu dan bahan serta menjamin mutu produk (quality assurance). Menekan kerusakan alat dan mesin karena salah pakai, salah prosedur atau tidak sesuai dengan petunjuk kerja. MENINGKATKAN KEPUASAN KERJA Mengurangi perputaran karyawan. Menghindarkan karyawan dari keusangan dan ketertinggalan jabatan. Menekan angka kecelakaan kerja Meningkatkan rasa percaya diri dan tanggung jawab Meningkatkan moral dan motivasi kerja.

9 PERBEDAAN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN

10 PROSES PELATIHAN & PENGEMBANGAN Penilaian dan analisis kebutuhan (training and development need assessment and analysis). Desain Program Pelatihan (training program design) Pengembangan program pelatihan (training program development). Pelaksanaan dan penyampaian pelatihan (implementation and delivery of training). Evaluasi Pelatihan (training evaluation).

11 TNA Penilaian dan analisis kebutuhan akan pelatihan dan pengembangan atau sering disebut training need assessment (TNA) adalah awal dari proses pelatihan dan pengembangan. Di tahap awal ini bagian SDM menilai dan menganalisis alasan utama perlunya pelatihan. Biasanya alasan utama perlunya pelatihan adalah masalah kinerja yang menurun sehingga kualitas pekerjaan berada dibawah standar. Alasan kedua adalah adanya sistem atau teknologi baru yang melekat pada alat baru yang terkomputerisasi misalnya. Sedang alasan ketiga adalah berkaitan dengan pelatihan yang merupakan syarat formal pemenuhan prosedur atau standar yang ditetapkan lembaga tertentu yang mempunyai kewenangan misalnya masalah kesehatan dan keselamatan kerja.

12 FUNGSI TNA Mengumpulkan informasi tentang knowledge, skill dan feeling yang dimiliki oleh pekerja, Mengumpulkan informasi tentang job content dan job context, Mendefinisikan kinerja standar dan kinerja aktual dalam rincian operasional, Melibatkan stakeholder dan membentuk dukungan, Memberi data untuk keperluan perencanaan.

13 ANGGARAN PELATIHAN Anggaran pelatihan dan pengembangan karyawan memang rentan terhadap terhadap pengurangan manakala terjadi pengurangan kekuatan penyediaan dana operasional perusahaan. Survei ini diselenggarakan tahun 2009 di AS saat terjadi resesi ekonomi. Pada saat sulit itu hanya 10,2% yang masih bersedia meningkatkan anggaran pelatihannya. Lalu bagaimana alokasi anggaran pelatihan dan pengembangan di Indonesia?

14 METODE LATIHAN DAN PENGEMBANGAN

15 ON THE JOB TRAINING 1.Coaching, 2.Rotasi jabatan, 3.Penugasan khusus, 4.Magang.

16 COACHING Contoh yang sering kita lihat adalah coaching dalam bidang sepakbola. PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) misalnya mendatangkan Pele (legenda sepakbola dari Brasil) untuk melakukan coaching clinic di Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan Jakarta. Beberapa pemain muda potensial dari berbagai daerah di seluruh Indonesia diundang untuk mengikuti coaching tersebut. Pele akan memberikan nasihat dan berbagi pengalaman sebagai pemain sepakbola hingga berhasil menjadi legenda. Beberapa teknik juga diperagakan seperti cara menendang bola dengan kaki kiri dalam, dengan kaki kiri luar, tendangan yang menghasilkan arah bola melengkung seperti pisang, tendangan salto, cara mengontrol bola saat bertahan, cara membagi bola saat ingin mengubah kedudukan dari tertinggal menjadi unggul, dan sebagainya. Diakhir sesi pelatihan, Pele diminta oleh pengurus PSSI untuk memberikan umpan balik, seperti teknik dasar bermain sepakbola apa yang dikuasai oleh rata rata pemain muda Indonesia, tentang teknik bermain sepakbola apa yang kurang dipunyai, PSSI juga meminta pendapat Pele untuk merekomendasikan pemain muda yang paling potensial dan paling prospektif.

17 ROTASI JABATAN Dengan memutar karyawan pada jabatan lain yang setingkat, maka hal itu akan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk belajar dan melatih dirinya sendiri untuk berada pada situasi yang lain yang berbeda dengan situasi pekerjaan sebelumnya. Rotasi jabatan selain akan menambah ketrampilan kerja karyawanjuga meningkatkan rasa empathi kepada karyawan lain. Sebelum memulai rotasi jabatan seorang karyawan mungkin sering merasa benar sendiri dan cenderung menyalahkan orang lain di bagian lain manakala terjadi kesalahan atau sesuatu masalah. Namun setelah menempati jabatan tersebut seorang karyawan akan tersadar.

18 PENUGASAN KHUSUS Penugasan khusus adalah untuk jangka pendek dan dengan target yang spesifik. Tidak seperti rotasi jabatan yang memakan waktu agak lama, maka penugasan khsus biasanya untuk masa yang singkat yang memerlukan bakat khusus. Meskipun seorang karyawan belum mempunyai pengalaman mengemban suatu jabatan dan menyelesaikan suatu pekerjaan dengan masalah yang khusus, mungkin saja perusahaan menugaskan seseorang karyawan dengan maksud memberikan kesempatan untuk berlatih. Ada kemungkinan seseorang karyawan dengan bakat yang dimilikinya berhasil memikul tugas khusus tersebut. Dengan demikian karyawan tersebut selain berhasil melalui pelatihan juga berhasil menunjukkan potensinya dalam tinjauan manajemen bakat. Oleh karena itu seorang karyawan yang sering mendapat penugasan khusus dan seringkali berhasil menyelesaikannya dengan baik, karyawan tersebut akan cepat untuk naik pangkat dan menuju puncak.

19 MAGANG Magang atau Apprenticeship adalah teknik pelatihan OJT yang paling sering digunakan khususnya untuk karyawan yang akan menjalankan tugas baru. Magang berarti bekerja secara langsung dibawah bimbingan dan pengawasan pekerja lain yang lebih berpengalaman dalam proses produksi maupun operasi dalam rangka menguasai ketrampilan atau keahlian tertentu. Terdapat prasyarat untuk keberhasilan magang yang diharapkan dari kedua belah pihak, peserta magang dan pegawai pendamping magang. Peserta magang diharuskan membuka pikiran, mata, telinga dan seluruh panca indra untuk menangkap semua tindakan, perilaku, ucapan, dan gerakan yang dilakukan oleh pegawai pendamping magang dan menirunya menjadi tindakan yang efektif untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik dan benar. Peserta magang perlu menghindari merasa sudah tahu dan menganggap dirinya benar. Sementara itu pegawai pendamping magang harus secara jujur dan transparan mempraktekkan cara bekerja yang baik dan benar sesuai peraturan atau SOP (Standard Operating Procedure) meskipun berdampak pada lamanya eksekusi suatu pekerjaan.

20 OFF THE JOB TRAINING Metode off the job training pada umumnya terdiri dari 2 kelompok teknik pelatihan yaitu: 1) Kuliah klasikal, 2) Praktikal.

21 KULIAH KLASIKAL 1. Konferensi / seminar, 2. Problem Based Learning (PBL), 3. Analisis transaksional 4. Studi kasus.

22 KONFERENSI ATAU SEMINAR Peserta pelatihan diberi tugas untuk menyusun makalah dan membentangkannya. Makalah tersebut berisi permasalah nyata yang terjadi pada unit kerjanya dan saran penyelesaiannya. Pembahasan dan saran yang disampaikan haruslah merujuk pada teori atau bahan bahan yang telah teruji kesahihannya seperti sumber-sumber yang terdapat dalam buku teks dan jurnal. Untuk fenomena terkini yang sesuai dengan permasalahan, peserta pelatihan boleh merujuk majalah atau harian/koran. Dalam konferensi / seminar tersebut terdapat moderator dan panel. Moderator seminar bisa berasal dari bagian SDM atau dari bagian yang relevan dengan permasalah dengan harapan dapat membantu memperjelas dan mempertajam permasalah. Sedang panel yang bertugas menganalisis dan mengulas permasalahan dan pembahasan makalah tersebut bisa diambilkan dari manajer tingkat atas, atau bisa disediakan dari sumber sumber luar perusahaan / organisasi yang dianggap mempunyai kemampuan, kepakaran dan kompetensi di bidang yang relevan dengan kertas itu. Sumber-sumber dari luar tersebut biasanya tersedia di asosiasi industri atau di universitas dan perguruan tinggi. Namun ada organisasi yang takut dengan sumber dari asosiasi industri karena makalah makalah itu seringkali dianggap sebagai rahasia perusahaan.

23 PBL Problem based learning (PBL) diselenggarakan di kelas dimana peserta pelatihan didudukkan pada meja meja bundar dengan dikelilingi 6 sampai 10 kursi. Peserta pelatihan pada masa awal akan diberikan kerangka dasar teori dan kemungkinan masalah yang muncul. Setelah pelatih merasa cukup membagi teori dan pengembangannya maka pelatih / instruktur akan membagi peserta pelatihan kedalam kelompok awal yang dinamakan kelompok rumah (home group). Dalam kelompok rumah inilah instruktur akan membagikan kertas yang berisi artikel atau narasi yang didalamnya terdapat masalah (problem). Setelah didiskusikan dalam kelompok rumah dan setelah diketemukan dan disepakati permasalahan yang ada, maka peserta pelatihan dalam kelompok rumah akan dibagi berdasar permasalahan yang diketemukan atau disarankannya. Setelah itu instruktur akan membuat kelompok baru yang anggotanya berasal dari anggota kelompok rumah berdasar permasalahan. Kelompok baru itu biasa dinamakan kelompok pakar (expertise group). Dalam kelompok pakar itu akan didiskusikan solusi atas permasalahn yang diketemukan. Karena kelompok pakar terdiri dari anggota kelompok rumah dengan permasalahan yang sama diharapkan pembahasan atau diskusinya menjadi terfokus dan diharapkan menghasilkan solusi yang mengerucut dan tajam. Setelah mendapatkan solusi dari kelompok pakar, masing anggota kembali ke kelompok rumah untuk mengumpulkan solusi dari berbagai permasalahn yang telah diidentifikasi di awal.

24 CONTOH PBL Sebagai contoh dari PBL ini adalah adanya permasalahan dalam organisasi berupa penurunan kinerja dalam 2 tahun terakhir. Permasalahan itu akan diketemukan dalam makalah yang dibagikan di kelompok rumah. Dalam diskusi di kelompok rumah mungkin akan diidentifikasi sebab sebab timbulnya permasalahn itu misalnya: a) seleksi karyawan yang kurang obyektif, berbau nepotisme, b) tidak tersedia program pelatihan karyawan yang memadai, c) sistem penggajian yang tidak berdasarkan prestasi, d) lemahnya kepemimpinan, e) rendahnya motivasi. Kemudian karyawan akan dikelompokkan ulang sehingga membentuk 5 kelompok baru berdasarkan kepakaran dalam hal ini berdasarkan kesamaan masalah yang ditemukan. Sehingga akan terbentuk 5 kelompok pakar yaitu: 1. kelompok pakar seleksi, 2. kelompok pakar pelatihan, 3. kelompok pakar penggajian, 4. kelompok pakar kepemimpinan, dan 5. kelompok pakar motivasi.

25 OFF THE JOB TRAINING 1. Latihan laboratorium, 2. Pelatihan vestibul (vestibule training), 3. Permainan bisnis (business games), dan 4. Permainan peran (role playing).

26 TRADE-OFF ANTARA FAKTOR BIAYA DAN KEEFEKTIFAN LATIHAN DAN PENGEMBANGAN

27 PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Berbeda dengan latihan, pengembangan sumber daya manusia mempunyai perpektif jangka panjang. Untuk perusahaan yang didirikan dengan jangkauan kedepan perlu sekali upaya pengembangan sumber daya manusia yang disusun dengan baik. Program pengembangan karyawan akan mengurangi kebutuhan tenaga kerja dari luar, juga mengurangi rekrutmen yang berulangulang. Dengan merasa dikembangkan oleh perusahaan, karyawan akan mempunyai loyalitas dan merasa ikut memiliki yang semakin tinggi. Upaya promosi dan mutasi untuk menantang karyawan dengan peningkatan tugas, wewenang, dan tanggung jawab akan merupakan sarana mengembangkan karyawan untuk senantiasa menningkatkan kualitas dan modal individual dirinya.

28 PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Pengembangan karyawan haruslah dilekatkan pada kerangka pembelajaran, karena pembelajaran mempunyai sumbangan besar terhadap pengembangan diri karyawan. Tetapi pengembangan diri tak akan berjalan dengan efektif tanpa pembelajaran. Oleh karena itu bila dikehendaki pengembangan karyawan yang berterusan dalam arti mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan eksternal dan internal maka adalah mutlak untuk selalu memelihara pembelajaran secara berterusan yang selanjutnya akan merubah seseorang menjadi lebih baik. Perubahan itu patut ke arah yang lebih baik sebab perubahan itu sendiri akan memasok atau memberi asupan makanan harga diri dan kepercayaan diri serta meningkatkan status sosial. Oleh karena itu pembelajaran akan menghasilkan potensi yang lebih jauh dari sekedar perubahan individual tetapi menjangkau: pembelajaran mempromosikan pengembangan.

29 PENGEMBANGAN INDIVIDU DALAM ORGANISASI Pengembangan staf Pengembangan diri sendiri Pengemban gan Diri Pengembangan organisasi dan manajemen Pengembangan profesional berterusan (continuing professional development = CPD). Pengemban gan Staf Pengembangan Individu dalam Organisasi CPD Pengemban gan Organisasi & Manajemen

30 CPD Kebanyakan lembaga profesional mengharuskan anggotanya untuk terlibat dalam pengembangan profesional berterusan (CPD). Perubahan lingkungan menyebabkan keusangan pengetahuan dan ketrampilan. Sehingga CPD sebenarnya adalah upaya pengkinian (updating) pengetahuan dan ketrampilan individu untuk memastikan bahwa karyawan tetap memelihara dan meningkatkan reputasi. Berikut adalah prinsi-prinsip pokok CPD:

31 CPD Berikut adalah prinsi-prinsip pokok CPD: Pengembangan harus selalu berterusan, untuk itu harus selalu mencari secara aktif peningkatan kinerja, Pengembangan harus dimiliki dan dikelola oleh karyawan, Pengembangan harus dimulai dari karyawan, Tujuan pembelajaran harus jelas, dan sedapat mungkin mencapai tujuan individual dan organisasional. Waktu yang yang dikonsumsi untuk CPD haruslah dianggap sebagai investasi sepenting investasi keuangan.

32 CPD Begitu pentingnya CPD ini sehingga telah diterapkan di banyak lembaga profesi di AS sejak Di Malaysia pun telah diterapkan di lembaga Pendidikan Tinggi sejak beberapa tahun lalu. Dengan adanya CPD yang tersistem dan terkomputerisasi akan membantu karyawan professional untuk melakukan penghitungan diri (self-assessment) secara bertanggung jawab. Karyawan professional seperti guru, dosen, akuntan, dan dokter akan berusaha untuk mengembangkan dirinya dahulu sebelum menuntut hak dan fasilitas lainnya. Karyawan professional akan malu menuntut bila kondisi dirinya belum memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh lembaga dan juga distandarkan oleh lembaga profesi nasional atau internasional.

33 CONTOH CPD

34 MENGELOLA PROGRAM PERUBAHAN ORGANISASI Terdapat teori manajemen perubahan yang populer yang dikemukakan Kurt Lewin yang meliputi 8 langkah (step) dan 3 tahap (stage) yaitu: Tahap Pencairan (unfreezing stage) 1. Membangun perasaan terdesak (sense of urgency) 2. Menggalang komitmen Tahap bergerak 3. Menciptakan petunjuk koalisi 4. Mengembangkan dan mengkomunikasikan visi bersama 5. Membantu karyawan membuat perubahan 6. Mengkonsolidasikan keuntungan Tahap pembekuan 7. Memperkuat cara-cara baru dalam melakukan sesuatu 8. Memantau dan menilai perkembangan.

35 EVALUASI PROGRAM LATIHAN DAN PENGEMBANGAN

36 AKHIR DARI BAB 5 JAWAB PERTANYAAN: Cobalah menjawab dari Pertanyaan yang tersedia untuk memperkuat ketercapaian Tujuan Pembelajaran PERTANYAAN UNTUK DISKUSI: Cobalah diskusikan dengan kawan dan dosen atas pertanyaan yang mungkin multi tafsir atau multi jawab. Bukalah perspektif seluas mungkin, karena tidak ada jawaban yang sempurna 100% benar. Yang penting adalah argumentasi dari setiap jawaban. Selamat berdiskusi.

37 HUMAN RESOURCE MANAGEMENT End of session Lecture 5: Dr. Sentot Imam Wahjono 19 December 2015

38 38

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan The secret of business is to know something that nobody else knows -Aristotle Onassis Rahasia dari bisnis adalah mengetahui apa yang tidak diketahui orang lain -Aristotle

Lebih terperinci

Bab 4 PROSES SELEKSI

Bab 4 PROSES SELEKSI Bab 4 PROSES SELEKSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DR. SENTOT IMAM WAHJONO Tujuan Pembelajaran Mendefinisikan Dasar Seleksi Mengidentifikasi Tantangan Seleksi Menjelaskan Langkah Seleksi PROSES SELEKSI

Lebih terperinci

Bab 2 DESAIN PEKERJAAN DAN PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA

Bab 2 DESAIN PEKERJAAN DAN PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA Bab 2 DESAIN PEKERJAAN DAN PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA Tujuan Pembelajaran Mendefinisikan Elemen Desain Pekerjaan Mendiskusikan Analisis Jabatan Mengidentifikasi Permintaan SDM Menjelaskan Pasokan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Sadili (2006,P.16) manajemen pada dasarnya adalah upaya mengatur segala sesuatu (sumber daya) untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Hasibuan (2003

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Suatu perusahaan atau organisasi dibentuk dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu, dan tujuan utama dari suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BENTUK ORGANISASI USAHA

BENTUK ORGANISASI USAHA BENTUK ORGANISASI USAHA A.Pengertian Manajemen dan Organisasi; Setiap perusahaan memiliki tujuan, untuk mencapai tujuan perusahaan adalah Manajemen. Manajemen dan Organisasi tdk dpt dipisahkan satu sama

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN 2.1 ORIENTASI

BAB II PEMBAHASAN 2.1 ORIENTASI BAB II PEMBAHASAN 2.1 ORIENTASI Orientasi dapat diartikan sebagai proses yang ditujukan untuk memperkenalkan dengan rekan-rekan kerja atau proses pengenalan dengan teman lama, dan dapat di definisikan

Lebih terperinci

Pelatihan dan Pengembangan SDM (Training) MSDM-TIP FTP UB

Pelatihan dan Pengembangan SDM (Training) MSDM-TIP FTP UB Pelatihan dan Pengembangan SDM (Training) MSDM-TIP FTP UB Latar Belakang Training SDM Setelah seseorang atau sekelompok pegawai diterima dalam suatu posisi, seringkali kemampuannya belum sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur peraturan dilakukan melalui proses dan dilakukan berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

MODUL 8 HUMAN RESOURCES MANAGEMENT TRAINING AND DEVELOPMENT

MODUL 8 HUMAN RESOURCES MANAGEMENT TRAINING AND DEVELOPMENT MODUL 8 HUMAN RESOURCES MANAGEMENT TRAINING AND DEVELOPMENT Group 4 1. Agam Zamzami 004-2011-05-021 2. Eben Frantogy 004-2011-05-043 3. Galih Prakoso 004-2011-05-046 4. Handika Panji S. 004-2011-05-049

Lebih terperinci

Pelatihan dan Pengembangan. Manajemen Sumber Daya Manusia

Pelatihan dan Pengembangan. Manajemen Sumber Daya Manusia Pelatihan dan Manajemen Sumber Daya Manusia Pengertian Pelatihan dan (Schuler & Jackson 2006, Mondy 2008) Pelatihan bertujuan meningkatkan kinerja jangka pendek dalam pekerjaan (jabatan) tertentu yang

Lebih terperinci

Pelatihan & Pengembangan

Pelatihan & Pengembangan Pelatihan & Pengembangan [ The Workforce Environment Competitive Environment Economic Environment Technological Environment The Firm s HRD Plan Political and Legal Environment Social and Cultural Environment

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menunjang keakuratan data penelitian yang dilakukan peneliti dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menunjang keakuratan data penelitian yang dilakukan peneliti dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Landasan penelitian terdahulu digunakan sebagai referensi atau acuan untuk menunjang keakuratan data penelitian yang dilakukan peneliti dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

Pengembangan SDM Prinsip dan Proses Pembelajaran

Pengembangan SDM Prinsip dan Proses Pembelajaran Penempatan School of Communication Pegawai & Business Pengembangan SDM Prinsip dan Proses Pembelajaran (Ulasan Pelajaran Sebelumnya) Prinsip-Prinsip Belajar Para Pakar Pelatihan dan Pengembangan telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bekerja merasa kebutuhannya sudah terpenuhi,maka akan timbul kepuasan bekerja dalam diri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bekerja merasa kebutuhannya sudah terpenuhi,maka akan timbul kepuasan bekerja dalam diri BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KEPUASAN KERJA 2.1.1. Pengertian Kepuasan Kerja Manusia dalam hidup mempunyai kebutuhan mendasar yang tidak mungkin dapat dihilangkan, karena kebutuhan tersebut mendasari perilaku

Lebih terperinci

Pertemuan 6 MANAJEMEN PENGELOLAAN S D M

Pertemuan 6 MANAJEMEN PENGELOLAAN S D M Pertemuan 6 MANAJEMEN PENGELOLAAN S D M BENTUK ORGANISASI USAHA A. Pengertian Manajemen dan Organisasi; Setiap perusahaan memiliki tujuan, untuk mencapai tujuan perusahaan adalah Manajemen. Manajemen dan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KARIER MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSA

PENGELOLAAN KARIER MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSA Bab 7 PENGELOLAAN KARIER MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSA Tujuan Pembelajaran MendefinisikanManajemen Karier Menjelaskan Perencanaan Karier Mendiskusikan Pengembangan Karier PERENCANAAN KARIER Karier bukanlah

Lebih terperinci

Pertemuan 6 MANAJEMEN PENGELOLAAN S D M

Pertemuan 6 MANAJEMEN PENGELOLAAN S D M Pertemuan 6 MANAJEMEN PENGELOLAAN S D M BENTUK ORGANISASI USAHA A. Pengertian Manajemen dan Organisasi; Setiap perusahaan memiliki tujuan, untuk mencapai tujuan perusahaan adalah Manajemen. Manajemen dan

Lebih terperinci

Pertemuan 5. Nova Yanti Maleha, SE., MSi

Pertemuan 5. Nova Yanti Maleha, SE., MSi Pertemuan 5 Nova Yanti Maleha, SE., MSi Nova Yanti Maleha,S.E.MM 07/10/2016 1 PENGEMBANGAN Suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Sumber Daya Manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Mangkunegara (2002) menyatakan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah sebagai suatu pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada

Lebih terperinci

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM Setelah kita mempelajari proses perencanaan, kemudian dilakukan proses rekrutmen, seleksi, selanjutnya yang akan kita bahas adalah tentang pelatihan dan pengembangan karyawan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Penilaian Kinerja 2.1.1 Proses penilaian kinerja Penilaian kinerja adalah suatu proses manajemen. Manajemen kinerja mengacu pada Bacal (1999) adalah proses komunikasi

Lebih terperinci

BAB 6. PELATIHAN, ORIENTASI & PENGEMBANGAN

BAB 6. PELATIHAN, ORIENTASI & PENGEMBANGAN Pemahaman mengenai cara merancang sistem pelatihan, orientasi dan pengembangan yang dikaitkan dengan strategi bisnis organisasi Pemahaman mengenai metode-metode dalam pelatihan Pemahaman mengenai sosialisasi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Pemiga Orba Yusra (2006) judul skripsi: Pengaruh Pelatihan Terhadap

BAB II URAIAN TEORITIS. Pemiga Orba Yusra (2006) judul skripsi: Pengaruh Pelatihan Terhadap 18 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Pemiga Orba Yusra (2006) judul skripsi: Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Ikaindo Industri Karbonik Indonesia, Medan. Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelatihan merupakan suatu proses pendidikan yang tujuannya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelatihan merupakan suatu proses pendidikan yang tujuannya untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pelatihan dan Pengembangan Pelatihan merupakan suatu proses pendidikan yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan khusus seseorang atau

Lebih terperinci

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Pengembangan SDM. Metode-Metode Pembelajaran

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Pengembangan SDM. Metode-Metode Pembelajaran Penempatan School of Communication Pegawai & Business Pengembangan SDM Metode-Metode Pembelajaran 1. Pengantar Pengembangan SDM 2. Prinsip dan Proses Pembelajaran 3. Penilaian Kebutuhan Pengembangan dan

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL

MANAJEMEN OPERASIONAL MANAJEMEN OPERASIONAL SUBSISTEM MANAJEMEN TENAGA KERJA Astrid Lestari Tungadi, S.Kom., M.TI. PENDAHULUAN Subsistem yang berhubungan dengan pengembangan sumber daya manusia dalam hal keterampilan dan pengetahuan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA A. PENGERTIAN DAN MANFAAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN Pengembangan sumber daya manusia adalah suatu cara untuk menngkatkan cara kerja, karena seseorang itu tidak akan mampu

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Radha (2003) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendidikan dan

BAB II URAIAN TEORITIS. Radha (2003) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendidikan dan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Radha (2003) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kerja Terhadap Peningkatan Produktivitas kerja karyawan pada PDAM

Lebih terperinci

TRAINING and EVALUATION PHASE

TRAINING and EVALUATION PHASE TRAINING and EVALUATION PHASE Permasalahan perlunya pelatihan Proses pelatihan Prinsip dari teori belajar Jenis pelatihan Pengukuran efektivitas program pelatihan Proses Pelatihan Adalah proses yang mengajarkan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. aspek kualitas mencakup kemampuan SDM baik fisik maupun non. fisik/kecerdasan dan mental dalan melaksanakan pembangunan.

BAB I. Pendahuluan. aspek kualitas mencakup kemampuan SDM baik fisik maupun non. fisik/kecerdasan dan mental dalan melaksanakan pembangunan. BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Sumber Daya manusia (SDM) merupakan modal dasar pembangunan nasional, oleh karena itu maka kualitas SDM senantiasa harus dikembangkan dan diarahkan agar bisa mencapai

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. (2005) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh

BAB II URAIAN TEORITIS. (2005) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Choyimah (2005) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pengembangan Pegawai terhadap prestasi kerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang.

Lebih terperinci

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran di Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan menekankan

Lebih terperinci

Pelatihan dan Pengembangan

Pelatihan dan Pengembangan MSDM Materi 7 Pelatihan dan http://deden08m.com 1 Pengertian Pelatihan dan (Schuler & Jackson 2006, Mondy 2008) Pelatihan bertujuan meningkatkan kinerja jangka pendekdalampekerjaan(jabatan) tertentuyang

Lebih terperinci

Bab 3 REKRUTMEN SDM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

Bab 3 REKRUTMEN SDM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Bab 3 REKRUTMEN SDM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Tujuan Pembelajaran Mengidentifikasi Kendala kendala Rekrutmen Membedakan Saluran Rekrutmen Menjelaskan Evaluasi Rekrutmen Mendiskusikan Blanko Lamaran

Lebih terperinci

TRAINING and EVALUATION PHASE

TRAINING and EVALUATION PHASE TRAINING and EVALUATION PHASE Permasalahan perlunya pelatihan Proses pelatihan Prinsip dari teori belajar Jenis pelatihan Pengukuran efektivitas program pelatihan Proses Pelatihan Adalah proses yang mengajarkan

Lebih terperinci

PELATIHAN KERJA LUTFI WIBAWA

PELATIHAN KERJA LUTFI WIBAWA PELATIHAN KERJA LUTFI WIBAWA Pengertian Menurut Gomes (1997 : 197), Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki prestasi kerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya. Idealnya,

Lebih terperinci

METODE DAN JENIS PELATIHAN

METODE DAN JENIS PELATIHAN METODE DAN JENIS PELATIHAN Perubahan bekerja setiap saat dan salah satu tanda organisasi yang hebat adalah mereka memiliki komitmen untuk terus-menerus melatih dan mendidik orang-orangnya sehingga mereka

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) Mata Kuliah : Manajemen Sumber Daya Manusia Kode Mata Kuliah : PSI-413 Jumlah SKS : 2 Waktu Pertemuan : 100 menit Kompetensi Dasar : 1. Memahami ruang lingkup, sistem, peran

Lebih terperinci

PANDUAN KEGIATAN STUDI LAPANGAN (FIELD STUDY)

PANDUAN KEGIATAN STUDI LAPANGAN (FIELD STUDY) 0 PANDUAN KEGIATAN STUDI LAPANGAN (FIELD STUDY) PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2010 1 KATA PENGANTAR Studi Lapangan merupakan salah satu upaya Program Magister Manajemen

Lebih terperinci

Kebutuhan Pelatihan bagi SDM. Rd.Funny Mustikasari Elita

Kebutuhan Pelatihan bagi SDM. Rd.Funny Mustikasari Elita Kebutuhan Pelatihan bagi SDM Rd.Funny Mustikasari Elita Hubungan Pelatihan dengan Pekerjaan Lihat struktur organisasi Buat analisis kebutuhan dan analisis pekerjaan Rancang kebutuhan pelatihan Mengidentifikasi

Lebih terperinci

Budaya perusahaan bisa membantu mengembangkan jati diri setiap karyawan nan bekerja di perusahaan tersebut.

Budaya perusahaan bisa membantu mengembangkan jati diri setiap karyawan nan bekerja di perusahaan tersebut. Contoh Budaya Organisasi Dalam Perusahaan Budaya Organisasi mempunyai contoh seperti yang terjadi di setiap perusahaan, yang muncul berdasarkan perjalanan hidup para pegawai. Tapi pada umumnya budaya organisasi

Lebih terperinci

Kualitas kualitas Penting seorang Juara

Kualitas kualitas Penting seorang Juara Kualitas kualitas Penting seorang Juara 1. Kemampuan Komunikasi 4,69 2. Kejujuran/Integritas 4,59 3. Kemampuan bekerjasama 4,54 4. Kemampuan interpersonal 4,5 5. Beretika 4,46 6. Motivasi/Inisiatif 442

Lebih terperinci

PANDUAN KERJA 1 IMPLEMENTASI PROGRAM INDUKSI BAGI KEPALA SEKOLAH

PANDUAN KERJA 1 IMPLEMENTASI PROGRAM INDUKSI BAGI KEPALA SEKOLAH PANDUAN KERJA 1 IMPLEMENTASI PROGRAM INDUKSI BAGI KEPALA SEKOLAH 1. Pendahuluan Induksi merupakan tahap penting dalam Pengembangan Profesional Berkelanjutan (PPB) bagi seorang guru. Program Induksi Guru

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG Ketika karyawan baru dipekerjakan, mereka tidak mungkin mampu beradaptasi dgn pekerjaan secara sempurna meskipun mereka lolos seleksi y

LATAR BELAKANG Ketika karyawan baru dipekerjakan, mereka tidak mungkin mampu beradaptasi dgn pekerjaan secara sempurna meskipun mereka lolos seleksi y PELATIHAN LATAR BELAKANG Ketika karyawan baru dipekerjakan, mereka tidak mungkin mampu beradaptasi dgn pekerjaan secara sempurna meskipun mereka lolos seleksi yang ketat Ketika pekerjaan/posisi baru diciptakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelatihan Pelaksanaan pelatihan didalam suatu perusahaan sangatlah penting. Perusahaan memiliki tujuan tersendiri untuk memberikan pelatihan pada karyawannya. Pelatihan dilakukan

Lebih terperinci

BAB X MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

BAB X MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA BAB X MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA T U J U A N 1. Mengetahui peran dan fungsi manajemen sumber daya manusia dalam organisasi perusahaan sebagai salah satu langkah pengorganisasian. 2. Mengetahui proses

Lebih terperinci

Sumber Daya Manusia. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan

Sumber Daya Manusia. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan 158 Profil Singkat BCA Laporan kepada Pemegang Saham Tinjauan Bisnis Pendukung Bisnis Sumber Daya Manusia Filosofi BCA membina pemimpin masa depan tercermin dalam berbagai program pelatihan dan pengembangan

Lebih terperinci

2013, No BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2013, No BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 2013, No.1554 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III BAB

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Dessler (1997), MSDM adalah suatu kebijakan dan praktek yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan aspek orang atau SDM dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan dituntut untuk siap dan peka dalam menghadapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan dituntut untuk siap dan peka dalam menghadapi 56 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teorotis 2.1.1. Pengertian Pengembangan Karyawan Setiap perusahaan dituntut untuk siap dan peka dalam menghadapi perubahan lingkungan organisasi perusahaan yang semakin

Lebih terperinci

Teknik Presentasi Informasi, meliputi ceramah/kuliah, konferensi/diskusi, media audiovisual, pembelajaran jarak jauh/kursus korespondensi, internet

Teknik Presentasi Informasi, meliputi ceramah/kuliah, konferensi/diskusi, media audiovisual, pembelajaran jarak jauh/kursus korespondensi, internet Perubahan bekerja setiap saat dan salah satu tanda organisasi yang hebat adalah mereka memiliki komitmen untuk terusmenerus melatih dan mendidik orang-orangnya sehingga mereka memiliki pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting di dalam suatu perusahaan. Tanpa peran manusia meskipun berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting di dalam suatu perusahaan. Tanpa peran manusia meskipun berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam sebuah perusahaan, manusia merupakan salah satu unsur yang terpenting di dalam suatu perusahaan. Tanpa peran manusia meskipun berbagai faktor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Sarwo Edy, Program Pascasarjana, 2008

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Sarwo Edy, Program Pascasarjana, 2008 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara tradisional kebanyakan pengembangan karir sebagai bagian dari Pengembangan Sumber Daya Manusia di perusahaan dan atau organisasi masih atas dasar kekeluargaan,

Lebih terperinci

MAKALAH PELATIHAN, PENGEMBANGAN DAN MANAJEMEN KARIR

MAKALAH PELATIHAN, PENGEMBANGAN DAN MANAJEMEN KARIR MAKALAH PELATIHAN, PENGEMBANGAN DAN MANAJEMEN KARIR Dosen : Drs. Heru Susilo, M.A Detha Alfrian fajri, S.AB, M.M Disusun oleh : Erwin Angkawan ( 145030800111003 ) Fransiska Rahmawati ( 145030800111002

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Modul ke: 12 Drs. Fakultas EKONOMI & BISNIS PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Ali Mashar, MM Program Studi Manajemen Bagian Isi Pendahuluan Tujuan Pelatihan Metode-metode Pelatihan Evaluasi

Lebih terperinci

BAB I. HRD (Human Resource Development) atau dalam bahasa Indonesia. disebut sebagai bidang sumber daya manusia, yaitu bagian atau divisi dalam suatu

BAB I. HRD (Human Resource Development) atau dalam bahasa Indonesia. disebut sebagai bidang sumber daya manusia, yaitu bagian atau divisi dalam suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HRD (Human Resource Development) atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai bidang sumber daya manusia, yaitu bagian atau divisi dalam suatu manajemen perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan Hasil Analisis Budaya perusahaan merupakan salah satu aspek yang penting untuk mencapai tujuan perusahaan. Hasil analisis mengenai budaya perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia yang berkualitas merupakan modal dasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia yang berkualitas merupakan modal dasar bagi pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia yang berkualitas merupakan modal dasar bagi pembangunan bangsa ini. Salah satu masalah nasional yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini adalah

Lebih terperinci

2. Pelaksanaan Unit Kompetensi ini berpedoman pada Kode Etik Humas/Public Relations Indonesia yang berlaku.

2. Pelaksanaan Unit Kompetensi ini berpedoman pada Kode Etik Humas/Public Relations Indonesia yang berlaku. KODE UNIT : KOM.PR03.001.01 JUDUL UNIT : Melaksanakan Master of Ceremony DESKRIPSI UNIT : Unit ini berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki untuk menjadi seorang Master

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Adrian Saleh (2007) melakukan penelitian dengan judul: Analisis Sistem Perekrutan dan Penempatan Karyawan Terhadap Produktifitas Kerja pada PT. Perkebunan

Lebih terperinci

2). Fokus pada kesadaran pada proses pembelajaran dan tanggung jawab. 3). Peran dosen tidak mengajari tetapi menstimulasi proses yang aktif.

2). Fokus pada kesadaran pada proses pembelajaran dan tanggung jawab. 3). Peran dosen tidak mengajari tetapi menstimulasi proses yang aktif. COACHING PROSES Pengertian : 1). Pemberdayaan kualitas potensial mahasiswa 2). Fokus pada kesadaran pada proses pembelajaran dan tanggung jawab 3). Peran dosen tidak mengajari tetapi menstimulasi proses

Lebih terperinci

Bab 6 PENILAIAN KINERJA

Bab 6 PENILAIAN KINERJA Bab 6 PENILAIAN KINERJA MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DR. SENTOT IMAM WAHJONO Tujuan Pembelajaran Menjelaskan Manajemen Kinerja Mengidentifikasi Metode Penilaian kinerja Mendiskusikan Penilaian Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan terhadap menyelenggaraan pendidikan. Menurut Gaspersz (2011:

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan terhadap menyelenggaraan pendidikan. Menurut Gaspersz (2011: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan otonomi pendidikan menuntut perubahan dalam sistem supervisi yang bukan saja mengemban fungsi pengawasan tetapi juga fungsi pembinaan terhadap menyelenggaraan

Lebih terperinci

Panduan wawancara Perencanaan Sumber Daya Manusia

Panduan wawancara Perencanaan Sumber Daya Manusia Panduan wawancara Perencanaan Sumber Daya Manusia A. Faktor rencana strategik dan rencana operasional. 1. Apa visi dan misi 2. Tantangan apa yang dihadapi perusahaan yang akan mempengaruhi visi dan misi

Lebih terperinci

PERSONALIA

PERSONALIA PERSONALIA 1. Persyaratan Umum Jumlah dan Pengetahuan: Memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sesuai dengan tugasnya. Mempunyai sikap dan kesadaran yang tinggi untuk melaksanakan Cara Pembuatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Samsudin (2006: 22) Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resources Management) adalah suatu kegiatan pengelolaan yang meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghambat dan mengganggu kelancaran operasional dan sebagai akibatnya

BAB I PENDAHULUAN. menghambat dan mengganggu kelancaran operasional dan sebagai akibatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan sangat membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten dan berkualitas, terutama di era globalisasi sekarang ini. Jika faktor manusia kurang aktif berperan

Lebih terperinci

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) Jakarta, 17 Januari 2017 DAFTAR ISI Halaman A. PENDAHULUAN... 1 I. Latar Belakang... 1 II. Maksud dan Tujuan Charter Satuan Pengawasan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI. kualitas sumber daya manusianya melalui penyelenggaraan diklat secara terus

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI. kualitas sumber daya manusianya melalui penyelenggaraan diklat secara terus PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI Oleh, Drs. Idris, M.Si Agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan ekonomis, maka salah satu strategi manajemen yang ditempuh adalah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Ruang lingkup audit operasional atas fungsi Sumber Daya Manusia pada PT.

BAB IV PEMBAHASAN. Ruang lingkup audit operasional atas fungsi Sumber Daya Manusia pada PT. BAB IV PEMBAHASAN Ruang lingkup audit operasional atas fungsi Sumber Daya Manusia pada PT. Danayasa Arthatama Tbk. mencakup pelaksanaan seluruh fungsi manajemen dan ketaatan manajemen terhadap kebijakan

Lebih terperinci

Materi 9 Organizing: Manajemen Sumber Daya Manusia

Materi 9 Organizing: Manajemen Sumber Daya Manusia Materi 9 Organizing: Manajemen Sumber Daya Manusia Dengan telah adanya struktur organisasi, manajer harus menemukan orang-orang untuk mengisi pekerjaan yang telah dibuat atau menyingkirkan orang dari pekerjaan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pekerjaan yang dijabarkan ke dalam Job Description. SDM dalam jangka waktu 3 tahun kedepan yang meliputi:

BAB V PENUTUP. pekerjaan yang dijabarkan ke dalam Job Description. SDM dalam jangka waktu 3 tahun kedepan yang meliputi: BAB V PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Pengelolaan Sumber Daya Manusia Pada PT Mulyareksa Jayasakti Semarang, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan dari setiap variabel

Lebih terperinci

STANDAR MUTU PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

STANDAR MUTU PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT STANDAR MUTU PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA Jl. Semolowaru 45 Surabaya 60118 STANDAR MUTU PENELITIAN DAN PENGABDIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam perusahaan. Keberadaannya di dalam sistem kerja dengan segala

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam perusahaan. Keberadaannya di dalam sistem kerja dengan segala BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat kritis sebagai aset utama dalam perusahaan. Keberadaannya di dalam sistem kerja dengan segala keunikannya yang sangat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Salah satu kunci keberhasilan suatu organisasi adalah sumber daya manusia yang baik. Manusia memiliki peranan penting dalam memenangkan kompetisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. departementersendiri dalam suatu organisasi, yaitu HumanResource Departemen

BAB I PENDAHULUAN. departementersendiri dalam suatu organisasi, yaitu HumanResource Departemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan tenaga kerja sebagai salah satufaktor produksi sangat penting artinya bagiorganisasi.dalam perkembangannya, organisasiakan menghadapi permasalahan tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pegawai-pegawai yang mampu berprestasi dan fleksibel untuk suatu instansi dalam

BAB I PENDAHULUAN. pegawai-pegawai yang mampu berprestasi dan fleksibel untuk suatu instansi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan pegawai sangat diperlukan dalam sebuah instansi, karena dengan adanya program tersebut dapat membantu meningkatkan kemampuan dan keterampilan pegawai.

Lebih terperinci

/

/ Dirancang untuk memungkinkan para pembelajar mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan mereka saat ini Melibatkan pembelajaran yang melampaui lingkup pekerjaan saat ini Perubahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Model Kompetensi Menurut Schoonover Associates, kompetensi adalah perilaku atau sekumpulan perilaku yang mengambarkan kinerja yang bagus dalam pekerjaan. Sedangkan model

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (MSDM) yang penting. Ketika permintaan pekerjaan berubah, kemampuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (MSDM) yang penting. Ketika permintaan pekerjaan berubah, kemampuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Program Pelatihan Pelatihan karyawan merupakan aktivitas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yang penting. Ketika permintaan pekerjaan berubah, kemampuan karyawan pun harus

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC IV.1. Survei Pendahuluan (Preliminary Survey) Tahap survei pendahuluan merupakan tahap awal yang harus dilaksanakan oleh seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi diharapkan proses pemahaman akan menjadi lebih berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi diharapkan proses pemahaman akan menjadi lebih berkembang dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan era globalisasi membuat setiap orang harus mampu untuk bersaing sesuai kompetensi yang dimiliki. Upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM) tertuju pada

Lebih terperinci

TRAINING NEED ANALYSIS

TRAINING NEED ANALYSIS LATAR BELAKANG Ketika karyawan baru dipekerjakan, mereka tidak mungkin mampu beradaptasi dgn pekerjaan secara sempurna meskipun mereka lolos seleksi yang ketat Ketika pekerjaan/posisi baru diciptakan atau

Lebih terperinci

Internal Audit Charter

Internal Audit Charter DAFTAR ISI HAL 1. Pengantar 2 2. Struktur dan Kedudukan 2 3. Tujuan 3 4. Ruang Lingkup 4 5. Wewenang 4 6. Tugas dan Tanggung Jawab 5 7. Pelaporan 5 8. Kode Etik 5 9. Persyaratan Auditor 7 10. Standar Profesional

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. : PT. Multi Dimensi Persona. : Ruko Graha Indah Wisesa Kav A. No.9. Jl. Gayung Kebonsari No.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. : PT. Multi Dimensi Persona. : Ruko Graha Indah Wisesa Kav A. No.9. Jl. Gayung Kebonsari No. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Identitas Perusahaan Profil Perusahaan Nama Alamat : PT. Multi Dimensi Persona : Ruko Graha Indah Wisesa Kav A. No.9 Jl. Gayung Kebonsari No. 46 Surabaya No.Telp/ Fax

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. terutama untuk level supervisor pada divisi sales. regional manager dan tiga sebagai supervisor.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. terutama untuk level supervisor pada divisi sales. regional manager dan tiga sebagai supervisor. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini penulis menguraikan beberapa kesimpulan yang merupakan inti dari seluruh pembahasan. Kemudian berdasarkan kesimpulan itu pula, penulis mencoba mengemukakan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan yang harus dihadapi oleh manajemen sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan yang harus dihadapi oleh manajemen sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam rangka menghadapi perubahan dan persaingan bisnis yang semakin ketat antar perusahaan, maka diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Kondisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Pada masa sekarang ini, manajemen bukan lagi merupakan istilah yang asing bagi kita. Istilah manajemen telah digunakan sejak dulu, berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. orientasi masa depan bidang pekerjaan sebagai pemain sepak bola profesional

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. orientasi masa depan bidang pekerjaan sebagai pemain sepak bola profesional BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap pemain Diklat sepak bola X usia 14-20 tahun kota Bandung, maka dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai orientasi masa depan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan suatu organisasi. SDM adalah pelaksana seluruh kebijakan organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan suatu organisasi. SDM adalah pelaksana seluruh kebijakan organisasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset penting untuk menunjang keberhasilan suatu organisasi. SDM adalah pelaksana seluruh kebijakan organisasi sehingga perlu dibekali

Lebih terperinci

BY DWIYADI SURYA WARDANA, SE, MM STIE WIDYA MANGGALA SEMARANG

BY DWIYADI SURYA WARDANA, SE, MM STIE WIDYA MANGGALA SEMARANG BY DWIYADI SURYA WARDANA, SE, MM STIE WIDYA MANGGALA SEMARANG Source: Wayne F. Cascio. Managing Human Resources Productivity, Quality of Work Life, Profits Veithzal Rivai. Manajemen Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PROYEK SISTEM INFORMASI

PENGELOLAAN PROYEK SISTEM INFORMASI 9/28/2011 PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI PERTEMUAN - 1 GAMBARAN UMUM MANAJEMEN 1 2 1. Peserta memahami tentang proyek 2. Peserta memahami konsep-konsep manajemen yang diperlukan dalam manajemen proyek Fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Nurul Ramadhani Makarao, 2013

BAB I PENDAHULUAN Nurul Ramadhani Makarao, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan sehari-hari di kalangan karyawan sering muncul beragam pertanyaan yang terkait dengan masa depan mereka, khususnya tentang karier. Pertanyaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Perencanaan Pengembangan Karier

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Perencanaan Pengembangan Karier BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1. Tinjauan Teoretis 2.1.1. Perencanaan Pengembangan Karier Mathis dan Jackson (dalam Naliebrata, 2007) mendefinisi kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak

Lebih terperinci

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 1 1.3c MODEL PROBLEM BASED LEARNING 2 Model Problem Based Learning 3 Definisi Problem Based Learning : model pembelajaran yang dirancang agar peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Timur, terutama dalam meningkatkan pendapatan asli daerah,

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Timur, terutama dalam meningkatkan pendapatan asli daerah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha kecil, menengah dan koperasi memiliki peran yang sangat strategis dalam memperkuat dan meningkatkan pendapatan daerah Provinsi Jawa Timur, terutama dalam

Lebih terperinci

Tri suswanto Saptadi Tujuan

Tri suswanto Saptadi  Tujuan Tri suswanto Saptadi http://trisaptadi.uajm.ac.id Tujuan Mengetahui peran dan fungsi manajemen sumber daya manusia dalam organisasi perusahaan sebagai salah satu langkah pengorganisasian. Mengetahui proses

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan 161 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda Pelaksanaan pendidikan di SMK

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Dalam mengelola organisasi saat ini menuntut adanya perubahanperubahan

BABI PENDAHULUAN. Dalam mengelola organisasi saat ini menuntut adanya perubahanperubahan BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mengelola organisasi saat ini menuntut adanya perubahanperubahan dari yang tradisional menjadi modem. Pada era globalisasi saat ini, perkembangan

Lebih terperinci